PENGARUH PENGUNGKAPANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN:
(Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI)
(Skripsi)
Oleh
INDANA LAZULFA ANAS
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRACT
THE EFFECT OFCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY(CSR) ON COMPANY PROFITAABILITY
By
INDANA LAZULFA ANAS
This study aimed to examine the effect of Corporate Social Responsibility(CSR) on Company Profitability. The independent variables in this research are Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure which scored using an index of sembiring. The dependent variable in this research is company profitability, reflected by Net Profit Margin (NPM). This study also uses company size and leverage as control variable.
Purposive sampling is using as sampling method for this research with characteristic the minning company that list at IDX during the year 2009-2013 and published financial report in every period. This study adopts multiple linear regression method using SPSS as an analytical tool.
The results show thatCorporate Social Responsibility(CSR) disclosure positively affects the Net Pofit Margin (NPM). However, company size show negative relationship with NPM and Leverage does no show any relationship with NPM.
ABSTRAK
PENGARUH PENGUNGKAPANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN
Oleh
INDANA LAZULFA ANAS
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap profitabilitas perusahaan.Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang diukur dengan indeks sembiring. Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Profitabilitas Perusahaan yang di ukur dengan menggunakan Net Profit Margin (NPM). Penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol ukuran perusahaan (size) danleverage.
Teknik sampling dilakukan dengan metode purposive sampling dengan kriteria Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mempublikasikan laporan keuangan lengkap periode 2009-2013. Teknik analisis data dilakukan dengan metode analisis regresi linear berganda dengan menggunakan alat bantu program SPSS 21.
Hasil dari penelitian ini adalah Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif terhadap NPM, ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap NPM dan tidak ada pengaruhleverageterhadap NPM.
PENGARUH PENGUNGKAPANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN:
(Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI)
Oleh
INDANA LAZULFA ANAS
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA EKONOMI
Pada Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sidosari pada tanggal 5 September 1992 sebagai
anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak M. Amin Ansor dan Ibu
Rosmini.
Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) diselesaikan di TK Dharma Wanita
Unila, Bandar Lampung. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan oleh
penulis pada tahun 2004 di SD Al-Kautsar Bandar Lampung. Sekolah Menengah
Pertama (SMP) ditempuh oleh penulis di SMP Al-Kautsar Bandar Lampung,
kemudian pada tahun 2007 penulis melanjutkan pendidikan tingkat atas di SMA
Al-Kautsar Bandar Lampung. Selanjutnya penulis terdaftar sebagai mahasiswa
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui
jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun
2010.
Selain kuliah, penulis aktif dalam berbagai kegiatan, baik kegiatan
internal dan eksternal kampus. Penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Islam
dalam kegiatan eksternal kampus serta di internal kampus pernah menjabat
sebagai Sekretaris Bidang Pengembangan Wawasan Keilmuan di Himpunan
Mahasiswa Akuntansi (Himakta), Ketua Umum Kelompok Studi Pasar Modal
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah
banyak memberikan nikmat, baik nikmat sehat nikmat iman dan menjadikan
segala sesuatu yang sulit ini menjadi mudah. Sholawat serta salam semoga
terlimpahkan kepada nabi Muhammad SAW, keluargannya, para sahabat dan
kepada orang-orang yang senantiasa mengikuti sunnah beliau.
Saya persembahkan karya ini untuk orang-orang yang selalu mendukung
sehingga saya bisa menyelesaikan pendidikan Strata 1 di Universitas Lampung.
Teruntuk kelurga ayah, ibu, adik (Ayah M. Amin Ansor, Ibu Rosmini, Adik Sri
Ajeng Wulandari dan Retno Tri Pratiwi) yang selalu memberikan do’a, perhatian,
kasih sayang dan dukungan sehingga saat ini.
Kepada teman-teman FEB Unila yang telah banyak memberikan pelajaran
yang berharga dalam upaya menjadi orang yang berguna bagi agama, keluarga
MOTO
− Bukan dengan apa kau akan dikenang, tetapi dengan cara apa kau
akan dikenang(Crazycrew)
− Graduation means the end of story, and the beginning of another one,
my lovely brats! Lets start our new exciting drama now(Crow Zero)
− Aku lebih suka lukisan Samudra yang bergelombang memukul,
menggebu-gebu, dari pada lukisan sawah yang adem ayem tentrem,
Kadyo siniram wayu sewindu lawase (Ir. Soekarno)
− Seseorang yang maju berperang dan berdiri sampai akhir, disebut
pemenang, seseorang yang maju berperang lalu gugur di medan
perang, disebut pejuang, dan seseorang yang kabur dari peperangan
adalah pecundang(Indana Lazulfa Anas)
SANWACANA
Bissmillahirahmanirrahim
Segala puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT dan shalawat serta
salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya
beserta sahabatnya dan orang-orang yang senantiasa mengikuti sunnah beliau.
Alhamdulillah atas Kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
yang berjudul“Pengaruh PengungkapanCorporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Profitabilitas Perusahaan”sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari bantuan, dukungan dan bimbingan
berbagai pihak baik moral maupun material. Untuk itu dalam kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Fajar Gustiawaty Dewi, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
4. Bapak Drs. Achmad Zubaidi Indra M.M., C.P.A., selaku Pembimbing
Akademik penulis atas kesediaanya membantu, mengarahkan dan memberi
masukan selama penulis menempuh pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung.
5. Ibu Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt., selaku Pembimbing I (satu) yang
telah meluangkan waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran,
masukan dan semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini.
6. Ibu Retno Yuni Nur S., S.E., M.Sc., Akt., selaku Pembimbing II (dua) yang
telah meluangkan waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran,
masukan dan semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi.
7. Ibu Susi Sarumpaet, S.E., M.B.A., Ph.D., Akt., selaku Pembahas yang telah
memberikan kritik, saran dan masukan yang membangun terhadap skripsi ini.
8. Bapak Muhiddin Sirat, S.E., M.P., yang telah memberikan arahan dan nasihat
selama menjalani kehidupan organisasi kampus.
9. Seluruh Dosen beserta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan juga
pembelajaran berharga bagi penulis selama menempuh program pendidikan
S1. Khususnya untuk staf karyawan di jurusan Akuntansi pak Sobari, mbak
Sri, Mpok, mas Yana, mas Yogi, mas Leman, yang telah banyak membantu
10. Seluruh Staf TU, Administrasi, Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung, serta pegawai yang turut membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.
11. Ayah dan Ibu tercinta, Bapak M. Amin Ansor dan Ibu Rosmini, yang selalu
memberikan doa, semangat, kasih sayang, dukungan moral dan material serta
senantiasa berkorban dan selalu memberikan yang terbaik bagi penulis
dengan penuh keikhlasan. Semoga Allah SWT selalu melindunginya.
12. Untuk Adikku, Sri Ajeng Wulandari dan Retno Tri Pratiwi, yang selalu
memberi motivasi serta dukungan. Semoga kita bisa menjadi anak yang
selalu membanggakan kedua orangtua kita.
13. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Ekonomi Unila yang
telah telah menempa sedemikian rupa, terima kasih untuk pelajaran dari
abang-abang dan rasa kekeluargaanya disini.
