Laporan Kegiatan Pemetaan Potensi Kerusakan Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan
BAB II
GAMBARAN LOKASI PEMANTAUAN DAN PARAMETER YANG DIPANTAU
II.1. Lokasi Pemantauan
Kabupaten Grobogan secara geografis terletak di antara 110015’ BT –
111025’ BT dan di antara 70LS – 7030’ LS. Dilihat dari tata ruang Provinsi
Jawa Tengah, Kabupaten Grobogan terletak di antara Pegunungan Kendeng
yang membujur dari arah barat ke timur. Kondisi topografi rata-rata adalah
datar, terutama bagian tengah yang merupakan lahan landai dan agak curam,
sedangkan yang berada di sebelah utara dan selatan berupa pegunungan kapur
dan perbukitan yang membujur dari barat ke timur (Pegunungan Kendeng
Utara dan kendeng Selatan). Luas wilayah kabupaten Grobogan adalah 1.975,
86 km2 dan secara administratif Kabupaten Grobogan terdiri dari 273 desa
dan 7 kelurahan yang tersebar dalam 19 kecamatan dengan ibukota kabupaten
di Purwodadi.
Kabupaten Grobogan merupakan kabupaten yang terdapat banyak
sungai yang merupakan urat nadi kehidupan masyarakat sekitanya.
Sungai-sungai tersebut oleh masyarakat saat ini diduga telah mengalami penurunan
kualitas air sungai sebagai akibat dari buangan limbah berbagai kegiatan
seperti perkebunan, perindustrian, domestik, pertanian, serta kegiatan lainnya
yang dilakukan oleh masyarakat. Adapun lokasi pemantauan dalam rangka
mengetahui kualitas air sungai di beberapa Kecamatan yang terdapat di
wilayah Kabupaten Grobogan adalah sebagai berikut:
Laporan Kegiatan Pemetaan Potensi Kerusakan Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan
No. Sungai yang Dipantau
Lokasi titik Sampel Jumlah Titik Sampel 1. Sungai Lusi - Desa Selo Kec
Tawangharjo
- Kelurahan Wirosari Kec Wirosari
- Desa Pancan Kec Tawangharjo
3 titik
2. Sungai Tuntang - Desa Jatp Pecaron Kec Gubug
- Desa Klitikan Kec Kedungjati
- Desa Ngombak Kec Kedungjati
- Desa Gelapan Kec Kedungjati
4 titik
3. Sungai Serang - Desa Kandangrejo Kec Klambu
- Desa Pulorejo Kec Purwodadi
- Desa Pulorejo Kec Purwodadi
3 titik
II.2. Parameter yang Dipantau a. Temperatur
Temperatur merupakan derajat panas atau dinginnya air yang diukur
pada skala definitif seperti derajat celcius (0C) atau derajat Fahrenheit (0F).
Temperatur air merupakan regulator utama proses-proses alamiah di dalam
lingkungan akuatik. Ia dapat mengendalikan fungsi fisiologis organisme dan
berperan secara langsung atau tidak langsung bersama dengan komponen
kualitas air lainnya mempengaruhi kualitas akuatik. Tempertatur air
mengendalikan spawing dan hatching, mengendalikan aktivitas, memacu atau
menghambat pertumbuhan dan perkembangan, dapat menyebabkan kematian
jika air menjadi panas atau dingin sekali secara mendadak. Air yang lebih
dingin lazimnya menghambat perkembangan; air yang lebih panas umumnya
mempercepat aktivitas. Temperatur air juga mempengaruhi berbagai macam
reaksi fisika dan kimiawi dalam lingkungan akuatik.
Temperatur / Suhu merupakan salah satu variabel lingkungan penting
untuk organisme akuatik.Rentang toleransi serta suhu optimum kultur
berbeda untuk setiap jenis / spesies ikan, hingga stadiapertumbuhan yang
berbeda. Suhu dapat mempengaruhi aktivitas makan ikan, dimana
peningkatan suhumempengaruhi peningkatan aktivitas metabolisme ikan,
penurunan gas (oksigen) terlarut, memberi efekpada proses reproduksi ikan.
Perubahan suhu yang ekstrim dapat menyebabkan kematian organismesungai.
Suhu air yang optimal bagi pertumbuhan biota air berkisar: 28-32°C .
