• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DI KELAS VII-2 SMP NEGERI 1 BANDAR T.P 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DI KELAS VII-2 SMP NEGERI 1 BANDAR T.P 2015/2016."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DI KELAS VII SMP NEGERI 1 BANDAR T.P 2015/2016

Oleh:

Esther Putri Octavia NIM 4113111027

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Dan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams

Games Tournament (TGT) Di Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bandar T.P 2015/2016

Esther Putri Octavia 4113111027

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan minat belajar matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT).

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bandar dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang, terdiri dari 17 orang siswa laki-laki dan 23 orang siswa perempuan. Penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus. Siklus I terdiri dari 3 pertemuan dan siklus II terdiri dari 3 pertemuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, tes tertulis dan angket. Instrumen yang digunakan adalah lembar pertanyaan wawancara, lembar observasi, tes pemahaman konsep, dan angket minat belajar. Validitas instrument diproses melalui expert judgement dari dosen ahli. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Indikator keberhasilan yang ditetapkan apabila nilai rata-rata pemahaman konsep dan minat belajar siswa meningkat dari pratindakan, siklus I, dan siklus II.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep dan minat belajar matematika siswa mengalami peningkatan. Hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas yaitu pada saat pratindakan 56,5 meningkat menjadi 71 pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 84 pada siklus II. Selain itu nilai rata-rata persentase minat belajar matematika siswa pada saat pratindakan 62,525% meningkat menjadi 81,175% pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 87,875% pada siklus II.

(5)

iv

Efforts To Improve Understanding Ability Concepts And Interest Math Students Learning Through Model Type Cooperative Learning Teams

Games Tournament (TGT) In Grade VII-2 SMP Negeri 1 Bandar Academic Year 2015/2016

Esther Putri Octavia 4113111027

ABSTRACT

This study aims to improve understanding of the concept and interest in mathematics learning through cooperative learning model teams games tournament (TGT).

This research is a classroom action research. Subjects in this study were students of class VII-2 SMP Negeri 1 Bandar with the number of students as many as 40 people, consisting of 17 male students and 23 female students. The study took place in two cycles. First cycle consisted of three meetings and the second cycle consisted of three meetings. Data collection techniques in this study were interviews, observation, written tests and questionnaires. The instrument used was the question sheet interviews, observation sheets, test understanding of concepts, and questionnaires interest in learning. The validity of the instrument is processed through the expert judgment of expert lecturers. Data analysis technique used is descriptive quantitative and qualitative descriptive. Indicators of success are set when the average value of understanding the concept and increase student interest in learning from pre-action, the first cycle and the second cycle.

The results showed that the ability of understanding and interest in learning math concepts students has increased. This is indicated by the increase in the average value of the class, namely when pre-action 56.5 increased to 71 in the first cycle, and increased again to 84 in the second cycle. In addition the average value of the percentage interest in learning mathematics student at the time of 62.525% pre-action increased to 81.175% in the first cycle, and increased again to 87,875% in the second cycle.

(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas

segala kasih dan karuniaNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada

penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan

waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT di Kelas VII SMP Negeri 1 Bandar T.P 2015/2016” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada: Bapak

Drs. H. Banjarnahor, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

membimbing penulis dengan begitu sabar dari awal pengajuan judul sampai

selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Ibu

Dra. Katrina Samosir, M.Pd, dan Bapak Dr. KMS. Amin Fauzi, M.Pd selaku

Dosen Penguji yang telah memberikan bimbingan, kritik, dan saran dalam

penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih disampaikan kepada Bapak Drs.

Yasifati Hia, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dosen Penguji

yang telah memberikan arahan serta nasehat selama penyusunan skripsi ini. Dan

kepada seluruh Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah

membantu penulis. Terimakasih juga disampaikan kepada Ibu J. Damanik, S.Pd

selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bandar yang telah memberikan izin dalam

pelaksanaan penelitian serta penghargaan kepada Ibu Gusnida Napitupulu, S.Pd

selaku Guru Mata Pelajaran Matematika Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bandar yang

telah membantu selama penelitian berlangsung, sehingga dapat terselesaikan

dengan baik. Teristimewa saya sampaikan terimakasih kepada seluruh sanak

keluarga yang senantiasa memberikan dukungan baik berupa doa, nasehat, dan

materi sehingga penulis dapat studi di Unimed. Terimakasih ntuk sahabat terkasih,

Pujiono Sigalingging yang senantiasa mendukung dan mendoakan, teman-teman

(7)
(8)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Abstract iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah 1

1.2Identifikasi Masalah 7

1.3Batasan Masalah 7

1.4Rumusan Masalah 8

1.5Tujuan Penelitian 8

1.6Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 10

2.1.1 Pengertian Belajar, Matematika, Belajar Matematika 10

2.1.2 Pemahaman Konsep Matematika 12

2.1.3 Minat Belajar Matematika 14

2.1.4 Teori Belajar Konstruktivisme 18

2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif 19

2.1.5.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT 21

2.2 Penelitian Relevan 28

2.3 Kerangka Berpikir 29

BAB III METODE PENELITIAN

(9)

viii

3.1.1 Lokasi Penelitian 31

3.1.2 Waktu Penelitian 31

3.2 Subjek dan Objek Penelitian 31

3.2.1 Subjek Penelitian 31

3.2.2 Objek Penelitian 32

3.3 Jenis Penelitian 32

3.4 Desain Penelitian 32

3.5 Prosedur Penelitian 33

3.6 Teknik Pengumpulan Data 36

3.7 Teknik Analisis Data 37

3.8 Indikator Keberhasilan 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 42

4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Pra Penelitian Tindakan Kelas 42 4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 44

4.1.2.1 Siklus I 45

4.1.2.2 Siklus II 56

4.2 Pembahasan 67

4.2.1 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep 67

4.2.2 Peningkatan Minat Belajar Matematika Siswa 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 72

5.2 Saran 72

(10)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1.Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 21

Tabel 2.2.Penghargaan Kelompok 26

Tabel 2.3.Langkah—langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe TGT 26

Tabel 3.1.Kriteria Penilaian Observasi 38

Tabel 3.2.Tingkat Pemahaman Konsep 39

Tabel 3.3.Klasifikasi Persentase Rata-rata Angket Minat Belajar 41

Tabel 4.1 Jadwal Pelajaran Matematika Kelas VII-2 44

Tabel 4.2 Indikator Tiap Pertemuan pada Siklus I dan II 44

Tabel 4.3 Persentase Setiap Indikator Angket Minat Belajar

Matematika Siklus I 55

Tabel 4.4 Persentase Setiap Indikator Angket Minat Belajar

Matematika Siklus II 65

Tabel 4.5 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep 67

Tabel 4.6 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Per

Indikator 68

Tabel 4.7 Perolehan Skor Angket Minat Belajar Matematika Siswa

Per Butir Angket 69

Tabel 4.8 Peningkatan Minat Belajar Matematika Siswa Per Indikator 70

Tabel 4.9 Peningkatan Persentase Rata-rata Minat Belajar Matematika

Siswa 71

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1.Penempatan siswa dalam kelompok belajar dan

meja turnamen 24

Gambar 2.2.Cara melakukan pertandingan 25

Gambar 3.1.Skema penelitian tindakan kelas (PTK) 32

Gambar 4.1 Grafik Tingkat Pemahaman Konsep Matematika Siswa

Per Indikator Pada Siklus I 54

Gambar 4.2 Grafik Tingkat Pemahaman Konsep Matematika Siswa

Per Indikator Pada Siklus II 64

Gambar 4.3 Grafik Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep 67

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I Siklus I 76

Lampiran 2.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II Siklus I 80

Lampiran 3.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan III Siklus I 84

Lampiran 4.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I Siklus II 87

Lampiran 5.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II Siklus II 91

Lampiran 6.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan III Siklus II 95

Lampiran 7.Lembar Kerja Siswa I 98

Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa II 101

Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa III 104

Lampiran 10. Lembar Kerja Siswa IV 106

Lampiran 11.Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa I 109

Lampiran 12.Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa II 111

Lampiran 13.Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa III 113

Lampiran 14.Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa IV 114

Lampiran 15.Kartu Soal Game I 115

Lampiran 16.Kunci Jawaban Kartu Soal Game I 116

Lampiran 17.Kartu Soal Game II 117

Lampiran 18.Kunci Jawaban Kartu Soal Game II 118

Lampiran 19.Kartu Soal Game III 120

Lampiran 20.Kunci Jawaban Kartu Soal Game III 121

Lampiran 21.Kartu Soal Game IV 122

Lampiran 22.Kunci Jawaban Kartu Soal Game IV 123

Lampiran 23.Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep Awal 125

Lampiran 24.Tes Pemahaman Konsep Awal 126

Lampiran 25.Penyelesaian Tes Pemahaman Konsep Awal 128

Lampiran 26.Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep Siklus I 129

Lampiran 27.Tes Pemahaman Konsep Siklus I 130

Lampiran 28.Penyelesaian Tes Pemahaman Konsep Siklus I 131

(13)

xii

Lampiran 30.Tes Pemahaman Konsep Siklus II 134

Lampiran 31.Penyelesaian Tes Pemahaman Konsep Siklus II 135

Lampiran 32.Kisi-kisi Angket Minat Awal 137

Lampiran 33.Angket Minat Awal 138

Lampiran 34.Kriteria Pemberian Skor Angket Minat Awal 141

Lampiran 35.Kisi-kisi Angket Minat Siklus I 143

Lampiran 36.Angket Minat Siklus I 144

Lampiran 37.Kriteria Pemberian Skor Angket Minat Siklus I 147

Lampiran 38.Kisi-kisi Angket Minat Siklus II 149

Lampiran 39.Angket Minat Siklus II 150

Lampiran 40.Kriteria Pemberian Skor Angket Minat Siklus II 153

Lampiran 41.Pedoman Wawancara 154

Lampiran 42.Hasil Wawancara 155

Lampiran 43.Data Pembagian Kelompok Siklus I 156

Lampiran 44.Data Pembagian Kelompok Siklus II 157

Lampiran 45.Hasil Penilaian Lembar Kerja Siswa I-IV 158

Lampiran 46.Perolehan Skor Game I-IV 159

Lampiran 47.Perhitungan Tes Pemahaman Konsep Awal 160

Lampiran 48.Perhitungan Tes Pemahaman Konsep Siklus I 162

Lampiran 49.Perhitungan Tes Pemahaman Konsep Siklus II 164

Lampiran 50.Perhitungan Angket Minat Awal 166

Lampiran 51.Perhitungan Angket Minat Siklus I 169

Lampiran 52.Perhitungan Angket Minat Siklus II 171

Lampiran 53.Hasil Penilaian Observasi Guru Siklus I 173

Lampiran 54.Hasil Penilaian Observasi Guru Siklus II 179

Lampiran 55.Hasil Penilaian Observasi Siswa Siklus I 185

Lampiran 56.Hasil Penilaian Observasi Siswa Siklus II 187

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu upaya sadar yang dilakukan oleh

manusia untuk memperluas pengetahuan. Selain itu pendidikan merupakan proses

bagi setiap manusia untuk tumbuh dan berkembang menuju arah yang lebih baik.

Seseorang dibekali pendidikan dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan yang

baik di masa depan. Menurut Jumali, dkk (2004 : 1), pendidikan merupakan upaya

manusia untuk memperluas pengetahuan dalam bentuk nilai, sikap, dan perilaku.

Pendidikan bertujuan menumbuh kembangkan potensi manusia agar menjadi

manusia dewasa, beradab, dan normal. Menurut Undang-undang No. 20 Tahun

2003 dalam Arif Rohman (2009 : 10) tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan

pendidikan nasional dirumuskan sebagai berikut :

“Tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Matematika merupakan suatu ilmu yang ada di setiap aspek kehidupan.

Dalam kehidupan nyata, matematika digunakan untuk menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Matematika juga merupakan sumber

berbagai ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, matematika sangatlah penting

diajarkan sejak dini. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang penting

diajarkan kepada siswa. Cornelius dalam Abdurrahman (2003 : 253)

mengemukakan :

(15)

2

Oleh karena begitu besarnya peranan matematika dalam kehidupan

manusia, maka tidak mengherankan bila pembelajaran matematika perlu

mendapat perhatian yang serius dikalangan pendidikan. Meskipun kualitas

pendidikan sudah mengalami peningkatan namun hasil yang kurang memuaskan

terlihat dalam pembelajaran pada beberapa mata pelajaran termasuk pada mata

pelajaran matematika. Salah satunya disebabkan adanya pandangan negatif siswa

terhadap mata pelajaran matematika yaitu tentang sulitnya pelajaran matematika

sehingga siswa kurang berminat terhadap pelajaran matematika. Abdurrahman

dalam Situmorang (2009 : 1) mengungkapkan :

“Banyak siswa yang memandang mata pelajaran matematika sebagai mata pelajaran yang sulit. Meskipun demikian, semua orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, untuk itu kesulitan belajar matematika harus diatasi sedini mungkin. Kalau tidak siswa akan mengalami masalah belajar yang lebih berat lagi, karena hampir semua studi memerlukan matematika yang sesuai”.

Keberhasilan pendidikan tentu bergantung pada proses pembelajaran.

Menurut Moh. Usman Uzer (2000 : 4), pembelajaran merupakan suatu proses

yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atau dasar hubungan

timbal balik yang berlangsung di situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Antara guru dan siswa harus ada saling keterkaitan satu sama lain, sehingga perlu

adanya hubungan dan kerjasama antara keduanya agar dapat dicapai tujuan yang

diharapkan.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran

matematika kelas VII-2 SMP N 1 Bandar Ibu Gusnida Napitupulu menyatakan

bahwa banyak siswa yang belum dapat memahami konsep matematika dengan

baik dari beberapa materi yang telah diajarkan. Permasalahan tersebut timbul

karena : 1) Guru mendominasi dalam menyampaikan materi dan menerangkan

soal sedangkan siswa hanya mendengar dan mencatat materi yang disampaikan

sehingga siswa lebih cepat merasa bosan dan informasi yang disampaikan sulit

diserap oleh siswa serta tidak merangsang kreativitas dan partisipasi siswa; 2)

(16)

3

kemampuan siswa dalam memahami materi; 3) Komunikasi pembelajaran hanya

satu arah sehingga, kurang adanya timbal balik antara guru dengan siswa untuk

aktif dan kreatif dalam menyerap dan mempertajam gagasannya; 4) Siswa masih

merasa malu untuk bertanya kepada guru tentang materi yang belum mereka

pahami sehingga membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran; 5)

Pemahaman siswa terhadap beberapa pokok bahasan matematika masih rendah

karena siswa menganggap bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang

sulit sehingga mereka enggan mempelajarinya. Hal ini ditunjukkan dengan

perolehan nilai tes diagnostik awal yang masih rendah. Dari 40 orang diperoleh

ada 27 siswa yang nilainya masih di bawah 65 (KKM) dan 13 siswa lainnya

memperoleh nilai di atas 65. Selain itu, banyak juga siswa yang mengaku bahwa

ketika guru menjelaskan suatu pokok bahasan yang baru, terkadang mereka lupa

akan inti dari pokok bahasan yang telah dijelaskan pada pertemuan-pertemuan

sebelumnya. Beberapa kejadian yang telah dijelaskan tersebut menunjukkan

bahwa pemahaman konsep matematika siswa masih rendah.

