• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Penentuan Harga Jual Pada UKM Gajah Nasional.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Penentuan Harga Jual Pada UKM Gajah Nasional."

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Program Studi S1 Sistem Informasi

Oleh:

SATRIYO ADI 08410100287

FAKULTAS TEKNO INSTITUT BISNIS D 2015

si

NOLOGI DAN INFORMATIKA

(2)

ix

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...4

1.3 Batasan Masalah ...4

1.4 Tujuan...4

1.5 Sistematika Penulisan ...4

BAB II LANDASAN TEORI ...6

2.1 Harga Pokok Produksi ...6

2.1.1 Biaya Bahan Baku Utama...7

2.1.2 Biaya Tenaga Kerja ...8

2.1.3 BiayaOverheadPabrik ...10

2.2 MetodeFull Costing...12

2.3 Harga Jual ...14

(3)

x

2.5 Aktiva Tetap ...18

2.6 Biaya ...19

2.7 Nilai Residu ...19

2.8 Akuntansi Biaya...20

2.9 Konsep Dasar Sistem Informasi ...20

2.10Bill Of Material...21

2.11Black Box Testing...21

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN ...22

3.1 Analisis Sistem ...22

3.1.1 Identifikasi Masalah ...22

3.1.2 Analisa Kebutuhan ...24

3.2 Perancangan Sistem...26

3.2.1 Rancangan Model...26

3.2.2 Model Pengembangan Sistem ...27

3.2.3 Data Flow Diagram(DFD) ...64

3.2.4 Entity Relationship Diagram(ERD)...67

3.2.5 Struktur Tabel...69

3.2.6 PerancanganInputdanOuput(I/O) ...76

(4)

xi

4.1.1 Kebutuhan Sistem ...99

4.1.2 Implementasi Sistem ...100

4.2 Evaluasi ...117

4.2.1 Hasil Uji Coba Perhitungan Harga Jual ...118

4.2.2 Hasil Uji Coba Kesesuaian Fungsi Fitur Aplikasi ...132

4.2.3 Analisa Perbandingan Harga Jual ...146

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...149

5.1 Kesimpulan ...149

5.2 Saran ...149

DAFTAR PUSTAKA ...150

(5)

xii

Tabel 1.1 Persentase Penurunan Penjualan ...2

Tabel 1.2 Perbandingan Harga Produk ...2

Tabel 2.1 Laporan Harga Pokok Produksi Menurut Hansen dan Mowen ...7

Tabel 3.1 Data Mesin...32

Tabel 3.2 Data Mesin Yang Dipakai Produksi ...33

Tabel 3.3 Data Komputer...33

Tabel 3.4 Rincian Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Membuat Satu Produk...36

Tabel 3.5 Jumlah Produksi dan Lama Pengerjaan ...36

Tabel 3.6 Spesifikasi Produk Dandang...37

Tabel 3.7 Spesifikasi Produk Wajan...38

Tabel 3.8 Spesifikasi Produk Panci ...38

Tabel 3.9 Persediaan Bahan Baku ...38

Tabel 3.10 Biaya Bahan Baku ...39

Tabel 3.11 Biaya Tenaga Kerja Langsung...39

Tabel 3.12 BiayaOverhead...40

Tabel 3.13 Barang Jadi ...40

Tabel 3.14 Perhitungan Penggunaan Alumunium ...41

Tabel 3.15 Perhitungan Penggunaan Bahan Baku ...42

Tabel 3.16 Total Kebutuhan Bahan Baku...43

Tabel 3.17 Daftar Harga Alumunium ...44

Tabel 3.18 Daftar Harga Kawat ...45

(6)

xiii

Tabel 3.22 Daftar Gaji Karyawan ... 48

Tabel 3.23 Hitung Biaya Tenaga Kerja Langsung Per Produk ... 49

Tabel 3.24 Daftar Gaji Mandor... 50

Tabel 3.25 Perhitungan Tenaga Kerja Tak Langsung Per Produk... 50

Tabel 3.26 Perhitungan Biaya Mesin Produksi... 51

Tabel 3.27 Penyusutan Mesin Setiap Produk... 52

Tabel 3.28 Data Mesin Yang Digunakan ... 56

Tabel 3.29 Biaya Listrik Setiap Produk ... 57

Tabel 3.30 Jenis Dan JumlahOverhead... 57

Tabel 3.31 Biaya Investasi Perusahaan ... 58

Tabel 3.32 Input Waktu Pengembalian Investasi Yang Diinginkan ... 59

Tabel 3.33 Hasil Perhitungan Target ROI Dari Biaya Investasi 3 Tahun ... 60

Tabel 3.34 Perhitungan Harga Jual ... 61

Tabel 3.35 Harga Pokok Produksi Dandang 1kg ... 62

Tabel 3.36 Laba Yang Diharapkan Dandang 1kg... 63

Tabel 3.37 Informasi Harga Jual...63

Tabel 3.38 Informasi ROI ... 64

Tabel 3.39 M_TDL ... 70

Tabel 3.40 M_MESIN... 70

Tabel 3.41 M_JANGKA INVESTASI ... 70

Tabel 3.42 M_BAHAN... 71

(7)

xiv

Tabel 3.46 M_BOM ... 73

Tabel 3.47 SPP_DETAIL ... 73

Tabel 3.48 SPP ... 74

Tabel 3.49 M_BOM_DETAIL ... 74

Tabel 3.50 BIAYA_TENAGA_KERJA ... 75

Tabel 3.51 M_BIAYA_NONPRODUKSI ... 75

Tabel 3.52 M_GEDUNG ... 75

Tabel 3.53 Fungsi ObjekFormLaporan Harga Jual ... 77

Tabel 3.54 Fungsi ObjekForm Bill Of Material ... 78

Tabel 3.55 Fungsi ObjekFormMaster DetailBill Of Material ... 79

Tabel 3.56 Fungsi ObjekFormMaster Bahan Baku ... 80

Tabel 3.57 Fungsi ObjekFormMaster Detail Bahan Baku... 81

Tabel 3.58 Fungsi ObjekFormMaster Tenaga Kerja. ... 82

Tabel 3.59 Fungsi ObjekFormMaster Detail Tenaga Kerja... 83

Tabel 3.60 Fungsi ObjekFormMaster Mesin ... 84

Tabel 3.61 Fungsi ObjekFormMaster Detail Mesin ... 84

Tabel 3.62 Fungsi ObjekFormMaster Data Non Produksi ... 85

Tabel 3.63 Fungsi ObjekFormMaster Detail Data Non Produksi... 86

Tabel 3.64 Fungsi ObjekFormMasterSetting... 87

Tabel 3.65 Fungsi ObjekFormPembayaran Listrik... 88

Tabel 3.66 Fungsi ObjekFormMaster Detail Pembayaran Listrik... 89

(8)

xv

Tabel 3.70 Desain Uji Coba Perhitungan Harga Jual ... 95 Tabel 3.71 Desain Uji Coba Fungsi Harga Jual... 96 Tabel 3.72 DesainTest CaseKompatibilitas Aplikasi ... 98 Tabel 4.1 Jumlah Produk Yang Akan Diproduksi .Error! Bookmark not defined. Tabel 4.2 Biaya Bahan Baku Periode Produksi 1 JanuariError! Bookmark not defined. Tabel 4.3 Perhitungan Penggunaan Alumunium ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.4 Perhitungan Penggunaan Kawat Paku dan Gagang kayuError! Bookmark not defined. Tabel 4.5 Total Kebutuhan Bahan Baku ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.6 Biaya Bahan Baku... 123 Tabel 4.7 Biaya Tenaga Kerja Langsung...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.8 Hitung Biaya Tenaga Kerja Langsung Per ProdukError! Bookmark not defined. Tabel 4.9 BiayaOverhead...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.10 Daftar Gaji Mandor...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.11 Perhitungan Tenaga Kerja Tak Langsung Per ProdukError! Bookmark not defined. Tabel 4.12 Penyusutan Mesin Setiap Produk...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.13 Biaya Bahan Penolong ...Error! Bookmark not defined. Tabel 4.14 Biaya Listrik Setiap Produk ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.15 Input Waktu Pengembalian Investasi Yang DiinginkanError! Bookmark not defined. Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Target ROI ...Error! Bookmark not defined.

(9)

xvi

Gambar 3.1Document flowSistem Penentuan Harga Jual ... 24

Gambar 3.2 Gambaran Umum Aplikasi Penentuan Harga Jual ... 26

Gambar 3.3 Diagram Blok Aplikasi Penentuan Harga Jual ... 28

Gambar 3.4Context DiagramAplikasi Penentuan Harga Jual ... 64

Gambar 3.5DFD Level0 Proses Penentuan Harga Jual...66

Gambar 3.6 CDM Aplikasi Penentuan Harga Jual... 68

Gambar 3.7 PDM Aplikasi Penentuan Harga Jual...69

Gambar 3.8FormLaporan Harga Jual...76

Gambar 3.9 MasterBill Of Material...78

Gambar 3.10 Master DetailBill Of Material...79

Gambar 3.11 Master Bahan Baku ...80

Gambar 3.12 Master Detail Bahan Baku ...81

Gambar 3.13 Master Tenaga Kerja ...82

Gambar 3.14 Master Detail Tenaga Kerja ...82

Gambar 3.15 Master Data Mesin ...83

Gambar 3.16 Master Detail Data Mesin ...84

Gambar 3.17 Master Data Non Produksi ...85

Gambar 3.18 Master Detail Data Non Produksi ...86

Gambar 3.19 MasterSetting...87

Gambar 3.20 Surat Perintah Produksi...91

Gambar 4.1Form Login... 101

Gambar 4.2 FormMaster Data Bahan baku ... 102

(10)

xvii

Gambar 4.6FormMaster Data Tenaga Kerja... 105

Gambar 4.7FormTambah Master Data Tenaga Kerja... 105

Gambar 4.8FormMaster Data Mesin ... 106

Gambar 4.9FormTambah Master Data Mesin ... 107

Gambar 4.10 FormMaster Non Produksi... 108

Gambar 4.11FormTambah Master Data Non Produksi ... 108

Gambar 4.12Form Setting... 109

Gambar 4.13FormTambah Barang ... 109

Gambar 4.14FormDaftar Surat Perintah Produksi... 113

Gambar 4.15FormLaporan Harga Jual ... 117

Gambar 4.16 Laporan Harga Jual ... 117

Gambar 4.17 Test CaseBahan Baku ... 135

Gambar 4.18Test CaseDetail Bahan Baku... 135

Gambar 4.19Test CaseBOM ... 136

Gambar 4.20Test CaseDetail BOM ... 137

Gambar 4.21Test CaseTenaga Kerja... 138

Gambar 4.22Test CaseDetail Tenaga Kerja... 138

(11)

xviii

Gambar 4.30Test CaseDaftar Surat Perintah ProduksiError! Bookmark not defined.44 Gambar 4.31Test CaseDetail Daftar Surat Perintah ProduksiError! Bookmark not defined.44 Gambar 4.32Test CaseLaporan Harga Jual...Error! Bookmark not defined.45

(12)
(13)
(14)
(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

UKM Gajah Nasional merupakan salah satu perusahaan produksi yang menghasilkan produk berupa perabotan rumah tangga di antaranya dandang, panci, wajan, oven, dan lain-lain. Proses produksinya dilakukan setiap hari untuk memenuhi persediaan dengan segmentasi penjualan untuk masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah kebawah dan usaha kecil menengah. UKM ini merupakan pioner dari usaha sejenis di pulau Madura dengan daerah pemasaran utama mencakup wilayah kabupaten Sampang, Pamekasan, Bangkalan dan Sumenep.

(16)

Tabel 1.1 Persentase Penurunan Pada Tahun 2014 Dibandingkan Dengan Tahun 2015

Bulan

Prosentase Penurunan Penjualan

Januari 5 %

Februari 8 %

Maret 10 %

April 7 %

Mei 11 %

Juni 3 %

Segmentasi pangsa pasar dari UKM Gajah Nasioonal masyarakat menengah kebawah dan usaha kecil menengah perbedaan harga yang diberikan sangat mempengaruhi minat beli konsumen. Sehingga UKM Gajah Nasional harus bisa memberikan harga jual yang lebih kompetitif dengan tujuan meningkatkan penjualan ditengah persaingan yang ketat dengan kompetitor. Namun harga jual yang diberikan juga harus sesuai dengan kondisi yang ada pada perusahaan agar perusahaan tidak sampai mengalami kerugian oleh karena kebijakan penentuan harga jual yang salah. Dibawah ini tabel perbandingan harga UKM Gajah Nasional dengan kompetitor.

Tabel 1.2 Perbandingan Harga Produk Jenis Produk Merek

Suramadu

Merek Gajah Nasional

Merek Tunggal Jaya

Dandang 1kg 31.700 32.450 32.900

Dandang 2kg 37.500 39.500 37.300

Wajan 22 53.500 54.000 55.500

Wajan 28 109.000 115.000 108.300

Panci 18 26.000 26.600 25.900

(17)

Bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi pada perusahaan berupa alumunium. Di mana harganya sering terjadi fluktuasi karena mengikuti nilai tukar rupiah terhadap dollar. Jika ada kenaikan bahan baku yang tidak terlalu signifikan, maka pemilik menentukannya harga jual baru dengan menambahkan beberapa persen dari harga jual sebelumnya tanpa dilakukan perhitungan harga pokok produksi. Harga pokok produksi diperoleh dengan menjumlahkan nilai biaya bahan baku, tenaga kerja dan biaya overhead yang sudah ditetapkan secara taksiran oleh pemilik. Sebagaimana penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nusanti I Gusti (2008), dengan judul Rancang Bangun Sistem Informasi Harga Pokok Produksi dengan metode full costing. Hasil penelitian terdahulu harga pokok produksi dengan metodefull costingdapat mengakomodasi kebutuhan perusahaan dalam perhitungan harga pokok produksi tidak terbatas pada metode perhitungan yang digunakan. Hasil dari perhitungan tersebut akan dijadikan dasar dari harga jual dari suatu produk dengan menambahkan nilai keuntungan (mark up) yang diharapkan oleh pemilik

Dengan tidak dilakukannya perhitungan harga jual yang secara pasti, dengan memperhitungkan setiap perubahan nilai komponen dari harga jual tersebut. Maka dapat dipastikan perusahaan tidak mengetahui tinggi dan rendahnya harga jual yang telah ditetapkan.

(18)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut, “Bagaimana merancang dan membangun sistem penentuan harga jual pada UKM Gajah Nasional”.

1.3 Batasan Masalah

Dalam sistem ini, agar tidak meyimpang dari tujuan yang akan dicapai maka pembatasan masalah dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Metode yang digunakan dalam menentukan harga pokok produksi adalah metodefull costing

2. Sistem perhitungan harga pokok produksi ini tidak menangani perhitungan harga pokok produksi berdasarkan pesanan atau order produksi.

3. Tidak mencakup sistem pembelian dan persediaan bahan baku 1.4 Tujuan

Sesuai dengan permasalahan yang ada maka tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah menghasilkan sistem yang dapat menghitung harga pokok produksi berdasarkan metodefull costingdan harga jual berdasarkan metodefull cost. 1.5 Sistematika Penulisan

Penyusunan laporan Tugas Akhir ini dapat dikelompokkan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

(19)

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini menjelaskan secara singkat tentang teori-teori dasar yang digunakan dalam membantu menyelesaikan permasalahan. Pada bab ini dijelaskan tentang beberapa landasan teori yang digunakan antara lain full costingdanfull cost

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini berisi penjelasan tentang langkah-langkah untuk pemecahan masalah dalam tugas akhir termasuk menganalisis permasalahan, tujuan penelitian, penyelesaiannya, gambaran sistem yang akan dibuat dalam Hierarchy Input Process Outpu (HIPO) Diagram, Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), Struktur Database, Design Input, Interface,danOutput.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Pada bab ini menjelaskan tentang implementasi dari program, berisikan langkah-langkah implementasi dari penggunaan program dan hasil implementasi dari program dengan menggunakan metode black box testing.

BAB V PENUTUP

(20)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Harga Pokok Produksi

Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biayaoverheadpabrik

Harga pokok produk mencakup biaya-biaya bahan baku, biaya langsung, biaya upah langsung dan biaya produksi tidak langsung. Semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik akan berhubungan langsung dengan proses produksi. Tujuan perusahaan dalam menghitung atau menentukan harga pokok produksi adalah untuk mengevaluasi kembali harga jual yang telah ditentukan.

Proses produksi yang paling sederhana dan mendasar adalah proses penggabungan antara biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan factor overhead.Secara sederhana dirumuskan sebagai berikut.

Rumus perhitungan harga pokok produksi :

HPP = BBBU + BTKL + BOP Kerterangan :

HPP : Harga Pokok Produksi

BBBU : Biaya Bahan Baku Utama

BTKL : Biaya Tenaga Kerja Langsung

(21)

Tabel 2.1 Laporan harga pokok produksi menurut Hansen & Mowen (2004:220)

Johnson Leathergoods Laporan Harga Pokok Produksi

Periode 31 Januari 2006 Bahan Baku Langsung:

Persediaan awal bahan baku $ 0

Pembelian bahan baku 2500

Total bahan yang tersedia $ 2500

Persediaan akhir 1000

Total bahan baku yang digunakan $ 1500

Tenaga kerja langsung 1530

Overhead:

Sewa $ 200

Utilitas 50

Penyusutan 100

Tenaga kerja tidak langsung 65

$ 415 Dikurangi:overheadyang kurang dibebankan 75

Overheadyang dibebankan 340

Biaya produksi saat ini $3.370

Ditambah: biaya awal barang dalam proses 0

Total biaya produksi $3.370

Dikurangi: Biaya akhir barang dalam proses 1.050

Harga pokok produksi 2.320

2.1.1 Biaya Bahan Baku Utama

(22)

Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli (harga yang tercantum dalam faktur pembelian) ditambah dengan biaya-biaya pembelian dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap diolah.

Harga beli dan angkutan merupakan unsur yang mudah diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku, sedangkan biaya pesan (order cost), biaya penerimaan, asuransi, pergudangan, dan biaya akuntansi bahan baku merupakan biaya yang sulit diperhitungkan didalam praktek. Pada umumnya harga pokok bahan baku hanya dicatat sebagai harga beli menurut faktur dari pemasok. Hal ini dilakukan karena pembagian biaya pembelian kepada masing-masing jenis bahan baku dalam faktur seringkali memerlukan biaya akuntansi yang mungkin lebih besar bila dibandingkan dengan manfaat ketelitian perhitungan harga pokok yang diperoleh sebagai akibatnya, biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan baku dan untuk menjadikan bahan baku siap diolah, pada umumnya di perhitungkan sebagai unsur biayaoverhead pabrik.

Dalam perioede akuntansi seringkali terjadi fluktuasi harga, maka harga beli bahan baku juga berbeda dari pembelian yang satu dengan pembelian yang lain. Oleh karena itu persediaan bahan baku yang ada digudang mempunyai harga pokok per satuan yang berbeda-beda, meskipun jenisnya sama.

