• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

43

BAB III

ANALISA DAN DESAIN SISTEM

3.1 Deskripsi Sistem

Webmap yang akan dibuat pada penelitian ini merupakan webmap untuk mengetahui peruntukan lahan permukiman di Kabupaten Gresik. Dengan adanya webmap ini diharapkan mampu dalam membantu badan pemerintahan maupun developer perumahan untuk menentukan lahan permukiman yang cocok. Sistem ini dirancang berdasarkan kriteria – kriteria yang telah ditentukan oleh pihak badan pemerintahan, sehingga penyusunan sistem ini dibuat berdasarkan acuan dan pedoman yang real dari badan pemerintahan.

Secara garis besar, sistem ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu peta dasar dan peta analisa.

1. Peta Dasar

Pada interface awal, webmap akan menyajikan peta dasar Kabupaten Gresik dengan menampilkan layer sebagai berikut :

a. Batas Administrasi Desa b. Tanah

(2)

g. JalanSarana Pendidikan (Sekolah SD, SMP, SMA, Universitas, dan Perpustakaan)

h. Sarana Kesehatan (Rumah Sakit dan Puskesmas)

Pada bagian ini, pengguna bisa secara bebas menentukan layer mana saja yang ingin ditampilkan atau disembunyikan.

2. Peta Analisis

Kemudian pada layer sungai, jalan, sarana pendidikan, dan sarana kesehatan juga memiliki layer tambahan, dimana layer tambahan ini merupakan layer hasil buffer yang akan menampilkan batasan – batasan lokasi nya, layer inilah yang nanti nya akan diperhitungkan bobot nya berdasarkan batasannya.

Peta analisis ini dibagi menjadi beberapa bagian berikut : a. Peta analisis tanah

Peta analisis tanah ini menjelaskan beberapa jenis tanah di berbagai wilayah. Tabel 3.1 Bobot Jenis Tanah

Jenis Tanah Bobot

Aluvial kelabu tua dengan endapan tanah liat 5 Aluvial hidromof dengan endapan tanah liat 4

Aluvial kelabu dengan endapan tanah liat 3

(3)

b. Peta analisis kelerengan

Peta kelerengan yang didapat ini berdasarkan digitasi ulang dari layer kontur yang kemudian dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi peta kelerengan, berikut ini tingkat pembobotan peta analisis kelerengan :

Tabel 3.2 Bobot Kelerengan

Tingkat kemiringan Bobot

0 – 8 % 5

8 – 15 % 4

15 – 25 % 3

25 – 45 % 2

> 45 % 1

c. Peta analisis akses jalan

Peta analisis akses jalan ini menunjukkan wilayah mana yang dekat dengan akses jalan dan wilayah mana yang tidak tersentuh akses jalan raya, berikut table pembobotannya :

Tabel 3.3 Bobot Jarak Jalan Raya

Jarak dari jalan raya Bobot

0 – 500 m 5

500 m – 1 km 3

> 1 km 1

d. Peta analisis jangkauan industri

(4)

Tabel 3.4 Bobot Jarak dari Industri

Jarak dari industri Bobot

0 – 500 m 3

> 500 m 1

e. Peta analisis jarak sungai

Peta ini menunjukkan jarak sekeliling sungai, dimana lebih dekat dari sungai, maka nilah bobot nya juga semakin tinggi.

Tabel 3.5 Bobot Jarak dari Sungai

Jarak dari sungai Bobot

0 – 1 km 5

1 – 2 km 3

> 2 km 1

f. Peta analisis jangkauan sarana kesehatan

Peta ini menunjukkan wilayah mana yang dekat dengan jangkauan sarana kesehatan, semakin dekat dengan wilayah sarana kesehatan, maka bobot nya juga semakin tinggi. Berikut datanya :

Tabel 3.6 Bobot Jarak dari Sarana Kesehatan

Jarak dari sarana kesehatan Bobot

0 – 1,5 km 5

1,5 – 2,5 km 3

(5)

g. Peta analisis jangkauan sarana pendidikan

Peta ini menunjukkan wilayah mana yang dekat dan jauh dari daerah sarana pendididkan, berikut tabel analisis nya :

