• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II Laporan Pemetaan Potensi Kerusakan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB II Laporan Pemetaan Potensi Kerusakan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan Tahun 2016"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Kegiatan Pemetaan Potensi Kerusakan Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan

BAB II

GAMBARAN LOKASI PEMANTAUAN DAN PARAMETER YANG DIPANTAU

II.1. Lokasi Pemantauan

Kabupaten Grobogan secara geografis terletak di antara 110015’ BT –

111025’ BT dan di antara 70LS – 7030’ LS. Dilihat dari tata ruang Provinsi

Jawa Tengah, Kabupaten Grobogan terletak di antara Pegunungan Kendeng

yang membujur dari arah barat ke timur. Kondisi topografi rata-rata adalah

datar, terutama bagian tengah yang merupakan lahan landai dan agak curam,

sedangkan yang berada di sebelah utara dan selatan berupa pegunungan kapur

dan perbukitan yang membujur dari barat ke timur (Pegunungan Kendeng

Utara dan kendeng Selatan). Luas wilayah kabupaten Grobogan adalah 1.975,

86 km2 dan secara administratif Kabupaten Grobogan terdiri dari 273 desa

dan 7 kelurahan yang tersebar dalam 19 kecamatan dengan ibukota kabupaten

di Purwodadi.

Kabupaten Grobogan merupakan kabupaten yang terdapat banyak

sungai yang merupakan urat nadi kehidupan masyarakat sekitanya.

Sungai-sungai tersebut oleh masyarakat saat ini diduga telah mengalami penurunan

kualitas air sungai sebagai akibat dari buangan limbah berbagai kegiatan

seperti perkebunan, perindustrian, domestik, pertanian, serta kegiatan lainnya

yang dilakukan oleh masyarakat. Adapun lokasi pemantauan dalam rangka

mengetahui kualitas air sungai di beberapa Kecamatan yang terdapat di

wilayah Kabupaten Grobogan adalah sebagai berikut:

(2)

Laporan Kegiatan Pemetaan Potensi Kerusakan Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan

No. Sungai yang Dipantau

Lokasi titik Sampel Jumlah Titik Sampel 1. Sungai Lusi - Desa Selo Kec

Tawangharjo

- Kelurahan Wirosari Kec Wirosari

- Desa Pancan Kec Tawangharjo

3 titik

2. Sungai Tuntang - Desa Jatp Pecaron Kec Gubug

- Desa Klitikan Kec Kedungjati

- Desa Ngombak Kec Kedungjati

- Desa Gelapan Kec Kedungjati

4 titik

3. Sungai Serang - Desa Kandangrejo Kec Klambu

- Desa Pulorejo Kec Purwodadi

- Desa Pulorejo Kec Purwodadi

3 titik

(3)
[image:3.842.114.771.108.498.2]
(4)

II.2. Parameter yang Dipantau a. Temperatur

Temperatur merupakan derajat panas atau dinginnya air yang diukur

pada skala definitif seperti derajat celcius (0C) atau derajat Fahrenheit (0F).

Temperatur air merupakan regulator utama proses-proses alamiah di dalam

lingkungan akuatik. Ia dapat mengendalikan fungsi fisiologis organisme dan

berperan secara langsung atau tidak langsung bersama dengan komponen

kualitas air lainnya mempengaruhi kualitas akuatik. Tempertatur air

mengendalikan spawing dan hatching, mengendalikan aktivitas, memacu atau

menghambat pertumbuhan dan perkembangan, dapat menyebabkan kematian

jika air menjadi panas atau dingin sekali secara mendadak. Air yang lebih

dingin lazimnya menghambat perkembangan; air yang lebih panas umumnya

mempercepat aktivitas. Temperatur air juga mempengaruhi berbagai macam

reaksi fisika dan kimiawi dalam lingkungan akuatik.

