PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KONVENSIONAL KARTU ESTAFET SUBTEMA 3 LINGKUNGAN SEHAT
PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Rosalia R.E.Liung
NIM. 131134275
RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KONVENSIONAL KARTU ESTAFET SUBTEMA 3 LINGKUNGAN SEHAT
PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Rosalia R.E.Liung
NIM. 131134275
RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
Terima Kasih Tuhan Yesus yang selalu memberikan berkat, perlindungan, dan
petunjukmu sehingga dalam penyusunan karya ini dapat berjalan dengan lancar
Bapak Benyamin Baduk dan Mama Regina Enol Tercinta yang selalu memberikan
dukungan, perhatian kasih sayang, dan doa
Opa Bernabas Soka (alm), Opa Andreas Bebo (alm), Om Donatus Pan (alm), Oma
Sebina, Oma Katarina Gimbuk, dan Bapa Stevan yang selalu memberikan doa dan
dukungan
Saudara-Saudari
Akardianus Baduk, Anita Baduk, Itak Fora Baduk, Dami Bebo, Ardi Bebo, Vensi
Bebo, Kristo Arman, Kk Imel, Kk Atik, Kk Vera dan Carlos Pan
yang selalu memberikan dukungan dan motivasi
Teman-Teman PPGT angkatan 2013
Yang selalu memberikan semangat dan motivasi
Teman-teman Tersayang
Upik, Nitha, Dini, Onik, Meik, Ririn, Olha, Lili, Hermin
Yang selalu mendukung, perhatian dan menemaniku dalam penyusunan karya ini
v
Yang selalu memberikan doa, dukungan, dan perhatian yang tulus
Dosen-dosen Terbaik
Pak Puji, Pak Rohandi, Pak Galih, Pak Paulus Wahana, Ibu Maslichah, dan Ibu
Ika
Yang selalu memberikan motivasi dan menasehati selama mengikuti perkuliahan
Yang Terkasih
Pamong asrama Student Residence dan Keluarga besar society
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku tercinta
Universitas Sanata Dharma
vi
MOTTO
Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar
kepada pengertianmu sendiri."
(Amsal 3:5)
“Jang
an menyerah untuk melakukan sesuatu tetapi lakukan dengan baik demi masa
depan yang akan datang”
vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 2 Februari 2017
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Rosalia Rosula Ester Liung
Nomor Mahasiswa : 131134275
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional Kartu Estafet Subtema 3 Lingkungan Sehat Pada Materi Pokok Sistem Pernapasan Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 2 Februari 2017
Yang menyatakan
ix ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KONVENSIONAL KARTU ESTAFET SUBTEMA 3 LINGKUNGAN SEHAT
PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Penelitian ini dilakukan karena media konvensional memiliki peran penting dalam proses pembelajaran di kelas sehingga masih banyak guru membutuhkan media pembelajaran konvensional. Oleh karena itu, pengembangan media pembelajaran konvensional sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media kartu estafet pada materi sistem pernapasan untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.
Jenis penelitian menggunakan metode Research and Development (R & D) prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lima langkah yang merupakan hasil modifikasi dari Borg and Gall dan Sugiyono yakni (1) analisis masalah, (2) pengumpulan data, (3) pengembangan produk, (4) validasi produk, dan (5) revisi produk hasil validasi, sehingga menghasilkan desain produk final berupa media pembelajaran konvensional kartu estafet pada subtema lingkungan sehat untuk siswa kelas V sekolah dasar. Instrumen dalam penelitian ini berupa daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner tentang kualitas produk. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas V SD Negeri Kalasan 1, sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas media pembelajaran konvensional kartu estafet oleh dua orang pakar media pembelajaran konvensional kartu estafet, dan dua orang guru kelas V sekolah dasar. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan skala 5 yang mengacu pada (Sukardjo 2008:101).
Validasi dari dua pakar media pembelajaran konvensional kartu estafet menghasilkan skor rata-rata 4,64 (Sangat Baik) dan 4,5 (Sangat Baik). Validasi dari dua guru kelas V SD menghasilkan skor rata-rata 4,14 (Baik) dan 4,5 ( Sangat Baik). Media pembelajaran konvensional kartu estafet memperoleh rata-rata skor 4,44
dengan kategori “Sangat Baik”. Dengan demikian, media pembelajaran konvensional kartu estafet yang dikembangkan berkualitas sangat baik serta layak digunakan dalam proses pembelajaran.
x ABSTRACT
THE ELABORATION OF RELAY CARD AS CONVENTIONAL
LEARNING MEDIA IN THE TOPIC OF RESPIRATION SYSTEM UNDER
THE HEALTHY ENVIRONMENT SUB THEME FOR THE 5TH GRADE ELEMENTARY STUDETS
This research is needed to do because there is many teacher still need the conventional media in the learning process. So the developing of conventional media is very important to fulfill the needs. The aim of this research is to elaborate relay card media on the respiration system for grade v student of SD Negeri Kalasan 1.
This research use Research and Development (R&D) method. The elaboration procedure that is used in this research include five steps from modification result by Borg and Gall and Sugiyono they are (1) the problem analysis,(2) the data collection (3) the development of product (4) the validation of product and (5) the revision of product validation result, that produce the final product design in the form of relay card as conventional learning media in the sub theme healthy environment for grade v student of elementary school. The instruments that used in this research are: list of interview questions of the needed analysis and questionnaire. Interview is used to analyze the needed of grade V teachers at SD N.Kalasan ,Sleman. However the questionnaire is used to validate the quality of relay card as conventional learning media by two experts of conventional learning media and two teachers of grade V elementary school. The analysis techniques in this research is using 5 scale related to Sukarjo (2008: 101)
The validation from the two experts in conventional learning media of relay card produce the score 4,64(very good) and 4,5 (good). The validation from two teachers of grade V elementary school produce the score 4,14(good) and 4,5 (very good). The conventional learning media of relay card acquire the average score 4,44 with the category “very good”. So, the conventional learning media that has developed is ready or suitable to be used as the media in the process of learning.
xi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya
peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media
Pembelajaran Konvensional Kartu Estafet Subtema 3 Lingkungan Sehat Pada Materi Pokok Sistem Pernapasan Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar” dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti banyak
mendapatkan bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara
langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Maka pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD.
3. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd.selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing
dan memberi dukungan serta masukan yang positif sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku validator Pakar Media Pembelajaran yang telah
memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk
penelitian.
5. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Media
Pembelajaran yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan
melakukan validasi produk penelitian.
6. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.
7. Sarjono, S.Pd.,SD. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Kalasan 1 yang telah
xii
8. Uswatun Khasanah, S.Pd.,SD. selaku guru kelas V SD Negeri Kalasan 1 yang
telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.
9. Khatarina Supatminingsih, S.Pd. selaku guru Di SDKE Mangunan yang telah
membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.
10.Bapa dan Mama tersayang, Bapak Benyamin Baduk dan Mama Regina Enol
yang setia memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
11.Adik Arka, Atik, Itak, Kk Imel, Kk Atik, Kk Kristo, Kk Vera dan Kk Karlos
yang selalu memberikan semangat.
12.KK Deddy, yang selalu memberi semangat, dukungan dan perhatian yang tulus.
13.Sahabat tercinta Upik, Nitha, Dini, Meik, Olha, Lili, Ririn, Onik yang selalu
mendukung dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
14.Teman-teman seperjuangan mahasiswa PPGT Angkatan 2013 yang selama ini
selalu mendukung dan memberikan semangat.
15.Para pamong asrama dan segenap keluarga besar Student Residence Sanata Dharma dan keluarga besar Society yang memberi doa dan dukungan sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
16.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk
bantuan dan dukungannya selama ini.
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan
kekurangannya, maka peneliti sangat membutuhkan kritik dan saran dari
berbagai pihak. Akhir kata peneliti mengucapkan selamat membaca dan semoga
bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 2 Februari 2017
Peneliti
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIK KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... viii
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT ... x
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR BAGAN ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFRAR LAMPIRAN ... xix
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
xiv
E. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 10
F. Batasan Masalah ... 12
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 14
1. Media Pembelajaran ... 14
a. Pengertian Media Pembelajaran ... 14
b. Cara-cara Utama dalam Pembelajaran Berlangsung ... 17
2. Manfaat Media Pembelajaran ... 19
3. Jenis-jenis Media Pembelajaran dan Karakteristiknya ... 20
4. Ciri-ciri Media Pembelajaran ... 24
5. Fungsi Media Pembelajaran ... 25
6. Kegunaan Media Pembelajaran ... 26
7. Kriteria Media Pembelajaran ... 27
8. Pengembangan Media ... 33
9. Materi Pokok ... 35
10. Karakteristik Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar ... 38
B. Penelitian Relevan ... 38
C. Kerangka Berpikir ... 45
D. Pertanyaan Penelitian ... 48
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 49
B. Setting Penelitian ... 50
C. Prosedur Pengembangan ... 52
xv
E. Instrumen Penelitian ... 64
F. Teknik Analisis Data ... 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan ... 71
1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 71
2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 74
B. Deskripsi Produk Awal ... 75
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ... 76
2. Media Pembelajaran Konvensional Kartu Estafet ... 77
3. Buku Penggunaan Media Pembelajaran Konvensional Kartu Estafet ... 78
C. Data Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran Konvensional Kartu Estafet ... 79
D. Revisi Produk ... 81
E. Data Hasil Validasi Guru SD Kelas V ... 82
F. Revisi Produk ... 84
1. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 86
2. Kajian Produk Akhir ... 86
3. Pembahasan ... 88
BAB V PEMBAHASAN A. Kesimpulan ... 94
B. Keterbatasan Pengembangan ... 95
C. Saran ... 96
DAFTAR PUSTAKA ... 97
LAMPIRAN ... 100
RIWAYAT HIDUP ... 216
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Penelitian ... 51
Tabel 2. Pedoman Wawancara ... 65
Tabel 3. Pedoman Kuesioner (angket) ... 65
Tabel 4. Konversi Nilai Skala Lima ... 67
Tabel 5. Kriteria Skor Skala Lima ... 70
Tabel 6. Komentar & Saran Perbaikan Validator P.P dan Revisi ... 81
Tabel 7. Komentar & Saran Perbaikan Validator M.M dan Revisi ... 82
Tabel 8. Komentar & Saran Perbaikan Validator U.K dan Revisi ... 84
Tabel 9. Komentar Validator K.S dan Revisi ... 85
xvii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan ... 45
Bagan 2. Kerangka Berpikir ... 47
Bagan 3. Langkah-langkah Penggunaan
Metode Research and Development (R&D) ... 55
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kartu kata/Kalimat ... 93
Gambar 2. Kotak Penyimpanan Kartu kata/Kalimat ... 93
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ... 101
Lampiran 2. Surat keterangan Penelitian ... 104
Lampiran 3. Surat ijin Validasi ... 106
Lampiran 4. Surat Keterangan Hasil Validasi ... 108
Lampiran 5. Rangkuman Wawancara ... 111
Lampiran 6. Data mentah Skor Validasi Pakar Media Pembelajaran Konvensional Kartu Estafet ... 116
Lampiran 7. Data Mentah Skor Validasi Guru SD Kelas V ... 123
1 BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
adalah pengendalian mutu sumber daya manusia yang berada dalam sistem tersebut. Dalam proses belajar mengajar kapan saja dan di mana saja. Untuk mendapatkan suatu keberhasilan dalam pendidikan hanya ditentukan oleh seorang guru, walaupun guru sudah menerangkan secara panjang lebar mengenai suatu materi namun belum tentu siswa menerima dengan baik. Hal ini dikarenakan tidak semua siswa dapat menangkap materi yang diajarkan oleh guru jika hanya dengan menggunakan metode ceramah saja. Oleh karena itu, guru harus berusaha untuk memberikan pembelajaran yang sangat menyenangkan, tidak membosankan dan tentunnya dapat dengan mudah diterima oleh semua siswa. Supaya dalam proses pembelajaran itu harus menyenangkan salah satunya menggunakan media pembelajaran.
Pengembangan kurikulum 2013 bagian dari strategi meningkatkan capaian pendidikan. Di samping kurikulum, terdapat sejumlah faktor di antarannya: lama siswa bersekolah; lama siswa tinggal di sekolah; pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi; buku pegangan atau buku babon; dan peranan guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan.
disepakati. Hal ini sejalan pula dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan ketentuan yuridis yang mewajibkan adanya pengembangan kurikulum baru, landasan filosofis, dan landasan empirik.
Landasan yuridis merupakan ketentuan hukum yang dijadikan dasar untuk
pengembangan kurikulum dan yang mengharuskan adanya pengembangan
kurikulum baru. Landasan filosofis adalah landasan yang mengarahkan
kurikulum kepada manusia apa yang akan dihasilkan kurikulum. Landasan
teoritik memberikan dasar-dasar teoritik pengembangan kurikulum sebagai
dokumen dan proses. Landasan empirik memberikan arahan berdasarkan
pelaksanaan kurikulum yang sedang berlaku di lapangan. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran kurikulum 2013, semua kegiatan yang terjadi selama belajar di sekolah dan di luar sekolah dan di luar sekolah dalam kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler terjadi proses pembelajaran untuk mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan sikap.
supaya siswa dapat mengerti dengan baik pelajaran yang di berikan oleh guru dengan menggunakan media. Pada materi sistem pernapasan di kelas V siswa sulit untuk mengerti dan memahami karena guru hanya menggunakan media gambar saja untuk materi ini. Oleh karena itu, peneliti memilih pengembangan media kartu estafet pada materi sistem pernapasan dalam subtema 3 lingkungan sehat pada siswa kelas 5. Dengan menggunakan media ini, pada pembelajaran IPA siswa mendapatkan banyak hal jika menggunakan media pembelajaran di dalam kelas. Kita ketahui bahwa jika dalam proses pembelajaran tidak menggunakan media maka siswa merasa jenuh dan bosan mendengarkan penjelasan guru hanya menggunakan metode ceramah. Maka dari itu guru harus kreatif untuk bisa membangunkan minat siswa dengan menggunakan media pembelajaran.
berlangsung. Adapun dampak selanjutnya yang timbul adalah penurunan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, guru harus pandai-pandai membuat inovasi dalam pelaksanaan pembelajaran yang nantinya diharapkan mampu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu hal yang dilakukan guru adalah dengan memanfaatkan media pembelajaran.
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Secara umum dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah bentuk saluran, yang digunakan untuk menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada penerima pesan. Salah satu hal yang dapat dilakukan guru adalah dengan memanfatkan media pembelajaran. Media pembelajaran dibutuhkan sebagai sarana pendukung proses belajar, selain sebagai transformasi belajar secara konvesional atau tatap muka (ceramah) di dalam kelas. Penggunaan media pembelajaran merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan oleh suatu integrasi terhadap metode belajar yang dipakai. Media pembelajaran memiliki peranan yang penting karena dapat membantu proses belajar siswa. Media pembelajaran dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 2014: 4 ). Dalam media pembelajaran ini di gunakan sangat mendukung untuk
Salah satu media pembelajaran yang dapat membantu guru dalam
mengajar dan menfasilitas proses pembelajaran yaitu media pembelajaran
konvensional. Media pembelajaran konvensional merupakan salah satu jenis
media pembelajaran yang sederhana ditinjau dari segi bahan, bentuk, ukuran
dan cara pembuatannya, sehingga media pembelajaran konvensional dapat
dibuat oleh siapa saja tanpa harus memiliki keahlian khusus. Dengan adanya
media pembelajaran konvensional dalam kegiatan pembelajaran, dapat
mendukung tercapainya tujuan pembelajaran serta lebih memacu peserta didik
lebih aktif dan terampil.
menggunakan media ini prestasi belajar yang dicapai oleh siswa belum maksimal. Terbatasnya media pembelajaran jadi guru masih sulit untuk menggunakan media pada materi sistem pernapasan. Media yang di gunakan oleh guru adalah media gambar namun sangat membosankan bagi siswa dan tidak menarik perhatian siswa. Penggunaan media pembelajaran dapat membuat hal yang bersifat abstrak menjadi lebih konkrit dan membuat suasana belajar yang tidak menarik menjadi menarik. Banyak media pembelajaran yang ada namun belum semua digunakan dengan baik oleh guru. Media pembelajaran yang sering digunakan oleh seorang guru adalah media gambar. Namun, karena media gambar terlalu sering digunakan maka diperluhkan media lain untuk digunakan sebagai penunjang proses pembelajaran di sekolah. Media gambar ini sangat sulit untuk memahami materi sistem pernapasan khususnya pada siswa jadi guru juga sulit untuk menjelaskan dengan siswa tentang materi ini. Tujuan untuk menggunakan media pembelajaran konvensional supaya proses belajar dapat berjalan dengan baik dan mudah dipahami oleh siswa lewat media pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus pandai untuk menggunakan media pembelajaran yang bisa menarik perhatian siswa.
pernapasan sangat cocok untuk siswa supaya siswa tidak merasa bosan lagi dengan menggunakan media gambar. Dengan menggunakan media kartu estafet ini siswa dapat meningkatkan prestasi dan minat belajar siswa pada materi ini. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA dengan menggunakam media kartu estafet pada siswa kelas V.
B. Rumusan Masalah
Dilandasi dari latar belakang masalah, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana mengembangkan media kartu estafet pada mata pelajaran IPA mengenai sistem pernapasan ?
2. Bagaimana kualitas media kartu estafet pada mata pelajaran IPA sistem pernapasan terhadap keaktifan siswa ?
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis mau mencoba untuk mencari jalan keluar. Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengembangan media kartu estafet pada mata pelajaran IPA mengenai sistem pernapasan ?
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini dapat memberikan beberapa manfaat bagi beberapa pihak diantarannya adalah:
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengembangan dan penambahan pengetahuan, pengalaman,wawasan tentang penggunaan media pembelajaran di sekolah.
2. Manfaat praktis a. Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru untuk menambahkan pengalaman pada media pembelajaran serta bermanfaat bagi lingkungan sekitar sekolah.
b. Bagi siswa
Dapat memberikan pengalaman dalam mempelajari mengenai dengan menggunakan media pembelajaran kartu estafet.
c. Bagi mahasiswa
d. Bagi sekolah
Sebagai peneliti dapat menumbuhkan pengembangan untuk membuat media pembelajaran kartu estafet pada subtema lingkungan sehat mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.
e. Bagi prodi PGSD
Penelitian pengembangan ini dapat menambah pustaka Prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait dengan pengembangan media pembelajaran kartu estafet pada subtema lingkungan sehat mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.
E. Spesifikasi produk yang dikembangkan
Spesifikasi dari produk yang dikembangkan adalah sebagai berikut.
1. Media pembelajaran konvensional kartu estafet memuat materi sistem
pernapasan dalam subtema: 3 Lingkungan Sehat untuk siswa SD kelas V.
2. Media pembelajaran konvensional kartu estafet terdiri atas:
a) Kertas karton
b) Lem uhu
c) Kertas HVS
d) Gunting
e) Isolasi
f) Tripleks
g) Cat
3. Media kartu estafet pontensial untuk mencapai tujuan pembelajaran ialah
siswa dapat memahami dengan benar isi pelajaran yang akan disampaikan
oleh guru.
4. Pontensial membangkitkan rangsangan atau semangat ialah siswa dapat
membangkitkan semangat selama proses kegiatan pembelajaran.
5. Dapat digunakan secara berulang-ulang. Maksudnya media kartu estafet
bahan yang digunakan bertahan lama sehingga tidak digunakan sekali
saja tetapi bisa digunakan kapan saja.
6. Mudah bawa kemana-mana. Maksudnya media kartu estafet didesain
dengan ukuran tidak terlalu besar dan nyaman untuk dibawa
kemana-mana.
7. Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Maksudnya media kartu
estafet cocok digunakan untuk siswa kelas V Sekolah Dasar karena media
ini menagatasi kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam matapelajaran
IPA tentang sistem pernapasan.
8. Warna menarik. Maksudnya media kartu estafet warna yang digunakan
sangat menarik sehingga membuat siswa senang untuk menggunakannya.
9. Bahan dan alat mudah ditemukan oleh siswa.
10. Media kartu estafet dapat digunakan oleh siswa secara individu maupun
kelompok.
11. Media kartu estafet dapat mengembangkan aspek pengetahuan, sikap
12. Media kartu estafet sangat mudah untuk dibuat oleh guru.
F. Batasan Istilah
1. Media pembelajaran
Media pembelajaran untuk secara umum adalah alat bantu proses belajar
mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan untuk keterampilan pembelajaran
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Briggs (dalam Sukiman,
2012: 5). Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan
keamuan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptannya proses belajar
pada diri peserta didik.
2. Media konvensioal
3. Media kartu estafet
Media kartu estafet dapat membuat peserta didik berani menyampaikan ide/gagasannya. Saat proses pembelajaran berlangsung guru membangkitkan motivasi peserta didik dengan melakukan apersepsi dan menggali pengetahuan awalnya, kemudian melalui permainan estafet peserta didik ditugaskan untuk menjawab soal secara cepat dan tepat bersama kelompok yang sudah dibentuk, lalu setelah menyelesaikannya maka guru dapat mengklasifikasi setiap jawaban peserta didik (Sutijono, 2005: 7 ).
4. IPA SD
IPA SD adalah suatu proses penyampaian pengetahuan, yang
dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan kepada siswa (Hamalik,
2011: 25). Bila pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka
pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka
membuat siswa belajar.
5. Materi
Materi adalah setiap objek atau bahan yang membutuhkan ruang, yang
jumlahnya diukur oleh suatu sifat yang disebut massa. Materi merupakan
informasi, alat dan teks yang diperlukan untuk perencanaan dan penelaah
implementasi pembelajaran serta untuk membantu dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas sehingga disusun secara sistematis. (Yousnelly
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah
berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa arab, media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely (dalam Anitah , 2009 : 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
pandang dengar termasuk teknologi perangkat keras. Oleh karena itu proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran.
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemampuan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Ada lagi pendapat yang mengatakan bahwa media adalah sesuatu yang terletak di tengah-tengah, jadi suatu perantara Bretz (dalam Anitah, 2010: 5) menghubungkan semua pihak yang membutuhkan terjadinya suatu hubungan, dan membedakan antara media komunikasi dan alat bantu komunikasi. Perbedaannya adalah bahwa yang pertama merupakan sesuatu yang berkemampuan untuk menyajikan keseluruhan informasi dan menggerakan saling tindak antara pembelajaran dengan subjek yang dipelajari, sedangkan yang kedua semata-mata adalah penunjang pada penyajian yang dilakukan oleh guru.
secara alamiah dan akan memberikan dampak yang luar biasa bagi perkembangan kejiwaan, kecerdasan, keterampilan, dan kesatuan anak.
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan Bovee (dalam Sanaky, 2013: 3). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Media pembelajaran adalah: (1) bentuk saluran, yang digunakan untuk menyalurkan pesan, informasi dan bahan pelajaran kepada penerima pesan pembelajaran; (2) berbagai jenis komponen dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar; (3) bentuk alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang pembelajar untuk belajar; dan (4) bentuk-bentuk komunikasi dan metode yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar, baik cetak maupun audio, visual, dan audio-visual.
pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan individu siswa, karena setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda. Sebagai berikut cara utama pembelajaran berlangsung.
a. Penyampaian pelajaran tidak kaku b. Pembelajaran bisa lebih menarik
c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik penguatan.
d. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat, karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak, dan kemungkinan dapat diserap oleh siswa lebih besar.
e. Kualitas hasi belajar dapat ditingkatkan bila integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara terorganisasi dengan baik, spesifik dan jelas. f. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana saja diinginkan atau
diperlukan, terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.
h. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.
Media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara karya seseorang pengembang mata pelajaran dengan para siswa. Anderson (dalam Sukiman, 2012: 28). Media pembelajaran segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.
Media pembelajaran sebagai komponen pembelajaran perlu dipilih sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi secara efektif. Pemilihan suatu media tertentu oleh seorang guru didasarkan atas pertimbangan antara lain: (a) ia merasa sudah akrab dengan media itu misalnya papan tulis atau proyektor transparansi, (b) ia merasa bahwa media yang dipilihnya dapat menggambarkan dengan lebih baik daripada dirinya sendiri misalnya diagram pada flip chart, atau (c) media yang dipilihnya dapat menarik minat dan perhatian peserta didik, serta menuntunnya pada penyajian yang lebih terstruktur dan terorganisasi. Pertimbangan ini diharapkan oleh guru dapat memenuhi kebutuhannya dalam mencapai tujuan yang telah ia tetapkan.
sarana untuk menyampaikan pesan. Bentuk-bentuk stimulus dapat dipergunakan sebagai media, diantaranya adalah hubungan atau interaksi manusia, realitas, gambar bergerak atau tidak, tulisan dan suara direkam. Dengan kelima bentuk stimulus ini, akan membantu pembelajaran mempelajari bahan pelajaran. Atau dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk stimulus dapat dipergunakan sebagai media adalah suara, lihat, dan gerakan. Bovee (dalam Sanaky, 2013: 3).
2. Manfaat Media Pembelajaran
Sudjana dan Riva‟I (dalam Hamalik, 2010: 25), mengemukan manfaat media
pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu sebagai berikut.
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih pahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
Adapun manfaat media pembelajaran menurut Briggs ( dalam Anitah, 2010: 3) sebagai berikut.
1) Mengenal berbagai jenis media pembelajaran.
2) Membedakan jenis-jenis media visual, baik non-projected maupun projeced.
3) Mengenal karakteristik berbagai jenis media. 4) Mengenal pembuatan media sederhana.
5) Mengenal cara penggunaan media pembelajaran 3. Jenis-jenis media pembelajaran dan karakteristiknya
Sutjipto, 2011: 45-55 ada beberapa jenis-jenis media pembelajaran dan karakteristiknya sebagai berikut.
a. Gambar atau foto
b. Sketsa
Sketsa adalah gambar sederhana yang melukiskan bagian-bagian pokok tanpa detail. Skestsa merupakan media visual sederhana sebagai sarana yang paling singkat dan abstrak untuk menggambarkan suatu objek, sehingga dapat menambah pemahaman visual siswa terhadap suatu objek dan mempelancar penguasaan objek-objek yang dihayatinya.
c. Diagram
Diagram merupakan gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol. Diagram menggambarkan struktur dan objeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada dalam komponen. Diagram juga diartikan sebagai lambang-lambang tertentu yang dapat digunakan untuk menjelaskan sarana, prosedur serta kegiatan yang biasa dilaksanakan dalam suatu sistem. Diagram dipergunakan untuk menyederhanakan sesuatu kompleks, sehingga dapat memperjelas penyajian pesan.
d. Bagan
e. Grafik
Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar, seringkali digunakan simbol-simbol verbal untuk melengkapinya. Grafik merupakan suatu bentuk penyajian visual yang dipakai untuk membandingkan perbedaan jumlah dari data pada saat-saat yang berbeda-beda.
f. Poster
Poster adalah media yang diharapkan mampu mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Poster merupakan media komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan singkat, padat, dan impresif, karena ukurannya yang relatif besar.
g. Peta
Peta berfungsi untuk menyajikan data lokasi. Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui satu sitem proyeksi.
h. Papan tulis
menarik, dan dapat berkesan bagi siswa. Sebuah papan tulis (black board) yang dipergunakan sebagai sumber belajar.
i. Papan flannel
Papan flanel (flanel board) merupakan media visual yang efektif untuk menyajikan pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula, salah satunya kepada sasaran didik. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat dan praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dilepas dengan mudah, sehingga dapat dipakai berkali-kali. Selain menempel gambar-gambar, dapat pula dipakai menempelkan huruf dan angka-angka.
j. Papan buletin
orang-orang yang lalu-lalang, sehingga dapat singgah dan membaca informasi di papan tersebut.
k. Flip chart
Flip chart adalah lembaran kertas media flip chart berisikan bahan pelajaran yang tersusun rapi dan baik. Penggunaan media ini adalah salah satu cara guru dalam menghemat waktunya untuk menulis di papan tulis. Lembaran kertas yang sama ukurannya dijilid jadi satu dengan baik agar lebih bersih dan baik. Flip chart harus disesuaikan dengan jumlah dan jarak maksimum siswa dalam melihat peta lipat tersebut, serta rencanakan tempat yang sesuai (di mana dan bagaimana media tersebut ditempatkan). Dalam membuat flip chart, maka chart tersebut harus disusun atau dijilid dengan serasi, hal ini bertujuan untuk memudahkan penyampaian dan menghindari kerusakan chart.
4. Ciri-ciri media pembelajaran
Geralach dan Ely ( dalam Sutjipto, 2011: 13) mengemukakan tiga ciri media merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang adapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu melakukannya.
a. Ciri fiksatif (fixative property)
b. Ciri manipulatif (manipulative property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording.
c. Ciri distributif (distributive property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relaif sama mengenai kejadian itu.
Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, maka ia dapat direproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara bersamaan diberbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang di suatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya.
5. Fungsi media pembelajaran
Levie dan Lentz (dalam Sutjipto, 2011: 22) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu (a) Fungsi atensi, (b) Fungsi afektif, (c) Fungsi kognitif, dan (d) Fungsi kompensatoris. Berikut ini dijelaskan satu persatu secara rinci.
yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau materi pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan.
b. fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkatan kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.
c. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d. fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima serta memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau sajian secara verbal.
Kegunaan media pembelajaran dibahas sebagai berikut. (dalam Sadiman, 2009-2012: 17-18-40).
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual. b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
c. Penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik.
d. Memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan persepsi peserta didik terhadap pelajaran.
e. Media pembelajaran dapat memberi kesamaan pengalaman kepada peserta didik tentang peristiwa-peristiwa lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannnya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.
7. kriteria media pembelajaran
Seperti telah diuraikan kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media (Azhar, 2010: 75-76) antara lain.
harus dikerjakan/dipertunjukkan oleh siswa, seperti menghafal, melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik atau pemakaian prinsip-prinsip seperti sebab dan akibat, melakukan tugas yang melibatkan pemahaman konsep-konsep atau hubungan-hubungan perubahan, dan mengerjakan tugas-tugas yang melibatkan pemikiran pada tingkatan lebih tinggi.
b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Media yang berbeda, misalnya film dan grafik memerlukan simbol dan kode yang berbeda, dan oleh karena itu memerlukan proses dan keterampilan mental yang berbeda untuk memahaminya. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa. Televisi, misalnya, tepat untuk mempertunjukkan proses dan transformasi yang memerlukan manipulasi ruang dan waktu.
d. Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria utama. Apa pun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditemukan oleh guru yang menggunakannya. Proyektor transparansi (OHP), proyektor slide dan film, komputer, dan peralatan canggih yang lainnya tidak akan mempunyai arti apa-apa jika guru belum dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran sebagai upaya mempertinggi mutu dan hasil belajar.
e. Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan.
f. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang.
g. Tingkat kesenangan dan keefektivannya (Kustandi dan Sutjipto, 2011: 85). Pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai berikut Azhar, (2005:72-74).
1) Motivasi
untuk melahirkan minat itu dengan perlakuan yang memotivasi dari informasi yang terkandung dalam media pembelajaran itu.
2) Perbedaan individual
Peserta didik belajar dengan cara dan tingkat kecepatan yang berbeda-beda. Faktor-faktor seperti kemampuan intelegensia, tingkat pendidikan, kepribadian, dan gaya belajar mempengaruhi kemampuan dan kesiapan peserta didik untuk belajar. Tingkat kecepatan penyajian informasi melalui media harus berdasarkan kepada tingkat pemahaman.
3) Tujuan pembelajaran
Jika peserta didik diberitahukan apa yang diharapkan mereka pelajari melalui media pembelajaran itu, kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran semakin besar. Di samping itu, pernyataan mengenai tujuan belajar yang ingin dicapai dapat menolong perancang dan penulis materi pelajaran. Tujuan ini akan menentukan bagian isi yang mana yang harus mendapatkan perhatian pokok dalam media pembelajaran. 4) Organisasi isi
Dengan cara seperti ini dalam pengembangan dan penggunaan media peserta didik dapat dibantu untuk secara lebih baik mensintesis dan memadukan pengetahuan yang akan dipelajari.
5) Persiapan sebelum belajar
Peserta didik sebaiknya telah menguasai secara baik pelajaran dasar atau memiliki pengalaman yang diperlukan secara memadai yang mungkin merupakan prasyarat untuk penggunaan media dengan sukses. Dengan kata lain, ketika merancang materi pelajaran, perhatian harus ditunjukan kepada sifat dan tingkat persiapan peserta didik.
6) Emosi
Pembelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan pribadi serta kecakapan amat berpengaruh dan bertahan. Media pembelajaran adalah cara yang sangat baik untuk menghasilkan respon emosional seperti takut, cemas, empati, cinta kasih dan kesenangan. Oleh karena itu, perhatian khusus harus ditunjukan kepada elemen-elemen rancangan media jia hasil diiginkan berkaitan dengan pengetahuan dan sikap. 7) Partisipasi
yang terjadi disela-sela penyajian materi pelajaran. Dengan partisipasi kesempatan lebih besar terbuka bagi peserta didik untuk memadai dan mengingat materi pelajaran itu.
8) Umpan balik
Hasil belajar dapat meningkat apabila secara berkala peserta didik diinformasikan kemajuan belajarnya. Pengetahuan tentang hasil belajar, pekerjaan yang baik, atau kebutuhan untuk perbaikan pada sisi-sisi tertentu akan memberikan sumbangan terhadap motivasi belajar yang berkelanjutan.
9) Penguatan (reinforcement)
Apabila peserta didik berhasil belajar, ia didorong untuk terus belajar. Pembelajaran yang didorong oleh keberhasilan amat bermanfaat, dapat membangun kepercayaan diri, dan secara positif mempengaruhi perilaku di masa-masa yang akan datang.
10) Latihan dan pengulangan
11) Penerapan
Hasil belajar yang diinginkan adalah meningkatkan kemampuan seseorang untuk menerapkan atau mentransfer hasil belajar pada masalah atau situasi baru. Tanpa dapat melakukan ini, pemahaman sempurna belum dapat dikatakan dikuasai. Peserta didik mesti telah pernah dibantu untuk mengenali atau menemukan generalisasi (konsep, prinsip, atau kaidah) yang berkaitan dengan tugas. Kemudian peserta didik diberi kesempatan untuk bernalar dan memutuskan dengan menerapkan generalisasi atau prosedur terhadap berbagai masalah atau tugas baru.
8. Pengembangan Media
9. Media Konvensional
Media pembelajaran konvensional adalah pembelajaran guru dan siswa tanpa menggunakan alat bantu/bahan pembelajaran dalam bentuk alat peraga. Pembelajaran ini tergantung pada kemampuan guru dalam mengingat bahan pembelajaran dan menyampaikan bahan tersebut secara lisan kepada siswa. Pengertian media Non-IT (konvensional) kelompok kategori media non-IT didasarkan kepada cara pengelompokkan atau klasifikasi media berdasarkan diperlukan tidaknya perangkat elektronik untuk menjalankan media tersebut. Media non elektronik adalah media yang dapat digunakan tanpa bantuan alat-alat elektronik seperti media grafis, model, chart,mock-up, specimen dan sebagainya. Karena tidak ada tuntutan perangkat elektronik yang pada umumnya memerlukan energi listrik, memungkinkan kelompok media ini dapat digunakan diberbagai daerah yang belum memiliki sumber energi listrik.
Media pembelajaran konvensional Pembelajaran konvensional dalam kaitan ini diartikan sebagai pembelajaran dalam konteks klasikal yang sudah terbiasa dilakukan, sifatnya berpusat pada guru, sehingga pelaksanaannya kurang memperhatikan keseluruhan situasi belajar (non belajar tuntas). Pembelajaran konvensional pada umumnya tidak/kurang memperhatikan ketuntasan belajar khususnya ketuntasan siswa secara individual.
Media konvensional, kata “konvensional” berarti sederhana dan dapat
menggunakan teknologi canggih ditinjau dari segi bahan, cara pembuatannya, bentuk, harga dan penggunaannya. Media pembelajaran konvensional dapat dijadikan salah satu alternatif bagi para guru dalam mengajar sebab guru dapat menuangkan berbagai ide kreatif dan merancang media pembelajaran yang bersifat menarik dan praktis. Selain media yang dirancang guru dapat membantu proses belajar mengajar, peserta didik juga akan merasa senang dengan menjadi lebih aktif dan antusias. Media yang akan dikembangkan oleh peneliti adalah media pembelajaran konvensional kartu estafet (Shirley, 2010: 27).
10. Materi pokok a. Tema
Menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, dilanjutkan dengan mengidentifikasi kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran yang cocok dengan tema yang ada. Dari kedua cara pemetaan tema, yang dilakukan, terdapat kegiatan yang harus dilakukan, yaitu menentukan tema sebagai alat atau wahana pemersatu dari kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran yang dipadukan. Dalam menentukan tema, dapat ditentukan sendiri oleh guru dan/atau bersama siswa. Dengan demikian, untuk menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:
1) Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa 2) Dari yang termudah menuju ke yang sulit
4) Dari yang konkret menuju ke yang abstrak
5) Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa.
6) Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa,termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya.
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan Depdiknas (dalam Abdul, 2014: 99). Kunandar (dalam Chaerul, 2014: 311), menyatakan bahwa tema merupakan alat atu wadah untuk mengedepankan berbagai konsep kepada anak didik secara utuh. Penentuan tema dapat dilakukan oleh guru melalui tema konseptual yang umum tetapi produktif, dapat pula ditetapkan dengan negosiasi antara guru dengan siswa, atau dengan cara berdiskusi sesama siswa. Tema dapat diambil dari konsep atau pokok bahasa yang ada di sekitar lingkungan siswa. Oleh karena itu, tema dapat dikembangkan berdasarkan minat dan kebutuhan siswa yang bergerak dari lingkungan terdekat siswa, kemudian beranjak ke lingkungan terjauh siswa.
integratif. Kegiatan berikutnya setelah dilakukan pemetaan Kompetensi Dasar, Indikator dengan Tema dalam satu tahun dan telah terpetakan Indikator mana saja yang akan disajikan dalam setiap tema, maka sebaiknya dilanjutkan dengan membuat jaringan KD dan Indikator dengan cara menurunkan hasil cek dari pemetaan ke dalam format jaringan KD dan Indikator.
b. Subtema
Subtema adalah pembahasan agar lebih memudahkan pembaca untuk memahami maksud dari gagasan kita sebagai penulisnya, selanjutnya kita harus mengembangkan subtema yang telah kita buat sebelumnya.
c. Pembelajaran
Pengertian dari beberapa istilah yang terdapat dalam pedoman ini sebagai berikut.
1) Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksikan pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. 11. Karakteristik Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar
Lickona (dalam Suryana, 2013: 115) adalah pendidikan karakter akan berjalan lebih efektif : (1) mengembangkan karakter, dan membantu siswa untuk berhasil, (2) usahakan mendorong motivasi diri siswa, (3) siswa memanifestasikan karakter yang baik, (4) sekolah memberi berbagai tanggung jawab dalam pendidikan karakter.
B. Penelitian Relevan
Penelitian ini dilakukan oleh Anafi yang merupakan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta, Fakultas Bahasa Dan Seni. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan bercerita siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Seyegan Sleman dengan menggunakan media wayang boneka penelitian di SMP Negeri 1 Seyegan Sleman adalah kurangnya kemampuan siswa dalam bercerita.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian R & D dengan teknik pengumpulan data berupa angket, pengamatan, wawancara, cacatan lapangan, dokumentasi foto, dan penilaian keterampilan bercerita. Instrumen penelitian berupa catatan lapangan, lembar pengamatan, angket, lembar penilaian bercerita. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif yang didukung oleh data kuantitatif.
adanya tindakan berkategori kurang. Namun, setelah implementasi tindakan selama dua siklus, kemampuan rata-rata siswa dalam bercerita menjadi kategori baik. Peningkatan kualitas produk/hasil dapat dilihat dari perbandingan skor rata-rata bercerita siswa pada tahap pratindakan sampai pascatindakan siklus II. Skor rata-rata siswa pada tahap pratindakan sebesar 20,31, pada siklus satu meningkat menjadi 23,36, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 26,73. Skor rata-rata keterampilan siswa mengalami peningkatan sebesar 6,42. Dengan demikian, keterampilan bercerita siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Seyegan Sleman telah mengalami peningkatan baik secara proses maupun produk setelah diberi tindakan dengan menggunakan media wayang boneka.
Kesamaan penelitian dengan tulisan penulis:
a. Sama- sama menggunakan media konvensional b. Sama-sama ditujukan untuk peserta didik
c. Sama-sama untuk meningkatkan pemahaman peserta didik terkait suatu materi.
Perbedaan dari media tersebut yakni:
a. Walaupun medianya sama-sama menggunakan media konvensional, tetapi pada tulisan penulis menggunakan media kartu estafet sedangkan peneliti ini membahas tentang media wayang boneka.
c. Perbedaan: pada tulisan penulis untuk meningkatkan pemahaman peserta didik pada materi IPA yakni sistem pernapasan sedangkan peneliti untuk meningkatkan pemahaman peserta didik pada materi bahasa indonesia yakni bercerita menggunakan alat praga.
2. Penggunaan Media Puzzle Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas V SDN 1 Jatipurwo
Penelitian ini dilakukan oleh Rendra Ari Prabowo yang merupakan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan media puzzle pada siswa kelas V SDN Jatipurwo adalah meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan media puzzle.
Jenis penelitian ini digunakan adalah penelitian R & D dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan melalui model alur dengan urutan: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
siklus II jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 81,25% atau 26 siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA di kelas V SDN 1 Jatipurwo.
Kesamaan penelitian dengan tulisan penulis:
a. Sama-sama menggunakan media konvensional b. Sama-sama ditunjukan untuk peserta didik
c. Sama-sama untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar peserta didik terkait suatu materi.
Perbedaan dari media yakni:
a. Medianya sama-sama menggunakan media konvensional tetapi pada tulisan penulis menggunakan media kartu estafet. Sedangan peneliti ini menggunakan media puzzle.
b. Tulisan penulis berorientasi pada tingkat siswa kelas V SD sedangakan peneliti ini juga berorientasi pada tingkat siswa kelas V SD
3. Pengembangan Media Permainan Congklak Matematika Untuk Mengefektifkan Penyampaian Materi KPK Dan FPB Kelas IV Di Sekolah Dasar.
Penelitian ini dilakukan oleh Kabut Amarita Nurhayati, Santhy Hawanti, dan Sony Irianto yang merupakan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Fakultas Dan Ilmu Pendidikan. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2015. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan media permainan congklak matematika pada siswa kelas IV Di sekolah Dasar dan untuk mengetahui kelayakan media permainan congklak matematika, mengetahui pengaruh media permainan congklak matematika terhadap keefektifan waktu pembelajaran, mengetahui respon guru terhadap media permainan congklak matematika.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian R & D dengan menggunakan pengumpulan data berupa observasi, tes,dan angket.
Kesamaan penelitian tulisan penulis:
a. Sama-sama menggunakan media konvensional b. Sama-sama ditunjukan untuk peserta didik
c. Sama-sama meningkatkan pemahaman peserta didik dan mengembangkan keefektifan dengan menggunakan media pembelajaran.
Perbedaan dari media yakni:
a. Medianya sama menggunakan media konvensional tetapi pada tulisan penulis menggunakan media kartu estafet. Sedangkan penelitian ini menggunakan media permainan congklak matematika.
b. Tulisan penulis berorientasi pada tingkat siswa kelas V SD pada materi IPA. Sedangkan peneliti ini berorientasi pada tingkat siswa kelas IV pada materi matematika.
c. Perbedaan: Pada tulisan penulis untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dengan menggunakan media pembelajaran kartu estafet dan untuk memahami hasil belajar siswa. Sedangkan penelitian ini untuk mengembangkan media pembelajaran pada peserta didik dan meningkatkan keefektifan belajar siswa dengan menggunakan media permainan congklak matematika.
dikatakan bahwa penelitian ini merupakan sumbangan yang baru bagi dunia pendidikan. Berikut akan dipaparkan bagan literature map dalam penelitian ini.
C. Kerangka Berpikir
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berganti menjadi
Kurikulum 2013 yang akan dikemas dalam pembelajaran tematik. Pergantian
kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 mengakibatkan minimnya
pengetahuan guru tentang kurikulum 2013. Hal tersebut berdampak pada Penggunaan Media Puzzle untuk
Meningkatkan Hasil Belajar pada
Mata Pelajaran IPA di Kelas V
SDN 1 Jatipurwo Rendra Ari Prabowo
Pengembangan Media Permainan
Congklak untuk Mengefektifkan
Penyampaian Materi KPK dan
FPB kelas IV Di sekolah Dasar
Kabut Amaria Nurhayati & Sony
Iriantolas IV di Sekolah Dasar
Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional Kartu Estafet
Subtema 3: Lingkungan Sehat Pada Materi Pokok Sistem Pernapasan
untuk Siswa SD Kelas V (Rosalia R.E.Liung)
Bagan 2.1 Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan Peningkatan Keterampilan Bercerita Dengan Menggunakan Media Wayang Boneka Pada Siswa Kelas VII B SMPN 1 Seyegen Sleman
terbatasnya fasilitas perangkat pembelajaran yang tersedia. Salah satu
pembelajaran yang mendukung perkembangan pendidikan adalah LKS. LKS
yang disusun harus menggunakan model pembelajaran yang mengutamakan
partisipasi aktif peserta didik.
Kerangka pikir di atas disusun berdasarkan hasil analisis kebutuhan di
SD Negeri Kalasan I. Hasil analisis menunjukkan bahwa media pembelajaran
hanya menggunakan media gambar saja akan menjadi kesulitan siswa untuk
mengerti atau memahami materi yang diajarkan oleh guru. Selain itu, media
pembelajaran yang telah di buat dan pernah digunakan selama pembelajaran
berlangsung di kelas masih kurang. Oleh karena itu, guru masih
membutuhkan media pembelajaran yang cocok untuk mengatasi kesulitan
yang dihadapi oleh siswa. Salah satu materi yang yang sulit dipahami oleh
siswa adalah materi sistem pernapasan pada mata pelajaran IPA untuk siswa
kelas V SD. Guru hanya menggunakan media gambar untuk materi sistem
pernapasan jadi materi ini sangat sulit untuk dipahami oleh siswa. Maka guru
di sini membutuhkan media yang cocok untuk materi sistem pernapasan
sehingga kesulitan yang dihadapi oleh siswa bisa terbantu dengan adanya
media pembelajaran.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, peserta didik adalah siswa
kelas V SD masih mengalami kesulitan dalam memahami materi sistem
pernapasan. Pendidik pun masih sulit untuk mengatasi kesulitan siswa
peserta didik masih kesulitan dalam memahami materi ini. Pendidik perlu
memiliki contoh media pembelajaran yang mampu mengatasi kesulitan yang
dimiliki oleh peserta didik tersebut. Dengan adanya masalah tersebut, peneliti
berusaha mengembangkan media pembelajaran untuk materi tentang sistem
pernapasan dalam subtema Lingkungan sehat untuk siswa kelas V SD.
Pengembangan media pembelajaran ini tentunya tidak hanya mampu
meningkatkan pemahaman peserta didik, tetapi harus menarik yang membuat
peserta didik tertarik untuk belajar dengan media yang digunakan. Media
pembelajaran yang dikembangkan peneliti adalah kartu estafet.
Media Kartu Estafet
1. Pengertian media pembelajaran 2. Pengertian media
konvensional
Analisis Kebutuhan
1. Guru belum menemukan media yang cocok untuk membantu siswa memahami materi sistem pernapasan 2. Siswa masih sulit
untuk memahami materi sistem pernapasan
Spesifikasi Produk yang dikembangkan
1. Rencana pelaksanaan pembelajaran harian tematik (RPPHT) 2. Media pembelajran konvensional kartu estafet
3. Buku penggunaan media pembelajaran
Bagan 2.2 Kerangka Berpikir
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan teori di atas, dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengembangan media pembelajaran kartu estafet untuk materi
pokok sistem pernapasan pada subtema 3: lingkungan sehat untuk siswa
kelas V SD?
2. Bagaimana kualitas produk media pembelajaran kartu estafet pada materi
sistem pernapasan untuk siswa kelas V Sekolah Dasar menurut pakar
media pembelajaran konvensional?
3. Bagaimana kualitas media pembelajaran kartu estafet untuk materi pokok
sistem pernapasan dalam subtema 3: lingkungan sehat untuk siswa kelas V
49 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian dan pengembangan Research and Development (R & D) pada uraian ini merupakan mixed research atau mixed method maupun multimethod.
Hal ini sangat ditentukan oleh pilihan peneliti, kemampuan peneliti, dan tujuan
pengembangan yang dirumuskan. Dalam bidang pendidikan, penelitian, dan
pengembangan atau yang kita kenal dengan istilah Researh and Development (R & D), merupakan hal yang baru. Researh and Development (R & D) adalah proses pengembangan dan validasi produk pendidikan. Borg dan Gall (dalam
Sugiyono, 2010: 29) adalah produk pendidikan yang dihasilkan melalui
penelitian dan pengembangan itu tidak terbatas pada bahan-bahan pembelajaran
seperti buku teks, film pendidikan dan lain sebagainya, akan tetapi juga bisa
berbentuk prosedur atau proses seperti metode mengajar atau metode
mengorganisasi pembelajaran. Menurut Borg (dalam Sugiyono, 2010: 30)
dewasa ini penggunaan Research and Development merupakan model penelitian yang banyak digunakan untuk pengembangan pendidikan. R & D
sendiri menurutnya berkembang dalam penelitian yang dilakukan oleh dunia
kebutuhan masyarakat. Definisi dari penelitian R & D digunakan sebagai
pedoman dalam mengumpulkan dan menganalisis data dan menggabungkan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam setiap fase proses penelitian.
Berkaitan dengan penjelasan yang sudah ada peneliti yang dilakukan oleh
peneliti memiliki tujuan yang sama yaitu mengembangan dan menghasilkan
produk pendidikan. Dalam hal ini, peneliti mengembangkan sebuah media
konvensional yaitu kartu estafet untuk kelas V tema: Sehat itu penting,
Subtema : 3 Lingkungan sehat dan pembelajaran 2: serta materi pokok Sistem
Pernapasan. Dengan penelitian yang dilakukan penelitian akan melakukan
penelitian secara terbatas untuk 30 siswa kelas V SD Kalasan 1, dengan tujuan
untuk mengembangkan media konvensional kartu estafet yang dikembangkan
terh