DAN RETRIBUSI DAERAH DINAS PENDAPATAN DAERAH
(DISPENDA) KABUPATEN KUTAI BARAT
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan pada
Program Studi Sistem Informasi Jenjang S1 (Strata Satu)
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
IRHAAM GHAZALY RAHMAN SIRUN 1.05.11.972
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR SIMBOL ... xvi
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifkasi dan Rumusan Masalah ... 3
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Kegunaan Penelitian... 5
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 5
1.4.2 Kegunaan Akademis ... 6
1.5 Batasan Masalah ... 6
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 7
1.7 Sistematika Penulisan ... 8
BAB II. LANDASAN TEORI 2.1.Konsep Dasar Sistem Informasi ... 10
2.1.1. Pengertian Sistem ... 11
2.1.2. Karakteristik Sistem ... 12
2.1.3. Konsep Data ... 14
vii
2.1.8. Jenis-Jenis Sistem Informasi ... 17
2.2.Teori Terkait Topik ... 18
2.3.Tools yang digunakan ... 19
2.3.1. Pemodelan Data ... 19
2.3.1.1. Entity Relationship Diagram (ERD) ... 19
2.3.1.2. Conceptual Data Model (CDM) ... 20
2.3.1.3. Physical Data Model (PDM) ... 20
2.3.1.4. Kamus Data ... 20
2.3.2.Pemodelan Proses ... 22
2.3.2.1. Diagram Aliran Dokumen (Flow Map) ... 22
2.3.2.2. Context Diagram ... 22
2.3.2.3. Data Flow Diagram (DFD) ... 22
2.3.3. Database Management System (DBMS) ... 22
2.3.3.1. MySQL ... 22
2.3.4. Tools Implementasi ... 24
2.3.4.1.Condelgniter ... 24
BAB III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1.Objek Penelitian ... 28
3.1.1.Sejarah Singkat Perusahaan ... 28
3.1.2.Visi dan Misi Perusahaan ... 30
3.1.3.Struktur Organisasi Perusahaan ... 31
3.1.4.Deskripsi Tugas ... 32
3.2.Metode Penelitian ... 34
3.2.1. Desain Penelitian ... 34
3.2.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data ... 35
viii
3.2.2.2. Sumber Data Sekunder (Dokumentasi) ... 36
3.2.3. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem ... 36
3.2.3.1. Metode Pendekatan Sistem ... 37
3.2.3.2. Metode Pengembangan Sistem ... 37
3.2.3.3. Alat Bantu Analisis dan Perancangan ... 40
1) Flow Map ... 41
2) Diagram Konteks ... 41
3) Data Flow Diagram ... 41
4) Kamus Data ... 42
5) Perancangan Basis Data ... 44
a. Normalisasi ... 44
b. Tabel Relasi ... 45
3.2.4. Pengujian Software ... 47
3.3 Analisis Sistem Yang Berjalan ... 48
3.3.1. Analisis Dokumen ... 48
3.3.2. Analisis Prosedur Yang Sedang Berjalan ... 58
3.3.2.1. Flow Map ... 58
3.3.2.2. Diagram Konteks ... 60
3.3.2.3. Data Flow Diagram ... 61
3.3.3. Evaluasi Sistem Yang Sedang Berjalan ... 62
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Sistem ... 64
4.1.1. Tujuan Perancangan Sistem ... 64
4.1.2. Gambaran Umum Sistem Yang Diusulkan ... 65
4.1.3. Perancangan Prosedur Yang Diusulkan ... 66
4.1.3.1. Flow Map ... 68
4.1.3.2. Diagram Konteks ... 68
4.1.3.3. Data Flow Diagram ... 69
ix
4.1.4.2. Relasi Tabel ... 80
4.1.4.3. Entity Relationship Diagram ... 82
4.1.4.4. Struktur File ... 83
4.1.4.5. Kodifikasi ... 101
4.2 Perancangan Antar Muka ... 103
4.2.1. Struktur Menu ... 103
4.2.2. Perancangan Input ... 105
4.2.3. Perancangan Output ... 110
4.3 Perancangan Arsitektur Jaringan ... 112
4.4 Implementasi ... 112
4.4.1. Batasan Implementasi (optional) ... 113
4.4.2. Implementasi Perangkat Lunak ... 113
4.4.3. Implementasi Perangkat Keras ... 113
4.4.4. Implementasi Basis Data (Sintaks SQL) ... 114
4.4.5. Implementasi Antar Muka ... 128
4.4.6. Implementasi Instalasi Program ... 132
4.4.7. Penggunaan Program ... 133
4.5 Pengujian ... 142
4.5.1 Rencana Pengujian ... 142
4.5.2 Kasus dan Hasil Pengujian ... 143
4.5.3 Kesimpulan Hasil Pengujian ... 147
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 148
5.2 Saran ... 150
x
LAMPIRAN ...
‐ FOTOCOPY SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
‐ FOTOCOPY SURAT PENGANTAR PENELITIAN DARI PRODI
‐ FOTOCOPY SURAT BALASAN PENELITIAN
‐ FOTOCOPY KARTU BIMBINGAN
‐ BIODATA PENULIS
151
Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta : Penerbit Andi.
[2] Jerry FitzGerald, Ardra F. FitzGerald, Warren D. Stallings.Jr. (1981),
Fundamentals of Systems Analysis edisi kedua, John Willey & Sons, New York
[3] Jogiyanto, H.M. (2004), Analisis dan Desain Sistem Informasi. Bandung :
penerbit Informatika.
[4] Jogiyanto. HM. (1999), Analisis & Disain Sistem Informasi: Pendekatan
Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis Jilid 2, Informatika: Bandung: Edisi bahasaIndonesia.
[5] Masykur, ahmad. (2009), Membangun portal sendiri dengan dotnetnuke.
Indonesia.net developper community.
[6] Prahasta Eddy. (2002), Sistem Informasi Geografis. Bandung : Penerbit
Informatika.
[7] Witarto. (2004), Memahami Sistem Informasi. Bandung : Penerbit
iii
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi ini, tidak lupa saya panjatkan solawat serta salam semoga dilimpahkan
kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, karena atas perantaranya kita
senantiasa berada dalam agama dan keyakinan yang diridhoi oleh Allah SWT.
Skripsi dengan judul “Sistem Informasi Pengelolaan Wajib Pajak dan
Retribusi Daerah Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kabupaten Kutai
Barat” disusun guna memenuhi syarat kelulusan dalam memperoleh gelar
Sarjana (S1) pada Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu
Komputer, Universitas Komputer Indonesia(UNIKOM) Bandung.
Penulis merasa bangga mampu menyelesaikan Skripsi ini, walaupun
dalam proses pengerjaannya penulis menemukan berbagai macam ujian dan
cobaan yang begitu rumit. Namun atas kesabaran dan bantuan semua pihak,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas dan kewajiban penulis sebagai
seorang mahasiswa. Selama penyusunan Skripsi ini, tidak sedikit bimbingan dan
bantuan dari semua pihak, maka dengan rasa tulus penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan semangat
baik material maupun spiritual. Dan penulis ingin mengucapkan terima kasih
iv
2. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc. selaku Rektor Universitas
Komputer Indonesia Bandung.
3. Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknik
dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.
4. Citra Noviyasari, S.Si., MT. selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.
5. Wahyuni, S.Si, M.T, selaku dosen wali dan selaku dosen pembimbing
yang sangat banyak sekali memberikan perhatian dan bimbingannya
kepada penulis selama mengikuti pendidikan di UNIKOM serta dalam
menyusun Skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf Universitas Komputer Indonesia
(UNIKOM) Bandung khususnya di Program Studi Sistem Informasi.
7. Syaifullah, S.Kom., M.Kom. dan Huzainal, S.T. selaku pegawai
berwenang di lingkungan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten
Kutai Barat yang telah memberikan ijin serta informasi dan data-data
kepada penulis untuk melakukan penelitian skripsi ini.
8. Terima kasih kepada Warman Suganda dan M.R. Affandy, yang
senantiasa sebagai mentor bagi penulis dalam menyusun skripsi ini.
9. Terima kasih juga saya ucapkan untuk Ibunda serta Ayahanda tercinta
yang telah memberikan kasih sayang serta doa, moril dan materil sehingga
v
10.Adik-adikku dan keluarga besarku tercinta, yang senantiasa mendoakan
atas kelancaran menyusun Skripsi ini.
11.Teman-temanku, Angga Permana, Dzulqaidah Wulansari, Haris
Abdurrahman, Herman, Imelda Khairani, M. Annas Muhadi, R. Fakhri
Naufaldi G., dan Sylvia yang sangat memberi motivasi dan bantuan
kepada penulis.
12.Semua pihak yang telah membantu penyelesaian Skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Tiada manusia yang sempurna, karenanya penulis menyadari adanya
keterbatasan ilmu dan kemampuan yang dimiliki, sehingga dalam penyusunan
Skripsi ini banyak terdapat kekurangan. Akhir kata, semoga semua pihak yang
telah memberikan bantuan dan dukungannya mudah-mudahan mendapatkan
balasan dari apa yang telah diberikannya dari Allah SWT. Saya berharap semoga
dari hasil Skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi saya selaku
penulis dan umumnya bagi pembaca.
Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
Bandung, Juli 2014
1
1.1 Latar Belakang
Teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini telah menguasai hampir
di semua aspek kehidupan. Kebutuhan akan informasi yang cepat, akurat, relevan
dan fleksibel membuat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
semakin meningkat dengan sangat pesat. Untuk kalangan organisasi ataupun
sekelas perusahaan, kehadiran sebuah teknologi yang bisa merealisasikan
pemenuhan kebutuhan informasi dengan menggunakan waktu yang seefisien
mungkin bukan lagi sebuah pelengkap, tapi merupakan sebuah kebutuhan yang
mendasar untuk memperlancar jalannya sebuah organisasi ataupun perusahaan.
Sehingga diharapkan dengan kehadiran teknologi tersebut akan membantu dalam
hal pencapaian target dari organisasi atau perusahaan itu sendiri.
Pencapaian tujuan ini juga bergantung pada kinerja SDM baik secara
individu maupun kelompok. Kinerja SDM dalam suatu organisasi dan perusahaan
ditentukan oleh faktor kualitas SDM yang ada didalam suatu organisasi dan
perusahaan tersebut. Pendidikan dan pelatihan yang ada berangkat dari visi, misi
dan strategi hingga kemudian berkembang di dalam sebuah organisasi, sistem dan
manajemen organisasi itu sendiri. Pendidikan dan pelatihan tersebut, diarahkan
untuk mempersiapkan SDM yang baik, professional, berbudaya dan termotivasi
2
Sejalan dengan komitmen untuk meningkatkan peran teknologi informasi,
dalam mengintegrasikan proses bisnisnya dan meningkatkan budaya organisasi,
Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat, membutuhkan
sebuah perangkat lunak / sistem informasi yang bisa membantu dalam melakukan
proses kelola wajib pajak dan retribusi daerah serta didukung dengan media
penyimpanan arsip pencatatan berupa basis data. Keterbatasan seperti ini
membuat pihak Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat
sebagai pihak yang berwenang, tentunya akan mengalami kesulitan dalam
mengelola setiap data yang masuk tersebut tanpa bantuan sebuah sistem
informasi.
Proses pengelolaan data wajib pajak dan retribusi daerah yang masuk di
Kabupaten Kutai Barat, faktanya masih dikerjakan secara manual oleh pegawai
yang ditugaskan dalam memproses pencatatan tersebut. Pengerjaan manual yang
dimaksudkan yaitu dikerjakan dengan menggunakan spreedsheet sederhana,
contohnya menggunakan Ms Word dan Ms Excel. Hal ini dianggap tidak begitu
efektif karena nantinya akan menyulitkan dalam hal pembuatan laporan,
mengingat begitu banyaknya data para wajib pajak dan retribusi yang masuk dan
akan menghasilkan output berupa arsip dalam bentuk konvensional (kertas).
Tentunya arsip dalam bentuk seperti ini akan membutuhkan ruang lebih untuk
menyimpannya dan rentan mengalami kerusakan. Begitu juga arsip pencatatan
dalam bentuk soft copy, disimpan pada media yang bukan berupa basis data, akan
rentan mengalami kehilangan data. Pegawai juga akan mengalami kesulitan dalam
perubahan data arsip dikarenakan harus mencari arsip tersebut satu per satu baik
itu yang berupa arsip konvensional (kertas)maupun soft copy.
Berdasarkan kebutuhan yang telah disebutkan di atas, diperlukan sebuah
perangkat lunak / sistem informasi yang lebih cepat, akurat, relevan dan fleksibel
serta dapat membantu kerja staf pegawai Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda)
Kabupaten Kutai Barat. Aplikasi yang dimaksud yaitu suatu aplikasi berbasis web
yang dapat diakses secara intranet maupun internet di lingkungan kantor Dinas
Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat. Aplikasi berbasis web
seperti ini juga sedang populer penggunaannya dan melihat hubungannya diantara
kebutuhan dengan terknologi yang ada saat ini, maka dibangunlah “Sistem
Informasi Pengelolaan Wajib Pajak dan Retribusi Daerah Dinas Pendapatan
Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat”.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Di dalam membangun sistem informasi ini, diperhatikan terlebih dahulu
permasalahan - permasalahan yang timbul saat suatu proses kelola data dikerjakan
tanpa bantuan suatu sistem informasi.
Pada proses pengidentifikasian masalah dengan apa yang telah diuraikan
di atas, penulis dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang ada diantaranya :
1. Proses pengelolaan data wajib pajak dan retribusi daerah yang jumlahnya
tidak sedikit, masih dibuat secara manual dengan menggunakan spreedsheet
4
dalam bentuk konvensional (kertas) yang membutuhkan ruang lebih untuk
menyimpannya serta rentan mengalami kerusakan arsip.
2. Penyimpanan data arsip pencatatan wajib pajak dan retribusi daerah dalam
bentuk soft copy, belum didukung oleh media penyimpanan berupa basis
data.
3. Terjadi kesulitan dalam mengakses dan mencari data arsip yang berdasarkan
kurun waktu tertentu saat terjadi perubahan data, dikarenakan data harus
dicari secara manual satu per satu.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat ditemukan
beberapa rumusan masalah, yaitu :
1. Bagaimana membangun sistem informasi yang dapat memudahkan proses
pengelolaan data wajib pajak dan retribusi daerah Kabupaten Kutai Barat?
2. Bagaimana membangun sistem informasi yang mendukung penyimpanan
data arsip pengelolaan wajib pajak dan retribusi daerah berupa basis data ?
3. Bagaimana membangun sistem informasi yang memudahkan pengguna saat
terjadi perubahan data arsip wajib pajak dan retribusi daerah ?
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk
merancang dan membangun sistem informasi terkomputerisasi yang berguna
masalah yang terjadi pada Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai
Barat untuk sistem informasi pengelolaan pencatatan wajib pajak.
Adapun tujuan dari pembangunan sistem ini adalah sebagai berikut :
1. Membangun sistem informasi yang dapat memudahkan proses pengelolaan
data wajib pajak dan retribusi daerah Kabupaten Kutai Barat.
2. Membangun sistem informasi yang mendukung penyimpanan data arsip
pengelolaan data wajib pajak dan retribusi daerah berupa basis data.
3. Membangun sistem informasi yang memudahkan pengguna saat terjadi
perubahan data arsip wajib pajak dan retribusi daerah.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini terbagi menjadi dua jenis kegunaan penelitian, yakni :
1.4.1 Kegunaan Praktis
a. Bagi Pegawai dan Kepala Bidang Terkait
Dengan adanya sistem informasi ini, diharapkan pengguna bisa melihat
hasil pengelolaan data wajib pajak dan retribusi di Kabupaten Kutai Barat
dengan lebih cepat, efisien waktu.
b. Bagi Kepala Dinas Pendapatan Daerah
Penelitian ini diharapkan berguna bagi pegawai di lingkungan Dinas
Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat dalam mencari
6
1.4.2 Kegunaan Akademis
a. Bagi Pengembangan Ilmu
Penelitian ini diharapkan berguna bagi ilmu pengetahuan sistem informasi
khususnya untuk pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Data
Wajib Pajak dan Retribusi Daerah Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda)
Kabupaten Kutai Barat di masa yang akan datang. Diharapkan penelitian
ini juga dapat menjadi bahan pengkajian dan pengembangan bagi
mahasiswa Universitas Komputer Indonesia khususnya mahasiswa jurusan
Sistem Informasi.
b. Bagi Peneliti Lain
Hasil dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran kepada peneliti lain atau para akademis yang akan mengambil
penelitian tentang perancangan dan pembuatan Sistem Informasi
Pengelolaan Data Wajib Pajak dan Retribusi di Dinas Pendapatan Daerah
(Dispenda) Kabupaten Kutai Barat, sekaligus sebagai referensi di dalam
penulisan.
1.5 Batasan Masalah
Pembatasan masalah ini dilakukan agar dalam mengolah sistem dapat
lebih terarah. Dari permasalahan yang timbul, penulisan membatasi
1. Batasan masalah pada pembangunan sistem ini adalah berberdasarkan
penentuan nilai jenis pajak dan retribusi daerah yang diajukan oleh wajib
pajak di Kabupaten Kutai Barat,
2. Pembangunan sistem berfokus pada modul pengelolaan penetapan nilai
pajak ataupun retribusi daerah, modul data wajib pajak dan retribusi,
modul jenis pajak dan retribusi daerah serta modul pengelolaan user pada
sistem ini,
3. Pembangunan sistem yang berfokus dalam membantu proses penetapan
nilai pajak dan retribusi daerah yang diajukan serta pengelolaan data wajib
pajak dan retribusi daerah yang dikelola oleh Dinas Pendapatan Daerah
(Dispenda) Kabupaten Kutai Barat,
4. Proses input data nilai pajak dan retribusi serta data wajib pajak yang
tercatat pada sistem yang akan dibangun dilakukan oleh seorang
administrator sistem dan pegawai yang diberi wewenang untuk melakukan
proses kelola dalam aplikasi tersebut,
5. Sistem yang dibangun tidak berfokus pada proses pendaftaraan wajib
pajak dan retribusi daerah Kabupaten Kutai Barat serta proses pembayaran
nilai pajak oleh wajib pajak.
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi objek penelitian berlokasi di Dinas Pendapatan Daerah, Jalan
8
Adapun waktu penelitian ini dilakukan selama 5 bulan dimulai pada bulan
Maret 2014 sampai dengan Juli 2014, dengan tahapan penelitian sebagai berikut :
Tabel 1.1 Jadwal Penelitian
N
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam Skripsi ini, disusun sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, permasalahan, pembatasan masalah,
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi teori dasar yang mendukung penulisan Skripsi, mencakup
metoda atau teknik yang digunakan, teori tentang permasalahan, uraian
singkat perangkat implementasi yang dipakai, dan kerangka penyelesaian
masalah.
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tinjauan umum perusahaan, struktur organisasi, dan
deskripsi kerja bagian-bagian yang terkait sistem informasi, serta berisi
gambaran sistem yang sedang berjalan dan deskripsi hasil analisis sistem.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian ini berisi gambaran sistem yang akan dibangun dan deskripsi
sistem hasil analisis kebutuhan sistem, perancangan sistem, implementasi,
analisis dan pengujian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari pelaksanaan Skripsi yang
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem adalah sebuah satuan fungsi/ tugas khusus
yang saling berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu
proses atau pekerjaan tertentu (Jogiyanto, 2004).
Informasi adalah data yang telah diolah kedalam suatu bentuk yang berguna bagi
penerimanya dan nyata atau berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan
sekarang maupun masa depan (Jogiyanto, 2004).
Sistem Informasi adalah suatu kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,
media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditunjukan untuk mendapatkan jalur
komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal pada
manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang
penting dan menyediakan suatu dasar untuk pengambilan keputusan yang cerdik Warren
(D. Stallings.Jr, 1981).
Sistem informasi adalah suatu kegiatan dari prosedur-prosedur yang
diorganisasikan, jika dieksekusi akan menyediakan informasi untuk mendukung
pengambilan keputusan dan pengendalian di dalam organisasi (D. Stallings.Jr, 1981).
Sistem Informasi adalah suatu system didalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat
manajerial, dan kegiatan strategi organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu denagn
2.1.1. Pengertian Sistem
Prosedur pada jaringan kerja yang lebih menekankan kepada urutan-urutan
operasi pada suatu sistem. Suatu prosedur adalah suatu urutan-urutan yang tepat
dari tahapan-tahapan instruksi yang menjelaskan apa (what) yang harus
dikerjakan, siapa (who) yang mengerjakannya, kapan (when) dikerjakan dan
bagaimana (how) cara mengerjakannya dan biasanya terdiri dari beberapa orang
dalam sebuah departemen yang menangani proses bisnis yang terjadi.
Dalam mendefinisikan suatu sistem terdapat dua pendekatan yaitu:
pendekatan yang menekankan pada prosedurnya dan menekankan pada komponen
atau elemennya. Pada dasarnya kedua pendefinisian tersebut tidak saling
berlawanan hanya bagaimana cara mengetahui suatu sistem, mempelajari sistem
itu sendiri dan mengambil definisinya diatas adalah cara pendekatannya.
Pendekatan sistem yang merupakan suatu jaringan prosedur lebih menekankan
pada urutan-urutan operasi didalam sistem, sedangkan pendekatan yang
menekankan pada elemen atau komponen-komponen interaksi antar elemen untuk
mencapai sasaran dan tujuan dari sistem.
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedurnya
didefinisikan oleh H.M Jogiyanto yaitu :
“Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedurnya-prosedur
yang saling berhubungan suatu dengan yang lain, berkumpul
bersama-sama untuk melakukan pelaksanaan suatu kegiatan atau untuk
12
Sedangkan pendekatan yang lebih menekankan pada elemen atau
komponennya mendefinisikan sistem sebagai berikut :
“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi satu sama
lainnya untuk mencapai tujuan tertentu” (Jogiyanto. HM, 1999).
2.1.2. Karakteristik Sistem
Menurut Hanif Al Fatta, suatu sistem mempunyai karakteristik atau
sifat-sifat yang tertentu, yaitu sebagai berikut: (Hanif Al Fatta, 2007).
1) Komponen Sistem (Components)
Komponen sistem (Components) adalah suatu sistem yang terdiri dari
sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja
sama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat
berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem
mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu
dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat
mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut dengan supra
sistem.
2) Batas Sistem (Boundary)
Batas sistem (boundary) adalah daerah yang membatasi antara sustu
sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas
sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan.
Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem
3) Lingkungan Luar Sistem (Environments)
Lingkungan luar (environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar
batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar
sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga besifat merugikan
sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi
dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang
lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan
4) Penghubung Sistem (Interface)
Penghubung (interface) adalah media penghubung antara satu
subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini
memungkinkan sumber-sumber mengalir dari satu subsistem ke subsistem
yang lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan
(input) untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan
penghubung satu subsistem dapat berinteraksi dengan subsistem yang
lainnya membentuk satu kesatuan.
5) Masukan Sistem (Input)
Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem.
Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input), yaitu
energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi dan
masukan sinyal (signal input) yaitu energi yang diproses untuk didapatkan
14
6) Keluaran Sistem (Output)
Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan
diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau
kepada supra sistem.
7) Pengolah Sistem (Process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan
merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan
mengolah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan
mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi
keluaran berupa barang jadi.
8) Sasaran Sistem (Objectives) atau Tujuan Sistem (Goal)
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective).
Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak
akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan
yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu
sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.
2.1.3. Konsep Data
Data merupakan sesuatu yang masih mentah yang belum dapat langsung
digunakan, tetapi harus diolah terlebih dahulu sehingga menghasilkan suatu
informasi (Jogiyanto, 2004). Data dirumuskan dalam bentuk kumpulan
sebagainya. Data dibentuk dari lambang alphabet, grafis, numeric atau lambang
lainnya.
2.1.4. Pengertian Informasi
Informasi merupakan satu hal yang sangat dibutuhkan dalam suatu
organisasi untuk kelancaran usaha yang dilakukan dan guna mencapai target yang
telah ditentukan oleh anggota oganisasi tersebut. Sehingga suatu sistem yang
kurang mendapatkan informasi akan menjadi kurang bermanfaat. Dengan
demikian informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna
dan lebih berarti bagi yang menerimanya (D. Stallings.Jr, 1981).
Data adalah kegiatan yang menggambarkan kejadian-kejadian dan
kesatuan nyata data yang diolah menjadi bentuk yang berguna dan lebih berarti
bagi yang menerimanya.Data adalah fakta atau apapun yang dapat digunakan
sebagai input dalam menghasilkan informasi (D. Stallings.Jr, 1981).
Sumber informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang
menggambarkan sutau kejadian atau kesatuan nyata.Kejadian adalah suatu yang
terjadi pada saat tertentu (D. Stallings.Jr, 1981).
2.1.5. Siklus Informasi
Data merupakan bentuk yang masih mentah, belum dapat bercerita
banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk
dihasilkan informasi. Penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat
suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu
16
akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya
membentuk suatu siklus yang disebut siklus informasi.
Gambar 2.1 Siklus Informasi
2.1.6 Kualitas Informasi
Menurut Andri Kristanto, kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga
hal, antara lain yaitu : (Masykur, ahmad, 2009)
1. Akurat, informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau
menyesatkan serta informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.
2. Tepat pada waktunya, informasi yang datang pada penerima tidak boleh
terlambat, karena informasi yang sudah usang tidak mempunyai nilai lagi.
3. Relevan, informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakaiannya.
2.1.7 Nilai Informasi
Nilai dari suatu informasi ditentukan oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya
pendapatannya. Suatu informasi dikatakan bernilai jika manfaatnya lebih efektif
2.1.8 Jenis Jenis Sistem Informasi
Sistem informasi datang dalam semua bentuk dan ukuran. Mereka sangat
terjalin dalam struktur sistem bisnis yang mereka dukung sehingga kadang sulit
untuk membedakan sistem bisnis dengan sistem informasi pendukungnya.
Ada lima jenis sistem informasi utama yang dirancang untuk melayani
kebutuhan informasi dari berbagai jenjang organisasi. Kelima sistem informasi
tersebut adalah :
1. Transaction Processing System (TPS), sistem informasi berbasis
komputer yang mengeksekusi dan mencatat transaksi rutin sehari-hari
yang diperlukan untuk menjalankan basis organisasi.
2. Office Automtion System (OAS), sistem informasi berbasis komputer
yang dirancang untuk memfasilitasi aktivitas komunikasi dan
meningkatkan produktivitas manajer dan karyawan kantor melalui
pengolahan dokumen dan pesan-pesan.
3. Management Information System (MIS), sistem informasi berbasis
komputer yang menghasilkan laporan-laporan rutin dan seringkali
memungkinkan dilakukannya akses online terhadap informasi saat ini
maupun masa lalu yang diperlukan oleh manajer, terutama manajer
pada jenjang menengah dan lini pertama.
4. Decission Support System (DSS), sistem informasi berbasis komputer
yang mendukung proses pengambilan keputusan manajemen dalam
18
5. Executive Support System (ESS), sistem informasi berbasis komputer
yang mendukung pengambilan keputusan dan tugas-tugas manajemen
puncak.
Gambar 2.2 Types Of Informations System By Level And Organization Members Served
(Sumber : Jogiyanto, H.M., Analisis dan Desain Sistem Informasi, 2004, Informatika)
2.2 Teori Terkait Topik
Setiap kegiatan perlu diatur agar kegiatan berjalan tertib, lancar, efektif dan
efisien. Kegiatan di Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat,
yang sangat kompleks membutuhkan pengaturan yang baik. Begitu juga dengan
proses pengelolaan pencatatan data para wajib pajak di Kabupaten Kutai Barat
melalui Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) dianggap suatu proses yang penting
sebab dalam proses ini terdapat beberapa sub-proses mulai dari pendaftaran jenis
pajak dan retribusi daerah oleh wajib pajak, proses pembayaran pajak dan
Untuk itu tujuan pembangunan sistem informasi yang dapat membantu
proses kelola pencatatan data wajib pajak dan retribusi daerah melalui Dinas
Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat adalah :
1. Menjaga arsip pencatatan pemungutan pajak dan retribusi daerah Dinas
Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat.
2. Meminimalkan penyalahgunaan data pencacatan wajib pajak dan
retribusi daerah Kabupaten Kutai Barat
3. Meningkatkan keterbukaan / transparansi dalam pembuatan laporan
pencatatan pemungutan pajak dan retribusi daerah Kabupaten Kutai
Barat.
2.3Tools yang digunakan
Tools yang digunakan dalam pembangunan sistem informasi pengelolaan
wajib pajak dan retribusi daerah Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten
Kutai Barat adalah pemodelan data, pemodelan proses, database management
system (DBMS), dan tools implementasi.
2.3.1. Pemodelan Data
Pemodelan data yang digunalakan adalah dengan mengunkan ERD (Entity
Relationship Diagram), Conceptual Data Model (CDM), Physical Data Model
(PDM) dan Kamus data.
2.3.1.1. Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship (E-R) adalah sebuah model data yang didasarkan atas
20
hubungan (relation) antara objek-object tersebut Terdapat tiga notasi dasar dalam
E-R yaitu : Entity Set, Relationship Set dan Attributes (Prahasta Eddy, 2002).
Entity Set adalah sesuatu atau objek dalam dunia nyata yang dapat
dibedakan dengan objek yang lainnya. Baik yang bersifat abstrak ataupun nyata.
Relationship Set merupakan sebuah kumpulan dari beberapa entity set
atau sekumpulan relasi yang memiliki tipe sama.
Attributes merupakan properti deskriptif yang dimiliki oleh setiap
anggota dari suatu entity set. Didalam atributes ERD terdapat Cardinality.
Cardinality adalah menunjukkan instances (one to many) dari suatu entitas ke entitas
lain.
2.3.1.2 Conceptual Data Model (CDM)
Conceptual Data Model (CDM) yaitu model yang dibuat berdasarkan anggapan
bahwa dunia nyata terdiri dari koleksi objek-objek dasar yang dinamakan entitas
(entity) serta hubungan (relationship) antara entitas-entitas itu.
2.3.1.3. Physical Data Model (PDM)
Physical Data Model (PDM) yaitu model yang menggunakan sejumlah tabel
untuk menggambarkan data serta hubungan antar data-data tersebut. Setiap tabel
mempunyai sejumlah kolom dimana setiap kolom memiliki nama yang unik.
2.3.1.4. Kamus Data
Kamus Data adalah dokumentasi yang mendukung data flow diagram,
terdiri dari definisi dari setiap data flow dan data store yang berada pada data
flow diagram tersebut (Jogiyanto, 2004). Kamus Data terdiri dari dua macam,
digunakan untuk menjelaskan komposisi dari paket data yang komplek yang dapat
dipecah menjadi beberapa item-item elementer. Kamus data elementer digunakan
untuk menjelaskan data-data elementer, yang tidak dapat dipecah-pecah lagi.
Kamus data mendefinisikan elemen data dengan fungsi sebagai berikut:
a. Menjelaskan arti aliran data dan penyimpanan dalam Data Flow
Diagram.
b. Mendeskripsikan komposisi paket data yang bergerak melalui aliran.
c. Mendeskripsikan komposisi penyimpanan data.
d. Menspesifikasikan nilai dan satuan yang relevan sebagai penyimpanan
data dan aliran data.
e. Mendeskripsikan hubungan detail antara penyimpanan.
Tujuan dari kamus data adalah :
a. Pengelolaan elemen secara detail
b. Komunikasi antar elemen sitem dilakukan dengan istilah dan
pengertian yang sama
c. Dokumentasi dari sistem
d. Memudahkan analisis data yang mendetail untuk mengevaluasi
karakteristik sistem dan menentukan bagian sistem yang akan diubah
e. Melokalisir kelainan dan kesalahan dalam sistem.
22
2.3.2. Pemodelan Proses
2.3.2.1. Diagram Aliran Dokumen (Flow Map)
Flow Map merupakan salah satu pemodelan yang menjelaskan arus data
dari sistem informasi. Dalam Flow Map terdapat simbol-simbol yang digunakan
yaitu sebagai berikut : (Jogiyanto, 2004)
2.3.2.2. Context Diagram
Context diagram adalah salah satu komponen model environmental, yang
menggambarkan batasan sistem dan lingkungan luar sistem dengan
memperlihatkan data masukan dari dan keluar sistem lengkap beserta sumber atau
tujuannya. Komponen-komponen yang digunakan dalam Context Diagram
adalah: (Jogiyanto, 2004)
2.3.2.3. Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram merupakan tool yang digunakan untuk memodelkan
sistem berdasarkan aliran informasi yang terdapat dalam system (Jogiyanto,
2004). Data Flow Diagram menggambarkan sistem sebagai sebuah jaringan
proses yang dihubungkan satu sama lainnya melalui suatu aliran data dan data
store. Komponen yang digunakan untuk menggambarkan data flow digram dapat
dilihat seperti komponen yang digambarkan pada context diagram.
2.3.3. Database Management System (DBMS) 2.3.3.1.MySQL
MySQL adalah sistem manajemen database SQL yang bersifat Open
Source dan paling populer saat ini. Sistem Database MySQL mendukung
sistem (DBMS). Database ini dibuat untuk keperluan sistem database yang cepat,
handal dan mudah digunakan.
Ulf Micheal Widenius adalah penemu awal versi pertama MySQL yang
kemudian pengembangan selanjutnya dilakukan oleh perusahaan MySQL AB.
MySQL AB yang merupakan sebuah perusahaan komersial yang didirikan oleh
para pengembang MySQL. MySQL sudah digunakan lebih dari 11 millar instalasi
saat ini. (Sumber:
http://hastomo.net/php/pengertian-dan-kelebihan-database-mysql/ diakses tanggal 5 Mei 2014)
Berikut ini beberapa kelebihan MySQL sebagai database server antara
lain :
1. Source MySQL dapat diperoleh dengan mudah dan gratis.
2. Sintaksnya lebih mudah dipahami dan tidak rumit.
3. Pengaksesan database dapat dilakukan dengan mudah.
4. MySQL merupakan program yang multithreaded, sehingga dapat
dipasang pada server yang memiliki multiCPU.
5. Didukung programprogram umum seperti C, C++, Java, Perl, PHP,
Python, dsb.
6. Bekerja pada berbagai platform. (tersedia berbagai versi untuk
berbagai sistem operasi).
7. Memiliki jenis kolom yang cukup banyak sehingga memudahkan
konfigurasi sistem database.
24
9. Mendukung ODBC untuk sistem operasi Windows.
10. Mendukung record yang memiliki kolom dengan panjang tetap atau
panjang bervariasi.
MySQL dan PHP merupakan sistem yang saling terintegrasi. Maksudnya
adalah pembuatan database dengan menggunakan sintak PHP dapat di buat.
Sedangkan input yang di masukkan melalui aplikasi web yang menggunakan
script serverside seperti PHP dapat langsung dimasukkan ke database MySQL
yang ada di server dan tentunya web tersebut berada di sebuah web server.
2.3.4. Tools Implementasi 2.3.4.1. CodeIgniter
CodeIgniter adalah aplikasi open source yang berupa framework dengan
model MVC(Model, View, Controller) untuk membangun website dinamis
dengan menggunakan PHP. CodeIgniter memudahkan developer untuk membuat
aplikasi web dengan cepat dan mudah dibandingkan dengan membuatnya dari
awal. CodeIgniter dirilis pertama kali pada 28 Februari 2006. Versi stabil terakhir
adalah versi 2.1.3. (Sumber:
http://hastomo.net/php/tentang-codeigniter-dan-fungsinya/ diakses tanggal 5 Mei 2014)
Framework secara sederhana dapat diartikan kumpulan dari
fungsi-fungsi/prosedur-prosedur dan class-class untuk tujuan tertentu yang sudah siap
digunakan sehingga bisa lebih mempermudah dan mempercepat pekerjaan
Ada beberapa alasan mengapa menggunakan Framework:
1. Mempercepat dan mempermudah pembangunan sebuah aplikasi web,
2. Relatif memudahkan dalam proses maintenance karena sudah ada pola
tertentu dalam sebuah framework (dengan syarat programmer mengikuti
pola standar yang ada),
3. Umumnya framework menyediakan fasilitas-fasilitas yang umum dipakai
sehingga kita tidak perlu membangun dari awal (misalnya validasi,
ORM, pagination, multiple database, scaffolding, pengaturan session,
error handling, dll,
4. Lebih bebas dalam pengembangan jika dibandingkan CMS.
Model View Controller merupakan suatu konsep yang cukup populer
dalam pembangunan aplikasi web, berawal pada bahasa pemrograman Small Talk,
MVC memisahkan pengembangan aplikasi berdasarkan komponen utama yang
membangun sebuah aplikasi seperti manipulasi data, user interface, dan bagian
yang menjadi kontrol aplikasi. Terdapat 3 jenis komponen yang membangun
suatu MVC pattern dalam suatu aplikasi yaitu :
1. View, merupakan bagian yang menangani presentation logic. Pada suatu
aplikasi web bagian ini biasanya berupa file template HTML, yang diatur
oleh controller. View berfungsi untuk menerima dan merepresentasikan
data kepada user. Bagian ini tidak memiliki akses langsung terhadap
26
2. Model, biasanya berhubungan langsung dengan database untuk
memanipulasi data (insert, update, delete, search), menangani validasi
dari bagian controller, namun tidak dapat berhubungan langsung dengan
bagian view.
3. Controller, merupakan bagian yang mengatur hubungan antara bagian
model dan bagian view, controller berfungsi untuk menerima request dan
data dari user kemudian menentukan apa yang akan diproses oleh
aplikasi.
Dengan menggunakan prinsip MVC suatu aplikasi dapat dikembangkan
sesuai dengan kemampuan developernya, yaitu programmer yang menangani
bagian model dan controller, sedangkan designer yang menangani bagian view,
sehingga penggunaan arsitektur MVC dapat meningkatkan maintanability dan
organisasi kode. Walaupun demikian dibutuhkan komunikasi yang baik antara
programmer dan designer dalam menangani variabel-variabel yang akan
ditampilkan.
Ada beberapa kelebihan CodeIgniter (CI) dibandingkan dengan
Framework PHP lain yaitu sebagai berikut:
1. Performa sangat cepat : salah satu alasan tidak menggunakan framework
adalah karena eksekusinya yang lebih lambat daripada PHP from the
scracth, tapi Codeigniter sangat cepat bahkan mungkin bisa dibilang
codeigniter merupakan framework yang paling cepat dibanding
2. Konfigurasi yang sangat minim (nearly zero configuration) : tentu saja
untuk menyesuaikan dengan database dan keleluasaan routing tetap
diizinkan melakukan konfigurasi dengan mengubah beberapa file
konfigurasi seperti database.php atau autoload.php, namun untuk
menggunakan codeigniter dengan setting standard, anda hanya perlu
mengubah sedikit saja file pada folder config.
3. Banyak komunitas: dengan banyaknya komunitas CI ini, memudahkan
kita untuk berinteraksi dengan yang lain, baik itu bertanya atau teknologi
terbaru.
4. Dokumentasi yang sangat lengkap : Setiap paket instalasi codeigniter
sudah disertai user guide yang sangat bagus dan lengkap untuk dijadikan
28
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek yang dijadikan penelitian didalam penulisan skripsi ini adalah Dinas
Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat. Berikut adalah sejarah
singkat perusahaan, visi dan misi, struktur organisasi dan deskripsi tugas yang
penulis peroleh langsung dari tempat yang penulis teliti.
3.1.1. Sejarah Singkat Organisasi
Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat yang berlokasi di
Jalan Perkantoran III Komplek Perkantoran Sendawar, Kutai Barat ini dibentuk
melalui Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Kutai Barat No. 7 Tahun 2001
tentang pembentukan, organisasi dan tata kerja Dinas Pendapatan Daerah oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat. Peraturan Daerah tersebut ditetapkan
dan diundangkan di Sendawar pada tanggal 8 Juli 2001 oleh Bupati Kutai Barat,
Rama Alexander Asia. Kemudian mengalami perubahan melalui Peraturan Daerah
(Perda) No. 4 Tahun 2006 tentang penambahan dan perubahan atas susunan
organisasi yang ditetapkan pada tanggal 15 Maret 2006 oleh Bupati Kutai Barat,
Rama Alexander Asia di Sendawar.
Adanya Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat
sebagai sebagai implementasi dari Undang-undang RI. Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah pasal 60 dan pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor
peningkatan pelaksanaan pelayanan umum dan melaksanakan kewenangan
Otonomi Daerah, maka dipandang perlu untuk melakukan penataan terhadap
Organisasi Dan Tatakerja Dinas – Dinas Daerah Dan Lembaga Teknis Daerah
sebagai Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai Barat.
Pemerintah Kabupaten diberi keleluasaan untuk mengatur dan
melaksanakan kewenangannya atas prakarsa sendiri sesuai dengan kepentingan
masyarakat setempat dan potensi setiap daerah. Kewenangan dapat terlaksana
apabila didukung dengan adanya Perangkat Daerah baik dalam bentuk Dinas
Daerah, Badan dan atau Kantor sebagai unsur pelaksana dan penunjang
Pemerintah Kabupaten yang mampu mengemban dan merealisasikan aspirasi
masyarakat.
Bahwa sebagaimana penjelasan diatas, maka Pemerintah Kabupaten Kutai
Barat memandang perlunya Pembentukan, Organisasi Dan Tatakerja Dinas
Pendapatan Daerah dalam rangka untuk melaksanakan kewenangan Otonomi
Daerah dibidang Pendapatan, yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Dinas –
Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah sebagai Perangkat Daerah di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai Barat, ditata dan dibentuk berdasarkan
Prinsip Penataan Dan Penyusunan Organisasi Pemerintah Daerah yaitu :
1. Penggabungan fungsi – fungsi yang sejenis untuk menghindari tugas
yang tumpang tindih,
2. Didasarkan atas beban kerja sesuai hasil analisis jabatan,
3. Ramping struktur kaya fungsi,
30
5. Memperhatikan aspek Personil, Perlengkapan dan Pembiayaan dengan
prinsip,
6. Efisiensi, efektivitas, rasional serta mempunyai visi dan misi yang jelas.
Pola umum organisasi pembentukan Perangkat Daerah mencakup jumlah
kelembagaan, bentuk, nomenklatur serta besaran organisasi didasarkan kepada
kebutuhan, kemampuan dan karakteristik daerah. Dengan demikian maka
pembentukan, Organisasi Dan Tatakerja Dinas Pendapatan Daerah dibentuk
berdasarkan pertimbangan kebutuhan dan kemampuan Keuangan Daerah serta
tersedianya Sumber Daya Aparatur.
3.1.2. Visi dan Misi Organisasi
Visi dari Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat
adalah terwujudnya peningkatan pendapatan daerah melalui tertib administrasi
dan pelayanan yang lebih baik serta didukung oleh peran serta masyarakat.
Sedangkan misi Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai
Barat yaitu :
1. Mengamankan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan bagi hasil
pajak / bukan pajak yang ditetapkan dalam APBD baik yang menjadi
tugas dan tanggung jawab dinas pendapatan daerah maupun yang
dilaksanakan oleh dinas/instansi/pengelola penerimaan lainnya,
2. Mengkoordinir pelaksanaan pungutan pendapatan dan melakukan
pembinaan teknis pungutan dengan memanfaatkan sumber potensi yang
3. Melaksanakan penggalian sumber-sumber pendapatan baru dalam usaha
peningkatan pendapatan,
4. Menerapkan sistem dan prosedur dalam rangka efektifitas pelayanan di
bidang pendapatan,
5. Melakukan pengawasan terhadap sistem dan prosedur sumber pendapatan
daerah.
3.1.3. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten
Kutai Barat dapat dilihat pada Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dispenda
Kabupaten Kutai Barat.
32
3.1.4. Deskripsi Tugas
A. Bidang Pendaftaran dan Pendataan
Bidang pendaftaran dan pendataan dibawahi langsung oleh seorang Kepala
Dinas dan mengelola aktivitas sebagai berikut:
1. Menyusun rencana kegiatan Seksi Pendaftaran dan Pendataan berdasarkan
data dan program Bidang Pajak serta sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja,
2. Melaksanakan kegiatan penelitian, menghimpun dan mencatat data objek
dan subjek pajak daerah,
3. Melaksanakan pendaftaran dan pendataan wajib pajak,
4. Melakukan pemeriksaan lokasi/lapangan atau tembusan surat dari
Dinas/Instansi terkait,
5. Melakukan pemeriksaan lokasi/lapangan atau tembusan surat dari
Dinas/Instansi terkait,
6. Membuat laporan inventaris data potensi wajib pajak,
7. Mendistribusikan dan menerima kembali formulir pendaftaran yang telah
diisi oleh wajib pajak,
8. Mengeluarkan surat pengukuhan sebagai wajib pajak.
Bidang pendaftaran dan pendataan dalam menjalankan tugasnya,
B. Bidang Penetapan
Bidang penetapan merupakan unit yang dibawahi langsung oleh seorang
Kepala Dinas. Bidang Penetapan juga diberi tugas dalam mengelola beberapa
aktivitas sebagai berikut :
1. Penyusunan dan pelaksanaan rencana program kerja bidang penetapan
pendapatan daerah,
2. Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi perpajakan daerah,
3. Pelaksanaan pemeriksaan pajak daerah,
4. Pelaksanaan penetapan pajak daerah,
5. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program kerja
bidang penetapan,
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Pendapatan
Kabupaten Kutai Barat sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang telah dideskripsikan di atas,
Bidang Penetapan terdiri dari dua seksi yaitu Seksi Perhitungan dan Angsuran
serta Seksi Penertiban dan Ketetapan.
C. Bidang Pembukuan dan Penagihan
Bidang penetapan merupakan unit yang dibawahi langsung oleh seorang
Kepala Dinas. Bidang Penetapan juga diberi tugas dalam mengelola beberapa
aktivitas sebagai berikut :
1. Melaksanakan penagihan pajak daerah masa berjalan maupun yang telah
34
2. Melaksanakan penagihan – penagihan pajak daerah masa berjalan maupun
yang telah melampaui batas waktu jatuh tempo secara aktif dan pasif,
3. Melaksanakan pembukuan dan verifikasi mengenai realisasi penerimaan
dan piutang pajak daerah,
4. Melaksanakan pembukuan piutang pajak daerah.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang telah dideskripsikan di atas,
Bidang Pembukuan dan Penagihan terdiri dari dua seksi yaitu Seksi Penagihan
dan Pertimbangan Keberatan serta Seksi Pembukuan dan Pengelolaan Penerimaan
Lain-lain.
3.2 Metode Penelitian
Dalam menentukan metode penelitian yang digunakan penulis dalam
penelitian ini adalah mengarah pada hasil penelitian dengan tujuan yang ingin
dicapai, dengan mengolah berbagai informasi tentang perpajakan dan retribusi
daerah dan jenis pajak atau retribusi yang ada di Kabupaten Kutai Barat yang
dikelola melalui Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai Barat.
3.2.1. Desain Penelitian
Dalam melakukan penelitian perlu dilakukan perencanaan penelitian agar
penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu metode yang hanya
menggambarkan dan meringkaskan berbagai kondisi, situasi atau berbagai
variable. Data deskriptif pada umumnya dikumpulkan melalui metode
pengumpulan data observasi, di mana metode tersebut dapat membuat gambaran
sifat-sifat pada suatu objek penelitian tertentu, penulis mengolah dan membahas
pemasalahan yang timbul dan pada akhirnya dapat dibuat suatu kesimpulan yang
dapat memperbaiki permasalahan yang ada dan dibuat suatu laporan penelitian
ini.
Penelitian metode deskriptif mempunyai langkah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk
dipecahkan melalui metode deskriptif,
2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas,
3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian,
4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan,
5. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau
hipotesis penelitian,
6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam
hal ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan
instrumen, mengumpulkan data, dan menganalisis data,
7. Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data dengan
menggunakan teknik statistika yang relevan,
8. Membuat laporan penelitian.
3.2.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data
3.2.2.1. Sumber Data Primer
Merupakan pengumpulan data yang berasal dari objek atau sumber yang di
teliti secara langsung, cara yang digunakan untuk mengumpulkan data primer
36
1. Observasi
Melakukan pengamatan terhadap proses pengolahan data wajib pajak dan
retribusi daerah serta jenis-jenis pajak dan retribusi yang dikelola pada
Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai Barat sampai kepada output
yang dihasilkan, dengan menganalisis sistem dan mekanisme pengolahan
yang sedang berjalan pada organisasi / instansi tersebut. Adapun penulis
melakukan penelitian pada bidang penetapan untuk mengetahui tentang
aktivitas pengolahan data wajib pajak dan jenis pajak / retribusi daerah
yang dikelola serta untuk mengetahui lebih detail tentang sistem dan
mekanisme yang sedang berjalan pada bidang penetapan.
3.2.2.2. Sumber Data Sekunder (Dokumentasi)
Dalam data sekunder, data tersebut berupa data yang sudah diolah lebih
lanjut oleh pengumpul data tersebut, seperti sumber-sumber referensi, baik dari
buku sumber ataupun dokumen-dokumen yang diperoleh dari pihak terkait pada
saat penelitian dilakukan, seperti nota perhitungan pajak dan retribusi, nota
perhitungan retribusi daerah serta daftar jenis pajak dan retribusi daerah
Kabupaten Kutai Barat.
3.2.3. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem
Metode pendekatan sistem dapat dikatakan sebagai langkah awal yang
dibuat sebelum melakukan pada metode pengembangan sistem. Itu terlihat dari
setiap permasalahan yang ditemukan pada sistem informasi yang ada, untuk
dipecahkan dan menjadikan langkah-langkah pengembangan menjadi sistem
sistem untuk menghasilkan sistem informasi berbasis komputer yang dapat
menyelesaikan permasalahan tersebut.
3.2.3.1 Metode Pendekatan Sistem
Metode pendekatan yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini
menggunakan metode pendekatan terstruktur. Tujuannya adalah supaya pada
akhir pengembangan sistem akan didapatkan sistem yang strukturnya
didefinisikan dengan baik dan jelas.
3.2.3.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan penulis dalam penelitian
ini adalah metode pendekatan sistem waterfall. Menurut Jogiyanto H.M (2004:59)
dalam bukunya Analisis & Desain. Menjelaskan bahwa :
“Metodologi pengembangan sistem adalah metode-metode, prosedur-prosedur,
konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang akan
digunakan untuk menembangkan suatu system informasi”
Pengembangan sistem didefinisikan sebagai aktivitas untuk menghasilkan sistem
informasi berbasis computer untuk menyelesaikan persoalan (problem) organisasi
atau memanfaatkan kesempatan (oppportunities) yang timbul.
Model air terjun (waterfall) biasa juga disebut siklus hidup perangkat lunak.
Mengambil kegiatan dasar seperti spesifikasi, pengembangan, validasi, dan
38
spesifikasi persyaratan, perancangan perangkat lunak, implementasi, pengujian
dan seterusnya.
System Engineering
Requirements Analysis
Design
Coding
Testing
Maintenance
Gambar 3.2 Metode Waterfall
(Sumber: Jogiyanto, H.M., Analisis dan Desain Sistem Informasi, 2004:59, Informatika)
Keterangan Menurut gambar diatas alur dari Model Waterfall sebagai berikut:
1. Rekayasa perangkat lunak (system enginerring),melakukan
pengumpulan data dan penetapan kebutuhan semua elemen sistem,
2. Requirements analysis , melakukan analisis terhadap permasalahan
yang dihadapi dan menetapkan kebutuhan perangkat lunak, fungsi
performsi dan interfacing,
3. Design, menetapkan domain informasi untuk perangkat lunak,fungi
4. Coding ( imolementasi ), pengkodean yang mengimplementasikan
hasil desain ke dalam kode atau bahasa yang dimengerti oleh mesin
komputer dengan menggunakan bahasa pemprograman tertentu,
5. Testing ( pengujian ) , kegiatan untuk melakukan pengetesan program
yang sudah dibuat apakah udah benar atau belum di uji dengan cara
manual.jika testing sudah benar maka program boleh digunakan,
6. Maintenance ( perawatan ) , menangani perangkat lunak yang sudah
selesai supaya dapat berjalan lancar dan terhindar dari
gangguan-gangguan yang dapat menyebabkan kerusakan.
Berikut adalah tahapan-tahapan penulis dalam merancang sebuah sistem
yang menggunakan mekanisme pengembangan sistem dengan waterfall, antara
lain :
1. Penulis akan mengidentifikasi kebutuhan User, supaya penulis bisa
merancang system yang akan dibangun sesuai dengan yang
diharapkan User. Sebelum pada tahap perancangan, penulis
mengnalisis sistem dengan cara melakukan pengumpulan data yaitu
dengan fielf recerch (metode penelitian)/ observasi, dan interview
(wawancara) dan dengan cara literature yaitu dengan dokumentasi
terhadap kebutuhan yang diinginkan pemakai.
2. Pada tahap kedua, penulis membuat prototype sistem tersebut untuk
40
3. Pada tahap ketiga, penulis menerjemahkan desain prototype ke bentuk
code(perangkat lunak ) dari hasil perancangan dan analisis yang bisa
dibaca oleh perangkat keras.
4. Pada tahap keempat, penulis melakukan uji coba sistem yang telah
dirancang untuk memastikan bahwa sistem tersebut dapat digunakan
dengan baik dan benar, sesuai kebutuhan pemakai.
5. Pada tahap kelima, penulis akan mementukan apakah sistem tersebut
dapat diterima oleh pemakai, atau harus dilakukan beberapa perbaikan
atau bahkan dibongkar semuanya dan mulai dari awal lagi, serta
setelah perbaikan sistem itu selesai dikerjakan,penulis akan kembali
lagi pada tahap ketiga yaitu melakukan pengujian prototype kembali.
6. Pada tahap keenam, penulis menjaga perangkat lunak dari kerusakan
dan melakukan perubahan (update) untuk terus mengembangkan
perangkat lunak yang telah ada.
3.2.3.3 Alat Bantu Analisis dan Perancangan
a. Analisis
Analisis adalah mempelajari masalah – masalah yang timbul dan
kemudian memperbaiki berbagai fungsi yang ada di dalam sistem berjalan agar
b. Perancangan
Perancangan adalah menentukan bentuk dari sistem yang akan di buat
yang sesuai kebutuhan pemakai yang telah di analisis terlebih dahulu, termasuk di
dalamnya input dan output sistem.
1. Flow Map
“Flowmap adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan
uruturutan prosedur dari suatu program. Flowchart menolong analis dan
programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih
kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam
pengoperasian. Flowmap biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah
khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut.
2. Diagram Konteks
“Diagram Konteks adalah diagram yang menggambarkan sumber serta
tujuan data yang akan diproses atau dengan kata lain diagram tersebut digunakan
untuk menggambarkan sistem secara umum/global dari keseluruhan sistem yang
ada. Berdasarkan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa diagram
konteks merupakan diagram yang menggambarkan sistem secara umum atau
global.
3. DFD (Data Flow Diagram)
Data Flow Diagram digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang
telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa
mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau
42
digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur. Berdasarkan
definisi di atas maka penulis menyimpulkan bahwa Data Flow Diagram adalah
diagram untuk menggambarkan arus dari data sistem yang saling berhubungan
sesuai dengan aturan mainnya.
a. DFD Level 0/Zero (Overview Diagram)
Dari context diagram ini kemudian akan digambar dengan lebih rinci lagi
disebut level 0 (overview diagram).
b. Diagram Rinci/Detail (Level Diagram)
Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada
dalam diagram zero atau diagram level diatasnya. Berdasarkan definisi di atas
maka penulis menyimpulkan bahwa diagram rinci merupakan diagram yang
menjelaskan atau menguraikan proses secara lebih detail lagi dari dari proses yang
ada di level 0.
4. Kamus Data
Kamus Data merupakan katalog fakta tentang data dan
kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. dalam kamus data harus memuat
hal-hal berikut:
1. Nama Arus Data
Nama arus data dicatat pada kamus data, sehingga mereka yang membaca
DAD memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang suatu arus data tertentu.
2. Alias
Untuk menyatakan nama lain dari element atau data store yang sebenarnya
3. Bentuk Data
Dipergunakan untuk mengelompokan kamus data ke dalam kegunaannya
sewaktu perancangan sistem.
4. Arus Data
Menunjukan dari mana data mengalir dan kemana data akan
menuju,keterangan arus data ini perluh dicatat di kamus data supaya memudakan
mencari arus data ini di DFD.
5. Penjelasan
Untuk lebih memperjelas lagi tentang makna dari arus data yang dicatat di
kamus data. Maka bagian penjelasan dapat diisi dengan keterangan - keterangan
tentang arus data tersebut.
6. Periode
Menunjukkan kapan terjadinya arus data ini. periode perlu dicatat di
kamus data karenah dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kapan input data
harus dimasukkan ke sistem, kapan proses program harus dilakukan dan kapan
laporan – laporan dihasilkan.
7. Volume
Volume rata-rata menunjukkan banyaknya rata-rata arus data yang
mengalir dalam satu periode tertentu dan volume puncak menunjukkan volume
yang terbanyak.
8. Struktur data
Struktur data menunjukan harus data yang dicatat di kamus data terdiri
44
penulis menyimpulkan bahwa kamus data merupakan suatu bantuan yang berguna
untuk kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi.
5. Perancangan Basis Data
1. Normalisasi
Proses normalisasi mempunyai pengelompokkan data elemen menjadi
tabel-tabel yang menunjukkan entitas dan relasinya. Proses normalisasi selalu
diuji pada beberapa kondisi, yaitu kemungkinan ada kesulitan pada saat
menambah, menghapus, mengubah, membaca pada suatu database. Bila ada
kesulitan pada pengujian tersebut relasi dapat dipecahkan pada beberapa tabel lagi
atau dengan kata lain perancangan belumlah mendapatkan database optimal. Pada
proses normalisasi ini perlu dikenal terlebih dahulu mengenai definisi dari
tahap-tahap normalisasi. Tahap-tahap-tahap normalisasi terdiri dari :
a. Bentuk tidak normal (Unnnormalized Form)
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada
keharusan mengikuti suatu format tertentu, bisa saja data tidak lengkap atau
terduplikasi.
b. Bentuk normal ke satu (1NF /First Normal Form)
Bentuk normal ke satu mempunyai ciri-ciri yaitu setiap data dibentuk
dalam flat file (file datar/rata), data dibentuk dalam satu record demi satu record
dan nilai dari field-field berupa atomic value.
c. Bentuk normal ke dua ( 2NF /Second Normal Form)
Bentuk normal kedua mempunyai syarat yaitu bentuk data telah memenuhi
fungsi pada kunci utama/ primary key sehingga untuk membentuk normal kedua
haruslah sudah ditentukan kunci-kunci field. Kunci field haruslah unik dan dapat
mewakili atribut lainnya yang menjadi anggotanya.
d. Bentuk normal ketiga (3NF / Third Normal Form)
Untuk menjadi bentuk normal ketiga maka relasi haruslah dalam bentuk
normal kedua dan semua atribute bukan primer tidak punya hubungan yang
transitif. Dengan kata lain, setiap atribut bukan kunci haruslah bergantung hanya
pada primary key dan pada primary key secara menyeluruh.
e. Boyce-Codd Normal Form (BCNF)
Boyce-Codd Normal Form mempunyai paksaan yang lebih kuat dari
bentuk normal ketiga. Untuk menjadi BCNF, relasi harus dalam bentuk normal
kesatu dan setiap atribut harus bergantung fungsi pada atribute superkey.
2. Tabel Relasi
Menurut Jogiyanto H.M (2004:15) dalam buku Analisis dan Desain,
menjelaskan bahwa:
“Kardinalitas Relasi menunjukkan jumlah maksimum tupel yang dapat berelasi
dengan entitas pada entitas yang lain.sebagai berikut:
1. Relasi Satu ke satu (One-to-One)
Tingkat hubungan ini menunjukkan hubungan satu ke satu, dinyatakan
dengan satu kejadian pada entitas pertama, dan hanya mempunyai satu hubungan
46
Gambar 3.3 relasi One to one
2. Relasi Satu ke Banyak atau Banyak ke Satu (On-to-Many atau Many-to-One)
Tingkat hubungan satu ke banyak adalah sama dengan banyak ke satu,
tergantung dari arah mana hubungan tersebut dilihat. Untuk satu kejadian pada
entitas yang pertama dapat mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada
entitas yang kedua. Sebaliknya, satu kejadian pada entitas yang kedua hanya dapat
mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang pertama.
Gambar 3.4 Relasi One toMany
3. Relasi Banyak-ke-Banyak (Many to Many)
Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika tiap kejadian pada sebuah
entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas lainnya,
Entitas 1
Entitas 4 Entitas 3 Entitas 2 Entitas 1
Entitas 3 Entitas 2
Entitas 5 Entitas 4
Entitas 5
Gambar 3.5 Relasi Many to Many
4. Kunci Elemen Data (Key)
Menurut Jogiyanto H.M (2004:15) dalam buku Analisis dan Desain,
menjelaskan bahwa terdapat bermacam-macam jenis Key, antara lain:
1 Super Key, salah satu atau lebih atribut (kumpulan atribut) dari suatu tabel
yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi entity/record dari tabel
tersebut secara unik (tidak semua atribut dapat menjadi super key).
2 Candidate Key, tidak boleh berisi atribut dari tabel yang lain sehingga
candidate key sudah pasti super key namun belum tentu sebaliknya
3 Primary Key, salah satu atribut candidate key dapat dipilih menjadi
primary key dengan 3 (tiga) kriteria yaitu key tersebut lebih natural untuk
digunakan sebagai acuan, lebih sederhana, terjamin keunikannya.
4 Alternate key, setiap atribut candidate key yang tidak terpilih menjadi
primary key maka atribut-atribut tersebut dinamakan alternate key..
3.2.4. Pengujian Software
Metode pengujiaan yang digunakan dalam pengujiaan perangkat lunak