• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF MEWARNAI MELALUI METODE BERMAIN WARNA PADA ANAK KELOMPOK A4 RA AL HIKMAH UNGARAN TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF MEWARNAI MELALUI METODE BERMAIN WARNA PADA ANAK KELOMPOK A4 RA AL HIKMAH UNGARAN TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF MEWARNAI

MELALUI METODE BERMAIN WARNA PADA ANAK

KELOMPOK A4 RA AL HIKMAH UNGARAN

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

DIAN ARUM SETIYAWATI

NIM 116 14 030

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

v MOTTO

بًئــْيَش اْوُهَرْكَت ْنَا ى ٰۤ سَعَو ۚ ْمُكـَّل ٌهْرُك َوُهَو ُلبَتِقْلا ُمُکْيَلَع َبِتُك

ُ ّاللَّو ۗ ْمُكـَّل ٌّرَش َوُهَّو بًئــْيَش اْوُّبِحُت ْنَا ى ٰۤ سَعَو ۚ ْمُکـَّل ٌرْيَخ َوُهَّو

: ةرقبلا( َنْوُمَلْعَت َلَ ْمُتـْنَاَو ُمَلْعَي

612

)

(7)

vi

PERSEMBAHAN

Puji Syukur kehadirat Allah Swt. Atas limpahan rahmat serta karuniaNya, Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Kedua orangtua ku tersayang, Bapak Rozi dan Ibu Jumiati yang selalu membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih sayang, dan motivasi dalam kehidupanku.

2. Adikku tercinta, Dedy Setiadi yang selalu memberikan semangat, motivasi dan doa kepada penulis.

3. Ibu H. Siti Rukhayati, M.Ag yang dengan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.

4. Ibu Hj. Siti Isnainiyati, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah beserta seluruh keluarga besar RA Al Hikmah Ungaran yang berkenan membantu penulis dalam melakukan penelitian.

5. Sahabatku Yulis Meika Rusmaningsih, Novita Astuti Wulandari, Faqihatun Fadilah, dan Juharin Insiyah yang telah memberikan dorongan, semangat yang tiada henti kepada penulis.

6. Teman-teman ku Suryani Indrawati, Lisna Lulu‟ Annikmah, Fera Rizkiana Amalia, Dwi Aprilia Hasanah, yang telah memberikan support.

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim

Puji syukur alhamdulillah robbil’alamin, penulis panjatkan kepada Allah SWT yang selalu memberikan nikmat, kaunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Peningkatan Kemampuan Kognitif Mewarnai Melalui Metode Bermain Warna pada Anak Kelompok A4 RA Al Hikmah Ungaran Tahun Pelajaran 2017/2018.

Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya umat manusia yang dapat mereformasikan umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama islam.

Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga;

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga;

3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Ketua Jurusan PIAUD IAIN Salatiga; 4. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang telah

(9)

viii

berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.

6. Semua anggota keluarga Bapak, Ibu dan adik tercinta beserta segenap keluarga besar yang selalu mendoakan dan memberikan motifasi.

7. Teman-teman KKN posko 134 Dusun Panimbo Desa Panimbo Kabupaten Grobogan tahun 2018, yang telah memberika semangat.

8. Teman-teman seperjuangan keluarga besar PIAUD angkatan 2014 yang tak pernah berhenti mendukung dan mendoakan supaya skripsi ini cepat terselesaikan.

Penulis sepenuhnya sadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya. Amiin.

Salatiga, 13 Agustus 2018 Penulis,

Dian Arum Setiyawati

(10)

ix ABSTRAK

Setiyawati, Dian Arum. 2018. Peningkatan Kemampuan Kognitif Mewarnai Melalui Metode Bermain Warna Pada Anak Kelompok A4 RA Al Hikmah Ungaran Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Siti Rukhayati, M.Ag.

Kata Kunci : kemampuan kognitif dan metode bermain warna

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan metode bermain warna dapat meningkatkan kemampuan kognitif mewarnai pada anak kelompok A4 RA Al Hikmah Ungaran. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas kolaboratif. Subjek dalam penelitian ini adalah anak dengan usia 4 - 5 tahun yang tergabung dalam Kelompok A4 dan berjumlah 23 anak. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah observasi, dokumentasi dan lembar kerja anak. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan kognitif anak dalam bermain warna di RA Al Hikmah sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas sebesar 33%. Setelah dilakukan tindakan yang disepakati yaitu melalui metode bermain warna diperoleh hasil Siklus I sebesar 54% dan Siklus II meningkat menjadi 90%. Selisih peningkatan nilai pada Pra Siklus ke Siklus I adalah 21% dan selisih Siklus I ke Siklus II adalah 36%. Hasil penelitian ini sudah memenuhi indikator pencapaian sebesar 85% yang telah ditetapkan sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui metode bermain warna anak dapat meningkatkan kemampuan kognitif mewarnai dan mengalami peningkatan.

(11)

x DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

MOTTO ... v

E.Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 8

F.Metode Penelitian ... 8

1.Rancangan Penelitian ... 8

2.Subjek Penelitian ... 10

3.Langkah-langkah Penelitian ... 10

4.Instrumen Penelitian ... 12

(12)

xi

6.Analisis Data ... 14

G.Sistematika Penulisan ... 17

BAB II LANDASAN TEORI ... 19

A.Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini ... 19

1.Pengertian Kemampuan Kognitif ... 19

2.Tahap Perkembangan Kognitif ... 23

3.Urgensi Perkembangan Kognitif ... 25

4.Teori Dasar Perkembangan Kognitif ... 26

5.Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif ... 28

6.Makna Perkembangan Kognitif Bagi Kehidupan Anak ... 30

B.Kajian Materi Penelitian ... 30

1.Pengertian Metode Bermain ... 30

2.Fungsi Metode Bermain ... 33

3.Bermain Warna ... 36

4.Langkah-Langkah Bermain Warna pada Anak Usia Dini ... 42

5.Manfaat Bermain Warna ... 44

C.Kajian Pustaka ... 45

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ... 52

A.Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 52

1.Sejarah Berdirinya Sekolah RA Al Hikmah Ungaran ... 52

2.Profil Sekolah RA Al Hikmah Ungaran ... 52

3.Letak Geografis RA Al Hikmah Ungaran ... 53

(13)

xii

5.Sarana dan Prasarana Sekolah RA Al Hikmah Ungaran ... 54

6.Keadaan Siswa dan Guru RA Al Hikmah Ungaran ... 55

7.Struktur Organisasi RA Al Hikmah Ungaran ... 58

B.Deskripsi Hasil Penelitian ... 62

1.Hasil Penelitian Pra Siklus ... 62

2.Hasil Penelitian Pelaksanaan Siklus I ... 63

3.Hasil Penelitian Pelaksanaan Siklus II ... 70

BAB IV ANALISIS DATA ... 76

A.Deskripsi Per Siklus ... 76

1.Ketentuan Penilaian dan Pengolahan Data ... 76

2.Data Hasil Pengamatan Pra Siklus ... 78

3.Data Hasil Pengamatan Siklus I ... 80

4.Data Hasil Pengamatan Siklus II ... 82

B.Pembahasan Hasil Pencapaian Per Siklus ... 84

1.Pembahasan Pra Siklus ... 84

2.Pembahasan Siklus I ... 86

3.Pembahasan Siklus II ... 87

BAB V PENUTUP ... 90

A.Kesimpulan ... 90

B.Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak ... 15

Tabel 2.1 Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak ... 39

Tabel 3.1 Data Ruang Guru RA Al Hikmah Ungaran ... 55

Tabel 3.2 Daftar Nama Siswa Kelas A4 ... 56

Tabel 3.3 Daftar Nama Guru RA Al Hikmah Ungaran ... 57

Tabel 4.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak ... 76

Tabel 4.2 Indikator yang Diamati Tiap Siklus ... 77

Tabel 4.3 Hasil Penelitian Pra Siklus ... 78

Tabel 4.4 Hasil Penelitian Siklus I ... 80

Tabel 4.5 Hasil Penilaian Siklus II ... 82

Tabel 4.6 Pembahasan Hasil Pencapaian Pra Siklus dengan Indikator Keberhasilan ………..……….. 85

