• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kemandirian Pribadi dan Motivasi Berwirausaha Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus Pada UMKM Kuliner di Jalan Setia Budi Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kemandirian Pribadi dan Motivasi Berwirausaha Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus Pada UMKM Kuliner di Jalan Setia Budi Medan)"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

86

LAMPIRAN I

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH KEMANDIRIAN PRIBADI DAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA (Studi Kasus Pada UMKM Kuliner di Jalan Setia Budi Medan)

No. Responden:…… I. Petunjuk Pengisian

Responden yang terhormat, bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi data kuesioner yang diberikan. Informasi yang Bapak/Ibu berikan merupakan bantuan yang sangat berarti dalam menyelesaikan penyusunan skripsi saya.

Oleh karena itu kepada responden, saya sebagai penulis mengharapkan:

1. Bapak/Ibu menjawab setiap pertanyaan dengan sejujur-jujurnya, dan perlu diketahui bahwa jawaban Bapak/Ibu tidak berhubungan dengan benar atau salah 2. Pilihlah jawaban dengan memberi tanda check (√) pada salah satu jawaban yang

paling sesuai menurut Bapak/Ibu.

3. Setelah melakukan pengisian, mohon Bapak/Ibu menyerahkan kepada pemberi kuesioner

II. Identitas Responden

1. Umur :

2. Jenis Kelamin : Pria Wanita

3. Pendidikan : a. SMP d. S1 (Sarjana)

b. SMA e. S2 (Magister) c. DIPLOMA

4. Nama Usaha :

5. Jenis Usaha :

(3)

III. Pertanyaan Mengenai Variabel

2 Saya tidak terpengaruh emosi orang lain dalam berwirausaha

3 Saya mampu menetapkan berwirausaha sebagai pilihan karir saya

4 Saya mampu mengambil keputusan dalam situasi apapun

5 Saya bertanggung jawab dalam usaha yang saya jalankan

6 Saya percaya diri terhadap usaha yang dijalankan

7 Saya memiliki prinsip dalam menjalankan usaha

No. Motivasi Berwirausaha

8 Saya memiliki kebebasan dalam menjalankan usaha

9 Saya ingin memiliki usaha sendiri 10 Saya merasa ingin lebih di hormati 11 Saya selalu memiliki ide baru dalam

menjalakan usaha

12 Saya mengembangkan hobi dalam menjalankan usaha

13 Saya ingin memperoleh posisi lebih baik lagi

14

Saya merasa tertantang untuk menjalankan serta mengembangkan usaha

15 Saya ingin memotivasi dan memimpin orang lain

16 Saya melanjutkan tradisi keluarga dalam menjalankan usaha

17 Saya selalu ingin berinovasi terhadap produk usaha yang dijalankan

(4)

88

menjalankan usaha

19 Saya kehilangan pekerjaan sebelum memulai usaha

20 Saya ingin memperoleh pendapatan lebih baik

21 Saya selalu merasa tidak puas terhadap pekerjaan

No Keberhasilan Usaha

22 saya mengalami peningkatan omzet penjualan

23 Volume penjualan saya meningkat dari waktu ke waktu

24 Pelanggan mengalami peningkatan dari waktu ke waktu

25 Saya berkemampuan dalam menghadapi persaingan bisnis 26 Saya memiliki kompetensi dalam

menjalankan usaha

27 Saya memiliki pengalaman dalam menjalankan usaha saya

(5)

Lampiran 2:

(6)

90

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kemandirian Pribadi Item

(7)

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keberhasilan Usaha Item

Pernyataan

1 2 3 4 5

F % F % F % F % F %

1 0 0 1 1,66 33 55,0 23 38,33 3 5,0 2 0 0 1 1,66 19 31,66 34 56,66 6 10,0 3 0 0 3 5,0 27 45,0 27 45,0 3 5,0 4 0 0 0 0 9 15,0 39 65,0 12 20,0 5 0 0 0 0 1 1,66 42 70,0 17 28,33 6 0 0 0 0 13 21,66 40 66,66 7 11,66 7 0 0 0 0 7 11,66 40 66,66 13 21,66

Lampiran 4 : Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 1.198 4.347 .276 .784

Kemandirian_Pribadi .343 .102 .406 3.355 .001

Motivasi_Berwirausaha .290 .096 .366 3.029 .004

(8)

92

Lampiran 5 : Uji Asumsi Klasik

(9)

Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardi zed Residual

N 60

Normal

Parameters(a,b)

Mean .0000000

Std. Deviation 1.87317162 Most Extreme

Differences

Absolute .122

Positive .071

Negative -.122

Kolmogorov-Smirnov Z .943

Asymp. Sig. (2-tailed) .336

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

(10)

94

Uji Glejser

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

Motivasi_Berwirausaha .041 .063 .106 .650 .518

a Dependent Variable: absut

3. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 1.198 4.347 .276 .784

Kemandirian_Pribadi .343 .102 .406 3.355 .001 .620 1.612

Motivasi_Berwirausaha .290 .096 .366 3.029 .004 .620 1.612

a Dependent Variable: Keberhasilan_Usaha

Lampiran 6 : Hasil Uji Hipotesis

1. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji Simultan (Uji-F)

(11)

b Dependent Variable: Keberhasilan_Usaha 2. Uji Parsial (Uji-T)

Uji Parsial (Uji-T)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 1.198 4.347 .276 .784

Kemandirian_Pribadi .343 .102 .406 3.355 .001

Motivasi_Berwirausaha .290 .096 .366 3.029 .004

a Dependent Variable: Keberhasilan_Usaha

Lampiran 7 : Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .695a .482 .464 1.90575

a. Predictors: (Constant), Motivasi_Berwirausaha,

Kemandirian_Pribadi

(12)

83

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Arikunto, Suharsimi, 2000. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta. Hendro, 2011. Dasar - Dasar Kewirausahaan, Erlangga, Jakarta.

Hutagalung, Raja Bongsu, Safrizal Helmi Situmorang, 2008. Pengantar Kewirausahaan, USU Press, Medan.

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Penerbit :Erlangga, Jakarta.

Machfoeds, Mahmud, 2005. Kewirausahaan Metode, manajemen, dan implementasi,BPFE, Yogyakarta.

Henry, Faizal Noor, 2007. Ekonomi Manajerial. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta

Riani, Dkk, 2005. Dasar-Dasar Kewirausahaan, UNS Press, Surakarta

Riyanti, BDP, 2003. Kewirausahaan Dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian, Grasindo, Jakarta.

Saiman, Leonardus, 2014. Kewirausahaan Teori, Praktik, dan Kasus-kasus, Salemba Empat, Jakarta

Situmorang, SyafrizalHelmi Dan MuslichLufti, 2014. Analisis Data Untuk Riset Manajemen Dan Bisnis, USU Press, Medan.

Sugiyono, 2012.Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.

Suryana, 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses, Salemba Empat, Jakarta.

Stephen Robbins and Thimothy A.Judge.2009. Perilaku Organisasi. Edisi 12 Buku 1., Salemba Empat, Jakarta.

Yamin, Sofyan & Heri Kurniawan, 2009. SPSS Complete, Jakarta: Salemba Empat.

(13)

Jurnal:

Kristina, Sisilia, 2011. Analisis Minat dan Motivasi Berwirausaha Mahasiswa pada Program Studi Administrasi Bisnis Telkom, Jurnal Komunikasi dan Bisnis Vol. 3, No. 1, 2011.Hal.4.

Muthalib, Azis, The effect of entrepreneurial Motivation on Business Performance in the Culinary Industrial Sector, Journal Entrepreneurhip Vol.4, No. 7, Tahun 2015.Hal. 26.

Putra, Raisand Nurmansyah, 2012. Hubungan Kemandirian dengan Intensi Berwirausaha pada Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang, Jurnal kewirausahaan, Vol. 4, No. 1.Hal.4.

Ramadini, Frida, 2013. Efikasi diri dan Motivasi terhadap Keberhasilan Usaha pada Usaha Fotokopi dan Alat Tulis Kantor di Kecamatan Panyambungan Kabupaten Mandailing Natal, jurnal kewirausahaan, Vol. 13, No. 1.Hal. 3. Ranto, Basuki, 2007. Analisis Hubungan Antara Motivasi, Pengetahuan

kewirausahaan, dan kemandirian usaha terhadap kinerja pengusaha pada kawasan industri kecil di daerah pulogadung. Jurnal Usahawan No.10 Sari, Maya, 2014, Enterpreneur terhadap kinerja UKM di Kota Medan, Jurnal

riset akuntansi dan bisnis, Vol. 14, No. 1.Hal. 54. Skripsi:

Khairani, 2010. Pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan Kemandirian Pribadi terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Depot Air Minum Isi Ulang Di Jalan Veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang), Skripsi, Medan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.

Sabena, Ayu, 2015. Pengaruh Keterampilan Berwirausaha terhadap Keberhailan Usaha pada Doorsmeer Sabena, Skripsi, Medan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.

Website:

www.pemkomedan.comdiakses pada 09/05/2016 pada pukul 15.00

(14)

37 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008:5). Dalam penelitian ini variabel yang dihubungkan adalah kemandirian pribadi (X1) dan motivasi berwirausaha (X2) terhadap keberhasilan usaha (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Jalan Setia Budi Medan pada UMKM kuliner malam. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Agustus 2016 sampai dengan bulan September 2016.

3.3 Batasan dan Identifikasi Variabel Penelitian

Menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka penelitian ini dibatasi hanya pada faktor Kemandirian Pribadi dan Motivasi Berwirausaha berpengaruh terhadap Keberhasilan Usaha dan dalam hal ini UMKM kuliner malam di Jalan Setia Budi Medan yang jam operasional usaha mulai jam 5 sore sampai dengan tengah malam. Adapun variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:

(15)

3.4 Definisi Operasional Variabel

Peneliti menggunakan variabel-variabel yang diopersionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untukmemberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu definisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut :

a. Kemandirian Pribadi (X1)

kemandirian pribadi adalah kemampuan individu dalam bertingkah laku, merasakan sesuatu, dan mengambil keputusan berdasarkan kehendaknya sendiri. Mandiri merupakan salah satu ciri utama kepribadian yang dimiliki oleh seseorang yang telah dewasa dan matang

b. Motivasi Berwirausaha (X2)

motivasi berwirausaha adalah sesuatu yang melatarbelakangi atau mendorong seseorang melakukan aktivitas dan memberi energi yang mengarah pada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan dengan membuka suatu usaha atau bisnis. c. Keberhasilan Usaha (Y)

Keberhasilan usaha merupakan pencapaian yang diharapkan di dalam suatu bisnis.

(16)

39

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala

(17)

3. Pushing

(18)

41

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Likert. Menurut Sugiyono (2012:86), Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Dengan skala likert maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen berupa pernyataan atau pertanyaan. Pemberian skor skala likert yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.2

Instrument Skala Likert

No Skala pengukuran Bobot

1 Sangat setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

(19)

3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013 : 115). Adapun Populasi dalam penelitian ini adalah UMKM kuliner malam di Jalan Setia Budi yang berjumlah 60 (prasurvey:2016).

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, dalam penelitian ini teknik penentuan sampel yang digunakan peneliti adalah sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, atau peneliti yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono,2013: 116). Berdasarkan penjelasan tersebut, yang menjadi sampel penelitian ini adalah 60 responden.

3.7 Jenis Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data Primer

(20)

43

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi pustaka, dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, untuk mendukung penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner yaitu suatu daftar yang berisi pernyataan-pernyataan untuk ditanggapi oleh para responden.

2. Wawancara

Wawancara yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dengan tanya jawab secara tulisan maupun tatap muka dengan responden.

3. Studi Dokumentasi

(21)

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah bisa didapatkan jika rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik juga. Perencanaan yang matang mutlak diperlukan, lalu alat-alat yang digunakan juga harus dalam kondisi yang baik pula, oleh karena itulah seringkali sebelum penelitian dilakukan, alat-alat yang digunakan diuji terlebih dahulu. Hal ini bertujuan, supaya data yang diperoleh valid dan reliabel (Arikunto,1995:215).

3.9.1 Uji Validitas

Menurut Situmorang dan Lufti (2011:76), validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu pengukuran instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur construct sesuai dengan tujuan dan harapan peneliti. Uji validitas dilakukan

dengan membandingkan nilai correlated item – total correlation atau disebut dengan rhitung pada setiap butir pertanyaan terhadap nilai rtabel. Pengujian dilakukan pada pengusaha kuliner di daerah Johor. Sunyoto (2009: 72) menyatakan sebagai berikut:

1. Jika rhitung positif dan rhitung rtabel , maka butir pertanyaan pada setiap variabel penelitian dinyatakan valid, dan

jika rhitung negatif atau rhitung rtabel , maka butir pertanyaan pada setiap variabel penelitian dinyatakan tidak valid.

1. rhitung dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation.

(22)

45

Sumber: Hasil Penelitian 2016 (data diolah)

(23)

3.9.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas bisa diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan atau konsistensi. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, artinya mempunyai konsistensi pengukuran yang baik, dan suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel apabila memiliki Cronbach Alpha>0,70 (Yamin dan Kurniawan, 2009:282).

Tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas berkisar antara 0-1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas (mendekati angka 1), maka semakin reliabel alat ukur tersebut. Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan pengujian satu skor pada taraf signifikan 5%. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS.

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,956 28

Sumber: Hasil Penelitian 2016 (data diolah)

(24)

47

3.10 Teknis Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

Merupakan metode yang dilakukan dengan mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisis data sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti.

3.10.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Metode ini untuk mengetahui pengaruh kemandirian pribadi dan motivasi berwirausaha terhadap keberhasilan usaha pada UMKM kuliner malam di jalan Setia Budi Medan.

Metode statistik yang digunakan adalah metode regresi linier berganda (multiple linier regression), dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2+ e

Y = Keberhasilan Usaha X1 = Kemandirian Pribadi X2 = Motivasi Berwirausaha a = Konstanta Y

b = Koefisien arah regresi 3.10.3 Uji Asumsi Klasik

(25)

1) Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov-Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang dkk, 2008:62).

2) Uji Heteroskedastisitas

Artinya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Gleijser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah pada adanya heteroskedastisitas (Situmorang dkk, 2008:76).

3) Uji Multikolinearitas

(26)

49

biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang dkk, 2008:104).

3.11 Pengujian Hipotesis

Untuk analisis dan pengujian hipotesis, data diolah secara statistik dengan menggunakan alat bantu program statistik SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi. Data-data yang telah diperoleh kemudian diuji dengan:

1. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Yaitu uji secara bersama-sama untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh kemandirian pribadi dan motivasi berwirausaha (X1,X2) variabel bebas terhadap keberhasilan usaha (Y) sebagai variabel terikat.

H0 : b1=b2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

H0 :b1, b2 ≠0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang signifikan

dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika Fhitung< Ftabelpada α = 5% H0ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

2. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

(27)

H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

H1 : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika thitung< ttabelpada α = 5% H0 ditolak jika thitung>ttabel pada α = 5% 3. Koefisien Determinan (R2)

Menurut Lubis dkk (2007 : 48) Koefisien determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas (X1, X2) terhadap variabel terikat (Y). Nilai koefisien determinan digunakan untuk mengukur besarnya variabel bebas yang diteliti yaitu kemandirian pribadi dan motivasi berwirausaha (X1, X2) terhadap variabel terikat yaitu keberhasilan usaha (Y).

(28)

51 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Jalan Setia Budi Medan

Kota Medan ialah ibu kota Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini adalah kota metropolitan ketiga terbesardi Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota Medan juga merupakan lokasi dari Universitas Sumatera Utara yang terletak di jalan Dr. Mansyur Kecamatan Medan Baru Kota Medan yang berdekatan lokasinya dan terhubung langsung dengan jalan Setia Budi Medan di Kecamatan Medan Selayang Kota Medan yang menjadi lokasi dari penelitian ini.

(29)

Melihat lokasi Jalan Setia Budi yang sangat berdekatan dengan beberapa kampus dan juga sekolah hal ini dimanfaatkan oleh para wirausahawan untuk mendirikan usahanya terutama UMKM di bidang kuliner. Saat ini semakin banyak tempat makan dan nongkrong di jalan Setia Budi ini. Di sekitar jalan banyak terdapat pedagang kaki lima, rumah makan, serta cafe-cafe yang cocok buat nongkrong di jalan para kwala muda maupun tempat berkumpul para komunitas-komunitas yang ada di Medan ini. Ada puluhan cafe yang disini bisa kita lihat sebagai pilihan para pengunjung seperti cafe Ule Kareng Gayo , Kopi Takar, Repvblik Kopi. Aneka Cemilan seperti martabak Ardhy, Roti John, Kolak Durian, dan banyak Kuliner lainnya seperti Bakso, Siomay, Mi Aceh, dan rumah makan akan sangat banyak ditemui di jalan Setia Budi Medan.

Tidak hanya pada siang dan sore hari, namun di Jalan Setia Budi Medan akan semakin ramai pada malam harinya karena banyak para pengunjung yang mampir untuk makan sepulang kerja maupun memang berencana untuk ngumpul bareng teman-teman di malam hari, atau sekedar singgah membeli jajanan untuk di bawa pulang ke rumah. Hal ini dikarenakan memang banyak sekali jenis usaha kuliner yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman baik cemilan maupun makanan berat dengan harga yang kompetitif dan relatif terjangkau untuk kalangan umum maupun mahasiswa.

(30)

53

Budi tersebut. Saat malam minggu biasanya UMKM kuliner akan tutup lebih lama dari hari-hari biasanya dikarenakan pengunjung yang masih tetap datang meskipun sudah larut malam.

4.2 Hasil dan Pembahasan

4.2.1 Analisis Deskriptif

1. Analisis Deskriptif Responden

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer yang diperoleh dari hasil pemberian kuesioner kepada responden. Pada penelitian ini terdapat 21 butir pernyataan untuk variabel X dan 7 pernyataan untuk variabel Y. Jumlah keseluruhan pernyataan adalah 28 pernyataan. Responden dalam penelitian ini adalah pemilik UMKM yang bergerak di bidang kuliner di Jalan Setia Budi Medan yaitu sebanyak 60 UMKM atau 60 responden. Berikut Jumlah dan persentase gambaran umum responden:

a. Karakteristik responden berdasarkan usia Tabel 4.1

Karakteristrik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah

Nominal Persentase

20-35 tahun 18 orang 30%

36-50 tahun 28 orang 46,7%

>51 tahun 14 orang 23,3%

Sumber: HasilPenelitian 2016 (Data diolah)

(31)

sebanyak 14 orang. Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4.1.

b. Karakteristik responden berdasarkan lama usaha

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha

No Kategori Jumlah

Nominal %

1 2 Tahun 17 28,33 %

2 3-5 Tahun 20 33,33 %

3 >5 Tahun 23 38,33 %

Total 60 100 %

Sumber: Hasil Penelitian 2016 (Data diolah)

Mayoritas responden merupakan UMKM yang telah memiliki usaha lebih dari lima tahun atau sebesar 38,33% yaitu sebanyak 23 unit usaha, selanjutnya adalah usaha yang telah berdiri antara 3-5 tahun sebesar 33,3% atau sebanyak 20 unit usaha, dan yang terakhir adalah usaha yang telah berdiri 2 tahun sebesar 28,33% atau sebanyak 17 usaha. Karakteristik responden berdasarkan lamanya usaha berdiri dapat dilihat pada tabel 4.2.

c. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Kategori Jumlah

Nominal %

1 Laki-laki 38 63,33 %

2 Perempuan 22 36,67 %

Total 60 100 %

Sumber: Hasil Penelitian2016 (data diolah)

(32)

55

22 responden dengan tingkat persentasi 37,5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden Laki-laki lebih dominan dalam penelitian ini.

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Kategori Jumlah

Sumber: Hasil Penelitian 2016 (Data diolah)

Tingkat pendidikan responden tertinggi merupakan tamatan SMA / SMK dengan persentase 46,66 % atau sebanyak 28 orang. Sisanya tamatan S1 sebesar 31,66 % atau sebanyak 19 orang, lalu yang terakhir SMP sebesar 21,66 % atau sebanyak 13 orang. Hal ini berarti mayoritas responden adalah tamatan SMU/SMK. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.4.

e. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha Kuliner Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha Kuliner

No Kategori Jumlah

Nominal %

1 MR 21 35 %

2 MB 39 65 %

Total 60 100 %

Sumber: Hasil Penelitian 2016 (Data diolah)

(33)

menjual makanan ringan sebesar 35,0% atau sebanyak 21 unit usaha. Karakteristik responden berdasarkan jenis usaha kuliner dapat dilihat pada tabel 4.5.

2. Analisis Deskriptif Variabel

Responden dalam penelitian ini adalah pemilik UMKM yang bergerak di bidang kuliner di Jalan Setia Budi Medanyaitu sebanyak 60 UMKM atau 60 responden. Pada penelitian ini terdapat 7 butir pernyataan untuk variabel Kemandirian Pribadi(X1), 14 butir pernyataan untuk variabel Motivasi Berwirausaha (X2), dan 7 butir pernyataan untuk variabel Keberhasilan Usaha(Y).Jumlah keseluruhan pernyataan adalah 28 pernyataan. Berikut distribusi jawaban responden terhadap variabel X dan Y:

1. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kemandirian Pribadi

Tabel 4.6

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kemandirian Pribadi Item Sumber: Hasil Penelitian 2016 (Data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:

a. Pada butir pernyataan satu dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 40 responden (66,66 %) setuju dengan pernyataan bahwa “Saya

mampu mengendalikan emosi saya dalam menjalankan usaha”. 14

(34)

57

menyatakan Kurang Setuju, dan 1 responden (1,66 %) menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

b. Pada butir pernyataan dua dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 33 responden (55,0 %) setuju dengan pernyataan bahwa “Saya

tidak terpengaruh emosi orang lain dalam berwirausaha”. 6 responden

(10,0 %) menyatakan sangat setuju, 21 responden (35,0 %) menyatakan Kurang Setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

c. Pada butir pernyataan tiga dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 37 responden (61,66 %) setuju dengan pernyataan bahwa “Saya

mampu menetapkan berwirausaha sebagai pilihan karir saya”. 11

responden (18,33 %) menyatakan sangat setuju, 10 responden (16,66 %) menyatakan Kurang Setuju, dan 2 responden (3,33 %) menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

(35)

e. Pada butir pernyataan lima dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 28 responden (46,66 %) setuju dengan pernyataan bahwa “Saya

bertanggung jawab dalam usaha yang saya jalankan”. 5 responden (8,33

%) menyatakan sangat setuju, 26 responden (43,33 %) menyatakan Kurang Setuju, dan 1 responden (1,66 %) menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

f. Pada butir pernyataan enam dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 35 responden (58,33 %) setuju dengan pernyataan bahwa “Saya

percaya diri terhadap usaha yang dijalankan”. 9 responden (15,0 %)

menyatakan sangat setuju, 15 responden (25,0 %) menyatakan Kurang Setuju, dan 1 responden (1,66 %) menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

(36)

59

2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Motivasi Berwirausaha

Tabel 4.7

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Motivasi Berwirausaha Item Sumber: Hasil Penelitian 2016 (Data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa:

a. Pada butir pernyataan satu dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 37 responden (61,66 %) setuju dengan pernyataan bahwa “Saya memiliki kebebasan dalam menjalankan usaha”. 6 responden (10,0 %) menyatakan sangat setuju, 17 responden (28,33 %) menyatakan Kurang Setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

(37)

c. Pada butir pernyataan tiga dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 32 responden (53,33 %) setuju dengan pernyataan bahwa “Saya merasa ingin lebih di hormati”. 7 responden (11,66 %) menyatakan sangat setuju, 21 responden (35,0 %) menyatakan Kurang Setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

d. Pada butir pernyataan empat dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 29 responden (48,33 %) setuju dengan pernyataan bahwa “Saya selalu memiliki ide baru dalam menjalankan usaha”. 5 responden (8,33 %) menyatakan sangat setuju, 25 responden (41,66 %) menyatakan Kurang Setuju, dan 1 responden (1,66 %) menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

e. Pada butir pernyataan lima dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 37 responden (61,66 %) setuju dengan pernyataan bahwa “Saya

mengembangkan hobi dalam menjalankan usaha”. 9 responden (15,0 %)

menyatakan sangat setuju, 14 responden (23,33 %) menyatakan Kurang Setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

(38)

61

Setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

g. Pada butir pernyataan tujuh dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 34 responden (56,66 %) setuju dengan pernyataan bahwa “saya

merasa tertantang untuk menjalankan serta mengembangkan usaha”. 9

responden (15,0 %) menyatakan sangat setuju, 17 responden (28,33 %) menyatakan Kurang Setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

h. Pada butir pernyataan delapan dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 39 responden (65,0 %) setuju dengan pernyataan bahwa “saya ingin memotivasi dan memimpin orang lain”. 20 responden (33,33 %) menyatakan sangat setuju, 1 responden (1,66 %) menyatakan Kurang Setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

i. Pada butir pernyataan sembilan dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 39 responden (65,0 %) setuju dengan pernyataan bahwa “saya

melanjutkan tradisi keluarga dalam menjalankan usaha”. 21 responden

(35,0 %) menyatakan sangat setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

j. Pada butir pernyataan sepuluh dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 39 responden (65,0 %) setuju dengan pernyataan bahwa “saya

selalu ingin berinovasi terhadap produk usaha yang dijalankan”. 21

(39)

k. Pada butir pernyataan sebelas dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 41 responden (68,33 %) setuju dengan pernyataan bahwa “saya mengikuti orang lain dalam menjalankan usaha”. 14 responden (23,33 %) menyatakan sangat setuju, 5 responden (8,33 %) menyatakan Kurang Setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

l. Pada butir pernyataan duabelas dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 45 responden (75,0 %) setuju dengan pernyataan bahwa “saya

kehilangan pekerjaan sebelum memulai usaha”. 12 responden (20,0 %)

menyatakan sangat setuju, 3 responden (5,0 %) menyatakan Kurang Setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

m. Pada butir pernyataan tigabelas dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 39 responden (65,0 %) setuju dengan pernyataan bahwa “saya ingin memperoleh pendapatan yang lebih baik”. 20 responden (33,33 %) menyatakan sangat setuju, 1 responden (1,66 %) menyatakan Kurang Setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

n. Pada butir pernyataan empatbelas dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 38 responden (63,33 %) setuju dengan pernyataan

bahwa “saya selalu merasa tidak puas terhadap pekerjaan”. 21 responden

(40)

63

3. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keberhasilan Usaha

Tabel 4.8

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keberhasilan Usaha Item Sumber: Hasil Penelitian 2016 (Data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa:

a. Pada butir pernyataan satu dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 23 responden (38,33 %) setuju dengan pernyataan bahwa “Saya mengalami peningkatan omzet penjualan”. 3 responden (5,0 %) menyatakan sangat setuju, 33 responden (55,0 %) menyatakan Kurang Setuju, dan 1 responden (1,66 %) menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden kurang setuju dengan pernyataan tersebut.

b. Pada butir pernyataan dua dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 34 responden (56,6 %) setuju dengan pernyataan bahwa “Volume

penjualan saya meningkat dari waktu ke waktu”. 6 responden (10,0 %)

menyatakan sangat setuju, 19 responden (31,66 %) menyatakan Kurang Setuju, dan 1 responden (1,66 %) menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

(41)

“Pelanggan mengalami peningkatan dari waktu ke waktu”. 3 responden (5,0 %) menyatakan sangat setuju, 27 responden (45,00 %) menyatakan Kurang Setuju, dan 3 responden (5,0 %) menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

d. Pada butir pernyataan empat dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 39 responden (65,00 %) setuju dengan pernyataan bahwa “Saya berkemampuan dalam menghadapi persaingan bisnis”. 12 responden (20,0 %) menyatakan sangat setuju, 9 responden (15,00 %) menyatakan Kurang Setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

e. Pada butir pernyataan lima dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 42 responden (70,00 %) setuju dengan pernyataan bahwa “Saya memiliki kompetensi dalam menjalankan usaha”. 17 responden (28,33 %) menyatakan sangat setuju, 1 responden (1,66 %) menyatakan Kurang Setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

(42)

65

g. Pada butir pernyataan tujuh dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 40 responden (66,66 %) setuju dengan pernyataan bahwa

“Mampu menciptakan citra produk yang baik”. 13 responden (21,66 %) menyatakan sangat setuju, 7 responden (11,66 %) menyatakan Kurang Setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

4.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linier antara beberapa variabel bebas yang terdiri dari Kemandirian Pribadi (X1), Motivasi Berwirausaha (X2) dan variabel terikat yaitu Keberhasilan Usaha (Y). Yang nantinya berguna untuk dapat mengetahui pengaruh positif atau negatif faktor-faktor tersebut. Dengan model persamaan yang digunakan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2+ e

Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.9

Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 1.198 4.347 .276 .784

Kemandirian_Pribadi .343 .102 .406 3.355 .001

Motivasi_Berwirausaha .290 .096 .366 3.029 .004

a. Dependent Variable: Keberhasilan_Usaha

(43)

Berdasarkan hasil pengolahan data tabel 4.9 kolom (unstandardized coefficients) bagian B diperoleh model persamaan regresi linier berganda sebagai

berikut:

Y= 1,198 + 0,343 X1 + 0,290 X2

Pada persamaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Konstanta (a) = 1,198, Hasil dari nilai konstanta pada regresi diatas adalah 1,198. Hal ini menunjukkan bahwa jika nilai variabel independen Kemandirian Pribadi (X1) dan Motivasi Berwirausaha (X2) bernilai 0, maka variabel dependen Keberhasilan Usaha (Y) adalah 1,198.

b. Koefisien Regresi X1 (Kemandirian Pribadi) = 0,343 menunjukkan bahwa variabel Kemandirian Pribadi berpengaruh positif terhadap Keberhasilan Usaha (Y), artinya jika Kemandirian Pribadi ditingkatkan maka Keberhasilan Usaha akan meningkat.

c. Koefisien Regresi X2 (Motivasi Berwirausaha) = 0,290 menunjukkan bahwa variabel Motivasi Berwirausaha berpengaruh positif terhadap Keberhasilan Usaha (Y), artinya jika Motivasi Berwirausaha ditingkatkan maka Keberhasilan Usaha akan meningkat.

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

(44)

67

1. Pendekatan Histogram

Sumber : Hasil Penelitian (2016) Gambar 4.1 : Histogram

(45)

2. Pendekatan Grafik

Sumber : Hasil Penelitian (2016)

Gambar 4.2 : Pengujian Normalitas P-Plot

(46)

69

Asymp. Sig. (2-tailed) .336

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Sumber : Hasil Penelitian (2016)

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0,336 dan diatas nilai signifikan (0,05) atau 0,336 > 0,05. Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

2. Uji Heteroskedastisitas Pendekatan Grafik dan Pendekatan Statistik

(47)

Sumber : Hasil Penelitian (2016) Gambar 4.3 : Scatterplot

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen, berdasarkan masukan variabel independennya.

Tabel 4.11 Uji Glejser

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -2.880 2.867 -1.005 .319

Kemandirian_Pribadi .070 .067 .169 1.039 .303

Motivasi_Berwirausaha .041 .063 .106 .650 .518

a. Dependent Variable: absut

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

(48)

71

(0,05) atau 0,303 > 0,05 dan 0,518 > 0,05 jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel lainnya. Nilai yang dipakai untuk Tolerance < 0,1 sedangkan Variance Inflation Factor (VIF) > 5.

Tabel 4.12 Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 1.198 4.347 .276 .784

Kemandirian_Pribadi .343 .102 .406 3.355 .001 .620 1.612

Motivasi_Berwirausaha .290 .096 .366 3.029 .004 .620 1.612

a. Dependent Variable: Keberhasilan_Usaha

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan pada Tabel 4.12 di atas diketahui bahwa:

a. Variabel Kemandirian Pribadi tidak terjadi multikolinieritas karena nilai tolerance = 0,620 > 0,1 dan nilai VIF = 1,612< 5.

(49)

4.2.4 Pengujian Hipotesis

1. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji F dilakukan untuk melihat apakah variabel independent secara bersama-sama (serentak) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel dependent. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah sebagai berikut:

H0 : b1 = b2 = 0

Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent yaitu Kemandirian Pribadi (X1), Motivasi Berwirausaha (X2) terhadap variabel dependent yaitu Keberhasilan Usaha (Y).

H0 : b1≠ b2≠ 0

Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent yaitu Kemandirian Pribadi (X1), Motivasi Berwirausaha (X2) terhadap variabel dependent yaitu Keberhasilan Usaha (Y). Kriteria pengambilan keputusan, yaitu :

H0 diterima apabila Fhitung< Ftabelpada α = 5% H0 ditolak apabila Fhitung> Ftabelpada α = 5%

Dalam penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 60 orang dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 3 sehingga diperoleh:

(50)

73

Tabel 4.13

Uji Simultan (Uji-F) ANOVA(b)

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 192.916 2 96.458 26.559 .000b

Residual 207.018 57 3.632

Total 399.933 59

a Predictors: (Constant), Motivasi_Berwirausaha, Kemandirian_Pribadi b Dependent Variable: Keberhasilan_Usaha

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai Fhitung adalah 26,559 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel adalah 3,158843. Dari hasil tersebut Fhitung (26,559) > Ftabel (3,158843) dan tingkat signifikansinya 0,000 < 0,05. Sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa variabel Kemandirian Pribadi (X1), Motivasi Berwirausaha (X2), secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha (Y).

2. Uji Signifikansi Parsial (Uji-T)

Uji t dilakukan untuk mengetaui signifikansi dari pengaruh variabel independent yaitu Kemandirian Pribadi (X1), Motivasi Berwirausaha (X2), terhadap variabel dependent yaitu Keberhasilan Usaha (Y).

Kriteria pengambilan keputusan, yaitu: H0 diterima apabila thitung< ttabel pada α = 5% H0 ditolak apabila thitung> ttabelpada α = 5%

Dalam penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 60 orang dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 3 sehingga diperoleh:

(51)

Diperoleh nilai t tabel pada tingkat α = 5% (57) = 2.002465

Berikut merupakan hasil pengujian uji-T pada Tabel 4.14, yaitu: Tabel 4.14

Uji Parsial (Uji-T) Coefficients(a)

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 1.198 4.347 .276 .784

Kemandirian_Pribadi .343 .102 .406 3.355 .001

Motivasi_Berwirausaha .290 .096 .366 3.029 .004

a Dependent Variable: Keberhasilan_Usaha Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Tabel 4.12 menunjukkan nilai thitung yang diperoleh dari masing-masing variabel yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Variabel Kemandirian Pribadi (X1) memiliki thitung sebesar 3,355 dengan tingkat signifikansi 0,001. Sedangkan ttable adalah sebesar 2,002465. Oleh karena itu thitung (3,355) > ttable (2,002465) dan tingkat signifikansiya 0,001< 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Kemandirian Pribadi secara individual atau secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha. Artinya jika ditingkatkan variabel Kemandirian Pribadi maka Keberhasilan Usaha akan meningkat.

(52)

75

signifikan terhadap Keberhasilan Usaha. Artinya jika ditingkatkan variabel Motivasi Berwirausaha maka Keberhasilan Usahaakan meningkat.

4.2.5 Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinan bertujuan untuk mengetahui signifikansi variabel. Koefisien determinasi melihat seberapa besar pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent. Koefisien determinan berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), 0 < R2< 1.

Nilai koefisien determinasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut ini:

Tabel 4.15

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .695a .482 .464 1.90575

a Predictors: (Constant), Motivasi_Berwirausaha, Kemandirian_Pribadi b Dependent Variable: Keberhasilan_Usaha

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Tabel 4.15 menunjukkan bahwa:

a. Nilai R (relation) adalah 0,695 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara Kemandirian Pribadi (X1), Motivasi Berwirausaha (X2) dengan Keberhasilan Usaha (Y) sebesar 69,5 %. Sedangkan sisanya sebesar 30,5 % adalah hubungan dengan faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(53)

Kemandirian Pribadi (X1) dan Motivasi Berwirausaha (X2) sedangkan sisanya sebesar 53,6 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Keberhasilan Usaha

Berdasarkan hasil uji signifikansi parsial bahwa variabel Kemandirian Pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha. Hal ini terlihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,001 < 0,05 sedangkan nilai thitung sebesar 3,355 > ttable 2,002465. Hal ini berarti jika variabel Kemandirian Pribadi ditingkatkan maka Keberhasilan Usaha UMKM Kuliner di Jalan Setia Budi Medan juga akan mengalami peningkatan. Semakin tinggi tingkat Kemandirian Pribadi yang dimiliki responden / pemilik UMKM Kuliner di Jalan Setia Budi Medan, cenderung akan meningkatkan keberhasilan usaha UMKM tersebut. Ranto (2007:22) mengatakan bahwa kemandirian pribadi adalah kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung dengan orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan.

Dalam hal ini pernyataan “Saya mampu mengendalikan emosi saya dalam

menjalankan usaha”, “Saya tidak terpengaruh emosi orang lain dalam

berwirausaha”, “Saya mampu menetapkan berwirausaha sebagai pilihan karir saya”, “Saya mampu mengambil keputusan dalam situasi apapun”, “Saya bertanggung jawab dalam usaha yang saya jalankan”, “Saya percaya diri terhadap

usaha yang dijalankan”, “Saya memiliki prinsip dalam menjalankan usaha”,

(54)

77

meningkatkan Keberhasilan Usaha pada UMKM Kuliner malam di Jalan Setia Budi Medan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Kemandirian Pribadi berpengaruh positif terhadap Keberhasilan Usaha. Dengan kata lain, tingkat Kemandirian Pribadi yang semakin tinggi dimiliki dari responden, cenderung akan meningkatkan keberhasilan usaha. Diketahui faktor Kemandirian Pribadi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan usaha.

Sedangkan jika dilihat dari karakteristik responden berdasarkan lama usaha mayoritas responden adalah UMKM kuliner yang telah memiliki usia lebih dari lima tahun. Lamanya usaha tentunya akan banyak pembelajaran yang didapat dari pemilik UMKM kuliner dibanding pendatang baru. Hal ini menunjukkan bahwa pemilik UMKM kuliner tersebut selalu membangun dan menjaga hubungan erat kepada pelanggan dengan baik, sehingga akan meningkatkan keberhasilan usahanya.

4.3.2 Pengaruh Motivasi Berwirausaha Terhadap Keberhasilan Usaha

(55)

Pada penelitian Hutagalung dkk (2010) mengatakan bahwa motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha karena motivasi utama seseorang untuk menjadi seorang entrepreneur be their own bosses. Kemudian penelitian Rina Wahyuni Daulay dan Frida Ramadini (2012)

melakukan penelitian tentang “Efikasi diri dan Motivasi terhadap keberhasilan Usaha pada Usaha Foto Copy” Hasil penelitian menunjukkan faktor Efikasi diri

dan Motivasi serentak mempengaruhi Keberhasilan Usaha.

Dalam hal ini pernyataan “Saya memiliki kebebasan dalam menjalankan usaha”, “Saya ingin memiliki usaha sendiri”, “Saya merasa ingin lebih di hormati”,

“Saya selalu memiliki ide baru dalam menjalankan usaha”, “Saya mengembangkan

hobi dalam menjalankan usaha”, “saya ingin memperoleh posisi lebih baik lagi”, “saya merasa tertantang untuk menjalankan serta mengembangkan usaha”, “saya ingin memotivasi dan memimpin orang lain”, “saya melanjutkan tradisi keluarga

dalam menjalankan usaha”, “saya selalu ingin berinovasi terhadap produk usaha

yang dijalankan”, “saya mengikuti orang lain dalam menjalankan usaha”, “saya kehilangan pekerjaan sebelum memulai usaha”, “saya ingin memperoleh

pendapatan lebih baik”, “saya selalu merasa tidak puas terhadap pekerjaan”,

mendapatkan jawaban setuju dari kebanyakan responden sehingga ini akan meningkatkan Motivasi Berwirausaha pada pengusaha UMKM Kuliner di Jalan Setia Budi Medan.

(56)

79

Hasil jawaban responden terhadap pernyataan “saya selalu ingin

berinovasi terhadap produk usaha yang dijalankan”, sebagian besar responden

ingin berinovasi terhadap produk usahanya. Pada UMKM kuliner di jalan Setia Budi Medan ini inovasi akan produk sangat sering dilakukan oleh para pemilik UMKM baik dari segi rasa , harga dan juga kemasan.

Beberapa UMKM kuliner memiliki jenis menu makananan dan minuman yang sama dengan UMKM lainnya , baik itu jenis makanan berat atau pun makanan ringan. Namun sudah pasti selera setiap konsumen berbeda beda dalam mencicipi produk dari tiap-tiap UMKM kuliner di Jalan Setia Budi Medan. Kondisi persaingan yang ketat tersebut membuat para pelaku UMKM selalu termotivasi agar produknya menjadi yang favorit di mata konsumen.

4.3.3 Pengaruh Kemandirian Pribadi dan Motivasi Berwirausaha Terhadap

Keberhasilan Usaha

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Kemandirian Pribadi dan Motivasi Berwirausaha berpengaruh positif dan signifikan. Artinya jika Kemandirian Pribadi dan Motivasi Berwirausaha meningkat maka akan meningkatkan Keberhasilan Usaha UMKM kuliner di jalan Setia Budi Medan.

Jika dilihat dari tanggapan responden mengenai pernyataan “saya mampu

menetapkan berwirausaha sebagai pilihan karir saya” sebagian besar responden

(57)

pengahasilan lewat sektor UMKM ketimbang mengharapkan penghasilan dari gaji atau upah bekerja.

