• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Experiential Marketing, Perceived Quality, dan Advertising terhadap Keputusan Pembelian Pada ProdukLuwak White Koffie (Studi Kasus pada Komunitas PecintaKopi Noesantara “KOPI KOE”)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Experiential Marketing, Perceived Quality, dan Advertising terhadap Keputusan Pembelian Pada ProdukLuwak White Koffie (Studi Kasus pada Komunitas PecintaKopi Noesantara “KOPI KOE”)"

Copied!
175
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH

EXPERIENTIAL MARKETING,

PERCEIVED QUALITY

DAN

ADVERTISING

TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK

LUWAK WHITE KOFFIE

(Studi Kasus PadaKomunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

RAISSA ANDRAWINA

NIM: 109081000041

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

ANALISIS PENGARUHEXPERIENTIAL MARKETING, PERCEIVED QUALITY,DANADVERTISINGTERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

PADA PRODUK LUWAK WHITE KOFFIE

(Studi Kasus pada Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh: Raissa Andrawina NIM: 109081000041 Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Ade Suherlan, SE, MM, MBA NIP.195706171985031002 NIP. 198005252009121001

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Senin, 6 Mei 2013 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa: 1. Nama : Raissa Andrawina

2. NIM : 109081000041

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Analisis PengaruhExperiential Marketing, Perceived Quality, dan Advertising terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Luwak White Koffie (Studi Kasus pada Komunitas Pecinta KopiNoesantara “KOPI KOE”)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

1. Dr. Lukman, M.Si ( )

NIP. 19640607 200302 1 001 Ketua

2. Suhendra, S.Ag., MM. ( )

NIP. 19711206 200312 1 001 Sekretaris

3. Leiz Suzanawaty, SE., M.Si. ( )

(4)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Senin, 16 September 2013 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1. Nama : Raissa Andrawina

2. NIM : 109081000041

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Analisis PengaruhExperiential Marketing, Perceived

Quality,danAdvertisingterhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Luwak White Koffie (Studi Kasus pada Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

1. Leis Suzanawaty SE, M.Si ( )

NIP. 19720809 2005 01 2 004 Ketua

2. Ahmad Dumyathi, Dr., MA ( )

NIP. 19700106 2003 12 1 001 Sekretaris

3. Prof.Dr. Abdul Hamid, MS ( )

NIP.195706171985031002 Pembimbing 1

4. Ade Suherlan, SE, MM, MBA ( )

NIP. 198005252009121001 Pembimbing 2

5. Cut Erika Ananda. SE, M.BA ( )

(5)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Raissa Andrawina

No. Induk Mahasiswa : 109081000041

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Ciputat, September 2013 Yang Menyatakan

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Raissa Andrawina

2. Tempat tanggal lahir : Jakarta, 16 Maret 1991

3. Alamat : Jalan Cabe I RT 005 RW 007 No. 12, Pondok Cabe Ilir, Pamulang

Tangerang Selatan

4. Telepon : 085719798073

5. E-mail : raissa_panda@yahoo.com

II. PENDIDIKAN

1. SDN Pisangan II Tahun 1997-2003

2. SMP Dharma Karya UT Tahun 2003-2006

3. SMAN 6 Tangerang Selatan Tahun 2006-2009

4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2013

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Winto Wijaya

2. Ibu : Sutinah

3. Alamat : Jalan Cabe I RT 005 RW 007 No. 12, Pondok Cabe Iir, Pamulang

Tangerang Selatan

IV. PENGALAMAN ORGANISASI 2006 : OSIS SMP Dharma Karya UT

(7)

V. PELATIHAN DAN SEMINAR YANG DIIKUTI

1. 20 Mei 2010 : Seminal Nasional “Peran Asuransi Dalam CitraGlobalisasi”

2. 11 Juni 2010 : MembangunBrand ImageMelalui Strategi Public Relation & Event

3. 10 Mei 2011 : “CAFTA : Peran & Tantangan Ekonomi Kerakyatan Dalam Menghadapi Perekonomian Global.”

4. 03 September 2012 : Kuliah Kerja Sosial Bebas Terkendali (KKSBT)/Magang

(8)

THE ANALYSIS OF EXPERIENTIAL MARKETING’S, PERCEIVED QUALITY’S AND ADVERTISING’S INFLUENCES TO PURCHASING

DECISION OF LUWAK WHITE KOFFIE

(Case study to Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE” Communities)

Raissa Andrawina ABSTRACT

The aim of this study is to analize the influence experiential marketing, perceived quality and advertising on purchasing decision to Luwak White Koffie. The data which used in this reseacrh is a primary data, collected from over 60 respondents whose are members of Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE” Communities. The sampling technique that is used in this research is judgement sampling method, then the data was processed by multiple regression analysis. The result of this research, based on partially it is proved that experiential marketing and advertising have significant influence on purchase decision, but perceived quality have no significant influence on purchase decision. Based simultaneously, it is proved that experiential marketing, perceived quality and advertising have significant influence on purchase decision. The value of Adjusted R Square is 0,694 it means all independent variables can be explained 69,4% toward dependent variable. While the remaining of 30,6% was explained by other factors which were not examined inthis research.

(9)

ANALISIS PENGARUHEXPERIENTIAL MARKETING, PERCEIVED QUALITYDANADVERTISINGTERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

PADA PRODUK LUWAK WHITE KOFFIE

(Studi KasusPada Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”)

Raissa Andrawina ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk menganalisa pengaruh experiential markteing, perceived quality danadvertising terhadap keputusan pembelian pada produk Luwak White Koffie. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan dari 60 responden yang tergabung dalam Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode judgement sampling, kemudian data di proses menggunakan analisa regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial experiential marketing, advertising berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sedangkanperceived qualitytidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Secara simultan terbukti bahwa experiential marketing, perceived quality dan advertising berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Nilai Adjusted R Square nya adalah 0,694 yang berarti semua variabel independen dapat menjelaskan sebesar 69,4% terhadap variabel dependen. Sementara sisanya 30,6% dapat dijelaskan oleh faktor–faktor lainnya yang tidak diuji dalam penelitian ini.

(10)

KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat hidayah dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Experiential Marketing, Perceived Quality, dan Advertising terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Luwak White Koffie (Studi Kasus pada Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”)”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Pemasaran.

Pada kesempatan kali ini penyusun meyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, pengarahan, bimbingan serta memberikan dukungan semangat sehingga dapat diajukan dan menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Adapun pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut :

1. Allah SWT, Alhamdulillah yang selalu memberikan penulis kemudahan. Terimakasih atas jalan terbaik-Nya.

2. Bapak Winto Wijaya dan Ibu Sutinah selaku orang tua yang tidak pernah berhenti membimbing dan memanjatkan do’a serta selalu mengiringi langkahku dengan penuh keikhlasan. Karena berkat restu mereka penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta untuk saudaraku Rizky Wijaya yang selalu memberikan semangatdan do’auntuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivasi, arahan kepada penulis dengan tegas dan bijaksana sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

(11)

5. Bapak Ahmad Dumyathi, Dr., MA selaku ketua jurusan dan dosen penasehat yang telah membimbing penulis hingga sampai semester akhir ini.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan FEB UIN Jakarta, yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat.

7. Bayu Aldi Tenaya yang selalu sabar dan tidak bosan untuk mendengarkan segala keluh kesah yang dihadapi, serta terimakasih atas semangat dan dukungannya yang diberikan kepada penulis.

8. Teman-teman Manajemen A : Yesika Al Istiqomah, Ati Astuti, Rizanty Amanda, Tsurumi Bunga, Selfi Stefani, Imas A. Aisyah, Suci Ramida dan Tria Raina Pangestu yang telah memberikan persahabatan sejak awal menjadi mahasiswa yang indah baik itu tawa maupun tangis yang memberikan masukan selama hampir 3tahun kita bersahabat serta saling memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi.

9. Kepada semua pihak-pihak yang telah banyak membantu dari awal hingga skripsi ini selesai dengan baik, yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak segala kekurangan dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu semua saran dan kritik dari pembaca akan diterima guna memperbaiki dan mengembangkan penelitian ini.

Wassalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP... vi

ABSTRACT . ... viii

DAFTAR LAMPIRAN... .. xxii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1. Tujuan Penelitian ... 8

2. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 10

A. Landasan Teori ... 10

1. Pemasaran ... 10

2. Manajemen Pemasaran ... 11

3. Experiential Marketing... 12

a. KarakteristikExperiential Marketing... 13

(13)

c. ManfaatExperiential Marketing... 20

4. Perceived Quality... 21

a. Hasil-hasil yang diperoleh olehPerceived Quality... 25

b. DimensiPerceived Quality... 27

5. Advertising... 29

a. Tujuan Periklanan ... 30

b. Daya Tarik Pesan Iklan ... 32

c. Tahapan Respon Konsumen Terhadap Periklanan ... 34

d. Media Iklan ... 35

e. Dimensi-dimensi Peiklanan ... 37

6. Keputusan Pembelian ... 40

a. Tahap Pengambilan Keputusan Pembelian... 41

B. Penelitian Terdahulu... 45

C. Kerangka Pemikiran ... 49

D. HipotesisPenelitian………... 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 51

A. Ruang Lingkup Penelitian... 51

B. Metode Penentuan Sampel... 51

C. Metode Pengumpulan Data ... 53

1. Data Primer ... 53

2. Data Sekunder... 53

D. Metode Analisis Data ... 53

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 54

a. Uji Validitas... 54

b. Uji Reliabilitas ... 55

2. Uji Asumsi Klasik ... 55

a. Uji Normalitas ... 55

b. Uji Multikolinearitas... 56

(14)

3. Analisis Regresi Berganda ... 59

4. Koefisien Korelasi ... 60

5. Koefisien Determinasi ... 60

6. Uji Hipotesis... 61

a. Uji t Hitung (Parsial) ... 61

b. Uji F Hitung (Simultan)... 61

E. Operasional Variabel Penelitian ... 62

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN... 66

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan... 66

1. Sejarah Singkat Luwak White Koffie ... 66

2. Visi dan Misi Perusahaan... 68

3. ProfileKomunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”. 68 B. Analisis dan Pembahasan ... 71

1. Karakteristik Responden ... 72

2. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 75

a. Uji Validitas... 75

b. Uji Reliabilitas... 78

3. Analisis Deskriptif ... 80

a. Experiential Marketing... 80

b. Perceived Quality... 87

c. Advertising... 93

d. Keputusan Pembelian ... 102

4. Uji Asumsi Klasik ... 109

a. Uji Normalitas ... 109

b. Uji Multikolinearitas... 110

c. Uji Heterokedastisitas... 112

5. Uji Regresi Linier Berganda... 113

a. Persamaan Regresi Linier Berganda... 113

(15)

c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 116

d. Uji t Hitung (Parsial) ... 117

e. Uji F Hitung (Simultan)... 122

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI... 125

A. Kesimpulan... 125

B. Implikasi ... 126

DAFTAR PUSTAKA... 131

(16)

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Daftar Perusahaan yang Memproduksi Kopi Putih (White

Coffee) ... 5

2.1 Profil Tipe Media Utama ... 39

3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 60

3.2 Operasional Variabel Penelitian ... 63

4.1 Usia Responden ... 72

4.2 Pekerjaan Responden ... 73

4.3 Pendapatan Responden ... 74

4.4 Hasil Uji Validitas ... 75

4.5 Hasil Uji Reliabilitas (experiential marketing)... 78

4.6 Hasil Uji Reliabilitas (perceived quality)... 78

4.7 Hasil Uji Reliabilitas (advertising)... 79

4.8 Hasil Uji Reliabilitas (keputusan pembelian)... 79

4.9 Desain Kemasan Luwak White Koffie menarik... 80

4.10 Aroma yang khas pada Luwak White Koffie ... 80

4.11 Merek Luwak White Koffie mudah diingat ... 81

4.12 Merek Luwak White Koffie tidak asing ditelinga saya ... 81

4.13 Perasaan nyaman dan tenang ketika konsumsi Luwak White Koffie... 82

4.14 Perasaan Segar ketika konsumsi Luwak White Koffie ... 83

4.15 Kualitas Luwak White Koffie bermutu tinggi ... 83

(17)

4.17 Mengkonsumsi kopi (Luwak White Koffie) sesuai dengan gaya hidup saya ... 85 4.18 Mengkonsumsi kopi (Luwak White Koffie) sesuai dengan kepribadian saya ... 85 4.19 Luwak White Koffie mengikuti trend kopi pada saat ini ... 86 4.20 Luwak White Koffie bergengsi karena rasa yang enak, kualitas yang baik dan harga yang terjangkau ... 87 4.21 Mengkonsumsi Luwak White Koffie tidak memberikan efek samping... 88 4.22 Mengkonsumsi Luwak White Koffie tidak membuat ngantuk . 88 4.23 Kemudahan dalam menyajikan Luwak White Koffie ... 89 4.24 Produk Luwak White Koffie mudah didapatkan ... 89 4.25 Luwak White Koffie yang saya beli selalu dalam keadaan baik90 4.26 Luwak White Koffie memiliki daya tahan lama (waktu expired)...90 4.27 Karena khasiatnya yang baik, saya mengkonsumi produk Luwak White Koffie tidak hanya sekali ... 91 4.28 Mengkonsumsi Luwak White Koffie aman untuk lambung ... 91 4.29 Khasiat produk Luwak White Koffie sesuai dengan apa yang

diinginkan konsumen... 92 4.30 Luwak White Koffie produk yang berkualitas ... 93 4.31 Melalui iklan, Luwak White Koffie menginformasikan kepada konsumen tentang merek tersebut. ... 93 4.32 Melalui iklan, Luwak White Koffie dapat membujuk konsumen untuk mengkonsumsi merek tersebut. ... 94 4.33 Melalui iklan, Luwak White Koffie mengingatkan konsumen

akan kemampuan inovasi merek tersebut... 95 4.34 Penyampaian pesan iklan Luwak White Koffie

(18)

4.35 Penyampaian pesan iklan Luwak White Koffie Mampu

menyentuh perasaan konsumen seperti rasa senang... 96 4.36 Pesan iklan Luwak White Koffie bisa saya ketahui, lihat, baca dan dengar... 96 4.37 Saya memperhatikan iklan Luwak White Koffie ketika

sedang ditayangkan... 97 4.38 Saya mengetahui (menyadari) akan merek Luwak White

Koffie... 98 4.39 Luwak White Koffie mampu menciptakan image positif

akan merek tersebut ... 98 4.40 Iklan Luwak White Koffie membuat saya membeli merek

tersebut ... 99 4.41 Iklan Luwak White Koffie membuat saya merasa tidak

punya pilihan untuk mengkonsumsi merek lain ... 99 4.42 Disaat menonton tv, selintas saya pernah melihat tayangan

iklan Luwak White Koffie... 100 4.43 Disaat membaca media cetak (majalah atau koran), terkadang

saya pernah melihat iklan Luwak White Koffie ... 101 4.44 Saat saya berada diluar (dalam perjalanan) saya pernah

melihat iklan Luwak White Koffie melalui billboard atau

poster ... 101 4.45 Saya menggunakan Luwak White Koffie untuk memenuhi

kebutuhan ... 102 4.46 Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White

Koffie dari keluarga... 103 4.47 Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White

(19)

4.48 Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White

Koffie dari media massa ... 104

4.49 Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White Koffie karna pernah menggunakannya... 105

4.50 Saya yakin bahwa Luwak White Koffie produk yang aman untuk dikonsumsi pernah menggunakannya ... 105

4.51 Saya mengkonsumsi Luwak White Koffie karena mereknya terkenal ... 106

4.52 Saya mengkonsumsi Luwak White Koffie karena setiap toko menjual Luwak White Koffie terkenal ... 107

4.53 Saya akan mengkonsumsi lagi jika menginginkan kembali Luwak White Koffie ... 107

4.54 Saya merasa puas mengkonsumsi Luwak White Koffie ... 108

4.55 Setelah mengkonsumsi Luwak White Koffie saya mengatakan hal– hal yang baik tentang produk Luwak White Koffie kepada orang lain...109

4.56 Hasil Uji Mulitikilinieritas... 111

4.57 Hasil Regresi Linier Berganda ... 114

4.58 Hasil Koefisien Korelasi (R) ... 115

4.59 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 115

4.60 Hasil Koefisien Determinasi (R2) ... 116

4.61 Hasil Uji t Hitung (Parsial)... 118

(20)

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Hasil dari Persepsi Kualitas... 25

2.2 Tahap Pengambilan Keputusan Pembelian ... 42

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis... 49

4.1 Kurva Normal P-P Plot Hasil Uji Normalitas...110

(21)

DAFTAR DIAGRAM

No. Keterangan Halaman

(22)

DAFTAR LAMPIRAN

(23)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi semakin tajam baik dipasar domestik (nasional) maupun internasional. Perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh persaingan menuntut perusahaan untuk melakukan perubahan orientasi terhadap cara mereka mengeluarkan produk, mempertahankan produknya, menarik konsumen, dan menangani pesaing.

Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah menarik pelanggan dan dapat mempertahankan pelanggan tersebut. Kesuksesan dalam persaingan akan dapat dipenuhi apabila perusahaan bisa menciptakan dan mempertahankan pelanggan (Tjiptono, 2006 dalam Irawan, 2011). Untuk mencapai tujuan tersebut maka perusahaan melakukan berbagai usaha agar tujuan yang telah direncanakan tercapai. Syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan (Levitt, 2001 dalam Rachmansyah, 2010)

(24)

bahwa kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan atau produk harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang.

Menurut Kotler (2005) secara umum, banyak hal yang mempengaruhi keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Tingkat keterlibatan konsumen dalam pembelian sangat dipengaruhi oleh kepentingan personal yang ditimbulkan serta dirasakan oleh stimulus. Dengan kata lain, seorang merasa terlibat atau tidak dalam pengambilan keputusan. Semakin tinggi kecenderungan dalam membeli semakin tinggi pula sifat refleksi emosional atraksi dan kepuasan yang didapat oleh pelanggan (Hock dan Loewnstein, 1991:Thompson et,al., 1990 seperti dikutip dalam Lin 2005)

(25)

marketing dapat berguna bagi sebuah perusahaan membedakan produk mereka dari produk pesaing, menciptakan identitas untuk sebuah perusahaan, meningkatkan inovasi dan membujuk pelanggan untuk mencoba dan membeli produk serta menciptakan pelanggan yang loyal terhadap merek tersebut.

Selain diterapkannya experiential marketing, hal penting lain yaitu perceived quality dalam upaya menciptakan dan mempertahankan merek. Menurut Darmadi Durianto, Sugiarto dan Tony Sitinjak (2001) hanya produk yang memiliki persepsi kualitas kuat (perceived quality) yang mampu bersaing, merebut dan menguasai pasar. Perceived Quality adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan (Darmadi Durianto, Sugiarto dan Tony Sitinjak, 2001). Menjaring pelanggan – pelanggan potensial baru agar pelanggan tidak beralih kepada perusahaan lain memerlukan perceived quality untuk membangun kepercayaan merek. Sudah selayaknya produk – produk baru bersaing dengan kondisi pasar dengan upaya peningkatan perceived quality sehingga kebutuhan dan keinginan konsumen dapat dipenuhi dan dipuaskan dan konsumen menjadi loyal.

(26)

salah satu alat utama adalah bauran promosi yaitu iklan (Advertising). Periklanan(Advertising)merupakan salah satu alat promosi yang digunakan perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada konsumen potensial dan masyarakat. Iklan harus dirancang dengan baik untuk memenuhi fungsi utamanya, yaitu penyampaian informasi dan mempengaruhi sifat audiens sasaran sehingga dapat menarik perhatian, mempertahankan ketertarikan, membangkitkan keinginan dan menggerakkan tindakan.

(27)

adalah pembentukan identitas, bagi sebuah kopi identitas meliputi banyak aspek fisik seperti, nama (merek) kopi, desain logo pada bungkus kopi, dan rasa kopi itu sendiri.

Menurut data(korantekno.com, 2011) setiap tahun diperkirakan ada 100 miliar cangkir kopi diseduh setiap hari. "Jika diasumsikan 10 persen dari total jumlah penduduk masyarakat Indonesia meminum kopi, maka estimasi perhitungannya adalah sebagai berikut: 10 persen x 237 juta jiwa = 23,7 juta x 7 gram = 165,9 ton per hari. Jika seseorang meminum kopi dua kali dalam sehari, maka kebutuhan kopi di dalam negeri saja berjumlah 121.107 ton per tahun. Luas area perkebunan kopi Indonesia berkisar 1,3 juta hektar. Berdasarkan data Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI), konsumsi kopi Indonesia hanya 0,83 kilogram per kapita pada 2010. Jumlah yang kecil jika dibandingkan negara lain di Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand dan Singapura.

Tabel 1.1

Daftar Perusahaan yang Memproduksi Kopi Putih (White Coffee) No Nama Perusahaan Brand/Merek

1 PT. Java Prima Abadi Kopi Luwak White Koffie 2 PT. Santos Jaya

Abadi

ABC White Coffe

3 PT. Mayora Kopiko White Cofee

(28)
(29)

Detikhealth) kopi yang merupakan salah satu penyebab perut membuncit karena memiliki kandungan asam yang tinggi yang dapat mengiritasi saluran pencernaan dan menyebabkan pembengkakan. Namun produk Luwak White Koffie berani memberikan pernyataan bahwa kopi ini dapat dinikmati oleh penikmat kopi untuk menikmati tanpa memikirkan hal –hal yang dapat menganggu kesehatan.

Berdasarkan uraian kasus diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian sejauh mana pengaruhExperiential Marketing, Perceived Quality dan Advertising sebuah produk terhadap suatu Keputusan Pembelian Konsumen. Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan judul“ Analisis Pengaruh Experiential Marketing, Perceived Quality, dan Advertising terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie.

B. Perumusan Permasalahan

Berdasarkan uraian yang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh experiential marketing, perceived quality dan advertising secara parsial terhadap keputusan pembelian pada produk Luwak White Koffie.

(30)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk menganalisis pengaruh experiential marketing, perceived quality dan advertising secara parsial terhadap keputusan pembelian pada produk Luwak White Koffie.

b. Untuk menganalisis pengaruh pengaruh experiential marketing, perceived qualitydanadvertisingsecara simultan terhadap keputusan pembelian pada produk Luwak White Koffie.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diantaranya sebagai berikut :

1. Bagi perusahaan

(31)

mengetahui advertising produk Luwak White Koffie diterima konsumen dengan baik atau tidak.

2. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam melengkapi penelitian – penelitian sebelumnya dan menambah pengetahuan serta informasi yang berkaitan erat dengan tema pemasaran masa kini, khususnya pengaruh Experiential Marketing, Perceived Quality, dan Advertisingterhadap Keputusan Pembelian Konsumen.

3. Bagi Peneliti

(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Pemasaran

Menurut Kotler dan Keller (2009:5) pemasaran berdasarkan definisi sosial adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.

