KWALA BEKALA
HORTICULTURAL RESEARCH AND RECREATION
CENTER
(SUSTAINABLE ARCHITECTURE)
LAPORAN PERANCANGAN
TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh :
NOVI RAHMADHANI
060406036
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A
2010
KWALA BEKALA
HORTICULTURAL RESEARCH AND RECREATION
CENTER
(SUSTAINABLE ARCHITECTURE)
Oleh :
NOVI RAHMADHANI
06 0406 036
Medan, Juni 2010
Disetujui Oleh :
Ketua Departemen Arsitektur
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT
NIP. 19630716 199802 1001
Wahyuni Zahra, ST, Msi
Pembimbing I
Ir. Vinky Rachman, MT
Pembimbing II
i
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR
(SHP2A)
Nama
:
NOVI
RAHMADHANI
NIM
:
06
0406
036
Judul Proyek Tugas Akhir
: Kwala Bekala Horticultural Research and Recreational Center
Tema
:
Sustainable
Architecture
Rekapitulasi Nilai :
Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :
No. Status
Waktu
Pengumpulan
Laporan
Paraf
Pembimbing I
Paraf
Pembimbing II
Koordinator
TKA-490
1. Lulus
Langsung
2. Lulus
Melengkapi
3. Perbaikan
Tanpa
Sidang
4. Perbaikan
Dengan
Sidang
5. Tidak
Lulus
Medan, Juni 2010
A B+ B C+ C D E
Ketua Departemen Arsitektur,
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT
NIP: 19630716 199802 1001
Koordinator TGA-490,
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT
NIP: 19630716 199802 1001
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah menjadi sumber
kekuatan, inspirasi dan ridhaNya selama berlangsungnya pengerjaan tugas akhir ini.
Tugas akhir ini mengambil judul: Kwala Bekala Horticultural Research and
Recreation Center. Tugas akhir ini merupakan syarat yang diwajibkan bagi mahasiswa
untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.
Pada kesempatan ini, dengan tulus dan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya kepada pembimbing tugas akhir
Ibu Wahyuni Zahra ST, Msi dan kepada Bapak Ir.Vinky Rahman, MT sebagai
pembimbing tugas akhir, atas kesediaannya membimbing, brain storming , motivasi ,
pengarahan dan waktu beliau kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini.
Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga penulis tujukan kepada:
1.
Bapak Ir. Dwi Lindarto H., MT., Ketua Departemen Arsitektur, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara.
2.
Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara.
3.
Orang tua saya yang tercinta, Papa H. Nazwir Nazar dan Mama Hj.Surtati
Dja’afar atas segala doa, dukungan, kesabaran dan segala pengorbanannya
selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4.
Tante tersayang, Delia atas kesabaran, pengorbanan, rasa sayang dan motivasi
yang telah diberikan kepada penulis selama ini.
5.
Kakak tersayang, Nova Primadina sebagai teladan bagi penulis dan motivator
dalam menyelesaikan Tugas Akhir penulis.
6.
Yang tersayang M. Irfan Meianda Putera Hamid, untuk semua support,
motivasi dan inspirasi yang telah diberikan kepada penulis
7.
Bang Aryo dan keluarga, yang sudah memberikan bantuan dan bimbingan
kepada penulis selama masa tugas akhirnya.
8.
Kepada Semua teman - teman stambuk 2006, Departemen Arsitektur, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara, terutama kepada Irma Zuastika(2006),
iii
Suria Wiyadi (2006), Widya Lestari (2006), Marlita Surya (2006), Liza
T.Zuhra (2006), Sri Lestari (2006), Efran Saumi (2006), Elbi Septriadi (2006),
Ian Dwiki (2006), atas bantuan baik tenaga maupun pikiran dan telah
membantu si penulis dalam diskusi dan bertukar pikiran.
9.
Adik – adik stambuk 2007-2009, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara, khususnya kepada Rahardian Pradityo (2009),
Vicry Abdillah (2009), Haris Abadsyah (2009), Willy Ardilles (2009),
Akhmad Faisal Putera (2009). Terima kasih atas bantuan dalam tenaga dan
pikiran.
Kiranya Allah SWT memberikan dan melimpahkan kasih dan anugerah-Nya bagi
mereka atas segala yang telah diperbuat untuk penulis.
Penulis sungguh menyadari bahwa tugas akhir ini mungkin masih mempunyai banyak
kekurangan. Karena itu penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi
penyempurnaan tugas akhir ini. Dan, akhirnya penulis berharap tulisan ini memberikan
manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen
Arsitektur USU.
Medan, Juni 2010
Hormat saya,
NOVI RAHMADHANI
NIM 060406036
iv
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR ( SHP2A ) ...i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI...iv
DAFTAR GAMBAR...vi
DAFTAR TABEL ...x
DAFTAR DIAGRAM ...x
Bab 1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang ...1
1.2. Maksud dan Tujuan Proyek ...6
1.3. Perumusan Masalah dan Batasan Proyek ...7
1.4. Pendekatan ...9
1.5. Batasan Masalah ...9
1.6. Lingkup Masalah ...10
1.7. Kerangka Berfikir...11
1.8. Metodologi Pembahasan...12
1.9. Sistematika Laporan...12
Bab 2. Deskripsi Proyek
2.1. Tinjauan Umum
2.1.1. Pengenalan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ...14
2.1.2. Deskripsi Proyek...19
2.1.3. Tinjauan Konteks Lingkungan...29
2.2. Tinjauan Khusus ...33
2.2.1. Tinjauan Fungsi...33
2.2.2. Studi Literatur ...47
v
Bab 3. Elaborasi Tema
3.1. Pengertian Sustainable ...66
3.2. Dasar-dasar Sustainable ...66
3.3 Pengertian Sustainable Architecture ...67
3.4 Tujuan dari Sustainable Architecture...68
3.5 Prinsip dan Desain Sustainable Architecture...68
3.6 Hubungan aspek Sustainable dan Bangunan ...69
3.7 Studi Banding Tema Sejenis...71
Bab 4. Analisa
4.1. Analisa Eksisting ...85
4.1.1. Analisa Lokasi ...85
4.1.2 Kondisi Eksisting Lahan ...86
4.1.3 Tata Guna Lahan ...87
4.1.4 Batas Site ...87
4.1.5 Skyline ...88
4.1.6 Matahari ...89
4.1.7 Tata Vegetasi...89
4.1.8 .Pencapaian dan sirkulasi... ...90
4.1.9. View ...94
4.1.10 Kebisingan...96
4.1.11 Kontur...
4.1.12.Angin ...98
4.1.13.Iklim ...98
4.2. Analisa Fungsional...101
4.2.1 Tipologi Bangunan Tinggi...101
4.2.2 Tipologi Laboratorium...104
4.2.3 Kapasitas Pengguna Bangunan ...106
4.2.4 Program Ruang...109
Bab 5. Konsep Perancangan
V.1. Konsep Material...115
V.2. Konsep Sustainable ...121
vi
DAFTAR PUSTAKA...