Tabel 3.7 Bobot Jarak dari Sarana Pendidikan

Jarak dari sarana pendidikan Bobot

0 – 2 km 5

2 km – 4 km 3

> 4 km 1

Disamping itu, pengguna juga bisa melihat lokasi – lokasi persebaran permukiman, industri, sarana kesehatan, sarana pendidikan, dan sebagainya di Kabupaten Gresik ini. Pada tahap selanjutnya, pengguna bisa melihat data apa saja yang terdapat di masing – masing layer. Misalkan pengguna ingin mengetahui data lengkap suatu wilayah yang bernama Desa Driyorejo, maka sistem akan menampilkan keseluruhan data yang terdapat pada wilayah tersebut.

Setelah pengguna melihat – lihat data yang telah disajikan, pengguna bisa membuka satu layer khusus dimana layer ini merupakan hasil dari perhitungan dan penggabungan dari semua layer. Layer ini menampilkan lokasi – lokasi / wilayah mana saja yang cocok dan tidak cocok untuk permukiman. Didalam layer ini terbagi menjadi 5 kelas, yaitu :

(6)

5. Kelas bernilai 1 (merah) yang menandakan sangat tidak cocok

Dari pewarnaan kelas inilah, pengguna bisa mendapatkan informasi lokasi atau wilayah mana saja yang berpotensi untuk dijadikan lokasi / wilayah permukiman dan lokasi / wilayah mana saja yang sangat tidak cocok untuk permukiman. Pada pilihan terakhir, pengguna juga bisa mengetahui lokasi permukiman mana yang saat ini berpotensi dan telah sesuai dengan rekomendasi dari badan pemerintahan, dan lokasi permukiman mana yang tidak berpotensi.

3.2 Entitas Luar

Pada webmap ini terdapat entitas luar yang saling berhubungan dan memiliki peran masing – masing. Peran dari entitas tersebut akan diuraikan sebagai berikut :

1. Webmap Peruntukan Lahan Permukiman Kabupaten Gresik.

Webmap ini akan memberikan informasi tentang persebaran permukima n, persebaran industri, posisi sungai, letak jalan, jenis tanah di tiap – tiap wilaya h, dll. Dari informasi tersebut, bisa diketahui lokasi / wilayah mana yang cocok untuk permukiman.

2. Pengguna (Investor / Developer Perumahan)

(7)

3. Administrator

Administrator yang dimaksud disini ialah Badan Perencanaan, Penelitian dan pembangunan Daerah yang bertugas untuk mengupdate data pada sistem webmap, sehingga ketika ada data baru akan segera diupdate dan digenerate ulang untuk mendapatkan hasil yang optimal.

3.3 Pelaku Sistem

Pelaku sistem dalam Webmap untuk mengetahui peruntukan lahan permukiman di Kab. Gresik ini adalah Badan Perencanaan, Penelitian dan Pembangunan Daerah di Kabupaten Gresik yang bertugas sebagai administrator Webmap.

3.4 Kebutuhan Data

Dalam membuat Sistem Informasi Geografis ini membutuhan data – data yang valid dan real, dimana data ini hanya berupa shapefile yang didapatkan dari Badan Perencanaan, Penelitian dan Pembangunan Daerah.

Data tersebut antara lain :

1. Shapefile batas administrasi desa (Polygon) 2. Shapefile sungai (Polyline)

(8)

Dari ke 6 file tersebut, kemudian di digitasi ulang dan diambil data data pokok yang dibutuhkan. Sebagai contoh file eksisting lahan yang terdapat banyak data yang tidak dibutuhkan, maka pada file ini di ekstrak data yang penting saja. Begitu juga data kelerengan didapatkan setelah proses digitasi ulang file kontur.

Kemudian untuk data lainnya seperti sarana kesehatan (Point) dan sarana pendidikan (Point) didapatkan dari website infogresik.com yang kemudian di digitasi ulang, agar data yang didapatkan bisa di korelasikan dengan data yang lainnya.

