PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN KEUNGGULAN KOMPETITIF
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Komparatif Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia - Singapura)
THE EFFECT OF INTELLECTUAL CAPITAL TOWARD COMPANY FINANCIAL PERFORMANCE WITH COMPETITIVE ADVANTAGE AS
INTERVENING VARIABLE
(Comparative Study on Manufacturing Companies in Indonesia and Singapore)
Oleh
RIZQIYA NUR ANISAH 20130420430
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN KEUNGGULAN KOMPETITIF
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Komparatif Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia - Singapura) THE EFFECT OF INTELLECTUAL CAPITAL TOWARD COMPANY FINANCIAL PERFORMANCE WITH COMPETITIVE ADVANTAGE AS
INTERVENING VARIABLE
(Comparative Study on Manufacturing Companies in Indonesia and Singapore)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh:
RIZQIYA NUR ANISAH 20130420430
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PERNYATAAN
Dengan ini saya,
Nama : Rizqiya Nur Anisah
NIM : 20130420430
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul “PENGARUH
INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN DENGAN KEUNGGULAN KOMPETITIF SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING (STUDI KOMPARATIF PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA - SINGAPURA )” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, 16 Desember 2016
Motto
”Wa man yatawakkal ‘alallaaha fahuwa hasbuh, inallaaha baalighu amrih.”
”Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya.” (QS Ath-Thalaq: 3)
”Waman jaahada fa-innamaa yujaahidu linafsihi innallaha laghanii-yun 'anil 'aalamiin.”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk :
Bapak ibuku tercinta, kakak-kakakku tersayang dan keluarga besar yang
telah memberikan doa, semangat, harapan, dorongan, dukungan serta kasih
sayang sehingga menjadikan motivasi untuk memberikan yang terbaik,
memberikan kebanggaan dan berusaha untuk tidak mengecewakan.
Ibu Dr. Ietje Nazaruddin, S.E., M.Si., Ak., CA, terimakasih banyak telah
menuntun dan membimbing penulis ke jalan yang benar sehingga skripsi
penulis dapat selesai dengan tepat waktu dan sukses.
Buat keluarga macam apa, ayah Ahlun, bunda Her, bulek Nana, adek Ika,
Indang, menantu Yogai, Daryan ugal, tetangga Desi dan Nendong
terimakasih atas semangat dan doanya.
Buat anggota Haryanto’s princess Kak Sun dan Mellot terimakasih sudah menemani, menjadi sahabatku, saling berbagi, sabar, susah seneng bareng
selama hampir 3 tahun ini.
Buat mbak Devi Intan Saputri S.E terimakasih selama ini telah membimbing, membantu dan mengajari saya dalam perkuliahan selama
ini.
Buat anak-anak kos Pak Suwarto terimakasih atas semangat dan doanya.
Buat Girls Generation Fida, Mela, Lely, Desi, dan Itak terimakasih sudah
menemani dan menjadi sahabatku dari awal kuliah sampai sekarang.
Buat best partner Arif Eko Fristian, terimakasih untuk semangat, doa,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i.
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING... ii.
HALAMAN PENGESAHAN... iii.
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR GAMBAR... xiv
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar BelakangPenelitian... B. Rumusan Masalah... 1 1. Resources Based Theory... 7 7 2. Kinerja Keuangan Perusahaan... 8
3. Intellectual Capital... 9
4. Keunggulan Kompetitif... 12
B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 13
C. Penurunan Hipotesis... 15
1. Intellectual Capital Terhadap Keunggulan Kompetitif... 15
2. Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan... 17
3. Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Keunggulan Kompetitif sebagai variabel intervening... 19
4. Tingkat Nilai Intellectual Capital di Indonesia dan Singapura .... 21
D. Model penelitian... 23
BAB III METODE PENELITIAN... 24
A. Obyek Penelitian... 24
B. Jenis dan Sumber Data... 24
C. Teknik Pengambilan Sampel... 24
D. Teknik Pengumpulan Data... 25
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 25
1. Variabel Dependen... 26
2. Variabel Independen... 26
3. Variabel Intervening... 29
F. Uji Kualitas Data... 29
1. Uji Statistik Deskriptif... 29
2. Uji Asumsi Klasik... 30
b. Uji Multikolinieritas... 30
c. Uji Autokorelasi... 30
d. Uji Heteroskedastisitas... 31
G. Uji Hipotesis Dan Analisis Data... 32
1. Regresi Berganda... a. Uji Koefisien Determinasi AdjustedR2... b. Uji Signifikansi Nilai F... 32 33 33 c. Uji Signifikansi Nilai t... 2. Path Analysis... 33 33 3. Uji Chow... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian... 36
B. Uji Statistik Deskriptif ... 36
C. Uji Asumsi Klasik... 38
1. Uji Normalitas... 38
2. Uji Autokorelasi... 38
3. Uji Multikolinearitas ... 39
4. Uji Heterokedastisitas... 40
D. Pengujian Hipoteis... 41
1. Pengujian Hipoteis 1a dan 1b... a. Uji Signifikansi Nilai t... b. Uji Koefisien Determinasi AdjustedR2... 2. Pengujian Hipoteis 2a dan 2b... a. Uji Signifikansi Nilai t... b. Uji Signifikansi Nilai F... c. Uji Koefisien Determinasi AdjustedR2... 41 3. Pengujian Hipoteis 3a dan 3b... 45
4. Pengujian Hipoteis 4... a. Uji Independent sample t-test... b. Uji Chow... 50 50 51 E. Pembahasan... 53
BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN... 57
A. Simpulan... 57
B. Keterbatasan... 57
C. Saran... 58 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
2.1 Tabel Ringkasan Penelitian Terdahulu... 14
4.1 Tabel Prosedur Pemilihan Sampel... 36
4.2 Tabel Statistik Deskriptif... 37
4.3 Tabel Hasil Uji Normalitas... 38
4.4 4.5 Tabel Hasil Uji Autokorelasi... Tabel Hasil Uji Multikolinieritas... 39 39 4.6 Tabel Hasil Uji Heterokedastisitas... 40 4.7
4.8
Tabel Hasil Uji Regresi Pengaruh IC terhadap KK Indonesia... Tabel Hasil Uji Regresi Pengaruh IC terhadap KK Singapura...
41 41 4.9
4.10
4.11 4.12
Tabel Hasil Uji Regresi Pengaruh IC dan KK terhadap KKP
Indonesia... Tabel Hasil Uji Regresi Pengaruh IC dan KK terhadap KKP
Singapura... ... Tabel Hasil Uji Independent Sample t-test ... Tabel Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis...
43
DAFTAR GAMBAR
2.1 Gambar Kerangka Model Penelitian... 23
4.1 4.2
Gambar Analisis Jalur Sampel Indonesia... Gambar Analisis Jalur Sampel Singapura...
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intellectual capital
terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan keunggulan kompetitif sebagai variabel intervening pada perusahaan manufaktur di Indonesia dan Singapura tahun 2013-2015 . Penelitian ini menggunakan sekunder melalui data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat. Metode yang digunakan adalah model regresi linier berganda.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa
intellectual capital mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan kompetitif pada perusahaan manufaktur di Indonesia dan Singapura. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa intellectual capital mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur di Indonesia dan Singapura. Selanjutnya penelitian ini membuktikan bahwa pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan dimediasi oleh keunggulan kompetitif. Terdapat perbedaan yang signifikan intellectual capital di Indonesia dan Singapura. Terdapat perbedaan tingkat pengaruh
intellectual capital terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur di Indonesia dan Singapura.
