• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeliharaan Lanskap Hotel Jakarta Hilton International

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemeliharaan Lanskap Hotel Jakarta Hilton International"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

PEMELIHARAAN LANSKAP HOTEL JAKARTA HILTON INTERNATIONAL

Oleh :

FAIKA RAHIMA ZORAIDA A34201024

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

(2)

RINGKASAN

FAIKA RAHIMA ZORAIDA. Pemeliharaan Lanskap Hotel Jakarta Hilton International. (Dibimbing oleh Marietje Wungkar)

Kegiatan magang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru di dunia kerja dan memperluas wawasan dan keahlian di bidang arsitektur lanskap. Dari kegiatan magang di hotel dapat dipelajari sistem manajemen dan proses pemeliharaan lanskap sebuah hotel, serta analisis permasalahan yang ditemui. Selain itu dapat diperoleh pengalaman kerja praktis di bidang pemeliharaan lanskap.

Kegiatan magang dilakukan di hotel Jakarta Hilton International pada bulan April hingga Juli 2005, yang terdiri dari proses pelaksanaan pemeliharaan

outdoor. Kegiatan dilakukan dengan partisipasi aktif di lapang sebagai trainee

pada Gardening Department. Data diperoleh melalui observasi/survai, wawancara dan studi pustaka.

Hilton International merupakan jaringan hotel yang sangat luas di dunia. Jakarta Hilton International (JHI), yang telah berdiri sejak tahun 1970an, terletak di Jakarta Pusat dan sangat strategis karena posisinya berada pada pertemuan dua jalan utama Jakarta, yaitu Jl. Jend. Sudirman dan Jl. Gatot Subroto. JHI merupakan salah satu hotel terluas di Jakarta. Kompleks seluas ±13 ha ini memiliki berbagai sarana seperti hotel, apartemen, klub eksekutif dan pertokoan, yang secara keseluruhan dikelilingi taman asri bernuansa tropis. Taman yang luas merupakan nilai tambah bagi JHI karena menyediakan lingkungan dengan suasana alami tepat di tengah kota Jakarta yang padat dan berpolusi tinggi. Konsep lanskap yang ingin ditonjolkan JHI adalah city resort, yang diterapkan dengan taman tropis dengan pola alami/organik. Taman JHI dimaksudkan sebagai wadah aktivitas outdoor bagi tamu JHI. JHI merupakan salah satu hotel berbintang lima di kota Jakarta, sehingga selalu dituntut untuk menyediakan pelayanan berkualitas tinggi bagi pengguna jasanya.

Pemeliharaan taman JHI merupakan tanggung jawab Gardening Department. Departemen ini dipimpin oleh seorang manajer. Cakupan pekerjaan depertemen ini adalah untuk menciptakan taman tropis dalam kompleks JHI dengan berbagai satwa, dan selalu siap untuk permintaan pelanggan; menanam tanaman buah-buahan khas yang dapat mengundang kehidupan satwa; menciptakan lanskap khas Indonesia; membuat dekorasi taman di public area

dan taman dalam ruang; dan mengembangkan taman botani dalam kompleks JHI. Keberadaan Gardening Department sangat membantu kelancaran pekerjaan pemeliharaan karena merupakan organisasi yang jelas. Sehingga kebijakan yang berhubungan dengan kelestarian taman JHI dapat diambil oleh personel yang ahli di bidangnya.

(3)

Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dilakukan berdasarkan jadwal yang tertera dalam monitoring card. Pekerjaan pemangkasan rumput dan hedge teh-tehan berjalan sesuai jadwal, sedangkan pekerjaan edging dilakukan tidak mengikuti monitoring card melainkan berdasarkan inisiatif staf. Jenis pekerjaan yang tidak tertera dalam monitoring card, seperti penyiangan, penjarangan, penyulaman dan perbanyakan tanaman dilakukan berdasarkan inisiatif staf sehingga pengawasan/kontrol dari atasan sangat penting untuk memastikan terlaksananya pekerjaan. Pekerjaan pembersihan sampah dan pemangkasan pohon dilakukan oleh pihak ketiga (kontraktor). Penggunaan jasa kontraktor sangat memberikan kemudahan kerja bagi gardener JHI. Pada saat ini, kegiatan pemupukan dan pengendalian hama tidak dilaksanakan secara rutin karena alasan biaya. Sedangkan kegiatan penyiraman dilakukan menyesuaikan dengan kondisi cuaca.

Secara umum, kegiatan pemeliharaan taman JHI berjalan dengan cukup baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan jarangnya ditemui keluhan baik dari pihak tamu maupun dari pihak manajemen JHI. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa kekurangan, seperti kurangnya efektivitas kerja staf gardening. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya standar pemeliharaan tertulis dan kurangnya pengawasan, baik oleh manajer maupun oleh senior supervisor dan supervisor. Oleh karena itu, sebaiknya penjadwalan diperbaiki dengan dibuatnya jadwal kerja yang lebih terperinci dan standar pemeliharaan tertulis, juga diperkuat dengan pengawasan yang lebih baik.

Masalah lain yang menonjol adalah disiplin staf, terutama disiplin waktu. Jam kerja riil staf gardening sangat tidak efektif. Masalah ini dapat diatasi dengan pengawasan yang lebih baik dari atasan dan adanya sistem penghargaan dan hukuman/sanksi yang lebih baik.

Dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan, terdapat beberapa pekerjaan yang dilaksanakan bekerja sama dengan depertemen lain, seperti pemeliharaan elemen keras. Dalam pekerjaan ini Gardening Department bekerja sama dengan Engineering Department dan Housekeeping. Koordinasi antar depertemen masih perlu diperbaiki dan dilengkapi dengan adanya dokumen utilitas, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih efektif.

Dana yang disediakan untuk kegiatan operasional Gardening Department

dinilai cukup. Alokasi dana untuk Gardening Department berasal dari property operational maintenance (POM), yang juga mendanai Engineering Department. Besarnya dana direncanakan oleh manajer, tiap tahunnya, berdasarkan pertimbangan indeks harga barang, rencana kegiatan departemen, alokasi dana tahun sebelumnya dan strategi bisnis JHI. Dana yang tersedia sangat tergantung pada kondisi dan strategi perusahaan (JHI) secara umum. Kondisi perusahaan pada saat ini, yang sangat terbatas karena krisis ekonomi, menyebabkan adanya prioritas dalam kegiatan pemeliharaan. Beberapa kegiatan rutin, seperti pemupukan dan pengendalian hama, dijadikan kegiatan insidentil. Meskipun demikian, secara umum kondisi taman JHI tetap terjaga dengan baik.

(4)

PEMELIHARAAN LANSKAP HOTEL JAKARTA HILTON INTERNATIONAL

Skripsi

Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Bidang Arsitektur Lanskap

Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh

FAIKA RAHIMA ZORAIDA A34201024

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

(5)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : PEMELIHARAAN LANSKAP HOTEL JAKARTA HILTON INTERNATIONAL

Nama : Faika Rahima Zoraida NRP : A34201024

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir. Marietje Wungkar, Msi NIP. 130 239 745

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. H. Supiandi Sabiham, M.Agr. NIP. 130 422 698

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta, tanggal 26 Mei 1983, sebagai anak ke dua dari dua bersaudara, dari pasangan dr. Doddy P. Partomihardjo dan dr. Indriati Pramodo Harahap.

Pendidikan pertama penulis dialami saat memasuki Taman Kanak-Kanak Ade Irma Suryani Nasution pada tahun 1986 dan diselesaikan tahun 1989. Kemudian dilanjutkan ke SDN Percontohan Menteng 01 Pagi sampai dengan kelulusan pada tahun 1995. Pendidikan tingkat SLTP dijalankan penulis di Yayasan Perguruan Cikini, yang diselesaikan tahun 1998. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke SMUN 8 Jakarta hingga tahun 2001.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan ridho-Nya sehingga pelaksanaan magang dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi berjudul Pemeliharaan Lanskap Hotel Jakarta Hilton International ini ditulis untuk memenuhi persyaratan kelulusan dan memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Dalam proses pelaksanaan magang dan penulisan skripsi ini, penulis telah mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada : 1. Ir. Marietje Wungkar, Msi selaku dosen pembimbing skripsi, atas dukungan

dan arahan yang diberikan dalam pelaksanaan magang dan penulisan skripsi.

2. Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M Agr dan Dr. Ir. Aris Munandar, MS selaku dosen penguji, atas masukan yang diberikan untuk perbaikan skripsi.

3. Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, MSc selaku dosen pembimbing akademik, atas arahan yang diberikan selama masa perkuliahan.

4. Manajer dan segenap staf Gardening Department Jakarta Hilton International, atas kerjasama dan dukungannya selama pelaksanaan magang.

5. Manajer dan segenap staf Training & Development Department Jakarta Hilton International, atas kesediaannya menerima penulis untuk melaksanakan magang di Jakarta Hilton International dan pengarahan yang diberikan selama proses magang.

6. Kedua orangtua dan keluarga besar, atas dukungan moral dan limpahan doa yang selalu menyertai penulis.

7. Seluruh dosen dan staf Depertemen Arsitektur Lanskap.

8. Teman-teman yang telah mendukung penulis, terutama rekan-rekan ARL 38. Penulis mengharapkan skripsi ini dapat berguna untuk menambah wawasan, khususnya dalam aspek penerapan pemeliharaan di lapang.

Bogor, November 2005

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR...v

PENDAHULUAN Latar Belakang ...1

Tujuan ...2

Manfaat ...2

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap ...4

Taman...4

Hotel...4

Pemeliharaan ...5

METODOLOGI Waktu dan Tempat ...9

Batasan Studi...9

Metode Kerja...10

KONDISI UMUM Letak dan Luas...11

Iklim...12

Hidrologi ...14

Sosial dan Ekonomi...14

Sejarah Jakarta Hilton International...14

LANSKAP JAKARTA HILTON INTERNATIONAL Konsep Lanskap Jakarta Hilton International...16

Pengelolaan Taman Jakarta Hilton International ...19

Environmental Committee...21

PEMELIHARAAN TAMAN JAKARTA HILTON INTERNATIONAL Konsep Pemeliharaan ...22

Ketenagakerjaan ...22

Administrasi...23

Pemeliharaan Fisik Pemangkasan Rumput ...26

Pemangkasan Semak dan Perdu ...27

(9)

Edging...29

Pemupukan ...29

Pengendalian Hama ...29

Penyiraman ...30

Penyiangan Gulma ...30

Penjarangan ...30

Penyulaman...30

Perbanyakan Tanaman...30

Pembersihan Sampah ...31

Upgrading...32

Pemeliharaan Elemen Keras ...33

Alat dan Bahan ...34

Biaya Pemeliharaan ...35

PEMBAHASAN Umum Lanskap Jakarta Hilton International ...36

Environmental Committee...37

Pengelolaan Taman Jakarta Hilton International...38

Pemeliharaan Taman Jakarta Hilton International Konsep Pemeliharaan ...38

Ketenagakerjaan...39

Administrasi ...39

Pemangkasan Rumput ...43

Pemangkasan Semak dan Perdu ...43

Pemangkasan Pohon ...44

Edging...44

Pemupukan ...45

Pengendalian Hama ...45

Penyiraman ...46

Penyiangan Gulma ...47

Penjarangan ...47

Penyulaman...47

Perbanyakan Tanaman...48

Pembersihan Sampah ...48

(10)

Pemeliharaan Elemen Keras ...49

Alat dan Bahan ...50

Biaya Pemeliharaan...51

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ...52

Saran ...52

DAFTAR PUSTAKA...54

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Jenis , Sumber dan Cara Pengambilan Data...10

2. Monitoring Card...26

3. Kapasitas Kerja ...42

Lampiran 1. Daftar Nama Tanaman yang Banyak Digunakan di JHI...56

2. Jadwal Kerja Harian Gardener...57

3. Karakteristik dan Elemen Pembentuk Lanskap JHI ...59

4. Deskripsi Kerja Gardening Manager...61

5. Persyaratan untuk Posisi Gardening Manager...62

6. Deskripsi Kerja Senior Supervisor...63

7. Persyaratan untuk Posisi Senior Supervisor...64

8. Deskripsi Kerja Supervisor...65

9. Persyaratan untuk Posisi Supervisor...66

10. Deskripsi Kerja Gardener...67

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Peta Orientasi Lokasi JHI ...9

2. Aksesibilitas JHI ...11

3. Grafik Nilai Rata-rata Unsur Iklim ...13

4. Struktur Organisasi JHI ...15

5. Bagian Lanskap JHI ...16

6. Kolam Renang JHI ...17

7. Taman Bermain Anak...17

8. Danau Indonesian Bazaar ...18

9. Pembibitan Tanaman Indoor...18

10. Taman Area Lobby...19

11. Struktur Organisasi dalam Room Division...19

12. Struktur Organisasi GardeningDepartment...21

13. Diagram Pemesanan Barang melalui DO...25

14. Pemangkasan Rumput...27

15. Walk behind mower...27

16. Pemangkasan Teh-tehan Menggunakan Trimmer...27

17. Pemangkasan Kelapa oleh Kontraktor ...28

18. Pencangkokan Tanaman...31

19. Upgrading Sawah...33

20. Upgrading Garden Tower Lt.2 ...33

21. Perbaikan Lampu oleh staf Engineering...34

22. Pengurasan Kolam oleh staf Gardening...34

23. Jalan Setapak yang nyaman ...36

24. Taman di Area Main Tower ...36

25. Kondisi Danau Indonesian Bazaar ...37

26. Kondisi Lanskap Pertokoan...37

27. Penyiraman Menggunakan Sprinkler knock down...46

28. Penumpukan Sampah pada Tapak & Pembuatan Kompos ...49

(13)

Lampiran

1. Tata Guna Lahan JHI ...58 2. Pembagian Area Kerja ...60

(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kota Jakarta, sebagai ibukota Indonesia, memiliki ragam dan tingkat aktivitas yang tinggi. Mobilitas manusia dalam kota Jakarta tergolong tinggi, sehingga kota ini dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas penunjang aktivitas. Sebagai kota metropolitan, Jakarta merupakan tempat beraktivitas berbagai karakteristik manusia.

Hotel merupakan bangunan yang mengakomodasi kepentingan manusia dengan menyediakan jasa penginapan serta pelayanan yang menyertainya (Joseph, 1974). Di zaman modern ini, hotel merupakan fasilitas yang vital sehubungan dengan meningkatnya mobilitas manusia. Hal ini juga mendorong terciptanya konsep hotel internasional. Pada kawasan/negara yang bergantung pada pariwisata, industri perhotelan memegang peranan penting dalam perekonomian. Hotel dengan kualitas tinggi dapat berfungsi sebagai civic centres

dan membentuk citra penting dari kota tempatnya berdiri.

Jakarta telah memiliki banyak hotel yang memenuhi standar kualitas internasional. Umumnya, hotel dilengkapi juga dengan fasilitas rekreasi dengan tujuan memuaskan permintaan pengguna jasanya. Fasilitas tersebut dapat berupa sarana olahraga, restoran/kafe juga toko-toko. Lanskap sebuah hotel dapat meningkatkan kualitas hotel tersebut. Taman pada hotel dapat diasosiasikan dengan fungsi taman sebagai area rekreasi dan nilai estetis yang dihasilkannya. Nilai estetis lanskap yang ingin dicapai pada hotel adalah tinggi, sehingga biasanya tercipta suatu lanskap yang sangat detail dan memerlukan pemeliharaan yang intensif. Hal ini menyebabkan pengelolaan lanskap sebuah hotel penting.

Pengelolaan lanskap mencakup aspek pemeliharaan (maintenance), manajemen dan administrasi. Pemeliharan lanskap dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisinya tetap baik atau sedapat mungkin mempertahankan pada keadaan yang sesuai dengan desain semula (Sternloff & Warren, 1984), jadi peran pemeliharaan sangat penting dalam menjaga kelestarian suatu karya lanskap.

(15)

yang telah berdiri sejak tahun 1970an, terletak di Jakarta Pusat dan sangat strategis karena posisinya berada pada pertemuan dua jalan utama Jakarta, yaitu Jl. Jend. Sudirman dan Jl. Gatot Subroto. Hal ini memudahkan Hilton untuk dijangkau dari berbagai arah di Jakarta.

Jakarta Hilton International merupakan salah satu hotel terluas di Jakarta. Kompleks seluas ±13 ha ini memiliki berbagai sarana seperti hotel, apartemen, klub eksekutif dan pertokoan, yang secara keseluruhan dikelilingi taman asri bernuansa tropis. Taman yang luas merupakan nilai tambah bagi JHI karena menyediakan lingkungan dengan suasana alami di tengah kota Jakarta yang padat dan berpolusi tinggi.

Jakarta Hilton International merupakan salah satu hotel berbintang lima di kota Jakarta. Dengan status ini, JHI dituntut untuk selalu menyediakan pelayanan berkualitas tinggi bagi pengguna jasanya. Kepuasan pelanggan yang menjadi tujuan utama manajemen hotel sangat didukung oleh upaya pengelolaan lanskap yang baik, khususnya dalam aspek pemeliharaan lanskap, sehingga upaya pemeliharaan taman penting perannya karena taman merupakan bagian dari citra yang ditampilkan JHI. Eksistensi taman JHI sejak awal berdirinya JHI, 30 tahun yang lalu, menjadi aspek yang menarik untuk dipelajari.

Tujuan

Tujuan umum magang pada bidang pemeliharaan lanskap hotel Jakarta Hilton International adalah agar mahasiswa memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru di dunia kerja dan memperluas wawasan dan keahlian di bidang arsitektur lanskap.

Tujuan khusus magang pada bidang pemeliharaan lanskap hotel adalah : 1. Mempelajari proses pemeliharaan lanskap dalam sebuah hotel.

2. Mengetahui sistem manajemen yang menangani pemeliharaan lanskap hotel. 3. Menganalisis permasalahan dan mencari alternatif penyelesaiannya.

4. Memperoleh pengalaman kerja praktis di bidang pemeliharaan lanskap.

Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari kegiatan magang pada bidang pemeliharaan lanskap Jakarta Hilton International adalah dapat :

(16)

2. Meningkatkan kemampuan profesionalisme dalam menghadapi kondisi lapangan kerja yang sesungguhnya.

3. Memperoleh dan memberikan informasi yang berkaitan dengan bidang pemeliharaan lanskap.

(17)

TINJAUAN PUSTAKA

Lanskap

Eckbo (1964) menyatakan bahwa lanskap merupakan ruang di sekeliling manusia yang mencakup segala sesatu yang dapat dilihat dan dirasakan serta merupakan pengalaman terus menerus sepanjang waktu dan seluruh ruang kehidupan manusia.

Lanskap merupakan bentang alam dengan karakteristik tertentu, yang dapat digolongkan sebagai lanskap yang baik (beauty) bila memiliki kesatuan harmoni dalam hubungan antara seluruh komponen pembentuknya, dan dikatakan tidak baik bila tidak terdapat unsur kesatuan (unity) diantara komponen-komponen pembentuknya (Simonds, 1983).

Taman

Kata “taman” atau “garden” secara etimologi berarti kreasi (pada lahan) dengan maksud menyediakan pleasure di dalamnya (Hill,1995). Selanjutnya dijelaskan bahwa kata “taman” digunakan untuk menyatakan sebidang lahan yang dimanfaatkan untuk menanam (vegetasi).

