• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENYESUAIAN DIRI DENGAN PRESTASI KERJA PEGAWAI YANG MENGALAMI MUTASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PENYESUAIAN DIRI DENGAN PRESTASI KERJA PEGAWAI YANG MENGALAMI MUTASI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang

Pembangunan pada hakekatnya adalah kesadaran atau keinsyafan untuk

melakukan kegiatan memperbaiki, mendirikan bahkan menumbuhkan serta

meningkatkan daya upaya yang mengarah kepada keadaan yang lebih baik dengan

dilandasi oleh semangat, kemauan dan tekad yang tinggi yang bertujuan untuk

melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat memperbaiki dan meningkatkan

kinerja yang selama ini masih dianggap kurang.

Tujuan tersebut baru dapat dicapai apabila pembangunan nasional

dilaksanakan secara menyeluruh dengan pemanfaatan sumber daya manusia dan

sumber daya bukan manusia, serta pelaksanaan pembangunan disegala bidang,

terencana, terarah, bertahap dan berkesinambungan. Salah satu bidang tersebut

adalah pembangunan manusia seutuhnya. Dalam hal ini keberhasilan

pembangunan tergantung pada aspek manusianya yakni sebagai pemimpin,

pelaksana dan pengelola sumber daya yang ada dalam negara, yang dalam hal ini

adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan

nasional terutama tergantung pada kesempurnaan aparatur negara baik ditingkat

pusat maupun ditingkat daerah. Dalam rangka mencapai tujuan nasional

sebagaimana dikemukakan di atas, diperlukan adanya pegawai yang penuh

kesediaan dan ketaatan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, negara

dan pemerintah serta bersatu padu, bermental baik, berwibawa, kuat berdaya

guna, bersih, berkualitas tinggi dan sadar akan tanggung jawabnya sebagai

seorang pegawai.

Untuk menuju sebuah kesuksesan tersebut, sebuah instansi pemerintahan

tidak jarang untuk melakukan mutasi terhadap karyawan-karyawannya yang

dianggap kurang berkompeten di salah satu dinas untuk dipindahkan ke dinas

(2)

2

berkompeten di salah satu dinas, dipindahkan ke dinas yang lain dengan tujuan

untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.

Hal tersebut sudah tercantum di dalam peraturan pemerintah nomor 43

Tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian, dan tentang wewenang

pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian pegawai negeri sipil diatur di

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000. Kedua Peraturan

perundang-undangan tersebut merupakan pedoman pelaksanaan mutasi kepegawaian di setiap

instansi pemerintah umum dan daerah.

Mutasi tidak terlepas dari alasan untuk mengurangi rasa bosan pegawai

kepada pekerjaan serta meningkatkan motivasi kerja pegawai. Selain itu untuk

memenuhi keinginan pegawai sesuai dengan minat dan bidang tugasnya

masing-masing dimana dalam kegiatan pelaksanaan mutasi kerja sering disalah tafsirkan

orang yaitu sebagai hukuman jabatan atau didasarkan atas hubungan baik antara

atasan dengan bawahan. Selain itu pegawai yang terkena mutasi di tempat

barunya dia bekerja dapat menunjukan apakah prestasi kerja pegawai tersebut

menurun di tempat barunya atau semakin menanjak naik.

Dalam pelaksanaan mutasi harus benar-benar berdasarkan penilaian yang

objektif dan didasarkan atas indeks prestasi yang dicapai oleh karyawan

mengingat sistem pemberian mutasi dimaksudkan untuk memberikan peluang

bagi para pegawai negeri sipil untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Namun beberapa mutasi yang dilakukan oleh instansi pemerintahan tidak

selalu berdampak baik pada karyawan maupun kepada instansi yang menampung

pegawai mutasi tersebut. Seperti pegawai tersebut tidak nyaman berada di tempat

kerja barunya sehingga mempengaruhi kinerja pegawai dan berdampak kepada

prestasi kerjanya yang menjadi menurun di tempat kerja barunya tersebut. Selain

itu instansi yang menaungi pegawai tersebut juga terkena dampak dari

menurunnya kinerja dan prestasi kerja yang dialami pegawai tersebut. Seperti

kurang optimal dalam menjalankan tujuan yang telah dijalani oleh sebuah instansi

pemerintahan selama ini.

