MEMO
セ@
PEDOMAN UMUM
pos
PEMBINAAN TERPADU
PENYAKIT TIDAK MENULAR
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDAl.lAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN lINGKUNGAN
Pengarah:
Direktur Pengendalian PTM
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Kementerian Kesehatan RI
Tim Penyusun:
Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes
Titi Sari Renowati, SKM, MScPH
dr. Prima Yosephine, MKM
dr. Niken Wastu Palupi, MKM
dr. Lily Banonah Rivai, M .Epid
drg. Dyah Erti Mustikawati, MPH
dr. Aries Hamzah
dr.Sylviana Andinisari, M.sc
dr. Sedya Dwisangka
dr. Esti Widiastuti, M.ScPH
dr. Chita Septiawati, MKM
dr. Hj. Farina Andayani, M.Sc
dr. Tiara Pakasi,M
Setyadi, S1, MKes
dr. Sorta, M.Sc
Lili Lusiana, SKM
dr. Rainy Fathiyah
dr. Prihandriyo Sri Hijranti
dr.Tristiyenny P. M.Kes
Rindu Rachmiati, SKM
Punto Dewo, M.Kes
Dr. Nunik Kusumaward- hani, SKM, M.Sc.PH
dr. Ernanti Wahyurini , M.sc,
Ismoyowati, SKM, M .Kes
Ir. Dunanty RK Sianipar, MPH
12. WHO, 2003. The Protocol For The WHO Study on The Effectiveness of Community Based Programmes For NCD Prevention and Control (COMPASS). Geneve, Switzerland: WHO.
13. WHO, 2011 Global Status Report on Non Communicable Diseases 2010. Geneve, Switzerland: WHO.
14. WHO, 2013. Global Status Report on Road Safety 2013. Geneve, Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat
Switzerland: WHO. Tuhan YME, yang telah melimpahkan rahmatNya kepada
15. WHO, 2013. Mental Health Action Plan 20132020. Geneve, Switzerland: kita semua, sehingga Buku Pedoman Umum Pos Pembinaan
WHO. Terpadu Penyakit Tidak Menular dapat disusun sebagai
salah satu karya kita dalam rangka Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM).
Pos pembinaan terpadu (Posbindu) PTM adalah pe-ran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan terhadap faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Pelaksanaan tindak lanjutnya dalam bentuk konseling dan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Upaya pengembangan program Posbindu PTM terus dilakukan, dan harapan saya ke depan Posbindu PTM dapat dijadikan "kendaraan program" pengendalian penyakit tidak menular di masyarakat.
Agar upaya ini dapat berjalan dengan baik, benar, dan tepat sasaran perlu disusun satu pedoman untuk melaksanakannya sehingga implementasi dari Posbindu PTM mempunyai daya ungkit dalam pengendalian faktor risiko PTM, khususnya PTM Utama seperti Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Kanker, Diabetes Melitus, Penyakit Paru menahun, serta Cedera.
Saya berharap pedoman ini dapat bermanfaat dan diaplikasikan secara baik dan benar oleh individu, kelompok, masyarakat dan organisasi masyarakat, dalam rangka pengendalian PTM.
Jakarta, November 2014 Direktur Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
dr. H. Mohamad Subuh, MPPM NIP 196201191989021001
1. Bloom, D.E, Cafiero , E.T, JaneLlopis, E., AbrahamsGeseel, S., Bloom, L.R., Fathima , S, Freighl, A.B. , Gaziano, T., Mowafi, M., Pand ya, A., Prether, K., Rosenberg, L., Seligman , B., Stein , A.l., & Weinstein, C, 2011 . The Global Economic Burden of Nonco mmunicable Diseases. Geneve: World Economi c Forum ,.
2. Kementerian Dalam Negeri RI, 2007 . Pedoman Penataan Kelembagaan Masyarakat. Jakarta.
3. Kementerian Kesehatan RI , 2007. Pedoman Strategi KIE Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Jakarta
4 . Kementerian Kesehatan RI, 2010. Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Jakarta.
5. Kementerian Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, 2011. Buku Paket Pelat ihan Petugas pelaksana Kesehatan dan Tokoh Masyarakat dalam Pengembangan Desa Siaga (Untuk Petugas pelaksana). Jakarta.
6. Kementerian Kesehatan RI , Pusat Promosi Kesehatan, 2011. Panduan peningkatan Pe rilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga .Jakarta .
7. Kementerian Kesehatan RI , Pusat Promosi Kesehatan , 2011 . Ren cana Operasional Promosi Kesehatan Dalam Pengendalian PTM Tahun 2010-2014. Jakarta.
8. Kementerian Kesehatan RI , 2011. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta.
9. Kementerian Kesehatan RI, 2011. Re vitalisasi Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Ma syarakat. Jakarta.
10. Perkeni, 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pen cegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia . Jakarta.
11. Rahajeng , Ekowati, 2007 . Kegiatan Posbindu PTM . Jakarta .
Posbindu PTM mempunyai peran yang sangat penting dalam pencegahan penyakit tidak menular untuk melindungi masyarakat sehat tetap sehatt dan bagi mereka yang telah menyandang PTM tetap memi li ki kualitas hidup yang ba ik. Kegiatan ini dila ku ka n melalu i edu kasi deteksit dinit pemantauan dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM. Upaya ini dimaksudkan untuk membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap adanya risiko PTM yang akan menimbulkan ancaman peningkatan kasus PTM kecacatant t kematian dini di masyarakat pada m asa mendatang .
Dengan diketahuinya faktor risiko PTM secara dini maka maka faktor risiko PTM dapat dikendalikan sehingga tindak lanjut dan pengobatan akan lebih efektif. Hal ini mengurangi beban pembiayaan kesehatan yang ditimbulkan akibat PTM sehingga ancaman hambatan pertumbuhan ekonomi negara dapat dihindari.
Pelaksanaan Posbindu PTM sangat memerlukan dorongan dan pembinaan dari tenaga kesehatan t serta dukungan dari lintas sektor seperti pimpinan masyarakatt kelompokt organisasi dan institusi serta petugas pelaksana Posbindu PTM dalam pengendalian PTM di masyarakat. Efektifitas dan optimalisasi penyelenggaraan Posbindu PTM juga memerlukan keterlibatan dan peran aktif dari berbagai pihak serta dukungant fasilitasi dan pembinaant berkesinambungan .
Pedoman Umum Pos Pembinaan Terpadu PenyakirTidak Menular
Saat init Indonesia menghadapi tiga beban penyakit dalam pembangunan kesehatant yaitu disatu pihak masih banyaknya penyakit infeksi yang harus ditangani penyakitt menular baru dan penyakit menular yang sudah lama hi -lang muncul kembalit sementara itu penyakit tidak menular (PTM) semakin meningkat.
PTM merupakan penyakit yang seringkali tidak terdeteksi karena tidak bergejala dan tidak ada keluhan. Biasanya ditemukan dalam tahap lanjut sehingga sulit disembuhkan dan berakhir dengan kecacatan atau kematian dini. Keadaan ini menimbulkan beban pembiayaan yang besar bagi penderitat keluarga dan negara .
PTM ini dapat dicegah melalui pengendalian faktor risikot yaitu merokokt kurang aktifitas fisikt diet yang tidak
sehat, dan konsumsi alkohol. Peningkatan kesadaran dant kepedulian masyarakat terhadap faktor risiko PTM sangat penting dalam pengendalian PTM. Untuk itu diperlukan pemberdayaan dan peran serta masyarakat yang dikenal dengan kegiatan pembinaan terpadu (Posbindu ) PTM .
Pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM memerlukan pedoman sebagai acuan bagi para pemangku kepentingan maupun pengelola program di berbagai tingkatan admi-nistrasi untuk memfasilitasi terselenggaranya Posbindu PTM di masyarakat.
Buku ini merupakan edisi ketiga dan cetakan ke-empat yang diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak sehingga penyelenggaraan Posbindu PTM dapat berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan buku ini, untuk itu diharapkan masukan dan saran dalam penyempurnaan buku pedoman ini.
