Seminar Nasional Pemanfaatan Surfaktan Berbasis Minyak Sawit Untuk Industri Bogar, 4 Agustus 2005
. PROSPEK PEMANFAATAN EMULSIFIER BERBASIS MINYAK SAWIT
PADA INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
Eddy Lukas, PhD'
'Corporate Affairs Director Asian Agri
Emulsifier merupakan bahan yang bersifat dapat menyatukan komponen yang bersifat polar dengan non polar. Emulsifier sudah ban yak digunakan dalam industri seperti industri pangan, kosmetik, farmasi, konstruksi bangunan, dan lain-lain. Pada umumnya surfaktanlemulsifier yang digunakan adalah surfaktan berbasis minyak bumi yang bersifat non-renewable (tidak terbarukan) dan non biodegradable serta tidak ramah lingkungan. Namun saat ini sudah banyak emulsifier yang dibuat dengan bahan dasar minyak nabatL
Minyak nabati dapat dihasilkan dari beberapa macam tumbuhan seperti kelapa sawit, canola, bunga matahari, kedelai, kacang tanah, dan tumbuhan lainnya yang banyak mengandung minyak. Pad a Gambar 18 di bawah ini memperlihatkan produktivitas dan harga beberapa tumbuhan penghasil minyak nabati di Indonesia. TerJihat bahwa kelapa sawit menghasilkan produktivitas paling tinggi diantara sumber minyak nabati yang lain, yakni sekitar 4 tonlha/tahun karena memang Indonesia merupakan salah satu negara terbesar penghasil minyak sawit di dunia. Minyak inti sawit merupakan salah satu jenis minyak nabati yang dapat digunakan sebagai bah an baku untuk mensintesa surfaktan metil ester sulfonat (MES). Pemanfaatan minyak inti sawit sebagai bahan baku sintesa surfaktan MES akan memberikan prospek yang positif bagi perkembangan perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan selama ini sebagian besar minyak sawit Indonesia diekspor dalam bentuk CPO dan PKO.
4
§
3.c
..
--
..
';::2'"
0f-<
1
0
Seminar Nasional Pemanfaatan Surfaktan Berbasis Minyak Sawit Untuk lndustri Bogar, 4 Agustus 2005
4.00
, セMセMTUPMMMMMMMMB@ 490
'0-400-0.53 0.50 0.52 0.38
[image:2.595.121.547.120.315.2]K. Sawit Canola B. Matahari Kedelai K. Tanah
Gambar 18. Produktivitas minyak nabati di Indonesia
Perkebunan nasional di Indonesia terdiri dari perkebunan swasta, PT. Perkebunan Nusantara, Perkebunan Rakyat Binaan, Perkebunan Rakyat Biasa, dan Perkebunan Industri. Jumlah perkebunan di Indonesia paling sedikit yaitu perkebunan rakyat biasa, sedangkan jumlah perkebunan paling banyak adalah perkebunan swasta.
Rata-rata Perkebunan Nasional
ULセMMMMMMMMMMMMMᄋᄋMMMセMMMMMMᄋセMMMMMMMMMMMMMM セ@
________
セ@4
3
2
1
o
Rata2
Swasta
Rata2
PTPN
Rata2
Rakyat
Binaan
Rata2
Rata2
Rakyat Industri
Biasa
IllRata2 Swasta
IllRata2 PTPN
IilRata2 Rakyat Binaan
E!lRata2 Rakyat Biasa
iii
Rata2 Industri
Gambar 19. Nilai rata-rata jumlah perkebunan nasional
800 700 600 500
e
'"
400 セ@
0
[image:2.595.114.460.460.700.2]Seminar Nasional Pemanfaatan Surfaktan Berbasis Minyak Sawit Untuk Industri
Bogar, 4 Agustus ZOOS
Aplikasi Industri Surfaktan
Surfaktan memiliki empat jenis yaitu surfaktan anionik, surfaktan kationik, surfaktan amphoterik, dan surfaktan nonionik. Kesemua jenis surfaktan digunakan untuk berbagai industri seperti industri pangan, plastik, cat, tekstil, kertas, logam, konstruksi bangunan, agrokimia, perminyakan, bahan peledak, toiletries, kosmetik, pembersih detergen, pembangkit busa, juga dapat digunakan dalam polimerisasi emulsi, dalam pengolahan limbah, dan lain sebagainya. Aplikasi surfaktan pada beberapa industri detailnya dapat dilihat pada Gambar 20.
