• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN: (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN: (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI)"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGUNGKAPANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN:

(Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI)

(Skripsi)

Oleh

INDANA LAZULFA ANAS

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OFCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY(CSR) ON COMPANY PROFITAABILITY

By

INDANA LAZULFA ANAS

This study aimed to examine the effect of Corporate Social Responsibility(CSR) on Company Profitability. The independent variables in this research are Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure which scored using an index of sembiring. The dependent variable in this research is company profitability, reflected by Net Profit Margin (NPM). This study also uses company size and leverage as control variable.

Purposive sampling is using as sampling method for this research with characteristic the minning company that list at IDX during the year 2009-2013 and published financial report in every period. This study adopts multiple linear regression method using SPSS as an analytical tool.

The results show thatCorporate Social Responsibility(CSR) disclosure positively affects the Net Pofit Margin (NPM). However, company size show negative relationship with NPM and Leverage does no show any relationship with NPM.

(3)

ABSTRAK

PENGARUH PENGUNGKAPANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN

Oleh

INDANA LAZULFA ANAS

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap profitabilitas perusahaan.Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang diukur dengan indeks sembiring. Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Profitabilitas Perusahaan yang di ukur dengan menggunakan Net Profit Margin (NPM). Penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol ukuran perusahaan (size) danleverage.

Teknik sampling dilakukan dengan metode purposive sampling dengan kriteria Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mempublikasikan laporan keuangan lengkap periode 2009-2013. Teknik analisis data dilakukan dengan metode analisis regresi linear berganda dengan menggunakan alat bantu program SPSS 21.

Hasil dari penelitian ini adalah Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif terhadap NPM, ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap NPM dan tidak ada pengaruhleverageterhadap NPM.

(4)

PENGARUH PENGUNGKAPANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN:

(Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI)

Oleh

INDANA LAZULFA ANAS

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA EKONOMI

Pada Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sidosari pada tanggal 5 September 1992 sebagai

anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak M. Amin Ansor dan Ibu

Rosmini.

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) diselesaikan di TK Dharma Wanita

Unila, Bandar Lampung. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan oleh

penulis pada tahun 2004 di SD Al-Kautsar Bandar Lampung. Sekolah Menengah

Pertama (SMP) ditempuh oleh penulis di SMP Al-Kautsar Bandar Lampung,

kemudian pada tahun 2007 penulis melanjutkan pendidikan tingkat atas di SMA

Al-Kautsar Bandar Lampung. Selanjutnya penulis terdaftar sebagai mahasiswa

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui

jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun

2010.

Selain kuliah, penulis aktif dalam berbagai kegiatan, baik kegiatan

internal dan eksternal kampus. Penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Islam

dalam kegiatan eksternal kampus serta di internal kampus pernah menjabat

sebagai Sekretaris Bidang Pengembangan Wawasan Keilmuan di Himpunan

Mahasiswa Akuntansi (Himakta), Ketua Umum Kelompok Studi Pasar Modal

(9)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah

banyak memberikan nikmat, baik nikmat sehat nikmat iman dan menjadikan

segala sesuatu yang sulit ini menjadi mudah. Sholawat serta salam semoga

terlimpahkan kepada nabi Muhammad SAW, keluargannya, para sahabat dan

kepada orang-orang yang senantiasa mengikuti sunnah beliau.

Saya persembahkan karya ini untuk orang-orang yang selalu mendukung

sehingga saya bisa menyelesaikan pendidikan Strata 1 di Universitas Lampung.

Teruntuk kelurga ayah, ibu, adik (Ayah M. Amin Ansor, Ibu Rosmini, Adik Sri

Ajeng Wulandari dan Retno Tri Pratiwi) yang selalu memberikan do’a, perhatian,

kasih sayang dan dukungan sehingga saat ini.

Kepada teman-teman FEB Unila yang telah banyak memberikan pelajaran

yang berharga dalam upaya menjadi orang yang berguna bagi agama, keluarga

(10)

MOTO

− Bukan dengan apa kau akan dikenang, tetapi dengan cara apa kau

akan dikenang(Crazycrew)

− Graduation means the end of story, and the beginning of another one,

my lovely brats! Lets start our new exciting drama now(Crow Zero)

− Aku lebih suka lukisan Samudra yang bergelombang memukul,

menggebu-gebu, dari pada lukisan sawah yang adem ayem tentrem,

Kadyo siniram wayu sewindu lawase (Ir. Soekarno)

− Seseorang yang maju berperang dan berdiri sampai akhir, disebut

pemenang, seseorang yang maju berperang lalu gugur di medan

perang, disebut pejuang, dan seseorang yang kabur dari peperangan

adalah pecundang(Indana Lazulfa Anas)

(11)

SANWACANA

Bissmillahirahmanirrahim

Segala puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT dan shalawat serta

salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya

beserta sahabatnya dan orang-orang yang senantiasa mengikuti sunnah beliau.

Alhamdulillah atas Kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

yang berjudul“Pengaruh PengungkapanCorporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Profitabilitas Perusahaan”sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari bantuan, dukungan dan bimbingan

berbagai pihak baik moral maupun material. Untuk itu dalam kesempatan ini

dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa hormat dan terima

kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Fajar Gustiawaty Dewi, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan

(12)

3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

4. Bapak Drs. Achmad Zubaidi Indra M.M., C.P.A., selaku Pembimbing

Akademik penulis atas kesediaanya membantu, mengarahkan dan memberi

masukan selama penulis menempuh pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Lampung.

5. Ibu Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt., selaku Pembimbing I (satu) yang

telah meluangkan waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran,

masukan dan semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi

ini.

6. Ibu Retno Yuni Nur S., S.E., M.Sc., Akt., selaku Pembimbing II (dua) yang

telah meluangkan waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran,

masukan dan semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi.

7. Ibu Susi Sarumpaet, S.E., M.B.A., Ph.D., Akt., selaku Pembahas yang telah

memberikan kritik, saran dan masukan yang membangun terhadap skripsi ini.

8. Bapak Muhiddin Sirat, S.E., M.P., yang telah memberikan arahan dan nasihat

selama menjalani kehidupan organisasi kampus.

9. Seluruh Dosen beserta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan juga

pembelajaran berharga bagi penulis selama menempuh program pendidikan

S1. Khususnya untuk staf karyawan di jurusan Akuntansi pak Sobari, mbak

Sri, Mpok, mas Yana, mas Yogi, mas Leman, yang telah banyak membantu

(13)

10. Seluruh Staf TU, Administrasi, Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung, serta pegawai yang turut membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.

11. Ayah dan Ibu tercinta, Bapak M. Amin Ansor dan Ibu Rosmini, yang selalu

memberikan doa, semangat, kasih sayang, dukungan moral dan material serta

senantiasa berkorban dan selalu memberikan yang terbaik bagi penulis

dengan penuh keikhlasan. Semoga Allah SWT selalu melindunginya.

12. Untuk Adikku, Sri Ajeng Wulandari dan Retno Tri Pratiwi, yang selalu

memberi motivasi serta dukungan. Semoga kita bisa menjadi anak yang

selalu membanggakan kedua orangtua kita.

13. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Ekonomi Unila yang

telah telah menempa sedemikian rupa, terima kasih untuk pelajaran dari

abang-abang dan rasa kekeluargaanya disini.

14. Sahabat-sahabatku, Ganteng-ganteng Crazycrew, M Satria Putra Remaja,

Sidiq Teja Purna Paskibraka, Hendrik Saputra-ngan , Surya Prasetya

Trihat(ki)maja-Icon, Mahmud Rianto-ngkol, Oksano Pilanada-ri mana, Ari

Meidiansyah-du Sekali, Ben Ten Marshall, Ryan Trilaksono dan Fadli

Midun-isme atas persahabatan kita selama empat tahun terakhir.