Tanggapan responden mengenai pernyataan “Saya kehilangan pekerjaan

sebelum memulai usaha” sebagian besar responden setuju dengan pernyataan

(58)

81 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan :

1. Kemandirian Pribadi dan Motivasi Berwirausaha secara serempak (Uji-F) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha pada UMKM Kuliner di Jalan Setia Budi Medan

2. Berdasarkan Uji signifikansi parsial (Uji-T) dapat diketahui bahwa pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut:

a. Kemandirian Pribadi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha pada UMKM Kuliner di Jalan Setia Budi Medan. Artinya bahwa perubahan Kemandirian Pribadi mempengaruhi terhadap perubahan Keberhasilan Usaha UMKM Kuliner di Jalan Setia Budi Medan.

b. Motivasi Berwirausaha memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha pada UMKM Kuliner di Jalan Setia Budi Medan. Artinya bahwa perubahan Motivasi Berwirausaha mempengaruhi terhadap perubahan Keberhasilan Usaha UMKM Kuliner di Jalan Setia Budi Medan.

(59)

sedangkan sisanya sebesar 53,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh yang ada dalam penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan penulis adalah:

1. Perlunya pemahaman yang lebih mendalam terhadap UMKM kuliner yang telah didirikan maupun yang akan didirikan nantinya dan pengetahuan tambahan dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan/konsumen 2. Para pemilik UMKM kuliner diharapkan dalam menghadapi persaingan ke

depannya harus meningkatkan kemandirian pribadi yang dimiliki dan motivasi berwirausahanya agar mampu bertahan dan dapat tumbuh dan berkembang dalam menghadapi persaingan bisnis.

(60)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kewirausahaan

Menurut Hendro (2011:29) Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa inggris, unternehmer dalam bahasa jerman, ondernamen dalam bahasa Belanda. Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan. Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis, yaitu entreprende

yang berarti petualang. Pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya.

Menurut Sari (2014:3) Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya dan kiprahnya. Selain itu kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.

(61)
(62)

13

Tabel 2.1

Karakteristik dan watak Kewirausahaan KARAKTERISTIK

1. Percaya diri dan Optimis

2. Berorientasi pada tugas

6. Berorientasi masa depan

WATAK

Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidaktergantungan terhadap orang lain.

Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras serta inisiatif.

Mampu mengambil risiko yang wajar

Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran serta kritik. Inovatif, kreatif, dan fleksibel. Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan.

Sumber: (Suryana, 2006:24)

Menurut Hendro (2011:45), Ada beberapa ciri-ciri utama yang biasanya ada di dalam diri seorang entrepreneur yang sukses, yaitu:

1. Mempunyai mimpi-mimpi yang realistis dan tinggi, yang mampu diubah menjadi cita-cita yang harus dicapai.

2. Mempunyai empat karakter dasar kekuatan emosional yang saling mendukung untuk sukses yaitu keteguhan hati, ulet, mampu menaklukkan ketakutannya sendiri, dan pantang menyerah.

3. Menyukai tantangan dan tidak pernah puas dengan apa yang didapat (high achiever).

(63)

5. Memiliki keyakinan yang kuat akan kemampuannya bahwa “dia bisa” (power of mind)

6. Seorang yang visioner dan mempunyai daya kreativitas yang tinggi. 7. Risk Manager, not just risk taker.

8. Memiliki strong emotional attachment (kekuatan emosional). 9. Seorang problem solver.

10. Mampu menjual dan memasarkan produknya (seller). 11. Ia mudah bosan dan terkesan orang yang sulit diatur. 12. Seorang kreatur ulung.

2.2 Kemandirian Pribadi

Kemandirian berasal dari kata “mandiri”. Mandiri yaitu tidak

mengandalkan dan bergantung pada orang lain atau keluarga. Dimana kemandirian merupakan sikap mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.

Menurut Steinberg (2002:287), kemandirian pribadi adalah kemampuan individu dalam bertingkah laku, merasakan sesuatu, dan mengambil keputusan berdasarkan kehendaknya sendiri. Mandiri merupakan salah satu ciri utama kepribadian yang dimiliki oleh seseorang yang telah dewasa dan matang.

(64)

15

Menurut Suryana (2006:34), kemandirian pribadi adalah orang yang tidak suka mengandalkan orang lain, namun justru mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimilikinya sendiri

.

Menurut Alwisol (2009:7), kemandirian adalah seseorang secara keseluruhan, individual, unik, usaha mencapai tujuan, kemampuannya bertahan dan membuka diri, kemampuan memperoleh pengalaman.

Menurut Vamer dan Beamer dalam Ranto (2007:22), kemandirian pribadi adalah kepemilikan sebuah nilai dalam diri seseorang yang mengarah pada kedewasaan, sehingga dia mampu menghadapi persaingan. Persaingan inilah yang dapat memberikan semangat untuk mencapai keberhasilan usaha. Jadi, individu yang mandiri adalah individu yang mampu mengelola dirinya sendiri. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengandung pengertian:

a. Suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya.

b. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

c. Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya. d. Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya.

(65)

Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya. Menjadi individu yang mandiri, berarti seseorang dalam mengisi kehidupannya perlu memiliki kemampuan untuk dapat berdiri sendiri dalam arti mampu mengatasi permasalahan yang dihadapinya, bisa bekerja team work dengan orang lain tapi juga tanpa harus menggantungkan keterlibatan orang lain.

Kemandirian merupakan proses kematangan baik dalam berpikir ataupun bertindak. Kematangan inilah yang mendorong seseorang untuk meraih prestasi demi prestasi. Agar kemandirian ini dapat terbentuk di dalam diri individu dengan sempurna maka harus didukung dengan kepedulian terhadap orang lain dan lingkungan sekitarnya dengan menerima kritik dan saran dari orang lain. Seorang wirausaha dituntut untuk memiliki sikap kemandirian. Sikap ini dapat mendorong wirausaha dalam mencapai tujuannya di dalam berusaha. Wirausaha yang mandiri tentu memiliki pemikiran yang mandiri pula.

2.2.1 Faktor-Faktor Yang Dapat Dimiliki Dalam Kemandirian

Menurut Suryana (2006:34), faktor -faktor yang dapat dimiliki dalam kemandirian sebagai berikut :

a. Berani menghadapi risiko.

(66)

17

diperhitungkan terlebih dahulu. Berani menghadapi risiko yang telah diperhitungkan sebelumnya merupakan kunci awal dalam berusaha karena hasil yang akan dicapai akan proporsional dengan risiko yang akan diambil. Risiko yang diperhitungkan dengan baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil lebih tinggi.

b. Selalu Mencari Peluang

Mencari peluang tidak berarti peluang sudah ada, tetapi wirausahawan harus menciptakan sendiri peluang, yaitu dengan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda, dan sesuatu yang lebih bermanfaat serta mudah digunakan. Wirausahawan sejati mampu melihat sesuatu dalam persperktif atau dimensi yang berlainan pada sewaktu-waktu. Bahkan, iya juga harus mampu melakukan beberapa hal sekaligus dalam satu waktu. Kemampuan inilah yang membuatnya piawai dalam menangani berbagai persoalan yang dihadapi oleh perusahaan. Semakin tinggi kemampuan wirausahawan dalam mengerjakan berbagai tugas sekaligus, semakin besar pula kemungkinan untuk mengelolah peluang menjadi sumber daya produktif.

c. Memiliki Jiwa Kepemimpinan

(67)

dapat mempengaruhi kinerja orang lain, memberikan sinergi yang kuat demi tercapainya suatu tujuan.

d. Memiliki Kemampuan Manajerial

Kemampuan manajerial seseorang dapat dilihat dari tiga kemampuan, yaitu: kemampuan teknik, kemmapuan pribadi, dan kemampuan emosional. Seorang wirausaha yang cerdas harus mampu menggunakan tenaga dan waktu orang lain untuk mencapai impiannya.

e. Memiliki Kemampuan Personal

Semua orang yang berkeinginan untuk menjadi seorang wirausaha harus memperkaya diri dengan berbagai keterampilan personal.

2.2.2 Dimensi Kemandirian Pribadi

Menurut Steinberg (2002:289) kemandirian pribadi memiliki tiga dimensi,yaitu:

a. Kemandirian emosi (emotional autonomy)

(68)

19

Dengan demikian kemandirian emosional adalah seberapa besar ketidakbergantungan individu terhadap dukungan emosional orang lain yang dapat berkembang dalam kondisi yang mendorong kedekatan emosi dan individuasi.

b.Kemandirian tingkah laku (behavioral autonomy)

kemandirian tingkah laku adalah merupakan kapasitas individu dalam menentukan pilihan dan mengambil keputusan. Kemandirian tingkah laku menunjuk kepada kemampuan seseorang melakukan aktivitas, sebagai manifestasi dan berfungsinya kebebasan dengan jelas, menyangkut peraturan-peraturan yang wajar mengenai perilaku dan pengambilan keputusan dari seseorang.

(69)

c. Kemandirian nilai (values autonomy)

kemandirian nilai adalah kemampuan individu menolak tekanan untuk mengikuti tuntutan orang lain tentang keyakinan (belief) dalam bidang nilai. Kemandirian nilai menunjuk kepada suatu pengertian mengenai kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan-keputusan dan menetapkan pilihan yang lebih berpegang atas dasar prinsip-prinsip dari orang lain. Dengan kata lain bahwa kemandirian nilai menggambarkan kemampuan untuk mendukung atau menolak tekanan, permintaan maupun ajakan orang lain; dalam arti memiliki seperangkat prinsip tentang benar atau salah, tentang apa yang penting dan tidak penting.

(70)

21

2.3 Motivasi Berwirausaha

Maslow (dalam Sisilia, 2011:3) berpendapat bahwa hirarki kebutuhan manusia dapat dipakai untuk melukiskan dan meramalkan motivasinya. Motivasi didasarkan pada dua asumsi. Pertama, kebutuhan seseorang tergantung dari apa yang telah dipunyainya, dan kedua, kebutuhan merupakan hirarki dilihat dari pentingnya. Menurutnya ada lima kategori kebutuhan manusia, yaitu: physiological needs (kebutuhan fisiologis), safety (keamanan), social (social),

esteem (penghargaan), dan self-actualization (perwujudan diri).

Stevenson (dalam Sisilia, 2011:3) mendefinisikan motivasi sebagai insentif, dorongan, atau stimulus untuk bertindak dimana motivai adalah semua hal verbal, fisik, atau psikologis yang membuat seseorang melakukan sesuatu sebagai respon.

Venesaar (2006:104) mendefinisikan motivasi berwirausaha sebagai sesuatu yang melatarbelakangi atau mendorong seseorang melakukan aktivitas dan memberi energi yang mengarah pada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan dengan membuka suatu usaha atau bisnis.

(71)

McClelland (dalam Sisilia, 2011:4) menjelaskan bahwa seorang wirausaha melakukan kegiatan usaha didorong oleh kebutuhan untuk berprestasi, berhubungan dengan orang lain dan untuk mendapatkan kekuasaan baik secara financial maupun secara social. Wirausaha melakukan kegiatan usaha dimotivasi oleh:

1. Motif berprestasi (need for achievement)

Orang melakukan kegiatan kewirausahaan didorong oleh keinginan mendapatkan prestasi dan pengakuan dari keluarga maupun masyarakat. 2. Motif berafiliasi (need for affiliation)

Orang melakukan kegiatan kewirausahaan didorong oleh keinginan untuk berhubungan dengan orang lain secara sosial kemasyarakatan.

3. Motif kekuasaan (need for power)

Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan didorong oleh keinginan mendapatkan kekuasaan atas sumberdaya yang ada. Peningkatan kekayaan, penguasaan pasar sering menjadi pendorong utama wirausaha melakukan kegiatan usaha.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha karena motivasi utama seseorang untuk menjadi seorang entrepreneur be their own bosses (Hutagalung dkk, 2010). Motivasi merupakan satu penggerak

(72)

23

Menurut Rasmulia (2014:225), Manusia hidup harus berusaha dalam meraih segala impian dan harapannya. Meskipun ketika sudah berusaha ada dua kemungkinan berhasil atau kemungkinan gagal. Kita harus siap mengantisipasinya sehingga bisa melakukan tindakan cepat dan tepat. Kalau berhasil tidak menimbulkan kelabilan jiwa, sementara kalau gagal agar tidak mengakibatkan keputusasaan berwirausaha. Dalam memaksimalkan potensi dibutuhkan motivasi yang tinggi. Seberapa besar potensi yang dimiliki seorang wirausaha kalau tidak memiliki motivasi, potensi yang tinggi itu tidak ada apa-apanya. Dengan motivasi segala sesuatu yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Karena motivasi bisa menggerakkan fisik yang lemah, motivasi bisa mengubah dari fasilitas yang tidak ada sekali menjadi fasilitas yang serba ada. Motivasilah penggerak sejati seorang wirausaha. Dan rata-rata pengusaha yang sukses adalah pengusaha yang memiliki motivasi dan tidak pernah kering motivasi untuk bangkit.

Ketika seseorang sudah memiliki motivasi yang tinggi maka akan timbul beberapa efek positif untuk dirinya ketika bekerja, atau ketika menjadi seorang wirausaha, diantaranya:

1. Kerja Keras

Gambar

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Tabel 3.2 Instrument Skala Likert
Tabel 3.3 Uji Validitas
Tabel 3.4 Uji Reliabilitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini akan dijelaskan secara deskriptif hasil dari penelitian pengaruh Kemandirian Pribadi, Motivasi dan pengetahuan kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha di

Ahmad, Saida, Pengaruh antara pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, kemandirian pribadi terhadap perilaku kewirausahaan pedagang di pasar tegowanu,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif dan signifikan antara kemandirian pribadi terhadap keberhasilan usaha pakaian di Jalan Halat Medan., apakah

“Pengaruh Kemandirian Pribadi, Motivasi, dan Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha Pakaian Pada Jalan Halat Medan” Di Bawah Bimbingan (Drs. Ami Dilham SE,

Dari Tabel dapat dilihat spesifikasi dan jumlah pedagang di jalan Halat medan tahun 2016 didominasi pedagang -pedagang pakaian sebanyak lima puluh (50) pedagang atau 33,3%,

Responden yang terhormat,bersaa ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi data kuesioner yang diberikan2. Informasi yang bapak/Ibu berikan merupakan bantuan yang sangat

Saya memohon saudara untuk menjawab pernyataan yang telah disediakan.. dengan melingkari antara angka 1sampai 5 sesuai dengan jawaban

Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca berbagai buku, jurnal, dokumen dan bacaan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yang dalam hal