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
Gambar 1.1 Peta Indonesia
………. 1
Gambar 1.2 Peta Kampus USU Kwala Bekala ………. 3
Gambar 1.3 Skema sejarah pertanian hingga menuju pertanian modern dan menghasilkan sistem vertical farming……….. 7
Gambar 2.1 Suasana Herbarium dan koleksi tanaman herbarium... 20
Gambar 2.2Laboratorium standar………. 21
Gambar 2.3 Laboratorium genetika……….. 21
Gambar 2.4 Laboratorium botani……….. 21
Gambar 2.5 Laboratorium pollination management……….. 21
Gambar 2.6 Laboratorium kultur jaringan……… 22
Gambar 2.7 Laboratorium pengajaran………. 22
Gambar 2.8 Kegiatan rekreasi outdoor... 23
Gambar 2.9 Jenis kegiatan festival yang diselenggarakan di kawasan HRC... 24
Gambar 2.10 Lokasi site………. 25
Gambar 2.11 Master Plan kawasan perancanaan kampus USU Kwala Bekala……… 26
Gambar 2.12 Lokasi Kwala Bekala Terhadap daerah disekitarnya………. 30
Gambar 2.13 Lokasi Kwala Bekala terhadap kota Pancur Batu………32
Gambar 2.14 La Tour VIvante Perspective………47
Gambar 2.15 Denah Podium La Tour Vivante………..48
Gambar 2.16 Denah Tower La Tour Vivante……….48
Gambar 2.17 View dari dalam Podium………...48
Gambar 2.18 Bangunan Supermarket………48
Gambar 2.19 Potongan……….49
Gambar 2.20 Konsep Sustainable dan mesin ekologis………49
Gambar 2.21 Konsep strktur memakai sistem rigid………..…50
Gambar 2.22 The Dragonfly, New York………....52
Gambar 2.23 Site Plan The Dragonfly………..53
Gambar 2.24 Denah dan Potongan ……….53
Gambar 2.25Jenis tanaman pangan yang ada dan perletakannya……….54
vii
Gambar 2.26 Jenis teknologi renewable energy yang digunakan………54
Gambar 2.27 Suasana Interior………..55
Gambar 2.28 The Pasona O2………55
Gambar 2.29 Denah Skematik dari Pasona O2………..56
Gambar 2.30 Sistem hydroponic dan aeroponic yang dipakai untuk menumbuhkan…….56
Gambar 2.31 Pencahayaan Buatan pengganti sinar matahari………57
Gambar 2.32 Ladang padi yang ada di dalam Pasona O2………..57
Gambar 2.33 Suasana Café………..57
Gambar 2.34 Eco Laboratory………58
Gambar 2.35 Tampak………59
Gambar 2.36 Potongan……….59
Gambar 2.37 Konsep renewable energy………60
Gambar 2.38 Konsep pengkondisian udara………...60
Gambar 2.39 Konsep pengolahan limbah dan air……….61
Gambar 2.40 Belfer Building……….62
Gambar 2.41 Lokasi bangunan………62
Gambar 2.42 Entrance Level Plan………..63
Gambar 2.43 Denah lantai 3………63
Gambar 2.44 Denah lantai area laboratorium………...64
Gambar 2.45 Konsep sirkulasi antara bangunan baru dan lama………...64
Gambar 2.46 Modul Laboraotrium………..64
Gambar 2.47 Potongan bangunan……….65
Gambar 2.48 Tampak bangunan………65
Gambar 2.49 Interior bangunan………..65
Gambar 3.1 Tiga Pilar dari Sustaibale………66
Gambar 3.2 Diagram yang menunjukkan hubungan antara masing-masing aspek dari Sustaibale………..67
Gambar 3.3 Aspek yang mempengaruhi kualitas kehidupan manusia……….70
Gambar 3.4 Gedung Mesiniaga………..71
Gambar 3.5 Konsep sirkulasi air...73
Gambar 3.6 Mesiniaga tower...74
Gambar 3.7 Perletakkan penampungan air hujan yang berfungsi sebagai Penyuplai air...75
Gambar 3.8 Denah-denah Mesiniaga……….77
Gambar 3.9 Lempengan baja yang diletakkan pada bagian-bagian tertentu…………..78
Gambar 3.10 Perspektif yang menunjukkan letak lempeng baja………...78
Gambar 3.11 The EDITT Tower , Singapore……….80
viii
Gambar 3.12 Sistem Penampungan Air Hujan The EDITT Tower , Singapore………..81
Gambar 3.13 The Chong Qing Tower , China………...82
Gambar 3.14 Potongan Skematik Sistem Daur Ulang Air The Chong Qing Tower……83
Gambar 4.1 Lokasi Site……….85
Gambar 4.2 Kondisi eksisting lahan………86
Gambar 4.3 Tata guna lahan………87
Gambar 4.4 Potongan tapak yang menunjukkan skyline……….88
Gambar 4.5 Analisa matahari………...89
Gambar 4.6 Analisa vegetasi………89
Gambar 4.7 Entrance kawasan………90
Gambar 4.8 Analisa pencapaian site………..91
Gambar 4.9 Sirkulasi pedestrian……….92
Gambar 4.10 Sirkulasi site………93
Gambar 4.11 Analisa view………94
Gambar 4.12 Kondisi sekitar site……….94
Gambar 4.13 Analisa view ke dalam site………...95
Gambar 4.14 Analisa kebisingan……….96
Gambar 4.15 Peta Kontur Kwala Bekala………97
Gambar 4.16 Kontur pada Site……….97
Gambar 4.17 Analisa angin………..98
Gambar 4.18 Peletakan Core……….102
Gambar 4.19 Sistem pada bangunan tinggi………..103
Gambar 4.20 Perbedaan tinggi lantai yang dapat dicapai dengan jenis struktur yang berbeda………104
Gambar 4.21 Perbedaan tinggi lantai yang dapat dicapai dengan jenis struktur yang berbeda………104
Gambar 4.22 Contoh susunan denah laboratorium……….105
Gambar 4.23 Ruang untuk sirkulasi………106
Gambar 4.24 Modul pada lab tergantung dari aktivitas didalamnya……….106
ix
Gambar 5.1 Salah satu contoh roof garden………121
Gambar 5.2 Potongan dari roof garden………...122
Gambar 5.3 Perbandingan temperatur antara roof garden dan atap biasa……….122
Sumber:http://en.wikipedia.org/wiki/File:Temperature_profiles.JPG Gambar 5.4 Perbandingan komposisi material antara roof garden dan atap biasa………123
Sumber: Gambar 5.6 Proses merambatnya air hujan ke lubang drainage………124
Sumber: presentasi sarkafill green roof specialist Gambar 5.7 Potongan lubang drainage pada roof garden………124
Sumber: presentasi sarkafill green roof specialist Gambar 5.8 Photovoltaic per modul………... 125
Gambar 5.9 Cara instalasi pohotvoltaic………. 125
Gambar 5.12 Gambar contoh solar wind turbine………. 127
Gambar 5.13 Helix wind turbine………...127
Gambar 5.14 Contoh pemasangan Helix wind turbine………128
Gambar 5.15 Pemasanga Helix wind turbine pada tapak………...129
Gambar 5.16 potongan pemasanga helix wind turbine ………..129
Gambar 5.17 Jarak pemasangan wind turbine………..130
Gambar 5.18 Ragam ketinggian dari pemasangan helix wind turbine……….131
Gambar 5.19 Sistem instalasi wind turbine……….132
Gambar 5.20 Sistem instalasi wind turbine ……….132
x
DAFTAR TABEL
HALAMAN
Tabel 2.2 Jenis kebutuhan ruang………38
Tabel 2.3 Jenis kebutuhan ruang penelitian dan aktivitas di dalamnya………41
Tabel 2.4 Jenis kebutuhan ruang penelitian dan aktivitas di dalamnya………43
Tabel 2.5Jenis kebutuhan ruang perpustakaan dan herbariumdan aktivitas di dalamnya…43 Tabel 2.6 Jenis kebutuhan ruang restaurant dan aktivitas di dalamnya………44
Tabel 2.7 Jenis kebutuhan vertical green house dan aktivitas di dalamnya……….45
Tabel 2.8 Jenis kebutuhan ruang servis ………46
Tabel 2.9 Program Ruang La Tour Vivante………51
Tabel 4.1. Data Unsur Iklim Bulanan Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Sampali...84
Tabel. 4.2 Ketersedian Tenaga PBT di Indonesia Tahun 2007………..92
Tabel 4.3 Perkiraan Populasi Mahasiswa 1995-2020 Dihitung Berdasarkan APK………...92
Tabel 4.4 Perkiraan Jumlah Mahasiswa USU Per Fakultas Pada Tahun 2020……….93
Tabel 4.5 Program Ruang………...95
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 2.1 aktivitas peneliti dan mahasiswa………..37Diagram 2.2 aktivitas pengunjung………..37
Diagram 2.3 aktivitas pengelola………..38
Diagram 2.4 aktivitas staff servis………38
66
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANGManusia merupakan makhluk sosial yang memiliki kemampuan untuk mencari dan
memberdayakan sumber daya alam untuk menjadikannya bahan pangan sehari-hari.
Seiring dengan berjalannya waktu, sistem yang digunakan pun juga berkembang dan
dipermudah dengan adanya teknologi yang telah dihasilkan untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik dan dengan menggunakan cara yang lebih efisien.
Pertanian adalah proses menghasilkan bahan, , serta produk-produk
dengan cara memanfaatkan sumber daya.
Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti sejumlah kasus — yang sering dianggap bagian dari pertanian — dapat berarti
semata, seperti penangkapan atau eksploitasi (bukan)1.
.
Gambar 1.1 Peta Indonesia Sumber: Google Earth
Indonesia yang terletak pada koordinat 6° - 11°08 dan dari 95°'
serta terletak di antara dua yaitu benua oleh garis khatulistiwa yang membuat Negara ini beriklim tropis dengan kekayaan alam
yang luar biasa. Indonesia sendiri merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman
hayati terbesar kedua di dunia dan merupakan salah satu Negara agraris.
1
www.wikipedia.org/wiki/agriculture
67
1.1.1 Pengenalan Universitas Sumatera Utara2Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu Universitas negeri yang
berlokasi di Medan, dan merupakan universitas negeri terbaik dan ternama yang ada
untuk Sumatera Utara. Dengan adanya penambahan mahasiswa setiap tahunnya
dan untuk memfasilitasi seluruh mahasiswa dan tim pengajar dengan
sebaik-baiknya, wilayah USU kemudian dipindahkan ke daerah Kwala Bekala untuk
mendapatkan kawasan yang lebih luas dan memungkinkan kegiatan keilmuan USU
yang sesuai dengan visi barunya yaitu menjadikan USU terlibat lebih banyak
kedalam perindustrian dan penelitian.
Saat ini USU, berstatus BHMN. Dengan berubahnya status tersebut, maka USU
menetapkan Agenda Transformasi USU 2004-2009 sebagai panduan dasar dalam
mengarahkan transformasi yang menginginkan terwujudnya USU-BHMN dengan Visi
Universitas untuk Industri. Melalui visi ini diharapkan USU dapat memberikan
kesejahteraan kepada warga. USU juga turut serta berperan sebagai agent of
change dalam perubahan dan perkembangan masyarakat.