15. Keluarga Besar BEM FEB Unila, Nova, Yolanda, Febi, Jenny, Sonia, Yoga, Mellisa, Jevri, Firaz, Fera, Beni, Nay, Dicki, Ido, Faiz, Liza, Esti, Dimas, Fani, Rama, dan seluruh adik-adik Brigadir Muda yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas keluarga, dukungan, pelajaran berharga, dan kebersamaannya selama ini.

(14)

17. Keluarga besar KSPM FEB Unila, Dianti, Nurul, Echa, Ayu, Sela, Dany, Dias, Cinta, Ata, kak Bowo, Kartono, Gita, Zahara, Ginan, Ferly, Argi, Ikhsan, Mentari, Ria, Mitha, Danty, Pandu, David, Fabio, Arum, Rifka, Puspa, Ghanes, Rizki, Sigit, Roby, dan Ruri.

18. Teman-teman akuntansi angkatan 2010 (Nevia, Ira, Mareta, Rossy, Yesi,

Rere, Yogi, Marwanto, Jirry, Ade Rio, Iga, Arlenti, Andriani, Apri, Elza,

Endang, Esty, Tina , Jenny, Fadli, Feni, Feri, Fina, Firas, Indra, Rizal, Jane,

Marlina, Novia, Meky, Firsty, Ega N, Eka, Rica, Sharon, Latifa, Yuda,

Pungki, Devri, Iqbal, Didik, Yobel, Wela, Ivonna, Santo, Ferry, Dila, Sisi,

Ipeh, Herlina, Tiwi, Bebeu, Irvia, Rossy, Fina, Arlenti, Eka S, Marlina, Dwi)

dan teman-teman seperjuangan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu

persatu.

19. Keluarga besar KKN Desa Sri Purnomo, Kecamatan Kalirejo, Lampung

Tengah (enyeng, tito, erdit, sardi, inka, meta, mayang, zui, ane, intan)

terimakasih atas kebersamaan 40 hari yang tak terlupakan.

20. Untuk Ulfah Dwi Nedia, yang telah banyak membantu, menemani, serta

memberikan semangat selama perkuliahan. Terimakasih atas Nano-nanonya.

21. Almamaterku tercinta.

22. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca, dan pihak-pihak lainnya.

Bandar lampung, 24 April 2015 Penulis

(15)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR D AFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 9

2.1.1 Teori yang melandasi penelitian... 9

2.1.2 Corporate Social Responsibility (CSR)... 11

2.1.2.1 Pengertian CSR... 11

2.1.2.2 Pengungkapan CSR ... 16

2.1.3 Profitabilitas Perusahaan ... 18

2.2 Penelitian Terdahulu ... 19

2.3 Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis ... 22

(16)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definifi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 27

3.1.1 Variabel Independen ... 27

3.1.2 Variabel Dependen... 28

3.1.3 Variabel Kontrol... 28

3.1.3.1 Ukuran Perusahaan ... 28

3.1.3.2 Leverage ...30

3.2 Jenis dan Sumber Data...30

3.3 Sample ...31

3.4 Metode Analisis Data...31

3.4.1 Uji Statistik Deskriptif ...32

3.4.2 Uji Asumsi Klasik ...32

3.4.2.1 Uji Normalitas ...32

3.4.2.2 Uji Multikolinearitas...32

3.4.2.3 Uji Autokorelasi ...33

3.4.2.3 Uji Heteroskedastisitas ...34

3.4.3 Uji Hipotesis ...34

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data... 37

4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 37

4.3 Uji Asumsi Klasik ...39

4.3.1 Uji Normalitas ... 39

(17)

4.3.3 Uji Autokorelasi ... 42

4.3.4 Uji Heteroskedastisitas ...42

4.4 Uji Hipotesis ... 44

4.4.1 Uji Koefesien Determinasi ... 45

4.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F atau ANOVA) ... 45

4.4.3 Uji Hipotesis ... 46

4.5 Pembahasan ... 47

4.5.1 Pengaruh Pengungkapan CSR terhadap NPM Perusahaan ... 47

4.5.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap NPM Perusahaan ... 48

4.5.3 Pengaruh Leverage terhadap NPM Perusahaan ...49

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 51

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 52

5.3 Saran ... 52

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ... 21

4.1 Hasil Statistik Deskriptif... 37

4.2 Hasil Uji Normalitas ... 40

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas... 41

4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 42

4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser) ... 44

4.6 Hasil Uji Koefesien Determinasi ... 45

4.7 Hasil Uji ANOVA ... 46

(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Model Penelitian ... 22

4.1 Normal Probability Plot ... 40

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan Sampel

Lampiran 2 Indeks Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

berdasarkan Sembiring

Lampiran 3 Data Pengamatan tahun 2009-2010

Lampiran 4 Data Pengamatan tahun 2010-2011

Lampiran 5 Data Pengamatan tahun 2011-2012

Lampiran 6 Data Pengamatan tahun 2012-2013

(21)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Aktivitas perusahaan atau unit bisnis tidak bisa lepas dari lingkungannya.

Lingkungan merupakan bagian dari kualitas kehidupan dan tidaklah dapat disangkal

jika dikatakan bahwa saat ini masalah lingkungan semakin sering menjadi perdebatan

baik di tingkat regional, nasional maupun internasional.

Perusahaan yang berorientasi pada laba akan berusaha menggunakan sumber

daya yang dimilikinya semaksimal mungkin untuk memperoleh laba demi

kelangsungan hidupnya sehingga berakibat pada dampak lingkungan baik secara

positif maupun secara negatif (Harahap, 1999). Dalam mencapai tujuan tersebut,

perusahaan selalu berinteraksi dengan lingkungannya sebab lingkungan memberikan

andil dan kontribusi bagi perusahaan.

Tujuan perusahaan mengalami pergeseran seiring dengan berjalannya waktu

dan perkembangan zaman (Yuniarti, 1998). Pertama, pandangan konvensional, yaitu

menggunakan laba sebagai ukuran kinerja perusahaan. Perusahaan dengan kinerja

yang baik adalah perusahaan yang mampu memperoleh laba maksimal. Kedua,

pandangan modern, yaitu tujuan perusahaan tidak hanya mencapai laba maksimal

tetapi juga kesejahteraan sosial dan lingkungannya. Seperti yang diungkapkan oleh

(22)

2

profitabilitas, efisiensi, kepuasan, dan pengembangan karyawan, tanggung jawab

sosial dan hubungan baik dengan masyarakat serta kelangsungan usaha dan tujuan

lainnya.

Masyarakat kini semakin sadar akan pentingnya kinerja perusahaan dibidang

lingkungan dan sosialnya. Pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap

perusahaan mulai menekan perusahaan untuk mulai melaksanakan kewajiban sosial

lingkungannya.

Memasuki tahun 1990-an, banyak perusahaan yang mulai menyadari arti

penting pertanggungjawaban sosial dan memasukkan tanggung jawab sosial dalam

isu strategi bisnis mereka, bahkan tidak jarang perusahaan yang memasukkan isu

tanggung jawab sosial kedalam visi dan misi perusahaan. Pertanggung jawaban sosial

ini lazim disebut sebagaiCorporate Social Responsibility(CSR).