Menurut American Marketing Association (AMA) dalam Kotler dan Keller (2009:5), “ Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku

kepentingannya”

Menurut Philip Kotler dan Amstrong (2008:5)pemasaran adalah sebuah proses perusahaan menciptakan nilai untuk konsumennya dan membangun

hubungan kuat dengan konsumen dengan tujuan untuk menciptakan nilai

keuntungan dari konsumen.

(33)

cara menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan serta membangun hubungan kuat dengan konsumen sehingga merasa terpuaskan dengan baik serta dapat mencapai tujuan suatu perusahaan yaitu dengan memperoleh keuntungan.

2. Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran (Kotler, 2001: 18) adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program - program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.

Manajemen pemasaran menurut American Marketing Association adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian operasi pemasaran total, termasuk tujuan perumusan, tujuan pemasaran, kebijakan pemasaran, program pemasaran dan strategi pemasaran, yang ditujukan untuk menciptakan pertukaran yang dapat memenuhi tujuan individu maupun organisasi.

Manajemen pemasaran (Kotler & Keller, 2009:5) adalah sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.

(34)

menangkap pemahaman pemasaran, berhubungan dengan pelanggan, membangun merek yang kuat, membentuk penawaran pasar, menghantarkan dan mengomunikasikan nilai serta menciptakan pertumbuhan jangka panjang.

3. Experiential Marketing

Experiential marketing merupakan sebuah pendekatan untuk memberikan informasi yang lebih dari sekedar informasi mengenai sebuah produk atau jasa. Beberapa pengertian mengenai experiential marketing yaitu :

Adaptasi dari Marketing Aesthetics(Vivi Veronika, 2012)experiential marketing adalah pendekatan baru dalam bidang disiplin ilmu pemasaran yang mengacu pada peristiwa individual yang terjadi, baik bersifat rasional maupun emosional, dikarenakan adanya stimulasi tertentu atau rangsangan dari luar yang membentuk suatu persepsi dan mempunyai dampak terjadap perilaku individu tersebut dimasa yang akan datang.

Schmitt (1999:32) , experiential marketing merupakan suatu konsep pemasaran yang berusaha mengkomunikasikan produk yang dijual dengan menarik perhatian konsumen, menyentuh hati untuk menanamkan kesan yang baik ke dalam hati dan pikiran konsumen mengenai produk yang dijual.

(35)

untuk membentuk pelanggan-pelanggan yang loyal dengan menyentuh emosi mereka dan memberikan suatu feelingyang positif terhadap produk danservice.

Dari definisi – definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa experiential marketing merujuk pada pengalaman nyata pelanggan terhadap brand/product atau service untuk meningkatkan penjualan dan brand image/awareness. Experiential marketing adalah lebih dari sekedar memberikan informasi namun juga peluang pada pelanggan untuk memperoleh pengalaman atas keuntungan yang didapat dari produk atau jasa itu sendiri serta membangkitkan emosi dan perasaan yang akan berdampak positif terhadap pemasaran khususnya penjualan.

a. KarakteristikExperiential Marketing

Schmitt (1999:12) membagiExperiential Marketingmenjadi empat kunci karakteristik antara lain:

1) Fokus pada pengalaman konsumen

(36)

2) Menguji situasi konsumen

Berdasarkan pengalaman yang telah ada konsumen tidak hanya menginginkan suatu produk dilihat dari keseluruhan situasi pada saat mengkonsumsi produk tersebut tetapi juga dari pengalaman yang didapatkan pada saat mengkonsumsi produk tersebut.

3) Mengenali aspek rasional dan emosional sebagai pemicu dari konsumsi

Dalam experiential marketing, konsumen bukan hanya dilihat dari sisi rasional saja melainkan juga dari sisi emosionalnya. Jangan memperlakukan konsumen hanya sebagai pembuat keputusan yang rasional tetapi konsumen lebih menginginkan untuk dihibur, dirangsang serta dipengaruhi secara emosional dan ditantang secara kreatif.

4) Metode dan perangkat bersifat elektik

Metode dan perangkat untuk mengukur pengalaman seseorang lebih bersifat elektik. Maksudnya lebih bergantung pada objek yang akan diukur atau lebih mengacu pada setiap situasi yang terjadi daripada menggunakan suatu standar yang sama. Pada experiential marketing, merek bukan hanya sebagai pengenal

(37)

b. PendekatanExperiential Marketing

Schmitt (1999:99-188) menyatakan bahwa untuk menciptakan experiential marketing yang dapat memenangkan hati pelanggan diperlukan beberapa pendekatan sebagai berikut:

1) Sense

Merupakan tipe experiential yang bermunculan untuk menciptakan pengalaman panca indera melalui mata, telinga, kulit, lidah dan hidung (Schmitt 1999:99). Sense marketing merupakan salah satu cara untuk menyentuh emosi konsumen melalui pengalaman yang dapat diperoleh konsumen lewat panca indera yang mereka miliki melalui produk dan service. Sense ini, bagi konsumen, berfungsi untuk mendiferensiasikan suatu produk dari produk yang lain,untuk memotivasi pembeli untuk bertindak, dan untuk membentuk value pada produk atau jasa dalam benak pembeli. Indera manusia dapat digunakan selama fase pengalaman (pra pembelian, pembelian dan sesudah pembelian) dalam mengkonsumsi sebuah produk atau jasa.

(38)

2) Feel

Feel marketing ditujukan terhadap perasaan dan emosi konsumen dengan tujuan mempengaruhi pengalaman yang dimulai dari suasana hati yang lembut sampai dengan emosi yang kuat terhadap kesenangan dan kebanggaan (Bernd H. Schmiit 1999:118). Hal ini berhubungan dengan bagaimana menciptakan perasaan enak atau nyaman (feel good) bagi para konsumen, yaitu dengan melibatkan mood dan emosi secara intens karena hal tersebut berkaitan dengan suasana hati dan emosi jiwa yang mampu membangkitkan kebahagiaan atau bahkan kesedihan.

Disaat konsumen mendapatkan feel yang kuat terhadap suatu produk,

produsen harus benar- benar memanfaatkan karena ketika konsumen

merasakan senang tentang produk ini maka konsumen akan menyukai

produk ini. Namun sebaliknya ketika konsumen tidak merasakan

kesenangan terhadap produk yang ditawarkan perusahaan, maka konsumen akan meninggalkan produk tersebut dan beralih kepada produk lain. Produsen harus benar-benar mampu memberikan memorable experience sehinggan berdampak positif terhadap

keputusan pembelian pada pelanggan.

3) Think

(39)

memecahkan masalah yang mengajak konsumen untuk berfikir kreatif (Bernd H. Schmiit 1999:138). Ini berhubungan dengan upaya yang perlu diciptakan agar konsumen berpikir positif terhadap produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan setelah konsumen mampu merasa baik (feel good). Menurut Schmitt (1999) dan Li (2008), tujuan pemasaran think adalah untuk mendorong pelanggan terlibat dalam pemikiran seksama dan kreatif, dimana hasil yang didapat tanpa penilaian kembali perusahaan dan produk. Dalam proses berpikir secara kreatif terdapat dua jenis pemikiran, yaitu :

(a) Convergent Thinking(Pemikiran Terpusat)

Proses mempersempit fokus seseorang pada beberapa ide atau gagasan dari semua ide yang telah dikumpulkan menjadi sebuah solusi. Misalnya ketika seorang konsumen hanya mengetahui satu produk maka konsumen akan lebih memperhatikan kualitas produk tersebut.

(b) Divergent Thinking(Pemikiran Memancar)

(40)

produk dapat memberikan gambaran mengenai produk tersebut.

