• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PERUM PERHUTANI DENGAN MASYRAKAT DALAM MENANGGULANGI LAJU KERUSAKAN HUTAN NEGARA MELALUI PROGRAM PHBM (Studi di BKPH Pujon, Rph pujon Utara, Kecamatan Pujon Kabupaten Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PERUM PERHUTANI DENGAN MASYRAKAT DALAM MENANGGULANGI LAJU KERUSAKAN HUTAN NEGARA MELALUI PROGRAM PHBM (Studi di BKPH Pujon, Rph pujon Utara, Kecamatan Pujon Kabupaten Malang)"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PERUM PERHUTANI DENGAN MASYRAKAT DALAM MENANGGULANGI LAJU KERUSAKAN HUTAN NEGARA MELALUI

PROGRAM PHBM

(Studi di BKPH Pujon, Rph pujon Utara, Kecamatan Pujon Kabupaten Malang)

SKRIPSI

Disusun Oleh :

NAMA MAHASISWA : MUHAMMAD ANDIKA SAINUDDING NIM : 201210050311009

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Dipertahankan Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang pada:

Hari : Sabtu

Tanggal : 30 bulan juli 2016

Jam : 09-10

Tempat : Meja ll Ruang 603

Dewan Penguji

1. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si (...) 2. Dr. Vina Salviana S, M.Si (...) 3. Salahudin S.IP M.SI (...) 4. Muhammad Kamil, S.IP., MA (...)

Mengesahkan Dekan

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

(3)

KATA PENGANTAR

Puji sukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa

melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Upaya Perum Perhutani

Dengan Masyrakat Dalam Menanggulangi Laju Kerusakan Hutan Negara Melalui Program PHBM (Study BKPH Pujon, Rphpujon Utara Kecamatan Pujon Kabupaten Malang)”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu

Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Malang.

Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan rasa

hormat atas segala bimbingan, pengarahan, serta dorongan yang telah diberikan

kepada penulis selama penyusunan skripsi, dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. Fauzan, M.Pd Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang

2. Dosen Pembimbing 1 Dr.Tri Sulistyaningsih, M.Si Yang Telah Membantu

Saya Dalam Penulisan Skripsi Ini.

3. Dosen Pembimbing 2 Dr Vina Salviana S, M.Si Yang Telah Membantu Saya

Dalam Penulisan Skripsi Ini.

4. Ketua Kajur Ilmu Pemerintahan Hevi Kurnia Hardini, Sip, Ma.Gov

5. Terima kasih kepada Dr. Asep Nurjaman, M.Si Selaku Dekan Fisip UMM

(4)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI ... l

BERITA ACARA SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI ... ll

BERITA ACARA BIMBINGAN ... lll

SURAT PERNYATAAN ... lV

ABSTRAKSI ... V

LEMBAR PENGESAHAN ... Vl

PERSEMBAHAN ... Vll

KATA PENGANTAR ... Vlll

DAFTAR ISI ... IX

BAB l PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Konsep ... 9

F. Definisi Operasional ... 13

1. Upaya Perum Perhutani dalam menanggulangi laju kerusakan hutan. ... 14

2. Faktor-Faktor Yang Dihadapi Perum Perhutani Dalam menanggulangi laju kerusakan hutan ... 15

G. Metode Penelitian ... 16

1. Jenis Penelitian ... 16

2. Lokasi Penelitian ... 16

3. Subyek Penelitian ... 16

4. Sumber Data ... 17

5. Teknik Pengumpulan Data ... 18

(5)

BAB ll LANDASAN TEORI ... 23

A. Konsep Kehutanan ... 23

1. Pengertian hutan ... 23

2. Klarifikasi hutan ... 24

B. Upaya Perum Perhutani ... 26

C. Hutan Negara ... 30

D. Kerusakan Hutan ... 32

E. Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) ... 37

F. Konsep Kebijakan Publik ……… 42

BAB lll GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALANG ... 47

A. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik ... 47

B. Demografi ... 51

C. Tata Ruang Wilayah ... 51

D. Profil Umum Perhutani ... 56

E. Sejarah Perusahaan ... 57

F. Wilayah Kerja ... 60

G. Unit Kerja ... 61

H. Visi Dan Misi ... 62

I. Struktur Perum Perhutani ... 63

J. Profil Bkph Pujon ... 63

K. Toporgrafi ... 64

L. Kerjasama ... 65

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISI DATA... 70

A. Kondisi hutan kecamatan pujon ... 70

1. Komunikasi dan Penyuluhan dengan masyarakat ... 74

2. Reboisasi Hutan ... 79

3. Patroli Preventif ... 85

(6)

BAB V PENUTUP ... 101

A. Kesimpulan ... 101

B. Saran ... 103

C. Daftar Pustaka ... 104

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Siklus Penelitian Data Kualitatif Model Interaktif ... 20

Gambar. 4.1 kondisi hutan pujon utara dilihat bawah ... 71

Gambar 4.2 kondisi hutan pujon utara dilihat dari bawah ... 72

Gambar 4.3 Kegiatan penyuluhan yang dilakukan polisi hutan Perum Perhutani kepada masyarakat pujon. ... 77

Gambar 4.4 100 Bibit Pohon Jabon Sebelum Dilakukan Penanaman kembali pada petak 64b lokasi pujon utara. ... 82

Gambar 4.5 Penanaman Jabon Yang Dilakukan Kepolisian Pujon Bersama Polisi Hutan Perum Perhutani…... 83

