• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Kiyokuni Indonesia ini terkait untuk menganalisis dan menjelaskan gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin berpengaruh signifikan positif baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja karyawan. Objek penelitiannya adalah terhadap karyawan yang berstatus permanen dan menjadi anggota serikat pekerja yang ada di PT. Kiyokuni Indonesia. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner sebagai data primer yang dibagikan kepada responden pada tanggal 27 Februari 2015 sebanyak 90 kuesioner. Hasil dari pengisian kuesioner tersebut diterima pada tanggal 4 Maret 2015 sebanyak 85 kuesioner dan yang akan dipakai dalam analisa dalam penelitian ini adalah 82 kuesioner sesuai dengan sampel yang direncanakan. Rincian distribusi kuesioner dalam penelitian ini disajikan dalam table berikut ini

Tabel 5.1 Proses Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner

Responden Jumlah Prosentase

Kuesioner yang disebar 90 100%

Kuesioner yang tidak kembali 5 5,6%

Kuesioner kembali namun tidak dapat diolah 3 3,3%

Kuesioner yang dapat diolah 82 91,1%

Sumber : Data primer yang diolah dari kuesioner (2015)

Penyebaran kuesioner dilakukan melalui pihak manajemen perusahaan untuk melihat respon dari karyawan yang dipilih secara random. Tabel di atas menunjukkan bahwa kuesioner yang dibagikan kepada responden memiliki tingkat pengembalian sebesar 94,4% yang berarti bisa menggambarkan tingkat disiplin dan kepatuhan responden terhadap instruksi atasannya masih kurang.

(2)

5.1. Karakteristik Responden

Ada beberapa karakteristik responden dalam penelitian ini yang ingin diketahui sebagai referensi atau bahan pertimbangan dalam menarik kesimpulan yaitu jenis kelamin, masa kerja, posisi, dan pendidikan. Hasil yang didapatkan dari data responden terhadap masing-masing karakteristik disajikan dalam bentuk diagram lingkaran yang menunjukkan komposisinya dalam prosentase agar terlihat jelas.

5.1.1. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

Gambar 5.1 Distribusi Menurut Jenis Kelamin Sumber: Data primer yang diolah dari kuesioner (2015)

Berdasarkan gambar 5.1 di atas ditunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin diketahui responden wanita dalam penelitian ini sebanyak 62% (51 orang), dan pria sebanyak 38% (31 orang). Ini menunjukkan jumlah karyawan wanita lebih banyak dari pada jumlah karyawan pria karena jenis pekerjaannya menuntut karyawan .harus teliti, telaten, dan mengikuti standar kerja yang sudah ditetapkan.

Pria 38% 31 Wanita 62% 51

(3)

5.1.2. Karakteristik Responden Menurut Masa Kerja

Gambar 5.2 Distribusi Menurut Masa Kerja Sumber: Data primer yang diolah dari kuesioner (2015)

Berdasarkan gambar 5.2 di atas ditunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan masa kerja diketahui responden dengan masa kerja 0-5 tahun paling besar yaitu 43% (35 orang), berikutnya 6-10 tahun yaitu 38% (31 orang), 11-15 tahun yaitu 12% (10 orang), dan masa kerja 16-20 tahun yaitu 7% (6 orang). Ini menunjukkan bahwa mayoritas karyawannya masih muda guna menunjang pekerjaannya yang menuntut fisik yang kuat dan produktifitas yang tinggi.

5.1.3. Karakteristik Responden Menurut Posisi

Gambar 5.3 Distribusi Menurut Posisi

Sumber: Data primer yang diolah dari kuesioner (2015) 0-5 thn 43% 35 6-10 thn 38% 31 11-15 thn 12% 10 16-20 thn 7% 6 Oprtor 55% 45 Leader 6% 5 SV 2% 2 Staff 37% 30

(4)

Berdasarkan gambar 5.3 di atas ditunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan posisi diketahui responden dengan posisi operator paling besar yaitu 55% (45 orang), berikutnya staff yaitu 37% (30 orang), leader yaitu 6% (5 orang), dan supervisor yaitu 2% (2 orang).

5.1.4. Karakteristik Responden Menurut Pendidikan

Gambar 5.4 Distribusi Menurut Pendidikan Sumber: Data primer yang diolah dari kuesioner (2015)

Berdasarkan gambar 5.4 di atas ditunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan pendidikan diketahui responden dengan latarbelakang pendidikan SMU paling besar yaitu 92% (75 orang), D3 yaitu 6% (5 orang), D1 yaitu 1% (1 orang), dan D4/ S1 yaitu 1% (1 orang). Ini menunjukkan bahwa memang untuk operator assembly banyak diisi oleh orang berlatar pendidikan SMU.

5.2. Deskripsi Statistik Variabel Penelitian

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul sebagaimana adanya atau aslinya tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku secara umum. Dalam penelitian ini

SMU 92% 75 D3 6% 5 1% D1 1 S1/ D4 1% 1

(5)

penulis menggunakan kuesioner dalam mengumpulkan data yang terdiri dari sejumlah pertanyaan/ pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari setiap responden tentang pribadi dan ruang lingkup kerjanya, atau hal-hal yang ia ketahui untuk analisa ada atau tidaknya dan seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin terhadap kinerja karyawan di PT. Kiyokuni Indonesia.

Kuesioner disebar kepada 82 responden, terdiri dari 93 butir pertanyaan/ pernyataan yang mewakili empat variabel yang diteliti yaitu variabel gaya kepemimpinan (X1) yang terdiri dari 19 butir pertanyaan/ pernyataan, motivasi (X2) yang terdiri dari 24 butir pertanyaan/ pernyataan, disiplin (X3) yang terdiri dari 16 butir pertanyaan/ pernyataan, dan terakhir variabel kinerja karyawan (Y) yang terdiri dari 34 butir pertanyaan/ pernyataan. Sedangkan proses analisis yang dilakukan terhadap data-data responden pada variabel gaya kepemimpinan, motivasi, disiplin, dan kinerja karyawan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan interval/ bobot.