Sekarang ini perusahaan tidak dapat hanya mengandalkan penjualan saja

dalam meningkatkan pendapatan dan memperoleh laba tanpa memperhatikan

kepedulian terhadap lingkungan dan sosialnya, karena masyarakat sekarang lebih

pintar dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Sekarang, masyarakat

cenderung untuk memilih produk yang diproduksi oleh perusahaan yang peduli

terhadap lingkungan dan atau melaksanakan kegiatanCorporate Social Responsibility

(CSR). Survei yang dilakukan Booth-Harris Trust Monitor (2001) dalam Sutopoyudo

(2009), menunjukkan bahwa mayoritas konsumen akan meninggalkan suatu produk yang mempunyai citra buruk atau diberitakannegatif.

Pentingnya CSR pada perusahaan mampu menjadi faktor penentu

(23)

3

bahwa perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang baik dan melakukan

pengungkapan yang tinggi memposisikan mereka sebagai perusahaan yang memiliki

aktivitas yang berguna dan kualitas pengungkapan ini juga didorong legitimasi

terhadap masyarakat. Sebagai contoh adalah peristiwa yang dialami oleh PT Lapindo

Brantas dapat menjadi cerminan bahwa CSR sangat diperlukan untuk menjaga

keharmonisan hubungan antara perusahaan dengan lingkungan sekitarnya dan

informasinya harus dicerminkan dalam laporan perusahaan berdasarkan tujuan

perusahaan (Januarti dan Apriyanti, 2005). Peristiwa itu tidak hanya mengakibatkan

berhentinya operasi perusahaan, tetapi juga sorotan dari publik di seluruh dunia,

khususnya dalam hal tanggung jawab perusahaan atas dampak yang ditimbulkannya

(Nugroho dan Yunike, 2009). Sejalan dengan Marbun dalam Sueb (2001), apabila

perusahaan tidak memperhatikan seluruh faktor yang mengelilinginya, mulai dari

karyawan, konsumen, lingkungan, dan sumber daya alam sebagai satu kesatuan yang

saling mendukung suatu sistem, maka akan mengakhiri eksistensi perusahaan itu

sendiri.

Di Indonesia, kesadaran akan perlunya menjaga lingkungan tersebut diatur

oleh Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Pasal 74 ayat (1) tahun 2007, yang

berbunyi: “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau

berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan” (UU Nomor 40 tahun 2007). Sementara Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, pasal 15 (b) menyatakan bahwa ”setiap

penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.”

(24)

4

Tahun 2007 pasal 74 ayat (4) yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 yang

diterbitkan pada bulan April 2012. Pada Pasal 3 ayat (1) menyatakan CSR menjadi

kewajiban bagi perseroan yang menjalankan kegiatan usaha di bidang dan/atau

berkaitan dengan sumber daya alam. Kemudian pada ayat (2) dijelaskan bahwa

kewajiban CSR dilakukan baik di dalam maupun di luar lingkungan perseroan.

Adapun, pada pasal 6 dijelaskan bahwa pelaksanaan tanggung jawab sosial dan

lingkungan dimuat dalam laporan tahunan Perseroan dan dipertanggungjawabkan

kepada RUPS (PP Nomor 47 tahun 2012).

Teori-teori yang ada, yang biasanya digunakan untuk menjelaskan hubungan

antara pengungkapan lingkungan dengan kinerja perusahaan, masih mengandung arti

yang berlawanan. Oleh karena itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi mengenai kejelasan teori mana yang lebih mendukung hubungan antara

pengungkapan lingkungan dengan kinerja perusahaan. Salah satu teori tersebut

diantaranya adalah teori Neoklasik. Teori Neoklasik menurut Friedman (1970) dalam

Lu (2010) dinyatakan bahwa setiap kegiatan perlindungan lingkungan mengurangi

keberhasilan ekonomi karena perusahaan akan mengeluarkan biaya untuk upaya

perlindungan lingkungan.

Pendapat sebaliknya berdasarkan stakeholder theory menyatakan bahwa

dengan menyesuaikan dan berfokus pada berbagai kepentingan stakeholder, maka

akan menimbulkan kepuasan pada mereka, karena suatu informasi sosial yang

bermanfaat bagi stakeholder akan berpengaruh terhadap keputusan yang mereka buat

(Diekers dan Antal, 1985 dalam Lindrianasari, 2007). Dengan melakukan hal

(25)

5

Kinerja dan pengungkapan lingkungan yang baik juga merupakan suatu jenis

investasi. Oleh karena itu, dapat menciptakan peluang untuk meningkatkan kinerja

ekonomi perusahaan dimasa yang akan datang (Orlitzkyet al., 2003 dalam Lu 2010).

Teori lainnya yaitu teori sinyal (signaling theory). Lu (2010) dalam

penelitiannya menyatakan bahwa perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik

memiliki insentif untuk melakukan pengungkapan informasi lingkungan dalam

laporan keuangan. Adapun Gray (1993) dalam Lindrianasari (2007), menjelaskan

bahwa pengungkapan lingkungan merupakan bagian dari pengungkapan laporan

keuangan. Pengungkapan informasi lingkungan membuat laporan keuangan menjadi

lebih transparan dan dapat diandalkan. Adapun akan lebih meyakinkan para pemakai

laporan keuangan dalam pengambilan keputusan, terutama investor dan calon

investor untuk keputusan investasi. Tidak adanya pengungkapan informasi

lingkungan dapat menandakan ada sebuah tingkat risiko lingkungan yang lebih tinggi

dan biaya yang berkaitan dengan regulasi dimasa yang akan datang.

Selain teori hubungan antara pengungkapan lingkungan dengan kinerja

perusahaan yang menunjukan penjelasan berlawanan, penelitian penelitian

sebelumnya yang menguji hubungan antara kedua variabel tersebut juga menunjukan

hasil yang beragam. Dahlia dan Siregar (2008) menyatakan bahwa aktivitas CSR

berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penelitian yang dilakukan

oleh Perwita (2009) yang menghasilkan temuan yang berbeda, bahwa environmental

disclosure tidak berpengaruh signifikan terhadap reaksi pasar. Penelitian ini juga

menemukan bahwaenvironmental disclosureberpengaruh negatif signifikan terhadap

(26)

6

Penelitian ini dilakukan karena termotivasi oleh beragamnya hasil penelitian

serupa yang dilakukan oleh peneliti peneliti sebelumnya dan perbedaan penjelasan

teori hubungan antara pengungkapan lingkungan dengan kinerja perusahaan.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu

pengetahuan, terutama kontribusi teori. Menurut Jogiyanto (2007) kontribusi teori

adalah hasil dari penelitian dapat memperbaiki teori yang sudah ada, menjelaskan

teori yang sudah ada ke fenomena baru atau menemukan teori baru.

Penelitian ini merujuk pada penelitian Candrayanthi dan Saputra (2013) yang

menggunakan ROA dan NPM sebagai variabel dependen dan pengungkapan CSR

sebagai variabel independen pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI

selama tahun 2010-2011. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah

pengungkapan CSR dan Variabel dependen dalam penelitian ini hanya menggunakan

NPM. Peneliti menambahkan tahun penelitian dan menggunakan variabel kontrol,

yaituleveragedan ukuran perusahaan.

Adapun perusahaan yang dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan

perusahaan di sektor pertambangan. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan

pertambangan karena kegiatan usahanya mengelola dan memanfaatkan langsung

sumber daya alam serta memiliki risiko tinggi akan kerusakan lingkungan

(Ramadhan, 2012). Selain sektor pertambangan merupakan salah satu bidang yang

dimaksud dalam UU Nomor 40 pasal 74 ayat (1) tahun 2007, sektor pertambangan

juga memanfaatkan nilai ekonomis dari sumber daya alam yang terdapat di bumi.

