• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PRODUKSI KOPI DI KABUPATEN DAIRI

TESIS

Oleh

JAKSON SUNARIO PANJAITAN 067018038/EP

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PRODUKSI KOPI DI KABUPATEN DAIRI

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan Pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

JAKSON SUNARIO PANJAITAN 067018038/EP

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KOPI DI KABUPATEN DAIRI

Nama Mahasiswa : Jakson Sunario Panjaitan Nomor Pokok : 067018038

Program Studi : Magister Ekonomi Pembangunan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Dr. Murni Daulay, M.Si) (Drs. Iskandar Syarief, M.A) Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur,

Magister Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana

(Dr. Murni Daulay, M.Si) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)

(4)

TELAH DIUJI PADA

HARI/TANGGAL : Sabtu, 23 Februari 2008

PANITIA PENGUJI TESIS:

KETUA : Dr. Murni Daulay, M.Si

ANGGOTA : 1. Drs. Iskandar Syarief, MA

2. Dr. Rahmanta, M.Sc

3. Kasyful Mahalli, SE, M.Si

(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kopi di Kabupaten Dairi. Dengan menggunakan beberapa teori produksi dan dari penelitian sebelumnya terhadap produksi kopi, maka variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah luas lahan, pengalaman bertani, waktu kerja, pupuk, pestisida.

Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder, data primer diperoleh dari petani melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas Perkebunan, Badan Pusat statistik dan dari dinas-dinas terkait dan dianalisis dengan menggunakan Ordinary Least Square (OLS).

Penelitian ini menemukan bahwa faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi produksi kopi di kabupaten Dairi pada 5 % adalah luas lahan, pengalaman bertani, waktu kerja, pestisida sedangkan pupuk berpengaruh signifikan terhadap produksi kopi pada 10%. Nilai Average Productivity of Labor (APL) sebesar 1,175 kg per jam yang berarti apabila waktu kerja bertambah 1 jam maka akan meningkatkan produksi rata-rata sebesar 1,175 kg.

(6)

ABSTRACT

This research aimed to know the factors that influence the production of coffee in Dairi Regency. By using several production theories and based on the past research, the variables are observed in this research consist of farmland area, farming experience, worktime, fertilizer, and pesticide.

This research is using primer and secondary data. Primer data are collected from the farmers of coffee by asking them in accordance with questionnaire. Secondary data are collected from agriculture service and Statistic Board Center, The analysis using Ordinary Least Square Method (OLS).

Based on estimation result, this research finds out that farmland area, farming experience, worktime have significantly influenced to the production of coffee in =5% but fertilizer has significantly influenced to the production of coffee in =10%. Furthermore,the Average Productivity of Labor (APL) is 1,175 kg per hour. It means that if worktime increases for an hour, it will increase the average production of coffee for 1,175 kilogram.

(7)

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang dapat penulis ucapkan, selain puji syukur yang sangat dalam

kehadirat Bapa di Surga dalam nama Tuhan Yesus Kristus yang karena limpahan

Rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini

dengan judul: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Kopi

di Kabupaten Dairi.

Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan di Program Studi Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

Sudah tentu dalam penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan semua

pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil hingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan tesis ini. Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan

ini perkenankan penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang telah membantu penulis yaitu kepada;

1. Ibu Dr. Murni Daulay M.Si sebagai komisi pembimbing dan sekaligus sebagai

Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan dan Bapak Drs. Iskandar Syarief,

M.A. sebagai anggota komisi pembimbing, atas kesempatan/waktu dan pikiran

yang telah diberikan mulai dari penulisan proposal sampai dengan selesainya

(8)

2. Bapak dan Ibu staf pengajar pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang dengan tulus dan ikhlas telah

memberikan ilmu dan pengetahuan selama mengikuti pendidikan.

3. Bapak Prof Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

4. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B. M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

5. Para Staf Administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Khususnya angkatan X yang telah bersama-sama menambah ilmu selama masa

perkuliahan dari awal sampai akhir.

6. M. Adli Putra dan Wahid, sahabatku yang telah membantu penulis dengan

mengajarkan hal-hal yang penulis kurang pahami.

7. Rasa terima kasih yang mendalam khususnya penulis sampaikan kepada kedua

orang tua saya yaitu M.Panjaitan/F.Simanjuntak (Op. Sucipto Panjaitan), Kakak,

Abang, Adik yang senantiasa mendoakan dan memberikan semangat, perhatian

dan Kasih sayang dalam menyelesaikan studi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu dan

memberikan dorongan baik langsung maupun tidak langsung kepada penulis

dalam menyelesaikan thesis ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa apa yang tertuang dalam tesis ini masih

banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun untuk

(9)

Mudah-mudahan penulisan tesis ini dapat memberikan banyak manfaat

sehingga memperkaya khazanah ilmu pengetahuan di bidang ekonomi pembangunan

khususnya bagi rekan-rekan mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan

Universitas Sumatera Utara yang akan menyusun penulisan tesis. Akhir kata semoga

segala usaha dan niat baik yang telah kita lakukan mendapat ridho dari Tuhan yang

Maha Kuasa.

Medan, Februari 2008 Penulis,

(10)

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Jakson Sunario Panjaitan

2. Agama : Kristen Protestan

3. Tempat/Tgl. Lahir : Parlanggean, 29 Maret 1976

4. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil Departemen Keuangan

5. Nama orangtua

Ayah : Maruli Panjaitan (Op. Sucipto Doli)

Ibu : Fictoria Simanjuntak (Op. Sucipto Boru)

6. Pendidikan

a. SD Negeri No.091297 : Lulus Tahun 1988

b. SMP Negeri I Panei Tonga : Lulus Tahun 1991

c. SMAN 4 P. Siantar : Lulus Tahun 1994

d. STAN : Lulus Tahun 1995

e. FISIP Universitas Tanjungpura Pontianak : Lulus Tahun 2002

(11)
(12)

3.5. Metode Analisis Data ... 30

3.6. Metode Analisis Estimasi ... 30

3.7. Definisi Operasional dan Batasan Variabel ... 32

3.8. Uji Kesesuaian ... 32

3.9. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 33

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 36

4.1. Deskripsi Umum Daerah Penelitian ... 36

4.2. Karakteristik Responden ... 44

4.3. Tingkat Produksi Kopi ... 46

4.4. Hasil Estimasi Dengan Menggunakan OLS ... 49

4.5. Uji Asumís Klasik ... 52

4.5.1. Uji Multikolinieritas ... 53

4.5.2. Uji Heterokedastisitas ... 54

4.5.3. Uji Normalitas ... 54

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 59

5.1. Kesimpulan... 59

5.2. Saran... 60

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1. Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Tanaman Kopi

Di Kabupaten Dairi Tahun 2001-2005 ……… 5

1.2. Jumlah Rumah Tangga Miskin Hasil Sementara Pendapatan Sosial ekonomi Penduduk Tahun 2006

Propinsi Sumatera Utara ... 6

1.3. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Dairi Atas Dasar

Harga Berlaku Menurut Sektor Tahun 2005-2006 ... 7

1.4. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Dairi Atas Dasar

Harga Konstan Menurut Sektor Tahun 2005-2006 ... 8

3.1. Produktivitas dan Produksi Kopi di Kabupaten Dairi ... 28

4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Umur Petani Kopi

di Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi... 44

4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Petani

Kopi di Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi... 45

4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Petani Kopi di Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi...

45

4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Sampingan Petani

Kopi di Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi... 46

4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Bertani Kopi di

Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi... 46

4.6. Rata-rata Tingkat Produksi dan Faktor Pendukungnya di

Kabupaten Dairi ... 48

(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Hubungan Total Produksi, Marginal Produksi, dan Rata-rata

Produksi ... 12

2.2. Kerangka Pemikiran Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Produksi Kopi di Kabupaten Dairi ... 26

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Karakteristik petani Sampel ... 64

2. Hasil Estimasi Produksi Tanaman Kopi ... 67

3. Uji Multikolinieritas Luas Lahan ... 68

4. Uji Multikolinieritas Pengalaman Bertani ... 69

5. Uji Multikolinieritas Waktu Kerja ... 70

6. Uji Multikolinieritas Penggunaan Pupuk ... 71

7. Uji Multikolinieritas Penggunaan Pestisida ... 72

8. Uji JB ... 73

9. Uji White Heterokedasticity ... 74

(16)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kopi di Kabupaten Dairi. Dengan menggunakan beberapa teori produksi dan dari penelitian sebelumnya terhadap produksi kopi, maka variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah luas lahan, pengalaman bertani, waktu kerja, pupuk, pestisida.

Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder, data primer diperoleh dari petani melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas Perkebunan, Badan Pusat statistik dan dari dinas-dinas terkait dan dianalisis dengan menggunakan Ordinary Least Square (OLS).

Penelitian ini menemukan bahwa faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi produksi kopi di kabupaten Dairi pada 5 % adalah luas lahan, pengalaman bertani, waktu kerja, pestisida sedangkan pupuk berpengaruh signifikan terhadap produksi kopi pada 10%. Nilai Average Productivity of Labor (APL) sebesar 1,175 kg per jam yang berarti apabila waktu kerja bertambah 1 jam maka akan meningkatkan produksi rata-rata sebesar 1,175 kg.

(17)

ABSTRACT

This research aimed to know the factors that influence the production of coffee in Dairi Regency. By using several production theories and based on the past research, the variables are observed in this research consist of farmland area, farming experience, worktime, fertilizer, and pesticide.

This research is using primer and secondary data. Primer data are collected from the farmers of coffee by asking them in accordance with questionnaire. Secondary data are collected from agriculture service and Statistic Board Center, The analysis using Ordinary Least Square Method (OLS).

Based on estimation result, this research finds out that farmland area, farming experience, worktime have significantly influenced to the production of coffee in =5% but fertilizer has significantly influenced to the production of coffee in =10%. Furthermore,the Average Productivity of Labor (APL) is 1,175 kg per hour. It means that if worktime increases for an hour, it will increase the average production of coffee for 1,175 kilogram.

(18)

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang dapat penulis ucapkan, selain puji syukur yang sangat dalam

kehadirat Bapa di Surga dalam nama Tuhan Yesus Kristus yang karena limpahan

Rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini

dengan judul: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Kopi

di Kabupaten Dairi.

Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan di Program Studi Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

Sudah tentu dalam penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan semua

pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil hingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan tesis ini. Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan

ini perkenankan penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang telah membantu penulis yaitu kepada;

9. Ibu Dr. Murni Daulay M.Si sebagai komisi pembimbing dan sekaligus sebagai

Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan dan Bapak Drs. Iskandar Syarief,

M.A. sebagai anggota komisi pembimbing, atas kesempatan/waktu dan pikiran

yang telah diberikan mulai dari penulisan proposal sampai dengan selesainya

(19)

10.Bapak dan Ibu staf pengajar pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang dengan tulus dan ikhlas telah

memberikan ilmu dan pengetahuan selama mengikuti pendidikan.

11.Bapak Prof Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

12.Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B. M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

13.Para Staf Administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Khususnya angkatan X yang telah bersama-sama menambah ilmu selama masa

perkuliahan dari awal sampai akhir.

14.M. Adli Putra dan Wahid, sahabatku yang telah membantu penulis dengan

mengajarkan hal-hal yang penulis kurang pahami.

15.Rasa terima kasih yang mendalam khususnya penulis sampaikan kepada kedua

orang tua saya yaitu M.Panjaitan/F.Simanjuntak (Op. Sucipto Panjaitan), Kakak,

Abang, Adik yang senantiasa mendoakan dan memberikan semangat, perhatian

dan Kasih sayang dalam menyelesaikan studi ini.

16.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu dan

memberikan dorongan baik langsung maupun tidak langsung kepada penulis

dalam menyelesaikan thesis ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa apa yang tertuang dalam tesis ini masih

banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun untuk

(20)

Mudah-mudahan penulisan tesis ini dapat memberikan banyak manfaat

sehingga memperkaya khazanah ilmu pengetahuan di bidang ekonomi pembangunan

khususnya bagi rekan-rekan mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan

Universitas Sumatera Utara yang akan menyusun penulisan tesis. Akhir kata semoga

segala usaha dan niat baik yang telah kita lakukan mendapat ridho dari Tuhan yang

Maha Kuasa.

Medan, Februari 2008 Penulis,

(21)

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Jakson Sunario Panjaitan

2. Agama : Kristen Protestan

3. Tempat/Tgl. Lahir : Parlanggean, 29 Maret 1976

4. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil Departemen Keuangan

5. Nama orangtua

Ayah : Maruli Panjaitan (Op. Sucipto Doli)

Ibu : Fictoria Simanjuntak (Op. Sucipto Boru)

6. Pendidikan

a. SD Negeri No.091297 : Lulus Tahun 1988

b. SMP Negeri I Panei Tonga : Lulus Tahun 1991

c. SMAN 4 P. Siantar : Lulus Tahun 1994

d. STAN : Lulus Tahun 1995

e. FISIP Universitas Tanjungpura Pontianak : Lulus Tahun 2002

(22)
(23)

3.5. Metode Analisis Data ... 30 3.6. Metode Analisis Estimasi ... 30 3.7. Definisi Operasional dan Batasan Variabel ... 32 3.8. Uji Kesesuaian ... 32 3.9. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 33

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 36 4.1. Deskripsi Umum Daerah Penelitian ... 36 4.2. Karakteristik Responden ... 44 4.3. Tingkat Produksi Kopi ... 46 4.4. Hasil Estimasi Dengan Menggunakan OLS ... 49 4.5. Uji Asumís Klasik ... 52 4.5.1. Uji Multikolinieritas ... 53 4.5.2. Uji Heterokedastisitas ... 54 4.5.3. Uji Normalitas ... 54

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 59 5.1. Kesimpulan... 59 5.2. Saran... 60

(24)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1. Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Tanaman Kopi

Di Kabupaten Dairi Tahun 2001-2005 ……… 5

1.2. Jumlah Rumah Tangga Miskin Hasil Sementara Pendapatan Sosial ekonomi Penduduk Tahun 2006

Propinsi Sumatera Utara ... 6

1.3. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Dairi Atas Dasar

Harga Berlaku Menurut Sektor Tahun 2005-2006 ... 7

1.4. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Dairi Atas Dasar

Harga Konstan Menurut Sektor Tahun 2005-2006 ... 8

3.1. Produktivitas dan Produksi Kopi di Kabupaten Dairi ... 28

4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Umur Petani Kopi

di Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi... 44

4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Petani

Kopi di Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi... 45

4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Petani Kopi di Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi...

45

4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Sampingan Petani

Kopi di Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi... 46

4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Bertani Kopi di

Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi... 46

4.6. Rata-rata Tingkat Produksi dan Faktor Pendukungnya di

Kabupaten Dairi ... 48

(25)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Hubungan Total Produksi, Marginal Produksi, dan Rata-rata

Produksi ... 12

2.2. Kerangka Pemikiran Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Produksi Kopi di Kabupaten Dairi ... 26

(26)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Karakteristik petani Sampel ... 64

2. Hasil Estimasi Produksi Tanaman Kopi ... 67

3. Uji Multikolinieritas Luas Lahan ... 68

4. Uji Multikolinieritas Pengalaman Bertani ... 69

5. Uji Multikolinieritas Waktu Kerja ... 70

6. Uji Multikolinieritas Penggunaan Pupuk ... 71

7. Uji Multikolinieritas Penggunaan Pestisida ... 72

8. Uji JB ... 73

9. Uji White Heterokedasticity ... 74

(27)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil

dan makmur yang merata material dan spritual berdasarkan Pancasila dan UUD l945

di dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia. Demikian juga pada Trilogi

pembangunan yang salah satunya berbunyi pemerataan pembangunan dan

hasil-hasilnya menuju pada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat, telah

dilaksanakan pada beberapa Pelita dan sampai sekarang terus digalakkan dan

dilaksanakan.

Perwujudan pemerataan mengandung makna berupa upaya peningkatan

kesejahteraan masyarakat pada umumnya, dan masyarakat pedesaan khususnya dalam

penanggulangan kemiskinan. Masalah kemiskinan pedesaan (rural poverty) tidak

terlepas dari kebijaksanaan dan program-program pembangunan nasional dewasa ini,

masalah kemiskinan menjadi topik pembahasan dan objek penelitian para ahli dari

pihak pemerintah sebagai sasaran maupun tujuan akhir dari pembangunan.

Dalam sejarah perekonomian Indonesia sejak Pelita I hingga Pemerintahan

reformasi. Pentingnya pembangunan pertanian sering kali didengung-dengungkan.

namun pada kenyataannya banyak petani kurang diperhatikan dan pada kenyataannya

(28)

secara umum perekonomian Indonesia masih berorientasi pada pertanian dengan

tingkat produktivitas, pendapatan, tabungan dan tingkat kesejahteraan yang rendah.

Sumbangan atau jasa sektor pertanian pada pembangunan ekonomi terletak

dalam hal:

1. Menyediakan pangan kepada penduduk;

2. Menyediakan tambahan devisa dan ekspor hasil pertanian;

3. Meningkatkan pendapatan masyarakat desa;

4. Memperbaiki kesejahteraan rakyat pedesaan;

Dalam rencana pembangunan nasional dewasa ini, pembangunan di Indonesia

masih dititikberatkan pada sektor pertanian. Sasaran pembangunan sektor pertanian

ini diarahkan pada peningkatan produksi sebagai salah satu dasar untuk

meningkatkan pendapatan petani. Berhasil tidaknya program ini antara lain

ditentukan oleh keberhasilan masyarakat tani dalam mengalokasikan berbagai faktor

sedemikian rupa sehingga diperoleh produksi yang tinggi.

Tanaman perkebunan merupakan komoditas yang mempunyai nilai ekonomis

sangat tinggi. Apabila dikelola dengan baik dapat dimanfaatkan sebagai pemasok

devisa negara. Telah banyak upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi

subsektor perkebunan upaya tersebut adalah intensifikasi, ekstensifikasi,

deversivikasi dan rehabilitasi.

Dalam masa krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia tahun 1998,

ternyata kontribusi komoditas perkebunan yang berorientasi ekspor seperti kelapa-

(29)

sangat signifikan dan makin terbukti mampu memberikan sumbangan devisa dan

penghasilan tinggi bagi petani (Wibawa, 1998).

Kopi merupakan tanaman perkebunan yang telah lama dikenal masyarakat

sebelum belanda datang ke Indonesia dan sekarang telah menjadi salah satu komoditi

ekspor penting disamping karet dan kelapa sawit.

Sudah beberapa abad lamanya, kopi menjadi bahan perdagangan, karena kopi

dapat diolah menjadi minuman yang lezat rasanya. Dengan kata lain kopi adalah

sebagai penyegar badan dan pikiran. Badan yang lemah dan rasa kantuk dapat hilang

setelah minum kopi panas. Lebih-lebih orang yang sudah menjadi pecandu kopi, bila

tidak minum kopi rasanya akan capai dan tak dapat berpikir.

Bagi petani, kopi bukan hanya sekedar minuman segar dan berkhasiat. tetapi

juga mempunyai arti ekonomi yang cukup penting, Sejak puluhan tahun yang lalu

kopi telah menjadi sumber nafkah bagi banyak petani. Tanpa pemeliharaan yang

berarti pun. tanaman kopi sudah bisa memberikan hasil yang cukup lumayan untuk

menambah penghasilan. Apalagi bila pemeliharaan dan pengolahannya cukup baik,

pasti usaha ini mendatangkan keuntungan yang berlipat ganda.

Bagi bangsa Indonesia, kopi merupakan salah satu mata perdagangan yang

mempunyai arti yang cukup tinggi, Pada tahun 1981 menghasilkan devisa sebesar

$ 347 Juta dan ekspor kopi sebesar 210,8 ribu ton. Nilai ini terus meningkat dan tahun

ke tahun. Tercatat pada tahun 1988 sudah mampu menghasilkan devisa sebesar

$ 818,4 juta dan menduduki peringkat pertama di antara komoditi ekspor sub sektor

(30)

Di dunia perdagangan, dikenal beberapa golongan kopi, tetapi yang paling

sering dibudidayakan hanya kopi arabika, robusta, dan liberika. Penggolongan kopi

tersebut umumnya didasarkan pada spesiesnya, kecuali kopi robusta. Kopi robusta

bukan merupakan nama spesies karena kopi ini merupakan keturunan dan beberapa

spesies kopi, terutama Coffea canephora.

Luas kopi arabika di Indonesia lebih 70.000 ha dengan perkiraan produksi di

tahun 1998 yang lalu berkisar lebih kurang 45.000 ton yang terdiri dan perkebunan

rakyat dan perkebunan besar swasta. Jumlah yang sangat kecil bila dibandingkan

dengan luas areal kopi robusta yang memiliki luas areal total ± 1.143.038 ha dengan

perkiraan produksi ± 430.000 ton. Setiap tahun diperkirakan Indonesia melakukan

ekspor ± 350.000 ton kopi ke berbagai negara di dunia terdiri dan kopi robusta dan

arabika dengan nilai ± 500 juta US$ (AAK, 1999).

Di Sumatera Utara kopi dihasilkan di Kabupaten Dairi dan Tapanuli Utara,

masing masing terletak pada ketinggian 500-600 m dan sekitar 1250 m di atas

permukaan laut. Daerah Dairi dikenal dengan iklim tipe A (sangat basah) dan daerah

Tapanuli Utara dengan tipe iklim B (basah), Jenis tanah : Podzolik, regosol, litosol

dan di beberapa tempat : Gley humus. Kopi arabica dan robusta dihasilkan di

daerah-daerah ini. Tanaman kopi meliputi sekitar 55.000 ha, terutama tersebar di

kabupaten Dairi (sekitar 17.000 ha), Tapanuli Selatan (12.000 ha) dan Tapanuli

Utara (10.000 ha), lainya di daerah Simalungun, Deli- Serdang. Tanah Karo, Langkat

(31)

Sumatera Utara dikenal bermutu rendah dan kini diusahakan langkah-langkah untuk

memperbaiki budidaya maupun pengolahan biji kopi (Siswoputranto, 1998).

Kabupaten Dairi merupakan salah satu daerah penghasil kopi di Sumatera

Utara yang terbesar, dimana data luas lahan dan produksi selama 5 tahun dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 1.1. Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Tanaman Kopi di Kabupaten Dairi Tahun 2001-2005

Jenis Tanaman

Kopi Robusta Kopi Arabica No Tahun

Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara, 2006.

Berdasarkan tabel 1.1. diatas dapat dilihat bahwa luas areal pertanaman kopi

jenis robusta di Kabupaten Dairi mengalami pengurangan lahan areal pertanaman dari

tahun 2001-2005 sebesar 2.963 Ha, akan tetapi luas pertanaman kopi jenis arabika di

kabupaten Dairi dari tahun 2001-2005 mengalami penambahan luas areal sebesar

4.074.5 Ha. Produksi tanaman kopi jenis robusta mengalami penurunan dari tahun

(32)

peningkatan produksi dari tahun 2001-2004, namun pada tahun 2005 mengalami

penurunan produksi sebesar 2.849,2 ton.

Kabupaten Dairi dipilih sebagai lokasi penelitian karena Kabupaten Dairi

memiiki lahan pertanian kopi yang terluas dan memiliki sumber daya alam yang

cukup potensial, tetapi jumlah masyarakat miskin masih cukup dominan, jumlah

masyarakat miskin di kabupaten Dairi dapat dilihat pada tabel 1.2. berikut.

Tabel 1.2. Jumlah Rumah Tangga Miskin Hasil Sementara pendapatan Sosial Ekonomi Penduduk Tahun 2006 Propinsi Sumatera Utara

No Kab/Kota Desa/Kelurahan RT Total RT Miskin Persentase

1 Nias 443 0 0 0

Jumlah 5.567 4.490.159 591.527 23,75

(33)

Dari tabel 1.2. diatas dapat dilihat bahwa kabupeten Dairi mempunyai 148

kabupaten / kota, 57.366 rumah tangga total dan penduduk rumah tangga miskinnya

sebesar 18.455 yaitu sebesar 32,18 %.

Jadi peneliti bermaksud melakukan penelitian faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi yang menjadi penyebab rendahnya pendapatan petani kopi di

Kabupaten Dairi tersebut. Sektor Pertanian di kabupaten Dairi merupakan sektor yang

sangat strategis untuk dikembangkan. Jika dilihat peranan sektor pertanian sangat

besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Dairi, dapat

dilihat pada tabel 1.3. dan 1.4. berikut.