Proses mutasi khususnya dalam pengertian perpindahan PNS antar unit

kerjadi lingkungan pemerintah daerah yang sama, juga memperlihatkan kondisi

(3)

terencana. Hampir seluruh daerah propinsi/kabupaten/kota belum memiliki pola

(pattern) mutasi yang sistematis sesuai dengan kapasitas individual PNS dan

karakteristik, beban dan volume pekerjaan. Hasilnya, dapat dikatakan bahwa

prinsip ‘the right man in the right place on the right time’ masih sebatas slogan

karena adanya muatan kepentingan dari pejabat tertentu yang mempunyai

kewenangan di bidang kepegawaian ataupun ada interest pribadi yang sangat kuat

terhadap jabatan atau orang yang dipromosikan. Oleh sebab itu pola mutasi atau

aturan main dalam mutasi tidak dapat terwujud di banyak daerah.

Seperti sebuah kasus yang terjadi di sebuah daerah di Indonesia, yang

mana mutasi yang dilakukan sudah dianggap sangat menyalahi aturan. Dimana

mutasi yang dilakukan oleh pejabat daerah tersebut dilakukan secara serampangan

dan seenaknya sendiri tanpa memperdulikan kemampuan dan individu pegawai

yang mengalami mutasi kerja ditempat kerja yang baru atau mendapat jabatan

baru di tempat kerjanya selama ini. Dalam hal ini Kemendagri ikut turun tangan

untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di instansi daerah tersebut. Sehingga

PNS yang terkena nonjob tanpa alasan yang jelas maka harus dikembalikan ke

eselon yang sama demi menjaga suasana pemerintahan daerah. Selain itu

Kemendagri juga meminta pejabat wali kota setempat membatalkan mutasi dan

demosi yang dilakukan terhadap pejabat setempat.

Mutasi Pegawai Negeri Sipil bersifat regular. Artinya, setiap 4 tahun sekali

PNS secara otomatis akan mengalami mutasi, terlepas apakah yang bersangkutan

mampu menunjukkan kinerja yang istimewa atau tidak sama sekali. Mutasi seperti

ini sama sekali tidak terkait dengan kinerja yang dihasilkan. Kesimpulannya, pola

mutasi yang diterapkan selama ini sesungguhnya telah menyalahi aturan pasal 12

ayat (2) UU No. 43 Tahun 1999 yang menyatakan bahwa “… pembinaan yang

dilaksanakan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang

dititikberatkan pada sistem prestasi kerja”.

Penyesuaian diri yang dimiliki oleh pegawai negeri sipil juga

mempengaruhi kinerja pegawai negri di tempat bekerjanya yang baru setalah

mengalami sebuah mutasi. Seperti instansi tempat bekerja pegawai tersebut tidak

sesuai dengan ilmu yang dikuasai selama menempuh pendidikan dulu. Sehingga

(4)

4

instansinya yang baru. Selain itu suasana kantor yang tidak mendukung dibanding

tempat pegawai tersebut bekerja dulu dapat mempengaruhi penyesuaian diri

pegawai. Sehingga dapat mempengaruhi prestasi kerja dan prestasi suatu

organisasi. Prestasi organisasi tidak lepas dari prestasi kerja dari setiap individu

atau pegawai yang ada di dalamnya.

Dengan adanya penilaian prestasi kerja dapat diibaratkan bahwa para

bawahan mendapat perhatian dari atasannya sehingga mendorong mereka

bergairah bekerja, asalkan proses penilaiannya jujur dan obyektif serta ada tindak

lanjutnya. Selain itu, penilaian prestasi kerja adalah menilai rasio hasil kerja nyata

dengan standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan.

Mendapatkan kebijaksanaan berarti apakah karyawan akan dipromosikan,

didemosikan atau dimutasi.

Hal utama yang dituntut oleh instansi dari karyawannya adalah prestasi

kerja mereka yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Prestasi kerja karyawan akan membawa dampak bagi karyawan yang

bersangkutan maupun instansi tempat ia bekerja. Prestasi kerja yang tinggi akan

meningkatkan kinerja instasi yang dinaungi, menurunkan tingkat keluar masuk

karyawan (turn over), serta memantapkan manajemen perusahaan. Sebaliknya,

prestasi kerja karyawan yang rendah dapat kinerja instasi yang dinaungi dan

produktivitas kerja, meningkatkan tingkat keluar masuk karyawan, yang pada

akhirnya akan berdampak pada pelayanan terhadap masyarakat.

