• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi penyaluran dana zakat baznas melalui program pemberdayaan ekonomi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi penyaluran dana zakat baznas melalui program pemberdayaan ekonomi"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

SYAIPUDIN ELMAN

NIM 1111046300001

KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

v

Syaipudin Elman. NIM 1111046300001. Strategi Penyaluran Dana Zakat BAZNAS

Melalui Program Pemberdayaan Ekonomi. Konsentrasi Manajemen Zakat & Wakaf, Program Studi Muamalat,Fakultas Syariah & Hukum, UniversitasIslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015 M / 1436 H.

Sekripsi ini bertujuan untuk Mengetahui Strategi Penyaluran Dana Zakat di BAZNAS.

Dengan menganaliss penyaluran dana ZIS di BAZNAS dan peningkatan ekonomi masyarakat

dari tahun 2013- 2014 . Sehingga mengetahui dampak penyaluran zakat bagi peningkatan

ekonomi masyarakat oleh BAZNAS, benar-benar telah dirasakan para Mustahik dan masyarakat.

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yang bersifat kualitatif, yakni sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari para tokoh dan perilaku yang diamati.Penelitian ini diperoleh penulis dari kantor BAZNAS.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan Badan Amil Zakat Nasional dirasakan cukup besar manfaatnya oleh masyarakat. Lembaga ini telah bekerjasama dengan

pemerintah dalam menanggulangi masalah social dan kemiskinan yang semakin rumit, terutama

bagi kaum mustahik, sehingga mampu menumbuh kembangkan masyarakat dengan berjiwausaha

yang gigih, professional dan menjadikan mereka sebagai muzzaki. Dengan adanya zakat dimana

penyaluran dana ZIS diberikan kepada mustahik agar yang bersangkutan bisa mandiri dan

mengembangkan usahanya adalah alternatif yang perlu terus dikembangkan untuk pemberdayaan

masyarakat. Namun demikian dibutuhkan kecermatan dalam memilih calon Mustahik dengan harapan dana itu akan dimanfaatkan untuk kepentingan yang sebenarnya. Dan sebagai alternative

penyaluran dana ZIS untuk usaha-usaha produktif mempunyai prospek yang cukup menjanjikan

dan signifikan di masa mendatang.

Kata kunci: pemberdayaan, ekonomi masyarakat, penyaluran dan zakat.

Pembimbing : Abdurrauf, M.A

(6)

vi

rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat meyelesaikan Skripsi yang berjudul

“StrategiPenyaluran Dana Zakat BAZNAS Melalui Program PemberdayaanEkonomi”

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Strata Satu

(S1) guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulisan Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak tangan yang terulur

memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat dan terima kasih yang tulus atas segala

kepedulian mereka yang telah memberikan bantuan baik berupa kritik, masukan,

dorongan semangat, dukungan finansial maupun sumbangan pemikiran dalam penulisan

Skripsi ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menghanturkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA., selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta.

2. Bapak AM. Hasan Ali, MA selaku Ketua Prodi Muamalat, Bapak Abdurrauf,

M.A selaku sekretaris Prodi Muamalat. Dan dosen pembimbing yang berperan

bukanhanya sebagai mengeroksi kekeliruan dan memberikan arahan dan

bimbingan dalam skripsi.

3. Teristimewa kedua orang tua penulis, Bpk. Abdurrahman bin Rafi’i dan Ibu.

Endang Larasati tersayang yang telah membesarkan dan mendidik penulis

(7)

vii

Muhammad Fuat Rahman yang selalu memberi dukungan moril dan materil

kepada penulis.

5. KaOce, Om nana selaku saudara yang selalu memberikan Motivasi sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi.

6. Para Dosen fakultas Syariah dan Hukum yang tidak bisa disebutkan satu

persatunamanya yang telah banyak memberikan nasihat dan pengalamannya

kepada penulis.

7. Para pengurus BAZNAS terutama Bapak Deni Hidayat yang telah menerima dan

membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan Skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan di UIN khususnya mahasiswa ZISWAF angkatan

2011, Banyak sekali kenangan-kenangan yang telah kita lalui bersama-sama.

Semoga silaturahmi kita dapat terus terjalin dan kita semua mencapai

kesuksesan bersama-sama.

9. Teman-teman dari Ikatan Lingkar Zakat Madani (LZM UIN Jakarta), dan

sahabat-sahabat KKN KAMIyang telah menjadi inspirasi dan keluarga kedua

bagi penulis serta selalu memberikan do’a dan dukungan yang sangat berarti

bagi penulis.

10. Ramadhana, Achmad Rendy,M.A.S.S. Moyo, Hendriansyah, Eva Nurlutfiah,

Nurseha Satyariani ,Siti Kholifah, Putri Novianti, MitraYunimar YM, Rini Dian

(8)

viii

11.Teman-teman dari PRUDENTIAL Dinasty Agency, khususnya Ibu

SitiMurningsih selaku AM dan Rian Dwi Cahya selaku manajer yang selalu

memberikan masukan dan motivasi kepada penulis.

12.Titik Rahmawati, Veronika, Rita Dahlia, Hasan al-farisi, Falahul Mualim dan

seluruh teman-teman AIC pusat yang selalu memberikan motivasi dan saran

bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi.

13.Seluruh staf karyawan Perpustakan Utama UIN dan Perpustakaan FDK untuk

referensi buku-bukunya.

14.Serta kepada seluruh pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu atas semua

bantuan dan masukannya kepada penulis.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak atas

seluruh bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan

Skripsi ini.Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

Aamiin....

Jakarta, 05 Agustus 2015

(9)

1

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan dengan segala dimensinya merupakan permasalahan yang

harus di atasi melalui program pemerintah dan partisipasi semua elemen

masyarakat. Menteri kordinator bidang kesejahteraan rakyat mengukapkan

bahwa tingkat kemiskinan pada tahun 2005 sama dengan kondisi 15 tahun

yang lalu. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk

miskin pada tahun 2014 sebesar 28,55 juta orang atau 11,47 persen dari

seluruh penduduk Indonesia.1

Problematika kehidupan umat islam sangatlah kompelks, kemiskinan,

kebodohan, keterbelakangan merupakan potret sebagian besar bangsa

Indonesia yang mayoritas adalah umat muslim.2

Kemiskinan masih menjadi permasalahan terbesar bangsa ini. Paska krisis

sampai saat ini, pemulihan ekonomi berjalan lambat. Akibatnya kemiskinan

dan otonomi daerah sejak 1 januari 2001 juga tidak banyak membantu.3

1

BAZIS Provinsi DKI Jakarta dan Institut Manajemen Zakat,Manajem Zis Bazis Provinsi DKI Jakarta, (Jakarta : BAZIS Provinsi DKI Jakarta, 2006, cet.1), h vii

2

Fuad Amsari, Islam kaafah tantangan dan aplikasinya , (Jakarta ;Gip, 1995), cet; 1, h 208

3

(10)

Kemiskinan yang terjadi akan menambah jurang pemisahan antara kaum

miskin dan kaum kaya. Padahal dalam islam telah mengajarkan kepada kita

untuk berbuat baik kepada sesama, tidak terkecuali terhadap orang miskin

dengan cara memberikan sedikit harta kita yaitu berupa zakat. Zakat

diharapkan dapat mampu meminimalisir kesenjangan pendapatan antara orang

kaya dan miskin. Di samping itu zakat juga diharapkan dapat meningkatkan

atau menumbuhkan perekonomian, baik pada level individu maupun pada

level sosial masyarakat.4

Menurut UNICEF, kemiskinan sebagai ketidak milikan hal-hal secara

materi kebutuhan manusia seperti kesehatan, pendidikan, dan jasa-jasa lainnya

yang dapat menghindarkan manusia dari kemiskinan. Ravalion menyatakan

dalam decade 1970-an merumuskan garis kemiskinan (proverty line) untuk menentukan tingkat pendapatan minimum untuk mencukupi kebutuhan fisik

dasar, seseorang berupa kebutuhan makanan, pakaian, serta perumahan

sehingga dapat menjamin kelangsungan hidupnya.5

4

Nurdin Mhd. Ali. Zakat Sebagai Instrumen dalam Kebijakan Fiskal.(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada 2006), h. 2

5

(11)

Salah satu ajaran Islam yang harus ditangani secara serius adalah

penanggulangan kemiskinan dengan cara mengoptimalkan pengumpulan,

pemberdayaan dan penyaluran dana zakat. Salah satu instrument keuangan

islam adalah dana zakat.6

Di tengah problematika perekonomian ini, zakat muncul menjadi

instrument yang solutif. Zakat sebagai instrument pembangunan

perekonomian dan pengentasan kemiskinan umat didaerah. Memiliki banyak

keunggulan dibandingkan instrument fiskal konvesional yang kini telah ada.7

Zakat merupakan kewajiban orang berpunya (kaya) terhadap orang miskin

dan merupakan hak orang miskin, maka zakat dapat berfungsi untuk

menolong, membantu dan membina mereka terutama fakir miskin kearah

kehidupan yang lebih baik dan sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi

kehidupan hidupnya dengan layak, dapat beribadah kepada Allah.8

Dalam surat Ar-Taubah ayat 103,

ر طت ةقدص م ل مأ م ذخ

مه

زت

ب م يك

إ م يلع لص ا

عي س ه م ل كس كت لص

ميلع

6

Abdul Majid,Tantangan dan Harapan Umat Islam di Era Globalisasi, (Bandung : Pustaka setia, 2002), h. 213

7

Ali Sakti, Analisis Teoritis Islam Jawaban AtasKekacauan Ekonomi Modern, (Jakarta: Paradigma dan AQSA Publishing, 2007), h. 192.

8

(12)

Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”(At-Taubah: 103) .9

Allah menyuruh dan meminta untuk mengambil zakat dari sebagian

harta muzzaki dan perintah zakat ini merupakan suatu paksaan. Islam pun

mengajarkan bahwa setiap individu, di samping memenuhi kepentingan

sendiri, seharusnya memainkan peranan dalam menyebarkan kebaikan dengan

cara menolong orang lain. Islam mengajarkan bahwa setiap orang bisa dan

seharusnya memberikan sumbangan untuk menciptakan masyarakat yang

lebih baik.10

Oleh karena itu, dalam rangka penyaluran dana zakat sebagai sebuah

kekuatan ekonomi masyarakat, maka keberadaan institusi zakat sebagai

lembaga publik yang ada di masyarakat menjadi amat sangat penting.11

Zakat, sekalipun dibahas dalam pokok bahasan “ibadah”, karena

dipandang bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sholat, sesungguhnya

merupakan bagian system sosial-ekonomi Islam, dan oleh karena itu di bahas

didalam buku-buku tentang strategi hukum dan ekonomi Islam.12

Allah telah memberikan kelebihan yaitu akal pikiran kepada manusia,

dengan akal yang dapat mereka gunakan adalah untuk mengelola alam,

9

Al-Qur’an dan Terjemah

10

Muhammad, Ekonomi Makro Dalam Persepktif Islam, (Yogyakarta : BPFE Yogyakarta, 2004) , cet. 1, h. 32

11

Djamal Doa, Pengelolaan Zakat Oleh Negara Untuk Memerangi Kemiskinan,(Jakarta: Nuansa Madani,2004), cet. Ke.1.h.93

12

(13)

sehingga manusia mendapatkan manfaat, baik bagi dirinya maupun

masyarakat. Di bumi, manusia diberi tugas untuk mengelola alam dan

meningkatkan kehidupan di dalamnya yaitu dengan cara saling

tolong-menolong, seperti yang kaya memberi bantuan kepada yang miskin, yang kuat

memberikan pertolongan kepada yang lemah, maka dari itu dengan

keseimbangan dunia ini dapat tercapai. Zakat adalah salah satu cara untuk

mewujudkan prinsip tolong-menolong dan salah satu cara untuk mewujudkan

keadilan sosial.13

Zakat untuk pemberdayaan ekonomi dengan berupaya menciptakan

iklim masyarakat yang berjiwa wirausaha akan terwujud, apabila

penyalurannya tidak langsung diberikan kepada mustahik, untuk keperluan

konsumtif, tetapi dihimpun, dikelola dan didistribusikan oleh badan/lembaga

yang amanah dan professional.14

Dalam dua tahun terakhir ini, penyaluran dana zakat cenderung meningkat

dari waktu ke waktu, dari data yang di himpun jumlah penyaluran dana zakat

pada tahun 2013 pada BAZNAS sebesar 44,363 miliyar rupiah. Dan sementara

itu peningkatan persentase dalam penyaluran dana zakat yang di lakukan oleh

BAZNAS pada tahun 2014 sebesar 45,113 miliyar rupiah. Dari data tersebut,

terlihat jelas bahwa terjadi peningkatan jumlah penyaluran dana zakat yang di

lakukan oleh BAZNAS.Dalam rentang waktu 2013 dan 2014, penyaluran dana

13

Farida Prihatini, Hukum Islam Zakat dan Wakaf Teori dan Prakteknya di Indonesia (Fakultas Hukum Universitas Indonesia), h. 47-48

14

(14)

zakat BAZNAS mengalami kenaikan sebesar hampir 11,75 persen, dari total

nilai penyaluran sebelumnya sebesar 44,363 miliar rupiah menjadi 45,113

miliar rupiah.

Dari kasus di atas penulis beranggapan bahwa lembaga zakat harus

memiliki strategi yang tepat khususnya pada program pemberdayaan ekonomi

yang merupakan solusi dalam hal membantu BAZNAS dalam menjalankan

programnya. Untuk itu kiranya penulis tertarik untuk menyusun skripsi ini

dengan judul ”STRATEGI PENYALURAN DANA ZAKAT BAZNAS MELALUI PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI”

B. Identifikasi Masalah

Berbicara mengenai strategi penyaluran perlu pembahasan yang cukup

luas. Demi terselesaikannya penulisan ini, maka dalam penelitian penulis

hanya memfokuskan pada pembahasan strategi penyaluran dana zakat pada

program pemberdayaan ekonomi pada BAZNAS.

C. Perumusan masalah

Berdasarkan pada pembatasan masalah penelitian di atas, maka untuk

mempermudah pembahasan, penulis merumuskan masalahnya sebagai

berikut:

1. Bagaimana mekanisme penyaluran dana zakat untuk pemberdayaan

ekonomi yang dilakukan BAZNAS?

2. Bagaimana dampak penyaluran dana zakat melalui program

(15)

D. Tujuan dan manfaat penelitian 1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui strategi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

dalam menyalurkan dana zakat

b. Untuk mengetahui pemberdayaan ekonomi umat pada (BAZNAS)

melalui dana zakat.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat di peroleh dari hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Akademis : penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi hasanah ilmu pengetahuan kepada mahasiswa/i terutama

manajemen zakat (ziswaf) agar dapat mengetahui sisi manajerial

BAZNAS dalam menyalurkan dana zakat.

b. Manfaat praktis : Penelitian ini di harapkan dapat memberikan kajian

yang menarik dan dapat menambah wawasan serta cakrawala

keilmuan khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca

c. Manfaat Masyarakat : hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi

pengembangan ilmu pengetahuan, yaitu pengetahuan mengenai zakat,

khususnya pada strategi penyaluran dan pemberdayaan ekonomi

(16)

E. Kerangka teori dan konseptual 1. Kerangka teori

Untuk mempermudah penulis, maka ada beberapa istilah yang perlu

penulis jelaskan beberapa istilah yang terkait dengan judul skripsi ini,

diantaranya tentang Zakat, Infaq, Sedekah, Strategi, Penyaluran dan

Pemberdayaan.

Istilah Shadaqah, Zakat dan Infaq menunjuk kepada satu pengertian

yaitu sesuatu yang dikeluarkan Zakat, Infaq dan Shadaqah memiliki

persamaan dan peranannya memberikan kontribusi yang amat signifikan

dalam pengentasan kemiskinan. Adapun perbedaannya yaitu Zakat

hukumnya wajib sedangkan Infaq dan Shadaqah hukunya sunnah. Atau

zakat yang dimaksudkan adalah sesuatu yang wajib dikeluarkan,

sementara Infaq dan Shadaqah adalah istilah yang digunakan untuk

sesuatu yang tidak wajib dikeluarkan. Jadi pengeluaran yang sifatnya suka

rela itu yang disebut Infaq dan Shadaqah Zakat ditentukan nisabnya,

sedangkan Infaq dan Shadaqah tidak memiliki batas, Zakat ditentukan

siapa saja yang berhak menerimanya sedangkan Infaq boleh diberikan

kepada siapa saja15.

Menurut Prof Onong Uchyana Effendi, M.A, strategi pada

hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk

15

(17)

mencapai tujuan tersebut. Strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang

hanya memberi arah saja, melainkan harus mampu menunjukan

bagaimana taktik operasionalnya.16

Strategi berkaitan dengan arah tujuan dan kegiatan jangka panjang

suatu organisasi. Strategi juga terkait dalam menentukan bagaimana suatu

organisasi menempatkan dirinya dengan mempertimbangkan keadaan

sekeliling, terutama terhadap pesaingnya.17

Kata penyaluran berasal dari bahasa inggris yaitu distribute yang

berati pembagian, secara terminologi peyaluran adalah penyaluran

(pembagian & pengiriman) kepada orang banyak atau beberapa tempat.18

Sedangkan pemberdayaan menurut bahasa berasal dari kata daya

yang berati tenaga atau kekuatan. Pemberdayaan adalah upaya

membangun sumber daya dengan mendorong, memotivasi dan

membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya

untuk mengembangkannya.19

Sementara itu, suatu proses pemberdayaan menurut Malcolm Payne

pada dasarnya ditunjukan untuk membantu klien memperoleh daya untuk

mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan dilakukan

16

Onong Uchayana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992) Cet. Ke-4, h. 32

17

David Faulkner dan Gerry Johnson, Strategi Manajemen, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 1995). h. 3

18

W.H.S. Poerwadaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia,(Jakarta : Balai Pustaka, 1999), cet. 7, h. 269

19

(18)

terkait akan dengan dirinya termasuk mengurangi efek hambatan pribadi

dan sosial dalam melakukan tindakan. Dengan demikian pemberdayaan itu

adalah merupakan suatu daya kekuatan yang timbul sebagai usaha untuk

mengadakan perubahan agar terciptanya perbaikan dan peningkatan

kualitas kehidupan suatu masyarakat.20

2. Kerangka konsep

Konsep penelitian ini menitik beratkan pada strategi penyaluran dana

zakat program pemberdayaan ekonomi (rumah makmur) pada Badan Amil

Zakat Nasional, yaitu untuk melihat bagaimana proses pengelolaan

metode strategi penyaluran dengan menerapkan strategi-strategi yang baik

dan efektif agar mampu meningkatkan ekonomi pada masyarakat kecil

melalui program pemberdayaan ekonomi (rumah makmur) di BAZNAS,

serta melihat bagaimana perkembangan jumlah penerima manfaat pada

program ini.

F. Review Studi Terdahulu

Untuk menghindari penelitian dengan objek yang sama, maka

diperlukan kajian terdahulu. Sebelum membuat skripsi ini penulis melakukan

kajian pustaka yang berupa judul-judul skripsi yang telah ada sebagai

pembanding dari skripsi ini, anrata lain sebagai berikut:

20

(19)

No. Nama Peneliti, Judul Penelitian Keterangan dan Isi Penelitian Perbedaan 1. 2. Atik

Nurdiana“Pemberday aan Dana Zakat Baitul Qiradh Melalui Program Usaha Kecil

Menengah”. Jurusan Manajemen Dakwah,

Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi,

UIN Jakarta tahun

2011.

Siti Masuko“Strategi

Penyaluran Dana Lazis Yayasan Amaliyah Astra Dalam Rangka

Skripsi ini membahas

tentang Pemberdayaan

Dana Zakat Melalui

Dana Zakat Melalui

Program Usaha Kecil

Menengah. Penelitian

ini dilakukan pada

tahun 2011.

Skripsi ini membahas

tentang strategi

Penyaluran Dana Lazis

Yayasan Amaliyah

Astra Dalam Rangka

Skripsi ini membahas

tentang strategi Strategi

Penyaluran Dana Zakat

BAZNAS Melalui

Program Pemberdayaan

Ekonomi. Penelitian ini

dilakukan pada tahun

2015.

Skripsi ini membahas

tentang strategi

Penyaluran Dana Zakat

(20)

3. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat”. Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas

Syariah dan Hukum,

UIN Jakarta tahun

2014

Muklisin

“Pendistribusian

Dana Zakat untuk Pemberdayaan Ekonomi pada Bazda Karawang”. Jurusan Manajemen Dakwah,

Fakultas Dakwah dan

Komunikasi, UIN

Jakarta tahun 2011

Pemberdayaan

Ekonomi Masyarakat.

Penelitian ini dilakukan

pada tahun 2014

Skripsi ini membahas

tentang

Pendistribusian Dana

Zakat untuk

Pemberdayaan

ekonomi pada Bazda

karawang. Penelitian

ini dilakukan pada

tahun 2011

Program Pemberdayaan

Ekonomi. Penelitian ini

dilakukan pada tahun

2015

Skripsi ini membahas

tentang Strategi

Penyaluran Dana Zakat

BAZNAS Melalui

Program Pemberdayaan

ekonomi. Penelitian ini

dilakukan pada tahun

(21)

G. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan 1. Jenis Penelitian dan Sumber Data

a. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan yang bersifat kualitatif, yakni

ssebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis

berupa wawancara dengan badan amil zakat nasional studi dokumentasi

pada arsip-arsip berupa laporan keuangan serta dokumentasi lain yang

terkait dengan permasalahan ini

b. Sumber data penelitian ini yaitu:

1). Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari beberapa pihak

BAZNAS langsung melalui instrumen wawancara yang secara

terstruktur.

2). Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari berbagai literatur dan

referensi lain seperti buku, majalah, makalah tahun dan setiap artikel

yang mengandung informasi berkaitan dengan masalah yang dibahas,

dihimpun dari berbagai tempat mulai dari perpustakaan hingga situs

internet21

21

(22)

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan dua metode sebagai

berikut:

a. Interview (wawancara), adalah salah satu cara mendapatkan data dengan

bertanya dalam bentuk komunikasi verbal atau wawancara guna

mendapatkan informasi dari responden dalam hal ini adalah pihak

manajemen lembaga yang diperlukan informasinya dalam mendukung

penulisan skripsi ini.

b. Studi Dokumenter, digunakan untuk melengkapi data yang dijaring melalui

teknik wawancara. Data yang dihimpun melalui teknik studi dokumenter

ini adalah data perkembangan jumlah rumah makmur BAZNAS dan

program-program yang lainnya.

3. Metode pengolahan dan analisis data

Adapun teknik pengolahan data pada penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif, analisis data dilakukan secara bersamaan dengan pengumpulan

data. Proses analisis bersifat induktif, yaitu mengumpulkan

informasi-informasi khusus menjadi satu kesatuan dengan jalan mengumpulkan data,

menyusun dan mengklasifikasikannya dan menganalisa penerapan strategi

penyaluran dana zakat yang dilakukan BAZNAS khususnya pada program

pemberdayaan ekonomi.22

22

(23)

4. Teknis penulisan skripsi

Teknik penulisan skripsi ini berpedoman kepada buku ”pedoman

penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012”, yang merupakan sandaran dari penulisan

karya ilmiah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada umumnya,

khususnya mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum.

H. Sistematika Penulisan

Untuk keserasian dan ketertiban pembahasan serta untuk mempermudah

analisa materi dan penulisan skripsi ini, maka penulis menjelaskan dalam

sistematika penulisan. Secara garis besar, skripsi ini terdiri dari lima bab yang di

bagi dalam sub bab dan setiap sub bab mempunyai pembatasan masing-masing

yang akan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini, penulis menguraikan hal-hal yang terkait dengan latar

belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, kerangka teori dan konseptual, review studi

terdahulu, metode penelitian dan teknik penulisan serta sistematika

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORITIS

Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan teori mengenai

(24)

strategi: pengertian strategi dan tahapan strategi. Konsep penyaluran:

pengertian penyaluran, dasar hukum, ruang lingkup dan tujuan.

Konsep pemberdayaan: pengertian pemberdayaan, tujuan,

tahap-tahap dan indikator pemberdayaan.

BAB III PENYALURAN DANA ZAKAT BAZNAS

Dalam bab ini, penulis menguraikan gambaran umum dari Badan

Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang meliputi: sejarah singkat

BAZNAS, legal formal BAZNAS, visi dan misi BAZNAS, Program

pemberdayaan ekonomi BAZNAS dan Stuktur organisasi

BAZNAS, pekembangan BAZNAS, penyaluran dana zakat

BAZNAS.

BAB IV STRATEGI PENYALURAN DANA ZAKAT BAZNAS DAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT.

Dalam bab ini, penulis menguraikan Motode strategi penyaluran

dana zakat program pemberdayaan ekonomi di BAZNAS, Pengaruh

strategi penyaluran dana pada program pemberdayaan ekonomi .

BAB V PENUTUP

Bab penutup ini mencakup kesimpulan dari keseluruhan

pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta

saran-saran yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan skripsi

(25)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Strategi 1. Pengertian Strategi

Secara etimologi, strategi berasal dari bahasa yunani, strategos

yang berarti jendral. Strategi pada mulanya berasal dari peristiwa

peperangan yaitu sebagai sesuatu siasat untuk mengalahkan musuh.

Namun pada akhirnya strategi berkembang untuk semua kegiatan

organisasi termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya, dan agama.1

Dalam bukunya George A. Steiner yang berjudul Kebijakan dan Strategi

Manajemen, George mendefinisikan Strategi berasal dari bahasa yunani

yaitu strategos, yang berarti jenderal. Oleh karena itu, kata strategi secara

harfiah berarti “seni para jenderal.” Kata ini mengacu kepada perhatian

utama manajemen puncak organisasi. Secara khusus, strategi adalah

penempatan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan

mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan

strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya

secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.2

1Rafi’udin dan Manna Abdul Djaliel,

Prinsip Dan Strategi Dakwah, (Bandung : Pustaka Setia, 1997), h. 76

2

(26)

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengertian strategi, penulis

mengedepankan beberapa pengertian strategi yang dikemukakan oleh

beberapa pakar diantaranya :

a. George L. Morrisey, dalam bukunya Pedoman Pemikiran Strategis

memberikan definisi, strategi adalah pelengkap alamiah bagi visi dan

misi, strategi adalah suatu proses untuk menentukan arah yang

dijalani oleh suatu organisasi agar misinya tercapai.3

b. Michael Allison Jude Kaye, dalam bukunya Perencanaan Strategis

Bagi Organisasi Nirlaba, memberikan definisi strategi adalah

prioritas atau arah keseluruhan yang luas yang diambil oleh

organisasi.4

c. Hamel dan Prahalad, mendefinisikan strategi sebagai tindakan yang

bersifat senantiasa meningkat/ incremental dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan

oleh para pelanggan di masa datang.5

Dari pengertian para pakar, dapat dikatakan bahwa strategi adalah

suatu alat untuk mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu strategi

memiliki beberapa sifat, antara lain :

3

George L. Morrisey, Pedoman Pemikiran Strategis: Membangun Landasan Perencanaan Anda ( Jakarta: Prenhallindo, 1997), h.69

4

Michael Allison Jude Kaye, Perencanaan Strategis: Bagi Organisasi Nirlaba (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005), h. 3

5

(27)

1) menyatu (unified), yaitu menyatukan seluruh bagian-bagian dalam perusahaan

2) menyeluruh (comprehensive), yaitu mencakup seluruh aspek dalam perusahaan

3) integral (integrated), yaitu seluruh strategi akan cocok/sesuai dari seluruh tingkatan (corporate, business, dan functional)6

Beberapa penulis dewasa ini mengacu kepada strategi induk

sebagai kebijakan.Strategi tidak hanya diartikan sekedar cara untuk

menghadapi musuh atau pesaing saja, tetapi sebagai pola pikir dan

tindakan yang memiliki wawasan yang lebih luas dan mendasar (Hartanto,

dkk 1988).

Menyusun strategi berarti mencari jalan bagaimana mencapai hasil

yang ditargetkan sesuai dengan visi dan misi di dalam situasi organisasi

dan prospek yang dihadapi. Strategi adalah jalan untuk mencapai tujuan

tertentu atau untuk mencapai target keuangan dan posisi strategis. Strategi

pada dasarnya terdiri atas dua hal. Pertama, tindakan manajemen yang

terukur dan bertujuan (intended strategy) dan, kedua, reaksi atas perkembangan yang tidak diantisipasi sebelumnya dan tekanan persaingan

seperti peraturan pemerintah, masuknya pendatang baru, dan perubahan

taktik pesaing.7

6

Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berpikir Strategik , h. 17

7

(28)

Strategi juga akan berfungsi untuk mengarahkan tingkah laku

organisasi di dalam lingkungannya, pemilihan strategi tertentu

mencerminkan bagaimana rencana memadukan kekuatan, kelemahan

organisasi dengan kesempatan hambatan yang terdapat dalam

lingkungannya.

Jika disimpulkan dari pengertian-pengertian di atas bahwa strategi

adalah ilmu dan seni menggunakan kemampuan bersama sumber daya dan

lingkungan secara efektif yang terbaik, karena strategi merupakan kunci

dari terlaksananya misi yang ada dalam suatu perusahaan atau lembaga

untuk mencapai tujuan yang lebih baik.

2. Fungsi dan Tingkatan Strategi

a. Fungsi Strategi

1. Strategi sebagai rencana (Plan)

Strategi menjadi arah tindakan pedoman yang digunakan

untuk menghadapi tantangan linkungan tertentu. Bertitik tolak

dari kesadaran kekuatannya.

2. Strategi sebagai pola (Pattern)

Sebagai pola dari suatu rangkaian tindakan untuk

menghadapi tantangan/ancaman atau memanfaatkan peluang yang

terdapat dilingkungan.8

8

(29)

3. Strategi sebagai kedudukan (Position)

Penempatan perusahaan dilingkungan makro. Strategi

menjadi media yang menjembatani perusahaan dengan

lingkungannya.

4. Strategi sebagai perspektif

Strategi menjadi perwujudan cara melihat dan pemahaman

lingkungan. Disusun bertitik tolak dari tata nilai budaya kerja dan

wawasan koalisi dominan itu.9

b. Tingkatan Strategi

Strategi terdapat pada berbagai tingkatan dalam sebuah organisasi.

Tingkatan strategi dapat dibagi atas 3 bagian, yaitu:

1. Strategi Korporat (Corporate Strategy)

Suatu pernyataaan maksud sebuah perusahaan, arah

pertumbuhannya dan tujuan jangka panjangnya. Tujuan korporat

perusahaan terpusat pada sebuah pertanyaan kunci: bisnis apa yang

harus digeluti perusahaan? Strategi korporasi akan menentukan

apakah bentuk kegiatan bisnis dari organisasi tersebut, perlukah

satu perusahaan diintegrasikan dengan perusahaan lain atau harus

berdiri sendiri-sendiri dan bagaimana bisnis tersebut berhubungan

dengan masyarakat.

9

(30)

2. Strategi Bisnis (Business Strategy)

Pernyataan rinci definisi, misi, tujuan, unit bisnis dan

ancangan-ancangan yang akan digunakan untuk mencapai tujuan

jangka panjang perusahaan. Isu utama strategi dalam level ini

ialah berkenaan dengan persaingan di suatu pasar oleh setiap unit

bisnis, misalnya apa saja keuntungan terhadap pesaing, apa

peluang yang dapat dimanfaatkan, bagaimana perusahaan harus

mengalokasikan sumber dayanya untuk mencapai posisi

kompetitif yang diinginkan.

3. Strategi Operasional/Fungsional (Operational/ Functional Strategy)

Suatu perancanaan rinci tujuan jangka pendek dan metode

yang akan di gunakan oleh suatu bidang operasional untuk

mencapai tujuan jangka pendek unit bisnisnya. Isu utama strategi

pada level ini berkenaan dengan bagaimana masing-masing

bagian dari organisasi dapat dirangkai secara bersama-sama

membentuk strategic architecture yang secara efektif mampu menghasilkan arah strategik.10

10

(31)

3. Tahapan Strategi

Strategi juga melalui berbagai tahapan dalam prosesnya, secara

garis besar strategi melalui tiga tahapan, yaitu:11

a. Perumusan Strategi

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah merumuskan

strategi yang akan dilakukan. Sudah termasuk di dalamnya adalah

pengembangan tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal,

menetapkan kekuatan kelemahan secara internal, menetapkan suatu

objektifitas, menghasilkan strategi alternatif, dan memilih strategi

untuk dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu

sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau melakukan

suatu keputusan dalam proses kegiatan.

b. Implementasi Strategi

Setelah kita merumuskan dan memilih strategi yang telah

ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi

yang ditetapkan tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang

telah dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerja sama dari

seluruh unit, tingkat, dan anggota organisasi.

c. Evaluasi strategi

Tahap akhir dari srategi ini adalah evaluasi strategi diperlukan

karena keberhasilan yang telah dicapai dapat diukur kembali untuk

11

(32)

menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi menjadi tolak ukur untuk

strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu organisasi dan

evaluasi sangat diperlukan untuk memastikan sasaran yang

dinyatakan telah dicapai. Ada tiga macam kegiatan mendasar untuk

mengevaluasi strategi.

Dari tahapan strategi di atas bahwa merumuskan,

mengimplementasi dan mengevaluasi suatu strategi itu harus dilakukan

untuk kelancaran sebuah kegiatan ataupun program. Kerena fungsi

merumuskan, mengimplementasi dan mengevaluasi dari sebuah

strategi itu dapat mengembangkan sebuah tujuan yang akan dicapai

oleh organisasi maupun lembaga. Dalam hal ini, suatu perusahaan atau

lembaga akan dapat mengukur sejauh mana kegiatan atau program

yang sudah dilaksanakan dengan baik.

B. Konsep Penyaluran

1. Pengertian penyaluran

Kata penyaluran atau pendistribusian berasal dari bahasa inggris

yaitu distribute yang berati pembagian, secara terminologi penyaluran adalah (pembagian, pengiriman) kepada orang banyak atau beberapa

tempat. Pengertian lain mendefinisikan distribusi sebagai penyaluran

barang keperluan sehari-hari(terutama dalam masa darurat) oleh

pemerintah kepada pegawai negeri, penduduk dan sebagainya.12

12

(33)

Menurut Philip Kotler dalam bukunya ” Manajemen Pemasaran”

mengatakan bahwa penyaluran adalah serangkaian organisasi yang saling

tergantung yang terlibat dalam suatu proses untuk menjadikan suatu

produk atau jasa yang siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Dalam hal

ini distribusi dapat diartikan sebagai kegiatan (membagikan,

mengirimkan) kepada orang atau kebeberapa tempat.

2. Jenis-jenis Penyaluran

Ada tiga jenis penyaluran yang dapat ditemukan dalam aktifitas ekonomi

masyarakat, yaitu:

1. Resiprositas13

Resiprositas menunjuk pada gerakan diantara kelompok-kelompok

simetris yang saling berhubungan. Ini terjadi apabila hubungan

timbal balik antara individu-individu atau antara kelompok sering

dilakukan. Dalam hubungan seperti ini, resiprositas merupakan

kewajiban membayar atau membalas kembali kepada orang atau

kelompok lain atas apa yang mereka berikan atau lakukan untuk

kita, atau dalam tindakan yang nyata membayar atau membalas

kembali kepada orang atau kelompok lain.

13

(34)

2. Redistribusi14

Menurut sahlin definisi redistribusi adalah sebagai pooling yaitu

perpindahan barang atau jasa yang tersentralisasi, yang melibatkan

proses pengumpulan kembali dari anggota-anggota sesuatu

kelompok melalui pusat dan pembagian kembali kepada

anggota-anggota kelompok tersebut. Jadi redistribusi merupakan gerakan

approsiasi kearah pusat kemudian dari pusat didistribusikan

kembali.

3. Pertukaran

Pertukaran (exchange) merupakan distribusi yang dilakukan

atau terjadi melalui pasar. Pertukaran yang dilakukan adalah yang

menunjukan tentang penciptaan keuntungan dan reinvestasi

keuntungan ke dalam produksi serta harga yang ditetapkan pada

prinsip keseimbangan antara permintaan dan penawaran.15

3. Macam-macam penyaluran

Ada tiga macam-macam penyaluran yang dapat ditemukan dalam

aktivitas ekonomi masyarakat yaitu:

1. Penyaluran barang konsumsi

Dalam hal ini barang yang disalurkan atau didistribusikan adalah

barang yang dapat langsung digunakan konsumen atau masyarakat

untuk memenuhi kebutuhan kehidupanya. Jadi barang konsumsi

14

Damsar, Pengantar Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: Preanda Media Group, 2009), cet. 1, h. 104-111

15

(35)

terkait langsung dengan kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen

melalui agen, pengecer lalu ketoko-toko.

2. Penyaluran jasa

Dalam hal ini penyaluran dilakukan adalah secara langsung kepada

konsumen tanpa melalui perantara karena jasa dihasilkan dan

dikonsumsi pada saat bersamaan.

3. Penyaluran kekayaan

Menurut ulama Hanafiah, kekayaan adalah segala sesuatu yang

dimiliki dan dapat diambil manfaatnya, seperti tanah, binatang dan

uang. Kekayaan adalah nilai asset seseorang diukur pada waktu

tertentu.

4. Penyaluran pendapatan

Pendapatan merupakan upaya yang memiliki pengaruh secara

ekonomis.16

Dari kutipan diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud

dengan manajemen penyaluran dan ZIS adalah sesuatu aktivifas atau

kegiatan untuk mengatur sesuai dengan fungsi manajemen ZIS yang

ada dilembaga tersebut dalam upaya menyalurkan dana ZIS yang

didapatkan dari para donatur atau muzzaki sehingga dana ZIS bisa

cepat disalurkan kepihak yang membutuhkan yaitu mustahik.

4. Bentuk Penyaluran

Ada dua bentuk penyaluran dana antara lain:

16

(36)

a. Bentuk sesaat, dalam hal ini berati bahwa zakat hanya diberikan

kepada seseorang satu kali atau sesaat saja. Dalam hal ini juga berati

bahwa penyaluran kepada mustahik tidak disertai target terjadinya

kemandirian ekonomi dalam diri mustahik. Hal ini dikarenakan

mustahik yang bersangkutan tidak mungkin lagi mandiri, seperti diri

pada orang tua yang sudah jompo, orang cacat. Sifat dan bantuan

sesaat ini idealnya adalah hibah.

b. Bentuk pemberdayaan, merupakan penyaluran zakat yang disertai

target merubah keadaan penerima dari kondisi katagori mustahik

menjadi katagori muzakki. Target ini adalah target yang amat besar

yang tidak dengan mudah dalam jangka waktu yang amat singkat.

Untuk itu penyaluran dana zakat harus disertai dengan pemahaman

yang utuh terhadap permasalahan yang ada pada penerima. Apabila

permasalahannya adalah kemiskinan, harus diketahui penyebab

kemiskinan tersebut sehingga dapat dicarikan solusi yang tepat demi

tercapainya target yang telah dicanangkan.17

5. Penyaluran Dana Zakat Dalam Pemberdayaan Ekonomi

Perubahan dibidang ekonomi berpengaruh terhadap struktur sosial.

Disatu pihak kita makin banyak melihat potensi muzzaki, pada masa lalu

jumlah ”orang kaya” hanya terbatas. Sekarang jumlah itu makin banyak

dengan terbukanya kesempatan usaha. Tetapi yang lebih penting bagi kita

17

(37)

adalah makin besarnya ”golongan menengah” pada masa lalu, zakat

barang kali lebih banyak disosialisasikan dengan ”orang kaya” pemilik

harta. Sekarang potensi total dari sumber zakat itu melebar dan lebih besar.

Ini menimbulkan dampak pada pengelolaan, khususnya dalam aspek

mobilisasinya.

Di lain pihak mereka yang hidup dibawa garis kemiskinan, yang

berhak menerima zakat, walaupun dari segi angkat absolut bisa saja

bertambah. Tapi disini konsep ”garis kemiskinan” harus diperhatikan.

Melihat dari struktur sosial, sekelompok masyarakat mungkin tergolong

miskin. Tapi tingkat kemiskinan berkurang. Atau dengan perkataan lain,

sebagian lapisan masyarakat miskin telah meningkatkan pendapatan dan

tingkat kesejahteraannya.

Salah satu konsep yang telah dilakukan oleh lembaga amil zakat pada

umunya adalah dengan yang biasa disebut ”zakat produktif” pokok

gagasanya adalah menolong golongan miskin tidak memberi ”ikan”

melainkan dengan ”kail” kalau zakat diberikan hanya semata-mata untuk

dikonsumsi maka pertolongan itu bersifat sementara. Tetapi kalo diberikan

untuk membantu yang bersangkutan untuk produksi atau usaha, maka

pertolongan itu akan sangat membantu yang bersangkutan untuk keluar

dari garis kemiskinan.

Dengan munculnya gagasan seperti itu ada beberapa pola penyaluran

(38)

a. Zakat diberikan secara langsung kepada fakir miskin untuk keperluan

konsumtif. Dalam konteks perubahan sekarang, maka bagian zakat

ini diarahkan terutama kepada golongan ”the destitute” yang sifatnya

”relief” dan dampak bersifatnya jangka pendek.

b. Zakat diberikan kepada mereka yang terlibat dalam kegiatan

pendidikan dan dakwah, yang dalam taraf hidup kekurangan.

c. Sebagian dana zakat dan dana lainnya (shadaqah, infaq dan wakaf)

diperuntukan guna membangun prasarana ibadah dan

pendidikan/dakwah islam.

d. Sebagian kecil zakat kini sudah diarahkan ke tujuan produktif, baik

berupa hibah maupun pinjaman tanpa bunga bagi golongan miskin

tetapi mesti tergolong ” the destitute”, dengan harapan, mereka bisa

melepaskan diri dari kemiskinan. Bahkan dalam jangka waktu tertentu

diharapkan bisa menjadi muzzaki, setidak-tidaknya dalam zakat

fitrah.

e. Bagian yang lain, yang sejumlahnya sedikit, diperuntukan untuk

”amil” bisa berkembang, yaitu tidak semata-mata untuk orangnya,

melaikan bisa pula lembaganya yang mengelola dan bisa memajukan

dari segi pengorganisasiannya.18

Masalah yang perlu dipelajari adalah pengalokasiannya. Baik amil,

badan amil, badan amil maupun muzzakki langsung, pada umunya

mengalokasikan sebagian dana zakat itu (lebih dari 50%) untuk fakir

18

(39)

miskin. Namun demikian meningkatnya jumlah penerima zakat dan dilain

pihak dan berkurangnnya (secara relatif) jumlah mustahik secara hipotis

dapat diperkirakan bahwa bagian zakat untuk non fakir akan semakin

meningkat.

C. Konsep Zakat

1. Pengertian Zakat, Infaq dan sedekah

Perkataan zakat berasal dari kata zaka, artinya tumbuh dengan subur. Makna lain dari kata zaka, sebagaimana digunakan dalam

Al-Qur’an adalah suci dari dosa.19

Dalam kitab-kitab hukum Islam, perkataan

zakat diartikan dengan suci, tumbuh dan berkembang serta berkah. Jika

pengertian ini dihubungkan dengan harta, maka menurut ajaran Islam,

harta yang dizakati akan tumbuh berkembang, bertambah karena suci dan

berkah (membawa kebaikan bagi hidup dan kehidupan yang punya harta).

Jika dirumuskan, zakat adalah bagian dari harta yang wajib diberikan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat kepada orang-orang tertentu, dengan

syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat tertentu itu adalah nisab, (jumlah minimum harta kekayaan yang wajib dikeluarkan zakatnya), haul (jangka waktu yang ditentukan bila seseorang wajib mengeluarkan zakat

hartanya), dan kadar-nya (ukuran besarnya zakat yang harus dikeluarkan).20

19

Muhammad Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan dan Penerjemahan Al Qur’an, 1993), h. 463

20

(40)

Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dengan

pengertian menurut istilah, sangat nyata dan erat sekali, yaitu bahwa harta

yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi berkah, tumbuh, berkembang dan

bertambah, suci dan baik.21 Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam surat

At-Taubah: 103 dan surat Ar-Ruum: 39,























































“ ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”(AQ. At-Taubah ayat 103)















































































“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia

bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipatgandakan hartanya.”(QS. Ar-ruum ayat 39)

21

(41)

Infaq berasal dari kata ا نا – ني – نا artinya menafkahkan, membelanjakan harta.22 Infaq adalah mendermakan, memberi rizki berupa

karunia Allah atau menafkahkan sesuatu pada orang lain dengan ikhlas

karena Allah.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, infaq adalah pemberian

(sumbangan) harta benda tersebut untuk kebaikan, atau menyumbangkan

harta untuk kepentingan umum.23

Menurut Didin Hafidhuddin, infaq berasal dari kata an-faqaa yang berarti mengeluarkan suatu harta untuk keperluan sesuatu. Secara istilah,

infaq berarti mengeluarkan bagian dari harta pendapatan atau penghasilan

untuk suatu kepentingan yang diperintahkan oleh ajaran Islam. Infaq

dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman, baik berpenghasilan rendah

maupun yang tinggi.24

Sedekah secara bahasa berasal dari akar kata (shodaqa) yang terdiri dari tiga huruf : Shod- dal- qaf, berarti sesuatu yang benar atau jujur. Kemudian orang Indonesia merubahnya menjadi Sedekah. Sedekah

bisa diartikan mengeluarkan harta di jalan Allah, sebagai bukti kejujuran atau kebenaran iman seseorang. Sedekah bisa diartikan juga dengan mengeluarkan harta yang tidak wajib di jalan Allah. Tetapi kadang

diartikan sebagai bantuan yang non materi, atau ibadah-ibadah fisik non

materi, seperti menolong orang lain dengan tenaga dan pikirannya,

22

Muhammad Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan dan Penerjemahan Al Qur’an, 1993), h. 463

23

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 431

24

(42)

mengajarkan ilmu, bertasbih, berdzikir, bahkan melakukan hubungan

suami istri, disebut juga sedekah.25

2. Dasar Hukum Zakat

Zakat sebagai rukun islam yang ketiga di samping sebagai ibadah

dan bukti ketundukan kepada Allah SWT, juga memiliki fungsi social yang

sangat besar, di samping merupakan salah satu pilar dalam ekonomi islam.

Jika zakat, infaq dan sedekah ditata dengan baik, baik penerimaan dan

pengambilannya maupun pendistribusiannya, insya Allah akan mampu

mengentaskan masalah kemiskinan atau paling tidak mengurangi masalah

kemiskinan

Zakat dalam Al-Qur’an disebut sebanyak 82 kali, ini menunjukan

hukum zakat yang amat sangat kuat, hal ini sebagaimana dinyatakan

dalam surat Al-Baqarah ayat 110:26































































“Dan dirikanlah shalat dan tunaikan zakat, apapun yang

diusahakan oleh dirimu tentu kamu akan mendapatkan pahalanya disisi Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui kegiatan apapun yang kamu kerjakan”(QS.Al-Baqarah ayat 110)

3. Tujuan Zakat

25

http://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/384/pengertian-zakat-infak-dan-sedekah/ Diakses pada tanggal 08 Februari 2015 jam 14.00

26

(43)

Adapun tujuan zakat antara lain, adalah: (a) mengangkat derajat

fakir-miskin dan membantunya keluar dari kesulitan hidup serta

penderitaan; (b) membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh

para gharimin (orang-orang yang berhutang), ibnussabil (orang yang kehabisan biaya dalam perjalanan yang bermaksud baik), dan mustahiq

(orang yang berhak menerima zakat) lainnya; (c) membentangkan dan

membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan manusia pada

umumnya; (d) menghilangkan sifat kikir dan loba pemilik harta; (e)

membersihkan sifat dengki dan iri dari hati orang-orang miskin; (f)

menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin; (g)

mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang, terutama

pada mereka yang mempunyai harta; (h) mendidik manusia untuk

berdisiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak orang lain yang

ada padanya, dan (i) sarana pemerataan pendapatan (rezeki) untuk

mencapai keberhasilan sosial.27

4. Hikmah Zakat

Banyak sekali hikmah yang tergantung dalam melaksanakan

ibadah zakat. Zakat merupakan ibadah yang memiliki dimensi ganda,

vertical dan horizontal. Artinya secara vertikal zakat sebagai ibadah dan

wujud ketakwaan dan kesyukuran seorang hamba kepada Allah atas

nikmat berupa harta yang diberikan oleh Allah SWT, kepadanya serta

untuk membersihkan dan mensucikan diri dari hartanya itu. Dalam

27

(44)

konteks inilah zakat bertujuan untuk menata hubungan seorang hamba

dengan tuhannya sebagai pemberi rezeki.

Sedangkan secara horizontal; zakat bertujuan mewujudkan rasa

keadilan sosial dan kasih saying diantara pihak yang mampu dengan pihak

yang kurang mampu dan dapat memperkecil problematika dan

kesenjangan sosial serta ekonomi umat. Dalam konteks ini zakat

diharapkan dapat mewujudkan pemerataan dan keadilan sosial diantara

kehidupan ummat manusia, terutama Islam.28

Dalam hal ini, para ulama telah membahas mengenai apa hikmah

dan tujuan dari adanya zakat. Di antaranya, menurut Yusuf Qardhawi,

secara umum terdapat ada dua tujuan dari zakat, yaitu untuk kehidupan

individu dan untuk kehidupan sosial kemasyarakatan. Tujuan pertama

meliputi pensucian jiwa dari sifat kikir, mengembangkan sifat suka

berinfaq atau memberi, mengobati hati dari cinta dunia.29

5. Hakikat Zakat

Adapun hakikat zakat, berdasarkan dalil-dalil yang mewajibkannya

adalah merupakan hak mustahiq dan bukan merupakan pemberian atau

kebaikan hati hati orang-orang kaya semata. Dengan kata lain, zakat

mencerminkan kewajiban bagi orang-orang kaya dan hak yang legal bagi

golongan miskin, baik diminta atau pun tidak.

Dengan demikian didalam zakat tidak ada istilah hutang budi, balas

budi, malu ataupun hina. Hal ini karena hakikatnya sebuah zakat adalah

28

Asnaini, Zakat Produktif dalam Persektif Hukum Islam (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2008) h. 42

29

(45)

pemberian dari Allah SWT. Lagi pula menurut Islam seseorang yang kaya

tidaklah berlebihan kedudukannya di sisi Allah dari orang miskin karena

hartanya. Karena hanya yang membedakan adalah derajat dan

ketaqwaanya.

Hakikat zakat yang demikian menanamkan kesadaran bahwa

seagala yang ada di bumi dan langit serta isinya adalah milik Allah dan

harta yang dimiliki seseorang itu pada hakikatnya adalah amanah dari

Allah SWT semata. Hal ini di dasarkan pada firman Allah SWT yang

berbunyi.30

































































“Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima

taubat dari hamba-hambanya dan menerima zakat dan bahwasanya

Allah Maha Peberima taubat lagi Maha Penyayang”(QS. At-Taubah ayat 104)

Berdasarkan surat At-Taubah ayat 104, zakat adalah menyerahterimakan

harta benda kepada Allah SWT, sebelum diterima orang fakir dan orang

yang berhak menerimanya. Zakat adalah proses pengoperan hak milik

30

(46)

kepada Allah SWT. Dengan demikian hakikat zakat sebenernya adalah

mengeluarkan harta benda kepada Allah SWT.31

D. Konsep Pemberdayaan

1. Pengertian Pemberdayaan

Kata Pemberdayaan adalah terjemahan dari istilah bahasa inggris

yaitu empowerment. Pemberdayaan (empowerment). berasal dari kata

power yang berarti kemampuan berbuat, mencapai, melakukan atau memungkinkan. Awalan em berasal dari bahasa latin dan yunani, yang

berarti didalamnya, karena itu pemberdayaan dapat beraati kekuatan dalam

diri manusia, suatu sumber kreatifitas.32

Para ilmuwan sosial dalam memberikan pengertian pemberdayaan

mempunyai rumusan yang berbeda-beda dalam berbagai konteks dan

bidang kajian, hal tersebut dikarenakan belum adanya definisi yang tegas

mengenai konsep pemberdayaan. Oleh karena itu agar dapat memahami

secara mendalam tentang pengertian pemberdayaan maka perlu mengkaji

beberapa pendapat ilmuwan yang memiliki komitmen terhadap

pemberdayaan.

Carlzaon dan Macauley sebagaimana dikutif oleh wasistiono

mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan pemberdayaan adalah

sebagai berikut: membebaskan seseorang dari kendali yang kaku, dan

31

Asnaini, Zakat Produktif dalam Perspektif Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h. 46

32

(47)

memberi orang kebebasan untuk bertanggung jawab terhadap ide-idenya,

keputusan-keputusannya dan tindakan-tindakannya.

Sementara Shardlow mengatakan pada intinya: “pemberdayaan

membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha

mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk

membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka.”

Amrullah Ahmad menyatakan bahwa pemberdayaan adalah system

tindakan nyata yang menawarkan alternative model pemecahan masalah

umat dalam bidang sosial, ekonomi dan lingkungan. Dalam kamus bahasa

Indonesia kata pemberdayaan diterjemahkan sebagai upaya

pendayagunaan, pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil yang

memuaskan.33

Konsep pemberdayaan ekonomi masyarakat menurut Adi Sasono

yaitu ekonomi yang dilakukan orang banyak dengan skala kecil, dan

bukan kegiatan ekonomi yang dikuasai beberapa orang dengan perusahaan

dan skala besar. Kebijakan yang salah telah membawa masyarakat

Indonesia pada kondisi kesulitan seperti tingginya angka kemiskinan dan

pengangguran. Untuk peningkatan kualitas masyarakat Indonesia yang

sejahtera dari aspek ekonomi telah digariskan kebijakan perekonomian

nasional yang harus dilakukan oleh pemerintah.34

2. Tujuan Pemberdayaan

33

Badudu dan zain. Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta: pustaka Sinar Haparan, 2001), h. 318

34

(48)

Pemberdayaan masyarakat atau community development (Comdev), memiliki tujuan utama yaitu memberdayakan individu-individu dan

kelompok-kelompok orang melalui penguatan kapasitas (termasuk

kesadaran, pengetahuan dan keterampilan-keterampilan. yang diperlukan

untuk mengubah kualitas kehidupan komunitas mereka. Kapasitas

tersebut seringkali berkaitan dengan penguatan aspek ekonomi dan politik

melalui pembentukan kelompok-kelompok social besar yang bekerja

berdasarkan agenda bersama.35

Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan menurut Sulistriyani

adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri.

Kemandirian tersebut meliputi, kemandirian berfikir, kemandirian

ekonomi, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan

tersebut. Untuk mencapai kemandirian masyarakat diperlukan sebuah

proses, melalui sebuah proses belajar maka secara bertahap masyarakat

akan memperoleh kemampuan atau daya dari waktu ke waktu.

Berikut ini tujuan pemberdayaan menurut Tjokowinoto yang

dirumuskan ke dalam tiga bidang yaitu ekonomi, politik, dan sosial

budaya. Kegiatan pemberdayaan harus dilaksanakan secara menyeluruh

menyakup segala aspek kehidupan masyarakat untuk membebaskan

kelompok masyarakat dari dominasi kekuasan yang meliputi bidang

ekonomi, politik, dan sosial budaya. Konsep pemberdayaan dibidang

ekonomi adalah usaha menjadikan ekonomi yang kuat, besar, mandiri,

dan berdaya saing yang amat tinggi dalam mekanisme pasar yang besar

35

(49)

dimana terdapat sebuah proses penguatan golongan ekonomi lemah.

Sedangkan pemberdayaan dibidang politik merupakan penguatan rakyat

kecil dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupan

berbangsa dan bernegara khususnya atau kehidupan mereka sendiri.

Konsep pemberdayaan dibidang social budaya merupakan upaya

penguatan rakyat kecil melalui peningkatan, penguatan, dan penegakan

nilai-nilai gagasan, serta mendorong terwujudnya organisasi sosial yang

mampu memberikan kontrol terhadap perlakuan-perlakuan politik dan

ekonomi yang jauh dari moralitas.36

Adapun tujuan Pemberdayaan menurut Undang-Undang No. 20

tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah pasal 5 adalah:

a. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang,

berkembang, dan berkeadilan;

b. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan

c. Meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam

pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan

pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari

kemiskinan.

Namun upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat pula

dilakukan dengan berlandaskan ZIS. Karena pondasi utama pemberdayaan

masyarakat terkait dengan keadilan sosial terfokus pada unsur kesetaraan,

kerjasama, dan upaya salaing berbagi. Semua itu sesuai dengan

36

(50)

penyari’atan zakat yang memiliki fungsi mewujudkan keadilan sosial.

Pendekatan community development berbasi zakat bertujuan untuk menginternalisasikan tujuan zakat bagi perubahan kaum dhuafa. Zakat

bukan hanya sebagai ibadah maliyah yang hanya karitatif, melainkan

untuk mendorong terwuhudnya perubahan kesejahteraan masyarakat

dhuafa sehingga memiliki daya untuk berusaha dan mandiri sehingga

dapat meningkatkan pendapatan agar terjadinya peningkatan kesejahteraan

secara materi maupun immateri.

Namun, pemberdayaan ekonomi yang berbasiskan dan ZIS memiliki

tujuan lebih luas bukan sekedar aspek materi melainkan ada tujuan lain,

sebagai berikut

a. Memperteguh keimanan

Memperkuat keimanan merupakan landasan yang paling utama

dari pendayagunaan zakat bukan hanya pembangunan aspek

ekonomi saja. Pembangunan sumber daya manusia memiliki

pengaruh yang sangat penting terhadap pembangunan berbagai

aspek. Karena kekuatan sumber daya manusia akan memberikan

motivasi kuat bagi seseorang untuk berusaha merubah atau

meningkatkan kehidupan dalam segala aspek. Nilai keimanan berupa

sifat sabar, tawakal dan keinginan kuat untuk berusaha merupakan

energy yang mampu membangkitkan semangat kaum dhuafa.

b. Meningkatkan kualitas hidup yang terdiri dari aspek ekonomi

sehingga keluar dari perangkap kemiskinan. Begitu pula aspek

kesehatan agar menjadi manusia yang sehat dan kuat terhidar dari

(51)

kesehatan yaitu bidang pendidikan. Dengan keunggulan dalam

pendidikan dapat melahirkan manusia yang unggul keluar dari

ketertinggalan dan kebodohan.

c. Menumbuhkan jiwa enterprenuership agar dapat mandiri

Kemandirian merupakan sesuatu yang amat sangat penting,

bahkan lebih bernilai dari materi. Menumbuhkan kemandirian

berwirausaha dalam jiwa seseorang untuk akan lebih baik

mendorong keberhasilan sehingga tercapainya tujuan yang

dicita-citakannya37.

Jadi pemberdayaan itu sangatlah penting untuk masyarakat

banyak, baik individu-individu maupun komunitas. Dengan

pemberdayaan seseorang akan menjadi kuat dan termotivasi untuk

mengubah dirinya untuk menjadi lebih baik. Tujuan lain pemberdayaan

ialah untuk menjadikan masyarakat dari mustahik ke masyarakat muzzaki

meningkatkan kualitas hidup seseoarang dari masalah perekonomian

ataupun mengentaskan masyarakat dari kemiskinan.

3. Pola – pola Pemberdayaan

Dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat, pola

pemberdayaan yang tepat sasaran sangat diperlukan, bentuk yang tepat

adalah denga memberikan kesempatan kepada kelompok miskin untuk

37

(52)

merencanakan dan melaksanakan program pembangunan yang telah

mereka tentukan. Disamping itu masyarakat juga diberikan kekuasaan

untuk mengelola dananya sendiri, baik yang berasala dari pemerintah

maupun pihak amil zakat, inilah yang membedakan antara partisipasi

masyarakat dengan pemberdayaan masyarakat.

Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk

membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri, kemandirian

tersebut meliputi kemandirian dalam berfikir, bertindak dan

mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Pemberdayaan

masyarakat hendaknya mengarah pada pembentukan kognitif masyarakat

yang lebih baik, untuk mencapai kemandirian tersebut diperlukan sebuah

proses atau pola dalam pemberdayaan ekonomi masyarakt.

Pola pemberdayaan ekonomi

Gambar

GAMBARAN UMUM BAZNAS
Tabel diatas adalah total jumlah penyaluran baik konsumtif dan
Gambar 4.1 Jumlah penyaluran dana ZIS Baznas
Gambar 4.2 Jumlah Layanan Program Pemberdayaan Ekonomi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Saran yang dapat penulis berikan kepada pembaca adalah diharapkan BAZNAS Kota Bekasi melalui program Bekasi Cerdas jika menyalurkan dana untuk program beasiswa

Dalam bab ini penulis juga menyantumkan subyek dan obyek penelitian, adapun subyeknya adalah tentang strategi penghimpunan dan penyaluran dana zakat, infaq, dan shadaqah

Penelitian tentang Pemberdayaan Umat Melalui Program Distribusi Zakat Produktif Pada BAZNAS Kabupaten Lumajang ini penting dilakukan untuk turut serta memberikan

Lepas dari khilaf dan segala kekurangan, penulis merasa sangat bersyukur telah menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Penyaluran Dana Badan Amil Zakat

Dharmasraya makmur merupakan bantuan dana zakat yang diberikan kepada mustahiq pada bidang ekonomi. Penyaluran dana zakat bidang ekonomi terbagi menjadi dua bentuk,

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan kajian dengan judul Rancangan Strategi Pengoptimalan Penyaluran Dana Bina Ekonomi

Kata kunci: efektivitas, penyaluran dana zakat, ACR, BAZNAS PENDAHULUAN Zakat adalah salah satu item yang penting dalam filantropi Islam.Hal itu dikarenakan zakat ialah sebagai

Pengelolaan Dana Zakat Produktif Untuk Kesejahteraan Mustahik Melalui Program Solok Sejahtera, BAZNAS Kota Solok menggunakan Supporting manajemen, yaitu zakat yang diterima oleh petugas