2.1.2. Biaya Tenaga Kerja

(23)

Penggolongan kegiatan tenaga kerja dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan Organisasi dalam perusahaan dibagi kedalam tiga fungsi pokok :

Produksi, pemasaran dan administrasi pembagian ini bertujuan untuk membedakan biaya tenaga kerja yang merupakan unsur harga pokok produk dari biaya tenaga kerja nonpabrik yang bukan merupakan unsur harga pokok produk, melainkan unsur biaya usaha. Berikut ini diberikan beberapa contoh biaya tenaga kerja yang termasuk dalam tiap golongan tersebut :

a. Biaya tenaga kerja produksi meliputi : gaji karyawan pabrik, biaya kesejahteraan karyawan dan upah lembur karyawan. Pada perusahaan ini yang termasuk biaya tenaga kerja produksi hanya gaji karyawan pabrik, untuk biaya kesejahtraan pabrik dan upah lembur masih belum ada.

b. Biaya tenaga kerja pemasaran meliputi : upah karyawan pemasaran, biaya kesejahtraan karyawan pemasaran, biaya komisi pramuniaga, sopir perusahaan. Pada perusahaan ini yang termasuk biaya tenaga kerja pemasaran yaitu : biaya komisi pramuniaga dan sopir perusahaan.

c. Biaya tenaga kerja administrasi dan umum: pada perusahaan ini biaya tenaga kerja administrasi adalah gaji karyawan bagian administrasi.

(24)

memudahkan pengendalian terhadap biaya tenaga kerja dalam tiap bagian yang dibentuk dan yang bertanggung jawab adalah masing-masing kepala bagian. 3. Penggolongan Menurut Hubungan Produk

Dalam hubunganya dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung adalah semua karyawan yang secara langsung ikut serta memproduksi produk jadi, yang jasanya dapat diproses secara langsung pada produk, dan yang upahnya merupakan bagian yang besar dalam memproduksi produk, upah tenaga kerja langsung diperlakukan sebagai biaya tenaga kerja langsung dan diperhitungkan langsung sebagai unsur biaya produksi. Tenaga kerja yang jasanya tidak secara langsung dapat diproses secara langsung pada produk disebut tenaga kerja tidak langsung. Upah tenaga kerja tidak langsung disebut dengan biaya tenaga kerja tidak langsung dan merupakan unsur biayaoverheadpabrik. Upah tenaga kerja tidak langsung dibebankan pada produk tidak secara langsung, tetapi melalui tarif biayaoverheadpabrik.

Cara perhitungan gaji dan upah karyawan dalam perusahaan adalah mengalikan tarif upah dengan jam kerja karyawan. Dengan demikian, untuk menentukan tarif upah seorang karyawan yang diperlukan data jumlah jam kerjanya selama periode waktu tertentu.

2.1.3. Biaya Overhead Pabrik

(25)

1. Biaya Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produksi jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut. Misalnya dalam perusahaan yang termasuk bahan baku penolong antara lain : cap, tali dan lain-lain.

2. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan

Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa suku cadang (spareparts), biaya habis pakai (factory supplies) dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan emplasemen, bangunan perusahaan, mesin-mesin dan ekuipmen, dan aktiva tetap lain yang digunakan untuk keperluan perusahaan. Misalnya dalam perusahaan yang termasuk biaya pemeliharaan yaitu biaya pemeliharaan gudang.

3. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk tertentu. Biaya tenaga kerja tidak langsung terdiri dari upah, tunjangan dan biaya kesejahtraan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tidak langsung tersebut. Misalnya dalam perusahaan yang termasuk biaya tenaga kerja tidak langsung pada bagian administrasi.

4. Biaya Yang Timbul Sebagai Akibat Penilaian Terhadap Aktiva Tetap

(26)

lain yang digunakan di perusahaan. Misalnya dalam perusahaan yang termasuk yaitu biaya penyusutan gedung dan biaya penyusutan mesin.

5. Biaya Yang Timbul Sebagai Akibat Berlalunya Waktu

Biaya-biaya dalam kelompok ini antara lain adalah biaya asuransi gedung, asuransi kendaraan, asuransi karyawan, asuransi mesin dan peralatan. Misalnya dalam perusahaan yang termasuk yaitu biaya asuransi gedung.

Ditinjau dari perilaku unsur-unsur BOP dalam hubunganya dengan volume kegiatan, BOP dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu:

1. BiayaOverheadPabrik Tetap

BOP yang tidak berubah dalam perubahan volume dalam kegiatan tertentu. Misalnya dalam perusahaan yang termasuk Biaya Overhead Pabrik Tetap antara lain: biaya pemakaian jam mesin dan biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap.

2. BiayaOverheadPabrik Variabel

BOP yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Misalnya dalam perusahaan yang termasuk Biaya Overhead pabrik variabel antara lain : biaya pengiriman, biaya listrik, biaya bahan baku penolong dan biaya tenaga kerja tidak langsung.

3. BiayaOverheadSemivariabel

BOP yang berubah tidak sebanding dengan volume kegiatan. 2.2 Metode Full Costing

(27)

unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biayaoverheadpabrik variabel dan biayaoverheadpabrik tetap) ditambah dengan biaya non-produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum).

Pengertian full costing diuraikan dalam buku “Akuntansi Biaya” Mulyadi (2005:17) “Adalah metode penentuan harga pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku tetap maupun variabel kepada produk.”

Dalam metode full costing, biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku tetap ataupun variabel, dibebankan kepada produk yang diproduksi atas dasar tarif yang ditentukan dimuka, pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu, biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada harga pokok persediaan produk dalam proses dan persediaan produk jadi yang belum laku dijual, dan baru dianggap sebagai biaya (unsur harga pokok penjualan) apabila produk jadi tersebut telah dijual

Harga pokok produksi menurut metodefull costingterdiri dari:

Biaya bahan baku Rp.xxx

Biaya tenaga kerja Rp.xxx

Biayaoverheadpabrik tetap Rp.xxx Biayaoverheadpabrik variable Rp.xxx

Harga Pokok Produk Rp.xxx

(28)

pembebanan biaya overhead kurang (Underapplied Factory Overhead). Jika semua produk yang diolah dalam periode tersebut belum laku dijual, maka pembebanan biaya overhead pabrik lebih atau kurang tersebut digunakan untuk mengurangi atau menambah harga pokok produk yang masih dalam persediaan tersebut (baik yang berupa persediaan dalam proses ataupun barang jadi). Namun jika dalam suatu periode akuntansi tidak terjadi pembebanan overheadlebih atau kurang, maka biaya overhead pabrik tetap tidak mempunyai pengaruh terhadap perhitungan laba atau rugi sebelum produknya laku dijual.

Metode full costing, menunda pembebanan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya sampai saat produk yang bersangkutan dijual. Jadi biaya overhead pabrik yang terjadi, baik yang berperilaku tetap ataupun variabel, masih dianggap sebagai aktiva (karena melekat pada persediaan) sebelum persediaan tersebut terjual.

2.3 Harga Jual

Mulyadi (2009:47) dalam bukunya menyatakan bahwa: “Pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambahmark up.”

(29)

kualitas produk suatu barang, dan harga tersebut dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.

2.3.1 Metode Cost Plus Pricing Pendekatan Biaya Total (Full Cost)

Dalam jangka panjang, harga jual produk harus dapat menutup seluruh kos. Jika tidak, maka perusahaan tidak mampu mempertahankan hidupnya. Menurut Sugiri (2009:56), total cost adalah seluruh biaya baik biaya produksi maupun biaya non produksi. Berdasarkan konsep biaya total ini, harga jual ditentukan dari biaya total: biaya produksi + biaya pemasaran + biaya administrasi dan umum, ditambah dengan jumlah laba yang diinginkan oleh perusahaan. Pengertian ‘mark up’ menurut konsep biaya total ini adalah laba yang diinginkan (desired profit).

Penerapan penentuan harga jual produk dengan menggunakan konsep biaya total ini adalah sebagai berikut:

Harga Jual = Biaya + Mark up

Persentase Mark up = Expektasi Laba + Biaya non produksi

ROI x AKTIVA

ROI= (laba atas investasi - investasi awal)/ investasi x (100))

2.3.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Jual

Menurut Kamarudin Ahmad (2007:30) dalam bukunya “Akuntansi

Manajemen Dasar dan Konsep Biaya serta Pengambilan Keputusan”

(30)

1. Tujuan Perusahaan.

Tujuan perusahaan merupakan faktor utama yang mempengaruhi dalam penetapan harga jual, karena tujuan perusahaan adalah untuk mendapatkan laba. Apabila ada kesalahan dalam penetapan harga jual dapat mengakibatkan kegagalan perusahaan dalam menjual produknya dan pada akhirnya tujuan perusahaan tidak akan tercapai atau perusahaan tidak akan mendapatkan laba.

2. Situasi pasar: Meliputi Konsumen, Sifat Biaya, dan Operasi.

Situasi pasar merupakan faktor yang mempunyai pengaruh penting dalam menentukan harga jual suatu produk, karena situasi pasar ini meliputi konsumen, sifat biaya dan operasi. Dimana konsumen berupaya keras dalam menawarkan harga pada produsen dengan harga yang rendah, sedangkan produk tersebut dijual dengan harga tinggi. Hal ini bisa berpengaruh terhadap situasi pasar yang tidak menetu karena harga tidak seimbang.

3. Biaya Produksi dan Operasi.

Adalah biaya yang dikeluarkan untuk membuat barang dan biaya produk tersebut bisa sampai ketangan konsumen.

(31)

2.4 ROI (Return On Investment)

Menurut Abdullah Faisal (2002:49) ROI ini sering disebut return on total assets dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan keseluruhan aktiva yang dimilikinya.

Kelebihan dan Kelemahan ROI:

Menurut Abdullah Faisal (2002:50) kelebihan ROI antara lain:

1. Selain ROI berguna sebagai alat kontrol juga berguna untuk keperluan perencanaan. ROI dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan apabila perusahaan akan melakukan ekspansi.

2. ROI dipergunakan sebagai alat ukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menerapkan sistem biaya produksi yang baik, maka modal dan biaya dapat dialokasikan ke dalam produk yang dihasilkan oleh perusahaan, sehingga dapat dihitung masing-masing.

3. Kegunaan ROI yang paling prinsip adalah berkaitan dengan efisiensi penggunaan modal, efisiensi produk dan efisiensi penjualan. Hal ini dapat dicapai apabila perusahaan telah melaksanakan praktik akuntansi secara benar dalam arti mematuhi sistem dan prinsip-prinsip akuntansi yang ada.

Menurut Abdullah Faisal (2002:51) kelemahan ROI antara lain:

(32)

2. Dengan menggunakan analisa rate of return atau return on investment saja tidak dapat dipakai untuk membandingkan dua perusahaan atau lebih dengan memperoleh hasil yang memuaskan.

Cara menghitung ROI :

Secara sederhana return on investment (ROI) dapat didefinisikan sebagai sebuah perhitungan yang memungkinkan suatu usaha untuk menentukan jumlah usaha yang diterima dari penanaman sejumlah modal yang berupa uang atau sumber daya. Persamaan yang biasa digunakan untuk menghitung laba atas investasi ialah

ROI= (laba atas investasi-investasi awal) / investasi x (100) 2.5 Aktiva Tetap

Aktiva tetap adalah aktiva yang tidak lancar yang diperoleh untuk digunakan dalam operasi perusahaan yang memiliki manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta tidak untuk diperjualbelikan dalam operasi normal perusahaan. Adapun definisi aktiva tetap menurut Mulyadi (2001:15) “Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatanperusahaan, bukan untuk dijual kembali”.

Dari definisi diatas, ada beberapa karakteristik aktiva tetap yang dapat disimpulkan:

1. Jangka waktu pemakaiannya lebih dari satu periode akuntansi/fiskal. Dari karakteristik ini dikenal istilah penyusutan (depreciation).

(33)

4. Aktiva tetap bisa memiliki bagian yang sangat besar bila dibandingkan dengan unsur aktiva lain.

2.6 Biaya

Menurut Mulyadi (2005:8), Biaya merupakan Pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan terjadi untuk tujuan tertentu.

Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya:

1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi

2. Diukur dalam satuan moneter, misal : rupiah atau dollar 3. Yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi 4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan suatu aktiva

Biaya digunakan ketika menunjuk pada penilaian barang dan jasa yang diinginkan. Dalam arti sempit, biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Untuk membedakan pengertian biaya dalam arti luas,pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva disebut dengan istilah harga pokok. Istilah harga pokok juga digunakan untuk menunjukan pengorbanan sumber ekonomi dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. Harga pokok produksi akan berubah menjadi biaya dan dipertemukan dengan pendapatan penjualan pada saat produk terjadi. Jika pengorbanan sumber ekonomi tidak menghasilkan manfaat, maka pengorbanan tersebut merupakan rugi.

2.7 Nilai Residu

(34)

selalu ada, ada kalanya suatu aktiva tetap tidak dijual pada masa penarikannya. Asumsinya adalah bahwa setiap aktiva tetap tidak seluruhnya terpakai habis, dengan kata lain jika aktiva tetap berbentuk mobil apabila habis masa manfaatnya, sisanya adalah mobil tua atau rongsokan, dan itu masih mempunyai nilai meskipun masa manfaatnya sudah habis.

2.8 Akuntansi Biaya

Menurut Endah Susilaningtyas (1995:28) dalam bukunya “Akuntansi Biaya dengan Penekanan Manajerial” akuntansi biaya adalah akuntansi manajemen ditambah sebagian dari akuntansi keuangan sebatas bahwa akuntansi biaya menyediakan informasi yang membantu pelaporan eksternal.

Menurut Mulyadi (2009:35) dalam bukunya “Akuntansi Biaya” akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.

Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok: penentuan harga pokok produk, pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan khusus.

2.9 Konsep Dasar Sistem Informasi

(35)

penggunanya. Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengolah data yang dapat digunakan oleh penggunanya.

2.10 Bill of Material

Bill of material adalah sebuah daftar jumlah komponen, campuran bahan, dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat suatu produk. Bill of material tidak hanya menspesifikan produksi, tapi juga berguna untuk pembebanan biaya, dan dapat dipakai sebagai daftar bahan yang harus dikeluarkan untuk karyawan produksi atau perakitan. Bill of materialberhubungan sekali dengan penjadwalan produksi. Hubungan erat antara penjadwalan dan persediaan dapat direlasikan melaluibill of material. Tingkat persediaan akan mempengaruhi jadwal produksi, sehingga bill of material setiap produk perlu diperinci agar tidak terjadi keterlambatan produksi. Keterlambatan komponen setiap produk dapat dilihat dari hasil pengolahan data, sehingga setiap kesalahan dapat diperbaiki untuk periode penjadwalan berikutnya.

2.11 Black Box Testing

(36)

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem 3.1.1 Identifikasi Masalah

Harga yang diberikan kepada suatu produk sangat mempengaruhi tingkat penjualan perusahaan. Apalagi dengan pangsa pasar masyarakat menengah kebawah dan usaha kecil menengah perbedaan harga yang diberikan sangat mempengaruhi minat beli konsumen. Menurut Utami (2006:57) “Harga adalah salah satu unsur bauran pemasaran yang sangat strategis terhadap peningkatan volume penjualan”. Untuk itulah UKM Gajah Nasional harus bisa memberikan harga jual yang lebih kompetitif dengan tujuan meningkatkan penjualan ditengah persaingan yang ketat dengan kompetitor.

(37)

Dimana harga jual tersebut harus bisa dapat bersaing dengan kompetitor namun juga harus memenuhi target keuntungan UKM Gajah Nasional.

UKM Gajah Nasional dalam menentukan persentase mark up juga menggunakan dasar perkiraan, seperti menambahkan beberapa persen dari harga pokok produksi tanpa didasari dengan perhitungan. Seharusnya dalam menentukan mark up harus memeperhatikan komponen-komponen yang ada didalamnya seperti perhitungan return on investment (ROI), diamana dalam menentukan ROI harus ada data investasi. Data investasi didapat dari biaya yang telah diinvestasikan, dan juga pemilik menginginkan kembalian waktu investasi berapa lama.

(38)
[image:38.595.97.510.84.506.2]

Gambar 3.1Document FlowPenentuan Harga Jual Saat Ini

Dengan cara tersebut harga jual yang didapatkan bisa menjadi lebih rendah ataupun bisa menjadi lebih tinggi dari seharusnya karena tidak ada perhitungan sesuai proporsi biaya yang digunakan dalam memproduksi suatu produk. Hal ini akan berdampak kepada tingkat penjualan perusahaan dan secara tidak langsung mempengaruhi pendapatan yang diterima.

3.1.2 Analisis Kebutuhan

(39)

pendekatan ini, cost produk terdiri atas cost bahan baku, cost tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik tetap dan variabel. Harga jual yang ditargetkan adalah kos produk ditambah dengan mark up". Sehingga dalam merancang aplikasi penentuan harga jual yang akan dibangun, membutuhkan beberapa informasi yang akan menjadi input dari penentuan harga jual. Diantaranya informasi harga pokok produksi dan informasi laba yang akan diharapkan serta data non produksi (biaya administrasi dan biaya pemasaran).

Informasi pertama adalah harga pokok produksi, harga pokok produksi yang akan dihasilkan membutuhkan data berupa data biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead). Sedangkan untuk data overheaddidapatkan dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya reparasi dan pemeliharaan. Informasi kedua adalah perhitungan return on investment yang di dapatkan dari data investasi dan cashflow perusahaan seperti pembelian mesin produksi. Informasi ketiga adalah perhitungan ekspektasi laba dimana dibutuhkan data dari aktiva perusahaan dalam melakukan proses perhitungannya.

(40)

3.2 Perancangan Sistem

Perancangan sistem dilakukan untuk memberikan gambaran yang jelas dari suatu sistem, yang berkenaan dengan aplikasi yang akan dibangun serta untuk memudahkan pemahaman. Perancangan sistem yang digunakan adalah DFD, Conceptual Data Model (CDM), Physical Data Model (PDM).

3.2.1 Rancangan Model

Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas maka dibutuhkan suatu sarana yang dapat memberikan informasi tentang penentuan harga jual. Solusinya adalah dengan menggunakan aplikasi penentuan harga jual.

[image:40.595.94.510.291.679.2]

Input data dan pengolahan data yang dilakukan dengan cara merancang database dan membuat sistem. Data-data tersebut nantinya akan ditampung dan diolah oleh aplikasi sehingga dapat memberikan informasi dengan lebih tersruktur sehingga dapat bermanfaat bagi para pengguna. Secara garis besar, gambaran umum rancangan aplikasi dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Gambaran Umum Aplikasi Penentuan Harga Jual

Data biaya produksi

Biaya non produksi

Aktiva

Data Investasi

Local Server

Output : - Harga Pokok Produksi - Harga Jual -Ekspektasi Laba -ROI

- Perhitungan Harga pokok produksi - Perhitungan Mark up

(41)

Pada Gambar 3.2, pada fungsi aplikasi tentang informasi penentuan harga jual, dengan pengguna akan mendapatkan informasi harga jual yang akan memperkirakan laba yang diharapkan dari biaya investasi. Dalam perhitungan harga jual, aplikasi akan meminta pengguna untuk memberi input biaya produksi dari perhitungan aplikasi. Pada spesifikasi terdapat input biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead danjumlah unit yang diproduksi. Semua input tersebut akan diproses oleh sistem aplikasi yang kemudian dihasilkan harga pokok bahan baku, total biaya tenaga kerja langsung, total biayaoverhead.Seluruh biaya yang telah dihasilkan akan dibagi dengan jumlah unit yang di produksi dan akan menghasilkan biaya per unit, biaya per unit ini akan diproses dalam sistem aplikasi menjadi informasi harga pokok produksi.

Setelah perhitungan harga pokok produksi, akan menghitung return on investment. Perhitungan tersebut dapat dihitung dengan memberi spesifikasi biaya investasi dan lama kembalian tahun biaya investasinya. Dari data investasi akan di jumlah secara total dan dibagi dengan lama bulan kembalian investasi menghasilkan laba yang diharapkan setiap satu bulannya.

Informasi harga pokok produksi dan informasi laba yang diharapkan akan diolah oleh aplikasi, maka memberikaninputberupa data non produksi yang didalamnya berupa: Data biaya administrasi dan data biaya pemasaran untuk menghasilkan harga jual.

3.2.2 Model Pengembangan Sistem

(42)
[image:42.595.97.509.151.548.2]

target laba yang diharapkan dari biaya investasi yang diperlukan untuk menentukan harga jual. Perancangan langkah-langkah dari sistem ini yaitu:

Gambar 3.3 Diagram Blok Aplikasi Penentuan Harga Jual.

A. Input

Setiap perusahaan memiliki memiliki komponen-komponen data pendukung dalam penentuan harga jual. Perusahaan memproduksi terlebih dahulu produk yang akan diproduksi sebelum menentukan seluruh biaya yang akan diidentifikasi untuk menghasilkan harga jual. Komponen input yang dibutuhkan dalam penelitian ini diantaranya data biaya produksi, biaya non produksi, aktiva, data investasi dancashflowperusahaan.

Input Proses Output

Data Biaya Produksi

Perhitungan Harga Pokok Produksi

Harga Pokok Produksi

Perhitungan Mark Up Biaya Non

Produksi Harga Jual

Perhitungan Ekspektasi Laba

Aktiva Ekspektasi Laba

Perhitungan Roi Data Investasi dan Cash

(43)

1. Data Biaya Produksi

Sebelum memperoleh data biaya produksi, admin akan mengidentifikasi kebutuhan dari ukuran dan jumlah dari barang yang sudah diproduksi dengan cara, memberikan data berupa jumlah dari alumunium yang digunakan.

a. Biaya Bahan Baku

Data biaya bahan baku yang didapat dari gudang penyimpanan bahan baku memberikan daftar stok barang yang tersedia dikurangi dengan stok barang yang dipakai untuk tiap produksinya. Pemakaian bahan baku yang dibutuhkan akan disesuaikan dengan ukuran, dan jumlah barang yang diproduksi. Bahan baku yang digunakan, antara lain:

I. Alumunium

Model cetakan akan diletakkan di alumunium untuk di gambar sesuai model cetakan. Setelah selesai dicetak, maka hasil cetakan tadi dibentuk sesuai bentuk yang akan dibuat. Seperti membuat badan dandang, alumunium ditekuk menyesuaikan ukuran yang ditentukan. Dilanjutkan dengan membuat alas dan tutup dandang beserta pegangannya.

II. Kawat

(44)

III. Paku Alumunium

Paku alumunium terdiri dari 2 ukuran, yakni 3x6 mm dan 4x8 mm. Paku alumunium tersebut digunakan untuk melekatkan bagian-bagian dandang dan panci yang sudah di bentuk. Paku alumunium yang berukuran 3x6 mm dipakai untuk alumunium yang ketebalannya 0,33 mm sampai 0,6 mm dan paku alumunium yang berukuran 4x8 mm dipakai untuk alumunium yang ketebalannya 0,65 mm sampai 0,9 mm.

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Data perhitungan biaya tenaga kerja langsung di dapat dari berapa hari pegawai tersebut bekerja, dan besar gaji dari pegawai tersebut berbeda-beda tergantung dari beratnya pekerjaan yang di kerjakan. Rincian gaji akan diperoleh ketika admin menentukan berapa hari pegawai tersebut bekerja dan pegawai tersebut dari bagian apa (bagian pemotongan, bagian perakitan dan bagianfinishing).

c. BiayaOverhead

Identifikasi pada biayaoverhead,antara lain: I. Bahan Penolong

(45)

i. Lem Alumunium

Setelah proses perakitan selesai, maka selanjutnya tahap finishing yang di dalamnya termasuk proses pengeleman. Dalam sekali produksi dapat diketahui volume lem yang dipakai setiap habis pemakaian.

ii. Cap Kertas

Pada badan dandang sudah terdapat cap timbul, namun bahan baku ini dibutuhkan jika perusahaan agar produk tersebut memiliki daya tarik untuk suatu produk. Cara mengidentifikasi biaya dengan cara berapa produk yang di produksi dan sebanyak itu pula cap kertas yang di pakai.

II. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Biaya tenaga kerja tidak langsung terdiri dari gaji mandor, bonus, tunjangan dan biaya kesejahtraan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tidak langsung tersebut.

oleh perusahaan. Biaya premi kerja lembur diperoleh dari lama jam bekerja diluar jam kerja.

III. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan

(46)

IV. BiayaPacking

[image:46.595.95.509.227.493.2]

Biaya ini terdiri dari beberapa komponen kardus dan tali yang biayanya didapatkan dari banyaknya produk yang akan dipacking. V. Biaya Listrik

Tabel 3.1 Data Mesin

Nama Mesin Kebutuhan Daya (Watt)

Mesin potong alumunium 2000 watt

Mesin Penghalus 1300 watt

Mesin pembentuk 1300 watt

Mesin Pengeplongan 3000 watt

Komputer 300 watt

VI. Biaya Penyusutan Gedung

Biaya penyusutan gedung merupakan nilai aktivanya tetap yang mengalami penurunan nilai dengan berlalunya waktu dan pola biaya pemeliharaan relatif konstan setiap tahunnya.

VII. Biaya Penyusutan Mesin

(47)

ekonomis dari mesin, kapasitas produksi dari mesin dan nilai residu. Komponen penyusutan diidentifikasi sebagai berikut:

Tabel 3.2 Data Mesin Yang Dipakai Produksi

Nama Mesin Harga Jumlah Nilai Residu

Mesin potong alumunium

60.000.000 2 20.000.000

Mesin Penghalus

8.000.000 2 2.650.000

Mesin pembentuk

7.500.000 4 2.500.000

Mesin

Pengeplongan

85.000.000 1 28.330.000

IX. Biaya Penyusutan Komputer

Tabel 3.3 Data Komputer

Jenis Alat Harga

Perolehan Umur Nilai Residu Jumlah Komputer Rp 3.650.000 2 tahun Rp 1.000.000 4

(48)

X. Biaya Yang Timbul Sebagai Akibat Berlalunya Waktu

Biaya-biaya dalam kelompok ini antara lain adalah biaya asuransi gedung, asuransi kendaraan, asuransi karyawan, asuransi mesin dan peralatan.

2. Data Investasi

Isi dari data investasi adalah berupa biaya-biaya yang telah menjadi komponen investasi yang akan diproses nilai penyusutanya. Admin memberikan data modal terakhir yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dalam memproduksi suatu produk, modal terakhir tersebut akan dihitung oleh sistem yang akan menghasilkan data penutupan modal yang telah dikurangi oleh nilai penyusutannya. Perusahaan disini juga bisa memberikan target pengembalian yang akan dicapai dari perhitungan ROI.

3. Data Non Produksi

Data non produksi terdiri dari biaya pemasaran dan biaya administrasi yang turut mendukung biaya pembuatan suatu produk. Biaya pemasaran didapatkan pada saat biaya pabrik berakhir, yaitu pada saat proses pabrikasi diselesaikan dan barang-barang sudah dalam kondisi siap dijual. Biaya ini meliputi biaya penjualan dan pengiriman, data ini menggunakan history biaya pengiriman dikarenakan biaya pengiriman muncul setelah produk terjual atau setelah ada pemesanan produk.

(49)

B. Proses

Berdasarkan input data yang ada, selanjutnya akan dilakukan proses penentuan harga pokok produksi. Berikut ini merupakan penjelasan beberapa proses yang terkait dalam sistem ini.

1. Perhitungan Harga Pokok Produksi

Perhitungan harga pokok produksi dilakukan dengan mengambil informasi dari setiap data biaya produksi yang telah di inputkedalam sistem. Dengan rumus sebagai berikut :

Harga Pokok Produksi:

Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja + Biaya OverheadTetap + BiayaOverheadVariabel

Komponen dari perhitungan tersebut didapatkan dari identifikasi setiap biaya-biaya yang timbul akibat kegiatan produksi, antara lain :

a. Biaya Bahan Baku

Data yang didapat dari bahan baku langsung akan diolah, cara sistem untuk menentukan biaya yang telah keluarkan oleh perusahaan dalam memperoleh biaya bahan baku tersebut, dengan cara:

(50)

Tabel 3.4 Rincian

Tabe

ian Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Membuat S

bel 3.5 Jumlah Produksi dan Lama Pengerjaan Nama Barang Jumlah

Produksi

Hari

Dandang ½ kg 96 1

Dandang ¾ kg 174 2

Dandang 1kg 240 3

Dandang 1½ kg 303 4

Dandang 2kg 221 3

Dandang 3 kg 328 5

Wajan 22 192 2

Wajan 28 271 3

Panci 18 240 3

Panci Gagang 16 384 4

buat Satu Produk

(51)

Jumlah hari di dapat dari:

hasil produksi per hari = (jam kerja per hari x jumlah menit per jam) / total waktu untuk membuat 1 produk

total hari = jumlah produksi / hasil produksi per hari hasil produksi per hari= (8 x 60) / 6

=80 total hari= 240 / 80

=13 hari

Lama pengerjaan selama30 hari.

Setelah mengetahui spesifikasi dari lama pengerjaan. Selanjutnya menghitung kebutuhan dari setiap bahan baku di dalam tabel berikut:

Tabel 3.6 Spesifikasi Produk Dandang

Nama Produk

Badan

Tutup

(cm)

Sarangan

(cm)

Pantat

(cm)

Barang Jadi per Lembar Lebar

(cm)

Panjang (cm)

Dandang ½ kg 16 55 21 16 16 18

Dandang ¾ kg 17 58 22,5 18 18 16

Dandang 1 kg 18 60 25 20,5 20,5 14

Dandang 1½ kg 20 66,4 28 23 23 12

Dandang 2 kg 22 73 30,5 26 26 9

(52)

Tabel 3.7 Spesifikasi Produk Wajan

Nama Produk Diameter Produk (cm) Barang Jadi per Lembar

Wajan 22 100 4

Wajan 28 115 2

Tabel 3.8 Spesifikasi Produk Panci

Nama Produk Diameter Produk (cm) Barang Jadi per Lembar

Panci 18 50 16

Panci Gagang 16 40 25

Tabel 3.9 Persediaan Bahan Baku

Nama Bahan Baku Jumlah Bahan Baku Harga

Alumunium 0,4 2200 Lembar 135.997.400

Alumunium 0,9 600 Lembar 95.594.400

Kawat 90 Rol 45.000.000

Paku Alumunium 200 Kg 10.000.000

Kayu Gagang 400 Biji 280.000

Total 286.871.800

(53)

Tabel 3.10 Biaya Bahan Baku Periode Produksi 1 Januari sampai 31 Januari Nama Bahan Baku Jumlah Bahan Baku Harga

Alumunium 0,4 162 Lembar 10.014.354

Alumunium 0,9 184 Lembar 29.315.616

Kawat 12 3,15 roll 1.575.000

Paku Alumunium 3x6 21,35 kg 1.067.500

Kayu Gagang 384 268.800

Total 51.637.454

Pada tabel 3.11 merupakan biaya tenaga kerja langsung untuk periode 1 Januari sampai dengan 31 Januari. Biaya tersebut merupakan biaya total gaji karyawan selama satu bulan.

Tabel 3.11 BTKL Periode Produksi 1 Januari Sampai 31 Januari Biaya Tenaga Kerja Langsung 13.300.000

(54)

Tabel 3.12 BiayaOverhead Periode Produksi 1 Januari Sampai 31 Januari

BiayaOverhead Biaya

Tenaga kerja tidak langsung 7.750.000

Penyusutan Mesin 5.172.102

Penyusutan komputer 441.668

Penyusutan Gedung 1.250.000

Bahan Penolong 1.396.105

Biaya reparasi dan pemeliharaan 500.000

Biaya Listrik 3.806.340

Total 20.316.215

[image:54.595.90.487.106.722.2]

Pada tabel 3.13 merupakan barang jadi, yang dihasilkan dari biaya-biaya di atas yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead.

Tabel 3.13 Barang Jadi Untuk Periode Produksi 1 Januari Sampai 31 Januari

Nama Barang Jumlah Barang Dandang ½ kg 96

Dandang ¾ kg 174

Dandang 1kg 240

Dandang 1½ kg 303

Dandang 2kg 221

Dandang 3 kg 328

Wajan 22 192

Wajan 28 271

Panci 18 240

(55)

Tabel 3.14 Perhitungan Penggunaan Alumunium

Nama Barang Jumlah

Produksi

Jumlah Barang jadi per 1

lembar

Jumlah kebutuhan Alumunium

(lembar)

Dandang ½ kg 96 18 6

Dandang ¾ kg 174 16 11

Dandang 1 kg 240 14 18

Dandang 1½ kg 303 12 26

Dandang 2 kg 221 9 25

Dandang 3 kg 328 7 47

Wajan 22 192 4 48

Wajan 28 271 2 136

Panci 18 240 16 15

Panci Gagang 16 384 25 16

Total 2449 346

(56)

Tabel 3.15 Perhitungan Penggunaan Bahan baku

Nama Barang Jumlah

Produksi Panjang ukuran kawat yang dibutuhkan barang (cm) Jumlah kebutuhan kawat (cm) Jumlah kebutuhan paku alumunium (biji) Jumlah kebutuhan gagang kayu

Dandang ½ kg 96 16 1.536 1,152 *****

Dandang ¾ kg 174 18 3.132 2.088 *****

Dandang 1kg 240 20,5 4.920 3.600 *****

Dandang 1½ kg 303 23 6.969 4.545 *****

Dandang 2kg 221 26 5.746 3.315 *****

Dandang 3 kg 328 28 9.184 4.920 *****

Wajan 22 192 ***** ***** ***** *****

Wajan 28 271 ***** ***** ***** *****

Panci 18 240 ***** ***** 960 *****

Panci Gagang 16 384 ***** ***** 768 384

Tanda bintang pada tabel diatas yang artinya untuk produksi barang, yang tidak menggunakan bahan baku tersebut. Untuk 1 roll kawat ukuran 12, memiliki panjang 100 meter atau 10000 cm. Nantinya akan di potong sesuai ukuran yang dibutuhkan. Sebagai contoh dandang ukuran 1 kg, untuk 1 roll kawat dapat membuat sampai 487 buah kawat untuk dandang 1 kg. 1 buah dandang ukuran 1 kg butuh 1 kawat dengan panjang 20,5 cm. Contoh perhitungannya sebagai berikut.

Jumlah Roll kawat = (Panjang 1 roll kawat / panjang kawat barang) Jumlah Roll kawat = (10000/20,5)

(57)

Paku alumunium pada saat pembelian hitungannya pakai satuan kilogram, namun berat dari 1 biji paku alumunium adalah 1 gram. Jadi kalau dihitung untuk pembelian 1 kg paku alumunium terdapat 1000 biji paku alumunium. Sebagai contoh dandang ukuran 1 kg, untuk membuat dandang 1 kg dibutuhkan paku alumunium sebanyak 15 biji. Jadi jika untuk membuat 240 unit dandang 1 kg, membutuhkan 3600 biji paku alumunium atau 15 kilogram paku alumunium.

Tabel 3.16 Total Kebutuhan Bahan Baku

Nama Barang Alumunium (Lembar)

Kawat (cm)

Paku Alumunium

(Kg)

Panci Gagang (Biji)

Dandang ½ kg 4 1.536 1,152 *****

Dandang ¾ kg 11 3.132 2,088 *****

Dandang 1kg 18 4.920 3,6 *****

Dandang 1½ kg 26 6.969 4,545 *****

Dandang 2kg 25 5.746 3,315 *****

Dandang 3kg 47 9.184 4,920 *****

Wajan 22 48 ***** ***** *****

Wajan 28 136 ***** ***** *****

Panci 18 15 ***** 0,96 *****

(58)
[image:58.595.96.501.105.528.2]

Tabel 3.17 Daftar Harga Alumunium Jenis Bahan

Baku

Harga per

Lembar

Ukuran (meter)

Panjang Lebar

Alumunium 0,33 55.380 2 2

Alumunium 0,35 61.060 2 2

Alumunium 0,40 61.817 2 2

Alumunium 0,45 70.290 2 2

Alumunium 0,48 80.348 2 2

Alumunium 0,50 85.200 2 2

Alumunium 0,55 94.785 2 2

Alumunium 0,60 100.211 2 2

Alumunium 0,65 110.570 2 2

Alumunium 0,70 120.091 2 2

Alumunium 0,75 130.640 2 2

Alumunium 0,80 139.160 2 2

Alumunium 0,90 159.324 2 2

Alumunium 1,0 179.460 2 2

Perhitungan Biaya Alumunium:

Total biaya Alumunium =(Harga Alumunium per Lembar x Jumlah Alumunium yang Dibutuhkan)

Misal, untuk memproduksi dandang 1 kg sebanyak 240 buah. Dibutuhkan alumunium sebanyak 18 lembar.

(59)

Tabel 3.18 Daftar Harga Kawat Jenis Bahan

Baku

Harga per 1

Roll Panjang 1 Roll Kawat ukuran

12 500.000 100m/10000cm

Kawat ukuran

10 500.000 80m/8000cm

Kawat ukuran

8 500.000 60m/6000cm

Perhitungan Biaya Kawat:

Harga kawat per 1cm= (Rp 500.000 harga 1 roll kawat / 10000 cm panjang 1 roll kawat)

=Rp 50 per 1 cm

Karena dari awal yang di ambil contoh adalah produksi dandang 1 kg, maka disini juga memakai dandang 1 kg.

Biaya Kawat=(20,5 cm untuk 1 bj dandang 1 kg x 240 jumlah produksi dandang 1 kg) x (Rp 50 harga kawat per 1 cm)

=Rp 246.000

Tabel 3.19 Daftar Harga Paku Alumunium

Jenis Bahan Baku Harga Per 1kg (Rp) Banyaknya Paku Alumunium per 1kg (biji)

Paku alumunium 3x6 50.000 1000

Paku alumunium 4x8 50.000 500

(60)

memiliki berat 2 gram. Jadi per 1 kg dari paku alumunium berukuran 4x8 berisi sebanyak 500 biji. Untuk mengetahui biaya paku alumunium, dibawah ini akan dijelaskan contoh perhitungannya dandang ukuran 1 kg.

Harga paku alumunium per 1 produk = (15 biji paku alumunium) X Rp 50)

=Rp 750

Jadi, untuk membuat 1 produk dandang 1 kg dibutuhkan biaya Rp 750. Untuk biaya paku alumunium. Sedangkan untuk memproduksi dandang 1 kg sebanyak 1000 buah, maka dibutuhkan biaya sebagai berikut.

Biaya paku alumunium= (240 x Rp 750) =Rp 180.000

Tabel 3.20 Harga Kayu Gagang Janis Bahan Baku Harga per 1 biji

Kayu gagang Rp 700

Bahan baku kayu gagang ini, hanya dipakai untuk membuat panci gagang. produk yang lainnya tidak memakai bahan baku ini. Berikut akan diberikan contoh untuk memproduksi panci gagang sebanyak 300 buah. Untuk menghitung total biaya kayu gagang, dibawah ini akan dijelaskan cara perhitungannya.

(61)

Tabel 3.21 Biaya Bahan Baku Langsung

Nama Barang Biaya

Alumunium Biaya Kawat

Biaya Paku Alumunim

Biaya Gagang

Kayu

Total Biaya Bahan Baku Langsung Dandang ½ kg

Rp247.268 Rp76.800 Rp57.600 ***** Rp381.668

Dandang ¾ kg

Rp679.987 Rp156.600 Rp104.400 ***** Rp940.987

Dandang 1kg

Rp1.112.706 Rp246.000 Rp180.000 ***** Rp1.538.706

Dandang 1½kg

Rp1.607.242 Rp348.450 Rp227.250 ***** Rp2.182.942

Dandang 2kg

Rp1.545.425 Rp287.300 Rp165.750 ***** Rp1.998.475

Dandang 3kg

Rp2.905.399 Rp459.200 Rp246.000 ***** Rp3.610.599

Wajan 22

Rp7.647.552 ***** ***** ***** Rp7.647.552

Wajan 28

Rp21.668.064 ***** ***** ***** Rp21.668.064

Panci 18

Rp927.255 ***** Rp48.000 ***** Rp975.255

Panci Gagang 16

Rp989.072 ***** Rp38.400 Rp268.800 Rp1.296.272

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung

(62)
[image:62.595.97.505.106.534.2]

Tabel 3.22 Daftar Gaji Karyawan Nama

Karyawan Jabatan

Gaji per

Bulan Gaji per Hari Si A Buruh Cetak alumunium Rp800.000 Rp26.667 Si B Buruh Cetak alumunium Rp800.000 Rp26.667 Si C Buruh Cetak alumunium Rp800.000 Rp26.667 Si D Buruh potong alumunium Rp800.000 Rp26.667 Si E Buruh potong alumunium Rp800.000 Rp26.667

Si F Buruh penghalus Rp750.000 Rp25.000

Si G Buruh penghalus Rp750.000 Rp25.000

Si H Buruh penghalus Rp750.000 Rp25.000

Si I Buruh pembentuk Rp850.000 Rp28.333

Si J Buruh pembentuk Rp850.000 Rp28.333

Si K Buruh pembentuk Rp850.000 Rp28.333

Si L Buruh Pengeplong Rp800.000 Rp26.667

Si M Buruh Pengeplong Rp800.000 Rp26.667

Si N Buruh Pengeplong Rp800.000 Rp26.667

Si O BuruhFinishing Rp700.000 Rp23.333

Si P BuruhFinishing Rp700.000 Rp23.333

Si Q BuruhFinishing Rp700.000 Rp23.333

Keterangan Biaya tenaga kerja produk ”Dandang 1 kg” : Perhitungan biaya tarif buruh per hari

Tarif per bulan / 30hari - Rp 13.300.000

Perhitungan biaya total tenaga kerja per produk

(63)
[image:63.595.95.518.95.532.2]

Tabel 3.23 Hitung Biaya Tenaga Kerja Langsung Per Produk

Nama Barang

Lama Pengerjaaan

(hari)

Jam Kerja Biaya Buruh

per bulan Biaya Total

Dandang ½ kg 1 8 Rp 13.300.000 Rp443.333

Dandang ¾ kg 2 8 Rp 13.300.000 Rp886.667

Dandang 1kg 3 8 Rp 13.300.000 Rp1.330.000

Dandang 1½ kg 4 8 Rp 13.300.000 Rp1.773.333

Dandang 2kg 3 8 Rp 13.300.000 Rp1.330.000

Dandang 3 kg 5 8 Rp 13.300.000 Rp2.216.667

Wajan 22 2 8 Rp 13.300.000 Rp886.667

Wajan 28 3 8 Rp 13.300.000 Rp1.330.000

Panci 18 3 8 Rp 13.300.000 Rp1.330.000

Panci Gagang 16 4 8 Rp 13.300.000 Rp1.773.333

c. BiayaOverheadTetap

Biayaoverheadtetap ini terdiri dari: biaya tenaga kerja tak langsung, biaya penyusutan mesin, biaya penyusutan komputer dan biaya penyusutan gedung.

Masing-masing biaya dapat diketahui dengan cara: I. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

(64)
[image:64.595.90.520.306.596.2]

Tabel 3.24 Daftar Gaji Mandor

Nama Mandor Jabatan Gaji per Bulan

Zaini Mandor Cetak dan

potong Rp2.750.000

Adi Mandor penghalus dan

pembentuk Rp2.500.000

Faisol Mandor pengeplong

dan finishing Rp2.500.000

Total Rp7.750.000

Keterangan:

Perhitungan biaya total buruh per produk

- 3/30(total hari pengerjaan satu periode) x Rp 7.750.000 = Rp 775.000

Tabel 3.25 Perhitungan Tenaga Kerja Tak Langsung Per Produk Nama Barang Lama Pengerjaan (hari) Biaya

Dandang ½ kg 1 Rp258.333

Dandang ¾ kg 2 Rp516.667

Dandang 1kg 3 Rp775.000

Dandang 1½ kg 4 Rp1.033.333

Dandang 2kg 3 Rp775.000

Dandang 3 kg 5 Rp1.291.667

Wajan 22 2 Rp516.667

Wajan 28 3 Rp775.000

Panci 18 3 Rp775.000

(65)

II. Biaya Penyusutan Mesin

[image:65.595.92.507.316.573.2]

Biaya yang telah diidentifikasi sebagai komponen perhitungan penyusutan mesin dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut:

Tabel 3.26 Perhitungan Biaya Mesin Produksi

Kapasitas Produksi

79.250

Jenis Mesin Jumlah Unit

Harga Harga Total Unit Nilai Residu

Mesin potong

alumunium

2 Rp60.000.000 Rp120.000.000 Rp40.000.000

Mesin

Penghalus

2 Rp8.000.000 Rp16.000.000 Rp5.300.000

Mesin

pembentuk

4 Rp7.500.000 Rp30.000.000 Rp10.000.000

Mesin

Pengeplongan

1 Rp85.000.000 Rp85.000.000 Rp28.330.000

Rp251.000.000 Rp83.630.000 Kapasitas Produksi

X ( Harga perolehanNilai Residu)

(66)

Tabel 3.27 Penyusutan Mesin Setiap Produk

Jenis Barang Jumlah Produksi Penyusutan

Dandang ½ kg 96 Rp202.745

Dandang ¾ kg 174 Rp367.475

Dandang 1kg 240 Rp506.862

Dandang 1½ kg 303 Rp639.913

Dandang 2kg 221 Rp466.735

Dandang 3 kg 328 Rp692.711

Wajan 22 192 Rp405.489

Wajan 28 271 Rp572.331

Panci 18 240 Rp506.862

Panci Gagang 16 384 Rp810.979

Penyusutan = 240/79.250X(Rp251.000.000 - 83.630.000) =Rp 506.862

III. Biaya Penyusutan Komputer

DariInputdata komputer yang didapat akan dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Diketahui:

Harga perolehan : Rp 3.650.000 Nilai Residu : Rp 1.000.000 Umur ekonomis : 24 bulan

Rumus = (Rp 3.650.000 - Rp 1.000.000) / 24 = Rp 110.417

Rp 110.417x 4 Komputer = Rp 441.668

(67)

Perhitungan biaya penyusutan per produk dandang 1 kg

3/30 (Total hari pengerjaan produk satu periode) x Rp 441.668 =Rp 44.167

IV. Biaya Penyusutan Gedung

Perhitungan penyusutan menggunakan metode garis lurus (Straight Line Method), karena beban penyusutan sama setiap tahun, nilai aktivanya tetap mengalami penurunan nilai dengan berlalunya waktu dan pola biaya pemeliharaan relatif konstan setiap tahunnya.

Diketahui:

Harga perolehan gedung : Rp 875.000.000

Nilai Residu : Rp 500.000.000

Umur : 25 tahun (300 bulan)

Rumus = (Rp 875.000.000 - Rp 500.000.000) / 300 = Rp 1.250.000

Biaya penyusutan produk Dandang 1kg (3/30) x Rp 1.250.000 =Rp 125.000 d. BiayaOverheadVariabel

Biayaoverheadvariabel terdiri dari: biaya bahan penolong, biaya reparasi dan pemeliharaan dan biaya listrik. Masing-masing biaya dapat diketahui dengan cara:

I. Biaya Bahan Penolong

(68)

produksi, kemudian jumlah tersebut akan dikalikan dengan harga beli dari bahan penolong, sehingga mendapatkan data biaya bahan penolong. Data Biaya bahan penolong berupa, lem alumunium dan cap. Berikut adalah data biaya-biaya bahan penolong:

Cap yang di tempel pada setiap produk gajah nasional. Memiliki 4 warna yakni, hijau, kuning, hitam dan merah. Warna dari setiap cap tersebut menandakan dari ketebalan setiap produk. Namun untuk ukuran cap semuanya memiliki ukuran yang sama. Harga dari satu lembar cap Rp 200.

Perhitungan biaya:

Biaya cap= 240 x 200 =Rp 48.000

Contoh perhitungan biaya di atas, menggunakan contoh produksi dandang 1 kg.

Lem alumunium untuk 1 kaleng berisi 1 liter atau 1000 ml, dan harga dari dari 1 kaleng lem alumunium Rp 39.000. Untuk setiap produk membutuhkan 5 ml lem alumunium, contoh perhitungan biaya lem alumunium.

Harga 1ml lem alumunium= (39.000 / 1000) =Rp 39

Jadi untuk memproduksi dandang 1 kg sebanyak 240 buah, perhitungannya biayanya seperti dibawah ini.

Per produk membutuhkan 5 ml =(5 x 39 = Rp 195 ) Biaya lem alumunium= (240 x Rp 195)

(69)

Biayapackingdidapatkan ketika perusahaan sudah menyiapkan produk yang siap dikirim, dengan cara:

Perusahaan mengeluarkan biaya Rp 1750 untuk 1 kali pengepakan (kardus) yang sudah menjadi tarif dari biaya packing. Jadi untuk mendapatkan biaya packing, berapa banyak kardus yang sudah terkemas x dengan Rp 1750. Perusahaan memproduksi sebanyak 240 unit yang telah dipacking menjadi 10 unit per kardus atau 24 kardus.

24 kardus x Rp 1750 =Rp 42.000 II. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan

Biaya reparasi dan pemeliharaan didapatkan dari biaya perbulan yang sudah di siapkan oleh perusahaan untuk menanggulangi kegiatan pemeliharaan serta perbaikan jika ada mesin yang rusak. Data ini didapatkan dari admin ketika menganggarkan biaya reparasi dan pemeliharaan perusahaan sebesar Rp 500.000 / bulan.

Keterangan :

Biaya reparasi produk "Dandang 1 kg" (3/30) x Rp 500.000 =Rp 50.000 III. Biaya Listrik

(70)
[image:70.595.92.521.105.540.2]

Tabel 3.28 Data Mesin Yang Digunakan No Pemakaian

Listrik

Kebutuhan

daya

Lama

Pakai

Kwh

pemakaian:(watt:1000)xjam

1 2Mesin

potong

alumunium

4000 8 jam 32

2 2Mesin

Penghalus 2600 8 jam 20,8

3 4Mesin

pembentuk 5200 8 jam 41,6

4 1Mesin

Pengeplongan 3000 8 jam 24

5 4 Komputer 1400 8 jam 11,2

Rata-rata pemakaian 1 hari 129,6

UKM Gajah Nasional termasuk dalam golongan tarif R-1 dengan daya 2200 VA, dimana harga Rp / kWh nya sebesar Rp 979 / kWh. Jadi perhitungan biaya listrik UKM Gajah Nasional sebagai berikut:

129,6 kWh x 979 = Rp 126.878 / hari Biaya listrik satu periode

Rp 126.878 x 30 = Rp 3.806.340

(71)

Tabel 3.29 Biaya Listrik Setiap Produk

Nama Barang Jumlah Unit Hari Biaya Listrik

Dandang ½ kg 96 1 Rp126.878

Dandang ¾ kg 174 2 Rp253.756

Dandang 1kg 240 3 Rp380.634

Dandang 1½ kg 303 4 Rp507.512

Dandang 2kg 221 3 Rp380.634

Dandang 3 kg 328 5 Rp634.390

Wajan 22 192 2 Rp253.756

Wajan 28 271 3 Rp380.634

Panci 18 240 3 Rp380.634

Panci Gagang 16 384 4 Rp507.512

[image:71.595.89.507.104.735.2]

Biaya-biaya yang telah terhitung akan dijumlahkan untuk mengetahui berapa biayaoverhead.

Tabel 3.30 Jenis dan Jumlah BiayaOverhead

Biaya Overhead Biaya

Tenaga kerja tidak langsung 7.750.000

Penyusutan Mesin 5.172.102

Penyusutan komputer 441.668

Penyusutan Gedung 1.250.000

Bahan Penolong 1.396.105

Biaya reparasi dan pemeliharaan 500.000

Biaya Listrik 3.806.340

(72)

Harga pokok produksi akan diketahui dengan menjumlahkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biayaoverheadtetap, biaya overheadvariabel. Hasil dari harga pokok produksi akan dibagi dengan jumlah unit yang akan di produksi, sehingga menghasilkan biaya produksi per unit.

2. PerhitunganReturn On Investment(ROI)

Pada proses ini, pengembalian data investasi dan data arus kas menjadiinput dari ROI yang ingin dicapai berdasarkan modal dan investasi yang ditanam perusahaan untuk beroprasi.

a. Data Investasi

[image:72.595.93.515.298.570.2]

Data investasi didapat dari biaya yang telah diinvestasikan dalam pembuatan suatu produk dalam suatu periode.

Tabel 3.31 Biaya Investasi Perusahaan

Nama Mesin Harga Jumlah Total Harga

Mesin potong alumunium 60.000.000 2

Rp 120.000.000

Mesin Penghalus 8.000.000 2

Rp 16.000.000

Mesin pembentuk 7.500.000 4

Rp 30.000.000

Mesin Pengeplongan 85.000.000 1

Rp 85.000.000

Total Investasi Rp 251.000.000

(73)
[image:73.595.94.500.233.525.2]

Jika perusahaan atau pemilik menginginkan kembalian waktu investasi selama 3 tahun atau ekuivalen dengan 8760 jam mesin, maka perusahaan akan memiliki laba yang diharapkan sebesar Rp 83.666.667 dalam 3 tahun, atau Rp 28.652 dalam 8760 jam. Dapat dilihat pada tabel 3.32

Tabel 3.32InputWaktu Pengembalian Investasi yang Diinginkan Input Pengembalian

Investasi 3 Tahun

36 Bulan 1080 Hari 8640 Jam Laba per tahun Rp 83.666.667

Laba per Bulan Rp 6.972.222

Laba per Hari Rp 232.407

Laba per Jam Rp 29.050,875

Diketahui laba per jamRp 29.050,875 x (8 x 30)

29.050,875 x 240 = Rp. 6.972.210

Maka laba yang diharapkan dari produk "Dandang 1kg" yang diharapkan = ( Hari / Total Hari ) x laba

(3/30) xRp 6.972.210 Rp 697.221

% ROI = (Laba / Rerata aset operasi) x 100% = (Rp 687.648 /Rp 6.876.480) x 100%

(74)
[image:74.595.95.497.101.534.2]

Tabel 3.33 Hasil Perhitungan Target ROI dari Biaya Investasi 3 Tahun

Nama Barang Jumlah

Produksi Hari

Laba yang

diharapkan %ROI

Dandang ½ kg 96 1 Rp229.216 3%

Dandang ¾ kg 174 2 Rp458.432 7%

Dandang 1kg 240 3 Rp687.648 10%

Dandang 1½ kg 303 4 Rp916.864 13%

Dandang 2kg 221 3 Rp687.648 10%

Dandang 3 kg 328 5 Rp1.146.080 17%

Wajan 22 192 2 Rp458.

Gambar

Gambar 3.1 Document Flow Penentuan Harga Jual Saat Ini
Gambar 3.2 Gambaran Umum Aplikasi Penentuan Harga Jual
Gambar 3.3 Diagram Blok Aplikasi Penentuan Harga Jual.
Tabel 3.1 Data Mesin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lalu hasil join tersebut kita saring dengan kondisi nilai < ‘E’ dan kodemk = ‘M0012’ yang selanjutnya setelah disaring kita hitung dengan COUNT dan diberi alias lulusTA

Oleh karena itu dalam upaya meningkatkan kinerja guru ini, maka profesionalitas guru perlu mendapatkan perhatian lebih serius, agar guru memiliki kompetensi yang

Beberapa hadis shahih yang bersumber dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menerangkan bahwa, orang-orang yang belum sampai dakwah islam kepadanya ketika di dunia, seperti orang

Telah diketahui bersama bahwa tujuan utama dilakukan anestesi pada tindakan bedah fossa posterior adalah untuk; (1) mencegah terjadinya kenaikan tekanan

Pada penelitian potensi CNF terhadap adsorpsi ini menggunakan air limbah laundry .Treatment yang digunakan adalah air limbah tanpa treatment CNFdan... variasi temperatur

Kemudian setelah berlakunya Hukum Agraria Nasional dengan dikeluarkannya UUPA peran Kepala Desa digantikan oleh PPAT (Pejabat Pembuat Akte Tanah ), yang membuat Akte Jual-Beli Tanah

Terhadap Profitabilitas, aspek ini tidak memberikan pengaruh positif signifikan, dengan nilai signifikansi 0,083 > 0,05 yang membuktikan bahwa dengan adanya proporsi

Analisis data dilakukan untuk melihat hubun- gan antara kondisi leukositosis (kadar leukosit >11 x 10 9 /L atau 11.000/mm 3 ), yang didapatkan dari kadar leukosit pasien saat