Taman merupakan ruang dengan penggunaan terbatas, dengan bentuk fleksibel, dibangun dengan konstruksi serendah mungkin dengan menggunakan material alami secara maksimal, untuk sarana bersantai dengan pemandangan indah, tempat merenung, meditasi, istirahat, bersosialisasi dan bermain secara bebas (Eckbo, 1964).

Hotel

Hotel merupakan bangunan yang mengakomodasi kepentingan manusia dengan menyediakan jasa penginapan serta pelayanan yang menyertainya (Joseph, 1974). Selanjutnya disebutkan bahwa hotel dengan kualitas tinggi dapat berfungsi sebagai civic centres dan membentuk citra penting dari kota tempatnya berdiri.

Menurut Hill (1995), hotel kelas atas dituntut untuk menyajikan hardscape

(18)

sehingga dilengkapi dengan fasilitas pemeliharaan yang lengkap, bahkan dengan nurseri tanaman.

Badan Pusat Statistik (1996) mendefinisikan hotel sebagai suatu usaha mempergunakan suatu bangunan/sebagian daripadanya yang disediakan dimana setiap orang dapat menginap dan makan serta memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya dengan pembayaran. Selanjutnya disebutkan dasar persyaratan penilaian suatu hotel tergolong berbintang (satu sampai lima) atau non bintang di antaranya adalah :

1. Persyaratan fisik, meliputi lokasi hotel, kondisi bangunan, dan sebagainya. 2. Bentuk pelayanan yang diberikan.

3. Klasifikasi tenaga kerja, meliputi pendidikan, kesejahteraan pegawai, dan sebagainya.

4. Fasilitas olahraga dan rekreasi lainnya yang tersedia, seperti lapangan tenis, kolam renang, dan sebagainya.

Pemeliharaan

Sternloff & Warren (1984) menyatakan bahwa pemeliharan lanskap dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisinya tetap baik atau sedapat mungkin mempertahankan pada keadaan yang sesuai dengan desain semula. Pemeliharaan termasuk pekerjaan rutin, berulang, perbaikan dan konstruksi kecil. Prinsip-prinsip pengelolaan pemeliharaan adalah :

1. Menentukan tujuan dan standar pemeliharaan.

2. Pemeliharaan dilaksanakan dengan ekonomi waktu, tenaga kerja, alat dan bahan.

3. Pelaksanaan pemeliharaan dilaksanakan berdasarkan rencana pemeliharaan tertulis.

4. Penjadwalan pemeliharaan ditentukan berdasarkan kebijakan dan prioritas. 5. Pelaksanaan pemeliharaan ditekankan pada pemeliharaan preventif. 6. Departemen pemeliharaan harus terorganisasi dengan baik.

7. Program pemeliharaan harus didukung oleh dana yang memadai. 8. Pemeliharaan dilakukan oleh tenaga kerja yang sesuai.

9. Program pemeliharaan harus dirancang untuk melindungi lingkungan alami. 10. Departemen pemeliharaan bertanggung jawab terhadap keselamatan

(19)

11. Dalam perancangan dan konstruksi, pemeliharaan harus menjadi pertimbangan utama.

12. Pegawai pemeliharaan bertanggung jawab terhadap citra perusahaan di publik.

Selanjutnya Sternloff & Warren (1984) mengemukakan perencanaan pengelolaan taman yang baik dan logis, harus mencakup hal-hal berikut :

1. Pendataan lengkap mengenai seluruh area taman, fasilitas, dan peralatan yang dipelihara.

2. Perencanaan pemeliharaan secara tertulis :

• Standar pemeliharaan semua area, fasilitas dan peralatan.

• Pengidentifikasian dan pembuatan daftar kegiatan pemeliharaan rutin untuk mencapai standar yang telah ditetapkan.

• Prosedur yang menerangkan metode yang efisien dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan rutin.

• Frekuensi kegiatan pemeliharaan. • Karyawan yang melaksanakan kegiatan. • Peralatan untuk melaksanakan kegiatan. • Bahan-bahan, termasuk bahan sekali pakai. • Pendugaan yang akurat

3. Cara pelaksanaan pemeliharaan tidak rutin dan insidentil, seperti pekerjaan perbaikan dan penyiapan tenaga khusus.

4. Pemeliharaan preventif terhadap kondisi yang dapat mempercepat keausan dan kerusakan melalui inspeksi yang sistematik dan terjadwal.

5. Jadwal penugasan untuk tiap pekerjaan pemeliharaan, meliputi perorangan, tim, atau kontraktor sehingga terpantau apakah pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik.

6. Sistem untuk mendesain dan merencanakan pekerjaan, dan pengawasan beban kerja.

7. Sistem analisis dan pengawasan biaya pemeliharaan

Rencana pemeliharaan lanskap, menurut Carpenter, et al (1975), dapat dilakukan dengan pembagian area lanskap berdasarkan klasifikasi pemeliharaan yang diinginkan yaitu pemeliharaan intensif, semi intensif, dan tidak intensif.

(20)

dan nilai-nilai, dan memelihara tapak agar tetap sesuai dengan desain dalam perencanaan. Pemeliharaan fisik meliputi penyiraman, pengendalian hama & penyakit, pembabatan, pemangkasan, penggantian, pengecatan, pengurasan, penyapuan, dan lain-lain.

Sternloff & Warren (1984) membagi metode pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan berdasarkan pelakunya, yaitu :

1. Unit Maintenance

Dalam metode ini, tiap unit wilayah kerja melaksanakan seluruh pekerjaan pemeliharaannya sendiri. Kelebihan dari metode ini adalah staf dapat sangat mengenal tapaknya; pertanggungjawaban yang lebih mudah dan jelas; koordinasi yang lebih terjamin; dan staf menjadi terikat dengan tapak sehingga dapat melakukan pekerjaannya dengan lebih baik. Kelemahan dari metode ini adalah staf harus menguasai seluruh pekerjaan pemeliharaan;

supervisor harus menguasai seluruh pekerjaan dan alat yang digunakan untuk pekerjaan pemeliharaan; dan penggunaan alat mahal menjadi tidak efektif.

2. Specialized Maintenance Crew

Dalam metode ini, staf memiliki spesifikasi pekerjaan masing-masing dan melakukan pekerjaan tersebut di seluruh wilayah tapak. Kelebihan metode ini adalah staf menjadi sangat ahli dalam pekerjaannya; dan penggunaan alat menjadi efektif. Kelemahan dari metode ini adalah pekerjaan menjadi monoton bagi staf; dan jumlah waktu yang hilang dalam perjalanan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain.

3. Kontrak

Dalam metode ini, pekerjaan pemeliharaan dilakukan oleh pihak kontraktor. Kelebihan metode ini adalah tidak mengeluarkan modal untuk pembelian alat; pekerjaan pemeliharaan dilakukan oleh tenaga yang ahli dibidangnya; dan tidak terdapat konflik dalam perusahaan. Kelemahan metode ini adalah berkurangnya kontrol terhadap jadwal dan kualitas kerja; dan biaya yang lebih tinggi karena kontraktor mencari keuntungan.

(21)

biaya lebih efisien, koordinasinya lebih efektif dan dapat dilakukan pengawasan yang lebih baik.

(22)

METODOLOGI

Waktu dan Tempat

Studi berlangsung selama empat bulan, dari bulan April hingga Juli 2005. Kegiatan magang dilakukan di Jakarta Hilton International, Jakarta Pusat (Gambar 1) di bawah Gardening Department yang diawasi oleh seorang

Gardening Manager.

PLUIT KAMAL CENGKARENG KALIDERES KOTA GLODOK SUNTER KEMAYORAN TG.PRIOK KEL.GADING P.GADUNG RAWAMANGUN KLENDER P.KELAPA SLIPI MENTENG C.PUTIH KEDOYA K.JERUK KEBAYORAN LAMA KUNINGAN MANGGARAI TEBET KEBAYORAN BARU P.INDAH KEMANG CILANDAK PANCORANCAWANG L.BULUS CONDET KALIBATA RAGUNAN CIGANJUR CIBUBUR CAKUNG CILINCING DEPOK PARUNG BE TANGERANG LAUT JAWA

Gambar 1. Peta Orientasi Lokasi JHI

Batasan Studi

Studi ini dibatasi pada aspek kegiatan pemeliharaan outdoor dari kompleks Jakarta Hilton International.

U

Tanpa Skala

(23)

Metode Kerja

Proses studi dilaksanakan dengan cara magang, melalui kegiatan observasi dan partisipasi aktif di lapang sebagai trainee pada Gardening Department. Data diperoleh melalui observasi/survai, wawancara dan studi pustaka dari buku, laporan & sumber pustaka lainnya.

Aspek kegiatan yang dilaksanakan meliputi :

1. Pekerjaan lapang, yaitu pelaksanaan pengawasan dan partisipasi kegiatan pemeliharaan.

2. Pekerjaan perkantoran, yaitu partisipasi dalam kegiatan administrasi. Jenis, bentuk, sumber, dan cara pengambilan data untuk kegiatan magang dijelaskan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Cara Pengambilan Data

No. Jenis Sumber Cara Pendataan 1. Data Fisik & Biofisik

letak dan luas lapangan Studi pustaka

iklim BMG Studi pustaka

hidrologi lapangan Wawancara, survai

2. Data Sosial dan Ekonomi lapangan Studi pustaka

3. Profil Perusahaan lapangan Studi pustaka,wawancara 4. Pemeliharaan Lanskap

konsep pemeliharaan lapangan Wawancara, studi pustaka pelaksanaan pemeliharaan lapangan Wawancara, studi pustaka

tenaga kerja lapangan Wawancara

alat dan bahan lapangan Wawancara, survai

biaya lapangan Wawancara

(24)

KONDISI UMUM JAKARTA HILTON INTERNATIONAL

Letak dan Luas

Kompleks Jakarta Hilton International beralamat di Jalan Gatot Subroto, dan termasuk ke dalam kelurahan Gelora, kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Lokasi ini berada tepat di bagian timur Semanggi Interchange, yang merupakan titik pertemuan antara Jl. Jend. Sudirman dengan Jl. Gatot Subroto. Letak JHI di sebelah utara berbatasan dengan Jl. Gatot Subroto dan Jakarta Convention Center, di sebelah timur dengan Semanggi Interchange, di sebelah selatan dengan Jl. Jend. Sudirman dan sebelah barat dengan kompleks olahraga Senayan. Posisi ini sangat strategis di pusat bisnis Jakarta, hanya beberapa menit dari pusat kota dan memiliki akses mudah menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Gambar 2).

Gambar 2. Aksesibilitas JHI

Jakarta Hilton International terletak di atas lahan seluas ±13 ha dengan 60% area terbangun. Pada saat ini, kompleks JHI meliputi hotel yang terdiri dari Main Tower, Garden Tower dan Lagoon Tower; Hilton Executive Club; apartemen The Hilton Residence; dan kompleks pertokoan Indonesian Bazaar.

(25)

Berbagai macam sarana yang dimiliki JHI dihubungkan dengan suatu lanskap yang terdiri dari taman dan jalan setapak yang dapat memberikan kesempatan bagi pelanggan Hilton untuk menikmati suasana outdoor yang nyaman.

Iklim

Berdasarkan data iklim rata-rata 2000-2004 (Gambar 3) yang diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Jakarta, wilayah DKI Jakarta memiliki iklim yang panas. Suhu udara berkisar antara 23,62°C sampai 33,12°C. Kisaran suhu ini dikategorikan nyaman, menurut Laurie (1986) yang menyatakan bahwa utuk kondisi tropis kenyamanan relatif berkisar antara 27°C-28°C. Suhu pada tapak dapat dimanipulasi dengan pengggunaan elemen lanskap.

Kelembaban udara wilayah DKI Jakarta memiliki nilai rata-rata 75%. Nilai kelembaban ini dapat dikatakan relatif nyaman. Kelembaban ideal bagi manusia adalah antara 40%-77% (Laurie, 1986). Nilai kecepatan angin rata-rata adalah 2,55 knot. Sedangkan nilai radiasi rata-rata adalah 55,9%. Suhu udara, kelembaban, kecepatan angin dan radiasi sangat berpengaruh terhadap kenyamanan manusia.

(26)

Suhu

20 25 30 35

Jan Feb Mar Apr Mei Jun JulAgst Sept Okt Nov Des

Bulan S u h u ( C ) Suhu max Suhu rata-rata Suhu min

Ke le m baban udara rata-rata

50 60 70 80 90

Jan Feb MarApr MeiJun JulAgstSept OktNovDes

Bulan K e le m bab

an udar

a

(%

) Kelembaban Udara

rata-rata Kecepatan Angin 0 2 4 6 8 10

JanFeb MarAprMeiJun JulAgstSept OktNovDes

Bulan K e c epa tan A ngi n (K not

) Kecepatan terbesar

Kecepatan rata-rata Radiasi 20 40 60 80 100

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Ju l

Agst Sept Ok t

Nov Des

Bulan R a d ia s i ( % ) Radiasi (%) Curah Hujan 0 5 10 15 20

Jan Feb Mar Apr Mei Jun JulAgstSept OktNovDes

Bulan C u rah H uj a n ( m m )

Curah Hujan (mm)

(27)

Hidrologi

Sumber air yang digunakan untuk kepentingan taman adalah air tanah. Sejumlah pompa air lengkap dengan keran diletakkan menyebar di seluruh area JHI, untuk menyediakan air untuk menyiram taman dan kegiatan pembersihan

outdoor lain.

Pada tapak terdapat dua danau buatan yang pertama berada di kompleks pertokoan Indonesian Bazaar sedangkan yang kedua berada di Lagoon Tower. Air untuk danau buatan ini berasal dari air tanah yang dipompakan ke lagoon. Air dari lagoon mengalir ke danau Indonesian Bazaar dan setelah penuh dialirkan ke saluran pembuangan.

Air untuk keperluan hotel/indoor diperoleh dari PAM. Limbah air yang dihasilkan hotel dialirkan ke sebuah fasilitas penjernihan air (water treatment) sebelum akhirnya dialirkan ke saluran pembuangan.

Sosial dan Ekonomi

Jakarta Hilton International merupakan hotel berbintang lima dengan jumlah total kamar sebanyak 1104 buah yang tersebar di tiga gedung, Main Tower, Garden Tower dan Lagoon Tower. Tarif kamar yang ditawarkan berkisar antara US$ 220 hingga US$ 2500. Selain itu terdapat juga 11 restoran dan beberapa ruang pertemuan. Dapat disimpulkan bahwa pengguna jasa JHI merupakan masyarakat yang berasal dari golongan atas.

Sejarah Jakarta Hilton International

(28)

dibuka pada tahun 1987, sedangkan gedung kedua, THR II, dibuka pada tahun 1989. Lagoon Tower merupakan tambahan terbaru di kompleks JHI, diresmikan pada tahun 1993. Lagoon Tower memiliki nuansa yang lebih kontemporer dan modern.

Jakarta Hilton International merupakan hotel pertama di Jakarta yang dianugerahi penghargaan lima bintang berlian oleh Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi. Penghargaan tersebut di reklasifikasi pada tahun 1991.

Manajemen Jakarta Hilton International dipegang oleh PT. Kelola Santana Graha, sebagai pemegang lisensi Hilton International di Jakarta. Pada saat ini JHI memiliki 1700 orang pegawai yang dipimpin oleh seorang General Manager. Secara umum, struktur organisasi JHI dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Stuktur Organisasi JHI

General Manager

Resident Manager

Financial Controller

EAM

THR EC Room

Division

FB Sales &

Marketing

POM HRD

Keterangan :

EAM : Executive Assistant Manager THR : The Hilton Residence EC : Executive Club FB : Food & Beverage

(29)

LANSKAP JAKARTA HILTON INTERNATIONAL

Konsep Lanskap Jakarta Hilton International

Area yang relatif luas memberikan peluang bagi perancang untuk berkreasi dan menampilkan elemen lanskap dengan variasi yang tinggi. Konsep lanskap JHI dibuat sesuai visi dan misi perusahaan, yaitu city resort. Visi JHI adalah untuk menjadi hotel yang dinamis, sangat nyaman, mewah dan menguntungkan, dengan disertai semangat melayani dan menghargai budaya ramah tamah khas Indonesia. Sedangkan misi JHI adalah membangkitkan kembali semangat dan mutu pelayanan JHI dan pemulihan reputasi sebagai

Jakarta’s Landmark City Resort. Fasilitas yang disediakan adalah 13 lapangan tenis, empat lapangan squash, kolam renang, jogging trek dan area bermain anak.

Suasana yang ingin ditampilkan adalah suasana tropis yang nyaman untuk beraktivitas, dengan tetap menampilkan budaya Indonesia. Rancangan lanskap JHI menggunakan pola alami atau organik. Vegetasi dominan digunakan adalah kelapa (Cocos nucifera), berbagai jenis palem, pohon peneduh (Pterocarpus indicus), berbagai jenis semak (Heliconia sp., Ixora sp.,dll) dan tanaman penutup tanah (Chlorophytum comosum, Rhoeo discolor, Sansevieira

sp., dll). Umumnya semak ditanam dalam suatu komposisi dengan jenis semak dan tanaman penutup tanah lain. Sedangkan untuk rumput, digunakan jenis rumput gajah (Axonopus compressus). Gambar 5 memperlihatkan pemandangan taman JHI dengan bird eye view.

(30)

Sirkulasi dalam taman dibuat dalam bentuk jalan setapak yang juga berfungsi sebagai jogging trek dan jalan setapak berkanopi. Elemen keras yang dijumpai pada taman adalah patung, gerabah (seperti kendi dan pot), saung/gazebo, lampu taman, penunjuk arah (signage) dan bangku taman.

Hal menarik dalam lanskap JHI adalah kehidupan berbagai satwa di dalamnya. Pemilihan elemen lunak dan keras pada lanskap JHI menciptakan lingkungan yang dapat mengundang satwa, seperti burung, serangga, kupu-kupu dan tupai.

Secara umum, lanskap JHI dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu Main Tower/Garden Tower, Lagoon Tower, Executive Club, Indonesian Bazaar, THR dan area parkir/lobby.

Main Tower/Garden Tower

Area taman pada Main Tower/Garden Tower merupakan taman inti yang dapat digunakan tamu hotel untuk berbagai aktivitas. Dalam area ini terdapat berbagai fasilitas antara lain jogging trek, kolam renang (Gambar 6), taman bermain anak (Gambar 7), lapangan tenis dan Sriwedari Garden Restaurant. Area ini hanya dapat diakses oleh staf dan tamu hotel. Dalam tapak ini, terdapat satu bagian yang didesain dengan tema sawah tradisional Indonesia. Pada sawah ini terdapat petak-petak sawah yang ditanami padi, saung, kolam ikan dan sungai kecil.

Gambar 6. Kolam Renang JHI Gambar 7. Taman Bermain Anak

Lagoon Tower

Lahan area Lagoon Tower cukup terbatas dan didominasi oleh lagoon

(31)

Executive Club

Area ini khusus diperuntukkan bagi anggota klub. Dalam area ini terdapat area parkir, kolam renang, lapangan squash, lapangan tenis dan gazebo-gazebo dalam taman.

Indonesian Bazaar

Tapak ini didesain sebagai kompleks pertokoan yang mengelilingi danau (Gambar 8), tetapi pada saat ini hanya beberapa toko dan kantor saja yang beroperasi (di bagian timur danau). Sedangkan bagian barat danau bangunan-bangunan toko tidak berfungsi atau dijadikan kantor dan gudang. Sebagian besar lahan pada bagian barat tapak tidak dapat digunakan karena akan dilaksanakan proyek pembangunan jalan bawah tanah yang menghubungkan Lagoon Tower dengan JakartaConvention Center.

Teater Bali yang terdapat dalam tapak, saat ini juga sudah tidak berfungsi. Tapak ini digunakan sebagai gudang dan direncanakan akan dijadikan lahan parkir untuk motor. Fasilitas lain yang terdapat dalam tapak adalah mushalla yang masih berfungsi dengan baik.

Pada tapak ini terdapat satu bagian yang diperuntukkan sebagai pembibitan tanaman. Pembibitan ini idealnya dapat menghasilkan stok tanaman untuk keperluan JHI. Pada saat ini, pembibitan digunakan untuk penyimpanan tanaman untuk keperluan dekorasi indoor (Gambar 9).

Gambar 8. Danau Indonesian Bazaar Gambar 9. Pembibitan Tanaman Indoor

The Hilton Residence

(32)

Area parkir/Lobby

Lobby Main Tower/Garden Tower memiliki planter box yang ditanami berbagai jenis semak dan groundcover dengan pola alami. Pada bagian depan

lobby terdapat hamparan rumput yang dikombinasikan dengan berbagai jenis semak, pohon peneduh dan pohon kelapa (Cocos nucifera) (Gambar 10).

Area parkir yang disediakan JHI cukup luas. Pada area ini terdapat pohon-pohon peneduh dan traffic island, sehingga kesan taman masih kuat ditampilkan.

[image:32.612.248.425.233.369.2]

Gambar 10. Taman Area Lobby

Pengelolaan Taman Jakarta Hilton International

Taman JHI dikelola oleh Gardening Department yang bertanggung jawab kepada Housekeeping Department. Housekeeping berada dibawah Room Division . Gambar 11 menunjukkan struktur organisasi dalam Room Division.

Gambar 11. Struktur organisasi dalam Room Division.

Room Division

Front Office Housekeeping Telephone Flower Decoration

[image:32.612.135.494.508.629.2]
(33)

Gardening Department memiliki tanggung jawab untuk mempertahankan keindahan taman JHI. Misi Gardening Depertment adalah :

1. Menciptakan suatu taman dan lagoon tropis dalam kompleks JHI dengan berbagai satwa seperti angsa dan ikan yang selalu tersedia untuk acara-acara taman.

2. Menanam tanaman buah-buahan khas yang dapat mengundang kehidupan satwa seperti burung.

3. Menciptakan lanskap khas Indonesia.

4. Membuat dekorasi taman di public area dan taman dalam ruang. 5. Mengembangkan greenhouse dan taman botani dalam kompleks JHI.

Cakupan kerja Gardening Department meliputi area outdoor (taman) dan

indoor (tanaman dalam ruang, seperti mini garden dan tanaman pot). Pekerjaan

outdoor meliputi pemeliharaan taman, sedangkan pekerjaan indoor meliputi perawatan tanaman dalam ruang dan dekorasi/pembuatan taman indoor dalam ruang-ruang pertemuan.

Gardening Department dipimpin oleh seorang Gardening Manager.

Gardening Manager bertanggung jawab terhadap keindahan taman JHI dan tugas utamanya adalah mengatur pemeliharaan taman; merencanakan dan mengarahkan kinerja Gardening Department untuk memfasilitasi kebutuhan sehari-hari taman; mengatur pekerjaan dekorasi indoor atau dekorasi taman; mengelola, memonitor kegiatan staf gardening agar senatiasa sesuai dengan standar dan kebijakan yang berlaku; dan melakukan perbaikan taman (upgrading).

Pekerjaan lapangan dilaksanakan oleh staf gardening (gardener) yang diawasi oleh supervisor dan senior supervisor. Tugas utama senior supervisor

adalah penjadwalan dan evaluasi/pengawasan terhadap staf gardening. Sedangkan tugas utama supervisor adalah menjadwalkan kegiatan staf,

(34)
[image:34.612.133.503.76.313.2]

Gambar 12. Struktur Organisasi Gardening Department

Dalam bagian selanjutnya, pekerjaan indoor tidak lagi dibahas, melainkan ditekankan pada pekerjaan outdoor.

Environmental Committee

Environmental Committee merupakan komite non struktural dalam organisasi JHI. Komite ini didirikan sebagai wadah bagi staf JHI yang berorientasi peduli lingkungan. Pada saat ini, komite beranggotakan lima orang yang berasal dari berbagai departemen, seperti Gardening, Accounting dan Finance Department. Misi dari komite ini adalah untuk menjadikan JHI sebagai hotel yang ramah lingkungan. Program utama komite ini adalah untuk menjalankan 3RS yaitu Recycle, Reduce, Reuse dan Sales. Kegiatan yang dilaksanakan komite ini antara lain aksi penamanan pohon yang mendukung fungsi taman JHI sebagai bagian ruang terbuka hijau (RTH) Jakarta.

Gardening Manager

Senior Supervisor Senior Supervisor

(Lagoon Tower)

Senior Supervisor

Supervisor (MT/GT-indoor)

Supervisor (EC)

Supervisor (MT/GT-outdoor)

Supervisor (Lobby-Parking Area)

Staf Staf Staf

indoor

Staf outdoor

Staf Staf

Keterangan :

(35)

PEMELIHARAAN TAMAN JAKARTA HILTON INTERNATIONAL

Konsep Pemeliharaan

Pemeliharaan taman JHI dimaksudkan untuk menjaga keindahan taman di seluruh kompleks JHI. Keindahan taman dijaga dengan upaya pemeliharaan fisik rutin dan didukung dengan peninjauan ulang yang dilakukan oleh manajer departemen dan pihak manajemen JHI. Peninjauan ulang dilakukan untuk mengevaluasi kondisi taman JHI agar selalu sesuai dengan tuntutan kualitas perusahaan. Secara luas, pemeliharaan taman JHI dilakukan secara intensif, meskipun demikian diimbangi dengan kebijakan-kebijakan yang ditujukan untuk menekan biaya dan ramah lingkungan. Pemeliharaan taman JHI merupakan tanggung jawab Gardening Department. Kegiatan pemeliharaan taman JHI dilakukan oleh staf (gardener) outdoor yang diawasi dan dibantu oleh supervisor

dan senior supervisor.

Ketenagakerjaan

Kegiatan pemeliharaan taman (outdoor) dilaksanakan oleh 17 orang

gardener, diawasi oleh tiga supervisor dan tiga senior supervisor. Seluruh staf

Gardening Department bekerja pada shift pagi dari pukul 08.00 hingga pukul 16.00, sedangkan manajer bekerja dari pukul 09.00 hingga pukul 18.00. Staf,

supervisor dan senior supervisor bekerja enam hari kerja dan satu hari libur dalam satu minggu. Hari libur staf ditentukan oleh masing-masing supervisor

yang dimusyawarahkan dengan staf. Tiap hari kerja, seluruh staf JHI wajib melakukan absen ketika masuk dan keluar dengan melakukan slide-in dan slide-out.

Kesejahteraan staf merupakan bagian dari kebijakan perusahaan. Staf JHI diikutsertakan dalam program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) yang meliputi jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan jaminan hari tua. Fasilitas lain yang disediakan untuk staf antara lain jatah makan satu kali per

shift, parkir bagi yang membawa kendaraan, ruang ibadah, ruang istirahat (locker room) dan jaminan kesehatan.

(36)

diberikan atas dasar prestasi kerja yang dinilai tiap enam bulan sekali. Kenaikan berkala diberikan satu tahun sekali berdasarkan indeks harga konsumen, kondisi bisnis perusahaan dan kebijakan pemerintah. Gaji yang diperoleh tiap bulan ditentukan oleh daftar hadir/absensi. Bila staf tidak hadir tanpa alasan gaji akan dipotong.

Administrasi

Briefing atau penjelasan pekerjaan dilakukan tiap hari kerja (Senin sampai Jumat) antara manajer dengan senior supervisor dan supervisor. Briefing

dilakukan setelah manajer mengikuti Morning Briefing harian yang diikuti seluruh kepala departemen. Dalam briefing, manajer menyampaikan pekerjaan yang harus dilakukan selain pekerjaan rutin, memberikan masukan-masukan kepada

senior supervisor dan supervisor dan menyampaikan hasil Morning Briefing yang berhubungan dengan pekerjaan Gardening Department. Dalam forum ini, senior supervisor dan supervisor dapat menyampaikan perkembangan pekerjaan, hambatan pekerjaan dan keluhan-keluhan. Hasil briefing disampaikan senior supervisor dan supervisor kepada staf (gardener) sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

Kegiatan operasional harian dilaksanakan gardener pada area kerja yang telah ditentukan oleh Gardening Manager. Pembagian area kerja adalah sebagai berikut :

• Main Tower/Garden Tower

Lanskap Main Tower/Garden Tower dipelihara oleh enam orang gardener

yang diawasi oleh seorang supervisor. • Lagoon Tower

Lanskap Lagoon Tower dipelihara oleh dua orang gardener dibawah pengawasan seorang senior supervisor.

• Executive Club

Lanskap Executive Club dipelihara oleh tiga orang gardener yang diawasi oleh seorang supervisor.

• Indonesian Bazaar-Parkir Ballroom-Jl. Gatot Subroto

(37)

• The Hilton Residence

Pemeliharaan lanskap THR diserahkan kepada pihak kontraktor, yaitu PT.Ardhi Cipta Graha, sejak November 2004. Pemeliharaan outdoor

dilaksanakan oleh tiga orang staf yang diawasi oleh seorang supervisor. Pada pelaksanaannya, kerja kontraktor turut diawasi oleh senior supervisor

Lagoon Tower. • Area Parkir/Lobby

Lanskap ini dipelihara oleh dua orang gardener dan diawasi oleh seorang

supervisor.

Penyediaan barang dan jasa yang berhubungan dengan kelangsungan kerja Gardening Department termasuk tanggung jawab manajer. Keperluan barang disampaikan supervisor kepada manajer ketika briefing. Barang yang dimaksud meliputi alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan pemeliharaan lanskap. Sedangkan jasa yang dimaksud adalah menyangkut pekerjaan yang memerlukan bantuan jasa dari pihak luar JHI.

Pemesanan barang dilakukan melalui tiga cara berdasarkan sifat barang, yaitu market list (untuk barang-barang yang rutin dibeli), direct order (DO) (untuk barang-barang yang berharga dibawah Rp.500.000,00 dan barang yang dibutuhkan secara mendadak) dan purchase request (PR) (untuk barang dengan harga nominal besar). Pemesanan dilakukan oleh manajer ke Purchasing Department melalui e-mail. Untuk pemesanan market list dan DO (Gambar 13), manajer mengirim e-mail barang yang dibutuhkan ke Purchasing Department dan segera diproses. Purchasing Department memesan kepada supplier. Barang yang diantar supplier diperiksa Receiving Department, bila sesuai dengan permintaan dikeluarkan receiving record (RR). RR digunakan supplier untuk meminta pembayaran kepada JHI melalui bagian Accounting.

Proses pemesanan barang melalui PR pada dasarnya sama dengan DO , perbedaannya terdapat pada penentuan supplier. Dalam PR, supplier ditentukan melalui proses tender. Proses ini harus diketahui dan disetujui oleh General Manager JHI, Purchasing Department, Finance Control dan departemen pemesan (dalam hal ini Gardening Department). Setelah disetujui, dikeluarkan

(38)
[image:38.612.138.506.83.239.2]

Gambar 13. Diagram Pemesanan Barang melalui DO

Permintaan bantuan jasa dilakukan untuk pekerjaan yang tidak dapat ditangani oleh staf Gardening Department, misalnya untuk pemangkasan pohon yang memerlukan alat dan keterampilan yang spesifik. Proses yang dilakukan sama dengan PR, perbedaannya pada PO yang dihasilkan, dalam proses ini dilakukan kontrak dengan pemenang tender. Kontrak berisi jangka waktu kontrak, teknik pelaksanaan dan syarat-syarat pekerjaan. Kontrak ini ditandatangani oleh manajemen JHI (sebagai pihak pertama), kontraktor (sebagai pihak kedua) dan Gardening Department (sebagai saksi). Selama masa kontrak, kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang tertera dalam Surat Perintah Kerja (SPK) yang dikeluarkan oleh Gardening Department. Tiap SPK yang telah selesai dikerjakan, pihak kontraktor diwajibkan membuat berita acara yang akan ditandatangani Gardening Department. Berita acara digunakan kontraktor untuk meminta pembayaran kepada JHI melalui bagian Accounting.

Penjadwalan kegiatan pemeliharaan dilakukan oleh manajer. Tiap staf

Gardening Department (termasuk kontraktor THR) bekerja berdasarkan jadwal yang tertera dalam monitoring card. Monitoring card berisi jenis pekerjaan yang harus dilakukan dan frekuensi pelaksanaan/waktu pelaksanaan. Monitoring card

juga dapat memudahkan pengawasan bagi supervisor dan manajer.

Pada monitoring card, kegiatan pemangkasan pohon (trees trimming) dan perbaikan taman (upgrading) tidak terjadwal. Hal ini dikarenakan jenis kegiatan yang insidentil. Pemangkasan pohon dilakukan sesuai keputusan manajer dan menggunakan jasa kontraktor, sedangkan kegiatan upgrading dilakukan sesuai pertimbangan manajer atau masukan dari pihak manajemen JHI.

Gardening Purchasing

Supplier

Barang Receiving

RR

(39)
[image:39.612.130.541.95.254.2]

Tabel 2. Monitoring Card

January February March April May June Job

order 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Mowing • • • • • • • • • • • • Shrubs

Trimming • • • • • • • • • • • • Edging • • • • • • Fertilizing • • • • • • Pest

Control • • • • • • Trees

Trimming Upgrading

Pemeliharaan Fisik

Pemeliharaan taman dilakukan mengikuti job order yang tertera pada

monitoring card. Selain itu terdapat juga beberapa pekerjaan lain yang tidak tertera dalam monitoring card seperti penyiraman, pemeliharaan elemen keras dan pembersihan taman/penyapuan.

Pemangkasan Rumput

Pemangkasan rumput (Gambar 14) dilakukan dengan frekuensi dua minggu sekali. Pemangkasan dilakukan menggunakan dua jenis mesin pemotong rumput, yaitu mesin pangkas gendong dan mesin dorong (walk behind mower). Mesin pangkas gendong digunakan untuk memotong rumput pada lahan berlereng, bagian tepi rumput dan daerah yang tidak terjangkau walk behind mower, sedangkan walk behind mower (Gambar 15) digunakan pada lahan yang relatif datar.

Pekerjaan memangkas rumput dilakukan secara bersama oleh para

(40)

Gambar 14. Pemangkasan Rumput Gambar 15. Walk behind mower

Pemangkasan Semak dan Perdu

Pemangkasan semak yang dilakukan rutin dua minggu sekali adalah pemangkasan teh-tehan (Acalypha macrophylla) yang berbentuk hedge. Hedge

ini berfungsi sebagai tanaman pembatas (border). Pemangkasan dilakukan dengan menggunakan mesin pangkas gendong (trimmer) atau manual menggunakan gunting pangkas. Mesin trimmer yang digunakan sama dengan mesin gendong pemotong rumput, hanya diganti pisaunya dengan pisau pemangkas semak. Gunting pangkas masih digunakan karena meskipun disediakan trimmer, sebagian besar pisau sudah tidak dapat digunakan sehingga menghasilkan pangkasan yang tidak rapih. Wilayah yang masih menggunakan

[image:40.612.247.427.454.588.2]

trimmer adalah Main Tower/Garden Tower(Gambar 16).

Gambar 16. Pemangkasan Teh-tehan Menggunakan Trimmer

Pekerjaan pemangkasan hedge dilakukan secara bersama, karena bentukan teh-tehan ini terdapat dalam jumlah besar. Biasanya gardener

(41)

Pemangkasan semak atau perdu lain dilakukan secara insidentil, yaitu ketika dilihat sudah tidak rapih atau menutupi tanaman lain yang ada di belakangnya. Pemangkasan ini dilakukan menggunakan gunting stek.

Pemangkasan Pohon

[image:41.612.263.411.430.623.2]

Pemangkasan pohon dilakukan secara insidentil menggunakan jasa kontraktor. Pemangkasan pohon dilakukan untuk menjaga tampilan fisik tanaman dan keselamatan tamu. Pohon yang dipangkas oleh kontraktor adalah angsana (Pterocarpus indicus) dan kelapa (Cocos nucifera). Angsana dipangkas pada bagian ranting yang telah melebar, sedangkan kelapa dipangkas daun tua/bagian bawah dan diambil buahnya (Gambar 17). Buah kelapa dikhawatirkan akan mencelakai tamu khususnya pohon yang terletak di area Main Tower/Garden Tower. Alat yang dipakai adalah tangga, tali, golok dan gergaji mesin. Dalam proses pemangkasan ranting angsana maupun daun dan buah kelapa, kontraktor menggunakan tali untuk menggantung hasil pangkasan dari pohon untuk diturunkan secara perlahan ke tanah. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerusakan pada tanaman yang ada di bawahnya. Kendala yang ditemui adalah pihak kontraktor terkadang kurang berhati-hati menurunkan hasil pangkasan, bila tidak diawasi.

Gambar 17. Pemangkasan Kelapa oleh Kontraktor

(42)

digunakan adalah golok dan gergaji mesin. Contoh pohon yang dipangkas oleh

gardener adalah pisang kipas (Ravenala madagascariensis) dan bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea).

Edging

Edging merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mempertegas batas antara rumput dan semak sehingga pola desain yang telah dibentuk tetap terjaga. Edging dilakukan dengan cara menggemburkan dan merapihkan tanah antara rumput dan semak. Bersama dengan itu dilakukan juga penyiangan gulma yang tumbuh di sekitar semak. Pekerjaan edging dilaksanakan secara manual menggunakan kape. Dalam monitoring card disebutkan bahwa pekerjaan ini dilakukan rutin satu bulan satu kali, tetapi pada pelaksanaannya edging

dilakukan secara insidentil.

Pemupukan

Kegiatan pemupukan dijadwalkan secara rutin satu bulan satu kali. Pada saat ini kegiatan pemupukan rutin sudah tidak lagi dilaksanakan. Hal ini dikarenakan oleh kurangnya dana yang disediakan. Pemupukan hanya difokuskan pada tanaman pot (khususnya untuk keperluan indoor) dan tanaman yang baru ditanam. Pupuk yang digunakan adalah kompos dan pupuk kandang.

Pupuk kompos yang digunakan berasal dari sampah sisa potongan rumput dan semak. Sisa potongan rumput dan semak ditimbun dalam lubang tanah yang disediakan. Pembuatan kompos dilakukan langsung di tapak, pada bagian taman yang tidak dapat diakses langsung oleh tamu, seperti dibalik semak atau pagar.

Pengendalian Hama

(43)

Penyiraman

Penyiraman dilakukan menggunakan air tanah. Sejumlah pompa air yang dilengkapi keran terletak tersebar di seluruh kompleks JHI. Penyiraman dilakukan tiap hari pada pagi hari, kecuali pada musim hujan. Penyiraman dilakukan secara manual menggunakan selang, tetapi pada musim kemarau bila frekuensi penyiraman harus ditambah, penyiraman dapat dilakukan menggunakan

sprinkler. Hal ini dapat meringankan kerja gardener meskipun sprinkler dan selang harus dipindahkan tiap beberapa waktu agar tidak terjadi genangan air.

Penyiangan Gulma

Penyiangan gulma dilakukan secara insidentil, setelah pekerjaan rutin lain telah selesai dilaksanakan. Penyiangan gulma yang tumbuh sekitar semak dan rumput dikerjakan secara manual menggunakan tangan atau kape. Gulma yang terdapat pada tapak adalah putri malu, rumput liar dan semanggi. Biasanya penyiangan dilakukan bersamaan dengan edging. Gulma yang tumbuh pada perkerasan juga ditangani secara manual.

Penjarangan

Penjarangan dilakukan pada tanaman yang sudah terlalu padat/rimbun. Tanaman yang perlu dijarangkan antara lain jenis pisang-pisangan (Heliconia sp.), Sansevieria sp. dan Rhoeo discolor. Jenis pisang-pisangan perlu diberikan perhatian lebih karena jumlah anakan yang meningkat dengan cepat, tanaman mati setelah berbunga dan bila terlalu padat akan rebah ketika dijarangkan. Jika memungkinkan tanaman ditanam kembali sebagai persediaan/stok tanaman.

Penyulaman

Penyulaman dilakukan secara insidentil. Tanaman yang sering membutuhkan penyulaman adalah tipe tanaman penutup tanah dan rumput yang terletak dekat pusat kegiatan tamu. Penyulaman pada lokasi ini umumnya dikarenakan tanaman terinjak oleh tamu. Tanaman untuk menyulam diperoleh dari stok tanaman.

Perbanyakan Tanaman

(44)

penyulaman dan upgrading. Perbanyakan tanaman dapat mengurangi belanja departemen. Perbanyakan tanaman dilakukan secara vegetatif dan generatif. Vegetatif dilakukan melalui stek, tunas dan cangkok, sedangkan generatif melalui biji.

[image:44.612.247.426.304.445.2]

Stek dilakukan pada beberapa jenis semak dan tanaman penutup tanah, seperti Diffenbachia sp. dan Epipremnum pinnatum. Cangkok dilakukan terhadap beberapa jenis semak seperti puring (Codiaeum sp.) (Gambar 18). Pada umumnya tanaman yang distek dan dicangkok merupakan tanaman yang harus dipangkas. Agar pemangkasan tidak sia-sia, sisa pemangkasan distek atau sejak sebulan sebelum dipangkas, dipersiapkan untuk dicangkok. Tunas biasanya didapat dari penjarangan. Perbanyakan dari biji dilakukan untuk berbagai jenis palm dan pohon kelapa (Cocos nucifera).

Gambar 18. Pencangkokan Tanaman

Perbanyakan tanaman umumnya dilakukan oleh supervisor dan senior supervisor. Pada beberapa wilayah kerja terdapat pembibitan yang digunakan sebagai lokasi penyimpanan tanaman hasil perbanyakan. Biasanya pembibitan diletakkan pada tempat yang tidak dapat diakses langsung oleh tamu. Media tanam yang digunakan adalah daun kering dan campuran tanah-kompos yang semuanya berasal dari tapak.

Pembersihan Sampah

Pembersihan taman dari sampah padat dilakukan dengan penyapuan. Kegiatan ini diserahkan kepada kontraktor, pada saat ini dilaksanakan oleh PT. Ganda Madyindo Tama. Operasional lapangan terbagi dalam dua shift kerja yaitu

(45)

dan diawasi oleh satu orang supervisor. Shift siang terdiri dari 12 orang ang diawasi oleh seorang supervisor. Tanggung jawab kontraktor adalah menjaga kebersihan lanskap taman JHI dari berbagai bentuk sampah, khususnya sampah padat. Tiap staf lapang PT. Ganda Madyindo Tama dilengkapi dengan peralatan seperti sapu, pengki dan gerobak sampah. Sampah yang terkumpul dibuang ke kontainer.

Sampah padat sisa pekerjaan staf gardening merupakan tanggung jawab staf tersebut. Sampah harus diangkut ke lokasi pembuangan sampah yang tersebar pada empat titik di wilayah JHI. Sampah pada tempat pembuangan sampah ini akan diangkut oleh truk setiap hari. Untuk sampah dengan volume besar dan sulit untuk diangkut ke lokasi yang telah ditentukan, sampah dibawa ke pembuangan sementara yang terletak di area parkir. Sampah ini kemudian akan diangkut jika jumlahnya sudah mencukupi satu truk. Pengangkutan sampah ini diserahkan kepada pihak kontraktor.

Upgrading

Upgrading merupakan kegiatan perbaikan mutu taman. Hal ini dapat dicapai melalui penanaman kembali maupun perubahan desain taman.

Upgrading dilakukan berdasarkan perencanaan sebelumnya maupun atas saran dari pihak manajemen JHI. Pekerjaan upgrading dilaksanakan oleh staf

gardening pada masing-masing lokasi, atas perintah manajer. Selama periode April-Juli dilaksanakan beberapa kegiatan upgrading, yang meliputi pembuatan taman pintu masuk Lagoon Tower-Jl. Gatot Subroto, penanaman padi di sawah, penggantian tanaman sekitar Sriwedari Garden Restaurant, tata ulang taman batu Sriwedari Garden Restaurant dan perbaikan taman dek lantai 2 Garden Tower.

(46)

Sawah yang terletak di lanskap Main Tower/Garden Tower memerlukan penggantian tanaman padi (Oryza sativa) secara rutin. Tiap tiga bulan sekali padi dipanen dan ditanam yang baru. Benih padi ditanam di pembibitan sebelum ditandur pada tapak. Pekerjaan ini dilakukan oleh seorang senior supervisor

dibantu oleh seorang gardener (Gambar 19).

Penggantian tanaman sekitar Sriwedari Garden Restaurant dilakukan karena kondisi tanaman yang sudah memburuk. Tanaman diganti dengan tanaman yang sama atau sejenis, digemburkan kembali tanahnya dan diberikan pupuk kandang. Tanaman yang digunakan adalah berbagai jenis semak(seperti

Diffenbachia sp.) dan tanaman penutup tanah (Sansevieria sp., Carex morrowii,

Epipremnum pinnatum). Pekerjaan ini dilakukan oleh seorang senior supervisor. Tata ulang taman batu Sriwedari Garden Restaurant dilakukan agar taman batu tidak monoton. Setelah batu dibongkar dan dibersihkan, tapak diberi bentukan dengan pasir lalu batu ditata ulang, sebagai variasi ditambahkan lampu taman, patung dan pot berisi Epipremnum pinnatum. Kegiatan ini dilakukan oleh

gardener Main Tower/Garden Tower dan diawasi oleh supervisor dan senior supervisor.

Perbaikan taman dek (roof garden) lantai 2 Garden Tower dilakukan karena taman tersebut sudah tidak terawat. Pada tapak ditanami palm kuning (Chrysalidocarpus lutescens), tetapi disekelilingnya telah ditumbuhi gulma. Pada

upgrading, gulma dibersihkan secara manual, tanah diratakan dan diberi perkerasan grass block di sekitar palm kuning. Pekerjaan ini dilakukan oleh seorang supervisor dan senior supervisor (Gambar 20).

[image:46.612.330.493.501.622.2]

Gambar 19. Upgrading Sawah Gambar 20. Upgrading Garden Tower Lt.2

Pemeliharaan Elemen Keras

(47)

semua merupakan tanggung jawab Gardening Department. Kebersihan garden furniture menjadi tanggung jawab Housekeeping. Bangunan taman (seperti gazebo dan saung) dan ornamen taman (seperti patung, kendi dan pot) menjadi tanggung jawab Gardening Department, upaya yang dilakukan adalah pembersihan dan pengecatan ulang. Lampu taman merupakan tanggung jawab

Engineering Department (Gambar 21). Sedangkan untuk jalan setapak dan perkerasan seperti area parkir, penyapuan dilakukan oleh kontraktor yang juga bertanggung jawab terhadap pembersihan sampah taman, pembersihan jalan setapak dilakukan staf gardening bersamaan dengan kegiatan penyiraman.

Elemen air juga banyak digunakan pada lanskap JHI. Selain dua danau buatan, terdapat juga empat kolam ikan. Pemeliharaan kolam ikan dilakukan oleh

[image:47.612.179.502.357.511.2]

gardener, pekerjaannya meliputi pembersihan daun kering, pemberian pakan ikan dan pengurasan kolam. Pembersihan daun kering dan pemberian pakan dilakukan setiap hari, sedangkan pengurasan dilaksanakan secara insidentil. Gambar 22 memperlihatkan kegiatan pengurasan kolam oleh gardener.

Gambar 21. Perbaikan Lampu Gambar 22. Pengurasan Kolam oleh staf Engineering oleh staf Gardening

Alat dan Bahan

(48)

Seluruh staf operasional Gardening Department memiliki gunting stek, gunting pangkas dan kape. Alat yang telah diberikan kepada staf menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing.