Oelnking agents Oefoaming agents Dispersantr.< , 5
l,r"""""'ll!
Scouring and セセ@ bleaching agents Dye!ng auxiliaries Softening agents
」ッョ」セセセセ@
Textile"';· additives PUrp&"'\Paper
.-Food
Antl-dustlng agetns for coals
W-11'
Water treatmentエイセ@ " chemicals
• Scale Inhibitors
,,:, NsAAセュゥ」。ャ@ for palm!G:
Palm Oils •. "
B・イセ@
....Hz
.::f
Olhers /., "' ••
JrnrfrnnmRnt
:>
Anionic SurfactantMetal ).
セ@ Cationic Suriaktant
:>
Amphoteric Surfactant::>
Nonionik Surfactant' - - - ' ;RrellgbtJlI!f
Oilfield'
イGセセセGMB[L@
" EnIO''''';
',Malerta!f " "foam
HLセセセセセ@
Niセ@
ャNャセ@
Additives for
polymerization
ゥヲセ@
[image:3.599.117.510.261.546.2]: Modification ofKAO Indonesia Chemicals Information
Gambar 20. Aplikasi surfaktan pad a beberapa jenis industri
Seminar Nasional Pemanfaatan Surfaktan Berbasis Minyak Sawit Untuk Industri Bogar, 4 Agustus 2005
Plastik
0.5%
Konstruksi
5.5% Bahan peledak
Pangan I
Polimerisasi emulsi
3.4%
Kertas
1.4%
2.3%
Tekstil & kuli!
8.4%
1.9%
Perminyakan
5.1%
Agrochemicals
2.3%
0.1% Lainnya
6.2%
Produk
[image:4.597.112.496.83.345.2]62.9%
Gambar 21. Persentase penyerapan surfaktan pada beberapa industri
Pada industri pangan, surfaktan lebih dikenal dengan nama emulsifier. Emulsifier ini biasa digunakan pada produk-produk yang mengandung minyak dan air. Kedua bahan ini merupakan fase yang terpisah. Dengan adanya emulsifier, kedua sifat yang saling tolak belakang itu dapat diatasi sehingga minyak dan air dapat bersatu membentuk produk emulsi. Emulsi dapat dibagi menjadi dua yaitu emulsi w/o (air dalam minyak) dan emu lsi o/w (minyak dalam air). Yang termasuk emulsi w/o yaitu mentega, mentega putih, margarin, shortening, dan lain-lain, seaangkan contoh produk emulsi o/w diantaranya yaitu santan, susu, keju, sosis, dan lain sebagainya.
Margarin dimaksudkan sebagai pengganti mentega dengan rupa, bau, konsistensi rasa dan nilai gizi yang hampir sama dengan mentega. Margarin merupakan emulsi dengan tipe emulsi water in oil (w/o) , yaitu fase air berada dalam fase minyak atau lemak.
Lemak yang digunakan untuk pembuatan margarin dapat berasal dari lemak hewani atau lemak nabati. Lemak hewani yang digunakan biasanya lemak babi (lard), lemak sapi, dan oleo oi, sedangkan minyak nabati yang sering digunakan adalah minyak kelapa, minyak inti sawit, minyak biji kapas, minyak kedelai, minyak wijen, minyak kapok, minyak jagung, dan minyak gandum.
Seminar Nasional Pemanfaatan Surfaktan Berbasis Minyak Sawit Untuk Industri Bogar, 4 Agustus 2005
dijadikan margarin terlebih dahulu dihidrogenasi. Hidrogenasi minyak bertujuan merubah minyak cair menjadi lemak berwujud padat dengan konsistensi yang hampir sama dengan minyak babi.
Proses pembuatan margarin adalah pencampuran antara fase cair, fase minyak, dan emulsifier dengan perbandingan tertentu, sehingga membentuk emulsi w/o. Untuk menstabilkan emulsi yang terbentuk, maka biasanya ditambahkan bahan (emulsifying agent); misalnya pati, gliserin, gelatin, kuning telur, dan lesitin. Bahan lain yang ditambahkan adalah garam dapur, natrium benzoat sebagai bahan pengawet, dan vitamin A. Gambar 22 memperlihatkan beberapa contoh pembuatan produk emulsi yakni margarin, shortening, dan
vanaspati vegetable ghee dengan bahan-bahan yang sama namun sedikit
berbeda perlakuan .
[image:5.597.113.516.329.603.2]••
, • BBBBセLLL@ , AGambar 22. Diagram alir pembuatan margarin
Seminar Nasional Pernanfaatan Surfaktan Berbasis Minyak Sawit Untuk Industri Bogor, 4 Agustus 2005
Pengendali pertumbuhan Asian Agri (AA)
Dalam pertumbuhan ASian Agri, ada beberapa kendali yang dapat mengontrol pertumbuhan Asian Agri, antara lain:
• Filosofi budaya organisasi dan pengembangan human capital yang kuat. • Pengetahuan yang baik, inovasi yang hebat, digabungkan dan
diaplikasikan dengan teknologi yang benar.
• Kombinasi yang benar fortofolio bisnis pada lokasi yang strategis.
• Standar lingkungan yang tinggi dan latihan manjadi warganegara yang baik, artinya dengan memperhatikan lingkungan sekitar.
• Hubungan yang baik dan menguntungkan dengan pemerintah dan asosiasi.
Macam-macam produk yang dikembangkan di Asian Agri yang dijual secara besar-besaran yaitu minyak sawit kasar, minyak sawit RBD, olein sawit RBD, stearin RBD, asam lemak sawit hasil destilasi, biji kelapa sawit, minyak biji sawit, dan ekspeler biji sawit. Sedangkan produk-produk yang telah memiliki nama yaitu minyak masak dengan nama Camar, Harum Mas, dan Palmolin, produk shortening yang dikenal dengan nama Medalia, produk margarin yaitu Medalia, Best Fry, dan vegetable ghee yang dikenal dengan nama OEM (Gam bar 23).
BBBBBL|LLLMLセG@
•. ' ヲ|\GNセBBM」ゥェO@ セPエyL@ セセ@ セN@
ヲヲャAᆪLLJセ@ II!? "? r '
[image:6.599.121.528.490.706.2]Seminar Nasional Pemanfaatan Surfaktan Berbasis Minyak Sawit Untuk Industri Bogar, 4 Agustus 2005
Adapun bahan-bah an kimia yang digunakan dalam produk margarin dan shortening adalah Topchitin dan Dimodan yang merupakan emulsifier, juga ctigunakan BHA dan TBHQ yang dikenal dengan nama Sustane dan Tenox sebagai bahan pengawet atau antioksidan untuk semua produk jika diperlukan. Selain itu dibutuhkan pula vakum salt sebagai perasa asin, lebih dikenal dengan nama dagang TRS, dan sebagai bahan penolong pacta proses refining digunakan asam pospor. Oi bawah ini dapat dilihat' bahan-bah an kimia yang digunakan dalam prod uk margarin dan shorlening (Gambar 24, 25, dan 26).
