TUGAS AKHIR
PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP PADA
PT. ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYA CABANG BINJAI
Oleh:
UMI ANISYAH 062102044
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Segala Puji Peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat, rahmat
dan hidayahNYA sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Shalawat
beriring salam peneliti hanturkan kepada baginda Rasulullah Saw, penerang jalan
umatnnya.
Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Amd Ekonomi pada jurusan akuntansi fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Pelaksanaan penelitian dan penyusunan tugas akhir ini bukan semata-mata
kemampuan sendiri dari peneliti, karena peneliti menemukan beberapa hambatan
dalam pelaksanaannya, namun berkat adanya dorongan serta bantuan moril dari
pihak lain sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan. Karenanya dalam kesempatan
ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang sebesarnya kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc selaku dekan FE beserta Stafnya.
2. Bapak Hasan Sakti Siregar, SE, MSi selaku ketua program studi
D-III Akuntansi.
3. Bapak Iskandar Muda, SE, MSi selaku dosen pembimbing tugas akhir.
4. Teristimewa buat kedua orang tua ku tercinta yakni Ayahanda Alm. H. Abdul
Sitompul dan Ibunda Hj. Seriati Siregar yang mungkin tidak terhitung dan
5. Pimpinan dan para staf karyawan Perusahaan Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
cabang binjai, atas segala bantuan dalam pengumpulan data dan segala
dukungan dan perhatianya.
Akhir kata peneliti memohon kepada Allah SWT, semoga kebaikan dan
bantuan yang diberikan kepada peneliti dapat dibalas kebaikan yang berlipat ganda
dari Allah SWT. Semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Amin.
Medan, 08 Juni 2009 Peneliti
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR TABEL ... iv
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3
D. Sistematika Penelitian ... 4
1. Jadwal Penelitian ... 4
2. Laporan Penelitian ... 4
BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 6
A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 6
B. Struktur Organisasi ... 8
C. Job Description ... 9
D. Kinerja Usaha Terkini... 14
E. Rencana Kegiatan ... 15
BAB III TOPIK PENELITIAN... 16
A. Pengertian dan Jenis-Jenis Aktiva Tetap ... 16
1. Pengertian Aktiva Tetap ... 16
B. Cara Perolehan Aktiva Tetap dan
Metode Penyusutan Aktiva Tetap ... 22
1. Cara Perolehan Aktiva Tetap ... 22
2. Metode Penyusutan Aktiva Tetap ... 28
a. Metode Alokasi ... 28
b. Metode Garis Lurus ... 29
c. Metode Jumlah Angka Tahun ... 30
d. Metode Saldo Menurun... 31
C. Manual Prosedur Penyusutan Aktiva Tetap... 31
D. Pengantian Aktiva Tetap... 32
E. Penggunaan Aktiva Tetap ... 33
F. Manual Prosedur Pemrosesan Aktiva Tetap ... 33
G. Pengertian Pengendalian Intern dan Tujuannya... 34
H. Pengawasan Intern Aktiva Tetap ... 34
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 39
A. Kesimpulan ... 39
B. Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
1. Tabel Jadwal Survei/Observasi ... 4
2. Contoh Metode Jumlah Angka Tahun ... 30
3. Contoh Metode Saldo Menurun ... 31
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan, baik perusahaan industri, jasa maupun perusahaan dagang
tentu memiliki aktiva tetap. Aktiva tetap adalah harta berwujud yang diperoleh dalam
bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam
operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal
perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Namun jenis aktiva
tetap yang dimiliki setiap perusahaan mungkin berbeda satu sama lainnya seperti
perusahaan jasa berbeda dengan perusahaan lainnya, namun yang jelas
masing-masing perusahaan mempunyai aktiva tetapnya masing-masing-masing-masing. Harta tetap terdiri
dari peralatan, kendaraan, gedung, tanah dan mesin.
Peranan aktiva tetap ini sangat besar dalam perusahaan baik ditinjau dari segi
fungsinya, jumlah dana yang diinvestasikan, pengolahanya yang melibatkan banyak
orang, dan pembuatanya yang sering dalam jangka panjang, maupun dari segi
pengawasanya yang sangat rumit.
Harta tetap terdiri dari peralatan, kendaraan, gedung, tanah dan mesin.
Perusahaan dapat memperoleh aktiva tetapnya dengan berbagai cara misalnya :
pembelian tunai, pembelian cicilan, hadiah, tukar tambah, leasing, dibuat sendiri dan
sebagainya. Perusahaan menempatkan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki atau
dikuasai dalam bentuk berbagai macam aktiva tetap dengan tujuan pokok untuk
digunakan dalam proses produksi atau pengadaan dalam distribusi barang atau jasa.
jumlah dana yang relatif besar, oleh karena itu perlu dibuat suatu penilaian khusus
dari sudut akuntansi. Untuk menginvestasikan dana dalam bentuk aktiva tetap,
perusahaan harus terlebih dahulu memiliki pertimbangan dan perencanaan yang baik,
karena pengembalian dana yang telah diinvestasikan tersebut membutuhkan jangka
waktu yang cukup lama.
Pengawasan atas aktiva tetap harus selalu diperhatikan oleh perusahaan,
sebab jika terdapat kesalahan pengelolaan aktiva karena kurangnya perhatian dari
perusahaan akan membawa pengaruh pada kegiatan ekonomi dan juga merugikan
perusahaan. Sebaliknya, apabila pengawasan terhadap aktiva tetap dilaksanakan
dengan baik akan memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan. Kebenaran
aktiva tetap harus dipertangung jawabkan, dipergunakan secara wajar, diasuransikan
secukupnya dan ditangani dengan cara yang baik sebagaimana yang telah ditetapkan
oleh manajemen dan diawasi oleh pengawas perusahaan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi perumusan
masalah adalah “ Apakah pengawasan intern aktiva tetap yang diterapkan oleh
PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya telah dilaksanakan dengan baik secara efisien dan
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai, tanpa adanya tujuan yang
jelas akan mengakibatkan suatu kegiatan yang kurang terarah. Sesuai dengan
penjelasan diatas yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
pada program Diploma III.
2. Untuk memahami lebih jauh lagi tentang teori yang didapat dalam
perkuliahan dengan melihat penerapanya yang dilaksanakan oleh
PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya.
3. Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai cara efektif
dalam pengawasan aktiva tetap.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara perusahaan dalam memperoleh aktiva
tetapnya.
5. Untuk mengetahui metode penyusutan yang digunakan oleh perusahaan.
b. Manfaat Penelitian
Adapun yang diharapkan dapat menjadi manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis
Dapat memperdalam wawasan penulis mengenai pengawasan intern
aktiva tetap guna membantu perusahaan dalam mengurangi kecurangan
2. Bagi perusahaan
Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi perusahaan, untuk
melihat sejauh mana penerapan yang telah dilakukan dalam pengawasan
intern aktiva tetap.