Jakarta, November 2014
Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular
(...
ahajeng, SKM, M .Kes NIP.196006101982022001
3. Menginisiasi terselenggaranya Posbindu PTM 4. Membina posbindu PTM di suatu wilayah
5. Memberikan umpan balik pengembangan program Posbindu PTM kepada Pemerintah Pusat dan Daerah dalam pengendalian PTM.
KELOMPOK / ORGANISASI / LEMBAGA
MASYARAKAT / SWASTA
1. Menyelenggarakan Posbindu PTM di lingkungannya. 2. Mendorong secara aktif anggota kelompoknya untuk
menerapkan gaya hidup sehat dan mawas diri terhadap faktor risiko PTM.
3. Memfasilitasi pembentukan, pembinaan dan pemantapan jejaring kerja pengendalian PTM secara berkesinambungan.
4. Mendukung implementasi kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam pengendalian PTM.
5. Berkonsultasi dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas dalam menyelenggarakan kegiatan Posbindu PTM.
6. Berpartisipasi melakukan rujukan dari Posbindu PTM ke Puskesmas.
7. Berkontribusi menginisiasi mengembangkan Posbindu PTM melalui dana (SR, dana masyarakat, dan sumber lain yang tidak mengikat.
organisasi profesi, serta lembaga pendidikan misalnya Sekolah, Perguruan Tinggi .
2. Melakukan sosialisasi dan advokasi tentang Posbindu PTM, yang meliputi informasi tentang PTM dan dampaknya, bagaimana pengendalian dan manfaatnya bagi masyarakat, kepada pimpinan wilayah, pimpinan organisasi, kepala/ketua kelompok dan para tokoh masyarakat yang berpengaruh.
3. Mempersiapkan tenaga di Puskesmas dalam menerima rujukan dari Posbindu PTM.
4. Memastikan ketersediaan sarana dan prasarana termasuk log i sti k da n perbekala n la i n nya u ntu k men u nja ng kegiatan posbindu PTM.
5. Menyelenggarakan pelatihan tenaga pelaksana Posbindu PTM.
6. Menyelenggarakan pembinaan dan fasilitasi teknis kepada petugas pelaksana Posbindu PTM.
7. Melakukan pemantauan dan penilaian
8. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan dan mengirimkan ke provinsi
9. Melakukan pemetaan Posbindu PTM di wilayah kerjanya
PROFESI / AKADEMISI / PERGURUAN TINGGI
1. Mendukung implementasi kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam pengendalian PTM.
2. Mengadvokasi dan mensosialisasikan kegiatan Posbindu PTM
Pedoman Umum Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
KATA SAMBUTAN I
KATA PENGANTAR III
DAFTAR 151 V
DAFTAR
GAM BAR
VIIPENDAHULUAN
Latar Belakang
1
Tujuan 4
Landasan Hukum 4
Ruang Lingkup 6
II TUJUAN DAN STRATEGI KEGIATAN
Tujuan Kegiatan 7
Strategi Kegiatan
7
III KONSEP DASAR PROGRAM POSBINDU PTM
Konstribusi Faktor Risiko Bersama
terhadap Penyakit Tidak Menular 9
Pengertian Posbindu PTM 13
Sasaran Kegiatan 14
Wadah Kegiatan 15
Pelaku Kegiatan 16
Klasifikasi Posbindu PTM 17
Kemitraan
18
Pembiayaan 19
IV PENGORGANISASIAN KEGIATAN POSBINDU PTM
Perencanaan Kegiatan Posbindu PTM 20
Pelaksanaan Kegiatan Posbindu PTM 22
Pencatatan dan Pelaporan 2S
Kunci Keberhasilan Posbindu PTM 26
V PEMANTAUAN. PENILAIAN DAN PEMBINAAN
Pemantauan dan Penilaian 27
Pembinaan 32
VI PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN
Pusat 34
Lintas Unit Utama Oi Kementerian Kesehatan 3S Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan 37
Oinas Kesehatan Provinsi 37
Oinas Kesehatan Kabupaten/ Kota 38
Puskesmas 39
Profesi / Akademisi / Perguruan Tinggi 40 Kelompok / Organisasi /
Lembaga Masyarakat / Swasta 41
VIIPENUTUP
42DAFTAR PUSTAKA
43
TIM PENVUSUN
4S
Pedoman Umum Pos Pembmaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
S. Melaksanakan bimbingan dan pembinaan teknis ke Puskesmas dan jaringannya.
6. Memfasilitasi Puskesmas dan jaringannya dalam mengembangkan Posbindu di wilayah kerjanya.
7. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi Kegiatan Posbindu PTM.
8. Mengelola surveilans epidemiologi faktor risiko PTM pada wilayah Kabupaten/Kota
9. Menyelenggarakan pelatihan penyelenggaran Posbindu PTM bagi petugas puskesmas dan petugas pelaksana. 10. Melaksanakan promosi pengendalian PTM melalui
berbagai metode dan media penyuluhan kepada dan masyarakat/petugas pelaksana. Pedoman Umum Penyelenggaraan Kegiatan Posbindu PTM.
11. Melaksanakan dan memfasilitasi kegiatan pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya pengendalian PTM yang sesuai dengan kondisi daerah melalui kegiatan Posbindu PTM.
12. Melakukan pemantauan, penilaian dan pembinaan. 13. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan serta
mengirimkan ke Provinsi .
PUSKESMAS
1. Melakukan penilaian kebutuhan dan sumber daya masyarakat, termasuk identifikasi kelompok potensial di masyarakat untuk menyelenggarakan Posbindu PTM, misalnya swasta/dunia usaha, PKK/dasa wisma , LSM,
3. Melakukan sosialisasi dan advokasi kegiatan Posbindu PTM kepada Pemerintah Daerah t DPRDt lintas programt lintas sektort dan swasta.
4. Memfasilitasi pertemuan baik lintas program maupun lintas sektor.
5. Membangun dan memantapkan kemitraan dan jejaring kerja PTM secara berkesinambungan.
6. Memfasilitasi Kabupaten/Kota dalam men gem bang kan Posbindu di wilayahnya.
7. Memfasilitasi sarana dan prasarana termasuk logistik dan perbekalan dalam mendukung pengembangan Posbindu PTM bersumber dana APBD
7. Melaksanakan pemantauan t penilaian dan pembinaan. 8. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan serta
mengirimkan ke Pusat
DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
1. Mensosialisasikan pedoman umum dan teknis t modult standar operasional prosedur dari Kegiatan Posbindu PTM.
2. Melakukan Advokasi kegiatan Posbindu PTM kepada Pemerintah Kabupaten/ Kota dan DPRDt lintas programt lintas sektort swasta t dan masyarakat.
3. Melaksanakan pertemuan lintas program maupun lintas sektor.
4. Membangun dan memantapkan jejaring kerja serta forum masyarakat pemerhati PTM secara berkelanjutan.
Pedoman Umum Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
Gambar 1. Faktor Risiko PTM 10
Gambar 2. Hubungan Faktor Risiko dengan PTM 12
Gambar 3. Kerangka Kerja Pengendalian PTM 24
UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) KEMENTERIAN
KESEHATAN
UPT yang dimaksud adalah Kantor Kesehatan Pelabuhan, Balai Teknis Kesehatan Lingkungan, Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat,Balai Pengobatan Penyakit Paru Paru, Balai Kesehatan Masyarat, Balai Besar Laboratorium Kesehatan, Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balai Besar Litbang Vektor dan reservoir penyakit, Balai Besar Pelatihan Kesehatan. Peran yang diharapkan adalah melakukan:
1. Sosialisasi dan advokasi kepada lintas program, lintas sektor dan pemegang kebijakan di wilayah kerjanya. 2. Membentuk dan memfasilitasi jejaring kerja .
3. Bimbingan teknis dan pembinaan
4. Memfasilitasi sarana dan prasarana termasuk logistik dan perbekalan dalam mendukung pengembangan Posbindu PTM di wilayah kerjanya
s.