TOPCITHIN® 50
:-:/)Y ! Fe: fl llN
lfJi# o '-:'':;'C:ll\
2_il; KC Nf::: 1
L'tfCG OIl, TE C4!;:005
!::XP DATE 1(.1:2006 Po It 200410 0050
[image:7.595.112.536.263.405.2]INDONESIA
Gambar 24. Jenis emulsifier yang digunakan pad a produk shortening
Nセ@ ,
_
... ".. BLLLLLLLセ@
1;;iThiiiiiiiO'Fo':oa""
g[Gイ。G、セMMgmセ@
pu[[[Iセセ@
Kosher
mml!lIll1fMII!
Gambar 25. Jenis bahan anti oksidan yang digunakan pad a produk shortening Asian Agri
[image:7.595.108.385.451.626.2]Seminar Nasional Pemanfaatan Surfaktan Berbasis Minyak Sawit Untuk Industri Bogar, 4 Agustus 2005
Gambar 26, Jenis garam dan asam posfor yang digunakan pada produk shortening Asian Agri
Perbandingan margin dari berbagai minyak nabati.
Crop Harvest Yield
Price as at April 2003 • FOB basis
Margin per ha (US$I hal
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
[image:8.599.111.526.87.225.2]Soybean Oil palm Sunflower Rapeseed
Gambar 27, Margin dari berbagai minyak nabati
Seminar Nasional Pemanfaatan Surfaktan Berbasis Minyak Sawit Untuk Industri Bogar, 4 Agustus 2005
Biaya Produksi Minyak Nabati dari Produsen yang Berbeda
US$/MT of oil, net of meal
60
50
40
30
20
I
10 I \
d
-r-\Indo I Arg
|ヲGセ@ SBO
Bra M'si
SB P SF Ar
Phi
eNO SBO USA
Chin
[image:9.597.127.535.126.311.2]RS Indi RSO
Gambar 28. Biaya produksi minyak nabati dan berbagai negara produsen di dunia
Seminar Nasional Pemanfaatan Surfaktan Berbasis Minyak Sawit Untuk Industri Bogor, 4 Agustus 2005
OPSG
TOPAZ
RIAU-INDONESIA
I. Profil Peri<ebunan Benih Minyak Kelapa Sawit (OPSG) Topaz-Riau
OPSG Topaz telah mulai dirintis sejak tahun 1992 dengan seleksi dan persilangan induk di Costarica. Selanjutnya pohon induk yang dihasilkan ditanam di kebun Topaz pada tahun 1996. Sebagai produsen benih kelapa sawit, OPSG Topaz bertujuan untuk menghasilkan bahan tanaman kelapa sawit dengan produktivitas yang tinggi dan mempunyai keungggulan sekunder yang diperoleh melalui aktivitas pemuliaan yang sistematis dan berkelanjutan. Program pemuliaan dilakukan dan didukung oleh para pakar yang telah berpengalaman dibidang kelapa sawit baik dari dalam maupun luar negeri.
II. Teruji di Tanah Gambut dan Aluvial
Sejumlah 440 projeni DXP yang merupakan persilangan antara 223 Dura Deli dengan 50 pisifera telah diuji pada 3 lokasi dengan jenis tanah yang berbeda yaltu tanah organiklaluvial, gam but dangkal, dan gambut dalam. dengan luas areal percobaan lebih dari 600 hektar di sekitar sumatera utara dan Riau. Total areal seluas 25% berada di tanah organiklaluvial dan 75% pada tanah gambut.
III. Varietas Unggul
Berdasarkan hasil pengujian dan selaksi yang seksama. telah terpilih tetua Dura dan pisifera untuk memproduksi varietas unggul kelapa sawit DXP Topaz yaitu Topaz 1 (hasil persilangan Dura Deli dan Pisifera Nigeria). Topaz 2 (hasil persilangan Dura Deli dan Pisifera Ghana). Topaz 3 (hasil persilangan Dura Deli dengan Pisifera Ekona). dan Topaz 4 (persilangan antara Dura Deli dengan Pisifera Yangambhi).
Keunggulan DxP Topaz