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the effect of intellectual capital toward company financial performance with competitive advantage as intervening variable on manufacturing company in Indonesia and Singapore during the period of 2013-2015. This research used secondary data from data gathered by data gathering council and was published to society. The method used was double liniear regression model.
Based on the analysis that has been done, the result shows that the intellectual capital has a positive and significant effect toward a competitive advantage. The result of research shows that intellectual capital has a positive effect and significant against toward company financial performance. Furthermore this research also proved that the effect of intellectual capital toward company financial performance is mediated by competitive advantage. There is a significant difference toward intellectual capital in Indonesia and Singapore. There is a difference level of intellectual capital effect toward financial performance in manufacturing company in Indonesia and Singapore.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Munculnya new economy membuat perekonomian global tumbuh dengan cepat, hal
tersebut terlihat dari perkembangan teknologi informasi yang lebih maju, penciptaan
inovasi bisnis yang lebih modern dan persaingan bisnis yang lebih sempit. Perkembangan
ekonomi saat ini telah sampai pada pembentukan pasar tunggal dan pusat produksi tunggal
yang biasa disebut dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). MEA adalah sebuah
integrasi ekonomi ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antar negara-negara
yang tergabung dalam anggota ASEAN. Dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat
selama MEA, kesuksesan perusahaan ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam
menyediakan dan memproduksi produk atau jasa yang mampu dijual dan tidak lagi
ditentukan dari seberapa besar perusahaan dapat menjual produknya (Mulyadi, 2001).
Secara umum MEA bertujuan untuk menciptakan ekonomi yang stabil, makmur dan
memiliki tingkat daya saing yang tinggi. Agar perekonomian di Indonesia tidak kalah
bersaing dengan negara lain, maka perusahaan di Indonesia harus memiliki keunggulan
kompetitif, yaitu dengan menciptakan inovasi dan strategi bisnis yang kreatif agar mampu
bersaing. Jika sebuah perusahaan menginginkan untuk terus bersaing maka perusahaan
harus mengubah strateginya, dari bisnis yang berdasarkan tenaga kerja (labor based
business) kebisnis yang berdasarkan pengetahuan (knowledge based business).
Value added dapat tercipta dengan mengelola nilai-nilai tidak tampak yang terdapat
perusahaan pada modal intelektual jika perusahaan menerapkan strategi pengetahuan
(knowledge based business). Menurut PSAK No. 19 (revisi 2010), aset tidak berwujud
adalah aset non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta
dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang dan jasa,
disewakan kepada pihak yang lainnya atau untuk tujuan administratif (IAI, 2009).
Intellectual capital merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam
pengukuran dan penilaian intangible asset, dimana tujuan utamanya adalah untuk
mendapatkan keunggulan kompetitif. Menurut Bontis et al.,(2000) mengatakan bahwa
elemen-elemen pembangun intelectual capital terdiri dari structural capital (SC), customer
capital (CC) dan human capital (HC). Dengan mengoptimalkan unsur-unsur dalam IC
tersebut maka perusahaan dapat menciptakan produk yang favorable bagi para
konsumennya.
Intellectual capital yang dimiliki perusahaan akan mampu menciptakan inovasi baru
yang kreatif, dimana inovasi ini dapat dijadikan modal bagi perusahaan untuk dapat
bersaingdengan perusahaan lainnya. Pondasi bagi perusahaan untuk lebih kompetitif dan
unggul adalah dengan adanya kesadaran akan pentingnya intellectual capital bagi
kelangsungan perusahaannya. Perusahaan yang mampu menciptakan keunggulan
kompetitif dapat menjaga kelangsungan bisnisnnya (going concern) dalam jangka waktu
yang lama dan nilai tambah bagi perusahaan akan muncul dengan sendirinya dari
keunggulan perusahaan tersebut.
Jika perusahaan dapat mengoptimalkan penggunaan aset tidak berwujud maka dapat
meningkatkan kinerja perusahaan. Wang dan Chang (2005), mengakui bahwa daya saing
ditentukan oleh intelectual capital. Hal tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan nilai
dan kinerja keuangan perusahaan dapat dipengaruhi oleh keunggulan kompetitif yang
berasal dari intelectual capital.
Kinerja keuangan perusahaan menunjukkan tingkat efisiensi dan efektivitas
perusahaan dalam mencapai tujuannya. Pengukuran kinerja berguna untuk pengambilan
keputusan dan evaluasi kinerja perusahaan. Rasio keuangan digunakan oleh pengguna
informasi untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan seperti rasio profitabilitas.
Indikator dari kinerja keuangan yang kerap digunakan untuk mengambil sebuah keputusan
merupakan rasio profitabilitas. Hal tersebut karena rasio profitabilitas sangat cocok untuk
mengevaluasi dan mengukur efektivitas kinerja manajemen dalam menjalankan
produktivitas usahanya untuk mengelola seluruh aset-aset perusahaan.
Peneliti mengambil penelitian di Indonesia dan Singapura karena kedua negara
tersebut masih dalam satu lingkup anggota MEA. Selain itu Singapura merupakan negara
maju di Asia Tenggara yang letaknya dekat dengan Indonesia. Menurut United Nations
Industrial Development Organization (UNIDO), indeks daya saing industri Indonesia
masih kalah dibandingkan dengan Singapura. Indeks daya saing industri ini merefleksikan
kapabilitas ekonomi untuk memproduksi dan mengekspor produk manufaktur. UNIDO
menempatkan indeks daya saing industri Singapura ada di peringkat ke-7 sedangkan
Indonesia ada pada peringkat ke-42 berdasarkan Competitive Industrial Performance (CIP)
per 2013.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Kamukama et
al.,(2011). Penelitian ini mengambil objek perusahaan manufaktur di Indonesia dan
perusahaan-perusahaan manufaktur guna memberikan nilai tambah sehingga dapat memberikan ciri
khas bagi perusahaan. Ciri khas tersebut yang menjadi pembeda dari perusahaan pesaing
lainnya. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul:
“Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dengan
Keunggulan Kompetitif sebagai Variabel Intervening (Studi Komparatif pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia-Singapura )”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah intellectual capital berpengaruh positif terhadap keunggulan kompetitif pada
perusahaan manufaktur di Indonesia dan Singapura ?
2. Apakah intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan pada
perusahaan manufaktur di Indonesia dan Singapura ?
3. Apakah keunggulan kompetitif memediasi hubungan antara intellectual capital
terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur di Indonesia dan Singapura ?
4. Apakah terdapat perbedaan tingkat pengaruh intellectual capital terhadap kinerja
keuangan perusahaan di Indonesia dan Singapura.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji pengaruh positif intellectual capital terhadap keunggulan kompetitif
2. Untuk menguji pengaruh positif intellectual capital terhadap kinerja keuangan pada
perusahaan manufaktur di Indonesia dan Singapura.