Tabel 4.7 Pembahasan Hasil Pencapaian Siklus I dengan Indikator Keberhasilan ……… 86

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Kegiatan Harian Siklus I ... 1

Lampiran 2 Rencana Kegiatan Harian Siklus II ... 5

Lampiran 3 Lembar Penilaian Pra Siklus ... 9

Lampiran 4 Lembar Penilaian Siklus I ... 11

Lampiran 5 Lembar Penilaian Siklus II ... 13

Lampiran 6 Dokumentasi ... 15

Lampiran 7 Lembar Observasi guru ... 20

Lampiran 10 Lembar Kerja Anak ... 24

Lampiran 8 Surat Pembimbing Skripsi ... 27

Lampiran 9 Lembar Konsultasi Skripsi ... 28

Lampiran 10 Surat Permohonan Penelitian ... 29

Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian ... 30

Lampiran 12 Nilai SKK Mahasiswa ... 31

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang khas, dikatakan memiliki karakteristik yang khas dikarenakan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki sikap egosentris, suka berfantasi dengan hal-hal baru. Anak dalam masa ini tergolong berada dalam masa peka, masa tumbuh dan berkembangnya anak. Berdasarkan

pendapat dari Jamaris (dalam Sujiono, 2009:54) ”perkembangan

merupakan suatu proses yang bersifat kumulatif, artinya perkembangan terdahulu akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya. Oleh sebab itu, apabila terjadi hambatan pada perkembangan terdahulu maka

perkembangan selanjutnya cenderung akan mendapat hambatan”. Sejalan dengan Montessori (dalam Sujiono, 2009:54) menyatakan bahwa ”masa

ini merupakan periode sensitif (sensitive periods), selama masa inilah anak secara khusus mudah menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya”. Pada masa ini anak siap melakukan berbagai kegiatan dalam rangka memahami dan menguasai lingkungannya.

Usia keemasan merupakan masa anak mulai peka untuk menerima berbagai stimulus dan berbagai upaya pendidikan dari lingkungannya baik disengaja maupun tidak disengaja. Hainstok (dalam Sujiono, 2009:54),

(18)

2

sehingga anak siap merespon dan mewujudkan semua tugas-tugas perkembangan yang diharapkan muncul pada pola prilaku sehari-hari”. Menurut pendapat diatas bisa dikatakan bahwa saat anak tumbuh dan berkembang ini merupakan kesempatan bagi orang tua maupun pendidik untuk memberikan stimulus-stimulus menggali setiap potensi anak atau memberikan kesempatan bagi anak untuk bereksplorasi menggali pengetahuan yang baru.

Kognitif merupakan hal utama yang berperan penting untuk dapat

melakukan berbagai hal. Menurut Sujiono, dkk (2004:1.3) “kognitif adalah

suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan,

menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa”. Menurut

para ahli bahwa kognitif merupakan kemampuan berpikir yang abstrak terhadap suatu hal atau peristiwa yang terjadi di lingkungannya. Jika adanya hambatan pada aspek kognitifnya tentu sangatlah menganggu perkembangan aspek-aspek lainnya. Dilihat dari kenyataan di lapangan masih terdapat masalah yang terjadi terkait dengan kemampuan kognitif anak salah satunya kemampuan kognitif.

(19)

3

berbagai usaha pengembangan kognitif anak. Sedangkan Bruner (1972 dalam Jamaris, 2006:115) mengemukakan bahwa, bermain mendorong anak melakukan berbagai kegiatan dalam memecahkan berbagai masalah melalui penemuan. Dengan demikian bermain memperkuat kemampuan dan keterampilan anak dalam memecahkan masalah (Sylvia, Bruner dan Genova, 1972 dalam Jamaris, 2006:115)

Bermain warna juga berkaitan erat dengan kemampuan imajinasi dan kreativitas anak dalam mengkreasikan warna yang satu dengan warna yang lain sehingga menghasilkan warna baru. Melalui metode bermain warna ini anak dapat menemukan sesuatu berdasarkan pengalamannya.

(20)

4

dibutuhkan. Dalam hal ini media memiliki dua sisi yang sama pentingnya sebagai alat peraga bagi guru untuk mempermudah menyampaikan materi kepada anak didik serta mempermudah anak didik melihat langsung dan memahami materi yang disampaikan.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru kelas kelompok A4 di RA Al Hikmah Ungaran, bahwa hambatan yang sering ditemui dalam kegiatan pembelajaran mengkreasikan warna yang menyangkut tentang kemampuan kognitif belum tercapai sepenuhnya. Walaupun kegiatan tersebut sudah berlangsung sesuai penjelasan dari guru namun terdapat beberapa anak yang mengalami kendala, masih adanya anak yang kurang kreatif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga anak masih belum berkembang. Dilihat dari jumlah anak 23 masih terdapat anak yang belum berkembang karena dilihat dari lembar kerja anak yang telah diselesaikan masih adanya hasil yang kurang rapi dan belum memenuhi hasil yang memuaskan. Disamping itu sulitnya menerapkan metode yang tepat untuk kegiatan mengkreasikan warna agar memperoleh hasil memuaskan bagi anak didik.

(21)

5

ilmu, tertuang dalam Firman Allah SWT

:

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan : “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang–orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat . Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan“ (Al Mujadalah :11).

Penerapan metode bermain warna diharapkan agar anak didik mampu memahami tentang warna dan akhirnya mampu mengkreasikan warna serta anak dapat memecahkan masalah dengan solusi yang tepat. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka timbullah masalah yang mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK)

dengan judul “PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF

MEWARNAI MELALUI METODE BERMAIN WARNA PADA

ANAK KELOMPOK A4 RA AL HIKMAH UNGARAN TAHUN

PELAJARAN 2017/2018”.

B. Rumusan Masalah

(22)

6

Apakah dengan metode bermain warna dapat meningkatkan kemampuan kognitif mewarnai pada anak kelompok A4 RA Al Hikmah Ungaran Tahun Pelajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini, yaitu :

Untuk mengetahui peningkatan metode bermain dapat meningkatkan kemampuan kognitif mewarnai pada anak kelompok A4 RA Al Hikmah Ungaran Tahun Pelajaran 2017/2018.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat teoritis yang dapat disampaikan penulis yaitu :

a. Memberi masukan bagi guru agar dapat meningkatkan pembelajaran yang kreatif dan inovatif, dan sebagai sarana peningkatan profesional guru.

b. Sebagai bahan informasi kepada lembaga lain tentang pentingnya peningkatan kemampuan kognitif mewarnai melalui metode bermain warna pada anak usia dini.

(23)

7

d. Proses belajar dan hasil kegiatan membentuk guru yang lebih kreatif dalam merancang dan mengelola kegiatan yang menyenangkan untuk anak didik.

2. Manfaat praktis yang dapat disampaikan oleh penulis yaitu : a. Bagi orang tua

Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan orang tua anak didik dapat meningkatkan kemampuan anak dalam aspek kognitif agar anak dapat memecahkan masalahnya sendiri.

b. Bagi guru

Dengan penelitian ini guru dapat meningkatkan imajinasi anak dalam mengkreasikan warna dan memecahkan suatu masalah yang dihadapi oleh anak didiknya.

c. Bagi anak didik

Diharapkan dengan penelitian ini anak menjadi terbiasa dan dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.

d. Bagi sekolah

(24)

8

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

Hipotesis tindakan adalah suatu perkiraan tentang tindakan yang diduga dapat mengatasi permasalahan. Hipotesis penelitian merupakan anggapan sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian Bambang Dwiloka (2012:29). Adapun hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah : “Metode bermain warna dapat meningkatkan kemampuan kognitif mewarnai pada anak kelompok A4 RA Al Hikmah Ungaran Tahun Pelajaran 2017/2018”. Indikator keberhasilan tindakan harus mencapai 85% atau anak dapat dikatakan Berkembang Sesuai Harapan dengan nilai bintang 3 dari nilai ketuntasan belajar yang ditentukan sekolah.

F. Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penelitian mengunakan metode penelitian Kualitatif. Menurut Tohirin (dalam Naila Hayati 2012: 3) Penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah serta memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

1. Rancangan Penelitian

(25)

9

bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Jadi penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada, meningkatkan kualitas proses belajar mengajar guru sehingga mampu menghasilkan anak didik yang berprestasi.

Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas adalah karena peneliti ikut terlibat langsung dalam penelitian. Dalam penelitian ini, kelas yang berisi anak didik dijadikan objek penelitian, maka siswa yang berada di kelas tersebut adalah sebagai populasi yang diteliti.

Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan adalah jenis penelitian kolaboratif, dimana peneliti bertindak sebagai observer. Proses belajar mengajar tetap dilakukan oleh guru pengampu kelas dan siswa. Hal ini bertujuan agar proses belajar mengajar berjalan secara damai, sehingga nilai dan data yang diperoleh valid.

(26)

10

Gambar 1.1. Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart Sumber : Yanto (2013:42)

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah anak didik pada kelompok A4 di RA Al Hikmah Ungaran tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 23 anak, yaitu laki-laki 12 dan perempuan 11 anak. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan bulan Mei 2018 pada semester genap tahun 2018.

3. Langkah-langkah Penelitian

(27)

11

a. Tahap Rencana

Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan untuk merancang kegiatan pembelajaran Bermain Warna, kegitana ini meliputi :

1) Mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan cara observasi dan wawancara di sekolahan.

2) Membuat RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian) dengan penerapan metode bermain melalui kegiatan pencampuran warna.

3) Menyiapkan media dan bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran.

4) Menyiapkan lembar kerja anak dan lembar penilaian hasil karya anak.

5) Membuat stimulasi perbaikan. b. Tahap Tindakan

(28)

12

terdiri dari tiga kegiatan, yaitu: Kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

c. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini peneliti melakukan observasi segala aktivitas anak dalam proses pembelajaran kemudian dianalisis menjadi umpan balik dan disesuaikan dengan beberapa indikator-indikator yang telah ditentukan penulis secara terlampir.

d. Tahap Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi. Dalam kegiatan refleksi ini, data yang diperoleh dari proses pengamatan kemudian dikumpulkan dan dianalisis untuk mengetahui apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan berhasil atau gagal. Dari hasil analisis tersebut dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk mengkaji kekurangan yang muncul dalam pelaksanaan siklus I dan dilakukan perbaikan pada siklus II.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas adalah:

(29)

13

bersama-sama mengikuti perintah guru dalam mengkreasikan warna. Sedangkan Lembar Observasi Guru, yaitu lembar yang digunakan untuk mengamati guru saat melakukan proses pembelajaran dikelas secara langsung, yaitu saat guru membuka dan menutup pembelajaran, penguasaan materi pembelajaran serta penggunaan metode yang tepat yaitu bermain warna.

b. Lembar Kerja Anak atau Tes, yaitu lembar atau tugas yang disiapkan penulis untuk pembelajaran anak.

c. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang berupa foto, peneliti membutuhkan dokumentasi meliputi:

1) Foto kegiatan pembelajaran.

2) Data siswa, guru dan profil sekolah.

5. Pengumpulan Data

Ada sejumlah metode pengumpulan data yang dapat digunakan, akan tetapi tidak semua metode cocok untuk semua jenis data. Oleh karena itu, peneliti harus memilih metode yang tepat. Adapun metode yang digunakan peneliti antara lain yaitu:

a. Metode Observasi

(30)

14

observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja anak didik dalam situasi alami. Dalam hal ini peneliti mengamati proses peningkatan kemampuan kognitif anak selama pembelajaran berlangsung.

b. Metode Dokumentasi

Cara lain memperoleh data dari penelitian adalah menggunakan teknik dokumentasi. Pada teknik ini, dimungkinkan peneliti memperoleh informasi dari berbagai macam sumber tertulis, dimana anak didik melakukan kegiatan sehari-harinya. Strategi ini menurut Sukardi (2009:81) untuk mendapatkan gambaran umum sekolah, keadaan guru, keadaan sarana prasarana dan keadaan siswa.

c. Metode Tes

Untuk mengukur peningkatan kemampuan kognitif mewarnai sebelum diterapkan bermain warna dan setelah mendapatkan tindakan.

6. Analisis Data

(31)

15

menggunakan statistik sederhana untuk membantu mengungkapkan data sebagai upaya memperoleh data dan informasi secara lengkap.

Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak

Simbol Bintang Skor/

Nilai

Kategori Kriteria/Ketentuan

1 Belum Muncul (BM) Jika anak mencoba, kurang

tepat atau anak tidak mau

mencoba.

2 Mulai Muncul (MM) Jika anak bisa dengan

bantuan meniru teman

3 Berkembang Sesuai

Harapan (BSH)

Jika anak bisa dengan

bantuan awalan

4 Berkembang Sangat

Baik (BSB)

Jika anak bisa tanpa

bantuan

Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran maupun dari hasil tindakan yang telah dilakukan. Analisi data observasi terhadap guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran digunakan untuk melakukan refleksi, agar peneliti dapat menentukan tindakan yang dapat diambil pada siklus berikutnya. Analisi data terhadap anak dilakukan beberapa tahap seperti Mulyasa (2009 :101) yaitu:

(32)

16

2) Menghitung persentase peningkatan kosaka anak. Persentase pencapaian kemampuan rumusnya, yaitu:

Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butiramatan

Persentase Pencapaian Anak =Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 % Jumlah skor maksimum

Persentase Keberhasilan Kelas= Total persentase pencapaian kelas x 100% Jumlah siswa

3) Membuat tabulasi skor observasi pengamatan kemampuan kognitif mewarnai melalui metode bermain warna yang terdiri dari nama anak, persentase pencapaian yang diperoleh dari perhitungan persentase peningkatan kemampuan kognitif mewarnai pada masing-masing anak. Persentase keberhasilan diperoleh dari persentase standar ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh pihak sekolah, yaitu standar keberhasilan hasil belajar tiap anak sebesar 85% dan status pencapaian.

4) Status Pencapaian diperoleh dari perbandingan antara skor persentase pencapaian dengan persentase keberhasilan (85%). Jika hasil persentase pencapaian < (kurang dari) persentase

keberhasilan maka status pencapaian yaitu “BB” artinya belum

(33)

17

sama dengan) persentase keberhasilan maka status pencapaian yaitu “Berkembang” artinya sudah berkembang.

5) Penelitian pada setiap Siklus akan berhasil bila anak sudah mencapai persentase yang telah ditentukan.

G. Sistematika Penulisan

Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca untuk mengikuti uraian penyajian data skripsi ini, penulis akan memaparkan sistematka skripsi secara garis besar menjadi beberapa bagian :

Bagian awal yang terdiri dari halaman sampul, halaman judul, lembar berlogo, persetujuan pembimbing, pernyataan keaslian tulisan, pengesahan kelulusan, moto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

BAB I : Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori, dibagi menjadi 2 yaitu Kajian Teori dan Kajian Pustaka. Kajian Teori berisi tentang perkembangan kognitif anak usia dini, pengertian metode bermain warna, dan langkah-langkah bermain warna. Sedangkan kajian pustaka berisi penelitian yang sudah ada.

(34)

18

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi deskripsi per siklus dan pembahasan.

(35)

19 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Perkembangan kognitif menunjukkan perkembangan dari cara anak berpikir. Kemampuan anak untuk mengkoordinasikan berbagai cara berpikir untuk menyelesaikan berbagai masalah dapat dipergunakan sebagai tolak ukur pertumbuhan kecerdasan. Perkembangan kognitif sendiri mengacu kepada kemampuan yang dimiliki seorang anak untuk memahami sesuatu (Maslihah, 2005). Perkembangan kognitif juga merupakan salah satu dari 6 aspek perkembangan pada anak usia dini. Maka dari itu perkembangan kognitif juga harus di lihat dan diperhatikan karena perkembangan ini awal dari kemampuan anak untuk berfikir.

1. Pengertian Kemampuan Kognitif

(36)

20

terhadap objek-objek yang ada disekitarnya merupakan proses interaksi untuk mengembangkan aspek kognitif.

Sedangkan menurut Chaplin (dalam Sugianto, 2013:4) Kemampuan kognitif adalah suatu proses berfikir, daya menghubungkan, kemampuan menilai, dan mempertimbangkan. Dapat disimpulkan bahwa kognitif adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam memecahkan suatu masalah melalui proses berfikir, menghubungkan, menilai, serta mempertimbangkan dalam menyesuaikan diri untuk mencapai tujuan. yang diperoleh. Dengan demikian maka kemampuan kognitif adalah kemampuan yang diperoleh anak melalui dirinya sendiri dengan terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran. Untuk itu pendidik perlu mengatur kegiatan pembelajaran yang berpusat pada anak dalam mengembangkan dan memproses kemampuan berpikir yang spesifik agar anak dapat memecahkan suatu masalah melalui proses berfikir.

(37)

21

Artinya: “ ( apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu - waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang - orang yang mengetahui dengan orang - orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Q.S. Az -

zumar: 9)”

Berdasarkan ayat di atas dapat diketahui tentang keutamaan ilmu dan betapa mulianya beramal berdasarkan ilmu. Dan tidak sama antara orang yang berilmu dengan yang tidak berilmu. Orang yang berilmu derajatnya lebih tinggi.Yang perlu digaris bawahi bahwa ilmu pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan yang bermanfaat, yang menjadikan seseorang mengetahui hakikat sesuatu lalu menyesuaikan diri dan amalnya dengan pengetahuannya itu. Ilmu pengetahuan didapat dengan cara belajar. Oleh karena itu melalui surah Az - Zumar ini, Allah mewajibkan umat - Nya untuk belajar.

(38)

22

membangun yaitu ketika ia mengorganisasi informasi dalam otaknya dalam pola yang dapat diprediksi sejak usia sangat dini.

Selanjutnya dikatakan Beaty dalam Aisyah (2008:5.33) mengemukakan bahwa ada 5 program pengembangan kognitif pada anak usia dini, yakni :

1) Bentuk

Bentuk adalah salah satu konsep dari konsep paling awal yang harus dikuasai. Anak dapat membedakan benda berdasarkan bentuk lebih dulu sebelum berdasarkan ciri-ciri lainnya.

2) Warna

Konsep warna paling baik dikembangkan dengan cara memperkenalkan warna satu-persatu kepada anak dan menawarkan beragam permainan dan kegiatan menarik yang berhubungan dengan warna.

3) Ukuran

Ukuran adalah salah satu yang diperhatikan anak secara khusus. Sering kali hubungan ukuran ini diajarkan dalam konteks kebalikan, seperti besar dan kecil, panjang dan pendek, dan sebagainya.

4) Pengelompokan

(39)

23

warna, ukuran atau bentuk, kita dapat mengatakan anak sedang belajar mengelompokkan.

5) Pengurutan

Pengurutan adalah kemampuan meletakkan benda dalm urutan menurut urutan tertentu.

Dari beberapa program tersebut, maka pengembangan konsep akan muncul secara sistematis melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh anak. Jika anak diberi kesempatan untuk melakukan berbagai kegiatan, maka akan mempermudah anak dalam memahami konsep yang dipelajarinya.

2. Tahap Perkembangan Kognitif

Piaget dalam Sujiono (2007:155) mengemukakan bahwa terdapat empat fase perkembangan kognitif. Ada empat tahap perkembangan yaitu:

1) Tahap Sensorimotor

(40)

24

2) Tahap Praoperasional

Tahap praoperasional berada pada rentang usia 2 hingga 6-7 tahun (pada saat anak mulai berbicara). Pada tahap ini merupakan masa permulaan anak untuk membangun kemampuannya dalam menyusun pikirannya. Oleh karena itu, cara berfikir anak belum stabil dan belum terorganisir dengan baik. Dalam tahapan ini anak mampu menggunakan kata-kata yang benar dan mengekspresikan kalimat-kaliamat pendek secara efektif (Hamzah, 2009:5).

3) Tahap Operasional Konkret

Tahap Operasional Konkret yaitu Anak sudah punya kemampuan berpikir secara logis dengan syarat objek yang menjadi sumber berpikir tersebut hadir secara kongkret. Anak dapat mengklasifikasikan objek, mengurutkan benda sesuai dengan tata urutnya, memahami cara pandang orang lain dan berpikir secara deduktif.

4) Tahap Operasional Formal

Tahap Operasional Formal yaitu anak dapat berpikir secara abstrak seperti kemampuan mengemukakan ide-ide, memprediksi kejadian yang akan terjadi, melakukan proses berpikir ilmiah yaitu mengemukakan hipotesis dan menentukan cara untuk membuktikan kebenaran hipotesis tersebut.

(41)

25

praoperasional. Pada tahap ini aktivitas berfikirnya belum mempunyai system yang terorganisasi tetapi anak mulai bias memahami realitas di lingkungannya.

3. Urgensi Perkembangan Kognitif

Pada dasarnya peningkatan kogntif dimaksudkan agar anak mampu melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca indranya. Adapun proses kognitif meliput berbagai aspek, seperti presepsi, ingatan, pikiran, simbol, penalaran dan pemecahan masalah. Sehubungan dengan hal ini pieget dalam Ahmad Susanto (2011:48) berpendapat, bahwa pentingnya guru mengembangkan kognitif pada anak, adalah

1. Agar anak mampu mengembangkan daya presepsinya berdasarkan apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan, sehingga anak akan memiliki pemahaman yang utuh dan komprehensif

2. Agar anak mampu melath ingatannya terhadap semua peristiwa dan kejadian yang pernah dialaminya

3. Agar anak mampu mengembangkan pemikiran-pemikirannya dalam rangka menghubungkan sutu peristiwa dengan peristiwa lainnya

(42)

26

5. Agar anak mampu melakukan penalaran-penalaran, baik yang terjadi secara alamiah (spontan), maupun melalui proses ilmiah (percobaan)

6. Agar anak mampu memecahkan persoalan hidup yang dihadapinya, sehingga pada akhirnya anak akan menjadi individu yang mampu menolong dirinya sendiri.

Dengan demikian, melalui peningkatan kognitif, fungsi pikir dapat digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi suatu situasi untuk memecahkan masalah.

4. Teori Dasar Perkembangan Kognitif

Alfred Bined dalam Ahmad Susanto (2011:51-56), mengemukakan potensi kognitif seseorang tercermin dalam kemampuannya menyelesaikan tugas-tugas yang menyangkut pemahaman dan penalaran. Perwujudan potensi kognitif manusia harus dimengerti sebaga suatu aktifitas atau perilaku kognitif yang pokok, terutama pemahaman penilaian dan pemahaman baik yang menyangkut kemampuan berbahasa maupun yang menyangkut kemampuan motorik. Menurut Alred Bined, terdapat tiga aspek kemampuan dalam intelegensi yaitu :

(43)

27

2. Adaptasi : kemampuan mengadakan adaptasi atau penyesuaian terhadap masalah yang dihadapinya atau fleksibel dalam mengahadapi masalah.

3. Bersikap kritis : kemampuan untuk mengadakan kritik, baik terhadap masalah yang dihadapi, maupun terhadap dirinya sendiri.

Menurut Williams, kognitif adalah bagaimana cara individu bertingkah laku, cara individu bertindak, yaitu cepat lambatnya individu didalam memcahkan suatu masalah yang dihadapinya. Gambaran yang dberikan Williams tentang ciri-ciri perilaku kognitif adalah :

1. Berpikir lancar, yaitu menghasilkan banyak gagasan atau jawaban yang relevan dan arus pemikiran lancar.

2. Berpikir luwes yatu menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam, mampu mengubah cara atau pendekatan dan arah pemikiran yang berbeda-beda.

3. Berpikir orisinal yaitu memberikan jawaban yang tidak lazim atau lain dari yang lain yang jarang diberikan kebanyakan orang lain. 4. Berpikir terpernci yaitu mengembangkan, menambah, memperkaya

(44)

28

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif Anak

Usia Dini

Banyak fator yang dapat memengaruhi perkembangan kognitif, namun sedikitnya faktor yang memengaruhi perkembnagan kognitif dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Faktor keturunan

Filsafat Schopenhauer, berpendapat bahwa manusia lahir sudah membawa potensi-potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Taraf intelegensi sudah ditentukan sejak anak dilahirkan, sejak faktor lingkungan tak berarti pengaruhnya.

2) Faktor Lingkungan

Jhon Locke, berpendapat bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih yang masih bersih belum ada tulisan atau noda sedikit pun. Sehingga perkembangan taraf inteligensi

sangatlah ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya dari lingkungan hidupnya.

3) Faktor Kematangan

(45)

29

4) Faktor Pembentukan

Pembentukan yaitu segala keadaan diluar diri seseorang yang memengaruhi perkembangan inteligensi. Pembentukan dapat dibedakan menjadi pembentukan sengaja (sekolah formal) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar). Sehingga manusia berbuat intelegensi untuk mempertahankan hidup ataupun dalam bentuk penyesuaian diri.

5) Faktor Minat dan Bakat

Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik lagi. Adapun bakat diartikan sebagagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Bakat mempengaruhi tingkat kecerdasan, yang berarti bahwa seseorang memiliki bakat tertentu, akan semakin mudah dan cepat mempelajari hal tersebut.

6) Faktor Kebebasan

Kebebasan yaitu keleluasaan manusia untuk berfikir divergen

(menyebar) yang berarti bahwa manusia dapat memilih metode-metode tertentu dalam memcahkan masalah-masalah, juga bebasa dalam memilih masalah sesuai kebutuhannya.

(46)

30

6. Makna Perkembangan Kognitif bagi Kehidupan Anak

Melalui kemampuan inteligensi yang dimiliki oleh seorang anak. William Strn menggunakan batas sebagai berikut, bahwa inteligensi adalah kesungguhan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berpikir yang sesuai dengan tujuannya.

M. Solehuddin (dalam jurnal ilmu pendidikan, pedagogi, Vol. 1, April 2003) menyebutkan bahwa, dalam aspek kognisi atau kemampuan berpikir, pada masa usia dini (0-6) terjadi perubahan yang dramatis. Perkembangan yang terjadi bukan hanya secar kuantitatif, tetapi juga kualitatif. Inteliginsi memang memainkan peran penting dalam kehidupan seseorang, tetapi inteligensi bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan sukses tidaknya kehidupan seseorang.

B. Pengertian Metode Bermain Warna

1. Pengertian Metode Bermain

Bermain merupakan kegiatan yang memberikan kepuasan bagi diri sendiri. Melalui bermain anak memperoleh pembatasan dan memahami kehidupan. Bermain merupakan kegiatan yang memberikan kesenangan dan dilaksanakan untuk kegiatan itu sendiri, yang lebih ditekankan pada caranya dari pada hasil yang diperoleh dari kegiatan itu ( Dworetsky, 1990 dalam Moelichotoen, 2004).

(47)

31

berbagai pengetahuan dan keterampilan kognitif yang baru dikuasai sehingga dapat berfungsi secara efektif. Melalui kegiatan bermain, semua proses mental yang baru dikuasai dapat diinternalisasi oleh anak. Selanjutnya Bruner (1972 dalam Jamaris, 2006:115) mengemukakan bahwa, bermain mendorong anak melakukan berbagai kegiatan dalam memecahkan berbagai masalah melalui penemuan. Dengan demikian bermain memperkuat kemampuan dan keterampilan anak dalam memecahkan masalah (Sylvia, Bruner dan Genova, 1972 dalam Jamaris, 2006:115)

Kegiatan bermain dilaksanakan tidak serius dan fleksibel. Menurut Dearden (Hetherington & Parke, 1979) bermain merupakan kegiatan yang nonserius dan segalanya ada dalam kegiatan itu sendiri yang dapat memberikan kepuasan bagi anak. Sedangkan menurut Hildebrand (1986) bermain berarti berlatih, mengeksploitasi, merekayasa, mengulang latihan apa pun yang dapat dilakukan untuk mentransformasikan secara imajinasi hal-hal yang sama dengan dunia orang dewasa.

(48)

32

mempunyai makna penting bagi perkembangan anak. Frank dan Theresa caplan (Hildebrand, 1986 dalam Isjoni, 2009) mengemukakan ada enam belas nilai bermain bagi anak yakni:

a. Bermain membantu pertumbuhan anak

b. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela c. Bermain memberi kebebasan anak untuk bertindak

d. Bermain memberikan dunia khayal yang dapat dikuasai e. Bermain merupakan unsur berpetualang di dalamnya f.Bermain meletakkan dasar pengembangan bahasa

g. Bermain mempunyai pengaruh yang unik dalam hubungan antar pribadi

h. Bermain memberi kesempatan untuk menguasai diri secara fisik i.Bermain memperluas minat dan pemusatan perhatian

j.Bermain merupakan cara anak untuk menyelidiki sesuatu

k. Bermain merupakan cara anak mempelajari peran orang dewasa l.Bermain merupakan cara dinamis untuk belajar

m. Bermain menjernihkan pertimbangan anak n. Bermain dapat distruktur secara dinamis

(49)

33

jawaban yang berbeda. Dengan bermain kita juga dapat meningkatkan kemampuan berinteraksi anak dengan teman sebayanya.

Pemanfaatan metode bermain dalam pelaksanaan program kegiatan sangat menunjang imajinasi anak agar dapat berkembang dengan baik serta dapat memberi kesempatan anak untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Sebagai contoh ketika anak bermain air, ajak anak berpikir tentang manfaat dan bahayanya dan beri kesempatan untuk mengemukakan apa pendapatnya atau apa yang dilihatnya. Dengan bermain bersama temannya akan memperoleh kesempatan bagi anak untuk memilih kegiatan yang disukainya dan anak dapat memperoleh pengalaman yang menyenangkan bersama temannya.

2. Fungsi Metode Bermain

Dilihat dari pengertian bermain, bermain merupakan tuntutan dan kebutuhan bagi perkembangan anak. Menurut Hartley Frank dan Goldenson (Gordon & Browne, 1985:268) ada 8 fungsi bermain bagi anak, yaitu:

a. Menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Contohnya dokter mengobati orang sakit.

(50)

34

c. Untuk mencerminkan hubungan di dalam keluarga dan pengalaman hidup yang nyata. Seperti ibu memandikan adik, kakak mengerjakan tugas sekolah.

d. Untuk menyalurkan perasaan yang kuat. Misalnya memukul-mukul kaleng, menepuk-nepuk air.

e. Untuk melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima. Seperti berperan sebagai pencuri.

f. Untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan seperti gosok gigi, sarapan pagi.

g. Mencerminkan pertumbuhan. Misalnya semakin bertambah tinggi tubuhnya.

h. Untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian masalah seperti menghias ruangan, membereskan mainan dll

Sedangkan menurut Herherington & Parke (1979), “bermain juga berfungsi untuk mempermudah perkembangan kognitif anak. Dengan bermain akan memungkinkan anak meneliti lingkungannya, mempelajari segala sesuatu, dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Selain itu fungsi bermain juga terdapat beberapa macam, yaitu:

(51)

35

b. Menghayati berbagai pengalaman yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari. Bermain sebagai sarana untuk menghayati kehidupan sehari-hari ini berguna untuk menumbuhkan kebiasaan pada anak, selain itu juga dapat mengenalkan anak berbagai macam profesi. c. Mengantisipasi peran yang akan dijalani di masa yang akan

datang.Meskipun anak berpura-pura memerankan seorang guru, dokter, ayah dll, namun sebenarnya kegiatan tersebut merupakan upaya untuk mempersiapkan anak melaksanakan peran tersebut kelak.

d. Menyempurnakan keterampilan-keterampilan yang dipelajari. Usia dini merupakan usia tumbuh, anak akan selalu bergerak sesuai keinginan mereka. Bukan hanya keterampilan gerak yang dimantapkan, namun juga interaksi sosial.

e. Menyempurnakan keterampilan memecahkan masalah.Anak dapat menggunakan kegiatan bermain sebagai sarana untuk memecahkan persoalan intelektualnya. Rasa ingin tahu pada anak akan tersalurkan dengan bermain.

f. Meningkatkan keterampilan berhubungan dengan anak lain.Hal tersebut menuntut anak untuk selalu berkomunikasi dengan anak lain, sehingga dapat meningkatkan keterampilan dalam sikap

(52)

36

3. Bermain Warna

Warna adalah unsur pertama yang terlihat oleh mata dari suatu benda. Depdiknas (2005: 113) warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya. Berbeda dengan Sulasmi Darma Prawira (1989: 4) Warna merupakan unsur keindahan dalam seni, warna termasuk unsur yang nampak dan visual yang dapat membedakan sebuah bentuk dari sekelilingnya. Dengan demikian dari pendapat tersebut warna merupakan kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang memiliki unsur keindahan dari suatu benda yang dapat membedakan. Pengenal warna pada anak merupakan unsur penting yang dapat membantu anak dalam mengenal unsur-unsur keindahan yang berwujud dan dapat dinikmati oleh indra penglihatan sesuai bentuk dari ruang (warna) tersebut.

(53)

37

adanya pantulan dari cahaya yang mengenai benda. Dengan demikian secara umum, warna didefinisikan sebagai unsur cahaya yang dipantulkan oleh sebuah benda dan selanjutnya diintrepetasikan oleh kerja otak ke mata berdasarkan cahaya yang mengenai benda.

Warna tergolong menjadi dua yaitu berasal dari cahaya terang dan berasal dari kegelapan (Sulasmi Darma prawira, 1989: 17). Sedangkan menurut asal kejadian warna dibagi menjadi dua yaitu warna additive dan subtractive. Warna additive adalah warna yang berasal dari cahaya dan disebut spektrum. Warna subtractive sendiri adalah warna yang berasal dari bahan dan disebut pigmen (Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2005: 17-19). Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Newton (Sulasmi Darma Prawira, 1989) yang mengungkapkan bahwa warna adalah fenomena alam berupa cahaya yang mengandung spektrum warna atau warna pelangi dan pigmen. Pigmen sendiri adalah pewarna yang larut dalam cairan pelarut seperti cat air, cat minyak, akrilik, dan sebagainya

(54)

38

a. Warna Primer

Warna primer adalah warna dasar yang tidak berasal dari campuran dari warna lain. Menurut teori warna pigmen dari Brewster, warna primer adalah warna–warna dasar. Warna– warna lain terbentuk dari kombinasi warna–warna primer. Menurut Prang, warna primer tersusun atas warna merah, kuning, dan biru. Akan tetapi, penelitian lebih lanjut menyatakan tiga warna primer yang masih dipakai sampai saat ini, yaitu merah seperti darah, biru seperti langit/laut, dan kuning seperti kuning telur. Ketiga warna tersebut dikenal sebagai warna pigmen primer yang dipakai dalam seni rupa. Secara teknis, warna merah, kuning, dan biru bukan warna pigmen primer.

b. Warna Sekunder

Warna sekunder merupakan hasil campuran dua warna primer dengan proporsi 1:1. Teori Blon membuktikan bahwa campuran warna–warna primer menghasilkan warna–warna sekunder. Warna orange merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning. Warna hijau adalah campuran biru dan kuning. Warna ungu adalah campuran merah dan biru.

(55)

39

merah (M), kuning (K), dan biru (B). Apabila warna dua warna primer masing–masing dicampur, maka akan menghasilkan warna kedua atau warna sekunder. Bila warna primer dicampur dengan warna sekunder akan 9 dihasilkan warna ketiga atau warna tersier. Bila antara warna tersier dicampur lagi dengan warna primer dan sekunder akan dihasilkan warna netral. Rumus teori Munsell dapat digambarkan sebagai berikut:

Warna primer : Merah, Kuning, Biru Warna Sekunder : Merah + Kuning = Orange

Merah + Biru = Ungu Kuning + Biru = Hijau

(56)

40

Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STTPA) dalam PERMENDIKBUD No 137 Tahun 2014 yaitu :

Tabel 2.1 Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak

Lingkup

Perkembangan

Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak

Usia 4-5 tahun

1. Mengenal benda berdasarkan fungsi (pisau untuk memotong, pensil untuk menulis)

2. Menggunakan benda-benda sebagai permainan simbolik (kursi sebagai mobil)

3. Mengenal konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari (gerimis, hujan, gelap, terang, temaram, dsb)

4. Mengetahui konsep banyak dan sedikit

5. Mengkreasikan sesuatu sesuai dengan idenya sendiri yang terkait dengan berbagai pemecahan masalah

6. Mengamati benda dan gejala dengan rasa ingin tahu

7. Mengenal pola kegiatan dan menyadari pentingnya waktu

8. Memahami posisi/kedudukan dalam keluarga, ruang, lingkungan sosial (misal: sebagai peserta didik/anak/teman)

(57)

41

a. Menyesuaikan bentuk dan warna, b. Mengkombinasikan warna,

c. Melihat hubungan antara bentuk, ukuran dan warna, d. Menggores dan menggambar sesuatu sesuai petunjuk guru, e. Mengembangkan kreativitas anak,

f. Mengembangkan kemampuan sensoris,

g. Mengembangkan kemampuan koordinasi mata-tangan,

h. Anak menjadi sangat tertarik dan merasa senang sehingga rasa ingin tahu muncul pada saat pembelajaran pengenalan warna, i. Memberikan variasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga

meningkatkan motivasi belajar anak

Moeslichatoen R. (2004: 9) menyatakan bahwa untuk mengembangkan kognitif anak dapat dipergunakan metode yang mampu menggerakkan anak untuk berpikir, menalar, mampu menarik kesimpulan, dan membuat generalisasi. Berkaitan dengan kemampuan kognitif, diharapkan anak mampu membedakan warna-warna seperti anak dapat menunjuk warna merah dan oranye, anak mampu menyebutkan warna yang diminta atau ditanya guru, dan dalam mengelompokkan anak mampu mengidentifikasi 3 warna sejenis yang diminta oleh guru, ketika anak sudah mampu berarti anak telah merespon apa yang disampaikan guru saat kegiatan bermain warna.

(58)

42

mengembangkan kreativitas, mengembangkan sensori, melatih koordinasi mata dan tangan, menumbuhkan minat belajar, dan meningkatkan motivasi belajar. Dengan mengenalkan macam-macam warna sangat banyak manfaat yang dapat diperoleh,terutama untuk perkembangan kemampuan kognitif anak.

Bermain warna adalah suatu kegiatan bermain yang memberikan kebebasan pada anak untuk berimajinasi, menggali potensi diri, bereksplorasi dan menciptakan suatu bentuk kreativitas yang unik dengan mengkombinasikan warna yang sesuai dengan kreasinya. Dengan bermain warna akan membantu anak menemukan hal-hal yang baru, merangsang rasa ingin tauannya, mengembangkan keterampilannya, serta mendorong anak untuk mempelajari keterampilan yang baru.

Tujuan bermain warna adalah untuk mengenalkan pada anak tentang macam-macam warna, mengembangkan imajinasi, dan menciptakan suatu bentuk kreasi dari mengkombinasikan warna yang sesuai dengan bentuk kreativitasnya. Anak-anak akan memiliki motivasi dari dalam dirinya untuk bermain, memadukan suatu yang baru dengan apa yang telah diketahuinya.

4. Langkah-Langkah Bermain Warna Pada Anak Usia Dini

(59)

43

cerdas harus dimulai dari usia dini. Meletakkan, menanamkan dasar-dasar pengetahuan yang lebih mudah kepada anak, agar anak bisa lebih gampang menerimanya. Salah satunya dengan bermain warna. Aktvitas bermain warna juga mampu mendorong anak membuat suatu inovasi besar, kepekaan anak akan meningkat terhadap suatu objek yang dilihatnya, sehingga anak juga akan mampu membedakan dan menganalisa tentang warna. Menurut Yulianti (2010) cara mengenalkan warna dengan metode bermain adalah :

a. Alat dan bahan: Gelas aqua sebanyak 6 buah, Air, Pewarna makanan merah, kuning, biru.

b. Cara kerja:

1) Isi 3 gelas aqua dengan air bening atau air yang tidak berwarna dan beri nomer pada masing-masing gelasnya dari angka 1, 2 dan 3

2) Teteskan pewarna makanan merah ke dalam gelas pertama, kuning ke dalam gelas ke dua dan biru ke dalam gelas ke tiga lalu aduk satu persatu sampai mencampur

3) Siapkan juga 3 buah gelas aqua kosong untuk media mencampurnya

4) Campuran pertama terdiri dari warna merah dengan warna kuning, akan menjadi warna orange

(60)

44

6) Campuran ke tiga terdiri dari warna kuning dengan warna biru, akan menjadi warna hijau

5. Manfaat Bermain Warna

Berdasarkan pendapat dari Rachmawati (2010:126) melakukan aktivitas Bermain warna pada anak usia dini merupakan hal sangat penting bagi perkembangan syaraf otaknya. Selain memancing kepekaan terhadap penglihatan. Bermain warna juga bermanfaat untuk meningkatkan daya pikir serta kreativitas anak. Di samping itu aktivitas bermain warna juga merupakan pengetahuan yang mampu mendorong anak membuat suatu inovasi yang besar. Sebab, melalui kepekaan penglihatan anak akan meningkatkan terhadap suatu objek yang dilihatnya, sehingga anak juga akan mampu mengamati perubahan, berpikir sebab akibat, dan berpikir kreatif.

(61)

45

dilakukan oleh anak. Apakah anak sudah mencapai tujuan dari penulis. Dengan bermain warna anak dapat mengetahui langsung proses terjadinya pencampuran warna.

C. Kajian Pustaka

Penelitian relevan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(62)

46

(63)

47

permainan Bola-bola ajaib sangat sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang berada dalam tahap bermain. (2) Dengan semakin meningkatnya kemampuan siswa dalam mengenal warna maka prestasi belajar siswa menunjukkan peningkatan yang signifikan, yaitu dengan meningkatnya nilai rata-rata prestasi belajar siswa terbukti dengan peningkatan rata–rata hasil belajar pada sebelum siklus 68,94 pada siklus I naik menjadi 74,74 dan pada siklus II naik menjadi 84,74. Ketuntasan belajar juga mengalami peningkatan. Dari sebelum siklus siswa yang mencapai ketuntasan belajar ada 15,79% dan pada siklus I terdapat atau 68,42% dan siklus II 100%.

(64)

48

menandakan Ha diterima sehingga terdapat pengaruh yang signifikan dengan adanya penggunaan pasir berwarna sebagai media pembelajaran adanya perbedaan saat sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan pasir berwarna sebagai media pembelajaran terhadap perkembangan kognitif anak.

(65)

49

(66)

50

(67)

51

mengenal bentuk, ukuran dan warna pada anak melalui metode bermain playdough terbukti dapat meningkatkan kemampuan mengenal bentuk, ukuran dan warna pada anak kelompok A di TK Bangun Putra Tlogo, Tuntang Semester I tahun Ajaran 2016/2017.

Berdasarkan penelitian yang relevan di atas, terlihat jelas dengan menggunakan metode bermain atau permainan dapat meningkatkan keterampilan pada anak khususnya. Maka dari itu peneliti menggunakan metode bermain warna untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini.

(68)

52

(69)

53 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya RA Al Hikmah Ungaran

RA Al Hikmah berdiri sejak tanggal 16 Agustus tahun 1983 diawali dengan mengumpulkan anak disebuah mushola penduduk dan mengangkat salah satu penduduk untuk menjadi tenaga pendidik dengan peserta didik sebanyak 9 anak pada waktu itu.

Setelah berlangsung 2 tahun peserta didik sebanyak 29 anak dan adanya beberapa usulan dari tokoh masyarakat bahwa kegiatan belajar bertempat di ruang kelas Madrasah Ibtidaiyah.

Sejak tahun 2000 RA Al Hikmah menempati gedumh sendiri yang dibangun sebidang tanah dari wakaf salah satu warga dan dibangun dari gotong royong masyarakat dan di tempati sampai sekarang.

2. Profil Sekolah

a. Nama Sekolah : RA Al Hikmah

b. NIS : 101233220172

c. NPSM : 20.006.712.2-505.000

d. Akreditasi : A

e. Alamat : Jl. Lingga No 10 A

(70)

54

g. Nama Kepala Sekolah : Hj. Siti Isnainiyati, S.Pd.I

h. Kode Pos : 50519

i. Kelurahan : Gedanganak

j. Kecamatan : Ungaran Timur

k. Kota/Kabupaten : Semarang

l. Provinsi : Jawa Tengah

m.Tahun Berdiri : 1983

n. Status Sekolah : Swasta

o. Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi dan Siang 3. Letak Geografis RA Al Hikmah Ungaran

Lembaga pendidikan RA Al Hikmah tepatnya berada di Jl. Lingga No 10 A Kelurahan Gedanganak, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang dengan kode pos 50519. Secara geografis RA Al Hikmah berada di tengah-tengah desa gedanganak dan berdempetan langsung dengan MI Gedanganak, yang dikelilingi oleh pemukiman desa, dan pabrik-pabrik besar di gedanganak. Selain itu mayoritas murid RA Al Hikmah orangtuanya bekerja sebagai buruh pabrik. RA Al Hikmah juga didukung oleh tatanan organisasi dan system manajemen yang siap menghadapi persaingan global.

4. Visi, Misi dan Tujuan RA Al Hikmah Ungaran a. Visi

(71)

55

b. Misi

1) Menyelenggarakan sebuah pendidikan yang mengutamakan pembentukan akhlak dan kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai islami.

2) Menyelenggarakan pendidikan yang mampu mengembangkan kecerdasn ntelektual, emosional, kreatifitas dan spiritual secara seimbang sebagai pilar menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas

c. Tujuan

1) Menjadi RA yang unggul dan harapan masyarakat

2) Pembelajaran dengan suasana aktif, kreatif, inofatif, efektif, dan menyenangkan

3) Dengan sarana yang ada dapat mengembangkan pembelajaran yang optimal

4) Secara terus menerus mengupayakan tenaga pendidik yang profesional

5. Sarana dan Prasarana

(72)

56

hendak berhubungan dengan pihak kami. Beberapa fasilitas yang ditawarkan RA Al Hikmah ini adalah

Tabel 3.1 Data Ruang RA Al Hikmah Ungaran

No Nama Barang Kondisi Jumlah

Baik Rusak

1 Gedung Sekolah 1 - 1

2 Ruang Kelas 4 - 4

3 Ruang Kepsek 1 - 1

4 Ruang Guru 1 - 1

5 Ruang Perpustakaan 1 - 1

6 Aula 1 - 1

7 Toilet 2 - 2

6. Keadaan Siswa dan Guru

(73)

57

belum PNS (Pegawai Negeri Sipil), rata-rata sudah Sarjana Pendidikan. Sumber dari Kepala Sekolah RA Al Hikmah Ungaran.

Peserta didik di RA Al Hikmah sangat banyak dan pada umumnya mempunyai prestasi yang baik dan mempunyai berbagai macam bakat yang telah dikembangkan secara terprogam, melalui

ekstra menari, ekstra iqro‟ dan ekstra membaca. Jumlah murid

keseluruh di RA Al Hikmah sejumlah 193 anak dan dibagi menjadi 7 kelas, diantaranya kelas A1-A4 sejumlah 97 anak dan kelas B1-B3 sejumlah 96.

a. Daftar Nama Siswa

Adapun nama-nama siswa kelompok A4 di RA Al Hikmah yang akan diamati :

Tabel 3.2 Daftar Nama Siswa Kelompok A4

No Nama Anak Jenis

Kelamin Tempat, Tanggal Lahir 1 Ahmad Kholid Senopati

Sakti L

Kab. Semarang, 04 September 2012

2 Airlangga Lintang Dana

Pangestu L Kab. Semarang, 29 Juli 2013

3

Aulia Pramita Wijaya P

Kab. Semarang, 16 Maret 2013

4 Damar Resendriya

Pradityo L

Kab. Semarang, 15 Desember 2012

5

Devina Amanda Putri P

Kab. Semarang, 15 Februari 2012

6

Feby Cahaya Elysia P

Kab. Semarang, 12 Februari 2013

7 Griselda Meisyafiq Ariqoh P Magelang, 11 Mei 2013

8 Hilma Adila Putri Aufani P Semarang, 25 Desember 2012

9

Jonatan Joko Pratama L

Kab. Semarang, 24 Januari 2013

(74)

58

2013 11

Luky Dewa Saputra L

Kab. Semarang, 08 April 2013

12

Majdi Naufal Kamal L

Kab. Semarang, 03 Februari 2013

13 Malika Ramadhani

Prasetyo P Semarang, 21 Juli 2012

14 Muhamad Rizky Maulana L Kab. Semarang, 28 Juni 2012

15 Muhamad Zico Putra A L Kab. Semarang, 28 Mei 2012

16 Muhammad Zidni

Nuron'ala L

Kab. Semarang, 02 November 2012

17 Musthofa Shidqi

Darmawan L Boyolali, 14 Januari 2013

18

Nazwa Alycia Bellvania R P

Kab. Semarang, 09 November 2012

19

Syakira Nadia Akhyar P

Kab. Semarang, 19 Agustus 2012

20

Wahyutri Tegar Alvaro L

Kab. Semarang, 16 Maret 2013

21 Yusuf Al Hamdhani L Kab. Semarang, 05 Mei 2013

22

Zahira Qurotul Aini P

Kab. Semarang, 04 Januari 2013

23 Aulia Larasati Putri

Vardana P

Kab. Semarang, 05 Februari 2013

(Sumber: Dokumentasi Guru)

b. Daftar Nama Guru

Adapun nama-nama guru di RA Al Hikmah yaitu:

Tabel 3.3 Daftar Nama Guru RA Al Hikmah Ungaran

(75)

59

Struktur organisasi adalah kerangka yang menggambarkan pola tetap dari hubungan diantara bidang-bidang kerja yang ada dalam organisasi. Dengan adanya struktur organisasi dapat diketahui sampai dimana wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki seseorang dalam menjalankan tugasnya. Struktur organisasi RA Al Hikmah Ungaran adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Struktur Organisasi RA Al Hikmah Ungaran

KEPALA SEKOLAH

HJ. Siti Isnainiyati, S.Pd.I KOMITE DEWAN Maliki, M.Pd YAYASAN

KH. M Teguh Santoso

(76)

60 Sumber: RA Al Hikmah, 2018

8. Tata Tertib dan Pembiasaan di RA Al Hikmah a. Tata Tertib Siswa

1) Siswa datang 5 menit sebelum pelajaran dimulai a) Kelas A

 Senin – Kamis : 07.00 s/d 09.30 WIB

 Jum‟at – Sabtu : 07.00 s/d 09.00 WIB b) Kelas B

 Senin – Kamis : 09.30 s/d 12.00 WIB

 Jum‟at – Sabtu : 09.00 s/d 11.00 WIB

2) Berpakaian rapi, bersepatu dan berseragam dengan ketentuan :

3) Hari Jum‟at membawa uang untuk amal

4) Tidak memakai perhiasan emas

5) Tidak membawa mainan yang ada di sekolah dan tidak membawa mainan dari rumah ke sekolah

SISWA Guru Pendamping

(77)

61

6) Jika sakit atau berhalangan hadir harus ada pemberitahuan

7) Tidak diperbolehkan jajan di depan atau di luar halaman sekolah

8) Tidak boleh memakai kutek dan make up

b. Tata Tertib Guru 1) Kehadiran

a)Guru datang 30 menit sebelum pembelajaran dimulai sedangkan guru piket datang lebih awal dari guru-guru yang lain

b)Guru wajib mengikuti do‟a pagi bersama dan di pimpin oleh guru piket

c)Guru yang berhalangan hadir karena sakit atau keperluan yang mendadak dan mendesak wajib memberitahu kepada kepala sekolah serta menyerahkan tugas kelas

d)Guru tidak meninggalkan kelas saat proses belajar mengajar berlangsung, kecuali dengan ijin kepala sekolah

2) Tugas dan Kewajiban

a) Membuat perangkat mengajar Prota, Promes, yang harus dikumpulkan kepada kepala sekolah pada awal semester dan RPPM + RPPH untuk bahan acuan pembelajaran b) Mengadakan penilaian secara rutin melalui observasi,

(78)

62

c) Menyelesaikan dan menyerahkan semua tugas yang menjadi tanggung jawabnya kepada kepala sekolah sesuai jadwal yang telah ditentukan

d) Mendampingi siswa setiap kali ada kegiatan sekolah 3) Penampilan dan Sikap

a) Berpakaian seragam sesuai jadwal yang telah ditentukan :

 Senin : Memakai seragam Keki

 Selasa : Memakai seragam Hitam Putih

 Rabu : Memakai seragam PSH

 Kamis : Memakai seragam Batik sesuai jadwalnya

 Jum‟at : Memakai seragam Batik sesuai jadwalnya

 Sabtu : Memakai seragam Olahraga sesuai jadwalnya

 Setiap tanggal 29 memakai batik igra kabupaten b) Pemakaian jilbab disesuaikan dengan seragam c) Kuku selalu pendek dan bersih tanpa cat d) Bersepatu tertutup

(79)

63 B.Deskripsi Hasil Penelitian

1. Hasil Penelitian Pra Siklus

Pencarian fakta dan data dilakukan melalui observasi dan wawancara dengan kepala sekolah, guru pamong kelompok A4 dan anak kelompok A4 di RA Al Hikmah Ungaran.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru pamong dan kepala sekolah perlu mengambil langkah untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui metode bermain warna. Penelitian sepakat untuk melaksanakan tindakan Siklus I pada hari Selasa, 8 Mei 2018 dan Rabu, 9 Mei 2018.

Tindakan yang akan dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran efektif yakni anak dilibatkan langsung dalam bermain yaitu bermain warna untuk meningkatkan kemampuan kognitif pada anak.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru pamong kelompok A4 diperoleh data bahwa sebagian besar anak kurang dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya dengan baik.

(80)

64

adalah 85%. Jika hasil menggunakan metode bermain warna untuk meningkatkan kemampuan kognitif mewarnai anak belum mencapai angka yang telah ditetapkan, maka pembelajaran Pra Siklus belum berkembang.

2. Hasil Penelitian Pelaksanaan Siklus I

a. Perencanaan

Perencanaan dilaksanakan pada hari Selasa, 8 Mei 2018 di RA Al Hikmah Ungaran khususnya kelompok A4. Pada kesempatan tersebut peneliti berdiskusi dengan guru pamong terutama kegiatan yang akan dilakukan pada Siklus I. Hal–hal yang didiskusikan antara lain:

1) Peneliti menyamakan presepsi dengan guru pamong mengenai penelitian yang akan dilakukan.

2) Peneliti mengusulkan rancangan pembelajaran melalui metode bermain warna untuk meningkatkan kemampuan kognitif pada anak.

3) Peneliti mengusulkan observasi sebagai instrumen penelitian peningkatan kemampuan kognitif melalui bermain warna. 4) Menentukan jadwal pelaksanaan tindakan.

Gambar

Gambar 1.1. Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart
Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak
Tabel 2.1 Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
Tabel 3.1 Data Ruang RA Al Hikmah Ungaran
+7

Referensi

Dokumen terkait