14. Sahabat-sahabatku, Ganteng-ganteng Crazycrew, M Satria Putra Remaja,
Sidiq Teja Purna Paskibraka, Hendrik Saputra-ngan , Surya Prasetya
Trihat(ki)maja-Icon, Mahmud Rianto-ngkol, Oksano Pilanada-ri mana, Ari
Meidiansyah-du Sekali, Ben Ten Marshall, Ryan Trilaksono dan Fadli
Midun-isme atas persahabatan kita selama empat tahun terakhir.
15. Keluarga Besar BEM FEB Unila, Nova, Yolanda, Febi, Jenny, Sonia, Yoga, Mellisa, Jevri, Firaz, Fera, Beni, Nay, Dicki, Ido, Faiz, Liza, Esti, Dimas, Fani, Rama, dan seluruh adik-adik Brigadir Muda yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas keluarga, dukungan, pelajaran berharga, dan kebersamaannya selama ini.
17. Keluarga besar KSPM FEB Unila, Dianti, Nurul, Echa, Ayu, Sela, Dany, Dias, Cinta, Ata, kak Bowo, Kartono, Gita, Zahara, Ginan, Ferly, Argi, Ikhsan, Mentari, Ria, Mitha, Danty, Pandu, David, Fabio, Arum, Rifka, Puspa, Ghanes, Rizki, Sigit, Roby, dan Ruri.
18. Teman-teman akuntansi angkatan 2010 (Nevia, Ira, Mareta, Rossy, Yesi,
Rere, Yogi, Marwanto, Jirry, Ade Rio, Iga, Arlenti, Andriani, Apri, Elza,
Endang, Esty, Tina , Jenny, Fadli, Feni, Feri, Fina, Firas, Indra, Rizal, Jane,
Marlina, Novia, Meky, Firsty, Ega N, Eka, Rica, Sharon, Latifa, Yuda,
Pungki, Devri, Iqbal, Didik, Yobel, Wela, Ivonna, Santo, Ferry, Dila, Sisi,
Ipeh, Herlina, Tiwi, Bebeu, Irvia, Rossy, Fina, Arlenti, Eka S, Marlina, Dwi)
dan teman-teman seperjuangan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu
persatu.
19. Keluarga besar KKN Desa Sri Purnomo, Kecamatan Kalirejo, Lampung
Tengah (enyeng, tito, erdit, sardi, inka, meta, mayang, zui, ane, intan)
terimakasih atas kebersamaan 40 hari yang tak terlupakan.
20. Untuk Ulfah Dwi Nedia, yang telah banyak membantu, menemani, serta
memberikan semangat selama perkuliahan. Terimakasih atas Nano-nanonya.
21. Almamaterku tercinta.
22. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca, dan pihak-pihak lainnya.
Bandar lampung, 24 April 2015 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR D AFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 9
2.1.1 Teori yang melandasi penelitian... 9
2.1.2 Corporate Social Responsibility (CSR)... 11
2.1.2.1 Pengertian CSR... 11
2.1.2.2 Pengungkapan CSR ... 16
2.1.3 Profitabilitas Perusahaan ... 18
2.2 Penelitian Terdahulu ... 19
2.3 Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis ... 22
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Definifi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 27
3.1.1 Variabel Independen ... 27
3.1.2 Variabel Dependen... 28
3.1.3 Variabel Kontrol... 28
3.1.3.1 Ukuran Perusahaan ... 28
3.1.3.2 Leverage ...30
3.2 Jenis dan Sumber Data...30
3.3 Sample ...31
3.4 Metode Analisis Data...31
3.4.1 Uji Statistik Deskriptif ...32
3.4.2 Uji Asumsi Klasik ...32
3.4.2.1 Uji Normalitas ...32
3.4.2.2 Uji Multikolinearitas...32
3.4.2.3 Uji Autokorelasi ...33
3.4.2.3 Uji Heteroskedastisitas ...34
3.4.3 Uji Hipotesis ...34
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data... 37
4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 37
4.3 Uji Asumsi Klasik ...39
4.3.1 Uji Normalitas ... 39
4.3.3 Uji Autokorelasi ... 42
4.3.4 Uji Heteroskedastisitas ...42
4.4 Uji Hipotesis ... 44
4.4.1 Uji Koefesien Determinasi ... 45
4.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F atau ANOVA) ... 45
4.4.3 Uji Hipotesis ... 46
4.5 Pembahasan ... 47
4.5.1 Pengaruh Pengungkapan CSR terhadap NPM Perusahaan ... 47
4.5.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap NPM Perusahaan ... 48
4.5.3 Pengaruh Leverage terhadap NPM Perusahaan ...49
V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 51
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 52
5.3 Saran ... 52
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ... 21
4.1 Hasil Statistik Deskriptif... 37
4.2 Hasil Uji Normalitas ... 40
4.3 Hasil Uji Multikolinearitas... 41
4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 42
4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser) ... 44
4.6 Hasil Uji Koefesien Determinasi ... 45
4.7 Hasil Uji ANOVA ... 46
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Model Penelitian ... 22
4.1 Normal Probability Plot ... 40
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan Sampel
Lampiran 2 Indeks Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
berdasarkan Sembiring
Lampiran 3 Data Pengamatan tahun 2009-2010
Lampiran 4 Data Pengamatan tahun 2010-2011
Lampiran 5 Data Pengamatan tahun 2011-2012
Lampiran 6 Data Pengamatan tahun 2012-2013
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Aktivitas perusahaan atau unit bisnis tidak bisa lepas dari lingkungannya.
Lingkungan merupakan bagian dari kualitas kehidupan dan tidaklah dapat disangkal
jika dikatakan bahwa saat ini masalah lingkungan semakin sering menjadi perdebatan
baik di tingkat regional, nasional maupun internasional.
Perusahaan yang berorientasi pada laba akan berusaha menggunakan sumber
daya yang dimilikinya semaksimal mungkin untuk memperoleh laba demi
kelangsungan hidupnya sehingga berakibat pada dampak lingkungan baik secara
positif maupun secara negatif (Harahap, 1999). Dalam mencapai tujuan tersebut,
perusahaan selalu berinteraksi dengan lingkungannya sebab lingkungan memberikan
andil dan kontribusi bagi perusahaan.
Tujuan perusahaan mengalami pergeseran seiring dengan berjalannya waktu
dan perkembangan zaman (Yuniarti, 1998). Pertama, pandangan konvensional, yaitu
menggunakan laba sebagai ukuran kinerja perusahaan. Perusahaan dengan kinerja
yang baik adalah perusahaan yang mampu memperoleh laba maksimal. Kedua,
pandangan modern, yaitu tujuan perusahaan tidak hanya mencapai laba maksimal
tetapi juga kesejahteraan sosial dan lingkungannya. Seperti yang diungkapkan oleh
2
profitabilitas, efisiensi, kepuasan, dan pengembangan karyawan, tanggung jawab
sosial dan hubungan baik dengan masyarakat serta kelangsungan usaha dan tujuan
lainnya.
Masyarakat kini semakin sadar akan pentingnya kinerja perusahaan dibidang
lingkungan dan sosialnya. Pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap
perusahaan mulai menekan perusahaan untuk mulai melaksanakan kewajiban sosial
lingkungannya.
Memasuki tahun 1990-an, banyak perusahaan yang mulai menyadari arti
penting pertanggungjawaban sosial dan memasukkan tanggung jawab sosial dalam
isu strategi bisnis mereka, bahkan tidak jarang perusahaan yang memasukkan isu
tanggung jawab sosial kedalam visi dan misi perusahaan. Pertanggung jawaban sosial
ini lazim disebut sebagaiCorporate Social Responsibility(CSR).
