P
PE
EN
NG
GA
AR
RU
UH
H
K
KO
OM
MI
IT
TM
ME
EN
N
O
OR
RG
GA
AN
NI
IS
SA
AS
SI
I
D
DA
AN
N
L
LO
OC
CU
US
S
O
OF
F
C
CO
ON
NT
TR
RO
OL
L
T
TE
ER
RH
HA
AD
DA
AP
P
H
HU
UB
BU
UN
NG
GA
AN
N
A
AN
NT
TA
AR
RA
A
P
PA
A
RT
R
TI
IS
SI
IP
PA
AS
SI
I
P
PE
EN
NY
YU
US
SU
UN
NA
AN
N
A
AN
NG
GG
GA
AR
RA
AN
N
D
DA
AN
N
K
KI
IN
NE
ER
RJ
JA
A
M
MA
AN
NA
AJ
JE
ER
RI
IA
AL
L
P
PA
AD
DA
A
B
BA
AD
DA
AN
N
P
PE
EN
NG
GE
EM
MB
BA
AN
NG
GA
A
N
N
S
SU
UM
M
BE
B
ER
R
D
DA
AY
YA
A
K
KE
EB
BU
UD
DA
AY
YA
AA
AN
N
D
DA
AN
N
P
PA
AR
RI
IW
WI
IS
SA
AT
TA
A
D
DE
EP
PA
AR
RT
TE
EM
M
EN
E
N
K
KE
EB
BU
UD
DA
AY
YA
AA
AN
N
D
DA
AN
N
P
PA
AR
RI
IW
WI
IS
SA
AT
TA
A
R
RE
EP
PU
UB
BL
LI
IK
K
I
IN
ND
DO
ON
NE
ES
SI
IA
A
T E S I S
O
O
l
l
e
e
h
h
N
N
G
G
A
A
T
T
E
E
M
M
I
I
N
N
0
0
7
7
7
7
0
0
1
1
7
7
0
0
5
5
6
6
/
/
A
A
k
k
t
t
S
S
E
E
K
K
O
O
L
L
A
A
H
H
P
P
A
A
S
S
C
C
A
A
S
S
A
A
R
R
J
J
A
A
N
N
A
A
U
U
N
N
I
I
V
V
E
E
R
R
S
S
I
I
T
T
A
A
S
S
S
S
U
U
M
M
A
A
T
T
E
E
R
R
A
A
U
U
T
T
A
A
R
R
A
A
M
M
E
E
D
D
A
A
N
N
2
2
0
0
0
0
9
9
S
E K O L AH
P A
S C
A S A R JA
P
PE
EN
NG
GA
AR
RU
UH
H
K
KO
OM
MI
IT
TM
ME
EN
N
O
OR
RG
GA
AN
NI
IS
SA
AS
SI
I
D
DA
AN
N
L
LO
OC
CU
US
S
O
OF
F
C
CO
ON
NT
TR
RO
OL
L
T
TE
ER
RH
HA
AD
DA
AP
P
H
HU
UB
BU
UN
NG
GA
AN
N
A
AN
NT
TA
AR
RA
A
P
PA
A
RT
R
TI
IS
SI
IP
PA
AS
SI
I
P
PE
EN
NY
YU
US
SU
UN
NA
AN
N
A
AN
NG
GG
GA
AR
RA
AN
N
D
DA
AN
N
K
KI
IN
NE
ER
RJ
JA
A
M
MA
AN
NA
AJ
JE
ER
RI
IA
AL
L
P
PA
AD
DA
A
B
BA
AD
DA
AN
N
P
PE
EN
NG
GE
EM
MB
BA
AN
NG
GA
AN
N
S
SU
UM
M
BE
B
ER
R
D
DA
AY
YA
A
K
KE
EB
BU
UD
DA
AY
YA
AA
AN
N
D
DA
AN
N
P
PA
AR
RI
IW
WI
IS
SA
AT
TA
A
D
DE
EP
PA
AR
RT
TE
EM
M
EN
E
N
K
KE
EB
BU
UD
DA
AY
YA
AA
AN
N
D
DA
AN
N
P
PA
AR
RI
IW
WI
IS
SA
AT
TA
A
R
RE
EP
PU
UB
BL
LI
IK
K
I
IN
ND
DO
ON
NE
ES
SI
IA
A
T E S I S
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
O l e h
N
N
G
G
A
A
T
T
E
E
M
M
I
I
N
N
0
0
7
7
7
7
0
0
1
1
7
7
0
0
5
5
6
6
/
/
A
A
k
k
t
t
S
S
E
E
K
K
O
O
L
L
A
A
H
H
P
P
A
A
S
S
C
C
A
A
S
S
A
A
R
R
J
J
A
A
N
N
A
A
U
U
N
N
I
I
V
V
E
E
R
R
S
S
I
I
T
T
A
A
S
S
S
S
U
U
M
M
A
A
T
T
E
E
R
R
A
A
U
U
T
T
A
A
R
R
A
A
M
M
E
E
D
D
A
A
N
N
2
Judul Tesis : PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL PADA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA
Nama Mahasiswa : Ngatemin
Nomor Pokok : 077017056
Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak) (Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak) K e t u a A n g g o t a
Ketua Program Studi Direktur,
Tanggal lulus : 10 Agustus 2009 Telah diuji pada
Tanggal : 10 Agustus 2009
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak
Anggota : 1. Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak
2. Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak
3. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :
“Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan
Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan
Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen
Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia”.
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun
sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara
benar dan jelas.
Medan, Agustus 2009
Yang membuat pernyataan,
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris Pengaruh Partisipasi Penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial serta pengaruh komitmen organisasi dan locus of control terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manjerial pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hipotesis kedua komitmen organisasi berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Hipotesis ketiga Locus of control berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia dan unit analisis 82 orang responden dari unsur pimpinan pejabat eselon I, II dan III. Seluruh populasi dalam penelitian ini dijadikan sebagai sampel dengan cara sensus. Data yang digunakan adalah data primer dan diolah menggunakan uji statistik regresi linier berganda dengan alat SPSS.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial dapat diterima dan signifikan pada = 5%. Hipotesis kedua komitmen organisasi berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial tidak dapat diterima dan tidak signifikan pada = 5%. Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa
Locus of control berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial tidak dapat diterima dan tidak signifikan pada = 5%.
ABSTRACT
This research is purposed to have empirically test on the effect of Organization Commitment and Locus of Control to Budget Participation and Managerial Performance Relationship in Resource Developmen Culture Board and Tourism Ministry of Department Culture and Tourism Republic of Indonesia. First hypotheses that proposed are positive influence of Budget Participation to the Managerial Performance. Second hypotheses that proposed are positive influence of Organization Commitment to the Budget Participation and Managerial Performance Relationship. Third hypotheses that proposed are positive influence of Locus of Control to the Budget Participation and Managerial Performance Relationship.
Method used in this research is method survey with population Resource Developmen Culture Board and Tourism Ministry of Department Culture and Tourism Republic of Indonesia and the unit analysis with the 82 respondent unsure of the official leadership echelon I,II and III. Entire population in this research serve as the sample with the census, the data used are primary data and processed using multiple regression statistical with Statistical Product and Service Solution (SPSS).