4) Act

Act bertujuan untuk mempengaruhi perilaku, gaya hidup dan interaksi dengan konsumen. Act marketing didesain untuk menciptakan pengalaman konsumen dalam hubungannya dengan

Physical body, lifestyle, dan interaksi dengan orang lain (Schmiit 1999:154). Hal ini berhubungan dengan bagaimana membuat orang berbuat sesuatu dan mengekspresikan gaya hidupnya. Pesan-pesan yang memotivasi, menginspirasi dan bersifat spontan dapat menyebabkan pelanggan untuk berbuat hal-hal dengan cara yang berbeda, mencoba dengan cara yang baru merubah hidup mereka lebih baik.

5) Relate

(41)

Kampanye relate menarik bagi keinginan individu untuk pengembangan dirinya (ingin seperti apa dia dikaitkan di masa depan). Ketika Relate marketing mampumembuat pelanggan masuk dalam komunitas serta merasa bangga dan diterima maka akan

memberikan pengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan tetapi

ketika relate marketing tidak berhasil mengkaitkan individu dengan

apa yang ada diluar dirinya maka konsumen tersebut tidak mungkin

loyal dan memberikan dampak yang negative. Jadi relate menghubungkan konsumen secara individual dengan masyarakat atau budaya tertentu.

Kelima tipe dari experience ini disampaikan kepada konsumen melalui experience provider. Agen – agen yang bisa menghantarkan experienceini adalah:

• Komunikasi meliputi iklan, komunikasi perusahaan baik internalmaupuneksternaldanpublic relation.

• Identitas dan tanda baik visual maupun verbal, meliputi nama, logo, warna dan lain-lain.

• Tampilan produk baik desain, kemasan, maupun penampakan.

Co-Branding, meliputi even – even pemasaran, sponsorship, aliansi dan rekanan kerja, lisensi, penempatan

(42)

• Lingkungan Spatial, termasuk desain kantor, baik interior maupun eksterior, outlet penjualan, eksibisi penjualan dan lain-lain.

Website

• Orang, meilputi penjualan, representasi perusahaan, customer services,operator call centredan lainnya.

c. ManfaatExperiential Marketing

Ada beberapa manfaat yang dapat diterima dan dirasakan suatu badan usaha menurut pandangan Schmitt (1999:34) apabila menerapkan Experiential Marketing antara lain: (a) to turn araund a declining brand, (b) to be differentiate a product from competition, (c)

to create an image and identity for a corporation, (d) to promote

innovation, (e) to induce trial, purchase and the most important, loyal

consumption. yang kurang lebih memiliki arti (a) untuk membangkitkan kembali merek yang sedang merosot, (b) untuk membedakan satu produk dengan produk pesaing, (c) untuk menciptakan citra dan identitas sebuah perusahaan, (d) untuk mempromosikan inovasi, (e) untuk membujuk percobaan, pembelian dan loyalitas konsumen.

(43)

perception, brand equity ataupun brand loyalty. Experiential marketing memberikan peluang pada pelanggan untuk memperoleh serangkaian pengalaman atas merek, produk dan jasa yang memberikan cukup informasi untuk melakukan keputusan pembelian. Aspek emosional dan rasional adalah beberapa aspek yang hendak dibidik pemasar melalui program ini dan seringkali kedua aspek ini memberikan efek yang luar biasa dalam pemasaran.

4. Perceived Quality

Persepsi kualitas (perceived quality) dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. (Darmadi Durianto, Sugiarto dan Toni Sitinjak, 2001:96)

Menurut Aaker (Broto, 2002) menegaskan suatu hal yang harus selalu diingat, yaitu bahwa persepsi kualitas merupakan persepsi pada pelanggan, oleh sebab itu persepsi pelanggan akan melibatkan apa yang penting bagi pelanggan karena setiap pelanggan memiliki kepentingan ( yang diukur secara relatif) yang berbeda –beda terhadap suatu produk atau jasa. Maka dapat dikatakan bahwa membahas persepsi kualitas berarti akan membahas keterlibatan dan kepentingan pelanggan.

Kotler (2000) pernah mengatakan bahwa “Quality is the totaly of

future and characteristic of a product or services that bear on its ability to

(44)

karakteristik yang membuat produk mampu memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan. Agar dapat menjawab pertanyaan apakah suatu merek sudah memenuhi kebutuhan konsumen maka jawabannya tergantung pada penilaian subjektif konsumen.

Menurut Morgan, Cleland, dan Bruno (1996, dalam Simamora (2002)) memberikan tiga prinsip kualitas sebagai persepsi. Pertama, kualitas bersumber pada aspek produk dan non-produk, atau seluruh kebutuhan non-harga (nonprice needs) yang dicari konsumen untuk memuaskan kebutuhannya. Kedua ahli berpendapat bahwa yang dipertimbangkan oleh konsumen dari sebuah produk mencakup tiga aspek utama, yaitu harga, produk, dan non-produk. Pada aspek produk yang diperhatikan adalah standar yang diharapkan dari suatu produk. Pada sebuah televisi misalnya aspek produk adalah ukuran layar gambar, suara, kelengkapan fungsi, dan desain. Sementara itu, aspek non-produksi terdiri dari garansi, reputasi, dan layanan perbaikan.

Kedua, kualitas ada bila masuk dalam persepsi konsumen. Bila

(45)

Ketiga,kualitas sebagai persepsi diukur secara relatif terhadap pesain. Bila produk A menawarkan produk yang baik, akan tetapi produk pesaing lebih baik lagi, maka produk A tidak berkualitas.

Persepsi kualitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas suatu merek produk. Persepsi kualitas ini akan membentuk persepsi kualitas secara keseluruhan dari suatu produk dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka terhadap merek (Darmadi Durianto, Sugiarto dan Toni Sitinjak, 2001). Karena persepsi kualitas merupakan persepsi konsumen maka dapat diramalkan jika persepsi kualitas pelanggan negatif, produk tidak akan disukai dan tidak akan bertahan lama dipasar. Sebaliknya, jika persepsi kualitas positif makan produk akan disukai.

Persepsi kualitas (Perceived Quality) merupakan penilaian konsumen terhadap keunggulan atau superioritas produk secara keseluruhan. Oleh sebab itu, persepsi kualitas didasarkan pada evaluasi subjektif konsumen (bukan manajer atau pakar) terhadap kualitas produk (Tjiptono, 2005)

(46)

1. Komitmen terhadap kualitas

Perusahaan harus mempunyai komitmen terhadap kualitas serta memelihara kualitas secara terus menerus. Upaya memelihara kualitas bukan hanya basa basi tetapi tercermin dalam tindakan tanpa kompromi.

2. Budaya kualitas

Komitmen kualitas harus terefleksi dalam budaya perusahaan, norma perilakunya, dan nilai – nilainya. Jika perusahaan dihadapkan kepada pilihan kualitas dan biaya maka kualitas yang harus dimenangkan.

3. Informasi masukan dari pelanggan

Pada akhirnya dalam membangunperceived qualitypelangganlah yang mendefinisikan kualitas. Sering kali para pemimpin keliru dalam memperkirakan apa yang dianggap penting oleh pelanggannya. Perusahaan perlu secara berkesinambungan melakukan riset terhadap pelanggannya sehingga diperoleh informasi yang akurat, relevan, dan up to date.

4. Sasaran / standar yang jelas

(47)

mempunyai sasaran fokus yang pada akhirnya akan membahayakan kelangsungan perusahaan itu sendiri.

5. Kembangkan karyawan yang berinisiatif

Karyawan harus dimotivasi dan diizinkan berinisiatif serta dilibatkan dalam mencari solusi masalah yang dihadapi dengan pemikiran yang kreatif dan inovatif. Karyawan juga secara aktif dilibatkan dalam pengendalian kualitas layanan.

a. Hasil–hasil yang diperoleh dariPerceived Quality

Secara umum persepsi kualitas dapat menghasilkan nilai – nilai sebagai berikut (Darmadi Durianto, Sugiarto dan Toni Sitinjak, 2001:101) :

Alasan untuk membeli

Diferensiasi atau Posisi

Harga Optimum

Minat saluran distribusi

Perluasan Merek Kesan Kualitas

Gambar 2.1 Hasil dari Persepsi Kualitas

1) Alasan untuk membeli

(48)

suatu merek yang ada di benak konsumen, sehingga sering kali alasan keputusan pembelian hanya didasarkan kepada persepsi kualitas(perceived quality) dari merek yang akan dibelinya.

2) Diferensiasi atau posisi dan harga premium

Salah satu karakteristik yang penting dari merek produk adalah posisinya dalam dimensi persepsi kualitas. Pada saat informasi yang objektif tentang merek produk tidak tersedia, perceived quality menjadi sangat berguna dalam memenuhi pendapat konsumen.

Salah satu keuntungan dari persepsi kualitas adalah memberikan ruang pilihan dalam menentukan harga premium. Harga premium dapat meningkatkan laba secara langsung dapat meningakatkan profitabilitas.

3) Perluasan saluran distribusi

(49)

4) Perluasan merek

Merek dengan persepsi kualitas tinggi dapat digunakan untuk memperkenalkan kategori produk baru dan mempunyai kemungkinan sukses yang lebih besar dibandingkan dengan merek yang lemah. Dalam hal ini persepsi kualitas merupakan jaminan yang signifikan atas perluasan–perluasan merek tersebut.

b. DimensiPerceived Quality

Berdasarkan perspektif kualitas, David A. Garvin (Darmadi Durianto, Sugiarto dan Toni Sitinjak, 2001:98) mengembangkan dimensi kualitas kedalam tujuh dimensi, yaitu sebagai berikut :

1) Performance(Kinerja)

Merupakan karakteristik pokok dari produk inti dan merupakan aspek fungsional dari suatu produk. Performance merupakan karateristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut.

2) Serviceability(Kemudahan Pelayanan)

(50)

3) Durability(Daya Tahan)

Mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut berupa ukuran daya atau masa pakai produk barang.

4) Reliability(Kehandalan)

Konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari satu pembelian ke pembelian berikutnya. Dimensi keandalan juga berkaitan dengan probabilitas suatu produk melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam periode waktu tertentu dibawah kondisi tertentu. Dengan demikian keandalan merupakan karakteristik yang mencerminkan kemungkinan tingkat keberhasilan dalam penggunaan suatu produk.

5) Features(Fitur)

(51)

6) Conformance With Spesifications (Kesesuaian dengan Spesifikasi)

Merupakan pandangan mengenai kualitas proses manufaktur (tidak ada cacat produk) sesuai dengan spesifikasi yang yang telah ditentukan dan teruji. Dimensi ini juga bisa diartikan sebagai kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sesuai dengan keinginan konsumen. Kesesuaian juga merefleksikan derajat dimana karakteristik desain produk dan karakteristik operasi memenuhi standar yang ditetapkan.

7) Hasil

Mengarah pada kualitas yang dirasakan yang melibatkan enam dimensi sebelumnya. Jika perusahaan tidak dapat menghasilkan

“hasil akhir” produk yang baik maka kemungkinan produk tersebut

tidak akan mempunyai kualitas lain yang penting.

5. Advertising

Kotler dan Keller (2007:244) menyatakan, pada hakikatnya dengan menggunakan iklan perusahaan dapat menciptakan kesadaran akan adanya produk, sedikit jarang yang menciptakan preferensi, dan lebih jarang lagi menciptakan penjualan.

(52)

Petter dan Olson (2000:222) menyatakan pada prakteknya iklan mampu menciptakan perasaan emosional terhadap konsumen. Rangsangan eksternal yang menciptakan emosi positif dapat dipasangkan dengan produk sehingga produk tersebut mendapatkan efek positif. Periklanan merupakan satu dari empat alat penting yang digunakan oleh perusahaan untuk memperlancar komunikasi persuasif terhadap pembelian dan masyarakat yang ditargetkan.

Definisi iklan dan periklanan yang dipopulerkan oleh American Marketing Association (AMA) adalah iklan sebagai semua bentuk bayaran untuk mengimplementasikan dan mempromosikan ide, barang atau jasa secara non personal oleh sponsor yang jelas.

Dengan demikian bahwa periklanan :

• Merupakan alat komunikasi pemasaran produk maupun jasa yang dibayar oleh sponsor khusus dengan cara mempresentasikan dan mempromosikan ide, barang, jasa secara non personal.

• Rancangan pesan khusus dan disampaikan melalui sarana media (pers, radio, televisi, dan lain – lain) yang bertujuan untuk melakukan tindakan membeli atau mengubah perilakunya.

a. Tujuan Periklanan

(53)

mengingatkan saja. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan utama periklanan menurut (Johnson dan Lee, 2004:10) sebagai berikut :

1) Periklanan bertujuan untuk menginformasikan (Fungsi Informatif)

Iklan mengkomunikasikan informasi produk, ciri-ciri dan lokasi penjualan serta memberitahukan konsumen sebagai produk-produk baru. Iklan yang menonjolkan aspek manfaat produk-produk dikategorikan sebagai iklan yang bersifat informatif termasuk pesan iklan yang disampaikan pada saat peluncuran suatu produk. 2) Periklanan bertujuan untuk membujuk (Fungsi Persuasif)

Iklan mencoba untuk membujuk para konsumen untuk membeli merek-merek tertentu atau mengubah sikap konsumen terhadap produk atau perusahaan. Iklan yang bersifat membujuk biasanya dituangkan dalam pesan pesan iklan perbandingan dengan membandingkan kelebihan produk yang ditawarkan dengan produk yang sejenis.

(54)

konsumen tertentu dimana produk-produk yang dibeli dengan keterlibatan konsumen yang rendah.

b. Daya Tarik Pesan Iklan

Untuk menampilan pesan, iklan harus merujuk pada pendekatan persuasif, mampu membangkitkan dan mempertahankan ingatan akan produk, jasa atau gagasan bagiaudienssasaran. Maka daya tarik pesan iklan sangat penting untuk meningkatkan succesful communication denganaudiens.Menurut (Johnson dan Lee, 2004:179-183), daya tarik pesan periklanan terbagi atas:

1) Daya Tarik Informasional/Rasional (Penjualan Agresif)

Daya tarik ini berfokus pada kebutuhan praktis dan fungsional konsumen akan produk atau jasa dan menekankan ciri-ciri sebuah produk, jasa atau manfaat (alasan) menggunakan merek tertentu. Terdapat beberapa jenis tipe penampilan iklan rasional yaitu:

(a) Faktual

Daya tarik tipe ini berkaitan dengan high involvement decision making dimana penerima pesan di motivasi untuk dapat memproses informasi.

(b) Potongan kehidupan (Slice of Life)

(55)

(c) Demonstrasi

Daya tarik tipe ini berfungsi sebagai pemecah masalah untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi konsumen dengan menampilkan kemampuan suatu produk secara instrumental. (d) Iklan perbandingan (Comparative Advertising)

Iklan ini berusaha membandingkan keunggulan produk yang ditawarkan dengan produk lain yang sejenis dan tidak hanya menampilkan keunggulan dalam menyelesaikan masalah konsumen dari kemampuan teknis produk tersebut, tapi juga menampilkan keunggulan harga dan penghematan.

2) Daya tarik Emosional/perasaan (penjualan persuasif)

(56)

c. Tahapan Respon konsumen Terhadap Periklanan

Tanggapan konsumen terhadap iklan yang diperoleh akan melalui empat tahapan proses (J.P Rosstitter dan Larry Percy, 1987:196) yaitu:

1) Exposure (Penempatan Iklan)

Agar komunikasi pemasaran dan promosi mencapai kesuksesan, calon pembeli pertama kali harus ditunjukkan kedalam periklanan commercial event atau penawaran promosi. Hal ini berarti bahwa commercial event atau penawaran promosi harus ditempatkan secara tepat dan sesuai bagi para calon pembeli agar bisa dilihat, dibaca, didengar atau diketahui oleh pembeli potensial. Penempatan bisa melalui periklanan atau media promosi.

2) Processing(Proses Menerima Iklan)

(57)

3) Communication effect dan Brand Position (Efek Komunikasi dan Posisi Merek)

Yaitu reaksi jalan pikiran calon konsumen terhadap suatu merek serta berhubungan dengan seleksi merek. Respon yang terhubung dengan merek disebut sebagai efek komunikasi. Dua kebutuhan efek komunikasi secara universal meliputi brand awarenessdanbrand attitude. Brand awarenessdanbrand attitude mentapkan posisi merek targetaudiencekedalam benak konsumen.

4) Taget Audience Action(Tindakan Konsumen Sasaran)

Efek komunikasi dan posisi merek timbul, ketika calon pembeli sebagai bagian dari target audience iklan dan promosi, bisa memutuskan ya atau tidak untuk mengambil tindakan dengan memperhatikan merek seperti membeli sebuah merek serta keputusan yang diambil apakah sebagai pembeli, pengguna atau tidak terpengaruh terhadap iklan.

d. Media Iklan

(58)

perangkat yang dapat membawa pesan-pesan kepada para calon pembeli. Berdasarkan hal ini, maka media periklanan terdiri atas:

1) Televisi

Televisi merupakan media yang mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat secara luas. Televisi menjadi sarana yang sangat ampuh untuk menjangkau pasar sasaran. Televisi telah meciptakan karakteristik sendiri dan menambah kesinambungan pengaruhnya sebagai suatu bentuk media iklan. Dengan televisi, informasi dapat dilihat, didengar dan gambar yang bergerak menarik perhatian untuk ditonton olehaudience.

2) Radio

Radio merupakan salah satu sarana penyampaian pesan iklan yang banyak digunakan. Format program radio yang ditawarkan biasanya menjangkau segmen-segmen pendengar tertentu dan dapat diidentifikasi dengan mudah. Keunggulan dari media radio adalah mempunyai banyak pendengar (ketajaman penetrasi, demografi yang tinggi serta selektivitas geografi, biaya yang rendah dan tidak memerlukan perhatian terfokus dari pendengar. 3) Surat kabar

(59)

waktu, mampu menjangkau pasar lokal dengan baik, jangkauan penerimaan yang luas dan tingkat kepercayaan yang tinggi.

4) Majalah

Majalah merupakan media cetak selain koran yang memiliki jangkauan luas dan massal. Majalah lebih bisa di spesifikasikan pada kelompok-kelompok tertentu yang lebih eksklusif. Eksklusivitas majalah didasarkan pada jenis kelamin, kelas sosial, kesukaan atau hobby dan kelompok umur dari sasaran pembaca yang lebih spesifik, sirkulasi majalah menjadi lebih sedikit dari surat kabar. Majalah selain digunakan sebagai media informasi juga digunakan untuk memposisikan produk pada benak para pembaca.

5) Iklanoutdoor

Istilah iklan luar (outdoor advertising)memiliki banyak ragam dan tingkatan. Iklan berukuran besar begitu mencolok, tetapi bukan merupakan satu-satunya pilihan. Alat transportasi seperti bus atau taksi menjadi media iklan menarik karena pesan-pesan tersebut dibawa kemanapun. Demikian pula dengan halte bus, terminal dan stasiun kereta api merupakan tempat strategis untuk media iklan dimana sasarannya adalah konsumen berjalan.

e. Dimensi–dimensi Periklanan

(60)

membuat daya tarik secara persuasif serta memuat dimensi-dimensi (elemen-elemen) dalam periklanan.

Menurut Sutisna (2003:275-276), dimensi penting dalam iklan yaitu:

a. Periklanan adalah bentuk komunikasi yang dibayar

b. Periklanan mengandung proses identifikasi sponsor yaitu menciptakan awareness mengenai perusahaan dari produk tertentu.

c. Periklanan mampu mempengaruhi sikap atau tindakan konsumen dalam proses keputusan pembelian.

d. Periklanan memerlukan media massa sebagai mediator ke audiens

e. Periklanan bersifat nonpersonal (bukan pribadi) karena bersifat komunikasi massal.

(61)

Menurut Kotler dan Amstrong (2004:652), terdapat berbagai media iklan beserta keunggulan dan kelemahan dari masing – masing media tersebut :

Tabel 2.1 Profil Tipe Media Utama

Media Kelebihan Kelemahan

Surat kabar Fleksibilitas ; ketepatan waktu; peliputan pasar lokal bagus, penerimaan luas, sangat dipercaya

Umur pendek; mutu reproduksi rendah; sedikit pembaca selain pembelinya

Televisi Peliputan pasar massal bagus; biaya rendah pertayangan; kombinasi

Pos langsung Selektivitas pemirsa tinggi; fleksibilitas; tidak ada kompetisi dengan medium yang sama; meungkinkan personalisasi

Harga per paparannya relative mahal; citra junk mail

Radio Penerimaan lokal bagus; selektivitas geografis dan demografis tinggi; biaya rendah

(62)

Media Kelebihan Kelemahan Majalah Selektivitas geografis dan

demografis tinggi; kredibilitas dan presetise; reproduksi bermutu tinggi; umur panjang dan banyak

pembaca selain

pembelinya

Tenggang waktu

pembelian iklan lama; harga mahal; tidak ada jaminan posisi

Alam terbuka Fleksibilitas; paparan yang kerap berulang; biaya rendah; selektivitas posisi bagus

Selektivitas audiens kecil; pembatasan kreatif

Internet Selektivitas tinggi; harga

murah; segera;

kemampuan interaktif

Pemirsa kecil; secara demografi terbatas; dampaknya relatif rendah; pemirsa mengontrol paparan Sumber: Kotler dan Amstrong (2004:652)

6. Keputusan Pembelian

Menurut Olson (2002:163), “pengambilan keputusan konsumen adalah

proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan

(63)

Proses keputusan pembelian menurut Philip Kotler (1998:170) terdiri dari lima tahap, yaitu : pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan pasca pembelian.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:285), “keputusan pembelian

konsumen adalah seleksi terhadap dua pilihan atau lebih. Dengan perkataan lain pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika

mengambil keputusan.”

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian konsumen adalah suatu proses yang melibatkan konsumen dalam mengenali kebutuhannya, pencarian informasi, evaluasi alternatif lain, hingga pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk yang sesuai kebutuhannya tersebut.

a. Tahap pengambilan keputusan pembelian

(64)

Gambar 2.2 Tahap Pengambilan Keputusan Pembelian

Sumber : Kotler (2005:224)

Tahap–tahap pengambilan keputusan pembelian tersebut menurut Kotler (2005:224-228) sebagai berikut:

1) Identifikasi masalah

Proses pembelian dimulai pada saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Pengenalan kebutuhan ini ditujukan untuk mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi dan terpuaskan. Pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi sejumlah konsumen pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan suatu kategori produk. Jika kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen akan segera dipenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya, serta kebutuhan yang sama-sama harus segera dipenuhi (Kotler, 2009:235)

2) Pencarian informasi

(65)

informasi, konsumen mengetahui tentang merek- merek yang ada dan keistimewaan dari setiap merek tersebut.