Sekarang ini perusahaan tidak dapat hanya mengandalkan penjualan saja
dalam meningkatkan pendapatan dan memperoleh laba tanpa memperhatikan
kepedulian terhadap lingkungan dan sosialnya, karena masyarakat sekarang lebih
pintar dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Sekarang, masyarakat
cenderung untuk memilih produk yang diproduksi oleh perusahaan yang peduli
terhadap lingkungan dan atau melaksanakan kegiatanCorporate Social Responsibility
(CSR). Survei yang dilakukan Booth-Harris Trust Monitor (2001) dalam Sutopoyudo
(2009), menunjukkan bahwa mayoritas konsumen akan meninggalkan suatu produk yang mempunyai citra buruk atau diberitakannegatif.
Pentingnya CSR pada perusahaan mampu menjadi faktor penentu
3
bahwa perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang baik dan melakukan
pengungkapan yang tinggi memposisikan mereka sebagai perusahaan yang memiliki
aktivitas yang berguna dan kualitas pengungkapan ini juga didorong legitimasi
terhadap masyarakat. Sebagai contoh adalah peristiwa yang dialami oleh PT Lapindo
Brantas dapat menjadi cerminan bahwa CSR sangat diperlukan untuk menjaga
keharmonisan hubungan antara perusahaan dengan lingkungan sekitarnya dan
informasinya harus dicerminkan dalam laporan perusahaan berdasarkan tujuan
perusahaan (Januarti dan Apriyanti, 2005). Peristiwa itu tidak hanya mengakibatkan
berhentinya operasi perusahaan, tetapi juga sorotan dari publik di seluruh dunia,
khususnya dalam hal tanggung jawab perusahaan atas dampak yang ditimbulkannya
(Nugroho dan Yunike, 2009). Sejalan dengan Marbun dalam Sueb (2001), apabila
perusahaan tidak memperhatikan seluruh faktor yang mengelilinginya, mulai dari
karyawan, konsumen, lingkungan, dan sumber daya alam sebagai satu kesatuan yang
saling mendukung suatu sistem, maka akan mengakhiri eksistensi perusahaan itu
sendiri.
Di Indonesia, kesadaran akan perlunya menjaga lingkungan tersebut diatur
oleh Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Pasal 74 ayat (1) tahun 2007, yang
berbunyi: “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan” (UU Nomor 40 tahun 2007). Sementara Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, pasal 15 (b) menyatakan bahwa ”setiap
penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.”
4
Tahun 2007 pasal 74 ayat (4) yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 yang
diterbitkan pada bulan April 2012. Pada Pasal 3 ayat (1) menyatakan CSR menjadi
kewajiban bagi perseroan yang menjalankan kegiatan usaha di bidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam. Kemudian pada ayat (2) dijelaskan bahwa
kewajiban CSR dilakukan baik di dalam maupun di luar lingkungan perseroan.
Adapun, pada pasal 6 dijelaskan bahwa pelaksanaan tanggung jawab sosial dan
lingkungan dimuat dalam laporan tahunan Perseroan dan dipertanggungjawabkan
kepada RUPS (PP Nomor 47 tahun 2012).
Teori-teori yang ada, yang biasanya digunakan untuk menjelaskan hubungan
antara pengungkapan lingkungan dengan kinerja perusahaan, masih mengandung arti
yang berlawanan. Oleh karena itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi mengenai kejelasan teori mana yang lebih mendukung hubungan antara
pengungkapan lingkungan dengan kinerja perusahaan. Salah satu teori tersebut
diantaranya adalah teori Neoklasik. Teori Neoklasik menurut Friedman (1970) dalam
Lu (2010) dinyatakan bahwa setiap kegiatan perlindungan lingkungan mengurangi
keberhasilan ekonomi karena perusahaan akan mengeluarkan biaya untuk upaya
perlindungan lingkungan.
Pendapat sebaliknya berdasarkan stakeholder theory menyatakan bahwa
dengan menyesuaikan dan berfokus pada berbagai kepentingan stakeholder, maka
akan menimbulkan kepuasan pada mereka, karena suatu informasi sosial yang
bermanfaat bagi stakeholder akan berpengaruh terhadap keputusan yang mereka buat
(Diekers dan Antal, 1985 dalam Lindrianasari, 2007). Dengan melakukan hal
5
Kinerja dan pengungkapan lingkungan yang baik juga merupakan suatu jenis
investasi. Oleh karena itu, dapat menciptakan peluang untuk meningkatkan kinerja
ekonomi perusahaan dimasa yang akan datang (Orlitzkyet al., 2003 dalam Lu 2010).
Teori lainnya yaitu teori sinyal (signaling theory). Lu (2010) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik
memiliki insentif untuk melakukan pengungkapan informasi lingkungan dalam
laporan keuangan. Adapun Gray (1993) dalam Lindrianasari (2007), menjelaskan
bahwa pengungkapan lingkungan merupakan bagian dari pengungkapan laporan
keuangan. Pengungkapan informasi lingkungan membuat laporan keuangan menjadi
lebih transparan dan dapat diandalkan. Adapun akan lebih meyakinkan para pemakai
laporan keuangan dalam pengambilan keputusan, terutama investor dan calon
investor untuk keputusan investasi. Tidak adanya pengungkapan informasi
lingkungan dapat menandakan ada sebuah tingkat risiko lingkungan yang lebih tinggi
dan biaya yang berkaitan dengan regulasi dimasa yang akan datang.
Selain teori hubungan antara pengungkapan lingkungan dengan kinerja
perusahaan yang menunjukan penjelasan berlawanan, penelitian penelitian
sebelumnya yang menguji hubungan antara kedua variabel tersebut juga menunjukan
hasil yang beragam. Dahlia dan Siregar (2008) menyatakan bahwa aktivitas CSR
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penelitian yang dilakukan
oleh Perwita (2009) yang menghasilkan temuan yang berbeda, bahwa environmental
disclosure tidak berpengaruh signifikan terhadap reaksi pasar. Penelitian ini juga
menemukan bahwaenvironmental disclosureberpengaruh negatif signifikan terhadap
6
Penelitian ini dilakukan karena termotivasi oleh beragamnya hasil penelitian
serupa yang dilakukan oleh peneliti peneliti sebelumnya dan perbedaan penjelasan
teori hubungan antara pengungkapan lingkungan dengan kinerja perusahaan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu
pengetahuan, terutama kontribusi teori. Menurut Jogiyanto (2007) kontribusi teori
adalah hasil dari penelitian dapat memperbaiki teori yang sudah ada, menjelaskan
teori yang sudah ada ke fenomena baru atau menemukan teori baru.
Penelitian ini merujuk pada penelitian Candrayanthi dan Saputra (2013) yang
menggunakan ROA dan NPM sebagai variabel dependen dan pengungkapan CSR
sebagai variabel independen pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI
selama tahun 2010-2011. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah
pengungkapan CSR dan Variabel dependen dalam penelitian ini hanya menggunakan
NPM. Peneliti menambahkan tahun penelitian dan menggunakan variabel kontrol,
yaituleveragedan ukuran perusahaan.
