UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DI KELAS VII SMP NEGERI 1 BANDAR T.P 2015/2016
Oleh:
Esther Putri Octavia NIM 4113111027
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
iii
Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Dan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
Games Tournament (TGT) Di Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bandar T.P 2015/2016
Esther Putri Octavia 4113111027
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan minat belajar matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT).
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bandar dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang, terdiri dari 17 orang siswa laki-laki dan 23 orang siswa perempuan. Penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus. Siklus I terdiri dari 3 pertemuan dan siklus II terdiri dari 3 pertemuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, tes tertulis dan angket. Instrumen yang digunakan adalah lembar pertanyaan wawancara, lembar observasi, tes pemahaman konsep, dan angket minat belajar. Validitas instrument diproses melalui expert judgement dari dosen ahli. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Indikator keberhasilan yang ditetapkan apabila nilai rata-rata pemahaman konsep dan minat belajar siswa meningkat dari pratindakan, siklus I, dan siklus II.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep dan minat belajar matematika siswa mengalami peningkatan. Hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas yaitu pada saat pratindakan 56,5 meningkat menjadi 71 pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 84 pada siklus II. Selain itu nilai rata-rata persentase minat belajar matematika siswa pada saat pratindakan 62,525% meningkat menjadi 81,175% pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 87,875% pada siklus II.
iv
Efforts To Improve Understanding Ability Concepts And Interest Math Students Learning Through Model Type Cooperative Learning Teams
Games Tournament (TGT) In Grade VII-2 SMP Negeri 1 Bandar Academic Year 2015/2016
Esther Putri Octavia 4113111027
ABSTRACT
This study aims to improve understanding of the concept and interest in mathematics learning through cooperative learning model teams games tournament (TGT).
This research is a classroom action research. Subjects in this study were students of class VII-2 SMP Negeri 1 Bandar with the number of students as many as 40 people, consisting of 17 male students and 23 female students. The study took place in two cycles. First cycle consisted of three meetings and the second cycle consisted of three meetings. Data collection techniques in this study were interviews, observation, written tests and questionnaires. The instrument used was the question sheet interviews, observation sheets, test understanding of concepts, and questionnaires interest in learning. The validity of the instrument is processed through the expert judgment of expert lecturers. Data analysis technique used is descriptive quantitative and qualitative descriptive. Indicators of success are set when the average value of understanding the concept and increase student interest in learning from pre-action, the first cycle and the second cycle.
The results showed that the ability of understanding and interest in learning math concepts students has increased. This is indicated by the increase in the average value of the class, namely when pre-action 56.5 increased to 71 in the first cycle, and increased again to 84 in the second cycle. In addition the average value of the percentage interest in learning mathematics student at the time of 62.525% pre-action increased to 81.175% in the first cycle, and increased again to 87,875% in the second cycle.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas
segala kasih dan karuniaNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada
penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT di Kelas VII SMP Negeri 1 Bandar T.P 2015/2016” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada: Bapak
Drs. H. Banjarnahor, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
membimbing penulis dengan begitu sabar dari awal pengajuan judul sampai
selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Ibu
Dra. Katrina Samosir, M.Pd, dan Bapak Dr. KMS. Amin Fauzi, M.Pd selaku
Dosen Penguji yang telah memberikan bimbingan, kritik, dan saran dalam
penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih disampaikan kepada Bapak Drs.