Gambar 4.6 Patroli rutin yang dilakukan Polisi Hutan dan Mantri Perum Perhutani pada daerah pertanian masyarat Pujon utara agar kawasan pertanian tidak meluas. ... 88

Gambar.4.7 Kegiatan patroli di sumber mata air pujon utara…………. 89

(7)

DAFTAR PUSTAKA BUKU:

Arief, Arifin 2001. Hutan dan kehutanan, Yogyakarta: kanisus

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Alam setia zain , 1997, hukum lingkungan konservasi hutan dan segi-segi hukum

pidana, rinerka cipta, jakarta

Direksi Perum Perhutani, 2007

direksi Perum Perhutani No 458 Tahun 2007 tentang upaya penanggulangan

kerusakan hutan

Fauzi Abdullah, dkk (2000). Merubah kebijakan publik. Pustaka pelajar.

Yogyakarta

Hadari, Nawawi. 2002. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Iskandar dan nugraha A, 2007 politik pengelola sumber daya hutan : issue dan

agenda mendesak. Debur press

J. Moleong, lexy. 2013. Metode penelitian kuantitatif edisi revisi. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Jana supriatna, 2008. Melestarikan alam Indonesia. Yayasan obor Indonsia.

Jakarta 2001.

Joko Widodo, 2007, Analis kebijakan publik “ konsep dan aplkasi proses kebijakan

publik” banyumedia publishing. Malang

Koentjaraningrat. 1997. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Purwanto, teguh. 1989, meningkatkan partisipasi masyarakat desa hutan dalam

pembangunan dan pelestarian hutan. jakarta :sinar grafika

Rahayu, I dan Ardani, T. 2004. Observasi dan Wawancara. Malang : Bayumedia

Publishing.

Salim, H.S 2002, dasar-dasar hukum kehutanan . jakarta : sinar grafika

(8)

Soeriaatmadja. 1997. Ilmu Lingkungan. ITB Press. Bandung

UUD

Undang-undang Pokok N0.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

Undang-Undang Republik Indonesia No 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan

Dan Pemberantasan Kerusakan Hutan

Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1986 dan Peraturan Pemerintah Nomor 30

Tahun 2003

INTERNET:

Datu pada 2 Februari 2016

http://www.sariwaran.com/eksploitasi-alam-paru-paru-dunia/ diakses pada Selasa 03-02-2016 jam 13.53

Irwanto pada 9 maret 2012 http: //www.irwantoshut.com/kerusakan

hutan_indonesia. html diakses pada hari Rabu 30 Desember 2015 11.28

Profil Pujon http://pujon.malangkab.go.id/?page_id=5 diakses pada hari Minggu

27 Desember 2015 20.22

Perum Perhutani http://perumperhutani.com/profil/ diakses pada jum’at 04

Februari 2016 jam 14.20

Perum Perhutani http://perumperhutani.com/profil/new-milayah-kerja/ diakses

pada jum’at 04 Februari 2016 jam 14.32

Perum Perhutani http://perumperhutani.com/profil/visi-misi-budaya-perusahaan/

diakses pada jum’at 04 Februari 2016 jam 14.36 OBSERVASI

Wawancara dengan Asper Perum Perhutani BKPH Pujon tahun 2016

Wawancara dengan Mantri RPH Pujon Utara tahun 2016

Wawancara Dengan Masyarakat Tahun 2016

(9)

1

BAB l PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Hutan adalah sumber penghasil oksigen bagi dunia. Untuk perannya sebagai

produsen oksigen tersebut, hutan mendapat gelar sebagai paru-paru dunia. Hutan

juga penyimpan cadangan air tanah terbesar di dunia. Hutan merupakan rumah bagi

jutaan makhluk hidup. Kehidupan yang berlangsung di dalam hutan menciptakan

berbagai jenis hubungan antara berbagai makhluk hidup yang ada di dalam hutan.

Hutan sebagai karunia dan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang diamanatkan

kepada bangsa Indonesia, merupakan kekayaan yang dikuasai oleh negara dan

memberikan manfaat bagi umat manusia yang wajib disyukuri, dikelola, dan

dimanfaatkan secara optimal serta dijaga kelestariannya untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. (Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945).

Hutan merupakan salah satu bentuk dari sumber daya alam hanyati dan

memiliki ekositem yang beraneka ragam yang terkandung di dalamnya. Dalam

Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan pada

Pasal 4 ayat 1 menyebutkan semua hutan di dalam wilayah Republik Indonesia

termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya adalah hutan Negara dan

dikuasai oleh Negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Ayat 2 Penguasaan

hutan oleh Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberi wewenang

(10)

2 dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan; b.) menetapkan status wilayah

tertentu sebagai kawasan hutan atau kawasan hutan sebagai bukan kawasan hutan;

dan c.) mengatur dan menetapkan hubungan-hubungan hukum antara orang dengan

hutan, serta mengatur perbuatan-perbuatan hukum mengenai kehutanan. Ayat 3

penguasaan hutan oleh Negara tetap memperhatikan hak masyarakat hukum adat,

sepanjang kenyataannya masih ada dan diakui keberadaannya, serta tidak

bertentangan dengan kepentingan nasional1.

Hutan Indonesia merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan

berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan

alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Kawasan

hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah

untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.

Indonesia adalah negara yang mempunyai hutan yang sangat luas. Kawasan

hutan Indonesia mencapai 162 juta hektar. Lahan hutan terluas terdapat di Papua

(32,36 juta hektar). Lokasi hutan Indonesia lainnya terdapat di Kalimantan (28,23

juta hektar), Sumatera (14,65 juta hektar), Sulawesi (8,87 juta hektar), Maluku dan

Maluku Utara (4,02 juta hektar), Jawa (3,09 juta hektar), serta Bali dan Nusa

Tenggara (2,7 juta hektar) Bahkan, Indonesia adalah pemilik hutan hujan tropis

terluas ke-3 di dunia setelah Brazil dan Kongo. Keanekaragaman flora dan fauna

pada hutan hujan tropis sangat bermanfaat bagi industri farmasi, kerajinan,

pariwisata, dan ilmu pengetahuan2.

1 UU Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan

2 Dikutip Dari Datu Pada 2 Februari 2016

(11)

3 Hutan yang berada di Indonesia sebagian besar adalah hutan hujan tropis, yang

tidak saja mengandung kekayaan hayati flora dan fauna yang beraneka ragam,

tetapi juga termasuk ekosistem terkaya di dunia, sehubungan dengan

keanekaragaman kehidupan lainnya. Indonesia memiliki kawasan hutan hujan

tropis yang terbesar di asia-fasifik yaitu diperkirakan 1.148.400 kilometer persegi,

Hutan Indonesia termasuk yang paling kaya keanekaragaman hayati di dunia3.

Apabila hutan tidak dijaga kelestariannya dan hanya diambil hasil alamnya saja

akan menimbulkan kerusakan dan kepunahan, karena itu hutan secara perlahan

namun pasti menyusut keberadannya, apabila pepohonan telah di tebang,

kawasannya dirambah dan tidak cepat dilakukan penanaman kembali, oleh karena

itu diperlukan pengelolaan hutan yang baik untuk menjaga hutan agar tetap lestari.

Menurut FAO, menyebutkan laju kerusakan hutan di Indonesia mencapai

1.315.000 ha per tahun atau setiap tahunnya luas areal hutan berkurang sebesar satu

persen (1%). Berbagai LSM peduli lingkungan mengungkapkan kerusakan hutan

yang ada di Indonesia mencapai 1.600.000 – 2.000.000 ha per tahun dan lebih tinggi

lagi data yang diungkapkan oleh Greenpeace, bahwa kerusakan hutan di Indonesia

mencapai 3.800.000 ha per tahun yang sebagian besar adalah penebangan liar atau

illegal logging. Sedangkan ada ahli kehutanan yang mengungkapkan laju kerusakan

hutan di Indonesia adalah 1.080.000 ha per tahun, Karena itu pengawasan hutan

harus benar-benar diperhatikan4.

3 Dikutip Dari Purnma Sari 12-10-2001

Http://Jurnal-Ekonomi.Org/2004/04/22/Ada-Apa-Dengan-Pengelolaan-Sumber-Daya-Alam-Indonesia/ Diakses Pada Hari Senin 28 Desember 2015 Jam 09.07

4 Dikutip Irwanto, 9 Maret 2012 Http://Www.Irwantoshut.Com/Kerusakan_Hutan_Indonesia.Html

(12)

4 Salah satu yang mengalami kerusakan hutan adalah hutan yang berada di

daerah malang. Hutan yang berada didaerah malang ini mengalami kerusakan yang

memperhatinkan karena banyaknya pengelolaan yang tidak tepat sasaran seperti

perkebunan yang dilakukan oleh masyarakat yang berada di daerah Pujon utara

Kecamatan Pujon. Hutan yang berada pada daerah tersebut telah banyak dikelola

oleh kelompok masyarakat tani sebagai lahan perkebunan, akan tetapi hutan yang

berada pada daerah Pujon utara tersebut bukanlah hutan rakyat. Hutan tersebut

merupakan hutan Negara yang dimana pengelolaan dan segalanya dikuasai oleh

Negara (Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999 Tentang

Kehutanan).

Rusaknya hutan pada daerah pujon utara ini berdampak pada ekosistem hutan

maupun berdampak juga pada daerah tersebut, hal ini karena daerah pujon utara

merupakan daerah pegunungan, yang dimana daerah ini akan sangat mudah sekali

terjadi kelongsoran, karena tidak ada tanaman yang bisa menguatkan tekstur

tanahnya. Bayangkan saja hutan negara yang dikelola oleh masyarakat sebagai

lahan pertanian hampir sekitar 80%, hal ini bisa langsung kita lihat ketika masuk

kawasan Pujon utara. Banyak sekali hutan-hutan gundul akibat penyalahgunaan

pengelolaan dengan menanam sayur-sayuran yang berlebihan. Kawasan pujon utara

ini merupakan kawasan LDTI (Lapangan Dengan Tujuan Istimewa) juga merpakan

kawasan KPS ( Kawasan Perlindungan Setempat) yang dimana hutan pada daerah

tersebut harus ditanami pohon tegakan minimal 1100/hektar5.

(13)

5 Dalam hal pengelolaan hutan Negara Perum Perhutani adalah Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) yang berada dibawah naungan langsung dari Departemen

Kehutanan diberikan mandat menjadi pengelola hutan tropis yang terbaik di dunia.

Dalam misi tersebut Perum Perhutani yang antara lain mengelola hutan tropis

dengan prinsip pengelola hutan lestari, menyelenggarakan pengelolaan sumber

daya hutan bersama masyarakat, membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

melalui perusahaan yang bersih, berwibawa, mendukung dan berperan serta dalam

pembangunan wilayah dan perekonomian nasional6.

Perum Perhutani didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun

1972, kemudian diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1978

seterusnya keberadaan dan usaha-usahanya ditetapkan kembali berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1986 dan Peraturan Pemerintah Nomor 30

Tahun 2003. Saat ini dasar hukum yang mengatur Perum Perhutani adalah

Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 20107.

Posisi Perum Perhutani sudah sejak lama selalu dihadapkan dalam persoalan

manajemen lahan dengan kepentingan masyarakat sekitar hutan. Dengan adanya

aturan mengenai kehutanan, Perhutani diserahi tugas sebagai pengelola hutan dan

produksi-produksi turunannya. Untuk fungsi menjaga, mengelola dan melindungi

berdasarkan pada PP No. 72/20108. Perum Perhutani melakukan program agar

6Dikutip 2014 By Perum Perhutani

Http://Perumperhutani.Com/Profil/Visi-Misi-Budaya-Perusahaan/ Diakses Pada Jum’at 04 Februari 2016 Jam 14.36

7 Dikutip Perum Perhutani Http://Perumperhutani.Com/Profil/ Diakses Pada Jum’at 04 Februari

2016 Jam 14.20

8Dikutip Sayfa Auliya Achidsti 16 Feb 2010

(14)

6 pengelolaan hutan menjadi lebih baik yaitu melalui program yang bersifat

membangun perkonomian.

Program yang dilakukan Perum Perhutani dalam membangun perekonomian

ialah dengan melakukan program PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama

Masyarakat). Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)

adalah suatu sistem pengelolaan sumberdaya hutan yang dilakukan bersama oleh

Perum Perhutani dan masyarakat desa hutan dan atau oleh Perum Perhutani dan

masyarakat desa hutan dengan pihak yang berkepentingan (stakeholder) dengan

jiwa berbagi sehingga kepentingan bersama untuk mencapai keberlanjutan fungsi

dan manfaat sumber daya hutan dapat diwujudkan secara optimal dan proporsional.

Sejak tahun 2001 pemberdayaan masyarakat desa hutan oleh Perum Perhutani

dijadikan suatu sistem yaitu Pengelolaan Sumber Daya Hutan Bersama Masyarakat

(PHBM) merupakan kerangka dari Perhutanan Sosial dengan prinsip bersama,

berdaya, berbagj dan transparant. Desa hutan adalah desa-desa yang berbatasan

dengan hutan yang kehidupan masyarakatnya mempunyai ketergantungan dengan

hutan, oleh karena itu, petani mandiri merupakan tujuan pokok dari program

pembangunan masyarakat desa sekitar hutan tersebut.

PHBM dilakukan berbasis Desa Hutan dengan ruang lingkup di dalam dan di

luar kawasan hutan baik berbasis lahan maupun bukan lahan dengan

mempertimbangkan skala prioritas berdasarkan perencanaan partisipatif. Nilai dan

(15)

7 masukan faktor produksi yang dikontribusikan oleh masing-masing pihak

(perusahan, masyarakat, desa hutan, pihak yang berkepentingan)9.

Program PHBM ini dilakukan Perum Perhutani dengan masyarakat Pujon utara

agar mengelola hutan sesuai dengan fungsinya agar bersama-sama dapat

melestarikan hutan agar hutan lebih diperhatiakan khususnya pada daerah Pujon

utara tersebut, akan tetapi partisipasi masyarakat Pujon utara masih sangat kurang

dalam mengikuti program PHBM tersebut, hal ini karena kurangnya pengetahuan

maupun kesadaran masyarakat dalam pentingnya program PHBM yang di lakukan

Perum Perhutani.

Program yang dilakukan oleh Perum Perhutani ini didukung oleh pemerintah

daerah agar dapat membangun kesejahtraan masyarakat serta masyakat juga ikut

andil dalam hal pengelolaan hutan, tidak hanya itu masyakat juga dapat

mempelajari hutan dan manfaannya secara luas agar tidak melakukan kegiatan yang

dapat merusak hutan. Dukungan dari pemerintah sendiri ialah sebagai fasilitator

dari Perhutani dan masyakat dalam hal pelestarian dan pengembangan hutan secara

berkelanjutan agar hutan tetap terjaga dan lestari.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis berniat melakukan penelitian dengan

judul “Upaya Perum Perhutani Dengan Masyarakat Dalam Menanggulagi

Laju Kerusakan Hutan Negara Melalui Program (PHBM) ”(Studi di BKPH Pujon, RPH Pujon, Utara Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang)”

9Dikutip 2014 By Perum Perhutani Http://Bumn.Go.Id/Perhutani/Halaman/159 Diakses Pada 22

(16)

8

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan tulisan di atas penulis menganmbil rumusan masalah pada

rumusan penelitian tersebut yaitu:

1. Bagaimana upaya Perum Perhutani dengan masyarakat dalam menanggulagi

laju kerusakan hutan negara melalui program (PHBM)?

2. Permasalahan apa saja yang dihadapi Perum Perhutani dalam menanggulagi

laju kerusakan hutan negara melalui program (PHBM)?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui upaya Perum Perhutani dengan masyarakat dalam

menanggulagi laju kerusakan hutan negara melalui program (PHBM).

2. Untuk mengetahui Permasalahan apa saja yang dihadapai Perum Perhutani

dalam menanggulagi laju kerusakan hutan negara melalui program (PHBM)

D. MANFAAT PENELITIAN Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan kontribusi positif bagi

perkembangan ilmu pemerintahan khususnya dalam rangka pengembangan teori

tentang kehutanan dalam pengelolaan hutan negara serta bisa dijadikan referensi

oleh peneliti yang tertarik meneliti dengan judul penelitian ‘upaya Perum Perhutani

dalam menanggulagi laju kerusakan hutan negara melalui program (PHBM)’ dan

(17)

9

Manfaat Praktis a. Bagi Perhutani

Sebagai rekomendasi terhadap perhutani dalam membuat kebijakan dan juga

pengambilan keputusan, serta melakukan pengawasan dan melakukan pelestarian

hutan secara efektif dan menjalin relasi komunikasi sosial dan sosialisasi

kemasyarakat agar saling mengelola hutan bersama-sama dan menghidari

terjadinya gab/kesenjangan antara perhutani dan masyarakat agar tercipta

kedamaian antara masyarakat maupun perhutani.

b. Bagi Masyarakat

Sebagai pengetahuan sekaligus pembelajaran dalam meningkatkan kesadaran

bagi masyarakat dalam melakukan pengelolaan dan mengetahui fungsi hutan yang

sebenarnya serta memberikan penjelasan kepada masyarakat bahwa setiap hutan

yang ditunjuk oleh Pemerintah yang berada didalam Republik Indonesia adalah

hutan negara, yang di mana seluruh masyarakat harus saling menjaga hutan,

melestarikannya dan mengembalikan hutan sebagaimana fungsi hutan yang

sebenarnya.

E. DEFINISI KONSEP 1. Definisi Konsep

Menurut Simon, perkembangan teori pengelolaan hutan dapat dikelompokkan

ke dalam dua kategori, yaitu kategori kehutanan konvensional dan kategori

kehutanan modern (kehutanan sosial). Kehutanan konvensional adalah Teori

pengelolaan hutan yang termasuk ke dalam kehutanan konvensional adalah

(18)

10 management (TM). Kehutanan modern adalah Kehutanan sosial adalah

pengelolaan hutan sebagai sumberdaya atau forest resource management (FRM)

dan pengelolaan hutan sebagai ekosistem atau forest ecosystem management

(FEM). Keduanya disebut juga dengan istilah lain Sustainable Forestry

Management (SFM). Ketiga teori pengelolaan hutan tersebut, secara evolutif

berkembang, sejak dari mulai penambangan kayu (TE) hingga sampai pada

pengelolaan ekosistem hutan (FEM).

Kehutanan merupakan aspek ekologis yang berada di atas permukaan bumi,

kehutanan dari segi pembentukannya terdiri dari 2 (dua) cara, yaitu terbentuk

alamiah dan buatan. Perkembangan tehnologi telah menciptakan teori yang dapat

mengembalikan fungsi hutan alam, dengan dasar tersebut pengelolaan hutan lebih

dititikberatkan kepentingan secara menyeluruh. Bumi dengan segala macam di

dalam dan di permukaan dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh manusia

sebagai penghuninya. Pengelolaan hutan sebaiknya diselaraskan dengan

pengelolaan sumber daya alam yang lainnya, sehingga pemanfaatan sumber daya

dapat terjalin dengan baik dan menguntungkan10. Maka definisi konsep pada

penelitian ini adalah:

a) Upaya Perum Perhutani

Perum perhutani sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada di

bawah naungan langsung dari Departemen Kehutanan diberikan mandat menjadi

pengelola hutan tropis yang terbaik di dunia. Dalam misi tersebut Perum Perhutani

yang antara lain mengelola hutan tropis dengan prinsip pengelola hutan lestari11.

(19)

11 Upaya yang dilakukan Perum Perhutani untuk mengurangi jumlah kerusakan hutan

yang berada didaerah Pujon ialah dengan cara memberika pengetahuan tentang

hutan dan segala fungsinya dengan melibatkan pemerintah maupun masyarakat

yang berada pada daerah Pujon, bahwa betapa pentingnya hutan dalam ekosistem

maupun dalam kehidupan manusia, jika hutan tidak dirawat dan di jaga maka hutan

menjadi rusak dan dapat menimbulkan bencana seperti longsor, banjir dll, oleh

karena itu upaya inilah yang menjadikan pengetahuan kepada masyakat agar lebih

memperhatikan hutan dan mengembalikan fungsi hutan yang seharusnya.

b) Hutan Negara

Hutan negara adalah hutan yang berada di atas tanah yang tidak dibebani hak

atas tanah. Hutan negara ini kepemilikannya ada pada negara. Segala bentuk

penguasaan dan pengelolaan harus seijin dari negara. Suatu kesatuan ekosistem

berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan

dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat

dipisahkan. Hutan adalah masyarakat tumbuhan yang kompleks, terdiri dari

pepohonan, semak, tumbuhan bawah, jasad renik tanah dan hewan. Suatu lapangan

yang ditumbuhi pepohonan dikatakan sebagai hutan apabila minimum lapangan

yang ditumbuhi pohon sekitar ¼ hektar. Kebanyakan hutan yang di Indonesia

adalah hutan negara dan tidak dapat dikelola tanpa seijin dari negara. Termasuk

hutan yang berada pada hutan yang berada di daerah pujon dan sekitarnya adalah

hutan negara dan tidak dapat dikelola oleh masyarakat secara bebas.

c) Kerusakan Hutan

Hutan yang berada di Indonesia semakin lama semakin memperhatinkan,

(20)

12 bertanggung jawab seperti kerusakan yang terjadi akibat pembakaran lahan yang

terjadi pada tahun 2015 lalu, yang dimana bencana kebakaran hutan tersebut

mengakibatkan kabut yang sangat membahayakan bagi fungsi pernafasan manusia,

tidak hanya itu kabut tersebut sampai ke negara tetangga yaitu negara Malaysia,

Tidak hanya itu hutan yang berada pada daerah pujon juga merupakan hutan yang

perlu diperhatikan oleh pihak terkait seperti Perum Perhutani sebagai pihak yang

diberikan tanggung jawab atas segara kerusakan hutan yang berada pada hutan

negara.

Hutan yang berada di daerah pujon tersebut terlihat seperti lahan pertanian

sayuran, hal ini karena penyalahgunaan lahan hutan oleh masyarakat yang berada

pada daerah tersebutlah yang mengakibatkan hutan menjadi gundul, yang dimana

hutan adalah hamparan pepohonan tapi berubah menjadi lahan pertanian oleh

karena itu kondisi hutan haruslah sangat diperhatikan oleh pihak terkait.

d) Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)

Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) adalah suatu

sistem pengelolaan sumberdaya hutan yang dilakukan bersama oleh Perum

Perhutani dan masyarakat desa hutan dan atau oleh Perum Perhutani dan

masyarakat desa hutan dengan pihak yang berkepentingan (stakeholder) dengan

jiwa berbagi sehingga kepentingan bersama untuk mencapai keberlanjutan fungsi

dan manfaat sumber daya hutan dapat diwujudkan secara optimal dan proporsional.

Program PHBM ini bermaksud untuk meningkatkan hubungan yang harmonis

(21)

13 berbagi kewenangan dan berbagi hasil pengelolaan12 Menurut Haeruman tujuan

dilaksanakan program PHBM adalah :

1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal dan melepaskan dari kemiskinan,

membangun pemupukan modal masyarakat.

2. Meningkatkan kemampuan teknologi dan manajemen organisasi masyarakat

lokal dalam melaksanakan PHBM.

3. Membangun PHBM secara struktural, sehingga PHBM menjadi salah satu

andalan usaha rakyat.

4. Meningkatkan keanekaragaman jenis usaha dan jenis hasil yang lebih

unggul dan tahan terhadap gejolak ekonomi.

5. Meningkatkan sediaan sumberdaya kehutanan bagi pengembangan sektor

kehutanan yang lebih luas. Ini terbentuk sebagai hasil akhir dari keberhasilan upaya

pemberdayaan masyarakat13.

F. Definisi Operasional

Definisi oprasional merupakan unsur penelitian untuk mengukur variabel

sehingga diketahui indikator dari variabel tersebut. tentunya dalam melakukan

penelitian ini haruslah ada indikator dari variabel yang ingin diteliti. Dan juga untuk

mengetahui batas variabel dari permasalahan ini. Adapun definisi oprasional dalam

penelitian ini adalah:

12 Affianto, Agus, Susanti A., Riyanto S. 2005. Nilai Finansial Dan Ekonomi Tegakan Hutan.

Dalam Awang, San Afri (Ed.). Petani, Ekonomi, Dan Konservasi Hal : 57-95.

13 Haeruman, H.2005. Kriteria Pengambilan Keputusan Di Bidang Lingkungan Hidup. Bogor:

(22)

14

1. Upaya Perum Perhutani dalam menanggulangi laju kerusakan hutan. a. Komunikasi Dengan Masyarakat/Penyuluhan.

Komunikasi ini bermaksud agar menghindari tindakan pengerusakan hutan

secara terus-menerus yang di lakukan oleh masyarakat tani daerah pujon utara

dan memberikan pengertian terhadap masyarakat pentingnya hutan serta

memberikan pemahaman Undang-undang republik indonesia nomor 18 tahun

2013 tentang pencegahan dan pemberantasan kerusakan hutan.

b. Reboisasi hutan

Reboisasi hutan ini di dilakukan pada saat musim penghujan. Dan tujuan dari

Reboisasi berguna untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia dengan

menyerap polusi dan debu dari udara yang ada pada sekitar hutan, membangun

kembali habitat dan ekosistem alam, mencegah pemanasan global dengan

menangkap karbon dioksidadari udara, serta dimanfaatkan hasilnya

(terutama kayu).

c. Patroli Preventif

Patroli ini berguna untuk mengawasi seluruh kawasan hutan agar mengurangi

dampak pencurian kayu, penebangan liar, pembakaran hutan dan hal-hal yang

mengakibatkan kerusakan hutan di daerah tersebut.

d. Menjalin Kerja Sama Melalui Program (PHBM)

Menjalin kerja sama melalui program PHBM, tujuan ini bermaksud agar

bersama-sama mengelola hutan dan melestarikan hutan dengan masyarakat agar

(23)

15

2. Faktor-Faktor Yang Dihadapi Perum Perhutani Dalam Menanggulangi Laju Kerusakan Hutan

a. Kurangnya Kesadaran Masyarakat

Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan hutan yang mengakibatkan

hutan banyak disalahgunakan menjadi lahan pertanian ataupun menjadi lahan

yang tidak layak terhadap hutan itu sendiri, oleh karena itu kesadaran masyarakat

sangat penting terhadap pengelolaan hutan.

b. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi masyarakat membuat masyarakat menggunakan hutan sebagai

mata pencaharian tetap, apalagi hutan ini adalah kawasan yang sangat mudah

untuk melakukan pertanian oleh karena itu masyarakat menggunakan hutan

sebagai lahan bercocok tanam untuk memenuhi khidupan manusia.

c. Kurangnya Lahan Pertanian

Kurangnya lahan pertanian ini sangat berpengaruh terhadap masyarakat dalam

pengelolaan hutan dikarenakan lahan hutan banyak di fungsikan oleh

orang-orang yang terbilang kaya dan orang-orang yang miskin tidak bisa berbuat apa-apa,

oleh karena itu banyaknya masyarakat kelas bawah menggunakan hutan negara

sebagai lahan pertanian.

d. Kurangnya Sumber Daya Manusia

Kurangnya sumber daya manusia dalam pengelolaan hutan diakibatkan karena

tingkat pendidikan yang sangat kurang, oleh karena itu banyak hutan yang di

(24)

16

A. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan

kualitatif. Bogda dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati14.

Sedangkan menurut Suharsimi penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang

ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.15.

Jenis penelitian ini agar menggambarkan bentuk nyata dari keadaan lapangan

yang sebenarnya dan mengetahui informasi dari pada subjek yang ada dilapangan

untuk menguatkan data pada saat penelitian pada daerah Pujon utara tersebut.

Peneliti juga mengaggambarkan permasalahan yang muncul dalam menganalisis

pada saat penelitian.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BKPH Pujon Kecamatan Pujon, Desa Mardirjo

dan RPH Pujon Utara serta hutan Pujon Utara Kabupaten Malang, terkait dengat

subyek penelitian yang berjudul “Upaya Perum Perhutani Dengan Masyarakat

Dalam Menanggulangi Laju Kerusakan Hutan Negara Melalui Program PHBM”.

3. Subyek Penelitian

Peneliti mengharapkan agar mendapatkan data yang banyak oleh narasumber

untuk menambah data selama penelitian dilakukan. Subjek penelitian sangat

14 Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Hlm 9 15Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Dan Praktek. Jakarta: Rineka

(25)

17 penting bagi penelitin ini, karena subjek penelitian adalah orang yang mengetahui

data apa yang peneliti inginkan oleh karena itu peneliti menetapkan subjek

penelitian pada:

a. Asper Perum Peerhutani BKPH Pujon.

b. Mantri RPH Pujon Utara.

c. Masyarakat Petani Pujon Utara.

4. Sumber Data

Setiap penelitian pasti ada yang namanya sumber data, sumber data ini sebagai

bahan untuk deskripsi maupun untuk memperkaya informasi dalam mengambil

kesimpulan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu:

a. Data Primer

Data yang diperoleh peneliti secara langsung yaitu melalui observasi lapangan

pada daerah Pujon Utara untuk mengetahui bentuk hutan yang akan diteliti apakah

benar dengan latar belakang dan permasalahan yang sebenarnya serta melakukan

wawancara pada subjek penelitian lalu dokumentasi pada daerah tersebut berupa

Foto dan Video hutan yang akan diambil pada saat penetian berlangsung untuk

menambah data-data bagi peneliti agar data dari peneliti benar-benar data yang

kongkrit dan dapat dipastikan kebenarannya.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada, yaitu melalui

referensi seperti buku, jurnal, internet ataupun penelitian terdahulu yang sudah

ada, agar dari data tersebut penelitian lebih mudah untuk mendapatkan

sumber-sumber yang telah ada, mempermudah proses peletian, Adapun data skunder yang

(26)

18 Perum Perhutani Malang, serta peraturan yang ada pada kasus dari penelitian yang

akan dilakukan tersebut.

5. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Peneliti melakukan observasi atau pengamatan langsung dilapangan untuk

memahami apa yang diketahui oleh subjek penelitian yang berkaitan dengan tema

yang diangkat dalam penelitian ini. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan

memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul. Observasi

bertujuan untuk mendapat data tentang suatu masalah sehingga diproleh

pemahaman atau sebagai alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi

yang diperoleh sebelumnya16. Observasi lapang ini sendiri sudah dilakukan oleh

peneliti, dan sedikit mengetahui keadaan lapangan, hal ini karena peneliti sudah

pernah melakukan magang riset selama sebulan di daerah Pujon tersebut dan

mempermudah mengetahui tentang bentuk dari wilayah penetian yang akan

dilakukan.

b. Wawancara

Ada dasarnya wawancara merupakan usaha untuk mengumpulkan informasi

sebanyak mungkin melalui penajuan sejumlah pertanyaan secara lisan dari

peneliti, agar dijawab secara lisan juga oleh subjek penelitian. Lebih tepatnya

wawancara adalah prcakapan dengan maksud tertentu dalam rangka memperoleh

informasi. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak , yaitu wawancara

16 Rahayu, I Dan Ardani, T. 2004. Observasi Dan Wawancara. Malang : Bayumedia Publishing

(27)

19 (interviewer) yang mengaukan pertanyaan dan di wawancarai (interviewee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu17.

Wawancara dalam suatu penelitian bertujuan untuk mengumpulkan

keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat. Secara umum

dalam penelitian sosial, wawancara merupakan metode pembantu utama dari

metode observasi18. Wawancara ini dilakukan juga kepada subjek yang berada di

Pujon utara seperti asper, mantri maupun masyarakat yang ada disekitar pujon

utara, yang di mana menjadi tempat penelitian yang akan di lakukan.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data berupa catatan, transkrip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.19

Hadari Nawawi menyatakan bahwa studi dokumentasi adalah cara pengumpulan

data melalui peninggalan tertulis terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga

buku mengenai pendapat, dalil yang berhubungan dengan masalah penyelidikan20.

Pada penelitian ini ruang lingkup yang akan didokumentasi sesuai dengan

study kasus penelitian ialah di BKPH Pujon dan RPH Pujon utara, pada

dokumentasi ini peneliti menngambil beberapa dokumentasi seperti Foto/Video

hutan yang ada di Pujon utara yang akan di teliti, teknik ini sendiri agar dapat

menguatkan data dari penelitian secara fakta.

17 J. Moleong, Lexy. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

18 Koentjaraningrat. 1997. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama Hlm 129 19 Akrianto Loccit

20 Hadari, Nawawi. 2002. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University

(28)

20

6. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dilakukan sejak

awal sampai proses penelitian berlagsung. Penelitian ini menggunakan analisis

data yang telah dikembangkan oleh Miles dan Huberman21

Adapun analisis data meliputi:

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Data Kualitatif Model Interaktif

Sumber: Sugiono (2010)

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yaitu mengumpulkan data dilokasi penelitian dengan

melakukan observasi wawancara mendalqm dan mencatat dokumen dengan

menentukan stategi pengumpulan data yang pandang tepat dan menentukan

fokus serta pendalaman data pada proses proses penngumpulan data berikutnya.

Peneliti melakukan observasi dan wawancara langsung pada RPH Pujon Utara

untuk mendapatkan data yang di inginkan dalam penelitian tentang Relasi Perum

Perhutani dengan masyarakat dalam pengelolaan lahan pertanian di hutan

Negara.

21 Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Hal 247

Pengumpulan Data Display Data

Reduksi Data

(29)

21 b. Reduksi Data

Dari lokasi penelitian, data lapangan dituangkan dalam uraian laporan yang

lengkap dan terinci. Data dan laporan lapangan kemudian direduksi, dirangkum,

dan kemudian dipilah-pilah hal yang pokok, difokuskan untuk dipilih yang

terpenting kemudian dicari tema atau polanya (melalui proses penyuntingan,

pemberian kode dan pentabelan). Reduksi data dilakukan terus menerus selama

proses penelitian berlangsung. Pada tahapan ini setelah data dipilah kemudian

disederhanakan, data yang tidak diperlukan disortir agar memberi kemudahan

dalam penampilan, penyajian, serta untuk menarik kesimpulan sementara.

c. Penyajian Data

Penyajian data ( display data ) dimasudkan agar lebih mempermudah bagi

peneliti untuk dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian

tertentu dari data penelitian, Hal ini merupakan pengorganisasian data kedalam

suatu bentuk tertentu sehingga kelihatan jelas sosoknya lebih utuh Dan untuk

mengetahui bagaimana relasi Perum Perhutani dengan masyarakat dalam

pengelolaan hutan Negara. Data-data tersebut kemudian dipilah-pilah dan

disisikan untuk disortir menurut kelompoknya dan disusun sesuai dengan

katagori yang sejenis untuk ditampilkan agar selaras dengan permasalahan yang

dihadapi, termasuk kesimpulan-kesimpulan sementara diperoleh pada waktu

data direduksi.

d. Penarikan Kesimpulan

Pada penelitian kualitatif, verifikasi data dilakukan secara terus menerus

sepanjang proses penelitian dilakukan. Sejak pertama memasuki lapangan dan

(30)

22 mencari makna dari data yang dikumpulkan, yaitu mencari pola tema,

hubungan persamaan, hipotetsis dan selanjutnya dituangkan dalam bentuk

kesimpulan yang masih bersifat tentatif.

Hasil dari penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian untuk

menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisis data. Sehingga setelah

data yang diperoleh tentang relasi perum perhutani dengan masyarakat dalam

pengelolaan lahan di hutan Negara disajikan dalam bentuk uraian dan untuk

menjawab rumusan masalah maka selanjutnya akan disimpulkan melalui

penarikan kesimpulan, temuan baru dalam penelitian yang berupa deskripsi

Gambar

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Data Kualitatif Model Interaktif  ................
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Data Kualitatif Model Interaktif

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sesuai dengan theory of schema knitting yaitu keadaan dimana siswa sudah memiliki skema tetapi tidak mampu mengaitkan satu skema dengan skema yang lain

Berapa banyak siswa yang tidak melompat pada gamabar di bawah ini..a. Berapakah jumlah kok pada gambar

Berdasarkan masalah-masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan untuk menjadi faktor perbaikan pembelajaran adalah : Apakah penerapan metode Pembelajaran

Pernyataan tersebut seperti yang diungkapkan oleh Djajanegara (2003:18) bahwa penulis perempuan dinilai mampu mengungkapkan pengalaman, perasaan, serta pikiran yang

Yang dimaksud dengan “The most unique way to spend your tea time” adalah menggambarkan kepada khalayak sasaran bahwa Café Hare and Hatter menawarkan produk menu

14.2 Memeragakan tari Nusantara daerah lain sesuai dengan iringan di depan penonton 3 JP 3 JP 15 Keterampilan Mengapresiasi karya kerajinan. 15.1 Mengidentifikasi jenis

Variabel-variabel dalam penelitian ini yang meliputi variabel independen (eksogen, bebas) yaitu gaya kepemimpinan (X1), motivasi (X2), disiplin (X3), dan variabel

1. Dengan perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini mendorong upaya-upaya pembaruan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses pembelajaran