3. Bagi pembaca
Sebagai informasi perbandingan di dalam penelitian dimasa yang akan
datang.
D. Rencana Penulisan
1. Jadwal Survei/Observasi
Penelitian dilakukan dari bulan Maret sampai bulan Juni 2009 di PT.
Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya cabang Binjai.
Jadwal survei/observasi ditunjukkan pada tabel dibawah ini :
Tabel Jadwal Survei/Observasi
Maret April Mei Juni No kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan
2 Riset
3 Pengerjaan tugas akhir 4 Bimbingan tugas akhir 5 Tugas akhir
2. Rencana Isi
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan bab yang menguraikan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
Pada bab ini berisikan sejarah ringkas perusahaan, struktur organisasi,
job description, kinerja usaha terkini dan rencana kegiatan dari
perusahaan.
BAB III TOPIK PENELITIAN
Pada bab ini berisikan teori yang menjelaskan tentang pengertian
aktiva tetap dan jenis-jenisnya, cara perolehan aktiva tetap dan
metode penyusutannya, penggantian aktiva tetap, penggunaan aktiva
tetap, pengertian pengendalian intern dan tujuannya, pengawasan
intern aktiva tetap dan pengawasan intern aktiva tetap yang dilakukan
oleh PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya cabang Binjai.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup berisi kesimpulan berdasarkan uraian
terdahulu dan saran guna meningkatkan pengawasan intern aktiva
tetap pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya cabang Binjai dalam
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya berdiri atas gagasan K.M Sinaga pada
tahun 1957 ketika dia masih bekerja pada Asuransi Jiwa Bumi Putera 1912 di
Jakarta. Gagasan ini semakin berkembang alagi dia berkunjung ke Australia tahun
1960. Disana beliau mengikuti latihan kerja selama 6 bulan pada salah satu
perusahaan asuransi bernama Temperance and Gneral Mutual life Society. Salah satu
yang dapat dilihat, diilhami dan di pelajarinya di Negara kanguru itu adalah
perusahaan asuransi jiwa itu memiliki peranan yang besar dalam kehidupan manusia
karena dapat menghasilkan dana dan sekaligus merupakan manifestasi dari gotong
royong.
Pada tahun 1963 K.M Sinaga kembali ke tanah air dan sekaligus melanjutkan
pekerjaanya pada Asuransi Jiwa Bumi Putera 1912. Di saat melaksanakan
pekerjaanya, beliau selalu mengalami banyak permasalahan, untuk itu beliau
meminta saran kepada atasanya yaitu Notohamiprojo (presiden direktur Asuransi
Jiwa Bumi Putera 1912/non aktif), yang pada saat itu menjabat sebagai menteri
keuangan Indonesia. Pertemuan itu berlangsung dengan suasan yang baik dan
gagasan yang dikemukakan oleh K.M Sinaga untuk mendirikan asuransi jiwa
dihargai dengan baik.
Pada tahun 1965, K.M Sinaga diberhentikan dengan hormat dari Asuransi
Jiwa Bumi Putera 1912 tanpa penghargaan, walaupun sebelumnya dia telah
memajukan perusahaan. Namun demikian keadaan tersebut menimbulkan semangat
dan dorongan untuk mendirikan perusahaan asuransi jiwa.
Kelima pendiri Bumi Asih Jaya adalah K.M Sinaga, Djasarlim Sinaga, SH,
Simatupang (Alm), Dr. H Sinaga (Alm). Nama bumi diambil dari Asuransi Jiwa
Bumi Putera 1912 dimana K.M Sinaga bekerja dulu, sedangkan Asih berasal dari
kata asih, sedangkan Jaya berasal dari kata Jayakarta. Pertama kali beroperasi Bumi
Asih Jaya di Jl. Solo No. 4, Jakarta Pusat.
Pada bulan agustus 1967 dibuat surat permohonan izin untuk mendirikan
asuransi yang secara resmi diajukan kepada departemen kehakiman dengan
melampirkan akte notaris dan draf aktuaris. Dan akhirnya izin resmi untuk
mendirikan PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya itu diterima pada bulan agustus 1967.
Pada saat Bumi Asih Jaya berdiri, kondisi perekonomian Indonesia dilanda inflasi
yang sangat tinggi, maka kepercayaan masyarakat terhadap asuransi hilang. Untuk
mengembangkan kepercayaan terhadap asuransi, Bumi Asih Jaya mencoba
memasarkan polis dalam dolar Amerika setelah memperoleh izin dari biro lalu lintas
devisa Bank Indonesia. Dengan demikian Bumi Asih Jaya adalah perusahaan
asuransi jiwa yang pertama menjadi polis dalam mata uang dolar.
Memasuki dekade ke lima, Bumi Asih Jaya memiliki jaringan pemasaran
yang luas dan tersebar di seluruh Indonesia. Dengan dukungan 274 kantor
pemasaran, 35 kantor pemasaran askol dan 24 kantor pemasaran agency. Bumi Asih
Jaya memiliki lebih dari 6000 orang tenaga kerja yang professional. Untuk
memenuhi cita-cita. Sebagai perusahaan multinasional Bumi Asih Jaya
mengembangkan usahanya dengan mendirikan beberapa anak perusahaan yang
Kegiatan bisnis anak perusahaan Bumi Asih Jaya juga telah merambah ke
seluruh Indonesia. Untuk memperluas jaringan bisnisnya di luar negeri, dukungan
internasional sangat dibutuhkan. Untuk itu Bumi Asih Jaya menjalin hubungan
kerjasama dengan beberapa perusahaan asuransi dan reasuransi asing seperti
Gibraltar life (Jepang) dan Munich Re (Jerman). Selain itu Bumi Asih Jaya juga
terdaftar sebagai anggota organisasi internasional seperti LIMRA, FALIA, MIA,
dan IIC.
B. Stuktur Organisasi
Setiap perusahaan hendaknya memiliki rencana strategi yang
mengidentifikasi arah bisnis dimasa yang akan datang. Tanggung jawab para manajer
harus diatur agar dapat mencapai rencana strategis. Setiap perusahaan membentuk
stuktur organisasi di dalam perusahaan yang menidentifikasi tangung jawab setiap
posisi pekerjaan dan hubungan antara posisi-posisi itu. Struktur organisasi juga
mengidentifikasi bagaimana semua tanggung jawab pekerjaan saling melengkapi.
Struktur organisasi berdampak pada efesiensi dimana suatu perusahaan
menghasilkan produknya dan oleh karena itu berdampak pada nilai perusahaan.
Struktur organisasi menjelaskan pembagian aktivitas kerja, serta
memperhatikan hubungan fungsi dan aktivitas sampai batas-batas tertentu. Selain itu,
struktur organisasi memperlihatkan tingkat spesialisasi aktiva tesebut. Struktur
organisasi juga menjelaskan hirarki dan susunan kewenangan, serta hubungan
pelaporan. Dengan adanya struktur organisasi, maka stabilitas dan komunitas
Ada empat elemen dalam struktur, yaitu spesialisasi aktivitas, stantarisasi
aktivitas, koordinasi aktivitas dan besar unit kerja. Struktur organisasi sangat
kompleks untuk dijelaskan secara lisan. Karena itu perlu dibuat bagan organisasi
yang menggambarkan fungsi-fungsi, departemen-departemen atau posisi tersebut.
Para manajer hendaknya mengatur organisasi dan sub unitnya agar sejalan
dengan tujuan perusahaan, kemampuan sumber daya yang dimiliki, serta kondisi
lingkungan organisasi internal dan eksternal. Ada beberapa factor utama yang perlu
diperhatikan dalam menentukan struktur organisasi, yaitu strategi dan struktur
organisasi, tekhnologi sebagai penentu struktur, manusia sebagai penentu struktur
serta ukuran dan struktur.
Struktur organisasi setiap perusahaan berbeda antara satu perusahaan dengan
perusahaan yang lainnya. Hal ini karena kebutuhan dari kondisi atau type setiap
perusahaan berbeda-beda. Oleh karena itu jenis struktur organisasi yang dipakai
harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Dalam hal ini PT. Asuransi Jiwa
Bumi Asih Jaya cabang Binjai mengunakan struktur organisasi berbentuk organisasi
line (Line Organization) dimana tanggung jawabnya berada dalam satu garis yang
merupakan ciri dari organisasi line.
C. Job Discription
1 Distrik Manager
Mempunyai tugas :
a. Memimpin pertemmuan pagi setiap pagi
b. Memonitor kehadiran Unit Manager (UM), pemasar dan KTUD beserta
c. Memeriksa dan menandatangani LKH
d. Menjawab surat-surat masuk
e. Mengusulkan promosi dan degradasi
f. Melaporkan produktifitas pemasar dan aktivitas keuangan kepada Branch
Manager
2 Unit Manager
Mempunyai tugas :
a. Melakukan rekrultig setiap pagi
b. Melakukan pelatihan AS, AG, dan AMO di lapangan baik dengan job
samplingdanjob trainingsecara bergantian setiap hari
c. Memimpin pertemuan pagi di unit sektor setiap hari
d. Memelihara dan melayani polis-polis dalam unit sektor supaya tetap
inforce
e. Membuat dan melaporkan aktivitas unit sector kepada kepala pemasaran
distrik atau Distrik Manager setiap minggu
f. Mengikuti pertemuan rutin dan non rutin di kantor pemasaran cabang
g. Mengikuti (PMS) Pembinaan Mental Spritual setiap hari senin dan sabtu
h. Memelihara dengan baik biaya-biaya yang merupakan inventaris
perusahaan
i. Menaati peraturan tata tertib yang berlaku di perusahaan
j. Menjaga nama baik pihak pertama pada khususnya dan dalam dunia
3 Agen Senior (AG), Agen Senior (AS), dan AMO
Mempunyai tugas :
a. Mengikuti pertemuan pagi di unit setiap pagi
b. Memelihara dan melayani polis-polis tutupan pribadi atau substitusi
supaya tetap inforce
c. Membuat dan melaporkan aktivitas kepada unit manager setiap hari kerja
d. Mengikuti PMS setiap hari senin dan sabtu
e. Memelihara dengan baik barang-barang yang merupakan inventaris
perusahaan
f. Mentaati peraturan tata tertib yang berlaku di perusahaan
g. Menjaga nama baik pihak pertama pada khususnya dan dunia
perasuransian pada umumnya
4 Kepala Tata Usaha Distrik
Mempunyai tugas :
a. Mengawasi dan mempertanggung jawabkan pencapaian target PL
b. Mengelola portofolio polis
c. Penyerahan polis baru
d. Membuat dan memeriksa LKH, RC, Bank/Giro Pos
e. Menghitung dan menyetor pajak penghasilan (PPh Psl.21,23,dan 29)
f. Memprose administrasi klaim dan pinjaman polis
g. Mengentri SP atas produksi baru
h. Membuat daftar penerimaan bonus semester dan tahunan
j. Membuat laporan-laporan distrik
k. Pengadaan dan pemeliharaan barang-barang inventaris kantor distrik
l. Penegakan disiplin karyawan distrik
m. Melakukan tugas lain yang diberikan atasan
n. Pengembangan diri
5 Tata Usaha Penagihan
Mempunyai tugas :
a. Menerima blangko kwitansi dari KP dan mencetak kwitansi PL
phisik/giro
b. Memeriksa setoran CS dan menerima kwitansi yang belum tertagih
c. Penyamaan data status bayar polis bermasalah
d. Mencetak dan meneliti daftar polis
e. Menatausahai administrasi pinjaman polis
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
g. Pengembangan pribadi
6 Kasir
Mempunyai tugas :
a. Menerima setoran uang premi pertama dan premi lanjutan
b. Mencatat bukti penerimaan dan bukti pengeluaran
c. Mencetak/membuat lembar kas harian
d. Membuat rekonsiliasi bank
7 Customer Service
Mempunyai tugas :
a. Menatausahai administrasi penagihan premi lanjutan (PL)
b. Melakukan pelayanan penagihan PL
c. Melakukan pelayanan penagihan pinjaman dan bunga pinjaman polis
d. Menyerahkan polis-polis baru kepada nasabah
e. Melakukan after sales service
f. Mengikuti pertemuan pagi setiap hari
g. Mengikuti pembinaan mental spiritual
h. Melakukan tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan
i. Meningkatkan pengembangan diri
8 Office Boy
Mempunyai tugas :
a. Membuka dan menutup pintu kantor
b. Membersihkan/merapikan ruangan dan lingkungan kantor
c. Mempersiapkan minuman karyawan di kantor
d. Memelihara keamanan kantor dan lingkungan
e. Melaksanakan tugas lain sesuai yang diberikan atasan
D. Kinerja Usaha Terkini
1. Jaringan Distribusi
Untuk mempercepat pelayanan kepada pemegang polis di daerah
masing-masing, sampai akhir tahun 2008 perusahaan memiliki jaringan kantor pemasaran
yang tersebar diseluruh Indonesia sebanyak 274 kantor terdiri dari 12 Kapem cabang,
137 Kapem Distrik, dan 125 Kapem Sektor.
2. Sumber Daya Manusia
Kunci utama dalam memberikan pelayanan terbaik adalah SDM yang
berkualitas. Menyadari pentingnya hal tersebut, perusahaan secara
berkesinambungan meningkatkan kualitas SDMnya melalui pendidikan formal dan
nformal, seminar, pelatihan, workshop dan ujian-ujian gelar profesi. Hasilnya terlihat
bahwa pada tahun 2008 jumlah karyawan dinas dalam yang tercatat memiliki gelar
sarjana S1 sebanyak 206 orang dan S2 sebanyak 10 orang. Sedangkan yang memiliki
gelar profesi asuransi juga semakin meningkat yaitu 2 orang AAIJ, 67 orang AAAIJ,
2 orang FSAI, dan 4 orang ASAI.
3. Hasil Usaha
a. Produksi Baru
Realisasi pencapaian produksi tahun 2008 sebesar 32.293 polis terdiri dari
28.353 polis asper dan 3.940 polis induk askol dengan 428.438 peserta.
b. Pertanggungan Aktif
Pertanggungan aktif atau portofolio asper dan askol tahun 2008 tercatat
sebesar 928.290 polis/peserta dengan jumlah uang pertanggungan
E. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan merupakan rencana kegiatan perusahaan dimasa yang akan
datang dan yang menjadi rencana kegiatan PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
cabang Binjai adalah meningkatkan mutu perusahaan agar lebih baik lagi yaitu
dengan menjadikan perusahaan mereka perusahaan asuransi jiwa yang terkemuka
dan terbaik di Indonesia dengan menerapkan sistem manajemen mutu pada semua
kegiatan perusahaan untuk kepuasan pemegang polis.
PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya cabang Binjai Juga ingin memperluas atau
ingin menambah anak perusahaan agar perusahaan mereka dapat berkembang luas
dan menjadi perusahaan terbesar di Indonesia yang bergerak dibidang perasuransian.
Dan juga mereka mengharapkan laba perusahaan yang meningkat dari tahun
sebelumnya sehingga perusahaan dapat berjalan terus tanpa mengalami kendala yang
serius, yaitu dengan cara memberikan pelayanan yang lebih bagus lagi kepada para
pemegang polis dan juga mereka membuat dan mengeluarkan produk-produk baru
yang lebih menarik minat para masyarakat agar mau bergabung dengan perusahaan
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Jenis-Jenis aktiva Tetap
1. Pengertian Aktiva Tetap
Sebelum penulis membahas lebih lanjut pengertian dan jenis-jenis aktiva
tetap, maka penulis akan menjelaskan pengertian aktiva tetap itu sendiri. Aktiva tetap
adalah merupakan kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat
ekonomis lebih dari satu tahun, yang dimiliki oleh perusahaan dan diperoleh
perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan.
Selanjutnya penulis mengutip definisi aktiva tetap menurut ahli akuntansi
sebagai berikut :
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2001 : 5)
“ Aktiva tetap adalah aktiva tetap berwujud yang diperoleh dengan
membangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan
mempunyai manfaat lebih dari satu tahun”.
Dengan demikian, aktiva tetap harus mempunyai syarat :
a. Dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan
b. Mempunyai bentuk fisik
c. Memberikan manfaat dimasa yang akan datang
d. Dipakai atau digunakan secara aktif di dalam kegiatan normal perusahaan
Aktiva tetap dapat dibedakan dari aktiva-aktiva lainya berdasarkan
karakteristik-karakteristik berikut :
1. aktiva tetap diperoleh untuk dipakai dalam kegiatan-kegiatan usaha. Nilai
aktiva berasal dari jasa yang diberikanya, bukan dari potensinya untuk
dijual kembali.
2. aktiva tetap menyediakan manfaat selama beberapa periode akuntansi.
Menurut prinsip pengaitan, biaya perolehan dari suatu sumber daya yang
memberikan potensi jasa haruslah dikaitkan dengan beban untuk
menghasilkan jasa tersebut.
Sedangkan Harahap ( 2002 : 20) mendefinisikan aktiva tetap berikut ini :
“ Aktiva tetap adalah aktiva tetap yang menjadi hak milik perusahaan dan
dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan meghasilkan barang dan
jasa perusahaan”.
2. Jenis-Jenis Aktiva Tetap
Aktiva tetap dapat dikelompokkan dalam beberapa segi, yaitu :
a) Substansi
Substansi yaitu aktiva tetap yang dapat digantikan dengan sejenisnya.
Aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1) Tangible Fixed Asset(Aktiva Berwujud)
Contonya : lahan, mesin, gedung, peralatan, dan lainnya.
2) Intangible Fixed Asset(Aktiva Tidak Berwujud)
b) Umur
Pengkategorian aktiva tetap dari segi ini berguna untuk mengetahui perlu
tidaknya dilakukan penyusutan terhadap harga perolehan, mengingat aktiva tetap
memiliki masa manfaat yang berbeda-beda. Berdasarkan umurnya aktiva tetap terdiri
dari :
1) Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti : tanah.
2) Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis
masa penggunaanya bisa digantikan dengan aktiva sejenis.
Misalnya : bangunan, mesin, alat-alat, mebel, dan kendaraan.
3) Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis
masa penggunaanya tidak dapat diganti dengan aktiva lain
yang sejenis.
Contohnya : sumber-sumber alam sepeti tambang dan hutan.
c) Disusutkan atau Tidak
Pengkategorian aktiva dari segi disusutkan atau tidak biasanya dicirikan
dengan atau tidakpenurunan nilai aktiva tersebut. Penyusutan terhadapharga
perolehan dilakukan apabila aktiva tetap mengalami penurunan nilai selama masa
manfaatnya. Adapun pembagian aktiva tetap dari segi ini adalah sebagai berikut :
1) Depreciated Plant Assets(Aktiva Tetap yang Disusutkan)
Contohnya : bangunan, peralatan, mesin, inventaris, jalan, dan sebagainya.
2) Underpreciated Plant Assets (Aktiva Tetap yang Tidak Disusutkan)
d) Jenisnya
a) Tanah
Tanah yaitu bidang terhampar baik yang merupakan tempat berdirinya suatu
lahan yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan yang diatasnya
didirikan bangunan, pencatatannya harus dipisahkan dari lahan itu sendiri khususnya
bangunan yang dianggap sebagai bagian dari lahan tersebut atau yang dapat
meningkatkan nilai gunanya dapat digolongkan kedalam nilai lahan.
Untuk memperoleh tanah tersebut, perusahaan harus mengeluarkan biaya
akuisisi aktiva tetap, yang meliputi :
1) Harga beli
2) Ijin dari pemerintah
3) Komisi pialang
4) Fee nama baik
5) Biaya survey
2. Bangunan/Gedung
Bangunan atau gedung adalah segala bangunan yang dimiliki perusahaan baik
berupa gedung, kantor, gudang, pabrik, perumahan, dan bangunan-bangunan lain.
Pencatatannya harus terpisah dari lahan yang menjadi lokasi bangunan tersebut.
a) Fee arsitek
b) Biaya asuransi
c) Ijin dari pemerintah
d) Bea balik nama
Gedung ini mempunyai beberapa fungsi yaitu :
a) Dipakai untuk membangun kantor
b) Dipakai untuk tempat penyimpanan atau gudang
3. Mesin
Mesin merupakan peralatan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan
perusahaan. Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin
yang bersangkutan. Adapun biaya yang ditanggung perusahaan untuk memperoleh
mesin tersebut adalah :
a) Pengujian sebelum digunakan
b) Sewa mesin
4. Kendaraan
Kendaraan merupakan semua jenis transportasi yang digunakan dalam proses
pengangkutan, meliputi mobil, truk, sepeda motor, dan angkutan lain yang digunakan
dalam kegiatan operasional perusahaan
5. Peralatan
Biaya akuisisi untuk memperolehnya antara lain :
a) Reparasi pembelian (peralatan bekas)
b) Penyesuaian pembelian (peralatan bekas)
6. Inventaris Kantor
Inventaris kantor yaitu alat-alat yang dipakai sebagai pendukung kegiatan dan
kelancaran proses operasional suatu perusahaan, inventaris kantor dapat berupa :
a) Mesin tik
b) Komputer
c) Perabot kantor
d) Meja tulis
e) Telepon
PT. ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYA CABANG BINJAI
mengkategorikan jenis aktiva tetapnya kedalam tiga kategori yang masing-masing
masa manfaatnya telah ditetapkan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan,
yaitu :
1. Tanah
2. Bangunan
3. Inventaris Kantor, dibagi atas :
a. Komputer
b. Mesin kantor
Sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
diatas terkait ciri-ciri aktiva tetap, maka seluruh kategori aktiva tetap yang ada di PT.
Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya cabang Binjai telah disesuaikan dengan Standar
Akuntansi Keuangan dimana aktiva tetap yang ada memiliki ciri-ciri sesuai dengan
yang dimaksudkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yaitu berwujud, dimiliki oleh
perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.
B. Cara Perolehan Aktiva Tetap dan Metode Penyusutan Aktiva Tetap
1. Cara Perolehan Aktiva Tetap
Setiap akktiva tetap mempunyai harga perolehan yang meliputi seluruh
jumlah biaya yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk memperoleh aktiva
tersebut. Biaya perolehan dicatat sebesar harga perolehannya yaitu harga beli aktiva
tetao tersebut ditambah biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut dapat
digunakan oleh perusahaan.
Dalam menjalankan aktivitasnya suatu perusahaan dapat memperoleh aktiva
tetap dengan beberapa cara, antara lain :
1. Pembelian Tunai
Pembelian tunai adalah pembelian aktiva yang pembayarannya tidak
memerlukan tenggat waktu yang lama dari saat pembeliannya. Dalam pembelian
tunai ini aktiva dicatat sebesar uang kas yang dibayarkan dan meliputi harga beli dan
semua biaya yang berhubungan dengan pemilikan itu.
Apabila dalam pembelian tunai diperoleh potongan maka potongan tersebut,
akan diperkurangkan dari harga beli aktiva dengan demikian akan mengurangi harga
semua biaya untuk memperoleh aktiva tersebut termasuk apabila perusahaan harus
mengeluarkan biaya untuk memperbaiki keadaan aktiva yang rusak agar menjadi
baik kembali.
Bila beberapa aktiva tetap dibeli secara bersama-sama dengan harga tunggal,
maka perusahaan akan mengalami masalah, masalahnya ialah apabila aktiva yang
dibeli secara bersama tersebut umur atau masa pakainya berbeda-beda. Maka
masing-masing nilai aktiva harus dipisahkan.
Iakatan Akuntansi Indonesia, (2004; 16.6) menyatakan :
“ Harga perolehan dari masing-masing aktiva tetap yang diperoleh secara
gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut
berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aktiva tetap
bersangkutan”.
Jurnal dalam pencatatan pembelian tunai adalah :
Aktiva tetap xxx
Kas xxx
2. Pembelian Kredit
Pembelian kredit adalah pembelian aktiva tetap yang pembayarannya tidak
sekaligus tetapi berangsur-angsur dan pelunasannya memerlukan waktu lebih dari
satu periode akuntansi. Dalam pembelian kredit ini harga beli aktiva tetap menjadi
lebih mahaal dibandingkan dengan tunai, kelebihan harga tersebut adalah merupakan
bunga atas pembelian cicilan tersebut.
Dalam menentukan harga perolehan bunga tidak boleh dimasukkan sebagai
demikian harga perolehan aktiva tersebut adalah harga tunai ditambah biaya-biaya
lain di luar biaya tersebut.
Pembebanan bunga atas kredit dapat dilakukan dengan :
a. Secara Flat
Dimana biaya bunga sama untuk setiap pembayaran angsuran persemester.
b. Berdasarkan Sisa Hutang
Dimana biaya bunga dihitung dari sisa hutang terakhir.
Jurnal untuk mencatat pembelian yang dilakukan secara kredit adalah :
Aktiva Tetap xxx
Hutang Usaha xxx
3. Pembelian dengan Surat Berharga
Dalam usaha untuk mendapatkan aktiva tetap perusahaan dapat
mengeluarkan surat-surat berharga yang berupa saham atau obligasi. Saham atau
obligasi tersebut dipakai sebagai penukaran dari aktiva tetap yang diinginkan. Dalam
pertukaran antara aktiva dengan surat berharga ini timbul masalah berapa besarnya
nilai aktiva yang diterima akan dicatat, apakah sebesar harga pasar aktiva atau
sebesar harga pasar surat berharga atau bahkan nilai nominalnya.
Kalau dalam pertukaran tersebut harga pasar dari surat berharga diketahui
maka aktiva yang diterima dinilai sebesar harga pasar dari surat berharga akan tetapi
apabila harga pasar dari surat berharga tidak diketahui, aktiva tetap yang diperoleh
tersebut dapat dinilai sebesar harga pasar yang bersangkutan.
Dalam memperoleh aktiva dengan cara seperti ini laba atau rugi tidak boleh
aktiva yang ditukar tersebut menjadi pemegang saham (pemilik), dan apabila yang
dikeluarkan obligasi atau kreditor sehingga tidak mungkin adanya laba atau rugi.
Jurnal untuk pembelian dengan surat berharga, yaitu :
Aktiva Tetap xxx
Potongan Harga xxx
Modal Saham xxx
Premium xxx
4. Aktiva Tetap yang Dihadiahkan
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara dihadiahkan disebut nonreciplocal
transfer atau transfer yang tidak memerlukan umpan balik. Aktiva ini wajib dicatat
sebesar harga pasar yang wajar atau berdasarkan penilain yamg independen
(appraisal company) dan di kredit modal donasi (donate capital). Aktiva tetap yang
dihadiahkan dicatat sebagai aktiva apabila hak atas aktiva tersebut sudah diterima.
Apabila ada biaya-biaya dalam rangka perolehan ini, maka dicatat sebagai resume
expenditure. Contohnya biaya surat-surat, akte, dan sebagainya.
Ikatan Akuntansi Indonesia, (2004; 16.7) berpendapat bahwa :
“ Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar
harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun
Modal Donasi”.
Jurnalnya adalah sebagai berikut :
Aktiva Tetap xxx
5. Aktiva yang Dibangun Sendiri
Untuk memenuhi keperluannya dalam pengadaan aktiva tetap, perusahaan
dapat membangun atau membuat sendiri aktiva tetap tersebut. Tujuan perusahaan
membuat atau membangun sendiri aktiva tetap biasanya didasari oleh maksud
perusahaan untuk mendapatkan kualitas aktiva yang lebih baik dibandingkan harus
membeli, menghemat biaya atau memanfaatkan fasilitas perusahaan yang
menganggur.
Biaya perolehan aktiva tetap meliputi seluruh biaya-biaya pembuatannya
termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead langsung maupun tidak
langsung yang merupakan biaya-biaya diluar biaya operasional perusahaan.
Menentukan jumlah overhead tidak langsung akan dialokasikan pada aktiva
tetap yang dikerjakan bukanlah hal yang mudah. Untuk itu ada beberapa cara untuk
menetapkan besar biaya overhead, yaitu :
a. MetodeIncremental Cost
Biaya overhead yang dibebankan adalah kenaiakn (tambahan) biaya overhead
akibat adanya pembanguanan aktiva tersebut.
b. Metode Proporsional
Biaya overhead yang dibebankan bukan hanya kenakan overhead itu sendiri,
melainkan juga biaya overhead secara rata baik untuk kegiatan biasa maupun
untuk kegiatan pembangunan itu sendiri.
6. Aktiva Tetap yang Diperoleh dengan Pertukaran
Perusahaan mungkin mengambil kebijaksanaan untuk memperoleh aktiva
perusahaan. Dalam kejadian seperti ini secara umum ketentuannya adalah bahwa
aktiva baru yang diperoleh akan dicatat (dinilai) sebesar harga pasar dari aktiva lama
yang diserahkan atau kalau harga pasar aktiva baru lebih jelas diketahui maka dapat
pula mempergunakan harga pasar aktiva baru tersebut.
Dalam tukar menukar seperti ini kadang-kadang pihak pembeli harus
memberi tambahan uang atau nambah, apabila hal ini terjadi maka aktiva baru akan
dicatat senilai harga pasar dari aktiva lama ditambah uang kas yang harus
dibayarkan. Laba rugi pertukaran dapat timbul apabila terjadi perbedaan antara nilai
buku aktiva lama dengan harga pasarnya atau nilai yang diakui dalam pertukaran
tersebut.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menentukan harga perolehan
dalam tukar-menukar, yaitu :
a. Nilai Buku
Yaitu, aktiva yang diperoleh dinilai dengan nilai buku aktiva yag ditukarkan
dan tidak memperhitungkan laba atau rugi. Nilai buku yang dihitung dari
harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
b. Nilai Pasar
Yaitu, harga perolehan aktiva baru ditentukan sama dengan nilai pasar aktiva
lama yang ditukar tambah dengan pembayaran tunai. Selisih nilai pasar aktiva
lama dengan buku dihitung sebagai laba atau rugi.
c. Trade-in Allowance
Yaitu, harga perolehan aktiva baru dihitung berdasarkan nilai trade-in
allowance lama ditambah dengan pembayaran tunai. Selisihnya dihitung
Penetapan nilai suatu aktiva tetap dapat dilakukan dengan lebih dahulu
mengetahui jenis aktiva tetap itu sendiri dan dari mana aktiva tetap itu diperoleh.
Harga perolehan yang dicatat adalah harga yang akan dibayarkan kepada penjual
ditambah dengan biaya yang dikeluarkan hingga fisik aktiva tetap yang dibeli
dipergunakan dalam aktivitas operasional perusahaan.
2. Metode Penyusutan Aktiva Tetap
Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva tetap dalam menyediakan
manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan
pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap tersebut
menurun dari hari ke hari.
Menurut ikatan Akuntan Indonesia, (2004; 16.2) penyusutan adalah :
“ Alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang
masa manfaat”.
a. Metode Alokasi
Besar kecilnya penyusutan setiap periode ditentukan oleh tiga faktor yaitu :
harga perolehan dari aktiva, taksiran nilai sisa dan taksiran umur aktiva. Harga
perolehan adalah semua biaya untuk memperoleh aktiva sampai aktiva siap untuk
dipergunakan.
Ada beberapa metode dalam melakukan alokasi harga perolehan aktiva yaitu:
1. Berdasarkan waktu
Metode alokasi ini adalah yang mendasarkan alokasinya berdasarkan umur
2. Berdasarkan kegunaan
Metode ini mendasarkan alokasinya pada banyak sedikitnya pengunaan dari
aktiva.
3. Alokasi untuk kelompok-kelompok aktiva
Metode ini adalah metode yang berdasarkan waktu tetapi dipergunakan untuk
menyusutkan sekelompok aktiva secara bersama-sama.
b. Metode Garis Lurus
Metode garis lurus adalah metode alokasi harga perolehan yang mendasarkan
alokasinya pada waktu pemakaian, dalam metode ini beban penyusutan dari waktu
kewaktu sama besarnya. Menghitung beban penyusutan per periodic dengan cara
membagi harga perolehan yang disusutkan dengan taksiran umurnya.
Cara menghitung besarnya penyusutan untuk tiap priode adalah :
D = Hp – Ns
n
dimana :
D = Besar deprisiasi untuk suatu priode
Hp = Harga perolehan
Ns = Nilai sisa
n = Taksiran umur manfaat
Contoh :
Sebuah mesin dibeli dengan harga perolehan Rp.10.000.000,- nalai sisa dioerkirakan
D = ( Hp – Ns)
n
= Rp.10.000.000 – Rp.5.000.000
10
= Rp.950.000 per tahun
c. Metode Jumlah Angka Tahun
Metode ini mengalokasikan harga perolehan dari priode ke priode semakin
menurun. Alokasi ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa alokasi semakin lama
semakin turun daya layannya. Sedangkan biaya reparasi dan pemeliharaannya
semakin besar.
Contoh :
Pada tanggal 2 februari 2007 dibeli mesin seharga Rp.50.000, umur mesin 5 tahun,
dan nilai sisa 0. seperti terlihat pada tabel berikut :
Perhitungan penyusutan pada mesin ditunjukkan pada tabel dibawah ini :
1.1 Tabel penyusutan mesin dengan metode jumlah angka tahun
Tahun Harga
1 Rp.50.000 Rp.16.666,67 Rp. 16.666,67 Rp. 33.333,33 2 Rp.50.000 Rp. 13.333,33 Rp. 30.000 Rp. 20.000 3 Rp.50.000 Rp. 10.000 Rp. 40.000 Rp. 10.000 4 Rp.50.000 Rp. 6.666,67 Rp. 46.666,67 Rp. 3.333.33 5 Rp.50.000 Rp. 3.333,33 Rp. 50.000 Rp. 0
Keterangan :
1. 5/15 x Rp.50.000 = Rp.16.666,67
2. 4/15 x Rp.50.000 = Rp.13.333,33
4. 2/15 x Rp.50.000 = Rp. 6.666,67
5. 1/15 x Rp.50.000 = Rp. 3.333,33
d. Metode Saldo Menurun
Metode saldo menurun adalah metode alokasi harga perolehan dengan tarif
tetap, tarif penyusutan yang tetap tersebut dikalikan dengan nilai buku aktiva
sehingga akan menghasilkan beban penyusutan priode menurun dari priode ke
priode. Contoh :
Penyusutan saldo menurun tahunan atas suatu aktiva yang mempunyai umur
manfaat 5 tahun dan biaya Rp. 50.000 dengan estimasi nilai residu Rp.4.000 terlihat
pada tabel berikut :
Penyusutan dengan mengunakan metode saldo menurun ditunjukkan pada
tabel dibawah ini :
1.2 Tabel penyusutan mesin dengan mengunakan metode saldo menurun
Tahun Biaya
1 Rp.50.000 Rp. - Rp.50.000 40 % Rp.20.000 Rp.30.000 2 Rp.50.000 Rp.20.000 Rp.30.000 40 % Rp.12.000 Rp.18.000 3 Rp.50.000 Rp.32.000 Rp.18.000 40 % Rp. 7.200 Rp.10.800 4 Rp.50.000 Rp.39.200 Rp.10.800 40 % Rp. 4.320 Rp. 6.480 5 Rp.50.000 Rp.43.520 Rp. 6.480 40 % Rp. 2.480 Rp. 4.000
C. Manual Prosedur Penyusutan Aktiva Tetap
1. Membuat daftar kartu aktiva tetap.
2. Membuat rekap penyusutan per kode perkiraan aktiva tetap.
3. Membuat penyusutan setiap bulanya dengan mengunakan metode
Saldo menurun
Saldo menurun ganda
4. dan juga dapat mengunakan dua skema penyusutan yaitu penyusutan intern
dan penyusutan ekstern.
D. Penggantian Aktiva Tetap
Perusahaan mengambil suatu kebijakan terkait penggantian aktiva tetap
dikarenakan aktiva tetap tersebut tidak lagi dapat dipergunakan dalam kegiatan
operasional perusahaan. Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari
pemakaiannya. Penarikan tersebut dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
1. Dengan cara dibuang
Suatu aktiva tetap dibuang disebabkan aktiva tetap tersebut sudah tidak lagi
berguna untuk perusahaan, disertai tidak lagi memiliki nilai residu atau nilai
pasar. Ayat jurnal pencatatannya adalah :
Akumulasi penyusutan aktiva tetap xxx
Aktiva tetap xxx
2. Dengan cara dijual
Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat dijual dengan cara lelang.
Ayat jurnal untuk mencatat penjualan aktiva tetap sama dengan ayat jurnal
yang tetah diilustrasikan sebelumnya, kecuali bahwa kas atau aktiva lainnya
yang diterima juga harus dicatat.
3. Dengan cara ditukar dengan aktiva lain
Aktiva yang sudah tidak terpakai lagi ditukar dengan aktiva lain atau aktiva
baru yang sejenis ataupun yang tidak sejenis yang manfaatnya sama dengan
E. Penggunaan Aktiva Tetap
Dalam pengunaanya aktiva tetap mengeluarkan berbagai macam biaya aktiva
tetap yaitu :
1. Biaya reparasi, yaitu biaya untuk memperbaiki aktiva tetap menjadi baik
kembali
2. Biaya pemeliharaan, yaitu biaya untuk menjaga aktiva tetap tersebut tetap
pada kondisi baik
3. Biaya pergantian, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengantikan sebagian
dari aktiva tetap yang rusak.
F. Manual Prosedur Pemrosesan Aktiva Tetap
Dalam aktiva tetap ada juga yang mengunakan manual prosedur dalam
pemrosesanya yaitu :
1. Memberikan nomor sebelumnya pada pemberian wewenang pengeluaran
modal individu dan menyelidiki dokumen yang hilang.
2. melacak salinan order pembelian untuk pengeluaran modal pada personel
aktiva tetap.
3. merekonsiliasikan tambahan aktiva tetap dengan pemberian wewenang
pengeluaran modal.
4. permintaan informasi pembelian atau personil lain untuk mengklarifikasikan
deskripsi atau fungsi asset.
5. menetapkan definisi yang jelas untuk kategori asset.
6. memberikan nomor sebelumnya atas aktiva tetap.
G. Pengertian Pengendalian Intern dan Tujuannya
Pengawasan atau pengendalian intern meliputi organisasi dan semua metode
serta ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan umtuk
mengamankan kekayaan, memelihara kecermatan dan sampai seberapa jauh dapat
dipercayanya data akuntansi. Meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong
dipatuhinya kebijakan pimpinan yang telah diterapkan. Pengendalian intern
meliputi :
1. Pengendalian Akuntansi
Pengendalian akuntansi adalah pengendalian meliputi pengamanan terhadap
kekayaan perusahaan sehingga diperlukannya catatan akuntansi.
2. Pengendalian Administrasi
Pengendalian administrasi adalah pengendalian meliputi peningkatan
efisiensi usaha dan mendorong dipatuhinya kebijakan pemimpin yang telah
diterapkan.
Tujuan sistem pengendalian intern yang efektif dapat digolongkan sebagai
berikut :
Untuk menjamin kebenaran data akuntansi
Untuk mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuannya
Untuk menggalakkan efisiensi usaha
Untuk mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang telah digariskan
H. Pengawasan Intern Aktiva Tetap
Pengawasan yang baik atas aktiva tetap merupakan salah satu hal yang
perencanaan dan pengawasan yang tetap agar tidak terjadi penggelapan, kecurangan
ataupun penyelewengan terhadap aktiva tersebut. Penetapan sistem pengawasan
intern yang baik dapat menunjang peningkatan efisiensi dan kualitas kegiatan
operasional perusahaan.
Beberapa tujuan dari pengawasan intern aktiva tetap adalah :
Membatasi pengeluaran modal dalam limit yang disetujui kebutuhan
perusahaan.
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan aktiva tetap dalam
menjalankan aktivitas perusahaan.
Menerapkan prosedur-prosedur perlindungan dan pemeliharaan fisik suatu
aktiva tetap.
Menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas yang penting dalam
pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.
Pengawasan intern yang dilakukan oleh PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih
Jaya cabang Binjai yaitu :
1. Perolehan Aktiva Tetap
Mengutip apa yang telah diuraikan diatas mengenai cara perolehan aktiva
tetap bahwa dalam perolehannya dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara yang
dipilih untuk memperoleh aktiva tetap oleh PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
cabang Binjai yaitu dengan membeli secara tunai, dengan dana yang diperoleh dari
Perolehan aktiva tetap yang dibeli secara tunai sebelumnya akan dicatat
kedalam buku besar harian sebagai harga perolehannya. Harga perolehan dibuat
dengan menjumlahkan harga yang diberikan penjual (harga faktur) dengan seluruh
biaya-biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut siap untuk digunakan.
Seluruh-seluruh biaya yang dikeluarkan dikapitulasi sebagai harga perolehan aktiva
tetap. Potongan tunai yang diperoleh dari pembelian aktiva tetap merupakan
pengurangan terhadap harga faktur tersebut.
2. Metode Penyusutan Aktiva Tetap
PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya cabang Binjai mengalokasikan harga
perolehan dari masing-masing akhir priode aktiva tetap sebagai beban penyusutan.
Metode penyusutan ynag diterapkan oleh PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya cabang
Binjai didasarkan atas pertimbangan alasan yang layak, serta penerapan aktiva tetap
yang dimiliki secara konsisten.
PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya cabang Binjai mengunakan metode saldo
menurun, dimana metode ini menghasilkan beban priodik yang terus menerus
menurun sepanjang estimasi umur manfaat aktiva. Metode saldo menurun ini
diterapkan terhadap semua jenis aktiva tetap. Pengalokasian dilakukan apabila aktiva
tetap yang bersangkutan benar-benar telah digunakan dalam aktivitas perusahaan.
Persentase penyusutan aktiva tetap pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
cabang Binjai untuk tahun 2008 setiap tahunya adalah 10 % per tahun pada setiap
Presentase aktiva tetap pertahun pada PT. Bumi Asih Jaya ditunjukkan pada
tabel dibawah ini :
1.3 Tabel persentase aktiva tetap pertahun pada PT. Bumi Asih Jaya
Kategori Aktiva Tetap Nilai Aktiva Tetap Persentase per tahun
Tanah Rp. 133,250,553 10 %
Banguanan Rp. 1,338,553 10 % Computer Rp. 23,305,000 10 % Mesin kantor Rp. 15,898,400 10 % Perabot kantor Rp. 20,423,330 10 %
3. Pengantian Aktiva Tetap
Cara pengantian aktiva tetap yang dilakukan oleh PT. Asuransi Jiwa Bumi
Asih Jaya cabang Binjai yaitu :
a. Dengan cara dibuang atau dinonaktifkan
Dibuang dalam hal ini lebih dimaksudkan di nonaktifkan. Hal ini dikarenakan
aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan dalam menjalankan
kegiatan operasional perusahaan serta sudah tidak memiliki residu atau nilai pasar.
4. Pengunaan Aktiva Tetap
Pengunaan aktiva tetap pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya cabang
Binjai disesuiakan berdasarkan kebutuhannya, yaitu aktiva tetap akan dipergunakan
oleh pihak-pihak yang memang dalam aktivitasnya mengunakan aktiva tetap
tersebut. Selama pengunaan aktiva tetap tentu tidak terlepas dari expenditure yang
dikeluarkan aktiva tersebut.
PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya cabang Binjai dalam pengunaan aktiva
tetapnya biaya yang dikeluarkan adalah biaya pergantian yaitu biaya yang
Dari uraian diatas dengan pengawasan intern terhadap aktiva tetap yang
dilakukan oleh PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya cabang Binjai maka dapat dilihat
bahwa PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya cabang Binjai telah berusaha melakukan
pengawasan yang baik secara efisien dan efektif terhadap aktiva tetap yang
dimilikinya. Salah satu upaya yang dilakukan oleh PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih
Jaya cabang Binjai dalam melindungi aktiva tetap yang ia miliki adalah dengan cara
mengasuransikan aktiva tersebut. Demi menghindari kemungkinan hal-hal yang tidak
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya penulis dapat mengambil
kesimpulan dan saran yang mungkin akan sangat berguna bagi para pimpinan dan
seluruh pihak yang berkepentingan dengan perusahaan serta pada mahasiswa yang
berminat pada topik permasalahan yang diuraikan.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis
menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya cabang Binjai merupakan badan usaha
yang berbentuk perseroan terbatas yang bergerak dibidang jasa asuransi jiwa.
Dimana PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya cabang Binjai menawarkan jasa
berbentuk asuransi jiwa kepada setiap nasabahnya dengan pembayaran yang
berbentuk premi.
2. Struktur organisasi yang digunakan PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
cabang Binjai adalah struktur organisasi garis (line organization). Karena
struktur garis merupakan struktur yang fungsional.
3. PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya cabang Binjai memperoleh aktiva
tetapnya dengan cara pembelian tunai dengan mengunakan dana dari
4. PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya cabang Binjai melakukan perhitungan
penyusutanya dengan metode saldo menurun yang mana penyusutan setiap
tahunya adalah 10 % per tahun.
5. PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya cabang Binjai melakukan penggantian
aktiva tetapnya dengan cara dibuang atau di nonaktifkan. Hal ini dikarenakan
aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan.
6. Pengawasan intern aktiva tetap yang dilakukan oleh PT. Asuransi Jiwa Bumi
Asih Jaya cabang Binjai sudah dijalankan dengan cukup baik.
B. SARAN
Beberapa saran dari penulis mungkin berguna untuk diterapkan :
1. Untuk memperkecil terjadinya kesalahan dan penyelewengan terhadap aktiva
tetap maka perlu membuat prosedur dan pengawasan yang lebih efektif dan
efisien lagi.
2. Hendaknya pengawasan intern aktiva agar selalu ditingkatkan, mengingat
semakin berkembangnya kemajuan disegala bidang, terutama dibidang
tekhnologi.
3. Pemeliharaan terhadap aktiva tetap lebih ditingkatkan, hal ini dilakukan agar
aktiva tetap tidak cepat rusak, sehingga pengeluaran biaya dapat
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia,Standart Akuntansi Keuangan 2004, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2004.
Mulyadi,Sistem Akuntansi,Edisi ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2001.
Warren S. Carls, Reev M. James, Philip E. Fess, Pengantar Akuntansi, Edisi Ke-21, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2005.
Murtanto, Alat Evaluasi Pengendalian Internal,Penerbit PT. Hecca Mitra Utama, Jakarta, 2005.
STRUKTUR ORGANISASI
PT. ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYA CABANG BINJAI
Sumber : PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya cabang Binjai DM
UM
KTUD
TUD KASIR CS
AS AG AMO
AS AG AMO
AS AG AMO
AS AG AMO