Bagi karyawan, tingkat prestasi kerja yang tinggi dapat memberikan

keuntungan tersendiri, seperti meningkatkan gaji, memperluas kesempatan untuk

dipromosikan, menurunnya kemungkinan untuk didemosikan, serta membuat ia

semakin ahli dan berpengalaman dalam bidang pekerjaannya. Sebaliknya, tingkat

prestasi kerja karyawan yang rendah menunjukkan bahwa karyawan tersebut

sebenarnya tidak kompeten dalam pekerjaannya, akibatnya ia sukar untuk

dipromosikan ke jenjang pekerjaan yang tingkatannya lebih tinggi, memperbesar

kemungkinan untuk didemosikan, dan pada akhirnya dapat juga menyebabkan

(5)

Maka perlu disadari pentingnya pengembangan yang sesuai pada setiap

karyawan yang ada di dalam organisasi tersebut, mengingat bahwa karyawan atau

pegawai merupakan sumber daya yang tinggi nilainya.

Berdasarkan uraian singkat di atas, penulis tertarik untuk meneliti dan

membahas hal ini menjadi sebuah objek penelitian, adapun judul yang penulis

ajukan adalah : “Hubungan penyesuaian diri dengan prestasi kerja pegawai

yang mengalami mutasi”.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dapat dicapai adalah :

Untuk mengetahui hubungan penyesuaian diri dengan prestasi kerja pegawai

yang mengalami mutasi.

C. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan penyesuaian diri dengan prestasi kerja pegawai yang

menglami mutasi ?

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Dari manfaat ini di harapkan dapat bermanfaat untuk mengmbangkan

ilmu psikologi khususnya Psikologi Industri dan Organisasi

b. Manfaat Praktis

Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat membantu dan

memberikan masukan bagi mahasiswa, pegawai negri sipil, maupun

(6)

HUBUNGAN PENYESUAIAN DIRI DENGAN PRESTASI KERJA

PEGAWAI YANG MENGALAMI MUTASI

SKRIPSI

Oleh :

SETYA ARY PRIAMBODO RAHADI WARSENA

08810052

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(7)
(8)
(9)
(10)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Hubungan Penyesuaian Diri Dengan Prestasi Kerja Pegawai yang Mengalami

Mutasi”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di

Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan

dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M. Si, selaku dekan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadyah Malang

2. Zakarija Achmad, S.Psi., M. Si dan Muhammad Shohib, S.Psi., M. Si selaku

Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Dra. Djudiah, M. Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi

pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. Kepala BANKESBANG LINMAS – Kota Blitar yang telah memberikan ijin

dan fasilitas bagi penulis untuk melekukan penelitian.

5. Kepala BKD – Kota Blitar yang telah memberikan ijin dan fasilitas bagi

penulis untuk melakukan penelitian.

6. Pegawai Negri Sipil Pemerintah Kota Blitar yang telah bersedia menjadi

subjek penelitian.

7. Kepada Alm. Kakek ku, Bpk. Warsimin Setyo Dharsono dan Alm. Ayah ku

Bpk. Bambang Sudarsono, maaf kan cucu dan anak mu ini yang belum

sempat untuk membanggakan kalian

8. Kepada Ibu’ku, Mbah Uti, dan Mama yang selalu memberi do’a dan kasih

sayang serta dukungan baik moril maupun materil, sehingga penulis

(11)

vi

9. Kepada Kakak ku, Setya Wiratna beserta Kakak ipar ku, Zakiyah Darojat

,yang telah memotivasi dan banyak membantu dalam penyelesaian skripsi

ini.

10.Kedua keponakan ku Aryo Bimo dan Elok Anantya Maharani, yang selalu

menghibur ketika sedang gundah.

11.Para sobat seperjuangan, senasib dan sepenanggungan, Franky Sulistyo Adi,

Muhammad Quzwini, Dian Nirmala, Ellan Wahyudi dan Anisa Hamlin.