3. Untuk menguji pengaruh positif keunggulan kompetitif sebagai pemediasi hubungan
intellectual capital terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur di
Indonesia dan Singapura.
4. Untuk menguji perbedaan tingkat pengaruh intellectual capital terhadap kinerja
keuangan perusahaan di Indonesia dan Singapura.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya:
1. Penelitian ini dapat menjadi tambahan literatur dan bahan pertimbangan bagi pihak
lain yang akan melakukan penelitian selanjutnya mengenai pengaruh intellectual
capital terhadap kinerja keuangan perusahaan antara negara Indonesia dan Singapura.
2. Penelitian ini dapat memperkaya ilmu pengetahuan dibidang akuntansi terutama
mengenai akuntansi keuangan.
3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya perusahaan,
khususnya intellectual capital.
4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan informasi tambahan
mengenai pentingnya penerapan intellectual capital bagi kemajuan sebuah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori
1. Resources Based Theory (RBT)
Resource based theory adalah teori yang menjelaskan tentang kinerja perusahaan
akan optimal jika perusahaan memiliki keunggulan kompetitif sehingga dapat
menghasilkan nilai bagi perusahaan. Keunggulan kompetitif adalah sesuatu yang melekat
pada perusahaan dan sulit untuk ditiru oleh perusahaan lain. Keunggulan kompetitif
didapatkan dengan memanfaatkan dan mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan
baik. Dalam sumber daya yang dimiliki perusahaan, resource based theory meyakini
bahwa perusahaan sebagai kumpulan kemampuan dalam mengelola sumber daya tersebut
(Penrose, 1959). Sumber daya adalah semua yang dimiliki dan dikendalikan perusahaan
baik itu aset, kemampuan perseorangan karyawan, pengetahuan tentang teknologi, proses
organisasional, dan informasi yang berguna untuk mengimplementasikan strategi
perusahaan sehingga meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan.
Kuryanto (2008) menyatakan bahwa keunggulan kompetitif dihasilkan dari
kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber dayanya dengan baik sehingga dapat
menciptakan value added bagi perusahaan. Sumber daya disini berupa intellectual capital
yaitu human capital, structural capital, dan customer capital. Keunggulan kompetitif
akan tercipta jika intellectual capital dapat dikelola dengan baik sehingga nantinya dapat
menciptakan value added yang berguna untuk perusahaan dan akan berpengaruh terhadap
mencapai keunggulan kompetitif menurut Barney dan Clark (2007), adalah sebagai
berikut :
a. Sumber daya harus bisa menambah nilai positif bagi perusahaan.
b. Sumber daya harus sulit untuk ditiru oleh pesaingnya.
c. Sumber daya harus bersifat unik diantara sumber daya pesaingnya.
d. Sumber daya tidak dapat digantikan denganpesaing lainnya.
Dari pengertian diatas, menurut RBT, intellectual capital memenuhi kriteria sebagai
sumber daya yang unik dalam menciptakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan
sehingga dapat menciptakan value bagi perusahaan. Value ini berupa adanya kinerja yang
semakin optimal di dalam perusahaan.
2. Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana
suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan
keuangan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang
telah memenuhi standar dan ketentuan dalam Standar Akuntansi Keuangan
(Fahmi,2011).Kinerja keuangan merupakan salah satu alat ukur yang digunakan untuk
mengukur suatu kualitas perusahaan. Pengukuran terhadap kinerja perusahaan diperlukan
untuk mengetahui apakah kinerja perusahaan baik atau buruk.
Pengukuran kinerja yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Return on
Asset (ROA) karena dapat memberikan gambaran tingkat pengembalian keuntungan yang
dapat diperoleh investor atas investasinya. ROA merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan dengan
bersih (net income) dengan rata-rata total aset perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA,
semakin efisien perusahaan dalam menggunakan assetnya, baik aset fisik ataupun aset
non-fisik (intellectual capital) akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
3. Intellectual Capital (IC)
Intellectual Capital (IC) merupakan hal yang penting dalam menentukan
aktivitas-aktivitas entitas. Untuk memanfaatkan IC, entitas perlu memahami apakah yang
dimaksud dengan IC tersebut. Ide atau gagasan mengenai intellectual capital mulai
berkembang pada pertengahan tahun 1990-an yang diindikasikan dengan munculnya
pergeseran dari labor based business ke knowledge based businessdan menghasilkan
banyak literaturyang menggunakan istilah intangible sebagai nama lain intellectual
capital. Melalui pemahaman makna aset intangible, entitas dapat menyusun dan
menetapkan strategi serta kebijakan-kebijakan untuk mengevaluasi dan memaksimalkan
produktivitas aset mereka yang paling bernilai tersebut.
Definisi dari IC menurut Ricceri (2007) berasal dari flow concept, yaitu intellectual
capital adalah sumber daya knowledge based atau intelektual dari organisasi. Intellectual
capital mencakup sumber daya yang terdapat dalam satu waktu dan sumber daya likuid
yang digunakan untuk berinteraksi dengan sumber daya intelektual maupun physical.
Dalam knowledge based business, intellectual capital berguna untuk menciptakan
keuntungan kompetitif, hal itu terjadi karena intellectual capital mempunyai beberapa
keunggulan (Sangkala, 2006), yaitu:
a. Memberikan pemahaman sifat dasar sumber daya dalam tindakan.
b. Memberikan gambaran menyeluruh mengenai perusahaan.
d. Lebih bersifat praktek daripada konseptual.
Umumnya terdapat dua pendekatan dalam mengukur intellectual capital. Pertama
fokus pada cost different dan lainnya menggunakan pendekatan yang berorientasi pada
nilai. Pengukuran intellectual capital yang menggunakan pendekatan berorientasi pada
nilai antara lain Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM) yang dikembangkan oleh
Pulic (2000) dengan tujuan untuk menyajikan informasi tentang value creation efficency
dari aset berwujud (tangible assets) dan aset tak berwujud (intangible asset) yang
dimiliki oleh perusahaan. Perhitungannya dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk
menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menciptakan value added (VA). Bontis et al., (2000) menyatakan bahwa secara umum
para peneliti mengidentifikasi tiga konstruk utama dari modal intelektual, yaitu:
structural capital (SC), customer capital (CC) dan human capital (HC).
Human capital (HC) adalah sumber kekayaan yang dimiliki perusahaan dalam
melakukan kegiatan bisnis berupa pengetahuan, inovasi, kompetensi dan ketrampilan
yang dimiliki oleh karyawannya. HC merepresentasikan individual knowledge stock suatu
organisasi yang direpresentasikan oleh karyawannya. HC merupakan kombinasi dari
genetic inheritance, education, experience, and attitude tentang kehidupan dan bisnis.
Human capital dapat meningkat apabila perusahaaan dapat menggunakan dan
mengoptimalkan pengetahuan karyawan. Human Capital dalam VAIC (Value Added
Human Capital -VAHU) menunjukkan berapa banyak nilai tambah perusahaan yang
dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja dalam sumber daya
Structural capital (SC) merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
proses rutinitas perusahaan dan strukturnya, yang mendukung usaha karyawan untuk
menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan
yang mencakup dua elemen penting, yaitu intellectual property dan infrastructure asset.