Pemantauan dan penilaian. 6. Pencatatan dan pelaporanDINAS KESEHATAN PROVINSI
1. Melaksanakan kebijakan, peraturan dan perundang-undangan di bidang PPTM
2. Mensosialisasikan pedoman umum dan pedoman teknis, modul, standar dan prosedur kegiatan Posbindu PTM
4. Direktorat Bina Gizi :
Penyediaan standar, media promosi untuk konseling gizi di posbindu PTM dan pelatihan petugas pelaksana Posbindu PTM terkait Gizi untuk mencegah dan mengendalikan PTM
5. Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olah Raga:
Adanya standar dan pelatihan petugas pelaksana Posbindu PTM untuk terselenggaranya aktivitas fiaik dalam kegiatan Posbindu PTM
6. Pusat Promosi Kesehatan :
Peningkatan peran serta masyarakat melalui Desa Siaga untuk, advokasi, sosialisasi dan penyuluhan tentang faktor risiko dan upaya pencegahan dan pengendalian PTM melalui kegiatan Posbindu PTM
7. Direktorat Kesehatan Jiwa:
Penyediaan media promosi dan pelatihan petugas pelaksana Posbindu PTM untuk mengelola stress dalam mencegah dan mengendalikan faktor risiko PTM melalui kegiatan Posbindu PTM
8. Pusat Data dan Informasi:
Dukungan data, informasi dan surveilans faktor risiko PTM berbasis Posbindu PTM
9. Pusat Komunikasi Publik:
Menyampaikan data dan informasi tentang kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM melalui kegiatan Posbindu PTM
Pedom an Umum Pos Pembi naa n Te rp adu Pe nyak it Tidak Me nula r
Latar Belakang
Sa at ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia, di mana sekitar 29 juta (80%) justru terjadi di negara yang sedang berkembang (WHO, 2010). Peningkatan kematian akibat PTM di masa mendatang diproyeksikan akan terus terjadi sebesar 15% (44 juta kematian) dengan rentang waktu antara tahun 2010 dan 2020. Kondisi ini timbul akibat perubahan perilaku manusia dan lingkungan yang cenderung tidak sehat terutama pada negaranegara berkembang.
Pada awal perjalanan PTM seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan tanda klinis secara khusus sehingga datang sudah terlambat atau pada stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang terjadi pad a dirinya. Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 menunjukan bahwa 69,6% dari kasus diabetes melitus dan 63,2% dari kasus hipertensi masih belum terdiagnosis. Keadaan ini mengakibatkan penanganan menjadi sulit, terjadi komplikasi bahkan berakibat kematian lebih dini .
Dalam kurun waktu tahun 1995 2007, kematian akibat PTM mengalami peningkatan dari 41,7% menjadi 59,5%. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan
prevalensi penyakit Stroke 12,1 per 1000, Penyakit Jantung Koroner 1,5%, Gagal Jantung 0,3%, Diabetes Melitus 6,9%, Gagal Ginjal 0,2%, Kanker 1,4 per 1000, Penyakit Paru Kronik Obstruktif 3,7% dan Cidera 8,2%.
Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi merokok 36,3%, dimana prevalensi perokok lakiIaki 68,8% dan perempuan 6,9%, kurang aktifitas fisik 26,1 %, kurang konsumsi sayur dan buah 93,6%, asupan makanan yang berisiko PTM seperti makanan manis 53,1 %, makanan asin 26,2%, makanan tinggi lemak 40,7%, makanan berpenyedap 77,3% serta gangguan mental emosional 6,0%. obesitas umum 15,4%,dan obesitas sentral 26,6%.
Peningkatan prevalensi PTM berdampak terhadap peningkatan beban pembiayaan kesehatan yang harus ditanggung Negara dan masyarakat. Penyandang PTM memerlukan biaya yang relatif mahal, terlebih bila kondisinya berkembang semakin lama (menahun) dan terjadi komplikasi. Data Pusat Pembiayaan Jaminan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2012 memperlihatkan bahwa PTM menghabiskan biaya pengobatan yang cukup besar bila dibandingkan dengan biaya pengobatan tertinggi dari seluruh penyakit menular. Pembiayaan Hemodialisis pada kasus Gagal Ginjal Kronik sebesar Rp. 227.493.526.119, dan pada penyakit kanker sebesar Rp. 144.689.231.240 sementara pembiayaan untuk TBC sebesar Rp. 106.502.636.171.
PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risikonya, yaitu merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman beralkohol. Mencegah dan mengendalikan faktor risiko relatif lebih murah bila dibandingkan dengan biaya pengobatan PTM.
Pe daman Umum Pas Pembinaan Te r pad u Penyak it Ti dak Me nular
4. Menyusun materi dan Media KIE Pengendalian PTM termasuk pendistribusiannya.
5. Memfasilitasi sarana dan prasarana termasuk logistik sebagai stimulant atau subsidi untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM.
6. Melakukan bimbingan teknis dan pembinaan program pengendalian PTM.
7. Melakukan pemantauan dan penilaian.
LlNTAS UNIT UTAMA DI KEMENTERIAN
KESEHATAN
1. Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar:
Penetapan Puskesmas menjadi pembina Posbindu PTM, melaksanakan pelatihan kader atau petugas pelaksana kegiatan Posbindu PTM dan menjadi rujukan pertama dari Posbindu PTM
2. Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan:
Tersedianya mekaniksme dan adanya alur Sistem rujukan dari Posbindu PTM ke Puskesmas dan dari Puskesmas ke RS termasuk rujuk balik
3. Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan:
Penyediaan dan penetapan standar sarana pemeriksaan penunjang untuk deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM di Posbindu PTM
Penyelenggaraan kegiatan Posbindu PTM memerlukan pera n I inta s prog ra m seperti promosi kesehata n, 9 izi, kesehatan ibu anak, pelayanan kesehatan, surveilans, pelayanan kesehatan tradisional, Infeksi menular seksual, kesehatan kerja dan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan haji ; lintas sektor terkait, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan dan pemangku kepentingan lainnya seperti pihak swasta baik di Pusat, Provinsi, Kabupaten/ Kota maupun di tingkat Oesa dan masyarakat.
Adapun peran tersebut, sebagai berikut:
PUSAT
1. Menyusun norma, standar, prosedur, kriteria, modul dan pedoman.
2. Melakukan sosialisasi dan advokasi baik kepada lintas program, lintas sektor dan pemegang kebijakan baik di Pusat maupun di Oaerah dalam pengembangan Posbindu PTM .
3. Membentuk dan memfasilitasi jejaring kerja dalam pengendalian PTM di Pusat, Provinsi dan Kabupaten/ Kota.
Pedoman Umum Pos Pembinaan Ter'padu Penyakit Tidak Menular
Pengendalian faktor risiko PTM merupakan upaya untuk mencegah PTM, bagi masyarakat sehat, yang mempunyai faktor risiko dan bagi penyandang PTM, dengan tujuan bagi yang belum memiliki faktor risiko agar tidak timbul faktor risiko PTM, kemudian bagi yang mempunyai faktor risiko diupayakan agar kondisi faktor risiko PTM menjadi normal kembali dan atau mencegah terjadinya PTM, dan bagi yang sudah menyandang PTM, untuk mencegah komplikasi, kecacatan dan kematian dini serta meningkatkan kualitas hid up.
Salah satu strategi pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat. Masyarakat diberikan fasilitas dan bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor risiko PTM dengan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan deteksi dini, pemantauan faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya. Kegiatan ini disebut dengan Pos pembinaan terpadu (Posbindu) PTM.
Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini, pemantauan faktor risiko PTM serta tindak lanjut dini yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Kegiatan Posbindu PTM diharapkan dapat meningkatkan sikap mawas diri masyarakat terhadap faktor risiko PTM sehingga peningkatan kasus PTM dapat dicegah. Sikap mawas diri ini ditunjukan dengan adanya perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan tidak hanya pada saat sakit, melainkan juga pada keadaan sehat.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka dalam penyelenggarakan Posbindu PTM diperlukan suatu pedoman yang dapat menjadi panduan bagi penyelenggaraan
kegiatan Posbindu bagi para pemangku kepentingan serta petugas pelaksana di lapangan.