Temperatur / Suhu merupakan salah satu variabel lingkungan penting

untuk organisme akuatik.Rentang toleransi serta suhu optimum kultur

berbeda untuk setiap jenis / spesies ikan, hingga stadiapertumbuhan yang

berbeda. Suhu dapat mempengaruhi aktivitas makan ikan, dimana

peningkatan suhumempengaruhi peningkatan aktivitas metabolisme ikan,

penurunan gas (oksigen) terlarut, memberi efekpada proses reproduksi ikan.

Perubahan suhu yang ekstrim dapat menyebabkan kematian organismesungai.

Suhu air yang optimal bagi pertumbuhan biota air berkisar: 28-32°C .

(5)

Zat padat tersuspensi (Total Suspended Solid = TSS) adalah semua zat

padat (pasir,lumpur, dan tanah liat) atau partikel-partikel yang tersuspensi

dalam air dan dapat berupakomponen hidup (biotik) seperti fitoplankton,

zooplankton, bakteri, fungi, ataupun komponen mati(abiotik) seperti detritus

dan partikel-partikel anorganik. Zat padat tersuspensi merupakan

tempatberlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang heterogen, dan berfungsi

sebagai bahan pembentukendapan yang paling awal dan dapat menghalangi

kemampuan produksi zat organik di suatuperairan.

Penetrasi cahaya matahari ke permukaan dan bagian yang lebih dalam

tidak berlangsung efektif akibat terhalang oleh zat padat tersuspensi, sehingga

fotosintesis tidak berlangsung sempurna.Sebaran zat padat tersuspensi di laut

antara lain dipengaruhi oleh masukan yang berasal daridarat melalui aliran

sungai, ataupun dari udara dan perpindahan karena resuspensi endapan

akibatpengikisan.

Residu Tersuspensi adalah berat zat padat dalam air yang tertahan

pada penyaring dengan kertas saring yang berpori sebesar 0,45 mm dan

dikeringkan pada suhu tertentu secara merata dan dinyatakandalam satuan

mg/L.

Residu Terlarut adalah berat zat padat dalam air yang lolos pada

penyaring dengan kertas saring yang berpori sebesar 0,45 mm dan

dikeringkan pada suhu tertentu secara merata dan dinyatakan dalamsatuan

mg/L.

Residu Total terurai adalah bagian berat dari residu total yang terurai

menjadi gas pada pemanasan dengan suhu tertentu dan dinyatakan dalam

satuan mg/L. Residu Tersuspensi Terurai adalahbagian berat dari residu

(6)

dandinyatakan dalam satuan mg/L. Residu Terikat adalah bagian berat residu

total atau residu tersuspensi yang tidak terurai menjadi gas pada pemanasan

dengan suhu tertentu dan dinyatakan dalam satuan mg/L. Residu Mengendap

adalah zat padat yang dapat mengendap selama waktu tertentu dan dinyatakan

dalam satuan mg/L atau mL/L. c. Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman (pH) merupakan suatu parameter penting untuk

menentukan kadar asam/basa dalam air. Nilai pH menyatakan nilai

konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan. Kemampuan air untuk

mengikat atau melepas sejumlah ion Hidrogen akan menunjukkan apakah

larutan tersebut bersifat asam/ basa. Di dalam air yang bersih jumlah

konsentrasi ion H+ dan OH- berada dalam keseimbangan, sehingga air yang

bersih akan bereaksi normal. Peningkatan ion hidrogen akan menyebabkan

nilai pH turun dan disebut sebagai larutan asam. Sebaliknya apabila ion

hidrogen berkurang akan menyebabkan nilai pH naik dan keadaan ini disebut

sebagai larutan basa. Nilai pH yang ideal untuk mendukung kehidupan

organisme aquatik pada umumnya terdapat antara 7-8,5.

Organisme air dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai

nilai pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa

lemah. Nilai pH yang sangat rendah akan menyebabkan terjadinya gangguan

metabolisme dan respirasi. Disamping itu pH yang sangat rendah akan

menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam yang bersifat toksik

semakin tinggi yang tentunya akan mengancam kelangsungan hidup

organisme aquatik. Kisaran nilai pH bagi kehidupan organisme perairan

(7)

Kisaran nilai pH yang baik adalah berkisar antara 7 – 8. Terjadinya

perubahan nilai pH disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : peningkatan gas

CO2 sebagai hasil pernafasan dari organisme aquatik, pembakaran bahan

organik di dalam air oleh jasad renik, rendahnya konsntrasi oksigen terlarut,

kandungan garam (salinitas) yang tinggi, jumlah padat tebar yang tinggi,

keadaan suhu air yang tidak stabil, serta tingginya tingkat kekeruhan melebihi

ambang batas.

d. BOD (Biochemical Oxygen Demand)

BOD (Biochemical Oxygen Demand) Adalah jumlah zat terlarut yang

dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah bahan – bahan buangan di

dalam air. Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahanorganik yang

sebenarnya tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang

dibutuhkan.

Penggunaan oksigen yang rendah menunjukkan kemungkinan air

jernih, mikroorganisme tidak tertarik menggunakan bahan organik. Makin

rendah BOD maka kualitas air minum tersebut semakin baik.

Kandungan BOD dalam air bersih menurut Peraturan Menteri

Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air dan air minum golongan

B maksimum yang dianjurkan adalah 6 mg/l.Angka BOD adalah jumlah

oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan hampir semuazat

organik yang terlarut dan sebagian zat-zat organik yang tersuspensi dalam air.

BOD penting untukmengetahui banyaknya zat anorganik yang terkandung

dalam air limbah. Makin banyak zat organik,makin tinggi BOD-nya. Nilai

BOD dipengaruhi oleh suhu, cahaya, matahari, pertumbuhan biologik,gerakan

air dan kadar oksigen.

Dalam air limbah, bahan pencemar organik akan diuraikan secara

(8)

golongan. Golongan aerob ialah mereka yang memerlukanoksigen bebas

untuk kehidupannya dan golongan anaerob ialah yang tidak memerlukan

oksigen bebastetapi dapat mempergunakan oksigen yang didapat dari

pemecahan senyawa lain. Ada golongan ketigayang dinamakan golongan

fakultatif yang dapat berlaku sebagai aerob maupun anaerob

tergantungkeadaan lingkungannya. Kebanyakan bakteri dalam air kotor

adalah saprofit, hidup dari zat organik mati.

Air badan air mempunyai daya pemurnian alami (self purification),

bila kemasukan bahan pencemar akan diuraikan secara biologik oleh

mikroorganisme yang ada di dalam air dengan bantuan oksigen

terlarutmenjadi hasil uraian yang stabil. Dari zat organik diuraikan menjadi

senyawa nitrat, sulfat, karbonat, fosfatdan sebagainya oleh bakteri aerob.

Akan tetapi bila bahan pencemar organiknya terlalu tinggi, oksigenterlarut

yang ada akan makin berkurang sampai menjadi nol. Akibatnya yang bekerja

adalah bakterianaerob dengan hasil akhir nitrit, amonia, asam sulfida dan

sebagainya yang menimbulkan bau.Kalau DO yang cukup banyak, bakteri

aeron akan melakukan oksidasi dan terbentuklah senyawanitrit yang

selanjutnya menjadi nitrat. Kalau kehabisan DO selama proses inim maka

nitrat akan direduksimenjadi nitrit oleh bakteri anaerob. Ini akan terjadi bila

sebagian besar zat organik tersebut telahdioksidasi menjadi nitrat. Kalau

persediaan oksigen tidak cukup, zat organik akan diuraikan oleh

bakterianaerob membentuk amoniak. Jadi bila ada pencemar organik dalam

air limbah, DO yang ada akandipergunakan oleh bakteri untuk

menguraikannya, sehingga cepat habis. Sebaliknya bila ada air limbahyang

(9)

aerasi), akan terjadiperuraian aerobik sampai mencapai keadaan stabil.

Banyaknya oksigen yang diperlukan untuk mencapaikeadaan stabil ini yang

disebut BOD.