Intellectual property dilindungi oleh hukum (paten, hak cipta, dan merk dagang),
sedangkan infrastructure asset, merupakan elemen intellectual capital yang dapat
diciptakan di dalam perusahaan atau dimiliki dari luar (budaya perusahaan, management
process, sistem informasi, networking system). SC dalam model VAIC disebut dengan
Structural Capital Value Added (STVA). STVA menunjukkan kontribusi structural
capital (SC) dalam penciptaan value added. STVA mengukur jumlah SC yang
dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah dari value added dan merupakan indikasi
bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.
Relational capital atau customer capital (CC) merupakan komponen modal
intelektual yang memberikan nilai secara nyata. Relational capital menunjukkan
hubungan yang baik antara lingkungan internal dan eksternal perusahaan, diantaranya
adalah dengan mitra bisnisnya seperti pemasok, pelanggan, pemerintah maupun
masyarakat di sekitar. Sedangkan tema utama dari CC adalah pengetahuan yang melekat
dalam marketing channels dan customer relationship dimana suatu organisasi
mengembangkannya melalui proses berjalannya bisnis. VAIC komponen ini disebut
Value Added of Capital Employed (VACA). VACA merupakan indikator VA yang
4. Keunggulan Kompetitif
Keunggulan kompetitif menurut Porter (1986) adalah kemampuan suatu perusahaan
untuk meraih keuntungan ekonomis di atas laba yang mampu diraih oleh pesaing di pasar
dalam industri yang sama. Barney (1991), Stiles dan Kulvisaechana (2004) mengatakan
bahwa suatu perusahaan dikatakan memiliki keunggulan kompetitif ketika perusahaan
tersebut mempunyai sumber daya organisasional yang berharga, langka, sangat sulit
ditiru dan tidak dapat dengan mudah digantikan secara signifikan.
Dalam mengembangkan posisi kompetitif yang berkesinambungan, setiap
perusahaan secara sengaja atau sebagai akibat tekanan pasar akan mencapai satu dari dua
strategi kompetitif yaitu kepemimpinan diferensiasi (differentiation) atau biaya (cost
leadership). Differentiation adalah strategi bisnis yang dilakukan perusahaan untuk
menghasilkan produk yang memiliki keunikan atau ciri khas tertentu yang membedakan
perusahaan tersebut dengan pesaing lain. Cost leadershipadalah keunggulan perusahaan
dalam memproduksi produk dengan biaya yang lebih murah dibanding pesaing lain.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Kamukama et al., (2011) melakukan penelitian tentang hubungan antara
intellectual capital dan kinerja keuangan perusahaan dengan keunggulan kompetitif
sebagai variabel intervening. Hasil penelitianya menunjukkan bahwa hubungan antara
intellectual capital dengan kinerja keuangan perusahaan meningkat jika memiliki suatu
keunggulan kompetitif. Jadi,hubungan antara intellectual capital dan kinerja keuangan
perusahaan dapat dimediasi oleh keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan.
Tabel 2.1 kinerja pasar pada perusahaan multina- sional di Indonesia
Intellectual capital tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan dan kinerja pasar pada perusahaan multinasional di
intellectual capital yang terdiri atas human capital, customer capital dan structural capital
berpengaruh signifikan terhadap
Return on Aset (ROA), sebagai indikator dari kinerja keuangan perusahaan.
Intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (ROA) dengan strategi sebagai variabel moderasi.
4. Sirapanji (2015)
pengaruh value added intellectual capital terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2008
– 2013
Intellectual capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan di sektor perdagangan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 hingga 2013
�� ���berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROA) dan terbukti dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.�� ���berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan terbukti memberikan nilai yang lebih tinggi terhadap pasar yang mampu mengelola
6. Faradina (2016)
Pengaruh intellectual capital danintellectual capital disclosure
terhadap kinerja keuangan perusahaan
Intellectual Capital Disclosure
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin banyak informasi Intellectual Capital Disclosure yang diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan maka semakin tinggi kinerja keuangan perusahaan tersebut.
7. Diana (2015) Hubungan antara intellectual capital dan kinerja perusahaan dengan keunggulan kompetitif sebagai variabel intervening (studi kasus bpr di sumatera utara)
1.Intellectual Capital
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Keunggulan Kompetitif
2. Intellectual Capital
memberikan pengaruh langsung terhadap Kinerja Perusahaan. Dan Keunggulan Kompetitif dapat memediasi pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja
Perusahaan
Sumber: Diolah dari beberapa hasil penelitian (2016)
C. Penurunan Hipotesis
1. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Keunggulan Kompetitif
Menurut Resource Based Theory, keunggulan kompetitif akan tercipta jika
perusahaan dapat mengolah sumber dayanya secara efisien dan efektif. Sumber daya
unggul yang ada dalam aset intelektual perusahaan (modal intelektual) akan
menghasilkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Wang dan Chang (2005)
menemukan bahwa modal intelektual merupakan faktor penentu fundamental dari
perkembangan nilai perusahaan di masa yang akan datang serta daya saing perusahaan
saat ini dan masa yang akan datang.
Modal intelektual terdiri atas modal struktural, modal relasional dan modal manusia
modal intelektual yang menghasilkan value added akan meningkatkan keunggulan
kompetitif yang dimiliki perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar
nilai modal intelektual maka, keunggulan kompetitif perusahaan juga menjadi semakin
besar. Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian dari Kamukama et al., (2011) yang
menunjukkan bahwa modal intelektual memiliki pengaruh positif dengan keunggulan
kompetitif perusahaan dan juga didukung oleh penelitian dari Wu (2013) yang
menyatakan bahwa intellectual capital mempunyai pengaruh positif terhadap keunggulan
perusahaan.
Temuan Bontis (2002), menunjukkan bahwa tiga unsur modal intelektual saling
berhubungan dan beroperasi dengan cara interaktif atau kolaboratif untuk membentuk
basis modal yang kuat intelektual yang menciptakan atau mempengaruhi posisi
kompetitif perusahaan. Bataineh et al.,(2011) menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan dan positif yang kuat antara modal manusia dan struktural pada keunggulan
kompetitif, dan moderat pengaruh signifikan dan positif dengan modal relasional. Diana
(2015), menyatakan bahwa intellectual capital berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keunggulan kompetitif. Hasil tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu
satuan intellectual capital maka akan meningkatkan keunggulan kompetitif. Semua
definisi di atas menunjukkan bahwa intellectual capital mendorong atau menciptakan
keunggulan kompetitif bagi perusahaan, maka hipotesis yang dapat diturunkan adalah
sebagai berikut:
: Intellectual capital berpengaruh positif terhadap keunggulan kompetitif
: Intellectual capital berpengaruh positif terhadap keunggulan kompetitif
perusahaan manufaktur di Singapura.
2. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Pengukuran kinerja dilakukan untuk mengetahui kinerja dan prestasi yang telah
dicapai oleh perusahaan. Kinerja keuangan juga menunjukkan efisiensi dan efektivitas
perusahaan dalam mencapai tujuan yang hendak dicapai. Ukuran kinerja yang biasanya
digunakan adalah ukuran kinerja keuangan yang ditunjukkan oleh laporan keuangan
perusahaan yang memberikan gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan. Untuk
menjalankan perusahaannya dan memiliki kinerja keuangan yang baik adalah jika dapat
mengelola sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien.
Kinerja keuangan dan keunggulan kompetitif perusahaan yang unggul akan
dihasilkan dengan adanya intelectual capital. Berdasarkan research based theory, kinerja
perusahaan yang sangat baik dihasilkan dari konsep intellectual capital. Hal yang paling
terlihat dalam mengukurnya adalah laba yang didapatkan perusahaan. Semakin tinggi
intelectual capitalartinya semakin tinggi pendayagunaan sumber daya perusahaan dalam
menghasilkan laba.
Intlectual capital dapat membawa pengaruh langsung terhadap aset yang dimiliki
perusahaan jika perusahaan tersebut dapat mengelola komponen intlectual capitalnya
dengan baik. Dalam hal ini maka perusahaan akan mengelola aset yang dimiliki
perusahaan secara efisien dan efektifyang diukur dengan return on asset (ROA). Semakin
tinggi intellectual capital maka laba akan semakin besar, hal tersebut membuat nilai ROA
juga menjadi semakin besar. Dengan demikian intellectual capital mampu memberikan
Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mursida (2014), Chusnah
(2014), Sirapanji (2015) dan Faradina (2016) mengungkapkan bahwa intellectual capital
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Namun hasil
penelitian tersebut berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2013) yang
menyatakan bahwa intellectual capital tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada
perusahaan multinasional di Indonesia. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka hipotesis
yang dapat diturunkan adalah sebagai berikut:
: Intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan
manufaktur di Indonesia.
: Intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan
manufaktur diSingapura.
3. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Keunggulan Kompetitif sebagai Variabel Intervening
Dalam persaingan global, demi menjaga kelangsungan usahanya perusahaan perlu
menciptakan suatu keunggulan kompetitif. Untuk mengarah pada keunggulan kompetitif,
resource based theory menyebutkan bahwa penggunaan sumber daya yang berharga,
langka, imperfect imitability dan tidak ada penggantinya dapat mencerminkan suatu
keunggulan kompetitif perusahaan (Barney, 2007). Perusahaan yang telah memiliki
sumber daya baik memerlukan suatu strategi untuk dapat terus bersaing dan memperoleh
keunggulan kompetitif. Menurut Porter (1986), strategi tersebut adalah strategi
kepemimpinan biaya rendah ( the cost of leadership dan strategi differensiasi. Meskipun
Porter berpendapat bahwa perusahaan harus memilik salah satu dari strategi tersebut,
tersebut. Masing-masing strategi ini memberikan dasar untuk memperoleh keunggulan
bersaing dalam suatu industri.
Perusahaan yang memilih strategi diferensiasi dan memiliki modal intelektual yang
tinggi, akan lebih mampu bersaing dan lebih mampu menghadapi ketidakpastian
lingkungan karena didukung oleh skill yang memadai. Setiap strategi memberikan
perbedaan mendasar dalam menentukan arah untuk mendapatkan keunggulan bersaing.
Suatu perusahaan yang mampu merumuskan dan mengimplementasikan suatu strategi
yang mengarah pada kinerja yang lebih unggul dibandingkan dengan pesaing lainnya
dikatakan memiliki keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif dicapai oleh
perusahaan-perusahaan yang berhasil dalam memobilisasi aset intelektual mereka dalam
bentuk keterampilan, pengetahuan, teknologi, kemampuan strategis dan pengalaman.
Dengan demikian, esensi dari strategi itu adalah menjadi berbeda dari pesaingnya dan
besifat unik.
Modal intelektual terhadap kinerja keuangan perusahaan dapat dihubungkan oleh
keunggulan kompetitif sebagai efek pemediasi (Tovstiga dan Tulugurova, 2009). Hal
tersebut menunjukkan bahwa keunggulan kompetitif berpengaruh tidak langsungterhadap
hubungan antara modal intelektual dan kinerja keuangan perusahaan. Prahalad dan Hamel
(1990), Barney (1991), Tovstiga dan Tulugurova (2009), menegaskan bahwa modal
intelektual mempengaruhi keunggulan kompetitif dan kinerja perusahaan. Hal tersebut
sesuai dengan penelitian oleh Kamukama et al., (2011) yang mengindikasikan bahwa
hubungan antara modal intelektual dengan kinerja keuangan dapat dimediasi oleh
keunggulan kompetitif perusahaan. Intellectual capital memberikan pengaruh langsung
pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan keunggulan kompetitif sebagai variabel
intervening maka secara tidak langsung akan meningkatkan pengaruh variabel
intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan pernyataan
tersebut, maka hipotesis yang dapat diturunkan adalah sebagai berikut:
: Keunggulan kompetitif memediasi pengaruh intellectual capital terhadap
kinerja keuangan perusahaan manufaktur di Indonesia.
: Keunggulan kompetitif memediasi pengaruh intellectual capital terhadap
kinerja keuangan perusahaan manufaktur di Singapura.
4. Nilai Intellectual Capital di Indonesia dan Singapura
Adanya perbedaan faktor ekonomi, sosial dan politik antara negara maju dan negara
berkembang, ditambah lagi Singapura sebagai negara maju lebih berperan sebagai trend
setter yang mengutamakan inovasi dibanding dengan negara berkembang. Hal inilah
yang menyebabkan adanya perbedaan pengaruh peran intellectual capital di dua negara
tersebut.
Singapura adalah negara yang mengutamakan sektor perdagangan dan sangat
bergantung pada ekspor dan impor.Industri manufaktur dan jasa keuangan menyumbang
masing-masing 26% dan 22% dari produk domestik bruto Singapura pada tahun 2000.
Menurut United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), indeks daya
saing industri Indonesia masih kalah dibandingkan dengan beberapa negara tetangga di
ASEAN. Indeks daya saing industri ini merefleksikan kapabilitas ekonomi untuk
saing industri Singapura ada di peringkat ke-7 sedangkan Indonesia ada pada peringkat
ke-42 berdasarkan Competitive Industrial Performance (CIP) per 2013.
Menurut penelitian Tan et al., (2007) yang meneliti tentang hubungan intellectual
capital dan kinerja keuangan perusahaan di Singapura. Penelitian ini menggunakan data
sampel sebanyak 150 perusahaan go public yang terdaftar di Singapore Exchange untuk
periode tahun 2000 sampai dengan 2002. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat
hubungan positif antara intellectual capital perusahaan dengan kinerja, hubungan posiif
antara peningkatan nilai intellectual capital perusahaan dengan kinerja perusahaan di
masa datang, dan terdapat hubungan positif antara tingkat pertumbuhan perusahaan
dengan kinerja perusahaan di masa datang, serta kontribusi intellectual capital untuk
kinerja perusahaan akan berbeda sesuai dengan industrinya.
Penelitian mengenai pengaruh intellectual capital di indonesisa telah dilakukan oleh
beberapa peneliti. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Simarmata (2016)
menyatakan bahwa �� ��� berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan
(ROA) dan terbukti dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. �� ���berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan dan terbukti pasar memberikan nilai yang lebih tinggi
terhadap pasar yang mampu mengelola intangible asset berupa intellectual capital yang
terdapat dalam perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, untuk menguji perbedaan tingkat
intellectual capital di perusahaan Indonesia dan Singapura, maka hipotesis yang dapat
diturunkan adalah sebagai berikut:
: Terdapat perbedaan tingkat pengaruh intellectual capital terhadap kinerja
D. Model Penelitian
Gambar 2.1
Kerangka Model Penelitian Keunggulan
Kompetitif
Kinerja Keuangan Perusahaan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Obyek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor industri manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesiadan Singapore Exchange yang memiliki data
lengkap sesuai dengan variabel yang terdapat dalam penelitian ini. Periode dalam
penelitian ini mencakup data pada tahun 2013-2015.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data penelitian yang digunakan adalah data sekunder. Sumber data yang
dipakai adalah data publikasi dari laporanan keuangan perusahaan industri
manufaktur tahun 2013-2015 yang diperoleh dan diterbitkan oleh website resmi
Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan Singapore Exchange (www.sgx.com), serta
website resmi perusahaan yang menjadi obyek penelitian.
C. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu
dengan pertimbangan tujuan atau masalah penelitian. Kriteria-kriteria tersebut
adalah:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Singapore
Exchange.
2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangannya secara lengkaptahun
2013-2015.
3. Perusahaan yang memiliki data-data lengkap yang dibutuhkan dalam penelitian
4. Perusahaan yang memiliki ROA yang positif dalam laporan keuangan tahun
2013- 2015.
5. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan untuk tahun
2013-2015 dalam bentuk denominasi rupiah (IDR) dan dolar Singapura (SGD).
D. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode dokumentasi dan
studi pustaka. Dokumentasi yaitu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan
data dan dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Data dan dokumen-dokumen tersebut
merupakan laporan keuangan yang diperoleh dari Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI)
yang ada di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, website resmi Bursa Efek
Indonesia (www.idx.co.id) dan Singapore Exchange (www.sgx.com). Sedangkan studi
pustaka, dilakukan dengan mengolah literature-literature, artikel, jurnal dan media
tertulis lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian.
E. Definisi operasional dan pengukuran variabel
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen, variabel independen,
dan variabel intervening. Penelitian ini menguji pengaruh intellectual capital terhadap
kinerja keuangan perusahaan dengan keunggulan kompetitif sebagai variabel
intervening.
1. Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja
keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan diukur dengan menggunakan
Return on Asset (ROA) .
ROA
= �� � � �Rasio ini mewakili rasio profitabilitas, yang mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang dimiliki
perusahaan.
2. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah intellectual capital (IC). IC
dibagi menjadi tiga elemen utama yaitu : Human Capital (VAHU), Structural
Capital (STVA) dan Physical Capital (VACA). Pulic (2000) menyatakan bahwa
VAIC™ merupakan simbol dari gabungan ketiga value added tersebut.
Kemampuan intelektual suatu organisasi ditunjukkan oleh Value added
intellectual coefficient (VAIC). Formulasi perhitungan VAIC™ yaitu :
a. Value Added(VA)
Value Added adalah selisih antara output dan input, dengan formula:
Output (OUT) : total penjualan atau pendapatan lain
Input (IN) : total beban dan biaya-biaya (selain beban karyawan)
VA : selisih antara output dan input
Formulasi untuk menentukan VAIC:
VAIC : Value added intellectual coefficient
VACA : Value added of capital employee
VAHU : Value added of human capital
STVA : Structural capital value added VA = OUT – IN
b. Value Added Human Capital(VAHU)
VAHU merupakan suatu indikator yang menunjukkan seberapa besar
value added yang dihasilkan dari biaya yang dikeluarkan untuk
meningkatkan kinerja. Jadi, kontribusi yang dihasilkan oleh setiap rupiah
yang diinvestasikan dalam human capital (HC) terhadap value
addedditunjukkan oleh VAHU. Human capital (HC) merupakan beban
karyawanVAHU adalah indikator kualitas sumber daya manusia yang
dimiliki perusahaan, dengan formula:
VAHU : rasio dari VA terhadap HC
HC : beban karyawan
VA : selisih antara output dan input
c. Structural Capital Value Added (STVA)
Structural capital Value Added (STVA) adalah rasio structural
capital (SC) terhadap value added (VA). Structural capital (SC) adalah
selisih antara value added (VA) dengan human capital (HC). Rasio ini
mengukur jumlah SC yang diperlukan untuk menghasilkan satu rupiah
dari VA dan merupakan indikasi keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.
Formula untuk menentukan STVA yaitu :
SC = VA – HC
STVA dapat dirumuskan sebagai berikut:
VAHU = VA / HC
HC : beban karyawan
SC : selisih antara VA dan HC
VA : selisih antara output dan input
d. Value Added Capital Employed (VACA)
Value Added Capital Employed merupakan rasio dari VA terhadap
ekuitas perusahaan atau Physical Capital Employed (CE). Physical
Capital Employed merupakan seluruh asset perusahaan baik financial
assets maupun non financial assets. CE dihitung dari nilai buku bersih
aktiva perusahan. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh
setiapunit dari CE terhadap value added perusahaan, dengan formula :
VACA : rasio dari VA terhadap CE
CE : dana yang tersedia (ekuitas + laba bersih)
VA : selisih antara output dan input
3. Variabel Intervening
Variabel intervening dalam penelitian ini adalah keunggulan kompetitif.
Variabel intervening adalah variabel mediasi atau antara yang berguna untuk
memediasi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen
(Ghozali,2013). Variabel keunggulan kompetitif diukur dengan menggunakan
Asset Utilization Efficiency (AUE).
F. Uji Kualitas Data
1. Uji Statistik Deskriptif
VACA = VA/CE
Uji statistik deskriptif memberikan gambaran penuh mengenai informasi atau
penjelasan mengenai nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean),
median, dan standar deviasi dari sampel penelitian yang disajikan dengan
menggunakan tabel statistic descriptive.
2. UjiAsumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik digunkan untuk menentukan alat statistik yang akan
digunakan dalam pengujian hipotesis. Model regresi dalam penelitian ini signifikan
apabila model tersebut memenuhi asumsi klasik. Terdapat empat asumsi yang harus
dipenuhi, yaitu normalitas, multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas
(Darma dan Basuki,2015).
a. Uji normalitas
Uji normalitasberguna untuk memastikan bahwa residual dalam model
regresi memiliki distibusi normal. Cara yang umum digunanakan untuk
melakukan uji normalitas adalah Uji Kolmogorov-Smirnov (Uji-KS). Data
dikatakan memiliki distribusi normal apabila nilai signifikansi lebih besar dari
alpha 0,05 atau 5%.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas berguna untuk mengetahui adanya hubungan liner
antara sesama variable independen. Pendeteksian multikolinieritas dapat
dilihat melalui nilai Variance Inflation Factors (VIF). Data dikatakan tidak
terkena multikolinieritas apabila nilai Variance Inflation Factors (VIF) < 10.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi berguna untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang
model regresi. Pengujian autokorelasi pada umumnya menggunakan uji
Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Jika nilai dW lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka
hipotesis nol ditolak, yang berarti tedapat aurokorelasi.
2) Jika nilai dW terletak diantara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol
diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.
3) Jika dW teletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL),
maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
Nilai dU dn dL dapat diperoleh dari tabel statistic Durbin_Watson, dengan
bergantung pad banyaknya observasi dan banyaknya variabel independen yang
digunakan dalam penelitian (Ghozali,2013).
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitasberguna untuk mengetahui adanya ketidaksamaan
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji
heteroskedastisitas pada umumnya dilakukan dengan menggunakan uji metode
glejser. Uji glejser dilakukan dengan cara meregresikan nilai absolute residual
dengan variable independen dalam model penelitian. Data dikatakan tidak
terkena heteroskedastisitas apabila nilai signifikansinya > alpha 0,05 atau 5%.
G. Uji Hipotesis dan Analisis Data
Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan dan untuk menguji pengaruh
variabel mediasi (variabel intervening) dalam memediasi variabel independen
terhadap variabel dependen digunakan metode analisis regresi berganda.
1. Regresi Berganda
KK = α +� IC + ε……….…………..…...(1)
Dimana :
IC = Intellectual Capital
KK = Keunggulan Kompetitif
KKP = Kinerja Keuangan Perusahaan
� , � , � = Koefisien Regresi
ε =Koefisien eror
α = Konstanta
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari
goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya goodness of fit dapat diukur dari
nilai determinasi ( ), nilai uji statistik F dan nilai uji statistik t.
a. Koefisien Determinasi Adjusted ��
Uji koefisien determinasi yaitu digunakan untuk melihat kemampuan
variabel independen dalam menjelaskan variasi perubahan variabel
dependen. Koefisien determinasi dapat dilihat dari nilai Adjusted . Dimana
untuk menginter prestasikan besarnya nilai koefisien determinasi harus
diubah dalam bentuk presentase. Kemudian sisanya dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak masuk dalam model.
b. Uji Signifikansi Nilai F
Uji statistik F bertujuan untuk menguji variabel independen terhadap
variabel dependen secara simultan. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan nilai signifikan.Jika nilai sig f < α (alpha) 0.05 maka variabel
independen secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap
c. Uji Signifikansi Nilai t
Uji nilai t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh masing-masing
variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Kriteria
hipotesis diterima apabila nilai signifikansi t < tingkat signifikansi α (alpha)
0,05 dan koefisien regresi searah dengan hipotesis.
2. Path Analysis
Path Analysis dilakukan untuk melihat pengaruh variabel intervening pada
hubungan independen dan variabel dependen. Sebelum melakukan uji ini, untuk
mendapatkan koefisien jalur dilakukan regresi variabel independen dan variabel
intervening terhadap variabel dependen kemudian regresi variabel independen
terhadap variabel mediasi. Terdapat 3 koefisien jalur (p) yang didapat dari regresi
tersebut, koefisien jalur variabel independen terhadap variabel dependen (P1),
koefisien jalur variabel independen terhadap variabel dependen (p2), dan
koefisien jalur variabel intervening terhadap variabel dependen (p3). Sebelum
dilakukan interpretasi, harus dipastikan dahulu ketiga koefisien jalur tersebut
memiliki nilai sig < α (alpha) 0,05, kemudian dapat ditentukan pengaruh
interveningnya dengan perkalian p2 dengan p3. Kemudian untuk mengetahui
apakah pengaruh mediasi signifikan, dilakukan Sobel Test untuk mendapatkan
nilai t statistiknya dengan t tabel. Apabila nilai t statistik lebih besar dari t tabel
maka pengaruh mediasi dikatakan signifikan (Ghozali,2013).
3. Uji Chow
Uji chow adalah alat untuk menguji test for equality of coefficients atau uji
kesamaan koefisien. Pengujian ini dilakukan untuk menguji model regresi untuk
kelompok yang digunakan dimana dalam penelitian ini ada 2 kelompok yaitu
pengambilan keputusan adalah dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan
dengan nilai F tabel.
a. Bila F hitung > F Tabel, maka fungsi intellectual capital berbeda secara signifikan
antara perusahaan manufaktur Indonesia dan perusahaan manufaktur Singapura.
b. Bila F hitung < F Tabel, maka fungsi intellectual capital tidak berbeda secara
signifikan antara perusahaan manufaktur Indonesia dan perusahaan manufaktur
Singapura.
Adapun rumus F hitung untuk melakukan uji chow yaitu:
� = ��/ � + � − �� − �� /�
RSSr = Restricted Residual Sum of Squared untuk regresi dengan total observasi.
RSSur = Unrestricted Residual Sum of Squared untuk penjumlahan RSS1 + RSS2
dengan df=(n1+n2-2k)
n1 = Jumlah pengamatan selama tahun 2013-2015 untuk perusahaan manufaktur di
Indonesia
n2 = Jumlah pengamatan selama tahun 2013-2015 untuk perusahaan manufaktur di
Singapura
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Penelitian ini mengambil sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dan Singapura. Hasil pemilihan sampel selama periode tahun 2013-2015 diperoleh
jumlah sampel perusahaan Indonesia sebanyak 41 perusahaan dan perusahaan Singapura
sebanyak 34 perusahaan. Proses pemilihan sampel dalam penelitian disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 4.1.
Prosedur Pemilihan Sampel
No Keterangan Indonesia Singapura
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek tahun 2013-2015
156 178
2. Perusahaan manufaktur yang tidak mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap tahun 2013-2015
(4) (10)
3. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan tidak dalam bentuk denominasi rupiah dan dolar Singapura
(4) (8)
4. Perusahaan manufaktur tidak memperoleh laba berturut-turut selama tahun 2013-2015
(106) (126)
Perusahaan terpilih sebagai sampel 41 34
Tahun pengamatan 3 3
Jumlah observasi total periode penelitian 123 102 Sumber: Hasil Pengolahan Data.
B. Uji Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif digunakan untuk melihat hasil jumlah pengamatan, nilai
minimum, nilai rata-rata dan standar deviasi dari variabel dependen dan variabel
Tabel 4.2.
Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviasi
Perusahaan manufaktur di Indonesia
IC 123 1,091 16,547 4,620 2,802
KK 123 0,370 2,738 1,194 0,473
KKP 123 0,001 0,402 0,111 0,090
Perusahaan manufaktur di Singapura
IC 102 1,618 20,179 6,712 3,017
KK 102 0,019 2,593 0,929 0,551
KKP 102 0,001 0,270 0,063 0,053
Sumber: Hasil Pengolahan Data.
Tabel 4.2 menunjukkan intellectual capital (IC) pada perusahaan manufaktur di
Indonesia memiliki nilai minimum sebesar 1,091; nilai maximum sebesar 16,547; nilai
rata-rata sebesar 4,620 dengan nilai standar deviasi sebesar 2,802. Keunggulan
kompetitifperusahaan (KK) memiliki nilai minimum sebesar 0,370; nilai maximum sebesar
2,738; nilai rata-rata sebesar 1,194 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,473. Kinerja
keuangan perusahaan (KKP) memiliki nilai minimum sebesar 0,001; nilai maximum sebesar
0,402; nilai rata-rata sebesar 0,111 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,090.