Tujuan
Sebagai panduan pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM bagi pengelola program PPTM di Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota, Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan dan Puskesmas serta institusi dan organisasi lainnya .
Landasan Hukum
1. Undangundang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
2. Undangundang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Undangundang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perundangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah .
4. Undangundang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
5. Undangundang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah .
6. Peratura n Pemeri nta h Nomor 32 Tahun 1996 tenta ng Tenaga Kesehatan
7. Peraturan Pemerintah No . 1 09 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
Pedaman Umum Pas Pembi naan Terpadu Penyakit Tidak Me nular
organisasi masyarakat
I
profesiI
swastaI
dunia usaha sesuai dengan kearifan lokal.Adanya kegiatan Posbindu PTM di setiap
Desai
Kelurahan, merupakan bagian integral dari kegiatan Desa
I
Kelurahan Siaga aktif, yang mempunyai komponen akses pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat, pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan UKBM dan mendorong upaya surveilans berbasis masyarakat, kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana serta penyehatan lingkungan serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).Proporsi Faktor Risiko PTM adalah prosentase hasil faktor risiko dari peserta Posbindu PTM yang melakukan pemeriksaan
Proporsi Faktor Risiko PTM:
I
positif faktor risiko PTM
X
100
%
I
peserta yang melakukan pemeriksaan pada posblndu PTMHasil propors i akan dikompilasi disetiap tingkatan mulai dari desa / kelurahan, puskemas, kabupaten/kota dan provinsi serta nasional dengan 2 kategori yaitu merah jika melebihi nilai yang ditetapkan dan hijau bila kurang atau sama dengan nilai yang ditetapkan
Pembinaan
Pembinaan teknis ditujukan terhadap kelompok masyarakat yang aktif menyelengga rakan Posbindu PTM . Hasil penilaian terhadap masingmas ing indikator merupakan informasi yang digunakan untuk pembinaan lebih lanjut.
Pembinaan dilakukan secara berjenjang oleh puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, provinsi, dan nasional. Dukungan Pemerintah pusat dan Daerah terhadap kegiatan posbindu PTM harus berjalan optimal untuk menjamin keberlangsungan penyelenggaraan Posbindu PTM di masyarakat, termasuk memotivasi dan memfasilitasi
Pedoman Umum Pos Pemb inaan Ter pa du Penya kit T idak Menular
2010 tentang Rencana pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 2014
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 7 tahun 2007 Tentang Petugas pelaksana Pemberdayaan Masyarakat
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.741 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No . 2269 tahun 2011 tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 1 tahun 2013 tentang Pemberdayaan Masyarakat Melalui Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga 13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 40
Tahun 2013 tentang Peta Jalan Pengendalian Dampak Konsumsi Rokok .
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan
15. Peraturan Menteri Kesehatan Repub lik Indonesia No 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
16. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1479 Tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan PTM Terpadu
17. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No . 430 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Kanker
18. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1529 tahun 2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga .
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi tujuan dan strategi kegiatan, konsep dasar program Posbindu PTM, pengorganisasian Posbindu PTM, pemantauan, penilaian dan pembinaan serta peran pemangku kepentingan.
Pedoman Umum Pos Pembinaan Terpadu PenyakitTidak Menular
Cakupan kegiatan Posbindu PTM adalah prosentase penduduk セ@ 15 tahun yang melakukan pemeriksa faktor risiko PTM dibagi dengan jumlah penduduk berusia セ@ 15 tahun.
Cakupan posbindu:
L
pddk セ@ 15 tahun yang melakukan pemeriksaanfaktor risiko PTM X
100
%
L
jumlah penduduk berusia セ@ 15 tahunDengan indikator tersebut, maka diketahui sejauh mana kegiatan Posbindu PTM pada suatu wilayah telah menjangkau masyarakat sehingga dengan demikian pengelola program PTM dapat melakukan pembinaan dan tindak lanjut terkait hal ini.
Hasil cakupan akan dikompilasi disetiap tingkatan mulai dari desa / kelurahan, puskemas, kabupaten/kota dan provinsi serta nasional dengan 2 kategori yaitu hijau jika melebihi nilai yang ditetapkan dan merah bila kurang atau sama dengan nilai yang ditetapkan
Proporsi Faktor Risiko PTM
Indikator proporsi digunakan untuk menilai besaran masalah berdasarkan faktor risiko di suatu wilayah. Proporsi faktor risiko ini untuk kewaspadaan masyarakat dan pengelola program PTM terhadap suatu faktor risiko di waktu tertentu dan prediksi atau proyeksi PTM di masa datang, serta intervensi yang diperlukan.
Pemantauan dan penilaian keberhasilan dari penyelenggaraan kegiatan Posbindu PTM harus dilakukan dengan membandingkan indikator yang telah ditetapkan sejak awal dan dibandingkan dengan hasil pencapaiannya.
Penilaian Ti ngkat Perkembangan Posbindu PTM berdasarkan penilaian terhadap tingkat perkembangan Posbindu yang dilakukan sebagai bahan dasar perencanaan dan pengembangan kegiatan serta intervensi pembinaan dalam dukungan penguatan kapasitas Posbindu PTM terhadap upaya pengendalian faktor risiko PTM di masyarakat.
Beberapa target hasil deteksi dini faktor risiko menjadi indikator untuk perkembangan kegiatan Posbindu PTM yaitu merokok, konsumsi buah dan sayur, aktivitas fisik, Konsumsi minuman beralkohol, IMT, lingkar perut, tekanan darah, gula darah, kolesterol total, trigliserida, pemeriksaan klinis payudara, IVA, pemeriksaan fungsi paru (arus puncak ekspirasi), kadar alkohol dalam darah, dan tes amfetamine unn.
Tingkat perkembangan Posbindu PTM dapat dilihat berdasarkan indikator :
1. Cakupan kegiatan posbindu PTM dan 2. Proporsi faktor risiko PTM.
Cakupan Kegiatan Posbindu PTM
Indikator ini untuk menilai kinerja pelayanan posbindu melalui cakupan kegiatan Posbindu PTM terhadap masyarakat di tingkat desa/kelu rahan. Puskesmas, kab/kota dan provinsi.
Pe dom an Umum Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Me nul ar
Tujuan Kegiatan
Tujuan Umum:
Terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM berbasis peran serta masyarakat secara terpadu, rutin dan periodik
Tujuan khusus:
a. Terlaksananya deteksi dini faktor risiko PTM b. Terlaksananya pemantauan faktor risiko PTM
c.
Terlaksananya tindak lanjut dini dini faktor risiko PTMStrategi Kegiatan
Untuk mencapai keberhasilan program Posbindu PTM perlu dikembangkan strategi pelaksanaan kegiatan, yaitu : a. Sosialisasi dan advokasi kepada pemerintah, pihak
legislatif, pemerintah daerah serta pemangku kepentingan .
b. Pemberdayaan masyarakat
c. Pendekatan integratif pada kelompok masyarakat khusus dan pada berbagai tatanan seperti di sekolah, tempat kerja, lingkungan pemukiman.
d. Peningkatan jejaring kerja PTM dengan melibatkan lintas program, lintas sektor dan pemangku kepentingan (stakeholders) terkait baik di Pusat maupun Provinsi, dan Kabupaten/ Kota dan puskesmas.
e. Peningkatan peran pemerintah dan masyarakat (profesi, dunia usaha, pendidikan) dalam perencanaan, pelaksanaan pemantauan dan evaluasi.
f.
Peningkatan kemampuan dan keterampilan masyarakat dalam pengendalian faktor risiko PTM .g. Fasilitasi ketersediaan sarana dan prasarana .
h. Berbasis bukti ilmiah (evidence-based) dan sesuai kearifan loka!.
Pedoman Umum Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
masukan yang tepat terhadap pelaksanaan kebijakan pengendalian PTM.
2. Terbuka/Transparan
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian dilakukan secara terbuka/transparan dan dilaporkan secara luas melalui berbagai media yang ada agar masyarakat dapat mengakses dengan mudah tentang informasi dan hasil kegiatan pemantauan dan penilaian Kegiatan Posbindu PTM.
3. Partisipatif
Pelaksanaan keg i atan pemantauan dan penilaian dilakukan dengan melibatkan secara aktif dan interaktif para pelaku program PTM.
4. Akuntabel
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian harus dapat dipertanggungjawabkan secara internal maupun eksternal.
5. Tepat waktu
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian harus dilakukan sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.
6. Berkesinambungan.
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian dilakukan secara berkesinambungan agar dapat dimanfaatkan sebagai umpan bal ik bagi penyempurnaan kebUakan.
7. Berbasis indikator kinerja .
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian dilakukan berdasarkan kriteria kinerja, baik indikator masukan, proses, luaran, manfaat maupun dampak.
Pemantauan dan penilaian kegiatan Posbindu PTM dilakukan sebagai berikut:
1. Pelaksana pemantauan dan penilaian adalah petugas Puskesmas.
2. Sasaran pemantauan dan penilaian adalah para petugas pelaksana Posbindu PTM.
3. Pemantauan kegiatan dilakukan setiap 1 (satu) bulan sekali dan penilaian indikator dilakukan setiap 1 tahun sekali .
4. Hasil pemantauan dan penilaian ini dipergunakan sebagai bahan penilaian kegiatan yang lalu dan sebagai bahan informasi besaran faktor risiko PTM di masyarakat serta tingkat perkembangan kinerja Kegiatan Posbindu PTM disamping untuk bahan menyusun perencanaan pengendalian PTM pada tahun berikutnya.
5. Hasil pemantauan dan penilaian kegiatan Posbindu PTM disosialisasikan kepada lintas program, lintas sektor terkait dan masyarakat untuk mengambil langkah-langkah upaya tindak lanjut.
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian hasil pelaksanaan Kegiatan Posbindu PTM di masyarakat/ lembaga / institusi, Provinsi maupun Kabupaten/Kota, dengan memperhatikan prinsipprinsip sebagai berikut:
1. Obyektif dan profesional
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian dilakukan secara profesional berdasarkan anal isis data yang lengkap dan akurat agar menghasilkan penilaian secara obyektif dan
Pedoman Umum Pos Pembi naa n Ter padu Penyakit T idak Me nul ar
Kontribusi Faktor Risiko Bersama
terhadap PTM
Pada umumnya PTM merupakan penyakit menahun yang tidak dapat disembuhkan secara total apabila kondisi penyakit sudah sampai pada fase akhir, oleh karena itu upaya yang terbaik melalui pengendalian faktor risikonya sehingga kejadian PTM di masyarakat dapat dicegah. Untuk dapat mengendalikan faktor risiko PTM, maka perlu dikenali terlebih dahulu faktor risiko PTM. ( Gambar 1 )
• • • • • • • • • • • • • • • • • • ro ·2
19 ro
Vl E
.... (]) +' (])
セセ@ .... ro
..c (]) +' (]) ro ._ (])
....
Vl Vlセ@ セ@ >.c セ@ ro セ@ (]) ro :::::l
0 ...0 C E 0 "0 ro 0..
ᆱセ@ .... ro Co
(]) .... ro Vl Cl... (]) ..c :::::l
セ@ CL Vi 0 cャNNNセ@ セ@ « Cl... U I ---l ro
セ@ u... •
セ@ 0..
e
'"
ii
e
IX ::.:::セ@
セ@ セ@ ta.c
E
ta \!:J ..c O)ro c...oセV@
CE セ@ Vl セ «
o+, ro C ro
セ@
セ@ ro Vl
セイッ@ ro ....
0
·Vi 0.. (]) C
(]) セ@ "0 0) E
. ro ....セ@ セ@ :::::l +' C
0:::: 0 .... Cl... 0 .... :::::l Vl
+' ro Vl
.... :::::l Vl :::::l 0 (]) (]) .... (])
C ....
ッセ@ E C +' (]) セ :::::l
+'ro ::> (]) 2 (5 セ@ 0 Vi
--. セ@ Vl セ
セBo@
ro·- セ
u...l • • •
Pedoman Umum Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
{f
I ....
(]) ro
Vl+'
イッセBo
オZセ@ E . C ro
oro
セ^N@ Vl (]) E ro 0..
._ C cセvャH}Iセcセ
Vl(]) (]) ro "0 ro ro ro +' 0) +' . .... ...
セcャNNN@ .... .... ·Vi 0.. Cl... 0 '-'
(]) (]) (]) .= :::::l .... セ@ ro
0·- .... 0.. 0...0 Vl Vl C >.
. . (]) (]) ro
セッKMG@+' 0) ro I I O O - - - l c c 0..
ro C u...o« •
{f
セ@ Nセ@ u... Vl 0 ro ..c +'ro Nセ@ 0 セ@:::::l ..c Nセ@
(]) +' C ro 0) C :::::l セ@ 0) C Vl ro Vl E 0 C 0 セ@ (]) "0 Vl ro Vl C .... :..:::i
.£
Vl ro ...0 0 19 .Q Vl 0 Vi (]) "0 0 2 セ@ • • •v.
PEMANTAUAN,
PENILAIAN DAN PEMBINAAN
POSBINDU PTM
Pemantauan dan Penilaian
Pemantauan bertujuan untuk mengetahui apakah kegiatan sudah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, apakah hasil kegiatan sudah sesuai dengan target yang diharapkan dan mengidentifikasi masalah dan hambatan yang dihadapi, serta menentukan alternatif pemecahan masalah,
Penilaian dilakukan secara menyeluruh terhadap aspek masukan, proses, keluaran atau output termasuk kontribusinya terhadap tujuan kegiatan. Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan
kegiatan Posbindu PTM dalam penyelenggaraannya,
sehingga dapat dilakukan pembinaan.
Pemantauan dilakukan dengan cara:
a. Analisis laporan hasil kegiatan Posbindu PTM
b. Kunjungan Lapangan pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM
c.
Sistim Informasi Manajemen PTM.d. Surveilans Faktor risiko PTM
penyelengara program maupun pihak yang bertanggung jawab terhadap kegiatan posbindu PTM untuk dilakukan intervensi dalam rangka pengembangan kegiatan, pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM .
Kunci Keberhasilan Posbindu
PTM
Keberhasilan pelaksanaan Posbindu PTM sangat ditentukan oleh keterlibatan dan peran aktif dari berbagai pihak mulai dari pemerintah, organisasi masyarakat, organisasi profesi, swasta dan lain lain. Peran berbagai pihak ini akan diuraikan secara rinci di BAB VI.
Pedoman Umum Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
Tahapan yang akan dilalui suatu penyakit tidak menular sebelum sampai pada fase akhir penyakit, adalah sebagaimana yang tergambar dalam Gambar.1 dengan penjelasan sebagai berikut:
Faktor risiko Penyakit Tidak Menular adalah suatu kondisi yang secara potensial berbahaya dan dapat memicu terjadinya penyakit tidak menular pada seseorang atau kelompok tertentu. Faktor risiko Penyakit Tidak menular dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah antara lain umur, jenis kelamin, keturunan .
2. Faktor risiko yang dapat diubah, antara lain:
a. Faktor risiko perilaku, seperti: merokok, diet rendah serat, kurang konsumsi buah dan sayur, konsumsi ga ra m berlebi h, ku ra ng aktifitas fi si k, konsu msi alkohol dan stress, potensi cedera, perilaku seks tidak sehat dan paparan zat karsinogenik
b. Faktor risiko lingkungan yaitu kondisi ekonomi daerah, lingkungan sosial seperti modemisasi, serta lingkungan fisik antara lain seperti: polusi udara, jalan raya dan kendaraan yang tidak layak jalan, radiasi, pemukiman yang padat dan lokasi di bawah tegangan listrik tinggi, kebisingan infrastuktur yang tidak mendukung untuk pengendalian PTM serta stress sosial
c. Faktor risiko fisiologis dan metabolik yang merupakan penyakit antara seperti: obesitas, gangguan metabolisme kolesterol dan tekanan darah tinggi, obesitas dan lesi pra kanker serta benjolan pada payudara dan lainlain
Jika faktor risiko tidak dikendalikan maka dengan berjalannya proses penyakit akhirnya akan menjadi fase akhir seperti penyakit Jantung koroner, stroke, Diabetes Mellitus, PPOK, kanker, asma, dan gangguan akibat kecelakaan, dll
[image:23.841.33.359.251.381.2]Faktor risiko perilaku dapat diubah dengan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan untuk menerapkan gaya hidup sehat melalui kegiatan promosi kesehatan seperti advokasi dan sosialisasi, edukasi, penyuluhan dan konseling secara terus menerus .
Gambar 2. HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN PTM
Merokok セセ@ - • _, Penyakit Jantung dan
pembuluh darah
N i@ ヲエZ
Diet Tidak
-e:::;
•rG . セ ...Kanker Seimbang
Diabetes Kurang Aktifitas
r===.
r セ • ..w..uFisik Penyakit Paru Kronis
Konsumsi
e
'st
Gangguan AkibatAlkohol Kecelakaan
Gambar 2. di atas menunjukkan hubungan antara faktor risiko dengan PTM. Faktor risiko tersebut saling berkaitan dan mempunyai konstribusi satu sama lainnya dalam menyebabkan terjadinya PTM. Merokok berisiko menyebabkan terjadinya penyakit kardiovaskuler, penyakit kanker, penyakit diabetes, dan penyakit paru kronik. Diet tidak seimbang berisiko terjadinya penyakit kardiovaskuler, penyakit kanker, diabetes. kurang aktifitas fisik berisiko
Pedaman Umum Pas Pembinaan Terpadu Penyaki! Tidak Menular
Sebelum dan setelah kegiatan Posbindu PTM dapat dilaksanakan kegiatan bersama, seperti senam bersama, bersepeda, ceramah agama, demo makanan sehat, penyuluhan kesehatan tentang IVA dan (BE, penyuluhan dampak merokok bagi kesehatan dan konseling upaya berhenti merokok, gizi seimbang, dan lainlain.
Pencatatan dan Pelaporan Posbindu
PTM
Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan Posbindu PTM dilakukan secara manual dan atau menggunakan sistem informasi manajemen PTM oleh Petugas Pelaksana Posbindu PTM maupun oleh Petugas Puskesmas. Petugas Puskesmas mengambil data hasil pencatatan posbindu PTM atau menerima hasil pencatatan dari petugas pelaksana posbindu PTM. Hasil pencatatan ini dianalisis untuk digunakan dalam pembinaan, sekaligus melaporkan ke instansi terkait secara berjenjang.
Hasil pencatatan dan pelaporan kegiatan posbindu PTM merupakan sumber data yang penting untuk pemantauan dan penilaian perkembangan kegiatan posbindu PTM. Laporan hasil kegiatan bulanan/ triwulan/ tahunan yang berisi laporan tingkat perkembangan Posbindu PTM, proporsi faktor risiko PTM, cakupan kegiatan Posbindu di tingkat Puskesmas, kab /kota, provinsi dan nasional.
Melalui kegiatan surveilans faktor risiko PTM berbasis posbindu PTM, dilakukan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap faktor risiko PTM secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada peserta,
c3
m+'
Q
3; 3;
..::,L"-Nセ@ セ@ E.3 QJm ッNNNセ@
:!
....
0. j "C c::s
III&.
c:J9
n:I.-C'I
セ@
III 5(o
0. セ@M セ@ n:I
.c
E
n:I セ@ r l c mc Qm mC ..em セセ@ c N mc Qm m c ..em セセ@ crY) mc Qm mC ..em セセ@ c.::t mc Qm mC ..em セセ@ cLf) mc Qm mc ..em セセ@._ C +' OJ m c = :::J C :::J C If) m"" If) m :::J C +' m If)..::,L m..::,L m m c L
セᄋ」@
:s
m Qj ... m :::J :::J :::J +' OJ m l-+' QJ If)...o " Alf) m..e co mco m:::J If)o...... ... +' +-,..::,L . 0 QJ m m OJ c c QJ m QJ m :::JojeeオeucュュNNZZLlセッNNNMu
QJ 0 C
0:::
&
O..::,L m QJ C If) Q'....
mlf)m::J"" "mcu L
mOJmcl-U ::J If).0.... C+-,..::,L...o
mG.Jmlf) 5: o....Qj 0 m..eo....o....
SZセ@
o
cl ....;-..::,L..e
m
2
::J m ::J:s
>< Qj E...o..::,L co Q G.J セ@
::J co ,,.J OJmm CCO..::,Llf) G.J I
=
0.... ._ c セュ@
.J«
c ..e-..e- m
ro--
c« m m m +' U 0.->
m " " o·-..eE-.:Qmm ... QjOmc . U U 0 If)..::,L +' m
qェ」ュqェ[[ᆱセオ@
E m ::J +'·c E W
G.Jc\.:Jlf)lwm CO o....m G.J 0.... U
..::,L 0 c
«
G.J セ@ m
I U
._" '....m+'m iB
82
ojエNセ AセNNZZLliMNsZ[@ G.J C C
セ セ 0.... G.J If) m.S:; c Olf)·_..::,Lm G.J セ」ゥbュ@
U NセァNNZZLlu@
>< "=:::JC
u ·..::;
W
Ped oman Umum Pos Pem binaan Terpadu Penyaki t Tidak Menular
m · E L QJ C
ZZZj@ Nセ@
2
QJ..e 0... .-OJQJlo...QJ ...0
C Qo.... 0
0
QJ I 0....
Q 0:::
LL
dengan terjadinya penyakit kardiovaskuler, penyakit kanker, penyakit diabetes, dan penyakit paru kronik, dan konsumsi alkohol berisiko terjadinya penyakit kardiovaskuler, penyakit kanker, penyakit diabetes dan demikian seterusnya dengan faktor risiko lainnya.
Pengendalian faktor risiko PTM merupakan upaya yang efektif dan ekonomis, karena dengan mencegah dan mengendalikan salah satu faktor risiko akan mengurangi terjadi nya kasus PTM. Upaya pengendalian em pat faktor risiko bersama PTM akan mengurangi kejadian baru kasus PTM secara bermakna.
Dalam rangka peningkatan kewaspadaan dan deteksi dini terhadap faktor risiko tersebut diatas maka faktor risiko fisiologis penyakit antara sebagaimana gambar 1 dapat dilakukan deteksi secara dini sebelum berkembang sebagai penyakit atau fase akhir. Deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM dilakukan secara terpadu dengan strategi pendekatan kesehatan masyarakat yang fokus pada faktor rlsiko melalui penyelenggarakan Posbindu PTM. Melalui kegiatan Posbindu PTM, faktor risiko yang terdeteksi akan dilakukan tindak lanjut dini sesuai dengan jenis faktor risiko dan tindak lanjut yang dibutuhkan .
Pengertian Posbindu PTM
Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM secara mandiri dan berkesinambungan. Kegiatan ini dikembangkan sebagai bentuk kewaspadaan dini terhadap PTM mengingat hampir semua faktor risiko PTM tidak memberikan gejala .
Kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko Rujukan dilakukan dalam kerangka pelayanan PTM meliputi wawancara untuk perilaku merokok, kurang kesehatan berkelanjutan (Continuum of Care) dari masyarakat konsumsi sayur dan buah, kurang aktivitas fisik, konsumsi hingga ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar termasuk rujuk alkohol, kemudian pengukuran secara berkala tinggi badan balik ke masyarakat untuk pemantauannya.
dan berat badan, menghitung nilai Indeks Massa Tubuh (IMT), Kegiatan posbindu PTM dalam situasi kondisi tertentu mengukur lingkar perut, tekanan darah, Arus Puncak Ekspirasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kesepakatan (APE) dan pemeriksaan gula darah sewaktu, kolesterol total, bersama.
trigliserida, pemeriksaan klinis payudara / Clinical Breast
Pelaksanaan Posbindu PTM secara sederhana dapat Examination (CBE), pemeriksaan lesi pra kanker leher rahim
diuraikan sebagai berikut: melalui pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA), kadar
alkohol dalam darah, serta tes amfetamin urin.
Jika pada saat wawancara, pengukuran, pemeriksaan ditemukan faktor risiko PTM, maka dilakukan tindak lanjut dini berupa pembinaan secara terpadu melalui penyuluhan individu, kelompok atau konseling secara perorangan sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya bagi yang memerlukan penanganan lebih lanjut dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP).
Sasaran Kegiatan
Sasaran dalam penyelenggaraan Posbindu PTM dibagi menjadi 3 kelompok yaitu sasaran utama, sasaran antara, dan sasaran penunjang. Pendekatan terhadap ketiga
sasaran tersebut tidak dilakukan satu persatu berurutan " namun harus dilakukan secara terintegrasi atau
bersama-sama selama proses pelaksanaan. a. Sasaran Utama
Sasaran utama merupakan sasaran penerima langsung manfaat pelayanan yang diberikan, yaitu masyarakat
transportasi petugas Puskesmas dalam melakukan penilaian dan pemantauan terhadap pencapaian hasil kegiatan Posbindu PTM di masyarakat.
Pemerintah Daerah setempat memiliki kewajibanjuga untuk menjaga keberlangsungan kegiatan Posbindu PTM di desa/kelurahan, agar terus tumbuh dan berkembang dengan dukungan kebijakan termasuk berbagai fasilitasi lainnya .
Pelaksanaan Kegiatan Posbindu PTM
Penyelenggaraan Posbindu PTM meliputi kegiatan wawancara, pengukuran, pemeriksaan dan tindak lanjut dini . Wawancara dilakukan untuk menelusuri faktor risiko perilaku seperti merokok, konsu msi sayur dan buah, aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan stress. Pengukuran berat badan, tinggi badan, 1ndeks Massa Tubuh (I MT), lingkar perut, dan tekanan
darah. Pemeriksaan faktor risiko PTM seperti gula darah sewaktu, kolesteral total, trigliserida, pemeriksaan klinik payudara, arus puncak ekspirasi, lesi pra kanker (Inspeksi Visual asam asetat /IVA positif), kadar alkohol dalam darah, tes amfetamin urin.
Berdasarkan hasil wawancara, pengukuran dan pemeriksaan dilakukan tindak lanjut dini berupa pembinaan secara terpadu dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat tentang cara mengendalikan faktor risiko PTM melalui penyuluhan secara massal atau dialog interaktif dan atau konseling faktor risiko secara terintegrasi pada individu dengan faktor risiko, sesuai dengan kebutuhan masyarakat termasuk rujukan sistematis dalam sistem pelayanan kesehatan paripurna .
Pedoman Umum Pos Pemb in aan Terpadu Penyakit Tidak Menular
sehat, masyarakat berisiko dan masyarakat dengan PTM berusia mulai dari 15 tahun ke atas.
b. Sasaran Antara
Sasaran antara merupakan sasaran individu/ kelompok masyarakat yang dapat berperan sebagai agen pengubah terhadap faktor risiko PTM, dan lingkungan yang lebih kondusif untuk penerapan gaya hidup sehat. Sasaran antara tersebut adalah petugas kesehatan baik pemerintah maupun swasta, tokoh panutan masyarakat, anggota organisasi masyarakat yang peduli PTM.
c.
Sasaran PenunjangSasaran penunjang merupakan sasaran individu, kelompok/organisasi/ lembaga masyarakat dan prafesi, lembaga pendidikan dan lembaga pemerintah yang berperan memberi dukungan baik dukungan kebijakan, teknologi dan ilmu pengetahuan, material maupun dana, untuk terlaksananya Posbindu PTM dan keberlanjutannya. Mereka antara lain adalah pimpinan daerah/ wilayah, Perusahaan, Lembaga Pendidikan, Organisasi Prafesi, dan Penyandang Dana .
(
Wadah Kegiatan
Penyelenggaraan kegiatan Posbindu PTM dapat dilakukan di lingkungan tempat tinggal dalam wadah desa / kelurahan ataupun fasilitas publik lainnya seperti sekolah dan perguruan tinggi, tempat kerja, tempat ibadah, pasar, terminal dan lain sebagainya .
Kegiatan ini dapat berlangsung secara bersamasama atau terintegrasi dengan kegiatan masyarakat yang sudah aktif dan secara rutin berkumpul atau berkelom pok seperti majelis taklim, karang taruna, Persatuan Diabetesi Indonesia (PERSADIA), Klub Jantung Sehat, kelompok kebaktian, dan lainlain. Kegiatan ini juga dapat dikembangkan pada kelompok masyarakat khusus seperti kelompok Jemaah Haji, anak sekolah, pekerja/karyawan, pengemudi di perusahaan angkutan/ Perusahaan Otobus (PO) di terminal, kelompok
セ
masyarakat adat, kelompok masyarakat keagamaan, petani/nelayan, masyarakat binaan negara di lembaga pemasyarakatan dan lainlain
Posbindu PTM dalam pelaksanaannya di lapangan dapat bersamasama dengan program atau pelayanan lainnya yang diberikan, dalam rangka menarik minat dan meningkatkan kepatuhan masyarakat seperti Posyandu Balita, Posyandu lansia, Puskesmas Keliling dan lain lain .
Pelaku Kegiatan
Penyelenggaraan Posbindu PTM dilakukan oleh petugas pelaksana posbindu PTM yang berasal dari kader
kesehatan yang telah ada atau beberapa orang dari masing-
,
masing kelompok / organisasi / lembaga / tempat kerja yangbersedia menyelenggarakan posbindu PTM, yang dilatih secara khusus, dibina atau difasilitasi untuk melakukan pemantauan faktor risiko PTM di masingmasing kelompok atau organisasinya.
Pelaksanaan Posbindu PTM dibina oleh Puskesmas penanggung jawab wilayah tersebut dan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota setempat. Petugas Pelaksana Posbindu
Pedaman Um um Pas Pemb inaan Terpadu Penyakit Tidak Menu lar
Secara substansi Posbindu PTM mengacu kepada kegiatan, bukan terhadap tempat. Hal ini yang membedakan Posbindu PTM dengan UKBM lainnya. Kegiatannya berupa deteksi dini, pemantauan faktor risiko PTM serta tindak lanjut dini faktor risiko PTM. Kegiatan ini dapat berlangsung secara terintegrasi dengan kegiatan masyarakat yang sudah aktif seperti majelis taklim, karang taruna, Persatuan Diabetisi Indonesia (PERSADIA), Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), Yayasan Jantung Indonesia (YJI), Klub Jantung Sehat, Ikatan Motor Indonesia (1M I), dan lainlain serta dapat dikembangkan pada kelompok khusus seperti kelompok Jemaah Haji, kelompok kebaktian, anak sekolah, pekerja/karyawan, pengemudi di perusahaan angkutan/Perusahaan Otobus (PO) di terminal, kelompok masyarakat adat, kelompok masyarakat keagamaan, petani/nelayan, masyarakat binaan negara di lembaga pemasyarakatan.
Biaya penyelenggaraan kegiatan Posbindu PTM dapat berasal dari berbagai sumber. Pada awal pelaksanaan mendapat stimulasi atau subsidi dari pemerintah. Secara bertahap, diharapkan masyarakat mampu membiayai penyelenggaraan kegiatan secara mandiri. Pihak swasta berpartisipasi dalam membina kegiatan Pembinaan Terpadu PTM dalam bentuk dan mekanisme kemitraan yang sudah ada, yaitu "(SR (Corporate Social Responsibility)" sebagai tanggung jawab sosial perusahaan.
Puskesmas juga dapat memanfaatkan sumber-sumber pembiayaan yang potensial untuk mendukung dan memfasilitasi penyelenggaraan kegiatan Pembinaan Terpadu PTM selaku pembina kesehatan di wilayah kerjanya. Salah satunya melalui pemanfaatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang ada di Puskesmas untuk fasilitasi
PTM memiliki kriteria antara lain, mau dan mampu melakukan kegiatan Posbindu PTM minimal bisa membaca dan menulis, lebih diutamakan berpendidikan minimal SLTA atau sederajat.
Klasifikasi Posbindu PTM
Posbindu PTM merupakan salah satu upaya kesehatan Berdasarkan jenis kegiatan deteksi dini, pemantauan masyarakat (UKM) yang berorientasi kepada upaya promotif dan tindak lanjut dini yang dapat dilakukan oleh Posbindu dan preventif dalam pengendalian PTM dengan melibatkan PTM, maka dapat dikelompokan menjadi 2 kelompok masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan Posbindu PTM, yaitu:
pema ntauaneval uasi. Masya ra kat d i peran kan sebaga i a. Posbindu PTM Dasar meliputi pemeriksaan deteksi sasaran kegiatan, target perubahan, agen perubahan dini faktor risiko yang dilakukan dengan wawancara sekaligus sebagai sumber daya. Dalam pelaksanaan terarah melalui penggunaan instrumen atau formulir selanjutnya kegiatan Posbindu PTM menjadi Upaya untuk mengidentifikasi riwayat penyakit tidak menular Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), di mana dalam keluarga dan yang telah diderita sebelumnya, kegiatan ini diselenggarakan oleh masyarakat sesuai dengan pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut, sumber daya, kemampuan, dan kebutuhan masyarakat IMT, pemeriksaan tekanan darah, serta konseling.
b. Posbindu PTM Utama meliputi kegiatan Posbindu
Perencanaan Kegiatan Posbindu PTM
PTM Dasar ditambah dengan pemeriksaan gula darah,kolesterol total, trigliserida, pengukuran APE, konseling dan pemeriksaan IVA serta (BE, pemeriksaan kadar Persiapan dalam penyelenggaraan Posbindu PTM
•
alkohol dalam darah dan tes amfetamin urin bagi didahului dengan identifikasi kelompok potensial yang ada
pengemudi, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di masyarakat, sosialisasi dan advokasi, pelatihan petugas
terlatih (Dokter, Bidan, perawat kesehatan / tenaga ahli pelaksana Posbindu PTM atau fasilitasi teknis, fasilitasi
teknologi laboratorium medik / lainnya) logistik, pengaturan mekanisme kerja antara petugas
Posbindu PTM Utama dilaksanakan bila memiliki pelaksana Posbindu PTM dengan pembinanya, serta sumber
sumber daya berupa peralatan, tenaga kesehatan dan tempat pembiayaan.
pemeriksaan yang memadai. Bila kelompok / organisasi / institusi di masyarakat ini belum memiliki sumber daya yang
mencukupi, maka pengembangan dilakukan pada tahap awal dengan Posbindu PTM Dasar. Seiring dengan perkembangan sumber daya yang dimiliki, maka Posbindu PTM dasar dapat ditingkatkan menjadi Posbindu PTM Utama.
Kemitraan
Dalam penyelenggaraan Posbindu PTM pada tatanan desa/kelurahan perlu dilakukan kemitraan dengan forum desa/kelurahan siaga untuk mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah. Selain itu kemitraan dengan pos kesehatan desa/kel uraha n, i nd ustri, da n kl i n ik swasta perlu dilakukan untuk mendukung implementasi dan pengembangan kegiatan . Kemitraan dengan pihak swasta sebaiknya menggunakan pola kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan melalui fasilitasi Puskesmas.
Dukungan dapat berupa sarana/prasarana lingkungan yang kondusif untuk menjalankan pol a hidup sehat misalnya fasilitas olah raga atau sarana pejalan kaki yang aman dan sehat. Me lalui klinik desa siaga (jika sudah ada) atau Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dapat dikembangkan sistim rujukan dan dapat diperoleh bantu an teknis medis untuk pelayanan kesehatan. Sebaliknya bagi forum Desa Siaga penyelenggaraan Posbindu PTM merupakan akselerasi pencapaian Desa/Kelurahan Siaga Aktif. Kemitraan dengan i nd ustri m i sa I nya i nd ustri fa rmasi berma nfaat dalam penda naan da n fasi litasi alat, seperti alat gl ukometer, tensimeter untuk pelaksanaan Posbindu PTM.
Pedoman U mum Pos Pembinaan Terpadu Penya ki t T idak Menul ar
Kemitraan dengan klinik swasta bermanfaat untuk memperoleh bantuan tenaga dalam pelayanan medis atau alat kesehatan lainnya . Bagi klinik swasta, kontribusinya dalam penyelenggaraan Posbindu PTM dapat meningkatkan citra dan fungsi sosialnya .
Pemb iayaan
/'
Pembiayaan penyelenggarakan Posbindu PTM dapat berasal dari:
Pemerintah misalnya dalam bentuk APBN, APBD, BOK, Dana Desa, Pajak rokok daerah .
Swasta seperti (SR, dana kesehatan perusahaan, donor dan lainlain
luran warga, serta
Bantuan tidak mengikat lainnya.
•
mencukupi, maka pengembangan dilakukan pada tahap awal dengan Posbindu PTM Dasar. Seiring dengan perkembangan sumber daya yang dimiliki, maka Posbindu PTM dasar dapat ditingkatkan menjadi Posbindu PTM Utama.
Kemitraan
.'
Dalam penyelenggaraan Posbindu PTM pada tatanan
desa/kelurahan perlu dilakukan kemitraan dengan forum rJ desa/kelurahan siaga untuk mendapatkan dukungan
dari pemerintah daerah. Selain itu kemitraan dengan pos kesehatan desa/kelurahan, industri, dan klinik swasta perlu dilakukan untuk mendukung implementasi dan pengembangan kegiatan. Kemitraan dengan pihak swasta sebaiknya menggunakan pola kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan melalui fasilitasi Puskesmas.
Dukungan dapat berupa sarana/prasarana lingkungan yang kondusif untuk menjalankan pola hidup sehat misalnya fasilitas olah raga atau sarana pejalan kaki yang aman dan sehat. Melalui klinik desa siaga (jika sudah ada) atau Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dapat dikembangkan sistim rujukan dan dapat diperoleh bantuan teknis medis untuk
pelayanan kesehatan. Sebaliknya bagi forum Desa Siaga
•
penyelenggaraan Posbindu PTM merupakan akselerasipencapaian Desa/Kelurahan Siaga Aktif. Kemitraan dengan industri misalnya industri farmasi bermanfaat dalam pendanaan dan fasilitasi alat, seperti alat glukometer, tensimeter untuk pelaksanaan Posbindu PTM.
Pedoman U mum Pos Pem binaan Terpad u Pe nyakit T idak Menular
Kemitraan dengan klinik swasta bermanfaat untuk memperoleh bantuan tenaga dalam pelayanan medis atau alat kesehatan lainnya. Bagi klinik swasta, kontribusinya dalam penyelenggaraan Posbindu PTM dapat meningkatkan citra dan fungsi sosialnya.
Pembiayaan
Pembiayaan penyelenggarakan Posbindu PTM dapat berasal dari:
Pemerintah misalnya dalam bentuk APBN, APBD, BOK, Dana Desa, Pajak rokok daerah.
Swasta seperti (SR, dana kesehatan perusahaan, donor dan lainlain
luran warga, serta
Bantuan tidak mengikat lainnya.
PTM memiliki kriteria antara lain, mau dan mampu melakukan kegiatan Posbindu PTM minimal bisa membaca dan menulis, lebih diutamakan berpendidikan minimal SLTA atau sederajat.
Klasifikasi Posbindu PTM
Posbindu PTM merupakan salah satu upaya kesehatan Berdasarkan jenis kegiatan deteksi dini, pemantauan masyarakat (UKM) yang berorientasi kepada upaya promotif dan tindak lanjut dini yang dapat dilakukan oleh Posbindu dan preventif dalam pengendalian PTM dengan melibatkan PTM, maka dapat dikelompokan menjadi 2 kelompok masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan Posbindu PTM, yaitu:
pemantauanevaluasi . Masyarakat diperankan sebagai a. Posbindu PTM Dasar meliputi pemeriksaan deteksi sasaran kegiatan, target perubahan,