• Tidak ada hasil yang ditemukan

Andalusia dalam Lintasan Sejarah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Andalusia dalam Lintasan Sejarah"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

22 22 RAMADLAN - 6 SYAWAL 1431 H

A

ndalusia (Andalus) adalah

nama Arab untuk jazirah Iberia yang pada masa seka-rang dikenal sebagai negara Spanyol dan Portugis (Ahmad Thompson dan Athaur Rahim, Islam Andalusia, hal. 15). Sebelum ditaklukkan oleh umat Islam, Andalusia adalah sebuah negeri dengan sistem feodal yang disponsori oleh gereja resmi Katholik Roma. Is-lam datang pertama kali ke Andalusia pada tahun 711 M (92 H) sebagai ‘juru selamat’ untuk segenap lapisan ma-syarakat Eropa yang telah berabad-abad hidup dalam kegelapan. Seorang panglima perang umat Islam bernama Thariq bin Ziyad diberangkatkan oleh gubernur Qayrawan, Musa bin Nus-hair, guna memenuhi permintaan Yu-lian, gubernur Tangier (sekarang Maroko), untuk menaklukkan dan sekaligus membebaskan Andalusia dari kekuasaan raja Roderick yang memimpin dengan despotik.

Setelah ditaklukkan, mayoritas penduduk Andalusia memilih untuk memeluk agama Islam secara bebas, terutama mereka yang sebelumnya selalu merasa tertindas di bawah elit penguasa Katholik Roma. Sejarah ber-putar arah setelah Andalusia berada di bawah kepemimpinan umat Islam. Cahaya ilmu dan keadilan bersinar terang dan Andalusia berubah menja-di keagungan sejarah yang tidak ter-bantahkan. Ilmu-ilmu saintifik dan ke-Islaman berkembang dengan sa-ngat pesat di negeri yang kaya sum-ber daya alam ini.

Salah satu dinamika penting yang patut dicatat dari kegemilangan per-adaban Andalusia adalah karya para ulama di bidang kajian ke-Islaman. Iklim intelektual di Andalusia pada

saat itu sangat kondusif untuk mela-hirkan ulama dan ilmuwan besar. Se-perti disebutkan oleh Abid al-Jabiri bahwa suasana perdebatan (jadl) kontraproduktif yang dibawa oleh para ahli ilmu kalam tidak terdapat di Andalusia, sebagaimana yang ter-dapat di dunia Timur Islam (Abid al-Jabiri, Binyah al-Aql al-Arabiy, hal. 529). Untuk mengetahui betapa pro-duktifnya Andalusia melahirkan ilmu-wan saat itu, kita bisa membacanya melalui informasi yang dibawa oleh Ibnu al-Faradhi (w. 1013 M/962 H), tepat tiga abad setelah Islam mengin-jakkan kaki di Andalusia. Tercatat ada 1651 ulama (dari berbagai disiplin il-mu keislaman) yang biografinya di-muat oleh al-Faradhi dalam kitabnya,

Tarikh Ulama al-Andalus.

Khusus dalam ranah fiqih, ushul fiqih di Andalusia memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan kawasan Is-lam lainnya. Jika di Irak sangat kental nuansa fiqih rasionalnya karena pengaruh Abu Hanifah atau Mesir dikenal identik dengan negeri para ahli qiyas karena pengaruh Imam Syafii, maka Andalusia dikenal sebagai pusat penyebaran teori

maslahah mursalah karena pengaruh besar madzhab Maliki. Tercatat tokoh-tokoh besar Islam yang lahir di Andalusia adalah penganut madzhab Maliki, di antaranya yaitu: al-Baji (1081 M/474 H), Ibnul Ara-biy (w. 1148 M/543 H), Ibnu Rusyd (w. 1198 M/595 H) dan bapak “Maqashid Syariah” Imam asy-Syatibi (w. 1388 M/790 H).

Tentang penyebaran empat madzhab besar yang ada dalam sejarah Islam, sejarawan Ibnu Khaldun (w. 1405 M/808 H) dalam,

Andalusia dalam Lintasan Sejarah

Muqaddimah pasal tentang “fiqih”, menyatakan hal berikut: “Madzhab Hanbali banyak diikuti oleh penduduk Syam dan Baghdad. Madzhab Abu Hanifah banyak dianut oleh sebagian besar penduduk Irak, India dan Cina. Madzhab Syafii di-ikuti oleh penduduk Mesir. Adapun Madzhab Maliki tersebar luas di dae-rah bagian Barat dunia Islam (Maro-ko dan Andalusia—Pen) (Ibnu Khal-dun, Muqaddimah, hal. 951-955).

Sampai abad kelima, Andalusia memang masih identik dengan Madzhab Maliki, sampai kemudian datang seorang tokoh yang bernama Ibnu Hazm mengguncang stabilitas intelektual Andalusia dengan menyebarkan fiqih Madzhab Zahiri. Madzhab Zahiri (secara bahasa artinya literal) adalah madzhab yang didirikan oleh Abu Dawud az-Zahiri (w. 883 M/270 H) yang berasal dari Ashfahan, salah satu propinsi di Iran saat ini. Penulis biografi para ulama terbesar di abad modern, Abu Zahrah (w. 1974 M/1394 H), menyebutkan bahwa pada awalnya Madzhab Zahiri bersama Madzhab Hanafi, Syafii, dan Maliki adalah empat madzhab besar di bagian Timur dunia Islam. Sebaliknya, Madzhab Hanbali yang di kemudian hari menjadi madzhab besar di dunia Islam, sebelum abad kelima belum begitu populer dan tidak banyak diikuti oleh kaum Muslimin. Namun, berkat pengaruh seorang ulama besar madzhab Hanbali Ibnu Abi Ya’la (w. 1065 M/458 H) bendera Madzhab Hanbali mulai berkibar dan menggeser posisi Madzhab Zahiri di dunia Timur (Abu Zahrah, Ibnu Hazm Hayatuhu wa Ash-ruhu Arauhu wa Fiqhuhu, hal. 262).

Pilihan Ibnu Hazm dalam

me-MUHAMMAD ROFIQ MUZAKKIR

(2)

23 SUARA MUHAMMADIYAH 17 / 95 | 1 - 15 SEPTEMBER 2010 nempuh Madzhab Zahiri merupakan

sebuah sikap yang dianggap mela-wan arus pada masa itu, sebab ma-yoritas penduduk Andalusia, seperti telah disebutkan di atas, adalah peng-anut madzhab Maliki dan belajar fiqih secara monolitik melalui kitab al-Muwattha karya Imam Malik (w. 795M/179 H). Sebagai konsekuensi dari pilihannya yang berbeda dengan

mainstream, Ibnu Hazm mendapatkan resistensi dari kalangan para ulama dan pejabat negara. Berbagai macam perlakuan diterima oleh Ibnu Hazm, mulai dari cercaan, pengucilan, penjara sampai pembakaran terhadap ratusan jilid bukunya. Berhadapan dengan sikap tidak toleran dari ulama dan pemimpin di masanya, Ibnu Hazm

tetap tidak bergeming dari posisinya. Di kemudian hari, konsistensi Ib-nu Hazm dalam memperjuangkannya madzhabnya membuahkan hasil. Oleh para ulama, ia dianggap sebagai pencetus genre baru dalam metodologi ijtihad yang menyisakan banyak pengaruh di dunia Islam di kemudian hari. Tokoh-tokoh besar yang lahir di Andalusia, misalnya, tidak bisa sama sekali dilepaskan dari proyek besar yang sebelumnya telah digagas oleh Ibnu Hazm.

Dalam konteks ushul fiqih, pe-ngaruh Ibnu Hazm bisa kita temukan pada sosok Ibnu Rusyd. Sekalipun tidak menulis buku ushul fiqih, kata pengantar dalam bukunya, Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah

al-Muq-tashid, jelas menggambarkan bahwa ia telah ‘meminjam’ banyak hal dari Ibnu Hazm. Begitu pula dengan salah seorang pembaru ushul fiqih, Imam al-Syatibi, yang mengarang kitab al-Muwafaqat. Proyek Maqashid Sya-riah-nya sekalipun benar-benar ge-nuine merupakan temuannya, tetap masih tidak bisa dikatakan berdiri in-dependen secara epistemologis jika dihadapkan dengan pemikiran Ibnu Hazm (Abid al-Jabiriy, Binyah al-Aql al-Arabiy, hal. 547). Ibnu Arabiy (w. 1240 M/638 H) yang sekalipun secara akidah menganut keyakinan batini-yah, tetapi secara fiqih adalah peng-anut aliran literal madzhab Zahiri (al-Maqqari, Nafhu al-Tayyib, vol. 2, hal. 813).lBERSAMBUNG

ekor ayam yang disembelih, maka dicukup-kan membacanya sekali di awal penyembe-lihan, dan bagi kita yang memakannya dicu-kupkan dengan membaca basmalah ketika akan makan jika penyembelihnya seorang muslim.

4. Perlu diketahui bahwa makanan yang diharamkan telah dijelaskan dalam al-Qur’an maupun hadis. Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah (5): 3;

Artinya: “Diharamkan bagimu (mema-kan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, …” (Q.s. Al-Maidah [5]: 3)

Di antara makanan yang diharamkan

adalah bangkai. Yang dimaksud bangkai adalah binatang yang mati secara alami seperti tercekik, terpukul, tertanduk oleh binatang lain atau diterkam binatang buas. Berkaitan dengan pertanyaan saudara, ayam yang sudah mati jelas haram dimakan karena termasuk kategori bangkai. Namun, apakah telor yang ada pada dubur ayam yang sudah mati tersebut termasuk haram atau tidak? Memakan telor dari binatang yang bertelor yang keluar pada waktu hidupnya tidak syak (ragu) lagi tentang halalnya, baik binatang yang hidup di darat maupun yang hidup di air. Sedangkan telor dari binatang yang sudah mati karena disembelih itupun jelas halalnya. Namun jika matinya karena tidak disembelih, bisa jadi ada yang beranggapan haram lantaran keluarnya dari binatang yang sudah menjadi bangkai, maka telornya pun ikut menjadi bangkai, jadi sama haramnya.

Dalam pandangan kami, bahwa telor yang ada pada dubur ayam yang sudah mati pada dasarnya tetap halal untuk dima-kan, sekalipun ayam tersebut mati tanpa di-sembelih. Hal ini karena telor tersebut telah keluar dari perut ayam, hanya saja belum sempat keluar dari dubur ayam yang kemu-dian mati mendadak tersebut, sehingga bu-kan bagian dari bangkai. Meskipun demi-kian, yang perlu diwaspadai adalah penye-bab kematian ayam yang mendadak terse-but, karena bisa jadi karena penyakit yang berbahaya, seperti flu burung misalnya. Oleh sebab itu, meskipun pada dasarnya telor tersebut halal untuk dimakan, namun demi menjaga kesehatan sebaiknya tidak usah dikonsumsi, mengingat kematian ayam yang mendadak tersebut bisa jadi karena penyakit yang bisa menular melalui telornya.

Wallahu a‘lam bish-shawab. *ay)

DARI HAL 16 FATWA AGAMA...

dak mampu mendiktekan sendiri, hendaklah walinya mendiktekannya dengan benar. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi laki-laki di antara kamu. Jika tak ada saksi dua orang laki, maka seorang laki-laki dan dua orang perempuan di antara orang-orang yang kamu sukai dari para saksi yang ada, agar jika

seorang lupa maka yang seorang lagi mengingatkannya. Dan jangan-lah saksi-saksi itu menolak apabila dipanggil. Dan janganlah kamu bo-san menuliskannya, untuk batas wak-tunya, baik utang itu kecil maupun besar. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan dapat menguatkan kesaksian dan lebih mendekatkan kepada ketidakraguan, kecuali jika hal itu merupakan perdagangan tu-nai yang kamu jalankan di antara

kamu, maka tidak ada dosa bagi ka-mu, jika kamu tidak menuliskannya. Dan ambillah saksi apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dipersulit dan begitu juga saksi. Jika kamu lakukan yang demikian, ma-ka sungguh hal itu suatu kefasima-kan pada diri kamu. Bertakwalah ke-pada Allah, Allah memberikan pengajaran kepadamu, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

(Al-Baqarah [2]: 282).l

DARI HAL. 19

Referensi

Dokumen terkait

Suatu keadaan dimana oksigen yang terdapat dalam darah, oleh karena suatu Suatu keadaan dimana oksigen yang terdapat dalam darah, oleh karena suatu hal,

Suatu Persekutuan Firma dianggap bubar menurut hukum yang berlaku, apabila; waktu yang ditentukan untuk bekerja dalam akta notaris telah lampau, barang yang menjadi objek usaha

(1) Apabila cedera yang diuraikan dalam Pasal 2 merupakan sebab langsung dari kematian Tertanggung dalam jangka waktu 365 hari sejak tanggal terjadinya

Sosialisasi kebijakan merupakan kegiatan untuk memperkenalkan program kerja dari suatu perangkat daerah (PD) dan sosialisasi terkait informasi atau isu serta

Berdasarkan kegiatan bank dalam menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat (dalam hubungannya dengan nasabah), maka suku bunga yang dikelompokkan dalam 2 (dua) jenis

oleh sekjen departemen perindustrian Indonesia.Semenjak tahun 1970  –   –    1977 galangan   1977 galangan kapal makassar masih berstatus sebagai proyek. Pada tanggal

Paradigma baru pemberdayaan yang menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan diharapkan lebih dapat bersifat memberdayakan masyarakat mengingat salah satu

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat asupan energi, protein, dan lemak dengan kebugaran taruni di asrama Politeknik Ilmu