Biaya Pemeliharaan

Alokasi dana operasional Gardening Department berasal dari Property Operational Maintenance (POM). Selain itu, POM juga membiayai operasional

(49)

PEMBAHASAN

Umum

Lanskap Jakarta Hilton International

Lanskap yang luas menjadi salah satu keunggulan JHI dibandingkan hotel lain di pusat kota Jakarta. Hal ini diperkuat dengan konsep JHI sebagai city resort yang bernuansa tropis khas Indonesia. Konsep ini diharapkan dapat menciptakan suatu lanskap hotel dengan suasana nyaman meskipun berada di tengah kota. Lanskap JHI menyediakan berbagai peluang bagi pengguna tapaknya untuk melakukan kegiatan outdoor, seperti dibuatnya jalan setapak dengan kanopi sehingga tamu JHI dapat menikmati suasana taman yang nyaman (Gambar 23).

Gambar 23. Jalan Setapak Gambar 24. Taman di Area Main Tower yang nyaman

(50)

Tapak dengan tingkat aktivitas sub-optimal adalah Indonesian Bazaar. Lanskap ini memiliki potensi yang tinggi. Fasilitas yang disediakan lengkap (restoran dan pertokoan) dengan pengguna tapak tidak terbatas pada tamu hotel melainkan terbuka untuk umum. Namun pada saat ini, karena kondisi perusahaan yang tidak memungkinkan, tapak Indonesian Bazaar tidak beroperasi secara maksimal. Hanya bagian timur tapak yang masih berfungsi sebagai kompleks pertokoan, sedangkan bagian barat danau digunakan sebagai gudang dan kantor oleh beberapa departemen seperti Gardening dan Security. Kondisi danau di bagian-bagian tertentu tidak terawat (Gambar 25). Pemeliharaan lanskap pada tapak ini hanya sebatas pembersihan/penyapuan daun-daun kering. Suasana lanskap pertokoan dapat dikatakan kurang terawat (Gambar 26).

Gambar 25. Kondisi Danau Gambar 26. Kondisi Lanskap Pertokoan Indonesian Bazaar

Environmental Committee

Terbentuknya Environmental Committee menandakan kepedulian staf JHI terhadap keadaan lingkungan. Komite ini memberikan masukan-masukan kepada pihak manajemen JHI mengenai kebijakan yang berhubungan dengan kelestarian lingkungan, sehingga keputusan yang diambil manajemen bersifat ramah lingkungan.

(51)

Pengelolaan Taman Jakarta Hilton International

Pengelolaan taman JHI secara umum berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan kondisi taman yang cukup terawat dan tidak terdapat keluhan yang berarti, baik dari tamu hotel maupun dari pihak manajemen JHI. Pengelolaan yang dijalankan oleh Gardening Department berjalan dengan baik karena depertemen ini memiliki struktur organisasi yang jelas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arifin & Arifin (2005), yang menyebutkan bahwa sistem organisasi dalam pemeliharaan taman selalu dilakukan oleh pemelihara taman skala besar.

Setiap tingkat jabatan yang terdapat dalam departemen memiliki deskripsi pekerjaan, tanggung jawab dan kualifikasi personel yang dibutuhkan untuk masing-masing posisi. Hal ini tercantum dalam Human Resources Manual yang dikeluarkan oleh Human Resources Department (HRD) JHI. Sternloff & Warren (1984) menyatakan bahwa manual personel berisi kebijakan ketenagakerjaan yang mencakup garis besar pekerjaan tiap-tiap posisi, kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan, peraturan-peraturan yang berlaku dan informasi lain yang menjelaskan tanggung jawab dari tiap staf.

Manajer departemen memiliki basis pendidikan S1 arsitektur lanskap, sedangkan senior supervisor, supervisor dan gardener umumnya berpendidikan SMU. Menurut Arifin & Arifin (2005), operator pemeliharaan taman yang berasal dari lulusan Sekolah Menengah Teknik Pertanian pada umumnya jauh lebih terampil dalam pekerjaan dan menguasai problem di lapang daripada operator taman yang tidak berlatar belakang pendidikan yang relevan. Kebijakan JHI mewajibkan staf gardening untuk menguasai teknik pekerjaannya. Tenaga kerja yang akan diterima menjadi gardener diwajibkan untuk mengikuti masa orientasi dan pelatihan kerja (training) selama tiga bulan. Sebagian besar staf gardening

telah bekerja di JHI selama puluhan tahun, sehingga staf mengenal tapak dengan baik dan memiliki pengalaman kerja tinggi.

Pemeliharaan Taman Jakarta Hilton International

Konsep Pemeliharaan

(52)

Pekerjaan yang sifatnya insidentil dapat berjalan, meskipun diperlukan pengawasan yang lebih baik. Kondisi perusahaan setelah terkena krisis ekonomi ditambah dengan persaingan bidang perhotelan yang makin ketat, menyebabkan dana operasional yang terbatas, sehingga dalam uapaya pemeliharaan taman dilakukan upaya-upaya yang dapat menghemat biaya. Seperti pembuatan pupuk kompos dari sisa tanaman dan perbanyakan tanaman sebagai stok tanaman.

Ketenagakerjaan

Seluruh staf gardening bekerja pada shift pagi dari pk.08.00 sampai dengan pk.16.00. Menurut perjanjian kerja yang disusun serikat pekerja JHI dengan pihak manajemen, staf JHI bekerja maksimum 7 jam sehari dan 40 jam seminggu. Kendala yang ditemui pada staf gardening adalah disiplin waktu. Umumnya pekerjaan gardening dimulai pk.08.15, istirahat pk.11.00 sampai pk.13.15 dan pekerjaan dilanjutkan hingga pk.15.15. Dapat dilihat jam kerja efektif staf gardening hanya 5 jam per hari. Hal ini dapat diperbaiki salah satunya dengan cara meningkatkan motivasi staf.

Penghasilan staf JHI dan tunjangan yang diberikan JHI dapat dianggap mencukupi kebutuhan staf. Keluhan yang disampaikan staf adalah kurangnya penghargaan bagi staf yang bekerja lebih giat. Besar gaji tiap staf relatif sama. Manajemen JHI memberikan penghargaan terhadap dedikasi kerja melalui tunjangan prestasi yang termasuk dalam komponen gaji. Besar tunjangan prestasi adalah antara 2% sampai 10% dari gaji, dan ditentukan 6 bulan sekali. Penilaian prestasi dilakukan oleh atasan melalui proses performance appraisal report. Meskipun demikian sebagian besar staf merasa penghargaan yang diberikan masih kurang signifikan. Hal yang diinginkan staf adalah bagi manajer untuk lebih memperhatikan prestasi kerja stafnya agar penghargaan yang diterima staf terbagi secara adil.

Administrasi

Komunikasi langsung/interpersonal merupakan hal yang harus selalu terjaga dalam suatu organisasi (Sternloff & Warren, 1984). Komunikasi dalam

(53)

supervisor dengan manajer. Sedangkan komunikasi antara supervisor dengan

gardener dilakukan secara informal di lapangan.

Kendala yang ditemui adalah gardener yang bekerja kurang maksimum. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurang optimumnya peran supervisor.

Supervisor dan senior supervior JHI merupakan gardener senior yang lebih berpengalaman dibanding gardener. Menurut Sternloff & Warren (1984),

supervisor menyelesaikan pekerjaan dengan dan melalui stafnya. Selanjutnya disebutkan bahwa keberhasilan seorang supervisor dapat dilihat dari produktivitas stafnya. Seorang supervisor yang efektif dapat mengasah kemampuan bawahannya dan memotivasi mereka agar mendapatkan hasil kerja yang maksimum. Dari pengamatan terhadap gardener JHI dapat dilihat bahwa peran supervisor dalam pelaksanaan pekarjaan adalah penting. Supervisor yang terlibat langsung dengan bawahannya, dapat menjalankan pekerjaan pemeliharaan melalui stafnya dengan baik.

Wilayah kerja dibagi mengikuti fasilitas (bangunan) yang terdapat di JHI, seperti Main Tower/Garden Tower, Indonesian Bazaar, Executive Club dan sebagainya. Pemeliharaan taman tiap wilayah merupakan tanggung jawab

supervisor dan gardener wilayah tersebut. Adanya pembagian zona kerja dan penempatan seorang mandor pada setiap zona dapat membantu kelancaran kerja dan mencapai efektifitas yang baik (Arifin & Arifin, 2005).

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pemeliharaan taman JHI adalah unit maintenance. Sesuai dengan pernyataan Sternloff & Warren (1984) yang menyatakan bahwa dalam metode unit maintenance

Gambar

Gambar 1. Peta Orientasi Lokasi JHI
Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Cara Pengambilan Data
Gambar 2. Aksesibilitas JHI
Gambar 3. Grafik Nilai Rata-rata Unsur Iklim
+7

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi Penawaran dilaksanakan berdasarkan Dokumen Pengadaan Nomor : 007/DPU- Drai/VII/2017 tanggal 03 Juli 2017, Berita Acara Penjelasan Dokumen Pengadaan, dan

Mengacu pada bacaan harian Common Lectionary yang telah direvisi (Augsburg Fortress, 2005), perikop Alkitab di dalam renungan harian Pra Paskah 2018 telah dipilih karena tematik

Metode biaya plus (cost plus method) atau metode CPM adalah metode penentuan harga transfer yang dilakukan dengan menambahkan tingkat laba kotor wajar yang

Skema pengolahan kulit buah kakao permentasi Aspergillus niger. Dikeringkan Kulit

dianutnya b€rsilal p€rtikularistik dengan msresidu HAM monjodi hak azasi warga negara yang itr-, pun masih harus dlresldu. melalui l,Ju yang dlbuat

Lembaga keuangan syariah adalah lembaga yang dalam aktifitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atau dasar

Implementasi yang telah didapatkan petani dan masyarakat dari kebijakan melalui BIMAS, antara lain: program intensifikasi produksi padi seluas 220.000 ha (areal BIMAS dari

[r]