• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

104   

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 PT Inti Karya Persada Tehnik

4.1.1 Profil PT Inti Karya Persada Tehnik

PT Inti Karya Persada Teknik (IKPT) didirikan pada akhir tahun 1970-an, ketika sekelompok insinyur muda membahas tentang masalah keahlian teknik dan konstruksi di Indonesia. Berdasarkan pengamatan mereka, proyek downstream dan upstream yang ada di Indonesia sebagian besar dijalankan oleh perusahaan-perusahaan asing, sementara perusahaan teknik lokal hanya diberikan kesempatan terbatas dalam pembangunan proyek, penyediaan fasilitas bangunan, dan pekerjaan lain yang tidak membutuhkan artikulasi dan pemikiran secara konseptual. Sebagian besar ahli teknik dan konstruksi lokal pada saat itu bekerja pada perusahaan konstruksi asing, dimana pihak asing tersebut lebih dominan dalam proses pengambilan keputusan. Sedangkan perusahaan lokal hanya diberi legitimasi berdasarkan peraturan-peraturan pemerintahan Indonesia. Karena semangat dan keseriusan dari sekelompok insinyur ini untuk membangun Indonesia dengan suara dan prinsip-prinsip idealisme, mereka didukung penuh oleh pemerintah, terutama oleh Sudarmono yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara.

Menteri Sekretaris Negara mengundang beberapa perusahaan, termasuk pada saat itu adalah perusahaan negara (yang diwakili oleh PT Wijaya Karya), serta perusahaan swasta yang diwakili oleh PT Parama Matra Widya Eng, PT Jasa Ferrie Partners (sekarang Jasa Ferrie Pratama) dan Nusa Rakintam (sekarang Matra Tiara penanda), untuk membentuk IKPT. Tidak lama setelah itu, pada tanggal 22 Februari 1982, PT Inti Karya Persada Teknik secara resmi didirikan dengan susunan pengurus :

(2)

2. Ir. Soerojo Wignojodipoero sebagai Direktur Produksi 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan

Pada tahap awal, IKPT bertempat di gedung PT Wijaya Karya ruang 207 dan hanya memiliki 8 orang karyawan. Kemudian pada akhir Juni 1982, IKPT beroperasi di Wisma IKPT Anggrek (Slipi–Jakarta). Ini adalah saat ketika IKPT memenangkan proyek pertamanya yaitu pabrik petrokimia aromatik di Plaju, Sumatera Selatan. Sejak dari awal berdirinya, IKPT sudah menetapkan tujuan jangka waktu 10 tahun ke depan untuk menjadi perusahaan kontraktor yang bergerak dalam bidang EPC (Engineering, Procurement & Construction) yang menjalankan kontrak proyek-proyek industri berat serta bersaing dengan perusahaan asing pada saat itu.

Untuk mencapai tujuan tersebut, teknologi menjadi suatu bagian yang penting dan dibutuhkan bagi perusahaan. Pada pelaksanaan proyek pertamanya, IKPT yang pada saat itu sudah bertempat di kantor baru (Jl. Hang Jebat IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan untuk periode 1985-1992) melakukan kerja sama dengan M.W Kellog, Houston, Texas dengan menugaskan kurang lebih 60 insinyur untuk bekerja dan belajar bersama dengan para ahli desain teknik dari Kellog dalam menangani proyek metodologi pengiriman untuk industri berat. Pada akhirnya, para insinyur kembali ke Indonesia dengan membawa ilmu pengetahuan, dan teknologi baru yang digunakan sebagai dasar untuk merumuskan karakteristik desain teknik dan konstruksi IKPT, yang dimasukkan semua elemen yang penting untuk pembangunan bangsa. Diharapkan pada tahun 1992 itu IKPT sudah mampu melaksanakan proyek-proyek industri berat secara keseluruhan, dan dapat mendapatkan pengetahuan sebanyak mungkin dari keterlibatannya dalam proyek-proyek tersebut.

Pada pertengahan 1985, IKPT memiliki gedung perkantoran sendiri di Jl. Bendungan Hilir Raya no. 50, Jakarta. Ini adalah langkah yang sangat penting bagi IKPT karena IKPT

(3)

mampu mengurangi biaya sewa ruang, listrik, tagihan telepon dan peralatan kantor. Beberapa proyek yang sudah dilaksanakan oleh IKPT pada saat itu antara lain :

1. Maxus (kapal).

2. Study Gutta Percha (pembuatan karet untuk produksi bola golf).

3. BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional), pembangunan fasilitas penelitian. 4. LPG (Liquefied Natural Gas) di Arun, Sumatera Utara.

5. Dan lain sebagainya.

Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, pada tahun 1988 IKPT mempekerjakan direksi-direksi baru :

1. Ir. Raysoeli Moeloek (periode 1998-sekarang) sebagai Presiden Direktur. 2. Ir. Muchsin Idrus (periode 1998-sekarang) sebagai Direktur Produksi.

3. Ir.Badurrahman Dorpi Parlindungan (periode 1988-1990) sebagai Direktur Keuangan. 4. Ir. Bambang Prasetyo (periode 2001-sekarang) sebagai Direktur Sarana.

  Karena ketekunan dan kerja keras para insinyur IKPT, pada tahun 1990 IKPT

dianugerahi kontrak EPC untuk proyek ammonia-urea di Gresik, ini berarti bahwa IKPT telah mencapai tujuan awal dua tahun ke depan waktu, yaitu menjadi kontraktor utama untuk kontrak proyek berbasis EPC. Proyek ammonia-urea dibangun pada sebuah lahan seluas 100m x 100m, dimana proyek tersebut membutuhkan perhitungan yang sangat teliti dan juga ahli teknik khusus, serta seiring dengan penyelesaian proyek, penggunaan material seperti pipa, beton, kabel, dan lain sebagainya dapat dikurangi sehingga pengeluaran biaya proyek menjadi lebih efektif dan efisien. M.W Kellog sebagai rekan kerja sama IKPT menganggap proyek tersebut sebagai langkah yang revolusioner, M.W Kellog meminta desain dasar proyek yang digunakan, sehingga nanti bisa diaplikasikan pada proyek-proyek ammonia-urea lain di masa yang akan datang.

Untuk mengantisipasi dan mengakomodasi proyek selanjutnya yang lebih besar, IKPT memindahkan home-office ke gedung seluas 5000 m2 yang terletak di Jl. Prof. Dr.

(4)

Supomo No.42, Jakarta 12870. Di sektor LNG, IKPT menggunakan teknologi Cryogenic yaitu metode baru serap karbon yang lebih hemat energi dan biaya. Pada bulan Maret 1988, IKPT diberi kepercayaan untuk menjadi sub-kontraktor bagi Chiyoda Corporation Japan untuk mengkontruksi sebuah proyek LNG unit Train-E di Bontang, Kalimantan Timur. Setelah LNG Train-E selesai dilaksanakan, pada bulan Maret 1991 IKPT terpilih untuk melanjutkan proyek selanjutnya yaitu Train-F di Bontang, kali ini IKPT terpilih sebagai kontraktor utama.

Selama perusahaan ini berjalan, IKPT telah meningkatkan presentasi penggunaan sumber daya Indonesia baik dalam bentuk sumber daya alam maupun sumber daya manusia, hal tersebut mengurangi penggunaan sumber daya dari luar negeri. Sehingga dengan meningkatnya penggunaan sumber daya manusia Indonesia maka kapabilitas bahan-bahan baku lokal dapat digunakan secara optimal. Proyek-proyek yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa perusahaan Indonesia mampu menghasilkan produk-produk berkualitas sama dengan produk buatan luar negeri. Seluruh ahli teknik IKPT merupakan ahli dalam bidangnya masing-masing, dan dalam menyelesaikan proyeknya IKPT selalu melibatkan tenaga kerja dan perusahaan lokal untuk terlibat di dalamnya.

Kerja keras dan usaha yang sudah dilakukan menghasilkan efek positif, hal ini ditunjukkan dari IKPT kembali dipercaya oleh pemerintah untuk melaksanakan proyek G pada Maret 1995 dan selesai pada November 1997, yang kemudian dilanjutkan oleh Train-H pada Maret 1997 dan selesai pada November 1999. Selain sektor petrokimia, LNG dan gas, IKPT juga terlibat dalam sektor farmasi, kayu dan kertas, industri pertanian, serta sektor energi, seperti pelaksanaan 3 unit proyek geothermal (energi panas bumi) di Gunung Salak, Jawa Barat. IKPT juga terlibat dalam membangun fasilitas penelitian nuklir isotope di Serpong, dan beberapa pengadaan proyek di Papua untuk fasilitas pertambangan seperti jalur pipa dan pembangunan dermaga laut.

