Harist Ariffiansyah
ii ABSTRAK
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESMENT BERBASIS NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN TERHADAP LINGKUNGAN
PADA MATERI SIFAT LARUTAN
Oleh
HARIST ARIFFIANSYAH
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengembangkan asesmen berbasis nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan. Metodep enelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Langkah-langkah yang dilakukan yaitu: analisis kebutuhan, pengembangan desain produk, validasi desain produk, perbaikan desain produk, dan uji coba produk secara terbatas. Uji coba produk secara terbatas dilakukan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung pada seorang guru kelas VII dan 20 orang siswa kelas VII.
Harist Ariffiansyah
iii tersebut maka dapat disimpulkan bahwa asesmen yang dikembangkan memiliki kriteria baik.
Dalam proses pengembangan asesmen ini ada kendala yang dihadapi yaitu ren-dahnya minat siswa untuk berpartisipasi dalam pengambilan data saat analisis kebutuhan dan kurangnya referensi sebagai informasi untuk mengembangkan instrumen asesmen bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan.
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESMENT BERBASIS NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN TERHADAP LINGKUNGAN
PADA MATERI SIFAT LARUTAN
Skripsi
Oleh
HARIST ARIFFIANSYAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESMENT BERBASIS NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN TERHADAP LINGKUNGAN
PADA MATERI SIFAT LARUTAN
Oleh
HARIST ARIFFIANSYAH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Langkah-langkah proses penilaian………... 23
2. Langkah-langkah Metode Research and Development (R&D) ……. 32 3. Alur penelitian pengembangan asesmen ……… 36
4. Sampul luar bagian depan.……….……… 47
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Instrumen Penilaian ... 9
B. Pengertian dan Ciri-ciri Asesmen ... 10
C. Jenis dan Teknik Asesmen... 13
D. Prinsip Asesmen... 18
E. Tujuan Asesmen ... 20
F. Fungsi Asesmen... 20
G. Langkah-langkah Asesmen... 22
H. Nilai Ketuhanan dan Kecintaan Terhadap Lingkungan... 23
1. nilai ketuhanan... 23
2. kecintaan terhadap lingkungan. ... 26
I. Analisis Konsep Sifat Larutan. ... 28
B. Subyek dan Lokasi Penelitian ... 32
C. Sumber Data ... 33
D. Instrumen Penelitian ... 33
1. Instrumen pada studi pendahuluan... 33
2. Instrumen pada validasi ahli. ...34
3. Instrumen tanggapan terhadap desain produk...35
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 35
1. Studi pendahuluan... 37
2. Perencanaan dan Pengembangan Desain Produk. ... 38
3. Pelaksanaan Penelitian... 39
4. Revisi Desain Produk... 39
F. Teknik Pengumpulan Data ... 39
G. Analisis Data ... 40
1. Teknik analisis data hasil wawancara studi pendahuluan... 40
2. Teknik analisis data angket penilaian guru dan siswa terhadap asesmen yang dikembangkan ... 41
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 45
1. Hasil analisis kebutuhan... 45
2. Hasil pengembangan instrumen asesmen... 46
3. Hasil angket validasi ahli ... 56
4. Hasil angket tanggapan guru dan siswa. ... 58
B. Pembahasan... 62
1. Karakteristik instrumen asesmen ... 62
2. Faktor pendukung pengembangan instrumen asesmen... 63
3. Kendala pengembangan instrumen asesmen... 63
V. SIMPULAN DAN SARAN
3. Hasil Analisis Kebutuhan Guru ... 79
4. Hasil Analisis Kebutuhan Siswa ... 85
5. Deskripsi Hasil Angket Analisis Kebutuhan. ... 90
6. Hasil Validasi Kesesuaian Isi... 98
7. Persentase dan Kriteria Hasil Validasi Aspek Kesesuaian Isi. ... 99
8. Hasil Validasi Aspek Konstruksi ... 101
9. Persentase dan Kriteria Validasi Aspek Konstruksi. ... 103
10. Hasil Validasi Aspek Bahasa... 105
11. Persentase dan Kriteria Validasi Aspek Bahasa. ... 106
12. Hasil Penilaian Guru Pada Aspek Kesesuaian Isi ... 107
13. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Kesesuaian Isi Pada Guru ... 108
14. Hasil Penilaian Guru Pada Aspek Konstruksi ... 110
15. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Konstruksi Pada Guru... 112
10. Hasil Penilaian Guru Pada Aspek Penggunaan Bahasa ... 114
xi DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. KI-1 dan KD 1.1 ... 24
2. Aspek penilaian afektif ... 25
3. KI-2 dan KD 2.1-2.4 ... 26
4. Karakter utama dan karakter pokok... 27
5. Analisis konsep sifat larutan ... 29
6. Penskoran pada angket berdasarkan skala Likert... 42
7. Tafsiran persentase angket ... 44
8. Data hasil angket validasi ahli... 56
Ever tried, Ever failed, No matter
Try again, Fail again, Fail better (Samuel Beckett)
Jangan patah semangat walau apapun yang terjadi, jika kita menyerah maka abislah sudah.
(Top)
Tidak apa-apa sekarang kita menjadi sebuah pion. Pion memang bidak paling kecil dan paling lemah. Tapi ingat dialah satu-satunya prajurit
yang tidak pernah mundur walau sebanyak apapun musuhnya. (Harist Ariffiansyah)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.”
(QS: Al-Insyirah:6)
PERSEMBAHAN
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Dengan baitan-baitan syukur kepada-Nya “Alhamdulillahirabbil ‘alamin”
kupersembahkan lembaran goresan tinta ini kepada Ummi Istilah dan Abi Suharjo
tercinta yang selalu mengalirkan cinta dan kasihnya kepadaku
Ummi.. Abi...terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku untuk
membalas semua pengorbananmu dalam hidupmu
demi hidupku kalian ikhlas mengorbankan segala perasaan tanpa kenal
lelah, dalam lapar berjuang separuh nyawa hingga segalanya
Adikku tercinta Akbar Nur Huda, M. Ridho Faris Mustofa, Zhafira Aulia Rahmah
Yang selalu memberi warna di hidupku
Keluarga besarku
Yang selalu mendukungku
Keluarga besar Korps Baret Ungu Menwa Yon 201 Universitas Lampung yang
telah membimbing, mendidik, dan mendewasakanku dalam berpikir dan bertindak
Rekanku, sahabatku, dan almamaterku
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Giham Sukamaju kab. Lampung Barat pada tanggal 18
Agustus 1991 sebagai putra pertama dari empat bersaudara buah hati Bapak
Suharjo Prasetyo dan Ibu Istilah.
Pendidikan penulis diawali dari pendidikan formal pada tahun 1995 di TK
Dharma Wanita Giham Sukamaju. Pada tahun 1996 melanjutkan pendidikan di
SD Negeri 2 Sekincau, diselesaikan tahun 2002, MTs Nurul Iman Sekincau tahun
2005, dan SMA Negeri 1 Sekincau Kabupaten Lampung Barat tahun 2008.
Tahun 2009 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Kimia Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung melalui jalur Tes
SNMPTN. Selama menjadi mahasiswa aktif di organisasi Resimen Mahasiswa
(MENWA) dengan mendaftarkan diri pada tahun 2009 sebagai calon siswa dan
mengikuti Pra Pendidikan Dasar (2009) dan pendidikan dasar (2010). Tahun
2012 mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang terintergrasi dengan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di SMP Negeri 1 Sekampung Kecamatan
SANWACANA
Puji dan syukur dihaturkan sebesarnya kehadirat Allah SWT yang telah
melimpah-kan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Pengembangan
Instru-men Assesment Berbasis Nilai Ketuhanan dan Kecintaan Terhadap Lingkungan pada
Materi Sifat Larutan” dapat diselesaikan dengan baik.
Sepenuhnya disadari bahwa kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, maka
ada-nya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sangat membantu dalam
menyele-saikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku plt. Dekan FKIP Unila.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
dan Pembimbing II atas kesediannya untuk memberikan motivasi, bimbingan,
saran, dan kritik dalam proses penyelesaian kuliah dan penyusunan skripsi.
4. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku Pembimbing I atas kesediaannya untuk
memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selaku Pembahas atas kesediaan, keikhlasan, dan
kesabarannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses
6. Kepala sekolah Ibu Hj. Sri Chairattini E.A, S.Pd, Guru Mitra Ibu Yulva Roza,
M.Pd., siswa-siswi, dan staf TU SMPN 19 Bandar Lampung atas kerja samanya.
7. Ummi, Abi, dan mbah. Terima kasih atas dukungan, nasihat, dan doa yang
selalu Ummi, Abi, dan mbah berikan.
8. Saudara-saudariku (dek Akbar, dek Ridho, nduk Fira) dan keluarga besarku atas
dukungan dan doanya.
9. Kekasihku Yuca Aryanti Indrakustantri yang selalu memotivasi dan membantu
terselesaikannya skripsi penulis dari awal hingga akhir.
10. Teman-teman di Pendidikan Kimia 2009 serta Kakak dan Adik tingkat di
Program Studi Pendidikan Kimia atas dukungan, semangat yang diberikan.
11. Rekan-rekan KKN dan PPL di SMPN 1 Sekampung Kec. Sekampung Kab.
Lampung Timur serta semua pihak yang tidak dapat ditulis satu persatu.
11. Keluarga Besar Resimen Mahasiswa Batalyon 201 Universitas Lampung yang
telah mendidik dan mendewasakanku dalam berpikir dan bertindak.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
Semoga Alloh SWT melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya kepada kita semua dan
semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Bandar Lampung, 29 Desember 2015
Penulis,
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan berkualitas menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh setiap
bang-sa. Indonesia sebagai negara yang selalu berupaya memperbaiki kualitas
pendi-dikan masyarakatnya, terus-menerus melakukan pembenahan dalam bidang
pen-didikan. Meskipun demikian, pemerintah tetap belum mampu mengatasi
perma-salahan pendidikan di Indonesia. Hal ini berdasarkan data yang diperoleh dari
Trends International Mathematis and Science Study (TIMMS) tahun 2011, bahwa
kemampuan IPA siswa Indonesia masih sangat minim yaitu dengan jumlah nilai
386. Kemampuan IPA siswa Indonesia ini berada pada urutan 38 dari 42 negara,
dan tertinggal jauh dari negara tetangga asia seperti Korea (peringkat ke-1)
dengan nilai rata-rata 613, Singapura (peringkat ke-2) dengan nilai rata-rata 611,
dan Taiwan (peringkat ke-3) dengan nilai rata-rata 609. Rata-rata skor siswa
Indonesia di bawah skor rata-rata yaitu 500, dan hanya mencapai Low
Internatio-nal Benchmark atau hanya menempati peringkat bawah di dunia internasioInternatio-nal
(Zakaria, 2014).
Kemampuan IPA siswa Indonesia yang masih rendah tersebut dapat disebabkan
oleh banyak faktor. Salah satu di antaranya karena dalam pembelajaran IPA,
prin-2
sip-prinsip sains secara verbalistis. Cara pembelajaran seperti itu menyebabkan
siswa pada umumnya hanya mengenal banyak peristilahan sains secara hafalan
tanpa makna (Widodo, 2013). Padahal pembelajaran IPA sangat dekat dengan
pembelajaran bermakna yang mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Salah satu upaya pemerintah dalam hal ini adalah dengan melakukan perubahan
kurikulum. Perubahan kurikulum terbaru yang dilakukan yaitu Kurikulum
Ting-kat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013. Penerapan Kurikulum
2013 ini juga didasarkan pada banyaknya fakta yang menunjukkan bahwa
pendi-dikan karakter atau moral di lingkungan sekitar kurang diimplementasikan.
Pada-hal di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal
2 dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional telah menjelaskan tujuan pendidikan Indonesia yaitu bahwa
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan pendidikan di Indonesia yang
tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan intelektual peserta didik
tetapi juga keimanan, ketakwaan, dan akhlaknya.
Pencapaian kompetensi Kurikulum 2013 terdapat dalam tiga dimensi yaitu
dimen-si dimen-sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetendimen-si dimen-sikap yang dimaksud
beru-pa sikap spiritual yang terurai dalam Kompetensi Inti-1 (KI-1), sikap sosial yang
terurai dalam Kompetensi Inti-2 (KI-2), kompetensi pengetahuan yang terurai
da-lam Kompetensi Inti-3 (KI-3) dan kompetensi keterampilan yang terurai dada-lam
Kompetensi Inti-4 (KI-4).
Dalam kurikulum 2013 nilai-nilai ketuhanan terdapat pada Kompetensi Inti 1
3
KD 1.1 yaitu mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
as-pek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam
lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang
dianut-nya. Dalam pembelajaran IPA, terutama pada materi larutan kimia kelas VII
diharapkan dapat menumbuhkan sikap bersyukur atas kebesaran dan keagungan
Tuhan Yang Maha Esa yang menciptakan alam semesta. Dalam hal ini seperti
bersyukur bisa merasakan rasa asam, manis, dan pahit pada buah-buahan atau
bahan makanan dengan menggunakan indera perasa lidah.
Nilai-nilai kecintaan terhadap lingkungan terdapat dalam Kompetensi Inti 2 (KI-
2 ) tentang Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
kebe-radaannya. Serta pada KD 2.1 dengan menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki
rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab,
terbuka, kritis, kreatif, inovatif, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi perilaku menjaga kebersihan dan kelestarian
lingku-ngan. Dalam pembelajaran IPA, terutama pada materi larutan kimia kelas VII hal
ini diharapkan dapat menumbuhkan sikap-sikap seperti menjaga kebersihan,
men-cintai dan melestarikan alam.
Dijelaskan dalam lampiran Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang standar
pe-nilaian pendidikan, bahwa fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut menjadi
parameter utama untuk merumuskan Standar Nasional Pendidikan yang terdiri
4
sebagai acuan penilaian bagi pendidik, satuan pendidikan, dan Pemerintah pada
satuan pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Penilaian
pen-didikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri,
penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi,
ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.
Kita ketahui bersama saat ini penilaian pendidikan di Indonesia masih berpusat
hanya pada penilaian yang mengukur kompetensi pengetahuan saja, sedangkan
penilaian yang mengukur kompetensi sikap siswa lebih cenderung terabaikan,
se-hingga penilaian terhadap proses pendidikan karakter yang bermakna, dalam hal
ini pencapaian kompetensi sikap spiritual tentang nilai ketuhanan dan sikap sosial
tentang kecintaan terhadap lingkungan masih belum sepenuhnya dilakukan.
Pada-hal dalam pembelajaran IPA ada tiga karakteristik yang harus tercapai yaitu
pro-ses, produk, dan sikap. Untuk mencapai hasil pembelajaran IPA yang optimal
perlu memperhatikan keseluruhan karakteristik tersebut dengan tidak
mengabai-kan salah satu dari ketiga karakter tersebut.
Namun faktanya di lapangan rata-rata siswa Indonesia hanya mampu mengenali
sejumlah fakta dasar tetapi belum mampu mengkomunikasikan dan mengaitkan
berbagai topik sains, apalagi menerapkan konsep-konsep yang kompleks dan
abstrak. Fakta di atas pun diperkuat dari studi lapangan yang telah dilakukan di
delapan SMP Negeri yang ada di Bandar Lampung. Studi lapangan ini bertujuan
5
terhadap Kompetensi Inti-1 (KI-1) dan Kompetensi Inti-2 (KI-2). KI-1 dalam hal
ini yaitu sikap nilai ketuhanan dan KI-2 dalam hal ini yaitu sikap kecintaan
terha-dap lingkungan. Pengumpulan informasi yang dilakukan adalah dengan
melaku-kan penyebaran angket terhadap guru mata pelajaran IPA Terpadu kelas VII dan
juga peserta didik kelas VIII di sekolah tersebut. Berdasarkan hasil angket
terha-dap delapan guru dan 40 siswa dari delapan SMP Negeri di Bandar Lampung
mengenai assesment yang diberikan guru mereka pada materi asam basa didapat
fakta bahwa diperoleh bahwa 1) sebanyak 12,5% dari guru-guru tersebut belum
melakukan penilaian terhadap kompetensi keterampilan; 2) sebanyak 50% dari
guru-guru tersebut belum mengetahui tentang instrumen assessment bermuatan
nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan, 3) 50% dari guru-guru
terse-but belum membuat soal-soal yang bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan
terhadap lingkungan; 4) sebanyak 12,5% dari guru-guru tersebut kurang mengerti
pembuatan kisi-kisi soal sehingga ketercapaian kompetensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang diukur kurang jelas; dan 5) sebanyak 87,5% dari
guru-guru tersebut mengungkapkan bahwa perlu dilakukan pengembangan instrumen
assessment yang bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan.
Terkait fakta di atas maka dibutuhkan suatu assesment yang dapat mengukur nilai
ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan. Maka dari itu, kemudian penulis
melakukan penelitian yang berjudul:“Pengembangan Assesment Berbasis Nilai
Ketuhanan dan Kecintaan Terhadap Lingkungan Pada Materi Sifat Larutan.”
6
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah karakteristik assesment berbasis nilai ketuhanan dan kecintaan
terhadap lingkungan pada materi sifat larutan?
2. Bagaimanakah tanggapan guru terhadap assesment berbasis nilai ketuhanan
dan kecintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan?
3. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap assesment berbasis nilai ketuhanan
dan kecintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan?
4. Apa saja kendala-kendala yang ditemui ketika menyusun pengembangan
assesment berbasis nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan pada
materi sifat larutan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengembangkan assesment berbasis nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap
lingkungan pada materi sifat larutan
2. Mendeskripsikan karakteristik assesment berbasis nilai ketuhanan dan
kecin-taan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan.
3. Mendeskripsikan pandangan siswa mengenai assesment berbasis nilai
ketu-hanan dan kecintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan.
4. Mendeskripsikan pandangan guru mengenai assesment berbasis nilai
ketuha-nan dan kecintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan.
5. Mengetahui hal-hal yang menjadi kendala dalam penyusunan assesment
7
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah :
1. Guru
Sebagai sumber referensi mengenai assesment berbasis nilai ketuhanan dan
ke-cintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan
2. Manfaat bagi peneliti
a. Mengetahui bagaimana cara mengembangkan assesment berbasis nilai
ketu-hanan dan kecintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan.
b. Mengetahui masalah yang menjadi kendala dalam pembuatan assesment
yang berbasis nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan pada
ma-teri sifat larutan.
3. Manfaat bagi sekolah
Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu
pembelajaran sains kimia/ IPA terpadu di sekolah.
4. Sebagai bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan
assesment pembelajaran sains kimia/ IPA terpadu di SMP maupun tingkat
sa-tuan pendidikan lainnya.
8
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dan penafsiran yang berbeda-beda terhadap
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka ruang lingkup penelitian
ini adalah :
1. Pengembangan adalah proses meneliti keadaan di lapangan terkait pendidikan
untuk merancang suatu produk yang nantinya akan divalidasi oleh dosen ahli
serta meminta tanggapan guru dan siswa, agar menghasilkan produk yang
da-pat digunakan dalam proses pembelajaran.
2. Instrumen assessment yang akan dikembangkan mencakup Kompetensi Inti-1
(KI-1) yaitu tentang sikap spiritual, dalam hal ini bermuatan nilai ketuhanan
dan Kompetensi Inti-2 (KI-2) tentang sikap sosial, dalam hal ini kecintaan
ter-hadap lingkungan.
3. Instrumen assessment bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap
ling-kungan adalah suatu instrumen assessment yang dirancang guna mengukur
kompetensi sikap kognisi siswa dalam hal karakter yang selalu bersyukur,
mendekatkan diri dengan Tuhan dan peduli serta menjaga kelestarian
lingku-ngan
4. Instrumen assessment yang dikembangkan adalah instrumen assessment dengan
kategori tes tertulis dalam bentuk soal pilihan jamak dan uraian untuk
mengu-kur indikator pencapaian pada sikap kognisi siswa.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Instrumen Penilaian
Instrumen merupakan alat bantu untuk mengumpulkan data atau informasi
(Ari-kunto, 2002), sementara itu Menurut Sudijono (2006), penilaian berarti menilai
sesuatu. Sedangkan menilai itu mengandung arti: mengambil keputusan terhadap
sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik atau buruk,
se-hat atau sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya. Jadi penilaian itu sifatnya
ada-lah kualitatif. Berdasarkan kedua pengertian tersebut maka instrumen penilaian
dapat disebut pula sebagai alat penilaian atau alat evaluasi.
Menurut Firman (2000) instrumen penilaian dikelompokkan dalam dua macam
yaitu tes dan non tes. Tes ialah kumpulan pertanyaan atau soal yang harus
dija-wab siswa dengan menggunakan pengetahuan-pengetahuan serta kemampuan
pe-nalarannya. Menurut Arikunto (2002), tes adalah serentetan pertanyaan atau
lati-han serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
in-telejensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Non tes meliputi angket atau kuesioner, skala sikap, pedoman wawancara dan
pe-doman observasi. Menurut Arikunto (2002), angket atau kuesioner adalah
sejum-lah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
da-10
ri bentuknya kuesioner dikelompokan menjadi kuesioner pilihan ganda (sudah
di-sediakan jawaban sehingga responden tinggal memilih), kuesioner isian (memberi
kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri), check
list (sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada
kolom yang sesuai), rating scale (disebut juga skala bertingkat yaitu sebuah
per-nyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukan tingkatan-tingkatan misalnya
misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju).
Observasi atau pengamatan dapat dilakukan melalui pengelihatan, penciuman,
pendengaran, peraba dan pengecap. Observasi dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu observasi non-sistematis, dilakukan pengamat dengan tidak menggunakan
instrumen pengamatan dan observasi sistematis, dilakukan pengamat dengan
menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan (Arikunto, 2002).
Jadi instrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk melakukan penilaian
atau evaluasi, instrumen penilaian dapat berupa tes atau non tes dan observasinya
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu observasi sistematis dan non-sistematis.
B. Pengertian dan Ciri-ciri Assesmens
Assesmens merupakan proses penentuan informasi yang dilakukan serta
penggu-naan informasi tersebut untuk melakukan pertimbangan sebelum keputusan
(Fir-man, 2000). Dalam pengertian assesmens terdapat tiga istilah pokok yang harus
dipahami dan saling berkaitan yaitu keputusan, pertimbangan dan hasil akhir
assesment berupa penafsiran terhadap informasi yang diperoleh, informasi
asses-11
ment diartikan oleh Stinggins dalam Samosir (2013) sebagai assesment proses,
ke-majuan, dan hasil belajar siswa (outcomes). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa assesment merupakan istilah yang tepat untuk assesment proses belajar
siswa.
Menurut Subali (2010) :
Assesment merupakan suatu proses yang sistematis yang dilaksanakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi dari program yang bersangku-tan. Dalam hal ini termasuk di dalamnya untuk mengetahui keberhasilan se-luruh subyek belajar yang menempuh suatu program. Untuk memperoleh informasi yang berupa data kuantitatif dilakukan melalui pengukuran. Untuk memperoleh data kuantitatif dalam dilakukan melalui tes dan non tes. Tes merupakan metode pengukuran yang menggunakan alat ukur berbentuk satu set pertanyaan untuk mengukur sampel tingkah laku, dan jawabannya dapat dikategorikan benar dan salah.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang
Standar Penilaian Pendidikan dinyatakan bahwa ulangan adalah proses yang
dila-kukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan
dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikan
pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Ulangan harian
adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian
kom-petensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Komkom-petensi Dasar (KD) atau
le-bih. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
un-tuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8–9
minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
12
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester
ter-sebut. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
di-akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada
se-mester tersebut. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian
kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
mempero-leh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan
kelulu-san dari satuan pendidikan.
Ciri-ciri assesment menurut Sudjana (2005) adalah:
Adanya obyek atau program yang dinilai dan adanya kriteria sebagai dasar untuk membandingkan antara kenyataan berdasarkan kriteria. Perbandingan tersebut dapat bersifat mutlak artinya hasil perbandingan tersebut menggam-barkan posisi obyek yang dinilai ditinjau dari kriteria yang berlaku. Sedang-kan perbandingan bersifat relatif artinya hasil perbandingan lebih menggam-barkan posisi suatu obyek yang dinilai dengan obyek lainnya dengan bersum-ber pada kriteria yang sama.
Dari beberapa pengertian menurut ahli, dapat disimpulkan bahwa assesment
ada-lah metode dan proses yang digunakan untuk mengumpulkan umpan balik tentang
seberapa baik siswa belajar, dan dapat dilakukan di awal, di akhir (sesudah),
mau-pun saat pembelajaran sedang berlangsung yang dapat berupa tes atau nontes.
Assesment berupa nontes misalnya penggunaan metode observasi, wawancara,
monitoring tingkah laku, dsb. Hasilnya dapat digunakan untuk pengambilan
ke-putusan dan bertujuan meningkatkan belajar (pembelajaran) dan perkembangan
13
C. Jenis dan Teknik Assesment
Berdasarkan PP No.19 tahun 2005 Pasal 63 Ayat (1) bahwa assesment pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas : (1) Assesment hasil
be-lajar oleh pendidik, (2) Assesment hasil bebe-lajar oleh satuan pendidikan, (3)
Asses-ment hasil belajar oleh Pemerintah.
Menurut Stiggins dalam Samosir (2013) jenis assesment dibagi menjadi empat,
yaitu: seleksi respon terpilih (selected response assessment), uraian atau esai
(ess-ay assessment), kinerja (performanceassessment), serta wawancara/komunikasi
personal (communication personal). Jenis target pencapaian hasil belajar
meli-puti tentang pengetahuan (knowledge), penalaran (reasoning), keterampilan
(skills), hasil karya (product), dan afektif (affective).
Gabel dalam Syaifuddin (2014) mengkategorikan assesment ke dalam dua
kelom-pok besar yaitu assesment tradisional dan assesment alternatif. Assesment yang
tergolong tradisional adalah tes benar-salah, tes pilihan ganda, tes melengkapi,
dan tes jawaban terbatas. Sementara itu yang tergolong ke dalam assesment
al-ternatif (non-tes) adalah essay/uraian, assesment praktek, assesment proyek,
kui-sioner, inventori, daftar cek, assesment oleh teman sebaya/sejawat, assesment diri
(self assessment), fortofolio, observasi, diskusi, dan wawancara (interview).
Rustaman (2007) mengemukakan bahwa assesment terhadap hasil pembelajaran:
(1) sasaran yang terarah terutama terhadap: pemikiran, pemahaman atas materi
IPA dan penerapannya; kebiasaan berpikir yang produktif (berpikir kritis, bepikir
14
thinking skills, HOTS). Berpikir tingkat tinggi ini juga termasuk kedalam ranah
taksonomi bloom, dalam taksonomi ini kemampuan menganalisis, penilaian, dan
sintesis (membuat pengetahuan baru), (3) karakteristik IPA meliputi: (a) IPA
mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh
semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang
di-lakukan terdahulu oleh penemunya, (b) IPA merupakan suatu kumpulan
penge-tahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum
terbatas pada gejala-gejala alam, (c) IPA merupakan pengetahuan teoritis, yang
diperoleh atau disusun dengan cara yang khusus, yaitu dengan melakukan
obser-vasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, observasi dan demikian
se-terusnya kait-mengait antara cara yang satu dengan cara yang lain IPA
merupa-kan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan, (d) IPA meliputi empat unsur,
yaitu produk, proses, aplikasi, dan sikap. Produk dapat berupa fakta, prinsip,
teori, dan hukum.
Berikut ini adalah pengelompokan utama sasaran pencapaian assesment menurut
Stiggins dalam Samosir (2013): (1) penguasaan siswa atas pengetahuan materi
subjek inti, yaitu : (a) kemampuan siswa untuk menggunakan pengetahuannya
un-tuk berpikir dan menyelesaikan masalah, (b) kemampuan unun-tuk menunjukkan
ke-terampilan yang terkait dengan dengan pencapaian tertentu, misalnya melakukan
tindakan psikomotor, (c) kemampuan untuk membuat produk yang terkait dengan
jenis pencapaian tertentu, seperti sikap, minat, dan motivasi, (2) assesment yang
terarah pada proses pembelajaran IPA, yaitu: (a) assesment kinerja dan/atau
15
(d) hands-on dan minds-on, (e) keterampilan praktik dan komunikasi, (f) sikap
il-miah dan nilai yang terkandung dalam IPA.
Teknik assesment pendidikan ada bermacam-macam. Ada yang tergolong tes
apabila menyangkut benar salah dan nontes bila tidak menyangkut benar salah.
Grounlund dalam Syaifuddin (2014) mengklasifikasikan teknik assesment tes
menjadi beberapa kategori, yakni tes bentuk pilihan, tes bentuk mengkonstruksi
jawaban, dan assesment yang diperluas. Tes bentuk pilihan dapat berupa pilihan
ganda, salah-benar, menjodohkan/memasangkan, tes bentuk mengkonstruksi
ja-waban dapat berupa tes isian, uraian terstruktur, dan uraian terbuka, assesment
yang diperluas dapat berupa proyek atau portofolio.
Dalam Buku panduan assesment yang diterbitkan BSNP tahun 2007, teknik
asses-ment adalah sebagai berikut :
1. Tes tertulis merupakan suatu teknik assesment yang menuntut jawaban secara
tertulis, baik berupa pilihan atau isian. Tes yang jawabannya berupa pilihan
meliputi pilihan ganda,benar-salah dan menjodohkan, sedangkan tes yang
ja-wabannya berupa isian berbentuk isian singkat atau uraian.
2. Observasi atau pengamatan adalah teknik assesment yang dilakukan dengan
menggunakan indera secara langsung. Observasi dilakukan dengan
menggu-nakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang akan
diamati.
3. Tes Praktik atau tes kinerja adalah teknik assesment yang menuntut peserta
didik mendemonstrasikan kemahirannya. Tes praktik dapat berupa tes tulis
kete-16
rampilan digunakan untuk mengukur keterampilan peserta didik yang
dieks-presikan dalam kertas, misalnya peserta didik diminta untuk membuat desain
atau sketsa gambar. Dalam IPA, kemampuan merancang eksperimen termasuk
bagaimana merancang rangkaian peralatan yang digunakan termasuk contoh
tes tulis keterampilan. Tes identifikasi dilakukan untuk mengukur kemahiran
mengidentifikasi sesuatu hal berdasarkan fenomena yang ditangkap melalui
alat indera. Tes simulasi digunakan untuk mengukur kemahiran bersimulasi
memperagakan suatu tindakan tanpa menggunakan peralatan/benda yang
se-sungguhnya. Tes praktik kerja dipakai untuk mengukur kemahiran
mendemon-strasikan pekerjaan yang sesungguhnya.
4. Penugasan merupkan suatu teknik assesment yang menuntut peserta didik
me-lakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penugasan
dapat diberikan dalam bentuk individual atau kelompok. Penugasan ada yang
berupa pekerjaan rumah atau berupa proyek. Pekerjaan rumah adalah tugas
yang harus diselesaikan peserta didik di luar kegiatan kelas, misalnya
menye-lesaikan soal-soal dan melakukan latihan. Proyek adalah suatu tugas yang
me-libatkan kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis
mau-pun lisan dalam waktu tertentu dan umumnya menggunakan data lapangan.
5. Tes Lisan dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap muka antara peserta
didik dengan seorang atau beberapa penguji. Pertanyaan dan jawaban
diberi-kan secara lisan dan spontan. Tes jenis ini memerludiberi-kan daftar pertanyaan dan
pedoman pensekoran.
6. Assesment Portofolio merupakan assesment yang dilakukan dengan cara
17
didik dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat,
per-kembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu
ter-tentu.
7. Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi
informasi kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkait dengan kinerja
ataupun sikap peserta didik yang dipaparkan secara deskriptif.
8. Assesment diri merupakan teknik assesment dengan cara meminta peserta didik
untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya berkaitan dengan
kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran.
9. Assesment antar teman merupakan teknik assesment dengan cara meminta
pe-serta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam
berbagai hal. Untuk itu perlu ada pedomanan assesment antarteman yang
me-muat indikator prilaku yang dinilai.
Dalam memilih teknik assesment, pendidik harus mempertimbangkan (1)
karakte-ristik kelompok mata pelajaran, (2) rumusan kompetensi mata pelajaran yang
di-kembangkan dalam silabus, dan (3) rumusan indikator pencapaian setiap KD.
Menurut Subali (2010) ada beberapa hal penting terkait teknik pembuatan
instru-men assesinstru-ment yaitu:
18
D. Prinsip Assesment
Untuk dapat melakukan assesment secara efektif diperlukan latihan dan
pengua-saan teori-teori yang relevan dengan tujuan dari proses belajar mengajar sebagai
bagian yang tidak terlepas dari kegiatan pendidikan sebagai suatu sistem. Oleh
karena itu, harus diketahui prinsip assesment sebagai dasar dalam pelaksanaan
assesment.
Purwanto (2006) mengemukakan bahwa prinsip assesment adalah sebagai berikut:
assesment hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif; harus
dibedakan antara penskoran (score) dan assesment (grading); dalam proses
pem-berian nilai hendaknya diperhatikan adanya dua macam patokan, yaitu pempem-berian
yang non-referenced dan yang criterion referenced; kegiatan pemberian nilai
hen-daknya merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar; assesment harus
bersifat komparabel. Artinya, setelah tahap pengukuran yang menghasilkan
ang-ka-angka itu dilaksanakan, prestasi-prestasi yang menduduki skor yang sama
ha-rus memiliki nilai yang sama pula, dan sistem assesment yang dipergunakan
hen-daknya jelas bagi siswa dan bagi pengajar sendiri.
Pada permendiknas No 20 tahun 2007 tentang standar assesment dijelaskan bahwa
assesment adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentu-kan pencapaian hasil belajar siswa. Assesment tidak sekedar pengumpulan data
siswa, tetapi juga pengolahannya untuk memperoleh gambaran proses dan hasil
belajar siswa, dan pada Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang standar
assesment pendidikan di bagian C.5 dinyatakan bahwa instrumen assesment hasil
19
merepresentasikan kompetensi yang dinilai, (b) konstruksi, yaitu memenuhi
per-syaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan (c) bahasa,
yaitu menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan
taraf perkembangan peserta didik.
Salah satu prinsip dalam assesment di kelas adalah meyeluruh, penilaian perlu
di-lakukan terhadap keseluruhan kompetensi yang telah dipelajari peserta didik
me-lalui kegiatan pembelajaran (Arifin, 2009). Prinsip assesment menurut Tim
Penulis (2007) untuk pendidikan dasar dan menengah mengacu kepada standar
assesment pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah. Prinsip tersebut
mencakup:
1. Sahih,yakni assesment didasarkan pada data yang mencerminkan kemam-puan yang diukur. .
2. Obyektif, yakni assesment didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas tanpa dipengaruhi oleh subyektivitas penilai.
3. Adil, yakni assesment tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender
4. Terpadu, yakni assesment oleh pendidik merupakan salah satu komponen kegiatan pembelajaran
5. Terbuka,yakni prosedur assesment, kriteria assesment, dan dasar pengambi-lan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni assesment mencakup semua as-pek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik assesment yang se-suai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik
7. Sistematis, yakni assesment dilakukan secara berencana dan bertahap de-ngan mengikuti langkah-langkah baku.
8. Beracuan kriteria, yakni assesment didasarkan pada ukuran pencapaian kom-petensi yang ditetapkan
20
E. Tujuan Assesment
Sudjana (2005) menyebutkan bahwa tujuan dari assesment adalah:
1. Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata
pelajaran yang ditempuhnya.
2. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa kearah tujuan pendidikan yang diharapkan.
3. Menentukan tindak lanjut hasil assesment, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanannya.
4. Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah ke-pada pihak-pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, penggunaan je-nis assesment yang tepat akan menentukan keberhasilan dalam mempe-roleh informasi yang berkenaan dengan proses pembelajaran.
Senada dengan pernyataan Sudjana, Iryanti dalam Samosir (2013) mengemukakan
bahwa assesment yang dilakukan terhadap siswa mempunyai tujuan antara lain:
1. Mengetahui tingkat pencapaian siswa.
2. Mengukur pertumbuhan dan perkembangan kemajuan siswa. 3. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
4. Mengetahui hasil pembelajaran. 5. Mengetahui pencapaian kurikulum. 6. Mendorong siswa untuk belajar.
7. Umpan balik untuk guru supaya dapat mengajar lebih baik.
F. Fungsi Assesment
Evaluasi proses dan hasil belajar merupakan serangkaian kegiatan yang
dilaksana-kan tahap demi tahap berdasardilaksana-kan keseluruhan hasil assesment yang dilakudilaksana-kan.
Subali (2010) manfaat hasil evaluasi bagi subjek belajar adalah untuk bimbingan
belajar, bimbingan pribadi, dan kebutuhan subjek belajar yang berkaitan dengan
studinya. Jadi, meliputi aspek bimbingan dan aspek pembelajaran. Dengan
21
1. arah dan petunjuk dalam pelaksanaan pembelajaran, baik guru maupun subjek
belajar;
2. gambaran tentang diri subjek belajar mengenai perkembangan baik kemampuan
maupun personalitasnya, sehingga mereka mampu mengenali diri/mawas diri
serta seberapa jauh produktivitasnya, sehingga mampu menentukan langkah/
keputusan lebih lanjut guna peningkatan prestasi;
3. dorongan/motivasi subjek belajar agar mampu berusaha untuk meraih prestasi
yang lebih baik; dan
4. masukan untuk perbaikan dan pelaksanaan program guna memperbaiki proses
pembelajaran yang akan diselenggarakan saat berikutnya.
Fungsi assesment dalam pendidikan diklasifikasikan ke dalam tiga golongan yaitu
fungsi pengajaran, fungsi administratif dan fungsi bimbingan. Fungsi pengajaran
meliputi peranan assesment dalam meningkatkan mutu proses pengajaran,
pe-ngumpulan informasi tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan instruksional,
memberikan umpan balik untuk memperbaiki proses belajar-mengajar yang
dilak-sanakan, dan membangkitkan motivasi belajar siswa.
Fungsi administratif meliputi peranan assesment dalam pengambilan keputusan
yang bersifat administratif seperti penentuan kualifikasi sekolah, pengelompokan
siswa ke dalam kelas-kelas atau kelompok belajar, seleksi siswa baru, laporan
prestasi belajar siswa pada orang tua dan penentuan kenaikan kelas serta
kelulu-san. Fungsi bimbingan meliputi peranan peranan assesment dalam memberikan
bimbingan dan pengarahan agar siswa dapat mengembangkan bakatnya secara
22
Stiggins dalam Syaifuddin (2014) menyatakan bahwa assesment merupakan
sa-rana yang secara kronologis membantu guru dalam memonitor siswa. Oleh
kare-na itu, assesment sudah seharusnya merupakan bagian dari pembelajaran, bukan
merupakan hal yang terpisahkan. Berkaitan dengan hal tersebut, Marzano et al.
dalam Samosir (2013) menyatakan bahwa dalam mengungkap penguasaan konsep
siswa, assesment tidak hanya mengungkap konsep yang telah dicapai, akan tetapi
juga tentang proses perkembangan bagaimana suatu konsep tersebut diperoleh.
Dalam hal ini penilaian tidak hanya dapat menilai hasil dan proses belajar siswa,
akan tetapi juga kemajuan belajarnya.
G. Langkah-langkah Assesment
Menurut Subali (2010) agar dapat diperoleh alat assesment atau alat ukur yang
baik perlu dikembangkan suatu prosedur atau langkah-langkah yang benar, yang
meliputi perencanaan assesment yang memuat maksud dan tujuan assesment
ya-itu:
1. penyusunan kisi-kisi;
2. penyusunan instrumen/alat ukur;
3. penelahan (review) untuk menilai kualitas alat ukur/instrumen secara kualita-tif,yakni sebelum digunakan;
4. uji coba alat ukur, untuk menyelidiki kesahihan dan keandalan secara empi-ris;
5. pelaksanaan pengukuran;
6. assesment yang merupakan interpretasi hasil pengukuran; 7. pemanfaatan hasil assesment.
Tahapan assesment menurut Buchari dalam Syaifuddin (2014) terdiri dari lima
langkah pokok yaitu perencanaan, pengumpulan data, verifikasi data, analisis data
pro-23
ses assesment meliputi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan
infor-masi dan tahap pertimbangan.
Langkah-langkah dalam penilaian tersebut digambarkan pada bagan di bawah ini:
Gambar 1. Langkah-langkah proses penilaian
H. Nilai Ketuhanan dan Kecintaan Terhadap Lingkungan
1. nilai ketuhanan
Berdasarkan Kurikulum 2013, terdapat empat rumusan kompetensi, dengan
kom-petensi yang pertama yaitu Komkom-petensi Inti-1 (KI-1) untuk komkom-petensi inti sikap
spiritual, Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial,
Kompeten-si Inti-3 (KI-3) untuk kompetenKompeten-si inti pengetahuan, KompetenKompeten-si Inti-4 (KI-4) un-Mengidentifikasi keputusan yang akan dibuat
Menentukan informasi yang diperlukan
Memilih informasi
Mengumpulkan informasi yang dibutuhkan
Menganalisis informasi Tahap
24
tuk kompetensi inti pengetahuan. Kompetensi Inti-1 kemudian dijabarkan
menja-di Kompetensi Dasar 1.1.
Tabel 1. KI-1 dan KD 1.1
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut-nya
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan ki-miawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
(Tim Penyusun, 2013).
Kimia sebagai salah satu cabang IPA dalam proses pembelajarannya tidak hanya
untuk menguasai pengetahuan kimia sebagai produk kimia, tetapi juga untuk
menguasai sikap ilmiah, proses ilmiah, dan penerapan kimia dalam kehidupan
sehari-hari. Nilai atau karakter tersusun dari sejumlah sikap, adanya dimensi
si-kap ilmiah dan proses ilmiah dalam proses pembelajaran sains (termasuk kimia),
memungkinkan dilakukannya pemaduan pendidikan nilai/karakter dalam proses
pembelajaran sains. Pemahaman sains berarti penguasaan terhadap produk sains,
proses sains, dan aplikasi sains (Semiawan, dkk. dalam Salirawati, 2010). Seperti
yang diungkapkan pula oleh Nurchaili dalam Zubaedi (2011), bahwa pendidikan
atau pengajaran sains yang holistis adalah pengajaran sains yang bukan hanya
materinya saja, akan tetapi juga pengajaran sistem nilai-nilai dan moralnya.
Menurut Suroso (2007), terdapat lima nilai dasar atau nilai intrisik di dalam ilmu
pengetahuan alam, yaitu: 1) nilai religi, 2) nilai praktis, 3) nilai intelektual, 4)
so-sial politik, dan 5) nilai instrisik tersebut mencerminkan integrasi aspek-aspek
kognitif, afektif dan psikomotor, untuk mencapai pembelajaran/pendidikan sains
25
FMIPA UNY (2007) dalam Salirawati (2010) telah membuat buku klasifikasi
ni-lai/karakter dalam bentuk “Rambu-Rambu Pengembangan Penilaian Afektif”.
Dalam buku tersebut nilai/karakter diurai menjadi tiga jenis nilai, 15 jenis etika
dan moral, 35 jenis indikator dan 151 jenis deskriptor. Adapun jenis nilai, jenis
etika dan moral tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Aspek penilaian afektif
JENIS NILAI JENIS ETIKA DAN MORAL
A. Berhubungan dengan Ketuhanan
1. Mempercayai adanya Tuhan Yang Maha Esa
2. Menerapkan nilai agama dan kepercayaan-nya dalam berinteraksi dengan orang lain 3. Menerapkan nilai agama dan kepercayaannya
dalam berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya
B. Berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
1. Memiliki kebanggaan sebagai warga NKRI 2. Memiliki kebanggaan sebagai warga
Yogya-karta
3. Memiliki kebanggaan sebagai warga kampus C. Memiliki sikap ilmiah 1. Disiplin
2. Objektif
3. Tidak mudah percaya pada informasi baru 4. Mandiri
5. Teliti
6. Bertanggung jawab 7. Percaya diri
8. Futuristik
9. Berperan aktif dalam kehidupan ilmiah
Jumlah 15
UU Sisdiknas Nomor 20/2003 Pasal 3 menjelaskan pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, (b) bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
26
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungja-wab.
2. kecintaan terhadap lingkungan
Berdasarkan Kurikulum 2013, kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti
si-kap sosial. Kompetensi Inti-2 kemudian dijabarkan menjadi Kompetensi Dasar
2.1-2.4.
Tabel 3. KI-2 dan KD 2.1-2.4
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tang-gungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, perca-ya diri, dalam berinteraksi se-cara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jang-kauan pergaulan dan keberada-annya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cer-mat; tekun; hati-hati; bertanggungjawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari. 2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan.
2.3 Menunjukkan perilaku bijaksana dan ber-tanggung jawab dalam aktivitas sehari-hari.
2.4 Menunjukkan penghargaan kepada orang lain dalam aktivitas sehari-hari.
(Tim Penyusun, 2013).
Banyaknya nilai penting kehidupan yang dapat dipelajari dari sains, memberi
kon-sekuensi kepada para pendidik untuk dapat mengembangkan sains sebagai salah
satu media dalam membentuk pribadi siswa. Dalam hal ini, siswa dapat diajak
menelaah serta mempelajari nilai-nilai dalam sains yang berguna dalam kehidupan
bermasyarakat (Sumaji et al dalam Zubaedi, 2011).
Tim Penyusun (2010) secara lebih rinci menguraikan bahwa aspek-aspek
pendi-dikan karakter dibagi menjadi 5 jenis karakter terutama dan 20 karakter pokok,
ka-27
rakter dalam bentuk lebih operasional, yaitu jenis-jenis etika dan moral dalam
ke-hidupan serta deskriptornya.
Tabel 4. Karakter utama dan karakter pokok
KARAKTER UTAMA KARAKTER POKOK
A. Karakter dalam hubungan-lain, patuh pada aturan-aturan sosial, menghar-gai karya dan prestasi orang lain, santun, dan de-mokratis
C. Karakter dalam hubungan-nya dengan lingkungan
Peduli sosial dan lingkungan
D. Karakter dalam hubungan-nya dengan rasa kebangsaan
Nasionalis dan menghargai keberagaman
E. Karakter dalam hubungan-nya dengan diri sendiri
Jujur, bertanggungjawab, bergaya hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wira-usaha, berpikir, logis, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, ingin tahu, dan cinta ilmu
Pendidikan nilai juga diartikan sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai
perila-ku atau karakter kepada warga sekolah yang meliputi pengetahuan, kesadaran/
ke-mauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan, sehingga
menja-di manusia insan kamil. Deskriptor nilai/karakter berupa sikap dan/atau perilaku
peserta didik. Deskriptor inilah yang dapat dipadukan dalam silabus atau Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam silabus dan RPP, deskriptor dalam
ma-teri pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, dan
instrumen hasil pembelajaran. Nilai/karakter dalam bentuk yang lebih
operasio-nal, yaitu sikap dan perilaku, ditanamkan pada peserta didik terutama melalui
di-mensi kerja ilmiah dan sikap ilmiah. Pelaksanaan hal tersebut dilakukan pada
ke-tiga tahap proses pembelajaran, yaitu perencanaan proses, pelaksanaan proses
28
Kemudian, Sudrajat (2008) juga menyatakan bahwa:
Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar. Lingku-ngan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar terdiri dari : (1) ling-kungan sosial dan (2) lingling-kungan fisik (alam). Lingling-kungan sosial dapat di-gunakan untuk memperdalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan sedangkan lingkungan alam dapat digunakan untuk mempelajari tentang gejala-gejala alam dan dapat menumbuhkan kesadaran peserta didik akan cinta alam dan partispasi dalam memelihara dan melestarikan alam.
Pada tingkat SD/SMP, karakter utama disarikan dari butir-butir SKL pada poin
keenam tentang kepedulian yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mence-gah dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan yang terjadi pada di sekitar
dirinya (manusia, alam, dan tatanan) (Salirawati, 2010).
I. Analisis Konsep Sifat Larutan
Herron et al. dalam Fadiawati (2011) berpendapat bahwa belum ada definisi
ten-tang konsep yang diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep
disama-kan dengan ide. Markle dan Tieman dalam Fadiawati (2011) mendefinisidisama-kan
kon-sep sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Mungkin tidak ada satupun
defi-nisi yang dapat mengungkapkan arti dari konsep.
Untuk itu diperlukan suatu analisis konsep yang memungkinkan kita dapat
men-definisikan konsep, sekaligus menghubungkan dengan konsep-konsep lain yang
berhubungan. Lebih lanjut lagi, Herron et al. dalam Fadiawati (2011)
mengemu-kakan bahwa analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan
un-tuk menolong guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi
pencapai-an konsep. Prosedur ini telah digunakpencapai-an secara luas oleh Markle dpencapai-an Tiempencapai-an
29
menentukan nama atau label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut kritis,
atribut variabel, posisi konsep, contoh, dan non contoh.
Label
Konsep Definisi Konsep
Jenis Konsep
Atribut Posisi Konsep
Contoh Non Contoh
Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Larutan Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari satu fasa dan tidak dapat dibedakan
Asam Suatu larutan yang memiliki rasa asam
Netral Suatu larutan yang tidak bersifat asam/basa dan tidak dapat mengubah warna kertas lakmus
Konsep Konkret
Tidak mengubah warna
- Senyawa Asam, basa - Aquades, air
garam (NaCl)
Air jeruk, air sabun, cuka dapur (CH3COOH), air kapur sirih (Ca(OH)2)
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan
pe-ngembangan atau Research and Development (R&D). Penelitian ini
mengguna-kan metode penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall dalam
Sukma-dinata (2009) dengan langkah-langkah dalam penelitian dan pengembangan
ada-lah: 1) penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting),
2) perencanaan (planning), 3) pengembangan draft awal (develop preliminary
from product), 4) uji coba lapangan awal (preliminary field testing), 5) revisi hasil
uji coba (main product revision), 6) uji coba lapangan (main field testing), 7)
pe-nyempurnaan produk hasil uji lapangan (operating product revision), 8) uji
pe-laksanaan lapangan (operasional field testing), 9) penyempurnaan dan produk
akhir (final product revision), 10) desiminasi dan implementasi (dessimination
and implementation).
Menurut Sugiyono dalam Sholeha (2014), metode penelitian dan pengembangan
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu,
dan menguji keefektifan produk tersebut. Langkah-langkah penelitian
pengem-bangan terdiri dari sepuluh langkah, yaitu: 1) potensi dan masalah, 2)
33
coba produk dilakukan pada kelompok terbatas, 7) revisi produk, 8) uji coba
pemakaian dilakukan untuk melihat efektifitas produk jika digunakan dalam ruang
lingkup yang lebih luas lagi, 9) revisi produk dilakukan apabila pemakaian pada
skala lebih luas terdapat kekurangan, dan 10) pembuatan produk massal.
Gambar 2. Langkah-langkah Metode Research and Development (R&D)
Namun, dalam penelitian ini dilakukan sampai pada tahap pengembangan desain
produk yang kemudian divalidasi oleh dosen ahli dan meminta tanggapan dari
guru dan siswa. Setelah itu, melakukan revisi desain produk. Hal ini dikarenakan
keterbatasan waktu dan keahlian peneliti untuk tahap selanjutnya.
B. Subjek dan Lokasi Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah instrumen assessment berbasis nilai ketuhanan
dan kecintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan. Lokasi pada
peneli-tian ini adalah SMP Negeri 19 Bandar lampung.
C. Sumber Data
Validasi desain
Revisi desain Uji coba produk
Revisi produk Uji coba
pemakaian
Revisi produk Produksi Massal
Potensi dan masalah
34
Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. Pada tahap studi
penda-huluan sumber data berupa hasil pengisian angket dari delapan guru IPA kelas
VIII dan 50 siswa kelas VII dari delapan Sekolah Menengah Pertama di Bandar
Lampung yang meliputi SMP Negeri 1, 4, 5, 8, 9, 10, 19, dan 21 yang telah
mempelajari materi sifat larutan. Sedangkan pada tahap penelitian sumber data
berupa hasil pengisian angket terhadap kesesuaian instrumen assesment dengan
KI-KD-Indikator, konstruksi dan penggunaan bahasa pada instrumen assessment
dari seorang guru IPA kelas VII dan hasil pengisisan angket terhadap penggunaan
bahasa pada instrumen assesment dari 20 siswa kelas VIII di SMP Negeri 19
Bandar Lampung.
D. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto dalam Samosir (2013), instrumen adalah alat yang berfungsi
untuk mempermudah pelaksanaan sesuatu. Instrumen pengumpulan data
merupa-kan alat yang digunamerupa-kan oleh pengumpul data untuk melaksanamerupa-kan tugasnya
mengumpulkan data.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket untuk studi
penda-huluan, instrumen validitas, angket kesesuaian isi, konstruksi dan penggunaan
bahasa instrumen assessment bagi guru, dan angket penggunaan bahasa instrumen
assessment bagi siswa. Adapun penjelasan instrumen-instrumen tersebut adalah:
1. Instrumen pada studi pendahuluan
35
Instrumen ini berupa angket untuk guru yang disusun untuk mengetahui instrumen
assessment seperti apa yang sudah diterapkan pada siswa dan berfungsi untuk
mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam penyusunan instrumen
assessment SMP di Bandarlampung, sehingga dapat menjadi referensi dalam
pengembangan instrumen assessment.
b. Instrumen analisis kebutuhan untuk siswa
Instrumen ini berupa angket untuk siswa yang disusun untuk mengetahui
instru-men assessment seperti apa yang sudah diterapkan menurut siswa
2. Instrumen pada validasi ahli
a. Instrumen validasi aspek kesesuaian isi
Instrumen ini berupa angket yang disusun untuk mengetahui kesesuaian isi
instru-men assessment dengan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD),
kesesu-aian indikator, dan materi. Hasil pengisian angket validasi kesesukesesu-aian isi ini akan
berfungsi sebagai referensi dalam pengembangan dan revisi instrumen assessment
yang dikembangkan. Instrumen ini dilengkapi dengan kolom tanggapan/saran.
b. Instrumen validasi aspek konstruksi
Instrumen ini berupa angket dan disusun untuk mengetahui apakah konstruksi
ins-trumen assessment yang dikembangkan telah memuat penilaian yang berdasarkan
KI-1(sikap spiritual) dan KI-2 (sikap sosial). Hasil pengisian angket validasi
kon-struksi instrumen assessment ini berfungsi sebagai referensi dalam pengembangan
dan revisi instrumen assessment yang dikembangkan. Instrumen ini dilengkapi
36
c. Instrumen validasi aspek penggunaan bahasa
Instrumen ini berupa angket dan disusun untuk mengetahui apakah bahasa yang
digunakan dalam instrumen assessment yang dikembangkan tersebut sudah sesuai
ketentuan, dapat dimengerti dan komunikatif. Hasil pengisian angket validasi
penggunaan bahasa assesment ini berfungsi sebagai referensi dalam
pengemba-ngan dan revisi instrumen assessment yamg dikembangkan. Instrumen ini
dileng-kapi dengan kolom tanggapan/saran.
3. Instrumen tanggapan terhadap desain produk
a. Instrumen tanggapan guru
Instrumen ini berupa angket yang terdapat pertanyaan-pertanyaan untuk
mengeta-hui tanggapan guru terhadap aspek kesesuaian isi, konstruksi, dan penggunaan
ba-hasa pada instrumen assessment yang dikembangkan. Instrumen ini dilengkapi
dengan kolom tanggapan/saran
b. Instrumen tanggapan siswa
Instrumen ini berupa angket yang terdapat pernyataan-pernyataan untuk
mengeta-hui penggunaan bahasa pada instrumen assessment yang dikembangkan.
Instru-men ini dilengkapi dengan kolom saran.
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Secara garis besar metode penelitian dan pengembangan ini terdiri dari tiga
lang-kah yaitu: 1) studi pendahuluan meliputi studi pustaka dan survei lapangan untuk
mengamati instrumen assessment yang digunakan di sekolah, 2) melakukan
divali-37
dasi oleh dosen ahli; dan 3) meminta tanggapan guru dan siswa untuk mengetahui
kesesuaian isi, konstruksi, dan penggunaan bahasa pada desain produk, lalu
mela-kukan revisi desain produk. Berikut adalah langkah-langkah penelitian yang
digu-nakan dalam penelitian ini :
……… Analisis Kebutuhan
Pengembangan produk
Revisi instrumen assessment yang
Dikembangkan
Studi Lapangan Studi Kepustakaan/Literatur
- Analisis SKL-KI-KD - Pengembangan Silabus - Pembuatan Analisis Konsep - Pembuatan RPP
- Literatur instrumen assessment
- Kriteria instrumen assessment
yang baik
Angket Tanggapan Guru dan Siswa Penyusunan Rancangan Instrumen
Assessment Bermuatan Nilai Ketuhanan
dan Kecintaan Terhadap Lingkungan
Validasi Ahli Validasi Instrumen
Revisi Instrumen
Assessment Hasil Revisi Instrumen
Rancangan Instrumen Assessment
Bermuatan Nilai Ketuhanan dan Kecintaan Terhadap Lingkungan
Tanggapan Guru Tanggapan Siswa
- Hasil pengisian angket guru dan siswa di delapan Sekolah Menengah Pertama di Bandarlampung
mengenai instrumen
assessment yang digunakan dalam proses pembelajaran. - Analisis instrumen
assessment yang diguna-kan oleh guru dan siswa.
Penyusunan Instrumen Tanggapan Guru dan
Siswa Pengembangan Desain Produk
38
Gambar 3. Alur penelitian pengembangan asesmen
1. Studi pendahuluan
Tahap pertama dari penelitian ini adalah studi pendahuluan. Menurut
Sukmadi-nata (2009), Studi pendahuluan adalah tahap awal atau persiapan untuk
pengem-bangan tujuan dari studi pendahuluan adalah menghimpun data tentang kondisi
yang ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar untuk produk yang
dikem-bangkan. Studi pendahuluan terdiri dari:
a. Studi kepustakaan
Studi ini digunakan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan
teo-ritis yang memperkuat suatu produk yang akan dikembangkan. Dalam tahap ini,
peneliti mengkaji kurikulum dan hasil penelitian sebelumnya yang telah terlebih
dahulu dipublikasikan. Hal ini menjadi acuan untuk mengembangkan instrumen
assessment yang bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan.
b. Studi lapangan
Studi lapangan dilakukan dengan mewawancarai guru IPA Terpadu kelas VII dan
siswa kelas VII yang tersebar pada sepuluh SMP Negeri di Bandar Lampung
ter-kait dengan assesment dan pembelajaran dengan menggunakan nilai ketuhanan
dan kecintaan terhadap lingkungan. Instrumen yang digunakan adalah pedoman
wawancara. Wawancara pada studi lapangan dilakukan di 8 SMP Negeri di
Ban-dar Lampung pada tanggal 15 Juli sampai 22 Agustus 2013. Studi lapangan
dila-kukan dengan mewawancarai satu atau dua orang perwakilan guru mata pelajaran
IPA Terpadu dan enam perwakilan siswa pada masing-masing sekolah tersebut.
penyusu-39
nan pedoman wawancara analisis kebutuhan pengembangan assesment berbasis
nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan untuk
guru dan siswa agar wawancara lebih terarah. Analisis terhadap assesment
dila-kukan untuk mengetahui kesesuaian assesment pada materi sifat larutan yang
su-dah ada pada guru. Setelah itu, mengidentifikasi assesment terkait materi
asam-basa yang digunakan di SMP Negeri tersebut. Sama halnya seperti studi
kepus-takaan, yang diidentifikasi adalah kelebihan dan kekurangan yang ada di
asses-ment tersebut.
2. Perencanaan dan pengembangan desain produk
a. Penyusunan desain produk
Tahap-tahap penyusunan instrumen assessment bermuatan nilai ketuhanan dan
ke-cintaan terhadap lingkungan adalah pembuatan desain produk yang dilaksanakan
setelah studi pendahuluan. Pengembangan instrumen assessment didasarkan pada
beberapa aspek, seperti kriteria instrumen assessment yang baik, penyesuaian
in-strumen assessment dengan materi pembelajaran, dan muatan nilai ketuhanan dan
kecintaan terhadap lingkungan.
Setelah selesai dilakukan penyusunan desain produk, dilakukan validasi desain
produk oleh dosen ahli yang bertujuan untuk mengetahui kesesuaian isi, konstruk-
si, dan penggunaan bahasa dari desain produk yang dikembangkan.
Menurut Sugiyono (2008), validasi desain merupakan proses kegiatan untuk