Selain daripada kemampuan pemahaman konsep siswa terhadap beberapa

pokok bahasan matematika yang masih rendah, guru juga mengatakan bahwa

minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih rendah. Hal tersebut

dilihat dari cara belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran, hanya

sedikit siswa yang antusias dalam memperhatikan penjelasan guru, beberapa

siswa terlihat asik bermain ketika pembelajaran berlangsung, tidak fokus dalam

mengikuti proses pembelajaran, banyak tugas/pekerjaan rumah yang tidak

diselesaikan dengan baik, dsb. Ketika diadakan observasi dengan memberikan

angket minat awal kepada siswa, dari 40 orang hanya ada 5 orang siswa (12,5%)

yang mendapat kategori tinggi, sedangkan 35 orang siswa (87,5%) lainnya ada

pada kategori minat rendah.

Salah satu tujuan pembelajaran matematika menurut Permendiknas

Nomor 22 Tahun 2006 adalah memahami konsep matematika, menjelaskan

keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara

luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah. Menurut Budiono

(17)

4

baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri

khusus, hakikat dan inti /isi dari materi matematik. Pemahaman terhadap suatu

konsep sangat penting karena apabila siswa menguasai konsep materi prasyarat

maka siswa akan mudah untuk memahami konsep materi selanjutnya. Karena

konsep matematika yang satu dengan yang lain berkaitan sehingga untuk

mempelajarinya harus runtut dan berkesinambungan.

Dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Tahun 2006

indikator siswa yang memahami konsep antara lain adalah : 1) Menyatakan ulang

sebuah konsep; 2) Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai

dengan konsepnya); 3) Memberi contoh dan non-contoh dari konsep; 4)

Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis; 5)

Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep; 6) Menggunakan,

memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu; 7) Mengaplikasikan

konsep atau algoritma pemecahan masalah.

Sementara itu, Slameto menyatakan sekurang-kurangnya ada tujuh faktor

yang tergolong ke dalam faktor yang mempengaruhi hasil dari proses

pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2003 : 55), faktor-faktor

itu adalah : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan

kelelahan. Oleh karena itu, minat belajar sebagai salah satu faktor penunjang

keberhasilan belajar berarti sangat penting untuk diperhatikan dan berpengaruh

terhadap hasil dari proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh siswa.

Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang

melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan

keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, apa yang dilihat

seseorang tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihatnya itu

mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan

bahwa minat merupakan kecenderungan dalam jiwa seseorang kepada sesuatu hal

(biasanya disertai dengan perasaan senang), karena merasa ada kepentingan

dengan sesuatu hal tersebut. Bernard dalam Sardiman (2007 : 76) mengatakan

bahwa minat tidak timbul secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat

(18)

5

bahwa soal minat akan selalu berkait dengan soal kebutuhan atau keinginan. Oleh

karena itu yang penting bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu

butuh dan ingin terus belajar. Purwanto (1992 : 73) mengatakan bahwa seorang

individu harus memiliki minat dalam belajar, dimana ini akan membawa satu

keberhasilan, karena minat belajar berkaitan dengan keinginan untuk bekerja

secara baik dan tidak ingin memperoleh prestise atau ganjaran yang berbentuk

materi. Dengan demikian minat akan mendorong siswa menyelesaikan tugas

sekolahnya untuk mencapai prestise dengan penuh kesadaran.