Adapun perusahaan yang dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan
perusahaan di sektor pertambangan. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan
pertambangan karena kegiatan usahanya mengelola dan memanfaatkan langsung
sumber daya alam serta memiliki risiko tinggi akan kerusakan lingkungan
(Ramadhan, 2012). Selain sektor pertambangan merupakan salah satu bidang yang
dimaksud dalam UU Nomor 40 pasal 74 ayat (1) tahun 2007, sektor pertambangan
juga memanfaatkan nilai ekonomis dari sumber daya alam yang terdapat di bumi.
7
vegetasi, gangguan habitat hutan, keanekaragaman hayati, dan proses-proses ekologi
serta topografi alam dimana kegiatan tersebut dilaksanakan (Octavia, 2012).
Berdasarkan paparan latar belakang masalah yang telah diuraikan
sebelumnya, peneliti tertarik untuk membahas topik ini dan menguji hipotesis yang
berkatian dengan pengungkapan CSR dan pengaruhnya terhadap profitabilitas
perusahaan.
Oleh karena itu penulis mengangkat judul: Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility(CSR) terhadap Profitabilitas Perusahaan: (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI).
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, rumusan
masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah apakah pengungkapan CSR
berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
membuktikan secara empiris apakah pengungkapan CSR berpengaruh positif
8
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu akuntansi dan menjadi
bahan referensi serta bahan pertimbangan untuk mengadakan penelitian
penelitian selanjutnya juga menyediakan bukti empiris pengaruh pengungkapan
CSR terhadap profitabilitas perusahaan.
2. Manfaat Praktis
Memberikan pandangan kepada perusahaan tentang pentingnya
pertanggungjawaban sosial perusahaan yang diungkapkan di dalam laporan
tahunan perusahaan dan sebagai pertimbangan dalam pembuatan kebijakan
perusahaan untuk lebih meningkatkan kepeduliannya pada lingkungan sosial,
serta memberikan informasi atau alat bantu kepada para stakeholder tentang
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori
2.1.1. Teori yang melandasi penelitian 1. Teori Sinyal (Signaling Theory)
Teori sinyal membahas mengenai dorongan perusahaan untuk
mengungkapkan informasi kepada pihak eksternal karena terjadi asimetri
informasi antara manajemen dengan pihak eksternal. Oleh sebab itu, semua
informasi perusahaan, baik itu informasi keuangan maupun non keuangan
harus diungkapkan oleh perusahaan. Salah satu informasi tersebut adalah
tentang aktivitas CSR yang dilakukan perusahaan, yang diungkapkan dalam
laporan tahunan perusahaan. Perusahaan mengungkapkan CSR dengan
harapan dapat meningkatkan nilai perusahaan (Rustiarini, 2010). Cowen dkk
(1987) dalam Hackston & Milne (1999) dalam Anggraini (2006) mengatakan
bahwa perusahaan yang berorientasi pada konsumen diperkirakan akan
memberikan informasi mengenai pertanggungjawaban sosial karena hal ini
10
2. Teori Legitimasi (Legitimacy Theory)
Teori legitimasi merupakan suatu gagasan tentang kontrak sosial antara
perusahaan dengan masyarakat. Menurut teori ini, untuk diterima oleh
masyarakat, perusahaan harus mengungkapkan aktivitas sosial perusahaan
sehingga akan menjamin kelangsungan hidup perusahaan (Reverte, 2009).
Teori legitimasi juga berpendapat bahwa perusahaan harus melaksanakan dan
mengungkapkan aktivitas CSR semaksimal mungkin agar aktivitas
perusahaan dapat diterima oleh masyarakat. Pengungkapan ini digunakan
untuk melegitimasi aktivitas perusahaan di mata masyarakat, karena
pengungkapan CSR akan menunjukkan tingkat kepatuhan suatu perusahaan
(Branco dan Rodrigues, 2008).
Legitimacy theory yang menyatakan bahwa perusahaan memiliki kontrak
dengan masyarakat untuk melakukan kegiatannya berdasarkan nilai-nilai
justice, dan bagaimana perusahaan menanggapi berbagai kelompok
kepentingan untuk melegitimasi tindakan perusahaan (Tilt, 1994, dalam
Haniffa et al, 2005). Jika terjadi ketidakselarasan antara sistem nilai
perusahaan dan sistem nilai masyarakat, maka perusahaan dalam kehilangan
legitimasinya, yang selanjutnya akan mengancam kelangsungan hidup
perusahaan (Lindblom, 1994, dalam Haniffa et al, 2005). Pengungkapan
informasi CSR dalam laporan tahunan merupakan salah satu cara perusahaan
untuk membangun, mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan
11
3. TeoriStakeholder(Stakeholder Theory)
Stakeholder merupakan semua pihak yang keberadaannya sangat
mempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan, seperti: karyawan, masyarakat,
perusahaan pesaing dan pemerintah (Purwanto, 2011). Daud dan Abrar
(2008) berpendapat bahwa kelompok tersebut menjadi pertimbangan paling
penting untuk perusahan mengungkapkan informasinya. Teori stakeholder
mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk
kepentingan sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya.
Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh
dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut
(Ghozali dan Chariri, 2007). Jensen (2001) menyatakan bahwa keputusan
manajemen harus memperhatikan stakeholder-nya untuk meningkatkan nilai
perusahaan. Aktivitas CSRyang dilakukan oleh perusahaan terbukti memiliki
dampak yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil
penelitian ini mengindikasikan bahwa perilaku perusahaan berupa tanggung
jawab sosial terhadap lingkungan sekitarnya memberian dampak positif, yang
dalam jangka panjang akan tercermin pada keuntungan perusahaan dan
peningkatan kinerja keuangan(ROE)(Dahlia dan Veronica, 2008)
2.1.2. Corporate Social Responsibility (CSR) 2.1.2.1. Pengertian CSR
Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu suatu bentuk aktivitas yang
dilakukan perusahaan untuk meningkatkan ekonomi perusahaan sekaligus
12
masyarakat sekitar. Menurut Cheng dan Yulius (2011), aktivitas CSR dapat
memberikan banyak manfaat, seperti: dapat meningkatkan citra dan daya tarik
perusahaan di mata investor serta analis keuangan penjualan, dapat menunjukan
brand positioning, dan dapat meningkatkan penjualan dan market share.
Pengungkapan CSR merupakan proses pemberian informasi kepada kelompok
yang berkepentingan tentang aktivitas perusahaan serta dampaknya terhadap
sosial dan lingkungan (Mathews, 1995).
Wibisono (2007) menyatakan bahwa tahap penerapan corporate social
responsibility yang akan berpengaruh pada kinerja keuangan adalah sebagai
berikut:
1. Tahap perencanaan
Perencanaan terdiri dari 3 langkah utama:
a. Awareness building
Langkah awal untuk membangun kesadaran mengenal arti penting CSR
dan komitmen manajemen. Upaya ini dapat dilakukan antara lain melalui
seminar, lokakarya, diskusi kelompok, dan lain-lain.
b. CSR assessment
Upaya untuk menjabarkan kondisi perusahaan dan mengidentifikasi
aspek-aspek yang perlu mendapatkan perhatian dan langkah-Iangkah yang tepat
untuk membangun struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan CSR
secara efektif.
c.CSR manual bUilding
Hasil assessment merupakan dasar untuk penyusunan pedoman
13
benchmarking. Penyusunan manual CSR dibuat sebagai acuan, pedoman
dan panduan dalam pengelolaan kegiatan sosial kemasyarakatan yang
dilakukan oleh perusahaan.