(27)

7

vegetasi, gangguan habitat hutan, keanekaragaman hayati, dan proses-proses ekologi

serta topografi alam dimana kegiatan tersebut dilaksanakan (Octavia, 2012).

Berdasarkan paparan latar belakang masalah yang telah diuraikan

sebelumnya, peneliti tertarik untuk membahas topik ini dan menguji hipotesis yang

berkatian dengan pengungkapan CSR dan pengaruhnya terhadap profitabilitas

perusahaan.

Oleh karena itu penulis mengangkat judul: Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility(CSR) terhadap Profitabilitas Perusahaan: (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, rumusan

masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah apakah pengungkapan CSR

berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk

membuktikan secara empiris apakah pengungkapan CSR berpengaruh positif

(28)

8

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu akuntansi dan menjadi

bahan referensi serta bahan pertimbangan untuk mengadakan penelitian

penelitian selanjutnya juga menyediakan bukti empiris pengaruh pengungkapan

CSR terhadap profitabilitas perusahaan.

2. Manfaat Praktis

Memberikan pandangan kepada perusahaan tentang pentingnya

pertanggungjawaban sosial perusahaan yang diungkapkan di dalam laporan

tahunan perusahaan dan sebagai pertimbangan dalam pembuatan kebijakan

perusahaan untuk lebih meningkatkan kepeduliannya pada lingkungan sosial,

serta memberikan informasi atau alat bantu kepada para stakeholder tentang

(29)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori

2.1.1. Teori yang melandasi penelitian 1. Teori Sinyal (Signaling Theory)

Teori sinyal membahas mengenai dorongan perusahaan untuk

mengungkapkan informasi kepada pihak eksternal karena terjadi asimetri

informasi antara manajemen dengan pihak eksternal. Oleh sebab itu, semua

informasi perusahaan, baik itu informasi keuangan maupun non keuangan

harus diungkapkan oleh perusahaan. Salah satu informasi tersebut adalah

tentang aktivitas CSR yang dilakukan perusahaan, yang diungkapkan dalam

laporan tahunan perusahaan. Perusahaan mengungkapkan CSR dengan

harapan dapat meningkatkan nilai perusahaan (Rustiarini, 2010). Cowen dkk

(1987) dalam Hackston & Milne (1999) dalam Anggraini (2006) mengatakan

bahwa perusahaan yang berorientasi pada konsumen diperkirakan akan

memberikan informasi mengenai pertanggungjawaban sosial karena hal ini

(30)

10

2. Teori Legitimasi (Legitimacy Theory)

Teori legitimasi merupakan suatu gagasan tentang kontrak sosial antara

perusahaan dengan masyarakat. Menurut teori ini, untuk diterima oleh

masyarakat, perusahaan harus mengungkapkan aktivitas sosial perusahaan

sehingga akan menjamin kelangsungan hidup perusahaan (Reverte, 2009).

Teori legitimasi juga berpendapat bahwa perusahaan harus melaksanakan dan

mengungkapkan aktivitas CSR semaksimal mungkin agar aktivitas

perusahaan dapat diterima oleh masyarakat. Pengungkapan ini digunakan

untuk melegitimasi aktivitas perusahaan di mata masyarakat, karena

pengungkapan CSR akan menunjukkan tingkat kepatuhan suatu perusahaan

(Branco dan Rodrigues, 2008).

Legitimacy theory yang menyatakan bahwa perusahaan memiliki kontrak

dengan masyarakat untuk melakukan kegiatannya berdasarkan nilai-nilai

justice, dan bagaimana perusahaan menanggapi berbagai kelompok

kepentingan untuk melegitimasi tindakan perusahaan (Tilt, 1994, dalam

Haniffa et al, 2005). Jika terjadi ketidakselarasan antara sistem nilai

perusahaan dan sistem nilai masyarakat, maka perusahaan dalam kehilangan

legitimasinya, yang selanjutnya akan mengancam kelangsungan hidup

perusahaan (Lindblom, 1994, dalam Haniffa et al, 2005). Pengungkapan

informasi CSR dalam laporan tahunan merupakan salah satu cara perusahaan

untuk membangun, mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan

(31)

11

3. TeoriStakeholder(Stakeholder Theory)

Stakeholder merupakan semua pihak yang keberadaannya sangat

mempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan, seperti: karyawan, masyarakat,

perusahaan pesaing dan pemerintah (Purwanto, 2011). Daud dan Abrar

(2008) berpendapat bahwa kelompok tersebut menjadi pertimbangan paling

penting untuk perusahan mengungkapkan informasinya. Teori stakeholder

mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk

kepentingan sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya.

Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh

dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut

(Ghozali dan Chariri, 2007). Jensen (2001) menyatakan bahwa keputusan

manajemen harus memperhatikan stakeholder-nya untuk meningkatkan nilai

perusahaan. Aktivitas CSRyang dilakukan oleh perusahaan terbukti memiliki

dampak yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil

penelitian ini mengindikasikan bahwa perilaku perusahaan berupa tanggung

jawab sosial terhadap lingkungan sekitarnya memberian dampak positif, yang

dalam jangka panjang akan tercermin pada keuntungan perusahaan dan

peningkatan kinerja keuangan(ROE)(Dahlia dan Veronica, 2008)

2.1.2. Corporate Social Responsibility (CSR) 2.1.2.1. Pengertian CSR

Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu suatu bentuk aktivitas yang

dilakukan perusahaan untuk meningkatkan ekonomi perusahaan sekaligus

(32)

12

masyarakat sekitar. Menurut Cheng dan Yulius (2011), aktivitas CSR dapat

memberikan banyak manfaat, seperti: dapat meningkatkan citra dan daya tarik

perusahaan di mata investor serta analis keuangan penjualan, dapat menunjukan

brand positioning, dan dapat meningkatkan penjualan dan market share.

Pengungkapan CSR merupakan proses pemberian informasi kepada kelompok

yang berkepentingan tentang aktivitas perusahaan serta dampaknya terhadap

sosial dan lingkungan (Mathews, 1995).

Wibisono (2007) menyatakan bahwa tahap penerapan corporate social

responsibility yang akan berpengaruh pada kinerja keuangan adalah sebagai

berikut:

1. Tahap perencanaan

Perencanaan terdiri dari 3 langkah utama:

a. Awareness building

Langkah awal untuk membangun kesadaran mengenal arti penting CSR

dan komitmen manajemen. Upaya ini dapat dilakukan antara lain melalui

seminar, lokakarya, diskusi kelompok, dan lain-lain.

b. CSR assessment

Upaya untuk menjabarkan kondisi perusahaan dan mengidentifikasi

aspek-aspek yang perlu mendapatkan perhatian dan langkah-Iangkah yang tepat

untuk membangun struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan CSR

secara efektif.

c.CSR manual bUilding

Hasil assessment merupakan dasar untuk penyusunan pedoman

(33)

13

benchmarking. Penyusunan manual CSR dibuat sebagai acuan, pedoman

dan panduan dalam pengelolaan kegiatan sosial kemasyarakatan yang

dilakukan oleh perusahaan.

2. Tahap Implementasi

Dalam memulai implementasi pada dasamya ada 3 pertanyaan

yang harus dijawab. Siapa orang yang akan menjalankan, apa yang mesti

dilakukan, serta bagaimana cara melakukan, sekaligus alat apa yang

diperlukan. Menurut Kotler (2005, dalam Lindrawati, dkk. (2008:75),

menyatakan bahwa "Manfaat melakukan tanggung jawab sosial

perusahaan dalam strategi dan operasi bisnis, yaitu "meningkatkan

penjualan dan saham di pasaran (increase sales and market share),

menguatkan posisi merk (strengthened brand positioning), meningkatkan

kemampuan untuk menarik, memotivasi dan mempertahankan karyawan

(increased ability to attract, motivate, and retain employees), mengurangi

biaya operasi (decrease operation cost), meningkatkan perusahaan untuk

menarik investor dan analis keuangan (increased appeal to investor and

financial analysts)."