Zat padat tersuspensi (Total Suspended Solid = TSS) adalah semua zat
padat (pasir,lumpur, dan tanah liat) atau partikel-partikel yang tersuspensi
dalam air dan dapat berupakomponen hidup (biotik) seperti fitoplankton,
zooplankton, bakteri, fungi, ataupun komponen mati(abiotik) seperti detritus
dan partikel-partikel anorganik. Zat padat tersuspensi merupakan
tempatberlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang heterogen, dan berfungsi
sebagai bahan pembentukendapan yang paling awal dan dapat menghalangi
kemampuan produksi zat organik di suatuperairan.
Penetrasi cahaya matahari ke permukaan dan bagian yang lebih dalam
tidak berlangsung efektif akibat terhalang oleh zat padat tersuspensi, sehingga
fotosintesis tidak berlangsung sempurna.Sebaran zat padat tersuspensi di laut
antara lain dipengaruhi oleh masukan yang berasal daridarat melalui aliran
sungai, ataupun dari udara dan perpindahan karena resuspensi endapan
akibatpengikisan.
Residu Tersuspensi adalah berat zat padat dalam air yang tertahan
pada penyaring dengan kertas saring yang berpori sebesar 0,45 mm dan
dikeringkan pada suhu tertentu secara merata dan dinyatakandalam satuan
mg/L.
Residu Terlarut adalah berat zat padat dalam air yang lolos pada
penyaring dengan kertas saring yang berpori sebesar 0,45 mm dan
dikeringkan pada suhu tertentu secara merata dan dinyatakan dalamsatuan
mg/L.
Residu Total terurai adalah bagian berat dari residu total yang terurai
menjadi gas pada pemanasan dengan suhu tertentu dan dinyatakan dalam
satuan mg/L. Residu Tersuspensi Terurai adalahbagian berat dari residu
dandinyatakan dalam satuan mg/L. Residu Terikat adalah bagian berat residu
total atau residu tersuspensi yang tidak terurai menjadi gas pada pemanasan
dengan suhu tertentu dan dinyatakan dalam satuan mg/L. Residu Mengendap
adalah zat padat yang dapat mengendap selama waktu tertentu dan dinyatakan
dalam satuan mg/L atau mL/L. c. Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH) merupakan suatu parameter penting untuk
menentukan kadar asam/basa dalam air. Nilai pH menyatakan nilai
konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan. Kemampuan air untuk
mengikat atau melepas sejumlah ion Hidrogen akan menunjukkan apakah
larutan tersebut bersifat asam/ basa. Di dalam air yang bersih jumlah
konsentrasi ion H+ dan OH- berada dalam keseimbangan, sehingga air yang
bersih akan bereaksi normal. Peningkatan ion hidrogen akan menyebabkan
nilai pH turun dan disebut sebagai larutan asam. Sebaliknya apabila ion
hidrogen berkurang akan menyebabkan nilai pH naik dan keadaan ini disebut
sebagai larutan basa. Nilai pH yang ideal untuk mendukung kehidupan
organisme aquatik pada umumnya terdapat antara 7-8,5.
Organisme air dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai
nilai pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa
lemah. Nilai pH yang sangat rendah akan menyebabkan terjadinya gangguan
metabolisme dan respirasi. Disamping itu pH yang sangat rendah akan
menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam yang bersifat toksik
semakin tinggi yang tentunya akan mengancam kelangsungan hidup
organisme aquatik. Kisaran nilai pH bagi kehidupan organisme perairan
Kisaran nilai pH yang baik adalah berkisar antara 7 – 8. Terjadinya
perubahan nilai pH disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : peningkatan gas
CO2 sebagai hasil pernafasan dari organisme aquatik, pembakaran bahan
organik di dalam air oleh jasad renik, rendahnya konsntrasi oksigen terlarut,
kandungan garam (salinitas) yang tinggi, jumlah padat tebar yang tinggi,
keadaan suhu air yang tidak stabil, serta tingginya tingkat kekeruhan melebihi
ambang batas.
d. BOD (Biochemical Oxygen Demand)
BOD (Biochemical Oxygen Demand) Adalah jumlah zat terlarut yang
dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah bahan – bahan buangan di
dalam air. Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahanorganik yang
sebenarnya tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang
dibutuhkan.
Penggunaan oksigen yang rendah menunjukkan kemungkinan air
jernih, mikroorganisme tidak tertarik menggunakan bahan organik. Makin
rendah BOD maka kualitas air minum tersebut semakin baik.
Kandungan BOD dalam air bersih menurut Peraturan Menteri
Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air dan air minum golongan
B maksimum yang dianjurkan adalah 6 mg/l.Angka BOD adalah jumlah
oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan hampir semuazat
organik yang terlarut dan sebagian zat-zat organik yang tersuspensi dalam air.
BOD penting untukmengetahui banyaknya zat anorganik yang terkandung
dalam air limbah. Makin banyak zat organik,makin tinggi BOD-nya. Nilai
BOD dipengaruhi oleh suhu, cahaya, matahari, pertumbuhan biologik,gerakan
air dan kadar oksigen.
Dalam air limbah, bahan pencemar organik akan diuraikan secara
golongan. Golongan aerob ialah mereka yang memerlukanoksigen bebas
untuk kehidupannya dan golongan anaerob ialah yang tidak memerlukan
oksigen bebastetapi dapat mempergunakan oksigen yang didapat dari
pemecahan senyawa lain. Ada golongan ketigayang dinamakan golongan
fakultatif yang dapat berlaku sebagai aerob maupun anaerob
tergantungkeadaan lingkungannya. Kebanyakan bakteri dalam air kotor
adalah saprofit, hidup dari zat organik mati.
Air badan air mempunyai daya pemurnian alami (self purification),
bila kemasukan bahan pencemar akan diuraikan secara biologik oleh
mikroorganisme yang ada di dalam air dengan bantuan oksigen
terlarutmenjadi hasil uraian yang stabil. Dari zat organik diuraikan menjadi
senyawa nitrat, sulfat, karbonat, fosfatdan sebagainya oleh bakteri aerob.
Akan tetapi bila bahan pencemar organiknya terlalu tinggi, oksigenterlarut
yang ada akan makin berkurang sampai menjadi nol. Akibatnya yang bekerja
adalah bakterianaerob dengan hasil akhir nitrit, amonia, asam sulfida dan
sebagainya yang menimbulkan bau.Kalau DO yang cukup banyak, bakteri
aeron akan melakukan oksidasi dan terbentuklah senyawanitrit yang
selanjutnya menjadi nitrat. Kalau kehabisan DO selama proses inim maka
nitrat akan direduksimenjadi nitrit oleh bakteri anaerob. Ini akan terjadi bila
sebagian besar zat organik tersebut telahdioksidasi menjadi nitrat. Kalau
persediaan oksigen tidak cukup, zat organik akan diuraikan oleh
bakterianaerob membentuk amoniak. Jadi bila ada pencemar organik dalam
air limbah, DO yang ada akandipergunakan oleh bakteri untuk
menguraikannya, sehingga cepat habis. Sebaliknya bila ada air limbahyang
aerasi), akan terjadiperuraian aerobik sampai mencapai keadaan stabil.
Banyaknya oksigen yang diperlukan untuk mencapaikeadaan stabil ini yang
disebut BOD.
Dalam studi kualitas air parameter BOD sangat penting sekali karena
parameter ini merupakan salah satu indikator pencemaran air. Air yang
tercemar biasanya mempunyai BOD yang tinggi, sebaliknyaair yang tidak
tercemar mempunyai BOD yang rendah. BOD merupakan petunjuk penting
untukmengetahui banyaknya zat organik yang terkandung dalam air limbah.
Makin banyak kandungan zatorganik makin tinggi BODnya. Nilai BOD
dipengaruhi oleh suhu, cahaya matahari, pertumbuhan biologik,gerakan air
dan kadar oksigen.
e. COD (Chemical Oxygen Demand)
COD (Chemical Oxygen Demand) yaitu suatu uji yang menentukan
jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan misalnya kalium
dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yangterdapat dalam air.
Mengenai baku mutu air minum golongan B (air yang dipakai sebagai bahan
baku airminum melalui suatu pengolahan) maksimum yang dianjurkan adalah
12 mg/l. apabila nilai COD melebihibatas dianjurkan, maka kualitas air
tersebut buruk.
Penetapan COD gunanya untuk mengukur banyaknya oksigen setara
dengan bahan organik dalam sampel air, yang mudah dioksidasi oleh senyawa
kimia oksidator kuat. Penetapan ini sangatpenting untuk dapat diuraikan
secara kimiawi. Maka dapat dikatakan COD adalah banyaknya oksidatorkuat
yang diperlukan untuk mengoksidasi zat organik dalam air, dihitung sebagai
mg/l O2. Beberapa zat organik yang tidak terurai secara biologik antara lain
Penggunaan teknik yang benar-benar sama antara sampel dan blanko
pada setiap penetapan sangat penting karena hanya sebagian dari bahan
organik yang terhitung, tergantung dari oksidator kimiayang dipakai, susunan
dari senyawa organiknya dan prosedur yang dipakai. Cara refluks dengan
dikromatdipilih untuk penetapan COD karena kemampuannya untuk
mengoksidasi, pemakaiannya luas terhadapberbagai jenis sampel dan mudah
dilakukan.
Dalam studi kualitas air parameter COD sangat penting sekali karena
parameter ini juga merupakan salah satu indikator pencemaran air. Air yang
tercemar, misalnya oleh limbah domestikataupun limbah industri pada
umumnya mempunyai nilai COD yang tinggi, sebaliknya air yang
tidaktercemar mempunyai COD yang rendah.
f. Oksigen Terlarut (DO)
Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga
disebut dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu
parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DOyang biasanya diukur
dalam bentuk konsentrasi ini menunjukkan jumlah oksigen (O2) yang
tersediadalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air,
mengindikasikan air tersebut memiliki kualitasyang bagus. Sebaliknya jika
nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar.
Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air mampu
menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Selain itu
kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan
olehbanyaknya oksigen dalam air. Oleh sebab pengukuran parameter ini
Oksigen terlarut adalah suatu hal yang sangat diperlukan oleh
makhluk hidup dalam air tergantung dari kemampuan air untuk
mempertahankan konsentrasi oksigen minimal yang dibutuhkanuntuk
kehidupannya. Konsentrasi oksigen terlarut minimal untuk kehidupannya. Oksigen terlarut dalam air dapat berasal dari proses fotosintesis
tanaman air, dimana jumlahnya tidak tetap tergantung dari jumlah
tanamannya, dan dari atsmosfer (udara) yang masuk ke dalam airdengan
kecepatan terbatas. Konsentrasi oksigen terlarut dalam keadaan jenuh
bervariasi tergantung darisuhu dan tekanan atmosfer. Semakin tinggi suhu air,
semakin rendah tingkat kejenuhan. Misalnya danaudi pegunungan yang tinggi
mungkin mengandung oksigen terlarut 20-40 % kurang daripada danau
padapermukaan laut. g. Total Fosfat sebagai P
Fosfat merupakan unsur esensial disuatu perairan yang dapat
dimanfaatkan oleh tumbuhan tingkat tinggi dan alga sehingga dapat
mempengaruhi produktivitas perairan, sedangkan nitrat merupakan nutrien
utama di perairan dalam membentuk pertumbuhan tanaman dan alga.
Fosfat merupakan unsur yang sangat esensial sebagai bahan nutrien
bagi berbagai organisme aquatik. Fosfat merupakan unsur hara yang sangat
penting dalam pertukaran energi dari organisme yang sangat dibutuhkan
dalam jumlah sedikit (mikronutrient), sehingga fosfat berfungsi sebagai
faktor pembatas bagi pertumbuhan organisme. Peningkatan konsentrasi fosfat
dalam suatu ekosistem perairan akan meningkatan pertumbuhan alga dan
tumbuhan air lainnya secara cepat. Peningkatan fosfat akan menyebabkan
timbulnya proses eutrofikasi di suatu ekosistem perairan yang menyebabkan
aerob yang menghasilkan berbagai senyawa toksik misalnya methan, nitrit
dan belerang.
h. NO3 Sebagai N (NO3)
Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan
merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat
nitrogen sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini
dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Kadar
nitrat-nitrogen pada perairan alami hampir tidak pernah lebih dari 0,1 mg/L.
Kadar nitrat-nitrogen yang melebihi 0,2 mg/L dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi perairan, yang selanjutnya menstimulir pertumbuhan
algae dan tumbuhan air secara cepat. i. Kadmium (Cd)
Kadmium (Cd) jika berakumulasi dalam jangka waktu yang lama
dapat menghambat kerja paruparu, bahkan mengakibatkan kanker paru-paru,
mual, muntah, diare, kram, anemia, dermatitis, pertumbuhan lambat,
kerusakan ginjal dan hati, dan gangguan kardiovaskuler. Kadmium dapat
pulamerusak tulang (osteomalacia, osteoporosis) dan meningkatkan tekanan
darah. Gejala umum keracunanKadmium adalah sakit di dada, nafas sesak
(pendek), batuk - batuk, dan lemah. j. Khrom (Cr +6)
Kromium termasuk dalam jenis logam berat yang sangat toksik.
Sehingga keberadaan senyawa kromium dilingkungan harus mendapat
perhatian yang serius. Kromium merupakan ion logam yang bersifat racun
baik bagi manusia maupun bagi kehidupan mahluk hidup lainnya (ikan).
Senyawa Cr+6 dapat menyebabkan terjadinya mutagen yang pada akhirnya
berpengaruh langsung pada asam deoksiribo nukleat (DNA) sehingga sel
Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat
(nitrifikasi) dan antara nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi) oleh karena
itu, nitrit bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen.Kandungan nitrit
pada perairan alami mengandung nitrit sekitar 0.001 mg/L. kadar nitrit yang
lebih dari0.06 mg/L adalah bersifat toksik bagi organisme perairan.
Keberadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya proses biologis
perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen terlarut yangrendah. Nitrit juga bersifat racun karena dapat bereaksi dengan hemoglobin
dalam darah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen, di samping itu
juga nitrit membentuk nitrosamin (RRN-NO) pada airbuangan tertentu dan
dapat menimbulkan kanker. Nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2-) adalah ion-ion
anorganikalami, yang merupakan bagian dari siklus nitrogen. Aktivitas
mikroba di tanah atau air menguraikansampah yang mengandung nitrogen
organik pertama-pertama menjadi ammonia, kemudian dioksidasikanmenjadi
nitrit dan nitrat. Oleh karena nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi
nitrat, maka nitratadalah senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air
bawah tanah maupun air yang terdapat dipermukaan. Pencemaran oleh pupuk
nitrogen, termasuk ammonia anhidrat seperti juga sampah organikhewan
maupun manusia, dapat meningkatkan kadar nitrat di dalam air. Senyawa
yang mengandung nitratdi dalam tanah biasanya larut dan dengan mudah
bermigrasi dengan air bawah tanah. l. Deterjen
Detergen adalah salah satu produk komersial yang digunakan untuk
menghilangkankotoran pada pencucian pakaian. Dalam detergenmengandung
bahan yang mempunyai sifat aktifpermukaan (surfaktan). Surfaktan ini
detergen dapat berbeda tergantung jenis surfaktannya. Detergen yang dijual
bebas di pasaran biasanyamengandung 20 – 40 % surfaktan, sedangkan
sisanyaadalah bahan kimia yang biasanya disebut denganadditivies atau
detergen builders yang berfungsiuntuk meningkatkan daya bersih detergen Adapun efek yang dapat ditimbulkan oleh adanya detergen dalam air
antara lain terbentuknyafilm akan menyebabkan menurunnya tingkat
transferke dalam air, pada konsentrasi yang melebihiambang batas yang
ditentukan, dapat menyebabkangangguan kesehatan yang cukup serius,
kombinasiantara polyphospat dengan surfaktan dalam detergendapat
mempertinngi kandungan phospat dalam air.Hal ini akan menyebabkan
terjadinya entroikasi yangdapat menimbulkan warna pada air. m.Fenol
Senyawa-senyawa fenol merupakan senyawa organik yang
mempunyai sifat racun. Bila mencemari perairan dapat membuat rasa dan bau
tidak sedap, dan pada nilai konsentrasi tertentu dapatmenyebabkan kematian
organisme di perairan tersebut.
Fenol bersifat Toksik (racun) jika masuk lewat pernapasan, termasuk
kontak dengan kulit dan jika fenol tertelan manusia. Fenol akan sangat cepat
masuk ke dalam tubuh lewat pernapasan, dan gesekandengan kulit dan
melalui rongga mulut. Gejala keracunan fenol diantaranya adalah
muntah-muntah,kejang kejang, terkejut, aktivitas jantung yang tidaknormal,
ketidaksadaran, kesulitan dalam bernapas,berhentinya pernapasan sampai
pada kematian manusia. Kemungkinan juga memiliki efek pada sistemsaraf
n. Bakteri Coliform
Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup
didalam saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri
indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, bakteri coliform
fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan
coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu,
mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada
mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri coliform adalah,
Escherichia coli dan Enterobacter aerogenes. Jadi, coliform adalah indikator
kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya, kualitas air semakin