Dalam studi kualitas air parameter BOD sangat penting sekali karena

parameter ini merupakan salah satu indikator pencemaran air. Air yang

tercemar biasanya mempunyai BOD yang tinggi, sebaliknyaair yang tidak

tercemar mempunyai BOD yang rendah. BOD merupakan petunjuk penting

untukmengetahui banyaknya zat organik yang terkandung dalam air limbah.

Makin banyak kandungan zatorganik makin tinggi BODnya. Nilai BOD

dipengaruhi oleh suhu, cahaya matahari, pertumbuhan biologik,gerakan air

dan kadar oksigen.

e. COD (Chemical Oxygen Demand)

COD (Chemical Oxygen Demand) yaitu suatu uji yang menentukan

jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan misalnya kalium

dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yangterdapat dalam air.

Mengenai baku mutu air minum golongan B (air yang dipakai sebagai bahan

baku airminum melalui suatu pengolahan) maksimum yang dianjurkan adalah

12 mg/l. apabila nilai COD melebihibatas dianjurkan, maka kualitas air

tersebut buruk.

Penetapan COD gunanya untuk mengukur banyaknya oksigen setara

dengan bahan organik dalam sampel air, yang mudah dioksidasi oleh senyawa

kimia oksidator kuat. Penetapan ini sangatpenting untuk dapat diuraikan

secara kimiawi. Maka dapat dikatakan COD adalah banyaknya oksidatorkuat

yang diperlukan untuk mengoksidasi zat organik dalam air, dihitung sebagai

mg/l O2. Beberapa zat organik yang tidak terurai secara biologik antara lain

(10)

Penggunaan teknik yang benar-benar sama antara sampel dan blanko

pada setiap penetapan sangat penting karena hanya sebagian dari bahan

organik yang terhitung, tergantung dari oksidator kimiayang dipakai, susunan

dari senyawa organiknya dan prosedur yang dipakai. Cara refluks dengan

dikromatdipilih untuk penetapan COD karena kemampuannya untuk

mengoksidasi, pemakaiannya luas terhadapberbagai jenis sampel dan mudah

dilakukan.

Dalam studi kualitas air parameter COD sangat penting sekali karena

parameter ini juga merupakan salah satu indikator pencemaran air. Air yang

tercemar, misalnya oleh limbah domestikataupun limbah industri pada

umumnya mempunyai nilai COD yang tinggi, sebaliknya air yang

tidaktercemar mempunyai COD yang rendah.

f. Oksigen Terlarut (DO)

Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga

disebut dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu

parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DOyang biasanya diukur

dalam bentuk konsentrasi ini menunjukkan jumlah oksigen (O2) yang

tersediadalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air,

mengindikasikan air tersebut memiliki kualitasyang bagus. Sebaliknya jika

nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar.

Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air mampu

menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Selain itu

kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan

olehbanyaknya oksigen dalam air. Oleh sebab pengukuran parameter ini

(11)

Oksigen terlarut adalah suatu hal yang sangat diperlukan oleh

makhluk hidup dalam air tergantung dari kemampuan air untuk

mempertahankan konsentrasi oksigen minimal yang dibutuhkanuntuk

kehidupannya. Konsentrasi oksigen terlarut minimal untuk kehidupannya. Oksigen terlarut dalam air dapat berasal dari proses fotosintesis

tanaman air, dimana jumlahnya tidak tetap tergantung dari jumlah

tanamannya, dan dari atsmosfer (udara) yang masuk ke dalam airdengan

kecepatan terbatas. Konsentrasi oksigen terlarut dalam keadaan jenuh

bervariasi tergantung darisuhu dan tekanan atmosfer. Semakin tinggi suhu air,

semakin rendah tingkat kejenuhan. Misalnya danaudi pegunungan yang tinggi

mungkin mengandung oksigen terlarut 20-40 % kurang daripada danau

padapermukaan laut. g. Total Fosfat sebagai P

Fosfat merupakan unsur esensial disuatu perairan yang dapat

dimanfaatkan oleh tumbuhan tingkat tinggi dan alga sehingga dapat

mempengaruhi produktivitas perairan, sedangkan nitrat merupakan nutrien

utama di perairan dalam membentuk pertumbuhan tanaman dan alga.