Tabel 1.3. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Dairi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Sektor Tahun 2005-2006 (Jutaan Rupiah)

No Sektor 2005 2006

1 Pertanian 1.562.012,23 1.666.274,00

2 Pertambangan dan Penggalian 1.791,06 2.015,66

3 Industri dan Pengolahan 8.603,81 9.964,66

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 9.667,15 10.511,05

5 Bangunan 92.817,53 107.389,88

6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 317.023,19 368.825,80

7 Pengangkutan dan Komunikasi 97.708,72 128.382,46

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 33.519,17 39.461,01

9 Jasa-jasa 180.448,61 219.926,98

PDRB 2.303.591,46 2.552.751,94

(34)

Tabel 1.4. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Dairi Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2005-2006 (Jutaan Rupiah)

No Sektor 2005 2006

1 Pertanian 1.159.009,48 1.194.240,72

2 Pertambangan dan Penggalian 1.198,67 1.244,48

3 Industri dan Pengolahan 5.223,70 4.497,95

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 5.063,40 5.229,04

5 Bangunan 55.057,60 57.204,00

6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 211.734,47 229.248,25

7 Pengangkutan dan Komunikasi 59.237,66 63.123,01

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 18.780,21 19.452,88

9 Jasa-jasa 118.838,18 128.890,06

PDRB 1.634.143,37 1.704.131,24

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara, 2007.

Sebahagian besar penduduk di Kabupaten Dairi mengandalkan Pertanian

sebagai tulang punggung perekonomiannya, dari jumlah penduduk 276,489 jiwa.

sebanyak 89 % mengandalkan pertanian sumber matapencahariannya. Tetapi pada

kenyataannya sektor pertaniaan belum dikelola dengan cara yang maksimal sehingga

tidak memberikan yang optimal.

Suatu usaha tani merupakan kombinasi yang tersusun dari beberapa faktor

produksi yaitu alam, tenaga kerja, keahlian, dan pengalaman dalam proses produksi

(35)

tanaman, pupuk, pemberantasan hama dan penyakit, dan tenaga kerja pemeliharaan

(Albert, 2004).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, atas dasar itu rumusan masalah penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh luas lahan terhadap produksi kopi di kabupaten Dairi?

2. Bagaimana pengaruh pengalaman bertani terhadap produksi kopi di kabupaten

Dairi?

3. Bagaimana pengaruh waktu kerja terhadap produksi kopi di kabupaten Dairi?

4. Bagaimana pengaruh penggunaan pupuk terhadap produksi kopi di kabupaten

Dairi?

5. Bagaimana pengaruh Penggunaan pestisida terhadap produksi kopi di

kabupaten Dairi?

1.3 Tujuan Penelitian

Suatu rangkaian logis dari rumusan masalah penelitian diatas, maka tujuan

dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh luas lahan terhadap produksi kopi di

kabupaten Dairi.

2. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh pengalaman bertani terhadap

(36)

3. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh waktu kerja terhadap produksi kopi

di kabupaten Dairi.

4. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh penggunaan pupuk terhadap

produksi kopi di kabupaten Dairi.

5. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh penggunaan pestisida terhadap

produksi kopi di kabupaten Dairi.

1.4 Manfaat Penelitian

Secara khusus manfaat penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai suatu

sumbangan konseptual (academic interest), dan diharapkan dapat bermanfaat sebagai

sumbangan praktis (social interest), adalah sebagai berikut:

1. Untuk menambah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan faktor yang

mempengaruhi pendapatan petani kopi di kabupaten Dairi.

2. Sebagai masukan bagi semua pihak yang peduli dan berkaitan dengan

peningkatan pertanian di kabupaten Dairi, khususnya pemerintah kabupaten

Dairi.

3. Sebagai bahan acuan untuk peneliti selanjutnya terutama yang berminat

untuk meneliti mengenai sektor tanaman perkebunan umumnya dan kopi

(37)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Teori Produksi

Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara

tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk

menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis tersebut

dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal

dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan. Juga teknologi dianggap

tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah

jumlahnya adalah tenaga kerja (Sukirno, 2004).

Produksi merupakan hasil akhir dan proses atau aktivitas ekonomi dengan

memanfaatkan beberapa masukan atau input. Lebih lanjut Putong (2002) produksi

atau memproduksi menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu

barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula.

Lebih spesifik lagi produksi adalah kegiatan perusahaan dengan mengkombinasikan

berbagai input untuk menghasilkan output dengan biaya yang minimum (Joesron dan

Fathorrozi, 2003).

Produksi merupakan konsep arus. Apa yang dimaksud dengan konsep arus

(flow concept) di sini adalah produksi merupakan kegiatan yang diukur sebagai

(38)

diasumsikan konstan kualitasnya. Jadi bila kita berbicara mengenai peningkatan

produksi, itu berarti peningkatan tingkat output dengan mengasumsikan faktor-faktor

lain yang sekiranya berpengaruh tidak berubah sama sekali (konstan). Pemakaian

sumber daya dalam suatu proses produksi juga diukur sebagai arus. Modal dihitung

sebagai sediaan jasa, katakanlah mesin, per jam; jadi bukan dihitung sebagai jumlah

mesinnya secara fisik. Lahan atau faktor produksi tanah pun diukur sebagai jasa lahan

sekian acre (0,4646 hektar) per tahun, bukan sebagai luas lahan sekian acre (Miller

dan Miners, 1999).

Hubungan antara Produksi Total (TP), produksi rata-rata (AP) dan Produk

Marginal (MP) dalam jangka pendek untuk satu input (input lain dianggap konstan)

dapat dilihat pada gambar berikut:

TP C

(39)

Gambar 2.1 di atas memperlihatkan bahwa antara titik A dan C adalah

pertambahan produksi yang semakin berkurang (law of diminishing marginal

productivity). Titik C adalah total produksi mencapai maksimum artinya tambahan

input tidak lagi menyebabkan tambahan output atau produksi marginal (MP) adalah

nol (C1). Sedangkan Produksi Rata-rata (AP) mencapai maksimum adalah pada saat

elastisitas produksi sama dengan 1 dan AP berpotongan dengan MP artinya produksi

rata-rata sama dengan tambahan output akibat tambahan 1 unit input produksi,

dengan asumsi faktor produksi lain dianggap konstan (Nicholson, 1998).

2.1.2. Fungsi Produksi

Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan

hubungan antara tingkat output dan tingkat penggunaan input-input. Setiap produsen

dalam teori dianggap mempunyai suatu fungsi produksi, yaitu:

Q = f( X1, X2, X3...Xn)

Q = Tingkat produksi ( output)

X1, X2, X3...Xn = Berbagai input yang digunakan.

Fungsi produksi menggambarkan kombinasi penggunaan input dan teknologi

yang dipakai oleh suatu perusahaan. Pada keadaan teknologi tertentu, hubungan

antara input dan output tercermin pada fungsi produksinya. Suatu fungsi produksi

menggambarkan kombinasi input yang dipakai dalam proses produksi, yang

menghasilkan output tertentu dalam jumlah yang sama dapat digambarkan dengan

(40)

faktor produksi yang menghasilkan produksi yang sama (Joesran dan Fathorrozi,

2003).

Telah dinyatakan sebelum ini bahwa fungsi produksi menunjukkan sifat

hubungan di antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan.

Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu

juga disebut sebagai output. Fungsi produksi selalu dinyatakan dalam bentuk rumus,

yaitu seperti yang berikut:

Q = f (K, T, M, L)

di mana K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja dan ini meliputi

berbagai jenis tenaga kerja dan keahlian keusahawanan, M adalah kekayaan alam,

dan T adalah tingkat teknologi yang digunakan. Sedangkan Q adalah jumlah produksi

yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor produksi tersebut, yaitu secara

bersama digunakan untuk memproduksi barang yang sedang dianalisis sifat

produksinya (Sukirno, 2004).

Dari input yang tersedia, setiap perusahaan ingin memperoleh basil maksimal

sesuai dengan tingkat teknologi yang tertinggi pada saat itu. Sebagai contoh, hasil

panen padi yang diperoleh pak tani tergantung dari jumlah kapital yang digunakan,

banyaknya tenaga kerja, luas tanah, dan skill pak Tani itu sendiri. Fungsi produksi

(yang mentransformasikan sejumlah input menjadi output) ini bisa diperoleh dengan

banyak cara untuk menghasilkan sejumlah output tertentu. Misalkan, untuk

(41)

lebih banyak tenaga manusia, seperti yang sering terjadi di Indonesia), atau teknik

capital intensive (menggunakan lebih banyak kapital dan mesin, seperti yang banyak

dilakukan di A.S). Di Jepang dan Inggris, orang berusaha memanfaatkan tanah yang

sedikit jumlahnya dengan teknik pertanian modern yang banyak menggunakan mesin

canggih dan fertiliser. Semua teknik yang mungkin digunakan tersebut

direpresentasikan oleh fungsi produksi. Pertanyaan yang penting dari segi pandangan

ekonomis adalah: bagaimana perusahaan memilih tingkat-tingkat Q, K, T, M, tersebut

(Nicholson, 1998).

2.1.3. Faktor Produksi dan Pendapatan

2.1.3.1. Faktor Produksi

Suatu usaha tani adalah merupakan kombinasi yang tersusun dari beberapa

faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, dan keahlian atau skill yang ditujukan dalam

proses produksi yang nantinya akan menghasilkan output (produksi), perubahan

jumlah produksi kopi dipengaruhi oleh luas areal pertanaman kopi dan produktivitas

lahan. Perubahan jumlah petani kopi akan mempengaruhi luas areal pertanaman kopi,

dimana perubahan luas areal ini secara makro dipengaruhi oleh harga output, harga

input, iklim dan lahan yang sesuai. Sedangkan perubahan produktivitas kopi

dipengaruhi oleh populasi tanaman, pupuk, pemberantasan hama dan penyakit, dan

tenaga kerja pemeliharaan (Albert, 2004).

Bagi rumah tangga pedesaan yang hanya menguasai faktor produksi tenaga

kerja, pendapatan mereka ditentukan oleh besarnya kesempatan kerja yang dapat

(42)

dari pasar tenga kerja pedesaan. Kesempatan kerja pedesaan ditentukan oleh pola

produksi pertanian, produksi barang dan jasa non-pertanian di pedesaan, pertumbuhan

angkatan kerja dan mobilitas tenaga kerja pedesaan. Di sektor pertanian, besarnya

kesempatan kerja dipengaruhi oleh luas lahan pertanian, produktivitas lahan,

intensitas dan pola tanam, serta teknologi yang diterapkan. Disektor non-pertanian

kesempatan kerja ditentukan oleh volume produksi, teknologi dan tingkat harga

kornoditi (Kasryno, 2000).

Setiap usaha yang dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja. Oleh karena

itu dalam analisa ketenagakerjaan dibidang bisnis/perusahaan pcnggunaan tenaga

kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja. Skala usaha akan

mempengaruhi besar kecilnya tenaga kerja yang dibutuhkan dan membutuhkan

tenaga kerja yang mempunyai keahlian (terampil). Biasanya perusahaan kecil akan

membutuhkan jumlah tenaga kerja yang sedikit, dan sebaliknya perusahaan sekala

besar lebih banyak membutuhkan tenaga kerja dan mempunyai keahlian. Dalam

analisa ketenagakerjaan sering dikaitkan dengan tahapan pekerjaan dalam perusahaan,

hal seperti ini sangat penting untuk melihat alokasi sebaran pengguna tenaga kerja

selama proses produksi sehingga dengan demikian kelebihan tenaga kerja pada

kegiatan tertentu dapat dihindarkan (Soekartawi, 2002).

Penggunaan tenaga kerja sebagai variabel dalam proses produksi lebih

ditentukan oleh pasar tenaga kerja, dalam hal ini dipengaruhi oleh upah tenaga keja

serta harga outputnya (Nopirin, 2000). Pengusaha cenderung menambah tenaga kerja

(43)

unit tenaga kerja) lebih tinggi dari pada cost yang dikeluarkan untuk upah tenaga

kerja.

Sebagaimana telah diketahui pada umumnya petani masih mengalami

kesulitan dalam usaha meningkatkan taraf hidupnya. Hambatan-hambatan yang

dihadapi oleh petani dalam usaha meningkatkan kesejahteraan hidupnya dapat berupa

lemahnya modal, rendahnya tingkat pendidikan, dan keterampilan serta lemahnya

bargaining position yang dimiliki oleh petani itu sendiri. Fasilitas yang dapat

diberikan kepada petani dapat berupa sarana produksi pertanian seperti bibit tanaman

unggul, pupuk, obat-obatan, pembasmi hama dan biaya tenaga kerja yang diperlukan

untuk membayar upah buruh yang melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan

oleh petani itu sendiri (Suhardiono, 1998).

Untuk kelangsungan hidupnya dan juga untuk meningkatkan taraf hidupnya

setiap masyarakat harus berusaha mengadakan perubahan kebudayaan dan pada

hakikatnya setiap masyarakat itu berubah, tidak ada yang tinggal diam atau statis dan

yang dinamis itu terletak pada taraf kecepatan perubahan kebudayaanya. Hal ini

disebabkan antara lain karena penemuan-penemuan dari dalam maupun dari luar

masyarakat itu sendiri dan penyebarannya secara cepat atau lambat laun keseluruh

pelosok dan seluruh lapisan masyarakat. Penemuan tersebut merupakan kombinasi

baru dari unsur-unsur yang sudah diketahui lebih dahulu dari kebudayaan material

maupun dari kebudayaan spiritual. Perubahan dari masyarakat tersebut dapat terjadi

(44)

kontak sosial, nilai-nilai hidup, kebutuhan akan teknologi , suasana masyarakat,

perspektif ekonomi dan lain-lain (Soekandar, 1999).

Penduduk desa pada umumnya dari segi ekonomi sangat memprihatinkan

serta tingkat pendidikan yang sangat rendah dibanding dengan penduduk wilayah

perkotaan. Keadaan ini disebabkan karena berbagai kekurangan yang sudah menjadi

ciri kehidupan pedesaan. Pada dasarnya keadaan ini lebih diakibatkan oleh struktur

sosial ekonomi yang tidak menguntungkan maupun karena mekanisme yang

dilembagakan oleh berbagai kalangan terkemuka dalam masyarakat yang sengaja

tidak mengambil tindakan untuk meningkatkan pendidikan pedesaan demi

keuntungan sendiri. Standar pendidikan di daerah pedesaan memang rendah kerena

kesempatan memperoleh pendidikan sangat kurang (Malasis, 1999).

Cepat atau tidaknya mengadopsi inovasi oleh petani sangat tergantung dari

faktor extern dan intern. Faktor intern itu sendiri terdiri dari faktor sosial dan

ekonomi. Faktor sosial itu diantaranya : Umur, tingkat pendidikan, pengalaman

bertani dan kepemilikan lahan. Sedangkan faktor ekonomi diantaranya adalah jumlah

tanggungan keluarga, luas lahan, dan ada tidaknya usaha tani lain yang dimiliki

petani (Soekartawi, 2002).

Kondisi tanah bisa juga diperbaiki dengan pengolahan yang berpengaruh

terhadap struktur tanah, kemampuan menahan air, aerasi, kemampuan infiltrasi, suhu,

dan evaporasi. Pengolahan tanah akan mengurangi pembentukan panas dan

memecahkan saluran-saluran kapiler dalam tanah. Lapisan yang diolah akan

(45)

lebih baik. Pengolahan tanah dapat menciptakan kondisi yang mendukung

perkecambahan benih dan mungkin diperlukan untuk memerangi gulma dan hama

tanaman yang lain atau untuk membantu mengendalikan erosi. Pengolahan tanah

membutuhkan input energi yang tinggi. Input ini bisa dihasilkan dan dalam suatu

usaha tani (tenaga kerja manusia atau tenaga hewan) ataupun berasal dan luar lahan

(tenaga buruh atau hewan yang disewa, mekanisasi berbahan bakar). Pengolahan

tanah bisa mengakibatkan efek negatifitas kehidupan tanah dan meningkatkan

mineralisasi bahan organik. Jika tidak dikerjakan dengan baik, pengolahan tanah bisa

juga meningkatkan erosi (Reijntjes, 1999).

Teknik pengolahan konservasi dan teknik tanpa pengolahan akhir-akhir ini

telah dikembangkan oleh ilmuan dan petani, dan merupakan praktek-praktek

pertanian tradisional di beberapa tempat. Dalam kondisi LEIA tanpa pengolahan bisa

memberikan keuntungan, karena kerja keras untuk penyiapan tanah digantikan oleh

kehidupan tanah. Namun, karena ada batasan-batasan pada praktek ini, teknik

pengolahan (atau tanpa pengolahan) yang cocok harus dengan hati-hati dipilih untuk

tiap-tiap tempat khusus. Tidak mungkin dapat diberikan anjuran-anjuran yang umum

(Reijntjes, 1999).

Kekurangan atau kelebihan unsur-unsur khusus dalam tanah akan

mengganggu keseimbangan unsur hara dan bisa mengakibatkan penyakit bagi

tanaman. Penyebab ketidakseimbangan semacam itu harus dianalisis: mungkin karena

keracunan Fe atau Al (dalam hal pH-nya rendah), salinisasi, alkalinisasi, pemakaian

(46)

1990, Boks 5.3), atau tanah secara alami bisa kekurangan unsur-unsur tertentu.

