• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Perbandingan Kadar Logam Berat ( Fe , Mn , Zn , Pb , Cu , Al Dan Na Pada Debu Erupsi Gunung Sinabung Dan Tanah Sebelum Erupsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Studi Perbandingan Kadar Logam Berat ( Fe , Mn , Zn , Pb , Cu , Al Dan Na Pada Debu Erupsi Gunung Sinabung Dan Tanah Sebelum Erupsi"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PERBANDINGAN KADAR LOGAM BERAT (Fe , Mn ,

Zn , Pb , Cu , Al ) DAN Na PADA DEBU ERUPSI

GUNUNG SINABUNG DAN TANAH

SEBELUM ERUPSI

TESIS

OLEH

MALEMTA TARIGAN

127006007/KIM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

STUDI PERBANDINGAN KADAR LOGAM BERAT (Fe , Mn ,

Zn , Pb , Cu , Al ) DAN Na PADA DEBU ERUPSI

GUNUNG SINABUNG DAN TANAH

SEBELUM ERUPSI

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Master Sains

Dalam Program Studi Ilmu Kimia Pada Fakultas Matematika Dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Oleh

MALEMTA TARIGAN

127006007/KIM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Telah diuji pada

Tanggal : 22 Juli 2014

PANITIA PENGUJI TESIS

KETUA : Prof.Dr.Zul Alfian, Msc

ANGGOTA : 1. Prof.Dr.Harry Agusnar, Msc, M.Phil

2. Prof.Basuki Wirjosentono, MS, Ph.D

3. Prof. Dr. Harlem Marpaung

(4)

PERSETUJUAN

Judul Tesis :STUDI PERBANDINGAN KADAR LOGAM BERAT(Fe , Mn , Zn , Pb , Cu , Al ) DAN Na PADA

DEBU ERUPSI GUNUNG SINABUNG DAN TANAH SEBELUM ERUPSI

NamaMahasiswa : MALEMTA TARIGAN Nomor Pokok : 127006007

Program studi : MAGISTER (S2) ILMU KIMIA

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof.Dr.Zul Alfian,MSc) (Prof.Dr.Harry Agusnar,MSc,M.Phil)

Ketua Anggota

Ketua Prodi S2/S3 Ilmu Kimia Dekan

(Prof.Basuki Wirjosentono, MS,Ph.D) (Dr.Sutarman,M.Sc

Tanggal Lulus : 22 Juli 2014

(5)

PERNYATAAN ORISINALITAS

STUDI PERBANDINGAN KADAR LOGAM BERAT (Fe , Mn ,

Zn , Pb , Cu , Al ) DAN Na PADA DEBU ERUPSI

GUNUNG SINABUNG DAN TANAH

SEBELUM ERUPSI

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi dan sepanjang sepengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis di dalam naskah dan disebutkan sumbernya dalam daftar pustaka.

Medan , 1 September 2014

Penulis

(6)

STUDI PERBANDINGAN KADAR LOGAM BERAT (Fe , Mn ,

Zn , Pb , Cu , Al ) DAN Na PADA DEBU ERUPSI

GUNUNG SINABUNG DAN TANAH

SEBELUM ERUPSI

ABSTRAK

Kadar logam berat yang terkandung di dalam debu hasil erupsi gunung Sinabung di tanah karo telah dianalisa, acuan logam-logam berat yang dianalisa antara lainlogam Fe ,Mn , Zn , Pb , Cu , Al dan Na. Masing-masing logam berat pada sampel debu erupsi selanjutnya diukur konsentrasinya menggunakan al pada sampel debu erupsi diperoleh sebagai berikut : Fe (37,06 ppm), Mn (0,20 ppm), Zn (1,76 ppm), Pb (0,03 ppm), Cu (0,05 ppm), Al (94,20 ppm) dan Na (19,21 ppm). Debu erupsi yang terdapat pada tanaman juga turut dianalisis konsentrasi logam beratnya dengan cara mengekstraksi bagian daun dari tanaman Kol, Cabai merah, terong belanda, tomat, daun prey dan jeruk. Hasil uji konsentrasi logam berat yang diperoleh sebagai berikut: tanaman kol (Fe 0,56 ppm , Mn 0,189 ppm, Zn 0,133 ppm, Pb tidak terdeteksi, Cu 0,019 ppm, Al 0,45 ppm, Na 0,15 ppm); Tanaman cabai merah (Fe 0,10 ppm, Mn 0,014 ppm, Zn 0,017 ppm, Pb 0,016 ppm, Cu 0,04 ppm, Al 0,024 ppm, Na 7,11 ppm); Tanaman terong belanda (Fe 0,28 ppm, Mn 0,012 ppm, Zn 0,019 ppm, Pb 0,03 ppm, Cu 0,002 ppm, Al 0,25 ppm, Na 6,757 ppm); Tanaman tomat (Fe 0,39 ppm, Mn 0,002 ppm, Zn 0,044 ppm, Pb 0,017 ppm, Cu 0,021 ppm, Al 0,186 ppm, Na 6,857 ppm); Tanaman daun prey (Fe 0,26 ppm, Mn 0,033 ppm, Zn 0,015 ppm, Pb 0,017 ppm, Cu 0,004 ppm , Al 0,337 ppm, Na 7,157 ppm); Tanaman jeruk (Fe 0,208 ppm, Mn 0,018 ppm,, Zn 0,021 ppm, Pb 0,03 ppm, Cu 0,009 ppm, Al 0,123 ppm, Na 7,15 ppm).

(7)

COMPARATIVE STUDY OF HEAVY METAL CONTENT ( Fe,

Mn , Zn , Pb , Cu , Al ) AND Na IN DUST ERUPTION

SINABUNG AND LANDBEFORE ERUPTION

ABSTRACT

Levels of heavy metals contained in the dust from the eruption of Mount Sinabung in Karo land has been analyzed , reference to heavy metals were analyzed include metals Fe , Mn , Zn , Pb , Cu , Al and Na . Each of these heavy metals in dust samples eruption subsequently measured concentration using Inductively Coupled Plasma tool ( ICP ) . Each concentration of heavy metals in dust samples eruption obtained as follows: Fe ( 37.06 ppm ) , Mn ( 0.20 ppm ) , Zn ( 1.76 ppm ) , Pb ( 0.03 ppm ) , Cu ( 0 , 05 ppm ) , Al ( 94.20 ppm ) and Na ( 19.21 ppm ) . Eruption dust contained in the plant were also analyzed the concentration of heavy metals by extracting the leaves of the plant cabbage , red chili , Dutch eggplant , tomatoes , and citrus leaves prey . The result of heavy metal concentrations were obtained as follows : cabbage ( 0.56 ppm Fe , Mn 0.189 ppm , 0.133 ppm Zn , Pb was not detected , 0,019 ppm Cu , Al 0.45 ppm , 0.15 ppm Na ) ; Red pepper plant ( 0.10 ppm Fe , Mn 0,014 ppm , 0,017 ppm Zn , Pb 0.016 ppm , 0.04 ppm Cu , Al 0.024 ppm , 7.11 ppm Na ) ; Dutch eggplant plant ( 0.28 ppm Fe , Mn 0.012 ppm , 0.019 ppm Zn , Pb 0.03 ppm , 0,002 ppm Cu , Al 0.25 ppm , 6,757 ppm Na ) ; Tomato plants ( 0.39 ppm Fe , Mn 0.002 ppm , 0.044 ppm Zn , Pb 0.017 ppm , 0.021 ppm Cu , Al 0.186 ppm , 6.857 ppm Na ) ; Plant leaves prey ( 0.26 ppm Fe , Mn 0.033 ppm , 0.015 ppm Zn , Pb 0.017 ppm , 0.004 ppm Cu , Al 0.337 ppm , 7.157 ppm Na ) ; Citrus plants ( Fe 0.208 ppm , 0.018 ppm Mn ,, 0,021 ppm Zn , Pb 0.03 ppm , 0,009 ppm Cu , Al 0.123 ppm , 7.15 ppm Na ) .

(8)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Allah Bapa Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan rahmatNya sehingga tesis yang berjudul “Studi Perbandingan Kadar Logam Berat ( Fe , Mn , Zn , Pb , Cu , Al Dan Na Pada Debu Erupsi Gunung Sinabung Dan Tanah Sebelum Erupsi” telah dapat diselesaikan.

Dengan selesainya tesis ini , penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc(CTM), Sp.A(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister. Dekan Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Dr. Sutarman MSc. Ketua Program Studi Magister Ilmu Kimia Prof. Basuki Wirjosentono, M.S., Ph.D., dan Sekretaris Program Studi Magister Ilmu Kimia Dr. Hamonangan Nainggolan, MSc atas kesempatan yang diberikan menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan setinggi-tingginya ditujukan kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Zul Alfian, MSc, selaku Pembimbing Utama dan Bapak Prof. Dr. Harry Agusnar, MSc., M.Phil, selaku anggota komisi pembimbing yang telah memberikan perhatian , dorongan , bimbingan , saran , dan arahan dengan penuh kesabaran menuntun dan membimbing dalam penyusunan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Harlem Marpaung, Bapak Prof. Basuki Wirjosentono, M.S., Ph.D, Bapak Jamahir Gultom, Ph.D, selaku penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran yang sangat berharga untuk menyelesaikan tesis ini.

(9)

Program Magister Ilmu Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

4. Kepada seluruh staf pengajar dan civitas akademika Program Magister Ilmu Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan selama penulis mengikuti perkuliahan.

5. Rekan-rekan mahasiswa/i angkatan 2012 yang saling membantu, dan menjalin kerjasama yang baik selama mengikuti perkuliahan di Program Magister Ilmu Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Akhirnya terima kasih kepada istri tercinta Bunga Pinta Br Barus dan putra-putri Roy Andrey Aloisius Tarigan , Sheilla Ruth Ulina Tarigan , dan Hendra Julianto Marselinus Tarigan dengan penuh perhatian , kesabaran dan memberi doa restu serta dorongan , baik materi maupun moril sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih kurang sempurna , oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari pihak pembaca demi kesempurnaan tesis ini.

Semoga tesis ini bermanfaat bagi penelitian dan kemajuan ilmu pengetahuan untuk masa yang akan datang.

Medan , September 2014

Penulis

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 2

1.3. Tujuan Masalah 2

1.4. Pembatasan Masalah 3

1.5. Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Abu Vulkanik 4

2.2. Efek Pencemaran Udara Terhadap Saluran Pernapasan 5 2.3. Pengaruh Logam Berat Terhadap Kesehatan 6

2.3.1. Besi 6

2.3.2. Mangan 8

2.3.3. Seng 9

2.3.4. Timbal 10

2.3.5. Tembaga 14

2.3.6. Aluminium 18

2.3.7. Natrium 22

2.4. Spektrometri ICP-OES Variant Liberty 23

(11)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian 33

3.2. Metode Penelitian 33

3.3. Bahan Dan Peralatan 33

3.4. Sampel 34

3.5. Persiapan Sampel 34

3.5.1. Persiapan Sampel Debu 34 3.5.2. Persiapan Sampel Daun/Buah 35 3.6. Pembuatan Larutan HNO3 5% 35 3.7. Pembuatan Larutan Standar 35

3.7.1. Fe 35

3.7.2. Mn 36

3.7.3. Zn 36

3.7.4. Pb 37

3.7.5. Cu 37

3.7.6. Al 38

3.7.7. Na 38

3.8. Bagan Penelitian 39

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengukuran Larutan Standar Dengan

Alat ICP-OES Varian Liberty 40

4.1.1. Fe 40

4.1.2. Mn 40

4.1.3. Zn 41

4.1.4. Pb 41

4.1.5. Cu 42

4.1.6. Al 42

4.1.7. Na 43

4.2. Debu Hasil Erupsi Gunung Sinabung Yang Diuji

Dengan Alat ICP-OES Varian Liberty 43 4.3. Kandungan Logam Berat Pada Tanah Tidak Terkena

Erupsi Yang Diuji Dengan Alat ICP-OES

Varian Liberty 44

(12)

Pada Tabel 3 44 4.5. Data Kualitatif Debu Erupsi Gunung Sinabung Uji

Dengan Alat XRD Dihasilkan Senyawa Kimia

Seperti Tertera Dalam Tabel 4 44

4.6. Pembahasan 44

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 49

5.2. Saran 49

DAFTAR PUSTAKA 50

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1 Kandungan Logam Berat Pada Tanah Sebelum

Erupsi Yang Diuji Dengan Alat ICP 57

Tabel 2 Debu Hasil Erupsi Gunung Sinabung Yang Diuji

Dengan Alat ICP 57

Tabel 3 Jenis Sampel Yang Diteliti Dari Sayuran Dan Buah

Yang Diuji Dengan Alat ICP 58

Tabel 4 Data Kualitatif Uji Debu Erupsi Gunung Sinabung

(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1 Kurva Kalibrasi Larutan Standar Fe

Intensitas Vs Konsentrasi (ppm) 51

Gambar 2 Kurva Kalibrasi Larutan Standar Mn

Intensitas Vs Konsentrasi (ppm) 51

Gambar 3 Kurva Kalibrasi Larutan Standar Zn

Intensitas Vs Konsentrasi (ppm) 52

Gambar 4 Kurva Kalibrasi Larutan Standar Pb

Intensitas Vs Konsentrasi (ppm) 52

Gambar 5 Kurva Kalibrasi Larutan Standar Cu

Intensitas Vs Konsentrasi (ppm) 53

Gambar 6 Kurva Kalibrasi Larutan Standar Al

Intensitas Vs Konsentrasi (ppm) 53

Gambar 7 Kurva Kalibrasi Larutan Standar Na

Intensitas Vs Konsentrasi (ppm) 54

Gambar 8 Alat ICP-OES Varian Liberty 55

Gambar 9 Grafik Hasil Pemeriksaan Debu Erupsi

Gunung Sinabung Dengan Alat XRD

(15)

STUDI PERBANDINGAN KADAR LOGAM BERAT (Fe , Mn ,

Zn , Pb , Cu , Al ) DAN Na PADA DEBU ERUPSI

GUNUNG SINABUNG DAN TANAH

SEBELUM ERUPSI

ABSTRAK

Kadar logam berat yang terkandung di dalam debu hasil erupsi gunung Sinabung di tanah karo telah dianalisa, acuan logam-logam berat yang dianalisa antara lainlogam Fe ,Mn , Zn , Pb , Cu , Al dan Na. Masing-masing logam berat pada sampel debu erupsi selanjutnya diukur konsentrasinya menggunakan al pada sampel debu erupsi diperoleh sebagai berikut : Fe (37,06 ppm), Mn (0,20 ppm), Zn (1,76 ppm), Pb (0,03 ppm), Cu (0,05 ppm), Al (94,20 ppm) dan Na (19,21 ppm). Debu erupsi yang terdapat pada tanaman juga turut dianalisis konsentrasi logam beratnya dengan cara mengekstraksi bagian daun dari tanaman Kol, Cabai merah, terong belanda, tomat, daun prey dan jeruk. Hasil uji konsentrasi logam berat yang diperoleh sebagai berikut: tanaman kol (Fe 0,56 ppm , Mn 0,189 ppm, Zn 0,133 ppm, Pb tidak terdeteksi, Cu 0,019 ppm, Al 0,45 ppm, Na 0,15 ppm); Tanaman cabai merah (Fe 0,10 ppm, Mn 0,014 ppm, Zn 0,017 ppm, Pb 0,016 ppm, Cu 0,04 ppm, Al 0,024 ppm, Na 7,11 ppm); Tanaman terong belanda (Fe 0,28 ppm, Mn 0,012 ppm, Zn 0,019 ppm, Pb 0,03 ppm, Cu 0,002 ppm, Al 0,25 ppm, Na 6,757 ppm); Tanaman tomat (Fe 0,39 ppm, Mn 0,002 ppm, Zn 0,044 ppm, Pb 0,017 ppm, Cu 0,021 ppm, Al 0,186 ppm, Na 6,857 ppm); Tanaman daun prey (Fe 0,26 ppm, Mn 0,033 ppm, Zn 0,015 ppm, Pb 0,017 ppm, Cu 0,004 ppm , Al 0,337 ppm, Na 7,157 ppm); Tanaman jeruk (Fe 0,208 ppm, Mn 0,018 ppm,, Zn 0,021 ppm, Pb 0,03 ppm, Cu 0,009 ppm, Al 0,123 ppm, Na 7,15 ppm).

(16)

COMPARATIVE STUDY OF HEAVY METAL CONTENT ( Fe,

Mn , Zn , Pb , Cu , Al ) AND Na IN DUST ERUPTION

SINABUNG AND LANDBEFORE ERUPTION

ABSTRACT

Levels of heavy metals contained in the dust from the eruption of Mount Sinabung in Karo land has been analyzed , reference to heavy metals were analyzed include metals Fe , Mn , Zn , Pb , Cu , Al and Na . Each of these heavy metals in dust samples eruption subsequently measured concentration using Inductively Coupled Plasma tool ( ICP ) . Each concentration of heavy metals in dust samples eruption obtained as follows: Fe ( 37.06 ppm ) , Mn ( 0.20 ppm ) , Zn ( 1.76 ppm ) , Pb ( 0.03 ppm ) , Cu ( 0 , 05 ppm ) , Al ( 94.20 ppm ) and Na ( 19.21 ppm ) . Eruption dust contained in the plant were also analyzed the concentration of heavy metals by extracting the leaves of the plant cabbage , red chili , Dutch eggplant , tomatoes , and citrus leaves prey . The result of heavy metal concentrations were obtained as follows : cabbage ( 0.56 ppm Fe , Mn 0.189 ppm , 0.133 ppm Zn , Pb was not detected , 0,019 ppm Cu , Al 0.45 ppm , 0.15 ppm Na ) ; Red pepper plant ( 0.10 ppm Fe , Mn 0,014 ppm , 0,017 ppm Zn , Pb 0.016 ppm , 0.04 ppm Cu , Al 0.024 ppm , 7.11 ppm Na ) ; Dutch eggplant plant ( 0.28 ppm Fe , Mn 0.012 ppm , 0.019 ppm Zn , Pb 0.03 ppm , 0,002 ppm Cu , Al 0.25 ppm , 6,757 ppm Na ) ; Tomato plants ( 0.39 ppm Fe , Mn 0.002 ppm , 0.044 ppm Zn , Pb 0.017 ppm , 0.021 ppm Cu , Al 0.186 ppm , 6.857 ppm Na ) ; Plant leaves prey ( 0.26 ppm Fe , Mn 0.033 ppm , 0.015 ppm Zn , Pb 0.017 ppm , 0.004 ppm Cu , Al 0.337 ppm , 7.157 ppm Na ) ; Citrus plants ( Fe 0.208 ppm , 0.018 ppm Mn ,, 0,021 ppm Zn , Pb 0.03 ppm , 0,009 ppm Cu , Al 0.123 ppm , 7.15 ppm Na ) .

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Debu vulkanik akibat erupsi gunung berapi terus beterbangan ke berbagai daerah

di sekitar gunung tersebut. Abu vulkanik dari gunung berapi yang terbawa angin

ke berbagai arah banyak membahayakan warga sekitar terutama menggangu

kesehatan pernafasan , mata dan kulit. Umumnya pada seseorang yang memiliki

riwayat asma , maka asmanya akan kumat bila terkena abu vulkanik. Dampak lain

diantaranya iritasi pada mata seperti berair hingga kebutaan.

Debu vulkanik akibat erupsi gunung berapi bila mengandung logam logam

berat dalam jumlah kecil berbahaya bila dihirup terus menerus karena teakumulasi

dalam tubuh. Sehingga mengakibatkan keracunan bahkan lebih fatal hingga

berakibat kematian.

Logam berat merupakan komponen alami tanah , elemen ini tidak dapat

didegradasi maupun dihancurkan. Adanya beberapa logam berat pada debu

gunung berapi dapat menyebabkan bermacam-macam gangguan kesehatan

tergantung jenis logamnya,

Logam berat dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan

tergantung pada bagian mana dari logam berat tersebut yang terikat dalam tubuh

serta besarnya dosis paparan . Efek toksik dari logam berat mampu menghalangi

kerja enzim sehingga mengganggu metabolisme tubuh menyebabkan alergi ,

bersifat mutagen , teratogen atau karsinogen , bagi manusia maupun hewan .

Polutan logam mencemari lingkungan , baik dilingkungan udara , air dan

tanah yang berasal dari proses alami. Proses alami antara lain siklus alami

(18)

air dan tanah. Pencemaran didarat yakni ditanah ,selanjutnya akan mencemari

bahan pangan , baik dari tanaman atau hewan dan akhirnya dikonsumsi oleh

manusia.

Pencemaran logam dari debu gunung akhirnya sampai ke sungai/laut dan

selanjutnya mencemari manusia melalui ikan , air minum atau air sumber irigasi

lahan pertanian sehingga tanaman sebagai sumber pangan manusia tercemar

logam (Widowati W , 2008). Pada tahun 2013 terjadi lagi erupsi debu gunung

sinabung secara besar besaran , ribuan penduduk harus diungsikan .Erupsi debu

ini tidak dapat diprediksi kapan berhentinya .bila debu erupsi mengandung logam

berat maka erupsi dalam jangka panjang , logam logam berat akan merusak

tanaman penduduk yang terkena erupsi sekaligus mengganggu perekonomian

rakyat karena itu penulis ingin meneliti kandungan logam berat pada debu

vulkanik hasil erupsi gunung sinabung.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah adalah:

a. Apakah ditemukan logam logam berat pada debu vulkanik hasil erupsi

gunung Sinabung.

b. Untuk mengetahui kandungam logam berat pada debu erupsi gunung

Sinabung apakah kadarnya lebih tinggi dibanding pada tanah yang tidak

terkena erupsi

c. Berapakah kandungan logam berat pada sayuran/buah yang tumbuh di

daerah erupsi

1.3 Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui jenis logam logam berat dominan yang mempunyai

(19)

b. Untuk mengetahui konsentrasi logam berat pada tanah yang tidak terkena

erupsi

c. Untuk mengetahui seberapa besar kandungan logam berat pada

sayuran/buah yang tumbuh di daerah erupsi

1.4 Pembatasan Masalah

a. Sampel debu diambil didesa Naman teran , desa Sigarang garang

kecamatan simpang empat kabupaten karo

b. Sampel tanah yang tidak terkena erupsi diambil di desa Laupetundal

kecamatan Taneh pinem kabupaten Dairi

c. Logam berat yang ditentukan kadarnya dalam penelitian ini adalah Fe,

Mn, Zn, Pb, Cu, Al, dan logam Na.

1.5 Manfaat Penelitian

- Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada

masyarakat tentang jenis logam logam berat yang berkonsentrasi tinggi

pada hasil erupsi debu vulkanik gunung Sinabung dan mengetahui

konsentrasi logam logam berat tersebut , dengan demikian bahaya yang

diakibatkan karena debu tersebut dapat diketahui.

- Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data primer kandungan

logam berat pada debu erupsi gunung sinabung sebagai rujukan untuk

meneliti akibat debu erupsi gunung sinabung terhadap tanaman, hewan

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Abu Vulkanik

Gunung sinabung merupakan salah satu gunung berapi didataran tinggi , kab karo

sumut,Indonesia. Koordinat puncak gunung sinabung adalah 03°10'LU dan

98°23'BT dengan puncak tertinggi gunung ini adalah 2460M dari permukaan laut

yang menjadi puncak tertinggi di Sumatera Utara.

Aktifitas gunung sinabung pernah mengeluarkan debu vulkanik dan asap

tahun 2010. Kemudian pada tahun 2013 mengeluarkan , menyemburkan debu

vulkanik lagi. Hasil dari erupsi gunung tersebut mengeluarkan kabut asap yang

tebal hitam. Dan debu vulkanik tersebut menutupi ribuan hektar tanaman para

petani di sekitar gunung tersebut.

Abu vulkanik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan

ke udara saat terjadi suatu letusan dan dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan

bahkan ribuan kilometer dari kawah karena pengaruh hembusan angin. Adanya

abu vulkanik merupakan akibat dari proses erupsi gunung berapi.Letusan gunung

api adalah merupakan bagian dari aktifitas vulkanik yang dikenal dengan istilah

erupsi. Erupsi adalah fenomena keluarnya magma dari dalam bumi karena

dorongan dari gas yang bertekanan tinggi dalam perut bumi atau karena gerakan

lempeng bumi, tumpukan tekanan dan panas cairan magma.

Debu vulkanik mengakibatkan tanaman petani yang berada di lereng

gunung banyak yang mati dan rusak. Diperkirakan seluas 15,341 Ha tanaman

pertanian di tanah Karo terancam gagal panen (Mariani S, 2013)

Keberadaan gunung merapi ini masih dianggap sebagai ancaman bagi

masyarakat sekitar , akan tetapi manfaat yang diberikan pasca letusan juga sangat

(21)

Letusan gunung Merapi dinamakan “Letusan Tipe Merapi” oleh para ahli gunung

berapi, karena kekhasan Merapi ketika meletus yang dicirikan dengan adanya

luncuran awan panas yang biasa disebut “Wedhus Gembel” yang berarti bulu

biri-biri. Secara tidak langsungunsur-unsur yang terkandung dalam abu vulkanik turut

memberikan kontribusi pada kesuburan tanah di sekitar gunung Merapi.

2.2. Efek PencemaranUdara terhadap Saluran Pernapasan

Secara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernapasan dapat

menyebabkan terjadinya :

1. iritasi pada saluran pernapasan. Hal ini dapat menyebabkan pergerakan

silia menjadi lambat, bahkan dapat terhenti, sehingga tidak dapat

membersihkan saluran pernapasan

2. peningkatan produksi lendir akibat iritasi oleh bahan pencemar

3. produksi lendir dapat menyebabkan penyempitan saluran pernapasan

4. rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran pernapasan

5. pembengkakan saluran pernapasan dan merangsang pertumbuhan sel,

sehingga saluran pernapasan menjadi menyempit

6. lepasnya silia dan lapisan sel selaput lendir

7. akibat dari hal tersebut di atas, akan menyebabkan terjadinya kesulitan

bernapas, sehingga benda asing termasuk bakteri/mikroorganisme lain

tidak dapat dikeluarkan dari saluran pernapasan dan hal ini akan

memudahkan terjadinya infeksi saluran pernapasan (Mukono, 2008).

Manusia yang terpapar dengan bahan polutan tinggi, dapat menurunkan

harapan hidup. Ada hubungan antara peningkatan bahan polutan SO2dan TSP

(Total Suspended Solid) dengan peningkatan kematian penderita kelainan

kardiovaskuler. Selain itu tampak pula adanya hubungan langsung antara tinggi

(22)

Semakin tinggi kadar bahan partikel debu biasanya diikuti dengan

semakin tinggi gas SO2, sehingga sulit membedakan efek dari kedua bahan

tersebut. Dapat dikatakan bahwa kedua bahan tersebut bekerja secara sinergi

untuk menghambat pergerakan silia, sehingga mendorong bahan partikel lebih

banyak masuk ke paru (Mukono, 2008).

2.3. Pengaruh Logam Berat terhadap Kesehatan 2.3.1. Besi

Besi dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan HB, banyaknya Fe dikendalikan

pada fase absorbsi. Fe2+ mempunyai fungsi esensial tubuh sebagai alat angkut

oksigen dari paru – paru ke seluruh tubuh , sebagai alat angkut e- dalam sel

sebagai bagian terpadu dari berbagai reaksi enzim. Enzim mengandung Fe bisa

melarutkan jenis obat-obatan tertentu yang tidak larut dalam air (Widowati,

2008) , berperan dalam katalis reaksi oksidasi dalam sistem biologi dan berperan

dalam transport gas.

Apabila Fe berada dalam jumlah yang banyak akan muncul berbagai

gangguan lingkungan. Simpanan Fe tinggi bisa menyebakan kanker. Fe dalam

dosis besar pada manusia bersifat toksik karena fero bisa bereaksi dengan

peroksida dan menghasilkan radikal bebas. Fe bersifat toksik bila jumlah

transferin melebihi kebutuhan sehingga mengikat Fe bebas. Toksisitas kronis Fe

bisa mengakibatkan gangguan fungsi hati, gangguan fungsi endokrin dan penyakit

kardiovaskular. Toksisitas kronis Fe pada tingkat sel akan meningkatkan

peroksidasi lipid sehingga merusak membrane sel, mitokondria, mikrosom, dan

organel sel lainnya.

Perlakuan toksisitas akut Fe per oral bisa mengakibatkan muntah,

gangguan alat pencernaan dan shock. Inhalasi debu Fe oksida bisa mengakibatkan

(23)

kemiripan dengan silikosis. Beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya

keterkaitan antara Fe berlebih yang bisa mengakibatkan diabetes, kanker,

meningkatkan resiko infeksi, reumatik, juga meningkatkan resiko terhadap

penyakit jantung. Kadar Fe yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan kerusakan sel

akibat radikal bebas. Pasien mengalami dialisis ginjal bila diberi Fe melalui

injeksi yang akhirnya mengakibatkan stress.

Salah satu penyebab serangan jantung adalah tingginya kadar Fe dalam

tubuh. Wanita pre-menopause kurang beresiko terserang penyakit jantung karena

mampu mengurangi kelebihan Fe saat menstruasi, sementara itu waanita

menopause lebih beresiko terserang penyakit jantung koroner.

Dosis yang melebihi 20 mg/kg berat pada manusia menyebabkan

toksisitas dengan LD50 Fe 60 mg/kg. Konsumsi suplemen Fe melebihi 45mg/hari

bisa menimbulkan iritasi lambung, anak-anak dapat meninggal bila terpapar per

oral sebesar 200mg sampai 5,85gr Fe. Salah satu kekurangan tubuh manusia

adalah tidak terdapatnya mekanisme kontrol pembuangan Fe di dalam tubuh

(Widowati, 2008).

Tubuh manusia tidak dapat mengeksresikan besi. Karenanya mereka

yang sering mendapat tranfusi darah warna kulitnya menjadi hitam karena

akumulasi Fe . sekalipun Fe diperlukan oleh tubuh , tetapi dalam dosis besar dapat

erusak dinding usus. Kematian sering disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini.

Debu Fe juga dapat diakumulasikan didalam alveoli dan menyebabkan

berkurangnya fungsi paru paru.

Pada umumnya besi yang larut dalam tanah sangat rendah dibandingkan

dengan kadar besi total. Namun pada tanah tergenang seperti sawah Fe3+ (feri)

direduksi menjadi Fe2+ (fero) sehingga besi yang larut meningkat. Kelarutan besi

yang tinggi dapat menimbulkan keracunan yang sering dialami oleh padi sawah

(24)

basah. Keracunan besi dapat menghambat berbagai kegiatan seperti respirasi,

fotosintesa,reduksi nitrat dan sintensisklorofil.

2.3.2. Mangan

Keracunan sering kali bersifat kronis sebagai akibat inhalasi debu dan uap logam ,

gejala yang timbul , berupa gejala susunan saraf : insomnia , lemah pada kaki dan

otot muka sehingga ekspresi muka menjadi beku dan muka tampak seperti topeng

(mask) bila pemaparan berlanjut maka bicaranya melambat dan monoton terjadi

hiper refleksi, clonus pada platela dan tumit dan berjalan seperti Parkinson,

penggumpalan darah, gangguan kulit, menurunkan kadar kolestrol, perubahan

warna rambut, dan kerusakan otak.

Logam Mn merupakan salah satu logam dengan jumlah sangat besar di

dalam tanah, dalam bentuk oksida maupun hidroksida. Senyawa Mn secara alami

berbentuk padat di lingkungan dan hanya sebagian kecil yang berada dalam air

dan di udara sebagai debu. Bila kadar Mn relatif tinggi dalam air maka kualitas air

menurun sehingga tidak layak digunakan baik untuk industri maupun keperluan

rumah tangga.

Beberapa organisme seperti diatome, moluska, dan sepon

mengakumulasikan Mn. Ikan mampu mengakumulasikan hingga 5 ppm, hewan

mamalia mampu mengakumulasikan hingga 3 ppm dalam jaringan sehingga kadar

normal dalam jaringan adalah 1 ppm.

Syarat air minum kadar mangan diperbolehkan 0,1 ppm, sedangkan untuk

air bersih 0,5 ppm. Tanaman mahoni dan kembang sepatu mampu

mengakumulasikan logam berat Cu, Zn, Cd, Pb, dan Mn secara fisiologis unsur

tersebut digunakan oleh hampir semua pohon sebagai katalis reaksi metabolisme

dan berperan dalam pembentukan organ tumbuhan. Kadar Mn yang tinggi dalam

(25)

Mn pada tanaman. Tingginya konsentrasi Mn pada tanah bisa mengakibatkan

pembengkakan dinding sel, mengeringkan daun, dan munculnya bercak coklat

pada daun.

Paparan Mn dalam debu tidak boleh melebihi 5mg/m3, dalam waktu

singkat akan menimbulkan toksisitas seperti infeksi saluran pernafasan. Paparan

Mn lewat kulit bisa mengakibatkan tremor, kegagalan koordinasi, dan dapat

mengakibatkan munculnya tumor. Konsumsi Mn melebihi 11mg/hari

menunjukkan gejala gangguan sistem syaraf (Widowati, 2008).

2.3.3. Seng

Toxisitas Zn pada hakikatnya rendah , tubuh memerlukan Zn pada proses

metabolisme , tetapi dalam kadar tinggi dapat bersifat racun , dapat menimbulkan

gejala muntaber.Gejala toxisitas akut bisa berupa sakit lambung , diare , muntah.

Zn komponen alam yang terdapat di kerak bumi memiliki karakteristik

cukup reaktif. Zn di alam tidak berada dalam bentuk bebas. Meskipun Zn

merupakan unsur esensial bagi tubuh, tetapi dalam dosis tinggi Zn dapat

berbahaya dan bersifat toksik. Absorpsi Zn berlebih mampu menekan absorpsi Co

dan Fe. Konsumsi Zn berlebih mampu mengakibatkan defisiensi mineral lain.

Toksisitas Zn bisa bersifat akut dan kronis. Intake Zn 150 – 450mg/hari

mengakibatkan penurunan kadar Ca, pengubahan fungsi Fe, pengurangan

imunitas tubuh serta pengurangan HDL kolestrol.

Konsentrasi Zn lebih dari 50mg/hari selama beberapa minggu bisa

mengganggu ketersediaan biologi Cu. Sedangkan konsentrasi Zn yang tinggi bisa

mempengaruhi sintesis ikatan Cu protein atau metalotionein dalam usus.

Metalotionein memerangkap Cu dalam sel intestinal dan mencegah absorpsi Cu.

Konsumsi Zn berlebih akan mengganggu metabolisme mineral lain khususnya Fe

(26)

Ion Zn bebas dalam larutan bersifat sangat toksik bagi tanaman, hewan

invertebrata dan ikan. Apabila selama 3 - 5 hari pemberian pelega tenggorokan Zn

tidak menunjukkan perbaikan atau kesembuhan sebaiknya pemberian tersebut

dihentikan. Intranasal Zn bisa mengakibatkan hilangnya indera pembau pada

hewan uji, yang dapat mengakibatkan anosmia pada orang yang menggunakan

intranasal Zn glukonat.

Inhalasi debu ZnO bisa mengakibatkan metal fume fever. Paparan melalui

inhalasi ZnOksida berlangsung selama 8 jam, setelah 12-24 jam paparan berhenti

dan menunjukkan gejala seperti tubuh berkeringat, lemah, nafas cepat, perubahan

fungsi paru-paru karena penebalan inteksisial dan penebalan yang terjadi di

alveoli. Toksisitas akut Zn terjadi sebagai akibat dari tindakan mengkonsumsi

makanan atau minuman yang terkontaminasi Zn dengan gejala berupa sakit

lambung, diare, mual dan muntah. Dosis tertinggi yang toleran bagi orang dewasa

sebanyak 40mg/hari, baik berasal dari suplemen Zn maupun dari makanan

(Widowati, 2008).

2.3.4. Timbal

Pb adalah racun sistemik , keracunan Pb akan mengakibatkan gejala logam di

mulut , anorexia , muntah2 , kolik , enchepalitic , irritable , perubahan

kepribadian, kelumpuhan dan kebutaan. Gejala lain dari keracunan Pb berupa

anemia , albumineria, dan bronkitis.

Pb organik cenderung mengakibatkan enchepalopatri. Pada keracunan

akut terjadi gejala meninges dan cerebral , diikuti dengan stupor , coma, kematian.

Timbal (Pb) adalah logam yang mendapat perhatian karena bersifat toksik

melalui konsumsi makanan, minuman, udara, air, serta debu yang tercemar Pb.

Intoksikasi Pb bisa terjadi melalui jalur oral, lewat makanan, minuman,

(27)

Kadar Pb dalam tanah berkisar 5-25 ppm dan dalam air tanah 1-60 ppm.

Bahan pangan yang mengandung kontaminan Pb cukup tinggi adalah sayuran

yang ditanam di tepi jalan raya dengan rata-rata sebesar 28,78 ppm, jauh di atas

batas aman yang diizinkan oleh Badan POM sebesar 2 ppm. Logam Pb tidak

dibutuhkan oleh tubuh manusia sehingga bila makanan dan minuman tercemar Pb

dikonsumsi, maka di dalam tubuh manusia, Pb bisa menghambat aktivitas enzim

yang terlibat dalam pembentukan Hemoglobin (Hb) dan sebagian kecil Pb

diekskresikan lewat urine atau feses karena sebagian terikat oleh protein,

sedangkan sebagian lagi terakumulasi dalam ginjal, hati, kuku, jaringan lemak,

dan rambut.

Keracunan akibat kontaminasi logam Pb bisa menimbulkan berbagai

macam hal seperti memperpendek umur sel darah merah, menurunkan jumlah sel

darah merah yang masih muda (retikulosit), meningkatkan kandungan Fe dalam

plasma darah. Bentuk ion Pb2+ mampu menggantikan keberadaan ion Ca2+ yang

terdapat dalam jaringan tulang. Timbal bersifat kumulatif. Pb bisa menimbulkan

kerusakan otak dengan gejala epilepsi, halusinasi, kerusakan otak besar, dan

delirium. Ibu hamil yang terkontaminasi Pb bisa mengalami keguguran, tidak

berkembangnya sel otak embrio, kematian janin waktu lahir. Timbal bersifat

karsinogen dalam dosis tinggi paparan Pb secara kronis bisa mengakibatkan

kelelahan, kelesuan, gangguan iritabilitas, gangguan gastrointestinal, kehilangan

libido, infertilitas pada laki-laki, gangguan menstruasi serta aborsi spontan pada

wanita, depresi, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, daya ingat terganggu dan sulit

tidur.

Pb bisa merusak jaringan syaraf, fungsi ginjal, menurunnya kemampuan

belajar. Kandungan Pb dalam darah berkorelasi dengan tingkat kecerdasan

(28)

fungsi otak terjadi karena Pb secara kompetitif menggantikan peranan Zn, Cu, dan

Fe dalam mengatur fungsi sistem syaraf pusat (Widowati, 2008).

Menurut Charlene (2004), di dalam tubuh manusia timbal masuk melalui

saluran pernafasan atau saluran pencernaan menuju sistem peredaran darah

kemudian menyebar ke berbagai jaringan lain seperti ginjal, hati, otak, saraf dan

tulang. Keracunan timbal pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3 P yaitu

pallor (pucat), pain (sakit), dan paralysis (kelumpuhan). Keracunan yang terjadi

bisa bersifat kronik dan akut. Pada keracunan kronik, mula-mula logam berat

tidak menyebabkan gangguan kesehatan yang tampak, tetapi makin lama efek

toksik makin menumpuk hingga akhirnya terjadi gejala keracunan. Keracunan

timbal kronik ditandai dengan depresi, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, daya

ingat terganggu, dan sulit tidur. Sedangkan keracunan akut terjadi jika timbale

masuk ke dalam tubuh seseorang lewat makanan atau menghirup uap timbal

dalam waktu yang relatif pendek dengan dosis atau kadar yang relatif tinggi.

Gejala yang timbul berupa mual, muntah, sakit perut hebat, kelainan fungsi otak,

anemia berat, kerusakan ginjal, bahkan kematian dapat terjadi dalam waktu 1-2

hari. Kasus kematian dini, menurut Resosudarmo (1996) dalam Anonymous

(2000), terjadi di beberapa kota. Di Jakarta misalnya, pada tahun 1996 terdapat

223 kasus, Bandung 228 kasus, dan Surabaya 216 kasus. Semuanya disebabkan

oleh timbal dari asap kendaraan bermotor yang ada di udara. Keracunan timbal

pada anak-anak dapat mengurangi kecerdasan. Bila kadar timbal dalam darah

mencapai tiga kali batas normal (asupan normal sekitar 0,3 mg perhari) maka

akan menyebabkan penurunan kecerdasan intelektual (IQ) di bawah 80. Kelainan

fungsi otak terjadi karena timbal secara kompetitif menggantikan peranan

mineral-mineral utama seperti seng, tembaga, dan besi dalam mengatur fungsi

sistem saraf pusat. Kedaan ini akan mengurangi peluang bagi anak untuk berhasil

(29)

udara di perkotaan, suatu saat nanti anak-anak di desa akan lebih pintar daripada

anak-anak yang dibesarkan di kota-kota besar. Suatu studi lain melaporkan, kadar

timbal dalam ASI (Air Susu Ibu) dari ibu-ibu yang bertempat tinggal di kota besar

jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang tinggal di pedesaan yaitu

masing-masing 1-30 mg per kg berat badan dan 1-2 mg per kg. Fenomena ini menjadi

ancaman buruk bagi kecerdasan anakanak, yang seharusnya dibangun sejak anak

masih di dalam rahim ibunya hingga usia lima tahun.

Timbal (Pb) sebagian besar diakumulasi oleh organ tanaman, yaitu daun,

batang, akar dan akar umbi-umbian (bawang merah). Perpindahan timbal dari

tanah ke tanaman tergantung komposisi dan pH tanah. Konsentrasi timbal yang

tinggi (100-1000 mg/kg) akan mengakibatkan pengaruh toksik pada proses

fotosintesis dan pertumbuhan. Timbal hanya mempengaruhi tanaman bila

konsentrasinya tinggi (Anonymous, 1998 dalam Charlene, 2004). Tanaman dapat

menyerap logam Pb pada saat kondisi kesuburan dan kandungan bahan organik

tanah rendah. Pada keadaan ini logam berat Pb akan terlepas dari ikatan tanah dan

berupa ion yang bergerak bebas pada larutan tanah. Jika logam lain tidak mampu

menghambat keberadaannya, maka akan terjadi serapan Pb oleh akar tanaman.

Timbal merupakan logam berat yang sangat beracun, dapat dideteksi secara

praktis pada seluruh benda mati di lingkungan dan seluruh sistem biologis.

Sumber utama timbal adalah makanan dan minuman. Komponen ini beracun

terhadap seluruh aspek kehidupan. Timbal menunjukkan beracun pada sistem

saraf, hemetologic, hemetotoxic dan mempengaruhi kerja ginjal. Rekomendasi

dari WHO, logam berat Pb dapat ditoleransi dalam seminggu dengan takaran

50mg/kg berat badan untuk dewasa dan 25 mg/kg berat badan untuk bayi dan

anak-anak. Mobilitas timbal di tanah dan tumbuhan cenderung lambat dengan

(30)

Kisaran kadar timbal (Pb) pada sampel kangkung < 0,01 ppm-3,12 ppm

sedangkan kisaran timbal (Pb) pada sampel bayam < 0,01 ppm-3,38 ppm. Dalam

kasus ini, jalur distribusi dan cara pengangkutan sangat berpengaruh terhadap

bertambahnya kadar cemaran timbal (Pb). Pencemaran timbal (Pb) pada sayuran

setelah pasca panen terjadi selama pengangkutan, penjualan, dan distribusi.

Pb yang masuk ke dalam badan perairan sebagai dampak dari aktivitas

kehidupan manusia ada bermacam bentuk. Di antaranya adalah air buangan

(limbah) dari industri yang berkaitan dengan Pb, air buangan dari pertambangan

bijih timah hitam dan buangan sisa industri baterai. Buangan-buangan tersebut

akan jatuh pada jalur-jalur perairan seperti anak-anak sungai untuk kemudian

akan dibawa terus menuju lautan. Umumnya jalur buangan dari bahan sisa

perindustrian yang menggunakan Pb akan merusak tata lingkungan perairan yang

dimasukinya (menjadikan sungai dan alurnya tercemar). Senyawa Pb yang ada

dalam badan perairan ditemukan dalam bentuk ion-ion divalen atau ion-ion

tetravalent (Pb2+ , Pb4+).

Badan perairan yang sudah mengandung senyawa-senyawa atau ion-ion Pb

sehingga melebihi konsentrasi yang semestinya, dapat mengakibatkan kematian

bagi biota perairan tersebut. Seperti konsentrasi Pb yang mencapai 188 mg/L

dapat mematikan beberapa jenis ikan, konsentrasi Pb 2,75 sampai dengan 49

mg/L dapat mematikan ctustacea (binatang air berkulit keras) setelah 245 jam,

dan Pb dengan konsentrasi 64 mg/L akan mematikan golongan insekta (serangga)

dalam rentang waktu 168 jam sampai dengan 336 jam.

2.3.5 Tembaga

Kandungan alamiah logam berat di lingkungan berlebihan tergantung kadar

pencemaran. Tembaga diperlukan bagi tubuh manusia , tetapi dalam dosis tinggi

(31)

konvulsi , shock , coma dan dapat meninggal . gejala toksisitas Cu antara lain

berupa kerusakan sel darah merah, kerusakan organ paru-paru, hati dan pancreas.

Kebutuhan tubuh akan Cu adalah 0,005 mg/hari berat badan.

Cu tidak bersifat korosif, mudah dibentuk dan mudah dipasangkan pada

berbagai jenis instrumen karena tidak keras dan dapat melindungi dari bakteri

patogen seperti Legionella yang dapat mempertahankan kualitas air selama air di

simpan pada tangki air. Tembaga merupakan komponen larutan Fehling yang

digunakan untuk analisa gula.

CuO banyak digunakan sebagai katalis, baterai, elektroda, penarik sulfur

sebagai pigmen dan pencegah pertumbuhan lumut. Cu tidak bisa diuraikan dialam

sehingga Cu akan diakumulasi di dalam tanaman dan hewan melalui tanah .

Tanah kaya Cu berpengaruh terhadap aktivitas mikro organisme tanah dan

cacing tanah dan menyebabkan dekomposisi senyawa organik sehingga

mengurangi kesuburan tanah dan mengurangi produksi.Tembaga bersifat racun

terhadap semua tumbuhan pada konsentrasi diatas 0,1 ppm. Tembaga bisa

mencemari sayuran dan buah-buahan apabila di semprotkan pestisida yang

mengandung Cu secara berlebihan.

Tingginya kadar Cu dalam tanah dikarenakan tingkat keasaman tanah

yang tinggi sehingga absorpsi Cu dari tanah meningkat. Urutan tingkat toksisitas

berbagai logam berat terhadap ikan adalah Hg > Cu > Pb > Cd > Al > Zn > Ni >

Cr > Co > Mn. Kadar standar baku mutu logam berat pada ikan adalah Cd 0.01

ppm , Cr 0.05 ppm , Cu 0.02 ppm , Pb 0.1 ppm , Hg 0.01 ppm , Zn 0.1 ppm.

Toksisitas Cu juga mengakibatkan rendah tekanan darah , oksidasi lipid ,

lesi membrane sel mekanisme ini mengakibatkan hemolisis C nekrosif sel hati.

Gejala klinis meliputi abnormalitas sistem saraf , hati , ginjal , kerusakan sel darah

(32)

Cu dalam tubuh mengikat logam lain seperti Cd , Hg yang bukan unsu

esensial nagi tubuh tetapi bersifat toksik. Cu dapat menghasilkan ion radikal

bebas yang sangat reaktif sehingga terjadi stress oksidatif. Nilai toksisitas Cu

berkisar antara 20 – 100000 ppb. Keracunan logam berat Cu dampaknya baru

terlihat beberapa tahun , keracunan kronis Cu bisa mengurangi umur karena

menimbulkan berbagai masalah reproduksi ditambah menurunkan fertilitas.

Keracunan kronis Cu terjadi pada sapi yang mengkonsumsi makan

terkontaminasi Cu lebih 20 ppm. Paparan Cu dalam waktu menimbulkan gejala

iritasi pada hidung , tenggorokan , mulut , mata , menyebabkan sakit kepala , sakit

lambung , kehilangan keseimbangan , muntah , diare , Paparan Cu dosis besar

dapat menyebabkan kerusakan hati , ginjal , bahkan menyebabkan kematian.

Cu tidak dapat dieksresi oleh hati melalui empedu. Hasil penelitian

menyebabkan orang sakit muntah ternyata kandungan Cu tinggi dalam sistem

saraf. Gejala khas keracunan akut Cu muntah berwarna hijau kebiruan , shock

berat , suhu tubuh , turun secara drastis , denyut jantung meningkat , koma ,

penyakit kuning.

Adanya Mo berkonsentrasi rendah dalam makanan akan meningkat retensi

Cu dalam hati , namun pemberian Mo yang lebih besar dan sulfat 0.1 % dalam

makanan akan menurunkan kadar Cu dalam hati sehingga mampu mencegah

kematian karena toksisitas Cu (Widowati , 2008)

Cu SO4 sebesar 30 gram potensi lethal bagi manusia . kadar Cu pada air

minum aman bagi manusia 1,5 – 2 mg/ L. Sedangkan konsumsi makanan

mengandung Cu sebesar 10mg/ hari masih dalam batas toleransi bagi orang

dewasa.(Widowati , 2008)

Tembaga (Cu) bersifat racun terhadap semua tumbuhan pada konsentrasi

larutan di atas 0,1 ppm. Konsentrasi yang aman bagi air minum manusia tidak

(33)

dengan tingkat mobilitas sangat lambat karena ikatan yang sangat kuat dengan

material organik dan mineral tanah liat. Kehadiran tembaga pada limbah industri

biasanya dalam bentuk ion bivalen Cu(II) sebagai hydrolitic product. Beberapa

industri seperti pewarnaan, kertas, minyak, industri pelapisan melepaskan

sejumlah tembaga yang tidak diharapkan.

Cemaran logam tembaga pada bahan pangan pada awalnya terjadi karena

penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan. Meskipun demikian, pengaruh

proses pengolahan akan dapat mempengaruhi status keberadaan tembaga tersebut

dalam bahan pangan (Charlene, 2004). Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan

(POM) RI telah menetapkan batas maksimum cemaran logam berat tembaga pada

sayuran segar yaitu 50 ppm. Namun demikian, tembaga merupakan konstituen

yang harus ada dalam makanan manusia dan dibutuhkan oleh tubuh (Acceptance

Daily Intake/ADI = 0,05 mg/kg berat badan). Pada kadar ini tidak terjadi

akumulasi pada tubuh manusia normal. Akan tetapi asupan dalam jumlah yang

besar pada tubuh manusia dapat menyebabkan gejala-gejala yang akut (Astawan,

1995).

Pencemaran timbal (Pb) pada sayuran setelah pasca panen terjadi selama

pengangkutan, penjualan, dan distribusi. Kadar logam berat tembaga (Cu) pada

beberapa komoditas sayuran juga cukup tinggi, diantaranya adalah; kangkung

mengandung tembaga pada kisaran 1,98 ppm-6,37 ppm, bayam 1,25 ppm-4,36

ppm, kol 4,16 ppm-8,88 ppm sedangkan daun singkong 4,58 ppm-8,75 ppm.

Terkandungnya tembaga secara berlebihan pada sayuran disebabkan pemupukan

yang berlebihan, pemakaian insektisida dan air irigasi yang tercemar limbah

pabrik (Munarso et al., 2005). Menurut kriteria Ditjen POM Depkes, pada

kelompok sayuran, nilai ambang batas logam berat timbal adalah 0,24 ppm dan

menurut Codex Alimentarius Commission (CAA), nilai ambang batas tembaga

(34)

Toksisitas logam tembaga pada manusia, khususnya anak-anak biasanya

terjadi karena tembaga sulfat. Beberapa gejala keracunan tembaga adalah sakit

perut, mual, muntah, diare dan beberapa kasus yang parah dapat menyebabkan

gagal ginjal dan kematian. Penyakit wilson merupakan penyakit keturunan

dimana sejumlah tembaga terkumpul dalam jaringan dan menyebabkan kerusakan

jaringan yang luas. Penyakit ini terjadi pada satu diantara 30.000 orang. Hati tidak

dapat mengeluarkan tembaga ke dalam darah atau ke dalam empedu. Sebagai

akibatnya, kadar tembaga dalam darah rendah, tetapi tembaga terkumpul dalam

otak, mata dan hati, dan menyebabkan sirosis. Pengumpulan tembaga dalam

kornea mata menyebabkan terjadinya cincin emas atau emas-kehijauan. Gejala

awal biasanya merupakan akibat dari kerusakan otak yang berupa tremor

(gemetaran), sakit kepala, sulit berbicara, hilangnya koordinasi dan psikosa .

2.3.6. Aluminium

Dalam dosis tinggi Aluminium dapat mengakibatkan gejala usus. Al dalam

bentuk debu dapat diakumulasi di paru2 . dapat mengakibatkan iritasi kulit ,

selaput lender dan saluran pernafasan.

Aluminium (atau aluminum, alumunium, almunium, alminium) ialah unsur

kimia yang berpenampilan keperakan. Lambang aluminium ialah Al dan nomor

atomnya 13. Aluminium bukan merupakan jenis logam berat, namun merupakan

elemen yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi. Aluminium termasuk

logam golongan utama (IIIA) yang bersifat amfoter dan ringan bersama

magnesium dan platina. Aluminium merupakan unsure ketiga terbanyak dalam

kulit bumi setelah oksigen dan silikon. Aluminium juga merupakan logam

terpenting dari golongan IIIA. Namun demikian aluminium tergolong logam yang

relatif mahal karena mineral yang dapat dijadikan sebagai sumber Aluminium

(35)

terutama terdapat dalam bentuk senyawa aluminosilikat (Al2Si2O5)(OH)4, yaitu

suatu mineral yang mengandung aluminium, silikon dan oksigen. Mineral itu

tidak mempunyai nilai komersial karena sukar diolah. Adapun mineral yang

merupakan sumber aluminium hanyalah bauksit (Al2O3nH2O). Mineral lainnya

yang cukup bernilai yaitu kriolit (Na3AlF6) dan veldspath/spat padang

(KAlSi3O8). Di Indonesia bijih aluminium (bauksit) terdapat di pulau bintan Riau

dan Kalimantan Barat.

Logam aluminium banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Logam

aluminium bersifat ringan tapi kuat, tidak bersifat magnet, dan tidak beracun.

Logam ini merupakan penghantar panas dan listrik yang baik serta dapat

memantulkan apnas dan cahaya. Logam aluminium tahan dari serangan korosi

meskipun secara elektrolisis mudah mengalami korosi. Permukaan aluminium

segera bereaksi dengan udara membentuk aluminium oksida yang membuatnya

terlindung dari korosi. Selain itu, aluminium juga murah dan dapat didaur

ulang.Beberapa alat tranpostasi seperti mobil, pesawat terbang, truk, kereta api

dan sepeda menggunakan logam aluminium sebagai bahan badan atau rangka.

Botol minuman ringan dan makanan kaleng juga mengandung aluminium.

Peralatan masak seperti wajan dan panic terbuat dar aluminium karena sifatnya

menghantar panas, sedangkan jaringan transmisi listrik memanfaatkan aluminium

sebagai bahannya karena ringan, mudah menghantarkan listrik dan murah.

Aluminium memiliki resiko apabila masuk kedalam tubuh manusia

berlebih dan dapat berakibat buruk bagi lingkungan. Dampaknya seperti, dapat

menyebabkan Alzheimer (ganguan daya ingat) dan Poly Aluminium

Chloride menyebabkan iritasi pada mata.

Akibatnya terhadap kesehatan :

Mata : Menyebabkan iritasi mata jika tidak dibersihkan

(36)

Tertelan : Menyebabkan gangguan pencernaan

Terhirup : Jika dalam bentuk uap dapat menyebabkan iritasi pada saluran

pernafasan

Aluminium dapat mengurangi pertumbuhan tanaman pada tanah asam.

Perlu tindakan yang aman dalam menggunakan bahan kimia seperti aluminium,

yaitu dengan cara:

 Hati-hati saat menggunakan padatan aluminium, karena padatan

aluminium mudah terbakar

 Patuhi aturan yang berlaku saat menyimpan dan menggunakan aluminium

 Memakai kacamata pelindung dan bekerja dengan aluminium pada

ruangan yang berventilasi baik.

 Apabila terkena mata dan kulit segera cuci dengan air bersih, dan apabila

terhirup dengan jumlah banyak segera hubungi tim medik.

Aluminiumterakumulasidi ginjal, otak, paru-paru, hati dantiroiddimana

iabersaing dengankalsium untukpenyerapan dandapat mempengaruhimineralisasi

tulang. Pada bayi, hal inidapatmemperlambat pertumbuhan. Aluminium juga

ternyata dapat menyebabkangangguan mental.

Sama sepertiasap rokokyang membuat kerusakanfungsi paru maupun

seperti paparan terhadap sinarUVyang akan meradiasikulit.Aluminiummenyerang

dan menjadikansistem saraf pusat sebagai target utama.

Studi menunjukkan bahwalogam beratberkontribusi terhadap

penyakitotakdengan penggunaan bahan oksidatifdan aluminiummerupakan salah

satunya yang terburuk. Penelitian yang berlakudi seluruh duniamenemukan

bahwaaluminiumberhubungan denganpenyakitotakdegeneratif sepertiAlzheimer

(37)

MenurutWashington DC’s Department of the Planet Earth, United

Statesdan Canadian Regulatory Agenciestertarikdalam meneliti aluminiumsebagai

faktorrisiko potensialdalam penurunan kognitiflansia.

Hal ini masuk akal, karena penelitian menunjukkanaluminiumdapat

menghasilkanracun, bahanoksidatifdi otakdanhasil otopsi otak terhadap

studiorangtuamenemukan merekamemiliki kadaraluminium20kali lebih

tinggidaripada kelompoksetengah baya. BadanZatBeracundan Penyakit Registry,

bagian dariDepartemen Kesehatandan Layanan Kemanusiaan,

mengakuialuminiumsebagai salah satudaribeberapa

logamdiketahuimempengaruhi sistemsaraf. Sejauh ini, peneliti menyimpulkan

pengaruh terbesarnya bahwa alumnium merupakan salah satu faktor utama

terhadap penyakit Alzheimer.

DepartemenNeurologi danPsikiatri diSaintLouis Universitymengemukakan

aluminiumdapat menyebabkantoksisitas hatidanmenyebabkan gejaladegeneratif,

termasuk Alzheimer. Para peneliti diTheSchool ofStudies inZoologi

diUniversitasJiwajidi Indiamenggambarkanaluminiumsebagaineurotoxin

kuatterkaitdengan penyakit Alzheimer.

The University ofCalifornia, IrvineDepartemenof Medicinemelaporkan

bahwaaluminiummenyebabkan peradangandi otak. Tidak mengherankan,

penyakit Alzheimersering dikaitkandengan peradangantinggi.University Schoolof

Medicine diBelgrademenerbitkan informasimenunjukkan

bahwaminumairdenganaluminiumtinggi dankonsentrasi fluorideyang

rendahdikaitkandengan risikoAlzheimer. Sayangnya, hal initerbuktidi

NewGuinea menunjukkandimanaair minum yang

mengandungionaluminiumberhubungan dengan penyakitParkinson.

Aluminiumadalah salah satulogamyang paling berlimpahdi bumidantelah

(38)

Aluminium. Namun, kita dapat mengambillangkah-langkahtertentu

untukmengurangipenggunaan berlebihannya.Gunakanperalatan

masakkacabukandari aluminium. Hindariproduk-produk kesehatan(antasida,

deodoran) denganaluminium hidroksida, penggantialamiyang tersedia.

Hindarimakanan olahan danbeku, wadah yang mengandung aluminium.

Memilihmakanan segar, buah-buahanorganikdan sayuranyang dibungkus dengan

kemasanyang bertanggung jawab. Jikapaparanaluminiummenjadi perhatian

penting, pertimbangkan melakukanmembersihkanlogam berat. Inimerupakan

proses yang mudahyang dapat membantumenghilangkanracun dari logam

beratyang menjadikan tubuh kita menjadi buruk.

2.3.7. Natrium

Natrium sangat reaktif karenanya bila berada dalam air akan tedapat suatu

senyawa. Natrium sendiri bagi tubuh tidak merupakan benda asing tetapi

toxisitasnya tergantung pada gugus senyawanya. Natrium hidroksida sangan

korosif , tetapi NaCl justru dibutuhkan tubuh.

Natrium bereaksi cepat dengan air, salju, dan es untuk menghasilkan

natrium hidroksida dan hidrogen.Ketika terkena udara, logam natrium kehilangan

warna keperakannya dan berubah menjadi abu-abu buram akibat pembentukan

lapisan natrium oksida.Natrium tidak bereaksi dengan nitrogen, bahkan pada suhu

yang sangat tinggi, tetapi dapat bereaksi dengan amonia untuk membentuk

natrium amida. Natrium dan hydrogen bereaksi pada suhu diatas 200 ºC untuk

membentuk natrium hidrida. Natrium hampir tidak bereaksi dengan karbon serta

tidak bereaksi dengan halogen. Unsur ini juga bereaksi dengan berbagai halida

logam untuk membentuk logam dan natrium klorida. Natrium tidak bereaksi

dengan hidrokarbon parafin, tetapi membentuk senyawa dengan naftalena dan

(39)

dengan alkohol mirip dengan reaksi natrium dengan air, tapi berlangsung lebih

lambat. Natrium adalah unsure keenam paling melimpah di kerak bumi, dengan

komposisi sekitar 2,83%. Natrium, setelah klorida, adalah unsur kedua paling

berlimpah yang terlarut dalam air laut.Garam-garam natrium paling penting yang

ditemukan di alam adalah natrium klorida, natrium karbonat, natrium borat,

natrium nitrat, dan natrium sulfat.Garam natrium antara lain ditemukan dalam air

laut, danau asin, danau alkali, dan mata air mineral.

Natrium terkandung dalam banyak makanan terutama dalam bentuk garam

dapur. Natrium diperlukan manusia untuk menjaga keseimbangan sistem cairan

tubuh. Unsur ini juga dibutuhkan untuk berfungsinya saraf dan otot. Namun,

terlalu banyak natrium dapat merusak ginjal dan meningkatkan kemungkinan

tekanan darah tinggi. Jumlah natrium yang harus dikonsumsi seseorang setiap hari

bervariasi untuk tiap individunya. Reaksi natrium dengan air menyebabkan

terbentuknya uap natrium hidroksida yang sangat mengiritasi kulit, mata, hidung,

dan tenggorokan. Eksposur sangat parah bisa menyebabkan sulit bernapas, batuk,

dan bronkitis kimia. Kontak parah dengan kulit bisa memicu gatal-gatal,

kesemutan, luka bakar termal dan kaustik yang membuat kerusakan kulit

permanen. Sedangkan kontak dengan mata bisa menyebabkan kerusakan

permanen dan kehilangan penglihatan.

Natrium dalam bentuk bubuk sangat eksplosif dalam air dan membentuk

racun saat bereaksi dengan berbagai unsur lainnya. Dalam bentuk padat, natrium

tidak mobile meskipun mudah menyerap kelembaban membentuk natrium

hidroksida. Natrium hidroksida dikenal cepat terserap dalam tanah dan berpotensi

menyebabkan pencemaran.

(40)

Perangkat keras ICP dirancang untuk menghasilkan plasma , yang merupakan gas

dimana terdapat atom dalam keadaan terionisasi . Plasma adalah suatu gas ionisasi

yang terdiri dari ion, atom, dan elektron. Plasma merupakan sumber atomisasi dan

eksitasi kemudian pancaran yang dihasilkan unsur diukur intensitasnya. Dasar

pengaturan suatu ICP terdiri dari tiga tabung konsentris , yang sering dibuat dari

silika. Tabung – tabung tersebut yaitu outer loop , loop menengah , dan loop

dalam , yang membentuk obor suatu ICP. Obor terletak dalam kumparan

pendingin air frekuensi (rf) generator radio. Sebagai gas mengalir diperkenalkan

ke senter , bidang rf diaktifkan dan gas di wilayah koil dibuat elektrik konduktif.

Ini urutan kejadian pembentukan plasma. Pembentukan plasma yang tergantung

pada kekuatan medan magnet yang cukup dan pola aliran gas mengikuti pola

simetris rotationally tertentu. Plasma dikelola oleh pemanasan induktif gas yang

mengalir. Induksi medan magnet menghasilkan frekuensi tinggi arus listrik yang

melingkar dalam konduktor. Konduktor , pada akhirnya , dipanaskan sebagai hasil

dari tahanan tersebut.

Untuk mencegah kemungkinan arus pendek serta krisis , plasma harus

terisolasi dari sisa instrumen. Isolasi dicapai oleh aliran gas secara bersamaan

melalui sistem . Tiga gas mengalir melalui sistem gas – luar , gas menengah dan

gas dalam atau gas pembawa. Gas yang luar biasanya adalah argon atau nitrogen.

Gas luar digunakan untuk beberapa tujuan yaitu memelihara plasma ,

memantapkan / menstabilkan posisi plasma , dan memisahkan plasma dari tabung

luar pada suhu tinggi. Argon biasanya digunakan sebagai gas intermediate dan

gas pembawa. Tujuan dari gas pembawa adalah untuk menyampaikan sampel

untuk plasma.

Sampel yang telah mengalami preparasi diantarkan pada plasma melewati

nebulizer dan spray chamber. Nebulizer berfungsi untuk mengubah cairan sampel

(41)

mentransportasikan aerosol ke plasma , pada spray chamber ini aerosol

mengalami desolvasi atau volatisasi yaitu proses penghilangan pelarut sehingga

didapatkan aerosol kering yang bentuknya telah seragam.

RF generator adalah alat yang menyediakan tegangan (700-1500 Watt).

Untuk menyalakan plasma dengan argon sebagai sumber gas nya. Tegangan ini

ditransferkan ke plasma melalui load coil , yang mengelilingi puncak dari obor.

Saat sampel gas masuk ke dalam plasma terjadi eksitasi atom , atom yang

tereksitasi kembali keadaan dasar dengan memancarkan energi pada panjang

gelombang tertentu . Panjang gelombang setiap unsur memiliki sifat yang khas.

Intensitas energi yang dipancarkan pada panjang gelombang sebanding dengan

jumlah (konsentrasi) dari unsur dalam sampel yang dianalisis. Selanjutnya

panjang gelombang tersebut masuk kedalam monokromator , dan diteruskan ke

detektor. Lalu diubah menjadi sinyal listrik oleh detektor dan masuk kedalam

integrator untuk diubah ke dalam sistem pembacaan data.

Sebuah ICP mensyaratkan bahwa unsur-unsur yang harus dianalisis adalah

larutan. Larutan dalam bentuk pelarut air lebih disukai daripada pelarut organik,

Untuk larutan organik memerlukan perlakuan khusus sebelum injeksi kedalam

ICP. Sampel padat juga tidak diperbolehkan , karena dapat terjadi penyumbatan

pada instrumentasi. Nebulizer yang mengubah larutan menjadi aerosol . Cahaya

yang dipancarkan oleh unsur-unsur atom ICP harus di konversi ke sinyal listrik

yang dapat diukur secara kuantitatif.

Hal ini dilakukan dengan memecahkan cahaya menjadi komponen radiasi

(hampir selalu melalui suatu kisi difraksi) dan kemudian mengukur intensitas

cahaya dengan tabung photomultiplier pada panjang gelombang yang spesifik

untuk setiap baris elemen. Cahaya yang dipancarkan oleh atom atau ion dalam

(42)

elemen akan memiliki panjang gelombang tertentu dalam spektrum yang dapat

digunakan untuk analisis.

Instrumentasi ICP

Plasma

Plasma sebuah gas terionisasi , ketika obor dinyatakan medan magnet yang kuat.

Medan Magnet

Sebuah medan magnet adalah medan vektor yang dapat memberikan suatu gaya

magnet pada muatan listrik bergerak dan pada dipol magnetik. Ketika

ditempatkan dalam medan magnet , magnet dipol cenderung untuk menyelaraskan

dengan medan magnet dari RF generator dihidupkan.Argon gas yang mengalir

melalui dinyalakan dengan satuan tesla. Argon gas yang terionisasi dalam bidang

ini dan mengalir dalam suatu pola simetris rotationally kearah medan magnet

kumparan RF. Yang stabil , suhu tinggi plasma sekitar 7000 K ini kemudian

dihasilkan sebagai hasil dari tumbukan inelastis dibuat antara atom argon netral

dan partikel bermuatan.

Pompa Peristaltik

Sebuah pompa peristaltik adalah jenis pompa perpindahan positif digunakan

untuk memompa berbagai cairan. Fluida yang terkandung dalam tabung fleksibel

yang dipasang di dalam casing pompa melingkar memberikan sebuah berair atau

sampel organic menjadi nebulizer.

Nebulizer

(43)

Spray Chamber

Spray chamber berfungsi untuk mentransportasikan aerosol ke plasma , pada

spray chamberini aerosol mengalami desolvasi atau volatisasi yaitu proses

penghilangan pelarut sehingga didapatkan aerosol kering yang bentuknya telah

seragam.

RF Generator

RF generator adalah alat yang menyediakan tegangan (700-1500 Watt) untuk

menyalakan plasma dengan argon sebagai sumber gas nya. Tegangan ini

ditransferkan ke plasma melalui load coil , yang mengelilingi puncak dari obor.

Difraksi Kisi

Dalam optik , kisi difraksi adalah komponen optic dengan pola yang teratur yang

terbagi menjadi beberapa sinar cahaya perjalanan di arah yang berbeda dimana ia

di pisahkan menjadi komponen radiasi dalam spektrometer optik. Intensitas

cahaya kemudian diukur dengan photomultipier.

Photomultiplier

Photomultiplier merupakan sebuah tabung vakum , dan lebih khusus lagi

phototubes , dimana alat ini sangat sensitif terhadap detektor cahaya dalam bentuk

sinar ultraviolet , cahaya tampak , dan infra merah.

Inductively coupled plasma – optic emission spectrometer (ICP-OES)

merupakan alat yang digunakan untuk menganalisa unsur logam dalam suatu

(44)

homogen. Alat ini merupakan alat analisis kimia kuantitatif yang mempunyai

kemampuan menganalisa 80% unsur yang ada dalam sistem periodik.

Penggunaan ICP pertama kali dilakukan oleh Reed tahun 1961 yang ingin

melihat refraksi Kristal (titik didih) pada logam aluminium. Kelebihan alat ini

adalah sangat selektif dan dapat digunakan untuk mengukur beberapa unsur

sekaligus berurutan dalam setiap pengukuran.

Komponen alat ICP-OES Variant Liberty

1. Penghantar sampel

2. ICP torch

3. Generator pengatur gelombang

4. Optik Spektrometer

5. Detektor

6. Pengatur komputerisasi instrument , pengumpulan dan analisis data.

(45)

Cara kerja ICP-OES Variant Liberty

Prinsip umum pada pengukuran ini adalah mengukur intensitas energy/radiasi

yang dipancarkan oleh unsur yang mengalami perubahan tingkat energi atom.

Larutan sampel dihisap dan dialirkan melalui capillary tube ke nebulizer.

Nebulizer akan mengubah larutan sampel ke bentuk aerosol yang kemudian

diinjeksikan ke ICP-OES. Pada temperatur plasma sekitar 6000-8000°C, sampel –

sampel akan teratomisasi dan tereksitasi. Atom yang tereksitasi akan kembali ke

keadaan awal sambil memancarkan sinar radiasi. Sinar radiasi ini didispersi oleh

komponen optic. Sinar yang terdispersi secara berurutan muncul pada bagian

masing – masing panjang gelombang unsur dan diubah dalam bentuk sinyal listrik

dan besarnya sebanding dengan sinar yang dipancarkan oleh besarnya konsentrasi

(46)

Dengan mengamati intensitas yang dihasilkan oleh larutan sampel dan

memasukkan harga intensitas tersebut ke dalam kurva kalibrasi larutan standar ,

maka konsentrasi unsur yang terkandung didalam larutan sampel dapat diketahui.

Besarnya kandungan unsur dapat diketahui dari hubungan antara konsentrasi

unsur dengan intensitas yang dihasilkan oleh unsur tersebut dengan menggunakan

persamaan linear yang diperoleh dari pembuatan kurva kalibrasi , sesuai dengan

rumus y = ax + b

Dimana : y = intensitas larutan

a= slope y/x

b=intercept

x=konsentrasi

2.5 Destruksi

Destruksi merupakan suatu cara perlakuan perombakan senyawa menjadi

unsur-unsurnya sehingga dapat dianalisis.

Jenis destruksi

Jenis destruksi yang dikenal dalam ilmu kimia ada dua jenis yaitu destruksi basah

dan destruksi kering. Kedua destruksi ini memiliki teknik pengerjaan dan lama

pemanasan atau pendestruksian yang berbeda.

Destruksi basah merupakan proses perombakan sample dengan

menggunakan asam kuat baik tunggal maupun campuran. Kemudian dioksidasi

dengan menggunakan zat oksidator. Pelarut yang digunakan pada metode ini

adalah asam nitrat , asam sulfat , asam perkhlorat , asam klorida yang dapat

digunakan ecara tunggal maupun campuran. Destruksi basah dengan

menggunakan asam nitrat pertama kali dilakukan cerius untuk penentuan SP, As

(47)

sampel dimasukkan dalam labu takar , kemudian ditambahkan 8mL asam nitrat

65% (HNO3) pekat. Setelah itu sampel dilarutkan dalam asam nitrat 10 % ,

kemudian disaring melalui kertas saring whatman 42 dan dimasukkan kedalam

gelas ukur 50mL dengan menggunakan corong plastic polytilen. Selanjutnya

ditambahkan dengan aquabides dan ad 50mL.

Dekstruksi basah yaitu pemanasan sampel (organik atau biologis) dengan

adanya pengoksidasi kuat seperti asam-asam mineral baik tunggal maupun

campuran. Jika dalam sampel dimasukkan zat pengoksidasi, lalu dipanaskan pada

temperatur yang cukup tinggi dan jika pemanasan dilakukan secara kontinu

padawaktu yang cukup lama, maka sampel akan teroksidasi sempurna

sehinggameninggalkan berbagai elemen-elemen pada larutan asam dalam bentuk

senyawaanorganik yang sesuai untuk dianalisis (Anderson, 1987).

Dekstruksi basah pada prinsipnya adalah penggunaan asam nitrat untuk

mendekstruksi zat organik pada suhu rendah dengan maksud mengurangi

kehilangan mineral akibat penguapan. Pada tahap selanjutnya, proses seringkali

berlangsung sangat cepat akibat pengaruh asam perklorat atau hidrat peroksida.

Dekstruksi basah pada umumnya digunakan untuk menganalisa arsen, tembaga,

timah hitam, timah putih, dan seng (Hidayati, 2013).

Ada tiga macam cara kerja dekstruksi basah, yaitu :

1. Dekstruksi basah menggunakan HNO3 dan HClO4

2. Dekstruksi basah menggunakan HNO3, H2SO4 dan HClO4

3. Dekstruksi basah menggunakan HNO3, H2SO4 dan H2O2

Dalam penelitian Indrajati Kohar, dkk. (2005) mengenai studi

kandungan logam Pb dalam batang dan daun kangkung dengan metode destruksi

basah menggunakan pengoksidasi HClO4 dan HNO3. Metode destruksi basah

dalam penelitian ini dilakukan dengan menimbang 1 gram sampel serbuk halus

(48)

ditambahkan 10 mL HNO3 pekat dan 3 mL larutan HClO4 60%, lalu dipanaskan

di atas hotplate pada suhu 100 – 120o C sampai buih habis, dan HNO3 hampir

mengering, lalu didinginkan. Hasil destruksi ditambah 5,0 mL larutan Pb 200

mg/L (standar adisi) dan larutan HNO3 2%, dan dipindahkan secara kuantitatif ke

dalam labu ukur serta ditambahkan larutan HNO3 2% sampai volumenya

menjadi100,0 mL, dikocok homogen dan disaring. Kadar Pb diamati dengan

ICP-MS pada panjang gelombang 283,3 nm (Hidayati, 2013).

Dekstruksi kering merupakan yang paling umum digunakan dengan cara

membakar habis bagian organik dan meninggalkan residu anorganik sebagai abu

untuk analisis lebih lanjut. Pada destruksi kering suhu pengabuan harus

diperhatikan karena banyak elemen abu yang dapat menguap pada suhu tinggi,

selain itu suhu pengabuan juga dapat menyebabkan dekomposisi senyawa

tertentu. Oleh karena itu suhu pengabuan untuk setiap bahan berbeda beda

bergantung komponen yang ada dalam bahan tersebut. Pengabuan kering dapat

diterapkan pada hampir semua analisa mineral, kecuali merkuri dan arsen. Cara

ini lebih membutuhkan sedikit ketelitian sehingga mampu menganalisa bahan

lebih banyak dari pada pengabuan basah. (Apriyanto, 1989). Namun pada

destruksi kering sering terjadi kehilangan unsur-unsur mikro tertentu karena suhu

pemanasan yang tinggi, dapat juga terjadi reaksi antara unsur dengan wadah

(Hidayati, 2013).

Menurut penelitian Annisa F. (2012) mengenai studi kandungan Pb dalam

gorengan yang dijual di pinggir jalan yang menggunakan destruksi kering untuk

preparasi sampelnya. Destruksi kering diawali dengan menghaluskan sampel

kemudian dipanaskan pada suhu 2150C untuk mengurangi kadar air dan

minyaknya, kemudian diarangkan. Arang sampel diabukan pada suhu 6000C

selama 4 jam dalam furnace. Abu yang telah dingin dari tahap preparasikemudian

(49)

total volume 10 mL. Tujuan penambahan HNO3 ini adalah untuk melarutkan

logam yang telah terdestruksi dari sampel organik dalam proses kalsinasi

(pengabuan), yaitu Pb. Kemudian campuran disaring dengan kertas saring, dan

filtrat siap dianalisis dengan AAS (Hidayati, 2013).

Menurut Sumardi (1981: 507), metode destruksi basah lebih baik dari

pada cara kering karena tidak banyak bahan yang hilang dengan suhu pengabuan

yang sangat tinggi. Hal ini merupakan salah satu faktor mengapa cara basah lebih

sering digunakan oleh para peneliti. Di samping itu destruksi dengan cara basah

biasanya dilakukan untuk memperbaiki cara kering yang biasanya memerlukan

waktu yang lama (Hiday

Gambar

Tabel 4.6 perbandingan kadar logam berat pada tanah yang tidak terkena erupsi
Gambar 8. Alat Inductively Coupled Plasma– Optic Emission Spectrometer (ICP-OES) Variant Liberty
Tabel 1
Tabel 3
+2

Referensi

Dokumen terkait

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Perubahan Beberapa Sifat Fisika Dan Kandungan Logam Berat Tanah Andisol Akibat Pemberian Debu Vulkanik Gunung Sinabung Serta

Walaupun dampak negatif terhadap sektor pariwisata Kabupaten Karo yang ditimbulkan akuibat erupsi gunung Sinabung, tetapi ternyata ada satu peluang yang

Gambaran Mean Resiliensi dan Social Support Perempuan Karo penyintas erupsi Gunung Sinabung berdasarkan Tingkat Pendidikan..

Al ) Dan Na Pada Debu Erupsi Gunung Sinabung Dan Tanah Sebelum Erupsi Dengan Menggunakan Alat Inductively Coupled Plasma (ICP).. Dampak Debu Vulkanik Letusan Gunung

Kualitas Tidur Anak Usia Sekolah di Posko Pengungsian Erupsi Gunung Sinabung Kabupaten

Pada tahun 2010 Gunung Sinabung kembali meletus, Gunung Sinabung tercatat tidak pernah meletus sejak tahun 1600. Erupsi gunung sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Perubahan Beberapa Sifat Fisika Dan Kandungan Logam Berat Tanah Andisol Akibat Pemberian Debu Vulkanik Gunung Sinabung Serta Pengaruhnya

Kepada seluruh staf pengajar dan civitas akademika Program Magister Ilmu Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara yang telah banyak