3.5 Model Proses

Dalam perancangan aplikasi sistem informasi geografis ini diperlukan analisa terlebih dahulu terhadap data – data yang ada, sehingga dengan adanya analisa dan proses yang benar akan menghasilkan sebuah sistem pendukung keputusan yang mampu menjelaskan logika dan mentransformasikan dari data masukan menjadi data keluaran. Berikut ini prosedur dan proses dalam menentuka n kesesuaian lahan permukiman

3.5.1 Prosedur dan Proses

(9)

Gambar 3.1 Diagram Berjenjang

Pada proses pada diagram diatas adalah proses yang terjadi pada Webmap untuk mengetahui peruntukan permukiman di Gresik. Di dalam diagram ini digambarkan sistem utama memiliki 3 jenis proses, yaitu Manajemen Data, Analisa kesesuaian lahan, dan Laporan analisa data. Masing – masing proses memiliki sub proses lagi, diantaranya :

1. Manajemen data memiliki sub proses data spasial dan data atribut. Data ini diperoleh dari Badan Perencanaan, Penelitian dan Pembangunan Daerah. 2. Kemudian proses Analisa kesesuaian lahan memiliki sub proses analisa potensi

lahan dan analisa kesesuaian permukiman. Data inilah yang saya olah sedemikian rupa sehingga mendapatkan suatu keputusan untuk mengeta hui lahan permukiman yang berpotensi di Gresik.

Webmap untuk mengetahui peruntukan lahan permukiman di Kab. Gresik

Manajemen Data

Analisa Kesesuaian Lahan

Laporan Analisa Data

Analisa Potensi Lahan

Analisa Kesesuaian Permukiman 1

1.1 1.2 1.3

(10)

3. Sedangkan proses laporan analisa data hanya memiliki satu sub proses, yaitu laporan hasil analisa. Laporan ini yang diperlukan Badan Perencanaan, Penelitian dan Pembangunan Daerah. Yang kemudian Badan pemerintahan ini menggunakan laporan itu untuk menentukan persebaran permukiman. Selain itu para developer perumahan juga bisa mengajukan izin atau meminta informasi ke badan pemerintahan tentang lahan permukiman yang berpotensi terletak di wilayah mana.

3.5.2 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) adalah Alat yang digunakan pada metodelogi pengembangan sistem terstruktur (Struktur Analys And Design). Fungsi DFD untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem yang baru akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir dan data tersebut akan disimpan. Selain dapat menggambarkan arus data dalam sistem dengan terstruktur, DFD juga merupakan dokumentasi dari sistem yang baik.

Proses Analis merupakan perangkat dari power designer yang memungkinkan user untuk mempresentasikan proses di dalam sistem informasi nya Context Diagram untuk Webmap untuk Mengetahui Peruntukan Lahan Permukiman di Kabupaten Gresik.

(11)

a. Context Diagram

Webmap untuk Mengetahui Peruntukan Lahan Permukiman di Kabupaten Gresik. Pada context diagram ini menunjukkan semua proses dalam satu proses tunggal (proses 0). Yang dapat dilihat pada gambar External Entity yang menerima informasi dari atau memberikan informasi ke sistem ada dua.

Gambar 3.2 Diagram Konteks

Pada DFD Context diagram diatas menjelaskan bahwa Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pembangunan Daerah memberikan / menginput data Industri, permukiman, administrasi desa, sarana kesehatan, sarana pendidikan, kelerengan, tanah, jalan, dan sungai. Kemudian sistem melakukan perhitungan analisa terhadap

(12)

data tersebut. Setelah itu Badan pemerintahan, developer perumahan dan investor bisa melakukan permintaan ke sistem untuk menampilkan informasi lahan permukiman yang berpotensi. Kemudian untuk yang terakhir, sistem memberika n sebuah laporan kepada BPPD tentang hasil analisa data, dimana hasil analisa data itu merupakan penentuan kesesuaian lahan permukiman yang berpotensi.

(13)

Pada DFD level 1 ini merupakan sub proses dari Diagram context. Terdapat tiga proses dalam level 1 ini, yaitu Manajemen data, Analisis kesesuaian lahan, dan Laporan analisis data. Kemudian terdapat juga dua entitas luar, yaitu Badan Perencanaan, Penelitian dan Pembangunan Daerah dan Badan Pemerintah dan Investor maupun developer perumahan. Selain itu juga terdapat 10 buah tabel pada geodatabase, yaitu tabel Industri, tabel permukiman, tabel sungai, tabel akses jalan, tabel jenis tanah, tabel batas administrasi desa, tabel kelerengan, tabel sarana pendidikan, tabel sarana kesehatan, dan tabel hasil analisis.

Pada proses manajemen data, berfungsi untuk menginput data spasial kedalam sistem yang kemudian disimpan kedalam geodatabase. Setelah itu proses Analis is kesesuaian lahan memanggil data dari geodatabase untuk di analisa, dan dari hasil analisa tersebut diinput kedalam tabel Hasil analisa. Kemudian hasil analisa diproses oleh sistem laporan.

(14)

c. Data Flow Diagram Level 2

Gambar 3.4 Diagram Level 2

DFD level 2 ini menjelaskan tentang proses Analisa Kesesuaian Lahan yang memiliki dua sub proses yaitu Analisa potensi lahan dan analisis kesesuaian permukiman. Proses analisa potensi lahan berfungsi untuk menentukan wilayah mana yang berpotensi untuk dijadikan permukiman, sedangkan proses analis is kesesuaian permukiman berfungsi untuk menunjukkan permukiman mana yang sudah sesuai dan wilayah permukiman mana yang tidak sesuai.

Proses analisa potensi lahan mengambil data dari geodatabase yang kemudian di analisa untuk diambil kesimpulan wilayah yang berpotensi dan yang tidak berpotensi, kemudian hasil analisa tersebut diinput kedalam tabel hasil

(15)

analisa. Kemudian proses analisa potensi lahan mengirim informasi kepada Badan pemerintahan atau Investor.

Sedangkan untuk proses analisis kesesuaian lahan mengambil data dari tabel hasil analisa dan tabel permukiman, kemudian data hasil analisa dan data permukiman dianalisis untuk mendapatkan informasi permukiman mana yang sudah sesuai penempatan wilayahnya dan permukiman mana yang tidak sesuai.

3.6 Model Data

Data pada Webmap ini berisi komponen-komponen himpunan entitas dari himpunan relasi yang masing- masing mempunyai atribut. Entitas yang terlibat antara lain : entitas Administrasi desa, entitas tanah, entitas kelerengan, entitas jalan, entitas sungai, entitas industri, entitas permukiman, entitas sarana pendidikan, dan entitas sarana kesehatan.

3.6.1 Conceptual Data Model

(16)

Gambar 3.5 Conceptual Data Model

Entitas pada CDM diatas adalah admin desa, kelerengan, jalan, sarana kesehatan, data permukiman, data peruntukan lahan permukiman, data kesesuaian lahan permukiman, data sarana pendidikan, data tanah, dan data sungai. Khusus untuk tabel peruntukan lahan permukiman dan kesesuaian lahan permukima n merupakan tabel hasil analisis yang disimpan di tabel ini. Keseluruhan tabel ini otomatis terbentuk ketika pembuatan geodatabase yang dibuat di ArcMap, kemudian mengintegrasikan dengan Microsoft SQL Server 2008 R2.

geometry_column

data admin desa data industri

(17)

3.6.2 Physical Data Model

Physical data model ini merupakan ERD hasil generate dari CDM yang bertujuan untuk menganalisa tabel – tabel yang dibutuhkan pada Webmap untuk mengetahui peruntukan permukiman di Kabupaten Gresik. Berikut PDM hasil transformasi dari CDM :

Gambar 3.6 Physical Data Model

Entitas industri, permukiman, sungai, jalan, kelerengan, tanah, sarana kesehatan, sarana pendidikan, admin desa, kesesuaian lahan permukiman, dan peruntukan lahan permukiman pada Webmap untuk Mengetahui Peruntukan Lahan

(18)

Permukiman di Kabupaten Gresik. Semua layer terhubung dengan entitas geometry column sehingga tampak oid menjadi foreign key dari masing- masing entitas.

3.6.3 Kamus Data

Berikut ini adalah indeks tabel yang digunakan pada Webmap untuk Mengetahui Peruntukan Lahan Permukiman di Kabupaten Gresik, berikut ini adalah detail kamus datanya :

a. Nama tabel : Tabel Admin desa

Fungsi tabel untuk menyimpan data administrasi desa di Gresik. Tabel ini berisi nama desa, kecamatan, kepadatan penduduk, jumlah penduduk, luas wilayah desa, dan shape

Tabel 3.8 Administrasi Desa

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan

1 OID1 Integer Geometry ID

2 Nama Varchar 30 Nama desa

3 Kecamatan Varchar 20 Nama kecamatan

4 Kepadatan Float Total kepadatan

5 Jumlah_pdd Float Jumlah penduduk

6 Luas Float Luas wilayah

7 Shape Varchar 100 Data geometry

(19)

b. Nama tabel : Tabel Industri

Fungsi tabel industri adalah menyimpan data geometry industri. Tabel ini berisi data keterangan industri, area dan shape.

Tabel 3.9 Industri

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan

1 OID2 Integer Geometry ID

2 Keterangan Varchar 25 Keterangan industri

3 Area Float Luas area industri

4 Shape Varchar 100 Data geometry

c. Nama tabel : Tabel Jalan

Fungsi tabel untuk menyimpan data jalan di Gresik. Tabel ini berisi nama jalan dan shape

Tabel 3.10 Jalan

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan

1 OID3 Integer Geometry ID

2 Nama_jalan Varchar 30 Nama jalan

3 Shape Varchar 100 Data geometry

d. Nama tabel : Tabel Kelerengan

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data kelerengan di Gresik. Tabel 3.11 Kelerengan

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan

1 OID4 Integer Geometry ID

502 Bobot Smallint Nilai bobot

(20)

e. Nama tabel : Tabel Sarana_kesehatan

Tabel ini berfungsi menyimpan data point sarana kesehatan di Gresik. Tabel 3.12 Sarana Kesehatan

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan

1 OID5 Integer Geometry ID

2 Nama Varchar 30 Nama sarana kesehatan

3 Shape Varchar 100 Data geometry

f. Nama tabel : Tabel Kesesuaian_lahan_permukiman

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan hasil analisa kesesuaian lahan permukiman, apakah wilayah permukiman termasuk kelas yang berpotensi atau kelas yang buruk

Tabel 3.13 Kesesuaian Lahan Permukiman

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan

1 OID6 Integer Geometry ID

2 Kelas Smallint Nilai kelas

3 Shape Varchar 100 Data geometry

g. Nama tabel : Tabel Sarana_pendidikan

Tabel ini berfungsi menyimpan point sarana pendidikan di Gresik. Tabel 3.14 Sarana Pendidikan

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan

1 OID7 Integer Geometry ID

2 Nama Varchar 30 Nama sarana pendidikan

(21)

h. Nama tabel : Tabel Peruntukan_lahan_permukiman

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data hasil dari analisa peruntukan lahan permukiman, dimana tabel ini merupakan pengambilan keputusan daerah mana yang baik dan mana yang buruk untuk dijadikan permukiman.

Tabel 3.15 Peruntukan Lahan Permukiman

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan

1 OID9 Integer Geometry ID

2 Kelas Smallint Nilai bobot

3 Nama Varchar 30 Nama desa

4 Kecamatan Varchar 20 Nama kecamatan

5 Kepadatan Float Kepadatan desa

6 Jumlah_pdd Float Jumlah penduduk

7 Luas Float Luas wilayah

8 Shape Varchar 100 Data geometry

i. Nama tabel : Tabel Sungai

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data sungai di Gresik. Tabel ini terdiri dari field nama, length, dan shape.

Tabel 3.16 Sungai

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan

1 OID10 Integer Geometry ID

2 Nama Varchar 30 Nama sungai

3 Length Float Panjang sungai

(22)

j. Nama tabel : Tabel Permukiman

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data sebaran permukiman di Gresik. Tabel ini terdiri dari field area dan shape

Tabel 3.17 Permukiman

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan

1 OID8 Integer Geometry ID

2 Area Float Luas area

3 Shape Varchar 100 Data geometry

Tabel permukiman diatas hanya menyediakan informasi tentang letak dan wilayah permukiman yang ada di Gresik. Tabel ini juga tidak mempengar uhi jalannya proses perhitungan pengambilan keputusan / analisa data.

k. Nama tabel : Tabel Tanah

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data tanah di Gresik. Tabel ini terdiri area, perimeter, nama, dan shape

Tabel 3.18 Tanah

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan

1 OID11 Integer Geometry ID

2 Area Float Luas wilayah tanah

3 Perimeter Float Keliling wilayah

4 Nama Vharcar 30 Nama jenis tanah

5 Shape Varchar 100 Data geometry

(23)

3.7 Algoritma Proses

Algoritma pada Webmap untuk mengetahui peruntukan lahan permukima n di Kabupaten Gresik ini adalah sebagai berikut :

3.7.1 Formulasi Kesesuaian Lahan

Berikut ini adalah algoritma dalam menentukan wilayah peruntukan permukiman. Dalam membantu pembuatan Sistem Pendukung Keputusan untuk menentukan lahan permukiman menggunakan metode MAUT (Multi Attribute Utility Theory). Berikut ini adalah Flowchart penyusunan dari berbagai layer yang

kemudian dihitung nilai bobot nya, sehingga memperoleh hasil akhir dari penggabungan semua layer.

Dalam analisa data ini dibutuhkan beberapa layer yang memiliki nilai analisa, yaitu : layer jarak industri, layer jarak sungai, layer jarak akses jalan raya, layer jenis tanah, layer jarak sarana pendidikan, layer sarana kesehatan, dan layer kelerengan.

(24)

Gambar 3.7 Proses Analisa Kesesuaian Lahan

Keterangan :

: Buffer : Hasil Buffer

: Overlay : Hasil Overlay

: Dissolve : Hasil Dissolve

: Layer

Pendidikan

Kesehatan

Sungai

Industri

Jalan

Kelerengan

Tanah

B

B

B

B

B

HB

HB

HB

HB

HB

O HO

O

O

HO

O

HO

O

O

HO

HO

D

HD

B

O

HB

D

(25)

Proses analisa diatas menjelaskan analisa data dari data awal hingga memperoleh suatu keputusan. Mula – mula layer pendidikan, sarana kesehatan, sarana pendidikan, sungai, industri, dan jalan di buatkan peta buffer nya terlebih dahulu, setelah itu hasil buffer dari layer sarana pendidikan dan sarana kesehatan di overlay kan, begitu juga dengan sungai dan industri juga dioverlay. Kemudian hasil dari kedua overlay di overlay lagi, sehingga nanti akan tergabung ke empat layer. Sedangkan layer jalan di buatkan peta buffer nya dan kemudian di overlay kan dengan hasil overlay yang awal tadi, dari sini sudah terbentuk 5 layer peta yang tergabung. Setelah itu hasil akhir tadi dioverlay kan lagi dengan layer kelerengan dan layer tanah. Dari sini sudah terbentuk hasil analisa data dari ke 7 layer. Untuk sentuhan akhir, hasil akhir dari overlay tadi di dissolve untuk mengelompokka n masing – masing attribut yang memiliki kesamaan.

Setelah terbentuk nilai – nilai bobot pada setiap field yang mewakili dari setiap layer, langkah selanjut nya ialah menganalisa dari nilai pembobotannya dengan menggunakan metode MAUT. Untuk melihat nilai bobot setiap layer, bisa merujuk ke tabel 3.1.1 hingga 3.1.7. Setelah mengetahui nilai nya, kemudian dihitung nilainya menggunakan metode MAUT.

(26)

Tabel 3.19 Prioritas Parameter

Layer Nilai Prioritas Jumlah Nilai

Tanah 0,3 5

Kemiringan Lereng 0,24 5

Jalan 0,17 3

Industri 0,12 2

Sungai 0,09 3

Sarana kesehatan 0,06 3

Sarana pendidikan 0,02 3

Tabel diatas adalah kriteria khusus sebagai bahan analisa dalam mengetahui peruntukan lahan permukiman di Kabupaten Gresik. Setelah mengetahui nilai prioritas nya, kemudian menghitung menggunakan formulasi sebagai berikut :

Berdasarkan F.2.1[Hal. 42]

y = ((Tanah / 5) * 0,3) + ((Kemiringan Lereng / 5) * 0,3) + ((Jalan / 3) * 0,17) +

((Industri / 2) * 0,12) + ((Sungai / 3) * 0,09) + ((Sarana Kesehatan / 3) * 0,06) +

((Sarana Pendidikan / 3) * 0,02)

Setelah dianalisa berdasarkan rumus diatas, akan muncul nilai akhir di masing – masing bagian kecil pada peta layer. Kemudian menentukan nilai terkecil dan terbesar dari seluruh perhitungan tersebut. Penilaian potensi lahannya sebagai berikut :

(27)

Kemudian proses pengklasifikasian berdasarkan nilai minimum dan maksimum tersebut, dibagi menjadi beberapa kelas berikut :

1. Nilai 0 – 2,8 = kelas 1  Sangat tidak cocok (Merah) 2. Nilai 2,8 – 5,6 = kelas 2  Tidak cocok (Orange) 3. Nilai 5,6 – 8,4 = kelas 3  Sedang / Cukup (Kuning) 4. Nilai 8,4 – 11,2 = kelas 4  Cocok (Hijau muda) 5. Nilai 11,2 – 14 = kelas 5  Sangat cocok (Hijau tua)

3.7.2 Proses Penggunaan Webmap

Gambar 3.8 Flowchart Penggunaan Webmap Start

Pilih data Memilih

Melihat

Data potensi lahan permukiman

Data kondisi permukiman Menggunakan

fitur webmap Gunakan

Fitur

End

Ya

Ya Tidak

Tidak

(28)

Mula – mula pengguna disajikan oleh webmap, kemudian pengguna bisa dengan bebas memilik layer mana saja yang ingin ditampilkan maupuin di sembunyikan. Setelah itu pengguna bisa melihat data yang ada pada setiap layer. Pengguna juga bisa melihat data potensi lahan permukiman dan data kondisi permukiman saat ini. Di lain pilihan, pengguna juga bisa menggunakan fitur fitur lain yang ada di Webmap ini, salah satu contohnya ialah fitur mengukur jarak antara titik A sampai titik B, dll.

3.8 Formulir dan Laporan

Rancangan formulir dan laporan untuk Webmap untuk mengeta hui peruntukan lahan permukiman di Kabupaten Gresik bertujuan untuk member ika n gambaran rancangan sistem yang akan dibuat.

3.8.1 Formulir

Pada bagian ini akan dibahas mengenai tampilan pada layar yang dapat didahului oleh struktur menu dan berikut penjelasannya.

Gambar 3.9 Tampilan Dasar / Awal Webmap

Webmap untuk Mengetahui Peruntukan Lahan Permukiman

Menu Legend

Tampilan Peta

(29)

Gambar 3.9 merupakan tampilan awal. Pada bagian panel atas adalah header dengan judul Webmap untuk mengetahui Peruntukan Lahan Permukima n. Kemudian panel sebelah kiri merupakan kumpulan layer dan map legend. Pada main webmap merupakan tempat dimana peta ditampilkan, setelah itu disebelah kanan atas main webmap, terdapat kotak kecil yang merupakan fitur – fitur yang bisa dipakai dalam webmap ini.

Pengguna bisa memilih layer peta pada bagian kiri webmap, yaitu pada menu legend. Di panel kiri ini terdapat berbagai jenis layer, dari layer dasar, layer hasil analisis, dan layer parameter penentu potensi lahan permukiman. Fitur webmap bisa dipakai untuk mengukur jarak dari point awal ke point kedua, dan seterusnya.

3.8.2 Laporan

(30)

Berikut rancangan antarmuka pada laporan webmap.

Gambar 3.10 Tampilan laporan pada Webmap

Untuk membuat laporan peta hasil analisa, pengguna bisa melirik ke bagian kanan atas (fitur Webmap), kemudian pilih menu “Print”. Setelah itu isikan data

yang ingin ditampilkan dalam peta, serta inputkan besar skala peta yang ingin di cetak. Kemudian pengguna akan diinformasikan untuk memilik model / style laporan yang ingin dicetak. Setelah itu pengguna bisa klik tombol Print untuk proses pencetakan laporan.

3.9 Pengguna DBMS

Pada hak akses ini dipergunakan untuk menentukan kendali dari masing-masing user yang berhak mengakses Webmap untuk Mengetahui Peruntukan Lahan Permukiman di Kabupaten Gresik.

Webmap untuk Mengetahui Peruntukan Lahan Permukiman

Menu Legend

Tampilan Peta Print Preview :

Webmap untuk mengetahui peruntukan permukiman

Tampilan Peta

(31)

User yang terlibat dalam Webmap untuk Mengetahui Peruntukan Lahan Permukiman di Kabupaten Gresik adalah BPPD (admin), Badan Pemerintahan dan Investor atau developer perumahan.

Hak akses untuk aplikasi Webmap untuk Mengetahui Peruntukan Lahan Permukiman di Kabupaten Gresik adalah :

a. Hak akses Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pembangunan Daerah Tabel 3.20 Hak akses BPPD

No Pilihan

Hak Akses

C R U D

1 Peta Dasar √ √ √ √

2 Peta Analisa √ √ √ √

3 Laporan √ √ √ √

4 Data Spasial √ √ √ √

(32)

b. Hak akses Badan Pemerintahan dan Investor maupun Developer perumahan. Tabel 3.21 Hak akses Badan Pemerintahan dan Investor

No Pilihan

Hak Akses

C R U D

1 Peta Dasar - √ - -

2 Peta Analisa - √ - -

3 Laporan √ √ - -

4 Data Spasial - √ - -

Gambar

Tabel 3.1 Bobot Jenis Tanah
Tabel 3.2 Bobot Kelerengan
Tabel 3.7 Bobot Jarak dari Sarana Pendidikan
Gambar 3.1 Diagram Berjenjang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu metode untuk memperlambat pertumbuhan populasi serangga tanpa pestisida adalah dengan menambahkan sejumlah serangga jantan mandul ke dalam populasi. Serangga jantan

10 Dalam kehidupan Kraton, nilai-nilai feodal- isme masih dijaga dan dijalankan. Salah satu praktik feodalisme yang ada adalah stratifikasi sosial masyarakat, yang

Hasil eksperimen ketujuh menunjukkan bahwa apabila peristiwa banjir terjadi selama 90 hari dan stok obat yang tersedia sama dengan jumlah agen dalam simulasi maka, hampir 100 agen

Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (Field Research). penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan berjenis kualitatif dengan menggunakan

Bisa dikatakan bahwa portable aplikasi ini adalah sistem informasi pengelolaan keuangan untuk unit layanan namun dibuat dalam versi sederhana dengan model penyimpanan yang

membimbing kami dalam pembuatan Tugas Akhir ini dari awal

Khusus daerah yang berada di luar Jawa dan Madura, Sumatera yang dari awal direncanakan akan disebarkan ORI akan tetapi karena kesulitan yang dialami oleh pemerintah sehingga

tinggi perusahaan melakukan aktivitas CSR, maka semakin tinggi sikap tanggung jawab yang dimiliki perusahaan dicerminkan dalam sikap patuhnya dalam