Untuk USU Kwala Bekala pengembangan kampus menggunakan strategi
berdasarkan 4 tema pokok Depdikbud:
1. Perluasan dan pemerataan pendidikan 2. Relevansi pendidikan
3. Peningkatan mutu pendidikan
4. Peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan
Berdasarkan hal tersebut, USU berencana untuk membuka program studi baru,
baik berupa penambahan fakultas maupun program S2 dan S3. Adapun rencana
penambahan program S2 yaitu di bidang:
1. Teknologi
2. Pertanian
3. Sastra (Linguistik)
4. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
5. Pendidikan Dokter Spesialis (FK dan FKG)
6. Master of Hospital Administration (FKM)
7. Ekonomi
2
www.kwalabekala.usu.ac.id
68
Sedangkan untuk program S3, USU berencana untuk memberikan penambahanuntuk bidang:
1. Ilmu Kimia (FMIPA)
2. Ilmu Pertanian
3. Ilmu Ekonomi
1.1.2 Masalah Pertanian di Indonesia.3
A. Pertumbuhan Penduduk, Tingkat Konsumsi dan Keterbatasan Lahan
BPS menghitung bahwa laju pertumbuhan penduduk tahun 2005-2010
diperkirakan akan mencapai 1,3%, 2011-2015 sebesar 1,18%, dan 2025-2030
sebesar 0,82%. Atau, menurut data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(BAPPENAS), tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 243 juta jiwa.
Dengan konsumsi beras per kapita per tahun 139 kilogram, dibutuhkan beras 33,78
juta ton. Tahun 2006, konsumsi beras per tahun sekitar 30,03 juta ton Pada tahun
2030, kebutuhan beras untuk pangan akan mencapai 59 juta ton untuk jumlah
penduduk yang akan mencapai 425 jiwa dengan asumsi (Prabowo, 2007).
Departemen Kehutanan juga membuat ramalan mengenai kebutuhan (konsumsi
dan untuk benih serta cadangan) dan produksi terhadap 4 macam pangan terpenting
yakni beras, jagung, kedelai dan gula hingga 2012. Berdasarkan ramalan tersebut,
Indonesia akan kekurangan stok untuk semua jenis pangan tersebut untuk
kebutuhan konsumsi setiap tahunnya. Untuk memenuhi kebutuhan ini, atau untuk
3
Alih fungsi tanah pertanian menjadi tanah non pertanian, disusun oleh Lilis Nur Faizah, 2007 Gambar 1.3 Peta Kampus USU Kwala Bekala
Sumber: www.kwalabekala.usu.ac.id
69
memperkuat ketahanan pangan di Indonesia, menurut Prabowo (2007), adasejumlah skenario, diantaranya adalah bahwa pemerintah harus menggenjot
penambahan luas area panen dari yang sekarang sekitar 11,84 juta ha menjadi
22,95 juta ha, atau naik 11,11 juta ha dalam waktu 23 tahun. Ini berdasarkan asumsi
rata-rata produktivitas padi tetap, yaitu 4,61 ton per ha. Hal ini memang tidak mudah,
mengingat bahwa sekarang rasio jumlah penduduk dibandingkan luas lahan sawah
sekitar 360 meter persegi per orang dan kecenderungannya terus menurun karena
jumlah penduduk terus bertambah.
B. Alih Fungsi (Konversi) Lahan Pertanian
Selain di Jawa, alih fungsi lahan sawah juga terjadi di luar Jawa, terutama di
Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan, dengan laju yang lebih pesat. Terutama
Sumatera dan Sulawesi memang merupakan dua wilayah yang proses
pembangunan atau industrialisasi dan urbanisasi paling pesat di antara
wilayah-wilayah di luar Jawa.
Masalah lahan pertanian akibat konversi yang tidak bisa dibendung menjadi
tambah serius akibat distribusi lahan yang timpang. Ini ditambah lagi dengan
pertumbuhan penduduk di perdesaan akan hanya menambah jumlah petani gurem
atau petani yang tidak memiliki lahan sendiri atau dengan lahan yang sangat kecil
yang tidak mungkin menghasilkan produksi yang optimal, akan semakin banyak.
Lahan pertanian yang semakin terbatas juga akan menaikan harga jual atau sewa
lahan, sehingga hanya sedikit petani yang mampu membeli atau menyewanya, dan
akibatnya, kepincangan dalam distribusi lahan tambah besar. Studi dari McCulloh
(2008) yang menggunakan data SUSENAS (2004), lebih dari 75% dari jumlah
rumah tangga di Indonesia tidak menguasai lahan sawah
70
C. Menurunnya Kesuburan LahanHal lainnya menyangkut lahan adalah mengenai kesuburan lahan. Prabowo
(2007) melihat bahwa masalah kesuburan atau kejenuhan tingkat produktivitas lahan
(levelling off) pertanian di Indonesia semakin serius. Ada suatu korelasi positif antara
tingkat kesuburan lahan dan tingkat produktivitas pertanian. Data menunjukkan
bahwa tingkat produktivitas atau pertumbuhannya terus menurun. Produksi beras
nasional selama 1950-1959 rata-rata mencapai 3,7% per tahun, 1960-1969 4,6%,
1970-1979 3,6%, dan 1980-1990 mencapai rata-rata 4,3%. Selama tahun 1991-2000
pertumbuhannya tercatat hanya 1,4%, dan dalam 6 tahun terakhir pertumbuhan
rata-rata hanya 1,5%. Jadi, menurutnya, sejak tahun 1992 telah terjadi gejala levelling off
produksi padi dengan kenaikan rata-rata produksi hanya 1,4%. ”Kondisi ini
disebabkan terkurasnya tingkat kesuburan lahan”. Sedengkan, menurut Sundu
(2008), “lahan subur di Indonesia menyusut 2,5 ha per jam dengan
penambahan penduduk 4 orang per menit, dibandingkan di dunia 8 ha per jam
dengan penambahan penduduk 24 orang per menit.”
1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
Perencanaan sektor penelitian dan laboratorium bidang pertanian dalam
pengembangan kawasan USU Kwala Bekala yang mendukung visi Universitas untuk
Industri sudah direncanakan, yaitu pada zona Hortikultura dan Kebun Bunga.
Horticultural Research and Recreation Center (HRRC) of USU Kwala Bekala
merupakan suatu inovasi yang dapat mendukung kegiatan keilmuan USU, baik dari segi
penelitian maupun dari segi teknologi yang dapat dipakai dalam pertanian. Sesuatu yang
baru dan inovatif harus dimulai dari dini, dalam hal ini karena USU merupakan pusat
bidang keilmuan dan penelitian, diharapkan HRRC dapat menggebrak bidang keilmuan Tabel 1.2 Data perubahan lahan padi di Indonesia 1999-2002
71
dalam bidang pertanian yang sangat vernakular di Nusantara dan Sumatera Utarakhususnya. Keberadaannya juga dapat menjadi area rekreasi, didukung dengan
keberadaan Kebun Bunga dan sektor Perternakan yang ada di USU Kwala Bekala,
karena dapat diakses oleh masyarakat umum.
Adapun rincian tujuan dari Kwala Bekala Horticultural Research Center , yaitu:
Menjadi wadah aktivitas keilmuan USU, dari segi pertanian secara khusus, sehingga dapat mendukung dan
Diharapkan mampu merealisasikan visi USU sebagai universitas untuk industri.
Diharapkan mampu menjadi icon dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan prestise dan nama baik bagi USU sebagai universitas terbaik yang
ada di Sumatera Utara.
Merancang bangunan dengan sistem hemat energi dan berkelanjutan sehingga mampu memanfaatkan energi yang ada secara maksimal dengan menghasilkan waste yang
minim dengan teknologi inovatif.
Diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap industri Sumatera Utara secara umum dalam bidang pertanian, baik dari segi teknologi maupun produk tani.
Dapat menjadi area rekreasi keilmuan yang dapat diakses oleh masyarakat umum, sehingga hasil penelitian yang didapat dari universitas dapat dibagikan kepada
masyarakat luas hingga dapat memaksimalkan fungsi kawasan USU Kwala Bekala
sebagai pusat kawasan ilmu pengetahuan (science center) yang ada di kota Medan.
“Pertanian modern telah mengkonsumsi sebagian besar dari tanah dan sumber air yang ada
di bumi. Ia pula-lah yang menjadi alasan utama terjadinya polusi air dan perubahan negatif
pada lapisan tanah. Pertanian modern telah menyebabkan efek rumah kaca sebesar 15
persen. Produksi pertanian yang masih segar harus didistribusikan ribuan kilometer untuk
mencapai konsumer yang ada diperkotaan, belum lagi harus menghadapi kemacetan lalu
lintas dan energi tambahan yang harus dikonsumsi di alat pendingin.” (Dr. Dickson
Despommier, The Vertical Farming Essay)
Karena alasan diatas tersebutlah maka sebuah bangunan riset vertikal dalam bidang
pertanian untuk mengatasi dan mencegah permasalahan diatas dirasakan perlu dibangun,
terutama di kompleks keilmuan seperti Universitas Sumatera Utara.