Terima kasih atas bantuan dan motivasinya. Semoga persaudaraan kita tidak

putus ditengah jalan sobat.

12.Rekan – rekan yang telah membantu, Rayi Kusuma Ningrum, Marita

Murtiani Ariestya, dan Frida Lestari. Terima kasih atas motivasi, pertolongan

dan bukunya.

13.Teman-teman kelas A angkatan 2008, yang tidak bisa saya sebutkan satu

persatu.

14.Rekan-rekan UPT BK, Mbak Inay, Mbak Rosita, Mbak I’im, Mia dan Dewi

terima kasih telah menampung saya di BK.

15.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak

memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga

kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski

demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti

khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, April 2012

Penulis

(12)

vii

INTISARI

Warsena, Setya Ary Priambodo Rahadi (2012). Hubungan Penyesuaian Diri Dengan Prestasi Kerja Pegawai Yang Mengalami Mutasi. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadyah Malang. Pembimbing : (1) Zakarija Achmad, S.Psi., M. Si (2) Muhammad Shohib, S.Psi., M. Si.

Kata Kunci : penyesuaian diri, mutasi pegawai, prestasi kerja.

Kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan nasional terutama tergantung pada kesempurnaan aparatur negara baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah. Untuk menuju sebuah kesuksesan tersebut, sebuah instansi pemerintahan tidak jarang untuk melakukan mutasi terhadap karyawan-karyawannya yang dianggap kurang berkompeten di salah satu dinas untuk dipindahkan ke dinas yang lain agar lebih berkompeten. Penyesuaian diri yang dimiliki oleh pegawai negeri sipil juga mempengaruhi kinerja pegawai negri di tempat bekerjanya yang baru. Seperti instansi tempat bekerja pegawai tersebut tidak sesuai dengan ilmu yang dikuasai selama menempuh pendidikan dulu dan suasana kantor yang tidak mendukung dibandingkan tempat pegawai tersebut bekerja dulu, sehingga dapat mempengaruhi penyesuaian diri pegawai dan dapat mempengaruhi prestasi kerja pegawai. Maka perlu disadari pentingnya pengembangan yang sesuai pada setiap karyawan yang ada di dalam organisasi tersebut, mengingat bahwa karyawan atau pegawai merupakan sumber daya yang tinggi nilainya

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis korelasional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel purpose dengan subyek 60 orang pegawai negri sipil pemkot Blitar yang pernah mengalami mutasi. Untuk mengetahui penyesuaian diri pegawai dilakukan dengan menggunakan teknik skala. Sedangkan untuk prestasi kerja pegawai diketahui melalui DP3 (daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan) pemkot Blitar.

(13)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN... iii

SURAT PERNYATAAN... iv

KATA PENGANTAR... v

INTISARI... vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Tujuan Penelitian... 5

C. Rumusan Masalah... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyesuaian Diri... 6

B. Prestasi Kerja... 9

C. Mutasi Karyawan... 21

D. Hubungan Penyesuaian Diri Dengan Prestasi Kerja Pegawai Yang Mengalami Mutasi... 26

E. Kerangka Pemikiran... 28

(14)

ix

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian... 30

B. Identifikasi Variabel Penelitian... 30

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 30

D. Populasi dan Sampel... 32

E. Jenis Data dan Instrumen Penelitian... 33

1. Jenis Data... 33

2. Instrumen Pengumpul Data... 33

F. Prosedur Penelitian... 38

G. Uji Validitas dan Reliabilitas... 38

H. Metode Analisa Data... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data... 43

B. Hasil Analisa Data... 44

C. Pembahasan... 45

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 49

B. Saran... 49

DAFTAR PUSTAKA... 50

(15)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Distribusi sampel penelitian... 33

Tabel 2 : Blue print skala penyesuaian diri... 37

Tabel 3 : Rangkuman analisis kesahihan butir skala penyesuaian diri... 40

Tabel 4 : Reliabilitas skala penyesuaian diri... 41

Tabel 5 : Rancangan analisa data... 42

Tabel 6 : Sebaran Z score penyesuaian diri... 44

Tabel 7 : Nilai prestasi kerja berdasar DP3... 44

(16)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Skala Penyesuaian Diri... 52