Yasifati Hia, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dosen Penguji
yang telah memberikan arahan serta nasehat selama penyusunan skripsi ini. Dan
kepada seluruh Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah
membantu penulis. Terimakasih juga disampaikan kepada Ibu J. Damanik, S.Pd
selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bandar yang telah memberikan izin dalam
pelaksanaan penelitian serta penghargaan kepada Ibu Gusnida Napitupulu, S.Pd
selaku Guru Mata Pelajaran Matematika Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bandar yang
telah membantu selama penelitian berlangsung, sehingga dapat terselesaikan
dengan baik. Teristimewa saya sampaikan terimakasih kepada seluruh sanak
keluarga yang senantiasa memberikan dukungan baik berupa doa, nasehat, dan
materi sehingga penulis dapat studi di Unimed. Terimakasih ntuk sahabat terkasih,
Pujiono Sigalingging yang senantiasa mendukung dan mendoakan, teman-teman
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Abstract iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi vii
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah 1
1.2Identifikasi Masalah 7
1.3Batasan Masalah 7
1.4Rumusan Masalah 8
1.5Tujuan Penelitian 8
1.6Manfaat Penelitian 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 10
2.1.1 Pengertian Belajar, Matematika, Belajar Matematika 10
2.1.2 Pemahaman Konsep Matematika 12
2.1.3 Minat Belajar Matematika 14
2.1.4 Teori Belajar Konstruktivisme 18
2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif 19
2.1.5.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT 21
2.2 Penelitian Relevan 28
2.3 Kerangka Berpikir 29
BAB III METODE PENELITIAN
viii
3.1.1 Lokasi Penelitian 31
3.1.2 Waktu Penelitian 31
3.2 Subjek dan Objek Penelitian 31
3.2.1 Subjek Penelitian 31
3.2.2 Objek Penelitian 32
3.3 Jenis Penelitian 32
3.4 Desain Penelitian 32
3.5 Prosedur Penelitian 33
3.6 Teknik Pengumpulan Data 36
3.7 Teknik Analisis Data 37
3.8 Indikator Keberhasilan 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 42
4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Pra Penelitian Tindakan Kelas 42 4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 44
4.1.2.1 Siklus I 45
4.1.2.2 Siklus II 56
4.2 Pembahasan 67
4.2.1 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep 67
4.2.2 Peningkatan Minat Belajar Matematika Siswa 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 72
5.2 Saran 72
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 21
Tabel 2.2.Penghargaan Kelompok 26
Tabel 2.3.Langkah—langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TGT 26
Tabel 3.1.Kriteria Penilaian Observasi 38
Tabel 3.2.Tingkat Pemahaman Konsep 39
Tabel 3.3.Klasifikasi Persentase Rata-rata Angket Minat Belajar 41
Tabel 4.1 Jadwal Pelajaran Matematika Kelas VII-2 44
Tabel 4.2 Indikator Tiap Pertemuan pada Siklus I dan II 44
Tabel 4.3 Persentase Setiap Indikator Angket Minat Belajar
Matematika Siklus I 55
Tabel 4.4 Persentase Setiap Indikator Angket Minat Belajar
Matematika Siklus II 65
Tabel 4.5 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep 67
Tabel 4.6 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Per
Indikator 68
Tabel 4.7 Perolehan Skor Angket Minat Belajar Matematika Siswa
Per Butir Angket 69
Tabel 4.8 Peningkatan Minat Belajar Matematika Siswa Per Indikator 70
Tabel 4.9 Peningkatan Persentase Rata-rata Minat Belajar Matematika
Siswa 71
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1.Penempatan siswa dalam kelompok belajar dan
meja turnamen 24
Gambar 2.2.Cara melakukan pertandingan 25
Gambar 3.1.Skema penelitian tindakan kelas (PTK) 32
Gambar 4.1 Grafik Tingkat Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Per Indikator Pada Siklus I 54
Gambar 4.2 Grafik Tingkat Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Per Indikator Pada Siklus II 64
Gambar 4.3 Grafik Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep 67
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I Siklus I 76
Lampiran 2.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II Siklus I 80
Lampiran 3.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan III Siklus I 84
Lampiran 4.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I Siklus II 87
Lampiran 5.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II Siklus II 91
Lampiran 6.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan III Siklus II 95
Lampiran 7.Lembar Kerja Siswa I 98
Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa II 101
Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa III 104
Lampiran 10. Lembar Kerja Siswa IV 106