Mungkin penting untuk memperbaiki pH, salinitas atau alkalinitas, atau untuk

memberikan unsur hara tertentu yang telah hilang. Pemanfaatan pupuk organik

dengan rasio C/N yang seimbang dapat memperbaiki keseimbangan tanah, pH dan

ketersediaan unsur hara, termasuk unsur hara mikro (Reijntjes, dkk, 1999).

Penambahan unsur hara bukan hanya dapat menghasilkan peningkatan

produksi tanaman yang cukup berarti, namun juga dapat memperbaiki produksi

tanaman melalui kuantitas dan kualitas kotoran hewan yang lebih tinggi yang bisa

dimanfaatkan sebagai pupuk. Ketika ternak diberi makan unsur hara makro, seperti

fosfat. sebagian besar fosfat ini dikeluarkan melalui kotorannya (Winter 1985). Juga

penambahan dengan unsur hara mikro dalam jumlah kecil, seperti tembaga, dapat

membawa manfaat yang besar, baik itu bagi ternak maupun bagi tanaman yang diberi

pupuk dengan kotorannya (Reijntjes, 1999).

2.1.3.2. Pendapatan

Keharusan memenuhi kebutuhan subsistensi keluarga, yang mengatasi

segala-galanya, seringkali memaksa petani tidak saja menjual dengan harga berapa saja asal

laku, akan tetapi juga akan membayar lebih jika membeli atau menyewa tanah, lebih

besar dari apa yang lazim menurut kriteria investasi kapitalis. Seorang petani yang

kekurangan tanah, yang mempunyai keluarga besar dan tidak dapat menambah

penghasilannya dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan lain seringkali membayar

harga yang sangat tinggi untuk tanah, atau “hunger rents” menurut istilah Chayanov,

(47)

Sesungguhnya semakin kecil lahan yang dimiliki satu keluarga, semakin besar

keluarga itu berani membayar untuk sebidang lahan tambahan : satu proses

persaingan yang dapat menyingkirkan pertanian kapitalis yang tidak dapat bersaing

dengan cara-cara demikian (Reijntjes, dkk, 1999).

Pendapatan usaha tani adalah selisih antara penerimaan (TR) dan semua biaya

(TC). Jadi Pd = TR – TC. Penerimaan usaha tani (TR) adalah perkalian antara

produksi yang diperoleh (Y) dengan harga jual (Py). Biaya usaha tani biasanya

diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap

(variabel cost). Biaya tetap (FC) adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus

dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya variabel

(VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh,

contohnya biaya untuk tenaga kerja. Total biaya (TC) adalah jumlah dari biaya tetap

(FC) dan biaya variabel (VC), maka TC = FC + VC (Soekartawi, 2002).

Menurut Sukirno (2006) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima

oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian,

mingguan, bulanan ataupun tahunan. Beberapa klasifikasi pendapatan antara lain:

1. Pendapatan pribadi. yaitu: semua jenis pendapatan yang diperoleh tanpa

memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu Negara.

2. Pendapatan disposibel, yaitu; pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus

dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap

(48)

3. Pendapatan nasional, yaitu; nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa

yang diproduksikan oleh suatu Negara dalam satu tahun.

Menurut Sobri (1999) pendapatan disposibel adalah suatu Jenis penghasilan

yang diperoleh seseorang yang siap untuk dibelanjakan atau dikonsumsikan.

Besarnya pendapatan disposibel yaitu pendapatan yang diterima dikurangi dengan

pajak langsung (pajak perseorangan) seperti pajak penghasilan.

Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat

digolongkan menjadi dua, yaitu pendapatan permanen (permanent income) dan

pendapatan sementara (transitory income). Pendapatan permanen dapat diartikan:

1. Pendapatan yang selalu diterima pada periode tertentu dan dapat

diperkirakan sebelumnya, sebagai contoh adalah pendapatan dan upah,

gaji.

2. Pendapatan yang diperoleh dan hasil semua faktor yang menentukan

kekayaan seseorang.

2.1.3.3 Produksi Total, Produksi Marginal, Produksi Rata-rata

Produksi total (Total Product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan

dari penggunaan total faktor produksi

TP = f (K.L)

Produksi marginal (Marginal Product) adalah tambahan produksi karena

penambahan penggunaan satu unit faktor produksi

(49)

Produksi rata-rata output adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit

faktor produksi

AP =

2.2. Penelitian Sebelumnya

Desky (2007) dalam penelitiannya meneliti pengaruh luas lahan, waktu kerja,

jumlah pekerja, pupuk, pestisida, dan bibit/benih terhadap produksi padi di

Kabupaten Aceh Tenggara. Selain itu juga untuk mengetahui faktor apa yang paling

dominan mempengaruhi produksi padi di Kabupaten Aceh Tenggara. Metode yang

digunakan untuk menganalisis data penelitian adalah model regresi linier berganda.

Data yang digunakan berupa data primer dalam bentuk cross-sectional yang

dikumpulkan melalui kuesioner. Jumlah sampel yang digunakan sehanyak 115 petani

padi. hasil penelitian menunjukkan hahwa secara parsial variabel luas lahan, waktu

kerja dan jumlah pekerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produki padi.

Untuk variabel pupuk dan benih walaupun positif namun tidak signiflkan

mempengaruhi produksi padi. Secara simultan variabel-variabel yang diobservasi

berpengaruh signifikan terhadap produksi padi. Variasi kemampuan variabel

observasi dalam menjelaskan produksi padi di Kabupaten Aceh Tcnggara sebesar

73,6 persen, sisanya sebesar 26,4 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

dirnasukkan dalam model penelitian. TP

(50)

Yusri (2005) berkesimpulan bahwa rata-rata hasil produksi petani untuk lahan

luas adalah sebesar 7,31 ton dengan rata-rata luas lahan sebesar 1,56 Ha. Sedangkan

hasil produksi untuk petani lahan sempit adalah sebesar 1.59 ton dengan rata-rata luas

lahan sebesar 4,67 ton/Ha, produksi rata-rata sebesar 4,67 ton/Ha. Dari hasil estimasi

diperoleh nilai t-hitung untuk variable luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk organik,

pupuk unorganik, pestisida adalah: 6,247; 1,073: 3,358; 1,410; 3,325; dan 0,512.

Sedangkan nilai t-tabel untuk n=90 pada tingkat kepercayaan 95% ( =0,05) adalah

1,990 maka dapat disimpulkan bahwa vaniabel luas lahan, benih, pupuk anorganik

berpengaruh secara siginiflkan terhadap produksi usaha tani padi sawah pada tingkat

keyakinan 95%.

Yusniar (2006) dilihat dan kepekaan pcnggunaan faktor produksi terhadap

kegiatan produksi pupuk, PT. Pupuk Iskandar Muda, modal, dan tenaga kerja

berpengaruh terhadap produksi. Hasil analisis data dengan uji serempak menunjukkan

bahwa faktor produksi modal dan tenaga kerja berpengaruh terhadap Output, hal ini

dbuktikan dengan nilai Fhitung 17.992 > Ftabel yaitu 2,08 dan demikian juga dengan

melihat nilai sig = 0.000 < 0.05. Untuk uji parsial modal dan tenaga kerja

berpengaruh secara signifikan, hal ini dibuktikan. oleh thitung 4,660 > ttabel 2,021 dan

nilai sig sebesar 0.000 < = 0.05, dan untuk tenaga kerja thitung = 2,123 ≥ ttabel = 2,021

dan nilai sig 0,039 > 0.05. Dan penggabungan koefesiensi regresi 1 + 2

diperoleh nilai sehesar 0,618 yang berarti bahwa keadaan produksi PT. Pupuk

Iskandar Muda berada pada decreasing return to scale atau proporsi penambahan

(51)

oleh 1 + 2 < 1. Penambahan input sebesar 1% akan menambah produksi 0,618.

Artinya produksi pupuk PT. Pupuk Iskandar muda belum berproduksi secara optimal.

Adi Setianto,Herlina Tarigan, Saptana,Tri Panaji (2004), dalam hasil

penelitiannya tentang Analisis terhadap pengendalian hama terpadu dan teknologi

PHT dalam mendukung agribisnis kopi rakyat dalam rangka otonomi daerah. Hasil

analisis menunjukkan bahwa pelatihan pertanian(pembibitan), pengalaman bertani,

Teknologi PHT, Pestisida berpengaruh nyata terhadap peningkatan produksi kopi

rakyat. Dalam hasil penelitiannya juga menyatakan bahwa keberhasilan dalam proses

teknologi PHT dapat ditunjukkan dari prioritas komponen yang diterapkan dalam

pengendalian hama terlihat bahwa pestisida tidak lagi merupakan prioritas pengendali

hama.

2.3. Kerangka Pemikiran

Dalam kerangka pemikiran perlu dijelaskan secara teoritis antara variabel

independen dan variabel dependen. Dengan demikian maka kerangka pemikiran

peneliti dalam penelitian ini adalah pendapatan petani kopi (sebagai dependen

variabel) yang dipengaruhi oleh luas lahan, pengalaman bertani, waktu kerja,

(52)

Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi di Kabupaten Dairi

2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas maka dikemukakan

hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Luas lahan mempunyai pengaruh positif terhadap produksi kopi di Kabupaten

Dairi, ceteris paribus.

2. Pengalaman bertani mempunyai pengaruh positif terhadap produksi kopi di

Kabupaten Dairi, ceteris paribus.

3. Waktu Kerja mempunyai pengaruh positif terhadap produksi kopi di Kabupaten

Dairi, ceteris paribus.

Luas Lahan

Pengalaman Bertani

Waktu Kerja

Penggunaaan Pupuk Pendapatan Petani

Penggunaan Pestisida

(53)

4. Pemberian Pupuk mempunyai pengaruh positif terhadap produksi kopi di

Kabupaten Dairi, ceteris paribus.

5. Pemberian Pestisida mempunyai pengaruh positif terhadap produksi kopi di

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan tertentu yang diambil dari tujuan penelitian. Kecamatan

terpilih adalah Kecamatan Sumbul, Kecamatan Parbuluan dan Kecamatan Sidikalang

dengan pertimbangan bahwa kecamatan-kecamatan ini memiliki tanaman kopi terluas

di Kabupaten Dairi. Luas pertanaman Kopi di Kecamatan Sumbul, Kecamatan

Parbuluan dan Kecamatan Sidikalang dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini.

Tabel 3.1. Produktivitas dan Produksi Kopi di Kabupaten Dairi

Jenis Tanaman Kopi

Kopi Robusta Kopi Arabika No Kecamatan

(55)

3.2. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan petani di kabupaten Dairi. Faktor-faktor tersebuat adalah:

luas lahan, pengalaman bertani, waktu kerja, penggunaan pupuk, penggunaan

pestisida.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang mengusahakan lahan dengan

tanaman kopi di tiga kecamatan di Kabupaten Dairi dan dari ketiga kecamatan ini

diambil masing-masing tiga desa, dengan populasi sebanyak 5.594 KK. Tiga

kecamatan ini terpilih karena ketiga kecamatan ini mempunyai potensi produksi dan

pengembangan tanaman kopi yang menjadi sentra produksi tanaman kopi di

kabupaten Dairi. Penarikan sampel petani dilakukan secara Proporsionate Random

Sampling adalah sampel yang diambil secara acak, dan proporsional dari ketiga

kecamatan penghasil kopi di kabupaten Dairi dengan uraian sebagai berikut:

No. Kecamatan Desa Populasi Sampel

P. Julu VII 1.412 25

(56)

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data penelitian adalah data primer dan data sekunder, data primer diperoleh

dari petani melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan

yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data-data sekunder diperoleh dari

dinas perkebunan, Badan Pusat Statistik, dan dari dinas-dinas terkait berkaitan

dengan produktivitas dan jumlah populasi petani kopi.

3.5. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ordinary Least

Square (OLS). Untuk mengolah data, digunakan bantuan program Eviews versi 4.1.

3.6. Model Analisis Estimasi

Model dasar untuk produksi kopi di Kabupaten Dairi merupakan

pengembangan teori produksi Cobb-Douglass, yaitu persamaan:

Q = A K L ... (1)

Dengan memecah variabel K dan L dalam bentuk yang lebih spesifik, yaitu

variabel-variabe1 eksplanatori yang digunakan dalam penelitian ini. Maka fungsi

produksi menjadi:

Q = f (LL, PB, WK, F, Ps) ... (2)

Dengan memasukkan seluruh variabel penelitian ini dalam fungsi

Cobb-Douglass, menghasilkan fungsi sebagai berikut:

(57)

Selanjutnya untuk mendapatkan model penelitian ini dilakukan log terhadap

variabel-variabel yang digunakan. Untuk menguji pengaruh antara variabel penjelas

(explanatory variable) terhadap produksi kopi digunakan metode Ordinary Least

Square (OLS) dalam bentuk regresi berganda dengan menggunakan alat bantu

program Eviews 4.1. Adapun spesifikasi model penelitian ini adalah sebagai berikut:

log Q = a + 1 log LL + 2 log PB + 3 log WK + 4 log F + 5 log PS + µ .. (4)

Dirnana: Q = Total produksi Kopi (Kg/bulan)

LL = Luas lahan (m2)

PB = Pengalaman bertani (tahun)

WK = Waktu kerja (jam/bulan)

F = pupuk (kg/bulan)

Ps = Pestisida (kg/bulan)

= Konstanta

1, 2 3 4 5 = Koefisien regresi

µ = Faktor pengganggu

Selanjutnya untuk mengestimasi tingkat pendapatan dilakukan pengkalian

tingkat produksi dengan harga dan mengestimasi menggunakan model diatas dengan

mengganti variabel tingkat produksi dengan tingkat pendapatan sebagai berikut:

Y = P X Q

Dimana Y = Total pendapatan

P = Harga

(58)

3.7. Definisi Oprasional dan Batasan Variabel

Untuk memudahkan pemahaman terhadap istilah dan variabel yang digunakan

penelitian ini maka perlu diberikan batasan operasional sebagai berikut:

1. Petani kopi adalah petani yang mengusahakan komoditi kopi di areal

perladangan(orang).

2. Total produksi kopi adalah total hasil produksi kopi yang dihasilkan petani

selama kurun waktu sekali panen (kg/bulan).

3. Pendapatan petani kopi adalah pendapatan yang diperoleh dari usaha tani kopi

yang di usahakan oleh petani kopi (rupiah/bulan).

4. Luas lahan adalah luas perladangan kopi yang diusahakan petani kopi (m2).

5. Pengalaman bertani adalah lama bertani dalam mengusahakan usaha tani kopi

(tahun).

6. Waktu kerja adalah banyaknya waktu kerja petani dalam mengusahakan

usaha tani kopi (jam/bulan).

7. Pupuk adalah jumlah pupuk (organik dan non organik) yang digunakan petani

kopi (kg/bulan)

8. Pestisida adalah jumlah obat-obatan yang digunakan petani kopi (kg/bulan)

3.8. Uji Kesesuaian

Uji kesesuaian (Test Goodnes of Fit) dilakukan berdasarkan perhitungan nilai

koefisien determinasi (R2) yang kemudian dilanjutkan dengan uji F (F-test) dan uji t

(59)

1. Penilaian terhadap koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk melihat

kekuatan pengaruh variabel bebas (independen variabel) terhadap variabel

terikat (dependen variabel).

2. Uji-F (overall test) dimaksudkan untuk mengetahui signifikasi statistik

koefisien regresi secara bersama-sama/serentak.

3. Uji-t (partial test) dimaksudkan untuk mengetahui signifikasi statistik

koefisien regresi secara parsial.

3.9. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Ada beberapa permasalahan yang bisa terjadi dalam model regresi linier, yang

secara statistik permasalahan tersebut dapat mengganggu model yang telah ditentukan,

bahkan dapat menyesatkan kesimpulan yang diambil dan persamaan yang terbentuk.

Untuk itu perlu dilakukan uji penyimpangan asumsi klasik yang terdiri:

1. Uji Multikolinieritas

Interpretasi dan persamaan regresi linier secara implisit bergantung pada

asumsi bahwa vaniable-variabel bebas dalam persamaan tersebut tidak saling

berkorelasi. Jika dalam sebuah persamaan terdapat multikolinieritas, maka akan

menimbulkan beberapa akibat, untuk itu perlu dideteksi multikolinieritas dengan

besaran-besaran regresi yang didapat, yakni:

a. Variansi besar (dari taksiran OLS).

b. Interval kepercayaan lebar (karena variasi besar maka standar error besar,

(60)

c. Uji-t (t-rasio) tidak signifikan. Suatu variabel bebas yang signifikan baik

secara subtansi maupun secara statistik jika dibuat regresi sederhana, bisa

tidak signifikan karena variasi besar akibat kolinieritas. Bila standar error

terlalu besar, maka besar pula kemungkinan taksiran koefisien regresi

(a1- a5) tidak signifikan.

d. R2 tinggi tetapi tidak banyak variabel yang signifikan dan uji-t.

e. Terkadang nilai taksiran koefisien yang didapat akan mempunyai nilai yang

tidak sesuai dengan substansi, sehingga tidak menyesatkan interpretasi.

2. Uji Heterokedastisitas

Tujuan uji ini adalah untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi,

terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain

tetap, maka disebut Homokedastisitas, dan jika varians berbeda, disebut

heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.

Untuk dapat mengetahui terjadinya Heterokedastisitas atau homokedastisitas dalam

sebuah model regresi dapat dilakukan dengan uji White Heterokedasticity, dengan

kriteria keputusan sebagai berikut:

a. Bila 2 hitung lebih kecil dari 2 tabel maka tolak hipotesis yang menyatakan

bahwa terdapat heterokedastisitas dalam model regresi.

b. Bila 2 hitung lebih besar dari 2 tabel maka tolak hipotesis yang menyatakan

(61)

3. Uji Normalitas

Asumsi model regresi liner klasik adalah bahwa faktor pengganggu µi

mempunyai nilai rata-rata yang sama dengan nol, tidak berkolerasi dan mempunyai

varians yang konstan. Dengan asumsi ini, OLS estimator atau penaksiran akan

memenuhi sifat-sifat statistik yang diinginkan, seperti ketidakbiasan dan mempunyai

varians yang minimum.

Untuk dapat mengetahui normal atau tidaknya faktor pengganggu µi

dilakukan dengan J-B test (Jarque-Bera test). Uji ini menggunakan hasil estimasi

residual dan chisquare probability distribution, yaitu dengan membandingkan nilai

JBhitung = nilai X2hitung dengan nilai X2 tabel, dengan kriteria keputusan sebagai berikut:

a. bila JBhitung > nilai X2tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa residual µi

adalah berdistribusi normal ditolak.

b. Bila nilai JBhitung < nilai X2 tabel, maka yang menyatakan bahwa residual µi

(62)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Umum Daerah Penelitian

4.1.1. Kecamatan Sumbul

Kecamatan Sumbul merupakan salah satu kecamatan dari 15 kecamatan yang

ada di kabupaten Dairi. Wilayah Kecamatan Sumbul mempunyai luas 192,58 km2

berada pada ketinggian 1.400 m dpl, yang terletak antara :

980 – 98,300 LU 98.000 – 98.300 BT

Sebagian besar wilayah terdiri dari pegunungan yang bergelombang dan hanya

sebahagian kecil yang datar/rata. Wilayah ini sebahagian besar adalah hutan dan tipe

iklim di daerah ini adalah iklim sedang (Sub Tropis).

Wilayah Kecamatan Sumbul terdiri dari 1 kelurahan dan 18 desa dengan

berbatasan sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Pegagan Hilir

Sebelah Timur : Kecamatan Parbuluan

Sebelah Barat : Kecamatan Silahisabungan

Sebelah Selatan : Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun

Jarak Kantor Kecamatan ke kantor Bupati 12 Km

Jumlah penduduk Kecamatan Sumbul sebanyak 38.026 jiwa yang terdiri dari

(63)

penduduk adalah sebanyak 197 jiwa per km persegi dengan penyebaran yang tidak

merata pada setiap desa/kelurahan.

Dari 14 Desa/kelurahan yang ada di Kecarnatan Sumbul terdapat penduduk

yang terpadat di Desa Pegagan Julu Julu IX yaitu dengan kepadatan sebanyak

391 jiwa per km persegi. Dan Desa/Kelurahan yang terjarang penduduknya adalah

Desa Pegagan Julu V dengan tingkat kepadatan 89 jiwa per km persegi.

Jumlah rumah tangga di Kecamatan Sumbul sebanyak 8.217 rumah tangga

dengan penyebaran yang tidak merata. Rata-rata banyaknya jiwa per rumah tangga

adalah sebanyak 5 jiwa.

Karakteristik sosial adat istiadat di Kecamatan Sumbul dipengaruhi oleh

penduduk yang ada, seperti suku Pakpak, Toba, Simalungun, Karo dan suku lainnya

serta sifatnya dipengaruhi oleh suku-suku di atas, sehingga kegiatannya masih sangat

dipengaruhi oleh norma adat yang berlaku.

Penduduk di Kecamatan Sumbul mayoritas beragama Kristen Protestan, yaitu

dengan komposisi sebagai berikut:

Beragama Islam : 1.723 jiwa

Beragama Kristen Khatolik : 3.l53 jiwa

Beragama Kristen Protestan : 33.l50 jiwa

Sedangkan sarana ibadah yang tersedia adalah Mesjid dan Musollah 13 buah,

(64)

Di Kecamatan Sumbul terdapat 37 unit Sekolah Dasar (SD) dengan jumlah

murid sebanyak 6.873 jiwa, dan tenaga pengajar (Guru) sebanyak 329 orang.

Rata-rata jumlah murid per sekolah adalah 186 jiwa dan banyak murid per tenaga pengajar

adalah 21 jiwa. Tingkat pendidikan SLTP, terdapat 9 unit Sekolah SMTP, dengan

jumlah murid sebanyak 2.724 orang. Rata-rata banyaknya murid per sekolah adalah

303 jiwa. Banyaknya tenaga pengajar (guru) sebanyak 177 jiwa. Rata-rata banyaknya

murid per satu orang guru adalah 15 jiwa. Sedangkan sekolah untuk tingkat SMTA,

terdapat 6 buah sekolah, 1.582 orang murid, 106 orang guru. Rata-rata jumlah murid

per sekolah adalah 264 jiwa dan banyak murid per tenaga pengajar adalah 15 jiwa.

Fasilitas kesehatan masih belum memadai, ini terlihat dari data berikut: hanya

2 buah Puskesmas, 14 buah Puskesmas Pembantu, 67 buah Posyandu, Polindes

8 buah dan BKIA 2 buah sedangkan Rumah Sakit belum ada. Untuk fasilitas

kesehatan ini dilayani oleh 3 orang dokter, 36 orang bidan, 22 orang perawat.

Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 7.438 pasangan, dan pasangan

usia subur tersebut yang masuk KB dengan menggunakan alat kontrasepsi sebanyak

5.332 atau dan tidak menggunakan KB sebanyak 2.106. Dangan demikian, kesadaran

penduduk pasangan usia subur untuk ber-KB sudah lumayan.

4.1.2. Kecamatan Parbuluan

Kecamatan Parbuluan merupakan salah satu kecamatan dari 15 kecamatan

yang ada di kabupaten Dairi. Wilayah Kecamatan Parbuluan mempunyai luas 235,40

Gambar

Tabel 1.1. Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Tanaman Kopi di Kabupaten Dairi Tahun 2001-2005
Tabel 1.2. Jumlah Rumah Tangga Miskin Hasil Sementara pendapatan Sosial Ekonomi Penduduk Tahun 2006 Propinsi Sumatera Utara
Tabel 1.3. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Dairi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Sektor Tahun 2005-2006 (Jutaan Rupiah)
Tabel 1.4. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Dairi Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2005-2006 (Jutaan Rupiah)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur yang teramat dalam saya haturkan kepada ke hadirat Tuhan Yang Maha Segala, atas percikan kasih, hidayat, dan taufiq-Nya sehingga skripsi dengan judul

The aim of this study are to analyze the text of female sexuality articles that realized in the women magazines (i.e. vocabulary, grammar, cohesion and text

4.8 Mempraktikkan ungkapan penyampaian terima kasih, permintaan maaf, tolong, dan pemberian pujian, ajakan, pemberitahuan, perintah, dan petunjuk kepada

Hasil analisis PAM pada usahatani kopi rakyat yang menunjukkan nilai Nominal Protection Coefficient on Input (NPCI) menunjukkan koefisien sebesar 0,576 yang

[r]

pelajaran IPS (sejarah) di kelas VIII SMP Negeri 3 Kabupaten Kubu Raya secara umum termasuk dalam kategori “Sangat Baik” dengan jumlah maksimal skor

Kemudian untuk mengetahui atau menguji pengaruh masing-masing faktor (kualitas promosi, potongan harga, dan ragam produk) terhadap keputusan peningkatan volume

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan pola asuh orang tua terhadap kemandirian personal hygiene pada anak prasekolah diwilayah Kecamatan Kencong