Pada perusahaan manufaktur di Singapura intellectual capital (IC) memiliki nilai
minimum sebesar 1,618; nilai maximum sebesar 20,179; nilai rata-rata sebesar 6,712 dengan
standar deviasi sebesar 3,017. Keunggulan kompetitifperusahaan (KK) memiliki nilai
minimum sebesar 0,019; nilai maximum sebesar 2,593; nilai rata-rata sebesar 0,929 dengan
nilai standar deviasi sebesar 0,551. Kinerja keuangan perusahaan (KKP) memiliki nilai
minimum sebesar 0,001; nilai maximum sebesar 0,270; nilai rata-rata sebesar 0,063 dengan
C. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik merupakan persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada
regresi linier berganda, maka dari itu berikut pengujiannya.
1. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas menggunakan metode uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov
(KS) disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.3.
Hasil Uji Normalitas
Persamaan KSZ Unstandardized
Residual
Asymp.sig (2-tailed)
Keterangan
Pengaruh IC dan KK terhadap KKP pada perusahaan manufaktur di Indonesia
1,194 0,116 Normal
Pengaruh IC dan KK terhadap KKP pada perusahaan manufaktur di Singapura
1,123 0,160 Normal
Sumber : Hasil Analisis Data
Nilai Asymp.sig.(2-tailed) dari KSZ unstandardized residual pada Tabel 4.3
masing-masing sebesar 0,116 dan 0,160 lebih besar dari = 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa
data berdistribusi normal.
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier
ada korelasi antara residual (kesalahan pengganggu) pada periode t dengan residual pada
periode t-1 (sebelumnya). Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson
Tabel 4.4.
Hasil Uji Autokorelasi
DW-test Du 4-dU Keterangan
Pengaruh IC dan KK terhadap KKP pada perusahaan manufaktur di Indonesia
1,737 1,720 2,280 Tidak terjadi autokorelasi
Pengaruh IC dan KK terhadap KKP pada perusahaan manufaktur di Singapura
1,952 1,720 2,280 Tidak terjadi autokorelasi
Sumber: Hasil Analisis Data
Hasil pengujian pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai DW-test pada dua
persamaan regresi berada pada daerah dU < DW test < 4-dU, artinya tidak ada
autokorelasi negatif maupun positif.
3. Uji Multikolinearitas
Hasil uji multikolinearitas menggunakan metode variance inflation factor (VIF)
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.5.
Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics Kesimpulan Tolerance VIF
Perusahaan manufaktur di Indonesia
IC 0,890 1,124 Tidak terjadi
multikolinearitas
KK 0,890 1,124 Tidak terjadi
multikolinearitas Perusahaan manufaktur di Singapura
IC 0,944 1,060 Tidak terjadi
multikolinearitas
KK 0,944 1,060 Tidak terjadi
multikolinearitas
Tabel 4.5 menunjukkan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance
kurang dari 0,1 atau nilai variance inflation factor (VIF) tidak ada yang lebih dari 10,
berarti model regresi tidak terdapat multikolinearitas.
4. Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji Glejser disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.6.
Uji Heteroskedastisitas
Variabel Variabel sig Kesimpulan
Terikat Bebas
Pengaruh IC dan KK terhadap KKP pada perusahaan manufaktur di Indonesia
Abse1 IC 0,076 Tidak terjadi heteroskedastisitas KK 0,646 Tidak terjadi heteroskedastisitas Pengaruh IC dan KK terhadap KKP pada perusahaan manufaktur di Singapura
Abse2 IC 0,150 Tidak terjadi heteroskedastisitas KK 0,053 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Sumber: Hasil Analisis Data
Hasil perhitungan tabel 4.6 menunjukkan tidak ada satupun variabel bebas yang
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat nilai abse, ditunjukkan oleh sig
> 0,05. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak menunjukkan adanya
heteroskedastisitas.
D. Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Hipotesis 1a dan 1b
Pengujian hipotesis 1a dan 1b untuk menguji pengaruh intellectual capital (IC)
terhadap keunggulan kompetitif (KK) pada perusahaan manufaktur di Indonesia dan
Tabel 4.7.
Uji Regresi Pengaruh IC terhadap KK
Perusahaan manufaktur di Indonesia
Variabel Unstandar
Sumber: Hasil Pengolahan Data.
Tabel 4.8.
Uji Regresi Pengaruh IC terhadap KK
Perusahaan manufaktur di Singapura
Variabel Unstandar
Sumber: Hasil Pengolahan Data.
Keterangan:
** Signifikan pada level 1% * Signifikan pada level 5%
a. Uji signifikansi nilai t
1) Pengujian hipotesis 1a (H1a)
Variabel intellectual capital (IC) pada tabel 4.7 memiliki koefisien regresi
sebesar 0,056 dengan nilai sig sebesar 0,000 < α (0,05), berarti intellectual capital
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan kompetitif pada perusahaan
2) Pengujian hipotesis 1b (H1b)
Variabel intellectual capital (IC) pada tabel 4.8 memiliki koefisien regresi
sebesar 0,043 dengan nilai sig sebesar 0,016 < α (0,05), berarti intellectual capital
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan kompetitif pada perusahaan
manufaktur di Singapura. Hipotesis 1b (H1b) diterima.
b. Uji Koefisien DeterminasiAdjustedR
Pada persamaan regresi pengaruh intellectual capital terhadap keunggulan
kompetitif pada (tabel 4.7) perusahaan manufaktur di Indonesia diperoleh nilai R square
sebesar 0,110. Nilai ini menunjukkan bahwa 11% variasi keunggulan kompetitifpada
perusahaan manufaktur di Indonesia dapat dijelaskan oleh variable intellectual capital,
sedang sisanya sebesar 89% dijelaskan variabel lain di luar model penelitian ini.
Pada persamaan regresi pengaruh intellectual capital terhadap keunggulan
kompetitif pada (tabel 4.8) perusahaan manufaktur di Singapura diperoleh nilai R
square sebesar 0,056. Nilai ini menunjukkan bahwa 5,6% variasi keunggulan kompetitif
pada perusahaan manufaktur di Singapura dapat dijelaskan oleh variabel intellectual
capital, sedang sisanya sebesar 94,4% dijelaskan variabel lain di luar model penelitian.
2. Pengujian Hipotesis 2a dan 2b
Pengujian hipotesis 2a dan 2b untuk menguji pengaruh intellectual capital (IC)
terhadap kinerja keuangan perusahaan (KKP) pada perusahaan manufaktur di Indonesia
Tabel 4.9.
Uji Regresi Pengaruh IC dan KK terhadap KKP
Perusahaan manufaktur di Indonesia
Variabel Unstandar
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Tabel 4.10.
Uji Regresi Pengaruh IC dan KK terhadap KKP
Perusahaan manufaktur di Singapura
Variabel Unstandar
Sumber: Hasil Pengolahan Data.
Keterangan:
** Signifikan pada level 1% * Signifikan pada level 5%
a. Uji signifikansi nilai t
1) Pengujian hipotesis 2a (H2a)
Variabel intellectual capital (IC) pada tabel 4.9 memiliki koefisien regresi