Sumber informasi konsumen di golongkan kedalam empat kelompok:

(a) Sumber Pribadi ( keluarga, teman, tetangga, kenalan) (b) Sumber Komersial (iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan,

pajangan di toko)

(c) Sumber Publik (media massa, organisasi penentu peringkat) (d) Sumber Pengalaman (penanganan, pengkajian, dan

pemakaian produk) 3) Evaluasi alternatif

(66)

tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap objek atau gagasan tertentu.

4) Keputusan pembelian

Pada saat hendak memutuskan pilhan pembeliannya, terdapat dua faktor pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu: intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen untuk motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Faktor kedua ialah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian. Dalam melaksanakan maksud pembelian konsumen dapat mengambil lima sub-keputusan: merek, dealer, kuantitas, waktu dan metode pembayaran. Dalam pembelian produk sehari-hari keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil (Kotler, 2009:240)

5) Perilaku pasca pembelian

(67)

beraksi sebaliknya. Kepuasan pembelian adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembeli produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut (Kotler, 2009:243)

Kotler (2009:243-244) menyatakan konsumen yang merasa puas akan memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. Konsumen yang merasa puasa akan cenderung mengatakan sesuatu yang serba baik tentang produk yang bersangkutan kepada orang lain.

B. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian tentang Experiential Marketing, Perceived Quality dan Advertising terhadap Keputusan Pembelian Konsumen telah banyak dilakukan seperti :

1. Menurut Almira Yusrina Idelle (2012) dengan judul “Analisis

(68)

2. Menurut Lilik Suprapti (2010) dengan judul “Analisis pengaruhBrand Awareness, Perceived Value, Otganizational Association dan Perceived Quality terhadap Keputusan Pembelian Konsumen” (Studi

Kasus produk Yamaha Mio CW). Pada penelitian ini Variabel perceived quality (X4) memiliki pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian (Y) oleh konsumen diantara variabel bebas lainnya dengan hasil regresi sebesar 0,268. Dan nilai thitung pada variabel perceived quality (X4) adalah sebesar 2,793 dengan tingkat signifikansi 0,006, maka berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian (Y). Hal tersebut didukung oleh jawaban responden mengenai produk Yamaha Mio CW memiliki kualitas bahan yang tahan lama, kualitas produk yang nyaman ketika dalam pemakaian atau mengendarai, jarang terjadi cacat produk dalam kualitas pengemasan produk.

(69)

sebesar 0,525 atau 52,5 %. Sedangkan sisanya sebesar 47,5 % dipengaruhi faktor lainnya.

4. Menurut Adyatma Arifin (2012) dengan skripsi berjudul “ Pengaruh

Periklanan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pasta Gigi Pepsodent di Kota Makassar”. Dalam penelitiannya menunjukkan

Periklanan pasta gigi Pepsodent yang didasarkan pada konsep iklan AIDA yang terdiri dari variabel: Attention dengan thitung(4,606) > ttabel(1,985) dan nilai probabilitas 0,000<0,05, Interest dengan thitung(2,594) > ttabel(1,985) dan nilai probabilitas 0,001<0,05, Desire dengan thitung(4,593) > ttabel(1,984) dan nilai probabilitas 0,000<0,05, Action dengan thitung(2,315) > ttabel(1,985) dan nilai probabilitas 0,001<0,05 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian konsumen di Kota Makassar. 5. Menurut Dr.Ir. Bob Foster., MM, dengan judul “Pengaruh Perceived

(70)
(71)

ANALISIS PENGARUHEXPERIENTIAL MARKETING, PERCEIVED QUALITYDANADVERTISINGTERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN PADA PRODUK LUWAK WHITE KOFFIE

Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “Kopi Koe”

Experiential Marketing

Perceived Quality

Advertising

Keputusan Pembelian

Kuesioner

• Uji Validitas

• Uji Reliabilitas

Uji Asumsi Klasik

Uji Regresi Berganda

• Koefisien Korelasi

• Koefisien Determinasi

Uji Hipotesis

• Uji t (Parsial)

• Uji f (Simultan)

Interpretasi

Kesimpulan dan Implikasi C. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.3

(72)

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara atau dugaan yang paling memungkinkan yang masih harus dicari kebenarannya. Berdasarkan perumusan masalah, tinjauan pustaka dan tinjauan penelitian, maka dapat diajukan suatu hipotesis yang masih memerlukan pengujian untuk membuktikan kebenarannya yaitu:

1. Ho1 = tidak terdapat pengaruh antara experiential marketing terhadap keputusan pembelian.

Ha1 = terdapat pengaruh antara experiential marketingterhadap keputusan pembelian.

2. Ho2= tidak terdapat pengaruh antaraperceived quality terhadap keputusan pembelian.

Ha2 = terdapat pengaruh antara perceived quality terhadap keputusan pembelian.

3. Ho3 = tidak terdapat pengaruh antara advretising terhadap keputusan pembelian.

Ha3= terdapat pengaruh antaraadvretisingterhadap keputusan pembelian. 4. Ho4 = tidak terdapat pengaruh antara experiential marketing, perceived

(73)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh experential marketing (X1), perceived quality (X2) dan advertising (X3) terhadap keputusan pembelian (Y) sebagai variabel-variabel dalam penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai bulan Agustus 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang mengkonsumsi Luwak White Koffie (Study kasus pada Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”)

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi merujuk pada keseluruhan jumlah orang yang diobservasi, populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus, populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas sebelum penelitian dilakukan (Santono dan Tjiptono dalam Hariwijaya dan Triton, 2011:66)

(74)

Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode judgement sampling yaitu sampel yang diambil sesuai dengan karakteristik populasi yang diinginkan. Siapapun responden yang bersangkutan, dimana dan kapan saja ditemui, dijadikan sebagai elemen-elemen sampel penelitian (Abdul Hamid, 2012:27).

Pengambilan sampel didasarkan pertimbangan bahwa responden pernah membeli atau mengkonsumsi produk Luwak white Koffie. Sampel yang akan dipilih oleh penulis sebagai sumber data yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah responden yang tergabung dalam Komunitas Pecinta Kopi Noesantara dan pernah mengkonsumsi produk Luwak White Koffie. Memilih Komunitas Pecinta Kopi Noesantara karena komunitas ini yang memiliki anggota banyak dan aktif dimana komunitas ini sering mengadakan acara – acara guna berkumpul sesama anggota untuk lebih mendalami tentang kopi.

Gambar

Gambar 2.1 Hasil dari Persepsi Kualitas
gambar, dan
Gambar 2.2 Tahap Pengambilan Keputusan Pembelian
Gambar 2.3Kerangka Pemikiran Teoritis
+7

Referensi

Dokumen terkait

The objective of this study is to compare the perceptions of achieving a successful life derived from Chinese and American culture as revealed in Amy Tan’s

Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang manfaat pijat bayi.Tujuan penelitian adalah untuk Mengetahui Pengaruh penyuluhan terhadap minat ibu dalam

PROSES OKSIDASI DALAM INDUSTRI

Mahasiswa melakukan observasi untuk mengamati cara guru dalam mengajar di kelas. Observasi ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman pendahuluan mengenai

Pada babak penyisihan akan diambil 10 tim dengan peringkat teratas yang akan diumumkan melalui website IT Today 2016 pada tanggal 23 Agustus 2016.. Kategori soal pada

Energi kimia ini di dapatkan melalui proses reaksi kimia (pembakaran) dari bahan bakar (solar) dan oksidiser (udara) di dalam silinder (ruang bakar). Pembakaran pada mesin

2 Lokasi penelitian 4 3 Metode point intercept transect untuk substrat dasar 6 4 Metode transek kuadran untuk rekruitmen karang 6 5 Metode sensus visual untuk ikan herbivora

Kegiatan usahatani kedelai pada lahan sawah irigasi, sawah tadah hujan, dan lahan kering/tegalan, berdasar analisis PAM menunjukkan keuntungan yang positif serta memiliki