Variabel-variabel dalam penelitian ini yang meliputi variabel independen (eksogen, bebas) yaitu gaya kepemimpinan (X1), motivasi (X2), disiplin (X3), dan variabel dependen (endogen, terikat) yaitu kinerja karyawan (Y) yang akan diuji secara statistik deskriptif dan menghasilkan deskripsi data penelitian dari keempat variabel tersebut yang dinyatakan dalam skor rata-rata/ means (ẋ), median (Me), modus (Mo), standard deviation (s), varians (s2), serta range, minimum, maximum, sum, dan percentiles seperti yang terlihat pada tabel 5.2 di bawah ini:

(6)

Tabel 5.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Statistics Data Gaya Kepemimpin an (X1) Motivasi (X2) Disiplin (X3) Kinerja (Y) N Valid 82 82 82 82 Missing 0 0 0 0 Mean 3.9846 4.0638 4.1585 4.0208 Median 4.0000 4.0294 4.0625 3.9853 Mode 3.95 3.88 4.00 4.00 Std. Deviation .38813 .33876 .34418 .29092 Variance .151 .115 .118 .085 Range 1.84 1.94 1.50 1.50 Minimum 3.00 3.06 3.50 3.26 Maximum 4.84 5.00 5.00 4.76 Sum 326.74 333.24 341.00 329.71 Percentiles 25 3.7237 3.8824 3.9375 3.8529 50 4.0000 4.0294 4.0625 3.9853 75 4.2632 4.2353 4.3125 4.1618

Sumber : Data output SPSS versi 22 (2015)

5.2.1. Deskripsi Data Gaya Kepemimpinan (X1)

Variabel gaya kepemimpinan (X1) yang terdiri dari 19 item pertanyaan/ pernyataan (indikator) itu dirangkum dalam lima dimensi yaitu menantang proses, memberi inspirasi, mudah bekerja sama,menjadi model pemecahan, dan memberi semangat. Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif pada table 5.2 di atas menunjukan dari jumlah responden sebanyak 82 orang nilai gaya kepemimpinan (X1) semua tidak ada yang missing, nilai terendah adalah 3,00 dan nilai gaya kepemimpinan tertinggi adalah 4,88. Nilai rata-rata (means) gaya kepemimpinan dari responden adalah 3,9846 dengan standar deviasi sebesar 0,38813. Distribusi datanya seperti terlihat pada gambar 5.5 grafik histogram variabel X1.

(7)

Gambar 5.5 Histogram Distribusi Variabel X1 Sumber: Data primer yang diolah dari kuesioner (2015)

5.2.2. Deskripsi Data Motivasi (X2)

Pada variabel motovasi (X2) yang terdiri dari 24 butir pertanyaan/ pernyataan (indikator) itu dirangkum ke dalam lima dimensi yaitu keberhasilan, pengakuan/ penghargaan, pekerjaan itu sendiri, tanggung-jawab, dan pengembangan. Sementara itu dilihat dari nilai motivasinya (X2) nya, semua tidak ada yang missing , yang terendah adalah 3,06 dan nilai motivasi tertingginya 5,00. Nilai rata-rata (means) motivasi dari 82 responden adalah 4,0638 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,33876. Distribusi datanya seperti terlihat pada gambar 5.6 grafik histogram variabel X2.

(8)

Gambar 5.6 Histogram Distribusi Variabel X2 Sumber: Data primer yang diolah dari kuesioner (2015)

5.2.3. Deskripsi Data Disiplin (X3)

Pada variabel disiplin (X3) yang terdiri dari 16 butir pertanyaan/ pernyataan (indikator) itu dirangkum ke dalam empat dimensi yaitu ketepatan waktu, pemanfaatan sarana, tanggung-jawab kerja, dan ketaatan. Jika dilihat dari nilai disiplin (X3), maka nilai terendahnya adalah 3,50 dan nilai disiplin tertinggi adalah 5,00 sedangkan nilai rata-rata (means) disiplin dari 82 responden adalah 4,1585, semua tidak ada yang missing dengan nilai standar deviasinya sebesar 0,34418. Distribusi datanya seperti terlihat pada gambar 5.6 grafik histogram variabel X3.

(9)

Gambar 5.7 Histogram Distribusi Variabel X3 Sumber: Data primer yang diolah dari kuesioner (2015)

5.2.4. Deskripsi Data Kinerja Karyawan (Y)

Terakhir pada variabel kinerja karyawan (Y) yang terdiri dari 34 butir pertanyaan/ pernyataan (indikator) itu dirangkum ke dalam lima dimensi yaitu perbaikan kinerja, pengembangan karyawan, kepuasan karyawan, keputusan kompensasi, dan keterampilan berkomunikasi. Nilai variabel yang terakhir adalah kinerja karyawan (Y), dimana semua tidak ada yang missing ,nilai terendahnya adalah 3,26 dan nilai tertinggi 4,76. Nilai rata-rata (means) kinerja karyawan dari 82 responden adalah 4,0208 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,29092. Distribusi datanya seperti terlihat pada gambar 5.8 grafik histogram variabel Y.

(10)

Gambar 5.8 Histogram Distribusi Variabel Y Sumber: Data primer yang diolah dari kuesioner (2015)

5.3. Hasil Pengujian Instrumen Penelitian 5.3.1 Uji Validitas Instrumen

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation, yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan (Imam Ghozali, 2011: 53). Pedoman suatu model dikatakan valid jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai r positif. Dalam penelitian ini, perhitungan koefisien korelasi dilakukan dengan software SPSS versi 22.

(11)

1.3.1.1Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)

Tabel 5.3 Uji Validitas Gaya Kepemimpinan

Item Pertanyaan Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Status X1.1.1 71.38 51.127 .448 .883 Valid X1.1.2 71.34 50.326 .375 .885 Valid X1.1.3 71.78 47.531 .624 .876 Valid X1.2.4 71.93 50.661 .303 .888 Valid X1.2.5 71.74 49.773 .526 .880 Valid X1.2.6 71.61 48.562 .567 .879 Valid X1.3.7 71.88 46.133 .754 .872 Valid X1.3.8 71.67 47.236 .721 .873 Valid X1.3.9 71.70 46.560 .754 .872 Valid X1.3.10 71.77 51.415 .281 .887 Valid X1.3.11 71.80 47.665 .582 .878 Valid X1.4.12 71.73 48.964 .517 .880 Valid X1.4.13 71.76 49.693 .453 .882 Valid X1.4.14 71.89 49.531 .501 .881 Valid X1.5.15 71.18 52.003 .293 .886 Valid X1.5.16 71.23 50.452 .465 .882 Valid X1.5.17 72.24 47.372 .618 .877 Valid X1.5.18 71.78 48.889 .528 .880 Valid X1.5.19 72.32 49.330 .351 .888 Valid

Sumber : Data output SPSS versi 22 (2015)

Berdasarkan hasil tabel 5.3 di atas menunjukan bahwa semua pertanyaan/ pernyataan dari variabel independen gaya kepemimpinan (X1) dinyatakan valid karena memiliki nilai r hitung (Corrected Item Total Correlation) yang lebih besar dari nilai r tabel (0,1829) yang diperoleh dari melihat tabel-r dengan menggunakan nilai df = N-2 dan tingkat signifikansi yang digunakan, sehingga dengan ini dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator kuesioner pada variabel gaya kepemimpinan (X1) ini dapat dinyatakan valid dan digunakan sebagai alat ukur variabel.

(12)

1.3.1.2Variabel Motivasi (X2)

Tabel 5.4 Uji Validitas Motivasi

Item Pertanyaan Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Status X2.1.1 89.09 39.758 .420 .675 Valid X2.1.2 89.59 38.764 .304 .680 Valid X2.1.3 89.15 38.843 .472 .669 Valid X2.1.4 89.05 38.985 .464 .670 Valid X2.2.5 89.99 39.765 .188 .693 Tidak Valid X2.2.6 89.46 38.770 .397 .673 Valid X2.2.7 89.33 39.335 .365 .676 Valid X2.2.8 89.83 42.514 -.012 .710 Tidak Valid X2.2.9 90.28 41.340 .089 .701 Tidak Valid X2.2.10 90.34 42.425 -.041 .722 Tidak Valid X2.3.11 89.46 39.758 .367 .678 Valid X2.3.12 89.90 39.768 .309 .681 Valid X2.3.13 89.99 42.629 -.055 .725 Tidak Valid X2.3.14 88.96 39.813 .395 .677 Valid X2.3.15 89.95 37.800 .352 .675 Valid X2.4.16 89.16 39.518 .481 .672 Valid X2.4.17 89.33 40.668 .191 .690 Tidak Valid X2.4.18 89.89 41.605 .068 .702 Tidak Valid X2.4.19 89.54 39.659 .386 .676 Valid X2.4.20 89.26 40.366 .324 .681 Valid X2.5.21 89.24 39.421 .373 .676 Valid X2.5.22 89.34 40.944 .281 .685 Valid X2.5.23 89.34 41.141 .267 .686 Valid X2.5.24 89.35 39.268 .349 .677 Valid

Sumber : Data output SPSS versi 22 (2015)

Berdasarkan hasil table 5.4 di atas menunjukan bahwa beberapa nilai r hitung (Corrected Item Total Correlation) < r table (0,1829), maka disimpulkan bahwa indikator-indikator kuesioner tersebut dinyatakan tidak valid untuk digunakan sebagai alat ukur variabel sehingga harus dihapus.

(13)

Tabel 5.5 Uji Validitas Motivasi Revisi Item Pertanyaan Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach' s Alpha if Item Deleted Status X2.1.1 64.74 29.477 .542 .790 Valid X2.1.2 65.24 29.298 .302 .807 Valid X2.1.3 64.80 29.048 .524 .790 Valid X2.1.4 64.71 29.123 .525 .790 Valid X2.2.6 65.12 29.170 .416 .796 Valid X2.2.7 64.99 29.173 .452 .794 Valid X2.3.11 65.12 29.615 .453 .794 Valid X2.3.12 65.56 30.793 .230 .809 Valid X2.3.14 64.62 29.794 .467 .794 Valid X2.3.15 65.61 29.451 .252 .814 Valid X2.4.16 64.82 29.188 .624 .786 Valid X2.4.19 65.20 29.739 .442 .795 Valid X2.4.20 64.91 30.696 .329 .801 Valid X2.5.21 64.90 29.200 .470 .793 Valid X2.5.22 65.00 30.840 .351 .800 Valid X2.5.23 65.00 31.136 .317 .802 Valid X2.5.24 65.01 29.716 .353 .801 Valid

Sumber : Data output SPSS versi 22 (2015)

Setelah beberapa indikator-indikator yang tidak valid dihapus, maka nilai Alpha Croncbach berubah dari 0.695 menjadi 0.807 dan semua pertanyaan sudah memiliki nilai r hitung (Corrected Item Total Correlation) > r table (0,1829) terlihat pada table 5.5 di atas, maka disimpulkan bahwa indikator-indikator kuesioner variabel ini dinyatakan valid untuk digunakan sebagai alat ukur variabel.

1.3.1.3Variabel Disiplin (X3)

Tabel 5.6 Uji Validitas Disiplin

Item Pertanyaan Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Status X3.1.1 62.34 26.697 .580 .903 Valid X3.1.2 62.54 26.968 .516 .905 Valid

(14)

Tabel 5.6 Uji Validitas Disiplin (lanjutan) X3.1.3 62.40 27.083 .587 .903 Valid X3.2.4 62.28 26.377 .577 .903 Valid X3.2.5 62.32 26.911 .697 .900 Valid X3.2.6 62.56 26.101 .597 .903 Valid X3.2.7 62.50 26.673 .584 .903 Valid X3.3.8 62.23 26.328 .673 .900 Valid X3.3.9 62.41 26.493 .686 .900 Valid X3.3.10 62.41 26.246 .737 .898 Valid X3.3.11 62.22 26.914 .584 .903 Valid X3.4.12 62.55 27.214 .461 .907 Valid X3.4.13 62.41 27.628 .560 .904 Valid X3.4.14 62.37 26.951 .613 .902 Valid X3.4.15 62.15 27.312 .420 .909 Valid X3.4.16 62.35 27.170 .681 .901 Valid

Sumber : Data output SPSS versi 22 (2015)

Berdasarkan hasil tabel 5.6 di atas menunjukan semua pertanyaan dari variabel independen disiplin (X3) adalah valid karena memiliki nilai r hitung (Corrected Item Total Correlation) lebih besar dari nilai r tabel (0,1829), maka disimpulkan bahwa indikator-indikator kuesioner variabel ini dinyatakan valid untuk digunakan sebagai alat ukur variabel.

1.3.1.4Variabel Kinerja Karyawan (Y)

Tabel 5.7 Uji Validitas Kinerja

Item Pertanyaan Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Status Y.1.1 132.41 92.888 .506 .913 Valid Y.1.2 132.49 94.771 .261 .916 Valid Y.1.3 132.55 94.917 .242 .917 Valid Y.1.4 132.49 93.537 .299 .917 Valid Y.1.5 132.73 92.544 .406 .915 Valid Y.1.6 132.90 90.484 .641 .911 Valid Y.1.7 132.72 91.365 .716 .911 Valid Y.1.8 132.76 91.594 .602 .912 Valid Y.1.9 132.90 91.595 .536 .913 Valid Y.1.10 132.84 91.863 .526 .913 Valid

(15)

Tabel 5.7 Uji Validitas Kinerja (lanjutan) Y.1.11 132.78 91.927 .520 .913 Valid Y.2.12 132.65 90.923 .538 .913 Valid Y.2.13 132.60 90.737 .541 .913 Valid Y.2.14 132.60 92.120 .496 .913 Valid Y.2.15 132.70 90.634 .559 .912 Valid Y.2.16 132.98 92.814 .345 .916 Valid Y.3.17 133.07 92.883 .334 .916 Valid Y.3.18 132.66 91.388 .568 .912 Valid Y.3.19 132.43 92.470 .559 .913 Valid Y.3.20 132.57 92.272 .565 .913 Valid Y.3.21 133.23 91.439 .335 .918 Valid Y.4.22 132.71 94.679 .226 .917 Valid Y.4.23 132.57 92.865 .610 .913 Valid Y.4.24 132.65 92.701 .455 .914 Valid Y.4.25 132.73 91.557 .636 .912 Valid Y.4.26 133.28 93.883 .246 .918 Valid Y.4.27 132.79 94.685 .337 .915 Valid Y.5.28 132.61 94.142 .451 .914 Valid Y.5.29 132.50 93.265 .519 .913 Valid Y.5.30 132.39 92.043 .586 .912 Valid Y.5.31 132.43 90.964 .728 .911 Valid Y.5.32 132.52 91.611 .703 .911 Valid Y.5.33 132.49 91.833 .639 .912 Valid Y.5.34 132.62 92.312 .547 .913 Valid

Sumber : Data output SPSS versi 22 (2015)

Berdasarkan hasil tabel 5.6 di atas menunjukan semua pertanyaan dari variabel dependen kinerja adalah valid karena memiliki nilai r hitung (Corrected Item Total Correlation) lebih besar dari nilai r tabel (0,1829).

5.3.2. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Teknik yang digunakan untuk mengukur

(16)

reliabilitas pengamatan adalah Cronbach Alpha dengan cara membandingkan nilai alpha dengan standarnya (Ghozali, 2011:48), dengan ketentuan jika:

1. Apabila hasil koefisien Alpha lebih besar dari taraf signifikansi 70% atau 0,7 maka kuesioner tersebut reliabel.

2. Apabila hasil koefisien Alpha lebih kecil dari taraf signifikansi 70% atau 0,7 maka kuesioner tersebut tidak reliabel.

Tabel 5.8 Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s

Alpha

Status Gaya Kepemimpinan (X1) 0,886 Reliabel

Motivasi (X2) 0,807 Reliabel

Disiplin (X3) 0,908 Reliabel

Kinerja (Y) 0,916 Reliabel

Sumber : Data output SPSS versi 22 (2015)

Tabel 5.8 ini menunjukan bahwa nilai cronbach’s alpha atas variabel gaya kepemimpinan sebesar 0,886, motivasi sebesar 0,807, disiplin sebesar 0,908 dan kinerja sebesar 0,916. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar atau sama dengan 0,7.

5.4. Hasil Pengujian Asumsi Klasik 5.4.1 Uji Multikolonieritas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Uji Multikolinearitas dilakukan dengan membandingkan nilai toleransi (tolerance value) dan nilai variance inflation factor (VIF) dengan nilai yang disyaratkan.

(17)

Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai toleransi ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2013: 106).

Tabel 5.9 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Collinearity Statistics Tolerance Ketera ngan VIF Ketera ngan Gaya Kepemimpinan (X1) 0,755 ≥ 0,10 1,324 ≤ 10 Motivasi (X2) 0,578 ≥ 0,10 1,729 ≤ 10 Disiplin (X3) 0,497 ≥ 0,10 2,013 ≤ 10 Sumber : Data output SPSS versi 22.

Tabel 5.9 ini menunjukan bahwa dalam penelitian ini nilai toleransi seluruh variabel independen ≥ 0,10 dan nilai VIF variabel independen ≤ 10 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolonieritas di antara variabel independen.

5.4.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID (Ghozali, 2013: 139).

(18)

Gambar 5.9 Hasil Uji Heterokedasitas Sumber : Data output SPSS versi 22 (2015)

Dari gambar 5.9 diagram scatterplot menunjukan bahwa titik-titik tidak terbentuk pola tertentu yang teratur, titik-titik tersebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Sehingga hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi dalam penelitian ini.

5.4.3 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi variabel independen dan dependen memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas ini dilakukan dengan Normal Probability Plot (P-Plot). Distributor normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka

(19)

garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya sehingga dapat dikatakan model regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2013: 163).

Dari hasil uji normalitas menggunakan program SPSS 22.0 seperti yang terlihat pada grafik histogram di atas, secara penampakan visual residual standar regresi berdistribusi secara normal, karena disribusi residual mendekati distribusi normal teoritis (bentuk lonceng).

(20)

Gambar 5.10 Hasil Uji Normalitas Sumber : Data output SPSS versi 22 (2015)

Dalam gambar 5.10 dapat disimpulkan bahwa pada grafik histrogram yang memberikan pola distribusi yang normal (tidak terjadi kemiringan), begitu pula pada grafik normal probability plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafik di atas menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.

5.4.4 Uji Linearitas

Uji Linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak dalam artian untuk memperoleh informasi apakah model empiris sebaiknya berbentuk linear, kuadrat, atau kubik.

(21)

Interprestasinya adalah lihat kolom Sig. pada baris Linearity di Table Anova, jika nilainya < 0,05, maka berarti bersifat linear sehingga dapat disimpulkan memenuhi syarat linearitas.

Tabel 5.10 Hasil Uji Linieritas – Tabel Anova

F Sig Kinerja (Y) * Gaya Kepemimpinan (X1) Between Groups (Combined) 1.917 .021 Linearity 25.537 .000 Deviation from Linearity 1.042 .437 Kinerja (Y) * Motivasi (X2) Between Groups (Combined) 2.598 .002 Linearity 42.437 .000 Deviation from Linearity 0.938 .554 Kinerja (Y) * Disiplin (X3) Between Groups (Combined) 4.505 .000 Linearity 71.330 .000 Deviation from Linearity 1.164 .316 Sumber : Data output SPSS versi 22 (2015)

Dari tabel 5.10 dapat dilihat pada kolom Sig. pada baris Linearity di Table Anova di atas terlihat semua nilainya < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan masing-masing antara variabel independen gaya kepemimpinan (X1), motivasi (X2), dan disiplin (X3) dengan variabel dependen kinerja karyawan (Y) telah memenuhi syarat linearitas.

5.5. Teknik Analisis Data 5.5.1 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediksi dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya) (Sugiyono, 2010: 277).

(22)

Tabel 5.11 Hasil Analisis Regresi Berganda Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta (Constant) 1.082 0.319 3.394 .001 Total_Gaya Kepemimpinan .146 .067 .195 2.185 .032 Total_Motivasi .218 .088 .253 2.483 .015 Total_Disiplin .354 .093 .418 3.799 .000

Sumber : Data output SPSS versi 22 (2015)

Berdasarkan tabel 5.11 di atas maka dapat ditulis dari persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:

Y = 1,082 + 0,146* X1 + 0,218*X2 + 0,354*X3

Dimana : Y = Kinerja Pegawai

Konstanta = 1,082

Koefisien regresi = 0,146 ; 0,218 ; 0,354

X1 = Gaya Kepemimpinan

X2 = Motivasi

X3 = Disiplin

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa:

1. Konstanta bernilai positif sebesar 1,082 yang berarti jika variabel gaya kepemimpinan, motivasi, dan disiplin bernilai nol, kinerja karyawan masih positif walau masih rendah.

2. Koefisien regresi gaya kepemimpinan memberikan nilai sebesar 0,146 yang berarti bahwa jika gaya kepemimpinan semakin baik dengan asumsi variabel lain tetap maka kinerja karyawan akan mengalami peningkatan atau sebaliknya.

(23)

3. Koefisien regresi motivasi memberikan nilai sebesar 0,218 yang berarti bahwa jika motivasi kerja semakin tinggi dengan asumsi variabel lain tetap maka kinerja karyawan akan mengalami peningkatan atau sebaliknya.

4. Koefisien regresi disiplin memberikan nilai sebesar 0,354 yang berarti bahwa jika disiplin semakin kuat dengan asumsi variabel lain tetap maka kinerja karyawan akan mengalami peningkatan atau sebaliknya.

5.5.1.1 Uji F-Simultan

Uji hipotesis secara simultan pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen (gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin) yang dimasukkan dalam model regresi yang mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (kinerja karyawan). (Ghozali, 2013: 98). Uji F dilakukan dengan cara membandingkan antara F-hitung dengan F-tabel. Dalam penelitian ini diperoleh hasil uji anova (uji F) sebagai berikut:

Tabel 5.12 Hasil Uji F-Simultan

ANOVAa Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 3.633 3 1.211 29.305 .000b Residual 3.223 78 .041 Total 6.856 81

a. Dependent Variable: Kinerja (Y)

b. Predictors: (Constant), Disiplin (X3), Gaya Kepemimpinan (X1), Motivasi (X2)

Sumber : Data output SPSS versi 22. Hipotesis:

Ho: variabel-variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

(24)

Ha : variabel-variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Dasar Pengambilan Keputusan

Jika probabilitasnya (nilai sig) > 0.05 atau F hitung < F tabel maka Ho tidak ditolak dan jika probabilitasnya (nilai sig) < 0.05 atau F hitung > F tabel maka Ho ditolak.

Keputusan:

Pada tabel 5.12 di atas nilai sig = 0.000 < 0.05, sehingga Ho ditolak, yang berarti variabel-variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Nilai F-tabel yang didapat dari perhitungan df1=4-1=3 dan df2=82-4=78, dengan taraf signifikansi 0,1 maka didapat F-tabel = 2,17. Dari tabel 5.10 uji anova didapat F-hitung = 29,305 sehingga F-tabel < F-hitung (2,17 < 29,305) yang berarti juga Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat dikatakan terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama (simultan) antara variabel gaya kepemimpinan (X1), motivasi (X2) dan disiplin (X3) terhadap variabel kinerja (Y).

5.5.1.2 Uji t-Parsial

Uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikasi 0,05 atau dengan membandingkan nilai t tabel (1,99085) dengan t hitung:

(25)

1. Jika –t tabel ≤ t hitung ≤ +t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

2. JIka –t hitung < -tabel, atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. (Ghozali, 2013: 99).

Tabel 5.13 Hasil Uji t-Parsial

Model t Sig.

(Constant) 3.394 .001

Total_Gaya Kepemimpinan 2.185 .032

Total_Motivasi 2.483 .015

Total_Disiplin 3.799 .000

Sumber : Data output SPSS versi 22 (2015) Hipotesis:

Ho : variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Ha : variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Dasar Pengambilan Keputusan

Jika probabilitasnya (nilai sig) > 0.05 atau - t tabel< t hitung< t tabel maka Ho tidak ditolak.

Jika probabilitasnya (nilai sig) < 0.05 atau t hitung< - t tabel atau t hitung> t tabel maka Ho ditolak.

Keputusan:

1. Pada tabel 5.13 di atas nilai sig variabel X1 = 0.032 < 0.05 sehingga Ho ditolak, yang berarti variabel independen ini secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Y. Makin tinggi X1, makin tinggi Y. Demikian juga sebaliknya.

(26)

ditolak, yang berarti variabel independen ini secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Y. Makin tinggi X2, makin tinggi Y. Demikian juga sebaliknya.

3. Pada tabel 5.13 di atas nilai sig variabel X3 = 0.000 < 0.05 sehingga Ho ditolak, yang berarti variabel independen ini secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Y. Makin tinggi X3, makin tinggi Y. Demikian juga sebaliknya.

5.5.2 Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi dapat dikatakan kuat apabila dalam menerangkan variasi variabel independen terhadap variabel dependen antara 0 (nol) dan 1 (satu) (Ghozali, 2013: 100).

Tabel 5.14 Analisis Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .728a .530 .512 .20327

a. Predictors: (Constant), Tot_Disiplin, Tot_GyPimpinan, Tot_Motivasi b. Dependent Variable: Total_Kinerja

Sumber : Data output SPSS versi 22 (2015)

Berdasarkan tabel 5.14 dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,530, hal ini berarti 53,0% variabel dependen kinerja pegawai dapat dikatakan semakin kuat oleh variabel independen gaya kepemimpinan, motivasi, dan disiplin karyawan. Sedangkan sisanya sebesar yaitu 0,47 atau 47,0%

(27)

(1-0,53) dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini.

5.6. Uji Korelasi Antar Dimensi

Uji korelasi antar dimensi adalah uji yang dilakukan untuk melihat tingkat kuat lemahnya hubungan dua variabel atau dimensi yang ditunjukkan oleh nilai Pearson Correlation (R) dimana kesimpulan dari nilainya secara umum dibagi menjadi sbb:

0.00 – 0.25  korelasi sangat lemah, 0.25 – 0.50  korelasi moderat, 0.50 – 0.75  korelasi kuat, 0.75 – 1.00  korelasi sangat kuat.

5.6.1. Korelasi Antar Dimensi Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) Terhadap Kinerja Karyawan (Y).

Tabel 5.15 Hasil Uji Korelarasi Antar Dimensi Variabel X1 dan Y Variabel

Dependen Kinerja Karyawan (Y)

Variabel Independen Dimensi Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Gaya Kepemimpinan (X1) X11 0.254 0.434 0.451 0.367 0.235 X12 0.229 0.433 0.348 0.185 0.167 X13 0.207 0.318 0.544 0.284 0.107 X14 0.224 0.468 0.435 0.199 0.225 X15 0.305 0.425 0.515 0.319 0.236 Sumber : Data output SPSS versi 22 (2015)

Dari tabel 5.15 dapat dilihat bahwa hasil uji korelasi antar dimensi dari variabel gaya kepemimpinan (X1) terhadap variabel kinerja karyawan (Y) didapatkan nilai yang terendah terdapat pada hubungan dimensi mudah bekerjasama (X1.3)

(28)

terhadap dimensi keterampilan berkomunikasi (Y5) yaitu sebesar 0.107 yang berarti tingkat hubungan antar kedua dimensi ini dinilai sangat lemah dan nilai yang terbesar ada pada korelasi dimensi mudah bekerjasama (X1.3) terhadap dimensi kepuasan karyawan (Y3) yaitu sebesar 0.544 yang berarti tingkat hubungan antar kedua dimensi tersebut dinilai kuat berdasarkan standar nilai Pearson Correlation (R).

5.6.2. Korelasi Antar Dimensi Variabel Motivasi (X2) Terhadap Kinerja Karyawan (Y).

Tabel 5.16 Hasil Uji Korelarasi Antar Dimensi Variabel X2 dan Y Variabel

Dependen Kinerja Karyawan (Y)

Variabel Independen Dimensi Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Motivasi (X2) X21 0.418 0.277 0.143 0.308 0.405 X22 0.334 0.178 0.155 0.137 0.250 X23 0.277 0.328 0.314 0.163 0.225 X24 0.557 0.394 0.369 0.465 0.574 X25 0.593 0.312 0.270 0.362 0.395 Sumber : Data output SPSS versi 22 (2015)

Dari tabel 5.16 dapat dilihat bahwa hasil uji korelasi antar dimensi dari variabel motivasi (X2) terhadap variabel kinerja karyawan (Y) didapatkan nilai yang terendah ada pada hubunhan dimensi pengakuan/ penghargaan (X2.2) terhadap dimensi keputusan kompensasi (Y4) yaitu sebesar 0.137 yang berarti tingkat hubungan antar kedua dimensi ini dinilai sangat lemah dan nilai yang terbesar ada pada korelasi dimensi pengembangan (X2.5) terhadap dimensi perbaikan kerja (Y1) yaitu sebesar 0.593 yang berarti tingkat hubungan antar kedua dimensi tersebut dinilai kuat berdasarkan standar nilai Pearson Correlation (R).

(29)

5.6.3. Korelasi Antar Dimensi Variabel DisiplinTerhadap Kinerja Karyawan Tabel 5.17 Hasil Uji Korelarasi Antar Dimensi Variabel X3 dan Y

Variabel

Dependen Kinerja Karyawan (Y)

Variabel Independen Dimensi Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Disiplin (X3) X31 0.570 0.289 0.415 0.530 0.388 X32 0.583 0.303 0.376 0.486 0.514 X33 0.602 0.232 0.328 0.461 0.497 X34 0.547 0.281 0.473 0.535 0.512 Sumber : Data output SPSS versi 22 (2015)

Dari tabel 5.17 dapat dilihat bahwa hasil uji korelasi antar dimensi dari variabel disiplin (X3) terhadap variabel kinerja karyawan (Y) didapatkan nilai yang terendah ada pada hubungan dimensi tanggung-jawab kerja (X3.3) terhadap dimensi pengembangan karyawan (Y2) yaitu sebesar 0.232 yang berarti tingkat hubungan antar kedua dimensi ini dinilai sangat lemah dan nilai yang terbesar ada pada hubugan dimensi tanggung-jawab kerja (X3.3) terhadap dimensi perbaikan kerja (Y1) yaitu sebesar 0.602 yang berarti tingkat hubungan antar kedua dimensi tersebut dinilai kuat berdasarkan standar nilai Pearson Correlation (R).

Tabel 5.18 Hasil Uji Korelarasi Antar Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) Motivasi (X2) Disipli n (X3) Kinerja (Y) Gaya Kepemimpinan (X1) Pearson Correlation 1 .345 ** .494** .489** Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 N 82 82 82 82 Motivasi (X2) Pearson Correlation .345 ** 1 .649** .592** Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 N 82 82 82 82 Disiplin (X3) Pearson Correlation .494 ** .649** 1 .679** Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 N 82 82 82 82

(30)

Tabel 5.18 Hasil Uji Korelarasi Antar Variabel (lanjutan) Kinerja (Y) Pearson

Correlation .489 **

.592** .679** 1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 82 82 82 82

Sumber : Data output SPSS versi 22 (2015) 1. Hipotesis korelasi variabel X1 dan Y:

Ho : Tidak ada korelasi yang nyata antara X1 dan Y. Ha : Ada korelasi yang nyata antara X1 dan Y. Dasar Pengambilan Keputusan

Jika probalitasnya (nilai sig) > 0.05 maka Ho tidak ditolak. Jika probalitasnya (nilai sig) < 0.05 maka Ho ditolak. Keputusan:

Pada tabel 5.18 di atas, nilai sig = 0.000 < 0.05  Ho ditolak, yang berarti ada korelasi positif yang nyata antara X1 dan Y. Koefisen korelasi R = 0.489 menunjukkan tingkat hubungan kedua variabel pada tingkat moderat untuk skala 0 – 1. Tanda **) pada nilai R menunjukkan bahwa korelasi tersebut nyata pada taraf nyata (level of signnificance) adalah 0.01.

2. Hipotesis korelasi variabel X2 dan Y:

Ho : Tidak ada korelasi yang nyata antara X2 dan Y. Ha : Ada korelasi yang nyata antara X2 dan Y. Dasar Pengambilan Keputusan

Jika probalitasnya (nilai sig) > 0.05 maka Ho tidak ditolak. Jika probalitasnya (nilai sig) < 0.05 maka Ho ditolak.

(31)

Keputusan:

Pada tabel 5.18 di atas, nilai sig = 0.000 < 0.05  Ho ditolak, yang berarti ada korelasi positif yang nyata antara X2 dan Y. Koefisen korelasi R = 0.592 menunjukkan tingkat hubungan kedua variabel pada tingkat kuat untuk skala 0 – 1. Tanda **) pada nilai R menunjukkan bahwa korelasi tersebut nyata pada taraf nyata (level of signnificance) adalah 0.01.

3. Hipotesis korelasi variabel X3 dan Y:

Ho: Tidak ada korelasi yang nyata antara X3 dan Y Ha: Ada korelasi yang nyata antara X3 dan Y Dasar Pengambilan Keputusan

Jika probalitasnya (nilai sig) > 0.05 maka H0 tidak ditolak Jika probalitasnya (nilai sig) < 0.05 maka H0 ditolak Keputusan:

Pada tabel 5.18 di atas, nilai sig = 0.000 < 0.05  Ho ditolak, yang berarti ada korelasi positif yang nyata antara X3 dan Y. Koefisen korelasi R = 0.679 menunjukkan tingkat hubungan kedua variabel pada tingkat kuat untuk skala 0 – 1. Tanda **) pada nilai R menunjukkan bahwa korelasi tersebut nyata pada taraf nyata (level of signnificance) adalah 0.01.

5.7. Pembahasan.

Berdasarkan hasil pengujian secara statistik terlihat jelas bahwa dari hasil data 82 responden semua tidak ada yang missing, nilai meansnya mendekati 4 yang artinya dalam kategori setuju dan juga secara parsial (individu) semua variabel bebas (independen) berpengaruh terhadap variabel terikat (dependen).

(32)

Pengaruh yang diberikan ketiga variabel bebas tersebut bersifat positif artinya semakin tinggi gaya kepemimpinan, motivasi, dan disiplin kerja maka mengakibatkan semakin tinggi pula kinerja karyawan yang dihasilkan atau sebaliknya. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya. Penjelasan dari masing-masing pengaruh variabel dijelaskan sebagai berikut:

5.7.1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan

Hasil pengujian hipotesis (H1) telah membuktikan terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Melalui hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai t hitung sebesar 2,185 dengan taraf signifikansi hasil sebesar 0,032 tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menerima Ha dan menolak Ho. Pengujian ini secara statistik membuktikan bahwa gaya kepemimpinan secara individu atau parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Artinya bahwa ada pengaruh antara variabel gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan di PT. Kiyokuni Indonesia dimana jika kepemimpinan terhadap karyawan tinggi dalam mengarahkan dan memimpin perusahaan maka kinerja karyawannya dalam menjalankan kewajiban dan tugasnya juga akan tinggi atau sebaliknya.

Hasil ini didukung oleh Tampubolon (2007:3) yang menyatakan gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat dan sikap yang sering diterapkan seorang pemimpin karena ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya. Demikian juga Thoha (2007:23) yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang

(33)

dipergunakan oleh seseorang pemimpin pada saat mencoba mempengaruhi perilaku orang lain atau bawahan. Hal ini berarti gaya kepemimpinan mempengaruhi kinerja pegawai, sehingga pengaruh dari gaya kepemimpinan tersebut mempengaruhi dalam peningkatan kinerja pegawai.

Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian Riyadi (2012), Prawira, et.al (2013), Susanty, et.al (2013), Permana (2013), Santoso (2013), Bagus(2014), Pratama (2014), Aris, et.al (2014), Frederick, et.al (2013), Jonathan, et.al (2013), Kaiman (2013) yang menyatakan gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan karena tingkat signifikan variabel gaya kepemimpinan lebih kecil dari 0,05.

5.7.2. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan

Hasil pengujian hipotesis (H2) telah membuktikan terdapat pengaruh antara motivasi terhadap kinerja karyawan. Melalui hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai t hitung sebesar 2,483 dengan taraf signifikansi hasil sebesar 0,015 tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menerima Ha dan menolak Ho. Pengujian ini secara statistik membuktikan bahwa motivasi secara individu atau parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Artinya bahwa ada pengaruh antara variabel motivasi terhadap kinerja karyawan di PT. Kiyokuni Indonesia dimana jika kondisi motivasi karyawannya tinggi dalam menjalankan kewajiban dan tugasnya maka akan menghasilkan kinerja yang tinggi juga atau sebaliknya.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Veithzal Rivai yang menyatakan bahwa motivasi merupakan adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang

(34)

mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan suatu yang invesible yang memberikan kekuatan untuk mendorong individu tersebut bertingkah laku dalam mencapai tujuan

Hasil penelitian ini juga senada dengan penelitian Riyadi (2012), Prawira, et.al (2013), Permana (2013), Santoso (2013), Bagus(2014), Pratama (2014), Aris, et.al (2014), Frederick, et.al (2013) yang menyatakan bahwa motivasi memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kinerja.

5.7.3. Pengaruh Disiplin Terhadap Kinerja Karyawan

Hasil pengujian hipotesis (H3) telah membuktikan terdapat pengaruh antara disiplin kerja terhadap kinerja karyawan. Melalui hasil perhitungan yang telah dilakukan didapat nilai t hitung sebesar 3,799 dengan taraf signifikansi hitung sebesar 0,000 tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menolak Ho dan menerima Ha, Pengujian ini secara statistik membuktikan bahwa secara individu atau parsial disiplin berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Artinya bahwa ada pengaruh antara variabel disiplin kerja terhadap kinerja karyawan di PT. Kiyokuni Indonesia dimana jika kondisi disiplin karyawannya tinggi dalam menjalankan tugas dan kewajibannya maka akan menghasilkan kinerja yang tinggi juga atau sebaliknya.

Hasil ini didukung oleh teori Setiyawan dan Waridin yang menyatakan disiplin adalah suatu bentuk ketaatan terhadap aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah ditetapkan. Disiplin kerja pada dasarnya selalu diharapkan menjadi ciri setiap sumber daya manusia dalam organisasi, karena dengan

(35)

kedisplinan organisasi akan berjalan dengan baik dan bisa mencapai tujuannya dengan baik pula (Setiyawan dan Waridin, 2006:189).

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Prawira, et.al (2013), Susanty, et.al (2013), Permana (2013), Santoso (2013), Bagus (2014), Pratama (2014), Aris, et.al (2014) yang menyatakan disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

5.7.4. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, dan Disiplin Secara Simultan Terhadap Kinerja Karyawan

Hasil pengujian hipotesis (H4) telah membuktikan terdapat pengaruh antara variabel bebas (gaya kepemimpinan, motivasi, dan disiplin) secara simultan terhadap variabel terikat (kinerja karyawan) yang disyaratkan dari nilai koefisien korelasi berganda (R) sebesar 0,728. Koefisien determinasi berganda (R2) variabel bebas terhadap variabel terikat adalah 0,530 (antara nol dan satu) yang berarti sebesar 53,0% variasi yang terjadi pada variabel kinerja karyawan dapat diprediksi oleh ketiga variabel bebas (ada hubungan yang kuat). Pengujian ini secara statistik membuktikan bahwa gaya kepemimpinan, motivasi, dan disiplin secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Artinya ada pengaruh antara variabel bebas (gaya kepemimpinan, motivasi, dan disiplin) terhadap variabel terikat (kinerja karyawan) di PT. Kiyokuni Indonesia.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Prawira, et.al (2013), Pratama (2014), dan Aris, et.al (2014). yang menyatakan gaya kepemimpinan, motivasi, dan disiplin secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Gambar

table berikut ini
diagram  lingkaran  yang  menunjukkan  komposisinya  dalam  prosentase  agar
Gambar 5.2 Distribusi Menurut Masa Kerja  Sumber: Data primer yang diolah dari kuesioner (2015)
Gambar 5.4 Distribusi Menurut Pendidikan  Sumber: Data primer yang diolah dari kuesioner (2015)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu perlu adanya kriteria desain ruang dalam yang sesuai dengan kebutuhan lansia terutama bagi lansia yang menderita nyeri lutut dan nyeri punggung bawah

Karbon organik total dan fosfat di perairan muara Sungai Banyuasin memiliki korelasi yang positif dan kuat yang menandakan bahwa semakin tinggi kan- dungan karbon

hipertrofi atau peningkatan isi sekuncup NOC :  Cardiac Pump effectiveness  Circulation Status  Vital Sign Status Kriteria Hasil: o Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan

Variabel penelitian meliputi variabel independen yang terdiri dari: faktor internal yaitu jenis kelamin (X1), usia (X2, pendidikan (X3), penghasilan (X4),

Angket diberikan kepada mahasiswa setelah menyelesaikan langkah-langkah penelitian mulai dari prates hingga pascates. Angket yang diberikan berupa pertanyaan dalam

Silakan Anda pelajari dengan baik teknik pencahayaan yang tepat, sehingga Anda nanti tak akan perlu lagi repot – repot untuk menggunakan flash yang terlalu

Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari dua variabel independen yaitu kompetensi (X1), disiplin kerja (X2), dan satu variabel dependen

Sedangkan menurut Siagian (2010) dalam Donni Juni Priansa, menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah sikap umum seseorang karyawan terhadap pekerjaannya, artinya