Fosfat merupakan unsur yang sangat esensial sebagai bahan nutrien

bagi berbagai organisme aquatik. Fosfat merupakan unsur hara yang sangat

penting dalam pertukaran energi dari organisme yang sangat dibutuhkan

dalam jumlah sedikit (mikronutrient), sehingga fosfat berfungsi sebagai

faktor pembatas bagi pertumbuhan organisme. Peningkatan konsentrasi fosfat

dalam suatu ekosistem perairan akan meningkatan pertumbuhan alga dan

tumbuhan air lainnya secara cepat. Peningkatan fosfat akan menyebabkan

timbulnya proses eutrofikasi di suatu ekosistem perairan yang menyebabkan

(12)

aerob yang menghasilkan berbagai senyawa toksik misalnya methan, nitrit

dan belerang.

h. NO3 Sebagai N (NO3)

Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan

merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat

nitrogen sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini

dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Kadar

nitrat-nitrogen pada perairan alami hampir tidak pernah lebih dari 0,1 mg/L.

Kadar nitrat-nitrogen yang melebihi 0,2 mg/L dapat mengakibatkan

terjadinya eutrofikasi perairan, yang selanjutnya menstimulir pertumbuhan

algae dan tumbuhan air secara cepat. i. Kadmium (Cd)

Kadmium (Cd) jika berakumulasi dalam jangka waktu yang lama

dapat menghambat kerja paruparu, bahkan mengakibatkan kanker paru-paru,

mual, muntah, diare, kram, anemia, dermatitis, pertumbuhan lambat,

kerusakan ginjal dan hati, dan gangguan kardiovaskuler. Kadmium dapat

pulamerusak tulang (osteomalacia, osteoporosis) dan meningkatkan tekanan

darah. Gejala umum keracunanKadmium adalah sakit di dada, nafas sesak

(pendek), batuk - batuk, dan lemah. j. Khrom (Cr +6)

Kromium termasuk dalam jenis logam berat yang sangat toksik.

Sehingga keberadaan senyawa kromium dilingkungan harus mendapat

perhatian yang serius. Kromium merupakan ion logam yang bersifat racun

baik bagi manusia maupun bagi kehidupan mahluk hidup lainnya (ikan).

Senyawa Cr+6 dapat menyebabkan terjadinya mutagen yang pada akhirnya

berpengaruh langsung pada asam deoksiribo nukleat (DNA) sehingga sel

(13)

Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat

(nitrifikasi) dan antara nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi) oleh karena

itu, nitrit bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen.Kandungan nitrit

pada perairan alami mengandung nitrit sekitar 0.001 mg/L. kadar nitrit yang

lebih dari0.06 mg/L adalah bersifat toksik bagi organisme perairan.

Keberadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya proses biologis

perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen terlarut yangrendah. Nitrit juga bersifat racun karena dapat bereaksi dengan hemoglobin

dalam darah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen, di samping itu

juga nitrit membentuk nitrosamin (RRN-NO) pada airbuangan tertentu dan

dapat menimbulkan kanker. Nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2-) adalah ion-ion

anorganikalami, yang merupakan bagian dari siklus nitrogen. Aktivitas

mikroba di tanah atau air menguraikansampah yang mengandung nitrogen

organik pertama-pertama menjadi ammonia, kemudian dioksidasikanmenjadi

nitrit dan nitrat. Oleh karena nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi

nitrat, maka nitratadalah senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air

bawah tanah maupun air yang terdapat dipermukaan. Pencemaran oleh pupuk

nitrogen, termasuk ammonia anhidrat seperti juga sampah organikhewan

maupun manusia, dapat meningkatkan kadar nitrat di dalam air. Senyawa

yang mengandung nitratdi dalam tanah biasanya larut dan dengan mudah

bermigrasi dengan air bawah tanah. l. Deterjen

Detergen adalah salah satu produk komersial yang digunakan untuk

menghilangkankotoran pada pencucian pakaian. Dalam detergenmengandung

bahan yang mempunyai sifat aktifpermukaan (surfaktan). Surfaktan ini

(14)

detergen dapat berbeda tergantung jenis surfaktannya. Detergen yang dijual

bebas di pasaran biasanyamengandung 20 – 40 % surfaktan, sedangkan

sisanyaadalah bahan kimia yang biasanya disebut denganadditivies atau

detergen builders yang berfungsiuntuk meningkatkan daya bersih detergen Adapun efek yang dapat ditimbulkan oleh adanya detergen dalam air

antara lain terbentuknyafilm akan menyebabkan menurunnya tingkat

transferke dalam air, pada konsentrasi yang melebihiambang batas yang

ditentukan, dapat menyebabkangangguan kesehatan yang cukup serius,

kombinasiantara polyphospat dengan surfaktan dalam detergendapat

mempertinngi kandungan phospat dalam air.Hal ini akan menyebabkan

terjadinya entroikasi yangdapat menimbulkan warna pada air. m.Fenol

Senyawa-senyawa fenol merupakan senyawa organik yang

mempunyai sifat racun. Bila mencemari perairan dapat membuat rasa dan bau

tidak sedap, dan pada nilai konsentrasi tertentu dapatmenyebabkan kematian

organisme di perairan tersebut.

Fenol bersifat Toksik (racun) jika masuk lewat pernapasan, termasuk

kontak dengan kulit dan jika fenol tertelan manusia. Fenol akan sangat cepat

masuk ke dalam tubuh lewat pernapasan, dan gesekandengan kulit dan

melalui rongga mulut. Gejala keracunan fenol diantaranya adalah

muntah-muntah,kejang kejang, terkejut, aktivitas jantung yang tidaknormal,

ketidaksadaran, kesulitan dalam bernapas,berhentinya pernapasan sampai

pada kematian manusia. Kemungkinan juga memiliki efek pada sistemsaraf

(15)

n. Bakteri Coliform

Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup

didalam saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri

indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, bakteri coliform

fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan

coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu,

mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada

mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri coliform adalah,

Escherichia coli dan Enterobacter aerogenes. Jadi, coliform adalah indikator

kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya, kualitas air semakin

Gambar

Gambar 2.1. Peta Lokasi Titik Sampel Pengukuran Kualitas Air Sungai

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti, yaitu terdapat hubungan negatif antara ketakutan akan kegagalan dengan

Aplikasi barisan & deret faktorial genap hingga suku ke-x faktorial menggunakan Visual Basic 6.0 merupakan bentuk komputerisasi untuk menampilkan barisan

Tagari Tallunglipu Menajdi wil.. Rembon Perda No.. Parinding Perda No.. Tiromanda Semula wil Kec.. Raru Sibunun Perda No.. POLEWALI MAMASA Menjadi wil. Prov Sulbar UU No. MAJENE

Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh optimasi penjadwalan dengan menggunakan aplikasi berbasis web sehingga diperoleh kombinasi terbaik untuk pasangan mata

pesantren.Sedangkan keanggotaannya bersifat terbuka untuk masyarakat luas.Kedua, para pengelola baik dari kalangan dewan pengawas, pengurus dan karyawan BMT UGT

Based on the interpretation of ecological surface, fault formed a straight line connecting directly through to three manifestations; while the results of the qualitative of

Setiap pola memiliki beberapa kemungkinan posisi yang berbeda untuk mengisi ruang kosong yang masih tersedia pada plat. Kemungkinan ini dibuat dengan cara melakukan rotasi

Bahan pengental yang berupa pektin yang digunakan dalam pembuatan selai lembaran jambu ditujukan untuk memodifikasi tekstur selai sehingga mendapatkan rasa