2. Tahap Implementasi
Dalam memulai implementasi pada dasamya ada 3 pertanyaan
yang harus dijawab. Siapa orang yang akan menjalankan, apa yang mesti
dilakukan, serta bagaimana cara melakukan, sekaligus alat apa yang
diperlukan. Menurut Kotler (2005, dalam Lindrawati, dkk. (2008:75),
menyatakan bahwa "Manfaat melakukan tanggung jawab sosial
perusahaan dalam strategi dan operasi bisnis, yaitu "meningkatkan
penjualan dan saham di pasaran (increase sales and market share),
menguatkan posisi merk (strengthened brand positioning), meningkatkan
kemampuan untuk menarik, memotivasi dan mempertahankan karyawan
(increased ability to attract, motivate, and retain employees), mengurangi
biaya operasi (decrease operation cost), meningkatkan perusahaan untuk
menarik investor dan analis keuangan (increased appeal to investor and
financial analysts)."
Benefit and drivers perusahaan dengan implementasi corporate social
responsibilityadalah sebagai berikut (Wibisono, 2007:78-81):
1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image
perusahaan.
Perbuatan destruktif pasti akan menurunkan reputasi perusahaan.
Begitupun sebaliknya, kontribusi positif pasti juga akan mendongkrak
14
2. Layak mendapatkansocial licence to operate.
Masyarakat sekitar perusahaan merupakan komunitas utama
perusahaan. Ketika mereka mendapatkan benefit dari keberadaan
perusahaan, maka dengan sendirinya mereka ikut memiliki perusahaan,
sehingga imbalan yang diberikan pada perusahaan paling tidak adalah
keleluasaan untuk menjalankan roda bisnisnya di wilayah tersebut.
3. Mereduksi risiko bisnis perusahaan.
Mengelola risiko ditengah semakin kompleksnya perrnasalahan
perusahaan merupakan hal yang menunjang kesuksesan suatu usaha.
Perusahaan harus menyadari bahwa bila terdapat hubungan yang tidak
harrnonis denganstakeholderakan memicu timbulnya resiko yang tidak
diharapkan, misalnya pembatalan atau penghentian operasi sehingga
dapat menurunkan reputasi bahkan kineIja perusahaan. Bila hal itu
terjadi, maka perusahaan juga harus mengeluarkan biaya yang berlipat
ganda dibandingkan dengan implementasi CSR. Penerapan CSR
merupakan upaya investatif yang dapat menurunkan risiko bisnis
perusahaan.
4. Melebarkan akses sumberdaya.
Track record yang baik dalam pengelolaan corporate social
responsibility merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan
sehingga dapat mempermudah upaya untuk mendapatkan sumberdaya
15
5. Membentangkan akses menuju market.
Investasi yang ditanamkan untuk program CSR ini dapat menjadi tiket
bagi perusahaan menuju peluang pasar yang terbuka lebar, termasuk di
dalamnya akan memupuk loyalitas konsumen dan mendapatkan pangsa
pasar yang baru.
6. Mereduksi biaya.
Keuntungan yang didapatkan penghematan biaya yang merupakan buah
daripada implementasi CSR, sebagai contoh yang mudah dipahami
adalah upaya untuk mereduksi limbah melalui proses daur ulang ke
dalam siklus produksi. Di samping mereduksi biaya, proses ini tentu
juga mereduksi buangan keluar sehingga menjadi lebih arnan.
7. Memperbaiki hubungan denganStakeholder.
Implementasi dari CSR tentunya akan menambah frekuensi komunikasi
antara perusahaan dengan stakeholder, sehingga dapat menimbulkan
trust(kepercayaan) pada perusahaan.
8. Memperbaiki hubungan denganregulator
Perusahaan yang menerapkan CSR pada dasamya merupakan upaya
untuk meringankan beban pemerintah sebagai regulator. Hal ini
dikarenakan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan
merupakan tanggung jawab pemerintah. sehingga dengan adanya
bantuan perusahaan yang peduli pada masyarakat dan lingkungan akan
16
9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan
Kesejahteraan yang diberikan para pelaku CSR umumnya sudah jauh
melebihi standar normatif kewajiban yang dibebankan pada perusahaan,
sehingga karyawan menjadi terpacau untuk meningkatkan kinerjanya.
10. Peluang untuk mendapatkan penghargaan
Banyak reward ditawarkan bagi pelaksanaan CSR, sehingga
kesempatan untuk mendapatkan penghargaan mempunyai peluang
yang cukup tinggi.
2.1.2.2. Pengungkapan CSR
Menurut Golob dan Bartlett (2007) menyatakan bahwa laporan CSR (CSR
Reporting) merupakan upaya perusahaan-perusahaan didalam mempublikasikan
segala kegiatan yang telah dilakukan sehubungan dengan CSR kepada para
stakeholder. Pendapat Golob dan Bartlett didukung oleh Grunig (1989) yang
menyatakan bahwa publikasi CSR tersebut dapat saling menguntungkan bagi
kedua belah pihak, baik pihak perusahaan maupun pihak stakeholder. Publikasi
tersebut juga dapat mencegah segala bentuk konflik yang mungkin terjadi. Golob
dan Bartlett (2007) juga mengemukakan bahwa laporan CSR tersebut juga dapat
digunakan perusahaan sebagai salah satu strategi untuk mendapatkan semacam
persetujuan legitimasi sosial dari masyarakat apabila didukung oleh data-data
yang aktual dan relevan tentang kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan
17
Menurut Gray et.al (1993) dalam Sembiring (2005) ada dua pendekatan
yang secara signifikan berbeda dalam melakukan penelitian tentang
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Pertama, pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan mungkin diperlakukan sebagai suatu suplemen
dari aktivitas akuntansi konvensional. Pendekatan ini secara umum akan
menganggap masyarakat keuangan sebagai pemakai utama pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan dan cenderung membatasi persepsi tentang
tanggung jawab sosial yang dilaporkan.
Pendekatan alternatif kedua dengan meletakkan pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan pada suatu pengujian peran informasi dalam hubungan
masyarakat dan organisasi. Pandangan yang lebih luas ini telah menjadi sumber
utama kemajuan dalam pemahaman tentang pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan dan sekaligus merupakan sumber kritik yang utama terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Sesuai dengan UU no. 40 tahun 2007 pasal 66 ayat 2, setiap perusahaan
perseroan di Indonesia termasuk perusahaan perbankan, diwajibkan untuk
memuat laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dalam laporan keuangan
tahunan. Oleh karena itu, setiap perusahaan dan pelaku ekonomi harus
memfokuskan diri tidak hanya pada pencapaian laba, namun juga kepada
18
2.1.3. Profitabilitas Perusahaan
Menurut Petronila dan Mukhlasin (2003) dalam Wahidahwati (2002)
profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam mengelola
perusahaan. Adapun Munawir (2001), mendefinisikan profitabilitas sebagai
keefektifan operasi serta derajat keuangan suatu perusahaan. Profitabilitas adalah
faktor yang memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada manajemen untuk
melakukan dan mengungkapkan kepada pemegang saham program tanggung
jawab sosial secara lebih luas (Heinze, 1976 dalam Florence,et al., 2004).
Salah satu analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan
oleh investor adalah analisis rasio keuangan. Penelitian ini memfokuskan terhadap
rasio profitabilitas dengan Net Profit Margin sebagai indikatornya. Net Profit
Margin adalah suatu pengukuran dari setiap satuan nilai penjualan yang tersisa
setelah dikurangi oleh seluruh biaya, termasuk bunga dan pajak. Menurut
Munawir (1997) NPM diduga mempengaruhi perataan laba, karena secara logis
margin ini terkait langsung dengan objek perataan penghasilan. NPM yang rendah
menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya
yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan yang tertentu.
Net Profit Margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. NPM yang rendah
menandakan penjualan yang rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang
terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari hal tersebut.
Secara umum rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidakefisienan manajemen.
Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio profitabilitas yang
19
dari hasil kegiatan operasionalnya. Menurut Darsono dan Ashari (2005:56),
mendefinisikan NPM sebagai berikut:
“NPM adalah laba bersih dibagi penjualan bersih. Rasio ini
menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Rasio ini tidak menggambarkan besarnya persentase keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan untuk setiap penjualannya karena adanya unsure pendapatan dan biaya
non-operasional”.
Bila disangkutkan dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility
(CSR) tanggung jawab sosial, maka dapat dilihat bagaimana pengaruh
pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan terhadap profit atau keuntungan
yang didapat perusahaan itu sendiri (Almar, Rachmawati, dan Murni, 2012).
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan
penjualan. NPM menunjukkan persentase dari setiap rupiah penjualan tersisa
setelah di kurangi semua biaya, beban, dan termasuk juga bunga dan pajak. NPM
dipilih karena dianggap sebagai rasio yang mampu menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dalam tingkat penjualan tertentu
(Utami, 2011). Rasio NPM merupakan salah satu indikator yang dapat menilai
produktif atau tidaknya kinerja dari perusahaan dan menjadi salah satu rasio yang
paling banyak dilihat oleh para investor (Indartiet al.,2010)
2.2. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian sebelumnya telah dilakukan untuk menguji pengaruh
CSR. Penelitian Alexander dan Buchhloz (1978) meneliti mengenai hubungan
antara tingkat CSR dan kinerja stock market. Penelitian ini tidak menemukan
20
mengemukakan bahwa salah satu kemungkinan penjelasan atas hasil penelitian
tersebut adalah pasar modal yang sudah efisien, sehingga semua informasi sudah
langsung tercermin dalam harga saham. Pengukuran tingkat CSR yang digunakan
oleh Alexander adalah dengan ranking yang diberikan oleh pelaku usaha dan
mahasiswa.
Pada tahun 2008, Lindrawati, Felicia, dan Budianto (2008) meneliti
tentang pengaruh CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan. dikemukakan
bahwa CSR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROE, namun
berpengaruh secara signifikan terhadap ROI. Dalam penelitian ini CSR di ukur
dengan menggunakan Indeks Return Shareholders dan Stakeholders, dan kinerja
keungan yang diukur dengan rasio ROE dan ROI.
Nugroho dan Yunike (2009) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa
pengungkapan informasi sosial perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba usaha perusahaan. Untuk melakukan CSR, manfaat dari
melakukan tindakan tersebut harus melebihi biaya-biaya yang timbul karena
alokasi sumber daya tambahan (Paul dan Siegel, 2006 dalam Nugroho dan
Yunike, 2009).
Adapun pada penelitian Almar, Rachmawati, dan Murni (2012) dan
Mukharomah dan Kesumaningrum (2014) yang sama sama menggunakan Net
Profit Margin (NPM) sebagai variabel Dependennya dan hasil penelitian
menunjukan bahwa Pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap NPM.
Berbeda dengan Candrayanthi dan Saputra (2013), yang mendapatkan hasil tidak
ada pengaruh Pengungkapan CSR terhadap Profitabilitas perusahaan yang
21
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan, berikut ringkasan
penelitian terdahulu:
Nama Penulis Judul Variabel Hasil Penelitian
22
2.3. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis
Untuk memudahkaan pemahaman mengenai pengaruh pengungkapan corporate
social responsibility terhadap profitabilitas perusahaan, maka secara skematis
23
Skema di atas adalah hasil penggambaran hubungan antar variabel dalam
penelitian. Terdapat satu variabel independen yaitu pengungkapan CSR, yang
mengarah pada Profitabilitas Perusahaan sebagai variabel dependen, yang
diwakili oleh garis lurus menandakan adanya pengaruh dan membentuk hipotesis
dalam penelitian ini. Kemudian ada dua variabel kontrol yang diwakili garis
putus-putus, yaitu ukuran perusahaan danleverage.
Kotler dan Lee (2005) mengemukakan bahwa terdapat manfaat dari
penerapan CSR bagi perusahaan, yaitu mampu meningkatan penjualan dan
marketing share, memperkuat brand positioning, meningkatkan citra perusahaan,
menurunkan biaya operasional, dan meningkatkan daya tarik perusahaan di mata
investor dan analis keuangan. Sedangkan menurut Porter dan Kramer (2006), CSR
dapat lebih dari sekedar biaya, hambatan atau kegiatan amal. Dengan pendekatan
secara strategis, CSR dapat mendatangkan peluang, inovasi, dan keunggulan
kompetitif bagi perusahaan seperti kinerja secara finansial maupun ekuitas merek,
sekaligus mampu memecahkan masalah sosial yang menekan.
Motivasi utama perusahaan adalah profitabilitas yang tidak identik dengan
kesejahteraan masyarakat tempat berdiri dan kiprah perusahaan. Namun dalam
rangka membina hubungan yang saling menguntungkan, korporasi dapat turut
serta dalam mengambil peran dalam mengatasi keterbelakangan dan kemiskinan
masyarakat sekitar melalui Corporate Social Responsibility (CSR). Dari
perspeksif biaya (cost-based approach), jika Corporate Social Responsibility
menjadi suatu kewajiban periodik sama seperti membayar pajak maka beban
perusahaan pasti akan meningkat dan berdampak pada laba bersih yang menurun.
24
peningkatan kerugian tentu saja merugikan pemegang saham karena deviden yang
diterima akan berkurang (Resturiyani, 2012). Namun, hal itu mencerminkan
pelaku bisnis kita masih terbelenggu oleh paradigma bisnis konservatif
(shareholder-based approach). Paradigma ini mengagungkan pencapaian
maksimal laba dan meminimalkan biaya sebagai tolak ukur prestasi. Dari
perspektif manfaat (benefit-based approach), formalisasi Corporate Social
Responsibility sebagai suatu kewajiban tidak hanya meningkatkan beban periodik
(Resturiyani, 2012). Tetapi juga akan mendatangkan sejumlah manfaat ekonomi
atau keuntungan yang berkepanjangan (sustainable profit) bagi perusahaan,
pemegang saham dan semuastakeholder.
Hal ini sejalan dengan (Wibisono, 2007:76) yang menyatakan bahwa
program corporate social responsibility (CSR) merupakan investasi demi
pertumbuhan dan keber1anjutan usaha, sehingga CSR tidak bisa dianggap lagi
sebagai pusat biaya (cost center) melainkan sebagai pusat laba (profit centre) di
masa yang akan datang.
Menurut Russo & Fouts (1997) dalam Leki dan Christiawan (2013),
environmental responsiveness dapat meningkatkan efsisensi perusahaan dan
menurunkan biaya operasional. Praktik CSR seperti ini dilakukan sebagai
investasi jangka panjang perusahaan untuk menciptakan proses produksi yang
semakin efisien agar dapat mengakibatkan terjadinya penurunan biaya
operasional. Menurut Earnhart & Lizal (2010) dalam Leki dan Christiawan
(2013), perusahaan akan membeli teknologi baru yang ramah lingkungan sebagai
alat penunjang praktik CSR yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan energi
25
yang bahwa corporate environmental performance berpengaruh positif terhadap
profit yang turut mempengaruhi penurunan biaya.
2.3.1. Pengembangan Hipotesis
Secara umum perusahaan dapat mengambil tiga tindakan yang berbeda
sehubungan dengan aktivitas-aktivitas tanggung jawab sosial (Mackey et. al.,
2005): (1) perusahaan yang saat ini tidak terlibat dalam aktivitas CSR dapat
memulai untuk melakukannya, (2) perusahaan yang saat ini melakukan aktivitas
CSR dapat menghentikannya dan (3) perusahaannya dapat tetap mempertahankan
kebijakannya saat ini yaitu perusahaan-perusahaan yang saat ini melakukan
aktivitas CSR dapat melanjutkan dan yang tidak melakukan aktivitas CSR tetap
tidak melakukan. Hubungan antara pengungkapan informasi sosial perusahaan
dan profitabilitas telah dipostulatkan merefleksikan pandangan bahwa respon
sosial merupakan salah satu hal yang penting untuk meningkatkan laba
perusahaan Bowman dan Haire (1976) dalam Sulistiyowati (2004).
Bukti ilmiah dan reaksi konsumen memberi sinyal kepada perusahaan
bahwa partisipasi dalam CSR mendapat penghargaan, dampak dalam kinerja yang
meningkat (Udayasankar, 2007). Lindrawati dkk (2008) mengatakan bahwa CSR
membantu perusahaan memperoleh kelangsungan kinerja ekonomi dan keuangan
yang kuat bagi jangka panjang. Dengan mengimplementasikan CSR secara tidak
langsung perusahaan telah meminimalkan biaya implisit dari tindakan tak
bertanggung jawab perusahaan (irresponsible acts). Dengan menerapkan CSR,
diharapkan perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan
kekuatan keuangannya dalam jangka panjang (Kiroyan, 2006 dalam Sayekti dan
26
Balabanis, Philips, dan Lyall (1998), menunjukkan bahwa pengungkapan
CSR berhubungan positif dengan kinerja keuangan perusahaan (gross profit to
sales ratio/GPS). Kesimpulan dari penelitian Goukasian dan Whitney (2007)
dalam Lindrawati dkk (2008) mengidentifikasikan bahwa perusahaan yang
mengeluarkan biaya untuk bertanggungjawab secara sosial dan etis tidak
menyebabkan trade-offnya (pertukarannya) negatif dan tetap dapat menampilkan
kinerja sebaik perusahaan lain yang tidak mengimplementasikan CSR.
Perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan CSR terbukti mengalami
peningkatan laba (Pekkarinen, 2006 dalam Desy, 2008). Penelitian Lindrawati
dkk (2008) menunjukkan bahwa CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE,
namun berpengaruh secara signifikan terhadap ROI. Penelitian Siregar dan Dahlia
(2008) menunjukan bahwa tingkat pengungkapan CSR dalam laporan tahunan
perusahaan berpengaruh positif terhadap ROE 1 tahun ke depan. Artinya, aktivitas
CSR yang dilakukan dan diungkapkan oleh perusahaan terbukti memiliki dampak
produktif yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Semakin baik
kinerja keuangan perusahaan berarti semakin baik profitabilitas perusahaan yang
dihasilkan.
Berdasarkan uraian di atas, ini menunjukan bahwa masih ada
ketidakselarasan penelitian tentang pengaruh pengungkapan CSR terhadap
profitabilitas perusahaan. Dalam hal ini peneliti cenderung mempunyai hipotesis
bahwa pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan.
H1: Pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap profitabilitas
27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan variabel dependen, variabel independen, dan
variabel control. Pengungkapan CSR sebagai variabel independen dan
pertumbuhan profitablitas perusahaan sebagai variabel dependen, serta sebagai
variabel kontrol adalah size dan leverage.
3.1.1. Variabel Independen
Variabel Independen penelitian ini adalah pengungkapan CSR. yang
diukur menggunakan Corporate Social Responsibility Index (CSRI). Pengukuran
CSRI pada penelitian ini menggunakan instrumen yang digunakan Sembiring
(2005). Sembiring mengelompokkan informasi CSR ke dalam 7 kategori, yaitu
Lingkungan, Energi, Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja, Lain-lain Tenaga
Kerja, Produk, Keterlibatan Masyarakat, dan Umum.
Pendekatan untuk menghitung CSRI pada dasarnya menggunakan
pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrument penelitian diberi
nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan (Haniffaet al.,2005).
Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan
28
Rumus perhitungan CSRI adalah sebagai berikut: (Haniffaet al., 2005)
=
Keterangan:
CSRIj =Corporate Social Responsibility Disclosure Indexperusahaan j Xij =dummyvariabel: 1= jika item i diungkapkan; 0= jika item i tidak
diungkapkan.
Nj = jumlah item untuk perusahaan j, nj=78
3.1.2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel independen. Variabel dependen pada penelitian ini adalah pertumbuhan
profitabilitas perusahaan yang diukur dengan tingkatNet Profit Margin.
NPM menunjukkan rasio antara laba bersih setelah pajak ataunet income terhadap total penjualan (Ang, 1997):
Net Profit Margin = ____Laba bersih____ Penjualan bersih
3.1.3. Variabel Kontrol 3.1.3.1. Ukuran Perusahaan
Pada dasarnya ukuran perusahaan terbagi dalam tiga kategori yaitu
perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size), dan
perusahaan kecil (small firm), Machfoedz dalam Ibrahim (2008). Secara teoritis
perusahaan yang lebih besar mempunyai kepastian yang lebih besar dari pada
perusahaan kecil, sehingga akan mengurangi tingkat ketidakpastian mengenai
29
memprediksi risiko yang mungkin terjadi jika ia berinvestasi pada sebuah
perusahaan (Yolana dan Martani, 2005 dalam Ibrahim, 2008).
Menurut hipotesis biaya politis, semakin besar biaya politis yang dihadapi
oleh perusahaan, maka manajer akan memilih prosedur akuntansi yang dapat
menghasilkan laba sekarang lebih rendah dibandingkan laba masa depan. Dengan
demikian semakin tinggi biaya politis yang dihadapi perusahaan maka perusahaan
akan semakin banyak mengeluarkan biaya untuk mengungkapkan informasi sosial
sehingga laba yang dilaporkan menjadi lebih rendah Watt & Zimmerman (1990)
dalam Scott (1997) dalam Anggarini (2006).
Perusahaan yang besar cenderung mempunyai biaya politis yang besar
dibandingkan perusahaan kecil. Perusahaan besar cenderung akan memberikan
informasi laba sekarang lebih rendah dibandingkan perusahaan kecil, sehingga
perusahaan besar cenderung akan mengeluarkan biaya untuk pengungkapan
informasi sosial yang lebih besar dibandingkan perusahaan kecil Anggarini
(2006).
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan (ln) total aset
dengan tujuan agar perbedaan antara perusahaan besar dan kecil tidak terlalu
signifikan sehingga data aset dapat terdistribusi normal. Berikut persamaannya
(Dina, 2011:55):
30
3.1.3.2. Leverage
Leverage mencerminkan risiko keuangan suatu perusahaan yang dapat
menggambarkan struktur modal dan mengetahui risiko tak tertagihnya utang
perusahaan.
Dalam Teori keagenan, memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio
leverage yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi, karena
biaya keagenan perusahaan dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi Jensen
& Meckling (1976) dalam Anggraini (2006). Oleh karena itu perusahaan dengan
rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan ungkapan yang
lebih luas daripada perusahaan dengan rasio leverage yang rendah. Dalam
Hipotesis Kontrak Hutang mengatakan bahwa semakin tinggi leverage,
kemungkinan besar perusahaan akan mengalami pelanggaran terhadap kontrak
utang, maka manajer akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi
dibandingkan laba di masa depan.
Menurut Sawir (2005:18) menjelaskan “total debt to equity rasio adalah
perbandingan total hutang (kewajiban) yang dimiliki perusahaan dengan modal
sendiri (ekuitas)”. Adapun persamaannya sebagai berikut:
Debt to Equity Rasio = Total Kewajiban Ekuitas
3.2.Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumenter.
Adapun sumber data penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data
31
secara tulisan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari situs
Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan dari website Perusahaan.
3.3.Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2013.
Penelitian ini menggunakan perusahaan pertambangan karena kegiatan usahanya
mengelola dan memanfaatkan langsung sumber daya alam serta memiliki risiko
tinggi akan kerusakan lingkungan (Ramadhan, 2012). Pengambilan sampel dalam
penelitian ini dilakukan dengan metodepurposive sampling,yaitu dengan kriteria:
1. Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
tahun 2009-2013.
2. Perusahaan yang menyajikan annual report atau sustainability report
selama periode 2009-2013.
3. Perusahaan yang tidak berpindah sektor selama tahun pengamatan.
4. Perusahaan yang memiliki kelengkapan data untuk seluruh tahun
pengamatan.
3.4. Metode Analisis Data
Dalam penelitiaan ini akan digunakan beberapa pengujian data untuk
menguji dan mengolah data. Pengujian yang dilakukan antara lain adalah statistik
32
3.4.1.1.Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), deviasi standar, varian, maksimum, minimum,
sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali, 2011).
3.4.2. Uji Asumsi Klasik 3.4.2.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi, variabel dependen dan independen mempunyai distribusi normal.
Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi normal (Ghozali,
2011). Untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak, dapat
dilakukan analisis grafik dengan melihat normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi
kumulatif dari distribusi normal. Distribusi dikatakan normal, jika garis yang
menggambarkan data sesungguhnya mengikuti garis diagonalnya. Selain itu,
untuk memastikan kehandalan hasil uji normalitas dalam penelitian ini, digunakan
sebuah uji statistik non-parametrik, yaituone sampleKolmogorov-Smirnov (K-S).
Data dikatakan terdistribusi normal, jika nilai Asymp Siglebih dari 0,05 (Ghozali,
2011).
3.4.2.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2011). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara independen. Jika
33
Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama
variabel sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas
di dalam model, peneliti akan melihat Tolerence dan Variance Inflation Factors
(VIF) dengan alat bantu programStatistical Product and Service Solution(SPSS).
Tolerence mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang
tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerence yang rendah
sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF= 1/tolerence). Nilaicut off yang
umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilaitolerence
< 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Bila nilai tolerance > 0.10 atau sama
dengan VIF < 10, berarti tidak ada multikolinearitas antar variabel dalam model
regresi (Ghozali, 2011).
3.4.2.3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linier memiliki korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi
yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2011).
Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilakukan denganRun Test.Run Test
digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika
antar residual tidak terdapat hubungan korelasi, maka dapat dikatakan bahwa
residual acak atau random (Ghozali, 2011). Suatu model dinyatakan bebas
autokorelasi dalam uji Run Test apabila tingkat signifikansi residual yang diuji
34
3.4.2.4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Sebuah model regresi yang baik adalah model regresi
yang mempunyai data yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2011).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, dapat dilakukan
dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED. Sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X
adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentize. Selain
itu untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini,
dilakukan uji glejser dengan meregresikan nilai absolut residual terhadap variabel
independen (Gujarati, 2003 dalam Ghozali, 2011).
3.4.3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda dilakukan
untuk mengetahui pengaruh antarvariabel terikat dan variabel bebas. Pengujian
masing masing hipotesis dilakukan dengan menguji masing masing koefisien
35
Hubungan antara CSR Disclosure terhadap profitabilitas perusahaan dapat
diketahui melalui persamaan sebagai berikut :
NPMt=β0 + β1CSRIjt-1+ β2SIZEt+β3DERt+ ε
Keterangan :
NPMt = tingkat NPM tahun berjalan
β = koefisien regresi
CSRIjt-1 = indeks pengungkapan CSR tahun sebelumnya
SIZEt = ukuran perusahaan tahun berjalan
DERt = tingkat leverage tahun berjalan
ε = error
ß1, ß2, dan ß3 merupakan koefisien regresi yang menunjukkan angka
peningkatan atau penurunan variabel terikat yang didasarkan pada variabel bebas.
Arah hubungan dari koefisien regresi tersebut menandakan arah hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat.
Kriteria pengujiannya adalah seperti berikut ini:
1. H0 diterima dan Ha ditolak yaitu apabila ρ value < 0.05 atau bila nilai
signifikansi lebih dari nilai alpha 0.05 berarti model regresi dalam penelitian
ini tidak layak(fit)untuk digunakan dalam penelitian.
2. H0 ditolak dan Ha diterima yaitu apabila ρ value > 0.05 atau bila nilai
signifikansi kurang dari nilai alpha0.05 berarti model regresi dalam penelitian
ini layak(fit)untuk digunakan dalam penelitian.
Kemudian dilakukan pengujian ketepatan perkiraan (R2). Koefisien
determinasi (R²) pada dasarnya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel terkait. Nilai R² berada diantara 0 dan 1. Nilai
36
variabel terkait sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel variabel
bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel terkait. Dapat juga dikatakan bahwa R²=0 berarti tidak ada
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terkait, adapun R²=1 menandakan
51
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh pengungkapan CSR
terhadap profitabilitas perusahaan. Ukuran pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan diukur dengan menggunakan indeks sembiring yang berjumlah 78
item dan alat ukur untuk profitabilitas perusahaan dalam hal ini diwakili oleh Net
Profit Margin. Variabel kontrol berupa leverage dan ukuran perusahaan
digunakan untuk mengurangi dampak variabel-variabel lain yang dapat
mempengaruhi hubungan pengungkapan CSR terhadap profitabilitas perusahaan.
Penelitian ini menggunakan regresi berganda sebagai alat analisis hipotesis.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Variabel pengungkapan CSR memiliki nilai hubungan yang positif
terhadap profitabilitas perusahaan dengan signifikasi sebesar 0,001. Hal ini
berarti bahwa pengungkapan CSR dapat mempengaruhi secara signifikan
terhadap profitabilitas perusahaan.
2. Variabel size memiliki hubungan negatif terhadap profitabilitas
perusahaan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,007. Hal ini berarti
bahwa secara statistik tingkat size memiliki pengaruh terhadap