ABSTRAK
ANALISIS PENJATUHAN PIDANA TERHADAP PELAKU KEJAHATAN KEKERASAN YANG DILAKUKAN OLEH MASSA (Studi Pada Wilayah Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung Karang)
Oleh
Tri Anggoro Harimurti
Meningkatnya kekerasan yang dilakukan oleh massa sebagai kejahatan kekerasan, sewaktu-waktu timbul dan tenggelam sejalan dengan keadaan yang terdapat dalam masyarakat, sehingga banyak teori-teori tentang kejahatan massa yang mengkaitkan dengan keadaan-keadaan masyarakat dengan terjadinya kejahatan kekerasan seperti faktor kemiskinanan, kesenjangan ekonomi, sosial budaya, perubahan masyarakat dan sebagainya. Tindakan anarkis yang dilakukan oleh masyarakat merupakan fenomena yang berdampak sangat luas, terutama menghambat program pembangunan dalam pelaksanaanya dan memberi pengaruh pula pada bidang ekonomi, keamanan, penegakan hukum, citra aparatur dan institusi penegak hukum. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah latar belakang terjadinya kejahatan dengan kekerasan yang dilakukan oleh massa di wilayah hukum Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung Karang?. Bagaimanakah pemberian sanksi pidana terhadap pelaku kejahatan dengan kekerasan yang dilakukan oleh massa di wilayah hukum Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung Karang?.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan normatif dan empiris yang menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui studi lapangan. Dan data sekunder diperoleh melalui cara analisis kualitatif dan pengambilan sampel secara purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah 2 orang Jaksa di Kejaksaan Negeri Lampung, 2 Orang penyidik Kepolisian Poltabes di Bandar Lampung, dan 2 Orang hakim di Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung Karang.
dari faktor lingkungan, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau diterapkan, faktor sosial, faktor kebudayaan, dana faktor ekonomi serta faktor yang timbul dari diri sendiri yang mendorong kita untuk melakukan tindakan kekerasan. Dikarenakan ketidakpercayaan kepada penegak hukum dan pemberian sanksi pidana terhadap pelaku kejahatan dengan kekerasan yang dilakukan oleh massa yang berdasarkan pada Pasal 170 KUHP, Pasal 55 KUHP dan Pasal 358 KUHP.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulilah puji syukur Penulis panjatkan kepada ALLAH SWT atas rahmat
dan hidayahNya maka Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
ANALISIS PENJATUHAN PIDANA TERHADAP PELAKU KEJAHATAN KEKERASAN YANG DILAKUKAN OLEH MASSA (Studi Pada Wilayah Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung Karang). Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih ada kekurangan baik dari segi isi maupun format
penulisannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
Penulis harapkan demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan petunjuk
dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini izinkan Penulis mengucapkan
penghargaan dan rasa terima kasih yang tulus serta rasa penghormatan kepada:
1. Bapak Adius Semenguk, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Lampung.
2. Ibu Diah Gustiniati M, S.H, M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Pidana
Fakultas Hukum Univeristas lampung.
3. Ibu Diah Gustiniati M, S.H, M.H., selaku Pembimbing I yang telah berkenan
membimbing dan memberikan petunjuk serta nasehat-nasehat yang sangat
4. Bapak Tri Andrisman, S.H., M.H., selaku Pembimbing II yang telah berkenan
membimbing, memberikan saran dan kritikan serta perhatian dan
nasehat-nasehat yang sangat berharga dalam penulis skripsi ini.
5. Bapak Gunawan Jatmiko, S.H., M.H., selaku Pembahas I yang telah
memberikan kritik dan saran yang dapat membangun pada penulisan skripsi
ini.
6. Ibu Rini Fhatonah, S.H., M.H., selaku Pembahas II yang telah memberikan
kritik dan saran yang dapat membangun dalam penulisan skripsi ini.
7. Bapak Heni Siswanto, S.H., M.H., selaku Pembimbing Akademik atas
bimbingan dan motivasinya yang telah diberikan selama Penulis menjalani
studi di Fakultas Hukum Universitas Lampung.
8. Bapak Kompol Ardian Indra Nurinta, S.I.K, selaku Kasatreskrim Poltabes
Bandar Lampung yang telah menyediakan waktu untuk diwawancarai sebagai
responden dalam penulisan skripsi ini.
9. Bapak Briptu Yudi Rubiansen, S.H., selaku Penyidik Kepolisian di Poltabes
Bandar Lampung yang telah menyediakan waktu untuk diwawancarai sebagai
responden dalam penulisan skripsi ini.
