• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DALAM BELAJAR IPS (SEJARAH) SISWA KELAS VII.1 DI SMP NEGERI I GISTING TAHUN PELAJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DALAM BELAJAR IPS (SEJARAH) SISWA KELAS VII.1 DI SMP NEGERI I GISTING TAHUN PELAJARAN 2013/2014"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT DALAM UPAYA MENINGKATKAN

AKTIVITAS DALAM BELAJAR IPS (SEJARAH) SISWA KELAS VII.1 DI SMP NEGERI I

GISTING TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

DEWI NOVIANTI

Penelitian Tindakan Kelas

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

(Pendidikan Guru Dalam Jabatan)

Pada

Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT DALAM UPAYA MENINGKATKAN

AKTIVITAS DALAM BELAJAR IPS (SEJARAH) SISWA KELAS VII.1 DI SMP NEGERI I

GISTING TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

DEWI NOVIANTI

Pendidikan memiliki suatu peran penting dalam pembentukan generasi-generasi muda penerus bangsa yang berkemampuan, cerdas dan handal dalam pelaksanaan pembangunan kehidupan berbangsa. Pendidikan yang berlangsung menuntut pada pihak-pihak yang terlibat didalamnya untuk berperan serta dalam pencapaian hasil pendidikan yang optimal. Salah satu piahak tersebut adalah guru sebagai pihak yang berperan dalam terciptanya proses pembelajaran yang menarik dan ketertarikan dalam proses belajar itu sendiri. Proses pembelajaran merupakan suatu interaksi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Dalam suatu proses belajar mengajar terdapat salah satu aspek yang yang sangat menentukan keberhasilan tujuan tersebut yaitu pengunaan model pembelajaran yang tepat.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMP Negeri 1 Gisting diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran di sekolah tersebut masih belum efektif hal ini dikarenakan belum efektifnya aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu peneliti bermaksud melakukan penelitian tindakan kelas dengan mencoba menggunakan model pembelajaran kooperatif Team Games Tournamen sebagai upaya meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran IPS khususnya dalam bidang studi Sejarah.

Tujuan Penelitian tindakan kelas ini adalah untuk melihat apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif Team Games Tournamen dapat meningkatkan aktifitas pembelajaran siswa khususnya dalam bidang studi Sejarah.

(3)

pelajaran sejarah siswa kelas VII.1 di SMP Negeri 1 Gisting Tahun Pelajaran 2013/2014.Data penelitian dikumpulkan melalui lembar observasi pengelolaan pembelajaran dan data dianalisis secara deskriptif.

(4)
(5)
(6)
(7)

DAFTAR ISI

E.Tujuan Penelitian ... 6

F. Kegunaan Penelitian ... 6

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pembelajaran Kooperatif ... 8

B. Konsep Pembelajaran Kooperatif TGT ... 13

C. Konsep Aktifitas Belajar ... 15

D. Konsep Belajar ... 21

D. Kerangka Pikir... 23

E. Paradigma ... 24

III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian ... 27

B. Prosedur Penelitian ... 27

C. Data Dan Tekhnik Pengambilan Data ... 39

D. Instrumen Penelitian ... 39

E. Tekhnik Analisis Data ... 41

IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 45

B. Hasil ... 51

Siklus I ... 51

Siklus II ... 55

Siklus III ... 61

C. Pembahasan ... 65

(8)

DAFTAR PUSTAKA

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki suatu peran penting dalam pembentukan generasi-generasi muda penerus bangsa yang berkemampuan, cerdas dan handal dalam pelaksanaan pembangunan kehidupan berbangsa. Pendidikan yang berlangsung menuntut pada pihak-pihak yang terlibat didalamnya untuk berperan serta dalam pencapaian hasil pendidikan yang optimal. Salah satu piahak tersebut adalah guru sebagai pihak yang berperan dalam terciptanya proses pembelajaran yang menarik dan ketertarikan dalam proses belajar itu sendiri. Proses pembelajaran merupakan suatu interaksi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Dalam suatu proses belajar mengajar terdapat salah satu aspek yang yang sangat menentukan keberhasilan tujuan tersebut yaitu pengunaan model pembelajaran yang tepat.

(10)

pendidikan dan pengajaran di sekolah dewasa ini masih bersifat tradisional, yaitu guru menjelaskan materi pembelajaran dan siswa mendengarkan.

Berdasarkan dari hasil observasi yang di lakukan di SMP Negeri I Gisting di peroleh informasi bahwa pada saat ini SMP Negeri I Gisting tersebut masih menggunakan proses pembelajaran yang sifatnya tradisional. Penggunaan model pembelajaran yang demikian terkadang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran dan terkadang merasa kurang bersemangat dalam belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi yang dilakukan penulis yang bertujuan mengukur aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, dapat di ketahui bahwa aktivitas siswa untuk mengikuti pembelajaran IPS terpadu dalam bidang ilmu sejarah rendah.

Rendahnya aktivitas siswa untuk mengikuti pelajaran IPS Sejarah ini di karenakan kegiatan belajar mengajar yang selama ini di lakukan oleh siswa dan guru kurang bervariasi atau dengan kata lain hanya menggunakan metode yang sama dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Rasa bosan serta menyepelekan inilah yang membuat siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran Sejarah dan pada akhirnya mempengaruhi nilai yang di peroleh siswa. Hal ini dapat di lihat dari nilai ulangan harian siswa yaitu sebagai berikut :

Tabel 1. Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas VII.1

No Nilai Jumlah Siswa Persentasi (%)

1 < 6,5 27 86,1

2 6,5 - > 6,5 5 13,9

(11)

Suber: Data Sekuder Tahun 2013

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa keberhasilan peserta didik masih tergolong rendah. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Syiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (1995:128), “Apabila bahan pembelajaran yang di ajarkan kurang dari 65% dikuasi oleh siswa maka persentase keberhasilan peserta didik pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah”.

Rendahnya aktivitas belajar umumnya di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari luar siswa (faktor eksternal) meliputi suasana rumah, orang tua, motivasi dari orang tua, dan juga faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri (faktor internal) meliputi kesihatan, intelegensi, bakat, motivasi, minat, kreatifitas, dan lain-lain. Aktifitas dalam belajar merupakan suatu hal yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, karena dapat dikembangkan dan diarahkan untuk dapat mewujudkan hasil belajar yang diharapkan. Kuat dan lemahnya motivasi belajar akan menentukan giat tidaknya belajar. Adanya motivasi yang kuat akan menibulkan sikap positif terhadap suatu objek, motivasi belajar yang kuat juga akan memberikan perasaan senang, tidak cepat bosan dan bersunguh-sungguh dalam melakukan aktifitas belajar.

(12)

pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dilaksanakan secara kumpulan kecil supaya pelajar-pelajar dapat bekerjasama dalam kumpulan untuk pembelajaran isi kandunngan-kandungan pembelajaran dengan berbagai kemahiran sosial. Secara dasarnya, pembelajaran kooperatif melibatkan pelajar kerjasama dalam mencapai satu-satu objektif pembelajaran (John&Johnson,1991) Dalam http://www. geocities.com/gardner02 8/index.html.

(13)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam pendahuluan diatas, maka dapat di identifikasi masalah-masalah sebagai berikut :

a. Model pembelajaran kurang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 1 Gisting

b. Aktifitas pembelajaran di SMP Negeri 1 Gisting belum efektif

c. Model pembelajaran kooperatif Team Games Tournament dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah pada penelitian tindakan kelas ini adalah “Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa kelas VII.1 Tahun

pelajaran 2013-2014

D. Pemecahan Masalah

(14)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan solusi masalah maka tujuan penelitian tindakan kelas yang digunakan untuk melihat apakah penggunaan metode pembelajaran kooperatif Team Games Tournament sebagai model pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas belajar sejarah siswa kelas VII.1 SMP Negeri 1 Gisting Tahun Pelajaran 2013-2014.

F. Kegunaan Penelitian

Manfaat penelitian tindakan kelas dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif Team Games Tournament diharapkan dapat bermanfaat :

1. Bagi siswa dapat memberikan nuansa baru dalam proses belajar dan dapat meningkatkan aktivitas belajar sejarah sehingga diperoleh hasil belajar yang optimal

2. Bagi guru dapat memberikan informasi mengenai strtegi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam belajar sejarah

G. Ruang Lingkup Penelitian

Agar tidak terjadi penyimpangan dalam penelitian tindak kelas ini, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian, sebagai berikut:

(15)

tinggi, 2 siswa berkemampuan sedang dan 1 siswa berkemampuan rendah dan dalam proses belajarnya melalui tahap penyajian materi, belajar dalam kelompok, pertandingan antar kelompok dan penghargaan kelompok.

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Konsep Pembelajaran Koopratif

Pembelajaran kooperatif menempatkan siswa belajar kelompok “Model pembelajaran koopratif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakanya dengan pembagian kelompok belajar biasa. Dengan pelaksanaan belajar kooperatif yang benar akan memungkinkan pendidikan mengelola kelas dengan lebih baik.”(Lie, 2002 : 28)

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mengacu pada teori konstruktivis, yaitu suatu teori belajar yang mengklaim bahwa individu membangun pengetahuanyan dari pengalaman baru berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki ( Subandar, 2003 : 5, dalam nuranisa skripsi ).

Nur mengatakan: “ Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan

siswa sebagai anggota kelompok kecil (antara 4 sampai 5 anggota ) yang tingkat kemampuanya berbeda.”(Nur dkk, 1998: )

(17)

kelompok-kelompok kecil untuk memecahkan suatu masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mencapai tujuan bersama.” (dalam As’ari 2003:5)

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dalam kelompok kecil (4), murid-murid bekerjasama, membantu baik individu maupun kelompok untuk mencapai tugas yang di bebankan masing-masing maupun kelompok. (www.geocities.com). Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) ialah pembelajaran yang digunakan oleh kelompok kecil yang bekerjasama untuk memaksimalkan pembelajaran baik diri sendiri maupun antar anggota kelompok.(www.clcrc.com)

Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwasanya pembelajaran kooperatif adalah salah satu strategi pembelajaran yang mana di dalamnya terdapat cara belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 siswa yang heterogen baik dari segi kemampuan maupun jenis kelamin dll, yang memiliki tujuan yang sama yaitu untuk dapat memecahkan masalah dan menyelesaikan tugas bersama.

Unsur pembelajaran kooperatif terdapat lima unsur pokok yang harus diterapkan agar pembelajaran dapat mencapai hasil yang maksimal, seperti yang di ungkapkan johnson & johonson “Untuk mencapi hasil yang maksimal lima unsur pembelajaran koopratif harus diterapkan yaitu saling ketergantungan positif tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar kelompok dan evaluasi proses kelompok.”(dalam Lie,2002:30)

(18)

1. Aspek Motivasi

Pada dasarnya aspek motivasi adalah didalam konteks pemberian penghargaan kepada kelompok. Adanya penilaian yang didasarkan atas keberhasilan kelompok maupun menciptakan situasi dimana satu-stunya cara bagi setiap kelompok untuk mencapai tujuannya adalah dengan mengupayakan agar tujuan kelompoknya tercapai lebih dahulu, ini mengakibatkan setiap anggota kelompok terdorong untuk mengajak, mendukung dan membantu koleganya berhasil menyelesaikan tugas yang diemban dengan baik.

“2. Aspek Kognitif

Asumsi dasar dari teori perkembangan kognitif adalah bahwe\a intraksi antar siswa disekitar tugas-tugas yang sesuai akan meningkatkan ketuntasan siswa tentang konsep-konsep penting”(dalam As’ari 2003:6)

Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan coomperative learning adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran bersama dalam kelompok-kelompok kecil (antara 4 sampai 5 siswa ) dimana masing-masing anggota kelompok dalam kelompok tersebut bertanggung jawab terhadap keberhasilandiri dan anggota lainya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara saling membantu melaksanakan tugas yang dibebankan kepada kelompoknya , sehingga setap anggota kelompokmencapai potensi optimal yang mungkin diraihnya.

Manfaat Dan Kelebihan Pembelajran Kooperatif :

(19)

kelompok untuk mempelajari isi kandungan atau konsep pembelajaran dengan berbagai kemahiran sosial.

Linda Lukdren megemukakaan bahwa: manfaat dari pembelajaran kooperatif bagi siswa yang berprestasi rendah, yaitu sebagai berikut :

1. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas 2. Rasa harga diri lebih tinggi

3. Memperbaiki sikap terhadap ilmu pengetahuan dan sekolah 4. Memperbaiki kehadiran

5. Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar 6. Perselisihan antar pribadi kurang

7. Sikap apatis kurang

8. Pemahaman lebih mendalam 9. Aktivitas belajar lebih baik

10.Meningkartkan budi pekerti, kepekaan dan toleransi (dalam ibrahim 2000: 18)

Manfaat-manfaat pembelajaran kooperatif menurut Kagan 1994 (dalam penulisan ilmiah: www.geocities.com)sebagai berikut:

a. Mempererat hubungan sosial b. Meningkatkan pencapaian

(20)

Dengan kelompok belajar yang heterogen , apabila seorang siswa cerdas berada didalam kelompok yang kurang cerdas, menurut Slavin (1991) ia akan memberikan faedah kepada siswa yang berbeda kemampuanya. Secara tidak langsung siswa cerdas tersebut akan mempengaruhi anggota lain dalam kelompok untuk meningkatkan pemahaman dan mempunyai tanggung jawab menunjukan ketercapaian belajar yang lebih baik. Proses pembelajaran kooperatif, mengajak siswa saling mempelajari dan memperbaiki pengetahuan dan pemahaman suatu konsep, sehingga siswa yang berkemampuan rendah akan termotivasi dan berusaha untuk meningkatkan pemahaman serta hasil belajarnya (www.geocities.com).