Benefit and drivers perusahaan dengan implementasi corporate social

responsibilityadalah sebagai berikut (Wibisono, 2007:78-81):

1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image

perusahaan.

Perbuatan destruktif pasti akan menurunkan reputasi perusahaan.

Begitupun sebaliknya, kontribusi positif pasti juga akan mendongkrak

(34)

14

2. Layak mendapatkansocial licence to operate.

Masyarakat sekitar perusahaan merupakan komunitas utama

perusahaan. Ketika mereka mendapatkan benefit dari keberadaan

perusahaan, maka dengan sendirinya mereka ikut memiliki perusahaan,

sehingga imbalan yang diberikan pada perusahaan paling tidak adalah

keleluasaan untuk menjalankan roda bisnisnya di wilayah tersebut.

3. Mereduksi risiko bisnis perusahaan.

Mengelola risiko ditengah semakin kompleksnya perrnasalahan

perusahaan merupakan hal yang menunjang kesuksesan suatu usaha.

Perusahaan harus menyadari bahwa bila terdapat hubungan yang tidak

harrnonis denganstakeholderakan memicu timbulnya resiko yang tidak

diharapkan, misalnya pembatalan atau penghentian operasi sehingga

dapat menurunkan reputasi bahkan kineIja perusahaan. Bila hal itu

terjadi, maka perusahaan juga harus mengeluarkan biaya yang berlipat

ganda dibandingkan dengan implementasi CSR. Penerapan CSR

merupakan upaya investatif yang dapat menurunkan risiko bisnis

perusahaan.

4. Melebarkan akses sumberdaya.

Track record yang baik dalam pengelolaan corporate social

responsibility merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan

sehingga dapat mempermudah upaya untuk mendapatkan sumberdaya

(35)

15

5. Membentangkan akses menuju market.

Investasi yang ditanamkan untuk program CSR ini dapat menjadi tiket

bagi perusahaan menuju peluang pasar yang terbuka lebar, termasuk di

dalamnya akan memupuk loyalitas konsumen dan mendapatkan pangsa

pasar yang baru.

6. Mereduksi biaya.

Keuntungan yang didapatkan penghematan biaya yang merupakan buah

daripada implementasi CSR, sebagai contoh yang mudah dipahami

adalah upaya untuk mereduksi limbah melalui proses daur ulang ke

dalam siklus produksi. Di samping mereduksi biaya, proses ini tentu

juga mereduksi buangan keluar sehingga menjadi lebih arnan.

7. Memperbaiki hubungan denganStakeholder.

Implementasi dari CSR tentunya akan menambah frekuensi komunikasi

antara perusahaan dengan stakeholder, sehingga dapat menimbulkan

trust(kepercayaan) pada perusahaan.

8. Memperbaiki hubungan denganregulator

Perusahaan yang menerapkan CSR pada dasamya merupakan upaya

untuk meringankan beban pemerintah sebagai regulator. Hal ini

dikarenakan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan

merupakan tanggung jawab pemerintah. sehingga dengan adanya

bantuan perusahaan yang peduli pada masyarakat dan lingkungan akan

(36)

16

9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan

Kesejahteraan yang diberikan para pelaku CSR umumnya sudah jauh

melebihi standar normatif kewajiban yang dibebankan pada perusahaan,

sehingga karyawan menjadi terpacau untuk meningkatkan kinerjanya.

10. Peluang untuk mendapatkan penghargaan

Banyak reward ditawarkan bagi pelaksanaan CSR, sehingga

kesempatan untuk mendapatkan penghargaan mempunyai peluang

yang cukup tinggi.

2.1.2.2. Pengungkapan CSR

Menurut Golob dan Bartlett (2007) menyatakan bahwa laporan CSR (CSR

Reporting) merupakan upaya perusahaan-perusahaan didalam mempublikasikan

segala kegiatan yang telah dilakukan sehubungan dengan CSR kepada para

stakeholder. Pendapat Golob dan Bartlett didukung oleh Grunig (1989) yang

menyatakan bahwa publikasi CSR tersebut dapat saling menguntungkan bagi

kedua belah pihak, baik pihak perusahaan maupun pihak stakeholder. Publikasi

tersebut juga dapat mencegah segala bentuk konflik yang mungkin terjadi. Golob

dan Bartlett (2007) juga mengemukakan bahwa laporan CSR tersebut juga dapat

digunakan perusahaan sebagai salah satu strategi untuk mendapatkan semacam

persetujuan legitimasi sosial dari masyarakat apabila didukung oleh data-data

yang aktual dan relevan tentang kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan

(37)

17

Menurut Gray et.al (1993) dalam Sembiring (2005) ada dua pendekatan

yang secara signifikan berbeda dalam melakukan penelitian tentang

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Pertama, pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan mungkin diperlakukan sebagai suatu suplemen

dari aktivitas akuntansi konvensional. Pendekatan ini secara umum akan

menganggap masyarakat keuangan sebagai pemakai utama pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan dan cenderung membatasi persepsi tentang

tanggung jawab sosial yang dilaporkan.

Pendekatan alternatif kedua dengan meletakkan pengungkapan tanggung

jawab sosial perusahaan pada suatu pengujian peran informasi dalam hubungan

masyarakat dan organisasi. Pandangan yang lebih luas ini telah menjadi sumber

utama kemajuan dalam pemahaman tentang pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan dan sekaligus merupakan sumber kritik yang utama terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Sesuai dengan UU no. 40 tahun 2007 pasal 66 ayat 2, setiap perusahaan

perseroan di Indonesia termasuk perusahaan perbankan, diwajibkan untuk

memuat laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dalam laporan keuangan

tahunan. Oleh karena itu, setiap perusahaan dan pelaku ekonomi harus

memfokuskan diri tidak hanya pada pencapaian laba, namun juga kepada

(38)

18

2.1.3. Profitabilitas Perusahaan

Menurut Petronila dan Mukhlasin (2003) dalam Wahidahwati (2002)

profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam mengelola

perusahaan. Adapun Munawir (2001), mendefinisikan profitabilitas sebagai

keefektifan operasi serta derajat keuangan suatu perusahaan. Profitabilitas adalah

faktor yang memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada manajemen untuk

melakukan dan mengungkapkan kepada pemegang saham program tanggung

jawab sosial secara lebih luas (Heinze, 1976 dalam Florence,et al., 2004).

Salah satu analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan

oleh investor adalah analisis rasio keuangan. Penelitian ini memfokuskan terhadap

rasio profitabilitas dengan Net Profit Margin sebagai indikatornya. Net Profit

Margin adalah suatu pengukuran dari setiap satuan nilai penjualan yang tersisa

setelah dikurangi oleh seluruh biaya, termasuk bunga dan pajak. Menurut

Munawir (1997) NPM diduga mempengaruhi perataan laba, karena secara logis

margin ini terkait langsung dengan objek perataan penghasilan. NPM yang rendah

menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya

yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan yang tertentu.

Net Profit Margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan

menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. NPM yang rendah

menandakan penjualan yang rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang

terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari hal tersebut.

Secara umum rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidakefisienan manajemen.

Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio profitabilitas yang

(39)

19

dari hasil kegiatan operasionalnya. Menurut Darsono dan Ashari (2005:56),

mendefinisikan NPM sebagai berikut:

“NPM adalah laba bersih dibagi penjualan bersih. Rasio ini

menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Rasio ini tidak menggambarkan besarnya persentase keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan untuk setiap penjualannya karena adanya unsure pendapatan dan biaya

non-operasional”.