72
1.3 PERMASALAHANMasalah perancangan yang ada pada kasus proyek ini adalah:
a. Masalah bangunan
1. Programming
Bagaimana menciptakan desain bangunan yang mampu menjadi lahan pertanian
vertical (vertical farming) sekaligus menghasilkan program ruang yang baik dan
sesuai untuk menampung aktivitas penelitian, rekreasi dan menghubungkan
fungsi dan keberadaan bangunan dengan fungsi-fungsi area lain disekitarnya.
2. Sirkulasi
Bagaimana merencanakan sirkulasi paling efektif pada interior dan eksterior dari
bangunan yang mendukung seluruh aktivitas yang terjadi di dalam dan luar
bangunan.
3. Bentuk bangunan
Bagaimana menghasilkan massa dan bentukan bangunan yang paling efektif
dalam pemanfaatan sumber daya alam yang ada disekitarnya dan baik secara
estetis dan dapat menjadi icon kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan dari
sektor pertanian di kampus USU Kwala Bekala.
b. Masalah Lingkungan
Bagaimana cara menyelesaikan masalah limbah dan sisa penggunaan sumber daya
alam yang dipakai pada bangunan, mengolahnya sehingga dapat di daur ulang dan
dapat dipakai kembali untuk kebutuhan bangunan itu sendiri. Selain itu juga mencari
solusi bagaimana keberadaan bangunan tidak mengganggu alam sekitar dan biota
yan ada.
c. Masalah struktur
Gambar 1.4 Skema sejarah pertanian hingga menuju pertanian modern dan menghasilkan sistem vertical farming
73
Bagaimana merencanakan struktur bangunan yang tepat dan tanggap terhadapcuaca, iklim dan topografi setempat. Metode konstruksi yang dilakukan juga harus
ramah lingkungan dan mampu mendukung seluruh aktivitas yang terjadi didalam dan
luar bangunan.
d. Masalah Teknologi Bangunan
Teknologi pada bangunan yang akan digunakan menggunakan teknologi-teknologi
terkini untuk mendukung sistem berkelanjutan (sustainability) dari bangunan, yang
menjadikan bangunan bersifat mandiri, yaitu dapat memenuhi kebutuahannya
sendiri. Teknologi untuk bidang pertanian juga diterapkan pada bangunan, karena
sistem pertanian pada bangunan ini berbeda dengan sistem pertanian tradisional
yang menggunakan tanah pada bidang horizontal bumi.
e. Konsep dan Data yang Dapat Mendukung Desain
Memperkaya bahan – bahan serta data untuk mendukung desain dan
menerapkannya pada konsep untuk menciptakan bangunan yang hemat energy,
mandiri dan mampu diterima oleh masyarakat dan linkgungan sekitarnya.
f. Penerapan tema Sustainable Architecture ke dalam bangunan.
1.4 PENDEKATAN
Konsep penggunaan sistem vertical farming pada bangunan merupakan inovasi baru
yang dapat dijadikan bahan penelitian sekaligus sumber produk dengan kehigienisan
lebih dan jaminan kesehatan yang lebih baik bagi para konsumennya, baik di dalam
kawasan dan lingkungan sekitarny, sampai ke tingkat pasar jika memungkinkan. Oleh
karena itu, pendekatan terhadap teknologi pertanian mutakhir harus dilakukan, begitu
juga dengan pendekatan desain bangunan seperti sistem utilitas dan elektrikal, material,
teknologi bangunan, serta zoning untuk kepentingan kesuksesan inovasi pertanian
vertikal ini.
1.5 BATASAN MASALAH
Batasan dan lingkup kajian yang akan dibahas pada kasus proyek ini adalah
bagaimana mengembangkan konsep-konsep dalam merencanakan sebuah pusat
penelitian yang juga dapat digunakan sebagai area rekreasi keilmuan. Lingkup
pembahasan yang akan digunakan adalah:
a. Luas tapak yang akan dibangun
74
Tapak yang akan diolah sesuai dengan luas kebutuhan bangunan yangdirencanakan. Karena lokasi tapak berada di kawasan USU Kwala Bekala dan juga
akan menjadi salah satu area rekreasi serta bertema sustainable, maka hubungan
dengan area sekitarnya dan pengolahan tapak untuk rekreasi akan menjadi prioritas
utama.
b. Pendekatan teknologi yang akan dipakai
Teknologi yang akan dipakai adalah teknologi yang mendukung tema sustainable
bagi bangunan sehingga menghasilkan bangunan vertikal yang mandiri dengan
sistem pertanian yang menggunakan teknologi yang inovatif pula.
c. Fasilitas penunjang lainnya
Fasilitas penunjang pada bangunan merupakan fasilitas yang mendukung aktivitas
rekreasi pada bangunan dan sekitarnya, serta mampu menjadi fasilitas penunjang
untuk memenuhi kebutuhan area permukiman dan rekreasi yang ada.
d. Membuat analisa terhadap aktivitas, sirkulasi, program ruang yang baik dan terpadu
e. Membuat analisa dan gubahan massa yang sesuai dengan fungsi dan tema
bangunan serta baik secara estetika
f. Menerapkan tema sustainable architecture pada bangunan.
g. Menerapkan konsep-konsep bangunan mandiri untuk HRC dengan teknologi –
teknologi terkini yang mendukung.
Adapun beberapa teknologi dan sistem pertanian yang akan dipakai antara lain: Hydroponic
Sistem pertanian tanpa menggunakan tanah sebagai elemen yang diterapkan
dalam vertical farming, karena tanaman ditanam di dalam bangunan Wind turbine
Pemanfaatan energi dari tekanan turbulensi angin sebagai energy listrik
secara kinetic dari putaran turbin angin.
Photovoltaic
Pemanfaatan energy matahari sebagai sumber energy listrik bangunan
Pengolahan biogas dari sisa produksi tanaman dan kotoran ternak
Merupakan konsep recycle dari gas methana kotoran hewan pada area
peternakan dan sisa sampah dari produk pertanian pada vertical farm yang
kemudian diolah menjadi energi pembangkit tenaga listrik
Pengolahan kompos
Hasil pertanian dan kotoran hewan dari area peternakan pada Kwala Bekala
dapat diolah kembali menjadi kompos yang nantinya dapat diolah dan dijual
sebagai kompos.
75
Rainwater harvestingMerupakan konsep reuse dengan menampung air hujan yang kemudian
dimanfaatkan kembali untuk keperluan menyiram greenery, flusher WC, dll.
1.6 LINGKUP MASALAH
Perancangan sarana penelitian untuk menunjang kegiatan edukasi pada kampus USU, terutama edukasi di bidang pertanian yang diharapkan menjadi icon bagi
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
Perancangan sarana pendukung lainnya yang dapat mendukung kegiatan rekreasi keilmuan dan memfasilitasi area permukiman dan sekitarnya.
76
1.7 KERANGKA BERFIKIRANALISA
Analisa kondisi lingkungan yaitu: analisa matahari, vegetasi, sirkulasi, view dari dan ke site dan sempadan bangunan.
Analisa fungsional yaitu: analisa aktifitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang. Analisa penerapan struktur pada bangunan.
KRITERIA dan KONSEP PERANCANGAN
Berdasarkan analisa, peraturan pemerintah, konsep tapak, dan konsep bangunan
LATAR BELAKANG KASUS
Mendukung sarana keilmuan dengan menjadi pusat penelitian pertanian bagi USU dan merealisasikan visi ‘universitas untuk industri’
Masih belum ada sarana rekreasi yang edukatif di kota Medan
MAKSUD
Menjadi wadah aktivitas keilmuan USU, dari segi pertanian secara khusus, sehingga dapat mendukung dan merealisasikan visi USU sebagai universitas untuk industry
Diharapkan mampu menjadi icon dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan prestise dan nama baik bagi USU sebagai universitas terbaik yang ada di Sumatera Utara.
Merancang bangunan dengan sistem hemat energi dan berkelanjutan sehingga mampu memanfaatkan energi yang ada secara maksimal dengan menghasilkan waste yang minim dengan teknologi inovatif
Dapat menjadi area rekreasi edukatif yang dapat diakses oleh masyarakat umum, dan dapat memaksimalkan fungsi kawasan USU Kwala Bekala sebagai pusat kawasan ilmu pengetahuan (science center) yang ada di kota Medan
PERMASALAHAN
Pengaturan gubahan massa dan komposisi bangunan yang efisien dan efektif menurut sirkulasi proses untuk menciptakan nuansa keilmuan yang mendukung aktivitas penelitian dan rekreasi edukatif.
Kajian akan ilmu arsitektur, hal ini perlu dilakukan dalam mengkaji kebutuhan-kebutuhan ruang dan fasilitas apa saja yang dibutuhkan dalam unit bangunan penelitian
Konsep-konsep bangunan hemat energi, ramah lingkungan dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar
Penerapan tema arsitektur sustainable ke dalam perancangan bangunan tingkat tinggi
STUDI LITERATUR dan STUDI BANDING Fasilitas interchange. Kajian tema dengan bentuk
bangunan.
STUDI SITE Ukuran site
Peraturan pemerintah Sempadan bangunan Batas bangunan potensi
PENGUMPULAN DATA Studi literatur Studi banding
F
eed back
D E S A I N
Horticultural Research Center
Tema: Sustainable ArchitectureTabel 1.3 Kerangka Berfikir
77
1.8 METODOLOGI PEMBAHASANa. STUDI LITERATUR
Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan dan membaca bahan –
bahan terkait baik itu dari buku, majalah, internet, ataupun koran yang
membahas tentang topik yang berkaitan.
b. STUDI LAPANGAN
Dilakukan dengan survey langsung ke lapangan yaitu lokasi perancangan
dan wawancara langsung dengan orang pihak yang terkait dan penduduk
setempat.
c. STUDI ANALISA
Menganalisa data dan permasalahan yang muncul, khususnya dalam
kaitannya dengan fungsi bangunan yang menjadi tempat riset dan wisata
edukatif dalam sektor pertanian.
1.9 SISTEMATIKA PEMBAHASAN
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, permasalahan,
pendekatan,lingkup batasan,asumsi kelayakan dan sistematika laporan.
BAB II DESKRIPSI PROYEK
berisi tentang pengertian judul, tinjauan kasus proyek, tinjauan fungsi dan studi banding
arsitektur dengan fungsi sejenis.
BAB III ELABORASI TEMA
Berisi tentang kajian mengenai pengertian ,interpretasi dan keterkaitan tema dengan
judul serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapkan tema yang
sama.
BAB IV ANALISA PERANCANGAN
Berisi tentang kajian analisis terhadap lokasi dari tapak perancangan, potensi dan
kondisi lingkungan, pemakai, dan aktivitasnya dan berisi tentang dasar-dasar
pemrograman fasilitas yang direncanakan, meliputi kebutuhan ruang, besaran dan
persyaratan ruang, hubungan antar ruang yang bersifat analisa.
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Berisi konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan lingkungan kajian.
78
DAFTAR PUSTAKABerisi daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan literatur dalam perencanaan ini.
79
BAB 2
DESKRIPSI PROYEK
2 .1 T I N J AU AN U M U M
2.1.1 PENGENALAN USU KWALA BEKALA HORTICULTURAL RESEARCH AND
RECREATION CENTER
Pengenalan dan pengertian Horticultural Research Center
A. Arti Kata
Horticulture (Hortikultura)4
Hortikultura merupakan suatu industri dan ilmu pengetahuan tentang
pengembangan tanaman pangan. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam bidang
hortikultura anratara lain:
- Melakukan riset dalam pengembangbiakan tanaman dan
perkembangannya
- produksi hasil panen
- Meneliti dan mengembangkan perkawinan tumbuhan secara alami
- Mempelajari kebutuhan nutrisi tanaman
- Mempelajari fisiologi tanaman
Tanaman Hortikultura meliputi buah-buahan, kacang-kacangan, sayuran,
bunga, pohon, sesemakan dan umbi. Tujuan dari bidang hortikultrua:
- Untuk meningkatkan hasil panen
- Meningkatkan kualitas tanaman dan hasil panen
- Menghasilkan nutrisi yang bermanfaat untuk pengembangan
tanaman
- Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangga, hama
penyakit, dan pengaruh lingkungan yang buruk.
Hortikultura terdiri dari 8 sub-studi yaitu:
- Arboriculture : studi dalam pemilihan dan perawatan
Tanaman
- Floriculture : studi tentang produksi dan pemasaran
Bunga
- Landscape horticulture : studi tentang produksi,
pemasaran dan perawatan
4
www.wikipedia.com/horticulture
80
tanaman landscape- Olericulture : studi tentang produksi dan
pemasaran sayuran
- Pomology :studi tentang produksi dan
pemasaran buah
- Postharvest physiology : studi dalam pertahanan kualitas
dari hasil panen hortikultura.
Adapun perbedaan mendasar dari hortikultura dan agrikultur yaitu,
hortikultura lebih diidentikkan sebagai berkebun dengan skala kecil, sedangkan
agrikutlur merupakan pertanian di ladang dalam skala besar.
Research
Dalam bahasa Indonesia berarti penelitian. Adapun arti dari penelitian yaitu:
1. Pemeriksaan yang teliti, penyelidikan
2. Kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang
disajikan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suat
persoalan/menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip
umum
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu kegiatan, khususnya dalam bidang
ilmu pengetahuan untuk mencari dan menemukan suatu cara, data, atau
penemuan baru dan juga melibatkan kegiatan percobaan dan terus
mengembangkannya untuk memperoleh kemajuan di bidang ilmu tersebut.5
Adapun penelitian yang biasanya dilakukan pada pertanian hortikultura dapat
dibagi dua, yaitu penelitian untuk ilmu dasar, antara lain6:
1. Ilmu 2. Ilmu
3.
4. kimia
5. genetika
6. fisiologi
7.
5
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Depdiknas, Balai Pustaka, Jakarta, 2005 6
www.wikipedia.org/wiki/horticulture
81
Sedangkan penelitian untuk ilmu tanaman dan hortikulutra sendiri antara lain:1. Material tanaman
2.
3. Kultur jaringan
4. Produksi hasil tani
5.
6.
7. Nutrisi pangan
8. Entomologi
9.
Center
Center dalam bahasa Indonesia berarti pusat yang dapat diartikan sebagai
inti yang utama, pokok, pangkal, atau yang menjadi tumpuan dan bersifat
mengumpulkan. (poerwadarminta)
Dalam Bahasa Inggris, Center diartikan ”a place at which an activity or
complex of activites is carried”, yang dapat diartikan juga sebagai titik poin yang
menjadi tempat tujuan yang menarik bagi banyak orang untuk menuju tempat
tersebut.7
B. Pengertian
Dari penjabaran diatas didapatkan pengertian dari Horticultural Research and
Recreation Center (HRC) sebagai suatu tujuan yang untuk kegiatan riset dalam
bidang hortikultura l yang sekaligus dapat djadikan sebagai tempat beragrowisata
yang edukatif (agroedutourism) di kawasan Kampus USU Kwala Bekala.
Adapun sistem penanaman tanaman yang dipakai adalah sistem vertikal
dengan menggunakan media penumbuh tanaman berupa greenhouse dengan
teknologi aeroponik dan hydroponik. Sistem vertikal ini dikombinasikan dari sistem
vertical farm yang dikenal sekarang ini sebagai suatu solusi yang diharapkan dapat
menyelesaikan masalah-masalah pertanian yang telah dikemukakan diatas. Vertical
farm sendiri menggunakan sistem pertanian dengan teknologi inovatif untuk
menghasilkan produk pangan yang lebih baik dan sehat.
Pada Kwala Bekala Horticultural Research Center, sistem vertical farm ini
digabungkan dan dikombinasikan menjadi bangunan pusat riset, karena Indonesia
7
www.thefreedictionary.com/center
82
terutama Medan dinilai masih dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya denganmenggunakan sistem pertanian horizontal. Namun cepat atau lambat, lahan yang
ada akan menjadi lebih sedikit untuk digunakan sebagai lahan pertanian, sehingga
HRC muncul sebagai gebrakan untuk mengantisipasi masalah tersebut, hingga
ketika masalah keterbatasan lahan muncul di Indonesia, khsusunya di Medan, solusi
yang akan digunakan sudah diujicoba pada HRC dan tindakan dapat lebih cepat
diambil.
C. Konsep Pengembangan Horticultural Research and Recreation Center sebagai
Sustainable Research Center
Bangunan yang sustainable, memiliki arti bangunan yang memiliki orientasi
untuk masa depan, dimana bangunan ini mengolah sumber daya alam untuk
menghasilkan energi untuk kebutuhannya sendiri yang bertujuan untuk menciptakan
kerusakan seminimal mungkin terhadap bumi dan lingkungan sekitarnya.
Sustainable memiliki tiga aspek yang mempengaruhinya, yaitu aspek sosial,
ekonomi, dan lingkungan, dimana jika ketiga aspek tersebut dapat tercipta dengan
baik maka sustainability dari suatu bangunan dapat dikatakan valid.
Adapun sebab pemilihan tema sustainable ke dalam bangunan research
center ini antara lain:
1. Horticultural Research and Recreation Center merupakan tempat riset yang
menumbuhkan banyak tanaman pangan yang berfungsi untuk diproduksi selain
juga untuk diteliti. Sisa produksi dari tanaman pangan tersebut dapat difungsikan
sebagai bahan untuk bio-gas yang dapat menghasilkan sumber bahan bakar
yang dapat digunakan untuk kebutuhan bangunan itu sendiri.
2. Area Hortikultura terletak dekat dengan area peternakan. Sisa kotoran hewan
yang ada di peternakan juga dapat difungsikan untuk dijadikan biogas dan
menjadi sumber bahan bakar untuk bangunan ini.
3. Ada banyak sumber daya alam yang dapat diperbaharui untuk mendapatkan
energi bagi kinerja bangunan, seperti air hujan, matahari, angin, dan lainnya
4. Karena bangunan terdapat pada kawasan kampus USU Kwala Bekala, produk
yang dihasilkan dari pertanian ini dapat dijual dan dikonsumsi bagi masyarakat
umum dan orang-orang yang tinggal di sekitar permukiman dosen ataupun
penginapan yang ada, sehingga dapat mempengaruhi perekonomian mikro
kawasan USU itu sendiri.
83
5. Sistem pertanian dengan banyak tanaman yang ditanam di dalam bangunanmaupun daerah sekitarnya dapat mengubah suhu mikro kawasan dan
memproduksi oksigen lebih banyak, sehingga dapat menjadikan kawasan
tersebut menjadi lebih sehat.
6. Perencanaan bangunan merupakan perencanaan jangka panjang, karena fungsi
bangunan sendiri merupakan tempat berkembangnya ilmu pengetahuan yang
tidak akan pernah habis. Oleh karena itu, kemandirian bangunan dalam
memproduksi sumber energinya sendiri akan sangat diperlukan.
a. Konsep Pengembangan Horticultural Research and Recreation Center
sebagai Agrowisata yang Edukatif (Agroedutourism)
Selain menjadi pusat riset bagi para ilmuan, peneliti serta mahasiswa, pusat
riset ini akan difungsikan juga sebagai tempat wisata yang bersifat edukatif. Di
Indonesia, wisata terhadap sektor pertanian juga dikenal sebagai agrowisata.
Agrowisata sendiri merupakan area wisata perkebunan, yang biasanya terdiri dari
tanaman-tanaman pangan yang dapat dipetik dan dikonsumsi langsung oleh para
wisatawan yang datang. Pada HRC, sistem tersebut akan digabungkan dengan
sistem wisata edukatif, dimana para wisatawan dari berbagai golongan juga dapat
berekreasi sekaligus belajar dan mengetahui bagaimana sistem pertanian yang
dipakai pada HRC.
Konsep dan sistem wisata ini juga dapat dimanfaatkan untuk
mempublikasikan kepada masyarakat luas tentang ilmu dan teknologi pertanian
yang inovatif dan mandiri, sehingga masyarakat awam pun dapat melakukan
kegiatan bertani mandiri kecil-kecilan. Konsep dan sistem wisata ini juga dapat
dimanfaatkan bahkan untuk pertanian nasional atas hasil penelitian dari mahasiswa
dan staff pendidik USU, dimana USU sendiri merupakan salah satu universitas
negeri yang diakui keberadaannya.
2.1.2 DESKRIPSI PROYEK
Kwala Bekala Horticultural Research and Recreation Center merupakan suatu Pusat
Riset yang dimiliki USU sebagai media ilmu pengetahuan dalam bidang pertanian untuk
dikembangkan. Namun selain menjadi pusat riset, terdapat juga kegiatan agrowisata
bagi para wisatawan ataupun pengunjung. sehingga masyarakat umum juga dapat
disuguhi kegiatan wisata yang menyenangkan sekaligus belajar dan mendapatkan
pengalaman yang bersifat edukatif di bidang pertanian.
Adapun tujuan utama dari proyek ini adalah:
84
Memberikan fasilitas dan mewadahi kegiatan keilmuan, khususnya dalambidang pertanian bagi para mahasiswa, staff akademis, dosen dan peneliti
untuk mengembangkan ilmunya.
Memperkenalkan sistem pertanian vertikal sebagai suatu solusi bagi keterbatasan lahan yang akan melanda dunia dan dapat menjadi persiapan
dalam melakukan solusi tersebut
Diharapkan dapat menjadi icon dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi USU, sehingga dapat meningkatkan citra USU secara khusus,
dan Medan secara umum.
Sebagai tempat wisata bagi masyarakat umum untuk ber-agrowisata, dimana kota Medan sendiri belum memiliki jenis wisata tersebut.
Menjadikan agrowisata menjadi wisata yang bersifat edukatif, bukan hanya sekedar untuk bersantai dan bersenang-senang, namun juga menjadikan
wisata menjadi pengalaman yang bermanfaat. (agroedutourism)
Memiliki fasilitas-fasilitas yang bersifat mendukung rekreasi, sehingga masyarakat umum tertarik untuk terus datang dan berekreasi.
Sebagai tempat untuk berbelanja bahan-bahan pertanian dan produk pangan organik untuk pengunjung maupun masyarakat yang bermukim disekitarnya. Merancang sebuah bangunan yang berkelanjutan dengan menjadikannya
bangunan yang mandiri, yang mampu menghasilkan energi untuk
kebutuhannya sendiri serta ramah lingkungan
Mencoba menghilangkan trend ”wisata-mall” di kota Medan dengan menghadirkan jenis wisata baru yang bersifat edukatif dan memiliki
rancangan tapak yang menyenangkan untuk dikunjungi.
A. FUNGSI BANGUNAN
Fasilitas-fasilitas yang terdapat pada bangunan adalah sebagai berikut:
Vertical Green House
Merupakan sistem pengembangan tanaman pangan/hortikultura di dalam
bangunan vertical dengan menggunakan sistem aeroponik dan hidroponik serta
penggunaan teknologi lainnya dengan cara vertikal.
Herbarium
Merupakan tempat untuk pengawetan tanaman yang diawetkan dengan cara
pengeringan atau dengan menggunakan bahan-bahan kimia yang bersifat basah,
85
dengan tujuan ada peninggalan spesies tanaman yang diperlukan untuk kemajuanpenelitian.
Gambar 2.1 Suasana Herbarium dan koleksi tanaman herbarium
Fasilitas Riset dan Penelitian
Adapun fasilitas yang mendukung kegiatan tersebut yaitu:
a. Laboratorium
Jenis laboratorium dapat dibagi berdasarkan fungsi dan kegiatan yang terjadi
didalamnya, yaitu:
- Laboratorium Pengajaran
- Laboratorium untuk riset rutin
- Laboratorium standard
- Laboratorium dengan kebutuhan spesial
Adapun laboratorium yang terdapat pada HRRC berdasarkan ilmu yang
berkaitan dengan horitkultura antara lain:
LAB DASAR (STANDARD)
1. Lab
2. Lab Kimia
RESEARCH LAB
3. Lab, Nutrisi Tanaman
4. Lab Genetika Gambar 2.2 Laboratorium standard
[image:32.595.126.534.556.831.2]86
5. Lab botani6. Lab. Computer science
7. Lab. Patologi tumbuhan
8. Lab. Propagasi tanaman
SPECIAL LAB
9. Lab. Manajemen Pembuahan (pollination management)
[image:33.595.85.529.88.772.2]10. Lab. Kultur Jaringan Gambar 2.3 Laboratorium genetika
Gambar 2.4 Laboratorium botani
Gambar 2.5 Laboratorium pollination
management
Gambar 2.6
Laboratorium kultur jaringan
87
TEACHING LAB11. Lab. Pengajaran
B. FASILITAS PENDUKUNG
1. Meeting Room
Berfungsi untuk membicarakan suatu proyek penelitian dan berdiskusi, baik
antara staff, dosen, maupun mahasiswa.
2. Kantor
Merupakan area pribadi bagi staff pengajar maupun peneliti.
3. Ruang Arsip
Berisi arsip, data dan dokumen tentang penelitian yang akan dan sedang
dilakukan. Fasilitas Publik
terdiri dari:
a. Perpustakaan
Berfungsi untuk menyimpan hasil dan arsip dari penelitian yang telah
dilakukan maupun buku-buku yang berhubungan dengan sektor pertanian dan
peternakan.
b. Supermarket
Menjual produk-produk pangan organik seperti buah-buahan dan sayuran.
c. Restaurant
Menyajikan makanan dan minuman yang diolah dari bahan-bahan organik
hasil dari vertical farm
d. Retail
Berupa cafe dan toko lainnya yang menjual keperluan berkebun dan dapat
mendukung kegiatan dan aktivitas publik yang terjadi.
e. Souvenir Shop Gambar 2.7 Laboratorium pengajaran
88
Toko yang menjual barang-barang souvenir khas dari HRC yang dapat jugadifungsikan sebagai media publikasi bagi masyarakat luas
f. Fasilitas Pendukung
Berupa ATM Center, Musholla, Visitor Center, Toilet, dll
Fasilitas Pengelola
Berupa Kantor pengelola dan administrasi bagi para pekerja yang bertugas
mengelola dan menjaga bangunan dan area sekitarnya.
Fasilitas Wisata Tapak/Outdoor
Agroedutrourism juga didukung dengan wisata tapak yang baik dan menarik.
Untuk mendukung wisata tapak, disediakan juga fasilitas sewa sepeda, alat-alat
pancing dan pengunjung juga dapat melakukan aktivitas outdoor seperti piknik.
HRRC juga dapat menampung penyelenggaraan event seperti flower fair
atau horticultural festival yang dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung untuk
datang dan berekreasi. Selain itu, event ini juga berfungsi untuk memberikan
kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya untuk menjaga alam dan
bahwa alam dapat dijadikan objek untuk bersenang-senang tanpa perlu
merusaknya.
Kegiatan Memancing
Gambar 2.8 Kegiatan rekreasi outdoorBiking
Picnic
89
Gambar 2.9 Jenis kegiatan festival yang diselenggarakan di kawasan HRRCUntuk mendukung konsep agroedutourism, disediakan juga amphitheatre
sebagai tempat pembelajaran massal. Selain itu, amphitheatre juga difungsikan
untuk event-event yang diselenggarakan.