Lampiran 11.Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa I 109
Lampiran 12.Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa II 111
Lampiran 13.Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa III 113
Lampiran 14.Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa IV 114
Lampiran 15.Kartu Soal Game I 115
Lampiran 16.Kunci Jawaban Kartu Soal Game I 116
Lampiran 17.Kartu Soal Game II 117
Lampiran 18.Kunci Jawaban Kartu Soal Game II 118
Lampiran 19.Kartu Soal Game III 120
Lampiran 20.Kunci Jawaban Kartu Soal Game III 121
Lampiran 21.Kartu Soal Game IV 122
Lampiran 22.Kunci Jawaban Kartu Soal Game IV 123
Lampiran 23.Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep Awal 125
Lampiran 24.Tes Pemahaman Konsep Awal 126
Lampiran 25.Penyelesaian Tes Pemahaman Konsep Awal 128
Lampiran 26.Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep Siklus I 129
Lampiran 27.Tes Pemahaman Konsep Siklus I 130
Lampiran 28.Penyelesaian Tes Pemahaman Konsep Siklus I 131
xii
Lampiran 30.Tes Pemahaman Konsep Siklus II 134
Lampiran 31.Penyelesaian Tes Pemahaman Konsep Siklus II 135
Lampiran 32.Kisi-kisi Angket Minat Awal 137
Lampiran 33.Angket Minat Awal 138
Lampiran 34.Kriteria Pemberian Skor Angket Minat Awal 141
Lampiran 35.Kisi-kisi Angket Minat Siklus I 143
Lampiran 36.Angket Minat Siklus I 144
Lampiran 37.Kriteria Pemberian Skor Angket Minat Siklus I 147
Lampiran 38.Kisi-kisi Angket Minat Siklus II 149
Lampiran 39.Angket Minat Siklus II 150
Lampiran 40.Kriteria Pemberian Skor Angket Minat Siklus II 153
Lampiran 41.Pedoman Wawancara 154
Lampiran 42.Hasil Wawancara 155
Lampiran 43.Data Pembagian Kelompok Siklus I 156
Lampiran 44.Data Pembagian Kelompok Siklus II 157
Lampiran 45.Hasil Penilaian Lembar Kerja Siswa I-IV 158
Lampiran 46.Perolehan Skor Game I-IV 159
Lampiran 47.Perhitungan Tes Pemahaman Konsep Awal 160
Lampiran 48.Perhitungan Tes Pemahaman Konsep Siklus I 162
Lampiran 49.Perhitungan Tes Pemahaman Konsep Siklus II 164
Lampiran 50.Perhitungan Angket Minat Awal 166
Lampiran 51.Perhitungan Angket Minat Siklus I 169
Lampiran 52.Perhitungan Angket Minat Siklus II 171
Lampiran 53.Hasil Penilaian Observasi Guru Siklus I 173
Lampiran 54.Hasil Penilaian Observasi Guru Siklus II 179
Lampiran 55.Hasil Penilaian Observasi Siswa Siklus I 185
Lampiran 56.Hasil Penilaian Observasi Siswa Siklus II 187
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu upaya sadar yang dilakukan oleh
manusia untuk memperluas pengetahuan. Selain itu pendidikan merupakan proses
bagi setiap manusia untuk tumbuh dan berkembang menuju arah yang lebih baik.
Seseorang dibekali pendidikan dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan yang
baik di masa depan. Menurut Jumali, dkk (2004 : 1), pendidikan merupakan upaya
manusia untuk memperluas pengetahuan dalam bentuk nilai, sikap, dan perilaku.
Pendidikan bertujuan menumbuh kembangkan potensi manusia agar menjadi
manusia dewasa, beradab, dan normal. Menurut Undang-undang No. 20 Tahun
2003 dalam Arif Rohman (2009 : 10) tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan
pendidikan nasional dirumuskan sebagai berikut :
“Tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Matematika merupakan suatu ilmu yang ada di setiap aspek kehidupan.
Dalam kehidupan nyata, matematika digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Matematika juga merupakan sumber
berbagai ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, matematika sangatlah penting
diajarkan sejak dini. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang penting
diajarkan kepada siswa. Cornelius dalam Abdurrahman (2003 : 253)
mengemukakan :
2
Oleh karena begitu besarnya peranan matematika dalam kehidupan
manusia, maka tidak mengherankan bila pembelajaran matematika perlu
mendapat perhatian yang serius dikalangan pendidikan. Meskipun kualitas
pendidikan sudah mengalami peningkatan namun hasil yang kurang memuaskan
terlihat dalam pembelajaran pada beberapa mata pelajaran termasuk pada mata
pelajaran matematika. Salah satunya disebabkan adanya pandangan negatif siswa
terhadap mata pelajaran matematika yaitu tentang sulitnya pelajaran matematika
sehingga siswa kurang berminat terhadap pelajaran matematika. Abdurrahman
dalam Situmorang (2009 : 1) mengungkapkan :
“Banyak siswa yang memandang mata pelajaran matematika sebagai mata pelajaran yang sulit. Meskipun demikian, semua orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, untuk itu kesulitan belajar matematika harus diatasi sedini mungkin. Kalau tidak siswa akan mengalami masalah belajar yang lebih berat lagi, karena hampir semua studi memerlukan matematika yang sesuai”.
