• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Kompetensi Petugas Laboratorium Dalam Menegakkan Diagnosa TB Paru Strategi DOTS Di Kabupaten Tobasa Tahun 2006

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Kompetensi Petugas Laboratorium Dalam Menegakkan Diagnosa TB Paru Strategi DOTS Di Kabupaten Tobasa Tahun 2006"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Judul Tesis

Analisa Kompetensi Petugas Laboratorium Dalam

Menegakkan Diagnosa TB Pam Strategi DOTS

di Kabupaten Tobasa Tabun 2006

Nama Mabasiswa

Ratna Zahara

Nomor Induk Mahasiswa

047023019

Program Studi

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Peminatan

Administrasi

Kesehatan

Komunitasl

Epidemiologi

dr, Putri

Prof.

dr.

Sori Muda Sarumpaet. MPH

Ketua

Yuni

セセセセ

SPs USU,

Ke

a

Program Studi,

\....

-Dr.

D . Surya Utama, MS

Tanggal Lulus : 8 Juli 2006

\.

1

'it

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

PENGARUH INTERVENSI TERHADAP KOMPETENSI PETUGAS

LABORATORIUM DALAM MENEGAKKAN

DIAGNOSA TB PARU STRATEGI DOTS

01 KABUPATENTOBASA

TAHUN2006

Ratna

Zahara

Mahasiswa Program Magister Ilmu Kesehatao Masyarakat

Peminatao Epidemiologi

Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Masalah TB Paru masih merupakan masalah yang penting di dunia, terutama di negara

sedang

berkembang termasuk Indonesia, sehingga sejak tahun 1995 Indonesia telah mengadopsi strategi DOTS

( Directly Observed treatment Shortcourse )

yang salah satu komponennya adalah diagnosis TB Paru

dengan pemeriksaan dahak berkualitas, sehingga kompetensi petugas laboratorium sangat mempengaruhi

penemuan kasus. Kompetensi ini dapat dilihat

dari

Errorrate

yang di1akukan oleh petugas laboratorium.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh

dari

intervensil pelatihan terhadap ketepatao

menegakkan diagnosa berdasarkan karakteristik petugas dan

qualityassesment

petugas

Penelitian ini merupakan penelitian

quasi experiment

berupa pelatihan terhadap semua petugas

laboratorium yang bertujuan melakukan pemeriksaan BTA yang ada di Kabupaten Tobasa. Sampel dalam

penelitian ini adalah total populasi, beIjumIah 19 orang. Data primer dikumpulkan

dari

wawancara dan

basil intervensi

sedangkan data

sekunder diOOpatkan

dari

Dinas Kesehatao Tohasa dan Balai Laboratorium

Kesehatao Prov. Sumatera Utara. Data dianalisis secara univariat, bivariat serta multivariat.

Hasil penelitian menunjukkan, tidak terdapat perbedaan ketepatao

dalam

menegakkan diagnosa

BTA

(+)

setelah intervensi dengan sebelum intervensi berdasarkan karakteristik petugas yang terdiri

dari

umur, pendidikan dan jenis kelamin dengan nilai

p

>

0,05 pada analisa bivariat, sedangkan berdasarkan

quality assesment

yang terdiri

dari

pengetahuan, ketrampilan dan beban tugas, terdapat peningkatao yang

signifikans setelah intervensi terhadap ketepatan menegakkan diagnosa dengan nilai

p

<

0,05. Pada analisis

multivariat terlihat ada

pengaruh

dari

pengetahuan, ketrampilan dan beban tugas terhadap ketepatao

menegakkan diagnosa, dan beban tugas lebih dominanmempengaruhi ketepatan menegakkan diagnosa

dengan koefisien prediktor sebesar 3,169 [ OR 5,296; CI 95% (1,750 - 5,673)], pengetahuan

sebesar

2,639[OR 4,358; CI 950/0(1,403-4,463)] dan ketrampilan mempengaruhi ketepatao menegakkan diagnosa

dengan koefisien predictor sebesar 2,790[OR 4,878; CI 950/0(1,458 -

7,658)].

Disarankan untuk mempertahankan dan meningkatkan ketepatan diagnosa melalui kegiatao

pemantapan mutu eksternal dan komitmen antara kepala puskesmas / direktur Rumah Saki! dengan petugas

laboratorium dan

tingkat lebih tinggi.

Kata Kunci

: TB Paru,

DOTS, ErrorRate,

Kompetensi.

Daftar Pustaka

: 22 ( 1995 - 2005 ).

VI

(9)

THE IMPACT OF INTERVENSION ON THE COMPETENCY OF LABORATORY OFFICERS

IN DIAGNOSING LUNG TB USING DOTS STRATEGY IN TOBASA DISTRICT IN 2006

Ratna zahara

Student ofEpidemiology, Magister of Public Health Science Study Program

School of postgraduate Studies, University of Sumatera Utara

ABSTRACT

Lung TB is still an important problem in the world especially in the developing countries

including Indonesia, therefore, Indonesia, since 1995, has adopted DOTS (

Directly Observed Treatment

Shcrtcourse)

strategy

which one of its component includes diagnosing Lung TB by examining the sputum

that the competency of laboratory officer influences the case finding very much. This competence can be

seen from the

error rate

made by the laboratury officer.

This

study aims at looking at

the

impact of

intervensionl training on the accuracy of diagnosing based on the officer's characteristics and

quality

assessment.

This

quasi experimental

study is in the form of training given tu all 19 laboratury officers in the

District of Tobasa whose jobs are related tu TB examination.

Primary

data were obtained through

interviews and intervention and secondary data were collected from Tobasa Health Service and Sumatera

Utara Health Laboratory Office. The data were analyzed through univariate, bivariate and multivariate

analysis.

The result of study reveals that, based on bivariat analysis, there is no difference found in

diagnosing BTA (+) between after and before intervension based on the characteristics of officers include

age, education, and sex

with

p

>

0.05, but based on

quality assessment

which includes knowledge, skills,

and work load, there is a significant improvement found between before and after intervension with

p

<

0.05. The result of multivariate analysis shows that knowledge, skills

and

work load is more dominant

in influencing the accuracy of diagnosis, with predictor coefficient of work load as much as 3,169[ OR

5,296; CI 95% (1,750 - 5,673)], knowledge as much as 2,639[OR 4,358; CI 950/0(1,403 - 4,463)] and skills

as much as 2,790[ OR 4,878; CI 950/0(1,458 - 7,658)].

It

is suggested

that

the Head of

Puskesmas (

Public Health Center )/ the Director of Hospital

and

the laboratory officers be mutually committed to maintain and improve the accuracy of diagnosis through

external quality stabilization.

Keywords

Bibliography

: Lung TB, DOTS, Error Rate, Competency

: 22 (1995 - 2005 ).

(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)

Referensi

Dokumen terkait

MODEL PELATIHAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DALAM MENINGKATKAN KEBERDAYAAN KADER UP2K PKK (Studi Kasus Di Kelurahan Cigugur Tengah Kecamatan Cimahi Tengah). Oleh

Pendahuluan Melalui WhatsApp Group Guru menuliskan salam dan mengajak siswa masuk ke Google Meet melalui GC untuk membahas kesulitan yang dilami dalam memahami materi

Segala puji kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Tumbuh Kembang Anak

Kabupaten Ogan Ilir No... Kabupaten Ogan

[r]

Untuk dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat, perusahaan dituntut untuk lebih memperhatikan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen, karena pada dasarnya