Untuk anak juga disediakan taman bermain dan area pembelajaran untuk
belajar bagaimana merawat tanaman dan menanamnya.
Fasilitas Transportasi
Kawasan Kwala Bekala sendiri dapat dicapai dengan beberapa akses dengan
jalur darat, yaitu dengan menggunakan kereta api yang menghubungkan langsung
point kampus USU lama dengan kampus USU Kwala Bekala sebagai perluasan
dari kampus USU lama, dan dapat juga menggunakan transportasi darat lainnya
seperti mobil pribadi.
Untuk memasuki kawasan Hortikultura sendiri dapat menggunakan transport
mobil pribadi, bus pariwisata, shelter bus ataupun bus universitas, maupun
berjalan kaki.
Pada Site HRC sendiri, pengunjung dapat juga menggunakan jasa sewa
sepeda, sehingga mereka dapat berkeliling untuk menikmati keindahan tapak.
C. LOKASI
USU telah merancanakan untuk mengembangkan kawasan universitasnya ke
Kwala Bekala Kecamatan Pancur Batu, Deli Serdang, dimana pada perencanaan
kawasan tersebut terdapat area Hortkultura dan Hutan Arboretum yang berfungsi
menjadi area penelitian pertanian dan kehutanan serta juga berfungsi menjadi area
rekreasi yang menjurus kepada rekreasi dan wisata alam.
Horticulture Festival
Flower Fair
Firework Festival
90
Pemilihan site pada area Hortikultura pada kawasan USU Kwala Bekala danperencanaan untuk membangun sebuah teknik pertanian vertikal pada kawasan
tersebut sekaligus berfungsi sebagai bangunan penelitian dan wisata agroedutourism
yang selain dapat menggunakan teknologi terbaru dari sistem pertanian terkini juga
didasarkan untuk sekaligus menjadikan bangunan ujicoba dalam membangun vertical
farm sebagai solusi keterbatasan lahan dan bahan bakar yang pada suatu saat akan
terjadi di kawasan Sumatera Utara dan kota Medan.
ENTRANCE KOMPLEKS KAMPUS
[image:37.595.70.529.608.839.2]JALAN DARI MEDAN JOHOR
Gambar 2.10 Lokasi site
91
a. LUAS LAHANLuas lahan Hortikultura yang direncanakan pada kawasan USU Kwala Bekala
adalah 7.2 Ha, namun pengolahan lahan pada proyek ini akan lebih terfokus pada 6
Ha bagian lahan saja dan memilih lahan yang paling dekat dengan waduk untuk
memungkinkan adanya wisata air dan pengolahan air untuk menjadi sumber energi
jika memungkinkan. Selain untuk bangunan, lahan juga akan diolah untuk wisata
tapak yang masih bersifat alami.
b. PEMILIK
Karena lokasinya yang berada di kawasan USU, maka pemilik proyek ini adalah
pemerintah kota Medan dengan bekerja sama dengan pihak investor dan peneliti.
c. PEMBIAYAAN
Sumber dana dari bangunan akan didapat dari negara dan pemerintah daerah. Selain
itu, sumbangan – sumbangan dana dari pihak swasta dan alumni juga dapat
membantu pengelolaan bangunan ini.
d. PENGELOLAAN
Gambar 2.11 Master Plan kawasan perancanaan kampus USU Kwala Bekala
92
Proyek ini nantinya murni akan dikelola oleh pihak USU, sebagaimana USU telahmengelola fasilitas –fasilitas yang ada sebelumnya, namun kali ini juga bekerja sam
dengan pihak peneliti dan pemerintah kota Medan dan pihak investor dari pihak
swasta. Adapun rencana sistem pengoperasiannya yaitu:
BAGIAN RISET DAN PENELITIAN:
Hanya dapat digunakan dan diakses oleh peneliti dan staff akademik saja Bangunan akan dibuka setiap harinya untuk riset dan kegiatan akademis.
Untuk kegiatan riset, terdapat peneliti dan pekerja yang bekerja tetap dalam meneliti dan merawat tanaman-tanaman yang ada setiap harinya (sehingga,
bangunan ini juga mampu membuka lapangan kerja).
Hasil produk dari vertical greenhouse akan disalurkan ke supermarket dan toko-toko yang ada pada kawasan Kwala Bekala.
Para peneliti juga bekerja untuk mendapatkan dan mengumpulkan spesies tumbuhan yang mereka teliti dan semuanya akan ditampun dan dapat dipelajari
kembali oleh publik di herbarium dan perpustakaan.
BAGIAN AGROEDUTOURISM:
Kunjungan memiliki rute wisata tapak, kegiatan bermain sambil belajar, wisata teknologi vertical greenhouse dan public learning
Untuk para pengunjung yang akan beragrowsiata harus mendaftarkan dirinya terlebih dahulu di bagian visitor center untuk mendapatkan tanda pengenal berupa
badge dan sejenisnya, sekaligus dapat menitipkan barang-barang berharga yang
mereka bawa. Pengunjung juga akan diberikan buku pegangan dari kertas bekas
yang sudah diolah, dimana kertas-kertas bekas ini dapat diperoleh dari sisa/
bekas yang sudah digunakan oleh fakultas-fakultas yang ada. Setelah selesai
nantinya, pengunjung harus mengembalikan tanda pengenal tersebut kembali ke
visitor center.
Dapat menjadi media untuk penyelenggaraan event pertanian tahunan.
BAGIAN FASILITAS PENDUKUNG DAN REKREASI Dapat diakses oleh publik
Supermarket menjual bahan-bahan pangan organik yang dihasilkan dari pertanian vertikal pada bangunan dan juga menjual bahan-bahan pertanian seperti pupuk
organik, dan lainnya
93
Retail juga berfungsi untuk menjual bahan-bahan yang mendukung bidanghortikultura sehingga pengunjung juga dapat berbelanja dan mendapatkan semua
yang mereka butuhkan untuk berkebun selain juga mendapatkan ilmu
pengetahuan.
Cafe dan Restaurant juga menggunakan produk-produk yang dihasilkan oleh vertical green house
Terdapat festival dan acara rekreasi yang juga dapat dijadikan media publikasi untuk menarik minat publik terhadap hortikultura.
e. PEMAKAI / PENGUNJUNG
Karakteristik pengunjung:
Ditinjau dari segi usia
Tidak terdapat batasan usia bagi pengunjung yang datang ke kawasan
Horticultural Research Center ini Ditinjau dari strata ekonomi
Pengunjung yang datang bisa dari berbagai strata ekonomi Ditinjau dari jangkauan wilayah pelayanan
Pelayanan lebih diutamakan untuk masyarakat kota Medan dan masyarakat
propinsi Sumatera Utara, namun juga tidak menutup kemungkinan untuk
masyarakat luar daerah bahkan masyarakat Internasional / mancanegara untuk
mengunjungi kawasan ini.
Ditinjau dari tujuan
Pemakai dari bangunan dibagi berdasarkan pengguna untuk zona private dan
publik.
Pemakai untuk zona private akan bertujuan:
- Memakai fasilitas penelitian dan ilmu pengetahuan yang ada
- Terjadi kegiatan belajar – mengajar yang berasaskan penelitian bagi dosen dan
mahasiswa
Pemakai untuk zona publik akan bertujuan:
- Menggunakan fasilitas rekreasi yang ada untuk berwisata
- Menggunakan fasiilitas guide untuk memperoleh ilmu pengetahuan dalam
bidang pertanian
- Menggunakan fasilitas Herbarium dan Perpustakaan untuk memperoleh
pengetahuan
- Memanfaatkan fasilitas akomodasi
94
- Memanfaatkan fasilitas department store, restaurant, dan fasilitas penunjangrekreasi lainnya.
Ditinjau dari aktivitas yang terjadi
- Peneliti dan staff akademis : menggunakan fasilitas keilmuan dan research
secara maksimal
- Pengunjung : menggunakan fasilitas wisata secara maksimal
- Pengelola : mengelola bangunan agar bangungan tetap beroperasi
maksimal dan menjaga kenyamanan pengunjung
- Servis : menjalankan fungsi dan utilitas bangunan
2.1.3 TINJAUAN KONTEKS LINGKUNGAN
A. Pendahuluan
Perencanaan kampus USU Kwala Bekala merupakan rencana
pengembangan dari kampus USU yang ada di Padang Bulan dan berlokasi di
Kecamatan Pancur Batu, Deli Serdang. Kabupaten Deli Serdang secara geografis
terletak diantara 2o 57′ - 3o16′LU dan 97o52′ - 98o45′ BT secara administratif terdiri
dari 22 Kecamatan, 2 perwakilan Kecamatan dengan 379 Desa dan 15 kelurahan.
Luas wilayah Kabupaten Deli Serdang adalah 2.394,62 Km 2 atau 2.394,462 Ha,
dengan jumlah penduduk 1.463.031jiwa. Kecamatan Pancur batu yang dengan
luas wilayah 122.53 km2 adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Deli Serdang
berjarak lebih kurang18 km dari Medan ke Ibukota Kecamatan Pancur Batu.