Keberhasilan pendidikan tentu bergantung pada proses pembelajaran.
Menurut Moh. Usman Uzer (2000 : 4), pembelajaran merupakan suatu proses
yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atau dasar hubungan
timbal balik yang berlangsung di situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Antara guru dan siswa harus ada saling keterkaitan satu sama lain, sehingga perlu
adanya hubungan dan kerjasama antara keduanya agar dapat dicapai tujuan yang
diharapkan.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran
matematika kelas VII-2 SMP N 1 Bandar Ibu Gusnida Napitupulu menyatakan
bahwa banyak siswa yang belum dapat memahami konsep matematika dengan
baik dari beberapa materi yang telah diajarkan. Permasalahan tersebut timbul
karena : 1) Guru mendominasi dalam menyampaikan materi dan menerangkan
soal sedangkan siswa hanya mendengar dan mencatat materi yang disampaikan
sehingga siswa lebih cepat merasa bosan dan informasi yang disampaikan sulit
diserap oleh siswa serta tidak merangsang kreativitas dan partisipasi siswa; 2)
3
kemampuan siswa dalam memahami materi; 3) Komunikasi pembelajaran hanya
satu arah sehingga, kurang adanya timbal balik antara guru dengan siswa untuk
aktif dan kreatif dalam menyerap dan mempertajam gagasannya; 4) Siswa masih
merasa malu untuk bertanya kepada guru tentang materi yang belum mereka
pahami sehingga membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran; 5)
Pemahaman siswa terhadap beberapa pokok bahasan matematika masih rendah
karena siswa menganggap bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang
sulit sehingga mereka enggan mempelajarinya. Hal ini ditunjukkan dengan
perolehan nilai tes diagnostik awal yang masih rendah. Dari 40 orang diperoleh
ada 27 siswa yang nilainya masih di bawah 65 (KKM) dan 13 siswa lainnya
memperoleh nilai di atas 65. Selain itu, banyak juga siswa yang mengaku bahwa
ketika guru menjelaskan suatu pokok bahasan yang baru, terkadang mereka lupa
akan inti dari pokok bahasan yang telah dijelaskan pada pertemuan-pertemuan
sebelumnya. Beberapa kejadian yang telah dijelaskan tersebut menunjukkan
bahwa pemahaman konsep matematika siswa masih rendah.
Selain daripada kemampuan pemahaman konsep siswa terhadap beberapa
pokok bahasan matematika yang masih rendah, guru juga mengatakan bahwa
minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih rendah. Hal tersebut
dilihat dari cara belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran, hanya
sedikit siswa yang antusias dalam memperhatikan penjelasan guru, beberapa
siswa terlihat asik bermain ketika pembelajaran berlangsung, tidak fokus dalam
mengikuti proses pembelajaran, banyak tugas/pekerjaan rumah yang tidak
diselesaikan dengan baik, dsb. Ketika diadakan observasi dengan memberikan
angket minat awal kepada siswa, dari 40 orang hanya ada 5 orang siswa (12,5%)
yang mendapat kategori tinggi, sedangkan 35 orang siswa (87,5%) lainnya ada
pada kategori minat rendah.
Salah satu tujuan pembelajaran matematika menurut Permendiknas
Nomor 22 Tahun 2006 adalah memahami konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara
luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah. Menurut Budiono
4
baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri
khusus, hakikat dan inti /isi dari materi matematik. Pemahaman terhadap suatu
konsep sangat penting karena apabila siswa menguasai konsep materi prasyarat
maka siswa akan mudah untuk memahami konsep materi selanjutnya. Karena
konsep matematika yang satu dengan yang lain berkaitan sehingga untuk
mempelajarinya harus runtut dan berkesinambungan.
Dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Tahun 2006
indikator siswa yang memahami konsep antara lain adalah : 1) Menyatakan ulang
sebuah konsep; 2) Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai
dengan konsepnya); 3) Memberi contoh dan non-contoh dari konsep; 4)
Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis; 5)
Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep; 6) Menggunakan,
memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu; 7) Mengaplikasikan
konsep atau algoritma pemecahan masalah.
Sementara itu, Slameto menyatakan sekurang-kurangnya ada tujuh faktor
yang tergolong ke dalam faktor yang mempengaruhi hasil dari proses
pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2003 : 55), faktor-faktor
itu adalah : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan
kelelahan. Oleh karena itu, minat belajar sebagai salah satu faktor penunjang
keberhasilan belajar berarti sangat penting untuk diperhatikan dan berpengaruh
terhadap hasil dari proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh siswa.
Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang
melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan
keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, apa yang dilihat
seseorang tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihatnya itu
mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan
bahwa minat merupakan kecenderungan dalam jiwa seseorang kepada sesuatu hal
(biasanya disertai dengan perasaan senang), karena merasa ada kepentingan
dengan sesuatu hal tersebut. Bernard dalam Sardiman (2007 : 76) mengatakan
bahwa minat tidak timbul secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat
5
bahwa soal minat akan selalu berkait dengan soal kebutuhan atau keinginan. Oleh
karena itu yang penting bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu
butuh dan ingin terus belajar. Purwanto (1992 : 73) mengatakan bahwa seorang
individu harus memiliki minat dalam belajar, dimana ini akan membawa satu
keberhasilan, karena minat belajar berkaitan dengan keinginan untuk bekerja
secara baik dan tidak ingin memperoleh prestise atau ganjaran yang berbentuk
materi. Dengan demikian minat akan mendorong siswa menyelesaikan tugas
sekolahnya untuk mencapai prestise dengan penuh kesadaran.
Berdasarkan hasil pengalaman ketika melaksanakan PPL di sekolah SMP
N 1 Bandar, penulis juga menemukan tanda-tanda kurangnya minat belajar
matematika siswa. Beberapa indikasinya adalah siswa kurang aktif ketika
pelajaran matematika, siswa hanya mendengarkan penjelasan guru saja, sikap
siswa yang terkesan malas-malasan dalam menerima pelajaran matematika, siswa
terlihat ramai/ribut, siswa berbicara dengan temannya ketika pelajaran matematika
berlangsung, siswa malu untuk bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan,
serta tidak terlihat adanya diskusi sehingga tidak ada kerja sama ketika
pembelajaran matematika berlangsung yang dikarenakan pembelajaran
matematika pada saat itu menggunakan model pembelajaran dengan metode
ceramah. Sementara hal lain yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran
matematika adalah penggunaan model pembelajaran. Pada pelajaran matematika
siswa sangat sulit mengikuti materi yang disampaikan guru dengan model
pembelajaran dengan metode ceramah di depan kelas karena banyak istilah dan
simbol. Hal ini membuat siswa merasa kurang mampu dan sulit memahami
matematika.
Kurangnya penghargaan guru bagi siswa terhadap usaha yang dilakukan
dalam suatu pembelajaran matematika terutama bagi siswa yang kemampuan
akademiknya kurang, ikut memberi pengaruh sikap siswa terhadap matematika.
Akibatnya siswa kurang berminat dalam belajar, merasa minder bahkan frustasi
terhadap pelajaran matematika.
Salah satu model pembelajaran yang diprediksikan dapat meningkatkan
6
kooperatif tipe TGT. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Fatimatul Amani mahasiswa UIN Sunan Kalijaga (2014) menyatakan bahwa
proses pembelajaran menggunakan metode TGT dapat meningkatkan minat dan
hasil belajar siswa. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Dyan Dwi Utami mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (2008) yang
menyatakan bahwa terjadi peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa
pada mata pelajaran matematika setelah menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT diprediksikan
dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan minat belajar
matematika karena pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
mengarahkan siswa untuk antusias dalam pembelajaran dan mengonstruksi
pengetahuan yang diperolehnya sehingga memberikan dampak pada pemahaman
konsep matematis siswa. Selain itu, model pembelajaran ini berbeda dengan
model pembelajaran yang selama ini diperoleh siswa sehingga dapat menarik
perhatian, rasa keingintahuan, membangkitkan semangat serta situasi yang
menyenangkan bagi siswa untuk mempelajari matematika menggunakan model
pembelajaran ini. Menurut Slavin (2009 : 213), pembelajaran kooperatif dirancang
supaya para siswa menjalankan peran-peran khusus dalam menyelesaikan seluruh
tugas kelompok. Sebuah dasar pemikiran yang penting bahwa apabila setiap siswa
bertanggung jawab atas sebagian dari keseluruhan tugas, maka masing-masing
siswa akan merasa bangga atas kontribusinya kepada tim. Oleh karena itu, minat
belajar akan muncul dari adanya keinginan untuk ikut berkontribusi dalam tim
sehingga menimbulkan perasaan bangga atas kontribusinya. Selain itu, model
pembelajaran TGT disusun dalam bentuk permainan (games) yang dikemas dalam
sebuah turnamen antar kelompok belajar, sehingga menjadi sebuah pembelajaran
yang menyenangkan serta penuh tantangan. Pembelajaran kooperatif tipe TGT
juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dalam kelompok,
sehingga siswa lebih berani mengeluarkan ide-ide yang berbeda dalam
menyelesaikan persoalan matematika. Selain itu, dalam model pembelajaran
kooperatif terdapat fase diakhir pembelajaran dimana seorang guru diharuskan
7
pembelajaran berlangsung, baik dengan hadiah yang telah dipersiapkan guru
maupun penghargaan dalam bentuk pujian. Karena kurangnya penghargaan dari
guru atas apa yang telah dikerjakan oleh siswa turut menjadi faktor penyebab
rendahnya minat belajar siswa. Menurut Istarani (2012 : 240), salah satu kelebihan
dari model pembelajaran TGT yaitu pembelajaran akan lebih menarik karena
menggunakan kartu. Hal yang menarik bagi siswa tentu akan membuat siswa
memberikan perhatian lebih terhadap suatu hal tersebut. Member perhatian
merupakan salah satu indikator siswa memiliki minat belajar. Oleh karena itu
dapat diprediksikan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan
minat belajar matematika siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merasa perlu untuk melakukan
penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament di Kelas VII SMP N 1 Bandar T.P 2015/2016”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa.
2. Rendahnya kemampuan pemahaman konsep siswa terhadap materi
pada pelajaran matematika.
3. Rendahnya minat belajar siswa pada pelajaran matematika.
4. Pemilihan model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang
sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
5. Kurangnya penghargaan dari guru atas hasil belajar siswa di kelas.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi
8
matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe teams games
tournament (TGT) di kelas VII SMP N 1 Bandar T.P 2015/2016.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe teams games
tournament (TGT) kemampuan pemahaman konsep siswa di kelas VII
SMP N 1 Bandar T.P 2015/2016 mengalami peningkatan?
2. Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe teams games
tournament (TGT) minat belajar matematika siswa di kelas VII SMP N 1
Bandar T.P 2015/2016 mengalami peningkatan?
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa melalui model
pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) di kelas
VII SMP N 1 Bandar T.P 2015/2016.
2. Meningkatkan minat belajar matematika siswa melalui model
pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) di kelas
VII SMP N 1 Bandar T.P 2015/2016.
3. Mengatasi permasalahan/kendala yang dialami siswa pada pembelajaran
matematika selama ini dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe teams games tournament (TGT).
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi guru
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberdayakan guru
9
yang dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan minat
belajar matematika siswa.
2. Bagi siswa
Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games
tournament diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman
konsep dan minat belajar matematika siswa SMP N 1 Bandar.
3. Bagi peneliti
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan tentang model pembelajaran bagi guru yang berkaitan
dengan pembelajaran matematika serta sebagai bekal untuk masa depan
72 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dan pembahasan yang telah diuraikan,
maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep siswa kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bandar T.P
2015/2016. Hal ini dilihat dari perolehan nilai rata-rata kelas yang
mengalami peningkatan mulai dari tes kemampuan pemahaman konsep
awal, siklus I, dan siklus II.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan minat
belajar matematika siswa kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bandar T.P
2015/2016. Hal ini dilihat dari perolehan skor angket minat belajar
matematika siswa pamenagalami peningkatan mulai dari tes angket minat
belajar awal, siklus I, dan siklus II.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan pembahasan, selama
pelaksanaaan penelitian dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) yang telah dilakukan, peneliti memberikan masukan atau
saran yang perlu dipertimbangkan oleh berbagai pihak berkaitan dengan
penerapan model pembelajaran TGT sebagai upaya meningkatkan pemahaman
konsep dan minat belajar matematika siswa kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bandar,
yaitu:
1. Kepada pihak sekolah, diharapkan agar metode belajar ini dapat menjadi
metode alternatif yang digunakan di SMP Negeri 1 Bandar. Karena
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
(TGT) dapat meningkatkan pemahaman konsep dan minat belajar
73
2. Kepada peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut menggunakan
model pembelajaran TGT dengan mencakup aspek lainnya diluar dari
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep atau minat belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang belum pernah diteliti
sebelumnya. Penelitian boleh dilakukan dengan menerapkan penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran yang
berbeda, materi yang berbeda, tingkat kemampuan siswa yang berbeda,
kemampuan (pendidikan) peneliti selanjutnya yang berbeda, cara/ trik
yang berbeda dalam pelaksanaan permainan/ turnamen, dan lain-lain. Jika
peneliti ingin melaksanakan penelitian dengan tujuan/ indikator
keberhasilan yang sama, maka diharapkan peneliti selanjutnya memiliki
kemampuan yang lebih tinggi dari kemampuan peneliti terdahulu dalam
melaksanakan penelitian atau kemampuan siswa yangmenjadi subjek
penelitian memilki kemampuan lebih tinggi dari siswa pada penelitian
sebelumnya, hal ini guna memperoleh hasil penelitian yang lebih akurat
74
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, (2003), Pendidikan Bagi Anak Yang Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, (1996), Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, (2002), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, (2006), Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.
B, Suryosubroto, (1988), Dasar-dasar Psikologi untuk Pendidikan di Sekolah, Prima Karya, Jakarta.
Chatarina, Anni, (2004), Psikologi Belajar, UNNES PRES, Semarang.
Dimyati dan Mudjiono, (2002), Belajar dan Pembelajaran, DEPDIKBUD, Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, DEPDIKBUD, Jakarta.
Djaali, (2006), Psikologi Pendidikan, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri, (2002), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri, (2008), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed, Medan.
Hamalik, Oemar, (2001), Proses Belajar Mengajar, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
http://fromlearningtoteaching.blogspot.com, diakses pada tanggal 22 Oktober 2015.
http://suhadinet.wordpress.com/2008, diakses pada tanggal 22 Oktober 2015.
Isjoni, H., (2009), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
75
Lie, Anita, (2008), Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, PT. Grasindo, Jakarta.
Muhibbin, Syah, (2007), Psikologi Pendidikan dengan Penddekatan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Muhibbin, Syah, (2010), Psikologi Pendidikan dengan Penddekatan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Purwanto, Ngalim, (2007), Psikologi Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sagala, Syaiful, (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Alfabeta, Bandung.
Sardiman, A.M., (2007), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Cipta Prakasa Sejati, Jakarta.
Sardiman, A.M., (2008), Interaksi dan Motivasi Belajar, Rajawali Perss, Jakarta.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Slavin, Robert E., (2005), Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, Nusa Media, Bandung.
Suparno, Paul, (1997), Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Kanisius, Yogyakarta.
Suprijono, Agus, (2010), Cooperative LearningTeori dan Aplikasi, Pustaka Pelajar, Jakarta.
Suryabrata, Sumadi, (2004), Psikologi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, Kencana, Jakarta.
Uno, B. Hamzah, (2009), Teori Motivasi & Pengukurannya: analisis di Bidang Pendidikan, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Usman, Moh. Uzer, (2000), Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Wayan, Nurkancana, (1983), Evaluasi Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya.