• Tidak ada hasil yang ditemukan

Orang Gila Di Surga atau Neraka?

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Orang Gila Di Surga atau Neraka?"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Orang Gila Di Surga atau Neraka ?

Status Orang Gila Di Akhirat

Tanya, bgmn nasib org gila di akhirat nanti di surga atau neraka ya? Jawaban :

Bismillah, wassholaatu wassalaam ‘ala rasulillah, waba’du.

Sebelumnya kita perlu tahu bahwa, orang gila di dunia tidak dibebani tanggungan menjalankan ibadah atau hukum syara’. Seperti halnya anak kecil yang belum baligh. Karena mereka tidak memiliki akal.

Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

ﻞﻘﻌﻳ ﻰﺘﺣ ﻥﻮﻨﺠﻤﻟﺍ ﻦﻋﻭ ،ﻎﻠﺒﻳ ﻰﺘﺣ ﻲﺒﺼﻟﺍ ﻦﻋﻭ ،ﻆﻘﻴﺘﺴﻳ ﻰﺘﺣ ﻢﺋﺎﻨﻟﺍ ﻦﻋ ﺔﺛﻼﺛ ﻦﻋ ﻢﻠﻘﻟﺍ ﻊﻓﺭ

Catatan amal diangkat dari tiga jenis orang : orang tidur sampai dia bangun, anak kecil sampai dia baligh dan orang gila sampai dia sembuh dari gilanya. (HR. Ahmad).

Mengingat mereka di dunia tidak dibebani syariat, maka di akhirat nanti amal perbuatan mereka semasa gila, juga tidak dipersidangkan di hari perhitungan amal (yaumul hisab). Kecuali orang yang gilanya musiman atau gilanya setelah usia baligh, maka amal perbuatannya yang akan dipersidangkan (di-hisab) di hari kiamat nanti, adalah amal yang dia lakukan selama tidak gila. Apakah dia ke surga atau neraka? Allahua’lam, tergantung pada amal perbuatannya semasa tidak gila.

Yang kita bahas pada jawaban ini adalah, orang yang gila sejak kecil, yakni sebelum mamasuki usia baligh, sampai meninggal dunia, bagaimana nasibnya di akhirat nanti, di surga atau

neraka?

Para ulama memerinci penjelasannya kepada dua rincian :

Pertama, apabila kedua orangtuanya atau salah satu dari keduanya muslim, maka dia dihukumi muslim dan nasibnya di akhirat dimasukkan surga.

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan,

ﺎﻤﻫﺪﺣﺃ ﻭﺃ ﻦﻴﻤﻠﺴﻣ ﻦﻳﻮﺑﺃ ﻦﻣ ﻥﺎﻛ ﺍﺫﺇ ﻪﻨﻜﻟﻭ ،ﺔﻣﺎﻴﻘﻟﺍ ﻡﻮﻳ ﺐﺳﺎﺤﻳ ﻼﻓ ؛ﻔﻴﻠﻜﺗ ﻪﻴﻠﻋ ﺲﻴﻟ ﻥﻮﻨﺠﻤﻟﺍ ﻢﻜﺣ ﻪﻤﻜﺣ ًﺎﻴﻠﻘﻋ ٌﻒﻠﺨﺘﻣ ﻮﻫﻭ ،ﺩﻮﻟﻮﻤﻟﺍ ﺔﻨﺠﻟﺍ ﻞﺧﺪﻴﻓ ًﺎﻤﻠﺴﻣ ﻥﻮﻜﻳ ﻞﻔﻄﻟﺍ ﺍﺬﻫ ﻥﺃ ﻱﺃ ؛ﻤﻠﺴﻤﻟﺍ ﺪﻟﺍﻮﻟﺍ ﻢﻜﺣ ﻪﻟ ﻥﺈﻓ ،ﻢﻠﺴﻣ

Anak yang terlahir dalam keadaan cacat akal, hukumnya seperti orang gila, dia tidak dibebani syariat. Oleh karenanya, amal perbuatannya tidak akan disidang (di-hisab) di hari kiamat nanti. Bila ia berasal dari kedua orangtua yang muslim atau salah satunya muslim, maka status dia

(2)

mengikuti orangtuanya yang beragama islam. Maksudnya anak ini menjadi muslim sehingga dia dimasukkan surga. (Majmu’ Fatawa Wa Rasa-il Ibni ‘Utsaimin 2/18).

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala,

ٍءْﻴَﺷ ْﻦِﻣ ْﻢِﻬِﻠَﻤَﻋ ْﻦِﻣ ْﻢُﻫﺎَﻨْﺘَﻟَﺃ ﺎَﻣَﻭ ْﻢُﻬَﺘﱠﻳﱢﺭُﺫ ْﻢِﻬِﺑ ﺎَﻨْﻘَﺤْﻟَﺃ ٍﻥﺎَﻤﻳِﺈِﺑ ْﻢُﻬُﺘﱠﻳﱢﺭُﺫ ْﻢُﻬْﺘَﻌَﺒﱠﺗﺍَﻭ ﺍﻮُﻨَﻣﺁ َﻦﻳِﺬﱠﻟﺍَﻭ

Dan orang-orang yang beriman, beserta anak keturunan mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak keturunan mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikitpun pahala amal (kebajikan) mereka… (QS. Ath-Thur: 21) Kedua, apabila kedua orangtuanya non muslim, di sini para ulama berbeda pendapat: Pendapat pertama, langsung dimasukkan surga.

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala, ﻻًﻮُﺳَﺭ َﺚَﻌْﺒَﻧ ٰﻰﱠﺘَﺣ َﻦﻴِﺑﱢﺬَﻌُﻣ ﺎﱠﻨُﻛ ﺎَﻣَﻭ

Kami tidak akan mengazab suatu kaum, sampai kami mengirim utusan (Rasul) kepada mereka. (QS. Al-Isra’ : 15).

Pada ayat di atas Allah menjelaskan bahwa, seorang tidak akan diazab sebelum ditegakkan hujah kepadanya, yakni sampainya dakwah islam kepadanya. Orang gila, tentu hujah belum tegak atasnya, karena dia tidak bisa memahami wahyu Allah yang sampai kepadanya.

Disamping itu, orang berakal saja tidak diazab karena dakwah islam belum sampai kepadanya, tentu orang gila lebih pantas untuk tidak diazab, karena dia tidak memiliki akal.

Diantara ulama yang memegang pendapat ini adalah As-Subki, Al-Bukhari, Al-Qurtubi dan Imam Nawawi rahimahumullah.

Imam Nawawi menyatakan dalam buku Al-Minhaj fi syarhi shahih al-muslim li ibni al-hajjaj (Syarah Shahih Muslim),

ﺔﻨﺠﻟﺍ ﻞﻫﺃ ﻦﻣ ﻢﻬﻧﺃ ﻥﻮﻘﻘﺤﻤﻟﺍ ﻪﻴﻟﺇ ﺐﻫﺫ ﻱﺬﻟﺍ ﺢﻴﺤﺼﻟﺍ ﻮﻫﻭ

Inilah pendapat yang benar, yang dipegang oleh para ulama muhaqiq, bahwa mereka (pent. anak-anak kaum kafir dan orang gila) termasuk penduduk surga. (Al-Minhaj 16/208).

Pendapat kedua, dia akan diuji.

Jika lulus ujian, maka dia dimasukkan surga. Bila tidak, maka dimasukkan neraka. Ujian mereka berupa api. Apabila mereka mau masuk api yang disediakan Allah untuk menguji mereka,

mereka akan masuk surga. Namun bila enggan, mereka akan dimasukkan ke neraka.

(3)

Pendapat ini dipilih oleh Al-Baihaqi, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Ibnul Qoyyim dan Abu Abdilbaari –rahimahumullah-.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyatakan,

ﻱﺬﻟﺍ ﻢﺻﻷﺍﻭ ﺮﻴﺒﻜﻟﺍ ﺦﻴﺸﻟﺍﻭ ﻥﻮﻨﺠﻤﻟﺎﻛ ﺎﻴﻧﺪﻟﺍ ﻲﻓ ﺓﻮﻋﺪﻟﺍ ﻪﻐﻠﺒﺗ ﻢﻟ ﻦﻤﻴﻓ ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﻲﺒﻨﻟﺍ ﻦﻋ ﺔﺤﻴﺤﺻ ﺚﻳﺩﺎﺣﺃ ﻚﻟﺬﺑ ﺕءﺎﺟﻭ ﺍﻮﻘﺤﺘﺳﺍ ﻻﺇﻭ ﺔﻨﺠﻟﺍ ﺍﻮﻠﺧﺩ ﺍﻮﻋﺎﻃﺃ ﻥﺈﻓ ، ﺔﻣﺎﻴﻘﻟﺍ ﻡﻮﻳ ﻥﻭﺮﻣؤﻳ ﺀﻻؤﻫ ﻥﺃﻭ ، ﺓﺮﺘﻔﻟﺍ ﻲﻓ ﺕﺎﻣ ﻦﻣﻭ ، ﻝﺎﻘﻳ ﺎﻣ ﻊﻤﺴﻳ ﻻ ﻢﺻﺃ ﻮﻫﻭ ﻡﻼﺳﻹﺍ ﻪﻛﺭﺩﺃ ﻻ ﺭﺎﻔﻜﻟﺍ ﻝﺎﻔﻃﺃ ﻥﺃ ﻰﻠﻋ ﺓﺮﻳﺮﻫ ﻮﺑﺃ ﻝﺪﺘﺳﺍ ﻚﻟﺬﺑﻭ ،((ﻻﻮﺳﺭ ﺚﻌﺒﻧ ﻰﺘﺣ ﻦﻴﺑﺬﻌﻣ ﺎﻨﻛ ﺎﻣﻭ)) ﻰﻟﺎﻌﺗ ﻪﻟﻮﻗ ﻡﻮﻤﻌﻟ ﺎﻘﻳﺪﺼﺗ ﺍﺬﻫ ﻥﺎﻛﻭ ،ﺏﺍﺬﻌﻟﺍ ( 2) ـﻫﺃ . ﺓﺮﺧﻵﺍ ﻲﻓ ﺍﻮﻨﺤﺘﻤﻳ ﻰﺘﺣ ﻥﻮﺑﺬﻌﻳ

Beberapa hadis shahih yang bersumber dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menerangkan bahwa, orang-orang yang belum sampai dakwah islam kepadanya ketika di dunia, seperti orang gila, orangtua renta, orang tuli yang menemui dakwah islam namun dia tidak dapat mendengar seruan Islam karena tuli yang dialami, kemudian ahlul fatroh (pent. yaitu orang-orang yang hidup di zaman antara dua Nabi atau Rasul), mereka semua nanti akan mendapat perintah di hari kiamat kelak. Apabila mereka menuruti perintah itu, maka mereka dimasukkan surga. Namun bila tidak, maka dia berhak mendapat azab. Penjelasan ini adalah bentuk pembenaraan daripada firman Allah Ta’ala,

ﻻًﻮُﺳَﺭ َﺚَﻌْﺒَﻧ ٰﻰﱠﺘَﺣ َﻦﻴِﺑﱢﺬَﻌُﻣ ﺎﱠﻨُﻛ ﺎَﻣَﻭ

Kami tidak akan menghukum seseorang sebelum Kami mengutus seorang Rasul. QS. Al-Isra’ : 15).

Maka dari sini Abu Hurairah beragumen, bahwa anak-anak kaum musyrik tidak akan diazab sampai dia diuji terlebih dahulu. (As-Shofdiyah: 2/245).

Kesimpulan:

Dari dua pendapat di atas, pendapat terakhir inilah yang tampaknya lebih kuat, wallahua’lam bis showab. Karena sejalan dengan sabda Nabi shallallahualaihi wa sallam,

ﻡﻼﺳﻹﺍ ﺀﺎﺟ ﺪﻘﻟ ﺏﺭ ﻝﻮﻘﻴﻓ ﻢﺻﻷﺍ ﺎﻣﺄﻓ ،ﺓﺮﺘﻓ ﻲﻓ ﺕﺎﻣ ﻞﺟﺭﻭ ﻡﺮﻫ ﻞﺟﺭﻭ ﻖﻤﺣﺃ ﻞﺟﺭﻭ ًﺎﺌﻴﺷ ﻊﻤﺴﻳ ﻻ ﻢﺻﺃ ﻞﺟﺭ ﺔﻣﺎﻴﻘﻟﺍ ﻡﻮﻳ (ﻥﻮﺠﺘﺤﻳ) ﺔﻌﺑﺭﺃ ،ًﺎﺌﻴﺷ ﻞﻘﻋﺃ ﺎﻣﻭ ﻡﻼﺳﻹﺍ ﺀﺎﺟ ﺪﻘﻟ ﺏﺭ ﻝﻮﻘﻴﻓ ﻡﺮﻬﻟﺍ ﺎﻣﺃﻭ ،ﺮﻌﺒﻟﺎﺑ ﻲﻧﻮﻓﺬﺤﻳ ﻥﺎﻴﺒﺼﻟﺍﻭ ﻡﻼﺳﻹﺍ ﺀﺎﺟ ﺪﻘﻟ ﺏﺭ ﻝﻮﻘﻴﻓ ﻖﻤﺣﻷﺍ ﺎﻣﺃﻭ ،ًﺎﺌﻴﺷ ﻊﻤﺳﺃ ﺎﻣﻭ ﺪﻤﺤﻣ ﺲﻔﻧ ﻱﺬﻟﺍﻮﻓ :ﻝﺎﻗ ،ﺭﺎﻨﻟﺍ ﺍﻮﻠﺧﺩﺃ ﻥﺃ ﻢﻬﻴﻟﺇ ﻞﺳﺮﻴﻓ ﻪﻨﻌﻴﻄﻴﻟ ﻢﻬﻘﻴﺛﺍﻮﻣ ﺬﺧﺄﻴﻓ ﻝﻮﺳﺭ ﻚﻟ ﻲﻧﺎﺗﺃ ﺎﻣ ﺏﺭ ﻝﻮﻘﻴﻓ ﺓﺮﺘﻔﻟﺍ ﻲﻓ ﺕﺎﻣ ﻱﺬﻟﺍ ﺎﻣﺃﻭ .ﺎﻣﻼﺳﻭ ﺍﺩﺮﺑ ﻢﻬﻴﻠﻋ ﺖﻧﺎﻜﻟ ﺎﻫﻮﻠﺧﺩ ﻮﻟ ﻩﺪﻴﺑ

“Ada empat jenis orang yang akan mengajukan banding pada hari kiamat nanti: (1) orang tuli yang tak dapat mendengar sesuatupun,

(2) orang dungu atau gila,

(3) orang tua renta lagi pikun, dan

(4) orang yang meninggal pada zaman fatrah.

Orang yang tuli berkata,”Ya Tuhanku, Islam datang namun aku tak mendengar sesuatupun tentangnya.”

(4)

Yang dungu berkata,”Ya Tuhan, Islam datang, namun anak-anak kecil melempariku dengan kotoran hewan.”

Orang tua renda lagi pikun berkata, “Ya Tuhan, sungguh Islam telah datang, namun aku tidak mengerti/paham.”

Orang yang mati di zaman fatroh berkata Ya Tuhan, Rasul-Mu tidak mendatangiku.”

Lalu diambillah perjanjian dengan mereka untuk diuji. Kemudian akan diutus seorang utusan (Rasul) kepada mereka yang memerintahkan untuk memasuki api. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya mereka masuk ke dalam api tersebut, niscaya mereka akan merasakan dingin dan selamat (dari adzab).”

(HR. Ahmad, dinilai hasan oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth).

Imam Ibnu Katsir rahimahullah lebih memilih pendapat ini dengan alasan, ..ﺎﻬﻠﻛ ﺔﻟﺩﻷﺍ ﻦﻴﺑ ﻊﻤﺠﻳ ﻝﻮﻘﻟﺍ ﺍﺬﻫﻭ

Pendapat inilah yang dapat mengkompromikan seluruh dalil dalam permasalahan ini. (Lihat tafsir beliau untuk ayat 15 dari surat Al-Isra’).

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah menyatakan,

ﻞﺧﺩﺃ ﻰﺼﻋ ﻥﺇﻭ ،ﺔﻨﺠﻟﺍ ﻞﺧﺩﺃ ﻞﺜﺘﻣﺍﻭ ﺏﺎﺟﺃ ﻥﺈﻓ ﻞﺟﻭ ﺰﻋ ﷲﺍ ﺩﺍﺭﺃ ﺎﻤﺑ ﺔﻣﺎﻴﻘﻟﺍ ﻡﻮﻳ ﻦﺤﺘﻤﻳ ﻪﻧﺃ ﻝﺍﻮﻗﻷﺍ ﺢﺟﺭﺃ ﻥﺈﻓ ﻦﻳﺮﻓﺎﻛ ﻦﻳﻮﺑﺃ ﻦﻣ ﻥﺎﻛ ﺍﺫﺇ ﺎﻣﺃ ﺀﻻؤﻫ ﻖﺣ ﻲﻓ ﺢﺟﺍﺮﻟﺍ ﻝﻮﻘﻟﺍ ﻮﻫ ﺍﺬﻫ .ﺭﺎﻨﻟﺍ

Anak yang terlahir dari kedua orangtua yang kafir, pendapat yang lebih tepat dalam masalah ini, bahwa anak itu nanti akan diuji di hari kiamat sesuai dengan Allah kehendaki (pent. demikian pula penjelasan tentang status orang gila. Karena keduanya sama tidak memiliki akal dan tidak dapat memahami pesan-pesan Islam). Bila mereka patuh, maka mereka akan dimasukkan surga. Namun bila mereka tidak patuh, mereka akan dimasukkan ke dalam neraka. (Lihat : Majmu’ Fatawa Wa Rasa-il Ibni ‘Utsaimin 2/18).

Wallahua’lam bis showab.

Dijawab oleh Ustadz Ahmad Anshori, Lc

Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk Android.

Download Sekarang !!

KonsultasiSyariah.com didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia.

Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.

(5)

SPONSOR hubungi: 081 326 333 328 DONASI hubungi: 087 882 888 727

REKENING DONASI : BNI SYARIAH 0381346658 / BANK SYARIAH MANDIRI 7086882242 a.n. YAYASAN YUFID NETWORK

sumber : konsultasisyariah.com Source:

Referensi

Dokumen terkait

Siapa di antara kaum muslimin yang tidak mampu untuk menyembelih kurban, ia akan mendapat pahala orang-orang yang menyembelih dari umat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan dengan kebaikan, dan lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan ketika Jibril Alaihissallam

Dosen Pendamping: Kafidin Muzakki, S.E., M.Ak... Dosen Pendamping: Erlyna Tri Rohmiatun

Herba yang diberikan bersifat perangsang atau pereda saraf; boleh juga diberikan ubat yang akan mengembalikan fungsi normal saraf setelah mengalami stress... Istilah yang tepat

Graph adalah sebuah diagram yang memuat titik-titik disebut vertex, dan garis yang menghubungkan vertex-vertex disebut edge, didefinisikan G(V,E), dimana V adalah

Proyeksi kebutuhan tenaga kerja baik jumlah maupun kompetensi pada setiap lokasi di Indonesia sangat diperlukan dan harus mengacu pada karakteristik khusus dan

Oleh karena itu di dalam sistem pengolahan air, senyawa mangan dan besi valensi dua tersebut dengan berbagai cara dioksidasi air, senyawa mangan dan besi valensi dua

Pelaksanaan kegiatan, setelah bahan dan peralatan disiapkan, maka tahap selanjutnya adalah tahap pelaksanaan kegiatan yaitu dilakukan kegiatan berupa pengoperasian/