B. Kosep Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

Perkembanganya pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tipe, diantaranya Student Team Achievemenet Division (STAD), Team-Games-Tournament (TGT),

Jiksaw, Team-Assisted Individualisation (TAI), Group investigation (GI), dan

Think-Pair-Share (TPS). Setiap tipe mempunyai perbedaan dalam hakekat pembelajaran, bentuk kerjasama, peranan dan komonikasi antar siswa serta peranan guru dalam proses pembelajaran tersebut.

(21)

diberikan guru dalam rangka memantapkan pemahaman terhadap konsep dan prinsip yang sudah diberikan (As’ari 2003 :7).

Siswa diberikan kebebasan mengenai cara menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa dalam kelompok bertangung jawab terhadap keberhasialan kelompoknya, karena itu setiap individu dalam kelompok harus betul-betul memahami konsep dan prinsip yang dipelajari karena keberhasilan di nilai dari keberhasilan kelompok bukan dari keberhasilan individu. Untuk megukur keberhasilan kelompok diadakan lomba antar kelompok dan yang di lombakan adalah masalah-masalah yang terkait dengan prinsip atau konsep yang dipelajari Pembelajaran koopratif TGT memiliki komponen sebagai berikut:

1. Persentasi kelas

Guru menjelaskan tentang prinsip atau konsep garis besar materi di depan kelas dan para siswa memperhatikan

2. Kelompok

(22)

3. Turnamen

Turnamen atau pertandingan antar kelompok dilakukan setelah 1-2 pertemuan kelompok, yaitu dengan memisahkan siswa yang memiliki kemampuan sama dari masing-masing kelompok yang ditempatkan dalam satu meja pertandingan. Siswa yang cerdas dari masing-masing meja ditempatkan dalam meja 1, siswa yang berkemampuan sedang dalam meja 2, dan meja 3, sedangkan siswa yang rendah ditempatkan dalam meja 4. Siswa menghitung nilai yang diperolehnya yang tertera pada kartu kemenangan, nilai tersebut adalah nilai individu. Siwa yang memperoleh nilai terbanyak meraih tingkat 1 ( top scorer ), siswa yang memperoleh terbanyak kedua meraih tingkat 2 (high midle scorer), siswa yang memper oleh terbanyak ketiga meraih tingkat 3 (low midle scorer), dan peserta yang memperoleh nilai terkecil meraih tingkat 4 ( low scorer )

Dalam turnamen selajutnya, diusahakan pembagian meja berdasarkan perolehan poin pada turnamen sebelumnya, dan tetap beranggotakan kelompok yang memiliki tingkat kemampuan yang sama.

4. Penghargaan Kelompok

(23)

C. Konsep aktivitas belajar

Aktivitas belajar adalah serangkaian belajar yang dilakukan oleh siswa yang memiliki potensi dalam diri siswa itu sendiri. Menurut sardiman A.M (1994:98), aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan oleh manusia karena manusia memiliki jiwa sebagai sesuatu yang dinamis memiliki potensi dan energi sendiri.

Oleh karena itu secara alami anak didik itu juga menjadi aktif karena adanya motivasi dan dorongan oleh bermacam-macam kebutuhan. Dalam proses belajar mengajar baik guru maupun siswa dituntut berperan aktif, karena proses pembelajaran sebagai salah satu faktor untuk mencapai tujuan. Untuk itu dalam pembelajaran guru harus menciptakan suasana siswa aktif karena keaktifan siswa dalam belajar menimbulkan kegairahan dan kesenangan dalam belajar.

Hal ini sesuai dengan pendapat D.N. Adjai Robinson (1993:9), yang menyatakan

bahwa “keberhasilan belajar adalah situasi yang menggairahkan dan

menyenangkan dengan adanya situasi tersebut siswa tidak hanya menerima apa yang disuapkan guru tetapi mereka cenderung aktif”.

Menurut Hein Kock (1979:65), menyatakan bahwa cara kerja aktif itu harus dilakukan kegiatan atau bekerja sendiri dengan jalan :

1. Mencari jalan untuk memecahkan sendiri 2. Dia harus menjawab pertanyaan

(24)

6. Ia harus belajar bertanya

7. Ia harus dapat bertanggung jawab dengan hasil kerja sendiri.

Berdasarkan pengertian diatas jelaslah bahwa dalam kegiatan belajar mengajar peserta didik harus aktif berbuat, sedangkan guru memberikan bimbingan dan merencanakan segala sesuatu kegiatan dalam proses pembelajaran. Dengan demikian aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar untuk dapat menguasai materi pelajaran.

“Penguasaan pembelajaran dapat dilihat dari dua segi yaitu segi proses dan segi

hasil. Dari segi proses artinya keberhasilan pelajaran terletak pada proses pembelajaran yang dilakukan peserta didik, dari segi hasil adalah hasil belajar

yang dicapai peserta didik selama belajar” (Nana Sudjana, 1989).

Pengertian aktivitas belajar menurut W.S Winkel (1983:48), mengemukakan

bahwa “ Aktivitas belajar adalah segala kegiatan belajar siswa yang menghasilkan

suatu perubahan khas, yaitu hasil belajar yang akan Nampak melalui prestasi belajar yang akan dicapai. Selanjutnya menurut Ahmadi (1987:23) menyatakan

bahwa “ Aktivitas belajar adalah perubahan murid dalam usaha sendiri di bidang

material, spiritual dan fungsional pada umumnya serta bidang intelektual pada khususnya. Jadi, aktifitas belajar adalah mengadakan perubahan dalam proses pengembangan diri siswa untuk mencapai tujuan.

(25)

tujuan yaitu ingin mengadakan perubahan diri, baik tingkah laku, pengetahuan , keterampilan mqaupun kedewasaan dalam belajar.

Paul B. diedrich dalam sardiman A.M (1994: 100) menggolongkan jenis-jenis aktifitas berlajar dalam belajar sebagai berikut :

1. Visual activities yang termasuk didalamnya misal membaca, memperhatikan, mendemonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

2. Oral activities seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3. Listening activities meliputi, mendengarkan uraian, percakapan,

diskusi,pidato,musik.

