• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESMENT BERBASIS NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN TERHADAP LINGKUNGAN PADA MATERI SIFAT LARUTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESMENT BERBASIS NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN TERHADAP LINGKUNGAN PADA MATERI SIFAT LARUTAN"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

Harist Ariffiansyah

ii ABSTRAK

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESMENT BERBASIS NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN TERHADAP LINGKUNGAN

PADA MATERI SIFAT LARUTAN

Oleh

HARIST ARIFFIANSYAH

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengembangkan asesmen berbasis nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan. Metodep enelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Langkah-langkah yang dilakukan yaitu: analisis kebutuhan, pengembangan desain produk, validasi desain produk, perbaikan desain produk, dan uji coba produk secara terbatas. Uji coba produk secara terbatas dilakukan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung pada seorang guru kelas VII dan 20 orang siswa kelas VII.

(2)

Harist Ariffiansyah

iii tersebut maka dapat disimpulkan bahwa asesmen yang dikembangkan memiliki kriteria baik.

Dalam proses pengembangan asesmen ini ada kendala yang dihadapi yaitu ren-dahnya minat siswa untuk berpartisipasi dalam pengambilan data saat analisis kebutuhan dan kurangnya referensi sebagai informasi untuk mengembangkan instrumen asesmen bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan.

(3)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESMENT BERBASIS NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN TERHADAP LINGKUNGAN

PADA MATERI SIFAT LARUTAN

Skripsi

Oleh

HARIST ARIFFIANSYAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESMENT BERBASIS NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN TERHADAP LINGKUNGAN

PADA MATERI SIFAT LARUTAN

Oleh

HARIST ARIFFIANSYAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Langkah-langkah proses penilaian………... 23

2. Langkah-langkah Metode Research and Development (R&D) ……. 32 3. Alur penelitian pengembangan asesmen ……… 36

4. Sampul luar bagian depan.……….……… 47

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Instrumen Penilaian ... 9

B. Pengertian dan Ciri-ciri Asesmen ... 10

C. Jenis dan Teknik Asesmen... 13

D. Prinsip Asesmen... 18

E. Tujuan Asesmen ... 20

F. Fungsi Asesmen... 20

G. Langkah-langkah Asesmen... 22

H. Nilai Ketuhanan dan Kecintaan Terhadap Lingkungan... 23

1. nilai ketuhanan... 23

2. kecintaan terhadap lingkungan. ... 26

I. Analisis Konsep Sifat Larutan. ... 28

(7)

B. Subyek dan Lokasi Penelitian ... 32

C. Sumber Data ... 33

D. Instrumen Penelitian ... 33

1. Instrumen pada studi pendahuluan... 33

2. Instrumen pada validasi ahli. ...34

3. Instrumen tanggapan terhadap desain produk...35

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 35

1. Studi pendahuluan... 37

2. Perencanaan dan Pengembangan Desain Produk. ... 38

3. Pelaksanaan Penelitian... 39

4. Revisi Desain Produk... 39

F. Teknik Pengumpulan Data ... 39

G. Analisis Data ... 40

1. Teknik analisis data hasil wawancara studi pendahuluan... 40

2. Teknik analisis data angket penilaian guru dan siswa terhadap asesmen yang dikembangkan ... 41

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 45

1. Hasil analisis kebutuhan... 45

2. Hasil pengembangan instrumen asesmen... 46

3. Hasil angket validasi ahli ... 56

4. Hasil angket tanggapan guru dan siswa. ... 58

B. Pembahasan... 62

1. Karakteristik instrumen asesmen ... 62

2. Faktor pendukung pengembangan instrumen asesmen... 63

3. Kendala pengembangan instrumen asesmen... 63

V. SIMPULAN DAN SARAN

(8)

3. Hasil Analisis Kebutuhan Guru ... 79

4. Hasil Analisis Kebutuhan Siswa ... 85

5. Deskripsi Hasil Angket Analisis Kebutuhan. ... 90

6. Hasil Validasi Kesesuaian Isi... 98

7. Persentase dan Kriteria Hasil Validasi Aspek Kesesuaian Isi. ... 99

8. Hasil Validasi Aspek Konstruksi ... 101

9. Persentase dan Kriteria Validasi Aspek Konstruksi. ... 103

10. Hasil Validasi Aspek Bahasa... 105

11. Persentase dan Kriteria Validasi Aspek Bahasa. ... 106

12. Hasil Penilaian Guru Pada Aspek Kesesuaian Isi ... 107

13. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Kesesuaian Isi Pada Guru ... 108

14. Hasil Penilaian Guru Pada Aspek Konstruksi ... 110

15. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Konstruksi Pada Guru... 112

10. Hasil Penilaian Guru Pada Aspek Penggunaan Bahasa ... 114

(9)

xi DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. KI-1 dan KD 1.1 ... 24

2. Aspek penilaian afektif ... 25

3. KI-2 dan KD 2.1-2.4 ... 26

4. Karakter utama dan karakter pokok... 27

5. Analisis konsep sifat larutan ... 29

6. Penskoran pada angket berdasarkan skala Likert... 42

7. Tafsiran persentase angket ... 44

8. Data hasil angket validasi ahli... 56

(10)
(11)
(12)

Ever tried, Ever failed, No matter

Try again, Fail again, Fail better (Samuel Beckett)

Jangan patah semangat walau apapun yang terjadi, jika kita menyerah maka abislah sudah.

(Top)

Tidak apa-apa sekarang kita menjadi sebuah pion. Pion memang bidak paling kecil dan paling lemah. Tapi ingat dialah satu-satunya prajurit

yang tidak pernah mundur walau sebanyak apapun musuhnya. (Harist Ariffiansyah)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.”

(QS: Al-Insyirah:6)

(13)

PERSEMBAHAN

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Dengan baitan-baitan syukur kepada-Nya “Alhamdulillahirabbil ‘alamin”

kupersembahkan lembaran goresan tinta ini kepada Ummi Istilah dan Abi Suharjo

tercinta yang selalu mengalirkan cinta dan kasihnya kepadaku

Ummi.. Abi...terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku untuk

membalas semua pengorbananmu dalam hidupmu

demi hidupku kalian ikhlas mengorbankan segala perasaan tanpa kenal

lelah, dalam lapar berjuang separuh nyawa hingga segalanya

Adikku tercinta Akbar Nur Huda, M. Ridho Faris Mustofa, Zhafira Aulia Rahmah

Yang selalu memberi warna di hidupku

Keluarga besarku

Yang selalu mendukungku

Keluarga besar Korps Baret Ungu Menwa Yon 201 Universitas Lampung yang

telah membimbing, mendidik, dan mendewasakanku dalam berpikir dan bertindak

Rekanku, sahabatku, dan almamaterku

(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Giham Sukamaju kab. Lampung Barat pada tanggal 18

Agustus 1991 sebagai putra pertama dari empat bersaudara buah hati Bapak

Suharjo Prasetyo dan Ibu Istilah.

Pendidikan penulis diawali dari pendidikan formal pada tahun 1995 di TK

Dharma Wanita Giham Sukamaju. Pada tahun 1996 melanjutkan pendidikan di

SD Negeri 2 Sekincau, diselesaikan tahun 2002, MTs Nurul Iman Sekincau tahun

2005, dan SMA Negeri 1 Sekincau Kabupaten Lampung Barat tahun 2008.

Tahun 2009 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Kimia Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung melalui jalur Tes

SNMPTN. Selama menjadi mahasiswa aktif di organisasi Resimen Mahasiswa

(MENWA) dengan mendaftarkan diri pada tahun 2009 sebagai calon siswa dan

mengikuti Pra Pendidikan Dasar (2009) dan pendidikan dasar (2010). Tahun

2012 mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang terintergrasi dengan

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di SMP Negeri 1 Sekampung Kecamatan

(15)

SANWACANA

Puji dan syukur dihaturkan sebesarnya kehadirat Allah SWT yang telah

melimpah-kan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Pengembangan

Instru-men Assesment Berbasis Nilai Ketuhanan dan Kecintaan Terhadap Lingkungan pada

Materi Sifat Larutan” dapat diselesaikan dengan baik.

Sepenuhnya disadari bahwa kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, maka

ada-nya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sangat membantu dalam

menyele-saikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku plt. Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

dan Pembimbing II atas kesediannya untuk memberikan motivasi, bimbingan,

saran, dan kritik dalam proses penyelesaian kuliah dan penyusunan skripsi.

4. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku Pembimbing I atas kesediaannya untuk

memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selaku Pembahas atas kesediaan, keikhlasan, dan

kesabarannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses

(16)

6. Kepala sekolah Ibu Hj. Sri Chairattini E.A, S.Pd, Guru Mitra Ibu Yulva Roza,

M.Pd., siswa-siswi, dan staf TU SMPN 19 Bandar Lampung atas kerja samanya.

7. Ummi, Abi, dan mbah. Terima kasih atas dukungan, nasihat, dan doa yang

selalu Ummi, Abi, dan mbah berikan.

8. Saudara-saudariku (dek Akbar, dek Ridho, nduk Fira) dan keluarga besarku atas

dukungan dan doanya.

9. Kekasihku Yuca Aryanti Indrakustantri yang selalu memotivasi dan membantu

terselesaikannya skripsi penulis dari awal hingga akhir.

10. Teman-teman di Pendidikan Kimia 2009 serta Kakak dan Adik tingkat di

Program Studi Pendidikan Kimia atas dukungan, semangat yang diberikan.

11. Rekan-rekan KKN dan PPL di SMPN 1 Sekampung Kec. Sekampung Kab.

Lampung Timur serta semua pihak yang tidak dapat ditulis satu persatu.

11. Keluarga Besar Resimen Mahasiswa Batalyon 201 Universitas Lampung yang

telah mendidik dan mendewasakanku dalam berpikir dan bertindak.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

Semoga Alloh SWT melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya kepada kita semua dan

semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, 29 Desember 2015

Penulis,

(17)
(18)
(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan berkualitas menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh setiap

bang-sa. Indonesia sebagai negara yang selalu berupaya memperbaiki kualitas

pendi-dikan masyarakatnya, terus-menerus melakukan pembenahan dalam bidang

pen-didikan. Meskipun demikian, pemerintah tetap belum mampu mengatasi

perma-salahan pendidikan di Indonesia. Hal ini berdasarkan data yang diperoleh dari

Trends International Mathematis and Science Study (TIMMS) tahun 2011, bahwa

kemampuan IPA siswa Indonesia masih sangat minim yaitu dengan jumlah nilai

386. Kemampuan IPA siswa Indonesia ini berada pada urutan 38 dari 42 negara,

dan tertinggal jauh dari negara tetangga asia seperti Korea (peringkat ke-1)

dengan nilai rata-rata 613, Singapura (peringkat ke-2) dengan nilai rata-rata 611,

dan Taiwan (peringkat ke-3) dengan nilai rata-rata 609. Rata-rata skor siswa

Indonesia di bawah skor rata-rata yaitu 500, dan hanya mencapai Low

Internatio-nal Benchmark atau hanya menempati peringkat bawah di dunia internasioInternatio-nal

(Zakaria, 2014).

Kemampuan IPA siswa Indonesia yang masih rendah tersebut dapat disebabkan

oleh banyak faktor. Salah satu di antaranya karena dalam pembelajaran IPA,

(20)

prin-2

sip-prinsip sains secara verbalistis. Cara pembelajaran seperti itu menyebabkan

siswa pada umumnya hanya mengenal banyak peristilahan sains secara hafalan

tanpa makna (Widodo, 2013). Padahal pembelajaran IPA sangat dekat dengan

pembelajaran bermakna yang mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Salah satu upaya pemerintah dalam hal ini adalah dengan melakukan perubahan

kurikulum. Perubahan kurikulum terbaru yang dilakukan yaitu Kurikulum

Ting-kat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013. Penerapan Kurikulum

2013 ini juga didasarkan pada banyaknya fakta yang menunjukkan bahwa

pendi-dikan karakter atau moral di lingkungan sekitar kurang diimplementasikan.

Pada-hal di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal

2 dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional telah menjelaskan tujuan pendidikan Indonesia yaitu bahwa

Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan pendidikan di Indonesia yang

tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan intelektual peserta didik

tetapi juga keimanan, ketakwaan, dan akhlaknya.

Pencapaian kompetensi Kurikulum 2013 terdapat dalam tiga dimensi yaitu

dimen-si dimen-sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetendimen-si dimen-sikap yang dimaksud

beru-pa sikap spiritual yang terurai dalam Kompetensi Inti-1 (KI-1), sikap sosial yang

terurai dalam Kompetensi Inti-2 (KI-2), kompetensi pengetahuan yang terurai

da-lam Kompetensi Inti-3 (KI-3) dan kompetensi keterampilan yang terurai dada-lam

Kompetensi Inti-4 (KI-4).

Dalam kurikulum 2013 nilai-nilai ketuhanan terdapat pada Kompetensi Inti 1

(21)

3

KD 1.1 yaitu mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang

as-pek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam

lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang

dianut-nya. Dalam pembelajaran IPA, terutama pada materi larutan kimia kelas VII

diharapkan dapat menumbuhkan sikap bersyukur atas kebesaran dan keagungan

Tuhan Yang Maha Esa yang menciptakan alam semesta. Dalam hal ini seperti

bersyukur bisa merasakan rasa asam, manis, dan pahit pada buah-buahan atau

bahan makanan dengan menggunakan indera perasa lidah.

Nilai-nilai kecintaan terhadap lingkungan terdapat dalam Kompetensi Inti 2 (KI-

2 ) tentang Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

kebe-radaannya. Serta pada KD 2.1 dengan menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki

rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab,

terbuka, kritis, kreatif, inovatif, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari

sebagai wujud implementasi perilaku menjaga kebersihan dan kelestarian

lingku-ngan. Dalam pembelajaran IPA, terutama pada materi larutan kimia kelas VII hal

ini diharapkan dapat menumbuhkan sikap-sikap seperti menjaga kebersihan,

men-cintai dan melestarikan alam.

Dijelaskan dalam lampiran Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang standar

pe-nilaian pendidikan, bahwa fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut menjadi

parameter utama untuk merumuskan Standar Nasional Pendidikan yang terdiri

(22)

4

sebagai acuan penilaian bagi pendidik, satuan pendidikan, dan Pemerintah pada

satuan pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Penilaian

pen-didikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur

pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri,

penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester,

ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi,

ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.

Kita ketahui bersama saat ini penilaian pendidikan di Indonesia masih berpusat

hanya pada penilaian yang mengukur kompetensi pengetahuan saja, sedangkan

penilaian yang mengukur kompetensi sikap siswa lebih cenderung terabaikan,

se-hingga penilaian terhadap proses pendidikan karakter yang bermakna, dalam hal

ini pencapaian kompetensi sikap spiritual tentang nilai ketuhanan dan sikap sosial

tentang kecintaan terhadap lingkungan masih belum sepenuhnya dilakukan.

Pada-hal dalam pembelajaran IPA ada tiga karakteristik yang harus tercapai yaitu

pro-ses, produk, dan sikap. Untuk mencapai hasil pembelajaran IPA yang optimal

perlu memperhatikan keseluruhan karakteristik tersebut dengan tidak

mengabai-kan salah satu dari ketiga karakter tersebut.

Namun faktanya di lapangan rata-rata siswa Indonesia hanya mampu mengenali

sejumlah fakta dasar tetapi belum mampu mengkomunikasikan dan mengaitkan

berbagai topik sains, apalagi menerapkan konsep-konsep yang kompleks dan

abstrak. Fakta di atas pun diperkuat dari studi lapangan yang telah dilakukan di

delapan SMP Negeri yang ada di Bandar Lampung. Studi lapangan ini bertujuan

(23)

5

terhadap Kompetensi Inti-1 (KI-1) dan Kompetensi Inti-2 (KI-2). KI-1 dalam hal

ini yaitu sikap nilai ketuhanan dan KI-2 dalam hal ini yaitu sikap kecintaan

terha-dap lingkungan. Pengumpulan informasi yang dilakukan adalah dengan

melaku-kan penyebaran angket terhadap guru mata pelajaran IPA Terpadu kelas VII dan

juga peserta didik kelas VIII di sekolah tersebut. Berdasarkan hasil angket

terha-dap delapan guru dan 40 siswa dari delapan SMP Negeri di Bandar Lampung

mengenai assesment yang diberikan guru mereka pada materi asam basa didapat

fakta bahwa diperoleh bahwa 1) sebanyak 12,5% dari guru-guru tersebut belum

melakukan penilaian terhadap kompetensi keterampilan; 2) sebanyak 50% dari

guru-guru tersebut belum mengetahui tentang instrumen assessment bermuatan

nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan, 3) 50% dari guru-guru

terse-but belum membuat soal-soal yang bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan

terhadap lingkungan; 4) sebanyak 12,5% dari guru-guru tersebut kurang mengerti

pembuatan kisi-kisi soal sehingga ketercapaian kompetensi sikap, pengetahuan,

dan keterampilan yang diukur kurang jelas; dan 5) sebanyak 87,5% dari

guru-guru tersebut mengungkapkan bahwa perlu dilakukan pengembangan instrumen

assessment yang bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan.

Terkait fakta di atas maka dibutuhkan suatu assesment yang dapat mengukur nilai

ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan. Maka dari itu, kemudian penulis

melakukan penelitian yang berjudul:“Pengembangan Assesment Berbasis Nilai

Ketuhanan dan Kecintaan Terhadap Lingkungan Pada Materi Sifat Larutan.”

(24)

6

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah karakteristik assesment berbasis nilai ketuhanan dan kecintaan

terhadap lingkungan pada materi sifat larutan?

2. Bagaimanakah tanggapan guru terhadap assesment berbasis nilai ketuhanan

dan kecintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan?

3. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap assesment berbasis nilai ketuhanan

dan kecintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan?

4. Apa saja kendala-kendala yang ditemui ketika menyusun pengembangan

assesment berbasis nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan pada

materi sifat larutan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengembangkan assesment berbasis nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap

lingkungan pada materi sifat larutan

2. Mendeskripsikan karakteristik assesment berbasis nilai ketuhanan dan

kecin-taan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan.

3. Mendeskripsikan pandangan siswa mengenai assesment berbasis nilai

ketu-hanan dan kecintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan.

4. Mendeskripsikan pandangan guru mengenai assesment berbasis nilai

ketuha-nan dan kecintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan.

5. Mengetahui hal-hal yang menjadi kendala dalam penyusunan assesment

(25)

7

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah :

1. Guru

Sebagai sumber referensi mengenai assesment berbasis nilai ketuhanan dan

ke-cintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan

2. Manfaat bagi peneliti

a. Mengetahui bagaimana cara mengembangkan assesment berbasis nilai

ketu-hanan dan kecintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan.

b. Mengetahui masalah yang menjadi kendala dalam pembuatan assesment

yang berbasis nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan pada

ma-teri sifat larutan.

3. Manfaat bagi sekolah

Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu

pembelajaran sains kimia/ IPA terpadu di sekolah.

4. Sebagai bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan

assesment pembelajaran sains kimia/ IPA terpadu di SMP maupun tingkat

sa-tuan pendidikan lainnya.

(26)

8

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dan penafsiran yang berbeda-beda terhadap

masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka ruang lingkup penelitian

ini adalah :

1. Pengembangan adalah proses meneliti keadaan di lapangan terkait pendidikan

untuk merancang suatu produk yang nantinya akan divalidasi oleh dosen ahli

serta meminta tanggapan guru dan siswa, agar menghasilkan produk yang

da-pat digunakan dalam proses pembelajaran.

2. Instrumen assessment yang akan dikembangkan mencakup Kompetensi Inti-1

(KI-1) yaitu tentang sikap spiritual, dalam hal ini bermuatan nilai ketuhanan

dan Kompetensi Inti-2 (KI-2) tentang sikap sosial, dalam hal ini kecintaan

ter-hadap lingkungan.

3. Instrumen assessment bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap

ling-kungan adalah suatu instrumen assessment yang dirancang guna mengukur

kompetensi sikap kognisi siswa dalam hal karakter yang selalu bersyukur,

mendekatkan diri dengan Tuhan dan peduli serta menjaga kelestarian

lingku-ngan

4. Instrumen assessment yang dikembangkan adalah instrumen assessment dengan

kategori tes tertulis dalam bentuk soal pilihan jamak dan uraian untuk

mengu-kur indikator pencapaian pada sikap kognisi siswa.

(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Instrumen Penilaian

Instrumen merupakan alat bantu untuk mengumpulkan data atau informasi

(Ari-kunto, 2002), sementara itu Menurut Sudijono (2006), penilaian berarti menilai

sesuatu. Sedangkan menilai itu mengandung arti: mengambil keputusan terhadap

sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik atau buruk,

se-hat atau sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya. Jadi penilaian itu sifatnya

ada-lah kualitatif. Berdasarkan kedua pengertian tersebut maka instrumen penilaian

dapat disebut pula sebagai alat penilaian atau alat evaluasi.

Menurut Firman (2000) instrumen penilaian dikelompokkan dalam dua macam

yaitu tes dan non tes. Tes ialah kumpulan pertanyaan atau soal yang harus

dija-wab siswa dengan menggunakan pengetahuan-pengetahuan serta kemampuan

pe-nalarannya. Menurut Arikunto (2002), tes adalah serentetan pertanyaan atau

lati-han serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan

in-telejensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Non tes meliputi angket atau kuesioner, skala sikap, pedoman wawancara dan

pe-doman observasi. Menurut Arikunto (2002), angket atau kuesioner adalah

sejum-lah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

(28)

da-10

ri bentuknya kuesioner dikelompokan menjadi kuesioner pilihan ganda (sudah

di-sediakan jawaban sehingga responden tinggal memilih), kuesioner isian (memberi

kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri), check

list (sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada

kolom yang sesuai), rating scale (disebut juga skala bertingkat yaitu sebuah

per-nyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukan tingkatan-tingkatan misalnya

misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju).

Observasi atau pengamatan dapat dilakukan melalui pengelihatan, penciuman,

pendengaran, peraba dan pengecap. Observasi dapat dilakukan dengan dua cara

yaitu observasi non-sistematis, dilakukan pengamat dengan tidak menggunakan

instrumen pengamatan dan observasi sistematis, dilakukan pengamat dengan

menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan (Arikunto, 2002).

Jadi instrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk melakukan penilaian

atau evaluasi, instrumen penilaian dapat berupa tes atau non tes dan observasinya

dapat dilakukan dengan dua cara yaitu observasi sistematis dan non-sistematis.

B. Pengertian dan Ciri-ciri Assesmens

Assesmens merupakan proses penentuan informasi yang dilakukan serta

penggu-naan informasi tersebut untuk melakukan pertimbangan sebelum keputusan

(Fir-man, 2000). Dalam pengertian assesmens terdapat tiga istilah pokok yang harus

dipahami dan saling berkaitan yaitu keputusan, pertimbangan dan hasil akhir

assesment berupa penafsiran terhadap informasi yang diperoleh, informasi

(29)

asses-11

ment diartikan oleh Stinggins dalam Samosir (2013) sebagai assesment proses,

ke-majuan, dan hasil belajar siswa (outcomes). Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa assesment merupakan istilah yang tepat untuk assesment proses belajar

siswa.

Menurut Subali (2010) :

Assesment merupakan suatu proses yang sistematis yang dilaksanakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi dari program yang bersangku-tan. Dalam hal ini termasuk di dalamnya untuk mengetahui keberhasilan se-luruh subyek belajar yang menempuh suatu program. Untuk memperoleh informasi yang berupa data kuantitatif dilakukan melalui pengukuran. Untuk memperoleh data kuantitatif dalam dilakukan melalui tes dan non tes. Tes merupakan metode pengukuran yang menggunakan alat ukur berbentuk satu set pertanyaan untuk mengukur sampel tingkah laku, dan jawabannya dapat dikategorikan benar dan salah.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang

Standar Penilaian Pendidikan dinyatakan bahwa ulangan adalah proses yang

dila-kukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan

dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikan

pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Ulangan harian

adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian

kom-petensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Komkom-petensi Dasar (KD) atau

le-bih. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik

un-tuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8–9

minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang

merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk

(30)

12

meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester

ter-sebut. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik

akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik

di-akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket.

Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada

se-mester tersebut. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian

kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk

mempero-leh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan

kelulu-san dari satuan pendidikan.

Ciri-ciri assesment menurut Sudjana (2005) adalah:

Adanya obyek atau program yang dinilai dan adanya kriteria sebagai dasar untuk membandingkan antara kenyataan berdasarkan kriteria. Perbandingan tersebut dapat bersifat mutlak artinya hasil perbandingan tersebut menggam-barkan posisi obyek yang dinilai ditinjau dari kriteria yang berlaku. Sedang-kan perbandingan bersifat relatif artinya hasil perbandingan lebih menggam-barkan posisi suatu obyek yang dinilai dengan obyek lainnya dengan bersum-ber pada kriteria yang sama.

Dari beberapa pengertian menurut ahli, dapat disimpulkan bahwa assesment

ada-lah metode dan proses yang digunakan untuk mengumpulkan umpan balik tentang

seberapa baik siswa belajar, dan dapat dilakukan di awal, di akhir (sesudah),

mau-pun saat pembelajaran sedang berlangsung yang dapat berupa tes atau nontes.

Assesment berupa nontes misalnya penggunaan metode observasi, wawancara,

monitoring tingkah laku, dsb. Hasilnya dapat digunakan untuk pengambilan

ke-putusan dan bertujuan meningkatkan belajar (pembelajaran) dan perkembangan

(31)

13

C. Jenis dan Teknik Assesment

Berdasarkan PP No.19 tahun 2005 Pasal 63 Ayat (1) bahwa assesment pendidikan

pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas : (1) Assesment hasil

be-lajar oleh pendidik, (2) Assesment hasil bebe-lajar oleh satuan pendidikan, (3)

Asses-ment hasil belajar oleh Pemerintah.

Menurut Stiggins dalam Samosir (2013) jenis assesment dibagi menjadi empat,

yaitu: seleksi respon terpilih (selected response assessment), uraian atau esai

(ess-ay assessment), kinerja (performanceassessment), serta wawancara/komunikasi

personal (communication personal). Jenis target pencapaian hasil belajar

meli-puti tentang pengetahuan (knowledge), penalaran (reasoning), keterampilan

(skills), hasil karya (product), dan afektif (affective).

Gabel dalam Syaifuddin (2014) mengkategorikan assesment ke dalam dua

kelom-pok besar yaitu assesment tradisional dan assesment alternatif. Assesment yang

tergolong tradisional adalah tes benar-salah, tes pilihan ganda, tes melengkapi,

dan tes jawaban terbatas. Sementara itu yang tergolong ke dalam assesment

al-ternatif (non-tes) adalah essay/uraian, assesment praktek, assesment proyek,

kui-sioner, inventori, daftar cek, assesment oleh teman sebaya/sejawat, assesment diri

(self assessment), fortofolio, observasi, diskusi, dan wawancara (interview).

Rustaman (2007) mengemukakan bahwa assesment terhadap hasil pembelajaran:

(1) sasaran yang terarah terutama terhadap: pemikiran, pemahaman atas materi

IPA dan penerapannya; kebiasaan berpikir yang produktif (berpikir kritis, bepikir

(32)

14

thinking skills, HOTS). Berpikir tingkat tinggi ini juga termasuk kedalam ranah

taksonomi bloom, dalam taksonomi ini kemampuan menganalisis, penilaian, dan

sintesis (membuat pengetahuan baru), (3) karakteristik IPA meliputi: (a) IPA

mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh

semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang

di-lakukan terdahulu oleh penemunya, (b) IPA merupakan suatu kumpulan

penge-tahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum

terbatas pada gejala-gejala alam, (c) IPA merupakan pengetahuan teoritis, yang

diperoleh atau disusun dengan cara yang khusus, yaitu dengan melakukan

obser-vasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, observasi dan demikian

se-terusnya kait-mengait antara cara yang satu dengan cara yang lain IPA

merupa-kan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan, (d) IPA meliputi empat unsur,

yaitu produk, proses, aplikasi, dan sikap. Produk dapat berupa fakta, prinsip,

teori, dan hukum.

Berikut ini adalah pengelompokan utama sasaran pencapaian assesment menurut

Stiggins dalam Samosir (2013): (1) penguasaan siswa atas pengetahuan materi

subjek inti, yaitu : (a) kemampuan siswa untuk menggunakan pengetahuannya

un-tuk berpikir dan menyelesaikan masalah, (b) kemampuan unun-tuk menunjukkan

ke-terampilan yang terkait dengan dengan pencapaian tertentu, misalnya melakukan

tindakan psikomotor, (c) kemampuan untuk membuat produk yang terkait dengan

jenis pencapaian tertentu, seperti sikap, minat, dan motivasi, (2) assesment yang

terarah pada proses pembelajaran IPA, yaitu: (a) assesment kinerja dan/atau

(33)

15

(d) hands-on dan minds-on, (e) keterampilan praktik dan komunikasi, (f) sikap

il-miah dan nilai yang terkandung dalam IPA.

Teknik assesment pendidikan ada bermacam-macam. Ada yang tergolong tes

apabila menyangkut benar salah dan nontes bila tidak menyangkut benar salah.

Grounlund dalam Syaifuddin (2014) mengklasifikasikan teknik assesment tes

menjadi beberapa kategori, yakni tes bentuk pilihan, tes bentuk mengkonstruksi

jawaban, dan assesment yang diperluas. Tes bentuk pilihan dapat berupa pilihan

ganda, salah-benar, menjodohkan/memasangkan, tes bentuk mengkonstruksi

ja-waban dapat berupa tes isian, uraian terstruktur, dan uraian terbuka, assesment

yang diperluas dapat berupa proyek atau portofolio.

Dalam Buku panduan assesment yang diterbitkan BSNP tahun 2007, teknik

asses-ment adalah sebagai berikut :

1. Tes tertulis merupakan suatu teknik assesment yang menuntut jawaban secara

tertulis, baik berupa pilihan atau isian. Tes yang jawabannya berupa pilihan

meliputi pilihan ganda,benar-salah dan menjodohkan, sedangkan tes yang

ja-wabannya berupa isian berbentuk isian singkat atau uraian.

2. Observasi atau pengamatan adalah teknik assesment yang dilakukan dengan

menggunakan indera secara langsung. Observasi dilakukan dengan

menggu-nakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang akan

diamati.

3. Tes Praktik atau tes kinerja adalah teknik assesment yang menuntut peserta

didik mendemonstrasikan kemahirannya. Tes praktik dapat berupa tes tulis

(34)

kete-16

rampilan digunakan untuk mengukur keterampilan peserta didik yang

dieks-presikan dalam kertas, misalnya peserta didik diminta untuk membuat desain

atau sketsa gambar. Dalam IPA, kemampuan merancang eksperimen termasuk

bagaimana merancang rangkaian peralatan yang digunakan termasuk contoh

tes tulis keterampilan. Tes identifikasi dilakukan untuk mengukur kemahiran

mengidentifikasi sesuatu hal berdasarkan fenomena yang ditangkap melalui

alat indera. Tes simulasi digunakan untuk mengukur kemahiran bersimulasi

memperagakan suatu tindakan tanpa menggunakan peralatan/benda yang

se-sungguhnya. Tes praktik kerja dipakai untuk mengukur kemahiran

mendemon-strasikan pekerjaan yang sesungguhnya.

4. Penugasan merupkan suatu teknik assesment yang menuntut peserta didik

me-lakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penugasan

dapat diberikan dalam bentuk individual atau kelompok. Penugasan ada yang

berupa pekerjaan rumah atau berupa proyek. Pekerjaan rumah adalah tugas

yang harus diselesaikan peserta didik di luar kegiatan kelas, misalnya

menye-lesaikan soal-soal dan melakukan latihan. Proyek adalah suatu tugas yang

me-libatkan kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis

mau-pun lisan dalam waktu tertentu dan umumnya menggunakan data lapangan.

5. Tes Lisan dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap muka antara peserta

didik dengan seorang atau beberapa penguji. Pertanyaan dan jawaban

diberi-kan secara lisan dan spontan. Tes jenis ini memerludiberi-kan daftar pertanyaan dan

pedoman pensekoran.

6. Assesment Portofolio merupakan assesment yang dilakukan dengan cara

(35)

17

didik dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat,

per-kembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu

ter-tentu.

7. Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi

informasi kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkait dengan kinerja

ataupun sikap peserta didik yang dipaparkan secara deskriptif.

8. Assesment diri merupakan teknik assesment dengan cara meminta peserta didik

untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya berkaitan dengan

kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran.

9. Assesment antar teman merupakan teknik assesment dengan cara meminta

pe-serta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam

berbagai hal. Untuk itu perlu ada pedomanan assesment antarteman yang

me-muat indikator prilaku yang dinilai.

Dalam memilih teknik assesment, pendidik harus mempertimbangkan (1)

karakte-ristik kelompok mata pelajaran, (2) rumusan kompetensi mata pelajaran yang

di-kembangkan dalam silabus, dan (3) rumusan indikator pencapaian setiap KD.

Menurut Subali (2010) ada beberapa hal penting terkait teknik pembuatan

instru-men assesinstru-ment yaitu:

(36)

18

D. Prinsip Assesment

Untuk dapat melakukan assesment secara efektif diperlukan latihan dan

pengua-saan teori-teori yang relevan dengan tujuan dari proses belajar mengajar sebagai

bagian yang tidak terlepas dari kegiatan pendidikan sebagai suatu sistem. Oleh

karena itu, harus diketahui prinsip assesment sebagai dasar dalam pelaksanaan

assesment.

Purwanto (2006) mengemukakan bahwa prinsip assesment adalah sebagai berikut:

assesment hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif; harus

dibedakan antara penskoran (score) dan assesment (grading); dalam proses

pem-berian nilai hendaknya diperhatikan adanya dua macam patokan, yaitu pempem-berian

yang non-referenced dan yang criterion referenced; kegiatan pemberian nilai

hen-daknya merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar; assesment harus

bersifat komparabel. Artinya, setelah tahap pengukuran yang menghasilkan

ang-ka-angka itu dilaksanakan, prestasi-prestasi yang menduduki skor yang sama

ha-rus memiliki nilai yang sama pula, dan sistem assesment yang dipergunakan

hen-daknya jelas bagi siswa dan bagi pengajar sendiri.

Pada permendiknas No 20 tahun 2007 tentang standar assesment dijelaskan bahwa

assesment adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

menentu-kan pencapaian hasil belajar siswa. Assesment tidak sekedar pengumpulan data

siswa, tetapi juga pengolahannya untuk memperoleh gambaran proses dan hasil

belajar siswa, dan pada Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang standar

assesment pendidikan di bagian C.5 dinyatakan bahwa instrumen assesment hasil

(37)

19

merepresentasikan kompetensi yang dinilai, (b) konstruksi, yaitu memenuhi

per-syaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan (c) bahasa,

yaitu menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan

taraf perkembangan peserta didik.

Salah satu prinsip dalam assesment di kelas adalah meyeluruh, penilaian perlu

di-lakukan terhadap keseluruhan kompetensi yang telah dipelajari peserta didik

me-lalui kegiatan pembelajaran (Arifin, 2009). Prinsip assesment menurut Tim

Penulis (2007) untuk pendidikan dasar dan menengah mengacu kepada standar

assesment pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah. Prinsip tersebut

mencakup:

1. Sahih,yakni assesment didasarkan pada data yang mencerminkan kemam-puan yang diukur. .

2. Obyektif, yakni assesment didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas tanpa dipengaruhi oleh subyektivitas penilai.

3. Adil, yakni assesment tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender

4. Terpadu, yakni assesment oleh pendidik merupakan salah satu komponen kegiatan pembelajaran

5. Terbuka,yakni prosedur assesment, kriteria assesment, dan dasar pengambi-lan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

6. Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni assesment mencakup semua as-pek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik assesment yang se-suai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik

7. Sistematis, yakni assesment dilakukan secara berencana dan bertahap de-ngan mengikuti langkah-langkah baku.

8. Beracuan kriteria, yakni assesment didasarkan pada ukuran pencapaian kom-petensi yang ditetapkan

(38)

20

E. Tujuan Assesment

Sudjana (2005) menyebutkan bahwa tujuan dari assesment adalah:

1. Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata

pelajaran yang ditempuhnya.

2. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa kearah tujuan pendidikan yang diharapkan.

3. Menentukan tindak lanjut hasil assesment, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanannya.

4. Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah ke-pada pihak-pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, penggunaan je-nis assesment yang tepat akan menentukan keberhasilan dalam mempe-roleh informasi yang berkenaan dengan proses pembelajaran.

Senada dengan pernyataan Sudjana, Iryanti dalam Samosir (2013) mengemukakan

bahwa assesment yang dilakukan terhadap siswa mempunyai tujuan antara lain:

1. Mengetahui tingkat pencapaian siswa.

2. Mengukur pertumbuhan dan perkembangan kemajuan siswa. 3. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.

4. Mengetahui hasil pembelajaran. 5. Mengetahui pencapaian kurikulum. 6. Mendorong siswa untuk belajar.

7. Umpan balik untuk guru supaya dapat mengajar lebih baik.

F. Fungsi Assesment

Evaluasi proses dan hasil belajar merupakan serangkaian kegiatan yang

dilaksana-kan tahap demi tahap berdasardilaksana-kan keseluruhan hasil assesment yang dilakudilaksana-kan.

Subali (2010) manfaat hasil evaluasi bagi subjek belajar adalah untuk bimbingan

belajar, bimbingan pribadi, dan kebutuhan subjek belajar yang berkaitan dengan

studinya. Jadi, meliputi aspek bimbingan dan aspek pembelajaran. Dengan

(39)

21

1. arah dan petunjuk dalam pelaksanaan pembelajaran, baik guru maupun subjek

belajar;

2. gambaran tentang diri subjek belajar mengenai perkembangan baik kemampuan

maupun personalitasnya, sehingga mereka mampu mengenali diri/mawas diri

serta seberapa jauh produktivitasnya, sehingga mampu menentukan langkah/

keputusan lebih lanjut guna peningkatan prestasi;

3. dorongan/motivasi subjek belajar agar mampu berusaha untuk meraih prestasi

yang lebih baik; dan

4. masukan untuk perbaikan dan pelaksanaan program guna memperbaiki proses

pembelajaran yang akan diselenggarakan saat berikutnya.

Fungsi assesment dalam pendidikan diklasifikasikan ke dalam tiga golongan yaitu

fungsi pengajaran, fungsi administratif dan fungsi bimbingan. Fungsi pengajaran

meliputi peranan assesment dalam meningkatkan mutu proses pengajaran,

pe-ngumpulan informasi tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan instruksional,

memberikan umpan balik untuk memperbaiki proses belajar-mengajar yang

dilak-sanakan, dan membangkitkan motivasi belajar siswa.

Fungsi administratif meliputi peranan assesment dalam pengambilan keputusan

yang bersifat administratif seperti penentuan kualifikasi sekolah, pengelompokan

siswa ke dalam kelas-kelas atau kelompok belajar, seleksi siswa baru, laporan

prestasi belajar siswa pada orang tua dan penentuan kenaikan kelas serta

kelulu-san. Fungsi bimbingan meliputi peranan peranan assesment dalam memberikan

bimbingan dan pengarahan agar siswa dapat mengembangkan bakatnya secara

(40)

22

Stiggins dalam Syaifuddin (2014) menyatakan bahwa assesment merupakan

sa-rana yang secara kronologis membantu guru dalam memonitor siswa. Oleh

kare-na itu, assesment sudah seharusnya merupakan bagian dari pembelajaran, bukan

merupakan hal yang terpisahkan. Berkaitan dengan hal tersebut, Marzano et al.

dalam Samosir (2013) menyatakan bahwa dalam mengungkap penguasaan konsep

siswa, assesment tidak hanya mengungkap konsep yang telah dicapai, akan tetapi

juga tentang proses perkembangan bagaimana suatu konsep tersebut diperoleh.

Dalam hal ini penilaian tidak hanya dapat menilai hasil dan proses belajar siswa,

akan tetapi juga kemajuan belajarnya.

G. Langkah-langkah Assesment

Menurut Subali (2010) agar dapat diperoleh alat assesment atau alat ukur yang

baik perlu dikembangkan suatu prosedur atau langkah-langkah yang benar, yang

meliputi perencanaan assesment yang memuat maksud dan tujuan assesment

ya-itu:

1. penyusunan kisi-kisi;

2. penyusunan instrumen/alat ukur;

3. penelahan (review) untuk menilai kualitas alat ukur/instrumen secara kualita-tif,yakni sebelum digunakan;

4. uji coba alat ukur, untuk menyelidiki kesahihan dan keandalan secara empi-ris;

5. pelaksanaan pengukuran;

6. assesment yang merupakan interpretasi hasil pengukuran; 7. pemanfaatan hasil assesment.

Tahapan assesment menurut Buchari dalam Syaifuddin (2014) terdiri dari lima

langkah pokok yaitu perencanaan, pengumpulan data, verifikasi data, analisis data

(41)

pro-23

ses assesment meliputi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan

infor-masi dan tahap pertimbangan.

Langkah-langkah dalam penilaian tersebut digambarkan pada bagan di bawah ini:

Gambar 1. Langkah-langkah proses penilaian

H. Nilai Ketuhanan dan Kecintaan Terhadap Lingkungan

1. nilai ketuhanan

Berdasarkan Kurikulum 2013, terdapat empat rumusan kompetensi, dengan

kom-petensi yang pertama yaitu Komkom-petensi Inti-1 (KI-1) untuk komkom-petensi inti sikap

spiritual, Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial,

Kompeten-si Inti-3 (KI-3) untuk kompetenKompeten-si inti pengetahuan, KompetenKompeten-si Inti-4 (KI-4) un-Mengidentifikasi keputusan yang akan dibuat

Menentukan informasi yang diperlukan

Memilih informasi

Mengumpulkan informasi yang dibutuhkan

Menganalisis informasi Tahap

(42)

24

tuk kompetensi inti pengetahuan. Kompetensi Inti-1 kemudian dijabarkan

menja-di Kompetensi Dasar 1.1.

Tabel 1. KI-1 dan KD 1.1

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut-nya

1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan ki-miawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya.

(Tim Penyusun, 2013).

Kimia sebagai salah satu cabang IPA dalam proses pembelajarannya tidak hanya

untuk menguasai pengetahuan kimia sebagai produk kimia, tetapi juga untuk

menguasai sikap ilmiah, proses ilmiah, dan penerapan kimia dalam kehidupan

sehari-hari. Nilai atau karakter tersusun dari sejumlah sikap, adanya dimensi

si-kap ilmiah dan proses ilmiah dalam proses pembelajaran sains (termasuk kimia),

memungkinkan dilakukannya pemaduan pendidikan nilai/karakter dalam proses

pembelajaran sains. Pemahaman sains berarti penguasaan terhadap produk sains,

proses sains, dan aplikasi sains (Semiawan, dkk. dalam Salirawati, 2010). Seperti

yang diungkapkan pula oleh Nurchaili dalam Zubaedi (2011), bahwa pendidikan

atau pengajaran sains yang holistis adalah pengajaran sains yang bukan hanya

materinya saja, akan tetapi juga pengajaran sistem nilai-nilai dan moralnya.

Menurut Suroso (2007), terdapat lima nilai dasar atau nilai intrisik di dalam ilmu

pengetahuan alam, yaitu: 1) nilai religi, 2) nilai praktis, 3) nilai intelektual, 4)

so-sial politik, dan 5) nilai instrisik tersebut mencerminkan integrasi aspek-aspek

kognitif, afektif dan psikomotor, untuk mencapai pembelajaran/pendidikan sains

(43)

25

FMIPA UNY (2007) dalam Salirawati (2010) telah membuat buku klasifikasi

ni-lai/karakter dalam bentuk “Rambu-Rambu Pengembangan Penilaian Afektif”.

Dalam buku tersebut nilai/karakter diurai menjadi tiga jenis nilai, 15 jenis etika

dan moral, 35 jenis indikator dan 151 jenis deskriptor. Adapun jenis nilai, jenis

etika dan moral tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Aspek penilaian afektif

JENIS NILAI JENIS ETIKA DAN MORAL

A. Berhubungan dengan Ketuhanan

1. Mempercayai adanya Tuhan Yang Maha Esa

2. Menerapkan nilai agama dan kepercayaan-nya dalam berinteraksi dengan orang lain 3. Menerapkan nilai agama dan kepercayaannya

dalam berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya

B. Berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

1. Memiliki kebanggaan sebagai warga NKRI 2. Memiliki kebanggaan sebagai warga

Yogya-karta

3. Memiliki kebanggaan sebagai warga kampus C. Memiliki sikap ilmiah 1. Disiplin

2. Objektif

3. Tidak mudah percaya pada informasi baru 4. Mandiri

5. Teliti

6. Bertanggung jawab 7. Percaya diri

8. Futuristik

9. Berperan aktif dalam kehidupan ilmiah

Jumlah 15

UU Sisdiknas Nomor 20/2003 Pasal 3 menjelaskan pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, (b) bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

(44)

26

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggungja-wab.

2. kecintaan terhadap lingkungan

Berdasarkan Kurikulum 2013, kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti

si-kap sosial. Kompetensi Inti-2 kemudian dijabarkan menjadi Kompetensi Dasar

2.1-2.4.

Tabel 3. KI-2 dan KD 2.1-2.4

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tang-gungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, perca-ya diri, dalam berinteraksi se-cara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jang-kauan pergaulan dan keberada-annya.

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cer-mat; tekun; hati-hati; bertanggungjawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari. 2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok

dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan.

2.3 Menunjukkan perilaku bijaksana dan ber-tanggung jawab dalam aktivitas sehari-hari.

2.4 Menunjukkan penghargaan kepada orang lain dalam aktivitas sehari-hari.

(Tim Penyusun, 2013).

Banyaknya nilai penting kehidupan yang dapat dipelajari dari sains, memberi

kon-sekuensi kepada para pendidik untuk dapat mengembangkan sains sebagai salah

satu media dalam membentuk pribadi siswa. Dalam hal ini, siswa dapat diajak

menelaah serta mempelajari nilai-nilai dalam sains yang berguna dalam kehidupan

bermasyarakat (Sumaji et al dalam Zubaedi, 2011).

Tim Penyusun (2010) secara lebih rinci menguraikan bahwa aspek-aspek

pendi-dikan karakter dibagi menjadi 5 jenis karakter terutama dan 20 karakter pokok,

(45)

ka-27

rakter dalam bentuk lebih operasional, yaitu jenis-jenis etika dan moral dalam

ke-hidupan serta deskriptornya.

Tabel 4. Karakter utama dan karakter pokok

KARAKTER UTAMA KARAKTER POKOK

A. Karakter dalam hubungan-lain, patuh pada aturan-aturan sosial, menghar-gai karya dan prestasi orang lain, santun, dan de-mokratis

C. Karakter dalam hubungan-nya dengan lingkungan

Peduli sosial dan lingkungan

D. Karakter dalam hubungan-nya dengan rasa kebangsaan

Nasionalis dan menghargai keberagaman

E. Karakter dalam hubungan-nya dengan diri sendiri

Jujur, bertanggungjawab, bergaya hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wira-usaha, berpikir, logis, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, ingin tahu, dan cinta ilmu

Pendidikan nilai juga diartikan sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai

perila-ku atau karakter kepada warga sekolah yang meliputi pengetahuan, kesadaran/

ke-mauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang

Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan, sehingga

menja-di manusia insan kamil. Deskriptor nilai/karakter berupa sikap dan/atau perilaku

peserta didik. Deskriptor inilah yang dapat dipadukan dalam silabus atau Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam silabus dan RPP, deskriptor dalam

ma-teri pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, dan

instrumen hasil pembelajaran. Nilai/karakter dalam bentuk yang lebih

operasio-nal, yaitu sikap dan perilaku, ditanamkan pada peserta didik terutama melalui

di-mensi kerja ilmiah dan sikap ilmiah. Pelaksanaan hal tersebut dilakukan pada

ke-tiga tahap proses pembelajaran, yaitu perencanaan proses, pelaksanaan proses

(46)

28

Kemudian, Sudrajat (2008) juga menyatakan bahwa:

Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar. Lingku-ngan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar terdiri dari : (1) ling-kungan sosial dan (2) lingling-kungan fisik (alam). Lingling-kungan sosial dapat di-gunakan untuk memperdalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan sedangkan lingkungan alam dapat digunakan untuk mempelajari tentang gejala-gejala alam dan dapat menumbuhkan kesadaran peserta didik akan cinta alam dan partispasi dalam memelihara dan melestarikan alam.

Pada tingkat SD/SMP, karakter utama disarikan dari butir-butir SKL pada poin

keenam tentang kepedulian yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya

mence-gah dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan yang terjadi pada di sekitar

dirinya (manusia, alam, dan tatanan) (Salirawati, 2010).

I. Analisis Konsep Sifat Larutan

Herron et al. dalam Fadiawati (2011) berpendapat bahwa belum ada definisi

ten-tang konsep yang diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep

disama-kan dengan ide. Markle dan Tieman dalam Fadiawati (2011) mendefinisidisama-kan

kon-sep sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Mungkin tidak ada satupun

defi-nisi yang dapat mengungkapkan arti dari konsep.

Untuk itu diperlukan suatu analisis konsep yang memungkinkan kita dapat

men-definisikan konsep, sekaligus menghubungkan dengan konsep-konsep lain yang

berhubungan. Lebih lanjut lagi, Herron et al. dalam Fadiawati (2011)

mengemu-kakan bahwa analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan

un-tuk menolong guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi

pencapai-an konsep. Prosedur ini telah digunakpencapai-an secara luas oleh Markle dpencapai-an Tiempencapai-an

(47)

29

menentukan nama atau label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut kritis,

atribut variabel, posisi konsep, contoh, dan non contoh.

(48)

Label

Konsep Definisi Konsep

Jenis Konsep

Atribut Posisi Konsep

Contoh Non Contoh

Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Larutan Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari satu fasa dan tidak dapat dibedakan

Asam Suatu larutan yang memiliki rasa asam

(49)

Netral Suatu larutan yang tidak bersifat asam/basa dan tidak dapat mengubah warna kertas lakmus

Konsep Konkret

Tidak mengubah warna

- Senyawa Asam, basa - Aquades, air

garam (NaCl)

Air jeruk, air sabun, cuka dapur (CH3COOH), air kapur sirih (Ca(OH)2)

(50)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

pe-ngembangan atau Research and Development (R&D). Penelitian ini

mengguna-kan metode penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall dalam

Sukma-dinata (2009) dengan langkah-langkah dalam penelitian dan pengembangan

ada-lah: 1) penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting),

2) perencanaan (planning), 3) pengembangan draft awal (develop preliminary

from product), 4) uji coba lapangan awal (preliminary field testing), 5) revisi hasil

uji coba (main product revision), 6) uji coba lapangan (main field testing), 7)

pe-nyempurnaan produk hasil uji lapangan (operating product revision), 8) uji

pe-laksanaan lapangan (operasional field testing), 9) penyempurnaan dan produk

akhir (final product revision), 10) desiminasi dan implementasi (dessimination

and implementation).

Menurut Sugiyono dalam Sholeha (2014), metode penelitian dan pengembangan

adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu,

dan menguji keefektifan produk tersebut. Langkah-langkah penelitian

pengem-bangan terdiri dari sepuluh langkah, yaitu: 1) potensi dan masalah, 2)

(51)

33

coba produk dilakukan pada kelompok terbatas, 7) revisi produk, 8) uji coba

pemakaian dilakukan untuk melihat efektifitas produk jika digunakan dalam ruang

lingkup yang lebih luas lagi, 9) revisi produk dilakukan apabila pemakaian pada

skala lebih luas terdapat kekurangan, dan 10) pembuatan produk massal.

Gambar 2. Langkah-langkah Metode Research and Development (R&D)

Namun, dalam penelitian ini dilakukan sampai pada tahap pengembangan desain

produk yang kemudian divalidasi oleh dosen ahli dan meminta tanggapan dari

guru dan siswa. Setelah itu, melakukan revisi desain produk. Hal ini dikarenakan

keterbatasan waktu dan keahlian peneliti untuk tahap selanjutnya.

B. Subjek dan Lokasi Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah instrumen assessment berbasis nilai ketuhanan

dan kecintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan. Lokasi pada

peneli-tian ini adalah SMP Negeri 19 Bandar lampung.

C. Sumber Data

Validasi desain

Revisi desain Uji coba produk

Revisi produk Uji coba

pemakaian

Revisi produk Produksi Massal

Potensi dan masalah

(52)

34

Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. Pada tahap studi

penda-huluan sumber data berupa hasil pengisian angket dari delapan guru IPA kelas

VIII dan 50 siswa kelas VII dari delapan Sekolah Menengah Pertama di Bandar

Lampung yang meliputi SMP Negeri 1, 4, 5, 8, 9, 10, 19, dan 21 yang telah

mempelajari materi sifat larutan. Sedangkan pada tahap penelitian sumber data

berupa hasil pengisian angket terhadap kesesuaian instrumen assesment dengan

KI-KD-Indikator, konstruksi dan penggunaan bahasa pada instrumen assessment

dari seorang guru IPA kelas VII dan hasil pengisisan angket terhadap penggunaan

bahasa pada instrumen assesment dari 20 siswa kelas VIII di SMP Negeri 19

Bandar Lampung.

D. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto dalam Samosir (2013), instrumen adalah alat yang berfungsi

untuk mempermudah pelaksanaan sesuatu. Instrumen pengumpulan data

merupa-kan alat yang digunamerupa-kan oleh pengumpul data untuk melaksanamerupa-kan tugasnya

mengumpulkan data.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket untuk studi

penda-huluan, instrumen validitas, angket kesesuaian isi, konstruksi dan penggunaan

bahasa instrumen assessment bagi guru, dan angket penggunaan bahasa instrumen

assessment bagi siswa. Adapun penjelasan instrumen-instrumen tersebut adalah:

1. Instrumen pada studi pendahuluan

(53)

35

Instrumen ini berupa angket untuk guru yang disusun untuk mengetahui instrumen

assessment seperti apa yang sudah diterapkan pada siswa dan berfungsi untuk

mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam penyusunan instrumen

assessment SMP di Bandarlampung, sehingga dapat menjadi referensi dalam

pengembangan instrumen assessment.

b. Instrumen analisis kebutuhan untuk siswa

Instrumen ini berupa angket untuk siswa yang disusun untuk mengetahui

instru-men assessment seperti apa yang sudah diterapkan menurut siswa

2. Instrumen pada validasi ahli

a. Instrumen validasi aspek kesesuaian isi

Instrumen ini berupa angket yang disusun untuk mengetahui kesesuaian isi

instru-men assessment dengan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD),

kesesu-aian indikator, dan materi. Hasil pengisian angket validasi kesesukesesu-aian isi ini akan

berfungsi sebagai referensi dalam pengembangan dan revisi instrumen assessment

yang dikembangkan. Instrumen ini dilengkapi dengan kolom tanggapan/saran.

b. Instrumen validasi aspek konstruksi

Instrumen ini berupa angket dan disusun untuk mengetahui apakah konstruksi

ins-trumen assessment yang dikembangkan telah memuat penilaian yang berdasarkan

KI-1(sikap spiritual) dan KI-2 (sikap sosial). Hasil pengisian angket validasi

kon-struksi instrumen assessment ini berfungsi sebagai referensi dalam pengembangan

dan revisi instrumen assessment yang dikembangkan. Instrumen ini dilengkapi

(54)

36

c. Instrumen validasi aspek penggunaan bahasa

Instrumen ini berupa angket dan disusun untuk mengetahui apakah bahasa yang

digunakan dalam instrumen assessment yang dikembangkan tersebut sudah sesuai

ketentuan, dapat dimengerti dan komunikatif. Hasil pengisian angket validasi

penggunaan bahasa assesment ini berfungsi sebagai referensi dalam

pengemba-ngan dan revisi instrumen assessment yamg dikembangkan. Instrumen ini

dileng-kapi dengan kolom tanggapan/saran.

3. Instrumen tanggapan terhadap desain produk

a. Instrumen tanggapan guru

Instrumen ini berupa angket yang terdapat pertanyaan-pertanyaan untuk

mengeta-hui tanggapan guru terhadap aspek kesesuaian isi, konstruksi, dan penggunaan

ba-hasa pada instrumen assessment yang dikembangkan. Instrumen ini dilengkapi

dengan kolom tanggapan/saran

b. Instrumen tanggapan siswa

Instrumen ini berupa angket yang terdapat pernyataan-pernyataan untuk

mengeta-hui penggunaan bahasa pada instrumen assessment yang dikembangkan.

Instru-men ini dilengkapi dengan kolom saran.

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Secara garis besar metode penelitian dan pengembangan ini terdiri dari tiga

lang-kah yaitu: 1) studi pendahuluan meliputi studi pustaka dan survei lapangan untuk

mengamati instrumen assessment yang digunakan di sekolah, 2) melakukan

(55)

divali-37

dasi oleh dosen ahli; dan 3) meminta tanggapan guru dan siswa untuk mengetahui

kesesuaian isi, konstruksi, dan penggunaan bahasa pada desain produk, lalu

mela-kukan revisi desain produk. Berikut adalah langkah-langkah penelitian yang

digu-nakan dalam penelitian ini :

……… Analisis Kebutuhan

Pengembangan produk

Revisi instrumen assessment yang

Dikembangkan

Studi Lapangan Studi Kepustakaan/Literatur

- Analisis SKL-KI-KD - Pengembangan Silabus - Pembuatan Analisis Konsep - Pembuatan RPP

- Literatur instrumen assessment

- Kriteria instrumen assessment

yang baik

Angket Tanggapan Guru dan Siswa Penyusunan Rancangan Instrumen

Assessment Bermuatan Nilai Ketuhanan

dan Kecintaan Terhadap Lingkungan

Validasi Ahli Validasi Instrumen

Revisi Instrumen

Assessment Hasil Revisi Instrumen

Rancangan Instrumen Assessment

Bermuatan Nilai Ketuhanan dan Kecintaan Terhadap Lingkungan

Tanggapan Guru Tanggapan Siswa

- Hasil pengisian angket guru dan siswa di delapan Sekolah Menengah Pertama di Bandarlampung

mengenai instrumen

assessment yang digunakan dalam proses pembelajaran. - Analisis instrumen

assessment yang diguna-kan oleh guru dan siswa.

Penyusunan Instrumen Tanggapan Guru dan

Siswa Pengembangan Desain Produk

(56)

38

Gambar 3. Alur penelitian pengembangan asesmen

1. Studi pendahuluan

Tahap pertama dari penelitian ini adalah studi pendahuluan. Menurut

Sukmadi-nata (2009), Studi pendahuluan adalah tahap awal atau persiapan untuk

pengem-bangan tujuan dari studi pendahuluan adalah menghimpun data tentang kondisi

yang ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar untuk produk yang

dikem-bangkan. Studi pendahuluan terdiri dari:

a. Studi kepustakaan

Studi ini digunakan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan

teo-ritis yang memperkuat suatu produk yang akan dikembangkan. Dalam tahap ini,

peneliti mengkaji kurikulum dan hasil penelitian sebelumnya yang telah terlebih

dahulu dipublikasikan. Hal ini menjadi acuan untuk mengembangkan instrumen

assessment yang bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan.

b. Studi lapangan

Studi lapangan dilakukan dengan mewawancarai guru IPA Terpadu kelas VII dan

siswa kelas VII yang tersebar pada sepuluh SMP Negeri di Bandar Lampung

ter-kait dengan assesment dan pembelajaran dengan menggunakan nilai ketuhanan

dan kecintaan terhadap lingkungan. Instrumen yang digunakan adalah pedoman

wawancara. Wawancara pada studi lapangan dilakukan di 8 SMP Negeri di

Ban-dar Lampung pada tanggal 15 Juli sampai 22 Agustus 2013. Studi lapangan

dila-kukan dengan mewawancarai satu atau dua orang perwakilan guru mata pelajaran

IPA Terpadu dan enam perwakilan siswa pada masing-masing sekolah tersebut.

(57)

penyusu-39

nan pedoman wawancara analisis kebutuhan pengembangan assesment berbasis

nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan untuk

guru dan siswa agar wawancara lebih terarah. Analisis terhadap assesment

dila-kukan untuk mengetahui kesesuaian assesment pada materi sifat larutan yang

su-dah ada pada guru. Setelah itu, mengidentifikasi assesment terkait materi

asam-basa yang digunakan di SMP Negeri tersebut. Sama halnya seperti studi

kepus-takaan, yang diidentifikasi adalah kelebihan dan kekurangan yang ada di

asses-ment tersebut.

2. Perencanaan dan pengembangan desain produk

a. Penyusunan desain produk

Tahap-tahap penyusunan instrumen assessment bermuatan nilai ketuhanan dan

ke-cintaan terhadap lingkungan adalah pembuatan desain produk yang dilaksanakan

setelah studi pendahuluan. Pengembangan instrumen assessment didasarkan pada

beberapa aspek, seperti kriteria instrumen assessment yang baik, penyesuaian

in-strumen assessment dengan materi pembelajaran, dan muatan nilai ketuhanan dan

kecintaan terhadap lingkungan.

Setelah selesai dilakukan penyusunan desain produk, dilakukan validasi desain

produk oleh dosen ahli yang bertujuan untuk mengetahui kesesuaian isi, konstruk-

si, dan penggunaan bahasa dari desain produk yang dikembangkan.

Menurut Sugiyono (2008), validasi desain merupakan proses kegiatan untuk

Gambar

Gambar 1. Langkah-langkah proses penilaian
Tabel 1. KI-1 dan KD 1.1
Tabel 2. Aspek penilaian afektif
Tabel 3. KI-2 dan KD 2.1-2.4
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bersifat deskriptif dan pengembangan eksperimen (development and research). Langkah penelitian meliputi : a) Analisis penuntun praktikum yang dipergunakan dikelas

Lembar Kerja Siswa (LKS) pembelajaran hasil pengembangan dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang memuat nilai sikap spritual dan sikap sosial untuk meningkatkan

Produk yang dihasilkan dari penelitian pengembangan ini memiliki beberapa kelebihan yaitu: 1) multimedia pembelajaran mengandung muatan nilai ketuhanan dan kecintaan

Penelitian ini adalah jenis penelitian Research and Development (R & D) dengan mengadaptasi model pengembangan ADDIE, yaitu analisis (analyze), desain (design),

METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) (Sugiyono, 2008). Secara

Proses pengembangan LKPD berbasis pemecahan masalah ini berdasarkan langkah-langkah pengembangan Research and Development/R & D menurut Borg and Gall(2003) : 1)

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah Research and Development (R&D) dengan modifikasi model pengembangan Borg and Gall melalui delapan

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Model pengembangan yang digunakan yaitu ADDIE. Waktu penelitian yaitu pada tanggal