Bila disangkutkan dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility

(CSR) tanggung jawab sosial, maka dapat dilihat bagaimana pengaruh

pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan terhadap profit atau keuntungan

yang didapat perusahaan itu sendiri (Almar, Rachmawati, dan Murni, 2012).

Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan

penjualan. NPM menunjukkan persentase dari setiap rupiah penjualan tersisa

setelah di kurangi semua biaya, beban, dan termasuk juga bunga dan pajak. NPM

dipilih karena dianggap sebagai rasio yang mampu menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dalam tingkat penjualan tertentu

(Utami, 2011). Rasio NPM merupakan salah satu indikator yang dapat menilai

produktif atau tidaknya kinerja dari perusahaan dan menjadi salah satu rasio yang

paling banyak dilihat oleh para investor (Indartiet al.,2010)

2.2. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian sebelumnya telah dilakukan untuk menguji pengaruh

CSR. Penelitian Alexander dan Buchhloz (1978) meneliti mengenai hubungan

antara tingkat CSR dan kinerja stock market. Penelitian ini tidak menemukan

(40)

20

mengemukakan bahwa salah satu kemungkinan penjelasan atas hasil penelitian

tersebut adalah pasar modal yang sudah efisien, sehingga semua informasi sudah

langsung tercermin dalam harga saham. Pengukuran tingkat CSR yang digunakan

oleh Alexander adalah dengan ranking yang diberikan oleh pelaku usaha dan

mahasiswa.

Pada tahun 2008, Lindrawati, Felicia, dan Budianto (2008) meneliti

tentang pengaruh CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan. dikemukakan

bahwa CSR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROE, namun

berpengaruh secara signifikan terhadap ROI. Dalam penelitian ini CSR di ukur

dengan menggunakan Indeks Return Shareholders dan Stakeholders, dan kinerja

keungan yang diukur dengan rasio ROE dan ROI.

Nugroho dan Yunike (2009) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa

pengungkapan informasi sosial perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba usaha perusahaan. Untuk melakukan CSR, manfaat dari

melakukan tindakan tersebut harus melebihi biaya-biaya yang timbul karena

alokasi sumber daya tambahan (Paul dan Siegel, 2006 dalam Nugroho dan

Yunike, 2009).

Adapun pada penelitian Almar, Rachmawati, dan Murni (2012) dan

Mukharomah dan Kesumaningrum (2014) yang sama sama menggunakan Net

Profit Margin (NPM) sebagai variabel Dependennya dan hasil penelitian

menunjukan bahwa Pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap NPM.

Berbeda dengan Candrayanthi dan Saputra (2013), yang mendapatkan hasil tidak

ada pengaruh Pengungkapan CSR terhadap Profitabilitas perusahaan yang

(41)

21

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan, berikut ringkasan

penelitian terdahulu:

Nama Penulis Judul Variabel Hasil Penelitian

(42)

22

2.3. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis

Untuk memudahkaan pemahaman mengenai pengaruh pengungkapan corporate

social responsibility terhadap profitabilitas perusahaan, maka secara skematis

(43)

23

Skema di atas adalah hasil penggambaran hubungan antar variabel dalam

penelitian. Terdapat satu variabel independen yaitu pengungkapan CSR, yang

mengarah pada Profitabilitas Perusahaan sebagai variabel dependen, yang

diwakili oleh garis lurus menandakan adanya pengaruh dan membentuk hipotesis

dalam penelitian ini. Kemudian ada dua variabel kontrol yang diwakili garis

putus-putus, yaitu ukuran perusahaan danleverage.

Kotler dan Lee (2005) mengemukakan bahwa terdapat manfaat dari

penerapan CSR bagi perusahaan, yaitu mampu meningkatan penjualan dan

marketing share, memperkuat brand positioning, meningkatkan citra perusahaan,

menurunkan biaya operasional, dan meningkatkan daya tarik perusahaan di mata

investor dan analis keuangan. Sedangkan menurut Porter dan Kramer (2006), CSR

dapat lebih dari sekedar biaya, hambatan atau kegiatan amal. Dengan pendekatan

secara strategis, CSR dapat mendatangkan peluang, inovasi, dan keunggulan

kompetitif bagi perusahaan seperti kinerja secara finansial maupun ekuitas merek,

sekaligus mampu memecahkan masalah sosial yang menekan.

Motivasi utama perusahaan adalah profitabilitas yang tidak identik dengan

kesejahteraan masyarakat tempat berdiri dan kiprah perusahaan. Namun dalam

rangka membina hubungan yang saling menguntungkan, korporasi dapat turut

serta dalam mengambil peran dalam mengatasi keterbelakangan dan kemiskinan

masyarakat sekitar melalui Corporate Social Responsibility (CSR). Dari

perspeksif biaya (cost-based approach), jika Corporate Social Responsibility

menjadi suatu kewajiban periodik sama seperti membayar pajak maka beban

perusahaan pasti akan meningkat dan berdampak pada laba bersih yang menurun.

(44)

24

peningkatan kerugian tentu saja merugikan pemegang saham karena deviden yang

diterima akan berkurang (Resturiyani, 2012). Namun, hal itu mencerminkan

pelaku bisnis kita masih terbelenggu oleh paradigma bisnis konservatif

(shareholder-based approach). Paradigma ini mengagungkan pencapaian

maksimal laba dan meminimalkan biaya sebagai tolak ukur prestasi. Dari

perspektif manfaat (benefit-based approach), formalisasi Corporate Social

Responsibility sebagai suatu kewajiban tidak hanya meningkatkan beban periodik

(Resturiyani, 2012). Tetapi juga akan mendatangkan sejumlah manfaat ekonomi

atau keuntungan yang berkepanjangan (sustainable profit) bagi perusahaan,

pemegang saham dan semuastakeholder.

Hal ini sejalan dengan (Wibisono, 2007:76) yang menyatakan bahwa

program corporate social responsibility (CSR) merupakan investasi demi

pertumbuhan dan keber1anjutan usaha, sehingga CSR tidak bisa dianggap lagi

sebagai pusat biaya (cost center) melainkan sebagai pusat laba (profit centre) di

masa yang akan datang.

Menurut Russo & Fouts (1997) dalam Leki dan Christiawan (2013),

environmental responsiveness dapat meningkatkan efsisensi perusahaan dan

menurunkan biaya operasional. Praktik CSR seperti ini dilakukan sebagai

investasi jangka panjang perusahaan untuk menciptakan proses produksi yang

semakin efisien agar dapat mengakibatkan terjadinya penurunan biaya

operasional. Menurut Earnhart & Lizal (2010) dalam Leki dan Christiawan

(2013), perusahaan akan membeli teknologi baru yang ramah lingkungan sebagai

alat penunjang praktik CSR yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan energi

(45)

25

yang bahwa corporate environmental performance berpengaruh positif terhadap

profit yang turut mempengaruhi penurunan biaya.

2.3.1. Pengembangan Hipotesis

Secara umum perusahaan dapat mengambil tiga tindakan yang berbeda

sehubungan dengan aktivitas-aktivitas tanggung jawab sosial (Mackey et. al.,

2005): (1) perusahaan yang saat ini tidak terlibat dalam aktivitas CSR dapat

memulai untuk melakukannya, (2) perusahaan yang saat ini melakukan aktivitas

CSR dapat menghentikannya dan (3) perusahaannya dapat tetap mempertahankan

kebijakannya saat ini yaitu perusahaan-perusahaan yang saat ini melakukan

aktivitas CSR dapat melanjutkan dan yang tidak melakukan aktivitas CSR tetap

tidak melakukan. Hubungan antara pengungkapan informasi sosial perusahaan

dan profitabilitas telah dipostulatkan merefleksikan pandangan bahwa respon

sosial merupakan salah satu hal yang penting untuk meningkatkan laba

perusahaan Bowman dan Haire (1976) dalam Sulistiyowati (2004).

Bukti ilmiah dan reaksi konsumen memberi sinyal kepada perusahaan

bahwa partisipasi dalam CSR mendapat penghargaan, dampak dalam kinerja yang

meningkat (Udayasankar, 2007). Lindrawati dkk (2008) mengatakan bahwa CSR

membantu perusahaan memperoleh kelangsungan kinerja ekonomi dan keuangan

yang kuat bagi jangka panjang. Dengan mengimplementasikan CSR secara tidak

langsung perusahaan telah meminimalkan biaya implisit dari tindakan tak

bertanggung jawab perusahaan (irresponsible acts). Dengan menerapkan CSR,

diharapkan perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan

kekuatan keuangannya dalam jangka panjang (Kiroyan, 2006 dalam Sayekti dan

(46)

26

Balabanis, Philips, dan Lyall (1998), menunjukkan bahwa pengungkapan

CSR berhubungan positif dengan kinerja keuangan perusahaan (gross profit to

sales ratio/GPS). Kesimpulan dari penelitian Goukasian dan Whitney (2007)

dalam Lindrawati dkk (2008) mengidentifikasikan bahwa perusahaan yang

mengeluarkan biaya untuk bertanggungjawab secara sosial dan etis tidak

menyebabkan trade-offnya (pertukarannya) negatif dan tetap dapat menampilkan

kinerja sebaik perusahaan lain yang tidak mengimplementasikan CSR.

Perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan CSR terbukti mengalami

peningkatan laba (Pekkarinen, 2006 dalam Desy, 2008). Penelitian Lindrawati

dkk (2008) menunjukkan bahwa CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE,

namun berpengaruh secara signifikan terhadap ROI. Penelitian Siregar dan Dahlia

(2008) menunjukan bahwa tingkat pengungkapan CSR dalam laporan tahunan

perusahaan berpengaruh positif terhadap ROE 1 tahun ke depan. Artinya, aktivitas

CSR yang dilakukan dan diungkapkan oleh perusahaan terbukti memiliki dampak

produktif yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Semakin baik

kinerja keuangan perusahaan berarti semakin baik profitabilitas perusahaan yang

dihasilkan.

Berdasarkan uraian di atas, ini menunjukan bahwa masih ada

ketidakselarasan penelitian tentang pengaruh pengungkapan CSR terhadap

profitabilitas perusahaan. Dalam hal ini peneliti cenderung mempunyai hipotesis

bahwa pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan.

H1: Pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap profitabilitas

(47)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan variabel dependen, variabel independen, dan

variabel control. Pengungkapan CSR sebagai variabel independen dan

pertumbuhan profitablitas perusahaan sebagai variabel dependen, serta sebagai

variabel kontrol adalah size dan leverage.

3.1.1. Variabel Independen

Variabel Independen penelitian ini adalah pengungkapan CSR. yang

diukur menggunakan Corporate Social Responsibility Index (CSRI). Pengukuran

CSRI pada penelitian ini menggunakan instrumen yang digunakan Sembiring

(2005). Sembiring mengelompokkan informasi CSR ke dalam 7 kategori, yaitu

Lingkungan, Energi, Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja, Lain-lain Tenaga

Kerja, Produk, Keterlibatan Masyarakat, dan Umum.

Pendekatan untuk menghitung CSRI pada dasarnya menggunakan

pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrument penelitian diberi

nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan (Haniffaet al.,2005).

Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan

(48)

28

Rumus perhitungan CSRI adalah sebagai berikut: (Haniffaet al., 2005)

=

Keterangan:

CSRIj =Corporate Social Responsibility Disclosure Indexperusahaan j Xij =dummyvariabel: 1= jika item i diungkapkan; 0= jika item i tidak

diungkapkan.

Nj = jumlah item untuk perusahaan j, nj=78

3.1.2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh

variabel independen. Variabel dependen pada penelitian ini adalah pertumbuhan

profitabilitas perusahaan yang diukur dengan tingkatNet Profit Margin.

NPM menunjukkan rasio antara laba bersih setelah pajak ataunet income terhadap total penjualan (Ang, 1997):

Net Profit Margin = ____Laba bersih____ Penjualan bersih

3.1.3. Variabel Kontrol 3.1.3.1. Ukuran Perusahaan

Pada dasarnya ukuran perusahaan terbagi dalam tiga kategori yaitu

perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size), dan

perusahaan kecil (small firm), Machfoedz dalam Ibrahim (2008). Secara teoritis

perusahaan yang lebih besar mempunyai kepastian yang lebih besar dari pada

perusahaan kecil, sehingga akan mengurangi tingkat ketidakpastian mengenai

(49)

29

memprediksi risiko yang mungkin terjadi jika ia berinvestasi pada sebuah

perusahaan (Yolana dan Martani, 2005 dalam Ibrahim, 2008).

Menurut hipotesis biaya politis, semakin besar biaya politis yang dihadapi

oleh perusahaan, maka manajer akan memilih prosedur akuntansi yang dapat

menghasilkan laba sekarang lebih rendah dibandingkan laba masa depan. Dengan

demikian semakin tinggi biaya politis yang dihadapi perusahaan maka perusahaan

akan semakin banyak mengeluarkan biaya untuk mengungkapkan informasi sosial

sehingga laba yang dilaporkan menjadi lebih rendah Watt & Zimmerman (1990)

dalam Scott (1997) dalam Anggarini (2006).

Perusahaan yang besar cenderung mempunyai biaya politis yang besar

dibandingkan perusahaan kecil. Perusahaan besar cenderung akan memberikan

informasi laba sekarang lebih rendah dibandingkan perusahaan kecil, sehingga

perusahaan besar cenderung akan mengeluarkan biaya untuk pengungkapan

informasi sosial yang lebih besar dibandingkan perusahaan kecil Anggarini

(2006).

Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan (ln) total aset

dengan tujuan agar perbedaan antara perusahaan besar dan kecil tidak terlalu

signifikan sehingga data aset dapat terdistribusi normal. Berikut persamaannya

(Dina, 2011:55):

(50)

30

3.1.3.2. Leverage

Leverage mencerminkan risiko keuangan suatu perusahaan yang dapat

menggambarkan struktur modal dan mengetahui risiko tak tertagihnya utang

perusahaan.

Dalam Teori keagenan, memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio

leverage yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi, karena

biaya keagenan perusahaan dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi Jensen

& Meckling (1976) dalam Anggraini (2006). Oleh karena itu perusahaan dengan

rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan ungkapan yang

lebih luas daripada perusahaan dengan rasio leverage yang rendah. Dalam

Hipotesis Kontrak Hutang mengatakan bahwa semakin tinggi leverage,

kemungkinan besar perusahaan akan mengalami pelanggaran terhadap kontrak

utang, maka manajer akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi

dibandingkan laba di masa depan.

Menurut Sawir (2005:18) menjelaskan “total debt to equity rasio adalah

perbandingan total hutang (kewajiban) yang dimiliki perusahaan dengan modal

sendiri (ekuitas)”. Adapun persamaannya sebagai berikut:

Debt to Equity Rasio = Total Kewajiban Ekuitas

3.2.Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumenter.

Adapun sumber data penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data

(51)

31

secara tulisan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari situs

Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan dari website Perusahaan.