4. Writing activities meliputi, menulis karangan, laporan angket, menyalin. 5. Drawing activities meliputi, menggambar, membuat peta, grafik diagram. 6. Motor activities meliputi, melakukan percobaan, membuat konstruksi,

model meresapi, bermain, berkebun , beternak.

7. Mental activities, misalnya menanggap mengingat, memecahkan soal, menganalisa, membuat hubungan, mengambil kesimpulan.

8. Emosional activities seperti, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Siswa dikatagorikan aktif apabila lebih dari 60 % indikator aktifitas yang telah ditentukan dilakukan oleh siswa. kriteria aktifitas belajar siswa, menurut suharsimi arikunto (1993:210) sebagai berikut :

(26)

2. Jika presentasi yang ada antara 56-75 %, maka tingkat aktivitas belajar siswa cukup baik

3. Jika presentasi yang ada antara 40-55 %, maka tingkat aktivitas belajar siswa kurang baik

4. Jika presentasi yang ada kurang dari 40 %, maka tingkat aktivitas belajar siswa sangat sangat rendah

Dalam kaji tindak ini indikator yang menentukan aktifitas belajar digolongkan dalam delapan indikator sebagai berikut :

1. Memperhatikan/mendengarkan penjelasan guru 2. Membaca buku atau LKS

3. Menulis/mencatat penjelasan guru 4. Bertanya pada guru

5. Menjawab pertanyaan dari guru atau siswa 6. Berdiskusi antara sesame siswa dalam kelompok 7. Mempresentasikan hasil kerja kelompok

8. Merangkum hasil presentasi

(27)

1. Belajar harus bertujuan dan terarah. Tujuan akan menuntunnya untuk mencapai harapan-harapannya.

2. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh pengertian-pengertian.

3. Belajar memerlukan bimbingan, baik berasal dari guru maupun buku pelajaran itu sendiri

4. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa yang telah dipelajari dapat dikuasainya.

5. Belajar harus disertai dengan keinginan dan kemauan yang tinggi

6. Belajar dianggap berhasil apabila telah bersungguh-sungguh berhasil menerapkan kedalam praktek kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan pendapat diatas menunjukkan bahwa di dalam kegiatan pembelajaran harus mengacu pada prinsip-prinsip belajar, yaitu belajar yang mempunyai tujuan, terarah, memerlukan bimbingan, pemahaman, serta belajar mnemerlukan suatu proses yang menuntut kemauan dan keinginan yang tinggi didalam diri siswa itu sendiri.

D. Konsep Belajar

(28)

“Belajar adalah proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan

tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir dan lain-lain kemampuan”.(Thursan Hakim,2005:1)

Dari definisi diatas, yang sangat perlu digaris bawahi adalah bahwa peningkatan kualitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk pertambahan kualitas dan kuantitas kemampuan orang tersebut dalam berbagai bidang.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam belajar adalah prinsip-prinsip belajar. Adapun prinsip-prinsip belajar tersebut sebagai berikut:

a. Belajar harus berorientasi pada tujuan yang jelas

b. Proses belajar akan terjadi apabila seseorang di hadapkan pada situasi problematik

c. Belajar dengan pengertian akan lebih bermakna dari pada belajaer dengan hafalan

d. Belajar merupakan proses kotinu

e. Belajar memerlukan kemampuan yang kuat f. Keberhasilan ditentukan oleh banyak faktor g. Belajar memerlukan metode yang tepat

h. Belajar memerlukan adanya kesesuaian antara guru dan murid

i. Belajar memerlukankemampuan dalam menangkap intisari pelajaran itu sendiri

(29)

Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek tersebut. Adapun aspek-aspek tersebut yaitu: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, ketrampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Kalau seseorang telah melakukan perbuatan belajar maka akan terlihat terjadinya perubahan dalam salah satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut.

E. Kerangka Pikir

Pembelajaran tipeTeam Games Touerament merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif, model pembelajaran ini menempatkan siswa kedalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen yakni 4 sampai 5 siswa. Proses pembelajaran tipe ini di awali dengan penyampaian materi oleh guru, setiap kelompok diberikan kebebasan mengenai cara menyelesaikan tugasnya, akan tetapi mereka memiliki tanggung jawab agar setiap individu dalam kelompok betul-betul memahami konsep dan perinsip yang dipelajari karena keberhasilan dinilai dari keberhasilan kelompok. Untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi dan untuk melihat hasilnya maka diadakan turnamen antar kelompok setelah 1 atau 2 pertemuan kelompok. Nilai hasil tunamen dihitung sebagai nilai individu, dan nilai ini juga berpengaruh terhadap nilai kelompok.

(30)

dalam diri siswa untuk lebih aktif dalam aktivitas pembelajaran sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal. Berdasarkan uraian diatas, dengan menggunakan metode kooperaktif tipe Team Games Touenament dalam pembelajaran sejarah diharapkan dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa.

F. Paradigma

Keterangan: Garis Tindakan

Model Pembelajaran Kooperaktif Tipe

Team Games Tournament (TGT)

Aktifitas Belajar

Persentasi Kelas Oleh Guru

Pengelompokan siswa

Diskusi Kelompok Menggunakan LKk

Turnamen Antar Kelompok

(31)

REFERENSI

Anita Lie, 2002. Kooperatif Learning Grasindo.Jakarta. Halaman 28

Ahmad Subandar. 2003. Dalam Nuranisa Skripsi. Unila. Halaman 5

Nurhadi, dkk. 1998. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL dan penerapanya dalam KBK. IKIP Malang. Halaman 4

Ibid. Halam 11

As’ari Abdurrahman. 2003. Pembelajaran Matematika dengan

Kooperatif Learning.

Makalah Dosen FMIPA. Malang. Halam 5

http//www.geocities.com.

http//www.elerc.com.

Log Cit, Halaman 30

Log Cit, Halaman 6

Op Cit.

Ibid

Log Cit, Halaman 7

Slavin, Robert E. 1995. Coopratif Learning……….., halaman 90

Sardiman, AM.2004. Intraksi………..PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.Halaman 73

Ibid.halaman 85

Robinson, Adjai.1983. Asas Praktek Mengajar.Bharata.Jakarta Halaman 9

(32)

Sudjana,nana.1991.Teori-Teori Belajar Untuk Mengajar.Lembaga Penerbit Ekonomi Universitas Indonesia.J akarta.

Winkel WS. 1983.Bimbingan Dan Penyuluhan. Gramedia.Jakarta.Halaman 48

Ahmadi, Abu. 1978. Didaktik Metodik. CV. Toha Putra. Semarang. Halaman 23

Oemar Hamalik. 2001. Proses belajar mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. Halaman 28

Log Cit. halaman 11

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VII.1 SMP Negeri I Gisting. Jumlah Siswa 32 orang terdiri dari laki-lakinya 14 perempuan ya 18 akan dibagi menjadi 9 kelompok belajar, yang masing-masing beranggotakan 4 siswa. Kelompok yang di bentuk adalah kelompok heterogen baik jenis kelamin maupun kemampuan akademis. Dipilih kelas VII.1 karna kelas tersebut memiliki aktivitas belajar rendah.

B. Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan model penelitian tindakan kelas yang langkah-langkahnya diadaptasi dari rancangan penelitian tindakan kelas oleh Hopkins dan Eliot (1993).

Metode penelitian yang digunakan adalah Clasroom Action Research dari Hopkins (1993) dan Elliot (1993) dengan tahap secara umum sebagai berikut:

1. Orientasi Lapangan (pencarian dan analisis data) 2. Rencana pembelajaran

(34)

4. Evaluasi kegiatan/monitoring pelaksanaan dan pengaruhnya 5. Analisis refleksi/ merinci kendala dan pengaruh dari implementasi 6. Tindak lanjut (kembali ketahap 1 dan seterusnya)

Penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga siklus yang dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas menggunakan sebagai berikut: (a) perencanaan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) evaluasi, (d) evaluasi untuk setiap siklus.

1. Siklus I

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilaksaakan dalamtahap perencanaan adalah sebagai berikut: (1) Menentukan siklus berdasarkan waktu yang tersedia

(2) Merencanakan materi pembelajaran, materi pelajaran pada siklus ini adalah kehidupan masa praaksara di Indonesia.

(3) Membuat rencanaan pembelajaran (RP), instrument, dan alat evaluasi (4) Meyiapkan dan merancang LKK (Lembar Kerja Kelompok)

(5) Mempersiapkan perangkat pertandingan (turnamen)

Siklus I dilaksanakan dalam waktu 3 x 45 menit. Pertemuan pertama selama membahas materi tentang masa praaksara di indonesia dengan mengunakan model pembelajran koopratif tipe Team Games Tournamen (TGT).

(35)

1. Mempersiapkan alat bantu yang dibutuhkan untuk kegiatan pembelajaran.

2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan awal siswa dengan materi yang akan dibahas

3. Menyajikan materi tentang pembagian zaman pada masa praaksara di indonesia.

4. Aktivitas siswa agar siswa belajar bersama dan bertangung jawab terhadap kelompoknya, siswa yang sudah mengerti harus membantu teman di dalam kelompoknya sehingga seluruh anggota kelopoknya dapat menguasai materi pelajaran.

B. Kegiata Inti

1. Menjelaskan materi yang akan disampaikan secara garis besar tentang masa praaksara di indonesia

2. Membagikan lembar kerja kelompok yang akan didiskusikan 3. Siswa berdiskusi dalam kelompok

4. Salah satu kelompok mempersentasikan hasil kerja kelompoknya dan yang lainya memperhatikan

5. Diskusi dan Tanya jawab tentang materi yang dipelajari dan hasil persentasi

B.Kegiatan Penutup

(36)

2. Memberikan tugas latihan dan membaca materi yang akan datang dirumah

3. Meginformasikan tentang materi yang akan datang

Pada pertemuan dilaksanakan pertandingan (turnamen) kesatuan.Langkah-langkah pertandingan adalah sebagai berikut :

A. Kegiatan awal

1. Mempersiapkan alat bantu yang dibutuhkan dalam pertandingan. (seperti soal, kartu kemenagan, dan sebagainya)

2. Menyampaikan aturan pertandingan

3. Memberikan motivasi agar siswa berusaha menyelesaikan soal-soal dalam pertandingan dengan baik, karena akan mempengaruhi nilai individu dan kelompok

B.Kegiatan Inti

1. Membentuk kelompok homogeny yang terdiri dari 4 siswa 2. Membagikan lembar jawaban

3. Mengundi nomor ditiap kelompok (urutan untuk menjawab soal) 4. Memberikan soal 1, 2, 3 dan seterusnya pada setiap kelompok

(setiap nomor ditentukan waktu untuk menyelesaikanya) 5. Memberikan kartu kemenangan bila jawabanya benar 6. Mengumpulkan hasil jawaban siswa

C. Penutup

(37)

2. Membahas soal-soal dalam pertandingan

3. Menyampaikan informasi tentang materi yang akan dating

C.Evaluasi

Tahap dilaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan siklus I berdasarkan pengamatan pada pertemuan dan pertandingan berlangsung serta pengelolaan pembelajaran oleh guru berdasarkan lember observasi guru mengajar oleh guru mitra.

D.Reklektif I

Guru mencari hambatan dan masalah yang dihadapi pada tahap pelaksanaan siklus I dengan cara mempelajari hasil evaluasi terhadap hasil belajar serta lembar observasi guru mengajar yang diisi oleh guru mitra untuk dijadikan berbagai pedoman perencanaan pada siklus II, sehingga pada siklus II dapat mencapai hasil yang lebih baik dari siklus I.

2.SIKLUS II

a.Perencanaan II

Kegiatan yang dilaksanakandalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut:

(1) Melaksanakan siklus berdasdarkan waktu yang tersedia

(2) Merencanakan materi pembelajaran, materi pembelajaran pada siklus ini adalah jenis-jenis manusia purba di indonesia.

(38)

Siklus II dilaksanakan 3 x 45 menit. dengan mengunakan model pembelajran koopratif tipe Team Games Tournamen (TGT) dan melaksanakan turnamen.

b.Tindakan II

A. Kegiatan Awal

1. Mempersiapkan alat bantu yang di butuhkan untuk kegiatan pembelajaran 2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan awal siswa dengan materi yang

akan di diskusikan.

3. Menyajikan materi tentang jenis-jenis manusia purba di Indonesia.

4. Memotivasi siswa agar siswa belajar bersama dan bertangung jawab terhadap kelompoknya, siswa yang sudah mengerti harus membantu teman dalam kelompoknya sehingga seluruh anggota kelompok dapat menguasai materi pembelajaran.