10
12
13
14 16 17
18
15 19
20 10.Kwala Bekala
•
Pusat pendidikan tinggi (TOD)•
Pusat rekreasi (kebun binatang)11.Pancur Batu
•
Pusat perdagangan•
Pusat permukiman•
Pusat distribusi pertanian 12.Johor•
Pusat permukiman13.Deli Tua
•
Pusat perdagangan•
Pusat permukiman14.Medan Pasar
•
Pusat perdagangan (TOD)•
Pusat permukiman18.Aras Kabu
•
Bandara Udara Kuala Namo (TOD)•
Pusat pergudangan dan ekspedisi19 Lubuk Pakam
•
Pusat perdagangan dan jasa (TOD)•
Pusat pemerintahan Kab. Deli Serdang•
Pusat permukiman95
B. Konteks Lingkungan FisikMenurut Rencana Kawasan kampus USU Kwala Bekala, area Hortikultura
yang dirancang merupakan area hijau yang berfungsi sebagai tempat penelitian
dan wisata yang berada dekat dengan waduk. Sebagai pengembangan dari
perencanaan ini, perancangan tempat penelitian ini akan dirancang dengan
sistem bangunan vertikal, dimana menggunakan green house yang
menggunakan teknologi pertanian hidrponik dan aeroponik. Area Hortikultura
dekat dengan area Arboretum dan Peternakan yang cukup mendukung area ini
untuk dijadikan agroedutourism, yaitu konsep berwisata tani dengan tema
edukatif, sehingga dapat mengajarkan ilmu tentang pertanian dan tumbuhan
kepada masyarakat luas, serta menjadi daya tarik wisata yang berbeda di kota
Medan. Karena konsep perancangan kawasan kampus ini adalah konservasi,
maka lahan yang dibangun tidak boleh memiliki KDB lebih dari 20%. Oleh karena
itu perancangan Horticultural Research and Recreation Center dengan sistem
vertikal sangat menguntungkan dan dapat menjadi pengaplikasian teknologi
terkini dari vertical farming
C. Konteks Lingkungan Non Fisik
Demografi
TABEL 3.1 PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK MEBIDANG TAHUN 2006-2036
Jumlah Penduduk Tahun Proyeksi
No Kota/Kabupaten Luas (Ha)
2006 2016 2026 2036
1 Medan 26510 2.064.488 2.370.083 2.723.620 3.098.167
2 Binjai 9023 264.889 775.691 2.271.505 2.504.190
3 Deli Serdang 128235 1.377.065 1.668.207 2.020.902 2.227.917 Jumlah 154,745 2,064,488 2,370,083 2,723,620 3,128,264 Sumber : Hasil Analisis
Gambar 2.12 Lokasi Kwala Bekala Terhadap daerah disekitarnya
96
Sosial dan Budaya Lingkugan SekitarLokasi tapak Kwala Bekala berada di daerah perkebunan.
Permukiman penduduk terdekat adalah Perumnas Simalingkar yang terletak
di sebelah timur laut tapak. Namun perumahan ini juga tidak berbatas
langsung dengan tapak karena adanya aliran sungai Bekala.
Di sebelah tenggara tapak adalah lokasi Kebun Binatang Medan yang
baru. Adanya kebun binatang ini merupakan generator aktivitas bagi daerah
ini. Di sebelah barat daya, jalur sirkulasi di luar tapak menghubungkan ke
kota Pancur Batu.
[image:43.595.104.466.435.700.2] Persepsi Masyarakat
Gambar 2.13 Lokasi Kwala Bekala terhadap kota Pancur Batu Sumber: www.kwalabekala.usu.ac.id
97
Persepsi masyarakat tentang pertanian masih sangat vernakular danmasyarakat umum masih kurang menghargai potensi alam yang ada yaitu
dengan cara membuka lahan perkebunan dengan cara tidak merata dan
acak. Oleh karena itu, pengarahan tentang alam dan sistem pertanian yang
baru perlu dipublikasikan.
2 .2 T I N J AU AN K H U SU S
2.2.1 TINJAUAN FUNGSI
Fungsi bangunan dengan kegiatan riset dan wisata akan dmemiliki beragam
kegiatan yang cukup kompleks, dimana kegiatan tersebut akan membutuhkan zoning
dan dapat tertapung dengan baik dalam satu bangunan.
A. Deskripsi Kegiatan
Kegiatan dalam bangunan dapat dibagi menjadi:
Riset dan Penelitian bidang Hortikultura
Urutan aktifitas peneliti dan mahasiswa:
Penelitian bidang agrikultur oleh peneliti / researcher
Adapun urutan sistematis dari kegiatan para peneliti dan mahasiswa
yaitu:
Datang laboratorium Eco Park Vertical Greenhouse
pulang
Pemantauan dan pendataan tanaman yan ditanam pada HRRC
98
Mengadakan pembelajaran untuk perkuliahanPengelolaan tanaman
Dilakukan oleh staff pengelola dan tenaga ahli
Melakukan perawatan dan pengawasan terhadap tanaman yang ditanam di HRRC
Adapun urutan kegiatan sistematis dari pengelola bangunan yaitu:
Datang vertical greenhouse dan Eco Park istirahat vertical
green house dan tapak pulang
Melakukan panen tanaman yang sudah pada waktunya
Melakukan penjatahan dan pendataan terhadap hasil pangan yang diproduksi
Mendistribusikan hasil pangan ke Supermarket dan atau ke toko-toko yang ada disekitar kawasan
Kegiatan rekreasi dan agroedutourism
Dilakukan oleh pengunjung dan wisatawan yang datang.
Melakukan kunjungan ke Herbarium untuk melihat – lihat spesies tanaman yang ada dan pernah ditemukan
Melakukan kunjungan ke vertical green house untuk melihat dan mempelajari teknologi pertanian terkini dan merasakan pengalaman
memetik buah ketika tiba musim panen
Melakukan kunjungan dan wisata tapak untuk berwisata dan melihat-lihat kebun bunga bahkan memetik dan membeli bunga untuk dibawa pulang Membeli souvenir dan bahan-bahan untuk pertanian serta hasil produk
seperti buah-buahan dan sayuran organik.
Untuk wisatawan anak-anak juga disediakan taman sendiri untuk bermain dan belajar dengan praktek langsung untuk menanam dan merawat
tanaman.
Adapun urutan kegiatan sistematis dari wisatawan dan pengunjung yaitu:
Vertical Greenhouse dan Herbarium
Datang Visitor Center Kunjungan Eco Park dan vertical
greenhouse Kunjungan ke Herbarium Acara Bebas (dimana
99
para wisatawan dapat menikmati alam dan berekreasi disekitar wadukdan melakukan kegiatan seperti memancing, piknik, dll)
- Perpustakaan
Datang Visitor Center Perpustakaan
- Eco Park dan Danau Buatan
Datang Visitor Center Piknik dan Rekreasi
- Amphitheatre
Datang Menikmati Pertunjukan dan Pembelajaran
Tujuan diadakannya agroedutourism ini sekaligus untuk meningkatkan
minat dan kesadaran masyarakat akan pentingnya area hijau dan penjagaan
tanaman bagi kelangsungan bumi dan memberikan pengertian bahwa
dengan tetap menjaga alam manusia masih dapat melakukan aktivitas yang
menyenangkan.
B. Akomodasi
Akomodasi yang disediakan berupa shuttle bus dan sarana untuk makan dan
minum yang mana mendukung kegiatan kepariwisataan yang ada.
C. Penyewaan dan Penjualan
Kegiatan penyewaan meliputi beberapa fasilitas rekreasi seperti memancing
dan kegiatan rekreasi sambil belajar untuk anak. Sementara kegitan
penjualan terjadi di Supermarket tempat menjual bahan-bahan pangan
organik dan peralatan serta kebutuhan pertanian lainnya.
D. Penjualan Souvenir
Menjual barang-barang souvenir yang memiliki identitas HRRC, sehingga
pengunjung dapat membelinya dan membawa pulang souvenir tersebut
sebagai kenang-kenangan dan hasil penjualan tersebut juga dapat dijadikan
masukan untuk penambahan dana operasional bangunan.
E. Mengelola Bangunan
Adapun urutan kegiatan dari pengelolaan bangunan yaitu:
100
- Pengelola BangunanDatang Tugas Pulang
- Pengelola Perpustakaan
Datang ke Perpustakaan Tugas Pulang
- Pengelola Research Facility
Datang ke laboratorium Tugas Pulang
- Pengelola Restaurant dan Cafe
Datang ke Restaurant dan cafe Tugas Pulang
- Pengelola Supermarket
Datang ke Supermarket Tugas Pulang
- Pengelola Alat Sewa dan fasilitas Rekreasi
Datang ke area Eco park Tugas Pulang
- Pengelola Bagian Servis dan Energi Bangunan Datang Tugas Pulang
F. Analisa Hubungan Aktivitas
Setiap Kegiatan yang terjadi nantinya akan erat kaitannya satu sama lain,
namun ada juga aktivitas yang tidak berhubungan;
Kegiatan Research dan pembelejaran bagi mahasiswa akan terpisah dari kegiatan rekreasi yang terjadi, sehingga