Lampiran 2 : Rangkuman hasil penilaian DP3 pegawai negri sipil pemkot Blitar... 57

Lampiran 3 : Nilai skala penyesuaian diri dan prestasi kerja... 60

Lampiran 4 : Uji Reliabilitas penyesuaian diri... 63

Lampiran 5 : Uji Korelasi... 70

Lampiran 6 : Nilai Rerata Z-Score Penyesuaian Diri dan Prestasi Kerja... 71

(17)

xii

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, Mustafa. (1982). Penyesuaian Diri Pengertian dan Peranannya Dalam Kesehatan Mental. Jakarta : Bulan Bintang

Winarsunu, Tulus. (2008). Psikologi Keselamatan Kerja. Malang : UMM Press

Winarsunu, Tulus. (2002). Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang : UMM Press

Winarsunu, Tulus. (1996). Statistik Teori dan Aplikasinya. Jilid 1. Malang : UMM Press

Runyon, Haber. (1984). Psychology of Adjusment. Singapore : McGraw-Hill

Wursanto, IG. (1989). Manajemen Kepegawaian 2. Yogyakarta : Kanisius

Dharma, A. (1985). Manajemen Prestasi Kerja. Jakarta : CV. Rajawali

Poerwanti, E dkk. (1997). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian :UMM Press

Rao, TV. (1992). Penilaian Prestasi Kerja. Jakarta : PT Pustaka Binamaan Presindo

Kartono, Kartini. (1981). Patologi Sosial. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Hasibuan, Malayu P. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. edisi revisi. Jakarta : Bumi Aksara

Hasibuan, Malayu P. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Anoraga, Panji. (2009). Psikologi Kerja. Jakarta : PT.Adi Mahasatya

Djatmika, Sastra dan Marsono. (1995).Hukum Kepegawaian di Indonesia. Jakarta : PT. Penerbit Djambatan

Gerungan, W.A. (1991). Psikologi Sosial. Bandung : PT. Eresco

(18)

xiii

Azwar, Syaifudin. (1995). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2003). Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung : Refika Aditama

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Simamora, Henry. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : STIE YKPN

Sastrohadiwiryo, Siswanto. (2003). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung : CV. Pustaka Setia

Prabu, Anwar. (2005). Pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja pegawai badan koordinasi keluarga berencana nasional kabupaten muara enim. Jurnal Manajemen dan Bisnis.

As’ad, Moh. (1998). Psikologi Industri. Edisi kelima. Yogyakarta : Liberty

Manullang, M. (1982). Dasar-dasar Manajemen. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Indo Sdm. (2010). Mutasi dan rotasi karyawan harap-harap cemas. Diakses 4 Desember 2011 dari http://indosdm.com/mutasi-dan-rotasi-karyawan-harap-harap-cemas.

BSDM Bappenas. (2009). Mutasi. Diakses 4 Desember 2011 dari http://bsdm.bappenas.go.id/?page=lay_mutasi.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, para manajer dituntut untuk dapat memadukan pengetahuan mereka dalam pengambilan keputusan ekonomi dengan perundang-undangan yang berlaku agar

Pengertian yang ada dalam syariah sedikit berbeda dengan pengertian gadai yang ada dalam hukum positif, sebab pengertian gadai dalam hukum positif seperti

Titik berat bidang gabungan Mempersiapka n tugas dan mendiskusikan nya dalam kelompok Menyelesai kan permasalah an titik berat dan mendiskusi kannya Kemampuan dalam

Pemahaman konsep IPA siswa Kelas VII.2 SMP Negeri 1 Rambah yang diajar dengan menggunakan model pembela- jaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray secara umum tergolong sedang,

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Free

Pada Musrenbang Kecamatan Gunungpati ada 4 usulan yang berasal dari Kelurahan Nongkosawit, namun dari ke empat usulan tersebut hanya ada 3 usulan paling

Olen kiinnostunut nimenomaan siitä, miten nuoret kokivat hankkeen auttavan ja tukevan heitä mahdollisten muutosten tekemisessä sekä mitä nämä muutoksen

Berdasarkan pendapat tersebut yang dimaksud dengan produksi yang dihasilkan kebun karet adalah hasil usaha kebun karet yang diperoleh setiap luas lahan