Berdasarkan hasil pengalaman ketika melaksanakan PPL di sekolah SMP

N 1 Bandar, penulis juga menemukan tanda-tanda kurangnya minat belajar

matematika siswa. Beberapa indikasinya adalah siswa kurang aktif ketika

pelajaran matematika, siswa hanya mendengarkan penjelasan guru saja, sikap

siswa yang terkesan malas-malasan dalam menerima pelajaran matematika, siswa

terlihat ramai/ribut, siswa berbicara dengan temannya ketika pelajaran matematika

berlangsung, siswa malu untuk bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan,

serta tidak terlihat adanya diskusi sehingga tidak ada kerja sama ketika

pembelajaran matematika berlangsung yang dikarenakan pembelajaran

matematika pada saat itu menggunakan model pembelajaran dengan metode

ceramah. Sementara hal lain yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran

matematika adalah penggunaan model pembelajaran. Pada pelajaran matematika

siswa sangat sulit mengikuti materi yang disampaikan guru dengan model

pembelajaran dengan metode ceramah di depan kelas karena banyak istilah dan

simbol. Hal ini membuat siswa merasa kurang mampu dan sulit memahami

matematika.

Kurangnya penghargaan guru bagi siswa terhadap usaha yang dilakukan

dalam suatu pembelajaran matematika terutama bagi siswa yang kemampuan

akademiknya kurang, ikut memberi pengaruh sikap siswa terhadap matematika.

Akibatnya siswa kurang berminat dalam belajar, merasa minder bahkan frustasi

terhadap pelajaran matematika.

Salah satu model pembelajaran yang diprediksikan dapat meningkatkan

(19)

6

kooperatif tipe TGT. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Fatimatul Amani mahasiswa UIN Sunan Kalijaga (2014) menyatakan bahwa

proses pembelajaran menggunakan metode TGT dapat meningkatkan minat dan

hasil belajar siswa. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Dyan Dwi Utami mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (2008) yang

menyatakan bahwa terjadi peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa

pada mata pelajaran matematika setelah menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT diprediksikan

dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan minat belajar

matematika karena pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

mengarahkan siswa untuk antusias dalam pembelajaran dan mengonstruksi

pengetahuan yang diperolehnya sehingga memberikan dampak pada pemahaman

konsep matematis siswa. Selain itu, model pembelajaran ini berbeda dengan

model pembelajaran yang selama ini diperoleh siswa sehingga dapat menarik

perhatian, rasa keingintahuan, membangkitkan semangat serta situasi yang

menyenangkan bagi siswa untuk mempelajari matematika menggunakan model

pembelajaran ini. Menurut Slavin (2009 : 213), pembelajaran kooperatif dirancang

supaya para siswa menjalankan peran-peran khusus dalam menyelesaikan seluruh

tugas kelompok. Sebuah dasar pemikiran yang penting bahwa apabila setiap siswa

bertanggung jawab atas sebagian dari keseluruhan tugas, maka masing-masing

siswa akan merasa bangga atas kontribusinya kepada tim. Oleh karena itu, minat

belajar akan muncul dari adanya keinginan untuk ikut berkontribusi dalam tim

sehingga menimbulkan perasaan bangga atas kontribusinya. Selain itu, model

pembelajaran TGT disusun dalam bentuk permainan (games) yang dikemas dalam

sebuah turnamen antar kelompok belajar, sehingga menjadi sebuah pembelajaran

yang menyenangkan serta penuh tantangan. Pembelajaran kooperatif tipe TGT

juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dalam kelompok,

sehingga siswa lebih berani mengeluarkan ide-ide yang berbeda dalam

menyelesaikan persoalan matematika. Selain itu, dalam model pembelajaran

kooperatif terdapat fase diakhir pembelajaran dimana seorang guru diharuskan

(20)

7

pembelajaran berlangsung, baik dengan hadiah yang telah dipersiapkan guru

maupun penghargaan dalam bentuk pujian. Karena kurangnya penghargaan dari

guru atas apa yang telah dikerjakan oleh siswa turut menjadi faktor penyebab

rendahnya minat belajar siswa. Menurut Istarani (2012 : 240), salah satu kelebihan

dari model pembelajaran TGT yaitu pembelajaran akan lebih menarik karena

menggunakan kartu. Hal yang menarik bagi siswa tentu akan membuat siswa

memberikan perhatian lebih terhadap suatu hal tersebut. Member perhatian

merupakan salah satu indikator siswa memiliki minat belajar. Oleh karena itu

dapat diprediksikan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan

minat belajar matematika siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merasa perlu untuk melakukan

penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament di Kelas VII SMP N 1 Bandar T.P 2015/2016”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat

diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa.

2. Rendahnya kemampuan pemahaman konsep siswa terhadap materi

pada pelajaran matematika.

3. Rendahnya minat belajar siswa pada pelajaran matematika.

4. Pemilihan model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang

sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

5. Kurangnya penghargaan dari guru atas hasil belajar siswa di kelas.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi

(21)

8

matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe teams games

tournament (TGT) di kelas VII SMP N 1 Bandar T.P 2015/2016.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe teams games

tournament (TGT) kemampuan pemahaman konsep siswa di kelas VII

SMP N 1 Bandar T.P 2015/2016 mengalami peningkatan?

2. Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe teams games

tournament (TGT) minat belajar matematika siswa di kelas VII SMP N 1

Bandar T.P 2015/2016 mengalami peningkatan?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa melalui model

pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) di kelas

VII SMP N 1 Bandar T.P 2015/2016.

2. Meningkatkan minat belajar matematika siswa melalui model

pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) di kelas

VII SMP N 1 Bandar T.P 2015/2016.

3. Mengatasi permasalahan/kendala yang dialami siswa pada pembelajaran

matematika selama ini dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe teams games tournament (TGT).

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi guru

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberdayakan guru

(22)

9

yang dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan minat

belajar matematika siswa.

2. Bagi siswa

Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games

tournament diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman

konsep dan minat belajar matematika siswa SMP N 1 Bandar.

3. Bagi peneliti

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan tentang model pembelajaran bagi guru yang berkaitan

dengan pembelajaran matematika serta sebagai bekal untuk masa depan

(23)

72 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan dan pembahasan yang telah diuraikan,

maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan kemampuan

pemahaman konsep siswa kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bandar T.P

2015/2016. Hal ini dilihat dari perolehan nilai rata-rata kelas yang

mengalami peningkatan mulai dari tes kemampuan pemahaman konsep

awal, siklus I, dan siklus II.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan minat

belajar matematika siswa kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bandar T.P

2015/2016. Hal ini dilihat dari perolehan skor angket minat belajar

matematika siswa pamenagalami peningkatan mulai dari tes angket minat

belajar awal, siklus I, dan siklus II.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan pembahasan, selama

pelaksanaaan penelitian dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT) yang telah dilakukan, peneliti memberikan masukan atau

saran yang perlu dipertimbangkan oleh berbagai pihak berkaitan dengan

penerapan model pembelajaran TGT sebagai upaya meningkatkan pemahaman

konsep dan minat belajar matematika siswa kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bandar,

yaitu:

1. Kepada pihak sekolah, diharapkan agar metode belajar ini dapat menjadi

metode alternatif yang digunakan di SMP Negeri 1 Bandar. Karena

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament

(TGT) dapat meningkatkan pemahaman konsep dan minat belajar

(24)

73

2. Kepada peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut menggunakan

model pembelajaran TGT dengan mencakup aspek lainnya diluar dari

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep atau minat belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang belum pernah diteliti

sebelumnya. Penelitian boleh dilakukan dengan menerapkan penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran yang

berbeda, materi yang berbeda, tingkat kemampuan siswa yang berbeda,

kemampuan (pendidikan) peneliti selanjutnya yang berbeda, cara/ trik

yang berbeda dalam pelaksanaan permainan/ turnamen, dan lain-lain. Jika

peneliti ingin melaksanakan penelitian dengan tujuan/ indikator

keberhasilan yang sama, maka diharapkan peneliti selanjutnya memiliki

kemampuan yang lebih tinggi dari kemampuan peneliti terdahulu dalam

melaksanakan penelitian atau kemampuan siswa yangmenjadi subjek

penelitian memilki kemampuan lebih tinggi dari siswa pada penelitian

sebelumnya, hal ini guna memperoleh hasil penelitian yang lebih akurat

(25)

74

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, (2003), Pendidikan Bagi Anak Yang Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, (1996), Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, (2002), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, (2006), Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.

B, Suryosubroto, (1988), Dasar-dasar Psikologi untuk Pendidikan di Sekolah, Prima Karya, Jakarta.

Chatarina, Anni, (2004), Psikologi Belajar, UNNES PRES, Semarang.

Dimyati dan Mudjiono, (2002), Belajar dan Pembelajaran, DEPDIKBUD, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, DEPDIKBUD, Jakarta.

Djaali, (2006), Psikologi Pendidikan, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri, (2002), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri, (2008), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed, Medan.

Hamalik, Oemar, (2001), Proses Belajar Mengajar, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

http://fromlearningtoteaching.blogspot.com, diakses pada tanggal 22 Oktober 2015.

http://suhadinet.wordpress.com/2008, diakses pada tanggal 22 Oktober 2015.

Isjoni, H., (2009), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

(26)

75

Lie, Anita, (2008), Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, PT. Grasindo, Jakarta.

Muhibbin, Syah, (2007), Psikologi Pendidikan dengan Penddekatan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Muhibbin, Syah, (2010), Psikologi Pendidikan dengan Penddekatan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Purwanto, Ngalim, (2007), Psikologi Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sagala, Syaiful, (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Alfabeta, Bandung.

Sardiman, A.M., (2007), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Cipta Prakasa Sejati, Jakarta.

Sardiman, A.M., (2008), Interaksi dan Motivasi Belajar, Rajawali Perss, Jakarta.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Slavin, Robert E., (2005), Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, Nusa Media, Bandung.

Suparno, Paul, (1997), Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Kanisius, Yogyakarta.

Suprijono, Agus, (2010), Cooperative LearningTeori dan Aplikasi, Pustaka Pelajar, Jakarta.

Suryabrata, Sumadi, (2004), Psikologi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, Kencana, Jakarta.

Uno, B. Hamzah, (2009), Teori Motivasi & Pengukurannya: analisis di Bidang Pendidikan, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Usman, Moh. Uzer, (2000), Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Wayan, Nurkancana, (1983), Evaluasi Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya.

Gambar

Gambar 2.1.Penempatan siswa dalam kelompok belajar dan  meja turnamen

Referensi

Dokumen terkait

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif... Perubahan nutrisi kurang

Vaksin Hepatitis B yang pertama harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah bayi lahir, kemudian dilanjutkan pada umur 1 bulan dan 3 hingga 6 bulan.. Imunisasi ini untuk

Biaya pengolahan limbah seharusnya diperlakukan sebagai biaya sosial atau biaya lingkungan eksplisit (external cost impact / externalities), karena biaya-biaya tersebut

atas unit-unit glukosa, fruktosa, dan galaktosa.. oligosakarida ini terdapat dalam biji tumbuh-tumbuhan dan kacang- kacangan serta tidak dapat dipecah oleh enzim-enzim perncernaan.

Atas kehendak-Nya sehingga dapat diselesaikannya skripsi dengan judul “ PENERAPAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASING BAWAH BOLAVOLI PADA SISWA

Sedangkan untuk tenaga kesehatan diharapkan dapat melaku- kan sosialisasi penggunaan daun sirih sebagai alternative pilihan jika antiseptic lain tidak tersedia, khususnya

Walaupun dari pemeriksaan kultur darah awal dan kultur cairan pus tidak ditemukan mikroorganisme, hal tersebut tidak menyingkirkan diagnosis abses hati piogenik.. Hal ini

bahwa dalam rangka mendukung operasional Pelabuhan Perikanan Birea serta melaksanakan ketentuan Pasal 24 ayat (6) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor