• Tidak ada hasil yang ditemukan

Good University Governance dalam perspektif New Institutionalism ( Studi Pada Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Good University Governance dalam perspektif New Institutionalism ( Studi Pada Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung )"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

( STUDI PADA AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG )

Oleh

AHMAD DAHRO

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

Pada

Program Pascasarjana Magister Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

(2)

Good University Governance

dalam perspektif

New Institutionalism

( Studi Pada Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung )

Oleh

Ahmad Dahro

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pertanyaan tentang fungsi lembaga Akademi

Kebidanan Adila Bandar Lampung berkenaan dengan formal rule, standar operational procedure, dan compliance procedure.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui implementasi prinsip-prinsip good university governance di Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode gabungan analisis deskriptif data kualitatif dan

kuantitatif yaitu dengan menganalisa data-data statistik terhadap peran pimpinan

lembaga, actor mahasiswa dan dosen, dalam komunitas perguruan tinggi.

Hasil penelitian menunjukkan : ( 1 ) masih rendahnya pemahaman dan penerapan

prinsip good university governance pada komunitas/civitas akademika Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung, sehingga formal rule dan turunan aturan formal di lembaga sulit dipatuhi dan dilaksanakan dengan baik. (2) Proses

penyusunan peraturan kelembagaan serta turunan peraturan dalam bentuk

standard operational procedure ( SOP ) belum melibatkan banyak pihak terutama mahasiswa sebagai aktor dan dosen sebagai bagian dalam komunitas

dalam lembaga. (3) Implementasi prinsip-prinsip good university governance, yang merupakan konsep solutif atas dasar nilai-nilai transparency, rule of law, participation dan responsiveness, belum diterapkan sepenuhnya dalam menegakkan, menjalankan, dan mengevaluasi pelaksanaan aturan formal

kelembagaan, hal ini menjadi penghambat terciptanya atmosfer akademik yang

lebih baik

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

1.1.Latar Belakang Masalah ………..……

1.2.Rumusan Masalah ………..

2.2.Prinsip-prinsip Good Governance ……….

2.3.Konsep Good University Governance ……….

2.4.Pendekatan New Institusionalisme ………....

2.5.Konsep Institusionalisme Normatif ………

2.6.Fokus Pendekatan ……….

3.5.Tehnik pengumpulan data ………

36

34

35

36

(7)

3.6.Tehnik analisa data ……….. 41

IV PROSEDUR FORMAL DAN GOOD UNIVERSITY

GOVERNANCE DI AKADEMI KEBIDANAN ADILA

BANDAR LAMPUNG

4.1.Visi Misi tujuan dan strategi Akbid Adila Bandar Lampung

4.2.Struktur Organisasi. ……….

4.3.Sumber Daya Manusia ( Dosen dan Karyawan ) ……….

4.4.Statuta, Pedoman Akademik dan Peraturan Lainnya …….……..

4.5.Mahasiswa dan Lulusan ……….………

V HASIL PENELITIAN DAN IMPLEMENTASI PRINSIP

GOOD UNIVERSITY GOVERNANCE DI AKADEMI

KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG

5.1.Identitas Narasumber………...

5.2. Analisis data produk peraturan formal lembaga. ………

5.2.1. Peraturan formal internal lembaga ………..………….

5.2.2. Peraturan formal eksternal lembaga .………..………..

5.3.Analisis implementasi prinsip Good University Governance

dalam perspektif peraturan kelembagaan ( formal rule ) dan

Standar Operational Procedur ( SOP ) di Akademi Kebidanan

Adila Bandar Lampung ……….

5.3.1. Analisis kualitatif perspektif kelembagaan dan standar

operational procedure ………....

5.3.2. Analisis data kuantitatif perspektif kelembagaan dan

standar operational procedure………..

5.4. Analisis implementasi Prinsip Good University Governance

(8)

dalam perspektif kepatuhan terhadap aturan ( compliance

Procedure)……….………

5.4.1. Analisis deskriptif terhadap kepatuhan mahasiswa..

5.4.2. Analisis data statistic terhadap kepatuhan mahasiswa.

100

107

111

VI. SIMPULAN DAN SARAN

6.1.Simpulan. ………..………….

6.2.Saran ………..

113

113

114

Daftar Pustaka. ………

(9)

1.1. Latar belakang masalah

Sesuai amanah Undang- Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional , utamanya pada konsideran menimbang ayat c :

sesungguhnya sistem pendidikan tinggi harus mampu menjamin peningkatan

mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan dalam menghadapi

berbagai tantangan sesuai tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan

global, sehingga perlu diupayakan perubahan dan perbaikan proses pendidikan

tinggi secara terencana terarah dan sustainable.

Bila kita pahami makna yang terkandung dalam ayat c Undang-Undang tersebut

diatas, betapa penting bagi kita untuk bersama-sama mengawal kegiatan

pendidikan tinggi di Indonesia, agar dapat dipastikan seluruh rangkaian proses

kegiatan di perguruan tinggi dilaksanakn dengan baik sesuai kaidah, norma aturan

yang berlaku, sehingga kita dapat menikmati proses belajar di perguruan tinggi

dengan kualitas yang bersaing secara local, nasional dan Internasional. Upaya

peningkatan mutu belajar di perguruan tinggi sedianya dapat dilakukan secara

continue melalui proses evaluasi secara berkelanjutan dan transparan.

Proses evaluasi di perguruan tinggi setidaknya adalah dilakukan melalui upaya

(10)

Bahwa belajar di perguruan tinggi adalah merupakan pilihan strategis seseorang

dalam mencapai impian hidup dan tujuan masing-masing individu. Keinginan,

motivasi belajar, tehnik belajar serta sikap perilaku mahasiswa, dosen, pimpinan

perguruan tinggi serta sumber daya pendidikan tinggi sangat berpengaruh terhadap

kesadaran akan tujuan individu dan lembaga pendidikan tinggi. Kesamaan

pandangan dan keselarasan misi akan menjadikan suasana belajar di perguruan

tinggi tercipta atmosfer akademik yang menyenangkan tanpa mengurangi makna

perguruan tinggi sebagai scientific vigor.

Pengendalian proses di perguruan tinggi sangatlah penting, jika dijalankan dengan

prinsip-prinsip yang benar dan komprehendship, maka sesungguhnya ajang

pengkonfirmasian pemahaman keilmuan serta proses belajar-mengajar di

perguruan tinggi dengan sendirinya akan efektif.

Berbagai upaya mutlak dilakukan oleh penyelenggara pendidikan tinggi, utamanya

dalam melakukan perubahan-perubahan, khususnya upaya pembenahan perguruan

tinggi menuju perbaikan kualitas penyelenggaraan pendidikan tinggi.

Dalam melaksanan perubahan-perubahan di institusi pendidikan tinggi hendaknya

perlu memperhatikan prinsip-prinsip dasar dalam penyelenggaraan perguruan

tinggi, sejalan dengan perkembangan di era global ini, setiap penyelenggara

pendidikan tinggi diharapkan mampu untuk bersaing dengan perguruan tinggi

lainnya di kawasan lokal, skala nasional dan bahkan di tingkat Internasional

seperti yang telah diamanahkan berbagai Undang Undang RI yang mengatur

(11)

Secara umum pendidikan di Indonesia sudah banyak mengalami perubahan yang

kemudian sangat perlu mendapat kajian dan perhatian yang lebih mendalam,

terutama yang berkaitan dengan tata pamong ( governance ), proses akademik,

kualitas pelayanan, suasana akademik, riset serta upaya pengembangan yang

seharusnya dilakukan, dan kemudian secara kuantitatif dapat diukur juga seberapa

sering sebuah perguruan tinggi melakukan kajian-kajian dengan mengundang

pakar atau ahli dibidang tertentu untuk melakukan kajian-kajian dalam rangka

perubahan yang akan dilakukan di perguruan tinggi.

Selanjutnya bila kita lebih jauh membahas tentang pelayanan bagi mahasiswa

misalnya, apakah berkenaan dengan sarana pra sarana perkuliahan, sarana

praktikum dan sarana praktik lapangan, apakah sudah baik dan kemudian apakah

telah dilakukan kajian-kajian untuk bagaimana membuat strategi perubahan, dan

kemudian dapat juga dilihat apakah kualitas pelayanan tadi sudah cukup mumpuni

untuk dilaksanakan dan kemudian bagaimana perubahan-perubahan serta apa saja

langkah-langkah yang akan dilakukan berkenaan dengan pelayanan. Sangat

banyak faktor yang saling mempengaruhi berkaitan dengan riset untuk mencari

sebuah atau beberapa solusi alternatif dalam rangka mencari solusi yang cocok,

dan memungkinkan untuk dapat dilaksanakan dalam upaya perbaikan.

Membangun sebuah perguruan tinggi tidaklah mudah dan tidak juga akan datang

dengan sendirinya, akan tetapi diperlukan sebuah proses yang tidak sederhana, ia

butuh proses perjuangan dan pengorbanan, yang harus dibangun secara sinergi

(12)

sebuah sikap dan perilaku pimpinan perguruan tinggi yang memungkinkan untuk

mampu membangun komitmen kinerja yang disepakati bersama, secara terbuka,

jujur dan berkeadilan.

Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung adalah salah satu perguruan tinggi

kesehatan yang melaksanakan program studi diploma III kebidanan yang secara

geografis berada di ibukota provinsi Lampung, dan di bawah koordinasi Kopertis

Wilayah II direktorat jendral pendidikan tinggi Kemendikbud RI. yang kini sedang

menghadapi berbagai permasalahan yang membutuhkan pemecahan, serta

tantangan atas dinamika dan perkembangan pendidikan yang kini berjalan .

Berbagai kendala yang dihadapi tentu saja tampak pada berbagai negative

indicator yang muncul dipermukaan, mulai dari kebijakan peraturan hingga pada

implikasi pada pelayanan yang dianggap belum memuaskan bagi stakeholder, juga

pada persoalan yang sederhana yang belum mampu diatasi secara baik.

Peneliti akan beranjak dari kasus dan peristiwa larinya 129 mahasiswa dari

kampus dan asrama Akbid Adila Bandar Lampung pada pukul 02.00WIB. senin

dini hari tanggal 26 november 2012, yang telah menjadi sorotan publik, dan

menjadi berita diberbagai media massa di lokal Lampung dan bahkan media

nasional Poskota serta berbagai berita TV nasional, mempertanyakan penyebab

dari larinya mahasiswa tersebut, meskipun telah terjawab ketika dipertemukannya

mahasiswa dan orang tua serta berbagai pihak yang dianggap berkaitan dengan

(13)

Berbagai spekulasi-pun dilontarkan masyarakat melalui media, Sutopo Ghani ,

Guru besar fak. Pertanian Universitas Lampung : “ Kalau kaburnya sampai 129

orang dari 189 mahasiswa, yang saya duga pasti ada faktor lain dari sekedar

penerapan peraturan dan kedisiplinan di lingkungan akademi, penegakan disiplin

dalam lembaga pendidikan adalah keharusan, terutama untuk pendidikan khusus,

seperti halnya akademi kebidanan maupun keperawatan. ( SKHU. Lampost, rabu

28 Nopember 2012 )

Demikian menarik untuk dikaji dan dicari kebenaran kasus yang terjadi, penting

untuk dilakukan penelitian untuk didapat sebuah solusi secara tepat dengan

pendekatan-pendekatan ilmiah, dan pendekatan teoritik berkaitan dengan apa

sesungguhnya penyebab peristiwa itu terjadi, yang barangkali kajian dalam

penelitian ini dapat menjadi solusi dalam perubahan-perubahan yang seharusnya

dilakukan oleh Akbid Adila Bandar Lampung kedepannya.

Meskipun kenyataan empirik menunjukkan bahwa pada dasarnya Akademi

Kebidanan Adila Bandar Lampung memiliki kemampuan dan kekuatan dalam

melaksanakan tugas- tugasnya utamnya apabila mengacu pada standar nasional

pendidikan yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP) berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005,

yang telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (

BAN-PT ) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, namun demikian beberapa

(14)

pada permasalahan kepemimpinan dan tata pamong yang tampaknya harus lebih

diperkuat.

Dampak lain dari kejadian Senin dini hari tanggal 26 november 2012 tersebut

diatas adalah muncul masalah-masalah baru dengan berbagai

pertanyaan-pertanyaan masyarakat yang akan mendaftar di Akademi Kebidanan Adila Bandar

Lampung pada periode penerimaan mahasiswa baru 2013-2014, yaitu tentang

penyelesaian dan akar masalah yang sesungguhnya, meskipun direspon secara baik

oleh pimpina perguruan tinggi namun tidak serta merta menyelesaikan dampak

dari masalah yang telah terjadi, ini tampak pada jumlah pendaftar yang sedikit

menurun dari tahun sebelumnya.

Demikian halnya ketika berita-berita yang sudah muncul dimedia masa, juga

terekat erat pada data elektrik berita pada media internet, khususnya pada penyaji

berita yang meng-online-kan beritanya di media internet.

Adanya permasalahan ini juga terkuak bahwa antara pihak pengelola asrama

mahasiswa Akbid Adila dengan pelaksana program studi di Akademi Kebidanan

Adila ada kerenggangan komunikasi, sehingga terkesan tidak ada koordinasi

antara keduanya baik pengelola program studi maupun pengelola asrama

mahasiswa.

Rasa trauma yang belum terobati adalah bagi mahasiswa yang telah terlanjur kabur

pada kasus tersebut adalah rasa penyesalan yang mendalam atas kejadian yang

(15)

mengajukan pindah ke perguruan tinggi lain, yang patut dicurigai penyebabnya

adalah kasus kejadian malam pelarian 129 mahasiswa itu sendiri

Berbagai tantangan yang dirundung perguruan tinggi Akbid Adila Bandar

Lampung atas kejadian tersebut, tampaknya tidak menyurutkan aktifitas civitas

akademika Akbid Adila untuk tetap menjalankan tugas dan fungsinya masing

masing, disatu pihak kemudian untuk menjawab kebutuhan masyarakat terhadap

produktifitas perguruan tinggi yang lebih unggul, tentunya Akbid Adila Bandar

Lampung memiliki kewajiban dan menjaga konsistensinya terhadap kualitas

pelaksanaan tridharma perguruan tinggi. Bila kita lihat dari visi Akbid Adila

Bandar Lampung: menjadi perguruan tinggi kesehatan kebidanan yang unggul di

Indonesia pada tahun 2016, tentu menarik untuk dibahas, terutama apa saja dan

bagaimana kiat-kiat yang akan dilakukan untuk menggapai visinya tersebut.

Pada pra penelitian yang saya lakukan sekilas akan diuraikan kondisi tata pamong

( governance ) yang ada pada Akbid Adila Bandar Lampung saat ini :

1.1.1. Personil pimpinan dalam struktur organisasi :

Akbid Adila Bandar Lampung berjumlah 5 orang terdiri atas direktur, 3(

tiga ) pembantu direktur dan satu orang kepala tata usaha dan administrasi

akademik, serta didukung beberapa unit pelaksana tehnis juga unit

pelayanan mahasiswa yaitu pengelola beberapa laboratorium dan

perpustakaan.

Struktur kepemimpinan yang dibangun, sudah baik namun dalam

(16)

dalam sebuah kebijakan, yang kemudian masih perlu diamati secara cermat

berbagai pendapat atas pelaksanaan keputusan berupa peraturan yang

diberlakukan kepada mahasiswa sebagai peserta didik, begitu juga dengan

peraturan yang berlaku bagi karyawan dan dosen serta komunitas Akbid

Adila Bandar Lampung secara keseluruhan.

1.1.2. Sistim kepemimpinan dan pengalihan ( deputizing ), serta akuntabilitas

pelaksanaan tugas berdasarkan statuta:

Rentang kendali dalam pengalihan dan direct kewenangan, terutama pada

bagian akademik, dan kemahasiswaan, dalam hal ini berhubungan dengan

pelayanan kepada mahasiswa. Yang menarik dalam hal ini adalah pendapat

dan evaluasi dari mahasiswa yang melaksanakan berbagai peraturan

akademik serta norma etika yang berlaku. Pada umumnya memang

mahasiswa tidak seluruhnya menerima berbagai aturan, norma yang

diberlakukan, namun pada posisi dilematis lembaga menerapkannya secara

tegas berkaitan dengan penerapan dan pelaksanaan peraturan, terutama

berkaitan dengan berbagai standar operasional yang mengikat pada

peraturan perundang-undangan yang berlaku di Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

1.1.3. Partisipasi civitas akademika dalam pengembangan kebijakan serta

pengelolaan dan koordinasi pelaksanaan program.

Dalam menyusun konsensus pelaksanaan berbagai kegiatan akademik pada

(17)

khususnya mahasiswa sebagai pelaksana utama kebijakan lembaga, serta

dosen sebagai pengawas penegak aturan akademik, sehingga akan muncul

baik atau tidaknya pelaksanaan program studi di institusi.

Persoalan penting untuk dicermati dan untuk diteliti adalah bagaimana

sesungguhnya Akbid Adila Bandar Lampung melakukan penanganan-penanganan

terhadap masalah-masalah yang terurai diatas. Adalah menjadi tantangan peneliti

untuk menjawab berbagai pertanyaan terutama mengenai apa saja yang sudah,

sedang dan yang akan dilakukan saat ini oleh Akbid Adila Bandar Lampung,

kemudian dalam konteks ini konsep good univesity governance dengan

pendekatan Institusionalisme baru adalah model yang diharapkan dapat menjadi

solusi dalam memecahkan berbagai problem yang terjadi di Perguruan Tinggi.

Konsep good governance diharapkan dapat dijadikan bingkai yang lengkap untuk

mensinergikan civitas akademika Akbid Adila Bandar Lampung, masyarakat

pengguna, dan pemerintah termasuk negara dalam kerangka otonomi kampus yang

sudah menjadi konsep pelaksanaan pendidikan tinggi di Indonesia, kemudian

dalam kajian ini akan dilakukan penelitian, apakah sudah sejalan dengan

konsep-konsep dan prinsip good university governance, yang menjadi dasar tata kelola

pendidikan tinggi yang baik. jawaban yang komprehenship mengenai kasus

ini.untuk ini peneliti melakukan penelitian dan kajian dikaitkan dengan

kejadian-kejadian, serta data-data penunjang untuk dianalisis pendekatan ilmiah melalui

(18)

Sejauh ini apakah aturan-aturan kelembagaan yang terapkan di Akademi

Kebidanan Adila Bandar Lampung telah dilaksanakan dengan prinsip-prinsip

penerapan good governance, yang kini semakin gencar dibicarakan diberbagai

kesempatan diskusi ilmiah maupun kajian ilmiah, termasuk dalam buku-buku

terbaru yang terbit di Indonesia, sebut saja beberapa seri buku good governance :

yang ditulis oleh Sedarmayanti, kemudian dalam kajian buku good coorporate

governance yang ditulis Adrian Sutendi, serta teori yang dikembangkan oleh

perusahaan otomotif besar Toyota, menarik untuk dicermati khususnya berkenaan

dengan bagaimana pelaksanaan tata kelola perguruan tinggi di Akademi

Kebidanan Adila Bandar Lampung ini

Semangat perubahan serta langkah-langkah nyata adalah hal yang mutlak

dilakukan. Peneliti akan menyoroti dan melihat secara langsung upaya upaya

perubahan yang dilakukan untuk mewujudkan visi Akbid Adila Bandar Lampung

yang sangat baik dan menarik untuk dicermati. Peneliti juga akan mencoba

melihatnya melalui pendekatan teori new institusionalism dengan turunan konsep

institusional normatif dengan juga peneliti tidak mengabaikan berbagai metoide

yang dilakukan institusilainnya misalnya dengan Toyota Kaizen Methods: dengan

6 ( enam ) Langkah perbaikan : ( Isao Kato & Art Smalley, 2011:38 )

Dewasa ini konsep good university governance dipakai diberbagai perguruan

tinggi di Indonesia, akan tetapi berbeda dengan realitas empirik dan praktik di

(19)

perlu untuk di teliti khususnya untuk di teliti penerapan konsep good university

governance.

Beberapa fenomena menarik yang dapat dikaji dalam penyelenggaraan akademik,

apakah pelayanan bagi mahasiswa, apakah prinsip prinsip good governance dalam

sistem organisasi akademik, begitu masih dirasakan minim.

Berbagai keluhan dan permasalahan tersebut juga berdampak terhadap proses

implementasi good university governance, sebagaimana visi Akademi Kebidanan

Adila, oleh karenanya penulis akan meneliti lebih dalam fenomena tersebut

dengan menghantarkan rumusan judul “ Good university governance dalam

perspektif new institutionalism “ ( studi pada Akademi Kebidanan Adila Bandar

Lampung )

1.2. Rumusan masalah

Pelaksanaan proses pendidikan tinggi yang baik, diharapkan tidak sekali-kali

berhenti atas dampak dari sebuah masalah yang paling besar sekalipun, dan dalam

penelitian ini akan menyoroti hal-hal yang berpijak pada latar belakang masalah

tersebut diatas, yang kemudian perlu dikemukakan permasalahan penelitian dalam

bentuk kalimat pertanyaan penelitian sebagai berikut:

Bagaimanakah penerapan prinsip-prinsip good university governance (

transparency, rule of law, participation, responsiveness) pada aturan- aturan

(20)

politik dalam tataran konsep new institusionalism khususnya pada perspektif

aturan formal (formal rules) , standar operasional prosedur (standar operational

procedure) dan kepatuhan ( compliance procedure ),?

1.3. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini diharapkan setelah di teliti dan dikaji akan dapat diketahui

sejauhmana Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung sebagai salah satu

penyelenggara pendidikan tinggi, mengimplementasikan prinsip-prinsip good

university governance (transparency, rule of law, participation, responsiveness ),

pada institusi terutama pada perspektif institusional baru dalam tataran teori ilmu

politik khusus pada konsep kelembagaan, berkaitan pelaksanaan standar

operasional prosedur , formal rule ( statuta) dan compliance prosedur yang

dikembangkan institusi pada seluruh civitas akademik Akademi Kebidanan Adila

Bandar Lampung.

1.4. Kegunaan penelitian

1.4.1. Kegunaan praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi

Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung, dalam upaya pembenahan

dan perbaikan menuju kualitas penyelenggaraan pendidikan tinggi yang

(21)

Lebih dari itu peneliti berharap hasil penelitian ini juga dapat menjadi

kritik sekaligus upaya pertimbangan perubahan bagi perguruan tinggi

lainnya dalam upaya peningkatan mutu penyelenggaran pendidikan tinggi

di Indonesia.

1.4.2. Kegunaan teoritis.

Hasil penelitian ini merupakan perpaduan 2 ( dua ) konsep good university

governance dan new institutionalism dalam ilmu politik, khususnya dalam

implementasi prinsip-prinsip good university governance diharapkan dapat

membantu mengetahui secara jernih bagaimana mengimplementasikan

prinsip-prinsip good university governance pada perspektif new

intitutionalism yaitu pada aturan formal lembaga (formale rule), standar

operasional prosedur (SOP), kepatuhan (compliance procedure) di

perguruan tinggi Indonesia.

Untuk dapat dijadikan sebagai referensi untuk meneliti lebih mendalam dan

luas dalam upaya-upaya mencari kebenaran dalam ilmu politik, khususnya

berkaitan dengan prinsip good university governance ( transparency, rule

of law, participation, responsiveness ) didalam perspektif konsep new

(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Sebelum memaparkan fokus pendekatan dan teori yang akan dipakai, peneliti terlebih

dahulu menguraikan sistematika tinjauan teoritik dan pendekatan-pendekatan yang akan

disajikan dalam rumusan masalah yang juga tergambar pada kerangka pikir, peneliti akan

menelaah berbagai opini, paradigma, dan teori-teori yang dapat dijelaskan pada uraian bab

ini.

2.1. Konsep good governance

Gagasan tentang good governance di Indonesia bermula pada tergulingnya era

pemerintahan orde baru yang kemudian disusul bergulirnya semangat reformasi

sejak tahun 1998, begitu cepat telah merubah warna bagi para penyelenggara dan

aparat negara, sebagai harapan dan tuntutan publik untuk mendapatkan pelayanan

administrasi atas administrasi birokrat, yang dituntut menyelenggarakan

pemerintahan secara transfaran, akuntable, berkeadilan dengan prinsip-prinsip good

governance.

Gerakan perubahan yang digalakkan sejak awal reformasi tidak lain adalah

(23)

setidaknya gerakan tersebut mengisyaratkan kepada aparatur negara dalam hal ini

para penyelenggara pemerintahan, agar menciptakan situasi pemerintahan yang

bersih ( clean ), serta menyuguhkan pelayanan-pelayanan yang prima bagi

masyarakat.

Konsep good governance merupakan proses penyelenggaraan kekuasaan negara

dalam melaksanakan penyediaan public goods and service ( pemerintah atau

kepemerintahan ), sedangkan praktik terbaiknya disebut good governance (

kepemerintahan yang baik ) , wujud dari good governance adalah komitmen semua

pihak yaitu pemerintah dan masyarakat ( Sedarmayanti,2012:2). Senada dengan

keinginan masyarakat luas, sesungguhnya pemerintah dituntut memberikan suguhan

pelayanan terbaik, diikuti oleh perkembangan kemampuan dan kekuatan birokrat

yang kuat. Kuat dalam arti memiliki kekuasaan dibidang pelayanannya dan

kemampuan masing-masing, sehingga pada akhirnya akan dikuti perubahan mental

masyarakat pengguna layanan birokrat tadi dengan kataatan terhadap peraturan dan

hukum serta melaksanakan kewajibannya sebagai warganegara yang baik. Demikian

akan terjadi simbiosis muatalistik diantara penyelengara pemerintah dan masyarakat,

maka akan tercipta produktifitas semua bidang atas dampak positif kinerja aparatut

pemerintah tadi.

Konsep good governance dari segi fungsional : aspek: governance dapat ditinjau dari

(24)

tujuan yang telah digariskan, atau justru sebaliknya dimana pemerintahan tidak

berfungsi ( Sedarmayanti, 2012:4 )

2.2. Prinsip- prinsip good governance

Dalam buku yang ditulis secara berseri tentang good governance, kepemerintahan

yang baik ( Sedarmayanti,2012:13 ) terdapat beberapa teori yang dikutip tentang

prinsip-prinsip good governance , kemudian menarik untuk dikaji kembali dalam

penelitian ini antara lain :

2.2.1. Menurut Bhatta, Gambir, tahun 1996

No. Prinsip

Accuntability ( akuntabilitas ) Transparency ( ( transparansi ) Opennuess ( keterbukaan ) Rule of Law ( kepastian Hukum )

Management of Competency ( manajemen kompetensi )

Human Right ( Hak Asasi Manusia )

Prinsip good governance yang dicetuskan diatas cenderung cocok di

terapkan pada lembaga pemerintah ( birokrasi pemerintahan ) yang

berhubungan kemitraan dengan perusahaan bisnis , prinsip-prinsip lebih

cocok diterapkan pada institusi yang lebih makro, lembaga partai politik,

(25)

2.2.2. Menurut UNDP ( United Nation Development Program ) tahun 1997.

Participation ( partisipasi ) Rule of Law ( kepastian hukum ) Transparency ( transparansi ) Responsiveness ( tanggung jawab )

Consenses Orientation ( berorientasi pada kesepakatan ) Equity ( keadilan )

Effectiveness and efficiency ( efektititas dan efisiensi ) Accountability ( akuntabilitas )

Strategic vision ( visi strategic )

Ide prinsip yang dicetuskan UNDP memberikan penekanan pada tanggung

jawab organisasi, disamping visi strategi lembaga dalam melakukan

aktiftitas dan pelayanannya, prinsip-prinsip diatas dapat diberlakukan dalam

system bernegara dalam hal ini adalah institusi yang lebih makro dan besar.

2.2.3. Menurut Mustopadidjaja, 1997

Konsistensi kebijakan dan kepastian hukum

Menurut Mustopadidjadja, Ide dasar dalam pelayanan pemerintahan

(26)

pemerintah oleh institusi pemerintah itu sendiri, dengan mengedepankan 7 (

tujuh ) prinsip dasar saja.

2.2.4. Menurut Undang-undang RI nomor 30 tahun 2002 tentang komisi

pemberantasan tindak pidana korupsi

No. Prinsip

penegakan hukum, terutama dalam upaya negara menanggulangi,

permasalahan korupsi di Indonesia, namun prinsip tersebut dapat pula

diterapkan di berbagai lembaga yang mengurusi keuangan.

2.2.5. Menurut LAN ( Lembaga Administrasi Negara ) tahun 2003.

No. Prinsip Cepat tanggap, Efektif dan efisien Berdaya saing

Lembaga Administrasi Negara yang fokus menyoroti hal-hal yang berkaitan

dengan birokrasi, terutama menyangkut pelayanan pemerintah, dalam

(27)

pelayanan-pelayana pemerintah yang langsung menyentuh rakyat (

masyarakat ).

Hal yang paling mendasar untuk melaksanakan prinsip menciptakan

keadilan dibutuhkan beberapa prasyarat yang saling terkaita dan satu sama

lainnya saling mempengaruhi adalah :

1. Transparansi

2. Akuntabilitas

3. Kepastian Hukum

4. Partisipasi.

Empat syarat tersebut akan berdampak pada dampak selanjutnya terhadap

corporate governance yang akan dirasakan stakeholders yang berbagai kepentingan , adalah terciptanya keadilan ( fairness ) dalam supra system, untuk saling berinteraksi satu sama lain ( Adrian Sutedi : 2012:44 )

2.3. Konsep Good University Governance

Ide dan pemikiran muncul diberbagai kalangan akademisi dan peneliti di Indonseisa

khususnya, dan bahakan sudah banyak memunculkan gagasan-gagasan GUG itu

sendiri dalam penelitian – penelitian yang dilakukan diberbagai perguruan tinggi

terkemuka di Indonesia. Gagasan-gagasan mereka para peneliti telah merambah pada

tataran fakultasnya, tidak sekedar pada tataran kelembagaan tertinggi ( rektorat )saja.

Tidak dapat dipungkiri bahwa konsep good university governance dipakai dan mulai

diterapkan sejak munculnya elaburasi dua konsep good governance dan good

Corporate Governance, latar belakang kesadaran pengelolaan sebuah negara tidak

(28)

oleh berbagai kalangan peneliti mengelaburasinya mencari konsep good university

governance.

Berbagai konsep yang banyak ditawarkan atas hasil berbagai penelitian

memunculkan teori serta konsep tentang bagaimana membangun system good

university governance. Pemikiran-pemikiran yang kini muncul tentang resep mujarab

menjalankan lembaga pendidikan tinggi, diklaim menjadi konsep yang cukup ideal

bagi perguruan tinggi dalam menghadapi persaingan di era yang semakin kompetitif.

Konsep good university governance menurut Awan Diga Aristo, yang kini

mengembangkan dan menawarkan konsep ini di Institut Teknologi Bandung adalah

merupakan turunan dari konsep tata kepemerintahan yaitu konsep good governance

itu sendiri. Kemudian konsep ini diharapkan bagaimana seharusnya manajemen

penyelenggaraan perguruan tinggi yang baik dan kemudian menempatkan perguruan

tinggi itu sendiri di tengah-tengah masyarakat, bangsa dan Negara.( Awan Diga

Aristo, 1540008,: 2013 )

8 ( delapan ) konsep dasar Good Governance : partisipasi, orientasi pada

consensus, akuntabilitas, transparansi, responsive, efektif dan efisien, ekuiti (

persamaan derajat ) dan inklusifitas dan penegakan supremasi hukum. Jika di

implementasikan secara ideal, memungkinkan akan mengurangi jenis-jenis korupsi,

penyimpangan-penyimpangan serta sikap-sikap otoritarian dikalangan elit serta akan

(29)

Kesadaran akan pentingnya penerapan delapan priinsip dasar good university

governance, sebagai nilai-nilai luhur dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi ,

adalah ukuran dari perguruan tinggi untuk menerapkan Good University Governance

atau tidak ; adalah sejauhmana perguruan tinggi menyikapi dinamika yang terjadi

dalam penyelenggaraannya tanpa mengkhianati nilai-nilai luhur dan amanat yang

diembannya dari masyarakat, bangsa dan Negara yang menaunginya.

Konsep governance menurut Osborne yang dikutip oleh Meredith Edwards, 2013:3

dalam seri tulisannya tentang University Governance: A Mapping and Some issues

mengatakan bahwa Good Governance setidaknya menerapkan prinsip partisipasi,

tranparansi, akuntabilitas, kompetisi.

Call for Good governance seek more participation, transparency,

accountability, competition, and less regulation though it is necessary to

optimize rather than maximize such qualities ( Osborne, 1998:1

Kajian yang dilakukan Awan Diga aristo ,2012 pada Intitut Tehnologi Bandung,

mengungkap 8 ( delapan ) prinsip Good university Governance, penerapan delapan

prinsip GUG akan memastikan pengurangan tingkat korupsi, pandangan kaum

minoritas diperhitungkan dan suara dari mereka yang paling lemah dalam masyarakat

didengar dalam proses pengambilan keputusan. Konsep GUG juga responsive

terhadap masa kini dan kebutuhan masyarakat dimasa depan. Depalan prinsip itu

adalah : partisipasi, orientasi pada consensus, akuntabilitas, transparansi,

responsive, efektif dan efisien, ekuiti ( persamaan derajat ) dan inklusifitas dan

(30)

Delapan prinsip Good University Governance dapat kita cermati sebagai berikut :

2.3.1. Partisipation

Kata kunci partisipasi muncul dari pria dan wanita dalam konsep Good

Governance, partisipasi sebagaimana dimaksud adalag secara langsung

dapat juga melalui intitusi yang dibentuk melalui dan proses legitimasi.

Partisipasi membutuhkan organisasi dan informasi sehingga perlu data dan

susunan tata pamong yang baik yang menunjukkan keikutsertaan berbagai

komponen perguruan tinggi dalam mengambil dan memberikan putusan.

Sehingga tampak juga kebebasan berkumpul berserikat dan mengemukakan

pendapat hingga pada tataran mahasiswa dapat diakomodir dan disertakan.

2.3.2. Rule Of Law

Kerangka legalistic atau peraturayang ditegakkan hukum diperguruan tinggi

sesungguhnya harus lengkap saling mendukung peraturan satu sama lainnya

dan tidak bertentangan diantaranya. Peraturan hukum yang diterapkan

memenuhi unsur perlindungan utuh terhadap Hak Asasi Manusia terutama

kaum minoritas, diperguruan tinggi sebaiknya memiliki lembaga

independent dalam upaya penegakan peraturan.

2.3.3. Transparency

Makna transparansi adalah memenuhi aturan yang berlaku dalam

mengimplementasikan aturan, dan informasi mengenai aturan dapat

(31)

diakses semua pihak, sehingga tidak memunculkan interpretasi

macam-macam, dalam hal ini informasinya mudah dipahami dan jelas.

Informasi yang disediakan hendaknya bebas diakses langsung oleh

stakeholder dan masyarakat umum juga para pihak yang akan dipengaruhi

oleh keputusan tersebut.

2.3.4. Responsiveness

Pelayanan terhadap stakeholders dalam konsep Good Governance

membutuhkan institusi dan proses didalamnya yang melayani secara

tanggap cepat dan tepat sasaran

Ketepatan pelayanan dan kecepatannya dibutuhkan agar stakeholder

mendapatkan haknya atas kewajiban yang pernak diberikan kepada institusi,

sehingga tidak menimbulkan perdebatan antara hak dan kewajiban dalam

perimbangannya.

2.3.5. Consensus Oriented.

Banyak aktor dalam komunitas dan beragam sudut pandang didalamnya

akan memerlukan mediasi atas berbagai kepentingan didalam masyarakat

utamanya dalam rangka mencapai sebuah consensus umum dalam

masyarakat yang merupakan kepentingan atau keputusan yang terbaik dapat

dicapai untuk keseluruhan pemangku kepentingan dan masyarakat

(32)

Perspektif jangka panjang dan luas perlu dalam konsep GUG sehingga apa

yang dibutuhkan dan diperlukan dalam pengembangan jangka yang panjang

dapat dipahami dimengerti serta didukung semua pihak, misalnya dalam

mengonsep Visi dan misi lembaga dan masing masing institusi dapat

mengikuti secara benar dan terarah pada kebersamaan orientasi

2.3.6. Equity and inclusiveness

Keberadaan komunitas secara keseluruhan dapat terakomodir dan

memastikan berbagai pihak merasa didalamnya sesungguhnya dibutuhkan

sebuah proses yang menunjukkan kebersamaan kepentingan, posisi dan

kedudukan dalam komunitas, sehingga tidak ada sesorang atau kelompok

merasa tidak berada dalam mainstream komunitas.

Keseimbangan dan kebersamaan dapat berjalan bila semua kelompok

terutama kelompok yang paling minoritas ( lemah ) diberikan kesempatan

yang sama dalam keberadaannya dalam komunitas tersebut.

2.3.7. Efectiveness and Efficiency

Good University Governance mengartikan bahwa keluaran dari proses dan

institusi mencapai sasaran dengan indicator memenuhi kebutuhan

masyarakat, dengan tidak mengesampingkan efisiensi dan efektifitas dalam

mengelola sumber daya.

Dalam konteks GUG efisiensi diartikan sebagai pemanfaatan dan

pemberdayaan sumberdaya secara keseluruhan secara sustainable dengan

(33)

2.3.8. Accountability

Kebutuhan utama dalam konsep GUG adalah akuntabilitas, ternyata tidak

hanya bagi organisasi pemerintah atau negara saja namun dalam institusi

pendidikan tinggi dibutuhkan suatu pertanggungjawaban kepada

stakeholdernya, dengan melakukan akuntabilitas publik dan stakeholdernya

itu sendiri sehingga sebuah organisasi atau institusi bertanggung jawab pada

semua pihak-pihak yang dipengaruhinya atas tindakan dan

keputusan-keputusan institusi tersebut. Demikian selanjutnya bahwa akuntabilitas

seharusnya ditindaklanjuti dengan proses supremasi hukum dengan landasan

transparansi.

Dalam kajian penelitian ini akan hanya fokus menggunakan beberapa prinsip yang

paling penting menyangkut ketiga pendekatan kajian aturan formal, SOP dan

kepatuhan yaitu hanya dengan menggunakan pendekatan prinsip transparency, rule

of law, participation, dan responsiveness. Sehingga diharapkan penelitian ini akan

benar-benar fokus pada hal yang yang paling penting diterapkan di perguruan tinggi

2.3. Pendekatan New Institusionalism

Institusionalism adalah turunan ilmu politik, diluar teori poiltik didalamnya terdapat

deskripsi tentang konstitusi, system hukum, dan struktur organisasi, dan

perbandingannya antarwaktu, dan inilah yang kemudian berkembang sebagai konsep

(34)

Berbeda dengan old institusionalism, bahwa new institusionalism lebih mencermati

bukan hanya sekedar dampak institusi terhadap individu, akan tetapi juga bagaimana

interaksi antara individu dengan institusi.

Rod Rhodes ( 1972 ) : Pendekatan institusional adalah suatu subjek masalah yang

mencakup peraturan, prosedur, dan organisasi formal. Ia memakai alat-alat ahli

hukum dan sejarahwan untuk menjelaskan batas-batas pada perilaku politik maupun

efektifitas demokratis, dan ia membantu perkembangan model westmister tentang demokrasi representative ( dikutip kembali oleh David Marsh dan Gerry Stoker 2011: 109 )

2.4. Konsep Institusionalisme Normatif

Konsep Institusionalism normative merupakan cabang dari konsep New

Intitusionalism, sebagaimana perkembangan perubahan konsep traditional

institusionalism ( Terlalu berpihak pada batasan dan lingkup saja ), konsep

pendekatan intitusinal baru mencermati tidak hanya dampak institusi terhadap

individu, namun lebih jauh mencermati interaksi antara institusi dan individu, di

dalamnya terdapat perilaku, struktur, legalitas, fungsi dan sebagainya. maka

kemudian berkembang pada cabang new intsitusionalism normative.

Institusionalism normative menyatakan bahwa: institusi politik ( kekuasaan ) mempengaruhi perilaku aktor dengan membentuk nilai , norma, kepentingan,

identitas dan keyakinan mereka ( March dan Olsen 1989:17 ) dikutip kembali dalam

(35)

Mengapa konsep ini dipakai, sesungguhnya bahwa norma dan nilai yang dikandung

dalam instutusi akan membentuk perilaku individu. Institusionalisme baru setuju

bahwa institusi politik adalah peraturan tentang permainan, namun demikian kita

wajib mengkategorikan peraturan kebiasaan informal dalam prosedur formal,

sehingga dapat terbangun gambaran yang real tentang apa saja yang dapat

menentukan perilaku politik dan pembuatan keputusan, yang kemudian juga akan

menimbulkan resiko melonggarnya konsepstual.

Jika peraturan membentuk perilaku diperluas yang memasukkan perautran implicit

dan pemahaman yang samar-samar, dalam rangka mencakup contoh-contoh dimana

perilaku yang diamati tidak sesuai dengan aturan formal institusional apapun, maka

teori tidak bisa di falsifikasi. Jika kita mengamati perilaku yang tidak sesuai dengan

kecaman peraturan formal, pasti ada aturan lain yang tidak dapat diidentifikasi

( David Marsh 2011:123 )

Institusionalism bukanlah teori, namun lebih dipahami sebagai perspektif

pengorganisasir, yang menyediakan peta terhadap subjeknya dan petunjuk jalan

menuju pertanyaan sentralnya.

Institusionalisme baru dianggap sebagai pendekatan yang luas, beraneka-ragam

terhadap politik, dengan kehidupan politik itu sendiri dengan penjelasan yang

dibutuhkan. Kemudian pendekatan institusionalisme baru dijadikan sebagai model

pendekatan perpindahan dari suatu posisi yang problematik menuju yang lebih

memadai dalam suatu bidang, dapat juga dikategorikan sebagai perpindahan

(36)

2.5. Fokus Pendekatan

Dalam penelitian ini sebagaimana diuraikan diatas berikut adalah turunan konsep dari

teori ilmu politik, yang merupakan bagian dari konsep Institusional baru dengan

fokus pendekatan formal rules, standard operational prosedure, compliance

prosedure) dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar Good University

Governance yaitu dijelaskan berikut ini :

2.5.1. Formal of rules

Dalam filsafat politik sesungguhnya dalam kajian ilmu politik wajib

mengedepankan ide-ide dasar seputar dari mana kekuasaan bermula,

kemudian bagaimana kekuasaan itu dijalankan, dan untuk apa kekuasaan

diselenggarakan, berkaitan dengan ini tentu tidak berbeda dengan kekuasaan

dalam lembaga pendidikan tinggi, kekuasaan itu diatur dalam sebuah aturan

formal.

Sebuah institusi adalah organisasi tertata melalui pola perilaku yang diatur

oleh peraturan yang telah diterima sebagai standar ( Miriam Budiarjo:

97:2008 )

Menurut Miriam Budiarjo, institusi adalah peraturan-peraturan yang stabil,

yang memungkinkan orang yang sebenarnya hanya mementingkan diri

sendiri, tergerak untuk bekerja sama dengan orang lain untuk tujuan bersama.

Dalam melakukan tindakan bekerja sama dan untuk tujuan bersama tentu saja

dibutuhkan sebuah aturan formal, seperti halnya statuta di perguruan tinggi

(37)

menjalankan tugas pokok dan fungsinya di organisasi kelembagaan perguruan

tinggi.

Aturan formal yang dibangun disebuah perguruan tinggi sedianya terbentuk

atas terpenuhinya sifat keterbukaan ( transparency ), dengan menjaga

akuntabilitas serta keseimbangan kepentingan atas berbagai pihak (

stakeholders ) serta memiliki nilai-nilai kewajaran dan responsibilitas yang

kuat.

Statuta sebagai aturan dasar dalam perguruan tinggi selain mengikuti asas

formal yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan Kebudayaan RI, melalui

kebijakan dirjen Dikti, tentang Pedoman Pembuatan Statuta, diberikan

kebebasan membuat aturan dasar khususnya di perguruan tinggi swasta

diberikan kebebasan mengatur dirinya sendiri, baik menyangkut tata pamong

dan visi misi lembaga, juga arah kebijakan serta tugas pokok dan fungsi

stakeholder dan pimpinan perguruan tinggi, dengan tidak melepaskan

prinsip-prinsip good governance sebagai paradigma membangun aturan di perguruan

tinggi.

Bahwa paradigma baru perguruan tinggi pasca runtuhnya masa orde baru,

sangat memungkinkan seluruh stakeholders di perguruan tinggi untuk

bersikap independent dalam setiap keputusan dan aturan yang dibuat, dengan

melekatkan prinsip transparency, akuntabilitas dan tanggung jawab serta

(38)

berkembangnya prinsip-prinsip good governance secara luas dengan baik

diperguruan tinggi, hingga pada tataran seluruh pemangku kepentingan.

Keterlibatan semua pihak yang berkepentingan dan lembaga lain yang diajak

bekerja sama adalah sebuah keniscayaan, agar pihak-pihak dapat memahami

dan menjalankan tugas dan fungsinya serta peran masing-masing sesuai

tanggung jawab masing-masing.

Pihak-pihak yang berperan pada dalam perguruan tinggi dalam menjalankan

fungsi perguruan tinggi adalah meliputi: seluruh pimpinan di dalam sebuah

perguruan tinggi, dewan penyantun, yayasan, senat akademik,

rector/ketua/direktur dan pembantu-pembatunya, pejabat struktural, dosen,

dan karyawan serta lembaga lain diluar institusi yang bekerjasama.

2.5.2. Standard Operating Procedure ( SOP )

Menurut Edwards III ( 1980:125 ) yang dikuti kembali oleh Rolip Saptam (

academia.edu.com ) , SOP adalah respon yang timbul dari implementor untuk

menjawab tuntutan-tuntutan pekerjaan karena kurangnya waktu dan

sumberdaya serta kemauan adanya keseragaman dan operasi organisasi yang

kompleks dan tersebar luas, dijelaskan bahwa SOP yang bersifat rutin

didesain untuk situasi tipikal dimasa lalu mungkin menghambat perubahan

dalam kebijakan karena tidak sesuai dengan situasi atau program baru. Dalam

pendekatan SOP ini, betapa cara-cara kerja yang baru tidak dapat dipakai

dalam melaksanakan kebijakan kebijakan organisasi, sehingga dinamika

(39)

sangat besar utamanya percepatan perubahan perilaku actor, yang tidak dapat

diimbangi dengan perubahan prosedur dengan kekakuan standar operasional

dalam kehidupan lembaga.

Besaran perubahan kebijakan yang baru akan membutuhkan perubahan

dengan cara-cara yang lebih dinamis dan fleksibel dalam suatu lembaga

khususnya berkaitan dengan stakeholder sebagai subjek, sehingga akan sangat

menghambat pelaksanaan aktifitas dan kinerja disemua bagian.

2.5.3. Compliance of procedure ( prosedur wajib /kepatuhan )

Prosedur wajib atau kepatuhan terhadap aturan sesungguhnya dimaksudkan

untuk disiplin dalam bertindak dan berperilaku,sehingga menuju pada tataran

kesadaran kebutuhan akan kepatuhan terhadap pelaksanaan prosedur dan

aturan yang ada.

Compliance of procedure merupakan pendekatan pelaksanaan tata kelola

kelembagaan, yang memungkin orang dan stakeholder secara bersama-sama

mempertanggungjawabkan ( responsibility ) terhadap aturan formal yang ada.

2.6. Kerangka Teori

Kerangka teori dalam penelitian ini dibutuhkan agar tergambar secara jelas teori yang

dipakai dalam mengkaji dan suatu masalah dalam riset. Kerangka teori yang dipakai

dalam penelitian ini adalah elaborasi prinsip good university governance ( transparency, rule of law, partisipation, responsivenes ) dengan konsep new

(40)

dan complience procedure, yang merupakan cabang teori New Institusionalism yang

tergambar dalam bagan gambar.

Pada gambar 1 di halaman berikutnya ini dapat menjelaskan sistematika penelitian

dengan pendekatan teori new intitusionalim yang didalamnya terdapat pendekatan

peraturan formal, standar operasional prosedur, dan kepatuhan melaksanakan aturan,

dalam proses itu semua, akan dilihat dari implementasi prinsip prinsip good

university governance ( transparency, rule of law, participation, responsivenes ) di

(41)

Masalah Penelitian

( statuta, pedoman akademik )

2. Standar Operational

Procedure. ( SOP )

3. Compliance Procedure

( kepatuhan akan kewajiban )

temuan – temuan

penelitian

Teori politik konsep institusional

baru ( new institusionalism ) :

perspektif formal rules, compliance

procedure, dan standar operational

(42)

3.1. Tipe penelitian.

Untuk mengkaji fenomena di Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung

sebagai subjek dan sekaligus objek penelitian ini maka dalam menentukan

tipe penelitian ini, peneliti akan menyesuaikan dengan masalah dengan

desain penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan kombinasi metode deskriptif kualitatif dan analisis statistik

kuantitatif yang dengan pendekatan penelitian tindakan.

Kombinasi metode kualitatif dan kuantitatif adalah juga tepat digunakan

dalam kajian penelitian, dalam ilmu politik sering dipakai dalam kelompok

kancah politik formal, hingga sikap dan perilaku politik masyarakat. Bahwa

politik juga tidak kita batasi pada politik kekuasaan di parlemen atau

pemerintahan, lebih luas lagi bisa dalam politik sebuah keluarga, dan

apalagi politik dalam sebuah lembaga / institusi sebuah pendidikan tinggi.

Penelitian kombinasi kualitatif dan kuantitatif dalam perspektif politik

kelembagaan akan lebih tergambar dalam metode ini, yang kemudian akan

masuk pada penelitian tindakan.

Penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan atau

cara pendekatan baru untuk memecahkan masalah dalam dunia kerja

(43)

dikutip oleh Mustiqon, 2012:78 ) dimana pola dan struktur penelitian ini

bertujuan untuk meningkatkan dan perbaikan praktik praktik dunia

pendidikan.

Mengapa kemudian peneliti menggunakan kedua metode ini, sesungguhnya

dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan

tindakan dan analisis data kuantitatif akan memungkinkan peneliti dapat

lebih dalam dan akurat dengan mudah melihat permasalahan serta

memberikan solusi, khususnya pada permasalahan yang penulis teliti,

disamping itu peneliti dalam hal ini terlibat langsung melakukan interaksi

secara intensif dengan subjek penelitian.

3.2. Fokus penelitian

Peneliti menentukan fokus penelitiannya dimaksudkan agar terdapat

batasan studi terhadap relevansi studi penelitian ini, sehingga batasan

bidang-bidang temuan dan arah fokus penelitian yang jelas, diharapkan

dapat dengan tepat sasarannya untuk menganalisa data terkait dengan fokus

masalah dan substansial.

Fokus utama dalam penelitian ini adalah pada aturan-aturan lembaga (

statuta, pedoman akademik, SOP ) yang ada keterkaitannya dengan prinsip

good university governance, ( transparency, rule of law, partisipation,

responsivenes ) khususnya dibidang pendekatan kelembagaan ( new

(44)

Sesuai dengan fokus yang ditentukan diatas maka penelitian ini akan

terarah pada jabaran substansi persoalan berikut ini :

3.2.1. Transparency, rule of law, participation, responsiveness pada

peraturan formal lembaga ( formal rule ).

3.2.2. Transparency, rule of Law, participation, Responsiveness pada

standar operasional prosedur ( SOP )

3.2.3. Transparency, rule of law, participation, responsiveness pada

kepatuhan terhadap aturan ( compliance procedure ).

3.3. Jenis dan Sumber Data

Dalam rangka pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan sangat

selektif, tentu dengan berbagai pertimbangan terutama melihat konsep dan

teori yang dipakai dalam penelitian ini, dan kemudian juga atas dasar

keinginan peneliti yang diharapkan dapat mampu dan didapat validitas

serta makna serta fungsi fakta dan data yang sangat terkait serta

berhubungan.

Untuk hal tersebut maka jenis data yang dibutuhkan dan gunakan dalam

penelitian ini adalah terdiri atas (1) data utama ( primer )dan (2) data

suplemen ( sekunder).

3.3.1. Data primer

Dalam penelitian ini data utama ( primer ) yang akan dikumpulkan

(45)

informasi dari komunitas Akbid Adila Bandar Lampung, berupa

hasil wawancara peneliti dengan aktor/narasumber berkaitan dengan

proses perumusan dan penyusunan , menginformasikan dan

menerapkan aturan-aturan lembaga termasuk didalamnya statuta,

buku pedoman akademik, , standar operasional prosedur ( SOP ) di

Akbid Adila Bandar Lampung serta data-data penunjang lainnya

yang berkaitan dengan subjek dan objek penelitian ini, agar lebih

lengkap dan akurat

3.3.2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data pelengkap yang sangat penting

dalam penelitian. Data sekunder akan diperoleh dari sumber objek

penelitian yaitu berupa data kelengkapan yang akan dipakai dalam

penelitian ini adalah meliputi :

3.3.2.1. Statuta dan buku pedoman akademik, suatu data yang

dapat langsung diperoleh dari Akbid Adila Bandar

Lampung sebagai lokasi penelitian.

3.3.2.2. Produk-produk aturan yang dikeluarkan lembaga Akbid

Adila berupa SOP, aturan pelaksanaan kegiatan

kelembagaan, sub unit pelayanan dan aturan asrama.

3.3.2.3. Kelengkapan data yang mendokumentasikan proses

perumusan ,pembuatan statuta, SOP, dan aturan-aturan

(46)

Tempat penelitian sekaligus objek untuk mendapatkan data-data

tersebut dilakukan di kampus Akademi Kebidanan Adila Bandar

Lampung, beralamat di Jl.Soekarno Hatta ( By Pass )Raja basa

Bandar Lampung, diharapakn dari tempat peneletian ini diperoleh

seluruh data utama dan data-data pendukung dalam penelitian ini,

antara lain :

1. Dokumen-dokumen.; berupa laporan-laporan, berita acara, data

tertulis bersumber dari data sekunder dalam rangka melengkapi

penelitian ini

2. Informan, untuk pemilihan informan akan didasarkan pada

subjek yang menguasai persoalan, memiliki data dan bersedia

memberikan data, untuk itu pneliti menentukan sumber

informannya yaitu :

a. Mahasiswa.

b. Dosen dan Karyawan administrasi

c. Pimpinan serta subjek yang dianggap paling mewakili

yang ada pada civitas akademika Akbid Adila Bandar

Lampung.

3.4. Teknik pengumpulan data

Dalam mengumpulkan data, peneliti akan memperhatikan apa yang

menurut HM Musfiqon ( 2012:116 ), bahwa ada beberapa teknik yang

(47)

(1 ) teknik wawancara terpimpin dan wawancara bebas,(2) teknik

observasi,(3) teknik questioner,(4) teknik dokumentasi dan (5 ) teknik tes.

Dalam penelitian ini kemudian peneliti tidak seluruhnya akan

menggunakan teknik yang dikemukakan diatas, namun hanya berdasarkan

kebutuhan penelitian ini saja yaitu dengan teknik wawancara, dan

serta-merta akan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :

3.4.1. Getting in methode : peneliti akan masuk dan berada pada lokasi

penelitian.

Pada tahapan ini peneliti mengajukan surat pengantar permohonan

ijin penelitian kepada direktur Akbid Adila Bandar Lampung dari

pimpinan fakultas di Fisip Universitas Lampung, untuk

mendapatkan ijin lisan dan tertulis, kemudian peneliti mengungkap

maksud dan tujuan penelitian ini, dan sekaligus berharap akan

mendapat dukungan dari semua pihak yang berkaitan dengan

penelitian ini, agar upaya untuk mengungkap secara jujur dan

transparan berkenaan dengan data serta informasi yang dibutuhkan

dalam focus penelitian.

3.4.2. Getting long methode : sering dan selalu berada di lokasi penelitian.

Dalam melakukan pengamatan dan mengungkap data serta

informasi yang sesungguhnya, maka peneliti membaur dengan

situasi dan kondisi di Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung,

menjalin hubungan secara pribadi dengan informan, berdiskusi,

(48)

peneliti tersebut diolah dan ditafsirkan dengan pendekatan teori dan

metode serta pemikiran sendiri .

3.4.3. Primere logging data methode : Mengumpulkan data Primer.

Usaha peneliti untuk mengumpulkan data primer, yaitu dengan

melakukan beberapa hal, yaitu :

3.4.3.1. Wawancara bebas terpimpin

Peneliti melakukan wawancara secara langsung

kelompok fokus secara terbuka dan terstruktur,

memberikan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan fokus

permasalahan penelitian ini, kemudian pada saat

wawancara peneliti membaca pertanyaan yang telah

dibuat, sekaligus untuk ceklist pertanyaan yang telah

terjawab. sehingga informasi yang didapat lengkap dan

saling mendukung satu sama lainnya.

Azaz keterbukaan dalam pertanyaan merupakan landasan

dalam memperoleh kejujuran informasi, sehingga

keutuhan data dapat menunjang peneliti untuk

memperoleh kebenaran.

Wawancara bebas terpimpin, terbuka dilakukan dengan

mendalam yang didasarkan pada panduan wawancara,

dan pertanyaan-pertanyaan terbuka, dan penyelidikan

informal untuk memfasilitasi diskusi tentang isu-isu

dengan cara yang setengah terstruktur atau tidak

(49)

Panduan wawancara yang akan dipakai sebagai chek-list

topic yang akan dicakup, meskipun urutan

pembahasannya tidak ditentukan sebelumnya. Tentang

wawancara terbuka peneliti akan panjang-lebar

melakukan wawancara tentang suatu topik, untuk

memintai uraian apa yang telah mereka ungkapkan.

3.4.3.2. Observasi.

Observasi yang dilakukan peneliti adalah secara formal

maupun informal, hal ini dilakukan dalam rangka

pengamatan langsung berbagai proses yang terjadi di

Akbid Adila Bandar Lampung, guna memperoleh

kelengkapan data primer lapangan serta data sekunder

yang telah didapat sebelumnya.

3.4.3.3 Dokumentasi

Data sekunder dalam peneitian ini adalah berupa

dokumen-dokumen berupa arsip, surat-surat, serta

dokumen berita, serta data apa saja yang ada relevansinya

dengan kebutuhan penelitian ini.

3.4.3.3. Wawancara / interview terpimpin.

Dalam melakukan interview terpimpin peneliti membuat

rangkaian pertanyaan dalam sebuah daftar pertanyaan

yang disediakan untuk diisi oleh berbagai informan,

(50)

chek-list topic yang akan dicakup, meskipun urutan

pembahasannya tidak ditentukan sebelumnya. Tentang

wawancara terbuka peneliti akan panjang-lebar

melakukan interview tentang suatu topik dalam kaitan

penelitian ini yaitu pimpinan dan civitas akademika

Akbid Adila Bandar Lampung.

3.5. Teknik analisis data

Dalam penelitian ini teknik analisa data yang digunakan adalah teknik

analisa kombinasi metode kualitatif dan metode kuantitatif sebagai

penguat analisis kualitatis dengan analisis deskriptif keduanya.

Kombinasi analisis kualitatif dan kuantitatif adalah cara yang dilakukan

atau yang dipakai dalam mengatur urutan data, mengorganisasikan dalam

sebuah pola, kategori dan satuan uraian dasar, dengan memulainya dari : (1)

Menelaah seluruh data yang diperoleh atas berbagai sumber.(2) Penyajian

Jenis dan analisis data secara kombinasi deskriptif kualitatif dan analisis

data deskriptif kualitatif statistik sehingga seluruh data kemudian dilakukan

reduksi, pada tahapan ini peneliti memilah data dari lokasi dan subjek

penelitian, sekaligus melakukan identifikasi data dan model pendekatan

pada fokus masalah. Dan (3) kemudian menyusun data dalam satuan-satuan

yang dikategorisasikan, sehingga pada tahap akhirnya adalah mengadakan

pemeriksaan ke-absah-an data, untuk merumuskan model yang diterapkan,

dan kemudian setelah mencermati model yang diterapkan kemudian (4)

(51)

tesis, yang kemudian diharapkan akan menghasilkan model ideal dari hasil

elaburasi konsep good university governance dengan pendekatan

institusional baru sebagai turunan terapan teori Ilmu Politik, yang akan

diterapkan di tempat penelitian.

Verifikasi data juga akan dilakukan agar dapat teruji tingkat transferabilitas,

dependensibilitas serta konfirmabilitas data yang tersaji untuk kemudian

menjadi penentu langkah tahapan dalam melakukan perumusan ide-ide

(52)

DI AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG

Akademi Kebidanan Adila didirikan oleh yayasan Adila. Sebuah yayasan yang

berdiri di Bandar Lampung berdasarkan akte Notaris No. 11 notaris Imran

Ma’ruf, SH pada tanggal 24 maret 2006. Dan telah terdaftar pada Kementerian

Hukum dan HAM RI.

Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung merupakan sebuah perguruan tinggi

swasta dibawah koordinasi Kopertis Wilayah II kemendikbud RI, yang dikelola

dan dibawah pengawasan oleh swasta dalam hal ini yayasan Adila, kampus dan

asrama Akbid Adila berada di ibu kota provinsi Lampung, tepatnya berada di

Jalan Soekarno Hatta ( By Pass ) Raja Basa Kota Bandar Lampung.

Akbid Adila Bandar Lampung pertama kali berdiri pada tahun 2006, sesuai SK

Izin operasional Mendiknas RI No.133/D/O/2006., dengan SK perpanjangan

Dirjen Dikti Kemendikbud RI No. 7084/D/T/K-II/2011 dan telah terakreditasi

BAN-PT Kemendikbud RI SK.BAN-PT

No.007/BAN-PT/Ak-XII/Dpl-III/V/2012, tanggal 16 Mei tahun 2012.

4.1. Visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi Akbid Adila Bandar Lampung

4.1.1. Visi

Visi Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung adalah, “

Menjadi Perguruan Tinggi Kesehatan Kebidanan yang Unggul di

(53)

4.1.2. Misi

Misi Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung adalah

diantaranya :

4.1.2.1. Menyelenggarakan proses pendidikan terbaik yang

unggul dalam ilmu pengetahuan, teknologi kesehatan

bidang asuhan kebidanan.

4.1.2.2. Melaksanakan penelitian dan publikasi yang professional

sebagai sumbangan terhadap ilmu pengetahuan, teknologi

kesehatan khususnya bidang asuhan kebidanan

4.1.2.3. Melakukan evaluasi internal bersifat sustainable untuk

meningkatkan kualitas, otoritas, akuntabilitas dan hasil

akreditasi yang lebih baik.

4.1.2.4. Meningkatkan kompetensi kebidanan yang berkualitas

dan jaminan melampaui standard kualitas serta

meningkatkan hubungan kerja sama yang strategis dengan

lembaga – lembaga pemerintah maupun swasta baik pada

tingkat lokal, regional dan secara nasional.

4.1.3. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai untuk mewujudkan visi misi Akademi

Kebidanan Adila Bandar Lampung adalah:

4.1.3.1. Menghasilkan lulusan Ahli Madya Kebidanan (

(54)

4.1.3.2. Menghasilkan lulusan yang memiliki integritas yang

tinggi serta mampu bekerja sama, berinovasi, kreatif dan

professional dalam bidang kebidanan.

4.1.3.3. Menghasilkan lulusan yang professional, terbaik dan

terpilih dengan program pengembangan profesi bidan

yang berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif,

produktif dan berorientasi pada masa depan.

4.1.4. Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dalam rangka merealisasikan visi dan

misi serta tujuan Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung

adalah berikut ini :

4.1.4.1. Mengembangkan kurikulum program studi dengan

paradigma baru pengembangan output pendidikan tinggi

khususnya ahli madya kebidanan.

4.1.4.2. Menyiapkan lulusan profesional, terbaik dan berkualitas

sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan yang memiliki

kemampuan long life education.

4.1.4.3. Menyiapkan laboratorium dan fasilitas pembelajaran

untuk dapat melayani mahasiswa dengan baik serta

mempelopori perubahan bagi program studi khusunya

dibidang penelitian dan pengabdian masyarakat.

4.1.4.4. Terciptanya atmosfer akademik yang kondusif dan proses

(55)

4.1.4.5. Memiliki dan mengimbangi kurikulum yang sesuai

dengan kebutuhan masyarakat yang selalu dinamis..

4.1.4.6. Memiliki dosen tetap yang meiliki kompetensi,

professional di bidangnya, memiliki integritas,

kapabilitas, akuntabilitas serta selalu mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi.

4.1.4.7. Memiliki system pengelolaan atau manajemen organisasi

secara menyeluruh dan terpadu sesuai kemampuan dan

tehnologi.

4.1.4.8. Membangun system informasi yang baik, dalam rangka

menyajikan informasi secara terbuka kepada masyarakat.

Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung, untuk mewujudkan

sasaran serta tujuan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan relevansi pendidikan.

2. Melakukan monitoring dan evaluasi calon mahasiswa.

3. Mengevaluasi memonitor dan meningkatkan kinerja dosen

untuk kualitas pembelajaran.

4. Perbaikan dan meningkatkan manajemen internal untuk

peningkatan efisiensi, efektifitas dan optimalisasi proses

pendidikan.

5. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana

Gambar

Gambar.1
gambar r bagan struktur organisasinya
Tabel  IV. 2.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan bahwa pelaksanaan praktik gadai tanah pada masyarakat Kota Baru Kecamatan Tanjung Karang Timur Kota Bandar Lampung

Pasar Koga Bandar Lampung menarik untuk diteliti karena disekitar pasar tersebut terdapat bank konvensional dan bank syariah, dengan kualitas pelayanan yang baik dan