• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fushushil hikam (dirosah filulujiyyah limakhthuti maktabatil watthohiyyati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Fushushil hikam (dirosah filulujiyyah limakhthuti maktabatil watthohiyyati"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

1

.

2

.

3

(5)

1

)

2

(6)

3

)

4

)

5

(7)
(8)
(9)

...

...

...

...

...

...

...

...

...

(10)
(11)
(12)
(13)

1

1

‌أ

.

(14)

2

(lontar) (nipah)

(dluwang)

(folklore/cerita rakyat)

Sinta Ridwan, Kita Ada di Masa Kini Karena Masa Lalu, artikel diakses pada Juni dari

(15)

3

(16)

4

Nabilah Lubis, Naskah, Teks, dan Penelitian Filologi (Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat, Departemen Agama RI., ), cet. , h. .

(17)

5

(A )

(18)

6

(19)
(20)

8

(21)
(22)
(23)
(24)
(25)

1

.

2

.

3

.

4

.

(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)

Cambridge university-Inggris

(40)
(41)
(42)
(43)
(44)

1

.

2

.

3

(45)

4

.

(46)
(47)

(48)

(49)

(50)
(51)

(52)
(53)

(54)
(55)

(56)

(57)

(58)
(59)

(60)
(61)

(62)

(63)

(64)

(65)

(66)
(67)

(68)

(69)
(70)

(71)
(72)

(73)
(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

(79)

(80)
(81)

(82)

(83)

(84)

(85)

(86)
(87)

(88)

(89)
(90)

(91)

(92)

(93)

(94)
(95)

(96)

(97)
(98)

(99)

(100)

(101)

(102)
(103)

(1)Kitab ini dinamakan dengan Fushush al-Hikam (Mutiara-Mutiara Kebijaksanaan)

Dengan menyebut nama Allah yang maha Pengasih lagi maha Penyayang

Mutiara Kebijaksanaan Tuhan pada Kalimat Adamiyah

Ketika Tuhan Swt menghendaki untuk melihat diri-Nya dalam alam makro melalui asma-asma-Nya yang tidak mampu dipahami oleh para pakar, karena Dia bersifat wujud, sehingga melalui asma-nya itu nampaklah rahasia diri-Nya pada diri-Nya. Sesungguhnya melihat diri melalui diri sendiri itu bagaikan melihat diri sendiri melalui hal yang lain, seperti melalui cermin. Sehingga diri-Nya nampak pada-Nya dalam suatu bentuk yang disajikan oleh tempat di mana dia melihat diri-Nya, tempat tersebut tidak menyajikan dhohirnya sebuah wujud asli dan penampakan yang nyata kepada-Nya.

(104)

penampakan abadi, yang tidak akan pernah berubah maupun bergeser. Emanasi tersebut akan terus menerus diterima, dan yang menerimanya menjadi sebuah hasil emanasi tersuci.

Segala perkara bermula dari-Nya dan berakhir pula kepada-Nya, seperti semulanya, sebagaimana firman-Nya: هّلك رمأا عجري هيلإو, kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya (Q.S. al-Hud: 123) . Maka perkara tersebut menjadi cahaya cermin alam, dan Adam menjadi sumber bagi terangnya cermin dan menjadi ruh bagi gambar atau bentuk tersebut. Sedangkan malaikat menjadi supleman tambahan bagi bentuk tersebut, yaitu bentuk jagad raya, di mana khalayak umum menyebutnya sebagai Manusia Super (al-Insan al-Kabir). Sehingga malaikat bagaikan sebuah kekuatan spirit dan inderawi, yang berada dalam kehidupan manusia. Setiap kekuatan tersebut terhijab oleh dirinya masing-masing, dia tidak melihat sesuatu yang lebih utama kecuali dzatnya sendiri. Sesungguhnya di dalamnya, sebagaimana yang diperkirakan oleh para ahli, masing-masing memperoleh bagian yang agung dan kedudukan yang luhur di sisi Allah, karena mereka termasuk bagian dari ketuhanan (al-jam’iyah al-Ilahiyyah), baik hal tersebut ditinjau dari sisi ketuhanan maupun dari sisi hakikat kebenaran.

(105)

hidup dan berkembang serta kehidupannya dibatasi oleh semua bentuk kebenaran. Dipandang dari sisi kemanusiaan dia merupakan representasi Tuhan, di mana Tuhan melihat melalui dia, Dia diekspresikan melalui sebuah penglihatan.

(106)

Dengan demikian kamu telah mnegetahui hikmah kebijaksanaan dari adanya asal usul jasad nabi Adam, yaitu bentuk dhohir (tubuh) Nabi Adam. Kamu juga telah mengetahui asal usul ruh Nabi adam, berupa bentuk batin Nabi Adam, yaitu Tuhan. Kamu juga telah mengetahui asal usul kedudukan (martabat) nabi Adam, dia merupakan makhluk yang kompleks dari segi dhohir dan jasadnya. Pahamilah beberapa hal yang berbeda tersebut. Firman Allah: مكّبر اوقّتا , “bertaqwalah kalian pada Tuhan kalian”. Maksudnya, jadikanlah segala hal yang dhohir bagimu sebagai penjagaan kepada Tuhanmu, dan jadikanlah semua yang batin darimu sebagai penjagaan Tuhan terhadap dirimu. Sesungguhnya semua masalah (problem) ada yang terpuji dan ada yang tercela. (5) Jadikanlah diri kalian waspada terhadap ketercelaan, dan jadikanlah ketercelaan sebagai kewaspadaan kalian untuk kebaikan, supaya kalian menjadi pemimpin semua makhluk di alam ini.

Mutiara Hikmah Naftsiyah Kalimat Nabi Syisy

(107)

melihat bentuk dirimu dalam cermin, maka kamu melihat berdasarkan penglihatanmu, kamu hanya bisa melihat bentuk dirimu melalui cermin tersebut.

Merupakan cermin yang berguna untuk melihat dirimu sendiri. Engkau merupakan cerminnya Tuhan, ketika Tuhan ingin melihat asma-Nya dan hukum-hukumnya, dan hal itu tanpa harus menggunakan penglihatan-Nya. Di antara kita ada yang tidak mengetahui hal tersebut, maka dia berkata: “Ketidakmampuan untuk mengusahakan suatu hal merupakan suatu bentuk usaha”. Sedangkan orang yang mengetahui hal ini maka dia tidak akan berkata seperti yang demikian. Tidak mengatakan yang demikian itulah sejatinya perkataan yang paling mulia. Bahkan dia telah mengerti arti diam (sukut), sebagaimana dia mengetahui arti dari ketidakmampuan. Hal yang demikian ini merupakan pengatuhan Tuhan yang paling Agung. (6) Pengetahuan ini hanya diberikan kepada pemimpin para rosul dan pemimpin para wali. Apabila engkau telah memahami apa yang kami jelaskan maka engkau telah mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

(108)

syarat-syarat kewalian, yaitu berakhlak ketuhanan, serta memiliki sifat-sifat yang ada pada Tuhan, sehingga dia bisa disebut sebagai Wali yang terpuji (wali al-Hamid).

Sejatinya yang telah dijelaskan di atas merupakan hakikat tunggal yang menerima berbagai sifat dan karakter yang sesuai dengan asma-asma Tuhan. Hakikat memberikan fenomena yang tidak terelakan, sebuah hakekat yang berbeda dari nama yang berbeda. Hakikat-hakikat yang berbeda tersebut sesungguhnya hanya terjadi dari sisi nama semata. Sedangkan sejatinya, intinya (ain) tidak mengalami perbedaan. (7) Segala sesuatu yang berada di hadapan kekuasaan Tuhan pada asalnya akan mengalami pengulangan. Demikianlah hakikat kebenaran yang telah diinterpretasikan sebelumnya. Ilmu yang demikian merupakan ilmunya nabi Syisy a.s. ruhnya merupakan penyambung bagi ruh-ruh yang lain, kecuali ruhnya nabi Muhammad. Ruh nabi Muhammad berasal dari Allah langsung bukan berasal dari materi pembentuk ruh sebagaimana yang lainnya. Bahkan, ruhnya merupakan materi pembentuk dari semua ruh yang ada.

(109)

sebagian para pengamat beralih menafikan sesuatu yang mungkin, dan menyematkan sesuatu yang wajib bagi dzat Tuhan kepada yang lainnya. (8) padahal yang maha benar menetapkan sesuatu yang mungkin dan mengetahui keberadaannya. Sesuatu yang mungkin, apakah yang dimaksud dengan mungkin, dan dari manakah kemungkinan tersebut? Dengan intinya/sumbernya dia wajib bersamaan dengan yang lainnya. Dari manakah dapat dibenarkan nama yang lain kepadanya padahal sifat wajib melekat padanya. Tidak seorang pun yang mengetahui penjelasan ini kecuali para ulama yang istimewa.

Mutiara Hikamah Subuhiyah dari kalimat Nabi Nuh

(110)

Begitu juga setiap orang yang menyerupakan-Nya dan menyucikan-Nya berarti dia telah membatasi-Nya dan membelenggu-Nya, dan dia tidak mengetahui hal tersebut. Allah berfirman:

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan)

Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi

mereka bahwa Al Quran itu adalah benar”. (Q.S. Fushilat: 53)

Kamu bagi Dia bagaikan bentuk jasmaninya, sedangkan Dia bagimu seperti ruh (nyawa) yang mengatur seluruh badan jasmani.

(111)

Mutiara Kebijaksanaan Qudsiyah dari Kalimat Nabi Idris

Kamu bukanlah Dia, Begitu pula Dia bukan kamu, kamu melihat-Nya # pada

setiap inti sesuatu, yang tak terbatas maupun terbatas.

Allah berfirman:

“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha

Mendengar dan Melihat”. (Q.S. al-Syura: 11)

(112)

“Maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain

dari Allah”. (Q.S. Nuh: 25)

Allah-lah inti dari segala penolong mereka. Mereka musnah di dalam Allah untuk selamanya. Karena semuanya itu adalah untuk Allah dan hanya demi Allah, Dia adalah Allah. Perbuatan membutuhkan tempat, sedangkan ilmu memberikan kedudukan. Berkumpullah kedua kemulian itu kepada kita, tempat yang tinggi karena amal perbuatan dan kedudukan yang luhur karena ilmu.

(113)

nampak dalam kesatuan yang teratur. (12 ) yang Tunggal menemukan yang beragam, sedangkan yang beragam berbeda dengan yang Tunggal. Sesuatu tidak akan punya bilangan jika tidak ada yang terbilang, dari-Nya ketiadaan ada, dan dari-Nya pula Ada itu ada. Dari sisi indrawi Dia tidak ada, tetapi dari sisi akal Dia ada. Oleh karena itu dia harus tiada dan ditiadakan, dan dia berasal dari yang tunggal, dan berkembang karenanya. Sebuah syair:

Tuhan adalah makhluk dari sisi ini, maka beri’tibarlah kalian # tetapi Dia

bukanlah makhluk dari sisi tersebut, maka ingatlah kalian;

Siapa yang paham akan yang ku katakan, kebijaksanaannya takkan terhina #

tiada yang bisa memahaminya selain yang memiliki kebijaksanaan;

Bersatu dan bercerai, maka entitas itu tunggal # banyak, tak bersisa dan

berlebihan,

(114)

merupakan entitas bagi yang dinamai, serta merupakan entitas bagi makna yang telah dijelaskan sebelumnya.

Mutiara Kebijaksanaan Muhaimiyah dalam Kalimat Ibrahimyah

Apakah kamu mengetahui jika Tuhan itu nampak dengan sifat-sifat hadits (baru), dengan sifat tersebut Dia menceritakan diri-Nya, dengan sifat-sifat lemah dan tercela. Apakah kamu mengetahui bahwa makhluk nampak dengan sifat-sifat Ketuhanan, mulai dari awal sampai akhir, dan semuanya itu nyata bagi-Nya. Sebagaimana sifat-sifat hadits nyata bagi Tuhan. Segala puji hanya bagi Allah, segala bentuk pujian kembalinya kepada-Nya, baik dari yang memuji maupun yang dipuji. Hanya kepada-Nya semuanya kembali.

(115)

dan mustahil Tuhan nampak tanpa melalui wujud alam. Oleh karena itu penampakan-Nya memiliki bentuk yang beragam sesuai dengan kondisi dari masing-masing entitas. Hal ini terjadi jika kita menyadari diri kita sendiri bahwa Dia merupakan Tuhan kita. Segala kebikjasanaan-Nya merupakan menu sarapan kamu, dan keberadaanmu adalah menu sarapan-Nya. Apapun yang jelas bagi kamu maka akan menjadi jelas pula bagi-Nya. Segala hal dari-Nya hanya untukmu, begitu pula semua yang ada padamu adalah untuk Dia, sehingga kamu tidak bisa disebut memiliki kebebasan.

Mutiara Kebijaksanaan Kebenaran dari kalimat Nabi Ishaq

Yang Tunggal ialah yang maha Pengasih dalam segala medan # baik dari

yang samar maupun sampai yang jelas;

Bila kau berujar ini benar (hak) maka kau jadi orang yang benar # bila kau

berkata lain maka kau adalah pendusta;

Kebijaksanaan-Nya sangat lapang, tidak terbatas # akan tetapi Dia selalu

mengamati ciptaan-Nya;

Bila Dia nampak oleh mata, maka menolaklah # akal dengan bukti yang

menyesatkan;

Dia bisa diterima pada tataran rasional, serta dalam # imajinasi dan

argumen-argumen yang benar,

(116)

tidak akan pernah merasa untuk mengetahuinya. (15 ) Karena mereka telah menyediakan hatinya hanya untuk Tuhan. Sebuah Syair:

Hai Sang pencipta segala, di dalamnya kau ada # karena dia telah

menciptakan segalanya;

Kau mencipta tanpa berkesudahan, keberadaannya ada pada Kau, Kau

sempit lagi lapang;

Andai saja yang telah diciptakan Allah bersinar dalam hati maka nampaklah

sinarnya;

Siapa yang lapang, maka tidak akan sempit dari makhluknya, bagaimana bisa

demikian, wahai yang maha mendengar;

Dengan kebimbangan Tuhan menciptakan manusia, melalui imajinasi yang tinggi, yang tak ada wujud sebelumnya, dan ini merupakan sesuatu yang umum. Sedangkan para arifin diciptakan secara serius melalui cita, dalam wujud yang detail. Cita-cita tersebut selalu terjaga, dan penjagaannya tidak pernah diberikan kepada makhluk yang lain. Sebuah syair:

Tanpa keraguan, Pada sekali waktu hamba adalah Tuhan # Tanpa dusta, di lain waktu hamba adalah hamba,

Bila dia menjadi hamba maka dia dilapangkan oleh Tuhan, bila dia menjadi

Tuhan mka dia kan dalam kesusah payahan;

Dari keberadaannya sebagai hamba dia melihat entitas jiwanya, panjanglah

(117)

Dari keberadaannya menjadi Tuhan, maka dia akan melihat semua makhluk

memohon kepadanya, bahkan sampai para raja diraja;

Melalui dirinya sendiri dia tak mampu mendapatkan yang diharapkan, (16)

oleh karena itu para arifin melihat ini seraya menangis;

Jadilah darimu hamba Tuhan jangan jadikan dirimu Tuhannya hamba,

sehingga kau pergi terikat oleh api neraka dan dalam kebimbangan,

Mutiara Kebijaksanaan yang Agung dari Kalimat Nabi Ismail

(118)

darimu. (17 ) Jika kamu melihatnya dengan caramu dan dipadukan dengan caranya maka keesannya pun akan tetap sirna. Karena sesungguhnya Dialah yang maha melihat dan yang dilihat. Sebuah Syair:

Tiada yang kekal selain Tuhan, tiada yang tetap # Dialah tempat bergantung

dan beradu;

Dengan apa petunjuk terang akan datang, apakah aku kan melihat dengan

mataku, atau dengan mata-Nya;

Syair yang lainnya:

Janganlah kau memandang Tuhan, di sisi lain kau mengasingkan dirirmu dari

ciptaan-Nya;

Jangan pula kau menyaksikan ciptaan-Nya, akan tetapi kau

menyandarkannya kepada selain Dia;

Sucikanlah dirimu, bersihkan jiwamu, tempatkanlah dirimu dalam kebenaran;

Tempatkanlah dirimu pada kebersamaan bila kau ingin, bila kau ingin

memisahlah dirimu;

Cukup bagimu semuanya, karena semuanya berawal dengan memutus masa

lalu;

Kau tak akan pernah fana, kau tak kan pernah kekal;

Kau pun tak kan pernah memperoleh ilham, apa lagi menemukannya;

(119)

Dia sendirilah yang memberikan kenikmatan dan membuat siksa. Tidak ada yang menyanjungnya maupun memujinya selain diri-Nya sendiri. Hanya kepada Tuhanlah kebutuhan besar ditangguhkan. Karena ilmu (pengetahuan) mengikuti apa yang diketahui.

Mutiara Kebijaksanaan tentang Ruh dari Kalimat Nabi Ya’qub

Kemudian ketahuilah oleh kalian, segala yang mungkin (untuk ada dan tiada) pada asalnya adalah tidak pernah ada, dan sebelumnya tidak pernah punya wujud kecuali wujud Tuhan, sesuai dengan bentuk dari masing-masing bentuk yang mungkin ada, baik dari bentuk raga maupun jiwa. Dan engkau akan mengetahui siapa yang mendapat kenikmatan dan siapa saja yang memperoleh cobaan. Semua balasan bisa terjadi dalam kondisi apapun, dan balasan itu dinamakan dengan cobaan dan balasan nikmat, (18 ) dan hal itu bisa terjadi dalam kebaikan maupun kejelekan. Sebagimana yang telah diketahui, balasan untuk kebaikan dinamakan pahala sedangkan balasan untuk keburukan disebut siksaan.

Mutiara Kebijaksanaan Nurriyah (cahaya) dari Kalimat Nabi Yusuf

(120)

secara jelas bayangan itu tidak bisa dirasakan keberadaannya menurut rasio akal. Namun dalam kenyataan seseorang pasti memiliki bayangan. Dengan demikian bayangan Tuhan yang paling jelas adalah adanya alam, karena alam merupakan entitas yang mungkin ada, dan mampu bergerak.

Terdapat banyak macam bayangan bagi dzat Tuhan, akan tetapi melalui emanasi cahaya, bayangan ini berkembang dan tumbuh dalam entitas yang mungkin, yang ghaib dan tidak bisa diketahui. Sebagaimana firman Allah:

“Kemudian Kami menarik bayang-bayang itu kepada kamidengan tarikan

yang perlahan-lahan”. (Q.S. al-Furqon: 46)

(121)

Ilmu merupakan sebuah khayalan, dia tidak memiliki wujud yang nyata. Ini meruapakan makna imajinatif yang diimajinasikan pada kalian bahwa ilmu merupakan suatu hal tersendiri yang tidak ada hubungannya dengan Tuhan. Akan tetapi dalam permasalahan ini tidak seperti demikian. Ketahuilah bahwa ilmu itu berkaitan langsung dengan inderawi manusia, di mana manusia sebagia pengembangnya, dan ilmu itu mustahil terlepas dari Tuhan. Ketahuilah jatidirimu, dari mana kamu berasal, siapa dirimu, apa keinginanmu, dan apa kaitanmu dengan Tuhan, bagaimanakah kamu bisa menjadi Tuhan, dan bagaimana kamu dianggap sebagai alam, dan yang lainnya dan lainnya? Dalam hal ini para ulama’ saling memberikan argumen yang terbaik, mengetahui dan yang paling mengatahui.

Alam yang telah menajadikan nyata antara kita dengan Tuhan. Tuhan lebih nyata dan nampak melalui alam dari pada melalui yang lainnya. Di antara kita ada yang menjadi bagian dari Tuhan, menjadi alat pendengarnya, alat penglihatannya, serta menjadi kekuatan bagi organ tubuh-Nya. (20 ) hal ini sebagaimana yang pernah aku jelaskan, dan begitu juga oleh hamba yang lainnya meskipun tidak seperti demikian. Hamba yang seperti, adalah hamba yang paling dekat dengan wujud Tuhan dibandingkan dengan hamba-hamba yang lainnya. Ketahuilah sesungguhnya dirimu hanyalah sebuah imajinasi, semua yang ada dihadapanmu hanyalah imajinasi selain Aku (Allah). Semua yang ada (makhluk) hanyalah sebuah imajinasi, akan tetapi wujud Allah adalah wujud yang nyata dan benar adanya, baik dari dzat maupun entitasnya, bukan dari segi nama-nama-Nya.

(122)

sendiri. Semua yang ada di jagad raya ini tidak lain hanya bertujuan untuk menunjukkan keesaan-Nya. Semua yang ada dalam imajinatif tidak lain hanya bertujuan menunjukkan adanya keberagaman. Barang siapa berada dalam keberagaman maka dia termasuk bagian dari alam, bagian dari asma Tuhan, dan termasuk bagian dari nama alam. Barang siapa bersama keesaan Tuhan, maka dia akan bersama Tuhan, bersama dzat-Nya yang maha Kaya tidak butuh keberadaan alam, bukan dari sisi bentuknya, yang membutuhkan keberadaan alam untuk menunjukkan wujud-Nya. Katakanlah Dia Tuhan yang esa dari segi entitasnya, Tuhan tempat bergantung, karena hanya kepada-Nya kita bergantung. Dia tidak melahirkan dari segi keberadaan-Nya, begitu juga Dia tidak beranak, serta tidak ada yang menyamai-Nya.

(123)

Mutiara Kebijaksanaan Keesaan dari Kalimat Nabi Hud

Sebuah Syair:

Bila makhluk dekat denganmu # maka Tuhan pun dekat padamu pula;

Bila Tuhan tlah dekat padamu # tidak ada makhluk yang akan mengikutimu;

Buktikanlah apa yang tlah ku ucap # semua yang ku ucap benar adanya;

Segala yang wujud di jagad ini # yang kau lihat tiada yang berkata;

Semua makhluk yang disaksikan mata # semuanya tiada entitas selain

entitas Tuhan;

Akan tetapi semua itu disajikan # karena merupakan bentuk Tuhan.

(124)

rasanya asin, seperti itulah kondisi air secara global, dia tetap benda cair dan tetap disebut air, meskipun rasanya berbeda-beda.

Allah berfirman:

“Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya”. (Q.S. Qaff: 16)

Kedekatan Tuhan dari pada seorang hamba itu sendiri bukanlah rahasia lagi dalam ranah Tuhan. Tidak ada kedekatan yang lebih agung dari pada kehendak-Nya menjadi entitas dan kekuatan bagi organ tubuh hamba-Nya. Dia adalah Tuhan yang dapat disaksikan oleh makhluk yang telah tercipta. Keberadaan makhluk merupakan suatu yang rasional, sedangkan Tuhan hanya dapat dirasakan adanya, yang dapat disaksikan oleh orang yang beriman dan ahli kasyaf baik di dunia ataupun di akhirat. (23 ) sedangakan bagi mereka yang tidak percaya dengan tuhan maka Tuhan dapat dirasionalkan, dan semua ciptaan dapat disaksikan. Mereka seperti halnya air garam yang asin rasanya. Sedangkan golongan yang pertama, ahli kasyaf seperti air tawar, yang menyegarkan rasanya bagi yang meminumnya. Orang yang makrifat berdoa kepada Allah berdasarkan pengetahuannya, sedangkan orang yang bukan ahli makrifat merdoa kepada Allah hanya karena taqlid atau ikut-ikutan dan tidak mengetahuinya.

(125)

sebuah pengetahuan kecuali keagungan Tuhan berada di dalamnya, Dia merupakan esensi bagi seorang salik dan musafir. Tidak orang berilmu kecuali ada Tuhan bersamanya. Oleh karena itu, ketahuilah di mana hakikat kamu berada dan bagaimana jalanmu bermarifat kepada-Nya. Allah berfirman dalam hadits Qudsi: “Sesungguhnya Allah berprasangka berdasarkan prasangka hamba kepada -Nya”. Tidak seorang pun yang mampu memahaminya kecuali Allah memberikan pemahaman kepadanya. Sesungguhnya banyak hal yang dinisabatkan kepada Tuhan, dan banyak sikap (wajah) yang berbeda. Ketika Tuhan mengharamkan suatu hal yang buruk, melarang mengetahui hakikat yang ada di dalamnya, maka Dia akan menutipinya dengan hal yang lain. Orang lain berkata; mendengarkanlah kalian sebagaimana Zaid mendengar, sedangkan para ahli makrifat berkata; pendengaran merupakan entitas dari Tuhan. Begitu juga hal yang lainnya, seperti organ tubuh dan kekuatan yang ada di dalamnya. Tidak ada seorang pun yang mampu mengetahui sebagaimana pengetahuannya para ahli makrifat (Arifin). (24 )

(126)

segalanya dengan Dzat-Nya sendiri. Jagad raya ini merupakan bentuk wujud (shuroh)-Nya sedangkan Dia adalah ruh yang menggerakkan jagad raya ini, Dia merupakan makrokosmos. Sebuah syair:

Dia adalah jagad raya itu sendiri # Dia lah yang maha tunggal;

Dia adalah yang Ada dengan keberadaannya sendiri # oeh karena itu aku

berkata: Dia yang memelihara;

Wujudku adalah sarapan paginya # dengan-Nya kami mohon petunjuk;

Dengan-Nya dan dari-Nya aku melihat # dengan wajah yang meminta.

Bentuk jagad raya ini merupakan wujud dzohir Tuhan, karena jagad zdohirnya maka Tuhan adalah batinnya. Dia maha awal sebagaimana Dia ada, Dia maha akhir ketika Dia menjadi entitas dari dzohirnya. Yang akhir merupakan entitas bagi yang dzohir, sedangkan yang batin entitas bagi yang awal. Sebagaimana firman-Nya:

“Dan Dia mengetahui segala sesuatu”. (Q.S. al-An’am: 101)

(127)

makhluk dari suatu apa pun, atau pun juga kamu boleh berpendapat berbeda lainnya. Sebuah Syair:

Janganlah kau melihat suatu esensi kecuali kepada-Nya # jangan pula kau

tetapkan hukum kecuali berdasarkan-Nya;

Kepada-Nya, dengan-Nya, dalam genggaman-Nya kami berada # kami selalu

dalam pengawasan-Nya dalam kondisi apapun.

Barang siapa melihat Tuhan, langsung dari-Nya dengan entitas-Nya maka dia adalah ahli makrifat (al-Arif). Barang siapa melihat Tuhan langsung dari-Nya tetapi dengan entitas dia sendiri maka dia bukanlah ahli makrifat. Barang siapa tidak melihat Tuhan langsung dari-Nya, dan dia berharap dia bisa melihat-Nya dengan entitas dirinya sendiri maka dia adalah orang bodoh. Lihatlah tingkatan manusia pada Allah di jagad raya ini. Dia merupakan entitas bagi tingkatan mereka yang digunakan untuk melihat-Nya di hari kiamat. Janganlah kamu mengikatkan dirimu terhadap suatu ikatan tertentu dan menyukutukan-Nya kepada yang lain sehingga waktumu terbuang hanya untuk mengetahui hakikat sesuatu hal. berimajinasilah kamu dalam menggambarkan ikatan-ikatan tersebut. (26 ) Sesungguhnya Tuhan maha lapang lagi maha agung dan tidak akal yang bisa mengetahuinya. Allah berfirman dalam al-Quran:

“Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah”. (Q.S.

(128)

Sesungguhnya seorang hamba yang sempurna (kamil) dan dia mengetahui tentang hal ini dalam keadaan tertentu yang berhadapan langsung ke masjidil haram ketika sholat. Dia berkayikanan bahwa Allah menjadi kiblatnya ketika solat. Hal ini merupakan bagian dari tingkatan bermuwajah dengan Tuhan, di manapun mereka menghadap di sana terdapat wajah Tuhan, akan tetapi hal in tdak bisa diterima oleh kaum awam. Beradalah kamu pada posisi yang tepat ketika kamu bertemu dengan Tuhan, dan bertatakrama yang baik saat menghadap kiblat di depan masjidil Ihram. Telah jelaslah bagi kalian bahwa sesungguhnya Allah ada dalam setiap keadaan apapun.

Mutiara Kebijaksanaan tentang hati dari Kalimat Nabi Syuaib

(129)

bisa ada di dalam hati. Ketika Tuhan beragam bentuknya saat tajalli, maka sudah seharusnya hati telah sesak dengan adanya beragamnya bentuk Tuhan saat tajalli. Maka tidak ada sesuatu yang lebih berharga di dalam hati dari pada bentuk tajallinya Tuhan.

Allah memiliki dua bentuk tajalli, yaitu tajali ghaib (tajali yang tidak bisa disaksikan) dan tajali syahadah (tajalli yang bisa disaksikan). Tajalli ghaib yaitu tajalli yang mengharuskan hati melakukan persiapan lebih dulu untuk menyaksikan tajalli tersebut, tajalli ini merupakan tajalli yang tidak bisa disaksikan secara hakiki. Ketika hati telah siap untuk menyaksikan tajjali ghaib, maka tajalli yang akan terjadi adalah tajalli syahadah, maka dia akan menyaksikan bentuk tajalli Tuhan sebagaimana yang telah kami jelaskan sebelumnya. Kemudian hijab antara Tuhan dengan seorang hamba akan tersingkap, dia akan menyaksikan Tuhan sebagaimana yang dia yakini sebelumnya. Hati dan mata tidak akan pernah menyaksikan Tuhan kecuali menyaksikan wujud Tuhan yang telah dia yakini sebelumnya. Tuhan yang dia yakini adalah Tuhan yang wujud-Nya telah memenuhi ruang hatinya. (28 ) Tajalli Tuhan adalah tajalli yang telah dia kenal sebelumnya, oleh karena itu mata tidak akan pernah melihat wujud Tuhan kecuali wujud yang telah dia yakini sebelumnya.

(130)

keyakinan itu, kemudian keyakinan itu akan hilang dan berupah menjadi sebuah pengetahuan (ilmu) tentang syahadah. Di antara peristiwa yang mengagumkan adalah Tuhan selalu berada di atas untuk selamanya, dan hal tersebut tidak dapat diketahui karena kuatnya hijab yang menutupinya dan ada kemiripan di antara beberapa wujud. Orang yang ahli membedaan dia bisa menyaksikan sesuatu yang banyak yang terdapat pada yang tunggal, sebagaiamana dia mengetahui nama-nama Tuhan yang bayak tersebut. Meskipun hakikat kenyataannya berbeda dan beragam, tetapi sesungguhnya Dia adalah entitas yang tunggal. Inilah sesuatu yang banyak yang masuk akal, akan tetapi berada dalam entitas yang tunggal. Oleh karena itu beragam tajalli Tuhan yang dapat disaksikan dalam entitas yang tunggal.

(131)

Mutiara Kebijaksanaan Kerajaan dari Kalimat Nabi Luth

Sebuah Syair:

Semuanya dari kami dan dari mereka # dibuat oleh kami dan mereka;

Bila mereka bukan dari Kami # maka Kami tidaklah ada keraguan dari mereka, Pengetahuan (ilmu) yang sempurna tidak akan pernah kekal kecuali dalam tajallinya Tuhan. Tuhan akan membuka mata penglihatan mereka dari kegelapan. Sehingga dapat diketahui sesuatu yang dahulu (qadim) dan yang baru (hadits), antara yang ada dan tidak ada, kedudukannya dalam kewajibannya dan kewenangannya, semua ini dapat diketahui berdasarkan hakikat dan entitasnya. Tajalli tidak akan pernah kamu peroleh tanpa adanya persiapan dengan pelatihan-pelatihan yang bersungguh-sungguh. Maka ketahuilah, kamu tidak akan memperolehnya kecuali dengan sebuah persiapan.

Mutiara Kebijaksanaan Tentang Kenabian dari Kalimat Nabi Isa

(132)

kepadanya dan menjadi nampak. Sebagian ahli makrifat (arifin) lebih memilih menuju satu puncak, sedangkan sebagian lainnya memilih puncak yang berbeda, dan sebagiannya lagi memilih berurusan dengan masalah ini, akan tetapi mereka tidak mengetahuinya. Permasalahan ini tidak dapat diketahui tanpa dengan perasaan. Seperti halnya Abi Yazid al-Bisthami ketika meniupkan ruh pada seekor semut yang dia bunuh, dan kemudian semut tersebut hidup kembali. ketahuilah hal tersebut dan orang yang meniupnya. Sebuah syair:

Andaikan bukan dia andai pula bukan kami # maka tak kan pernah ada apa

yang tlah ada;

Sesungguhnya Hamba benar adanya # dan Allah menjadi tuan kami;

Esensinya ketahuilah oleh mu # ketika dia ucapkan manusia;

Dia tak akan terhijab oleh manusia # Dia tlah memberimu petunjuk;

Jadilah kau yang Hak jadilah kau makhluk # jadilah kau yang dikasihi oleh

Tuhan;

Mengalirlah ciptaan dari-Nya # jadilah kau ruh dan berkembang;

Kami berikan padanya segala yang nampak # olehnya dan kami berikan

padanya;

Sehingga perkara itu terbagi # dengannya dan dengan kami;

Lalu Dia hidupkan segala yang diketahui # oleh hatiku ketika hidup; (31)

Kami ada di dalam-Nya dengan berbagai bentuk # esensi dan beragam masa;

(133)

Dzat Illahy merupakan wujud alam, Dia bagaikan materi imajiner dan Dia adalah esensi yang sesungguhnya. Barang siapa ingin mengetahui dzat Illahi maka hendaklah dia mengenal jagad raya ini. Barang siapa mengenal dirinya maka dia akan mengenal Tuhannya, Tuhan yang dzohir yaitu jagad raya ini yang nampak dari dzatnya Tuhan sang pengasih, di mana dzat-Nya muncul dari nama-nama Tuhan. Kamu tidak akan pernah mendapatkan dari tiadak adanya pengaruhnya dengan dzohirnya pengaruhnya. Tuhan menetap dalam dzat-Nya, persaksian manusia dengan dzat-Nya merupakan persaksian Tuhan. Karena dia telah menjadikan persaksian tersebut untuknya di mana dia memisahkan antara dirinya dengan Tuhannya. Sehingga dia mengetahui bahwa Dia adalah Tuhannya.

Mutiara Kebijaksanaan Maha Pengasih dari Kalimat Nabi Sulaiman

(134)

Jagad raya ini hanyalah imajinasi # dia adalah Tuhan secara hakikat;

Siapa yang paham akan ini # dia akan memperoleh rahasia jalan Tuhan,

Mutiara Kebijaksanaan Nafsi dari Kalimat Nabi Yunus

(135)

Mutiara Kebijaksanaan Keghaiban dari Kalimat Nabi Ayub

Ketahuilah sesungguhnya misteri kehidupan adalah misteri air, karena air merupakan unsur utama bagi kehidupan. Oleh karena itu Allah menjadikan segala sesuatu yang dapat hidup dari air. Sebagaimana Firman-Nya:

“Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup”. (Q.S.

al-Anbiya’: 30)

Segala sesuatu yang tercipta dari air pasti mensucikan dan memuji Allah. Akan tetapi mereka tidak paham dengan pensucian tersebut kecuali adanya penyingkapan dari Tuhan (al-kasyaf al-Illahi), dan tidak ada yang mensucikannya kecuali dia hidup. Setiap sesuatu yang hidup asal muasalnya berasal dari air. Tidak ada ciptaan yang lebih indah selain jagad raya ini. Karena alam ini dibentuk berdasarkan dzat Tuhan di mana Tuhan menampakkan wujudnya melalui alam ini, alam ini meruapakan manifestasi dari wujud dzat Tuhan. Sebagaimana manusia nampak dengan wujud badan raganya.

(136)

serta Dia batin karena Dia yang mengatur alam ini. Sebagaimana firman-Nya: (34 )

Supaya Tuhan dapat diketahui berdasarkan persaksian bukan karena hasil berfikir. Begitu juga ilmu perasa atau inderawi bukan berasal dari proses berfikir. Inilah ilmu yang sebenarnya, bukan ilmu yang baru dan hanya mengira-ngira, karena sesunggahnya bukan ilmu yang demikian itu.

Mutiara Kebijaksanaan Tentang Raja dari Kalimat Nabi Zakaria

Sebuah syair:

Kasih Allah menyelimuti jagad raya ini # mengalir dalam dzat dan entitas;

Tempat sang pengasih tergambarkan ketika kau # mengetahui persaksian

dari pada berfikir yang lebih;

Abu al-Qosim Ibn Qusyairy berkata tentang asma-asma Tuhan: “masing -masing dari nama Tuhan mengandung seluruh arti dari semua nama Tuhan yang ada”.

Mutiara Kebijaksanaan Inasiyah dari Kalimat Nabi Ilyas

(137)

tunggal. Meskipun nama-nama tersebut dalam jumlah banyak dan berbeda-beda hakikat artinya. Apabila Allah memberikan pengetahuan (makrifa) berupa tajalli kepada seorang hamba maka sempurnalah makrifat hamba tersebut. Dia tersucikan dari tempat, dan dia dapat menyaksikan rahasia Tuhan dalam bentuk standar yang berunsur. Tidak akan pernah ada bentuk wujud kecuali di dalam terdapat entitas Tuhan yang menjadi entitas bagi bentuk itu sendiri. (35 ) demikianlah makrifat yang sempurna menurut Allah Swt. sesungguhnya Tuhan adalah yang menjadi pendengarannya dan matanya bagi seorang hamba. Pahamilah hal ini wahai wali Allah!.

(138)

maka apa yang akan dilihatnya bukanlah Allah. Cermin merupakan entitas yang tunggal sedangkan gambar yang ada pada cermin beragam di mata penglihatnya.

Janganlah kamu sedih dan takut, karena allah lebih menyukai orang yang pemberani. (36 ) Apabila kamu telah dibukakan tentang jagad raya ini merupakan dzat tuhan maka kamu telah mendapatkan kebaikan yang amat banyak. Apabila seseorang mampu menyaksikan secara sempurna, maka dia akan menyaksikan Tuhan dengan entitas-Nya, sebagimana seseorang yang bercermin maka dia akan melihat sesuatu yang ada dalam cermin. Penjelasan ini telah mencukupi, semoga Allah memberikan taufik dan pertolongannya.

Mutiara Kebijaksanaan Tentang Ihsan dalam Kalimat Luqman

(139)

Mutiara Kebijaksanaan Tentang Imamiyah dari Kalimat Nabi Harun

Sesungguhnya ahli makrifat (al-arif) (37 ) yaitu seseorang yang menyaksikan Tuhan dalam setiap sesuatu, bahkan dia menyaksikan entitas sesuatu tersebut. Ahli makrifat yang sempurna seseorang yang menyaksikan kemudahan beribadah untuk bertajallinya Tuhan, dan menamai semua hal sebagai Tuhan bersama asma-Nya yang istimewa. Maksudnya mereka menyematkan nama Tuhan kepada sesuatu tertentu beserta menyebutnya dengan nama lain, seperti batu, pohon, hewan, manusia, bintang, atau raja.

Mutiara Kebijaksanaan Keluhuran dari Kalimat Nabi Musa

Bentuk jagad raya merupakan asma Tuhan yang indah (al-asma al-husna), dan sifat yang agung, di mana Tuhan dinamai dan disifati dengan asmaul husna tersebut. Sebagaimana yang kita pahami bahwa sesuatu yang yang diberi nama dengan asma ini maka kita akan mengetahui akan arti dari asma ini dan ruhnya dalam jagad raya. Sehingga alam tidak akan pernah bergerak tanpa dengan bentuknya. Oleh karen aitu Nabi Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah menciptakan nabi Adam berdasarkan bentuk-Nya”. Seihngga bentuk jagad raya ini tidak lain merupakan kehadiran Tuhan.

(140)

menjadi dzohir bagi yang lainnya dan bagi diri-Nya sendiri melalui wujud alam. Wujud yang sempurna adalah pergerakan alam yang mendekati kesempurnaan. (38 ) Pahamilah hal ini, Tuhan yang menguasi alam, Tuhan yang dzohir melalui wujud alam, yaitu langit dari sisi atas, dan bumi dari sisi bawah, di mana Tuhan dzohir melalui alam ini. Setiap bagian dari jgad raya ini merupakan dalil bagi asal muasalnya yaitu Tuhan, pahamilah ini!.

Mutiara Kebijaksanaan Personalitas dari Kalimat Nabi Muhammad

Sebuah syair:

Sang kekasih rindu ingin melihatku # dan aku sungguhn cinta padanya,

Ketika dia telah menghembuskan ruh-Nya kepadanya maka tidak ada kerinduan kecuali kepada-Nya. Ingatlah, sesungguhnya dia mencitaptakannya dengan wujud-Nya karena dia termasuk ruh-Nya. Ketika seorang pria mencintai seorang wanita maka dia akan mencari jalan untuk menghubungkan cintanya. Penghubung cinta yang paling agung adalah dengan menikah, karena dengan menikah semua keinginan syahwat dapat tersalurkan. Oleh karena itu, jika telah menyalurkan syahwat dianjurkan untuk mandi supaya seluruh badannya menjadi suci, sebagiamana kefanaan yang menyeluruh ketika memiliki syahwat.

(141)

paling agung yaitu dengan menikah, yaitu menyaksikan wajah yang dicintai dengan menjadikannya sebagai cermin. Sehingga dia dapat menyaksikan dirinya melalui diri dia, dia tiupkan ruhnya ke dalam jiwanya. (39 ) Sehingga secara dhohir Dia adalah makhluk, namun secara batin Dia merupakan Tuhan. Sebuah syair:

Benar kata orang, aku sedang rindu # akan tetapi mereka tidak tau pada

siapa aku rindu,

Allah berfirman dalam hadits qudsi: “Aku duduk bersanding bersama orang yang berdzikir pada Ku”. Barang siapa duduk karena dzikirnya maka dia akan dapat melihat Tuhan yang sedang duduk bersamanya. Hal ini merupakan musyahadah dan persaksian. Apabila dia tidak memiliki penglihatan maka dia tidak dapat menyaksikan Tuhan. Dari hal ini dapat diketahui tingkatan orang yang sholat, apakah mereka melihat Tuhan. Apakah dia dapat menyaksikan Tuhan ketika solat ataukah tidak. Jika dia tidak dapat menyaksikan-Nya hendaklah dia beribadah dengan keyakinan (iman) seolah-olah dia melihat Tuhan serta berimajinasi di dalam hatinya ketika dia bermunajat kepada-Nya. Ketahuilah, tingkatan sholat yang paling tinggi, dan telah sampai tingkatan manakah mereka yang sholat?.

(142)

berjumpa dengan Tuhannya berarti sama halnya dia tidak melihat dan mendengar. Apabila mereka mengetahui apa yang dikatan oleh al-Junaid; warna air merupakan warna wadahnya, pastilah akan selamat mereka yang mempunyai keyakinan dan mngenal Tuhan dalam segala bentuk dan keyakinan. Hal ini hanyalan prasangka bukan suatu pengetahuan. (40 ) Oleh karena itu Allah berfirman dalam Hadits Qudsi: Seseungguhnya Aku tergantung prasangka hambaku kepada-Ku”. Maksudnya Tuhan tidak akan pernah nampak kecuali berdasarkan keyakinan hambanya. Tuhan yang diyakini merupakan Tuhan yang sebenarnya, yang menyesaki seluruh ruang hambanya. Karena Tuhan yang universal tidak ada sesuatu apapun yang mampu menampungnya. Sesungguhnya Tuhan meruapakan entitas bagi segala sesuatu, entitas bagi dzat-Nya sendiri dan bagi yang lain. Pahamilah hal ini wahai wali Allah!

(143)
(144)
(145)
(146)
(147)
(148)
(149)
(150)
(151)
(152)
(153)
(154)
(155)
(156)

2

.

3

(157)
(158)
(159)
(160)
(161)
(162)
(163)

Askar, s., Al-azhar: KamusArab-Indonesia, Jakarta: Senayan Publishing, 2009 . Behrend, T. E., Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Perpustakaan Nasional

RI, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan Ecole Francaise D`Extreme Orient, 1998 .

Chambert-Loir, Henri, dan Oman Fathurahman, Khazanah Naskah: Panduan Koleksi Naskah-Naskah Indonesia Sedunia – World Guide to Indonesian

Manuscript Collections, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1999.

Churchill, W. A, Watermarks in Paper in Holland, England, France, etc, in the XVII and XVIII Centuries and Their Interconnection, Menno Hertzberger and Co. Amsterdam, 1935 .

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Karya Insan Indonesia, 2002 .

Ikram, Achadiati, Filologia Nusantara, Jakarta: Pustaka Jaya, 1997 , cet. 1. Jamil M., Cakrawala Tasawuf, Sejarah, Pemikiran, dan Kontekstualitas, Jakarta:

Gaung Persada, 2004 .

(164)

Sanwani, Koleksi Naskah Kuno Perpustakaan Nasional RI, 11 September 2008 , Jakarta: PNRI, 2008 .

Warson Munawwir, Ahmad, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997 .

http://www.doroob.com/?p=17536 www.al-mostafa.com http://www.islamweb.net/ver2/fatwa/ShowFatwa.php?lang=A&Option=FatwaId &Id=21199 http://ahlalhdeeth.cc/vb/showthread.php?t=29855 http://www.jawap.net/vb/archive/index.php/t-817.html http://www.al-eman.com/islamlib/viewchp.asp?BID=143&CID=17 http://www.estabsarna.com/Tjseem/14Amaa.htm http://www.shiaweb.org/books/roaya/pa14.html http://hadith.al-islam.com/Display/Display.asp?Doc=5&Rec=5899 http://www.alwarraq.com http://ar.wikipedia.org/wiki/ http://www.ibnalarabi.com/ibnalarabi/shuyukhuhu.asp http://www.mishcat.org/home/art381.html

Referensi

Dokumen terkait

Herbisida metil metsulfuron yang dikombinasikan ametrin, diuron serta herbisida ametrin dan diuron tunggal juga mampu menekan pertumbuhan gulma golongan lebar lebih dari 90

Mengingat akan luasnya pengertian-pengertian masalah yang ada maka dalam menyusun skripsi ini penulis hanya membatasi permasalahan yang dapat disajikan berkaitan dengan

Terjadinya sengketa mengenai hak cipta karena adanya pelanggaran yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun

Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah, Sesungguhnya aku telah bernadzar akan berpuasa karena Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan

Hal inilah yang mengilhami Oskar Karyantono, S.Gz., M.Kes, melakukan penelitian tesis bertajuk “Kue Lepa Dengan Berbagai Formulasi Sebagai Alternatif Makanan Tambahan untuk

Tim penjaringan dan penyaringan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, melaksanakan tugas terhitung sejak tanggal ditetapkannya Keputusan Kepala Desa tentang Pembentukan Tim

Saran yang dapat diberikan terkait dengan sistem sanksi dalam hukum Islam adalah: Negara Indonesia seharusnya tidak membatasi keberlakuan hukum Islam di Indonesia

• Lapisan dalam (medula) mengandung bagian tubulus yang lurus, ansa Henle, vasa rekta dan duktus koligens terminal • Puncak piramid menonjol ke dalam3. disebut