3.3.Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2013.

Penelitian ini menggunakan perusahaan pertambangan karena kegiatan usahanya

mengelola dan memanfaatkan langsung sumber daya alam serta memiliki risiko

tinggi akan kerusakan lingkungan (Ramadhan, 2012). Pengambilan sampel dalam

penelitian ini dilakukan dengan metodepurposive sampling,yaitu dengan kriteria:

1. Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama

tahun 2009-2013.

2. Perusahaan yang menyajikan annual report atau sustainability report

selama periode 2009-2013.

3. Perusahaan yang tidak berpindah sektor selama tahun pengamatan.

4. Perusahaan yang memiliki kelengkapan data untuk seluruh tahun

pengamatan.

3.4. Metode Analisis Data

Dalam penelitiaan ini akan digunakan beberapa pengujian data untuk

menguji dan mengolah data. Pengujian yang dilakukan antara lain adalah statistik

(52)

32

3.4.1.1.Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), deviasi standar, varian, maksimum, minimum,

sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali, 2011).

3.4.2. Uji Asumsi Klasik 3.4.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi, variabel dependen dan independen mempunyai distribusi normal.

Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi normal (Ghozali,

2011). Untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak, dapat

dilakukan analisis grafik dengan melihat normal probability plot yang

membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi

kumulatif dari distribusi normal. Distribusi dikatakan normal, jika garis yang

menggambarkan data sesungguhnya mengikuti garis diagonalnya. Selain itu,

untuk memastikan kehandalan hasil uji normalitas dalam penelitian ini, digunakan

sebuah uji statistik non-parametrik, yaituone sampleKolmogorov-Smirnov (K-S).

Data dikatakan terdistribusi normal, jika nilai Asymp Siglebih dari 0,05 (Ghozali,

2011).

3.4.2.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2011). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara independen. Jika

(53)

33

Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama

variabel sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas

di dalam model, peneliti akan melihat Tolerence dan Variance Inflation Factors

(VIF) dengan alat bantu programStatistical Product and Service Solution(SPSS).

Tolerence mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang

tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerence yang rendah

sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF= 1/tolerence). Nilaicut off yang

umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilaitolerence

< 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Bila nilai tolerance > 0.10 atau sama

dengan VIF < 10, berarti tidak ada multikolinearitas antar variabel dalam model

regresi (Ghozali, 2011).

3.4.2.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linier memiliki korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi

yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2011).

Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilakukan denganRun Test.Run Test

digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika

antar residual tidak terdapat hubungan korelasi, maka dapat dikatakan bahwa

residual acak atau random (Ghozali, 2011). Suatu model dinyatakan bebas

autokorelasi dalam uji Run Test apabila tingkat signifikansi residual yang diuji

(54)

34

3.4.2.4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut heteroskedastisitas. Sebuah model regresi yang baik adalah model regresi

yang mempunyai data yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas

dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas

(Ghozali, 2011).

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, dapat dilakukan

dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara

SRESID dan ZPRED. Sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X

adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentize. Selain

itu untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini,

dilakukan uji glejser dengan meregresikan nilai absolut residual terhadap variabel

independen (Gujarati, 2003 dalam Ghozali, 2011).

3.4.3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda dilakukan

untuk mengetahui pengaruh antarvariabel terikat dan variabel bebas. Pengujian

masing masing hipotesis dilakukan dengan menguji masing masing koefisien

(55)

35

Hubungan antara CSR Disclosure terhadap profitabilitas perusahaan dapat

diketahui melalui persamaan sebagai berikut :

NPMt=β0 + β1CSRIjt-1+ β2SIZEt+β3DERt+ ε

Keterangan :

NPMt = tingkat NPM tahun berjalan

β = koefisien regresi

CSRIjt-1 = indeks pengungkapan CSR tahun sebelumnya

SIZEt = ukuran perusahaan tahun berjalan

DERt = tingkat leverage tahun berjalan

ε = error

ß1, ß2, dan ß3 merupakan koefisien regresi yang menunjukkan angka

peningkatan atau penurunan variabel terikat yang didasarkan pada variabel bebas.

Arah hubungan dari koefisien regresi tersebut menandakan arah hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat.

Kriteria pengujiannya adalah seperti berikut ini:

1. H0 diterima dan Ha ditolak yaitu apabila ρ value < 0.05 atau bila nilai

signifikansi lebih dari nilai alpha 0.05 berarti model regresi dalam penelitian

ini tidak layak(fit)untuk digunakan dalam penelitian.

2. H0 ditolak dan Ha diterima yaitu apabila ρ value > 0.05 atau bila nilai

signifikansi kurang dari nilai alpha0.05 berarti model regresi dalam penelitian

ini layak(fit)untuk digunakan dalam penelitian.

Kemudian dilakukan pengujian ketepatan perkiraan (R2). Koefisien

determinasi (R²) pada dasarnya mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabel terkait. Nilai R² berada diantara 0 dan 1. Nilai

(56)

36

variabel terkait sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel variabel

bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel terkait. Dapat juga dikatakan bahwa R²=0 berarti tidak ada

hubungan antara variabel bebas dengan variabel terkait, adapun R²=1 menandakan

(57)

51

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh pengungkapan CSR

terhadap profitabilitas perusahaan. Ukuran pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan diukur dengan menggunakan indeks sembiring yang berjumlah 78

item dan alat ukur untuk profitabilitas perusahaan dalam hal ini diwakili oleh Net

Profit Margin. Variabel kontrol berupa leverage dan ukuran perusahaan

digunakan untuk mengurangi dampak variabel-variabel lain yang dapat

mempengaruhi hubungan pengungkapan CSR terhadap profitabilitas perusahaan.

Penelitian ini menggunakan regresi berganda sebagai alat analisis hipotesis.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Variabel pengungkapan CSR memiliki nilai hubungan yang positif

terhadap profitabilitas perusahaan dengan signifikasi sebesar 0,001. Hal ini

berarti bahwa pengungkapan CSR dapat mempengaruhi secara signifikan

terhadap profitabilitas perusahaan.

2. Variabel size memiliki hubungan negatif terhadap profitabilitas

perusahaan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,007. Hal ini berarti

bahwa secara statistik tingkat size memiliki pengaruh terhadap

Gambar

Tabel 2.1.Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1.Model Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Melalui kegiatan aplikatif ini, penulis hanya akan membuat sebuah sistem pengumpulan data baseline pada tingkat rumah tangga menggunakan ODK dan kemudian

Diterapkannya teknik muddiest point di MA NU Wahid Hasyim Salafiyah Jekulo Kudus dalam pembelajaran aqidah akhlak pada akhir pembelajaran merupakan proses timbal

Dengan adanya landasan mengenai keberadaan desa yang dapat mendirikan BUMDes tersebut seharusnya dalam peraturan yang lebih operasional seperti peraturan menteri

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Dan Profitabilitas Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Perusahaan

Karena itu, untuk keperluan desain konseptual unit konversi daya kogenerasi dengan konfigurasi siklus langsung seperti pada Gambar 1 ini, maka IHX harus didesain mampu

Perancangan alat pengendap debu meliputi pembuatan pembangkit tegangan tinggi searah (DC) menggunakan metoda penyearah pengali tegangan atau Walton- Cockroft

Kenaikan konduktivitas pada komposit (Ag 2 S) x (-Al 2 O 3 ) 1-x, seiring dengan kenikan suhu pemanasan dimungkinkan karena perlakuan panas pada bahan komposit

58 Tahun 2010 Pasal 17 untuk melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu yang mempunyai ketentuan khusus acara pidana, selain ditugaskan kepada penyidik