• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemaknaan lirik dan visual video klip dangdut koplo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemaknaan lirik dan visual video klip dangdut koplo"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

C

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat Rumah : Jl. Cimasuk No 405 Rt 03 Rw 02 Ds. Suci Kec.Karangpawitan Kab. Garut

Alamat Kost : Jl.Dago Pojok No.24D/ 161C No. Handphone : 085721009101

Email : ali221727@yahoo.co.id

II. PENDIDIKAN :

Tingkatan Nama Sekolah Kabupaten/

Kota

Jurusan Tahun

Masuk Keluar

SD SD Negeri Suci 04 Garut - 1996 2002

SLTP PPI Bentar No. 19 Garut - 2002 2005

SMU SMK Ciledug Al-Musadaddiyah Garut MultiMedia 2005 2008 Universitas Universitas Komputer Indonesia Bandung Desain Komunikasi

Visual

2008 2013

III. PROGRAM APLIKASI KOMPUTER YANG DIKUASAI : 1. Microsoft Office.

(5)

PEMAKNAAN LIRIK DAN VISUALVIDEO KLIP

DANGDUT KOPLO

(

Studi Kasus : Video Klip “Satu Jam Saja” yang Dipopulerkan oleh Zaskia Shinta)

DK 38315/SKRIPSI Semester II 2012/2013

Oleh :

Ali Dzulfikar

51908200

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT dengan berkah kelimpahan rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PEMAKNAAN LIRIK DAN VISUAL DALAM VIDEO KLIP “SATU JAM SAJA”, sebagai tugas akhir dalam memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana di Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Desain, Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Dan tidak lupa penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada orang tua yang telah memberikan dukungan dan motivasi agar tetap terus melanjutkan kuliah sampai ke jenjang sarjana.

Penulis juga menyadari skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan, dorongan serta kebersamaan yang telah diberikan kepada peneliti selama penyusunan skripsi ini, karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya dengan segala ketulusan dan kerendahan hati kepada :

1. Taufan Hidayatulloh, M.Ds selaku Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual yang telah memberikan pengesahan pada penelitian ini.sekaligus dosen yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis sehingga penulis bersemangat dalam menyusun usulan peneliti ini.

2. Kankan Kasmana, M.Ds  selaku Dosen Wali yang telah membantu penulis untuk bisa menyelesaikan perkuliahan dengan baik dan lancar dan insya Allah dapat menyelesaikan perkuliahan.

3. Ivan Kurniawan, S.Sn selaku Dosen dan pembimbing yang selalu memberikan saran dan telah membantu penulis untuk bisa menyelesaikan perkuliahan dengan baik dan lancar.

(7)

5. Keluarga besar, orang tua mama serta ayah, adik-adik ,dan seluruh keluarga besar yang penulis cintai terima kasih atas dukungan serta do’anya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT senantiasa membalas amal kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi. Dan besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak khususnya bagi para pembaca.

Bandung, Juli 2013

(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT KETERANGAN PENYERAHAN HAK EKSKLUSIF ...ii

LEMBAR PERNYATAN KEASLIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Rumusan Masalah ... 3

1.4 Pembatasan Masalah ... 3

1.5 Metode Penelitian ... 4

1.5.1 Lingkup Analisis ... 4

1.5.2 Unit Analisis ... 5

1.5.3 Karakteristik Penelitian ... 5

1.5.4 Teknik Pengumpulan Data ... 6

1.5.4.1Studi Pustaka ... 6

1.5.4.2 Studi Dekumentasi ... 6

1.5.5 Teknik Analisis Data ... 7

Tujuan Penelitian ... 7

1.6 1.7 1.7.1 Manfaat Penelitian ... 7

Manfaat Teoritis ... 7

1.7.2 Manfaat Praktis ... 8

1.7.2.1Bagi Peneliti ... 8

1.7.2.2Bagi Masyarakat ... 8

(9)

B II SEMIOTIKA ROLAND BARTHES 2.1 Tinjauan Semiotika Roland Barthes ... 10

2.1.1 Prinsip Dasar Semiotika ... 15

2.2 Tinjauan Tentang Video Klip ... 16

2.2.1 Tinjauan tentang Videografi ... 16

2.2.2 Video klip Dangdut Koplo ... 19

Video klip Dangdut Konvesional ... 19

Tinjauan Tentang Dangdut ... 20

Sejarah Dangdut ... 20

2.3.2 Jenis Musik Dangdut ... 21

BAB III VIDEO KLIP DANGDUT “SATU JA 3.1 Video Klip “Satu Jam Saja” ... 26

3.2 Tentang Zaskia ... 28

3.3 Unsur-unsur yang ada dalam Video Klip “Satu Jam Saja” ... 28

Mengkategorikan beberapa scene yang ada dalam Video Klip “Satu Jam Saja” ... 29

MBAHASAN Hasil Penelitian ... 37

4.1.1 Analisis Makna Denotatif, Konotatif, Mitos Pada Lirik Dan Visual Dalam Video Klip Satu Jam Saja ... 38

4.2 Pembahasan ... 44

5.1 Kesimpulan dan Saran ...

(10)

DAFTAR G

ab II

Gamba Gamba Gamba

Bab II

Gamba

AMBAR

B

r 2.1Peta Tanda Roland Barthes ...12 r 2.2 Signifikasi Dua Tahap Barthes ...14 r 2.3 Signifikasi Dua Tahap Barthes ...17

I

(11)

AFTAR TABEL

ab III

abel 3.3 Beberapa Potongan Gambar Kata-Kata yang Ditulis Tebal ... 23

abel 3.4 Beberapa Potongan Gambar Zaskia berinteraksi dengan Latar Cermin 24 abel 3.5 Beberapa Potongan Gambar Zaskia berinteraksi Diatas Motor ... 25

abel 3.6 Beberapa Potongan Gambar Zaskia berinteraksi dengan Seorang Laki-aki ... 26

abel 3.7 Beberapa Potongan Gambar Zaskia Sedang berinteraksi dengan Seorang aki-Laki diatas Motor ... 27

abel 3.8 Beberapa Potongan Gambar Zaskia Sedang berinteraksi Dangdut engan dua Penari Latar ... 28

abel 3.9 Salah Satu Tampilan Scene Yang Akan Diteliti ... 29

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Barthes Roland. (2010). Imaji/Musik/Teks. Yogyakarta: Jalasutra.

Effendy Heru. (2002). Mari Membuat Film: Panduan Untuk Menjadi Produser. Yogyakarta. Yayasan Panduan & Konfiden.

Effendy Heru. (2003). Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti

Kurniawan. (2001). Semiologi Roland Barthes. Magelang: Indonesia Tera.

Mitchell, W. J . Thomas. (1986). Iconology: image, text, ideology.United States of America

Mulyana Deddy. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Piliang Amir Yasraf. (2012). Semiotika Dan Hipersemiotika: Gaya, Kode, dan Matinya Makna. Bandung : Matahari

Sobur Alex. (2003). Semiotika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya Sumarno Marselli. (1996). Dasar-Dasar Apresiasi Film. Jakarta: PT.Grasindo.

Sumber Lain :

http://www.tabloidnova.com/Nova/Selebriti/Aktual/Zaskia-Gotik-Manusia

Enggak-Ada-yang-Sempurna [ 27 Mei 2013]

http://astaga.com/merasa-dibajak-pemilik-goyang-bebek-polisikan-zazkia

goyang-itik/[27 Mei 2013]

(13)

m BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940an.  Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan koplo. (anonim, 2011, para 3)

Dari tahun-ketahun musik dangdut mengalami perubahan dari segi irama dan penampilan, itu terlihat dari cara berbusana bahkan goyangan penyanyi dangdut koplo sekarang sangat menarik perhatian masyarakat. Banyak masyarakat yang berpikir bahwa penyanyi-penyanyi dangdut koplo menjadikan busana dan goyangannya sebagai andalan supaya mereka dapat lebih dikenal sehingga akan berdapak terhadap karir penyanyi-penyanyi dangut koplo itu sendiri. Akan tetapi, ketenaran penyanyi-penyanyi dangdut koplo yang seperti itu biasanya dalam karirnya tidak begitu lama, adapun ketenaran-ketenarannya dihasilkan itu didaperoleh dari sensasi-sensasi yang dilakukan oleh penyanyinya.

(14)

Ketenaran musik dangdut menjadi pusat perhatian para akademisi untuk menelitinya. Banyak sekali penelitian-penelitian yang berkaitan dengan musik dangdut dan komunitasnya.

Dalam perkembangan media komunikasi masa sekarang ini, Video klip menjadi salah satu media yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan. Di samping itu video klip juga menyajikan cerita, peristiwa, musik, pesan lagu yang ingin disampaikan dan sajian lainnya kepada masyarakat umum. Video klip sebagai salah satu jenis media massa yang menjadi saluran berbagai macam gagasan, konsep, serta dapat memunculkan dampak dari penayangannya. Ketika seseorang melihat sebuah video klip, maka pesan yang disampaikan oleh video klip tersebut secara tidak langsung akan berperan dalam pembentukan persepsi seseorang terhadap maksud pesan dalam video klip. Seorang pembuat video klip merepresentasikan ide-ide yang kemudian dikonversikan dalam sistem tanda dan lambang untuk mencapai hasil yang diharapkan.

Dengan adanya berapa penyanyi dangdut koplo sekarang ini yang dikenal lewat tariannya melalui audio visual maka penulis tertarik untuk meneliti salah satu video klip dangdut koplo yaitu video klip Zaskia dalam lagu satu jam saja untuk mewakili dari semua video klip dangdut koplo yang lain. Dan Zaskia lah yang sekarang ini banyak dibicarakan oleh masyarakat dengan “goyang itik” nya. Masyarakat menilai bahwa video klip “Satu Jam Saja” akan membawa pola pikir yang tidak baik terhadap penontonnya, karena yang diperlihatkan dalam video klip ini adalah sesuatu yang menuju kearah sensualitas. Sehingga masyarakat takut apabila video klip “Satu Jam Saja” ini dilihat oleh anak-anak, seperti interaksi-interaksi yang diperlihatkan dalam video klip tersebut.

(15)

(gesture), sikap (posture), dan ekspresi muka (facial expression)”. (Effendy, 2002, hal.29)

Video klip dangdut “Satu Jam Saja” yang dipopulerkan Zaskia, yang menceritakan gaya hidup jaman sekarang ini, terlihat dari style seorang model pria yang seperti orang korea, busana yang dipakai Zaskia, properti seperti motor sport, kacamata bahkan dari segi lirik lagu dan bahasa visual yang menceritakan gaya hidup pacaran generasi muda sekarang ini.

Rizal Mantovani, pembuat video klip “Satu Jam Saja” ini menyatakan, “video klip tersebut dibuat bukan untuk menginspirasi masyarakat melakukan tindakan yang mengandung muatan sensualitas dan pergaulan bebas, melainkan video klip tersebut dibuat untuk menggungkapkan fakta gaya hidup generasi muda saat ini yang sudah kehilangan akar budaya negerinya”.

1.2Identifikasi Masalah

Dari uraian-uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah diatas, maka peneliti mengindentifikasi masalah menjadi beberapa poin:

1. Adakah korelasi antara lirik dan visual pada video klip “Satu Jam Saja”? 2. Bagaimana video klip “Satu Jam Saja” secara tekstual lirik dan visual

dapat memberikan efek kepada pergaulan dan juga gaya hidup generasi muda sekarang?

3. Apa makna denotatif, konotatif dan mitos lirik dan visual pada video klip “Satu Jam Saja”?

1.3Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah tersebut maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut “Apa Makna yang Ingin disampaikan melalui Visual Video Klip “Satu Jam Saja”?

1.4Pembatasan Masalah

(16)

akan diambil dan dibedah maknanya secara langsung. Karena dalam video klip dangdut koplo sering menunjukan lirik atau visual yang mengarah ke sensualitas.

Maka dari itu peneliti mencoba memaparkan makna antara korelasi lirik dan bahasa visual yang ada pada video klip dangdut Zaskia yang berjudul “Satu Jam Saja” dan menarik kesimpulan tujuan yang ingin disampaikan kepada penonton, agar penonton dapat mengetahui apa yang sebenarnya ingin disampaikan didalam video klip dangdut tersebut.

1.5Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan analisis semiotik dalam semiotik terdapat makna yang denotatif dan juga terdapat makna yang konotatif.

“Dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaannya. Sesungguhnya, inilah sumbangan Barthes yang sangat berarti bagi penyempurnaan semiologi Saussure, yang berhenti pada penandaan dalam tataran denotatif" (Sobur, 2003:69).

Sehingga dalam penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan bagaimana makna denotatif, konotatif, dan mitos dalam pesan-pesan lirik dan bahasa visual serta objek-objek yang ada didalamnya.

1.5.1 Lingkup Analisis

Menurut (Yasraf Amir P, 2012, hal.215- 216) Ada 3 aspek lingkup analisis, diantaranya adalah:

• Kode, yaitu cara tertentu memilih, menyusun, dan mengkombinasikan tanda-tanda.

• Makna yang diharapkan ( bisa konfensional, kontradiktif, atau ironis) • Ekspresi atau idiom, yakni cara elemen-elemen bentuk dan tanda

(17)

1.5.2 Unit Analisis

Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian. Dalam pengertian yang lain, Unit analisis diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan fokus komponen yang diteliti. Unit analisis ini dilakukan oleh peneliti agar validitas dan reabilitas penelitian dapat terjaga.Beberapa konten yang menjadi unit analisis didalam menganalisa sebuah video klip :

a. Latar

•Latar tempat, waktu •Interaksi dengan latar

•simbol-simbol yang ditampilkankan melalui properti b. Penampilan

•cara berpakaian

•ekspresi wajah dan gerak tubuh •Tata rias

c. Captions

•peggunaan gaya bahasa •efek suara

• visualisasi yang ditampilkan

1.5.3Karakteristik Penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif dimana dalam penelitian dilakukan suatu proses pemaknaan terhadap suatu media penyampaian yaitu terhadap video klip suatu lagu, yang kemudian dari pemaknaan terhadap objek ini akan diinterpretasikan terhadap pandangan yang ada dimasyarakat mengenai video klip lagu tersebut dan juga terhadap penyanyi yang membawakan lagu tersebut.

(18)

bagaimana peneliti “menafsirkan” dan “memahami kode” (decoding) dibalik Visual dan teks tersebut.

Pada skripsi ini penulis menggunakan metode semiotika sebagai metode penelitian, karena metode semiotik sangat penting untuk mejawab beberapa pertanyaan yang medasar berkenaan dengan makna. Bagaimana makna diangkat oleh media tayang maupun oleh penerima pesan. Secara sederhana simiotik digunakan untuk menjawab pertanyaan bagaimana suatu video klip musik dapat mempunyai makna tersendiri.

1.5.4Teknik Pengumpulan Data

1.5.4.1Studi Pustaka

Mencari dan mengumpulkan tulisan, buku, serta informasi lainnya tentang analisis semiotik, dan informasi seputar video klip Satu Jam Saja yang menceritakan tentang gaya hidup yang bermuatan pesan-pesan. Studi kepustakaan ini dilakukan untuk memperoleh data sebagai analisa pada sebuah wacana media video klip.

1.5.4.2 Studi Dokumentasi

Mengamati video klip Satu Jam Saja dan juga diteliti, Data yang diperoleh, makna pesan video klip, kode, dan tanda yang terdapat dalam vieo klip akan diamati dengan cara mengidentifikasikan tanda-tanda yang terdapat dalam lirik dan bahasa visual. Hal ini dilakukan untuk mengetahui makna-makna yang dikonstruksi di dalam video klip tersebut, baik makna denotatif maupun konotatif. untuk memperoleh data primer melalui studi dokumentasi, video klip terlebih dahulu akan dipisahkan sesuai dengan apa yang akan peneliti teliti.

(19)

mengungkap kode-kode apa saja yang digunakan pembuat video klip untuk dapat memunculkan makna yang diharapkan yang dapat diterima oleh khalayak sesuai dengan idiologi yang digunakannya.

1.5.5 Teknik Analisis Data

Setelah memperoleh data penelitian, maka hal yang dilakukan selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan scene yang menjadi objek penelitian dengan mengmotong dari keseluruhan video klip dan meilih apa yang menjadi pokok pikiran di setiap scene nya.

2. Menganalisis sesuai apa yang menjadi tujuan penelitian dengan menganalisis beberapa bagian video klip (scene) yang sesuai dengan apa yang peneliti akan analisis dengan menggunakan teori semiotika Barthes.

1.6Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui korelasi antara lirik dan visual pada video klip “Satu Jam Saja”

2. Untuk mengetahui secara tekstual lirik dan visual pada video klip “Satu Jam Saja” dapat memberikan efek kepada pergaulan dan juga gaya hidup generasi muda sekarang

3. Untuk mengetahui makna denotatif, konotatif, dan mitos lirik dan visual dalam vido klip “Satu Jam Saja”

1.7Manfaat Penelitian

1.7.1Manfaat Teoritis

(20)

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memberikan gambaran yang berguna sebagai referensi bagi mahasiswa kedepanya dalam membedah sebuah tanda dan menjadis sebuah makna.

1.7.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Peneliti mengharapkan penelitian ini untuk melatih diri peneliti dalam menganalisis tentang apa saja tanda dan makna yang ditampilkan dalam sebuah Video klip khusunya makna objek-objek yang ada dalam video klip “Satu Jam Saja” dengan analisis semiotik.

2. Bagi Masyarakat

Memberikan kontribusi kepada masyarakat dalam bentuk tulisan ilmiah yang dapat dikembangkan lebih baik lagi. Selain itu juga memberikan wawasan kepada para pembaca terhadap baik atau buruknya gaya hidup yang dilihatkan dalam video klip “Satu Jam Saja”

1.8Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan penelitian ini dimana antara bab satu dengan bab yang lainnya merupakan satu kesatuan untuk memudahkan penelitian sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bab yang menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, metode penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan.

BAB II SEMIOTIKA ROLAND BARTHES & DANGDUT KOPLO

(21)

BAB III VIDEO KLIP DANGDUT KOPLO “SATU JAM SAJA”

Bab ini menguraikan data-data dari objek yang akan diteliti baik data primer maupun sekunder.

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH

Bab ini berisi tentang uraian pembahasan permasalahan dari objek penelitian dengan menggunakan landasan teori serta metode penelitian tertentu

BAB V KESIMPULAN

Merupakan bab yang menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian.

(22)

BAB II

SEMIOTIKA ROLAND BARTHES, VIDEO KLIP DAN DANGDUT

KOPLO

2.1 Tinjauan Semiotika Roland Barthes

Roland Barthes merupakan seorang pemikir strukturalis yang mempraktikan model linguistik dan semiologi Saussurean. Barthes juga dikenal sebagai intelektual dan kritikus sastra Prancis yang ternama, eksponen penerapan strukturalisme dan semiotika pada studi sastra (Sobur, 2003, hal.63).

Menurut Barthes dalam gambar, konotasi dapat dibedakan dari denotasi. Denotasi adalah apa yang terdapat digambar, konotasi adalah bagaimana gambar itu diambil.

“Semiotika adalah suatu ilmu atau metoda analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang dipakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah–tengah manusia dan bersama–sama manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal–hal (things). Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukan denga mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti memaknai objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda”. (Barthes, 1998, hal.179, Kurniawan, 2001,hal.53)

(23)

1. Signifier (penanda)

2. Signified (petanda)

3. Denotative sign (tanda denotative)

6. CONNOTATIVE SIGN (TANDA KONOTATIF)

Gambar 2.1

Peta Tanda Roland Barthes

Sumber.Paul Cobley & litza jansz. 1999. Dalam Sobur, 2003:69

Dari peta Barthes di atas terlihat bahwa tanda denotatif (3) terdiri atas penanda (1) dan petanda (2).Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda denotatif adalah juga penanda konotatif (4). Dengan kata lain, hal tersebut merupakan unsur material: hanya saja kalau jika kita mengenal tanda ”singa”, barulah konotasi seperti harga diri, kegarangan, dan keberanian menjadi mungkin (Colbey dan Janzs, 1999 dalam Sobur 2003, hal.69).

Jadi, dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekadar memiliki makna tambahan, namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaannya.Sesungguhnya, inilah sumbangan Barthes sangat berarti bagi penyempurnaan semiologi Saussure, yang berhenti pada penandaan dalam tataran denotatif (Sobur, 200, hal.369)

(24)

ketertutupan makna dan dengan demikian sensor atau represi politis. Sebagai reaksi yang paling ekstrem melawan keharfiahan denotasi yang bersifat opersif (Budiman, dalam Sobur, 2003:70-71).

Pemetaan perlu dilakukan pada tahap – tahap konotasi. Tahapan konotasi pun dibagi menjadi 2. Tahap pertama memiliki 3 bagian, yaitu : Efek tiruan, sikap (pose), dan objek. Sedangkan 3 tahap terakhir adalah :Fotogenia, estetisme, dan sintaksis.

Barthes tidak sebatas itu memahami proses penandaan, tetapi dia juga melihat aspek lain dari penandaan, yaitu mitos (myth) yang menandai suatu masyarakat. Mitos (atau mitologi) sebenarnya merupakan istilah lain yang dipergunakan oleh Barthes untuk idiologi. Mitologi ini merupakan level tertinggi dalam penelitian sebuah teks, dan merupakan rangkaian mitos yang hidup dalam sebuah kebudayaan. Mitos merupakan hal yang penting karena tidak hanya berfungsi sebagai pernyataan (charter) bagi kelompok yang menyatakan, tetapi merupakan kunci pembuka bagaimana pikiran manusia dalam sebuah kebudayaan bekerja.

Mitos ini tidak dipahami sebagaimana pengertian klasiknya, tetapi lebih diletakkan pada proses penandaan ini sendiri, artinya, mitos berada dalam diskursus semiologinya tersebut. Menurut Barthes mitos berada pada tingkat kedua penandaan, jadi setelah terbentuk system tanda-penanda-petanda, maka tanda tersebut akan menjadi penanda baru yang kemudian memiliki petanda kedua dan membentuk tanda baru. Konstruksi penandaan pertama adalah bahasa, sedang konstruksi penandaan kedua merupakan mitos, dan konstruksi penandaan tingkat kedua ini dipahami oleh Barthes sebagai metabahasa (metalanguage). Perspektif Barthes tentang mitos ini menjadi salah satu ciri.

Khas semiologinya yang membuka ranah baru semiologi, yakni penggalian lebih jauh penandaan untuk mencapai mitos yang bekerja dalam realitas keseharian masyarakat (Kurniawan, 2001, hal.22-23).

