• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oedipus Complexpada Tokoh Malcolm Foxworthdalam Novel Garden Of Shadows Karya V.Candrews: Sebuah Kajian Psikoanalisis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Oedipus Complexpada Tokoh Malcolm Foxworthdalam Novel Garden Of Shadows Karya V.Candrews: Sebuah Kajian Psikoanalisis"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

IN GARDEN OF SHADOWS NOVEL BY V.C ANDREWS: A STUDY OF PSYCHOANALYSIS

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana pada Program Studi Sastra Inggris

Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia

LISNA WATI NIM. 63710004

PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)

viii LEMBAR PERSETUJUAN REVISI PERNYATAAN BUKTI KEPEMILIKAN HALAMAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK v

ABSTRACT vi

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Tujuan Penelitian 3

1.4 Manfaat Penelitian 4

1.5 Kerangka Pemikiran 5

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Tokoh dan Penokohan 7

2.2 Plot 8

2.3 Telling 9

2.4 Psikoanalisis 9

2.5 Oedipus Complex 13

(3)

ix

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data 22

3.2.2 Teknik Analisis Data 23

3. 3 Sinopsis novel Garden of Shadows 24

BAB IV PEMBAHASAN

4. 1 Gejala Oedipus Complex tokoh Malcolm Foxworth 28 4.1.1 Berdasarkan yang dikatakan tokoh Malcolm Foxworth 28 4.1.2 Berdasarkan yang Dikatakan Tokoh Olivia 37 4. 2 Dampak Oedipus Complex tokoh Malcolm Foxworth 40 4.2.1 Berdasarkan yang dikatakan tokoh Alicia 40 4.2.2 Berdasarkan yang dikatakan oleh tokoh Malcolm 43 4.2.3 Berdasarkan yang dikatakan oleh Tokoh Olivia 45 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan 54

5.2 Saran 56

DAFTAR PUSTAKA 57

LAMPIRAN 59

(4)

57

A .Syuropati, Mohammad. 2012. 7 Teori Sastra Kontemporer & 17 Tokohnya. IN AzNa Books.

Bertens, K. 2006. Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Bretherton, Inge. 1992. The Origins of Attachment Theory: John Bowlby And Mary Ainsworth. Developmental Psychology

Bowlby, J. 1951. Maternal care and mental health. World Health Organization Monograph

Colin, V. 1996. Human attachment. Philadelphia: Temple University Press.

Djajasudarma, T. Fatimah. 1996.Metode Linguistik: Rancangan Metode Penelitian dan Kajian Bandun. PT. Rafika Aditama

Dolloff, Lauren. 2006. “The Oedipus Complex”. Artikel on-line. 3 desember 2013 <http://www.uvm.edu/~jbailly/courses/tragedy/student%20second%20doc uments/Oedipus%20Complex.html>

Eagleton, Terry. 1996. Literary Theory An Introduction SECOND EDITION. The United States by The University of Minnesota Press.

Felluga, Dino. 2001. “Introductory Guide To Theory”. Artikel on-line. 4 july 2014 <http://www.cla.purdue.edu/english/theory/psychoanalysis/freud2.html>

Milner, Max. 1992. Freud dan Interpretasi Sastra. Jakarta: Intermasa.

(5)

Nygard, Travis et al. 2008. Castration. In The Cultural Encyclopedia of the Body, edited by Victoria Pitts, pages 502-507. Westport, CT: Greenwood Press.

Olejníčková, Monika. 2014. The Legend of Sleepy Hollow by Washington Irving and its Changes in Movie Adaptations. Department of English and American Studies : Faculty of Arts and Philosophy, University of Pardubice.

Rahayu, Eka Susanti. 2007. Gejala Oedipus Complex Karakter Paul Morel Dam dalam Novel Sons and Lovers Karya D.H.Lawrence. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.

Salkind, Neil J. 2004. An Introduction to Theories of Human Development. ThousandOaks, London, New Delhi: Sage Publications. International Education and Publisher

Selden, Raman. 1989. Practicing Theory and Reading Literature an Introduction. The university press of Kentucky.

(6)

64

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

a.Nama : Lisna Wati

b.Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 21 Maret 1988 c.Alamat : Jln Sekeloa No.143, Bandung d.Phone : 089657221648

e.Jenis Kelamin : Perempuan f. Kewarganegaraan : Indonesia

g.Agama : Islam

B. Pendidikan Formal

No Tahun Institusi

1 1995 – 2001 SDN Medal Sirna 1 – Bandung 2 2001 – 2004 SMP 1 Ngamparh – Bandung 3 2004 – 2007 SMK 3 Cimahi

4 2010 – now Sastra Inggris UNIKOM

C. Pendidikan Informal

No Tahun Pendidikan Certification

1 2011 Feminist, Feminine and Text Certified 2 2011 The Seminar and Workshop of Semiotics

in Literature and Media

Certified

3 2011 Latihan Kepemimpinan Manajerial Mahasiswa

Certified

(7)

5 2011 Workshop Copy Writing Certified 6 2012 HariSastra “ Cross Culture” Certified

7 2012 Kreatif Menulis, Rejeki Tak akan Habis Certified

8 2012 English Contest 2012 Certified 9 2012 English Leadership Internal Training of

Education (ELITE)

Certified

10 2013 Copywriting Seminar “Go Viral” Certified 11 2013 Workshop Translation Certified 12 2013 Global Peace Volunteer Seminar Certified 13 2013 Seminar Pengenalan Copywriting kepada

Mahasiswa Unikom.

16 2014 Seminar Kiat-kiat Sukses Studi di Jepang melalui Beasiswa & Self-Sponsored

(8)

vii

Sastra telah selesai. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini kepada pihak-pihak berikut:

1. Dekan Fakultas Sastra, Bapak Prof. Dr. H. Moh. Tadjuddin, M.A. 2. Bapak Dr. Juanda selaku Ketua Program Studi Sastra Inggris.

3. Ibu Retno Purwani Sari, S.S., M.Hum, sebagai koordinator skripsi yang selalu memberi semangat dan membimbing kami dalam pembuatan skripsi ini. 4. Ibu Dr. Nia Kurniasih, M.Hum dan Bapak Tatan Tawami, S.S., M.Hum

sebagai pembimbing penulis yang dengan sabar selalu memberikan bimbingan kepada penulis, memberikan waktunya, saran dan usulan yang sangat berguna di dalam penulisan skripsi ini.

5. Ibu Nungki Heriyati, S.S, M.A, selaku dosen wali penulis yang telah memberikan dukungannya selama penulisan skripsi ini.

(9)

1 1.1 Latar Belakang

Hubungan antara ibu dan anak laki – laki sangatlah dekat sehingga terbentuk sebuah kedekatan yang lekat di antara keduanya. Dari kedekatan tersebut, timbul rasa ketergantungan dalam diri anak tersebut terhadap ibunya. Rasa tersebut merupakan dorongan dari anggapan seorang anak laki – laki bahwa sosok seorang ibu adalah sosok sempurna baginya yang mengerti dirinya. Hal ini membuat ia sangat mendambakan sosok seperti ibunya pada diri orang lain dan cenderung apa yang dilakukannya selalu berfokus kepada sosok tersebut. Sehingga semua itu menjadi sebuah obsesi untuk memilikinya secara utuh sehingga sampai membenci ayahnya sendiri karena dianggap rival oleh anak tersebut.

Hal tersebut merupakan salah satu gejala gangguan kejiwaan yaitu hasrat seksual tidak wajar yang dimiliki oleh seorang anak kepada ibunya yaitu Oedipus complex. Milner (1992: 116) menjelaskan bahwa Oedipus Complex adalah incest yang berisi ketertarikan anak laki-laki kepada orang tua dengan jenis kelamin yang berbeda dengannya yakni ibu. Incest adalah hubungan intim yang dilakukan oleh dua orang yang memiliki hubungan sedarah.

(10)

secara seksual (misalnya laki-laki tertarik pada ibu mereka, sedangkan perempuan tertarik kepada ayah mereka).

Isu Oedipus Complex tersebut tergambar dalam cerita novel yang berjudul Garden of Shadows karya V.C.Andrews. Tokoh Malcolm Foxworth diasumsikan memiliki gejala Oedipus Complex yang mempengaruhi hubungan antara dia dan tokoh lainnya di dalam novel tersebut. Misalnya, hubungan Malcolm dengan ayahnya, istrinya bahkan dengan ibu tirinya sendiri.

Oleh karena itu, penulis memilih mengangkat topik tentang Oedipus Complex yang berfokus untuk mengenali gejala dan dampaknya lewat novel Garden of Shadows karya V.C.Andrews. Di samping itu, menariknya dari tokoh Malcolm tersebut adalah walaupun sudah memiliki seorang istri yakni Olivia tetapi tetap saja dia tidak bisa melupakan sosok ibu yang sangat diobsesikannya bahkan dia terus mencari sosok ibunya pada diri perempuan lain karena menurutnya Olivia tidak seperti ibunya.

(11)

membahas tentang seorang laki - laki menyukai perempuan yang lebih tua tetapi juga Oedipus Complex itu merupakan gangguan kejiwaan yang disebabkan kedekatan antara seorang anak dengan ibunya sehingga anak tersebut dapat mencintai ibunya seperti halnya cinta antara sepasang kekasih atau cinta kepada lawan jenis. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui gejala dan dampak dari gangguan jiwa tersebut. Berdasarkan hal tersebut, penulis membatasi kajian dan topik penelitian melalui skripsi yang berjudul Oedipus Complex pada tokoh Malcolm Foxworth dalam novel Garden of Shadows karya V.C Andrews: Sebuah Kajian Psikoanalisis.

1.2 Rumusan Masalah

Dari topik yang sudah dipaparkan di atas, muncul masalah yang terkait dengan penelitian tersebut yaitu :

1. Gejala Oedipus Complex apa yang dapat dilihat pada tokoh Malcolm Foxworth dalam novel Garden of Shadow karya V.C.Andrews?

2. Dampak apa yang timbul dari gejala Oedipus Complex tersebut pada tokoh Malcolm Foxworth dalam hubungannya dengan tokoh lain di dalam novel tersebut?

1.3 Tujuan Penelitian

(12)

1. Mendeskripsikan gejala Oedipus Complex yang dapat dilihat pada tokoh Malcolm Foxworth di dalam novel Garden of Shadows karya V.C.Andrews.

2. Mendeskripsikan dampak yang ditimbulkan oleh Oedipus Complex dalam hubungan antara tokoh Malcolm Foxworth dan tokoh lainnya di dalam novel tersebut.

1.4 Manfaat Penelitian

(13)

dijadikan landasan teori dalam kajian psikoanalisis terutama mengenai Oedipus Complex.

1.5 Kerangka Pemikiran

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari Lauren Dollof dalam artikelnya yang berjudul The Oedipus Complex (2006:par 1). Ia menyebutkan bahwa Oedipus complex adalah perasaan agresif terhadap kedua

orang tuanya:“The attachment of the child to the parent of the opposite sex,

accompanied by envious and aggressive feelings toward the parent of the same sex. “Perasaan agresif tersebut adalah perasaan di mana seorang anak mempunyai

keinginan untuk memiliki ibunya dan cenderung ingin menyingkirkan sang ayah. Di samping itu, ada attachment atau kelekatan yang terjalin antara seorang anak dan ibunya menjadikan mereka mempunyai ikatan batin yang sangat kuat seperti yang diungkapkan oleh Bowlby dan Ainsworth dalam buku Colin (1996) yang berjudul Human Attachment, mereka menyebutkan bahwa: Attachment adalah ikatan afektif abadi yang dikarakteristikkan dengan kecenderungan untuk mencari dan mempertahankan kedekatan dengan figur tertentu dalam hal ini seorang anak yang ingin mempertahankan ikatannya dengan figur ibunya.

(14)

anak kepada kedua orang tuanya. Perasaan itu berasal dari tekanan karena takut hukuman yang diberikan dari sang ayah juga ketidaksenangan akan kehadirannya. Dalam struktur kepribadian, perasaan seperti termasuk ke dalam alam bawah sadar atau unconscious. Menurut Freud unconscious adalah tempat penyimpanan dalam pikiran manusia yang di dalamnya berisi ide-ideyang tidak dapat diterimasecara sosial, keinginan, kenangan traumatis, danemosi yang menyakitkan.

Menurut Freud (Selden, 1989: 81 - 82), Oedipus Complexada dalam fase terpenting manusia yaitu seorang anak laki – laki dalam kanak – kanak mereka pernah memiliki keinginan untuk menyingkirkan ayahnya karena merasa tersaingi untuk bersama ibunya. Hal tersebut merupakan awal dari seksualitas dewasa dalam perkembangan seksual seorang anak. Akibatnya, bila seorang anak tidak dapat mengatasi fase tersebut maka akan timbul hasrat untuk memiliki ibu dan merasa bahwa ayahnya adalah saingan, seperti yang diuraikan oleh Freud di dalam buku Eagleton,Literary Theory (1996 : 134) yaitu “for the child, the parent of the same sex will come to figure as a rival in its affections for the parent of the opposite sex.”

(15)

7

Pada bab ini penulis memaparkan teori - teori yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun teori yang digunakan adalah teori mengenai penokohan, tokoh, plot, telling, psikoanalisis, dan Oedipus Complex. Penjabaran mengenai teori – teori tersebut dipaparkan sebagai berikut.

2.1 Tokoh dan Penokohan

Dalam sebuah karya sastra, penokohan adalah salah satu unsur yang sangat penting. Menurut Jones dalam Nurgiyantoro (2005: 166), istilah “penokohan”

lebih luas pengertiannya daripada “tokoh” dan “perwatakan” karena “penokohan”

mencakup masalah seperti siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga mampu memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan berfungsi sebagai teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita.

Sedangkan menurut Sudjiman (1991: 58), penokohan adalah penyajian watak dari tokoh dan penciptaan citra tokoh. Tokoh-tokoh perlu menggambarkan ciri-ciri lahir dan sifat serta sikap batinnya agar kualitas tokoh, nalar, dan jiwanya dikenal oleh pembaca.

(16)

suatu novel atau cerita rekaan. Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro 2005:165) tokoh cerita atau disebut juga dengan istilah karakter adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya fiksi atau cerita rekaan yang direpresentasikan oleh pembaca sendiri yang memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan tindakan.

Oleh karena itu berdasarkan pengertian di atas, tokoh dalam suatu cerita adalah individu rekaan yang mempunyai watak, sikap dan tingkah laku tertentu yang mengalami peristiwa atau kejadian dalam cerita tersebut.

2.2 Plot

Dalam sebuah cerita rekaan seperti novel maupun cerita pendek, plot atau alur adalah salah satu unsur penting karena plot membawa pembaca mengetahui isi cerita. Menurut Stanton dalam (Nurgiyantoro, 2005:113 ), menyatakan :

Plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.

(17)

2.3 Telling

Berdasarkan Hutcheon dalam skripsi Olejníčková (2014:9) menyebutkan

bahwa “to tell a story means to describe, explain, summarize or extend something, such as in e.g. short stories, novels, and historical accounts.”

Dalam sebuah cerita rekaan seperti novel atau cerita pendek, telling dapat berfungsi sebagai penjelasan atau penjabaran cerita bisa secara ringkas atau menambahkan sesuatu ke dalam cerita tersebut. Maka dari itu, untuk menyampaikannya kepada pembaca dapat dilakukan oleh pengarang atau tokoh yang berbicara atau berbuat sesuatu di dalam sebuah novel atau cerita pendek

2.4 Psikoanalisis

Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud sebagai studi fungsi dan perilaku psikologi manusia (Bertens, 2006).

Psikoanalisis memiliki tiga penerapan :

(18)

lahir, dan pengalaman-pengalaman traumatik (biasanya pada masa anak-anak) yang ditekan oleh kesadaran dipindah ke daerah taksadar. Isi atau materi ketidaksadaran itu memiliki kecenderungan kuat untuk bertahan terus dalam ketidaksadaran, pengaruhnya dalam mengatur tingkah laku sangat kuat namun tetap tidak disadari.

2. Suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia. Sistematis tersebut adalah struktur kepribadian manusia.

Menurut Freud dalam artikel Felluga berjudul Introductory Guide To Theory (2001), struktur kepribadian meliputi 3 unsur yaitu sebagai berikut.

a. Id

The id is the great reservoir of the libido, from which the ego seeks to distinguish itself through various mechanisms of repression. Because of that repression, the id seeks alternative expression for those impulses that we consider evil or excessively sexual, impulses that we often felt as perfectly natural at an earlier or archaic stage and have since repressed. The id is governed by the pleasure principle and is oriented towards one's internal instincts and passions. ". (Felluga,2001:par 1)

(19)

berupaya menghindari pengalaman–pengalaman yang tidak menyenangkan. Maka dari itu cara pemuasan dari dorongan ini disebut prinsip kesenangan ( pleasure principle ).

b. Ego

the ego is "the representative of the outer world to the id" ("Ego and the Id" 708). In other words, the ego represents and enforces the reality principle whereas the id is concerned only with the pleasure-principle. Whereas the ego is oriented towards perceptions in the real world, the id is oriented towards internal instincts; whereas the ego is associated with reason and sanity, the id belongs to the passions. (Felluga, 2001:par 1)

Ego merupakan energi yang mendorong untuk mengikuti prinsip kenyataan (reality principle). Tujuan prinsip ini adalah mencegah terjadinya tegangan sampai ditemukannya suatu objek yang cocok untuk pemuasan kebutuhan. Ego menjalankan fungsi pengendalian yang berupaya untuk pemuasan dorongan Id itu bersifat realistis dan sesuai dengan kenyataan. Dengan kata lain fungsi ego adalah menyaring dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan.

c. Superego

The super-ego is the faculty that seeks to police what it deems unacceptable desires; it represents all moral restrictions and is the "advocate of a striving towards perfection". (Felluga,2001:par 1)

(20)

benar atau salahnya suatu tindakan seseorang itu berarti Superego mewakili nilai-nilai ideal dan selalu berorientasi pada kesempurnaan. Cita-cita individu juga diarahkan pada nilai-nilai ideal tersebut, sehingga setiap individu memiliki gambaran tentang dirinya yang paling ideal.

(21)

2.5 Oedipus Complex

Menurut John Bowlby Oedipus Complex adalah :

“It is not surprising that during infancy and early childhood these functions are either not operating at all or are doing so most imperfectly. During this phase of life, the child is therefore dependent on his mother performing them for him. She orients him in space and time, provides his environment, permits the satisfaction of some impulses, restricts others. (Bowlby, 1951:53)

Teori di atas menyebutkan bahwa seorang anak membutuhkan ibunya untuk melakukan segala sesuatu baginya. Sebagai contoh, seorang anak diajarkan oleh ibunya hal - hal kecil seperti bagaimana cara berjalan, makan dan sebagainya. Oleh karena itu, hal ini menyebabkan anak tersebut sangat bergantung kepada ibunya karena sosok seorang ibu yang membuatnya pertama kali merasakan aman, dicintai, disayangi, dilindungi selain dari sosok sang ayah sendiri.

Di samping itu, Fase yang dimaksud bowlby (1951:53) di atas adalah : a. The phase during which the infant is in course of

establishing a relation with clearly identified person-his mother ; this is normally achieved by five or six months of age.

b. The phase during which he needs her as an ever-present companion ; this usually continues until about his third birthday.

c. The phase during which he is becoming able to maintain a relationship with her absentia. During the fourth and fifth years such a relationship can only be maintained in favourable circumstances and for a few days or weeks at a time ; after seven or eight the relationship can be maintained, though not without strain, for periods of a year or more

(22)

mendekatkan dengan orang yang mengurusnya sehingga terjadi ikatan antara bayi dan ibunya.

Setelah bayi beranjak ke pada masa kanak- kanak yakni tiga tahun, seorang anak masih sangat membutuhkan orang lain untuk mendampinginya. Dalam masa ini, mereka masih membutuhkan seseorang untuk menyediakan keperluan seperti makan, pakaian, dan membantu mereka ketika mandi dan berpakaian.

Ketika menginjak usia 4-5 tahun, seorang anak mempertahankan hubungan dengan ibunya. Pada masa ini, mereka mempertahankan hubungan bila menguntungkan dan keadaan ini terus berlanjut sampai mereka benar – benar mempertahankannya dengan suka rela tanpa keuntungan dan sebagainya.

Oleh karena itu, seorang anak sangat dekat ibunya karena sejak mereka lahir orang yang paling dekat dengannya adalah ibu. Seorang ibu memberi kasih sayang, perhatian, mengurus, menyediakan keperluan mereka dan menemani mereka sepanjang waktu sampai mereka dapat melakukannya sendiri.

Bowlby juga memaparkan tentang hal tersebut dalam artikel Bretherton berjudul The Origins of Attachment Theory: John Bowlby and Mary Ainsworth, yakni :

(23)

Maksud dari teori di atas adalah respon komponen seperti menyusu ASI, mengikuti dan lengket terhadap ibu serta isyarat tersenyum dan menangis akan lebih menyatu di tahun – tahun pertama yang kemudian akan menjadi bertambah dan nantinya akan lebih fokus pada sosok ibu. Bowlby juga menyebutkan bahwa berada dekat dengan ibu lebih penting atau terasa keterikatannya untuk menjadi lekat dibandingkan melakukan aktivitas seperti menghisap air susu ibu atau asi dan menangis.

Teori lain menyebutkan bahwa Oedipus complex adalah perasaan agresif seorang anak terhadap kedua orang tuanya seperti yang dinyatakan oleh Dolloff (dalam artikelnya yang berjudul The Oedipus Complex (2001: par 1): The attachment of the child to the parent of the opposite sex, accompanied by envious and aggressive feelings toward the parent of the same sex.

Kelekatan antara seorang anak dengan ibunya dapat memunculkan hasrat ingin memiliki pada diri anak tersebut terhadap sosok seorang ibu. Sehingga anak tersebut iri terhadap ayahnya sendiri karena memiliki ibunya dan cenderung bersikap agresif bahkan memunculkan keinginan untuk melenyapkannya.

(24)

berkembang antara anak dan pengasuh utamanya (umumnya ibunya). Attachment adalah ikatan emosional, bukan perilaku.

Dolloff dalam artikelnya yang berjudul The Oedipus Complex (2001: par 1) juga menambahkan mengenai teori dari Oedipus Complex, ia menyatakan bahwa : “These feelings are largely repressed (ie. made unconscious) because of the fear of displeasure or punishment by the parent of the same sex. “

Maksud dari teori di atas adalah Perasaan yang sebagian besar tertekan karena takut akan ketidaksenangan atau hukuman oleh sang ayah dan perasaan ini ada dalam alam bawah sadar kita atau unconscious. Menurut Freud unconscious atau alam bawah sadar adalah tempat menyimpan ide-ide di dalam pikiran yang tidak dapat diterima secara sosial, keinginan, kenangan traumatis, dan emosi yang menyakitkan mengeluarkan pikiran dengan mekanisme represi psikologis. Represi psikologis adalah usaha psikologis seseorang yang bertujuan untuk meredam hasrat, insting dan keinginannya sendiri terhadap seseuatu.

Menurut Freud (Selden, 1989 : 81 - 82), mitos dari Oedipus diekspresikan ke dalam fase terpenting dalam perkembangan psikologi manusia. Berdasarkan Child Development yang dikembangkan oleh Freud dalam artikel Felluga berjudul Introductory Guide To Theory (2001) menyimpulkan bahwa perkembangan manusia mengalami beberapa fase yaitu :

a. Fase Oral (Usia 0-2 tahun)

(25)

rangsangan oral melalui kegiatan memuaskan seperti mencicipi dan mengisap. Karena bayi sepenuhnya tergantung pada pengasuh (yang bertanggung jawab untuk memberi makan anak), bayi juga mengembangkan rasa kepercayaan dan kenyamanan melalui stimulasi oral.

b. Fase Anal (2-4 tahun)

Setelah fase Oral, dilanjutkan dengan fase Anal. Pada tahap anal Anal, fokus utama dari libido adalah pada pengendalian kandung kemih dan buang air besar. Fase ini berada disekitar perbatasan objek auto-erotis baru yaitu lubang dubur. Menurut Freud, kesenangan anak dalam buang air besar terhubung ke kesenangan dalam menciptakan sesuatu sendiri. c. Fase Phallic (4-7 tahun)

Pada tahap Phallic, fokus utama dari libido adalah pada alat kelamin. Anak-anak juga menemukan perbedaan antara pria dan wanita. Freud juga percaya bahwa anak laki-laki mulai melihat ayah mereka sebagai saingan untuk ibu kasih sayang itu. Oedipus Complex menggambarkan perasaan ini ingin memiliki ibu dan keinginan untuk menggantikan ayah. Namun, anak juga kekhawatiran bahwa ia akan dihukum oleh ayah untuk perasaan ini, takut Freud disebut pengebirian kecemasan.

d. Fase Latent (7-12 tahun)

(26)

interaksi sosial. Tahap ini sangat penting dalam pengembangan keterampilan sosial dan komunikasi dan kepercayaan diri. Selama fase ini, secara bertahap seorang anak membebaskan diri dari orang tua (menjauh dari ibu dan mendamaikan diri dengan ayah) dan seorang anak juga belajar mengorbankan sesuatu untuk orang lain.

e. Fase Latency atau Genital (13 tahun atau masa pubertas)

Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual, individu mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis. Dimana dalam tahap-tahap awal fokus hanya pada kebutuhan individu, kepentingan kesejahteraan orang lain tumbuh selama tahap ini. Jika tahap lainnya telah selesai dengan sukses, individu sekarang harus seimbang, hangat dan peduli. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menetapkan keseimbangan antara berbagai bidang kehidupan.

(27)

menghilangkan fungsi testis pada laki-laki atau fungsi ovarium pada perempuan. Testis adalah kelenjar kelamin laki-laki (Nygard and Sonsteby, 2008:502-503)

Kemudian, seorang anak mengidentifikasi sang ayah dan memandang dia sebagai panutan bukan sebagai sebagai saingan. Dengan cara ini transisi ke kehidupan dewasa dan identitas laki-laki dewasa dicapai. Jika fase ini tidak berhasil diatasi oleh seorang anak maka akan memunculkan cinta yang tidak wajar terhadap sang ibu. Dengan demikian, anak tersebut dapat menginginkan ibunya dan akan menganggap ayahnya sebagai rival bahkan cenderung membenci ayahnya, seperti yang dijelaskan freud dalam buku Eagleton, Literary Theory (1983 : 134) “for the child, the parent of the same sex will come to figure as a rival in its affections for the parent of the opposite sex.”.

Di samping itu, aktivitas seksual seorang anak dimulai pada saat mereka bayi. Bayi akan menghisap payudara ibunya untuk susu dan aktivitas biologis ini penting juga menyenangkan. bagi Freud, hal ini adalah aktivitas seksual pertama bagi seorang bayi. Mulut bayi menjadi sebuah 'zona erotogenic', di mana anak tersebut mungkin menginginkan kembali beberapa tahun kemudian dengan mengisap jempolnya dan beberapa tahun kemudian digantikan dengan berciuman.

“The relation to the mother has taken on a new, libidinal dimension: sexuality has been born, as a kind of drive which was at first inseparable from biological instinct but which has now separated itself out from it and attained a certain autonomy.” (Eagleton, 1983 : 133)

(28)

pertama dari kehidupan seksual dan berhubungan dengan dorongan untuk menggabungkan objek.

Dalam aktivitas seksual, seorang anak “who emerges from the pre-Oedipal stages we have been following is not only anarchic and sadistic but incestuous to boot: the boy's close involvement with his mother's body leads him to an unconscious desire for sexual union with her.” (Eagleton, 1983 : 134)

(29)

21

Bab ini memaparkan objek penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan sinopsis serta cara penulis menganalisis data.

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian yang dikaji dalam penelitian ini adalah gangguan kejiwaan Oedipus Complex pada tokoh Malcolm Foxworth dalam novel Garden of Shadows karya V.C. Andrews. Penulis mendeskripsikan dan memaparkan mengenai gejala dan dampak dari Oedipus Complex yang dialami oleh Malcolm. Gejala Oedipus Complex yang dialami tokoh Malcolm menarik untuk dipaparkan karena gejala tersebut sangat mempengaruhi hubungan dengan tokoh lainnya dalam novel tersebut sehingga berdampak pada tokoh-tokoh lain.

3.2 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Menurut Djadjasudarma (1996:8)

“Metode penelitian deskriptif adalah metode yang bertujuan membuat deskripsi; membuat gambaran, lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena-fenomena yang diteliti.”

(30)

Malcolm dan menggali pengetahuan dasar tentang Oedipus Complex kepada para pembaca serta berusaha memberikan informasi tentang gejala dan dampak Oedipus Complex melalui novel Garden of Shadows karya V.C.Andrews.

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data

Penulis menggunakan studi kepustakaan dengan membaca novel Garden of Shadows untuk memperoleh informasi dan mengidentifikasi data yang sesuai dengan topik yang dibahas yakni Oedipus Complex.

Berikut ini adalah langkah – langkah yang digunakan dalam proses pengumpulan data :

1. Membaca novel

Penulis membaca novel Garden of shadows karya V.C Andrews secara menyeluruh untuk mengetahui gejala dan dampak Oedipus Complex yang muncul pada tokoh Malcolm.

(31)

3. Klasifikasi data

Penulis mengklasifikasikan data yang termasuk ke dalam kelompok gejala dan dampak Oedipus Complex pada tokoh Malcolm dalam novel Garden of shadows. Penulis memisahkan data yakni merujuk kepada kekaguman dan kecintaan tokoh yang diteliti terhadap ibunya untuk data yang menunjukkan gejala serta untuk data yang menunjukkan dampak ialah tokoh tersebut cenderung fokus kepada ibunya atau dengan kata lain apapun yang dilakukan pasti akhirnya mengingatkan terhadap ibunya. Kemudian memilih data yang paling sesuai dengan topik sehingga memudahkan pada saat analisis datanya. Dalam hal ini, data yang diambil merupakan data yang memperlihatkan percakapan atau tindakan tokoh yang mengarah pada gejala dan dampak Oedipus Complex.

3.2.2 Teknik Analisis Data

Setelah melakukan pengumpulan data, penulis mengklasifikasikan datanya kemudian menjabarkan kondisi dalam setiap teks tersebut. Kemudian penulis mencoba mencari makna tersembunyi yang merujuk kepada gejala dan dampak dari Oedipus Complex itu sendiri. Tahapan analisisnya adalah sebagai berikut.

1. Setelah penulis memahami keseluruhan cerita lalu selanjutnya mencari teks yang menunjukkan adanya gejala dan dampak dari Oedipus Complex .

(32)

3. Dengan demikian, penulis dapat melihat gejala yang ditunjukkan oleh tokoh tersebut.

4. Selain melihat gejalanya, penulis juga dapat melihat dampak yang ditimbulkan oleh Oedipus Complex tersebut pada tokoh lain yang berhubungan dengan tokoh Malcolm Foxworth, misal dengan cara melihat kesinambungan sebab akibat dari suatu tindakan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh yang terlibat.

5. Dari yang telah dilakukan di atas, penulis kemudian dapat mengetahui ciri - ciri yang menunjukkan adanya gejala dan dampak pada diri tokoh tersebut.

3. 3 Sinopsis novel Garden of Shadows

(33)

padahal dari pernikahannya dengan Olivia, mereka dikaruniai dua orang anak laki - laki yakni Mal dan Joel tetapi Malcolm tidak menyayangi mereka berdua bahkan ia menyalahkan mereka karena terlahir bukan sebagai perempuan. Malcolm ingin memiliki anak perempuan karena ia ingin menghidupkan kembali sosok ibunya yang telah pergi pada diri orang lain walaupun dalam diri anaknya.

Akhirnya keinginannya terwujud ketika ayahnya yaitu Garland kembali ke rumah. Ia membawa istri baru yakni Alicia. Alicia adalah gadis muda yang baru berumur 18 tahun, sangat jauh bila dibandingkan dengan ayahnya yang berusia hampir setengah abad. Alicia mempunyai wajah yang cantik, tubuhnya langsing dan matanya biru. Selain itu, ayahnya juga membawa saudara tirinya yakni Christopher.

Pertama kali melihatnya, Malcolm langsung tertarik dengan Alicia karena ia sangat mirip dengan sosok ibunya yang telah lama menghilang. Malcolm pun berani memperkosa ibu tirinya tersebut. Peristiwa tersebut terjadi lebih dari sekali sampai akhirnya Garland memergoki dia sedang di tempat tidur bersama ibu tirinya tersebut. Saat itu, sontak membuat Garland terkejut dan marah sehingga membuat Garland menghajar Malcolm. Kemudian, mereka pun terlibat perkelahian sengit yang akhirnya menewaskan Garland.

(34)

mulai mengenal cinta dan ia pun menanyakan kepada ibunya yaitu Olivia yang sebenarnya adalah kakak ipar sekaligus ibu tirinya. Olivia dianggap ibu kandung oleh Corrine karena ia tidak tahu bahwa setelah melahirkannya Alicia pergi dari rumah bersama anaknya Christopher buah cintanya dengan Garland dan menyerahkan hak asuh Corrine kepada Malcolm dan Olivia.

Olivia dan anak-anaknya masih menerima pengabaian dari Malcolm. Hati Olivia sangat terpukul ketika anaknya, Malcolm Jr, meninggal dalam kecelakaan sepeda motor. Kemudian Joel, meninggal di Eropa.

Semenjak itu, kehidupan Malcolm semakin kacau ketika Christopher kembali ke rumah setelah Alicia meninggal karena kanker payudara. Christopher jatuh cinta kepada Corrine kecil dan mereka pun berhubungan secara diam - diam sampai Olivia memergoki mereka berdua sedang berhubungan intim. Lalu Malcolm marah mengetahui hubungan terlarang tersebut karena mereka sebenarnya adalah saudara walaupun bukan kandung dan setelah mengetahui kenyataan tersebut, Corrine kecil dan Christopher pergi dari rumah. Akibat peristiwa tersebut, Malcolm mengalami stroke dan Olivia menyewa detektif untuk mencari tahu apa yang terjadi pada Christopher dan Corrine kecil. Detektif tersebut menemukan bahwa Christopher dan Corrine tinggal di Gladstone, Pennsylvania, dengan nama Dollanganger. Mereka memiliki empat orang anak: Christopher, Cathy dan kembar, Cory dan Carrie.

(35)
(36)

28

Pada bab IV ini, penulis memaparkan secara detil mengenai topik yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis Oedipus Complex pada tokoh Malcolm Foxworth dalam novel Garden of Shadows karya V.C Andrews. Analisis tersebut meliputi: penjabaran mengenai gejala Oedipus Complex yang dialami oleh tokoh Malcolm Foxworth dan dampak Oedipus Complex yang dialami oleh tokoh tersebut. Berikut ini adalah penjabaran dari analisis berdasarkan rentetan kejadian.

4. 1 Gejala Oedipus Complex tokoh Malcolm Foxworth

Tokoh Malcolm mengalami gejala Oedipus Complex yang dapat dilihat dari beberapa data yang ditemukan oleh penulis dalam novel Garden of Shadows karya V.C Andrews. Penjabaran dari setiap datanya dijabarkan beserta dengan analisisnya berdasarkan yang dikatakan oleh setiap tokohnya sebagai berikut.

4.1.1 Berdasarkan yang dikatakan tokoh Malcolm Foxworth

Data di bawah ini adalah data yang penulis temukan dalam novel tersebut yang menunjukkan gejala Oedipus Complex berdasarkan dari apa yang dikatakan oleh tokoh Malcolm sendiri.

(37)

saying, melindungi dan mengerti, sehingga anak tersebut bisa ketergantungan terhadap ibunya. Misalnya, seorang anak laki - laki Seperti halnya tokoh Malcolm dalam novel Garden of Shadows ini yang sangat mencintai dan menyayangi ibunya bahkan cenderung mengobsesikannya. Malcolm memiliki kecintaan terhadap ibunya yang berbeda dengan anak laki - laki lainnya. Memang, seorang anak laki - laki biasanya lebih dekat dengan ibu dibanding dengan ayah tetapi dalam hal ini, Malcolm memperlihatkan rasa cinta yang tidak wajar terhadap ibunya. Malcolm memiliki hasrat ingin memiliki ibunya sendiri layaknya ia menginginkan lawan jenis seperti sepasang kekasih.

Data 1

"She ran off," he said, stopping with his back to me. Then he turned around. "She ran off with another man when I was barely five years old," he added, practically spitting out the words. (Andrews,1989:79)

Gejala Oedipus Complex terjadi saat seorang anak yang sangat dekat dengan Ayah atau ibunya memiliki perasaan agresif terhadap kedua orangtuanya, seperti ada rasa untuk memiliki Ibunya sendiri dan memiliki kecenderungan untuk membenci ayahnya bahkan ada keinginan menyingkirkannya . Hal ini mencakup interaksi baik seksual seperti sentuhan maupun nonseksual seperti kasih sayang. Misalnya, ibu lebih mencintainya anak tersebut daripada anak yang lain bahkan melebihi cinta kepada ayahnya sendiri. Hal ini akan memunculkan asumsi bahwa anak tersebut merasa diistimewakan oleh sang ibu sehingga timbul gejala Oedipus Complex tersebut.

(38)

penyebab kepergian Ibunya adalah Ayahnya sendiri. Data 1 di atas adalah percakapan antara Malcolm dengan Olivia dan ilustrasi yang memperlihatkannya.

Di sini diperlihatkan bahwa ibu Malcolm pergi meninggalkannya. ibunya adalah sosok yang begitu dikagumi, dicintai, dan menjadi tempatnya bergantung. Malcolm ditinggalkan ketika dia bahkan belum beranjak lima tahun. Ayahnya berkata dengan gampangnya untuk memperlihatkan kesan bahwa ibunya tidak memiliki beban atau tidak berpikir panjang tentang perasaannya. Kesan ini dibangun untuk memunculkan citra bahwa ibunya memang pergi karena lebih memilih orang lain daripada dirinya, ayahnya, atau apa pun yang telah mereka usahakan bersama.

Dengan demikian, perasaan cintanya terhadap sang ibu bisa menjadi sebuah kebencian karena ibunya dianggap tidak membalas cintanya, apalagi ketika dikatakan bahwa ibunya pergi dengan laki – laki lain. Hal ini bisa disamakan dengan sebuah kondisi bahwa ibunya lebih memilih untuk mencintai pria lain daripada dirinya yang sudah mencintainya. Fakta ini mengindikasikan bahwa Malcolm memiliki rasa cemburu dan rasa memiliki yang begitu dalam terhadap ibunya sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi ini lah yang memperlihatkan kondisi di mana Malcolm memiliki gejala Oedipus complex karena dia tidak suka dengan orang lain yang bisa bersama dengan ibunya atau kondisi di mana dia merasa tidak diindahkan oleh ibunya.

(39)

dianggapnya bisa mengajaknya bermain walaupun ia dilahirkan di keluarga yang berada.

Di samping itu, ayahnya yang sering melakukan perjalanan bisnis secara tidak langsung telah membuat Malcolm merasa tidak mendapatkan sosok teman bermain tersebut sehingga menjadikannya sangat dekat dengan sang ibu. Hal ini tentunya membuat Malcolm merasa bahwa ibunya lah yang selalu ada untuk memenuhi apa pun yang menjadi keinginan atau pun kebutuhannya dan membuatnya mengecilkan arti keberadaan ayahnya. Dengan intensitas dan kualitas kebersamaan Malcolm dengan ibunya dalam keseharian, Malcolm merasa menjadi terikat dan bergantung pada sosok ibunya. Malcolm menjadi begitu kagum dan mencintai ibunya melebihi siapa pun, bahkan ayahnya sendiri. Dengan keterikatan ini, hancur perasaan Malcolm ketika dia diceritakan tentang ibunya yang tiba-tiba pergi.

Data 2

"Hardly. It was the other way around. I had to practically beg him to take me along on his business trips. After my mother left, he was so weak, he even tried to blame me for driving her away. I'll never forgive him for that. My mother loved me more than anything, and it was his own inadequacies that forced her to abandon me. Don't you understand, every time he looks into my blue eyes, he sees Corinne. He knows he could never make her love him the way she loved me. Oh, she must have hated him . . . otherwise she never would have left me. I'll never forgive him for losing her." (Andrews, 1989: 194)

(40)

Data di atas adalah percakapan antara Malcolm dengan Olivia. Di sini menunjukan bahwa Malcolm sebenarnya ingin lebih dekat lagi dengan ayahnya karena ia merasa kesepian setelah kepergian ibunya. Malcolm sangat berharap untuk bisa lebih dicintai, disayangi dan diperhatikan oleh ayahnya seperti halnya yang didapatkan dari ibunya dulu. Semua itu dapat diwujudkan dengan mereka harus lebih intens menghabiskan waktu bersama maka kedekatan tersebut dapat terjalin dengan sendirinya. Oleh karena itu, Malcolm mau bila seandainya ia diajak ayahnya untuk ikut apabila ia melakukan perjalanan bisnis keluar negeri. Hal ini berarti bahwa saat ini yang ia butuhkan adalah pengganti sosok ibunya yaitu ayahnya sendiri walaupun mungkin tidak sepenuhnya dapat tergantikan tetapi setidaknya ia tidak akan terlalu kehilangan karena ada seseorang yang akan menemaninya sepanjang waktu.

(41)
(42)

terhadap ibunya bukan hanya sekedar cinta kasih antar ibu dan anak melainkan hasrat ingin memiliki karena ia juga ingin selalu bersamanya dan didekatnya. Tetapi karena ayahnya, Malcolm menjadi kehilangan ibunya dan inilah yang menyebabkan ia membenci ayahnya.

Data 3

"My mother. You're not like my mother. You would never be like my mother. You would never leave the children we will make together, will you, Olivia? Will you?" (Andrews, 1989:81)

Dari percakapan Malcolm dan Olivia di atas, Malcolm tidak ingin anaknya mengalami apa yang ia rasakan sewaktu kecil dulu yaitu ditinggal seorang ibu. Oleh karena itu, Malcolm memilih Olivia untuk menjadi istrinya. Ia berharap Olivia tidak akan seperti itu karena menurutnya Olivia adalah perempuan baik yang akan selalu merawat anak – anaknya dengan penuh kasih sayang dan tidak akan pergi seperti apa yang ibunya lakukan padanya dulu. Pada saat ditinggalkan, ia baru berumur 5 tahun dan harus menerima kenyataan pahit bahwa ibu yang sepatutnya memberinya kasih sayang, melihatnya tumbuh berkembang, mendengarkan setiap keluh kesahnya tiba-tiba tidak ada. Ia masih sangat kecil untuk bisa menerima dan mengerti. Oleh karena itu, tidak heran bila Malcolm kesepian dan kehilangan sosok seorang ibu yang membuatnya kekurangan kasih sayang.

(43)

ayah Malcolm menghibur dirinya sendiri dengan cara ia menghabiskan waktunya berkeliling eropa dan anehnya ia tidak trauma dengan pernikahannya terdahulu karena diceritakan bahwa ketika ayahnya melakukan perjalanan tersebut, ia tidak melakukannya sendiri melainkan bersama istri barunya.

Sebagai penerus perusahaan, Malcolm selalu melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri dan dari perjalanan tersebut ia bukan hanya bertemu relasi bisnisnya tetapi juga ada sosok wanita yang masuk ke dalam kehidupannya yakni Olivia yang menjadi istrinya. Olivia adalah anak dari tuan Winfield pebisnis yang sukses sehingga ia hidup di keluarga yang kaya raya. Meskipun terlahir di keluarga berada, Olivia bukan anak manja yang hanya menghabiskan uang orang tuanya untuk berfoya – foya karena ia dibentuk menjadi anak perempuan yang bisa bekerja sehingga dapat menjalankan bisnis bersama ayahnya dan tidak heran akhirnya ia menjadi akuntan pribadi ayahnya di perusahaan.

Berdasarkan hal ini akan sangat menguntungkan bagi seorang pebisnis untuk mengembangkan bisnisnya jika dapat menggabungkan perusahaannya dengan perusahaan lain yang besar seperti yang dimiliki oleh keluarga Olivia. Oleh karena itu, Malcolm menikahi Olivia yang selain ia kaya raya juga baik hati dan tidak akan meninggalkan anak mereka kelak, seperti yang diperlihatkan pada data 3 di atas.

Data 4

"Are you standing there and telling me I will never have another child? Never have a daughter?"(Andrews,1989:113)

(44)

karena biasanya seorang laki – laki sangat menginginkan untuk memiliki penerus mereka apalagi Malcolm yang seorang pengusaha sukses dengan perusahaan besar tentu saja memerlukan seseorang untuk menggantikannya yakni seorang anak. Biasanya yang diinginkan seorang ayah untuk meneruskan perusahaan adalah seorang anak laki – laki. Hal ini tidak berlaku terhadap Malcolm karena justru ia menginginkan seorang anak perempuan saja.

Seorang suami seperti Malcolm yang sangat menginginkan anak perempuan harus menerima kenyataan bahwa ia tidak akan pernah memilikinya. Hal tersebut membuat rumah tangganya dengan Olivia semakin kacau karena kecewa dan marah keinginannya tidak dapat terwujud. Sebagaimana diperlihatkan pada data 4 di atas.

Data 4 di atas adalah percakapan antara Malcolm dan Dokter Braxten

.

Dokter Braxten adalah dokter keluarga Foxworth. Data tersebut adalah ungkapan kekecewaaan Malcolm terhadap Olivia. Bagi Malcolm yang sangat memuja ibunya yakni Corrine membuat ia ingin menciptakan Corrine yang lain dengan harapan bisa memiliki anak perempuan seperti ibunya tersebut. Seseorang yang terobsesi dengan seorang figur biasanya akan mencari sosok lain sebagai pengganti, sama seperti yang terjadi dengan Malcolm, karena sangat cintanya terhadap ibunya, ia ingin menghadirkan kembali sosoknya pada diri orang lain yakni dengan memiliki seorang anak perempuan.

(45)

bisa mendapatkan apa yang ia inginkan dalam hal ini adalah mengenai keturunan yakni seorang anak perempuan, ia akan mencari perempuan lain yang bisa mewujudkan semua itu.

4.1.2 Beradasarkan yang Dikatakan Tokoh Olivia

Pada data ini ditunjukkan gejala Oedipus Complex yang dialami oleh tokoh Malcolm berdasarkan apa yang dikatakan oleh tokoh lain yakni Olivia.

Data 5

"Her name echoes throughout this mansion," he said. "Corinne," he said. "Corinne." His hands were moving down my body, pulling at my skirt. I felt the garment tear loose and slip down. His hands felt like mad little creatures at my body, in and over the undergarments, pulling, tugging, stripping me roughly.(Andrews, 1989:80)

Data di atas adalah cerita Olivia tentang Malcolm ketika mereka berdua pertama kali berhubungan intim. Dari data tersebut tergambar bahwa walaupun Malcolm telah memiliki seorang istri yang dapat mencintai dan menyayanginya lebih dari ibunya dulu tetapi tetap saja yang ada di benaknya hanyalah Corrine bahkan saat berhubungan intim sekalipun dia membayangkan ibunya tersebut.

(46)

seperti mengabaikannya. Bahkan pada saat malam pertama, Olivia dibuat kecewa olehnya. Malam yang sepantasnya menjadi saat – saat yang romantis bagi sepasang pengantin baru malah Olivia dibuat kecewa dan sedih karena selama berhubungan intim tersebut Malcolm menyebut nama perempuan lain selain

dirinya yakni “Corrine” ibunya, sebagaimana diilustrasikan pada data 5 di atas.

Sepasang suami istri biasanya membangun suasana romantis ketika akan berhubungan intim sehingga ia dan istrinya dapat menikmatinya. Berbeda dengan Malcolm, ia malah membangun suasana yang sangat menyesakkan bagi Olivia karena selain Malcolm menyebut nama perempuan lain tetapi juga ia memperlakukan Olivia dengan kasar yakni seperti yang diilustrasikan di atas yakni

Malcolm menggerayangi tubuh Olivia dan tangannya bergerak ke bawah tubuh Olivia dan menarik - narik roknya. Pakaian Olivia dirobek lalu Malcolm menyelinap ke bawah. Tangannya seperti makhluk kecil yang gila menyentuh tubuh Olivia lalu ia melepaskan pakaian dalamnya kemudian menarik dan menyentakkannya dengan kasar.

(47)

Tergambar bahwa walaupun Malcolm akan melakukan hubungan intim dengan istrinya tetapi yang ada dipikirkannya hanyalah Corrine yang senantiasa ia dambakan. Dari peristiwa itu menunjukkan Malcolm memiliki ciri atau tanda – tanda bahwa ia mengalami gejala Oedipus Complex.

Data 6

So now I knew what lived in the shadows of Malcolm Neal Foxworth, haunting him Now I know why he had chosen a woman like me. I was the opposite of his mother. She was the swan; I was the ugly duckling and he wanted it that way. The love I had longed for would never be mine. Malcolm's love had already been taken and de-stroyed by the woman who haunted this room. There was none left for me.(Andrews, 1989: 82)

(48)

Bagi seorang perempuan yang mendapatkan perlakuan demikian dari suaminya akan sangat sulit untuk menjalani pernikahan tersebut karena seorang istri merasa bila dia tidak begitu dicintai oleh suaminya. Seperti halnya yang terjadi terhadap Olivia, suaminya yakni Malcolm yang masih dihantui oleh kecintaan terhadap ibunya membuat ia tidak sepenuhnya mencintai Olivia. Namun Olivia pun tidak tinggal diam, sebagai seorang istri yang penuh dengan pertanyaan dalam benaknya terus mencari kebenaran tentang apa yang sebenarnya terjadi terhadap suaminya tersebut, sebagaimana diperlihatkan pada data 6 diatas.

Namun, sebagai seorang istri tetap saja akan merasa kecewa karena tidak bisa mendapatkan cinta tulus dari suaminya seperti yang didambakan oleh Olivia. Seluruh kasih sayang dan cinta tulusnya telah ia berikan kepada perempuan yang telah meninggalkannya yaitu Corrine, ibunya. Oleh karena itu, tidak ada lagi cinta untuk wanita lain dan yang ada hanyalah pelampiasan seperti apa yang terjadi terhadap Olivia. Hal tersebut menunjukkan gejala Oedipus Complex pada diri Malcolm.

4. 2 Dampak Oedipus Complex tokoh Malcolm Foxworth

(49)

4. 2. 1 Berdasarkan yang dikatakan tokoh Alicia

Di bawah ini adalah data yang menunjukkan bahwa adanya dampak dari gejala Oedipus Complex yang dialami oleh tokoh Malcolm tersebut berdasarkan apa yang dikatakan oleh tokoh lain yakni Alicia.

Data 7

"He didn't call me Alicia when he stroked my body and kissed my breasts."

For a moment I thought I couldn't breathe. I pressed my palms against my chest and tried to swallow. In my heart I knew what she was going to say now, too, but I was terrified at hearing her say it.

"He called me Corinne. I thought he was having a dream, walking in his sleep, so I tried to reason with him, to tell him I was not Corinne, that he should wake and go back to his bedroom, but he didn't hear me. (Andrews, 1989 : 227)

Data 7 di atas merupakan percakapan antara Alicia dan Olivia. Alicia mengungkapkan bagaimana Malcolm melecehkannya sebagai seorang perempuan dan ibu. Walaupun Alicia hanya seorang ibu tiri tetapi sudah sepantasnya sebagai seorang anak dari suaminya, Malcolm bersikap hormat karena bagaimana pun juga Alicia adalah istri dari ayahnya.

(50)

perempuan lain selain Olivia, buktinya walaupun Olivia tidak bisa memberinya seorang anak perempuan tetapi ia tidak menceraikannya.

Namun, pada saat ia bertemu dengan Alicia. Ia adalah istri baru dari ayahnya membuat Malcolm ingin merampasnya. Hal ini karena Malcolm iri dengan ayahnya. Sebagai seorang anak yang sangat mencintai dan mendambakan ibunya, Malcolm kecewa kenapa harus ayahnya yang mendapatkan sosok seperti ibunya kembali, sedangkan ia yang sungguh – sungguh mencintai sosok tersebut tidak mendapatkan keberuntungan itu. Di samping itu, ayahnya yang membuat ibu yang sangat dicintainya tersebut pergi. Oleh karena itu, ayahnya tidak pantas untuk mendapatkannya seperti yang dikatakan oleh Malcolm kepada Alicia "You are so beautiful, Alicia," he said. "So very beautiful. You should have been my wife, not his."(Andrews,1989: 185).

Pernikahan Malcolm dan Olivia yang tidak bahagia membuat mereka semakin jauh dan hubungan antara keduanya menjadi hambar. Sebuah ikatan pernikahan di mana salah satu pihak tidak sungguh – sungguh mencintai pasangannya akan sangat berat untuk dijalani, apalagi pihak tersebut mempunyai kekecewaan maka semakin rumit hubungan itu.

(51)

dibawa oleh ayahnya pindah ke rumah Malcolm dan Olivia. Selain itu, Malcolm juga mempunyai adik tiri dari pernikahan Alicia dan ayahnya yaitu Christopher.

Sosok Alicia yang sangat mirip dengan ibu Malcolm membuat ia menyukai perempuan itu bahkan berani untuk memperkosanya tetapi pada saat peristiwa itu terjadi tetap saja Malcolm menyebut nama Corrine ibunya. Hal ini menunjukkan bahwa sosok ibu yang ada pada ingatan Malcom tidak bisa lepas apalagi Alicia sangat mirip dengan ibunya sehingga ia terdorong untuk berbuat demikian. Seperti yang diilustrasikan pada data 7 di atas.

4.2.2 Berdasarkan yang dikatakan oleh tokoh Malcolm

Data ini merupakan data yang menunjukkan dampak dari gejala Oedipus Complex yang dialami oleh tokoh Malcolm berdasarkan dari apa yang dikatakan oleh tokoh Malcolm sendiri.

Data 8

"It's the most beautiful baby in the world, isn't it? Dimpled hands and feet, golden wavy hair, the bluest of blue eyes. . . why, my mother must have looked like this when she was a baby," he cooed with a gentleness I had never before heard in his voice. "Corinne, my sweet beautiful daughter, Corinne!" (Andrews, 1989:318)

(52)

sekian lama kehilangan sosok yang sangat berarti dalam hidupnya dan untuk Malcolm sosok yang sangat berarti itu adalah ibunya sendiri. Kemudian, ia dapat mendapatkannya kembali dalam sosok yang berbeda yakni dari sosok anaknya sendiri. Hal ini membuat Malcolm sangat bahagia karena kerinduan terhadap ibunya yang selama ini terpendam bisa dia luapkan kepada Corrine kecil dan tidak heran bila Malcolm sangat menyayanginya.

Di sisi lain, peristiwa tersebut membuat Alicia merasa tidak dihargai dan dihormati sebagai seorang ibu walaupun hanya ibu tiri oleh anak tirinya yaitu Malcolm. Alicia harus menanggung malu dan dosa karena secara tidak langsung ia sudah menyakiti dua orang sekaligus yakni suaminya, dia adalah ayah dari orang yang sudah membuatnya sangat tidak nyaman juga menantunya, Olivia. Namun berbeda dengan Malcolm, ia sama sekali tidak terlihat menyesal ataupun bersalah atas apa yang telah dilakukannya terhadap Alicia. Hal ini karena ia menyukai Alicia. Tindakan Malcolm terhadap Alicia tersebut ternyata membuat ia mendapatkan apa yang dinginkannya sejak dulu dari Olivia yaitu seorang anak perempuan yang cantik.

(53)

kecantikannya. Oleh karena itu, Malcolm menamai anak itu dengan “Corrine”

seperti diilustrasikan pada data 8 di atas.

Anak tersebut dinamai Corrine karena untuk seorang laki - laki seperti Malcolm yang sangat memuja ibunya dan kini ia mendapatkan sosok yang sangat mirip dengan ibunya membuatnya ingin menghadirkan kembali sosoknya melalui anak tersebut. Dengan demikian, ia tidak akan merasa sakit lagi dengan kepergian ibunya karena ada anaknya yang menggantikannya.

Hal tersebut menunjukkan kemunculan dampak Oedipus Complex yang terjadi pada Malcolm. Saking cintanya ia terhadap ibunya sampai anaknya pun yang seorang perempuan dinamai Corrine karena sosoknya yang sangat mirip dengan ibu dia.

4.2.3 Berdasarkan yang dikatakan oleh Tokoh Olivia

Pada data ini, ditunjukkan mengenai dampak yang ditimbulkan dari gejala Oedipus Complex tokoh Malcolm berdasarkan apa yang dikatakan oleh tokoh Olivia.

Data 9

He seemed to ignore Mal and to blame Joel for not being a daughter, the daughter I never realized he wanted so much. He was even more intolerant of the sound of Joel's crying and often spent days without seeing or speaking to either child. If he had been intolerant, of Mal's growing process, he was an ogre about Joel's.(Andrews, 1989:113)

(54)

menyalahkan mereka karena tidak terlahir sebagai anak perempuan, sebagaimana diperlihatkan data 3 di atas.

Data ini adalah dampak dari gejala yang diilustrasikan pada data 6 yakni Malcolm sangat mendambakan anak perempuan sehingga pada saat ia harus menerima kenyataan bahwa anaknya merupakan laki – laki, Malcolm cenderung tidak menyayangi mereka. Sebagai seorang istri, Olivia tahu bahwa ia telah membuat Malcolm kecewa karena tidak bisa melahirkan seorang anak perempuan tetapi apa daya semua itu adalah kehendak yang Maha Kuasa dan bagi seorang istri kebahagiaan suami adalah prioritas utama. Dengan demikian, ia pun ingin mempunyai anak lagi tetapi niatnya terhalang karena setelah kehamilannya yang kedua dia tidak bisa hamil lagi.

Kehadiran Corrine kecil membuat hubungan antara Malcolm dan kedua anak laki – lakinya yakni Mal dan Joel menjadi semakin jauh. Mal dan Joel adalah anak dari pernikahannya dengan Olivia. Namun, Malcolm tidak menyayanginya karena mereka bukan anak perempuan seperti Corrine kecil. Hal ini disebabkan karena kekagumannya terhadap ibunya membuat Malcolm sangat mendambakan anak perempuan yang mirip dengan ibunya itu.

(55)

merasakan hal yang sama seperti keluarga yang lainnya. Sebagai contoh, pergi berjalan - jalan di jembatan layaknya keluarga pada umumya lengkap bersama ayah dan ibunya sambil berpegangan tangan, bersenda gurau dan saling melempar senyum bahagia atau hanya sekedar bermain di rumah itu pun tidak Malcolm lakukan untuk membuat anak – anaknya bahagia karena ia hanya fokus untuk bekerja.

Bagi seorang wanita apalagi sudah menjadi seorang istri, tentu akan sangat menyakitkan bila divonis tidak bisa mempunyai anak lagi. Selain itu dengan tekanan yang didapatkan dari suaminya seperti Malcolm yang sangat menginginkan anak perempuan sedangkan Olivia tidak dapat mewujudkannya yang membuatnya semakin menderita. Jauh di lubuk hati Olivia yang paling dalam, sebagai seorang istri ingin sekali bersama – sama merawat kedua anaknya dengan Malcolm. Misalnya, pada saat Malcolm menghabiskan waktunya di rumah, hal ini seharusnya menjadi momen yang tepat untuk seorang ayah dapat lebih dekat dan mengenal anaknya, bisa bermain dengannya, serta mengetahui tumbuh kembangnya. Namun hal itu tidak dilakukannya karena selama di rumah Malcolm sama sekali enggan berbicara dengan mereka ataupun sekedar melihatnya. Sepanjang hari, ia hanya habiskan waktunya dengan kerja sampai larut malam selama di rumah, bahkan sekedar untuk makan malam bersama keluarga saja Malcolm sangat sulit untuk dilakukan.

(56)

melepaskan diri dari bayang - bayang ibunya yang selalu menghantuinya setiap saat dan hal ini akibat dari dampak Oedipus Complex yang ia alami.

Data 10

"You don't understand." He shook his head and waved his hand in front of his face as though he were clearing away cobwebs. "It will be my way to keep constantly aware of the deceitful, beguiling ways of beautiful women, or I may allow myself to believe and trust in her too much. As much as I love her already, every time my lips say 'Corinne,' I will be reminded of my betraying mother who promised to stay and love me until I was a man. I will never be so hurt again," he concluded, nodding with the same kind of certainty he had when he made his pronouncements about the business world.(Andrews,1989:318)

(57)

Corrine kecil membuat Malcolm mendapatkan kembali cintanya juga sekaligus mengingatkannya kepada masa lalu yang pahit. Meskipun seperti itu, Malcolm tetap saja bahagia dengan kehadirannya dalam hidupnya yang kosong setelah ditinggalkan oleh ibu yang sangat ia sangat sayangi dan cintai itu.

Di sisi lain, sebagai seorang istri Olivia harus menerima kenyataan bahwa setelah Alicia melahirkan, ia pergi meninggalkan rumah dan menitipkan Corrine kecil untuk dirawat serta dianggap anaknya sendiri oleh Olivia. Hal ini pasti sangat berat dijalani olehnya karena istri mana yang rela merawat dan menganggap anak dari hasil perselingkuhan suaminya, tetapi Olivia menerima semua itu dengan sabar dan ikhlas.

Dampak dari kesabaran dan keikhlasannya karena sudah merawat Corrine kecil adalah ia sangat disayangi dan dicintai oleh anak tirinya tersebut. Memang, Corrine kecil dirawat oleh Olivia sejak bayi dan tentu saja ia berpikir bahwa Olivia adalah ibu kandungnya.

(58)

akhirnya mereka saling melempar dan membuat ayahnya meninggal seperti yang ditunjukkan oleh percakapan antara Alicia dan Olivia:

"Finally, Malcolm broke free of Garland's hold and crawled toward the doorway, but Garland was in such a rage, he wouldn't permit him to escape. He took hold of him again and they threw each other about until Garland screamed. He slipped out of Malcolm's arms and fell to the floor where he . . . he, oh, God. Is it true? Is Garland dead?" "It's true," I said.(Andrews, 1989:205)

Sepertinya, Garland sangat terpukul dengan kejadian tersebut karena untuk seorang ayah yang dikhianati oleh anaknya sendiri dan baginya sangat tidak diduga bila Malcolm dapat berbuat tercela seperti itu. Dalam benaknya, seharusnya seorang anak seperti Malcolm membantu menjaga istrinya ketika ia tidak ada di rumah bukan malah berbuat seperti demikian.

Oleh karena itu, Alicia memutuskan untuk pergi dari rumah karena sudah tidak ada ikatan lagi dengan keluarga Malcolm dan juga sebagai seorang perempuan yang sudah menghancurkan rumah tangga orang lain dan rumah tangganya sendiri akan lebih baik bila ia menjauh dari keluarga itu karena merasa bersalah dan malu. Memang, seharusnya yang merasa bersalah adalah Malcolm karena dialah akar dari bencana yang menimpa keluarga mereka tetapi Alicia pun merasa mempunyai andil atas apa yang terjadi karena Malcolm berbuat seperti itu disebabkan oleh Alicia yang sangat mirip dengan ibunya.

Data 11

Malcolm's adoration of his beautiful daughter increased daily. He not only had photographs taken of her continually, he had her portrait painted, something he still hadn't done for me. The picture of Corinne was placed in his trophy room for his private viewing. In his eyes she was perfect. (Andrews, 1989:357)

(59)

Kehadiran Corrine kecil ke dalam hidup Malcolm membuatnya semakin menyadari satu hal yakni antara Corrine kecil dan ibunya memiliki kemiripan yang tidak terbantahkan, mereka berdua seperti kembar yang berbeda generasi atau bisa disebut dengan reinkarnasi ibunya. Namun bukan hanya Malcolm yang menyadari bahwa Corrine kecil sangat mirip dengan ibunya tetapi juga orang – orang yang pernah mengenal ibunya dulu.

Suatu saat, Malcolm mengadakan sebuah pesta untuk Corrine kecil. Di sana, banyak orang yang mengenal keluarga Malcolm dengan baik dan salah satu dari dari tamu undangan itu mengatakan bahwa Corrine kecil sangat mirip dengan ibu Malcolm "Well . . . I . . . I meant that she looks so much like Malcolm's mother."(Andrews,1989:326). Maka tidak heran bila Malcolm selalu terpesona dan memujanya layaknya ia memuja ibunya, seperti diperlihatkan di data 11 di atas.

(60)

memasang foto anak perempuannya saja bukan keluarga besarnya. Maka dari itu, hal tersebut adalah dampak dari gejala Oedipus Complex yang Malcolm alami sehingga mempengaruhi kehidupannya dan berimbas pula terhadap keluarganya sendiri.

Data 12

He caught her hand in his. "You like your daddy?" He looked serious, as if he really weren't sure. "Oh, yes, Daddy." She pulled her lips back gently to tease him with her smile. "Then promise to stay with me forever and I promise that all this will be yours." He made a sweeping gesture with his hand and Corinne looked up at the high ceilings. She giggled. "I mean it," he said. "Everything I own will go to my princess. Will you stay with me forever?" "Of course I will, Daddy," she said, and he kissed her on the cheek. (Andrews, 1989:358)

Malcolm memperlakukan Corrine kecil sangat istimewa yang menyebabkannya bersikap mengekang kepadanya. Memang sangat wajar bila seseorang yang pernah kehilangan dan mempunyai kesempatan untuk mendapatkannya kembali bersikap demikian tetapi berbeda konteks dengan apa yang dilakukan Malcolm terhadapa Corrine kecil karena Corrine kecil bukan istrinya, dia adalah anaknya yang mempunyai kehidupan sendiri dan pada saatnya nanti akan meninggalkannya membangun keluarganya sendiri, sebagaimana diilustrasikan pada data 12 di atas.

(61)

kecil untuk tetap tinggal bersama selamanya bahkan rela melakukan apa pun agar putrinya tetap disampingnya padahal sebagai seorang anak, ia mempunyai hak penuh atas hidupnya walaupun memang tetap harus diawasi oleh kedua orang tuanya tetapi pada akhirnya anak itulah yang menjalaninya, apalagi Corrine adalah seorang anak perempuan yang tentu saja mempunyai impian seperti jatuh cinta dengan laki – laki yang membuat hati berdebar lalu menikah dan membangun sebuah keluarga yang bahagia.

Terlihat bahwa dampak yang timbul akibat Oedipus Complex menjadikan Malcolm memuja kecantikan putrinya sendiri dan menuntut agar putrinya selalu bersama untuk selama lamanya. Padahal jauh di lubuk hati yang paling dalam, Corrine kecil ingin lepas dari sang ayah untuk melakukan apa yang ia suka karena diceritakan bahwa tokoh Corrine kecil terus tumbuh menjadi dewasa. Oleh karena itu, kini bagi seorang perempuan yang beranjak dewasa seperti Corrine kecil biasanya menginginkan hal - hal romantis seperti demikian.

(62)

54

Pada bab ini, penulis menjelaskan mengenai simpulan yang didapat dari penelitian ini dan saran bagi peneliti atau mahasiswa/mahasiswi sastra inggris UNIKOM yang tertarik atau akan melanjutkan untuk meneliti kajian ini khususnya tentang topik Oedipus Complex.

5.1 Simpulan

Dalam novel Garden of Shadows karya V.C Andrews, penulis menemukan 6 data yang menunjukkan bahwa tokoh Malcolm Foxworth mengalami gejala dan 6 data yang menunjukkan dampak Oedipus Complex sebagai simpulan dari rumusan masalah yang pertama yakni gejala Oedipus Complex yang bisa dilihat dari tokoh tersebut dan dampak dari gejala tersebut terhadap tokoh lainnya.

Di bawah ini adalah simpulan yang didapat penulis berdasarkan rumusan masalah tersebut, yaitu :

(63)

keterikatan yang mendalam dengan ibunya dan tumbuh rasa cinta serta hasrat ingin memilikinya sehingga ia cemburu bila sang ibu bersama laki – laki lain. Selain itu, tokoh Malcolm sangat terobsesi dengan ibunya karena apapun yang dilakukannya selalu berkaitan dengan sosok tersebut bahkan ia membayangkan bisa berhubungan seksual bersamanya.

(64)

5.2 Saran

Saran penulis mengenai penelitian ini adalah Oedipus Complex bukan hanya berkaitan dengan gangguan seksual tetapi juga dapat berkaitan dengan ketergantungan kepada seseorang. Oleh karena itu, untuk menganalisisnya dapat menggunakan teori gangguan seksual atau lebih kepada psikisnya karena dari analisis yang sudah dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini, seseorang yang mengalami gejala Oedipus Complex cenderung tidak menyadari bahwa ia mengalami gejala tersebut.

(65)
(66)
(67)

Referensi

Dokumen terkait

Konsep silvofishery yang memadukan antara usaha tambak dengan penanaman mangrove diharapkan dapat menjembatani dua kepentingan tersebut, sehingga kegiatan budidaya

Kuesioner variabel X yaitu penerapan anggaran berbasis kinerja akan diisi oleh kepala sub bagian keuangan di setiap SKPD karena kepala bagian keuangan yang

Upaya sistemik dan strategis yang dapat dilakukan untuk mencegah agar sistem di sektor kesehatan tidak menginduksi ter- jadinya korupsi adalah membangun mekanisme kerja dengan

Puji Tuhan penulis ucapkan terkhusus kepada Bapa Yesus Kristus, yang telah memberikan anugrah dan berkat-berkat-Nya sehingga dapat tersusun skripsi ini dengan judul “Pola

Penelitian ini menggunakan 2 faktor yang diprediksi berpengaruh terhadap tim kerja efektif yaitu faktor dari individu ialah kecerdasan emosi, faktor dari dalam organisasi

Mengingat yang kita sembah adalah Dzat yang maha Suci, maka tempat (masjid, musholla) yang kita gunakan untuk beribadah harus dijaga kesuciannya dari najis. Jika ini sudah

(Sebahagian lagi dari) mereka berkata: Tuhan kamu lebih menengetahui tentang lamanya kamu tidur; sekarang utuslah salah seorang dari kamu, membawa wang perak kamu

Hasil perencanaan ulang dari sumur didapat titik injeksi atau Point of injection-nya berada pada kedalaman 3200 ft, hal ini menunjukan adanya perubahan terhadap kedalaman