(5)

Karena beban kerja dan program pengembangan perusahaan yang berlangsung dari tahun 1998 sampai 2001 semakin banyak, IKPT membangun bangunan baru yang terletak di Jl. MT. Haryono kav. 4-5, Jakarta 12820. IKPT berdiri diatas empat pilar, yaitu :

1. Idealisme : misi untuk membangun bangsa secara keseluruhan.

2. Pengetahuan : idealisme yang didukung oleh pengetahuan dan teknologi yang canggih.

3. Ketekunan : pengetahuan yang dimiliki IKPT berasal dari dedikasi dan ketekunan untuk mencapai tujuan perusahaan.

4. Transfer teknologi : pengetahuan merupakan sesuatu yang tidak pernah habis dan selalu berkembang, sehingga kunci dalam menghadapi persaingan dan ekspansi adalah dengan meningkatkan pengetahuan tentang teknologi baru dengan cara transfer teknologi.

IKPT dilengkapi sertifikasi ISO-9001 sejak tahun 1994 untuk Sistem Manajemen Mutu, kapabilitas dalam manajemen produk, karakteristik teknik, kegiatan pengadaan dan konstruksi dalam bidang minyak LNG, kilang gas, kimia, petrokimia, dan pembangkit tenaga listrik dari International Llyod’s Register Quality Assurance, London.

4.1.2 Visi dan Misi PT Inti Karya Persada Tehnik

• Visi

Menjadi kontraktor global pilihan untuk solusi dalam bidang EPC (Engineering, Procurement, and Construction) dengan pertumbuhan yang berkelanjutan, serta mencapai standar World Class.

• Misi

Ide IKPT sangat sederhana, menjadi perusahaan dengan bisnis EPC terbaik dan mitra bagi perusahaan lain dengan menerapkan pendekatan yang komprehensif untuk meningkatkan kualitas kehidupan umat manusia.

(6)

4 S 4 m m 4.1.3 Strukt G Sumber: PT I 4.1.4 Tuga Direk menetapkan melaporkan s tur Organisa Gambar 4.1 S IKPT as dan Tang ktur utama b tindak lanju status pencap asi PT Inti K Struktur Org gung Jawab bersama direk utnya dalam paiannya kep Karya Persad ganisasi PT b Karyawan ksi lainnya m bentuk ren ada Dewan K da Tehnik Inti Karya P Berdasarka melakukan bu ncana kerja Komisaris ses Persada Teh an Pekerjaa usiness risk a perusahaan suai jadwal ya hnik an assessment d berkala, se ang ditentuka dan rta an.

(7)

Direktur utama selanjutnya mendelegasikan lingkup penugasannya kepada Dewan Direksi dan perangkatnya, sebagai berikut :

1. Direktorat Keuangan dan Sarana (Finance and Service Directorate)

o Menetapkan financial policy perusahaan dan mengawasi serta melaporkan implementasinya.

o Membuat perencanaan dan memastikan ketersediaan dana yang diperlukan untuk operasional proyek dan perusahaan.

o Menjaga cash flow perusahaan.

o Mengelola aset dan properti perusahaan.

o Merencanakan dan memastikan pengelolaan aspek sumber daya manusia. o Memantau dan melaporkan kinerja anak perusahaan.

o Membuat kajian investasi atau ventura serta rekomendasinya, pada saat yang diperlukan.

2. Direktorat Teknik (Technical Directorate)

o Memastikan kecukupan sistem kerja, metode kerja dan sumber daya manusia (jumlah dan kualifikasi) yang diperlukan untuk aktivitas proposal dan proyek (lingkup Engineering, Procurement, dan Construction) sesuai dengan rencana perusahaan.

o Menjamin tercapai standar akurasi Bill of Quantity (BQ), Work Volume (WV) dan Unit Price (UP).

o Membuat, menetapkan, menjalankan dan memastikan efektivitas strategi partnering dengan Vendor dan Sub Contractor.

o Customer dan Partner Relationship dengan focus perolehan informasi teknologi yang applicable, peningkatan kompetensi teknis EPC dan standar produktivitas, serta ketersediaan sumber daya untuk keperluan technical partnering, procurement dan sub contracting.

(8)

o Fokus aktivitas Direktorat Teknik ada pada fungsi-fungsi Engineering, Procurement, dan Construction.

3. Direktorat Pengembangan dan Pengendalian Usaha (Business Development and Control Directorate)

o Merencanakan dan memastikan perolehan revenue per periode perencanaan.

o Mencari dan mengelola informasi pasar, serta mengupayakan keikutsertaan perusahaan pada potensi proyek yang dituju.

o Melakukan identifikasi dan analisa resiko pada setiap potensi proyek.

o Mengkoordinasikan ketersediaan konsep, hingga penetapan proposal strategy (winning and partnering), serta memastikan pelaksanaannya selama fase proposal.

o Melakukan assessment resiko lanjutan, pada proposal yang berjalan hingga penyelesaian eksekusi proyek (pada proposal yang dimenangkan), guna mengantisipasi potensi dan resiko teknikal, komersial, dan legal.

o Mengelola jalannya proposal-proposal.

o Melakukan aktivitas pengawasan proyek, untuk keperluan project margin assurance.

o Customer dan Partner Relationship dengan focus perolehan informasi potensi dan proposal proyek serta perolehan kontrak kerja.

o Mengkoordinasikan penanganan project warranty period dan memastikan penyelesaiannya secara tepat waktu dan efektif.

4. Direktorat Operasi Proyek (Project-Operation Director)

o Bertanggungjawab terhadap penyiapan dan penetapan project plan, dengan basis perencanaan fase proposal (dengan target margin yang lebih baik, biaya yang lebih rendah, cash flow yang lebih menguntungkan perusahaan).

(9)

o Penetapan atau Approved Project Budget sebagai acknowledgement Direktur Utama.

o Penetapan Project Charter.

o Mengelola dan mengawasi jalannya proyek-proyek sesuai agreed dan determined project plan.

o Memastikan perolehan project margin per periode sampai dengan akhir proyek (operational acceptance mechanical completion).

o Memastikan positif cash flow proyek-proyek yang berjalan per agreed plan. o Mengupayakan perolehan tambahan pendapatan dari aktivitas proyek yang

berjalan.

o Customer dan Partner Relationship dengan fokus kelancaran aktivitas proyek, penyelesaian kontrak kerja dan project cash flow.

o Memastikan tercapainya regulation compliance di setiap proyek yang berjalan.

o Memastikan adanya close out setelah proyek selesai, dan penyerahannya kepada Direktorat Pengembangan dan Pengendalian Usaha dengan salinan kepada Direktorat lainnya.

4.1.5 Profil Karyawan PT Inti Karya Persada Tehnik

Karakteristik responden dalam penelitian ini, yaitu para karyawan PT. IKPT, dibedakan menurut jenis kelamin, usia, dan pendidikan terakhir, serta lamanya bekerja di PT IKPT. Adapun karakteristik responden dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini.

• Jenis Kelamin Responden

Dari 100 orang responden, yang berjenis kelamin pria sebanyak 73 orang dan sisanya sebanyak 27 orang adalah wanita. Maka, dapat dikatakan bahwa jumlah responden pria lebih banyak daripada responden wanita, di mana terdapat sebesar 73%

(10)

S • respond dilihat p Sumber : Has • Usia Re Kelomp usia 31 terdapa sebany ini:

den pria dan pada Gambar

Gambar 4.

sil Pengolahan esponden pok usia respo

– 40 terdapa at 24 orang ( ak 4 orang (4 sisanya sebes r 4.2 di bawah 2 Diargam P n Data Kuisio onden antara at 37 orang (3 (25%), dan y 4%). Untuk le 27%

Je

sar 27% kary h ini: Profil Respo ner, 2011 a 21 – 30 tah 37%), selanju yang terakhir ebih jelasnya

nis Kela

Pria  wan yawan wanita onden berda un sebanyak utnya untuk k r untuk kelom dapat dilihat 73%

min

nita . Untuk lebih asarkan Jeni 34 orang (34 kelompok usia mpok usia 51 t pada Gamba h jelasnya dap is Kelamin 4%), lalu unt a 41 – 50 tah 1 tahun ke at ar 4.3 di baw pat tuk hun tas wah

(11)

S • Sumber : Has • Pendidi Berdasa didapat sebany (6%) y sebany yangme berpend respond sisanya Gamba Gamba sil Pengolahan ikan Terakhir arkan jenjang t data sebaga ak 7 orang ( yang berpend ak 8 orang engisi kuision didikan S2 den dengan j a sebesar 6% r 4.4 di bawa 21 ‐ 30 tah ar 4.3 Diarga n Data Kuisio Responden g pendidikan ai berikut: re (7%), sedang didikan S1 se (8%). Sehin ner ini berpe adalah yang jenjang pend % berpendidik ah ini: 25% hun 31 ‐ 4 am Profil Re ner, 2011 terakhir dari esponden yan gkan yang be banyak 79 or ngga dapat endidikan S1 g kedua ter didikan terakh kan Diploma. 37% 4%