(25)

Gambar 2.2

Signifikasi Dua Tahap Barthes

Sumber: John Fiske, Introduction to Communication Studies, 1990, hlm.88.dalam (Sobur, 2001:12)

Konotasi dalam kerangka Barthes identik dengan operasi ideologi, yang disebutnya sebagai “mitos” dan berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu (Budiman, 1999, hal.22 dalam Sobur, 2003, hal.71)

(26)

Selain itu Roland Barthes juga melihat makna yang lebih dalam tingkatannya, akan tetapi lebih bersifat konvensional, yaitu makna-makna yang berkaitan dengan mitos, Mitos dalam pemahaman semiotika Barthes adalah pengkodean makna dan nilai-nilai sosial yang sebenarnya (arbiter atau konotatif) sebagi sesuatu yang dianggap alamiah. Berbagai tingkatan pertandaan ini sangat penting dalam penelitian desain, oleh karena itu dapat digunakan sebagi model dalam membongkar berbagai makna desain (ikalan, film, video klip, produk, interior, fashion) yang berkaitan secara implisit dengan nilai-nilai ideologi, budaya, moral, spiritual. Tingkatan tanda dan makna Barthes ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.3

Tanda Æ Denotasi Æ Konotatif (kode) Æ Mitos

Tingkatan Tanda Roland Barthes Sumber : Yasraf Amir Piliang (2012)

Didalam konteks struktualisme bahasa, tanda tidak dapat dilihat hanya secara individu, akan tetapi dalam relasi dan kombinasinya dengan tanda-tanda lainnya didalam sebuah sistem. Cara pengkombinasian tanda biasanya dilandasi oleh kode tertentu yang berlaku dilalam sebuah objek. Kode adalah seperangkat aturan atau konvensi bersama yang didalamnya tanda-tanda dapat dikombinasikan, sehingga kemungkian pesan dikomunikasikan dari seseorang ke orang lain.

Kode menurut Umberto Eco didalam A Theory Of Semiotics, adalah “aturan yang menghasilkan tanda-tanda sebagai penampilan kongkritnya didalam hubungan komunikasi”. Implisit dalam penegertian kode tersebut diatasa adalah adanya kesepakatan sosial diantara masyarakat tentang kombinasi seperangkat tanda dan maknanya. (Yasraf Amir piliang, 2012, h. 302)

Berdasarkan aksis tanda yang di kembangkan diatas, Rolan Bhartes mengembangkan sebuah model relasi antara apa yang disebutnya sistem, yaitu pembendaharaan tanda (kata, visual, gambar, benda) dan sintagma, yaitu pegembangan tanda berdasarkan aturan main tertentu.

(27)

bahasa desain, yang mulai dapat dipetakan struktur dibalik berbagai sistem desain, seperti sistem fashion, sistem film, sistem video, sistem fotografi, sistem furniture, sistem arsitektur, sistem iklan dan seterusnya. (Yasraf Amir Piliang,2012, h.303)

Secara konvensional cenderung diasosiasikan dengan keinginan untuk menelaah makna konteks dan suatu pendekatan holistik terhadap fenomena. Sering metode semiotika ini dilawankan dengan metode hipersemiotika yang menawarkan upaya-upaya terbatas untuk mengukur perilaku manusia dan proses kognitif mereka, yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.

Pada tradisi penelitian semiotika, proses penelitian dan ilmu pengetahuan tidak sesederhana apa yang terjadi pada penelitian semiotika, karena sebelum hasil-hasil peneltian semiotika memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan tahapan penelitian semiotika melampaui berbagai tahapan berpikir krisis-ilmiah, yang mana seorang peneliti memulai berpikir secara induktif, yaitu menangkap berbagai tanda-tanda atau kode-kode sosial melalui pengamatan dalam visual, kemudian menganalisanya dan kemudian berupaya melakukan teorisasi berdasarkan apa yang diamati itu.

2.1.1 Prinsip Dasar Semiotika

• Enam prinsip dasar dalam semiotika : 1. Prinsip struktural

Tanda dilihat sebagai sebuah kesatuan antara sesuatu yang bersifat material dan konseptual. Yang menjadi fokus penelitian adalah relasi antara unsur-unsur tersebut, karena dari relasi tersebut akan menghasilkan makna.

2. Prinsip kesatuan

Sebuah tanda merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara bidang penanda yang bersifat konkrit

3. Prinsip konvensional

Reaksi antara penanda dan petanda sangat tergantung pada apa yang disebut konvensi, yaitu kesepakatan sosial tentang bahasa (tanda dan makna) di antara komunitas bahasa.

(28)

Tanda dipandang sebagai sebuah sistem yang tetap di dalam konteks waktu yang dianggap konstan, stabil dan tidak berubah.

5. Prinsip representasi

Tanda merepresentasikan suatu realitas yang menjadi rujukan atau referensinya.

6. Prinsip kontinuitas

Relasi antara sistem tanda dan penggunanya secara sosial dipandang sebagaia sebuah continum, mengacu pada struktur yang tidak pernah berubah

2.2 Tinjauan Tentang Video Klip

Video klip merupakan salah satu bentuk media massa. Media massa secara umum memiliki fungsi sebagai penyalur informasi, pendidikan, dan hiburan. Video merupakan media audio visual yang sangat menarik karena sifatnya yang banyak menghibur khalayak oleh alur ceritanya. Dengan pasar yang ada sekarang, mulailah banyak orang–orang yang membuat rumah produksi (production house) untuk memproduksi lagu-lagunya lewat video klip yang menarik serta tumbuh sineas–sineas muda yang mampu membuat karya video klip yang menarik.

Melalui bahasa yang diucapkan kita dapat menungkapkan isi hati, gagasan, data, fakta dan kita mengadakan kontak dan hubungan dengan orang lain. Demikian halnya dengan video klip yang juga menghasilkan bahasa. Melalui gambar-gambar yang disajikan di layar dapat langsung memberikan pesan yang jelas, video klip mengungkapkan maksudnya, menyampaikan fakta dan mengajak penonton agar mengerti, apa yang ingin disampaikan oleh lagunya.

2.2.1 Tinjauan Videografi

(29)

Efek gambar yang terjadi adalah objek tampak tidak jelas, sementara background tampak terang benderang. Semakin cahaya di belakang objek terang maka semakin tidak jelas gambar objek.

Teknik ini biasanya dilakukan untuk melindungi wajah objek sebenarnya. tapi kegunaannya berbeda antara satu dengan lainnya.

a. Zoom In/ Zoom Out : kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan tombol zooming yang ada di kamera.

b. Panning: gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod. c. Tilting : gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera

mendongak dan tilt down jika kamera mengangguk.

d. Dolly : kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh.

e. Follow : gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak f. Crane shot: gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane.

g. Fading : pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar muncul dan fade out jika gambar menghilang serta cross fade jika gambar 1 dan 2 saling menggantikan secara bersamaan.

h. Framing : objek berada dalam framing Shot. Frame In jika memasuki bingkai dan frame out jika keluar bingkai. Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak. Objek bergerak sejajar dengan kamera.

i. Walk In : Objek bergerak mendekati kamera. Walk Away Objek bergerak menjauhi kamera.

Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik.

(30)

b. Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek. c. Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di

dalam ruangan.

d. Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut.

e. Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera.

f. Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah

g. The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan. h. Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari

objek satu ke objek lain secara cepat.

i. Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik.

j. Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang.

k. Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu.

l. Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap.

2.2.2Video klip Dangdut Koplo

(31)

mengenal. Video klip dangdut koplo sangatlah berbeda dibandingkan dengan vodeo klip dangdut konvesional, video klip dangdut koplo dari segi irama dan gerak tubuh sangat ditonjolkan, terlihat dari beberapa video klip dangdut koplo yang ada sekarang ini dikemas dengan gerakan-gerakan tubuh yang lincah. Sehingga orang yang melihat dan mendengarkannya terbawa suasana irama dan gerakan tubuh yang dibawakan, tapi terkandang video dangdut koplo sering tidak sesuai dari tema lagu yang dibawakan dengan apa yang ada dalam cerita video klip dangdut itu sendiri. Seperti halnya dari lirik yang dinyanyikan dengan mimik muka, dari lirik yang dinyanyikan dengan gerak tubuh, dan tempat yang digunakan dalam video klip dangdut koplo biasanya hanya didalam studio.

Sehingga sebagian masyarakat menilai video klip dangdut koplo hanya menjual atau mempromosikan tubuh penyanyi itu sendiri dibandingkan lagu yang dinyanyikan.

2.2.3 Video Klip Dangdut Konvesional

(32)

2.3 Tinjauan Tentang Dangdut

2.3.1 Sejarah Dangdut

Istilah dangdut dikenal pada tahun 1970-an. Kata dangdut diindikasikan sangat kuat berasal dari bunyi kendang khas yang umum digunakan dalam pertunjukan dangdut, yakni semacam tabla (gendang India). Gendang tersebut bisa menghasilkan bunyi yang unik yaitu nduut. Musik dangdut cepat populer di masyarakat Indonesia, karena suara gendang dalam musik tersebut mirip dengan suara gendang atau kendang asli Indonesia.

Dalam perkembangannya alat musik gendang juga mengalami perubahan disana sini, baik bentuk maupun bahannya. Alat musik ini adalah komponen utama yang sangat diperlukan dalam dangdut adalah sebuah gendang ganda (double drum) yang menyerupai bongo dan berbunyi seperti tabla, inilah satu-satunya drum yang dipakai dalam ansambel dangdut. Salah satu rhythm karakteristik kendang ini adalah bunyi satu ketukan lemah dengan nada agak rendah jatuh saat sebelum ketukan pertama, lalu disusul dengan nada yang lebih tinggi dan berat jatuh tepat pada ketukan kuat. Ritme ini dapat ditiru secara silabis dang-dut-dang-dut sehingga masuk akal jika dinyatakan sebagai asal mula dan julukan genre musik lain. Jadi sebutan dangdut atau ndangdut sesungguhnya juga menirukan efek suara anamatophe yang dihasilkan dari salah satu instrumen perkusi gendang, konga/ ketipung dan lain-lain. Dutt melebih-lebihkan dengan teknik glissando atau menggelincirkan. Secara umum karakter khusus lagu dangdut terletak dalam penampilan teknik permainan dan aransemennya.

(33)

Pembuatan Sebuah Janji, yang gambarnya diambil di Gunung Bromo, Jawa Timur,

Melihat kecenderungan bermusik dangdut di era tahun 2000 yang dapat dipantau dari berbagai suguhan stasiun televisi ini, paling tidak tetap menyisakan berbagai prediksi bagi eksistensi musik dangdut di kemudian hari.

Pertama, hal ini menandakan musik dangdut semakin menancapkan kukunya sebagai musik milik seluruh bangsa Indonesia.

Kedua justru sebaliknya, bisa jadi publik pencinta musik menjadi semakin jenuh dengan suguhan musik dangdut diberbagai stasiun televisi tersebut. Hal tersebut disebabkan acara dangdut ditelevisi cenderung seragam dan monoton dalam penyajiannya. Mengeksploitasi hal-hal elementer seperti goyang saja–, tidak mencipta bentuk baru yang memperkaya pengalaman artistik maupun pengalaman estetis para musisi dangdut dan biduannya.

 

2.3.2 Jenis Musik Dangdut

Dangdut berasal dari suara alat musik gendang yang merupakan ciri khas jenis musik ini yang berbunyi “dang” dan “dut”.Dangdut berkembang dari akar musik Melayu sekitar tahun 1940 yang kemudian tersentuh unsur musik India dan Arab.Dalam perkembangannya, musik dangdut terbuka untuk menerima pengaruh dari jenis musik lain, seperti Keroncong, Rock, Pop, House Music, Rap, bahkan R„n B.

Berikut ini beberapa jenis musik dangdut yang berkembang di Indonesia, diantaranya adalah :

Rock Dangdut

(34)

mampu sejajar dengan musik rock yang ada dalam negeri, baik itu rock dari luar maupun dari dalam.

Dangdut Reggae, Rap-Dut, Dangdut Mandarin, dan Cha-Dut

Sekitar 90-an, Indonesia kembali dilanda musik dari luar negeri yakni Reggae, Hip Hop, dan Mandarin. Dan sekali lagi, dangdut menunjukkan kefleksibelannya dengan melebur aliran-aliran musik baru tersebut tanpa menghilangkan unsur asli musik dangdut. Muncullah Rama Aiphama, dengan dandanan nyentrik khas Reggae yang booming dengan lagu Fatwa Pujangga yang merupakan lagu Melayu yang didaur ulang dengan sentuhan Reggae. Selain Rama Aiphama, muncul pula nama Farid Harja yang booming dengan lagunya Ini Rindu dan Ayam. Ada pula Yopie Latul dengan hitsnya Simalakama. Kemudian Abiem Ngesti, Pangeran dangdut yang booming dengan lagu “Gadis Baliku” yang memasukkan unsur Rap dalam lagunya.

Ada juga Anis Marsela dan Merry Andani yang mengusung unsur Mandarin dalam lagu dangdut yang dinyanyikan, seperti “Yang Sayang”, yang dinyanyikan oleh Anis Marsela atau “Dinding Pemisah”. Ditahun-tahun inilah, musik dangdut mengalami banyak sekali pengaruh unsur luar, beberapa seniman bahkan ada yang memasukkan unsur Cha-Cha, sehingga muncul aliran dangdut Cha-Cha atau Cha-Dut. Selain itu, muncul pula nama Fazal Dath yang menciptakan lagu-lagu dangdut yang bercampur unsur India modern dengan hitsnya “Aku Bukan Hidangan” yang dinyanyikan Hetty Soendjaya. Ada pula Fahmi Shahab dengan hitsnya “Kopi Dangdut” yang mana unsur Arab banyak mendominasi dalam lagu ini.

Dangdut Etnik

(35)

memasukkan unsur etnik Madura dalam lagunya yang berjudul Sapu “Tangan Merah”.

Dalam bukunya, Andrew N. Weintraub bertanya kepada Ukat S, seorang pencipta lagu dan penata musik yang sangat produktif, mengenai kecenderungan pasar mutakhir diblantika musik dangdut, beliau menjawab dengan memakai istilah “dangdut etnik” untuk menunjuk dangdut bernuansa etnik Indonesia. Dangdut etnik dibedakannya dari “dangdut murni” dan “dangdut biasa” yang ironisnya, berbasis musik film India dan berwarna India. Menurut Ukat, penekanan pada ciri-ciri musikal kedaerahan Indonesia, dan bukan India, mengokohkan status dangdut sebagai “musik nusantara”. (Weintraub, 2012:234)

Sesudah jatuhnya Soeharto, dangdut etnik atau dangdut daerah menggenangi kancah musik lokal dibanyak belahan negeri ini. Dinyanyikan dalam bahasa daerah dan dipasarkan kepada komunitas etnik tertentu, aliran-aliran ini berkembang antara lain, Sumatra Barat (saluang dangdut Minang), Jawa Barat (pong-dut Sunda), Cirebon (tarling Cirebon), Jawa Timur (koplo Jawa) dan Banjarmasin (dangdut Banjar). Dangdut yang semula diasosiasikan dengan Melayu dan India pada 1970-an, dan kemudian dimaknai ulang sebagai musik “nasional” pada 1980-an dan 1990-an, berkembang menjadi sesuatu yang “etnik” dan “regional” pada era 2000-an.

Pong Dut (Jaipong Dangdut)

(36)

dengan namanya, Pongdut merupakan pengembangan dari musik dangdut dengan sentuhan etnik Sunda atau Jawa Barat yang identik dengan suara gendang Sunda atau Jaipongan. Musik ini berkembang pada era 2000-an, dan menjadi populer dimasyarakat bukan saja diJawa Barat khususnya kota Bandung namun telah populer dikalangan pecinta musik dangdut di seluruh nusantara. Ini dikarenakan oleh publisitas yang dilakukan para pelakonnya tidak sekadar didaerah saja namun telah menasional melalui berbagai macam media seperti media televisi dan penyebaran kaset maupun VCD.

Bukan hanya dangdut koplo yang sering dimainkan dalam setiap acara hiburan dangdut, pongdut pun demikian. Diberbagai kesempatan pongdut mengisi hiburan masyarakat khususnya kota Bandung yang memang melekat etnik Sunda antara penggemar dan musik tersebut. Sehingga dengan demikian, adanya musik pongdut ini menjadikan musik dangdut kaya akan keanekaragaman alirandi dalam musik dangdut itu sendiri. Contoh artis dari musik Pong-Dut ini adalah Anita Kemang dengan hitsnya yang berjudul “Nalangsa”

Dangdut Koplo

Memasuki akhir 90-an, musik dangdut kembali merambah jenis aliran musik yang lain, yakni disco. Muncullah Disco dangdut yang mengusung nama Ade Irma dengan hitsnya Kumbang-Kumbang, Ratna Anjani dengan hitsnya Padang Bulan yang sebelumnya pernah juga mencetak hits dan dibawakan oleh Ikke Nurjannah.

Dihebohkan dengan munculnya Inul Daratista, penyanyi asal Pasuruan, yang kontroversi dengan goyang ngebornya. Dalam lagu yang dibawakan, musik dangdutnya diaransemen sedemikian rupa dengan variasi gendang yang tidak hanya berbunyi dang dan dut serta cenderung dengan beat cepat. Munculah nama Dangdut Koplo karena membuat setiap yang mendengar beatnya ingin bergoyang gila-gilaan.

(37)

dengan aransemen dangdut koplo yang nyatanya menarik minat masayarakat untuk ikut bergoyang mengikuti beat lagunya hingga saat ini.

Dangdut koplo sendiri adalah subgenre dari musik dangdut, dilihat dari komposisi ritme musiknya, dangdut koplo biasanya beat’nya lebih cepat bila dibandingkan dengan lagu dangdut konvensional. dangdut koplo diyakini mulai perkembang dipesisir pantai utara pulau jawa. pantura merupakan sentra perdagangan, perikanan maupun pelayaran antar pulau yang cukup sibuk, dengan aktivitasnya masyarakatatnya yang cukup padat tentu membutuhkan sebuah hiburan rakyat yang murah.

Berangkat dari alasan itulah lahir bermacam-macam Orkes melayu (OM) yang kita kenal sampai sekarang ini seperti OM Palapa, OM Monata, Sera, Mahkota, Mutiara dan RGS. Kehadiran orkes-orkes melayu inipun langsung mendapat tanggapan yang hangat dari masyarakt pantura, bagi masyarkat pantura menggelar hajatan seperti perkawinan, khitanan, peringatan hari besar tanpa menyewa Orkes melayu sperti sayur tanpa garam, serasa ada yang kurang lengkap.

(38)

BAB III

VIDEO KLIP DANGDUT “SATU JAM SAJA”  

3.1 Video Klip Dangdut Satu Jam saja

Video klip “satu jam saja” ini disutradarai oleh Rizal Mantovani, Rizal Mantovani sudah menyutradai beberapa artis dan group band dalam pembuatan video klip. Beberapa artis yang disutradarai Rizal dalam pembuatan video klipnya antara lain adalah :

• Zaskia Shinta • Julia Peres • Peterpan • Wali • Nidji

Video klip “satu jam saja” yang dinyanyikan Zaskia diliris bulan oktober 2011 oleh Indie Big Nagaswara. Video klip “Satu Jam Saja” populer ketika masyarakat melihat adanya penyanyi dangdut yang membawakan tariannya dengan unik yaitu Zaskia dimana penyanyi dangdut ini ketika bernyanyi selalu menggoyangkan pinggulnya seperti itik yang sedang berjalan, sehingga goyangan yang dibawkan Zaskia dinamakan goyang itik. Disanalah awal kepopuleran Zaskia dan video klipnya.

Video klip “Satu Jam Saja” awal dipublikasikan melalui CD dan media internet (youtube) sehingga masyarakat dengan mudah dapat melihat tayangan video klip ini. Sedangkan dalam media televisi, video klip “Satu Jam Saja” ini jarang ditayangkan, mungkin akan terjadi adanya pro dan kontra. Karena dalam video klip “Satu Jam Saja” ini banyak unsur yang menuju kearah Sensualitas.

(39)
(40)

   

gaya hidup dalam pergaulan dilihatkan dari latar pengambilan tempat yang seolah-olah berada dalam suatu tempat hiburan malam, hal ini yang selalu dilakukan generasi muda sekarang dalam bergaul. Ini terlihat dari potongan gambar scene ke- 3, scene ke- 4 dan scene 7.

2. Gaya Hidup Dalam Berpacaran

Gaya hidup dalam berpacaran sekarang ini sering terlihat dimana dua orang keksasih sudah tidak merasa malu memperlihatkan kemesraannya didepan khalayak umum, seperti melakukan ciuman, berpelukan satu sama lain, berpegangan tangan. Gaya hidup berpacaran seperti ini sudah dianggap biasa oleh generasi muda sekarang. Seperti yang terlihat dalam lirik Satu Jam Saja

Satu jam saja Satu jam saja

Aku sayang jantungku deg-degan Waktu kamu peluk diriku

Aku sayang badanku gemetaran Waktu kamu kecup keningku

Satu jam saja bercumbu denganmu Satu jam saja ku dimanjakanmu Satu jam saja ku bercumbu rayu Satu jam saja bercinta denganmu

Aku disentuhnya, aku dibuainya Aku diciumnya, aku dipeluknya Aku dicumbunya, aku dirayunya

Satu jam saja oh mesranya

3.4 Mengkategorikan Beberapa Scene dalam Video Klip “Satu Jam Saja”

(41)

   

Sebelum diteliti makna-maknanya video klip Satu Jam Saja ini akan dikategorikan terlebih dahulu menjadibeberapa ketegori. Karena dalam sebuah video klip sering terlihat scene yang diulang atau terlihat keserupaan adegan pada timeline selanjutnya sehingga akan mempunyai makna yang sama. Kemudian dalam beberapa kategori akan diambil salah satu scene, dan tiap scene akan dianalisa maknanya.

Tabel 3.3

Beberapa Potongan Gambar Kata-Kata Yang Ditulis Tebal

(Sumber :Peneliti 2013) KATEGORI 1

(42)

   

Tabel 3.4

Beberapa Potongan Gambar Zaskia berinteraksi dengan Latar Cermin

(Sumber :Peneliti 2013) KATEGORI 2

Potongan Gambar 1 Potongan Gambar 2

(43)

   

Tabel 3.5

Beberapa Potongan Gambar Zaskia berinteraksi dengan Sebuah Motor

(Sumber :Peneliti 2013) KATEGORI 3

Potongan Gambar 1 Potongan Gambar 2

(44)

   

Tabel 3.6

Beberapa Potongan Gambar

Zaskia berinteraksi dengan Seorang Laki-Laki

(Sumber :Peneliti 2013) KATEGORI 4

Potongan Gambar 1 Potongan Gambar 2

(45)

   

Tabel 3.7

Beberapa Potongan Gambar

Zaskia berinteraksi dengan Seorang Laki-Laki diatas Motor

(Sumber :Peneliti 2013) KATEGORI 5

Potongan Gambar 1 Potongan Gambar 2

(46)

   

Tabel 3.8

Beberapa Potongan Gambar

Zaskia berinteraksi dengan Dua penari latar.

(Sumber :Peneliti 2013)

KATEGORI 6

Potongan Gambar 1 Potongan Gambar 2

(47)

   

Tabel 3.9

Salah Satu Tampilan scene video klip Satu Jam Saja

Yang Akan Diteliti 

TIMELINE POTONGAN

GAMBAR

AUDIO / LIRIK

scene ke 1 Pada durasi gambar 00.51” - 00.53”

“Aku sayang badanku gemetaran”

Scene ke 2 Pada durasi gambar 00.58”

“Waktu kamu kecup keningku”

Scene ke 3 Pada durasi

(48)

   

(Sumber:Peneliti 2013) Scene ke 4

Pada durasi

gambar 01.20” “Aku dicumbunya”

scene ke 5 Pada durasi gambar 02.09”

“Aku dirayunya”

Scene ke 6 Pada durasi gambar 03.09

       

(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN  

Bab ini menguraikan berbagai hal mengenai hasil dan pembahasan dari penelitian berupa analisis Semiotika “Bagaimana Representasi Makna Lirik Dan Bahasa Visual Dalam Video Klip “Satu Jam Saja?”. Hasil dari penelitian ini diperoleh melalui proses analisis terhadap scenelalu diambil gambar yang ada pada video klip Satu Jam Saja, kemudian mendeskripsikannya ke dalam suatu bentuk analisis yang tersistematis. Bab ini mengacu kepada identifikasi masalah penelitian yang sebelumnya telah dirumuskan mengenai analisis semiotika dalam video klipSatu Jam Saja dan potongan scenesebagai inti penelitian.Yaitu dengan menggunakan metode analisis semiotika, yang merupakan bagian dari metode analisis data dalam penelitian kualitatif.

Untuk itu, peneliti memfokuskan penelitian ini mengenai apa saja yang menjadi hal–hal diatas yang terdapat dalam scenepada video klip “Satu Jam Saja” yang berkaitan dengan lirik dan visual yang berpengaruh terhadap gaya hidup. maka dari itu peneliti menggunakan model Barthes sebagai teori pendukung dalam menganalisis Semiotik mengenai makna lirik dan bahasa visual dalam video klip “Satu Jam Saja”.

Terdapat beberapa sceneyang akan di analisis dari video klip Satu Sajam Saja inidengan konsepsi pemikiran Barthes. Semiotik yang yang dikaji oleh Barthes antara lain membahas apa yang menjadi makna denotatif dalam suatu objek, apayang menjadi makna konotatif dalam suatu objek, juga apa yang menjadi mitos/ideologi dalam suatu objek yang kita teliti.

Denotatif adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, atau antara tanda dan rujukannya pada realitas yang menghasilkan makna yang, langsung dan pasti. Makna denotatif dalam hal ini adalah makna pada apa yang tampak.

(50)

klipyang meliputi orang, benda, warna, dan gerak.Tanda-tanda tersebut dianalisis berdasarkan kaidah semiotika yang mencakup tanda, makna, dan pesan.

Mitos/Ideologi adalah Hasil dari penelitian ini merupakan bentuk konkret tentang analisis semiotika dalam video klip Satu Jama Saja pada masayarakat saat video klip itu diperliahatkan. Pada bab ini akan dibahas mengenai hubungan kebudayaan yang dipadukan dengan adegan dan mendeskripsikannya.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Makna Denotatif, Konotatif, Mitos Pada Lirik Dan Visual

Dalam Video Klip Satu Jam Saja

A. Tabel 4.1 Deskripsi Scene-1

TIMELINE VIDEO AUDIO/ LIRIK

Scene ke 1

Pada durasi

gambar 00.51” –

00.53”

“aku sayang badan ku gemetaran”

(51)

a.Makna Denotatif

scenepertama, makna denotatifdiawali dengan kata-kata yang ditulisan tebaldalam visual “Badanku Gemeteran” memberikan makna yaitu memperjelas lirik yang dinyanyikan.Badan mempunyai arti bagian tubuh kecuali anggota dan kepala, ku adalah kata ganti orang yang berati aku atau saya, dan gemeteran mempunyai arti menggigil atau getaran tubuh secara tidak disengaja.

b.Makna Konotatif

Makna konotatif yang terlihat dalam scene ini adalah bahwa tulisan tebal “badanku gemeteran” memberikan makna lain yaitu ketika dilihat dari lirik selanjutnya “waktu kamu kecup keningku” jadi ketika seseorang keningnya dikecup oleh pasangannya maka akan merasakan gemetaran

c.Makna Mitos

Dalam sceneini terdapat mitos bahwa sebuah kata-kata yang ditulis tebal memberikan makna mempertegasrasa dikecup.

B. Tabel 4.2 Deskripsi Scene-2

TIMELINE VIDEO AUDIO/ LIRIK

scene ke 2

Pada durasi

gambar 00.58”

“Waktu kamu kecup keningku”

(sumber: peneliti 2013)

a. Makna Denotatif

(52)

memberikan sebuah isyarat.Dan cerminyang berfungsi untuk melihat visualisasi dari berbagai arah.

b.Makna Konotatif

Dalam scenekedua terdapat objek yang menjadi penanda yang terdapat dalam kelanjutan video klip yang menjadi sebuah kesatuan sceneyaitu “gerakan tangan yang diangkat keatas sambil menempelkan jarinya ke kening. memberikan isyrat bahwa wanita tersebut keningnya telah dikecup, dan dalam scene ini, lirik “waktu kamu kecup keningku” yang semakin mempertegas makna yang ada dalam lirik, dan cermin berfungsi agar kemolekan tubuhnya dapat diperlihatkan, itu terlihat dari posisi Zaskia membelakangi cermin dan terlihat dari rambutnya yang diikat.

c.Makna Mitos

Makna mitos yang terlihat dalam scene ini adalah seorang wanita yang pandai menari dengan kelentikan dan kegemulaian tangannya.

C. Tabel 4.3 Deskripsi Scene-3

TIMELINE VIDEO AUDIO/ LIRIK

Scene ke 3

Pada durasi

gambar 02.05”

“Aku Disentuhnya”

(53)

a. Makna Denotatif

sceneketiga, makna denotatif yang terlihat adalah seorang perempuan memakai baju berwana merah, sepatu boot, dan kaca mata yang berbaring diatas motor sport, dan motor sport yang berarti alat transportasi seorang laki-laki.

b.Makna Konotatif

Makna konotatif yang terlihat dalam scene ini adalah bahwa Zaskia ingin memperlihatkan lekukan tubuhnya, ini terlihat cara berpose diatas motor, karena tubuhnya mengikuti lekukan motor, seperti kaki kanannya yang dinjakan diatas jok belakang, bagian pinggul diposisikan dilekukan jok depan dan punggung diposisikan diatas tanki bensin agar tubuh bagian atas terlihat menonjol, sedangkan stang motor dipakai untuk menyanggah kepala. Dalam scene ini terlihat bahwa sang sutradara ingin menyampaikan kesan kearah sensualitas.

c.Makna Mitos

Dalam scene ini mitos yang dapat dilihat bahwa seorang perempuan ketika berbaring diatas motor dengan pakaian sedikit terbuka biasanya adalah seorang perempuan yang sangat menarik secara seksual.

D. Tabel 4.4 Deskripsi Scene-4

TIMELINE VIDEO AUDIO/ LIRIK

Scene ke 4

Pada durasi

gambar 01.20”

“Aku Dicumbunya”

(54)

a. Makna Denotatif

Makna denotatif yang terlihat dalam scene ini adalah seorang perempuanyang rambutnya diikat dengan kedua tangan memegang jaket seorang laki-laki yang rambutnya dicat berwarna kuning dengan lirik lagu yang dinyanyikan “aku dicumbunya”

b.Makna Konotatif

Makna konotatif yang terlihat dalam scene ini adalah seorang laki-laki dan perempuan yang akan berciuman, terlihat posisi badan yang didekatkan pada laki-lakinya dengan kedua tangan memegang jaket dan terlihat dari ekspresi wajah perempuan itu sendiri dengan menutup matanya dan memajukan bibirnya, itu sebagai elemen penanda dari scene ini, secara konotatif sangat kuat memberikan konotasi sensualitas.

c.Makna Mitos

Makna mitos yang dapat dilihat dari scene ini adalahseorang perempuan yang sedang ingin bercumbu/ menyalurkan hasrat seksualnya

E. Tabel 4.5 Deskripsi Scene-5

TIMELINE VIDEO AUDIO/ LIRIK

Scene ke 5

Pada durasi

gambar 02.09”

“Aku Dirayunya”

(55)

a.Makna Denotatif

Dalam scene ini makna denotatif yang terlihat adalah seorang wanita dengan memakai kacamata yang sedang diboncengoleh seorang laki-laki yang memakai jaket berwarna hitam menggunakan motor.

b.Makna Konotatif

Makna konotatif yang terdapat dalam scene ini adalah Zaskia dan seorang laki-laki kren yang memeperihatkan kemewahan dalam gaya hidupnya. Terlihat dari cara Zaskia berpnampilan dan motor yang dibawa oleh laki-lakinya, ini sebagai elemen penanda dari scenekelima secara konotatif memberikan konotasi kearah gaya hidup. Terlihat dalam scene ini sang sutradara ingin menggambarkan sebuah gaya hidup generasi muda sekarang ini.

c.Makna Mitos

Mitos dari sceneini terlihat bahwa seorang laki-laki dan seorang perempuan tersebut sedang memperlihatkan kemesraannya sambil memeprlihatkan gaya glamornya

F. Tabel 4.6 Deskripsi Scene-6

TIMELINE VIDEO AUDIO/ LIRIK

Scene ke 6

Pada durasi

gambar 02.09”

“Satu Jam Saja”

(56)

a.Makna Denotatif

Makna denotatif dalam scene ke enam pada gambar diatas adalah tiga orang wanita yang sedang menari sambil mengacungkan jari telunjuknya sambil menggoyangkan pinggulnya, salah satu wanita memakai baju berwarna putih dengan gaya rambut dijambul keatas. Sedangkan dua wanita lainya memakai baju berwarna hitam dangaya rambut dikriting, latar ruangan gelap dan memakai beberapa lampu.

b.Makna Konotatif

Makna konotatif dalam scene terakhir ini yang terlihat bahwa Zaskia ingin memeperkenalkan goyang itiknya, terlihat dari cara Zaskia menggoyangkan pinggulnya, dan dari penampilan juga dibedakandengan penari dibelakangnya. Sangat jelas yang ditonjolkan dari scene ini adalah Zaskia sebagai penyanyi dangdut yang mempunyai goyang itik. Sedangkan latar ruangan terlihat seperti tempat hiburan malam yang menunjukan gaya hidup dalam pergaulan muda mudi sekarang ini. Disini terlihat sang sutradara ingin menjadikan Zaskia sebagai penyanyi dangdut yang modern.

c.Makna Mitos

Mitos dalam scene ini dimana terlihat bahwa Zaskia ingin mempunyai penampilan berbeda dari penyanyi-penyanyi dangdut lainnya.

4.2 Pembahasan

Pembahasan ini penulis membahas apa saja yang menjadi makna-makna yang terdapat dalam sceneyang menjadi subjek penelitian yang mewakili tentang Loyalitas dijelaskan melalui pembedahan makna denotatif, konotatif, serta mitos/ideology.

Dalam scene kesatu bahwa antara lirik dan visual memeberikan kesesuaian dimana terlihat dari kata-kata yang ditulis tebal itu mempertegas lirik yang dinyanyikan dan menunjukan rasa di kecup sehingga badannya merasa gemetaran.

(57)

muncul adalah seorang wanita yang mengangkat tangannya dan menempelkan jarinya kekening yang seolah-olah memberikan isyarat bahwa keningnya telah dikecup.

Dalam scene ketiga secara denotaif kesesuaian antara lirik dan visual sama sekali tidak terlihat ada kesesuainya ketika Zaskia menyanyi dengan lirik “Aku disentuhnya” yang terlihat dalam visual adalah seorang wanita yang sedang berbaring diatas motor. Akan tetapi secara konotatif sangat kuat memberikan konotasi seorang perempuan yang gampang disentuh. Sangat terlihat bahwa sang sutradara ingin video klip dangdut “Satu Jam Saja” mengarah ke arah sensualitas.

Dalam scenekeempat kesesuaian antara lirik dan visual sangat terlihat karena ketika Zaskia meneyanyi dengan lirik “aku dicumbunya” terlihat dalam visual seorang wanita dengan mimik muka seakan tergoda oleh ketampanan seorang laki-laki. Sangat terlihat dalam scene ini sang sutradara ingin menampilkan gambaran gaya hidup generasi muda sekarangini dalam berpacaran.

Dalam scene kelima tidak adanya kesesuaian antara lirik dan visual ketika Zaskia menyanyi dengan lirik “aku dirayunya” dan dalam visual terlihat seorang laki-laki kren memakai motor sport dengan membonceng seorang perempuan dengan memakai baju minim berwarna merah sambil memakai kacamata, terlihat dalam scene ini yang ditonjolkan adalah hidup glamor.

.Dalam scene keenam keseuaian antara lirik dan visual diperlihatkan oleh jari telunjuk yang diacungkan Zaskia ketika sedang melakukan goyang itiknya.Jari telunjuknya menjadi simbol lirik “Satu Jam Saja” dan goyangan pinggul Zaskia menjadi simbol “goyang itik” nya.Latar ruangan yang dipakai menunjukan sebuah tempat hiburan malam. Dalam scene terlihat ini sang sutrdara ingin menjadikan Zaskia sebagai penyanayi dangdut yang modern.

(58)
(59)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya maka, peneliti dapat mengemukakan beberapa hal yang ditarik sebagai kesimpulan-kesimpulan dari uraian yang telah dijabarkan sebelumnya.

1. Pada musik dangdut dari tahun-ketahun banyak terjadi pergeseran makna, baik dari kostum, irama, tariannya, bahkan dari bentuk video klip. Terjadinya perubahan itu disebabkan pengaruh dari budaya barat yang masuk ke Indonesia, itu dapat dilihat dari cara berpakaian penyanyi-penyanyi dangdut sekarang yang disebut penyanyi-penyanyi dangdut koplo. Dengan busana yang minim dibarengi dengan goyangan-goyangan yang lincah. 2. Sebuah video klip mempunyai peranan yang besar pada seorang penyanyi

dangdut maupun lagu yang dibawakannya. Karena dengan media video kliplah masyarakat atau pendengar musik dangdut dapat mengerti apa makna yang sebenarnya ingin disampaikan dari lagu tersebut, disamping itu masyarakat dapat mengetahui siapa penyanyi yang membawakan lagu tersebut.

3. Sebuah video klip dapat diteliti maknanya melalui suatu metode analisis yaitu semiotika, dengan mengunakan semiotika kita dapat mengkaji tanda menjadi sebuah makna.

(60)

5.2 Saran

5.2.1 Untuk Pembuat Video Klip (Cliper)

Dalam membuat sebuah video klip sang sutrdara harus mempunyai konsep yang berkualitas, agar masyarakat dapat memahami pesan yang ingin disampaikan oleh video klip yang dibuat. Karena, banyak pembuat video klip yang hanya ingin menjadikan penyanyi dangdutnya saja yang terkenal tanpa memikirkan pesan apa yang ingin disampaikan oleh video klip tersebut. Biasanya pembuat video klip-video klip sekarang dalam klip-video klipnya hanya memperlihatkan kemolekan-kemolekan tubuh sipenyanyi dangdutnya, tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi pada masyarakat yang melihatnya.

5.2.2 Untuk Penyanyi Dangut

Gambar

Gambar 2.1 Peta Tanda Roland Barthes
Gambar 2.2 Signifikasi Dua Tahap Barthes
Tabel 3.3 Beberapa Potongan Gambar
Tabel 3.4 Beberapa Potongan Gambar
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

dengan penelitian Prihatini ( 2009).Pada penelitian ini ditunjukkan bahwa variabel kurs pada periode 2008-2012, menunjukan pengaruh signifikan. Hal ini dapat terjadi karena kurs

Dengan demikian, model turbulen RKE, SKW, dan SSTKW dapat digunakan untuk simulasi numerik yang melibatkan perpindahan panas konveksi antara obstacle berbentuk

Sistem pengolahan uji kendaraan juga belum memiliki pengaduan layanan terhadap pelanggan dari segi kritik dan saran, sehingga Dishub dapat bisa meningkatkan

© 2021 – FORCA CRM by PT Sinergi Informatika Semen Indonesia (SISI) All contents featured in this document belong to its respective author(s) ü Leads Scoring. ü

Setelah mengikuti pembelajaran dengan model discovery learning,dan metode diskusi dengan cara tanya jawab dan menggali informasi, dengan menumbuhkan sikap gotong royong,

diharapkan proses evolusi lanjutan pada horizontal branch menggunakan model ZAHB yang dibuat pada tesis ini dapat mengikuti evolusi HB dengan baik... VI.4

Pengalokasian Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah