• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN REFLEKSI DAN KEBIASAAN BELAJAR DI SMP NEGERI 6 TERBANGGI BESAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN REFLEKSI DAN KEBIASAAN BELAJAR DI SMP NEGERI 6 TERBANGGI BESAR"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE INCREASING DIFFERENCES ON STUDENT’S ACHIEVEMENT IN SCIENCE LEARNING THROUGH REFLECTION AND STUDY HABITS

AT SMP NEGERI 6 TERBANGGI BESAR

By

Rubaithy

The implementation of learning is shall to involve the students actively. One of the implementation is to apply a reflection at the end of the learning process. This research is aim at finding out the interaction reflection and study habits toward the student increasing achievement. This research is also aim at finding out differences of the students’ increasing achievement in science learning thru journal refection and science learning thru spoken reflection of the good and less-good students study habits.

The design of this research is quasi experiment with non-equivalent control group design with 2 x 2 factors. This research is hold at SMP Negeri 6 Terbanggi Besar to 7 grade student of 2009/2010, by applying independent variable: learning reflection with journal and spoken dimension. Attribute variable: the study habits with the good and less-good study habits dimension, and the dependent variable is the students learning achievement. The data are collectable with study habits instrumen and tes instrumen, analyzes by two-ways anava.

The result of the research shows that there is (1) no interaction of science learning thru journal reflection and spoken reflection of the good and less-good study habits toward the students increasing achievement; (2) the increasing achievement of the student who join science learning thru journal reflection is higher 0,133 than the increasing achievement of student who join science learning thru spoken reflection; for the good study habits; (3) the increasing achievement of student who join the science learning thru journal reflection is higher 0,151 than the increasing achievement of student who join science learning thru spoken reflection, (4) vice for the less-good study habits, the increasing achievement of student who join the science learning thru journal reflection is higher 0,107 than the increasing achievement of student who join science learning thru spoken reflection but not differens statistically.

(2)

ABSTRAK

PERBEDAAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN REFLEKSI DAN KEBIASAAN

BELAJAR DI SMP NEGERI 6 TERBANGGI BESAR

Oleh

Rubaithy

Penerapan pembelajaran hendaknya melibatkan peserta didik secara aktif, salah satu cara adalah dengan menerapkan refleksi pada kegiatan akhir pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi refleksi dan kebiasaan belajar terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik, dan mengetahui perbedaan peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran IPA dengan refleksi jurnal dan refleksi lisan pada kebiasaan belajar peserta didik baik dan kurang baik.

Desain penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan rancangan non equivalent control group design dengan faktorial 2 x 2. Penelitian diterapkan di SMP Negeri 6 Terbanggi Besar kelas VII tahun pelajaran 2009/20100 dengan penerapan variabel bebas: refleksi pembelajaran dengan dimensi jurnal dan lisan, variabel atribut: kebiasaan belajar dengan dimensi kebiasaan belajar baik dan kurang baik dan variabel terikat: prestasi belajar. Data dikumpulkan dengan instrumen kebiasaan belajar dan instrumen tes, dianalisis dengan Anava dua jalur.

Hasil penelitian (1) tidak terdapat interaksi pembelajaran IPA dengan refleksi jurnal dan refleksi lisan pada kebiasaan belajar baik dan kurang baik terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik; (2) peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran IPA menggunakan refleksi jurnal lebih tinggi 0,133 dari peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran IPA menggunakan refleksi lisan; (3) peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran IPA menggunakan refleksi jurnal lebih tinggi 0,151 dari peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran IPA menggunakan refleksi lisan pada peserta didik yang memiliki kebiasaan belajar baik; (4) peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran IPA menggunakan refleksi jurnal lebih tinggi 0,107 daripada peserta didik yang mengikuti pembelajaran IPA menggunakan refleksi lisan pada peserta didik yang memiliki kebiasaan belajar kurang baik namun tidak berbeda secara statistik.

(3)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

3.11 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan:

1) tidak terdapat interaksi pembelajaran IPA dengan refleksi jurnal dan

refleksi lisan pada kebiasaan belajar baik dan kurang baik terhadap

peningkatan prestasi belajar peserta didik, hasil uji statistik

menunjukkan nilai sig. antar effek subjek sebesar 0,684 yang lebih

besar dari nilai α (0,05) dan grafik interaksi tidak menunjukkan ada

perpotongan antara refleksi dan kebiasaan belajar;

2) peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti

pembelajaran IPA menggunakan refleksi jurnal lebih tinggi daripada

peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti

pembelajaran IPA menggunakan refleksi lisan, selisih peningkatan

sebesar 0,133;

3) peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti

pembelajaran IPA menggunakan refleksi jurnal lebih tinggi daripada

peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti

(4)

2

memiliki kebiasaan belajar baik selisih peningkatan sebesar 0,151;

dan

4) peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti

pembelajaran IPA menggunakan refleksi jurnal lebih tinggi namun

perbedaannya tidak signifikan secara statistik dengan peserta didik

yang mengikuti pembelajaran IPA menggunakan refleksi lisan pada

peserta didik yang memiliki kebiasaan belajar kurang baik, selisih

peningkatan 0,107.

3.12 Implikasi

Terkait dengan simpulan hasil penelitian maka implikasi bagi peningkatan prestasi

belajar adalah sebagai berikut.

1) Penggunaan refleksi jurnal dalam pembelajaran IPA akan mampu

meningkatkan prestasi belajar peserta didik secara signifikan. Lebih

lanjut penggunaan refleksi jurnal ini hendaknya mengakomodasi

kebiasaan belajar peserta didik, peserta didik yang memiliki kebiasaan

belajar baik lebih pandai merespon penerapan refleksi jurnal sehingga

mampu meningkatkan prestasi belajar mereka.

2) Penerapan refleksi jurnal yang dilaksanakan secara rutin di akhir

pembelajaran dan dengan disertai komentar guru yang memotivasi

peserta didik dapat menumbuhkan kesadaran untuk belajar sehingga

prestasi belajar peserta didik dapat meningkat. Hal ini sangat terkait

(5)

3

3.13 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian di atas, dapat dikemukakan saran sebagai

berikut.

1) Guru sebaiknya mempertimbangakan penerapan refleksi jurnal pada 15 menit

di akhir pembelajaran guna meningkatkan prestasi belajar peserta didik,

peserta didik dibiarkan menulis berdasarkan pemikiran mereka tentang apa

yang dipahami dan yang tidak dipahami serta menetukan solusi untuk

mengatasi hal yang mereka belum pahami di rumah.

2) Guru harus terus berusaha untuk menumbuhkan kebiasaan belajar yang baik

bagi peserta didik karena kebiasaan belajar memberikan kontribusi yang

besar bagi peningkatan prestasi belajar peserta didik.

3) Kepada peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengertian pendidikan yang tertuang dalam Sistem Pendidikan Nasional adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas, 2003). Sehubungan dengan itu maka

peran guru dalam mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik adalah

dengan melibatkan mereka secara aktif dan menempatkan peserta didik sebagai

center dalam pembelajaran .

Memenuhi tuntutan di atas seorang guru IPA seharusnya terbiasa memberikan

peluang seluas-luasnya agar peserta didik dapat belajar lebih bermakna dengan

memberi respon yang mengaktifkan semua peserta didik secara positif dan

edukatif (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008).

Setiap guru dalam melaksanakan tugasnya tidak pernah lepas dari permasalahan,

baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari peserta didik. Namun, selaku

(7)

2

menemukan cara yang paling tepat dalam mengatasi semua permasalahan yang

timbul. Dalam hal itu, guru harus mampu menerapkan inovasi-inovasi yang

menunjang pemecahan masalah yang dihadapinya, mulai dari awal pembelajaran

hingga akhir pembelajaran.

Masalah yang penulis temukan dalam pembelajaran di SMP Negeri 6 Terbanggi

Besar kelas VII tahun pelajaran 2009/2010 diantaranya adalah permasalahan yang

datang dari guru yang bersangkutan. Misalnya, berkenaan dengan kurangnya

kemampuan dalam memberikan peluang seluas-luasnya kepada peserta didik

untuk belajar bermakna dan aktif. Permasalahan yang dialami peserta didik

adalah prestasi belajarnya rendah. Nilai prestasi belajar dapat dilihat dari rata-rata

ketuntasan belajar dengan ketetapan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 60,

peserta didik yang tuntas belajar tanpa remidi berkisar antara 5% sampai dengan

19% (Tabel 1.1)

Tabel 1.1 Persentase Prestasi Belajar Peserta Didik Dilihat dari Ketuntasan Tanpa Remidi Kelas VII (tahun 2009/2010) Dilihat dari Nilai Uji Tengah Semester

Nilai KKM VIIA VIIB VIIC VIID VIIE VIIF

< 60 60 95% 97% 97% 81% 82% 97%

> 60 60 5% 3% 3% 19% 18% 3%

Sumber: Guru Mata Pelajaran IPA Kelas VII

Selain itu, guru jarang melakukan refleksi guna melihat kekurangan dan

kelebihan dari pembelajaran yang diberikannya, sekalipun guru telah berupaya

untuk memperbaiki pembelajaran dengan harapan dapat meningkatkan prestasi

(8)

3

tidak pernah melakukan refleksi diri untuk mengetahui apa yang mereka pahami

atau yang mereka tidak pahami sehingga mereka tidak terbiasa untuk mencari

solusi untuk memecahkan masalah belajar mereka.

Alat atau instrumen yang dapat digunakan untuk mendorong terjadinya refleksi

peserta didik adalah: jurnal, lembar refleksi kelompok, penskoran jawaban sendiri

dan refleksi secara lisan ( Sabandar dalam Sapa’at, 2008). Refleksi pada akhir

pembelajaran umumnya yang sering dilakukan guru adalah refleksi dalam bentuk

lisan namun peningkatan prestasi belajar peserta didik belum sesuai dengan

harapan. Melihat hal itu muncul pemikiran bahwa refleksi dalam bentuk tertulis

dengan penerapan jurnal pada pembelajaran IPA secara terarah dan kontrol yang

baik dari guru akan mampu meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Untuk itu

penerapan refleksi jurnal ditekankan pada pelaksanaan solusi peserta didik dalam

memecahkan permasalahan mereka sendiri dalam hal memahami materi yang

telah diberikan. Diharapkan saat pembelajaran di hari berikutnya, peserta didik

telah memiliki pemahaman tentang materi sebelumnya.

Menurut Nurhadi dkk. Dalam Silabu (2008) bahwa dengan jurnal peserta didik

mengetahui kelemahan dan kelebihan dirinya, yang merupakan suatu modal dasar

untuk belajar. Peserta didik membutuhkan pemahaman terhadap kekuatan dan

kelemahannya untuk menata tujuan yang diinginkan dan membangun strategi

untuk mencapai tujuan tersebut. Jurnal dapat juga dipakai sebagai salah satu alat

penilaian (asessmen) yang bersifat autentik. Melalui jurnal guru dapat menilai

seberapa dalam pemahaman peserta didik terhadap materi yang baru dipelajari,

(9)

4

materi pembelajaran. Jurnal dapat dijadikan guru sebagai sarana refleksi bagi

dirinya sendiri mengenai bagaimana pembelajaran yang telah dilakukan dengan

merujuk pada seberapa besar kemajuan yang dicapai peserta didik dari hasil

refleksinya.

Berkaitan dengan prestasi belajar yang rendah, salah satu faktor yang

mempengaruhinya adalah kebiasaan belajar (Sudjana, 1998:39). Hasil peneltian

Lindgreen dalam Purwono (2010) terhadap sejumlah peserta didik sukses di San

Fransisco State College mengenai alasan-alasan keberhasilan studi peserta didik,

menemukan hasil sebagai berikut: kebiasaan studi yang baik (good study habits)

33%, minat (interest) 25%, kecerdasan (intelegence) 15%, pengaruh keluarga

(family influence) 5%, lain-lain (other) 22%. Data tersebut jelas menunjukkan

bahwa kontribusi kebiasaan belajar yang baik sangat besar bagi prestasi belajar

peserta didik.

Menanamkan dan mengembangkan belajar sebagai kebiasaan yang baik sangatlah

sulit. Guru tidak bisa selalu memaksa peserta didik untuk menjadikan belajar

sebagai kebiasaan yang harus mereka lakukan sehari-hari, apalagi bila peserta

didik sudah ada di rumah mereka. Namun, dengan membiasakan melakukan

refleksi dengan menulis jurnal dalam pembelajaran IPA akan melibatkan mereka

secara aktif dalam melaksanakan solusi untuk memecahkan masalah belajar

mereka sendiri yang diasumsikan akan meningkatkan prestasi belajar mereka.

Belum diketahuinya apakah ada interaksi antara kebiasaan belajar dengan

(10)

5

dan belum diketahuinya perbedaan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti

pembelajaran IPA dengan refleksi jurnal dengan refleksi lisan. Melihat hal itu

maka perlu dilakukan eksperimen untuk meningkatkan prestasi belajar pesera

didik melalui penerapan refleksi jurnal dan refleksi lisan pada kegiatan akhir

pembelajaran tanpa meninggalkan prinsip student center pada kegiatan inti

dengan melibatkan faktor kebiasaan belajar peserta didik sebagai variabel atribut

yang mempengaruhi prestasi belajar.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka dapat diidentifikasi masalah

sebagai berikut:

1) guru kurang memiliki kemampuan dalam memberikan peluang

seluas-luasnya kepada peserta didik untuk belajar bermakna dan aktif;

2) prestasi belajar peserta didik rendah;

3) belajar hanya menunggu komando guru;

4) peserta didik hanya belajar ketika jam pelajaran saja;

5) guru jarang melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah

diberikan;

6) guru umumnya hanya memberikan refleksi lisan pada peserta didik;

7) peserta didik tidak pernah membuat jurnal sebagai bentuk refleksi diri;

8) peserta didik tidak terbiasa mencari solusi pemecahan masalah belajar

mereka; dan

9) belum diketahui apakah ada interaksi antara kebiasaan belajar dengan

(11)

6

1.3 Pembatasan Masalah.

Dari identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah pada beberapa hal

sebagai berikut:

1) interaksi refleksi dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar peserta

didik;

2) peningkatan prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran IPA

menggunakan refleksi jurnal dan refleksi lisan;

3) peningkatan prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran IPA

menggunakan refleksi jurnal dan refleksi lisan pada kebiasaan belajar baik;

dan

4) peningkatan prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran IPA

menggunakan refleksi jurnal dan refleksi lisan pada kebiasaan belajar

kurang baik.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Apakah terdapat interaksi pembelajaran IPA dengan refleksi jurnal dan

refleksi lisan pada kebiasaan belajar baik dan kurang baik terhadap

peningkatan prestasi belajar peserta didik?

2) Apakah peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti

pembelajaran IPA menggunakan refleksi jurnal lebih tinggi daripada

peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran

(12)

7

3) Apakah peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti

pembelajaran IPA menggunakan refleksi jurnal lebih tinggi daripada

peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran

IPA menggunakan refleksi lisan pada peserta didik yang memiliki

kebiasaan belajar baik?

4) Apakah peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti

pembelajaran IPA menggunakan refleksi jurnal lebih rendah daripada

peserta didik yang mengikuti pembelajaran IPA menggunakan refleksi

lisan pada peserta didik yang memiliki kebiasaan belajar kurang baik?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa:

1) interaksi pembelajaran IPA dengan refleksi jurnal dan refleksi lisan

pada kebiasaan belajar baik dan kurang baik terhadap peningkatan

prestasi belajar peserta didik.;

2) perbedaan peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti

pembelajaran IPA menggunakan refleksi jurnal dengan peningkatan

prestasi belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran IPA

menggunakan refleksi lisan;

3) perbedaan peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti

pembelajaran IPA menggunakan refleksi jurnal dengan peningkatan

(13)

8

menggunakan refleksi lisan pada peserta didik yang memiliki

kebiasaan belajar baik; dan

4) perbedaan peningkatan prestasi belajar peserta didik yang mengikuti

pembelajaran IPA menggunakan refleksi jurnal dengan peserta didik

yang mengikuti pembelajaran IPA menggunakan refleksi lisan pada

peserta didik yang memiliki kebiasaan belajar kurang baik.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Bagi guru, diharapkan dapat menjadi masukan dalam memperluas

pengetahuan dan wawasan mengenai cara meningkatkan prestasi belajar

dengan melihat faktor kebiasaan belajar peserta didik.

2) Bagi peserta didik, dapat meningkatkan prestasi belajar dengan kebiasaan

belajar yang baik melalui penerapan refleksi jurnal.

3) Bahan masukan bagi sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas

pembelajaran.

4) Bagi peneliti bidang yang sejenis, hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi salah satu masukan dalam mengembangkan penelitian

Referensi

Dokumen terkait

lndikator kinerja daerah secara teknis pada dasarnya dirumuskan dengan mengambil indikator dari program prioritas yang telah ditetapkan ( outcome ) maupun indikator sasaran (

bersama-sama mengikuti perintah guru dalam mengkreasikan warna. Sedangkan Lembar Observasi Guru, yaitu lembar yang digunakan untuk mengamati guru saat melakukan

Hal ini dikarenakan serat ampas tebu yang memiliki ukuran lebih besar dari partikel sabut kelapa dapat berperan sebagai penguat pada papan komposit yang

[r]

Dalam penyelenggaran program bantuan pemberian bantuan kepada penduduk tidak mampu masih terdapat masalah pada pelaksanaannya yaitu kurang akuratnya penerima bantuan

Pengujian dilakukan pada jaringan syaraf tiruan yang telah dilatih terhadap 20 data baru (data rekam medis 9 faktor risiko penderita penyakit jantung dan orang sehat yang

Hal ini dapat disebabkan kedua komoditi tersebut sudah termasuk pada kategori barang inferior bagi negara-negara anggota OKI terutama yang memiliki pendapatan per

Bertolak dari latar belakang di atas, maka menurut peneliti, perlu adanya penelitian yang membandingkan antara peran BMT sebagai cer- minan dari lembaga keuangan