Usia 

40 tahun  4 esponden be 100 respond ng berpendid erpendidikan rang (79%), dikatakan b 1 yaitu seban banyak, yait hir SMA terda Untuk lebih

34% 41  ‐50 tahun 

erdasarkan

den dari karya dikan SMA at Diploma seb dan yang be ahwa mayor nyak 79%. K tu sebesar 8 apat sebesar jelasnya dap > 51 tahu Usia awan PT IKP tau yang seta banyak 6 ora erpendidikan ritas respond Karyawan ya 8%. Kemudi 7% sedangk pat dilihat pa n PT, ara ang S2 den ang ian kan ada

(12)

S • Gam Sumber : Has • Lama B Berdasa sebaga (10%), sedang dan res Sehingg dengan Untuk l mbar 4.4 Di sil Pengolahan Bekerja Respo arkan dari la i berikut : res sedangkan kan responde sponden yang ga dapat dik n lama bekerja ebih jelasnya agram Profi n Data Kuisio onden ma bekerja d sponden deng yang lama b en dengan la g lama beker katakan bahw a lebih dari 1 a dapat dilihat

Pendi

SMA il Responde ner, 2011 dari 100 resp gan lama bek bekerjanya 3 ma bekerja 6 rjanya lebih d wa mayoritas 0 tahun sebe t pada gamba 7% 79% 8%

idikan Te

Diploma en berdasark ponden karya kerja dibawah – 5 tahun 6 – 10 tahun dari 10 tahun s responden sar 46%. ar 4.5 di bawa 6%

erakhir

S1 S2 kan Pendidik awan PT IKPT h 3 tahun seb sebanyak 20 sebanyak 24 n sebanyak 46 yang mengi ah ini: kan Terakhi T, didapat da banyak 10 ora 0 orang (20% 4 orang ( 24% 6 orang (46% isi kuisioner r ata ang %), %), %). ini

(13)

S • Sumber : Has • Divisi R Berdasa Busines (9%), d 51 oran Resourc Manage divisi P 8 orang System Gamba Gambar 4.5 sil Pengolahan Responden

arkan dari div ss Developem divisi Corpora ng (51%), div ce sebanyak ement Team roject Manag g (8%), divis m Compliance r 4.6 di bawa < 3 ta 5 Diagram P n Data Kuisio visi pada PT ment sebanya ate Strategy visi Finance a 8 orang (8% sebanyak 1 ement Team i Property an sebanyak 9 ah ini: 46%

La

ahun 3 ‐ 5 Profil Respon ner, 2011 IKPT, didapa k 1 orang (1% sebanyak 1 o and Accountin ), divisi Legal orang (1%), sebanyak 3 o d Asset seba orang (9%). 10%

ama Bek

 tahun 6 ‐ nden berdas t data respon %), divisi Co orang (1%), ng sebanyak l sebanyak 1 divisi Staff A orang (3%), anyak 4 orang Untuk lebih % 20% 24%

erja

‐ 10 tahun sarkan Lama nden sebagai nstrustion se divisi Engine 3 orang (3% orang (1%), Ahli sebanyak divisi Procure g (4%) dan d jelasnya dap >10 tahun a Bekerja berikut ; Div banyak 9 ora eering sebany %), divisi Hum divisi Bussine k 1 orang (1% ement sebany divisi Qshes a pat dilihat pa visi ang yak man ess %), yak and ada

(14)

S 4 a K A A A A A o Sumber : Has 4.2 Transfor Teknik adalah MSI (M Keterangan: Alternatif Jaw Alternatif Jaw Alternatif Jaw Alternatif Jaw Alternatif Jaw o Transfo Ni Gamba sil Pengolahan rmasi Data O transformasi Method of Su waban 1= San waban 2= Tida waban 3= Kur waban 4= Set waban 5= San ormasi variabe Tabel 4.1 Skala Ord lai Alternatif J 1% 1% 3 BD HR Procurement r 4.6 Diagra n Data Kuisio Ordinal men data ordinal uccessive Inte

ngat Tidak Set ak Setuju rang Setuju uju ngat Setuju el Gaya Kepe 1 Transform dinal Jawaban 1 3% 8% 1% 3% 8% 4% Construction Legal P&A am Profil Re ner, 2011 njadi Interva menjadi inter erval). tuju mimpinan (X1 masi Variabe Beruba menja 1% 9% 9%

Divisi

n CS BMT Qshes&SC esponden be al

rval yang digu

1) ditunjukka el Gaya Kepe ah Sk di 1% 51% Engineer Staff ahli erdasarkan D unakan dalam n pada Tabel emimpinan kala Interval 1 ring F&A i PMT Divisi m penelitian in 4.1 berikut in l ni ni:

(15)

Nilai Alternatif Jawaban 2 menjadi 1,62

Nilai Alternatif Jawaban 3 menjadi 2,40

Nilai Alternatif Jawaban 4 menjadi 3,33

Nilai Alternatif Jawaban 5 menjadi 4,47

S Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuisioner, 2011 umber: Hasil Pengolahan Data

o Transformasi variabel Budaya Organisasi (X2) ditunjukkan pada Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2 Transformasi Variabel Budaya Organisasi

Skala Ordinal Berubah Skala Interval

Nilai Alternatif Jawaban 1 menjadi 1

Nilai Alternatif Jawaban 2 menjadi 1,61

Nilai Alternatif Jawaban 3 menjadi 2,42

Nilai Alternatif Jawaban 4 menjadi 3,39

Nilai Alternatif Jawaban 5 menjadi 4,54

S Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuisioner, 2011 umber: Hasil Pengolahan Data

o Transformasi variabel Pengembangan Karir (X3) ditunjukkan pada Tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3 Transformasi Variabel Pengembangan Karir

Skala Ordinal Berubah Skala Interval

Nilai Alternatif Jawaban 1 menjadi 1

Nilai Alternatif Jawaban 2 menjadi 1,69

Nilai Alternatif Jawaban 3 menjadi 2,62

Nilai Alternatif Jawaban 4 menjadi 3,55

Nilai Alternatif Jawaban 5 menjadi 4,63

(16)

o Transformasi variable Kepuasan Kerja Karyawan (Y) ditunjukkan pada Tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Transformasi Variabel Kepuasan Kerja Karyawan

Skala Ordinal Berubah Skala Interval

Nilai Alternatif Jawaban 1 menjadi 1

Nilai Alternatif Jawaban 2 menjadi 1,74

Nilai Alternatif Jawaban 3 menjadi 2,53

Nilai Alternatif Jawaban 4 menjadi 3,50

Nilai Alternatif Jawaban 5 menjadi 4,70

Sum Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuisioner, 2011 ber: Hasil Pengolahan Data

o Transformasi variabel Kinerja Karyawan (Z) ditunjukkan pada Tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5 Transformasi Variabel Kinerja Karyawan

Skala Ordinal Berubah Skala Interval

Nilai Alternatif Jawaban 1 menjadi 1

Nilai Alternatif Jawaban 2 menjadi 1,75

Nilai Alternatif Jawaban 3 menjadi 2,51

Nilai Alternatif Jawaban 4 menjadi 3,45

Nilai Alternatif Jawaban 5 menjadi 4,61

Su Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuisioner, 2011 mber: Hasil Pengolahan Data

4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas menggunakan tingkat kepercayaan 95%, dimana df = n-2. Nilai n dalam penelitian ini yaitu 100, sehingga nilai df = 98. Dengan begitu, diperoleh nilai ttabel = 1,6606. Selanjutnya dengan menggunakan rumus rtabel, maka diperoleh nilai rtabel = 0,1654.

Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas ini adalah sebagai berikut: • Jika rhitung > 0,1654 , maka butir pertanyaan tersebut valid

(17)

• Jika rhitung < 0,1654 , maka butir pertanyaan tersebut tidak valid

Sedangkan, dasar pengambilan keputusan pada uji reliabilitas adalah sebagai berikut: • Jika Cronbach Alpha > 0,1654, maka data dinyatakan reliabel

• Jika Cronbach Alpha < 0,1654, maka data dinyatakan tidak reliable

4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Gaya Kepemimpinan

Variabel X1 diukur melalui butir pertanyaan 1,2,3,4,5,6,7,8,9. Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam Tabel 4.6:

Tabel 4.6 Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan

Butir Pertanyaan rhitung Keterangan

1 -0,287 Tidak Valid 2 0,148 Valid 3 0,167 Valid 4 0,258 Valid 5 0,183 Valid 6 0,240 Valid 7 0,360 Valid 8 0,308 Valid 9 0,325 Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuisioner, 2011

mber: Hasil Pengolahan Data

Karena ada pertanyaan yang tidak valid, yaitu pertanyaan no 1, maka akan dilakukan kembali uji validitas dengan mengeluarkan pertanyaan yang tidak valid tersebut, dimana hasil pengujiannya adalah sebagai berikut dalam Tabel 4.7:

Tabel 4.7 Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan yang Kedua

(18)

2 0,191 Valid 3 0,176 Valid 4 0,237 Valid 5 0,272 Valid 6 0,294 Valid 7 0,376 Valid 8 0,413 Valid 9 0,403 Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuisioner, 2011

Untuk menguji reliabilitas data, maka dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh nilai Cronbach Alpha = 0,591 > 0.1654 (rtabel) maka data dinyatakan reliabel.

Jadi untuk variable X1, data hasil kuesioner yang dapat dipergunakan untuk proses analisa selanjutnya adalah data jawaban atas butir pertanyaan 2,3,4,5,6,7,8,9.

4.3.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Budaya Organisasi

Variabel X2 diukur melalui butir pertanyaan 10,11,12,13,14,15,16,17,18. Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam Tabel 4.8:

Tabel 4.8 Validitas Variabel Budaya Organisasi

Butir Pertanyaan rhitung Keterangan

10 0,326 Valid 11 0,360 Valid 12 0,370 Valid 13 0,434 Valid 14 0,390 Valid

(19)

15 0,413 Valid 16 0,344 Valid 17 0,501 Valid 18 0,235 Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuisioner, 2011

Untuk menguji reliabilitas data, maka dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh nilai Cronbach Alpha = 0,699 > 0.1654 (rtabel) maka data dinyatakan reliabel.

Jadi untuk variable X2, data hasil kuesioner yang dapat dipergunakan untuk proses analisa selanjutnya adalah data jawaban atas butir pertanyaan 10,11,12,13,14,15,16,17,18.

4.3.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pengembangan Karir

Variabel X3 diukur melalui butir pertanyaan 19,20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31. Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam Tabel 4.9:

Tabel 4.9 Validitas Variabel Pengembangan Karir

Butir Pertanyaan rhitung Keterangan

19 0,521 Valid 20 0,306 Valid 21 0,623 Valid 22 0,370 Valid 23 0,500 Valid 24 0,240 Valid 25 0,320 Valid 26 0,429 Valid 27 -0,07 Tidak Valid 28 0,201 Valid

(20)

29 0,082 Tidak Valid

30 -0,61 Tidak Valid

31 0,483 Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuisioner, 2011

Karena masih ada pertanyaan yang tidak valid, yaitu pertanyaan no 27, 29, 30, maka akan dilakukan kembali uji validitas dengan mengeluarkan pertanyaan yang tidak valid tersebut, dimana hasil pengujiannya adalah sebagai berikut dalam Tabel 4.10:

Tabel 4.10 Validitas Variabel Pengembangan Karir yang Kedua

Butir Pertanyaan rhitung Keterangan

19 0,522 Valid 20 0,343 Valid 21 0,590 Valid 22 0,378 Valid 23 0,505 Valid 24 0,222 Valid 25 0,363 Valid 26 0,471 Valid 28 0,240 Valid 31 0,522 Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuisioner, 2011

Untuk menguji reliabilitas data, maka dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh nilai Cronbach Alpha = 0,752 > 0.1654 (rtabel) maka data dinyatakan reliabel.

Jadi untuk variable X3, data hasil kuesioner yang dapat dipergunakan untuk proses analisa selanjutnya adalah data jawaban atas butir pertanyaan19,20,21,22,23,24,25,26,28,30.

(21)

4.3.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kepuasan Kerja Karyawan

Variabel Y diukur melalui butir pertanyaan 32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,46. Dengan menggunakan bantuan program

SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam Tabel 4.11:

Tabel 4.11 Validitas Variabel Kepuasan Kerja Karyawan

Butir Pertanyaan rhitung Keterangan

32 0,413 Valid 33 0,309 Valid 34 0,371 Valid 35 0,202 Valid 36 0,494 Valid 37 0,535 Valid 38 0,589 Valid 39 0,313 Valid 40 0,434 Valid 41 0,504 Valid 42 0,289 Valid 43 0,326 Valid 44 0,301 Valid 45 0,350 Valid 46 0,388 Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuisioner, 2011

Untuk menguji reliabilitas data, maka dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh nilai Cronbach Alpha = 0,788 > 0.1654 (rtabel) maka data dinyatakan reliabel.

(22)

Jadi untuk variabel Y, data hasil kuesioner yang dapat dipergunakan untuk proses analisa selanjutnya adalah data jawaban atas butir pertanyaan 32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,46.

4.3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja Karyawan

Variabel Z diukur melalui butir pertanyaan 47,48,49,50,51,52,53,54,55,56. Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam Tabel 4.12:

Tabel 4.12 Validitas Variabel Kinerja Karyawan

Butir Pertanyaan rhitung Keterangan

47 0,280 Valid 48 0,252 Valid 40 0,386 Valid 50 0,239 Valid 51 -0,171 Tidak Valid 52 0,190 Valid 53 0,178 Valid 54 0,405 Valid 55 0,175 Valid 56 -0,050 Tidak Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuisioner, 2011

Karena masih ada pertanyaan yang tidak valid, yaitu pertanyaan no 51 dan 56, maka akan dilakukan kembali uji validitas dengan mengeluarkan pertanyaan yang tidak valid tersebut, dimana hasil pengujiannya adalah sebagai berikut dalam Tabel 4.13:

(23)

Tabel 4.13 Validitas Variabel Kinerja Karyawan Kedua

Butir Pertanyaan rhitung Keterangan

47 0,349 Valid 48 0,242 Valid 49 0,428 Valid 50 0,257 Valid 52 0,266 Valid 53 0,289 Valid 54 0,466 Valid 55 0,195 Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuisioner, 2011

Untuk menguji reliabilitas data, maka dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh nilai Cronbach Alpha = 0,613 > 0.1654 (rtabel) maka data dinyatakan reliabel.

Jadi untuk variable Z, data hasil kuesioner yang dapat dipergunakan untuk proses analisa selanjutnya adalah data jawaban atas butir pertanyaan 47,48,49,50,52,53,54,56.

4.4 Uji Normalitas

4.4.1 Uji Normalitas Variabel Gaya Kepemimpinan

Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam Tabel 4.14 dan Gambar 4.7:

(24)

Gambar 4.7 Grafik Normalitas Variabel Gaya Kepemimpinan

Dasar Pengambilan Keputusan

Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal Keputusan

Variabel X1 memiliki Sig = 0,119 (≥ 0,05) maka data berdistribusi normal, sehingga variabel X1 dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.

4.4.2 Uji Normalitas Variabel Budaya Organisasi

Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam Tabel 4.15 dan Gambar 4.8:

(25)

Tabel 4.15 Test of Normality Variabel Budaya Organisasi

SutaGambar 4.8 Grafik Normalitas Variabel Budaya Organisasi Dasar Pengambilan Keputusan

Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal Keputusan

Variabel X2 memiliki Sig = 0,200 (≥ 0,05) maka data berdistribusi normal, sehingga variabel X2 dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.

4.4.3 Uji Normalitas Variabel Pengembangan Karir

Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam Tabel 4.16 dan Gambar 4.9:

(26)

Tabel 4.16 Test of Normality Variabel Pengembangan Karir

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Gambar 4.9 Grafik Normalitas Variabel Pengembangan Karir

Dasar Pengambilan Keputusan

Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal

Keputusan

Variabel X3 memiliki Sig = 0,200 (≥ 0,05) maka data berdistribusi normal, sehingga variabel X3 dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.

(27)

4.4.4 Uji Normalitas Variabel Kepuasan Kerja Karyawan

Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam Tabel 4.17 dan Gambar 4.10:

Tabel 4.17 Test of Normality Variabel Kepuasan Kerja Karyawan

Gambar 4.10 Grafik Normalitas Variabel Kepuasan Kerja Karyawan

Dasar Pengambilan Keputusan

Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal

(28)

Keputusan

Variabel Y memiliki Sig = 0,118 (≥ 0,05) maka data berdistribusi normal, sehingga variabel Y dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.

4.4.5 Uji Normalitas Variabel Kinerja Karyawan

Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam Tabel 4.18 dan Gambar 4.11:

Tabel 4.18 Test of Normality Variabel Kinerja Karyawan

(29)

Dasar Pengambilan Keputusan

Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal Keputusan

Variabel Z memiliki Sig = 0,146 (≥ 0,05) maka data berdistribusi normal, sehingga variabel Z dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.

4.5 Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan

Pengembangan Karir terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT IKPT

Sebelum melakukan analisis, akan ditampilkan terlebih dahulu struktur hubungan kausal antara variabel Gaya Kepemimpinan (X1), Budaya Organisasi (X2), dan Pengembangan Karir (X3), Kepuasan Kerja Karyawan (Y), dan Kinerja Karyawan (Z) dalam Gambar 4.12 berikut ini:

Gambar 4.12 Struktur Hubungan X1, X2, X3,Y dan Z

Untuk melakukan analisa jalur maka Struktur Hubungan pada Gambar 4.12 akan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu sub-struktur 1 dan sub-struktur 2, di mana sub-struktur 1 akan diuraikan dalam bab ini, dan struktur 2 akan diuraikan selanjutnya dalam sub-bab 4.6. r23  r12  r13  ρZY X1  X3  Y    Z  ρyX3 ρyX1  ρZX3 ρZX1 ε1 ε 2  X2  ρyX2 ρZX2

(30)

Analisa pengaruh Gaya Kepemimpinan (X1), Budaya Organisasi (x2), dan Pengembangan Karir (X3) terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y) akan digambarkan dalam sebuah model yang selanjutnya akan disebut dengan sub-struktur 1. Adapun gambar dari sub-struktur 1 tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.13:

Gambar 4.13 Sub-struktur 1

Selanjutnya, dengan menggunakan bantuan program SPSS, analisa data X1, X2, X3, dan Y memperoleh hasil diolah dengan menggunakan program SPSS, sehingga menghasilkan output sebagai berikut :

Tabel 4.19 Deskriptif Data X1, X2,X3, dan Y

Pertama-tama akan diinterpretasikan terlebih dahulu hasil output pada Tabel 4.19. Untuk mengintepretasikan statistik deskriptif data, akan dibuat suatu kriteria mengenai arti nilai masing-masing variabel yang diteliti, yaitu variabel Gaya Kepemimpinan (X1), Budaya Organisasi (X2), Pengembangan Karir (X3), Kepuasan Kerja Karyawan (Y), Kinerja Karyawan (Z). Untuk menentukan kriteria tersebut, digunakan rumus Sturges untuk menghitung jumlah

r13  r23  r12  X1 X3 Y ρyX1 ρyX2 ε1 X2 ρyX3

(31)

kelas (k) dan lebar kelas (l), di mana jumlah kelas (k) telah ditentukan terlebih dahulu yaitu sebanyak 5 kelas, yaitu kelas pertama “sangat buruk”, kelas kedua “buruk”, kelas ketiga “cukup”, kelas keempat “baik”, kelas kelima “sangat baik”. Adapun rumus Sturges untuk lebar kelas (l) yaitu:

l = (Xmax-Xmin)/k

Untuk variable X1, X2, X3, Y, dan Z menggunakan nilai baru pada skala interval (bukan skala ordinal). Sehingga kriteria penilaian jawaban untuk variable X1, X2, X3, Y, dan Z adalah sebagai berikut dalam Tabel 4.20:

Tabel 4.20 Intepretasi Nilai Variabel X1, X2, X3, Y dan Z

Interval Variabel X1 Kriteria Interval Variabel Y Kriteria

1,00 – 1,69 Sangat Buruk 1,00 – 1,74 Sangat Buruk

1,70 – 2,39 Buruk 1,75 – 2,49 Buruk

2,40 – 3,09 Cukup 2,50 – 3,24 Cukup

3,10 – 3,79 Baik 3,25 – 3,99 Baik

3,80 – 4,49 Sangat Baik 4,00 – 4,74 Sangat Baik

Interval Variabel X2 Kriteria Interval Variabel Z Kriteria

1,00 – 1,70 Sangat Buruk 1,00 – 1,72 Sangat Buruk

1,71 – 2,41 Buruk 1,73 – 2,45 Buruk

2,42 – 3,12 Cukup 2,46 – 3,18 Cukup

3,13 – 3,83 Baik 3,19 – 3,91 Baik

3,84 – 4,53 Sangat Baik 3,92 – 4,64 Sangat Baik

Interval Variabel X3 Kriteria

1,00 – 1,73 Sangat Buruk

1,74 – 2,47 Buruk

2,48 – 3,21 Cukup

3,22 – 3,95 Baik

3,96 – 4,69 Sangat Baik

(32)

Pada Tabel 4.19, terlihat mean (rata-rata) dari variabel Gaya Kepemimpinan (X1) = 3,3315 yang dengan mengacu pada table 4.20, maka dapat dikatakan Gaya Kepemimpinan pada PT IKPT adalah Baik. Untuk variabel Budaya Organisasi (X2) dengan mean = 3,3574 juga dapat dinilai Baik. Pengembangan Karir pada PT IKPT juga dapat dikatakan Baik, di mana mean variabel Pengembangan Karir (X3) = 3,2840. Sedangkan, tingkat kepuasan kerja karyawan PT IKPT termasuk kategori Baik, dengan mean dari variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) = 3,6615. Selain itu, berdasarkan Tabel 4.19, dapat dilihat bahwa Standard Deviation untuk variabel X1, X2, X3, dan Y cenderung kecil sehingga dapat diketahui bahwa variasi jawaban responden cenderung seragam. Selanjutnya, akan dilihat hubungan bivariat antara variabel X1, X2, X3, dan Y dengan menggunakan korelasi Pearson yang melihat hubungan dua arah antara dua variabel saja tanpa memperhitungkan pengaruh dari faktor lain. Berdasarkan tabel 4.21:

Tabel 4.21 Korelasi Pearson X1, X2,X3, dan Y

a. Korelasi Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) dan Budaya Organisasi (X2) = 0,759, sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat kuat dan searah.

(33)

Hipotesis

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi pada PT IKPT

Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi pada PT IKPT

Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Hasil

Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan:

Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan tersebut bersifat kuat dan searah. Hubungannya bersifat kuat karena nilai korelasinya sebesar 0,759 berada dalam range 0,60 – 0,799. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel Gaya Kepemimpinan (X1) naik, maka nilai variabel Budaya Organisasi (X2) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Gaya Kepemimpinan (X1) turun, maka nilai variabel Budaya Organisasi (X2) juga akan turun.

b. Korelasi Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) dan Pengembangan Karir (X3) = 0,190, sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat sangat rendah dan searah.

Hipotesis

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Gaya Kepemimpinan dan Pengembangan Karir pada PT IKPT

Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Gaya Kepemimpinan dan Pengembangan Karir pada PT IKPT

(34)

Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Hasil

Sig = 0,029 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan:

Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa Gaya Kepemimpinan dan Pengembangan Karir memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan tersebut bersifat sangat rendah dan searah. Hubungannya bersifat sangat rendah karena nilai korelasinya sebesar 0,190 berada dalam range 0,00 – 0,199. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel Gaya Kepemimpinan (X1) naik, maka nilai variabel Pengembangan Karir (X3) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Gaya Kepemimpinan (X1) turun, maka nilai variabel Pengembangan Karir (X3) juga akan turun.

c. Korelasi Variabel Budaya Organisasi (X2) dan Pengembangan Karir (X3) = 0,240, sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat rendah dan searah.

Hipotesis

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Budaya Organisasi dan Pengembangan Karir pada PT IKPT

Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Budaya Organisasi dan Pengembangan Karir pada PT IKPT

Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Hasil

(35)

Sig = 0,008 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan:

Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa Budaya Organisasi dan Pengembangan Karir memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan tersebut bersifat rendah dan searah. Hubungannya bersifat rendah karena nilai korelasinya sebesar 0,240 berada dalam range 0,20 – 0,399. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel Budaya Organisasi (X2) naik, maka nilai variabel Pengembangan Karir (X3) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Budaya Organisasi (X2) turun, maka nilai variabel Pengembangan Karir (X3) juga akan turun.

d. Korelasi Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) dan Kepuasan Kerja Karyawan (Y) = 0,705, sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat kuat dan searah.

Hipotesis

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Karyawan pada PT IKPT

Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Karyawan pada PT IKPT

Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Hasil

Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan:

Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa Gaya Kepemimpinan dan tingkat Kepuasan Kerja karyawan memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan tersebut bersifat sangat kuat dan searah. Hubungannya bersifat sangat kuat karena nilai korelasinya

(36)

sebesar 0,705 berada dalam range 0,60 – 0.799. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel Gaya Kepemimpinan (X1) naik, maka nilai variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Gaya Kepemimpinan (X1) turun, maka nilai variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) juga akan turun.

e. Korelasi Variabel Budaya Organisasi (X2) dan Kepuasan Kerja Karyawan (Y) = 0,655, sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat kuat dan searah.

Hipotesis

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan pada PT IKPT

Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan pada PT IKPT

Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Hasil

Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan:

Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa Budaya Organisasi dan tingkat Kepuasan Kerja karyawan memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan tersebut bersifat sangat kuat dan searah. Hubungannya bersifat sangat kuat karena nilai korelasinya sebesar 0,655 berada dalam range 0,60 – 0,799. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel Budaya Organisasi (X2) naik, maka nilai variabel Kepuasan Kerja karyawan (Y) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel

(37)

Budaya Organisasi (X2) turun, maka nilai variabel Kepuasan Kerja karyawan (Y) juga akan turun.

f. Korelasi Variabel Pengembangan Karir (X3) dan Kepuasan Kerja Karyawan (Y) = 0,173, sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat sangat rendah dan searah.

Hipotesis

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Pengembangan Karir dan Kepuasan Kerja karyawan pada PT IKPT

Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Pengembangan Karir dan Kepuasan Kerja karyawan pada PT IKPT

Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Hasil

Sig = 0,043 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan:

Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa Pengembangan Karir dan tingkat Kepuasan Kerja karyawan memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan tersebut bersifat sangat rendah dan searah. Hubungannya bersifat rendah karena nilai korelasinya sebesar 0,173 berada dalam range 0,00 – 0199. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel Pengembangan Karir (X3) naik, maka nilai variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Pengembangan Karir (X3) turun, maka nilai variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) juga akan turun.

Hasil uji korelasi Pearson antara variable X1, X2, X3, dan Y di atas dapat diringkas sebagai berikut dalam Tabel 4.22:

(38)

Tabel 4.22 Sifat Hubungan Bivariat X1, X2, X3, dan Y

Hubungan antara Korelasi Sifat Hubungan

X1 dengan X2 0,759 Sangat Kuat, Searah, dan Signifikan

X1 dengan X3 0,190 Rendah, Searah, dan Signifikan

X2 dengan X3 0,240 Rendah, Searah, dan Signifikan

X1 dengan Y 0,705 Sangat Kuat, Searah, dan Signifikan

X2 dengan Y 0,655 Kuat, Searah, dan Signifikan

X3 dengan Y 0,173 Rendah, Searah, dan Signifikan

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Kemudian, sebelum melakukan analisis jalur pada variabel X1, X2, X3, dan Y (sub-struktur 1), harus diuji linieritas hubungan antara keempat variabel tersebut. Pengujian tersebut dilakukan berdasarkan pada Tabel 4.23 dibawah, yakni:

Hipotesis

Ho: Hubungan antara variabel bebas X1, X2, dan X3 terhadap variabel terikat Y bersifat tidak linier

Ha: Hubungan antara variabel bebas X1, X2, dan X3 terhadap variabel terikat Y bersifat linier Dasar Pengambilan Keputusan

Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Hasil

Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan:

Hubungan antara variabel bebas X1, X2, dan X3 terhadap variabel terikat Y bersifat linier dengan tingkat kepercayaan 95%. Jadi, asumsi mengenai linieritas hubungan dalam analisa jalur terpenuhi.

(39)

Kemudian dianalisa sub-struktur 1 dengan menggunakan analisis jalur, dengan persamaan struktural sebagai berikut:

Y= ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρyx3 X3 + ρy ε1

Tabel 4.23 Anova sub-struktur 1 model 1

Tabel 4.24 Model Summary sub-struktur 1 model 1

Selanjutnya dengan hasil output tabel 4.23 dan 4.24 diatas maka akan dilakukan pengujian secara simultan dan individu dari variabel X1, X2, X3, dan Y.

4.5.1 Pengujian Secara Simultan (Keseluruhan) antara Variabel Bebas X1, X2, dan X3 dengan Variabel terikat Y

Uji secara keseluruhan ditunjukkan oleh Tabel 4.23. Hipotesis

Ho: Variabel Gaya Kepemimpinan (X1), Budaya Organisasi (X2), dan Pengembangan Karir (X3) karyawan tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) pada PT IKPT

(40)

Ha: Variabel Gaya Kepemimpinan (X1), Budaya Organisasi (X2), dan Pengembangan Karir (X3) karyawan memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) pada PT IKPT

Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 Ho diterima

Sig < 0,05 Ho ditolak Hasil

Sig = 0,000 <0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan

Variabel Gaya Kepemimpinan (X1), Budaya Organisasi (X2), dan Pengembangan Karir (X3) karyawan memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) pada PT IKPT. Maka itu, pengujian secara individual dapat dilakukan atau dilanjutkan.

Besarnya pengaruh variabel X1, X2, dan X3 secara simultan terhadap variabel Y dapat diketahui dengan melihat nilai Rsquare pada Tabel 4.23 , dimana nilai R2 = 0,531 = 53,1%. Jadi, 53,1% nilai dari variabel Y dipengaruhi oleh variabel X1, X2, dan X3, sedangkan sisanya sebesar 46,9% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Sementara itu, besarnya koefisien jalur bagi variabel lain di luar penelitian yang mempengaruhi nilai variabel

Y (ρY) = 2

1 R

=

1

0

,

531

= 0,6848

Masih mengacu pada Tabel 4.24, nilai R (koefisien korelasi) diketahui sebesar 0,729. Hal ini berarti hubungan antara variabel bebas X1, X2, dan X3 secara bersama-sama dengan variabel terikat Y bersifat kuat (karena nilai R lebih besar dari 0,5) dan searah (karena nilai R positif).

(41)

4.5.2 Pengujian secara Individual antara Variabel X1, X2, dan X3 terhadap Variabel Y

Setelah dilakukan uji pengaruh secara simultan, maka dilakukan uji individual, di mana dicari pengaruh masing-masing variabel X1, X2, dan X3 terhadap variabel Y secara individual.

Tabel 4.25 Coefficients sub-struktur 1 model 1

a. Pengujian secara Individual antara Variabel X1 terhadap Variabel Y

Pengujian secara individual dapat dilihat pada Tabel 4.25. Hipotesis

Ho: Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) karyawan pada PT IKPT

Ha: Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) karyawan pada PT IKPT

Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 Ho diterima

Sig < 0,05 Ho ditolak Hasil

Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan

(42)

Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) karyawan pada PT IKPT.

b. Pengujian secara Individual antara Variabel X2 terhadap Variabel Y

Pengujian secara individual dapat dilihat pada Tabel 4.25. Hipotesis

Ho: Variabel Budaya Organisasi (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) karyawan pada PT IKPT

Ha: Variabel Budaya Organisasi (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) karyawan pada PT IKPT

Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 Ho diterima

Sig < 0,05 Ho ditolak Hasil

Sig = 0,012 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan

Variabel Budaya Organisasi (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) karyawan pada PT IKPT.

c. Pengujian secara Individual antara Variabel X3 terhadap Variabel Y

Pengujian secara individual dapat dilihat pada Tabel 4.25. Hipotesis

Ho: Variabel Pengembangan Karir (X3) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) pada PT IKPT

Ha: Variabel Pengembangan Karir (X3) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) pada PT IKPT

Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 Ho diterima

(43)

Sig < 0,05 Ho ditolak Hasil

Sig = 0,866 > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak Kesimpulan

Variabel Pengembangan Karir (X3) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) pada PT IKPT

Kemudian rangkuman nilai koefisien jalur(beta) dapat dilihat dalam Tabel 4.26 berikut:

Tabel 4.26 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Sub-struktur 1 Pengaruh Antar Variabel Koefisien Jalur (beta) Nilai Sig Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Koefisien Variabel lain (ρyε1) X1 terhadap Y 0,491 0,000 Ho ditolak 0,531 = 53,1% 0,6848 X2 terhadap Y 0,279 0,012 Ho ditolak X3 terhadap Y 0,012 0,866 Ho diterima

Dengan demikian didapat diagram jalur sub-struktur 1, namun disajikan dengan nilai koefisien jalur yang telah didapat melalui analisa data sehingga model sub-struktur 1 menjadi seperti terlihat pada Gambar 4.14 berikut:

Gambar 4.14 Sub-struktur 1 beserta Koefisien Jalur

0,190 0,240 0,759 X1 X3 Y 0,491  0,279  0,6848  X2 0,012 

(44)

Namun, dari hasil analisis membuktikan bahwa ada koefisien jalur yang tidak signifikan, yaitu variabel Pengembangan Karir (X3). Maka itu, Model 1 perlu diperbaiki melalui metode trimming dengan mengeluarkan variabel X3 yang dianggap hasil koefisien jalur tidak signifikan dari analisisnya. Kemudian diulang atau diuji lagi tanpa mengikutsertakan variabel X3. Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS menghasilkan output sebagai berikut:

Tabel 4.27 Anova sub-struktur 1 Model 2

Tabel 4.28 Model Summary sub-struktur 1 Model 2

4.5.3 Pengujian Model 2 Secara Simultan (Keseluruhan) antara Variabel Bebas X1 dan X2 dengan Variabel terikat Y

Uji secara keseluruhan ditunjukkan oleh Tabel 4.27. Hipotesis

Ho: Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) dan Budaya Organisasi (X2) tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) pada PT IKPT

(45)

Ha: Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) dan Budaya Organisasi (X2) memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) pada PT IKPT Dasar Pengambilan Keputusan

Sig ≥ 0,05 Ho diterima Sig < 0,05 Ho ditolak Hasil

Sig = 0,000 <0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan

Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) da Budaya Organisasi (X2) memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) pada PT IKPT. Maka itu, pengujian secara individual dapat dilakukan atau dilanjutkan.

Besarnya pengaruh variabel X1 dan X2 secara simultan terhadap variabel Y dapat diketahui dengan melihat nilai Rsquare pada Tabel 4.28 , dimana nilai R2 = 0,531 = 53,1%. Jadi, 53,1% nilai dari variabel Y dipengaruhi oleh variabel X1 dan X2 sedangkan sisanya sebesar 46,9% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Sementara itu, besarnya koefisien jalur bagi variabel lain di luar penelitian yang mempengaruhi nilai variabel Y (ρY) =

2

1 R

=

1−

0

,

531

= 0,6848.

Masih mengacu pada Tabel 4.28, nilai R (koefisien korelasi) diketahui sebesar 0,729. Hal ini berarti hubungan antara variabel bebas X1 dan X2 secara bersama-sama dengan variabel terikat Y bersifat kuat (karena nilai R lebih besar dari 0,5) dan searah (karena nilai R positif).

4.5.4 Pengujian model 2 secara Individual antara Variabel X1 dan X2 terhadap Variabel Y

(46)

Setelah dilakukan uji pengaruh secara simultan, maka dilakukan uji individual, di mana dicari pengaruh masing-masing variabel X2 terhadap variabel Y secara individual.

Tabel 4.29 Coefficients sub-struktur 1 Model 2

a. Pengujian secara Individual antara Variabel X1 terhadap Variabel Y

Pengujian secara individual dapat dilihat pada Tabel 4.29. Hipotesis

Ho: Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) karyawan pada PT IKPT

Ha: Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) karyawan pada PT IKPT

Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 Ho diterima

Sig < 0,05 Ho ditolak Hasil

Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan

Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) karyawan pada PT IKPT.

b. Pengujian secara Individual antara Variabel X2 terhadap Variabel Y

(47)

Hipotesis

Ho: Variabel Budaya Organisasi (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) karyawan pada PT IKPT

Ha: Variabel Budaya Organisasi (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) karyawan pada PT IKPT

Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 Ho diterima

Sig < 0,05 Ho ditolak Hasil

Sig = 0,010 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan

Variabel Budaya Organisasi (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) karyawan pada PT IKPT.

Kemudian rangkuman nilai koefisien jalur(beta) dapat dilihat dalam Tabel 4.30 berikut:

Tabel 4.30 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Sub-struktur 1 Pengaruh Antar Variabel Koefisien Jalur (beta) Nilai Sig Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Koefisien Variabel lain (ρyε1) X1 terhadap Y 0,491 0,000 Ho ditolak 0,531 = 53,1% 0,6848 X2 terhadap Y 0,282 0,010 Ho ditolak

Dengan demikian didapat diagram jalur sub-struktur 1 untuk model 1 yang mengalami perubahan, yaitu menjadi seperti tampak pada Gambar 4.15 berikut.

(48)

Gambar 4.15 Model 2 Sub-struktur 1 beserta Koefisien Jalur

Jadi dapat diperoleh persamaan stuktural sub-struktur 1: Y = ρX1YX1 + ρX2YX2 + ρyε1

Y = 0,491 X1 + 0,228 X2 + 0,6848 ε1 di mana R2 = 0,6848 Dari persamaan struktural sub-struktur 1 dapat diartikan bahwa:

• Nilai Kepuasan Kerja Karyawan (Y) dipengaruhi oleh Gaya Kepemimpinan (X1) dan Budaya Organisasi (X2) secara simultan sebesar 53,1% dan sisanya sebesar 46,9 % dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar penelitian ini.

• Setiap peningkatan nilai Gaya Kepemimpinan (X1) sebesar sepuluh kali tindakan gaya kepemimpinan, maka Kepuasan Kerja Karyawan (Y) juga akan naik sebesar lima kali rasa kepuasan.

• Setiap peningkatan nilai Budaya Organisasi (X2) sebesar sepuluh kali penerapan budaya , maka Kepuasan Kerja Karyawan (Y) juga akan naik sebesar dua kali rasa kepuasan.

4.6 Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Pengembangan Karir, serta Kepuasan Kerja Karyawan terhadap Kinerja Karyawan pada PT IKPT.

Selanjutnya, analisa pengaruh Gaya Kepemimpinan (X1), Budaya Organisasi (x2), dan Pengembangan Karir (X3), serta Kepuasan Kerja Karyawan (Y) terhadap Kinerja

X2  Y 

0,6848

0,282

X1 

(49)

Organisasi (Z) akan digambarkan dalam sebuah model yang selanjutnya akan disebut dengan sub-struktur 2. Adapun sub-struktur 2 tersebut digambarkan pada Gambar 4.16 sebagai berikut:

Gambar 4.16 Sub-struktur 2

Kemudian untuk melihat hubungan serta pengaruh X1, X2, X3, dan Y terhadap Z dapat dibantu dengan menggunakan program SPSS yang menghasilkan output sebagai berikut :

Tabel 4.31 Deskriptif Data X1, X2,X3, Y, dan Z

Pada table 4.31, terlihat mean dari variabel Kinerja Karyawan (Z) = 3,3086 yang apabila mengacu pada tabel 4.22, maka dapat dikatakan bahwa kinerja karyawan yang dimiliki oleh PT IKPT dinilai Baik. Selain itu, dari Tabel 4.31 terlihat bahwa Standard Deviation untuk variabel Z cenderung kecil sehingga dapat diketahui bahwa variasi jawaban responden cenderung seragam.

Selanjutnya, akan dilihat hubungan bivariat antara variabel X1, X2, X3, Y, dan Z dengan menggunakan korelasi Pearson yang melihat hubungan dua arah antara dua variabel saja tanpa memperhitungkan pengaruh dari faktor lain. Berdasarkan tabel 4.32:

r23  r12  r13  X1 X3 Y ρzX1 ρzX2 X2 ρzX3 Z ε2 ρzy

(50)

Tabel 4.32 Korelasi Pearson X1, X2,X3, Y, dan Z

a. Korelasi Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) dan Kinerja Karyawan (Z) = 0,863, sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat sangat kuat dan searah.

Hipotesis

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Karyawan pada PT IKPT

Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Karyawan pada PT IKPT

Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Hasil

Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan:

(51)

Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Karyawan pada PT IKPT memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan tersebut bersifat sangat kuat dan searah. Hubungannya bersifat sangat kuat karena nilai korelasinya sebesar 0,863 berada dalam range 0,80 – 1,000. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel Gaya Kepemimpinan (X1) naik, maka nilai variabel Kinerja Karyawan (Z) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Gaya Kepemimpinan (X1) turun, maka nilai variabel Kinerja Karyawan (Z) juga akan turun.

b. Korelasi Variabel Budaya Organisasi (X2) dan Kinerja Karyawan (Z) = 0,816, sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat sangat kuat dan searah.

Hipotesis

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Budaya Organisasi dan Kinerja Karyawan pada PT IKPT

Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Budaya Organisasi dan Kinerja Karyawan pada PT IKPT

Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Hasil

Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan:

Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa tingkat Budaya Organisasi dan Kinerja Karyawan pada PT IKPT memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan tersebut bersifat sangat kuat dan searah. Hubungannya bersifat sangat kuat karena nilai korelasinya sebesar 0,816 berada dalam range 0,80 – 1,000. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel Budaya Organisasi (X2) naik, maka nilai

(52)

variabel Kinerja Karyawan (Z) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Budaya Organisasi (X2) turun, maka nilai variabel Kinerja Karyawan (Z) juga akan turun.

c. Korelasi Variabel Pengembangan Karir (X3) dan Kinerja Karyawan (Z) = 0,325, sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat rendah dan searah.

Hipotesis

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Pengembangan Karir dan Kinerja Karyawan pada PT IKPT

Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Pengembangan Karir dan Kinerja Karyawan pada PT IKPT

Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Hasil

Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan:

Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa Pengembangan Karir dan Kinerja Karyawan pada PT IKPT memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan tersebut bersifat rendah dan searah. Hubungannya bersifat rendah karena nilai korelasinya sebesar 0,325 berada dalam range 0,20 – 0,399. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel Pengembangan Karir (X3) naik, maka nilai variabel Kinerja Karyawan (Z) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Pengembangan Karir (X3) turun, maka nilai variabel Kinerja Karyawan (Z) juga akan turun.

d. Korelasi Variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) dan Kinerja Karyawan (Z) = 0,745, sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat kuat dan searah.

(53)

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Kepuasan Kerja karyawan dan Kinerja Karyawan pada PT IKPT

Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Kepuasan Kerja karyawan dan Kinerja Karyawan pada PT IKPT

Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Hasil

Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan:

Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa tingkat Kepuasan Kerja Karyawan dan Kinerja Karyawan pada PT IKPT memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan tersebut bersifat kuat dan searah. Hubungannya bersifat kuat karena nilai korelasinya sebesar 0,745 berada dalam range 0,60 – 0,799. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) naik, maka nilai variabel Kinerja Karyawan (Z) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) turun, maka nilai variabel Kinerja Karyawan (Z) juga akan turun.

Hasil uji korelasi Pearson antara variable X1, X2, X3, Y, dan Z di atas dapat diringkas sebagai berikut dalam Tabel 4.33:

Tabel 4.33 Sifat Hubungan Bivariat X1, X2, X3,Y dan Z

Hubungan antara Korelasi Sifat Hubungan

X1 dengan Z 0,863 Sangat Kuat, Searah, dan Signifikan

X2 dengan Z 0,816 Sangat Kuat, Searah, dan Signifikan

(54)

Y dengan Z 0,745 Kuat, Searah, dan Signifikan Data

Kemudian, sebelum melakukan analisis jalur pada variabel X1, X2, X3, Y, dan Z (sub-struktur 2), harus diuji linieritas hubungan antara kelima variabel tersebut. Pengujian tersebut dilakukan berdasarkan pada Tabel 4.34 seperti berikut:

Hipotesis

Ho: Hubungan antara variabel bebas X1, X2, X3, dan Y terhadap variabel terikat Z bersifat tidak linier

Ha: Hubungan antara variabel bebas X1, X2, X3, dan Y terhadap variabel terikat Z bersifat linier

Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Hasil

Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan:

Hubungan antara variabel bebas X1, X2, X3, dan Y terhadap variabel terikat Z bersifat linier dengan tingkat kepercayaan 95%. Jadi, asumsi mengenai linieritas hubungan dalam analisa jalur terpenuhi.

Kemudian dianalisa sub-struktur 2 dengan menggunakan analisis jalur, dengan persamaan struktural sebagai berikut:

(55)

Tabel 4.34 Anova sub-struktur 2

Tabel 4.35 Model Summary sub-struktur 2

Selanjutnya dengan hasil output tabel 4.30 dan 4.31 diatas maka akan dilakukan pengujian secara simultan dan individu dari variabel X1, X2, X3, Y dan Z.

4.6.1 Pengujian secara Simultan (Keseluruhan) antar Variabel Bebas X1, X2, X3, dan Y dengan Variabel terikat Z

Uji secara keseluruhan ditunjukkan oleh Tabel 4.30. Hipotesis

Ho: Variabel Gaya Kepemimpinan (X1), Budaya Organisasi (X2), Pengembangan Karir (X3) serta Kepuasan Kerja Karyawan (Y) tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Z) pada PT IKPT

Ha: Variabel Gaya Kepemimpinan (X1), Budaya Organisasi (X2), Pengembangan Karir (X3) serta Kepuasan Kerja Karyawan (Y) memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Z) pada PT IKPT

(56)

Sig ≥ 0,05 Ho diterima Sig < 0,05 Ho ditolak Hasil

Sig = 0,000 <0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan

Variabel Gaya Kepemimpinan (X1), Budaya Organisasi (X2), Pengembangan Karir (X3) serta Kepuasan Kerja Karyawan (Y) memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Z) pada PT IKPT. Maka itu, pengujian secara individual dapat dilakukan atau dilanjutkan.

Besarnya pengaruh variabel X1, X2, X3, dan Y secara simultan terhadap variabel Z dapat diketahui dengan melihat nilai Rsquare pada Tabel 4.31, dimana nilai R2 = 0,839 = 83,9% . Jadi, 83,9%% nilai dari variabel Z dipengaruhi oleh variabel X1, X2, X3, dan Y, sedangkan sisanya sebesar 16,1% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Sementara itu, besarnya koefisien jalur bagi variabel lain di luar penelitian yang mempengaruhi nilai variabel Y (ρY) = 2

1 R

=

1

0

,

839

 = 0,4012.

Masih mengacu pada Tabel 4.32, nilai R (koefisien korelasi) diketahui sebesar 0,916. Hal ini berarti hubungan antara variabel bebas X1, X2, X3, dan Y secara bersama-sama dengan variabel terikat Z bersifat kuat (karena nilai R lebih besar dari 0,5) dan searah (karena nilai R positif)

4.6.2 Pengujian secara Individual antara Variabel X1, X2, X3, dan Y terhadap Variabel Z

Setelah dilakukan uji pengaruh secara simultan, maka dilakukan uji individual, di mana dicari pengaruh masing-masing variabel X1, X2, X3 , dan Y terhadap variabel Z secara individual.

(57)

Tabel 4.36 Coefficients Sub-struktur 2

a. Pengujian secara Individual antara Variabel X1 terhadap Variabel Z

Pengujian secara individual dapat dilihat pada table 4.36. Hipotesis

Ho: Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Z) pada PT IKPT

Ha: Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Z) pada PT IKPT

Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 Ho diterima

Sig < 0,05 Ho ditolak Hasil

Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan

Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Z) pada PT IKPT.

b. Pengujian secara Individual antara Variabel X2 terhadap Variabel Z

(58)

Hipotesis

Ho: Variabel Budaya Organisasi (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Z) pada PT IKPT

Ha: Variabel Budaya Organisasi (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Z) pada PT IKPT

Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 Ho diterima

Sig < 0,05 Ho ditolak Hasil

Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan

Variabel Budaya Organisasi (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Z) pada PT IKPT

c. Pengujian secara Individual antara Variabel X3 terhadap Variabel Z

Pengujian secara individual dapat dilihat pada table 4.36. Hipotesis

Ho: Variabel Pengembangan Karir (X3) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Z) pada PT IKPT

Ha: Variabel Pengembangan Karir (X3) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Z) pada PT IKPT

Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 Ho diterima

Sig < 0,05 Ho ditolak Hasil

Sig = 0,003 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan

(59)

Variabel Pengembangan Karir (X3) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Z) pada PT IKPT.

d. Pengujian secara Individual antara Variabel Y terhadap Variabel Z

Pengujian secara individual dapat dilihat pada table 4.36. Hipotesis

Ho: Variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Z) pada PT IKPT

Ha: Variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Z) pada PT IKPT

Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 Ho diterima

Sig < 0,05 Ho ditolak Hasil

Sig = 0,002 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan

Variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Z) pada PT IKPT

Kemudian rangkuman nilai koefisien jalur(beta) dapat dilihat dalam Tabel 4.37 berikut:

Tabel 4.37 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Sub-struktur 2 Pengaruh Antar Variabel Koefisien Jalur (beta) Nilai Sig Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Koefisien Variabel lain (ρzε2) X1 terhadap Z 0,479 0,000 Ho ditolak 0,839 = 0,4012

Gambar

Tabel 4.2 Transformasi Variabel Budaya Organisasi  Skala Ordinal  Berubah  Skala Interval  Nilai Alternatif Jawaban 1  menjadi  1  Nilai Alternatif Jawaban 2  menjadi  1,61  Nilai Alternatif Jawaban 3  menjadi  2,42  Nilai Alternatif Jawaban 4  menjadi  3,
Tabel 4.5 Transformasi Variabel Kinerja Karyawan   Skala Ordinal  Berubah  Skala Interval  Nilai Alternatif Jawaban 1  menjadi  1  Nilai Alternatif Jawaban 2  menjadi  1,75  Nilai Alternatif Jawaban 3  menjadi  2,51  Nilai Alternatif Jawaban 4  menjadi  3,
Tabel 4.6 Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan
Tabel 4.8 Validitas Variabel Budaya Organisasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu perlu adanya kriteria desain ruang dalam yang sesuai dengan kebutuhan lansia terutama bagi lansia yang menderita nyeri lutut dan nyeri punggung bawah

Dengan hasil uji yang menunjukkan bahwa variabel reputasi penjamin emisi, umur perusahaan, ukuran perusahaan, persentase jumlah saham yang ditawarkan, financial

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan di Desa Kerta, Payangan di dapatkan bahwa ada tiga jenis virus utama yang menginfeksi tanaman cabai, yaitu gejala mosaik dengan

Modul core UIMega 8535 terdiri dari beberapa unit yaitu unit decode, ALU, General Purpose Register, RAM, program counter, status register, external interrupt, dan

Tuhan Yang Maha Esa, untuk setiap bimbingan, penyertaan, hikmat dan kekuatan dalam proses menyelesaikan skripsi ini.. Almarhum papa dan mama, untuk setiap kasih sayang, dukungan

Tahap pelaporan merupakan rang- kaian tindakan menyusun hasil pene- litian dengan langkah-langkah yang ditempuh yaitu (a) mengumpulkan seluruh data hasil penelitian,

Menurut pasal 231 kompilasi hukum ekonomi syariah dalam Mardani (2012 :198) syarat mudharabah, adalah sebagai berikut: 1) pemilik modal atau shahibul mal wajib menyerahkan dana

Dalam kondisi berpolusi, nilai tahanan permukaan sangat dipengaruhi oleh resistivitas timbunan kotoran yang menempel pada permukaan isolator, sehingga untuk menjaga agar nilai