Research proves this hypothetical that the fist budget participate affect managerial performance can be received and significance at = 5%. Second hypothetical effect on organization commitment to the relationship between budget participation and managerial performance is not acceptable and not significance at = 5%. Hypothetical third that Locus of Control affect the relationship between budget participation and managerial performance is not acceptable and not significance at = 5%.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur ke hadirat Allah SWT serta selawat dan salam kepada Rasulullah SAW yang telah mewariskan Al-Quran dan Hadist sebagai pedoman bagi umat manusia. Atas rahmat dan ridha Allah jugalah, penulis dapat menyelesaikan penelitian dalam rangka penulisan tesis yang berjudul “PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL PADA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA”. Tesis ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar akademik Magister Sains (M.Si) pada Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Terima kasih kepada kedua orang tuaku tercinta yang telah membesarkan dan mendukung pendidikan anak-anaknya semoga menjadi amal jariah buat keduanya. Terima kasih kepada Istriku tercinta dan anak-anakku tersayang yang telah mendampingi dan memberikan semangat dan dukungan selama pendidikan S2 hingga penyelesaian tesis ini.
Dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan tesis ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu ribuan terima kasih terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi membantu penulis. Secara khusus dan ikhlas ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A (K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B.M.Sc., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Drs. I Gusti Putu Laksaguna, CHA, MSc selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.
5. Drs Renalmon Hutahaean MM selaku Direktur Akademi Pariwisata Medan yang telah memberikan fasilitas beasiswa untuk para dosen dan staf pengajar Akademi Pariwisata Medan untuk mengikuti pendidikan S2.
6. Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Acc,Ak., selaku pembimbing utama yang telah banyak memberi masukan serta motivasi kepada penulis dalam rangka penyusunan tesis ini. 7. Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku pembimbing yang selalu memberikan
arahan dan bimbingan kepada penulis sampai selesainya penulisan tesis ini.
8. Bapak/Ibu Dosen Pembanding yang telah memberikan kritikan dan saran pada penulis dalam tesis ini.
9. Bapak/Ibu Para Dosen dan staf pengajar yang telah memberikan materi pengajaran selama pendidikan di Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana USU. 10.Bapak/Ibu Staf administrasi pada Program Studi Akuntansi pada Sekolah
Pascasarjana USU yang telah memberikan pelayan prima kepada semua mahasiswa. 11.Bapak/Ibu Pejabat dan Staf Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan
Pariwisata (BPSD BUDPAR) yang telah banyak membantu dalam pengumpulan data-data penelitian.
12.Bapak/Ibu Pejabat dan Staf Akademi Pariwisata Medan yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini.
13.Rekan-rekan mahasiswa Akuntansi Pemerintahan Kelas A dan Kelas B Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana USU, terima kasih atas kebersamaan dan silaturrahminya selama 2 tahun dan mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan selama ini.
Akhirnya, dengan hati terbuka penulis mohon maaf andainya terdapat kesalahan maupun kekeliruan dalam interaksi dengan berbagai pihak selama melakukan penelitian. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan keilmuan serta mendapat ridha dari Allah SWT. Amin.
Medan, Mei 2009
RIWAYAT HIDUP
1. N a m a : Ngatemin
2. Tempat/tgl lahir : Langkat, 7 Mei 1967
3. Pekerjaan : PNS di Akademi Pariwisata Medan 4. Agama : Islam
5. Orang tua
a. Ayah : Selamet b. Ibu : Sartini
6. Isteri : Suriyani
7. Anak : 1. Eko Fakhruddin
2. Muhammad Dwi Syahputra 3. Ridho Tri Rizki
8. Alamat : Jalan Sidomulyo Gg. Amal Lingkungan. 27 Kelurahan Tanjung Mulia, Medan Deli.
Telp. (061) 77816311
9. Pendidikan :
a. SD Swasta Muhammadiyah 2410 Karang Gading 1980 b. SMP Swasta Muhammadiyah 10 Karang Gading 1983 c. SMEA Negeri Tanjung Pura 1986
d. D III Akuntansi FPIPS IKIP Medan 1989
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ………...……… i
ABSTRACT ………...………. ii
KATA PENGANTAR ………...………... iii
RIWAYAT HIDUP ………...……….... vi
DAFTAR ISI ………...………... vii
DAFTAR TABEL …...………...………... x
DAFTAR GAMBAR ………...………... xi
DAFTAR LAMPIRAN ………...………... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Penelitian... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 7
1.3. Tujuan Penelitian... 7
1.4. Manfaat Penelitian ... 8
1.5. Originalitas ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1. Tinjauan Teori ... 9
2.1.1. Kinerja Manajerial... 9
2.1.2. Pengertian Anggaran... 11
2.1.3. Fungsi Anggaran... 12
2.1.4. Prosedur Penyusunan Anggaran... 13
2.1.5. Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran... 15
2.1.6. Komitmen Oganisasi... 16
2.1.7. Locus of Control... 17
2.1.8. Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial... 19
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 20
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS……... 28
3.1. Kerangka Konsep... 28
BAB IV METODE PENELITIAN ... 31
4.1.Jenis Penelitian... 31
4.2.Lokasi Penelitian ... 31 4.3.Populasi dan Sampel ... 32 4.4.Metode Pengumpulan Data ... 33 4.5.Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ... 34 4.6.Metode Analisis Data... 40 4.7. Pengujian Hipotesis ... 42
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 45
5.1. Hasil Penelitian ... 45
5.1.1. Distribusi Frekuensi ... 45
5.1.2. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen .………... 47
5.2. Uji Asumsi Klasik Model I …….…... 51
5.3. Uji Asumsi Klasik Model II ... 52
5.3.1. Pengujian Normalitas ... 52
5.3.2. Uji Multikolinieritas... 53
5.3.3. Uji Heteroskedastisitas... 55
5.4. Uji Asumsi Klasik Model III... 56
5.4.1. Pengujian Normalitas ... 53
5.4.2. Uji Multikolinieritas ... 58
5.4.3. Uji Heteroskedastisitas... 60
5.5. Pembahasan Hasil Penelitian... 60
5.5.1. Pengujian Hipotesis Pertama……... 60
5.5.2. Pengujian Hipotesis Kedua...…………... 67
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 75
6.1. Kesimpulan ... 75
6.2. Keterbatasan ... 76
6.3. Implikasi dan Saran ………... 76
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1. Tinjauan atas Peneliti Terdahulu... 25
4.1. Definisi Operasional Variabel ... 37
5.1. Deskripsi Profil Responden ... 45
5.2 Deskripsi Statistik mengenai Kinerja Manajerial, Partisipasi Penyusunan Anggaran, Komitmen Organisasi dan Locus of Control ... 46
5.3. Uji Validitas Instrumen ... 48
5.4. Uji Reliabilitas dengan Nilai Cronbach’s Alpha ………. 50
5.5. Uji Multikolinearitas ... 54
5.6 Uji Multikolinearitas ... 55
5.7 Uji Multikolinearitas ... 58
5.8 Uji Multikolinearitas ... 59
5.9 Pengujian Goodness of Fit ... 61
5.10. Hasil Perhitungan Uji t ………. 62
5.11. Pengujian Goodness of Fit ... 67
5.12. Hasil Perhitungan Uji t ……….. 68
5.13. Pengujian Goodness of Fit ... 71
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
3.1. Model Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial,
Komitmen Organisasi dan Locus of Control Sebagai Variabel Moderating.. 28
5.1. Grafik Normalitas ………. ………. 52
5.2. Grafik Normalitas …………. ………. 53
5.3. Grafik Scaterplot Uji Heterokedastisitas ………... 56
5.4. Grafik Normalitas PP Plot ……….. 57
5.5. Grafik Normalitas Histogram ……….. 57
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Bantuan Pengisian Kuesioner ……… 82
2a. Tabulasi Data Identitas Responden ……….. 88
2b. Tabulasi Data Quesioner ……….. 90
3. Reliability Y ……….. 92
4. Validitas Reliability X1 ………. 93
5. Validity & Reliability X2 ………... 94
6. Validity & Reliability X3 ……….. 95
7. Frequencies KM_Y ……… 97
8. Frequencies X1 ……….. 99
9. Frequencies KO_X2 ……….. 100
10. Frequencies X3 ……….. 102
11. Model Regresi Berganda Model I ……….. 105
12a. Regression Sebelum Transformasi Y=X1+X2+X1.X2 ……….. 108
12b. Regression Sesudah Transformasi lnY+lnX1+lnX2+lnX1.lnX2 ……… 110
13a. Regresi Berganda Pengujian Hipotesis ke 3 Sebelum Proses Transformasi Y=X1+X3+X1.X3 ………... 113
13b. Regression Hipotesis ke 3 Sesudah Transformasi lnY=X1+X3+X1.X3 …… 115
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Reformasi di Indonesia telah mendorong terciptanya sikap keterbukaan dan
sistem politik yang lebih fleksibel berikut kelembagaan yang yang mendukungnya. Hal
lain juga dilihat dari pertanggungjawaban pemerintah daerah yang mengalami perubahan
yakni dari vertical accountability (kepada pusat) menjadi horizontal accountability
(kepada masyarakat di daerah melalui DPRD). Dalam rangka pertanggungjawaban
pemerintah kepada publik tidak terlepas dari program dan kegiatan yang dilakukan
yang tertuang didalam lingkup anggaran, karena anggaran menjadi sangat relevan
untuk diteliti lebih jauh berikut pengaruhnya pada kinerja pemerintah dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya kepada publik. Dalam Sistem pengendalian
manajemen, anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian yang
penting baik jangka pendek maupun jangka panjang dalam suatu organisasi (Halim dkk
2000).
Instansi/lembaga pemerintah merupakan lembaga sektor publik yang
memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan publik. Dalam proses
pemenuhan kebutuhan publik lembaga pemerintah tentunya berharap dapat
memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dengan keterbatasan
anggaran dan sumber daya yang dimilikinya. Keterbatasan ini seringkali
menimbulkan penafsiran yang negatif dari masyarakat bahwa lembaga sektor
publik kurang maksimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
sosial ekonomi, menjamin kesinambungan dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat, anggaran diperlukan karena adanya masalah keterbatasan sumber daya
(scarcity of resources), pilihan (choise) dan trade off, dan anggaran diperlukan
untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung jawab terhadap rakyat
(Mardiasmo,2005:63).
Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif periodik yang disusun
berdasarkan program yang telah disyahkan (Nafirin,2007:11). Dalam
implementasinya anggaran tidak hanya sebatas alat perencanaan dan pengendalian
namun juga merupakan sarana atau alat bagi para manajer untuk memberikan
dorongan atau motivasi kepada bawahan prihal aktivitas yang harus dikerjakannya.
Sebagaimana dikatakan oleh Kenis (1979) “Anggaran tidak hanya sebagai alat
perencanaan dan pengendalian biaya dan pendapatan dalam pusat pertanggung
jawaban suatu organisasi, tetapi anggaran juga merupakan alat bagi manajer tingkat
atas untuk memotivasi bawahannya”. Oleh karenanya dalam penyusunan anggaran
sebaiknya melibatkan para manajer tingkat menengah dan bawah. Selain itu
keikutsertaan para manajer dalam proses penyusunan anggaran diharapkan dapat
meningkatkan kinerja. Semakin tinggi keterlibatan manajer dalam proses
penyusunan anggaran akan semakin meningkatkan kinerja (Indriantoro,1998).
Dalam upaya pencapaian tujuan lembaga/organisasi diperlukan dukungan
yang kuat dari masing-masing individu yang terlibat didalamnya dalam bentuk
komitmen. Komitmen menunjukkan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap
nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh organisasi (Mowday at al, 1979).
suatu organisasi memiliki kepedulian yang tinggi atas organisasi sehingga akan
selalu berupaya bagaimana organisasi tersebut mampu mencapai tujuan yang
diharapkan. Sebagaimana dinyatakan oleh Angle & Perry (1981) ; Porter et al,
(1974) Komitmen organisasi yang kuat di dalam diri individu akan menyebabkan
individu berusaha keras mencapai tujuan organisasi sesuai dengan tujuan dan
kepentingan organisasi.
Disamping komitmen organisasi yang dimiliki, kebutuhan informasi
manajerial dalam menyusun anggaran juga dipengaruhi faktor personalitas
(personality factor) yang ditunjukan dengan locus of control. Menurut
Brotosumarto dalam Astuti (2007) locus of control adalah sikap seseorang dalam
mengartikan sebab dari suatu pristiwa, artinya locus of control harus dijadikan
sebagai pertimbangan dalam menentukan kebutuhan informasi seorang manajer
untuk memprediksi ketidakpastian lingkungan dalam penyusunan anggaran. Oleh
sebab itu locus of control yang dipersepsikan oleh manajer dapat dijadikan sebagai
mediator untuk memperkuat atau memperlemah hubungan antara partisipasi
penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial.
Proses penyusunan anggaran pada Badan Pengembangan Sumber Daya
Kebudayaan dan Pariwisata (BPSD BUDPAR) Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
mempunyai rentang waktu yang cukup panjang ( + 1 tahun ). Kegiatan penyusunan
anggaran tersebut dimulai dari penyusunan Rencana Kegiatan dan Program (RKP) yang
disiapkan pada bulan Januari-Februari, bulan Mei ditetapkan pagu indikatif, bulan Juni
dilakukan pengusulan atas rencana penggunaan pagu indikatif, bulan September
sementara bersama Direktoran Jenderal Anggaran (DJA), bulan Desember ditetapkan
pagu definitif dan di akhiri dengan terbitnya Daftar Isian Penentapan Anggaran (DIPA)
oleh Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) pada bulan Desember. Rentang waktu yang
cukup panjang tersebut memberikan keleluasaan pada BPSD BUDPAR untuk
mensosialisasikan perencanaan anggarannya kepada seluruh satuan kerja (Satker) yang
ada dibawah naungan BPSD BUDPAR. Masing-masing Satker diberikan fleksibilitas
untuk merencanakan program kegiatan yang akan dilaksanakan selama 1 tahun yang akan
datang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) serta skala prioritas kebutuhan
masing-masing.
Penyusunan anggaran pada tingkat satker juga akan melibatkan bagian-bagian/sub
bagian yang ada dalam satker tersebut, karena bagian-bagian/sub bagian inilah yang akan
melaksanakan semua program kerja dan anggaran yang akan disusun. Oleh karena itu
keterlibatan/partisipasi aktif dari masing-masing kepala bagian/sub bagian sangat
diperlukan supaya anggaran yang disusun mampu mengakomodir kebutuhan-kebutuhan
masing-masing bagian/sub bagian tersebut. Dalam implementasinya pada tahapan inilah
selalu terjadi keterlambatan dalam pengusulan program dan kegiatannya, akibatnya
pimpinan tertinggi dari satuan kerja tersebut menyusun anggaran untuk tahun yang akan
datang dengan dasar realisasi anggaran tahun yang lalu di tambah dengan estimasi
kenaikan-kenaikan yang dianggap wajar .
Keterlambatan dalam pengusulan program kegiatan oleh masing-masing bagian
dalam satker akan memberikan dampak terhadap kinerja satker dalam memberikan
pelayanan kepada publik. Menurut Suryadi dalam Suprantiningrum (2003) kinerja
organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka
upaya pencapaian tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum
dan sesuai dengan moral maupun etika.
Kinerja manajerial menunjukkan kemampuan dan prestasi seorang manajer dalam
menjalankan organisasi untuk mewujudkan tujuan yang mengarah kepada ketercapaian
pelayanan publik. Kepentingan kinerja manajerial dibutuhkan untuk menilai seberapa
jauh lembaga/organisasi dapat menerapkan visi, misinya agar pelayanan publik dapat
terwujud. Salah satu bentuk konsistensinya adalah perlu dilakukannya bentuk aktivitas
yaitu melakukan penjaringan aspirasi masyarakat dan adanya kejelasan dalam partisipasi
penyusunan anggaran yang terpadu sehingga dapat tercapai suatu sistem yang dapat
mencegah atau meminimalisasi terjadinya kesalahan dalam mewujudkan good
governance.
Penelitian sebelumnya yang membahas tentang kinerja manajerial sebagai
variabel dependen dengan berbagai variabel independennya hasilnya tidak konsisten.
Penelitian mengenai partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
manajerial selalu menunjukkan hasil yang bertentangan. Hasil penelitian yang
dilakukan Brownell (1982), Brownell dan Mc.Innes (1986) Indriantoro (1995)
menemukan hubungan yang positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan
anggaran dengan kinerja pimpinan. Sebaliknya Milani (1975) menemukan
hubungan yang tidak signifikan. Untuk perbedaan ini Govindarajan (1986)
mengemukakan bahwa diperlukan pendekatan kontinjensi (contingency approach)
dimana diketahui bahwa sifat hubungan yang ada dalam partisipassi penyusunan
yang lain. Dalam penelitian ini, dengan pendekatan kontinjensi akan dievaluasi
keefektifan hubungan antara kedua variabel tersebut dengan komitmen organisasi.
Pada penelitian ini akan dicoba memperluas mengenai hubungan antara
partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial dan penelitian ini
berbeda dengan penelitian yang sebelumnya, dimana pada penelitian ini,
digabungkan faktor komitmen organisasi dan locus of control sebagai variabel
moderating yang mempengaruhi hubungan partisipasi penyusunan anggaran terhadap
kinerja manajerial dengan menggunakan pendekatan interaksi. Oleh karena itu
penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai partisipasi
penyusunan anggaran dan kinerja manajerial dengan menginteraksikan komitmen
organisasi dan locus of control di Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan
Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka dapat dirumuskan perumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial ?
2. Apakah ada pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi
penyusunan anggaran dan kinerja manajerial ?
3. Apakah ada pengaruh locus of control terhadap hubungan antara partisipasi
penyusunan anggaran dan kinerja manajerial ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk membuktikan secara empiris tentang pengaruh partisipasi penyusunan
anggaran terhadap kinerja manajerial.
2. Untuk membuktikan secara empiris tentang pengaruh komitmen organisasi terhadap
hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial.
3. Untuk membuktikan secara empiris tentang pengaruh locus of control terhadap
hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Memberikan kontribusi pada pengembangan teori akuntansi keperilakuan
pengadopsiannya pada akuntansi sektor publik.
2. Memberikan masukan untuk bahwa pentingnya partisipasi dalam
penyusunan anggaran dan pentingnya komitmen organisasi yang tinggi
serta locus of control, sehingga pelayan publik dapat tercapai dengan
tingginya kinerja manajerial sebagai penentu kebijakan di lembaga
pemerintah.
3. Sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya dengan masalah yang sama.
1.5 Originalitas
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Supomo
dan Indriantoro (1998). Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah
dimana objek penelitian yang berbeda yaitu di lembaga pemerintahan, selain itu juga
peneliti menambahkan variabel moderating sementara penelitian sebelumnya tidak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori
2.1.1 Kinerja Manajerial
Kinerja merupakan faktor penting yang digunakan untuk mengukur efektitas dan
efisiensi organisasi. Menurut Supomo dan Indriantoro (1998:12) bahwa : “Kinerja
manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan
manajerial, antara lain: perencanaan, koordinasi, supervisi, staffing, negosiasi, dan
representasi”. Bagi organisasi itu sendiri kinerja manajerial dapat menjadi tolak ukur
sejauh mana manajer melaksakanan fungsi manajemen. Mahoney (1963) dalam
Panangaran (2008) mengukur kinerja manajerial dengan indikator :
1. Perencanaan, yaitu tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi yang akan
datang guna mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Investigasi, yaitu upaya yang dilakukan untuk mengumpulkan dan mempersiapkan
informasi dalam bentuk laporan-laporan. Catatan dan analisa pekerjaan untuk dapat
mengukur hasil pelaksanaannya.
3. Koodinasi, menyelaraskan tindakan yang meliputi pertukaran informasi dengan
orang-orang dalam unit organisasi lainnya, guna dapat berhubungan dan
menyesuaikan program yang akan dijalankan.
4. Evaluasi, yaitu penilaian atas usulan atau kinerja yang diamati dan dilaporkan.
5. Supervisi, yaitu mengarahkan, memimpin dan mengembangkan potensi bawahan
6. Staffing, yaitu memelihara dan mempertahankan bawahan dalam suatu unit kerja,
menyeleksi pekerjaan baru menempatkan dan mempromosikan pekerjaan tersebut
dalam unit lainnya.
7. Negosiasi, yaitu usaha untuk memperoleh kesepakatan dalam hal pembelian,
penjualan atau kontrak untuk barang-barang dan jasa.
8. Representasi, yaitu menyampaikan informasi tentang visi, misi dan kegiatan-kegiatan
organisasi dengan menghadiri pertemuan kelompok bisnis dan konsultasi dengan
perusahaan-perusahaan lainnya.
Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu
organisasi, bagian organisasi dan personelnya, berdasarkan sasaran, standar dan kriteria
yang ditetapkan sebelumnya. Perlu diingat bahwa penilaian kinerja adalah untuk
memotivasi personel dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam organisasi pemerintah,
pengukuran kinerja pimpinan dilakukan untuk menilai seberapa baik pimpinan tersebut
melakukan tugas pokok dan fungsi yang dilimpahkan kepadanya selama periode tertentu.
Pengukuran kinerja pimpinan merupakan wujud dari pertanggungjawaban baik secara
vertical accountability yaitu pengevaluasian kinerja bawahan oleh atasan dan sebagai
bahan pertanggungjawaban secara horizontal pemerintah kepada masyarakat atas amanah
yang diberikan kepadanya.
2.1.2 Pengertian Anggaran
Anggaran merupakan sebuah recana yang kuantitatif disusun secara sistematis,
artinya disusun dengan berurutan dan berdasarkan logika sehingga memungkinkan
Harahap (2001:15) bahwa “Anggaran adalah suatu konsep yang membantu manajemen
dalam mencapai tujuannya melalui upaya menuangkannya sacara tertulis, sasaran yang
akan dicapai perusahaan mulai dari sasaran utama, sasaran khusus sampai rinciannya dan
penyebabnya”. Sedangkan menurut Nafirin (2007:11) mengatakan bahwa : “Anggaran
adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang disusun berdasarkan
program yang telah disahkan”.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran
merupakan suatu rencana dari program kerja yang disusun secara sistematis dalam angka
dan dinyatakan dalam unit moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu di masa
yang akan datang. Suatu anggaran merupakan titik fokus dari keseluruhan proses
perencanaan dan pengendalian (pengawasan). Anggaran mampu menyelesaikan segala
persoalan yang dihadapi instansi/lembaga pemerintah dengan mengalokasian sumber
daya yang ada menuju pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
2.1.3 Fungsi Anggaran
Dalam pencapaian tujuannya, suatu instansi/lembaga pemerintah sangat
memerlukan berbagai alat manajemen yang baik dan salah satu alat manajemen yang
diperlukan tersebut adalah anggaran. Anggaran mempunyai fungsi yang pada dasarnya
sama antara lain ; fungsi perencanaan, fungsi koordinasi dan fungsi pengawasan.
Fungsi perencanaan meliputi penentuan tujuan baik jangka panjang maupun jangka
pendek, aktivitas apa yang harus dilakukan, dan bagaimana melaksanakannya agar tujuan
pada penyelidikan, studi, dan penelitian. Anggaran bermanfaat untuk meneliti,
mempelajari masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan.
Fungsi koordinasi merupakan keserasian tindakan dalam bekerja dalam setiap
orang atau bagian untuk mencapai tujuan. Dalam arti bahwa anggaran berfungsi
mengkoordinasikan faktor-faktor manusia dan instansi /lembaga pemerintah dan dapat
menguntungkan dalam arti seimbang dengan program-program instansi/lembaga
pemerintah.
Fungsi pengawasan merupakan segala sesuatu yang termasuk dalam aktivitas
penentuan apakah terhadap harta benda usaha telah diadakan pengamanan
sebaik-baiknya, dengan adanya pengawasan dapat dilakukan suatu penceganhan secara umum
pemborosan-pemborosan di dalam instansi/lembaga pemerintah.
Harahap (2001:11) mengatakan : fungsi-fungsi anggaran adalah :
a. Anggaran setiap orang mengetahui arah yang akan diciptakannya
b. Sebagai pedoman (stewardship, guidance) dalam melaksanakan tugas-tugas yang akan dating
c. Sebagai alat penting dalam proses pengawasan
d. Sebagai alat menerjemahkan filosofi dan tujuan utama perusahaan/lembaga
2.1.4 Prosedur Penyusunan Anggaran
Penyusunan anggaran merupakan rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan
perusahaan, di mana rencana jangka panjang yang dituangkan dalam anggaran
memberikan arah kemana kegiatan perusahaan ditujukan dalam jangka panjang.
Anggaran merinci pelaksanaan program sehingga anggaran yang disusun memiliki arah
seperti yang telah ditetepkan dalam jangka panjang. Agar penyusunan anggaran berjalan
Penyusutan anggaran dibuat secara terperinci dan jelas sehingga setiap bagian dapat
mengikuti pedoman tersebut sesuai dengan kebutuhan tiap bagian. Pedoman yang telah
disusun ini akan didistribusikan kepada setiap manajer bagian dan setiap manajer bagian
akan memberikan informasi kepada bawahannya mengenai hal-hal yang belum jelas
sehingga dapat menghindari kesalahan-kesalahan.
Dalam penyusunan anggaran suatu perusahaan haruslah ditempuh suatu prosedur
yang telah ditetapkan sebelumnya. Prosedur penyusunan anggaran dimulai dari
pengumpulan data-data dari masing-masing bagian. Data ini akan dianalisa selanjutnya,
dari hasil analisa tersebut maka disusunlah suatu rancangan anggaran.
Menurut Shim (2002:2) langkah-langkah yang harus diikuti dalam penyusunan
anggaran yaitu :
a. Penetapan tujuan
b. Pengevaluasian sumber-sumber daya yang tersedia
c. Negosiasi antara pihak-pihak yang terlibat mengenai angka-angka anggaran d. Pengkoordinasian dan peninjauan komponen
e. Persetujuan akhir
f. Pendistribusian anggaran yang disetujui
Menurut Munandar (200:11) bahwa ada beberapa faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan anggaran antara lain :
a. Faktor intern yaitu data informasi dan pengalaman yang terdapat pada perusahaan itu sendiri yang berupa :
1) Data-data penjualan tahun sebelumnya
2) Kebijakan perusahaan menyangkut kegiatan operasi perusahaan 3) Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan
4) Model kerja yang dimiliki perusahaan
5) Kebijakan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi perusahaan, baik dibidang pemasaran, akuntansi dan pembelanjaan.
b. Faktor ekstern yaitu informasi dan pengalaman yang terdapat diluar perusahaan yang mempunyai rupa dan pengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan, faktor-faktor tersebut antara lain :
2) Tingkat pertumbuhan penduduk 3) Tingkat penghasilan masyarakat 4) Tingkat pendidikan
5) Tingkat penebaran penduduk
6) Berbagai kebijakan pemerinatah baik dibidang ekonomi, sosial budaya maupun keamanan
7) Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, kamajuan teknologi.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor intern merupakan faktor
yang dapat dikendalikan sampai pada batas-batas tertentu sesuai dengan batas kebutuhan
(contrable), sedangkan faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan adalah
faktor ekstern yang menyesuiakan kebijakannya sesuai dengan kebutuhnnya.
2.1.5 Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran
Partisipasi merupakan suatu konsep di mana bawahan ikut terlibat dalam
pengambilan keputusan sampai tingkat tertentu bersama atasannya (Robbins 2002:179).
Partisipasi anggaran didefinisikan sebagai keterlibatan manajer-manajer pusat
pertanggungjawaban dalam penyusunan anggaran Govindarajan (1986) Sementara
Supomo dan Indriantoro (1998;2) menyatakan bahwa partisipasi dalam penyusunan
anggaran merupakan proses di mana individu terlibat dalam penyusunan target anggaran,
lalu individu tersebut dievaluasi kinerjanya dan memperoleh penghargaan, berdasarkan
target anggaran. Keterlibatan manajer dalam proses penyusunan anggaran akan
menjadikan para manjer dapat lebih mengerti akan apa yang harus ia kerjakan sehingga
diharapkan kinerja para manajer akan meningkat. Para bawahan yang merasa aspirasinya
dihargai dan mempunyai pengaruh pada anggaran yang disusun akan lebih mempunyai
tanggung jawab dan konskwensi moral untuk meningkatkan kinerja sesuai dengan yang
ditargetkan dalam anggaran Supomo (1998) Selanjutnya Milani (1975) dalam Ariadi
partisipatif disetujui, maka karyawan akan menginternalisasikan tujuan atau standard
yang ditetapkan, dan karyawan juga memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk
mencapainya karena mereka ikut serta terlibat dalam penyusunannya.
Anggaran disusun oleh setiap manajer pusat pertanggungjawaban, kemudian para
lini manajer pusat pertanggungjawaban tersebut akan melaporkan hasil
pertanggungjawaban tersebut yang selanjutnya akan menjadi feedback bagi manajemen
puncak sebagai pengukuran prestasi. Adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran,
maka akan terbangun suatu interaksi yang lebih baik antara top manajemen dan para lini
manajer. Partisipasi akan memungkinkan terjadinya komunikasi dan interaksi yang
semakin baik antara satu dengan yang lainnya serta kerjasama dalam tim yang semakin
solid untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian akan terciptalah komitmen
untuk merealisasikannya kearah yang lebih baik.
2.1.6 Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi merupakan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap
nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh organisasi (Mowday et al, 1979).
Komitmen organisasi bisa tumbuh disebabkan karena individu memiliki ikatan
emosional terhadap organisasi yang meliputi dukungan moral dan menerima nilai yang
ada serta tekad dari dalam diri untuk mengabdi pada organisasi (Porter et al., 1974)
Wiener (1982) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai dorongan dari dalam diri
individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai
dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan
kepentingannya sendiri.
merupakan hal penting. Sebaliknya, bagi individu atau karyawan dengan komitmen
organisasi rendah akan mempunyai perhatian yang rendah pada pencapaian tujuan
organisasi, dan condong berusaha memenuhi kepentingan pribadi. Komitmen organisasi
yang kuat di dalam diri individu akan menyebabkan individu berusaha keras mencapai
tujuan organisasi sesuai dengan tujuan dan kepentingan organisasi (Angle dan Perry,
1981; Porter et al., 1974). Oleh sebab itu dapat dimungkinkan bahwa partisipasi dalam
penyusunan anggaran akan menjadi lebih berpengaruh terhadap kinerja
manajerial, apabila dibarengi dengan komitmen orgnisasi yang tinggi para
manajer baik selaku manajer pusat pertanggung jawaban maupun sebagai manajer
pelaksana kegiatan.
2.1.7 Locus of Control
Konsep tentang locus of control (pusat kendali) pertama kali dikemukakan oleh
Rotter pada tahun 1966 yang merupakan ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control
dapat diartikan sebagai cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat
atau tidak dapat mengendalikan (control) peristiwa yang terjadi padanya. Locus of control
menurut Hjele dan Ziegler, Baron dan Byren, dalam Astuti (2007) diartikan sebagai
perepsi seseorang tentang sebab-sebab keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian (personility), yang
didefenisikan sebagai keyakinan individu terhadap mampu tidaknya mengontrol nasib
(destiny) sendiri (Rotter,1966). Lefcourt (1982) menyatakan bahwa Locus of control
dibedakan menjadi locus of control internal yaitu yang ditunjukkan dengan pandangan
itu terjadinya suatu pristiwa berada dlam control seserorang. Sedang locus of control
external yaitu ditunjukkan dengan pandangan bahwa pristiwa baik buruk yang terjadi
tidak berhubungan dengan prilaku seseorang pada situasi tertentu, oleh karena itu disebut
dengan diluar control seseorang. Setiap orang memiliki locus of control tertentu yang
berada diantara kedua ekstrem tersebut.
Perbedaan karekteristik antara internal locus of control dengan external locus of
control menurut Crider (1983) sebagai berikut :
1. Internal Locus Of Control
a. Suka bekerja keras
b. Memiliki inisiatif yang tinggi
c. Selalu berusaha untuk menemukan pemecahan masalah
d. Selalu mencoba untuk berfikir seefektif mungkin
e. Selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin berhasil
2. External Locus Of Control
a. Kurang memiliki inisiatif
b. Mempunyai harapan bahwa ada sedikit korelasi antara usaha dan kesuksesan.
c. Kurang suks berusaha, karena mereka percaya bahwa faktor luarlah yang
mengontrol
d. Kurang mencari informasi untuk memecahkan masalah
Pada orang-orang yang memiliki internal locus of control faktor kemampuan dan
usaha terlihat dominan, oleh karena itu apabila individu dengan internal locus of control
mengalami kegagalan akan menyalahkan dirinya sendiri karena kurangnya usaha yang
usahanya. Sebaliknya orang yang memiliki external locus of control melihat
keberhasilan dan kegagalan dari faktor kesukaran dan nasib, oleh karena itu apabila
mengalami kegagalan mereka cendrung menyalahkan lingkungan sekitar yang menjadi
penyebabnya. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap tindakan dimasa datang, karena
merasa tidak mampu dan kurang usahanya maka mereka tidak mempunyai harapan untuk
memperbaiki kegagalan tersebut.
Brownell (1982) mengelompokkan berbagai kondisi Locus of Control kedalam
empat kelompok variabel yaitu kultural, organisasional, interpersonal dan individual.
Secara individual Locus of control merupakan salah satu faktor mempengaruhi cara
pandang seeorang terhadap suatu peristiwa untuk bisa atau tidaknya ia mengendalikan
peristiwa tersebut. Kondisi ini memberikan arti bahwa dalam rangkaian penyusunan
anggaran tidak terlepas dari peran individu dalam mewujudkan apakah keberhasilan yang
dicapai atau kegagalan yang akan terjadi. Hal ini kembali kepada personality seseorang
mana yang lebih dominan apakah locus of control intenal atau locus of control external.
Semuanya itu akan berpengaruh kepada prilaku pemimpin yang dihubungkan dengan
kinerja manajerial.
2.1.8 Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial
Partisipasi anggaran diperkirakan dapat mempengaruhi moral, sikap, motivasi
kerja dan kepuasan kerja. Menurut Iksan Dan Ishak (2005:173) bahwa partisipasi telah
menunjukkan dampak positif terhadap sikap karyawan, meningkatkan kerjasama diantara
manajemen, yang pada gilirannya cenderung untuk meningkatkan kinerja manajerial.
Partisipasi dianggap sebagai sarana aktualisasi yang terbaik untuk para pekerja dalam
diemban. Adanya partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran dapat meningkatkan
rasa memiliki dan kepercayaan diri dalam melaksanakan anggaran yang telah ditetapkan
sehingga pencapaian tujuan organisasi dapat berjalan dengan efektif serta capaian kinerja
yang maksimal. Argyris (1952) dalam Fitri (2004) menyatakan bahwa kunci dari kinerja
yang efektif adalah apabila tujuan dari anggaran tercapai dan partisipasi dari bawahan
memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan tersebut.
Menurut Anthony dan Govindarajan (2005:87) penilaian telah menunjukkan
bahwa partisipasi anggaran memiliki dampak positif karena dua alasan yaitu :
a. kemungkinan ada penerimaan yang lebih besar atas cita-cita anggaran jika anggaran
dipandang berada dalam kendali pribadi manajer dibandingkan bila secara eksternal
b. hasil penyusunan anggaran partisipatip adalah pertukaran informasi yang efektif.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan mengenai pengaruh partisipasi
anggaran terhadap kinerja manajerial ada 10 penelitian, diantaranya :
1. Penelitian Sinambela (2003) dengan judul pengaruh partisipasi penyusunan anggaran
terhadap kinerja manajerial. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kinerja manajerial sedangkan variabel independennya partisipasi penyusunan
anggaran. Penelitian ini dilakukan terhadap dekan-dekan pada perguruan tinggi
swasta di Medan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi dalam
penyusunan anggaran mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja manajerial.
2. Penelitian Supomo dan Indriantoro (1998) dengan judul pengaruh struktur dan kultur
organisasi terhadap keefektifan partisipasi angaran dalam peningkatan kinerja
organisasi sedangkan partisipasi anggaran diposisikan sebagai variabel independen
sementara kinerja manajerial sebagai variabel dependen. Penelitian ini dilakukan
terhadap 179 manajer di Jakarta yang berperan dalam berbagai fungsi seperti
akuntansi, administrasi, produksi, sistem informasi dan pemasaran. Hasil penelitian
ini menemukan bahwa hubungan partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan
kinerja manajerial dipengaruhi secara positif oleh struktur dan kultur organisasi.
3. Penelitian Riyadi (2000) dengan judul pengaruh motivasi dan pelimpahan wewenang
sebagai variabel moderating dalam hubungan antara partisipasi penyusun anggaran
dan kinerja manajerial. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
partisipasi penyusunan anggaran sebagai variable independen serta kinerja manajerial
sebagai variable dependen sedangkan motivasi dan pelimpahan wewenang sebagai
variable moderating. Penelitian ini menemukan bahwa motivasi berpengaruh negatif
terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manjerial.
4. Cosyanata (2001) telah meneliti pengaruh pelimpahan wewenang dan komitmen
organisasi terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan penganggaran dan
kinerja manajerial pada Perguruan Tinggi Swasta. Penelitian ini menggunakan
partisipasi penyusunan penganggaran sebagai variable independen dan kinerja
manajerial sebagai variable dependen dan pelimpahan wewenang dan komitmen
organisasi sebagai variable moderating. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara pelimpahan wewenang dan komitmen
organisasi terhadap partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial.
5. Penelitian Supriono (2004) yang berjudul Pengaruh komitmen organisasi dan
manajerial. Dalam penelitian ini komitmen organisasi dan keinginan sosial menjadi
variable moderating dan yang menjadi variable independennya partisipasi
penganggaran serta kinerja manajerial sebagai variable dependen. Hasilnya
menyatakan bahwa hubungan partisipasi penganggaran dengan kinerja manajerial
dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh komitmen organisasi sosial.
6. Penelitian Maisyarah (2008) dengan judul Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran
tehadap kinerja manajerial dengan komunikasi dan komitmen sebagai moderating
variabel pada PDAM Propinsi Sumatera Utara. Yang menjadi variabel dependen
kinerja manajerial dan variabel independennya partisipasi dalam penyusunan
anggaran serta variabel moderating komunikasi dan komitmen organisasi. Hasil
penelitian tersebut menyatakan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran
berpengaruh terhadap kinerja manajerial, Tetapi interaksi antara partisipasi dengan
komunikasi secara partial maupun simultan tidak berpengaruh signifikan. Terhadap
kinerja manajerial dan interaksi antara partisipasi dengan komitmen organisasi secara
partial maupun simultan juga tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
manajerial. Serta interaksi antara partisipasi, komunikasi,komitmen organisasi secara
partial maupun simultan menunjukkan pegaruh negative terhadap kinerja manajerial.
7. Penelitian Ritonga (2008) dengan judul penelitian pengaruh budaya paternalistik dan
komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan
kinerja manajerial pada PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara. Variabel
dependen penelitian ini adalah kinerja manajerial sedangkan variabel independennya
partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan variabel moderating budaya
partisipasi penyusunan anggaran, budaya paternalistik dan komitmen organisasi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Dan budaya paternalistik dapat
memoderasi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja
manajerial. Komitmen organisasi dapat memoderasi hubungan antara partisipasi
penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Serta budaya paternalistik dan
komitmen organisasi secara bersama-sama berpengaru terhadap kinerja manajerial.
8. Astuti (2007) dengan judul penelitian Ketidakpastian Lingkungan Terhadap
Karekteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen dengan Moderasi Locus of
Control pada perusahaan manufaktur di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa
Tengah. Variabel dependen penelitian ini adalah Karekteristik Informasi Sistem
Akuntansi Manajemen sedangkan variabel independennya Ketidakpastian
Lingkungan dengan variabel moderating Locus of Contol. Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa moderasi variabel locus of control dapat memperkuat pengaruh
ketidakpastian lingkungan terhadap karekteristik sistem informasi akuntansi
manajemen.
9. Manurung (2008) dengan judul penelitian Locus of Control dan Gaya
Kepemimpinan Terhadap Hubungan Partisipasi Anggaran dan Kesenjangan
Anggaran Dengan Kinerja Aparat Dinas Pendidikan Nasional Pemerintah Kabupaten
Simalungun. Variabel dependen penelitian ini adalah Kinerja sedangkan variabel
independennya Partisipasi Anggaran dan Kesenjangan Anggaran dengan variabel
moderating Locus of Control dan Gaya Kepemimpinan. Hasil penelitian ini
menjelaskan pengaruh partisipasi anggaran dan kesenjangan anggaran terhadap
kinerja aparat Dinas Pendidikan Nasional Pemerintah Kabupaten Simalungun.
10.Noor (2007) dengan judul penelitian Desentralisasi dan Gaya Kepemimpinan
Sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Penyusunan
Anggaran dan Kinerja Manajerial. Yang menjadi variabel dependennya Kinerja
Manajerial sedangkan variabel independennya adalah Partisipasi Penyusunan
Anggaran, dengan Desentralisasi dan Gaya Kepemimpinan sebagai variabel
moderating. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara kinerja manajerial dengan partisipasi penyusunan anggaran.
Tinjauan atas penelitian terdahulu tersebut secara ringkas hasilnya dapat dilihat
[image:38.612.90.490.369.722.2]pada Tabel 2.1 sebagai berikut :
Tabel 2.1 Tinjauan atas Peneliti Terdahulu
No
Nama Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian Variabel yang
Digunakan Hasil Penelitian
1 Sinambela (2003) Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial
Dependen variable : Kinerja manjerial Independen variabel : Partisipasi penyusunan anggaran
Partisipasi penyusunan anggaran mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja manajerial
2 Supomo dan
Indriantoro (1998)
Pengaruh struktur dan kultur organisasi terhadap keefektifan partisipasi angaran dalam peningkatan kinerja manajerial.
Dependen variabel : kinerja manajerial Independen variabel : partisipasi anggaran Variabel moderating : struktur dan kultur organisasi
Partisipasi dalam
penyusunan anggaran akan meningkatkan kinerja manajerial.
3 Riyadi (2000)
Pengaruh motivasi dan pelimpahan wewenang sebagai variabel moderating dalam hubungan antara partisipasi penyusun anggaran dan kinerja manajerial
Variable dependen : kinerja manajerial Variable independen: partisipasi penyusunan anggaran
Variable moderating : motivasi dan pelimpahan wewenang
Motivasi berpengaruh negatif terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manjerial. 4 Cosyanata (2001) Pelimpahan wewenang dan komitmen organisasi dalam hubungan antara partisipasi
Variable dependen : kinerja manajerial Variable independen : partisipasi penyusunan penganggaran
kinerja manajerial pada Perguruan Tinggi Swasta. komitment organisasi 5 Supriono RA (2004) Pengaruh komitmen organisasi dan keinginan sosial terhadap hubungan antara partisipasi penganggaran dengan kinerja manajerial
Variable dependen : kinerja manajerial Variable independen : partisipasi penganggaran Variable moderating : komitmen organisasi dan keinginan sosial
Partisipasi penganggaran mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan kinerja manajerial.
Hubungan antara partisipasi penganggaran dengan kinerja manager dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh komitmen organisasi.
Hubungan antara partisipasi penganggaran dengan kinerja manager dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh keinginan sosial 6 Maisyarah (2008) Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan komunikasi dan komitmen sebagai moderating variable pada PDAM Propinsi Sumatera
Utara
Variable dependen : kinerja manajerial Variable independen : partisipasi dalam penyusunan anggaran Variable moderating : komunikasi dan komitmen organisasi
Partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
Interaksi antara partisipasi dengan komunikasi secara partial maupun simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial Interaksi antara partisipasi dengan komunikasi secara partial maupun simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial Interaksi antara partisipasi, komunikasi, dan komitmen organisasi secara partial maupun simultan menunjukkan pengaruh negative terhadap kinerja manajerial 7 Ritonga (2008) Pengaruh budaya paternalistik dan komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial pada PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara
Variable dependen : kinerja manajerial Variable independen : partisipasi dalam penyusunan anggaran Variable moderating : budaya paternalistic dan komitmen organisasi
Partisipasi penyusunan anggaran, budaya
paternalistik dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.
Budaya paternalistik dapat memoderasi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial
Komitmen organisasi dapat memoderasi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial
Budaya paternalistik dan komitmen organisasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja manajerial 8 Astuti
(2007)
Ketidakpastian Lingkungan Terhadap
Variabel dependennya : Karekteristik Informasi
Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa moderasi
Karekteristik
Informasi Sistem Akuntansi Manajemen dengan Moderasi Locus of Control pada perusahaan
manufaktur di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah
Sistem Akuntansi Manajemen Variabel independennya Ketidakpastian Lingkungan dengan variabel moderating Locus of Control
variabel locus of control dapat memperkuat pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap karekteristik sistem informasi akuntansi manajemen.
9 Manurung (2008)
Locus of Control dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Hubungan Partisipasi Anggaran dan Kesenjangan Anggaran Dengan Kinerja Aparat Dinas Pendidikan Nasional Pemerintah Kabupaten Simalungun.
Variabel dependen penelitian ini adalah Kinerja sedangkan variabel independennya Partisipasi Anggaran dan Kesenjangan Anggaran dengan variabel moderating Locus of Control dan Gaya Kepemimpinan.
Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa moderasi variabel locus of control dan gaya kepemimpinan dapat menjelaskan pengaruh partisipasi anggaran dan kesenjangan anggaran terhadap kinerja aparat Dinas Pendidikan Nasional Pemerintah Kabupaten Simalungun.
Secara bersama-sama baik variabel moderating dan variabel independen berpengaruh terhadap kinerja. 10 Noor (2007) Desentralisasi dan Gaya Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial Variabel Dependennya Kinerja Manajerial Variabel independennya Partisipasi Penyusunan Anggaran, Variabel Moderating Desentralisasi dan Gaya Kepemimpinan
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep
Hubungan antar variabel yang diprediksi dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
Komitmen Organisasi X2
Partisipasi Penyusunan Anggaran
X1
Kinerja Manajerial
Y
[image:41.612.103.482.214.420.2]Locus of Control X3
Gambar 3.1. Model Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial, Komitmen Organisasi dan Locus of Control Sebagai Variabel
Moderating
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran
mempunyai efek yang positif terhadap kinerja manajerial (Argyris, 1952; Becker dan
Green, 1962; Leavitt, 1963). Penelitian lainnya juga menyatakan bahwa hubungan tersebut
positif (Merchant, 1981; Brownell, 1982; Brownell dan Mc. Innes 1986; Bambang Supomo
dan Indriantoro, 1998). Walaupun ada beberapa penelitian yang menemukan bahwa
partisipasi penyusunan anggaran mempengaruhi kinerja secara tidak signifikan seperti
penelitian yang dilakukan Cherrington dan Cherrington, (1973); Milani, (1975); Hirst,
bahwa partisipasi penyusunan anggaran akan berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
Komitmen menunjukkan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan
sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh organisasi (Mowday et al, 1979). Komitmen
organisasi merupakan dorongan dari dalam diri individu untuk berbuat sesuatu agar
dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih
"
mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan kepentingannya sendiri. Bagi
individu dengan komitmen organisasi tinggi, pencapaian tujuan organisasi merupakan hal
penting. Sebaliknya, bagi individu atau karyawan dengan komitmen organisasi rendah
akan mempunyai perhatian yang rendah pada pencapaian tujuan organisasi, dan condong
berusaha memenuhi kepentingan pribadi. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa
partisipasi dalam penyusunan anggaran akan menjadi lebih berpengaruh
terhadap kinerja manajerial, apabila dibarengi dengan komitmen orgnisasi yang
tinggi.
Locus of control adalah posisi kendali hidup seseorang. Semakin
seseorang berfikir locus of control ada didalam dirinya, akan semakin mudah
baginya untuk memperbaiki performanya (Hanna,2001). Lefcourt (1982)
menyatakan bahwa manajer yang memiliki locus of control internal lebih
memperhatikan dan siap untuk belajar terhadap lingkungan disekitarnya. Hal ini
menunjukkan bahwa manajer dengan locus of control intenal lebih menyadari
pentingnya informasi yang relevan dalam penyusunan anggaran hal ini
disebabkan untuk menghadapi lingkungan yang tidak pasti. Sebaliknya manajer
yang memiliki locus of control eksternal, yang meyakini ketidakberdayaan
yang relevan akan penyebab kegagalan.
3.2 Hipotesis
1. Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
2. Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan
anggaran dan kinerja manajerial.
3. Locus of control berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal yang artinya berguna untuk
menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain dan juga berguna
bagi penelitian yang bersifat ekperimen dimana variabel independennya diperlakukan
secara terkendali oleh peneliti untuk melihat dampak dari variabel dependen secara
langsung. Penelitian ini dilakukan dengan survei dengan pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini menekankan pada pengujian teori melalui
pengukuran variabel dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik
dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.
4.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Badan Pengembangan Sumberdaya Kebudayaan dan
Pariwisata Departemen Kebudyaan dan Pariwisata Republik Indonesia yang merupakan
salah satu instansi pemerintah yang merupakan perwujudan kewajiban dari
penyelenggara pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun
kegagalan pelaksanaan misi organisasi.
Badan Pengembangan Sumberdaya Kebudayaan dan Pariwisata (BPSD
BUDPAR) Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia selanjutnya
disebut Badan Pengembangan Sumber Daya adalah unsur penunjang pelaksana tugas
departemen yang dipimpin oleh seorang kepala yang berada dibawah dan
Daya Kebudayaan dan Pariwisata adalah melaksanakan pendidikan dan pelatihan,
penelitian dan pengembangan, serta pengelolaan data dan informasi dibidang kebudayaan
dan pariwisata. Tugas pokok, dan Fungsi dan Kelembagaan Badan Pengembangan
Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata diatur dalam Peraturan Menteri Kebudayaan
dan Pariwisata Nomor : PM.17/HK.001/MKP-2005 tanggal 27 Mei 2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
4.3 Populasi dan sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang
mempunyai kualitas karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2002). Populasi dalam penelitian ini
adalah Badan Pengembangan Sumberdaya Kebudayaan dan Pariwisata Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, sedangkan unit analisisnya adalah unsur
pimpinan yang menduduki jabatan eselon II, III dan IV setingkat
kepala/ketua/direktur, kepala bagian dan kepala sub bagian (kasubag)/kepala sub
bidang (kasubbid) yang berjumlah 82 yang terdiri dari :
1. Pejabat Eselon II : 6 Orang
2. Pejabat Eselon III : 30 Orang
3. Pejabat Eselon IV : 46 Orang
Seluruh populasi dalam penelitian ini dijadikan sebagai sampel.
4.4 Metode Pengumpulan data
Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner
(questionnaires). Penyebaran kuesioner dilakukan secara personal (personally
dan memberikan penjelasan seperlunya tentang kuesioner dan dapat langsung
dikumpulkan setelah dijawab oleh responden. Selain itu untuk para pimpinan/kepala
satuan kerja yang sulit ditemui dalam waktu singkat maka peneliti menggunakan mail
survei dengan mengirimkan kusioner melalui pengiriman melalui jasa kantor
pos/ekspedisi.
Kuesioner terdiri dari 39 pertanyaan dengan jawaban yang menggunakan skala
likert 5 point, yaitu responden dimintai untuk memberikan jawaban seberapa jauh
responden setuju atau tidak setuju terhadap pernyataan yang diajukan dalam kuesioner.
Untuk variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran, Komitmen Organisasi dan Locus Of
Control jawaban dan pemberian skor ada