B.Kegiatan Inti

1. Menjelaskan materi yang akan disampaikan secara garis besar tentang jenis-jenis manusia purba di indonesia

2. Membagikan Lembar Kerja Kelompok yang akan di diskusikan 3. Siswa berdiskusi dalam kelompok

4. Salah satu kelompok mempersentasikan hasil kerja kelompoknya dan yang lain memperhatikan

5. Diskusi dan Tanya jawab tentang materi yang dipelajarai dan hasil persentasi.

(39)

1. Guru menyempurnakan menyimpulkan materi tentang jenis-jenis manusia purba di indonesia

2. Memberikan tugas latihan dan membaca materi yang akan datang di rumah

3. Meginformasikan tentang materi yang akan datang.

C.Kegiatan Penutup

1. Guru menyempurnakan dan menyimpulkan materi jenis-jenis manusia purba di Indonesia.

2. Memberikan tugas latihan dan membaca materi yang akan datang dirumah

3. Meginformasikan tentang materi yang akan datang

Pada pertemuan ini dilaksanakan pertandingan (Tumamen) kesatuan. Langkah-langkah pertandingan:

A.Kegiatan Awal

1.Mempersiapkan alat bantu yang dibutuhkan dalam pertandingan (seperti soal, kartu kemenangan, dan sebagainya)

2.Menyampaikan aturan pertandingan

3.Memberikan motivasi agar siswa berusaha menyelesaikan soal-soal dalam pertandingan dengan baik, karena akan mempengaruhi nilai individu dan kelompok

(40)

1. Membentuk kelompok homogeny yang terdiri dari 4 siswa 2. Mebagikan lembar jawaban

3. Mengundi nomor ditiap kelompok (urutan untuk menjawab soal) 4. Memberikan soal 1, 2, 3 dan seterusnya pada setiap kelompok

(setiap nomor ditentukan waktu untuk menyelesaikanya) 5. Memberikan kartu kemenangan bila jawabanya benar 6. Mengumpulkan hasil jawaban siswa

C. Penutup

1. Menentukan kelompok yang dapat penghargaan 2. Membahas soal-soal dalam pertandingan

3. Menyampaikan informasi tentang materi yang akan dating

C.Evaluasi

Tahap dilaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan siklus II berdasarkan pengamatan sejak pertemuan dan pertandingan berlangsung serta pengelolaan pembelajaran oleh guru berdasarkan lember observasi guru mengajar oleh guru mitra.

d.Reklektif I

Guru mencari hambatan dan masalah yang dihadapi pada tahap pelaksanaan siklus I dengan cara mempelajari hasil evaluasi terhadap hasil belajar serta lembar observasi guru mengajar yang diisi oleh guru mitra untuk dijadikan berbagai pedoman perencanaan pada siklus III, sehingga pada siklus III dapat mencapai hasil yang lebih baik dari siklus II.

(41)

a.Prencanaan

Kegiatan yang di laksanakan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut: (1) Melaksanakan siklus berdasarkan waktu yang tersedia

(2) Merencanakan materi pembelajaran, materi pembelajaran pada siklus ini adalah asal usul dan persebaran nenek moyang di indnesia

(3) Membuat rencana pembelajaran (RPP), instrument, dan alat evaluasi (4) Menyiapkan dan merancang LKK ( Lembar Kerja Kelompok) (5) Mempersiapkan perangkat pertandingan

Siklus III dilaksanakan dalam waktu 3 x 45 menit. dengan mengunakan model pembelajran koopratif tipe Team Games Tournamen (TGT) serta melaksanakan turnamen.

b.Tindakan III

A. Kegiatan Awal

1. Mempersiapkan alat bantu yang di butuhkan untuk kegiatan pembelajaran 2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan awal siswa dengan mengajukan

pertanyaan, yang berkaitan dengan materi.

3. Menyajikan materi tentang asal usul dan persebaran nenek moyang di indonesia

(42)

B.Kegiatan Inti

1. Menjelaskan materi yang akan disampaikan secara garis besar tentang asal usul dan persebaran nenek moyang di indonesia

2. Membagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang akan di diskusikan 3. Siswa berdiskusi dalam kelompok

4. Salah satu kelompok mempersentasikan hasil kerja kelompoknya dan yang lain memperhatikan

5. Diskusi dan Tanya jawab tentang materi yang dipelajarai dan hasil persentasi.

C.Kegiatan Penutup

1. Guru menyempurnakan menyimpulkan materi tentang asal usul dan persebaran nenek moyang di Indonesia.

2. Memberikan tugas latihan dan membaca materi yang akan datang di rumah

3. Meginformasikan tentang materi yang akan datang.

Pelaksanakan pertandingan (Turnamen) kesatuan adalah sebagai berikut : Langkah-langkah pertandingan:

A.Kegiatan Awal

1.Mempersiapkan alat bantu yang dibutuhkan dalam pertandingan (seperti soal, kartu kemenangan, dan sebagainya)

(43)

3.Memberikan motivasi agar siswa berusaha menyelesaikan soal-soal dalam pertandingan dengan baik, karena akan mempengaruhi nilai individu dan kelompok.

B.Kegiatan Inti

1. Membentuk kelompok homogeny yang terdiri dari 4 siswa 2. Membagikan lembar jawaban

3. Mengundi nomor ditiap kelompok (urutan untuk menjawab soal) 4. Memberikan soal 1, 2, 3 dan seterusnya pada setiap kelompok

(setiap nomor ditentukan waktu untuk menyelesaikanya) 5. Memberikan kartu kemenangan bila jawabanya benar 6. Mengumpulkan hasil jawaban siswa

C. Penutup

1. Menentukan kelompok yang dapat penghargaan 2. Membahas soal-soal dalam pertandingan

3. Menyampaikan informasi tentang materi yang akan dating

C.Evaluasi III

Tahap dilaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan siklus III berdasarkan pengamatan sejak pertemuan dan pertandingan berlangsung serta pengelolaan pembelajaran oleh guru berdasarkan lember observasi guru mengajar oleh guru mitra.

(44)

1.Data

a.Sumber data penelitian adalah data primer yang diperoleh langsung dari responden atau sampel penelitian

b.Jenis data didapat dari data kualitatif yang terdiri dari :

1)Kata kualitatif

Berupa data aktifitas siswa yang diambil setiap siklus melalui lembar observasi guru mengajar.

2)Teknik Pengambilan Data

a.Metode Angket

metode angket dalam penelitian digunakan untuk mendapat data tentang aktifitas siswa terhadap mata pelajaran sejarah dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team-Games-Tournamen.

Sebelum angket dibuat terlebih dahulu disiapkan kisi-kisi instrument yang diberi indikator-indikator tertentu.

b.Tes

Tes disajikan dalambentuk pertandingan antar kelompok. Pertandingan ini diadakan setiap akhir siklus, setelah 1 atau 2 kali pertemuan kelompok, untuk mengetahuai hasil belajar siswa dan hasil belajar kelompok

(45)

Dokumentasi adalah suatu teknik untuk mendapatkan data dengan cara pengumpulan data, yaitu berupaa nilai mata pelajaran sejarah yang diperoleh melalui tes setiap siklus dan beberapa data lainya yang bersumber dari guru meta pelajaran sejarah.

D.Instrumen Penelitian

Instrumen yang di gunakan pada penelitian adalah:

(1) Catatan peneliti yang digunakan untuk mengamati peningkatan aktifitas terhadap pembelajaran sejarah

(2) Lembar observasi guru sejarah (mitra).

E.Tekik Analisis Data

Data aktivitas siswa

Data aktivitas belajar siswa diambil pada saat setiap pertemuan dengan menggunakan catatan penulis. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, aktifitas belajar siswa akan diamati dan di catat oleh observer kemudian dihitung berdasarkan banyaknya indikator aktifitas yang dilakukan siswa.

(46)

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut :

a. Menentukan presentase aktivitas belajar siswa % A = Na x 100%

N Keterangan :

% A : presentase aktivitas belajar siswa

Na : banyaknya aktivitas belajar yang dilakukan siswa N : banyaknya keseluruhan aktivitas yang telah ditentukan (sudjana, 2002:67)

76-100 %, maka tingkat aktivitas belajar siswa sangat tinggi atau baik 56-75 %, maka tingkat aktivitas belajar siswa cukup baik

40-55 %, maka tingkat aktivitas belajar siswa kurang baik < 40 %, maka tingkat aktivitas belajar siswa sangat rendah (Suharsimi arikunto, 1993:210)

b. Menentukan rata-rata presentase aktivitas belajar siswa % A = ∑ Na x 100 %

N Keterangan :

% A : presentase rata-rata aktivitas belajar siswa

∑Na : banyaknya aktivitas belajar yang dilakukan seluruh siswa

(47)

c. Menentukan presentasejumlah seluruh siswa yang aktivitasnya baik pasa setiap pertemuan

% A = ∑A x 100 %

N Keterangan : Keterangan :

% A : presentase seluruh siswa aktivitasnya baik pada setiap pertemuan ∑Na : jumlah seluruh siswa yang aktivitasnya baik pada setiap

pertemuan

N : jumlah seluruh siswa

(48)

Hopkins dan Eliot,1993.Classroom Action Research. Allyn and Balcon Publishers.Boston. Halaman 98

Alfabeta. Bandung. Halaman 94

(49)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Bardasarkan hasil refleksi tiap siklus pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournamen Sebagai model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar yang di terapkan di kelas VII.1 SMP Negeri 1 Gisting dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournamen sebagai salah satu model pembelajaran dalam kegiatan belajaran mengajar dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa pada mata pelajaran sejarah, hal ini dapat dilihat dari hasil adanya peningkatan aktifitas sebelum pemakaian model pembelajaran TGT yang diperoleh data angket aktifitas belajar sejarah sebesar , 60 % dan terjadi peningkatan setelah penggunaan TGT menjadi 70 %, jadi pemakian model pembelajaran TGT meningkatkan motivasi belajar siswa sebesar 83 %

B.Saran

(50)

(1) Pada awal pembelajaran prktisi maupun guru memberikan motivasi agar siswa belajar bersama dan bertanggung jawab terhadap kelompoknya, siswa yang sudah mengerti harus membantu teman dalam kelompoknya sehingga seluruh anggota kelompok dapat menguasi materi pembelajaran (2) Kepada guru dan pihak sekolah dapat menerapkan pembelajaran dengan

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsini.1998.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara.Jakarta.308 Hlm.

As’ari, abdulrahman.2003. Pembelajaran Dengan koopertive Learning. Makalah

Dosen FMIPA Malang.

Dimyati. 1999. Belajar dan Pembelajaran.P.T Rinika Cipa. Jakarta. 215 Hlm.

Hakim, Thursan. 2005. Belajar secara Efektif.Puspa Swara. Anggota IKAPI Jakarta.

Hamalik, Oemar.2001.Proses Belajar Mengajar.Bumi Aksara.Jakarta 189 Hlm

http://www.geoticies.co.id

http://www.geovisit.co.id

Ibrahim, Muslimin, dkk. 2000. Pembelajaran kooprative. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya .65 Hlm

Lie, Anita 2002. Comperative Learning. Grasindo Jakarta. 95 Hlm

Nur, Mohammad & Wikandari. 1998. Pendekatan-pendekata Kontruktifis dalam Pembelajaran. IKIP Surabaya. Surabaya.52 Hlm

Nurhadi, dkk. 2004 .Pembelajaran konstektual (contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapan nya dalam KBK. IKIP Malang. Malang. 153 Hlm

Ridwan, 2004. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung.ALFABETA. 244 Hlm.

(52)

Slavin, Robert E. 1995 Comperative Learning : Thory, Resacrh and Prastice Second Edition. Allyn and Balcon Publishere. Boston. 184 Hlm.

Sugiono, 2005. Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta . Bandung. 195 Hlm

Tim Penyusun, dkk. 2003. Pedoman Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Afektif. Direktor Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. 32 Hlm

Wibawa, Basuki, dkk. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menegah. Jakarta. 39 Hlm

Universitas Lampung, 2006. Format Penulisan Karya Ilmiah. Lampung University Press Bandar Lampung

Heinz, Kock.1979. Saya Guru Yang Baik. Yayasan Kanisius.Jakarta.155 Halaman.

Hopkins, David.1993. A Teacher’s Guide To Classroom Research Open. University Press.Philadelpia

Robinson, Adjai.1983. Azas Praktek Mengajar.Bharata.Jakarta

(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)

Lampiran III. Profil Sekolah

PROFIL SEKOLAH

1. Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Gisting

2. Alamat : Jalan/Desa : Siswa Bhakti / Gisting Kecamatan : Gisting

Kabupaten : Tanggamus Telepon : ( 0729 ) 347442

3. N S S : 201120104231

4. Jenjang Akreditasi : B

5. Tahun Didirikan : 1984

6. Tahun Beroperasi : 1984 7. Kepemilikan Tanah : Pemerintah

a. Status Tanah : Hibah

b. Luas Tanah : 6.907 m2

8. Status Bangunan : Milik Pemerintah 9. Luas seluruh bangunan : 3.122 m2

(60)
(61)

b. Data Ruang Lain

13. Data Guru dan Pegawai

(62)

DATA SEKOLAH, KEPALA SEKOLAH, GURU,

TATA USAHA, DAN SISWA

A. DATA SEKOLAH

1. Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Gisting 2. Status Sekolah : Negeri, Terakreditasi nilai B 3. Waktu belajar : Pagi, pukul 07.30 s.d 13.10

4. Alamat : Jalan : Siswa Bhakti Gisting Pekon : Gisting Bawah Kecamatan : Gisting

Kabupaten : Tanggamus Telepon : (0729) 347442

5. NSS : 201120104231

B. DATA KEPALA SEKOLAH

1. Nama / NIP : TASRILUDDIN.S.Pd / 19640514 198803 1 003

2. Pangkat / golongan : Pembina / IV a.

3. Alamat : Pekon Sinar Sumendo kab. Tanggamus

4. Nomor HP :

(63)

7. Penataran yang pernah diikuti : a. KKG tahun 1998 b. Pelatihan Tutor tahun 2000 c. MGMP tahun 2003 d. Diklat CTL tahun 2003

C. DATA GURU DAN PEGAWAI

a. Data Guru : berdasarkan ijazah dan pembagian tugas b. Data Pegawai : berdasarkan ijazah dan pembagian tugas

D. DATA SISWA

Berdasarkan pembagian kelas

A. Tujuan Pendidikan Dasar

Tujuan Pendidikan dasar adala meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, sert keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

B. Visi Sekolah

Menjadi basis sekolah model pada tahun 2015 dengan karakter

(64)

Indikator Visi

1. Terwujudnya peningkatan out-put yang melanjutkan SMA/SMK/MA berstandar internasional.

2. Terwujudnya masyarakat sekolah yang agamis dan kondusif

3. Terwujudnya kelas pengembangan berbasis IT ( development Classroom based information teknology )

4. Terwujudnya kelas pengembangan berbasis penelusuran mutu akademik

5. Terwujudnya partisipasi masyarakat dan warga sekolah yang produktif dalam kemajuan sekolah

6. Tercapaianya peningkatan prestasi dalam bidang akademik dan non akademik

C. Misi Sekolah

1. Mengupayakan terwujudnya rasio yang ideal antara input dan output siswa.

2. Mengupayakan terwujudnya masyarakat sekola yang agamis.

3. Mengupayakan terwujudnya partisipasi masyarakat dan warga sekolah yang produktif dalam emajuan sekolah

(65)

D. Tujuan Sekolah Dalam 4 Tahun Ke Depan ( Terhitung mulai Tahun 2011-2015 )

1. Mengupayakan terwujudnya lulusan yang menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

a. Melaksanakan sholat dhuhur berjamaah dengan didampingi oleh guru.

b. Melaksanakan kegiatan keagamaan di sekolah.

c. Membiasakan 5 S ( Senyum, Salam, Sapa, dan Sopan Santun ) d. Meningkatkan prilaku akhlak mulia bagi warga sekolah

2. Mengupayakan terwujudnya Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

a. Memenuhi kelengkapan kurikulum berbasis kompetensi Standar Nasional Pendidikan

b. Mewujudkan perangkat pembelajaran dua semester setiap tahun c. Melaksanakn MGMP tingkat sekolah dan kabupaten

d. Mewujudkan pencapaian hasil kesesuaian program mulok

3. Mengupayakan terwujudnya kedisiplinan warga sekolah.

a. Mewujudkan jabat tangan penyambutan siswa di depan pintu gerbang dan pintu kelas

(66)

4. Mengupayakan terwujdnya pengembangan tenaga kependidikan yang cerdas dan profesional.

a. Mewujudkan tenaga pendidikan yang sesuai dengan bidangnya dan profesional.

b. Mewujudkan tenaga pendidik yang kompeten dan profesional. c. Mewujudkan pencapaian tenaga pendidikan yang berkualit

5. Mengupayakan terwujudnya strategi ( model ) pembelajaran yang sesuai dengan pengembangan peserta didik.

a. Mewujudkan prinsip ( model ) pembelajaran terkini/mutakhir. b. Mewujudkan implementasi strategi ( model ) pembelajaran yang

menyenangkan dan partisipatif.

c. Pencapaian ketersediaan bahan dan sumber belajar yang memadai.

6. Mengupayakan terwujudnya pengembangan sarana dan prasarana yang mendukung perkembangan kurikulum.

a. Memenuhi ketersediaan media pembelajaran yang cukup.

b. Menghasilkan iklim yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

7. Mengupayakan terwujudnya pencapaian standar ketuntasan dan kelulusan pembelajaran.

a. Memenuhi prinsip (aturan) standar ketuntasan belajar dan kelulusan.

(67)

c. Pencapaian prestasi juara, baik akademik maupun non akademik. d. Menghasilkan insan yang beriman dan bertaqwa.

e. Menghasilkan insan yang terbiasa hidup sehat, disiplin, berbudi pekerti luhur dan santun dalam pergaulan.

8. Mengupayakan terwujudnya penggalangan pembiayaan yang memedai a. Menghasilkan jalinan kerjasama timbal balik dengan stake holder. b. Menghasilkan penciptaan usaha dengan pendayagunaan potensi

siswa yang ada.

c. Pencapaian sistem subsidi silang yang tepat sasaran.

9. Mengupayakan terwujudnya pengembangan sistem penilaian yang valid dan realible.

a. Menghasilkan perangkat/ instrumen penilaian pembelajaran. b. Menghasilkan implementasi penilaian (evaluasi) pembelajaran. c. Menghasilkan pedoman penilaian ( evaluasi ) pembelajaran.

d. Menghasilkan implementasi tindak lanjut penilaian ( evaluasi ) pembelajaran.

10.Mengupayakan terwujudnya kegiatan kesiswan yang dapat menggali dan meningkatkan prestasi dan potensi yang dimiliki siswa.

(68)

b. Memberikan kesempatan kepada siswa mengikuti lomba kegiatan pengembangan diri pada tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten dan propinsi.

c. Mengikuti kegiatan pengembangan diri dalam kegiatan perayaan vestival, dan kegiatan unjuk prestasi pada tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten dan propinsi.

E. Muatan Kurikulum F. Pengaturan Beban Belajar

(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)

Gambar

Tabel 1. Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas VII.1

Referensi

Dokumen terkait

Tidak Ada surat dukungan dari pabrik/ distributor/ agen dengan melampirkan brosur/foto yang diaparaf dan distempel oleh pemberi dukungan untuk barang sebagai berikut : a. Atap

Laporan ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik Mesin di Departemen Teknik Mesin Fakultas

Visi Poros Maritim Dunia yang dicanangkan pemerintah sejak tahun 2014 membutuhkan dukungan pemangku kepentingan terkait, termasuk Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana

kepada khalayak, dengan tujuan supaya gambar tersebut dapat jelas terlihat dan dapat dinikmati oleh pemirs di rumah. 3) Switcher merupakan seorang teknisi untuk

Kelompok eksperimen terdiri dari 26 ibu hamil dengan intervensi pemberian Short Message Service dengan Gili- SMS® yang diberikan 3 kali yang berisi pengingat untuk

meganalisis harga saham.. peneliti menggunakan analisis fundamental. 392) dalam Alifa Widiastuti Nugroho (2016) mengungkapkan bahwa informasi yang dipublikasikan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh metode finger painting terhadap kemampuan keaksaraan anak usia 5-6 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian

Selain itu, mengingat eratnya hubungan antara membaca dengan penguasaan kosakata, REDW strategy juga membantu baik mahasiswa yang memilki kosakata yang baik maupun