Mario BrMario Bramanda.G
ABSTRAK
ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI
PERJANJIAN PENJUALAN CRUDE PALM OIL
(Studi Putusan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam No.147/Pdt.G/2009/PN.LP)
Oleh
Mario Bramanda Gultom
Wanprestasi adalah perbuatan ingkar janji atas perjanjian untuk itu dapat dilakukan upaya hukum melalui gugatan hukum ke pengadilan negeri. HSN sebagai penjual dan WJY sebagai pembeli mempunyai hubungan dagang dengan saling mengikatkan diri dalam purche contrac (perjanjian) jual beli Crude Palm Oil sejak tahun 2005. Awal 2009 WJY mulai wanprestasi, beberapa kali HSN menegur secara lisan maupun tertulis agar WJY memenuhi prestasinya namun Wiajayanto tetap tidak memenuhi prestasinya. Untuk dapat menyelesaikan masalah wanprestasi tersebut HSN mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Lubuk Pakam dengan nomor perkara No.147/Pdt.G/2009/PN.LP. Adapun yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini adalah alasan dan dasar penggugat mengajukan gugatan, dasar pertimbangan hakim dalam putusan, dan akibat hukum putusan tersebut.
Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dengan tipe deskriptif dan pendekatan masalah secara normatif analitis substansi hukum. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh melalui studi pustaka, putusan. Data yang telah diperoleh kemudian diolah dan selanjutnya dianalisis secara kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana dimuat dalam putusan No. 147/Pdt.G/2009/PN.LP, dapat diketahui bahwa alasan dan dasar hukum di ajukanya gugatan adalah bahwa HSN sejak 2005 telah menjadi supplier Crude Palm Oil bagi WJY sesuai Purche Contract (perjanjian) jual beli Crude Palm Oil yang mana mengikat HSN sebagai supplier untuk menyerahkan Crude palm Oil kepada WJY dan WJY sebagai pembeli. Namun sejak 2009 WJY telah wanprestasi dengan tidak melaksanakan kewajibanya sehingga HSN menggugat WJY ke Pengadilan Negeri Lubuk Pakam. Pertimbangan Hakim dalam putusannya adalah bahwa benar ada
selaku Tergugat mengakui mempunyai utang kepada Penggugat karena belum memenuhi kewajibanya hingga sebesar Rp. 26.811.559.225 (dua puluh enam miliar delapan ratus sebelas juta lima ratus lima puluh sembilan dua ratus dua puluh lima rupiah). Untuk itulah tergugat secara sah terbukti wanprestasi. Akibat Hukumnya dari putusan adalah menghukum tergugat untuk membayar kewajiban pembayaran utangnya sebesar Rp. 26.811.559.225 (dua puluh enam miliar delapan ratus sebelas juta lima ratus lima puluh Sembilan dua ratus dua puluh lima rupiah), ditambah dengan biaya yang timbul dalam perkara ini. Apabila WJY tidak membayar kewajibanya, maka asset miliknya yang telah diletakkan sita jaminan yang akan digunakan untuk membayar kewajibanya.
ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG PENYELESAIAN
WANPRESTASI PERJANJIAN PENJUALAN CRUDE PALM OIL
(Studi Putusan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam No.147/Pdt.G/2009/PN.LP)
(Skripsi)
Oleh
Mario Bramanda Gultom
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG
xii
4. Akibat Hukum Sahnya Perjanjian ...…..…..………... 13
B. Wanprestasi dan Akibat Hukum ………... 14
1. PengertianWanprestasi ………..………... 14
2. Bentuk-bentuk Wanprestasi ……….……….…... 14
3. Akibat Hukum Bagi Yang Wanprestasi ……….……….. 15
4. Keadaan Memaksa (Overmacht/Force Majeur) ……….. 15
C. Tata cara Penyelesaian Perkara Perdata ………. 16
1. Pengajuan Gugatan ……….……….... 16
2. Pemberian Kuasa Dalam Perkara Perdata ……….. 18
3. Proses Pemeriksaan Perkara ..………. 18
4. Pembuktian Gugatan …….……..……… 18
5. Putusan Hakim ……….……….….. 19
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ... 22
B. Tipe Penelitian ... 23
C. Pendekatan Masalah ... 23
D. Data dan Sumber Data ... 24
E. Metode Pengumpulan Data ... 26
F. Metode Pengolahan Data ... 26
G. Analisis Data ……... 27
BAB IV : PEMBAHASAN A. Alasan dan Dasar Penggugat Mengajukan Gugatan ………..….……. 28
B. Pertimbangan Hakim dalam Putusan No.147/Pdt.G/2009/PN.LP……….. 33
C. Akibat Hukum Putusan No. 147/Pdt.G/2009/PN.LP ………. 45
BAB V : KESIMPULAN ……….……… 48
DAFTAR PUSTAKA
viii
MOTO
Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh.
(Andrew Jackson)
Masa Sulit selalu membawa kita ingin menyerah. Tapi, kau hanya perlu percaya bahwa segalanya akan baik-baik saja.
(Winna Efendi)
Ketika jatuh kita membutuhkan orang lain untuk bersandar, tetapi untuk bangkit hanya diri sendiri yang dapat merubahnya
(Penulis)
Lihatlah hari esok telah menunggu kita , Tuhan selalu memberikan ciptaanNya untuk dapat dinikamti umatnyaa dengan jalan jujur dan kerja keras.
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
Kupersembahkan
Karyaku ini kepada Papa dan Mama ku yang tercinta,
Terima kasih untuk setiap doa, dukungan, kesabaran dan kasih sayang yang tidak
terhingga yang telah Papa dan Mama berikan kepadaku
Untuk Adik-adik ku, Rico, Winda dan Hagi dan Keluarga Besar ku
vi
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap penulis adalah Mario Bramanda Gultom
penulis dilahirkan di Medan Sumatera Utara pada tanggal
29 Oktober 1988, penulis adalah anak pertama dari empat
bersaudara pasangan dari Bapak J.Gultom, S.E., M.A.P dan
Ibu Heritha Julietha, S.H.
Penulis tahun 1994 menempuh sekolah Dasar di SD Negeri 11 Baucau Timor Timur
kemudian pada tahun 1999 pindah kesekolah Sekolah Dasar Negeri 066046 Medan
diselesaikan pada tahun 2000. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama pada SMP Negeri 1
Lubuk Pakam diselesaikan pada tahun 2003. Penulis melanjutkan pendidikan ke
Sekolah Menengah Atas pada SMA Negeri 1 Lubuk Pakam diselesaikan pada tahun
2006.
Pada tahun 2007 penulis mengikuti seleksi Penerimaan Baru (SPMB) dan diterima
pada Universitas Lampung dan mengambil bagian Hukum Perdata Ekonomi.
Penulis mengikuti Praktek Kerja Lapangan Hukum (PLKH ) program Kerja Magang
SANWACANA
Dengan penuh rasa syukur dan terima kasih, penulis panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, atas segala petunjuk serta karunia yang telah diberikaNya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Putusan Hakim
Tentang Penyelesaian Wanprestasi Perjanjian Penjualan Crude Palm Oil ( Studi
Putusan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam No. 147/Pdt/G/2009/PN.LP.). Dan penulis
juga mengantarkan rasa haru bangga terhadap para pembimbing penulis yang tak
bosan bosannya mendidik membimbing penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belumlah layak dikatakan sempurna karena
masih banyak hal yang kurang yang belum Penulis ketahui dan pahami, oleh karena
itu penulis terbuka untuk segala koreksi dan kritik yang sifatnya membangun dan
harapan penulis, kiranya skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang
kelak akan mempergunakannya.
Pada kesempatan ini secara berturut-turut penulis mengucapkan terima kasih serta
penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Heryandi, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
x
2. Bapak Wahyu Sasongko, S.H., M.Hum., selaku Ketua Bagian Hukum
Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah banyak membantu
penulis di dalam menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Hukum Universitas
Lampung..
3. Ibu Rilda Murniati, S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing utama atas
bimbingan waktu, dan support yang amat besar yang telah diberikan. Saya
berterima kasih sekali ibu mau menjadi pembimbing dan dengan sabar
membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Aprilianti, S.H., M.H., selaku Dosen Pembimbing utama atas bimbingan
waktu, dan support yang amat sabar menghadapi saya. Saya berterima kasih
sekali ibu mau menjadi pembimbing dalam membimbing saya menyelesaikan
skripsi ini.
5. Bapak Dr.M. Fakih, S.H., M.S., selaku Dosen Pembahas I yang telah memberikan
kritikan, koreksi, masukan serta perbaikan yang berguna sekali dalam
penyelesaian skripsi ini.
6. Ibu Kasmawati, S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembahas II yang telah banyak
memberikan kritikan, koreksi, masukan dan pandangan yang membangun dalam
penyelesaian skripsi ini.
7. Ibu Siti Azizah, S.H., selaku Pembimbing Akademik atas kerjasamanya dalam
penyelesaian skripsi ini.
8. Bapak Naek Siregar, S.H., M.Hum., yang tak henti-hentinya memperhatikan dan
9. Buat keluargaku, Namboru, Pak Tua, Pak Uda, Tulang, Natulang khususnya buat
adik-adikku tersayang di Medan atas support dan dukungan selama ini.
10.Buat sahabat-sahabat selama perkuliahan, Maraden, Friska, Sinta, John Piter, Ria,
Diah, Prisca dan teman-teman Fakultas Hukum yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, terima kasih atas kebersamaanya.
11.Seluruh teman-teman Formahkris yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
12.Almamater tercinta dan
13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Tuhan selalu menyertai kita di dalam hidup kita. Akhir kata, penulis
menyadari skripsi ini jauh dari kesempurnaan, penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, 2014
Penulis
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakekatnya dalam kehidupan perekonomian khususnya dalam bidang
bisnis selalu/akan ada timbul perselisihan mungkin disebabkan karena salah
paham ataupun kecurangan diantara pihak-pihak dalam pelaksanaan perjanjian
yang telah dibuat. Perjanjian yang mengikatkan kedua belah pihak yang
melakukan hubungan bisnis/dagang telah terabaikan atau karena tidak
kesanggupan membayar atau ketidakpatuhan menempati isi perjanjian sesuai
kesepakatan yang telah dituang dalam suatu perjanjian yang kemudian dapat
merugikan salah satu pihak sehingga timbullah perselisihan.
Perjanjian merupakan salah satu bentuk perikatan dalam peristiwa hukum berupa
perbuatan misalnya dalam hal jual beli dan hutang piutang. Perjanjian jual beli
adalah perjanjian bahwa penjual diwajibkan memindahkan atau setuju
memindahkan hak milik atas barang kepada pembeli sebagai imbalan sejumlah
uang yang disebut harga.1 Bahwa di dalam hubungan dagang/jual-beli dengan
nilai tinggi akan dilakukan hubungan dagang dengan cara membuat suatu
perjanjian, dimana hubungan transaksi dagang harus tunduk pada ketentuan
hukum jual beli (koopen verkoop) dimana penjual mengikatkan diri untuk
1
menyerahkan barang dan pihak pembeli berkewajiban untuk membayar harga
yang diperjanjikan. Kontrak yang dibuat untuk saling menguntungkan. Dalam
pelaksanaan perjanjian perlu jelas aturan-aturan hukum tersebut di atas sangat
dibutuhkan. Pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian bisnis itu membutuhkan
sesuatu yang lebih dari sekedar janji serta itikad baik saja. Adanya kebutuhan
untuk menciptakan upaya-upaya hukum yang dapat digunakan seandainya salah
satu pihak tidak melaksanakan kewajibanya sesuai dengan isi perjanjian.
Untuk itulah pemahaman hukum dalam bisnis itu sangat penting, baik oleh para
pengusaha sebagai pelaku bisnis, kalangan pembelajar hukum, praktisi hukum
maupun pemerintah sebagai pembuat regulasi kebijakan sesuai dengan kebutuhan
dunia usaha. Hal ini tidak terlepas dari mengglobalnya sistem perekonomian
dunia yang membuat semakin intens dan dinamisnya kegiatan bisnis dalam
berbagai sektor.
Sumber hukum bisnis yang utama adalah Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata, yaitu
asas kontrak (perjanjian) itu sendiri yang menjadi sumber hukum utama, dimana
masing-masing pihak terikat untuk tunduk kepada kontrak yang telah disepakati
(kontrak yang dibuat diberlakukan sama dengan undang-undang), dan asas
kebebasan berkontrak, dimana para pihak bebas untuk membuat dan menentukan
isi dari kontrak yang telah disepakati.
Perlu juga dipahami sampai sejauh mana pertanggungjawaban seorang direktur
pada Perseroan Terbatas. Direksi bertanggung jawab atas pengurusan perseroan,
pengurusan wajib dilaksanakan setiap anggota Direksi dengan itikad baik dan
3
pribadi atas kerugian perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai
menjalankan tugasnya.2
Dalam kenyataan dilapangan perjanjian yang dibuat kedua belah pihak yang
melakukan perikatan dalam hubungan dagang pada awalnya berjalan lancar
namun setelah beberapa tahun ataupun beberapa kali kontrak, kegagalanpun
terjadi. Hal itu bisa saja terjadi disebabkan dari pihak penjual dikarenakan pihak
penjual tidak menyerahkan barangnya, atau pihak penjual menyerahkan barang
tidak sesuai dengan yang diperjanjikan, baik dari segi kuantitas, kualitas barang
atau mengalami keterlambatan pengiriman barang.
Sedangkan dari pihak pembeli terlambat waktu pelaksanaan pembayaran, atau
pembayaran tidak sesuai dengan harga yang diperjanjikan, menyatakan dirinya
sudah tidak mampu untuk membayar dengan disebabkan bangkrut ataupun pailit
atau sama sekali tidak ada niat untuk melakukan pembayaran.
Dalam putusan hakim No.147/Pdt.G/2009/PN.LP, peristiwa yang terjadi dalam
perkara antara HSN sebagai penggugat dan WJY sebagai tergugat adalah
disebabkan sebelumnya ada hubungan dagang, dimana HSN menjadi Supplier
Crude Palm Oil ke PT. Berkah Sawit Sumatera sedangkan WJY menjadi pembeli
/penerima Crude Palm Oil yang bertindak sebagai Direktur PT. Berkah Sawit
Sumatera. Hubungan dagang mereka telah berjalan sejak tahun 2005. Sejak tahun
2005 HSN sebagai Supplier Crude Palm Oil telah mengirimkan Crude Palm Oil
ke PT. Berkah Sawit Sumatera, hubungan dagang mereka yang didasarkan kotrak
awalnya berjalan lancar hingga tahun 2008. Karena pembayaran yang dilakukan
2
WJY dalam pembelian Crude Palm Oil berjalan lancar maka HSN tetap
mengirimkan Crude Palm Oil ke PT. Berkah Sawit Sumatera. Kemudian tahun
2009 terjadi kemacetan pembayaran dengan berbagai alasan dari WJY hingga
sebanyak 30 kali dengan dibuktikan kontrak yang nilai penjualan Crude Palm Oil
keseluruhan mencapai Rp. 26.811.559.225.- (dua puluh enam milyar delapan ratus
sebelas juta lima ratus lima puluh sembilan ribu dua ratus dua puluh lima rupiah).
namun WJY tidak kunjung membayar, bahkan oleh WJY mengatakan dirinya
telah melakukan wanpresatsi dikarenakan telah mengalami bangkrut dan
mengatakan pailit dan WJY mengajukan permohonan pailit ke Pengadilan Niaga
pada Pengadilan Negeri Medan. Pailit pada tingkat pertama ditolak, HSN sebagai
pemilik Piutang tidak diam diri. Selanjutnya HSN sebagai pihak yang dirugikan
mencari keberadaan kekayaan milik WJY serta melakukan tindakan Hukum
dengan diwakilkannya kepada Pengacara/Advokat yang dianggap lebih mampu
untuk bertindak dimuka pengadilan untuk dapat menarik piutang dari si pelaku
wanpresatsi yaitu WJY.
Dengan adanya wanprestasi atau ingkar janji yang dilakukan oleh WJY pembeli
Crude Palm Oil selaku Direktur PT. Berkah Sawit Sumatera menjadikan HSN
sebagai penyalur/penjual Crude Palm Oil merasa keberatan atas perbuatan
wanprestasi tersebut dan mengajukan gugatannya terhadap WJY, yang akhirnya
WJY disebut sebagai Tergugat.
Dengan diajukannya gugatan oleh HSN selanjutnya menjadi dasar Hakim
memberikan pertimbangan dalam putusan. Hanya yang perlu diketahui selain
5
mendukung agar Hakim dapat mengambil suatu pertimbangan serta dapat
memperoleh akibat hukum atas putusan yang bernilai dapat terlaksana.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas maka penulis sangat tertarik untuk
meneliti dan menemukan sesuatu mengenai permasalahan hukum antara
Penggugat HSN yang sebelumnya sebagai penyalur Crude Palm Oil dengan
Tergugat WJY yang sebelumnya sebagai pembeli /penerima Crude Palm Oil yang
menyatakan sedang mengalami bangkrut atau sedang dalam keadaan pailit. Maka
penulis akan menuangkan penelitian ini ke dalam suatu karya ilmiah hukum yang
berjudul: ” Analisis Putusan Hakim Tentang Penyelesaian Wanprestasi
Perjanjian Penjualan Crude Palm Oil.”
B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup Penelitian
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam penulisan ini akan membahas
masalah bagaimana isi putusan hakim dalam No.147/Pdt-G/2009/PN.LP., tentang
Penyelesaian Wanprestasi Perjanjian Penjualan Crude Palm Oil.”
Yang menjadi pokok pembahasan dalam penulisan ini adalah:
a. Alasan dan dasar Penggugat mengajukan gugatan.
b. Dasar pertimbangan hakim dalam putusan No.147/Pdt-G/2009/PN.LP.
c. Akibat hukum putusan No.147/Pdt-G/2009/PN.LP., terhadap Penggugat dan
2. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup penelitian ini meliputi lingkup pembahasan analisis putusan
hakim No.147/Pdt-G/2009/PN.LP., Tentang Penyelesaian Wanprestasi
Perjanjian Penjualan Crude Palm Oil.”
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan ruang lingkup penelitian di atas, maka tujuan
dari penulisan ini adalah untuk dapat memperoleh gambaran yang jelas, lengkap,
rinci dan sistematis tentang:
a. Alasan dan dasar Penggugat mengajukan gugatan
b. Dasar pertimbangan Hakim dalam putusan No.147/Pdt-G/2009/PN.LP.
c. Akibat hukum dari putusan No.147/Pdt-G/2009/PN.LP., terhadap Penggugat
dan Tergugat.
2. Kegunaan Penelitian
Manfaat dari penelitian ini meliputi manfaat teoritis dan manfaat praktis, yaitu:
a. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan dalam
pengembangan hukum perdata ekonomi khususnya hukum perjanjian dan
7
b. Kegunaan Praktis
Secara praktis, penelitian ini berguna untuk:
1) Sebagai upaya pengembangan wawasan keilmuan dan pengetahuan
penulis dibidang ilmu hukum khususnya hukum perdata ekonomi tentang
perjanjian dan acara perdata.
2) Untuk mengetahui kemampuan penulis menerapkan ilmu yang diperoleh
dalam bentuk karya ilmiah.
3) Sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa yang akan meniliti permasalahan
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Perjanjian dan Syarat Sah Perjanjian
1. Pengertian Perjanjian
Perikatan merupakan hubungan hukum yang tercipta karena adanya peristiwa
hukum antara para pihak yang melakukan perjanjian. Perikatan merupakan salah
satu bentuk perjanjian yang merupakan peristiwa hukum berupa perbuatan,
misalnya jual beli dan hutang-piutang.
Perjanjian dirumuskan dalam Pasal 1313 KUHPerdata, yaitu suatu perbuatan
dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau
lebih lainya.
Menurut Abdulkadir Muhammad perjanjian adalah suatu persetujuan dengan
mana dua orang atau lebih saling mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal
mengenai harta kekayaan.1 Menurut Prodjodikoro bahwa yang dimaksud dengan
perjanjian adalah suatu perhubungan mengenai harta benda antara dua pihak,
dimana salah satu pihak berjanji atau dianggap berjanji untuk melakukan suatu hal
1
9
atau untuk tidak melakukan suatu hal sedangkan pihak lain berhak menuntut
pelaksanaan janji tersebut.2
Menurut Subekti, Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji
kepada orang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan
suatu hal.3 Menurut Setiawan perjanjian adalah suatu perbuatan hukum dimana
seseorang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap orang lain.4 Menurut Sudikmo
Mertokusumo perjanjian adalah hubungan hukum antar dua belah pihak atau lebih
berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum. Dua pihak itu
sepakat untuk menentukan peraturan atau kaedah hukum atau hak dan kewajiban
yang mengikat mereka untuk ditaati dan dijalankan. Kesepakatan itu
menimbulkan akibat hukum dan bila kesepakatan dilanggar maka akibat
hukumnya si pelanggar dapat dikenai akibat hukum atau sanksi.5
2. Asas-asas Perjanjian
Didalam hukum perjanjian dikenal beberapa asas penting yang menjadi dasar
kehendak dari para pihak untuk melakukan perjanjian. Beberapa asas tersebut
adalah:6
Wiryono Prodjodikoro. 1979. Asas-asas Hukum Perjanjian. Cetakan Ke-VIII. Bandung. Bale. Hlm: 9
3
R. Subekti. 1996. Hukum Perjanjian. Jakarta. PT. Intermessa. Hlm: 1
4
Setiawan. 1999. Pokok-pokok Hukum Perikatan. Cetakan ke- VI. Bandung. Putra A Bardin. Hlm: 77
5
Sudikno Mertokusumo. 1990. Mengenal Hukum. Yogyakarta. Liberty. Hlm: 97
6
undang-undang. Tetapi kebebasan tersebut dibatasi oleh tiga hal yaitu tidak
dilarang oleh undang-undang, tidak bertentangan dengan ketertiban umum,
tidak bertentangan dengan kesusilaan.
b. Asas Pelengkap
Asas ini mengandung arti bahwa ketentuan undang-undang boleh tidak
diikuti apabila pihak-pihak menghendaki dan membuat ketentuan-ketentuan
sendiri yang menyimpang dari ketentuan undang-undang. Tetapi apabila
dalam perjanjian yang mereka buat tidak ditentukan lain maka berlakulah
ketentuan undang-undang. Asas ini hanya mengenai hak dan kewajiban para
pihak saja.
c. Asas Konsensual
Asas ini mengandung arti bahwa perjanjian itu terjadi sejak saat tercapainya
kesepakatan (consensus) antara para pihak mengenai pokok perjanjian. Sejak
saat itu perjanjian mengikat dan mempunyai akibat hukum.
3. Syarat-syarat Sah Perjanjian
Suatu perjanjian yang sah adalah perjanjian yang memenuhi syarat-syarat yang
diatur oleh undang-undang. Perjanjian tersebut diakui sah dan mendapat
akibathukum (legally concluded contract). Menurut ketentuan Pasal 1320
KUHPerdata, sayarat-sayarat sah perjanjian:7
7Idem.
11
a. Ada persetujuan kehendak (consensus).
Persetujuan kehendak adalah kesepakatan/kesetujuan para pihak mengenai
pokok-pokok isi perjanjian yang dikehendaki oleh pihak yang satu dan juga
dikehendaki oleh pihak lainya. Persetujuan tersebut sudah final, tidak lagi
dalam proses perundingan.
Sebelum ada persetujuan, biasanya para pihak mengadakan perundingan,
pihak yang satu menyampaikan keinginan dan syarat-syaratnya mengenai
objek perjanjian kepada pihak yang lain dan pihak yang lainya menyatakan
juga kehendaknya mengenai objek perjanjian sehingga tercapai persetujuan
yang mantap bagi kedua pihak.
Persetujuan kehendak itu sifatnya bebas, artinya tidak ada paksaan ataupun
tekanan dari pihak manapun juga, sepenuhnya atas kemauan sukarela para
pihak. Juga termasuk persetujuan kehendak tidak dikarenakan ada kehilafan
dan tidak ada penipuan.
b. Kecakapan pihak-pihak untuk membuat perjanjian (capacity)
Kecakapan bertindak merupakan salah satu cakap hukum yaitu kemampuan
untuk melakukan perbuatan hukum. Perbuatan hukum adalah perbuatan yang
akan menimbulkan akibat hukum. Orang yang dikatakan cakap melakukan
perbuatan hukum adalah orang yang sudah dewasa artinya sudah mencapai
umur 21 tahun atau sudah kawin walaupun belum berumur 21 tahun. Orang
yang tidak cakap untuk melakukan perbuatan hukum adalah:8
8
1) Orang-orang yang belum dewasa;
2) Mereka yang ditaruh di bawah pengampunan; dan
3) Orang-orang perempuan, dalam hal-hal yang ditetapkan oleh
undang-undang, dan pada umumnya semua orang kepada siapa undang-undang
telah melarang membuat perjanjian-perjanjian tertentu. (ketentuan ini
telah dicabut oleh Surat Edaran Mahkamah Agung)
Akibat hukum ketidakcakapan membuat perjanjian adalah perjanjian yang
telah dibuat dapat dimintakan pembatalan perjanjian kepada Hakim. Jika
tidak dimintakan pembatalan maka perjanjian tersebut tetap berlaku bagi para
pihak yang terkait dengan perjanjian tersebut.
c. Ada suatu hal tertentu (objek)
Suatu hal tertentu yang terdapat dalam isi perjanjian yang wajib
dipenuhi/prestasi disebut sebagai objek perjanjian. Kejelasan mengenai isi
pokok perjanjian atau objek perjanjian adalah untuk memastikan pelaksanaan
hak dan kewajiban para pihak. Jika isi pokok perjanjian, atau objek
perjanjian, atau prestasi perjanjian tidak jelas, sulit bahkan bila tidak mungkin
dapat dilaksanakan, maka perjanjian itu batal (nietig,void).
d. Ada suatu sebab yang halal (causa)
Causa atau sebab adalah suatu hal yang menyebabkan/mendorong orang
untuk membuat perjanjian. Menurut KUHPerdata Pasal 1335 disebutkan
bahwa ”suatu perjanjian tanpa sebab, atau yang telah dibuat karena suatu
sebab yang palsu atau terlarang, tidak mempunyai kekuatan”. Tapi dalam
13
tetapi ada sebab yang halal, ataupun jika ada suatu sebab lain, dari pada yang
dinyatakan, perjanjianya namun demikian adalah sah”. Sebab yang halal
menurut Pasal 1337 KUHPerdata adalah sebab yang tidak dilarang oleh
undang-undang, tidak berlawanan dengan kesusilaan ataupun ketertiban
umum.9
4. Akibat hukum Sahnya Perjanjian
Akibat hukum dari dibuatnya perjanjian adalah:
a. Berlaku Sebagai Undang-Undang
Perjanjian berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak yang mengadakan
perjanjian artinya bahwa perjanjian yang dibuat mempunyai kekuatan
mengikat dan memaksa serta memberi kepastian hukum bagi pihak-pihak
yang membuat perjanjian.
b. Tidak Dapat Ditarik Kembali Secara Sepihak
Karena perjanjian merupakan hasil kesepakatan kedua belah pihak maka
apabila ingin ditarik kembali atau dibatalkan harus disetujui oleh kedua belah
pihak juga.
c. Pelaksanaan Dengan Itikad Baik
Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan baik (Pasal 1338 ayat 2
KUHPerdata). Yang dimaksud dengan itikad baik tersebut adalah ukuran
objektif untuk menilai pelaksanaan perjanjian yang harus sesuai dengan
norma kepatutan dan kesusilaan.
9Idem
B. Wanprestasi dan Akibat Wanprestasi
1. Pengertian Wanprestasi
Wanprestasi artinya tidak memenuhi sesuatu yang diwajibkan seperti yang telah
ditetapkan dalam perikatan.10 Wanprestasi adalah perbuatan ingkar janji dimana
sebelumnya ada suatu perjanjian yang dibuat antara kedua belah pihak melakukan
perikatan tersebut sebagai dalam suatu perjanjian sebagaimana yang termaktub
dalam Pasal 1320 dan 1338 KUHPerdata.
2. Bentuk-bentuk Wanprestasi
Ada beberapa bentuk wanprestasi, yaitu:
a. Tidak melaksanakan prestasi sama sekali;
b. Melaksanakan tetapi tidak tepat waktu (terlambat);
c. Melaksanakan tetapi tidak seperti yang diperjanjikan;
d. Debitur melaksanakan yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan.
Tata cara menyatakan Debitur wanprestasi adalah sebagai berikut:
a. Sommatie yaitu peringatan tertulis dari Kreditur kepada Debitur secara resmi
melalui Pengadilan Negeri.
b. Ingebreke Stelling yaitu peringatan Kreditur kepada Debitur tidak melalui
Pengadilan Negeri.
10
15
3. Akibat Hukum Bagi yang Wanprestasi
Pihak yang melakukan wanprestasi akan mendapat akibat hukum berupa hukuman
atau sanksi hukum sebagai berikut:
a. Debitur diwajibkan untuk membayar ganti kerugian yang diderita oleh
Kreditur (Pasal 1243 KUHPerdata).
b. Apabila perikatan itu mengikat timbal balik, Kreditur dapat menuntut untuk
memutuskan/membatalkan perikatan melalui Hakim (Pasal 1266
KUHPerdata).
c. Di dalam perikatan untuk memberikan sesuatu, resiko beralih kepada Debitur
sejak terjadi wanprestasi (Pasal 1237 ayat 2 KUHPerdata).
d. Debitur diwajibkan untuk memenuhi isi perikatan jika masih dapat dilakukan,
atau pembatalan yang disertai dengan pembayaran ganti kerugian (Pasal 1267
KUHPerdata).
e. Debitur diwajibkan untuk membayar biaya perkara jika diperkarakan ke
pengadilan dan Debitur dinyatakan bersalah.
4. Keadaan Memaksa (Overmacht/Force Majeur)
Keadaaan memaksa adalah keadaan dimana tidak dapat dipenuhinya prestasi oleh
Debitur dikarenakan adanya peristiwa yang tidak dapat diketahui atau diduga
yang akan terjadi ketika perikatan dibuat, biasanya keadaan memaksa tersebut
C. Tata Cara Penyelesaian Perkara Perdata
1. Pengajuan Gugatan
Apabila dalam suatu sengketa, para pihak yang terlibat tidak dapat menyelesaikan
sengketa tersebut secara damai, jalan terakhir yang dapat ditempuh adalah melalui
pengadilan yaitu dengan cara mengajukan gugatan kepada ketua pengadilan
negeri yang berwenang.
Gugatan adalah suatu permohonan yang di ajukan Penggugat kepada ketua
pengadilan negeri yang berwenang, yang berisi tuntutan hak yang didalamnya
berisi suatu sengketa. Gugatan yang diajukan kepada ketua pengadilan negeri
disebut perkara perdata (civil action, civil case), pihak yang mengajukan gugatan
disebut Penggugat (plaintiff) dan pihak yang digugat disebut Tergugat (defendant,
opposant).
a. Penyusunan dan Pengajuan Gugatan
Dalam penyusunan surat gugatan, ada tiga hal yang perlu diperhatikan dan
dimuat dalam surat gugatan, yaitu:11
1) Keterangan lengkap mengenai pihak-pihak yang berperkara, yaitu nama,
umur, alamat, pekerjaan, dan agama (identity of the parties).
2) Dasar gugatan (fundamentum petendi) yang memuat uraian tentang
kejadian atau peristiwa (factual grounds) dan uraian tentang hukum,
11
17
yaitu adanya hak dalam hubungan hukum yang menjadi dasar yuridis
gugatan itu (legal grounds).
3) Tuntutan yang dimohonkan Penggugat agar diputuskan oleh pengadilan
(petitum). Tuntutan dapat dirinci lagi menjadi dua macam, yaitu tuntutan
primer (primary claim) yang merupakan tuntutan pokok dan tuntutan
subside (subsidiary claim) yang merupakan tuntutan pengganti apabila
tuntutan pokok ditolak oleh pengadilan.
b. Sita Jaminan dan Tuntutan Provisional
Sita jaminan adalah sebagai jaminan yang diletakkan atas harta yang dimiliki
Tergugat yang diketahui untuk nantinya tidak dialihkan oleh Tergugat kepada
pihak lain sebagai pelunasan utang-utangnya/ingkar janji/adanya perbuatan
melawan hukum.
c. Pengubahan Surat Gugatan.
Pengubahan surat gugatan dapat dilakukan sebelum terjadi jawab menjawab
diantara Penggugat dengan Tergugat dalam perkara perdata di pengadilan.
d. Pencabutan Surat Gugatan
Pencabutan gugatan dapat dilakukan apabila proses jawab menjawab belum
terlaksana.
e. Penggabungan Gugatan.
Penggabungan gugatan dapat dilakukan apabila seseorang mempunyai
2. Pemberian Kuasa Dalam Perkara Perdata
Dalam hal pemberian kuasa yang berhak menerima kuasa adalah orang yang
memiliki kekuasaan untuk bersidang di Pengadilan misalnya: Penasihat
Hukum/Pengacara, yang mempunyai hubungan kekeluargaan (kuasa insidentil)
dengan melampirkan surat keterangan dari Kepala desa dan dibuat didepan Ketua
Pengadilan Negeri maupun yang tidak mempunyai hubungan kekeluargaan.
3. Pemeriksaan Perkara
Pemeriksaan telah mencakup pemeriksaan panggilan apakah pihak yang
berpekara telah dipanggil secara sah dan patut. Pembacaan gugatan perbaikan
gugatan sebelum terjadi jawab menjawab diberi kesempatan, jawab menjawab,
pengajuan bukti baik bukti surat maupun saksi-saksi.
4. Pembuktian Gugatan
Pembuktian berapa surat-surat diwajibkan surat tersebut diberi materai dan saat
dipersidangan diperlihatkan aslinya surat tersebut apabila yang diajukan berupa
fotokopi, apabila surat bukti berupa fotokopi yang diajukan asli surat tersebut
tidak dapat diperlihatkan maka kekuatan surat tersebut lemah sebagai bukti dan
dan tidak akan dipertimbangkan.
Bukti berupa saksi-saksi saat akan didengar keterangan baik saksi dari Penggugat
maupun Tergugat diharuskan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah,
apabila mempunyai hubungan sedarah dan salah satu pihak keberatan maka saksi
19
terabaikan. Sedangkan saksi yang tidak memiliki hubungan keluarga sedarah atau
3 (tiga) garis keturunan diwajibkan disumpah agar kekuatan keterangan mendapat
kekuatan sebagai nilai pembuktian.
5. Putusan Hakim
Putusan adalah akhir dari segala pemeriksaan yang dilakukan pada saat
persidangan dengan mengambil pertimbangan, atas pertimbangan tersebut akan
H. Kerangka Pikir
sedangkan WJY adalah sebagai penerima/pembeli Crude Palm Oil dengan suatu
perjanjian. Dengan demikian antara penggugat dengan Tergugat mempunyai
21
Wanprestasi dilakukan oleh WJY sebagai pembeli Crude Palm Oil sehingga
terjadi perselisihan dikarenakan pihak penerima/pembeli ingkar janji dengan cara
tidak lagi melakukan pembayaran terhadap Crude Palm Oil yang telah diterima
WJY dengan demikian WJY telah melakukan wanpresatsi. Akibat wanpertasi
tersebut HSN merasa keberatan sehingga HSN mengajukan Gugatan ke
Pengadilan Negeri Lubuk Pakam.
Gugatan tersebut diajukan ke Pengadilan Negeri Lubuk Pakam dengan Register
No. 147/Pdt.G/2009/PN.LP. Bahwa selanjutnya atas gugatan tersebut Hakim
menjatuhkan Putusan.
Putusan hakim didasarkan karena adanya alasan dan dasar Penggugat
mengajukan gugatan dan dasar Pertimbangan Hakim Dalam Putusan
No.147/Pdt.G/2009/PN.LP., dengan pemeriksaan , bukti-bukti berupa bukti surat
yang diajukan penggugat dan tergugat yaitu beberapa perjanjian yang disepakati
ditambah bukti saksi oleh HSN sebagai Penggugat. Selanjutnya atas putusan
III. METODE PENELITIAN
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika
dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran, secara
sistematis, metodologis dan konsisten. Sistematis artinya menggunakan sistem
tertentu, metodologis artinya menggunakan metode atau cara tertentu dan
konsisten berarti tidak ada hal yang bertentangan dalam kerangka tertentu.1
Penelitian sangat diperlukan untuk memperoleh data yang akurat sehingga dapat
menjawab permasalahan sesuai dengan fakta atau data yang ada dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian normatif (normative law
research). Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang mengkaji
hukum tertulis dari berbagai aspek, yaitu aspek teori, sejarah, filosofi,
perbandingan, struktur dan komposisi, lingkup dan materi, kosnsistensi,
penjelasan umum dan pasal demi pasal, formalitas dan kekuatan mengikat suatu
undang-undang, serta bahasa hukum yang digunakan tetapi tidak mengkaji aspek
terapan atau implementasinya.2
1
Abdulkadir Muhammad. Hukum dan Penelitian Hukum. (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2004), Hlm: 2
2Idem.
23
Sebagai penelitian normatif maka penelitian ini akan mengkaji dan membahas
mengenai “ Analisis Putusan Hakim Tentang Penyelesaian Wanprestasi
Perjanjian Penjualan Crude Palm Oil.” (Studi Putusan Pengadilan Negeri
Lubuk Pakam No.147/Pdt-G/2009/PN.LP.-).
B. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian diskriptif. Penelitian
Hukum Deskriptif yaitu salah satu jenis penelitian hukum yang bertujuan
menyajikan gambaran secara lengkap mengenai keadaan hukum yang ada di suatu
tempat dan pada saat keadaan tertentu atau menggambarkan mekanisme suatu
fenomena yuridis atau peristiwa hukum tertentu yang terjadi, menyajikan
informasi dasar akan suatu hubungan hukum atau peristiwa hukum, menciptakan
kategori hukum dan mengklasifikasi subjek hukum dan menjelaskan seperangkat
tahapan atau proses hukum sebagai kelanjutan dari peristiwa hukum yang terjadi.
Berdasarkan penelitian hukum deskriptif tersebut maka penelitian ini bertujuan
untuk menggambarkan dengan jelas dan terperinci mengenai “ Analisis Putusan
Hakim Tentang Penyelesaian Wanprestasi Perjanjian Penjualan Crude Palm
Oil.”
C. Pendekatan Masalah
Pendekatan masalah merupakan proses pemecahan atau penyelesaian masalah
melalui tahap-tahap yang telah ditentukan, sehingga mencapai tujuan penelitian.3
3Idem.
Sesuai dengan spesifikasi hukum tertulis yang menjadi fokus kajian hukum
normatif , maka dapat diidentifikasi pula pendekatan masalahnya. Apabila objek
kajian fokus pada substansi hukum, maka pendekatan yang sesuai adalah
pendekatan normatif analitis substansi hukum (approach of legal content
analysis). Jika menggunakan jenis ini, maka menurut Abdulkadir Muhammad, ada
tiga gradasi pendekatan normative analitis yang dapat digunakan, yaitu:4
1. Penjelajahan Hukum (legal exploration).
2. Tinjauan Hukum (legal review).
3. Analisis Hukum (legal analysis).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan normatif
analitis substansi hukum (approach of legal content analysis). Berdasarkan hal
tersebut, maka langkah yang dapat ditempuh yaitu dengan tinjauan hukum (legal
rivew) dan analisis hukum (legal analysis). Melalui pendekatan tersebut, berusaha
dipaparkan secara lengkap rinci dan jelas mengenai beberapa aspek yang diteliti
dalam peraturan perundang-undangan, dan dapat pula diketahui apa kelemahan
atau kekurangan mengenai Penyelesaian Gugatan Wanprestasi Perjanjian
Penjualan Crude Palm Oil.
D. Data dan Sumber Data
Berdasarkan jenis penilitian yang digunakan yaitu penelitian normatif, maka data
yang dibutuhkan adalah data sekunder5. Data sekunder adalah data yang berasal
dari bahan pustaka yang terdiri dari peraturan perundang-undangan, literatur dan
4Idem.
Hlm: 113
5Idem.
25
sumber data skunder lainya. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini
terdiri dari:
1. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mempunyai kekuatan
mengikat secara umum (berupa peraturan perundang-undangan) atau
mempunyai kekuatan mengikat bagi pihak-pihak yang berkepentingan
(berupa kontrak). Bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari:
a. Hukum Acara Perdata. Herziene Indonesische Reglement (HIR) adalah
Hukum Acara Perdata yang berlaku untuk daerah Pulau Jawa dan Madura,
dan Reglement Voor de Buitengewesten (RBg) adalah Hukum Acara
Perdata yang berlaku untuk daerah-daerah luar pulau Jawa dan Madura.
b. Burgerlijk Wetboek (Kitab Undang-undang Hukum Perdata) buku ke III
tentang perikatan dan buku ke IV tentang pembuktian dan daluarsa.
c. Wetboek van Koophandel (Kitab Undang-undang Dagang).
d. Undang-undang No.48 Tahun 2009 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Kekuasaan Kehakiman.
e. Undang-undang No.3 Tahun 2009 adalah Undang-undang tentang
Mahkamah Agung.
f. Undang-undang No.37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang.
2. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder adalah bahan-bahan hukum yang memberikan
penjelasan tentang bahan hukum, makalah dan jurnal , putusan hakim yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti dalam tulisan.
3. Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum tersier adalah bahan-bahan hukum yang memberikan petunjuk
atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Bahan hukum
tersier yang digunakan dalam penelitian ini berupa Kamus Besar Bahasa
Indonesia.
E. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dan
studi dokumen. Studi pustaka adalah pengkajian informasi mengenai hukum yang
berasal dari perundang-undangan, yurisprudensi dan buku literatur hukum atau
bahan hukum tertulis lainya. Studi dokumen adalah pengkajian informasi meliputi
dokumen hukum yang tidak dipublikasikan melalui perpustakaan umum yakni
berupa putusan.
F. Metode Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul kemudian diolah. Pengolahan data umumnya
dilakukan dengan 4 (empat) cara, yaitu:6
1. Pemeriksaan data (editing), yaitu mengoreksi apakah data yang terkumpul
sudah cukup lengkap, sudah benar dan sudah sesuai/relevan dengan masalah.
6Idem
27
2. Penandaan data (cooding) yaitu memberi catatan atau tanda yang menyatakan
jenis sumber data (buku literatur, perundang-undangan, atau dokumen),
pemegang hak cipta (nama penulis, tahun penerbitan), atau urutan rumusan
masalah.
3. Rekonstruksi data (reconstructing), yaitu menyusun ulang data secara teratur,
berurutan, logis sehingga mudah dipahami dan diinterprestasikan.
4. Sistematisasi data (sistematizing), yaitu menempatkan data menurut kerangka
sistematika bahasan berdasarkan urutan masalah.
G. Analisis Data
Setelah data diolah dan disusun maka akan dilakukan analisis data secara
kualitatif, artinya dengan cara menyajikan dan menguraikan data dalam bentuk
kalimat secara rinci dan sistematis. Kemudian dilakukan interpretasi data dengan
menguraikan data yang telah tersusun sehingga memperoleh gambaran yang jelas
mengenai permasalahan yang dibahas serta memudahkan dilakukan pembahasan
dan diambil kesimpulan sebagai jawaban permasalahan. Penelitian ini
menggunakan analisis kualitatif . Analisis kualitatif artinya menguraikan data
secara bermutu dalam kalimat yang teratur, runtun, tidak tumpang tindih, dan
efektif sehingga memudahkan pembahasan dan pemahaman serta interprestasi
data. Komprehensif artinya pembahasan data secara mendalam dari berbagai
aspek sesuai dengan lingkup penelitian. Lengkap artinya tidak ada bagian yang
terlupakan, semuanya sudah masuk dalam pembahasan. Lalu dilakukan
pembahasan dan diambil kesimpulan sebagai jawaban permasalahan secara
V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan tentang analisis putusan
hakim tentang penyelesaian wanprestasi perjanjian penjualan crude palm oil maka
dapat disimpulkan:
1. Alasan dan dasar hukum pengajuan gugatan oleh penggugat, antara lain karena
adanya hubungan dagang antara HSN dan WJY dalam purche contract
(perjanjian) jual beli crude palm oil. Sejak awal 2009 WJY mulai wanprestasi,
setelah beberapa kali di tegur HSN baik lisan maupun tertulis namun WJY
tetap tidak dapat memenuhi prestasinya. Akhirnya HSN menggugat WJY ke
Pengadilan Negeri Lubuk Pakam dengan nomor gugatan No.
147/Pdt.G/2009/PN.LP.
2. Adapun dasar pertimbangan hakim dalam putusan adalah benar adanya
purchase contract (perjanjian) jual beli crude palm oil antara HSN dengan
WJY, WJY selaku pembeli mengakui (pengakuan sebagai alat bukti yang
sempurna) wanprestasi hingga senilai Rp. 26.811.559.225,- (dua puluh enam
miliar delapan ratus sebelas juta lima ratus lima puluh Sembilan ribu dua ratus
dua puluh lima rupiah) dengan alasan ketidak sanggupan membayar atau pailit
49
3. Akibat Hukum Putusan hakim tersebut adalah putusan ini mengikat kepada
kedua belah pihak yang berperkara, dimana putusan ini mempunyai kekuatan
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Abdulkadir Muhammad. 2000. Hukum Perdata Indonesia. Cetakan Ke-III.
Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Abdulkadir Muhammad. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti.
Abdulkadir Muhammad. 2012. Hukum Acara Perdata Indonesia. Bandung:
PT Citra Aditya Bakti.
Marsh. S. B and J. Soulsby. 2013. Hukum Perjanjian. Terjemahan Abdulkadir
Muhammad. PT. Alumni. Bandung.
M. Yahya Harahap. 2009. Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan,
Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan, Jakarta: Sinar
Grafika.
Darwan Prisnt. 1992. Strategi Menyusun dan Menangani Gugatan Perdata.
Bandung. PT. Citra Aditya Bakti. Hlm:2
R. Subekti. 1996. Hukum Perjanjian. Jakarta: PT. Intermessa.
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio. 2006. Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
Cetakan ke-37. Jakarta: Pradnya Paramita.
Rosa Agustina dkk. 2012. Hukum Pirikatan (law of obligations). Denpasar.
Setiawan. 1999. Pokok-pokok Hukum Perikatan. Cetakan ke- VI. Bandung.
Putra A Bardin.
Sudikno Mertokusumo. 1990. Mengenal Hukum. Yogyakarta: Liberty.
Wahyu Sasongko, 2010 Dasar-dasar ilmu hukum. Bandar Lampung:
Universitas Lampung
Wiryono Prodjodikoro. 1979. Asas-asas Hukum Perjanjian. Cetakan Ke-VIII.
Bandung: Bale.
B. Perundang-undangan
Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang.
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Kitab Undang-undang Hukum Acara Perdata
Kitab Undang-undang Hukum Dagang
Het Herziene Indonesisch Reglement
Rechtsreglement voor de Buitengewesten
C. Lain-Lain
http://arlandhany.wordpress.com/category/belajarhukum/hukum-acara-perdata/
http://edwinnotaris.blogspot.com/2013/09/pengertian-dan-tujuan-sita-jaminan.html
http://www.hukumkepailitan.com/