• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA DINAMIS DI KELAS XI SEMESTER II SMA NEGERI 20 MEDAN T.P 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA DINAMIS DI KELAS XI SEMESTER II SMA NEGERI 20 MEDAN T.P 2015/2016."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh : Yemima Purba

4123121085

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

DiajukanUntukMemenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

Yemima Purba dilahirkan di Jangga, pada tanggal 08 April 1993. Ayah

bernama Pdt. Bismar Purba dan Ibu bernama Lelyana Ritonga, anak pertama dari

3 bersaudara. Pada tahun 1999 penulis memasuki Sekolah Dasar di SD Negeri

066660 Medan dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005 penulis memasuki

Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 45 Medan dan lulus tahun 2008. Pada

tahun 2008 penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 19 Medan dan lulus

tahun 2011. Pada tahun 2012, penulis diterima sebagai salah satu mahasiswa di

Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan

(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK

FLUIDA DINAMIS DI KELAS XI SEMESTER II SMA NEGERI 20 MEDAN T.P 2015/2016

Yemima Purba (4123121085)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok fluida dinamis di Kelas XI Semester II SMA Negeri 20 Medan T.P 2015/2016.

Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan populasi seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 20 Medan yang berjumlah 3 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak (cluster random sampling) dengan mengambil 2 kelas dari 3 kelas, yaitu kelas XI MS-1 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 32 orang dan kelas XI MS-3 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 32 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk essay dengan jumlah 10 soal serta aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi aktivitas. Penilaian sikap serta keterampilan siswa juga menggunakan lembar pedoman observasi sikap dan keterampilan siswa.

Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa kelas kontrol. Aktivitas siswa serta sikap dan keterampilan siswa dikelas eksperimen lebih baik dibandingkan pada kelas kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok fluida dinamis di kelas XI semester II SMA Negeri 20 Medan T.P. 2015/2016.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala berkat dan karunia-Nya yang memberikan hikmat dan kesehatan kepada

penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesikan dengan baik sesuai

dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Fluida Dinamis di Kelas XI

Semester II SMA Negeri 20 Medan T.P 2015/2016” disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak

Drs. Sehat Simatupang, M.Si., selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal sampai

dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan

kepada Bapak Drs. Henok Siagian, M.Si., Bapak Drs. Khairul Amdani, M.Si., dan

Bapak Dr. Eidi Sihombing, M.Si., selaku dosen pembanding yang telah

memberikan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya

penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga kepada Bapak Drs. Ratelit

Tarigan, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik, kepada Bapak Drs. Rappel

Situmorang, M.Si selaku validator instrumen dan kepada Bapak Purwanto, S.Si,

M.Pd selaku validator instrumen dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta

Staf pegawai jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis

menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada

bapak Mukhlis, S.Pd selaku kepala SMA Negeri 20 Medan, serta bapak dan ibu

guru yang telah membantu penulis di sekolah tersebut.

Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada motivator terhebat

Ayahanda dan Ibunda tercinta Pdt. Bismar Purba dan Lelyana Ritonga yang

senantiasa mendukung penulis dalam doa dan memberikan motivasi, semangat,

dan nasihat yang luar biasa baik itu berupa dukungan tenaga, moril maupun

(6)

v

tercinta Johnsung Purba dan Nehemia Purba yang juga memberi dukungan doa

dan motivasi yang luar biasa juga, demikian juga keluarga besar tercinta yang

tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu penulis mengucapkan terimakasih.

Penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih buat semua teman

seperjuangan Fisika Dik B 2012 (FDB) terkhusus buat Victorya sahabat

seperjuangan sejak SMP, Risma si adik termuda, Sarana, Wilvan, Walven,

Taufan, Vivi, dan terima kasih juga buat teman-teman PPL SMP N 1 Berastagi

(Keluarga Posko Terlanjur Bahagia) Fitri my best sister, Steven, Mariatun, Sere,

Sello, Desi, Yossi, Nirwana, Bg Erwin, Bg Romi, Kak Alin, Lily, Dwi, Tika, Leli,

Si patner Jaka, dan Bg Toga. Dan buat semua siswa SMA Negeri 20 Medan

penulis mengucapkan terima kasih.

Penulis berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang

bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi

ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat memperkaya wawasan ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2016 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Penulis ii

Abstrak Skripsi iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 6

1.3 Batasan Masalah 6

1.4 Rumusan Masalah 7

1.5 Tujuan Penelitian 7

1.6 Manfaat Penelitian 8

1.7 Defenisi Operasional 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1 Kerangka Teoritis 9

2.1.1 Pengertian Belajar 9

2.1.2 Pengertian Mengajar 10

2.1.3 Pengertian Hasil Belajar 10

2.1.4 Aktivitas Belajar 13

2.1.5 Pengertian Model Pembelajaran 14

2.1.6 Model Pembelajaran Berbasis Masalah 16

2.1.6.1 Ciri-ciri Pembelajaran Berbasis Masalah 16 2.1.6.2 Tujuan Model Pembelajaran Berbasis Masalah 18 2.1.6.3 Manfaat Model Pembelajaran Berbasis Masalah 18 2.1.6.4 Sintaks Model Pembelajaran Berbasis masalah 19 2.1.6.5 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran 20

Berbasis Masalah

2.1.6.6 Lingkungan Belajar pada Model Pembelajaran 21 Berbasis Masalah

2.1.6.7 Teori Belajar yang Melandasi Model 21

Pembelajaran Berbasis Masalah

2.1.7 Pembelajaran Konvensional 23

2.1.8 Hasil dari Pembelajaran Berbasis Masalah 24

2.1.9 Media Pembelajaran 24

2.1.9.1 Pengertian Media Pembelajaran 24

2.1.9.2 Manfaat Media dalam Pembelajaran 25

2.1.9.3 Jenis-jenis Media Pembelajaran 27

2.1.9.4 Pemilihan Media pembelajaran 27

(8)

vii

2.1.10.1 Pengertian Media Video Pembelajaran 28 2.1.10.2 Tujuan penggunaan Media Video dalam Pembelajaran 29 2.1.10.3 Manfaat Penggunaan Media Video dalam Pembelajaran 30 2.1.10.4 Kelebihan dan Kekurangan Media video Pembelajaran 31

2.1.10.5 Penggunaan Media Video di Kelas 32

2.1.11 Kajian Materi 33

2.1.12 Hasil Penelitian yang Relevan 42

2.2 Kerangka Konseptual 43

2.3 Hipotesis 45

BAB III METODE PENELITIAN 46

3.1 Lokasi dan Waktu penelitian 46

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 46

3.3 Variabel Penelitian 46

3.4 Jenis dan Desain Penelitian 46

3.5 Prosedur penelitian 47

3.6 Instrumen Penelitian 50

3.6.1 Wawancara Guru 50

3.6.2 Angket siswa 50

3.6.3 Lembar Observasi 50

3.6.4 Tes Hasil Belajar 51

3.7 Validitas Isi Tes Hasil Belajar 52

3.8 Teknik Analisis Data 52

3.8.1 Wawancara Guru 52

3.8.2 Angket Siswa 52

3.8.3 Analisis Data Observasi Aktivitas, Sikap, dan Keterampilan Siswa 52

3.8.4 Tes Hasil Belajar 53

3.8.4.1 Menghitung Mean dan Simpangan Baku 53

3.8.4.2 Uji Normalitas 53

3.8.4.3 Uji Homogenitas 54

3.8.4.4 Uji Hipotesis 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 58

4.1.1 Data pretes kelas eksperiemen dan kelas kontrol 58

4.1.2 Analisis data pretes 59

4.1.3 Observasi Siswa 62

4.1.4 Data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 67

4.1.5 Analisis data postes 68

4.2 Pembahasan Hasil penelitian 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 73

5.2 Saran 73

DAFTAR PUSTAKA 75

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Ikhtisar dan Perbandingan Model-model 15

Pembelajaran

Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah 19

Tabel 2.3 Hasil Penelitian yang Relevan 42

Tabel 3.1 Desain Penelitian Control Group Pretest-Postest 47

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian 51

Tabel 4.1 Data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 58 Tabel 4.2 Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi Pretes 59 Tabel 4.3Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol 60

Tabel 4.4 Uji Homogenitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol 60

Tabel 4.5 Uji Hipotesis Kemampuan Awal Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol 61

Tabel 4.6 Perkembangan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 62 Tabel 4.7 Perkembangan Sikap Siswa Kelas Eksperimen 63 Tabel 4.8 Perkembangan Keterampilan (Psikomotorik) Siswa

Kelas Eksperimen 64

Tabel 4.9 Perkembangan Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 65 Tabel 4.10 Perkembangan Sikap Siswa Kelas Kontrol 66 Tabel 4.11 Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 67 Tabel 4.12 Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi Postes 68 Tabel 4.13 Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol 69

Tabel 4.14 Uji Homogenitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol 69

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Hasil dari Pembelajaran Berbasis Masalah 24

Gambar 2.2 Aliran Fluida pada Pipa 35

Gambar 2.3 Fluida Melalui Penampang 36

Gambar 2.4 Hukum Bernoulli 37

Gambar 2.5 Venturimeter tanpa Manometer 39

Gambar 2.6 Tangki Berlubang 41

Gambar 3.1 Skema Penelitian 49

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 76

Lampiran 2 Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 160

Lampiran 3 Tes Hasil Belajar 169

Lampiran 4 Pedoman Penilaian Kognitif 171 Lampiran 5 Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas Siswa 172 Lampiran 6 Lembar Penilaian Observasi Aktivitas Siswa 173 Lampiran 7 Pedoman Penilaian Observasi Sikap Siswa 174 Lampiran 8 Lembar Penilaian Observasi Sikap Siswa 175 Lampiran 9 Pedoman Penilaian Observasi Keterampilan Siswa 176 Lampiran 10 Lembar Penilaian Observasi Keterampilan Siswa 177 Lampiran 11 Kisi – kisi Tes Hasil Belajar 178

Lampiran 12 Angket Siswa 196

Lampiran 13 Angket Pembelajaran Guru 199

Lampiran 14 Daftar Nilai Pretes Kelas Eksperimen 203 Lampiran 15 Daftar Nilai Postes Kelas Eksperimen 204 Lampiran 16 Daftar Nilai Pretes Kelas Kontrol 205 Lampiran 17 Daftar Nilai Postes Kelas Kontrol 206 Lampiran 18 Distribusi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 207 Lampiran 19 Distribusi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 213 Lampiran 20 Distribusi Sikap Siswa Kelas Eksperimen 219 Lampiran 21 Distribusi Sikap Siswa Kelas Kontrol 225 Lampiran 22 Distribusi Keterampilan Siswa Kelas Eksperimen 231 Lampiran 23 Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 237 Lampiran 24 Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol 238 Lampiran 25 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians 239 Lampiran 26 Perhitungan Normalitas Data 242 Lampiran 27 Perhitungan Homogenitas Data 246 Lampiran 28 Perhitungan Uji Hipotesis Data 249

Lampiran 29 Dokumentasi Penelitian 254

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk yang tidak bisa dipisahkan dari pendidikan.

Struktur manusia dan situasi di dunia membuat proses belajar mengajar tidak

terhindarkan. Belajar dan diajar merupakan benang-benang dalam tenunan

eksistensi manusia yang tidak dapat disingkirkan dan dihancurkan. Manusia

merupakan makhluk yang penuh ketidaktahuan, sama sekali tidak mengerti dan

tidak mengetahui apa yang akan terjadi pada hari kemudian. Karenanya, mereka

belajar. Berbeda dengan serangga dan bebatuan, manusia mempelajari banyak hal

pada alam semesta ini. Manusia selalu ingin tahu tentang dunia di sekitarnya.

Sejak dimulainya penuangan gagasan dalam tulisan, manusia telah berupaya

mencari cara untuk menerapkan keteraturan pada keanekaragaman yang luar biasa

dari kejadian-kejadian yang diamatinya. Pencarian keteraturan ini terwujud dalam

berbagai bentuk: pertama agama, kedua seni, ketiga sains.

Dari semua tindakan yang dilakukan manusia, orang pasti akan berharap

bahwa mengajar adalah tindakan yang dilakukan dengan pemikiran yang paling

mendalam dan dengan pengertian yang paling jelas akan sasaran-sasarannya.

Namun ternyata pengharapan ini sangat salah arah sebab sejumlah besar guru

hanya sekedar mengajar, mengajar sebagaimana mereka dulu diajar, menerapkan

kebiasaan yang sudah mendarah daging tanpa direnungkan, tanpa memutuskan

apa yang akan diajarkan dan apa yang akan ditekankan. Jelas tidak dapat

disangkal bahwa hal ini tidak dapat dibenarkan dan tidak bertanggung jawab.

Sementara tuntutan zaman yang semakin berkembang saat ini, siswa harus

berperan aktif dalam membangun sendiri pengetahuannya. Oleh karena itu saat ini

pemerintah menggerakkan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa (student

centred). Sistem ini juga diterapkan pada semua mata pelajaran termasuk mata

pelajaran fisika.

Pembelajaran fisika di sekolah saat ini masih belum sesuai dengan apa

(13)

sekolah-sekolah. Kebanyakan dari guru tersebut masih menggunakan cara

mengajar yang bersifat konvensional dan tidak inovatif. Pembelajaran fisika pada

umumnya masih berorientasi pada guru. Siswa cenderung menerima apa saja yang

dijelaskan oleh guru tanpa harus mengetahui makna dari pelajaran tersebut. Siswa

juga cenderung menghafal pengertian dan rumus, pendekatan pembelajarannya

kurang berhubungan dengan fenomena alam, kehidupan sehari-hari, dan

perkembangan teknologi. Hal ini menyebabkan siswa pasif dan kurang

termotivasi dalam belajar, siswa menganggap bahwa fisika itu sulit dan

membosankan, sehingga siswa mengalami kesulitan belajar dan menyebabkan

prestasi belajar fisika rendah. Hasil evaluasi kegiatan pembelajaran pada beberapa

pokok bahasan fisika diperoleh bahwa nilai rata-rata setiap pokok bahasan tidak

mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah.

Ketidaktercapaian KKM tersebut mengindikasikan bahwa tingkat penguasaan

konsep siswa belum tercapai. Padahal ketercapain standar kompetensi menurut PP

nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I Ketentuan

Umum pasal 1 ayat 6 menyatakan standar nasional pendidikan yang berkaitan

dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan dimaksudkan

untuk mencapai standar kompetensi lulusan.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 20

Medan dengan melakukan wawancara kepada guru bidang studi fisika bapak

Teguh Prasetya, bahwa hasil ulangan harian fisika belum memuaskan, dimana

nilai rata-rata siswa hanya berkisar antara 40-50. Jika dilihat dari nilai kriteria

ketuntasan minimal (KKM) yaitu 60 yang ditetapkan oleh sekolah untuk

menyatakan siswa tuntas dalam belajar fisika. Ketika diwawancara lebih lanjut,

ternyata setiap nilai siswa yang dilaporkan merupakan penilaian tugas pribadi,

kehadiran siswa, dan disiplin siswa. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan

bahwa nilai rata-rata siswa pada pembelajaran fisika masih tergolong rendah. Hal

ini relevan dengan data yang diperoleh dari instrumen angket yang disebarkan

kepada 39 siswa diperoleh bahwa 51,28 % siswa mengatakan fisika sulit, 17,59

% siswa mengatakan fisika tidak terlalu sulit, 28,20 % siswa menyatakan bahwa

(14)

3

dari kesukaan siswa terhadap fisika maka diperoleh 56,41% siswa kurang

menyukai fisika, 10,26% siswa mengatakan fisika tidak menyenangkan, 28,20%

siswa menyukai fisika, dan hanya 5,13% siswa mengatakan sangat suka pelajaran

fisika. Menurut siswa pelajaran fisika sulit dipahami terbukti dari 44,74% siswa

mengatakan bahwa pelajaran fisika sulit dipahami, sementara 15,79% siswa

mengatakan fisika membosankan, 23,68% siswa mengatakan fisika menarik, dan

15,79% siswa mengatakan bahwa fisika itu menyenangkan. Alasan siswa adalah

karena dalam sehari-hari mereka sering diajar dengan model konvensional

sehingga kurang menarik, dimana 43,59% siswa mengatakan mereka sering

diminta hanya mencatat materi, 38,46% mengatakan sering disuruh mengerjakan

soal, 10,26% siswa mengatakan melakukan eksperimen, dan hanya 7,69% siswa

mengatakan belajar dengan berdiskusi.

Rendahnya hasil belajar siswa berdasarkan hasil wawancara guru fisika

dan angket siswa tersebut disebabkan oleh: (1) Model pembelajaran fisika kurang

bervariasi (model konvensinal), dimana proses belajar mengajar yang dilakukan

terpusat pada guru (teacher centered), dengan urutan menjelaskan, memberi

contoh, latihan dan penugasan. Variasi metode pembelajaran yang diberikan guru

tidak disesuaikan berdasarkan karakteristik materi pelajaran yang diajarkan. (2)

Guru jarang sekali memberikan kesempatan kepada siswa untuk berintraksi

dengan teman sekelas atau dengan guru dalam upaya mengembangkan

pengetahuan siswa yang menyebabkan mereka menjadi pasif dan sulit untuk

memahami dan menguasai materi pelajaran, sehingga hasil belajar yang diperoleh

siswa tidak maksimal. (3) Siswa kebanyakan menghafal materi pelajaran tanpa

ada mengaitkan pelajaran tersebut dengan kehidupan sehari-hari.

Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat dan

motivasi siswa mempelajari fisika dengan baik adalah dengan mengubah suasana

pembelajaran yang melibatkan siswa (student centered) dan membuat kondisi

pembelajaran yang menarik. Dalam hal ini peranan guru sangat penting dalam

(15)

menghormati, dapat mengerti kebutuhan siswa, bertenggang rasa, memberi

kesempatan pada siswa untuk belajar sendiri, berpendapat sendiri, berdiskusi

untuk mencari jalan keluar bila menghadapi masalah, akan mengembangkan

kemampuan berpikir siswa, cara memecahkan masalah, kepercayaan pada diri

sendiri yang kuat, hasrat ingin tahu, dan usaha menambah pengetahuan atas inisiatif sendiri”. Suasana belajar yang menyenangkan sangat menentukan dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Hal ini dapat disimpulkan bahwa jika suasana

belajar siswa semakin menyenangkan dalam proses belajar mengajar, maka

semakin besar pula pencapaian prestasi belajar akan didapat oleh siswa. Untuk

mengantisipasi keadaan tersebut, maka guru sangat memegang peranan penting

untuk mengupayakan model pembelajaran yang memungkinkan siswa memahami

dan menguasai pelajaran fisika. Salah satu alternatif model pembelajaran yang

memungkinkan dikembangkannya keterampilan berpikir siswa (penalaran,

komunikasi, dan koneksi) dalam memecahkan masalah adalah pembelajaran

berbasis masalah. (Rusman, 2012:229)

Model pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam

pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir siswa betul-betul

dioptimalkan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga

siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan

kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Dalam jurnal yang berjudul “Problem-Based Learning in Teacher Education: Trajectories of Changes”, Barrows, 2000; Hmelo-silver, 2004 dalam Christina De Simone (2014:2) mengatakan bahwa “PBL is learner-centered pedagogical approach that afford learners (including prospective and certified teachers) oppurtunities engage in

goal-directed inquiry. Learners work collaboratively with others as they analyze

complex and ill-defined problems”. Dari pernyataan diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa dengan model PBL siswa akan lebih aktif, karena dalam model

PBL proses belajar mengajar dipusatkan pada siswa (student centered). Pelajar

diminta untuk saling berkolaborasi menganalisis masalah yang diberikan serta

(16)

5

Pembelajaran berbasis masalah atau PBL ini sebagai salah satu

pembelajaran yang berpusat pada siswa dan berpegang pada paradigma

pembelajaran konstruktivisme. Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran

yang tadinya berpusat pada guru (teacher centered) menjadi pembelajaran yang

berpusat pada siswa (student centered) diharapkan dapat mendorong siswa untuk

terlibat aktif dalam membangun pengetahuan, sikap, dan perilaku. Proses

pembelajaran yang berpusat pada siswa akan membuat siswa memperoleh

kesempatan dan fasilitas untuk membangun sendiri pengetahuannya sehingga

siswa dapat memperoleh pengetahuan yang mendalam dan pada akhirnya

meningkatkan kualitas belajar siswa berperan aktif dalam mengkonstruksi

konsep-konsep yang dipelajari.

Penelitian mengenai Model Pembelajaran berbasis masalah ini sudah

pernah dilakukan dan dikaji oleh 1). Riski Hasanah (2015:67) hasil belajar fisika

setelah menerapkan model pembelajaran berbasis masalah sudah mencapai

ketuntasan. Kesimpulan yang dapat dilihat pada skripsi Riski Hasanah ini bahwa

model ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan, dimana

kesimpulan skripsi ini menunjukkan terdapat pengaruh model pembelajaran

berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi Fluida Dinamis di kelas

XI semester II SMA Negeri 1 Kisaran T.A 2014/2015, yaitu sebelum diberikan

perlakuan rata-rata hasil belajar siswa adalah 39,84 dan setelah diberikan

perlakuan rata-rata posttest siswa menjadi 72,90. 2). Yosico Indagiarmi (2015:61)

berdasarkan hasil penelitiannya didapat bahwa ada pengaruh akibat penggunaan

model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa

kelas XI semester II pada materi pokok Fluida Dinamik di SMA Swasta Panca

Budi T.A. 2014/2015, yaitu rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen

yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran berbasis masalah adalah 74,20.

Rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan

pembejaran konvensional (model pembelajaran langsung) adalah 64. Dari kedua

hasil belajar siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

berbasis masalah memberi pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa.

(17)

siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran, dimana siswa mampu

memecahkan permasalah yang diberikan berdasarkan materi pokok yang

diajarkan.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka melalui penelitian Peneliti berkeinginan meneliti kembali dengan mengambil judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Fluida Dinamis di Kelas XI Semester II SMA Negeri 20 Medan T.P. 2015/2016”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah, yaitu : 1. Kurangnya variasi dalam pembelajaran dan motivasi belajar siswa.

2. Siswa menganggap bahwa mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran

yang sangat sulit, tidak menarik, membosankan dan banyak rumus.

3. Model pembelajaran yang kurang tepat dan masih didominasi oleh guru

(teacher centered)

4. Siswa hanya menghafal materi tanpa mengetahui penerapannya.

5. Rendahnya hasil belajar fisika siswa.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan ruang lingkup masalah di atas, dan keterbatasan waktu yang

tersedia, maka peneliti membuat batasan masalah yang akan diteliti, yaitu :

1. Materi pelajaran fisika kelas XI semester II pada materi Fluida Dinamis sesuai

dengan kurikulum SMA.

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model Pembelajaran Berbasis

Masalah

3. Subjek penelitian adalah siswa SMA Negeri 20 Medan kelas XI semester II T.P

(18)

7

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa rumusan

masalah yang ada, yaitu :

1. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model

Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi pokok Fluida Dinamis di kelas XI

SMA Negeri 20 Medan T.P. 2015/2016?

2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran

konvensional pada materi pokok Fluida Dinamis di kelas XI SMA Negeri 20

Medan T.P. 2015/2016?

3. Bagaimana aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan

model Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi pokok Fluida Dinamis di

kelas XI SMA Negeri 20 Medan T.P. 2015/2016?

4. Bagaimana aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan

pembelajaran konvensional pada materi pokok Fluida Dinamis di kelas XI

SMA Negeri 20 Medan T.P. 2015/2016?

5. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model

Pembelajaran Berbasis Masalah yang lebih baik daripada menggunakan model

pembelajaran konvensional pada materi Fluida Dinamis di kelas XI SMA

Negeri 20 Medan T.P 2015/2016?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model

Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi pokok Fluida Dinamis di kelas XI

SMA Negeri 20 Medan T.P. 2015/2016

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan

pembelajaran konvensional pada materi pokok Fluida Dinamis di kelas XI

SMA Negeri 20 Medan T.P. 2015/2016

3. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi pokok

(19)

4. Untuk mengetahui aktivitas siswa yang diajar dengan menggunakan

pembelajaran konvensional pada materi pokok Fluida Dinamis di kelas XI

SMA Negeri 20 Medan T.P. 2015/2016

5. Untuk mengetahui pengaruh model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap

hasil belajar siswa pada materi Fluida Dinamis di kelas XI SMA Negeri 20

Medan T.P 2015/2016

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan,

adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1 Sebagai bahan informasi hasil belajar Fisika dengan menerapkan model

Pembelajaran Berbasis Masalah di SMA Negeri 20 Medan pada materi pokok

Fluida Dinamis kelas XI semester II T.P. 2015/2016

2 Sebagai bahan informasi alternatif bagi pengajar Fisika dalam memilih model

pembelajaran

1.7 Definisi Operasional

a Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat

digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka

panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing

pembelajaran di kelas atau yang lainnya. (Rusman, 2012:144)

b Model pembelajaran berdasarkan masalah adalah suatu pendekatan

pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik

dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri,

mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi,

mengembangkan kemandirian dan percaya diri. (Arends, 2008)

c Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

(20)

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan tabulasi, perhitungan dan pengujian hipotesis

diperoleh beberapa kesimpulan antara lain:

1. Hasil belajar siswa kelas XI semester II SMA Negeri 20 Medan tahun

pelajaran 2015/2016 pada materi pokok fluida dinamis yang diajar

dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah termasuk

dalam kategori tuntas.

2. Hasil belajar siswa kelas XI semester II SMA Negeri 20 Medan tahun

pelajaran 2015/2016 pada materi pokok fluida dinamis yang diajar

dengan menggunakan pembelajaran konvensional termasuk dalam

kategori tnuntas.

3. Aktivitas siswa yang dikembangkan dari model pembelajaran berbasis

masalah memberi informasi bahwa dapat meningkatkan keaktifan siswa

dalam proses pembelajaran ditinjau dari hasil dengan kategori rata-rata

aktivitas di setiap pertemuan dinyatakan aktif.

4. Aktivitas siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional pada

materi fluida dinamis kurang begitu aktif karena rata-rata aktivitas di

setiap pertemuan masih dibawah kategori rata-rata siswa aktif dalam

pembelajaran.

5. Ada perbedaan model pembelajaran berbasis masalah yang signifikan

terhadap hasil belajar siswa daripada pembelajaran konvensional pada

materi pokok fluida dinamis di kelas XI Semester II SMA Negeri 20

Medan T.P 2015/2016.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti

(21)

1 Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya menguasai terlebih dahulu setiap

sintaks yang terdapat dalam model pembelajaran berbasis masalah.

2 Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya menyesuaikan waktu dalam setiap

fase sesuai dengan waktu dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP).

3 Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya lebih memperhatikan semua siswa

dan mengajak semua siswa untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan

yang berlangsung di kelas.

4 Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya mampu menguasai suasana kelas

dengan baik

5 Bagi guru yang ingin meneliti dengan menggunakan model ini sebaiknya

memperhatikan keadaan kelas, meja dan kursi harus mudah untuk

diangkat atau dipindahkan agar saat melakukan eksperimen kelas tidak

(22)

75

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arends. (2008). Learning to Teach. Edisi ketujuh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azhar, Arsyad. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo

Djamarah, S.B., dan Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hasanah, Riski.(2015). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Fluida Dinamis di Kelas XI Semester II SMA Negeri 1 Kisaran T.A. 2014/2015. Skripsi. Medan: FMIPA Unimed

Indagiarmi, Yosico. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran PBL Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Semester II pada Materi Pokok Fluida Dinamik di SMA Swasta Panca Budi Medan T.P. 2014/2015. Skripsi. Medan: FMIPA Unimed

Kanginan, M. (2006). Fisika SMA/MA Kelas X. Jakarta: Airlangga.

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sardiman, (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Simone, D. C. (2014). Problem Based Learning in Teacher Education:

Trajectories of Change. Jurnal. Canada: Ottawa University of Education.

Slameto, (2013). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, (2005). Metode Statistik. Bandung: Penerbit Tarsito.

Trianto, (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Gambar

Gambar 2.1 Hasil dari Pembelajaran Berbasis Masalah Gambar 2.2 Aliran Fluida pada Pipa  Gambar 2.3 Fluida Melalui Penampang

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis yang diajukan peneliti adalah ada hubungan positif antara persepsi terhadap kualitas komunikasi ayah dalam keluarga dengan konsep diri pada remaja. Semakin positif

[r]

UPAYA MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK.. KANAK SALSABILA NOGOSARI BOYOLALI TAHUN

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya..

[r]

Indikator yang dijadikan tolok ukur dalam proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil adalah daya serap terhadap pelajaran yang di ajarkan dan perilaku siswa2. Hasil

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Program D3 Teknik Informatika. Disusun Oleh :

[r]