• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI PERJANJIAN PENJUALAN CRUDE PALM OIL (Studi Putusan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam No.147/Pdt.G/2009/PN.LP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI PERJANJIAN PENJUALAN CRUDE PALM OIL (Studi Putusan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam No.147/Pdt.G/2009/PN.LP)"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Mario BrMario Bramanda.G

ABSTRAK

ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI

PERJANJIAN PENJUALAN CRUDE PALM OIL

(Studi Putusan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam No.147/Pdt.G/2009/PN.LP)

Oleh

Mario Bramanda Gultom

Wanprestasi adalah perbuatan ingkar janji atas perjanjian untuk itu dapat dilakukan upaya hukum melalui gugatan hukum ke pengadilan negeri. HSN sebagai penjual dan WJY sebagai pembeli mempunyai hubungan dagang dengan saling mengikatkan diri dalam purche contrac (perjanjian) jual beli Crude Palm Oil sejak tahun 2005. Awal 2009 WJY mulai wanprestasi, beberapa kali HSN menegur secara lisan maupun tertulis agar WJY memenuhi prestasinya namun Wiajayanto tetap tidak memenuhi prestasinya. Untuk dapat menyelesaikan masalah wanprestasi tersebut HSN mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Lubuk Pakam dengan nomor perkara No.147/Pdt.G/2009/PN.LP. Adapun yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini adalah alasan dan dasar penggugat mengajukan gugatan, dasar pertimbangan hakim dalam putusan, dan akibat hukum putusan tersebut.

Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dengan tipe deskriptif dan pendekatan masalah secara normatif analitis substansi hukum. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh melalui studi pustaka, putusan. Data yang telah diperoleh kemudian diolah dan selanjutnya dianalisis secara kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana dimuat dalam putusan No. 147/Pdt.G/2009/PN.LP, dapat diketahui bahwa alasan dan dasar hukum di ajukanya gugatan adalah bahwa HSN sejak 2005 telah menjadi supplier Crude Palm Oil bagi WJY sesuai Purche Contract (perjanjian) jual beli Crude Palm Oil yang mana mengikat HSN sebagai supplier untuk menyerahkan Crude palm Oil kepada WJY dan WJY sebagai pembeli. Namun sejak 2009 WJY telah wanprestasi dengan tidak melaksanakan kewajibanya sehingga HSN menggugat WJY ke Pengadilan Negeri Lubuk Pakam. Pertimbangan Hakim dalam putusannya adalah bahwa benar ada

(2)

selaku Tergugat mengakui mempunyai utang kepada Penggugat karena belum memenuhi kewajibanya hingga sebesar Rp. 26.811.559.225 (dua puluh enam miliar delapan ratus sebelas juta lima ratus lima puluh sembilan dua ratus dua puluh lima rupiah). Untuk itulah tergugat secara sah terbukti wanprestasi. Akibat Hukumnya dari putusan adalah menghukum tergugat untuk membayar kewajiban pembayaran utangnya sebesar Rp. 26.811.559.225 (dua puluh enam miliar delapan ratus sebelas juta lima ratus lima puluh Sembilan dua ratus dua puluh lima rupiah), ditambah dengan biaya yang timbul dalam perkara ini. Apabila WJY tidak membayar kewajibanya, maka asset miliknya yang telah diletakkan sita jaminan yang akan digunakan untuk membayar kewajibanya.

(3)
(4)

ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG PENYELESAIAN

WANPRESTASI PERJANJIAN PENJUALAN CRUDE PALM OIL

(Studi Putusan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam No.147/Pdt.G/2009/PN.LP)

(Skripsi)

Oleh

Mario Bramanda Gultom

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

xii

4. Akibat Hukum Sahnya Perjanjian ...…..…..………... 13

B. Wanprestasi dan Akibat Hukum ………... 14

1. PengertianWanprestasi ………..………... 14

2. Bentuk-bentuk Wanprestasi ……….……….…... 14

3. Akibat Hukum Bagi Yang Wanprestasi ……….……….. 15

4. Keadaan Memaksa (Overmacht/Force Majeur) ……….. 15

C. Tata cara Penyelesaian Perkara Perdata ………. 16

1. Pengajuan Gugatan ……….……….... 16

2. Pemberian Kuasa Dalam Perkara Perdata ……….. 18

3. Proses Pemeriksaan Perkara ..………. 18

4. Pembuktian Gugatan …….……..……… 18

5. Putusan Hakim ……….……….….. 19

(6)

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 22

B. Tipe Penelitian ... 23

C. Pendekatan Masalah ... 23

D. Data dan Sumber Data ... 24

E. Metode Pengumpulan Data ... 26

F. Metode Pengolahan Data ... 26

G. Analisis Data ……... 27

BAB IV : PEMBAHASAN A. Alasan dan Dasar Penggugat Mengajukan Gugatan ………..….……. 28

B. Pertimbangan Hakim dalam Putusan No.147/Pdt.G/2009/PN.LP……….. 33

C. Akibat Hukum Putusan No. 147/Pdt.G/2009/PN.LP ………. 45

BAB V : KESIMPULAN ……….……… 48

DAFTAR PUSTAKA

(7)
(8)
(9)

viii

MOTO

Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh.

(Andrew Jackson)

Masa Sulit selalu membawa kita ingin menyerah. Tapi, kau hanya perlu percaya bahwa segalanya akan baik-baik saja.

(Winna Efendi)

Ketika jatuh kita membutuhkan orang lain untuk bersandar, tetapi untuk bangkit hanya diri sendiri yang dapat merubahnya

(Penulis)

Lihatlah hari esok telah menunggu kita , Tuhan selalu memberikan ciptaanNya untuk dapat dinikamti umatnyaa dengan jalan jujur dan kerja keras.

(10)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

Kupersembahkan

Karyaku ini kepada Papa dan Mama ku yang tercinta,

Terima kasih untuk setiap doa, dukungan, kesabaran dan kasih sayang yang tidak

terhingga yang telah Papa dan Mama berikan kepadaku

Untuk Adik-adik ku, Rico, Winda dan Hagi dan Keluarga Besar ku

(11)

vi

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap penulis adalah Mario Bramanda Gultom

penulis dilahirkan di Medan Sumatera Utara pada tanggal

29 Oktober 1988, penulis adalah anak pertama dari empat

bersaudara pasangan dari Bapak J.Gultom, S.E., M.A.P dan

Ibu Heritha Julietha, S.H.

Penulis tahun 1994 menempuh sekolah Dasar di SD Negeri 11 Baucau Timor Timur

kemudian pada tahun 1999 pindah kesekolah Sekolah Dasar Negeri 066046 Medan

diselesaikan pada tahun 2000. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama pada SMP Negeri 1

Lubuk Pakam diselesaikan pada tahun 2003. Penulis melanjutkan pendidikan ke

Sekolah Menengah Atas pada SMA Negeri 1 Lubuk Pakam diselesaikan pada tahun

2006.

Pada tahun 2007 penulis mengikuti seleksi Penerimaan Baru (SPMB) dan diterima

pada Universitas Lampung dan mengambil bagian Hukum Perdata Ekonomi.

Penulis mengikuti Praktek Kerja Lapangan Hukum (PLKH ) program Kerja Magang

(12)

SANWACANA

Dengan penuh rasa syukur dan terima kasih, penulis panjatkan kepada Tuhan Yang

Maha Esa, atas segala petunjuk serta karunia yang telah diberikaNya kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Putusan Hakim

Tentang Penyelesaian Wanprestasi Perjanjian Penjualan Crude Palm Oil ( Studi

Putusan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam No. 147/Pdt/G/2009/PN.LP.). Dan penulis

juga mengantarkan rasa haru bangga terhadap para pembimbing penulis yang tak

bosan bosannya mendidik membimbing penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belumlah layak dikatakan sempurna karena

masih banyak hal yang kurang yang belum Penulis ketahui dan pahami, oleh karena

itu penulis terbuka untuk segala koreksi dan kritik yang sifatnya membangun dan

harapan penulis, kiranya skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang

kelak akan mempergunakannya.

Pada kesempatan ini secara berturut-turut penulis mengucapkan terima kasih serta

penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Heryandi, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

(13)

x

2. Bapak Wahyu Sasongko, S.H., M.Hum., selaku Ketua Bagian Hukum

Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah banyak membantu

penulis di dalam menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Hukum Universitas

Lampung..

3. Ibu Rilda Murniati, S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing utama atas

bimbingan waktu, dan support yang amat besar yang telah diberikan. Saya

berterima kasih sekali ibu mau menjadi pembimbing dan dengan sabar

membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Aprilianti, S.H., M.H., selaku Dosen Pembimbing utama atas bimbingan

waktu, dan support yang amat sabar menghadapi saya. Saya berterima kasih

sekali ibu mau menjadi pembimbing dalam membimbing saya menyelesaikan

skripsi ini.

5. Bapak Dr.M. Fakih, S.H., M.S., selaku Dosen Pembahas I yang telah memberikan

kritikan, koreksi, masukan serta perbaikan yang berguna sekali dalam

penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Kasmawati, S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembahas II yang telah banyak

memberikan kritikan, koreksi, masukan dan pandangan yang membangun dalam

penyelesaian skripsi ini.

7. Ibu Siti Azizah, S.H., selaku Pembimbing Akademik atas kerjasamanya dalam

penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak Naek Siregar, S.H., M.Hum., yang tak henti-hentinya memperhatikan dan

(14)

9. Buat keluargaku, Namboru, Pak Tua, Pak Uda, Tulang, Natulang khususnya buat

adik-adikku tersayang di Medan atas support dan dukungan selama ini.

10.Buat sahabat-sahabat selama perkuliahan, Maraden, Friska, Sinta, John Piter, Ria,

Diah, Prisca dan teman-teman Fakultas Hukum yang tidak dapat disebutkan satu

persatu, terima kasih atas kebersamaanya.

11.Seluruh teman-teman Formahkris yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

12.Almamater tercinta dan

13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Tuhan selalu menyertai kita di dalam hidup kita. Akhir kata, penulis

menyadari skripsi ini jauh dari kesempurnaan, penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 2014

Penulis

(15)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakekatnya dalam kehidupan perekonomian khususnya dalam bidang

bisnis selalu/akan ada timbul perselisihan mungkin disebabkan karena salah

paham ataupun kecurangan diantara pihak-pihak dalam pelaksanaan perjanjian

yang telah dibuat. Perjanjian yang mengikatkan kedua belah pihak yang

melakukan hubungan bisnis/dagang telah terabaikan atau karena tidak

kesanggupan membayar atau ketidakpatuhan menempati isi perjanjian sesuai

kesepakatan yang telah dituang dalam suatu perjanjian yang kemudian dapat

merugikan salah satu pihak sehingga timbullah perselisihan.

Perjanjian merupakan salah satu bentuk perikatan dalam peristiwa hukum berupa

perbuatan misalnya dalam hal jual beli dan hutang piutang. Perjanjian jual beli

adalah perjanjian bahwa penjual diwajibkan memindahkan atau setuju

memindahkan hak milik atas barang kepada pembeli sebagai imbalan sejumlah

uang yang disebut harga.1 Bahwa di dalam hubungan dagang/jual-beli dengan

nilai tinggi akan dilakukan hubungan dagang dengan cara membuat suatu

perjanjian, dimana hubungan transaksi dagang harus tunduk pada ketentuan

hukum jual beli (koopen verkoop) dimana penjual mengikatkan diri untuk

1

(16)

menyerahkan barang dan pihak pembeli berkewajiban untuk membayar harga

yang diperjanjikan. Kontrak yang dibuat untuk saling menguntungkan. Dalam

pelaksanaan perjanjian perlu jelas aturan-aturan hukum tersebut di atas sangat

dibutuhkan. Pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian bisnis itu membutuhkan

sesuatu yang lebih dari sekedar janji serta itikad baik saja. Adanya kebutuhan

untuk menciptakan upaya-upaya hukum yang dapat digunakan seandainya salah

satu pihak tidak melaksanakan kewajibanya sesuai dengan isi perjanjian.

Untuk itulah pemahaman hukum dalam bisnis itu sangat penting, baik oleh para

pengusaha sebagai pelaku bisnis, kalangan pembelajar hukum, praktisi hukum

maupun pemerintah sebagai pembuat regulasi kebijakan sesuai dengan kebutuhan

dunia usaha. Hal ini tidak terlepas dari mengglobalnya sistem perekonomian

dunia yang membuat semakin intens dan dinamisnya kegiatan bisnis dalam

berbagai sektor.

Sumber hukum bisnis yang utama adalah Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata, yaitu

asas kontrak (perjanjian) itu sendiri yang menjadi sumber hukum utama, dimana

masing-masing pihak terikat untuk tunduk kepada kontrak yang telah disepakati

(kontrak yang dibuat diberlakukan sama dengan undang-undang), dan asas

kebebasan berkontrak, dimana para pihak bebas untuk membuat dan menentukan

isi dari kontrak yang telah disepakati.

Perlu juga dipahami sampai sejauh mana pertanggungjawaban seorang direktur

pada Perseroan Terbatas. Direksi bertanggung jawab atas pengurusan perseroan,

pengurusan wajib dilaksanakan setiap anggota Direksi dengan itikad baik dan

(17)

3

pribadi atas kerugian perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai

menjalankan tugasnya.2

Dalam kenyataan dilapangan perjanjian yang dibuat kedua belah pihak yang

melakukan perikatan dalam hubungan dagang pada awalnya berjalan lancar

namun setelah beberapa tahun ataupun beberapa kali kontrak, kegagalanpun

terjadi. Hal itu bisa saja terjadi disebabkan dari pihak penjual dikarenakan pihak

penjual tidak menyerahkan barangnya, atau pihak penjual menyerahkan barang

tidak sesuai dengan yang diperjanjikan, baik dari segi kuantitas, kualitas barang

atau mengalami keterlambatan pengiriman barang.

Sedangkan dari pihak pembeli terlambat waktu pelaksanaan pembayaran, atau

pembayaran tidak sesuai dengan harga yang diperjanjikan, menyatakan dirinya

sudah tidak mampu untuk membayar dengan disebabkan bangkrut ataupun pailit

atau sama sekali tidak ada niat untuk melakukan pembayaran.

Dalam putusan hakim No.147/Pdt.G/2009/PN.LP, peristiwa yang terjadi dalam

perkara antara HSN sebagai penggugat dan WJY sebagai tergugat adalah

disebabkan sebelumnya ada hubungan dagang, dimana HSN menjadi Supplier

Crude Palm Oil ke PT. Berkah Sawit Sumatera sedangkan WJY menjadi pembeli

/penerima Crude Palm Oil yang bertindak sebagai Direktur PT. Berkah Sawit

Sumatera. Hubungan dagang mereka telah berjalan sejak tahun 2005. Sejak tahun

2005 HSN sebagai Supplier Crude Palm Oil telah mengirimkan Crude Palm Oil

ke PT. Berkah Sawit Sumatera, hubungan dagang mereka yang didasarkan kotrak

awalnya berjalan lancar hingga tahun 2008. Karena pembayaran yang dilakukan

2

(18)

WJY dalam pembelian Crude Palm Oil berjalan lancar maka HSN tetap

mengirimkan Crude Palm Oil ke PT. Berkah Sawit Sumatera. Kemudian tahun

2009 terjadi kemacetan pembayaran dengan berbagai alasan dari WJY hingga

sebanyak 30 kali dengan dibuktikan kontrak yang nilai penjualan Crude Palm Oil

keseluruhan mencapai Rp. 26.811.559.225.- (dua puluh enam milyar delapan ratus

sebelas juta lima ratus lima puluh sembilan ribu dua ratus dua puluh lima rupiah).

namun WJY tidak kunjung membayar, bahkan oleh WJY mengatakan dirinya

telah melakukan wanpresatsi dikarenakan telah mengalami bangkrut dan

mengatakan pailit dan WJY mengajukan permohonan pailit ke Pengadilan Niaga

pada Pengadilan Negeri Medan. Pailit pada tingkat pertama ditolak, HSN sebagai

pemilik Piutang tidak diam diri. Selanjutnya HSN sebagai pihak yang dirugikan

mencari keberadaan kekayaan milik WJY serta melakukan tindakan Hukum

dengan diwakilkannya kepada Pengacara/Advokat yang dianggap lebih mampu

untuk bertindak dimuka pengadilan untuk dapat menarik piutang dari si pelaku

wanpresatsi yaitu WJY.

Dengan adanya wanprestasi atau ingkar janji yang dilakukan oleh WJY pembeli

Crude Palm Oil selaku Direktur PT. Berkah Sawit Sumatera menjadikan HSN

sebagai penyalur/penjual Crude Palm Oil merasa keberatan atas perbuatan

wanprestasi tersebut dan mengajukan gugatannya terhadap WJY, yang akhirnya

WJY disebut sebagai Tergugat.

Dengan diajukannya gugatan oleh HSN selanjutnya menjadi dasar Hakim

memberikan pertimbangan dalam putusan. Hanya yang perlu diketahui selain

(19)

5

mendukung agar Hakim dapat mengambil suatu pertimbangan serta dapat

memperoleh akibat hukum atas putusan yang bernilai dapat terlaksana.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas maka penulis sangat tertarik untuk

meneliti dan menemukan sesuatu mengenai permasalahan hukum antara

Penggugat HSN yang sebelumnya sebagai penyalur Crude Palm Oil dengan

Tergugat WJY yang sebelumnya sebagai pembeli /penerima Crude Palm Oil yang

menyatakan sedang mengalami bangkrut atau sedang dalam keadaan pailit. Maka

penulis akan menuangkan penelitian ini ke dalam suatu karya ilmiah hukum yang

berjudul: ” Analisis Putusan Hakim Tentang Penyelesaian Wanprestasi

Perjanjian Penjualan Crude Palm Oil.”

B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup Penelitian

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam penulisan ini akan membahas

masalah bagaimana isi putusan hakim dalam No.147/Pdt-G/2009/PN.LP., tentang

Penyelesaian Wanprestasi Perjanjian Penjualan Crude Palm Oil.”

Yang menjadi pokok pembahasan dalam penulisan ini adalah:

a. Alasan dan dasar Penggugat mengajukan gugatan.

b. Dasar pertimbangan hakim dalam putusan No.147/Pdt-G/2009/PN.LP.

c. Akibat hukum putusan No.147/Pdt-G/2009/PN.LP., terhadap Penggugat dan

(20)

2. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup penelitian ini meliputi lingkup pembahasan analisis putusan

hakim No.147/Pdt-G/2009/PN.LP., Tentang Penyelesaian Wanprestasi

Perjanjian Penjualan Crude Palm Oil.”

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan ruang lingkup penelitian di atas, maka tujuan

dari penulisan ini adalah untuk dapat memperoleh gambaran yang jelas, lengkap,

rinci dan sistematis tentang:

a. Alasan dan dasar Penggugat mengajukan gugatan

b. Dasar pertimbangan Hakim dalam putusan No.147/Pdt-G/2009/PN.LP.

c. Akibat hukum dari putusan No.147/Pdt-G/2009/PN.LP., terhadap Penggugat

dan Tergugat.

2. Kegunaan Penelitian

Manfaat dari penelitian ini meliputi manfaat teoritis dan manfaat praktis, yaitu:

a. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan dalam

pengembangan hukum perdata ekonomi khususnya hukum perjanjian dan

(21)

7

b. Kegunaan Praktis

Secara praktis, penelitian ini berguna untuk:

1) Sebagai upaya pengembangan wawasan keilmuan dan pengetahuan

penulis dibidang ilmu hukum khususnya hukum perdata ekonomi tentang

perjanjian dan acara perdata.

2) Untuk mengetahui kemampuan penulis menerapkan ilmu yang diperoleh

dalam bentuk karya ilmiah.

3) Sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa yang akan meniliti permasalahan

(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Perjanjian dan Syarat Sah Perjanjian

1. Pengertian Perjanjian

Perikatan merupakan hubungan hukum yang tercipta karena adanya peristiwa

hukum antara para pihak yang melakukan perjanjian. Perikatan merupakan salah

satu bentuk perjanjian yang merupakan peristiwa hukum berupa perbuatan,

misalnya jual beli dan hutang-piutang.

Perjanjian dirumuskan dalam Pasal 1313 KUHPerdata, yaitu suatu perbuatan

dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau

lebih lainya.

Menurut Abdulkadir Muhammad perjanjian adalah suatu persetujuan dengan

mana dua orang atau lebih saling mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal

mengenai harta kekayaan.1 Menurut Prodjodikoro bahwa yang dimaksud dengan

perjanjian adalah suatu perhubungan mengenai harta benda antara dua pihak,

dimana salah satu pihak berjanji atau dianggap berjanji untuk melakukan suatu hal

1

(23)

9

atau untuk tidak melakukan suatu hal sedangkan pihak lain berhak menuntut

pelaksanaan janji tersebut.2

Menurut Subekti, Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji

kepada orang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan

suatu hal.3 Menurut Setiawan perjanjian adalah suatu perbuatan hukum dimana

seseorang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap orang lain.4 Menurut Sudikmo

Mertokusumo perjanjian adalah hubungan hukum antar dua belah pihak atau lebih

berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum. Dua pihak itu

sepakat untuk menentukan peraturan atau kaedah hukum atau hak dan kewajiban

yang mengikat mereka untuk ditaati dan dijalankan. Kesepakatan itu

menimbulkan akibat hukum dan bila kesepakatan dilanggar maka akibat

hukumnya si pelanggar dapat dikenai akibat hukum atau sanksi.5

2. Asas-asas Perjanjian

Didalam hukum perjanjian dikenal beberapa asas penting yang menjadi dasar

kehendak dari para pihak untuk melakukan perjanjian. Beberapa asas tersebut

adalah:6

Wiryono Prodjodikoro. 1979. Asas-asas Hukum Perjanjian. Cetakan Ke-VIII. Bandung. Bale. Hlm: 9

3

R. Subekti. 1996. Hukum Perjanjian. Jakarta. PT. Intermessa. Hlm: 1

4

Setiawan. 1999. Pokok-pokok Hukum Perikatan. Cetakan ke- VI. Bandung. Putra A Bardin. Hlm: 77

5

Sudikno Mertokusumo. 1990. Mengenal Hukum. Yogyakarta. Liberty. Hlm: 97

6

(24)

undang-undang. Tetapi kebebasan tersebut dibatasi oleh tiga hal yaitu tidak

dilarang oleh undang-undang, tidak bertentangan dengan ketertiban umum,

tidak bertentangan dengan kesusilaan.

b. Asas Pelengkap

Asas ini mengandung arti bahwa ketentuan undang-undang boleh tidak

diikuti apabila pihak-pihak menghendaki dan membuat ketentuan-ketentuan

sendiri yang menyimpang dari ketentuan undang-undang. Tetapi apabila

dalam perjanjian yang mereka buat tidak ditentukan lain maka berlakulah

ketentuan undang-undang. Asas ini hanya mengenai hak dan kewajiban para

pihak saja.

c. Asas Konsensual

Asas ini mengandung arti bahwa perjanjian itu terjadi sejak saat tercapainya

kesepakatan (consensus) antara para pihak mengenai pokok perjanjian. Sejak

saat itu perjanjian mengikat dan mempunyai akibat hukum.

3. Syarat-syarat Sah Perjanjian

Suatu perjanjian yang sah adalah perjanjian yang memenuhi syarat-syarat yang

diatur oleh undang-undang. Perjanjian tersebut diakui sah dan mendapat

akibathukum (legally concluded contract). Menurut ketentuan Pasal 1320

KUHPerdata, sayarat-sayarat sah perjanjian:7

7Idem.

(25)

11

a. Ada persetujuan kehendak (consensus).

Persetujuan kehendak adalah kesepakatan/kesetujuan para pihak mengenai

pokok-pokok isi perjanjian yang dikehendaki oleh pihak yang satu dan juga

dikehendaki oleh pihak lainya. Persetujuan tersebut sudah final, tidak lagi

dalam proses perundingan.

Sebelum ada persetujuan, biasanya para pihak mengadakan perundingan,

pihak yang satu menyampaikan keinginan dan syarat-syaratnya mengenai

objek perjanjian kepada pihak yang lain dan pihak yang lainya menyatakan

juga kehendaknya mengenai objek perjanjian sehingga tercapai persetujuan

yang mantap bagi kedua pihak.

Persetujuan kehendak itu sifatnya bebas, artinya tidak ada paksaan ataupun

tekanan dari pihak manapun juga, sepenuhnya atas kemauan sukarela para

pihak. Juga termasuk persetujuan kehendak tidak dikarenakan ada kehilafan

dan tidak ada penipuan.

b. Kecakapan pihak-pihak untuk membuat perjanjian (capacity)

Kecakapan bertindak merupakan salah satu cakap hukum yaitu kemampuan

untuk melakukan perbuatan hukum. Perbuatan hukum adalah perbuatan yang

akan menimbulkan akibat hukum. Orang yang dikatakan cakap melakukan

perbuatan hukum adalah orang yang sudah dewasa artinya sudah mencapai

umur 21 tahun atau sudah kawin walaupun belum berumur 21 tahun. Orang

yang tidak cakap untuk melakukan perbuatan hukum adalah:8

8

(26)

1) Orang-orang yang belum dewasa;

2) Mereka yang ditaruh di bawah pengampunan; dan

3) Orang-orang perempuan, dalam hal-hal yang ditetapkan oleh

undang-undang, dan pada umumnya semua orang kepada siapa undang-undang

telah melarang membuat perjanjian-perjanjian tertentu. (ketentuan ini

telah dicabut oleh Surat Edaran Mahkamah Agung)

Akibat hukum ketidakcakapan membuat perjanjian adalah perjanjian yang

telah dibuat dapat dimintakan pembatalan perjanjian kepada Hakim. Jika

tidak dimintakan pembatalan maka perjanjian tersebut tetap berlaku bagi para

pihak yang terkait dengan perjanjian tersebut.

c. Ada suatu hal tertentu (objek)

Suatu hal tertentu yang terdapat dalam isi perjanjian yang wajib

dipenuhi/prestasi disebut sebagai objek perjanjian. Kejelasan mengenai isi

pokok perjanjian atau objek perjanjian adalah untuk memastikan pelaksanaan

hak dan kewajiban para pihak. Jika isi pokok perjanjian, atau objek

perjanjian, atau prestasi perjanjian tidak jelas, sulit bahkan bila tidak mungkin

dapat dilaksanakan, maka perjanjian itu batal (nietig,void).

d. Ada suatu sebab yang halal (causa)

Causa atau sebab adalah suatu hal yang menyebabkan/mendorong orang

untuk membuat perjanjian. Menurut KUHPerdata Pasal 1335 disebutkan

bahwa ”suatu perjanjian tanpa sebab, atau yang telah dibuat karena suatu

sebab yang palsu atau terlarang, tidak mempunyai kekuatan”. Tapi dalam

(27)

13

tetapi ada sebab yang halal, ataupun jika ada suatu sebab lain, dari pada yang

dinyatakan, perjanjianya namun demikian adalah sah”. Sebab yang halal

menurut Pasal 1337 KUHPerdata adalah sebab yang tidak dilarang oleh

undang-undang, tidak berlawanan dengan kesusilaan ataupun ketertiban

umum.9

4. Akibat hukum Sahnya Perjanjian

Akibat hukum dari dibuatnya perjanjian adalah:

a. Berlaku Sebagai Undang-Undang

Perjanjian berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak yang mengadakan

perjanjian artinya bahwa perjanjian yang dibuat mempunyai kekuatan

mengikat dan memaksa serta memberi kepastian hukum bagi pihak-pihak

yang membuat perjanjian.

b. Tidak Dapat Ditarik Kembali Secara Sepihak

Karena perjanjian merupakan hasil kesepakatan kedua belah pihak maka

apabila ingin ditarik kembali atau dibatalkan harus disetujui oleh kedua belah

pihak juga.

c. Pelaksanaan Dengan Itikad Baik

Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan baik (Pasal 1338 ayat 2

KUHPerdata). Yang dimaksud dengan itikad baik tersebut adalah ukuran

objektif untuk menilai pelaksanaan perjanjian yang harus sesuai dengan

norma kepatutan dan kesusilaan.

9Idem

(28)

B. Wanprestasi dan Akibat Wanprestasi

1. Pengertian Wanprestasi

Wanprestasi artinya tidak memenuhi sesuatu yang diwajibkan seperti yang telah

ditetapkan dalam perikatan.10 Wanprestasi adalah perbuatan ingkar janji dimana

sebelumnya ada suatu perjanjian yang dibuat antara kedua belah pihak melakukan

perikatan tersebut sebagai dalam suatu perjanjian sebagaimana yang termaktub

dalam Pasal 1320 dan 1338 KUHPerdata.

2. Bentuk-bentuk Wanprestasi

Ada beberapa bentuk wanprestasi, yaitu:

a. Tidak melaksanakan prestasi sama sekali;

b. Melaksanakan tetapi tidak tepat waktu (terlambat);

c. Melaksanakan tetapi tidak seperti yang diperjanjikan;

d. Debitur melaksanakan yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan.

Tata cara menyatakan Debitur wanprestasi adalah sebagai berikut:

a. Sommatie yaitu peringatan tertulis dari Kreditur kepada Debitur secara resmi

melalui Pengadilan Negeri.

b. Ingebreke Stelling yaitu peringatan Kreditur kepada Debitur tidak melalui

Pengadilan Negeri.

10

(29)

15

3. Akibat Hukum Bagi yang Wanprestasi

Pihak yang melakukan wanprestasi akan mendapat akibat hukum berupa hukuman

atau sanksi hukum sebagai berikut:

a. Debitur diwajibkan untuk membayar ganti kerugian yang diderita oleh

Kreditur (Pasal 1243 KUHPerdata).

b. Apabila perikatan itu mengikat timbal balik, Kreditur dapat menuntut untuk

memutuskan/membatalkan perikatan melalui Hakim (Pasal 1266

KUHPerdata).

c. Di dalam perikatan untuk memberikan sesuatu, resiko beralih kepada Debitur

sejak terjadi wanprestasi (Pasal 1237 ayat 2 KUHPerdata).

d. Debitur diwajibkan untuk memenuhi isi perikatan jika masih dapat dilakukan,

atau pembatalan yang disertai dengan pembayaran ganti kerugian (Pasal 1267

KUHPerdata).

e. Debitur diwajibkan untuk membayar biaya perkara jika diperkarakan ke

pengadilan dan Debitur dinyatakan bersalah.

4. Keadaan Memaksa (Overmacht/Force Majeur)

Keadaaan memaksa adalah keadaan dimana tidak dapat dipenuhinya prestasi oleh

Debitur dikarenakan adanya peristiwa yang tidak dapat diketahui atau diduga

yang akan terjadi ketika perikatan dibuat, biasanya keadaan memaksa tersebut

(30)

C. Tata Cara Penyelesaian Perkara Perdata

1. Pengajuan Gugatan

Apabila dalam suatu sengketa, para pihak yang terlibat tidak dapat menyelesaikan

sengketa tersebut secara damai, jalan terakhir yang dapat ditempuh adalah melalui

pengadilan yaitu dengan cara mengajukan gugatan kepada ketua pengadilan

negeri yang berwenang.

Gugatan adalah suatu permohonan yang di ajukan Penggugat kepada ketua

pengadilan negeri yang berwenang, yang berisi tuntutan hak yang didalamnya

berisi suatu sengketa. Gugatan yang diajukan kepada ketua pengadilan negeri

disebut perkara perdata (civil action, civil case), pihak yang mengajukan gugatan

disebut Penggugat (plaintiff) dan pihak yang digugat disebut Tergugat (defendant,

opposant).

a. Penyusunan dan Pengajuan Gugatan

Dalam penyusunan surat gugatan, ada tiga hal yang perlu diperhatikan dan

dimuat dalam surat gugatan, yaitu:11

1) Keterangan lengkap mengenai pihak-pihak yang berperkara, yaitu nama,

umur, alamat, pekerjaan, dan agama (identity of the parties).

2) Dasar gugatan (fundamentum petendi) yang memuat uraian tentang

kejadian atau peristiwa (factual grounds) dan uraian tentang hukum,

11

(31)

17

yaitu adanya hak dalam hubungan hukum yang menjadi dasar yuridis

gugatan itu (legal grounds).

3) Tuntutan yang dimohonkan Penggugat agar diputuskan oleh pengadilan

(petitum). Tuntutan dapat dirinci lagi menjadi dua macam, yaitu tuntutan

primer (primary claim) yang merupakan tuntutan pokok dan tuntutan

subside (subsidiary claim) yang merupakan tuntutan pengganti apabila

tuntutan pokok ditolak oleh pengadilan.

b. Sita Jaminan dan Tuntutan Provisional

Sita jaminan adalah sebagai jaminan yang diletakkan atas harta yang dimiliki

Tergugat yang diketahui untuk nantinya tidak dialihkan oleh Tergugat kepada

pihak lain sebagai pelunasan utang-utangnya/ingkar janji/adanya perbuatan

melawan hukum.

c. Pengubahan Surat Gugatan.

Pengubahan surat gugatan dapat dilakukan sebelum terjadi jawab menjawab

diantara Penggugat dengan Tergugat dalam perkara perdata di pengadilan.

d. Pencabutan Surat Gugatan

Pencabutan gugatan dapat dilakukan apabila proses jawab menjawab belum

terlaksana.

e. Penggabungan Gugatan.

Penggabungan gugatan dapat dilakukan apabila seseorang mempunyai

(32)

2. Pemberian Kuasa Dalam Perkara Perdata

Dalam hal pemberian kuasa yang berhak menerima kuasa adalah orang yang

memiliki kekuasaan untuk bersidang di Pengadilan misalnya: Penasihat

Hukum/Pengacara, yang mempunyai hubungan kekeluargaan (kuasa insidentil)

dengan melampirkan surat keterangan dari Kepala desa dan dibuat didepan Ketua

Pengadilan Negeri maupun yang tidak mempunyai hubungan kekeluargaan.

3. Pemeriksaan Perkara

Pemeriksaan telah mencakup pemeriksaan panggilan apakah pihak yang

berpekara telah dipanggil secara sah dan patut. Pembacaan gugatan perbaikan

gugatan sebelum terjadi jawab menjawab diberi kesempatan, jawab menjawab,

pengajuan bukti baik bukti surat maupun saksi-saksi.

4. Pembuktian Gugatan

Pembuktian berapa surat-surat diwajibkan surat tersebut diberi materai dan saat

dipersidangan diperlihatkan aslinya surat tersebut apabila yang diajukan berupa

fotokopi, apabila surat bukti berupa fotokopi yang diajukan asli surat tersebut

tidak dapat diperlihatkan maka kekuatan surat tersebut lemah sebagai bukti dan

dan tidak akan dipertimbangkan.

Bukti berupa saksi-saksi saat akan didengar keterangan baik saksi dari Penggugat

maupun Tergugat diharuskan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah,

apabila mempunyai hubungan sedarah dan salah satu pihak keberatan maka saksi

(33)

19

terabaikan. Sedangkan saksi yang tidak memiliki hubungan keluarga sedarah atau

3 (tiga) garis keturunan diwajibkan disumpah agar kekuatan keterangan mendapat

kekuatan sebagai nilai pembuktian.

5. Putusan Hakim

Putusan adalah akhir dari segala pemeriksaan yang dilakukan pada saat

persidangan dengan mengambil pertimbangan, atas pertimbangan tersebut akan

(34)

H. Kerangka Pikir

sedangkan WJY adalah sebagai penerima/pembeli Crude Palm Oil dengan suatu

perjanjian. Dengan demikian antara penggugat dengan Tergugat mempunyai

(35)

21

Wanprestasi dilakukan oleh WJY sebagai pembeli Crude Palm Oil sehingga

terjadi perselisihan dikarenakan pihak penerima/pembeli ingkar janji dengan cara

tidak lagi melakukan pembayaran terhadap Crude Palm Oil yang telah diterima

WJY dengan demikian WJY telah melakukan wanpresatsi. Akibat wanpertasi

tersebut HSN merasa keberatan sehingga HSN mengajukan Gugatan ke

Pengadilan Negeri Lubuk Pakam.

Gugatan tersebut diajukan ke Pengadilan Negeri Lubuk Pakam dengan Register

No. 147/Pdt.G/2009/PN.LP. Bahwa selanjutnya atas gugatan tersebut Hakim

menjatuhkan Putusan.

Putusan hakim didasarkan karena adanya alasan dan dasar Penggugat

mengajukan gugatan dan dasar Pertimbangan Hakim Dalam Putusan

No.147/Pdt.G/2009/PN.LP., dengan pemeriksaan , bukti-bukti berupa bukti surat

yang diajukan penggugat dan tergugat yaitu beberapa perjanjian yang disepakati

ditambah bukti saksi oleh HSN sebagai Penggugat. Selanjutnya atas putusan

(36)

III. METODE PENELITIAN

Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika

dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran, secara

sistematis, metodologis dan konsisten. Sistematis artinya menggunakan sistem

tertentu, metodologis artinya menggunakan metode atau cara tertentu dan

konsisten berarti tidak ada hal yang bertentangan dalam kerangka tertentu.1

Penelitian sangat diperlukan untuk memperoleh data yang akurat sehingga dapat

menjawab permasalahan sesuai dengan fakta atau data yang ada dan dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian normatif (normative law

research). Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang mengkaji

hukum tertulis dari berbagai aspek, yaitu aspek teori, sejarah, filosofi,

perbandingan, struktur dan komposisi, lingkup dan materi, kosnsistensi,

penjelasan umum dan pasal demi pasal, formalitas dan kekuatan mengikat suatu

undang-undang, serta bahasa hukum yang digunakan tetapi tidak mengkaji aspek

terapan atau implementasinya.2

1

Abdulkadir Muhammad. Hukum dan Penelitian Hukum. (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2004), Hlm: 2

2Idem.

(37)

23

Sebagai penelitian normatif maka penelitian ini akan mengkaji dan membahas

mengenai “ Analisis Putusan Hakim Tentang Penyelesaian Wanprestasi

Perjanjian Penjualan Crude Palm Oil.” (Studi Putusan Pengadilan Negeri

Lubuk Pakam No.147/Pdt-G/2009/PN.LP.-).

B. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian diskriptif. Penelitian

Hukum Deskriptif yaitu salah satu jenis penelitian hukum yang bertujuan

menyajikan gambaran secara lengkap mengenai keadaan hukum yang ada di suatu

tempat dan pada saat keadaan tertentu atau menggambarkan mekanisme suatu

fenomena yuridis atau peristiwa hukum tertentu yang terjadi, menyajikan

informasi dasar akan suatu hubungan hukum atau peristiwa hukum, menciptakan

kategori hukum dan mengklasifikasi subjek hukum dan menjelaskan seperangkat

tahapan atau proses hukum sebagai kelanjutan dari peristiwa hukum yang terjadi.

Berdasarkan penelitian hukum deskriptif tersebut maka penelitian ini bertujuan

untuk menggambarkan dengan jelas dan terperinci mengenai “ Analisis Putusan

Hakim Tentang Penyelesaian Wanprestasi Perjanjian Penjualan Crude Palm

Oil.”

C. Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah merupakan proses pemecahan atau penyelesaian masalah

melalui tahap-tahap yang telah ditentukan, sehingga mencapai tujuan penelitian.3

3Idem.

(38)

Sesuai dengan spesifikasi hukum tertulis yang menjadi fokus kajian hukum

normatif , maka dapat diidentifikasi pula pendekatan masalahnya. Apabila objek

kajian fokus pada substansi hukum, maka pendekatan yang sesuai adalah

pendekatan normatif analitis substansi hukum (approach of legal content

analysis). Jika menggunakan jenis ini, maka menurut Abdulkadir Muhammad, ada

tiga gradasi pendekatan normative analitis yang dapat digunakan, yaitu:4

1. Penjelajahan Hukum (legal exploration).

2. Tinjauan Hukum (legal review).

3. Analisis Hukum (legal analysis).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan normatif

analitis substansi hukum (approach of legal content analysis). Berdasarkan hal

tersebut, maka langkah yang dapat ditempuh yaitu dengan tinjauan hukum (legal

rivew) dan analisis hukum (legal analysis). Melalui pendekatan tersebut, berusaha

dipaparkan secara lengkap rinci dan jelas mengenai beberapa aspek yang diteliti

dalam peraturan perundang-undangan, dan dapat pula diketahui apa kelemahan

atau kekurangan mengenai Penyelesaian Gugatan Wanprestasi Perjanjian

Penjualan Crude Palm Oil.

D. Data dan Sumber Data

Berdasarkan jenis penilitian yang digunakan yaitu penelitian normatif, maka data

yang dibutuhkan adalah data sekunder5. Data sekunder adalah data yang berasal

dari bahan pustaka yang terdiri dari peraturan perundang-undangan, literatur dan

4Idem.

Hlm: 113

5Idem.

(39)

25

sumber data skunder lainya. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini

terdiri dari:

1. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mempunyai kekuatan

mengikat secara umum (berupa peraturan perundang-undangan) atau

mempunyai kekuatan mengikat bagi pihak-pihak yang berkepentingan

(berupa kontrak). Bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari:

a. Hukum Acara Perdata. Herziene Indonesische Reglement (HIR) adalah

Hukum Acara Perdata yang berlaku untuk daerah Pulau Jawa dan Madura,

dan Reglement Voor de Buitengewesten (RBg) adalah Hukum Acara

Perdata yang berlaku untuk daerah-daerah luar pulau Jawa dan Madura.

b. Burgerlijk Wetboek (Kitab Undang-undang Hukum Perdata) buku ke III

tentang perikatan dan buku ke IV tentang pembuktian dan daluarsa.

c. Wetboek van Koophandel (Kitab Undang-undang Dagang).

d. Undang-undang No.48 Tahun 2009 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

Kekuasaan Kehakiman.

e. Undang-undang No.3 Tahun 2009 adalah Undang-undang tentang

Mahkamah Agung.

f. Undang-undang No.37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang.

(40)

2. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan-bahan hukum yang memberikan

penjelasan tentang bahan hukum, makalah dan jurnal , putusan hakim yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti dalam tulisan.

3. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier adalah bahan-bahan hukum yang memberikan petunjuk

atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Bahan hukum

tersier yang digunakan dalam penelitian ini berupa Kamus Besar Bahasa

Indonesia.

E. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dan

studi dokumen. Studi pustaka adalah pengkajian informasi mengenai hukum yang

berasal dari perundang-undangan, yurisprudensi dan buku literatur hukum atau

bahan hukum tertulis lainya. Studi dokumen adalah pengkajian informasi meliputi

dokumen hukum yang tidak dipublikasikan melalui perpustakaan umum yakni

berupa putusan.

F. Metode Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul kemudian diolah. Pengolahan data umumnya

dilakukan dengan 4 (empat) cara, yaitu:6

1. Pemeriksaan data (editing), yaitu mengoreksi apakah data yang terkumpul

sudah cukup lengkap, sudah benar dan sudah sesuai/relevan dengan masalah.

6Idem

(41)

27

2. Penandaan data (cooding) yaitu memberi catatan atau tanda yang menyatakan

jenis sumber data (buku literatur, perundang-undangan, atau dokumen),

pemegang hak cipta (nama penulis, tahun penerbitan), atau urutan rumusan

masalah.

3. Rekonstruksi data (reconstructing), yaitu menyusun ulang data secara teratur,

berurutan, logis sehingga mudah dipahami dan diinterprestasikan.

4. Sistematisasi data (sistematizing), yaitu menempatkan data menurut kerangka

sistematika bahasan berdasarkan urutan masalah.

G. Analisis Data

Setelah data diolah dan disusun maka akan dilakukan analisis data secara

kualitatif, artinya dengan cara menyajikan dan menguraikan data dalam bentuk

kalimat secara rinci dan sistematis. Kemudian dilakukan interpretasi data dengan

menguraikan data yang telah tersusun sehingga memperoleh gambaran yang jelas

mengenai permasalahan yang dibahas serta memudahkan dilakukan pembahasan

dan diambil kesimpulan sebagai jawaban permasalahan. Penelitian ini

menggunakan analisis kualitatif . Analisis kualitatif artinya menguraikan data

secara bermutu dalam kalimat yang teratur, runtun, tidak tumpang tindih, dan

efektif sehingga memudahkan pembahasan dan pemahaman serta interprestasi

data. Komprehensif artinya pembahasan data secara mendalam dari berbagai

aspek sesuai dengan lingkup penelitian. Lengkap artinya tidak ada bagian yang

terlupakan, semuanya sudah masuk dalam pembahasan. Lalu dilakukan

pembahasan dan diambil kesimpulan sebagai jawaban permasalahan secara

(42)

V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan tentang analisis putusan

hakim tentang penyelesaian wanprestasi perjanjian penjualan crude palm oil maka

dapat disimpulkan:

1. Alasan dan dasar hukum pengajuan gugatan oleh penggugat, antara lain karena

adanya hubungan dagang antara HSN dan WJY dalam purche contract

(perjanjian) jual beli crude palm oil. Sejak awal 2009 WJY mulai wanprestasi,

setelah beberapa kali di tegur HSN baik lisan maupun tertulis namun WJY

tetap tidak dapat memenuhi prestasinya. Akhirnya HSN menggugat WJY ke

Pengadilan Negeri Lubuk Pakam dengan nomor gugatan No.

147/Pdt.G/2009/PN.LP.

2. Adapun dasar pertimbangan hakim dalam putusan adalah benar adanya

purchase contract (perjanjian) jual beli crude palm oil antara HSN dengan

WJY, WJY selaku pembeli mengakui (pengakuan sebagai alat bukti yang

sempurna) wanprestasi hingga senilai Rp. 26.811.559.225,- (dua puluh enam

miliar delapan ratus sebelas juta lima ratus lima puluh Sembilan ribu dua ratus

dua puluh lima rupiah) dengan alasan ketidak sanggupan membayar atau pailit

(43)

49

3. Akibat Hukum Putusan hakim tersebut adalah putusan ini mengikat kepada

kedua belah pihak yang berperkara, dimana putusan ini mempunyai kekuatan

(44)

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Abdulkadir Muhammad. 2000. Hukum Perdata Indonesia. Cetakan Ke-III.

Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Abdulkadir Muhammad. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: PT.

Citra Aditya Bakti.

Abdulkadir Muhammad. 2012. Hukum Acara Perdata Indonesia. Bandung:

PT Citra Aditya Bakti.

Marsh. S. B and J. Soulsby. 2013. Hukum Perjanjian. Terjemahan Abdulkadir

Muhammad. PT. Alumni. Bandung.

M. Yahya Harahap. 2009. Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan,

Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan, Jakarta: Sinar

Grafika.

Darwan Prisnt. 1992. Strategi Menyusun dan Menangani Gugatan Perdata.

Bandung. PT. Citra Aditya Bakti. Hlm:2

R. Subekti. 1996. Hukum Perjanjian. Jakarta: PT. Intermessa.

R. Subekti dan R. Tjitrosudibio. 2006. Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

Cetakan ke-37. Jakarta: Pradnya Paramita.

Rosa Agustina dkk. 2012. Hukum Pirikatan (law of obligations). Denpasar.

(45)

Setiawan. 1999. Pokok-pokok Hukum Perikatan. Cetakan ke- VI. Bandung.

Putra A Bardin.

Sudikno Mertokusumo. 1990. Mengenal Hukum. Yogyakarta: Liberty.

Wahyu Sasongko, 2010 Dasar-dasar ilmu hukum. Bandar Lampung:

Universitas Lampung

Wiryono Prodjodikoro. 1979. Asas-asas Hukum Perjanjian. Cetakan Ke-VIII.

Bandung: Bale.

B. Perundang-undangan

Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang.

Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Kitab Undang-undang Hukum Acara Perdata

Kitab Undang-undang Hukum Dagang

Het Herziene Indonesisch Reglement

Rechtsreglement voor de Buitengewesten

C. Lain-Lain

http://arlandhany.wordpress.com/category/belajarhukum/hukum-acara-perdata/

http://edwinnotaris.blogspot.com/2013/09/pengertian-dan-tujuan-sita-jaminan.html

http://www.hukumkepailitan.com/

Referensi

Dokumen terkait

Lembaga penyedia jasa pelayanan penyelesaian sengketa lingkungan hidup, yang selanjutnya disebut lembaga penyedia jasa, adalah lembaga yang bersifat bebas dan tidak

Jumpstart Coalition for Personal Financial Literacy (2005) conducted a survey on the financial literacy of high school students in the United States about the

Walaupun dalam rohnya, manusia menyadari adanya Allah, tetapi tanpa pertolongan informasi dari luar dirinya sendiri, ia tidak akan mampu memahami secara akali

Sesuai Renstra Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dan Penataan Ruang Kabupaten Karangasem tahun 2016-2021, kebijakan program bidang keciptakaryaan meliputi:

Apabila kita mendapat tunai yang lebih, kita dapat membeli hartanah yang baru, bukan hanya fikir untuk mengurangkan baki pinjaman atau memendekkan tempoh pinjaman tetapi

Zimmerer (dalam Saiman, 2009) merumuskan manfaat berwirausaha adalah sebagai berikut; 1) memberikan peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri. Memiliki usaha

Keberagaman budaya itu merupakan kekayaan bangsa dan dapat kita lihat pada model Keberagaman budaya itu merupakan kekayaan bangsa dan dapat kita lihat pada

pembuatan kebun benih +pm +pm +pm +pm +pm - Terlaksananya bimbingan dan pengawasan a.. 40,000 piringan dan pemangkasan pembersihan piringan pemangkasan, Rayon III Rp.