10. Bapak Adriana, S.H., M.Hum dan Bapak Jumali, S.H., M.Hum, selaku Jaksa
Pada Kejaksaan Negeri Tanjung Karang yang telah menyediakan waktu untuk
diwawancarai sebagai responden dalam penulisan skripsi ini.
11. Bapak Jesden Purba, S.H. dan Bapak Andreas Suharto, S.H., selaku Hakim
Pada Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung Karang yang telah menyediakan
12. Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah
mengajarkan ilmu pengetahuan, khususnya dibidang ilmu hukum kepada
Penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Hukum Universitas
Lampung.
13. Seluruh Staf Akademik dan Staf Kemahasiswaan Fakultas Hukum
Universitas Lampung atas segala bantuannya dalam menyelesaikan
persoalan-persoalan yang berkaitan dengan studi Penulis.
14. Kedua orangtuaku yang tercinta, Mbak Putri, Mas Heri, Mas Diki, Mbak Evi,
Hendro, Dani, dan keponakan-keponakanku yang baik dan lucu-lucu Anggi,
Seno, Ambar, Nares, Ozy, Diva, Rafi dan Kayla yang telah memberikan doa,
perhatian, kasih sayang, dan dukungan selama ini dan seterusnya.
15. Seluruh keluargaku dan Mas Wawan serta keluarga yang telah memberikan
doa dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
16. Seseorang yang telah menjadi inspirasiku dan motivasiku.. “Reni Hutapea”..
yang telah menemani dan menyanyangiku serta memberikan doa dan
dukungan yang terbaik.
17. My friends Hukum’04 Angga Wahyu Effendi, S.H, Ferdi S.E, Taufik
“Kekew” Akbar, Marta Satria Subing, S.H., Arista Wijaya, Therik, Paul, Dani
Radit Bob, Loverianda, Christian, Riqi, Tiara, Robin, Ujank, Beni, Aris, dan
yang lainnya yang tidak tersebutkan satu persatu.
18. Biliard friends Feri, Oot, Wanda, ucok (Andreas P), Tiara,Angga dan Oki,
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan dan semoga
skripsi ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung, Mei 2010 Penulis,
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Meningkatnya kekerasan yang dilakukan oleh massa sebagai kejahatan kekerasan,
sewaktu-waktu berubah sejalan dengan keadaan yang terdapat dalam masyarakat,
sehingga banyak teori-teori tentang kejahatan massa yang mengkaitkan dengan
keadaan-keadaan masyarakat dengan terjadinya kejahatan kekerasan seperti faktor
kemiskinanan, kesenjangan ekonomi, sosial budaya, perubahan masyarakat dan
sebagainya. Tindakan anarkis yang dilakukan oleh masyarakat berdampak sangat
luas, terutama menghambat program pembangunan dalam pelaksanaanya dan
memberi pengaruh pula pada bidang ekonomi, keamanan, penegakan hukum, citra
aparatur dan institusi penegak hukum.
Kejahatan atau tindak pidana sebagai salah satu bentuk dan perilaku menyimpang,
bukanlah merupakan sikap bawaan sejak lahir (hereditas) atau karena warisan
biologis seseorang, tetapi kejahatan dapat timbul karena banyak sebab. Salah
satunya adalah dampak negatif dari reformasi yang ditafsirkan secara keliru oleh
masyarakat. Bentuk kejahatan yang banyak terjadi pada saat ini salah satunya
adalah kejahatan dengan kekerasan (violence} yang dilakukan secara
beramai-ramai (massa). Kejahatan dengan kekerasan yang dilakukan oleh massa
yang dilakukan oleh massa, dapat terjadi dalam beberapa contoh kasus di mana
kejahatan kekerasan yang dilakukan oleh massa seringkali dilakukan oleh
sekelompok masyarakat yang tertangkap tangan pelaku tindak pidana pencurian,
perampokan dan sebagainya dengan jalan menganiaya pelaku sampai mati atau
bahkan pelaku tersebut dibakar hidup-hidup.
Berdasarkan fenomena persoalan hukum dan penegakannya, hukum seolah-olah
tidak berfungsi dan hilangnya kepercayaan masyarakat kepada penegak hukum.
Hal tersebut dapat terjadi karena masyarakat merasa tidak puas dengan proses
penegakan hukum yang terjadi, ketidakpuasan bermuara pada kinerja penegak
hukum di dalam menjalankan fungsi dan peran penegakan hukum yang tidak
memenuhi rasa keadilan bagi masyarakat tertentu. Berkaitan hal ini masyarakat
dapat memberikan penilaian contoh kasus dalam tindak pidana korupsi yang
dilakukan oleh pejabat yang mempunyai dukungan publik atau organisasi politik
penegakan hukumnya sangat berbeda apabila pelaku tindak pidananya adalah
orang biasa pada umumnya.
Tindak pidana berupa kejahatan dengan kekerasan yang dilakukan oleh massa,
apabila tidak dilakukan upaya penanggulangannya secara baik dan benar,
kejahatan ini akan terus meningkat dan menjadi mode/cara-cara yang dilakukan
oleh masyarakat untuk memaksakan kehendaknya. Hal tersebut sangat berdampak
negatif dalam proses penegakan hukum, seolah-olah hukum dan penegakannya
tidak berfungsi. Tidak berfungsinya hukum dan penegakannya menjadikan
masyarakat semakin tidak percaya terhadap, hukum dan lembaga atau pranata
Kepolisian Republik Indonesia (selanjutnya disingkat dengan POLRI) sebagai
aparat penegak hukum dan Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
(Kamtibmas), mempunyai posisi kunci, karena dalam penegakan hukum dan
pembinaan Kamtibmas POLRI sebagai garda terdepan yang pertama kali dan
berhadapan langsung dengan masyarakat pelanggar hukum (pelaku kejahatan).
Menurut Satjipto Rahardjo, hukum akan mengalami perwujudannya, terutama
hubungannya dengan hukum pidana. Akan tetapi perlu disadari pula bahwa
POLRI dalam melakukan upaya penegakan hukum juga mempunyai keterbatasan.
tetapi bagaimanapun juga peranan POLRI sangat mengemuka dalam upaya
penanggulangan kejahatan, karena hal tersebut menyangkut tugas, fungsi dan
peranannya dalam menciptakan keamanan dan ketertiban dalam masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
mengenai kejahatan kekerasan yang dilakukan oleh massa yang kemudian
dituangkan dalam bentuk penelitian skripsi dengan judul "Analisis Penjatuhan
Pidana Terhadap Pelaku Kejahatan Kekerasan Yang Dilakukan Oleh Massa
(Studi pada Wilayah Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung Karang)"
B. Permasalahan dan Ruang Lingkup Penelitian
1. Permasalahan Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka permasalahan yang diangkat
1. Bagaimanakah latar belakang terjadinya kejahatan dengan kekerasan yang
dilakukan oleh massa di wilayah hukum Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung
Karang?
2. Bagaimanakah pemberian sanksi pidana terhadap pelaku kejahatan dengan
kekerasan yang dilakukan oleh massa di wilayah hukum Pengadilan Negeri
Kelas IA Tanjung Karang?
2. Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut di atas, maka yang akan menjadi
ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah latar belakang terjadinya kejahatan dengan kekerasan yang
dilakukan oleh massa di wilayah hukum Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung
Karang?
2. Bagaimankah pemberian sanksi pidana terhadap pelaku kejahatan dengan
kekerasan yang dilakukan oleh massa di wilayah hukum Pengadilan Negeri
Kelas IA Tanjung Karang?
C. Tujuan dan Kcgunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui, memahami dan menganalisis latar belakang terjadinya
kejahatan dengan kekerasan yang dilakukan oleh massa di wilayah hukum
2. Untuk mengetahui, memahami dan menganalisis pemberian sanksi pidana
terhadap pelaku kejahatan dengan kekerasan yang dilakukan oleh massa di
wilayah hukum Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung Karang.
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
a. Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan tentang teori-teori yang
berhubungan dengan tindakan yang dikategorikan pelanggaran kejahatan
kekerasan yang dilakukan oleh massa.
b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan kajian dalam rangka
pengembangan teori-teori ilmu hukum, khususnya hukum pidana
mengenai penanggulangan kejahatan kekerasan yang dilakukan oleh
massa.
2. Secara Praktis
a. Memberikan sumbangan (rekomendasi) kepada masyarakat dan
pemerintah khususnya Kepolisian dalam penanggulangan kejahatan
kekerasan yang dilakukan oleh massa serta memahami tugas-tugas
yang diemban oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia.
b. Memberikan kepastian kriteria kepada masyarakat dan kepolisian tentang
apa yang dimaksud dengan perbuatan yang dikategorikan pelanggaran
D. Kerangka Teoritis dan Konseptual
1. Kerangka Teoritis
Menurut Soerjono Soekanto (1999: 73), kerangka teoritis adalah konsep-konsep
yang sebenar-benarnya merupakan abstraksi hasil pemikiran atau kerangka acuan
yang pada dasarnya bertujuan untuk mengadakan kesimpulan terhadap
dimensi-dimensi sosial yang dianggap relevan untuk penelitian.
Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tindak pidana adalah sebagai berikut :
a) Faktor Internal
1. Kejiwaan Pelaku Kejahatan Yang Tidak Sehat
Kejiwaan pelaku yang kurang sehat cenderung mereka berperilaku yang
yang tidak sehat pula dengan melakukan kejahatan kekerasan yang
melawan hukum. Kondisi ini disebabkan oleh konflik mental yang
berlebihan. Selain itu juga daya emosional pelaku kejahatan kekerasan
yang tidak stabil, sehingga mendorongnya untuk melakukan kejahatan
kekerasan.
2. Rendahnya Pendidikan Formal dan Kurangnya Pengetahuan Pelaku
Kejahatan.
Rendahnya pendidikan formal pelaku kejahatan kekerasan membuatnya
tidak berpikir panjang dalam melakukan kejahatan kekerasan sehingga
3. Minimnya Pendidikan Agama
Seseorang yang kurang mendapatkan pendidikan agama secara baik dan
benar akan berpotensi untuk melakukan kejahatan kekerasan yang sifatnya
melanggar hukum. Karena pelaku kejahatan kekerasan tersebut tidak
memiliki landasan yang kokoh dalam membentengi perilakunya dalam
tindakan.
b) Faktor Eksternal
1. Faktor Orangtua
Salah satu faktor penyebab terjadinya kejahatan adalah kurangnya kontrol
orang tua yang berpotensi menjadi pelaku kejahatan kekerasan. Hal ini
dapat memberikan peluang kepada para pelaku kejahatan secara leluasa
berbuat jahat. Selain itu pada masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan
atau terbelakang, faktor pengetahuan yang rendah tentang penegakan
hukum juga menjadi pendukung terjadinya kejahatan kekerasan yang
dilakukan massa.
2. Faktor Masyarakat dan Lingkungan
Masyarakat menjadi faktor pendukung terjadinya kejahatan kekerasan
karena mengenai hal-hal rendahnya pengetahuan masyarakat tentang
bagaimana dan kepada siapa mencari perlindungan hukum, ajakan
teman-teman pelaku yang sifatnya merasa kebersamaan untuk melakukan
kejahatan kekerasan. Kehidupan yang keras dengan perekonomian yang
kejahatan kekerasan . Kurangnya sosialisasi khusus pada masyarakat
terpencil dan perekonomian yang rendah.
3. Faktor Penegak Hukum
Penegak hukum menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kejahatan
kekerasan, hal ini dapat dilihat kurang maksimalnya aparat penegak
hukum bekerja menjaga keamanan disetiap titik daerah yang kurang aman.
Penegak hukum juga kurang mensosialisasikan Pasal 170 KUHP (Barang
Siapa dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan
kekerasan terhadap orang atau barang diancam dengan pidana paling lama
lima tahun enam bulan). Penegak hukum pun sering terjadi pembelaan
yang tidak adil terhadap masyarakat kecil. Sehingga fungsi penegak
hukum/pengadilan bukan lagi tempat untuk mencari keadilan.
Dalam hal menjawab permasalahan ke-2 yang dijadikan teori pasal 170 KUHP
yang berbunyi :
(1) Barang siapa dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama
menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang diancam
dengan pidana paling lama lima tahun enam bulan.
Oleh karena kejahatan kekerasan yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini
adalah kejahatan kekerasan yang dilakukan oleh massa maka digunakan juga teori
1) Dipidana sebagai pembuat delik
a) Mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang
turut serta melakukan perbuatan
b) Mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu, dengan
menyalahgunakan kekuasaan atau martabat, dengan kekerasan,
ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi kesempatan,
sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya
melakukan perbuatan.
2) Terhadap penganjur, hanya perbuatan yang sengaja dianjurkan
sajalah yang diperhitungkan, beserta akibat-akibatnya.
2. Konseptual
Menurut Soerjono Soekanto (1999: 112), konseptual adalah susunan berbagai
konsep yang menjadi fokus pengamatan dalam melaksanakan penelitian.
Berdasarkan definisi tersebut maka peneliti akan melakukan analisis pokok-pokok
bahasan dalam penelitian ini dan memberikan batasan pengertian yang
berhubungan dengan penulisan skripsi. Adapun batasan istilah yang digunakan
sebagai berikut :
1. Analisis adalah proses penginterprestasian untuk mengungkapkan suatu
masalah agar menemukan titik pemecahan permasalahan tersebut ( Gunawan
Adi Saputa 152 : 2006)
2. Penjatuhan pidana adalah suatu tindakan yang dijatuhkan kepada orang yang
3. Pelaku adalah mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang
turut serta melakukan perbuatan ( Pasal 55 KUHP )
4. Kejahatan dan kekerasan adalah Barang Siapa dengan terang-terangan dan
dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang
diancam dengan pidana paling lama lima tahun enam bulan ( Pasal 170
KUHP).
5. Massa adalah sekelompok orang yang saling beraktivitas satu sama lain
(Awaloedin Djamin : 121 : 2004)
6. Pengadilan Tinggi Negeri adalah pengadilan tingkat pertama, selanjutnya
adalah pengadilan tinggi atau pengadilan tingkat banding, dan Mahkamah
Agung (Satjipto Rahardjo : 187 : 2008)
E. Sistematika Penulisan
Dalam upaya memudahkan maksud dari penelitian ini serta dapat dipahami, maka
penulis membagi sistematika penulisan ke dalam V (lima) Bab secara berurutan
dan saling berhubungan sebagai berikut :
I. PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, permasalahan
penelitian dan ruang lingkup penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian,
II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini dikemukakan tentang pengertian pidana dan jenis-jenis pidana,
pengertian tindak pidana dan jenis-jenis tindak pidana, pengertian penegakan
hukum tentang kejahatan kekerasan dan kebijakan kriminal.
III. METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan langkah-langkah atau cara yang dilakukan dalam
penelitian yang meliputi pendekatan masalah, sumber dan jenis data,
prosedur pengumpulan dan pengolahan data serta analisa data
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan hasil penelitian
permasalahan latar belakang terjadinya kejahatan dengan kekerasan yang
dilakukan oleh massa, pemberian sanksi pidana terhadap pelaku kejahatan
dengan kekerasan yang dilakukan oleh massa dan upaya hukum yang
dilakukan oleh aparat penegak hukum terhadap pelaku kejahatan dengan
kekerasan yang dilakukan oleh massa.
V. PENUTUP
Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan disertai
saran-saran sebagai alternatif pemecahan masalah dan perbaikan yang
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada Bab terdahulu
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Latar belakang terjadinya kejahatan dengan kekerasan yang dilakukan oleh
massa antara lain terdiri dari : faktor lingkungan, yakni lingkungan dimana
hukum tersebut berlaku atau diterapkan, faktor kebudayaan, dan faktor
ekonomi, serta fakor yang timbul dari dirinya sendiri yang mendorong kita
melakukan tindakan kejahatan kekerasan akibat ketidakpercayaan kepada
penegak hukum.
2. Pemberian sanksi pidana terhadap pelaku kejahatan dengan kekerasan yang
dilakukan oleh massa berdasarkan pada Pasal 170 dan Pasal 358 KUHP.
Pasal 170 KUHP berbunyi :
1) Barangsiapa dengan terang-terangan - dan dengan tenaga bersama
menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang diancam
2) Yang bersalah diancam :
a) Dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun, jika ia dengan
sengaja menghancurkan barang atau jika kekerasan yang
digunakan mengakibatkan luka-luka;
b) Dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun, jika
kekerasan mengakibatkan luka berat;
c) Dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun, jika
kekerasan mengakibatkan maut.
3. Pasal 89 tidak diterapkan.
Sedangkan Pasal 358 berbunyi :
Mereka yang sengaja turut serta dalam penyerangan atau perkelahian di mana
terlibat beberapa orang, selain bertanggung jawab masing-masing terhadap apa
yang khusus dilakukan olehnya diancam : Kesatu, dengan pidana penjara paling
lama dua tahun delapan bulan jika akibat penyerangan atau perkelahian itu ada
yang luka-luka. Kedua, dengan pidana penjara paling lama empat tahun, jika
akibatnya ada yang mati. Untuk memenuhi rumusan pasal ini, maka keikutsertaan
dalam penyerangan atau perkelahian yang dilakukan dengan sengaja. Pelaku
harus menghendaki untuk terlibat dalam penyerangan, dan bukan karena ia
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran-saran yang dapat dikemukakan
sebagai alternatif penyelesaian permasalahan di masa yang akan datang adalah
sebagai berikut :
1. Mengharapkan kepada aparat penegak hukum agar dapat menerapkan
dan menegakkan peraturan dan menghukum para pelaku tindak pidana
kekerasan yang dilakukan oleh orang banyak yang seadil-adilnya dan
membuat para pelaku akan jera dan tindak pidana kekerasan yang dilakukan
secara bersama-sama dapat diminimalisir.
2. Hendaknya aparat penegak hukum dapat fneningkatkan upaya pencegahan
(preventif) terhadap terjadinya suatu tindak pittana dengan kekerasan misalnya
dengan melakukan patroli secara rutin terhadap daerah yang rawan terjadinya
suatu tindak pidana, memberikan upaya penyadaran hukum kepada