• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENJATUHAN PIDANA TERHADAP PELAKU KEJAHATAN KEKERASAN YANG DILAKUKAN OLEH MASSA (Studi Pada Wilayah Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung Karang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENJATUHAN PIDANA TERHADAP PELAKU KEJAHATAN KEKERASAN YANG DILAKUKAN OLEH MASSA (Studi Pada Wilayah Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung Karang)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ANALISIS PENJATUHAN PIDANA TERHADAP PELAKU KEJAHATAN KEKERASAN YANG DILAKUKAN OLEH MASSA (Studi Pada Wilayah Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung Karang)

Oleh

Tri Anggoro Harimurti

Meningkatnya kekerasan yang dilakukan oleh massa sebagai kejahatan kekerasan, sewaktu-waktu timbul dan tenggelam sejalan dengan keadaan yang terdapat dalam masyarakat, sehingga banyak teori-teori tentang kejahatan massa yang mengkaitkan dengan keadaan-keadaan masyarakat dengan terjadinya kejahatan kekerasan seperti faktor kemiskinanan, kesenjangan ekonomi, sosial budaya, perubahan masyarakat dan sebagainya. Tindakan anarkis yang dilakukan oleh masyarakat merupakan fenomena yang berdampak sangat luas, terutama menghambat program pembangunan dalam pelaksanaanya dan memberi pengaruh pula pada bidang ekonomi, keamanan, penegakan hukum, citra aparatur dan institusi penegak hukum. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah latar belakang terjadinya kejahatan dengan kekerasan yang dilakukan oleh massa di wilayah hukum Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung Karang?. Bagaimanakah pemberian sanksi pidana terhadap pelaku kejahatan dengan kekerasan yang dilakukan oleh massa di wilayah hukum Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung Karang?.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan normatif dan empiris yang menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui studi lapangan. Dan data sekunder diperoleh melalui cara analisis kualitatif dan pengambilan sampel secara purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah 2 orang Jaksa di Kejaksaan Negeri Lampung, 2 Orang penyidik Kepolisian Poltabes di Bandar Lampung, dan 2 Orang hakim di Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung Karang.

(2)

dari faktor lingkungan, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau diterapkan, faktor sosial, faktor kebudayaan, dana faktor ekonomi serta faktor yang timbul dari diri sendiri yang mendorong kita untuk melakukan tindakan kekerasan. Dikarenakan ketidakpercayaan kepada penegak hukum dan pemberian sanksi pidana terhadap pelaku kejahatan dengan kekerasan yang dilakukan oleh massa yang berdasarkan pada Pasal 170 KUHP, Pasal 55 KUHP dan Pasal 358 KUHP.

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulilah puji syukur Penulis panjatkan kepada ALLAH SWT atas rahmat

dan hidayahNya maka Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

ANALISIS PENJATUHAN PIDANA TERHADAP PELAKU KEJAHATAN KEKERASAN YANG DILAKUKAN OLEH MASSA (Studi Pada Wilayah Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung Karang). Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih ada kekurangan baik dari segi isi maupun format

penulisannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat

Penulis harapkan demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa

dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan petunjuk

dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini izinkan Penulis mengucapkan

penghargaan dan rasa terima kasih yang tulus serta rasa penghormatan kepada:

1. Bapak Adius Semenguk, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Lampung.

2. Ibu Diah Gustiniati M, S.H, M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Pidana

Fakultas Hukum Univeristas lampung.

3. Ibu Diah Gustiniati M, S.H, M.H., selaku Pembimbing I yang telah berkenan

membimbing dan memberikan petunjuk serta nasehat-nasehat yang sangat

(4)

4. Bapak Tri Andrisman, S.H., M.H., selaku Pembimbing II yang telah berkenan

membimbing, memberikan saran dan kritikan serta perhatian dan

nasehat-nasehat yang sangat berharga dalam penulis skripsi ini.

5. Bapak Gunawan Jatmiko, S.H., M.H., selaku Pembahas I yang telah

memberikan kritik dan saran yang dapat membangun pada penulisan skripsi

ini.

6. Ibu Rini Fhatonah, S.H., M.H., selaku Pembahas II yang telah memberikan

kritik dan saran yang dapat membangun dalam penulisan skripsi ini.

7. Bapak Heni Siswanto, S.H., M.H., selaku Pembimbing Akademik atas

bimbingan dan motivasinya yang telah diberikan selama Penulis menjalani

studi di Fakultas Hukum Universitas Lampung.

8. Bapak Kompol Ardian Indra Nurinta, S.I.K, selaku Kasatreskrim Poltabes

Bandar Lampung yang telah menyediakan waktu untuk diwawancarai sebagai

responden dalam penulisan skripsi ini.

9. Bapak Briptu Yudi Rubiansen, S.H., selaku Penyidik Kepolisian di Poltabes

Bandar Lampung yang telah menyediakan waktu untuk diwawancarai sebagai

responden dalam penulisan skripsi ini.

10. Bapak Adriana, S.H., M.Hum dan Bapak Jumali, S.H., M.Hum, selaku Jaksa

Pada Kejaksaan Negeri Tanjung Karang yang telah menyediakan waktu untuk

diwawancarai sebagai responden dalam penulisan skripsi ini.

11. Bapak Jesden Purba, S.H. dan Bapak Andreas Suharto, S.H., selaku Hakim

Pada Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung Karang yang telah menyediakan

(5)

12. Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah

mengajarkan ilmu pengetahuan, khususnya dibidang ilmu hukum kepada

Penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Hukum Universitas

Lampung.

13. Seluruh Staf Akademik dan Staf Kemahasiswaan Fakultas Hukum

Universitas Lampung atas segala bantuannya dalam menyelesaikan

persoalan-persoalan yang berkaitan dengan studi Penulis.

14. Kedua orangtuaku yang tercinta, Mbak Putri, Mas Heri, Mas Diki, Mbak Evi,

Hendro, Dani, dan keponakan-keponakanku yang baik dan lucu-lucu Anggi,

Seno, Ambar, Nares, Ozy, Diva, Rafi dan Kayla yang telah memberikan doa,

perhatian, kasih sayang, dan dukungan selama ini dan seterusnya.

15. Seluruh keluargaku dan Mas Wawan serta keluarga yang telah memberikan

doa dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

16. Seseorang yang telah menjadi inspirasiku dan motivasiku.. “Reni Hutapea”..

yang telah menemani dan menyanyangiku serta memberikan doa dan

dukungan yang terbaik.

17. My friends Hukum’04 Angga Wahyu Effendi, S.H, Ferdi S.E, Taufik

“Kekew” Akbar, Marta Satria Subing, S.H., Arista Wijaya, Therik, Paul, Dani

Radit Bob, Loverianda, Christian, Riqi, Tiara, Robin, Ujank, Beni, Aris, dan

yang lainnya yang tidak tersebutkan satu persatu.

18. Biliard friends Feri, Oot, Wanda, ucok (Andreas P), Tiara,Angga dan Oki,

(6)

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan dan semoga

skripsi ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Mei 2010 Penulis,

(7)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Meningkatnya kekerasan yang dilakukan oleh massa sebagai kejahatan kekerasan,

sewaktu-waktu berubah sejalan dengan keadaan yang terdapat dalam masyarakat,

sehingga banyak teori-teori tentang kejahatan massa yang mengkaitkan dengan

keadaan-keadaan masyarakat dengan terjadinya kejahatan kekerasan seperti faktor

kemiskinanan, kesenjangan ekonomi, sosial budaya, perubahan masyarakat dan

sebagainya. Tindakan anarkis yang dilakukan oleh masyarakat berdampak sangat

luas, terutama menghambat program pembangunan dalam pelaksanaanya dan

memberi pengaruh pula pada bidang ekonomi, keamanan, penegakan hukum, citra

aparatur dan institusi penegak hukum.

Kejahatan atau tindak pidana sebagai salah satu bentuk dan perilaku menyimpang,

bukanlah merupakan sikap bawaan sejak lahir (hereditas) atau karena warisan

biologis seseorang, tetapi kejahatan dapat timbul karena banyak sebab. Salah

satunya adalah dampak negatif dari reformasi yang ditafsirkan secara keliru oleh

masyarakat. Bentuk kejahatan yang banyak terjadi pada saat ini salah satunya

adalah kejahatan dengan kekerasan (violence} yang dilakukan secara

beramai-ramai (massa). Kejahatan dengan kekerasan yang dilakukan oleh massa

(8)

yang dilakukan oleh massa, dapat terjadi dalam beberapa contoh kasus di mana

kejahatan kekerasan yang dilakukan oleh massa seringkali dilakukan oleh

sekelompok masyarakat yang tertangkap tangan pelaku tindak pidana pencurian,

perampokan dan sebagainya dengan jalan menganiaya pelaku sampai mati atau

bahkan pelaku tersebut dibakar hidup-hidup.

Berdasarkan fenomena persoalan hukum dan penegakannya, hukum seolah-olah

tidak berfungsi dan hilangnya kepercayaan masyarakat kepada penegak hukum.

Hal tersebut dapat terjadi karena masyarakat merasa tidak puas dengan proses

penegakan hukum yang terjadi, ketidakpuasan bermuara pada kinerja penegak

hukum di dalam menjalankan fungsi dan peran penegakan hukum yang tidak

memenuhi rasa keadilan bagi masyarakat tertentu. Berkaitan hal ini masyarakat

dapat memberikan penilaian contoh kasus dalam tindak pidana korupsi yang

dilakukan oleh pejabat yang mempunyai dukungan publik atau organisasi politik

penegakan hukumnya sangat berbeda apabila pelaku tindak pidananya adalah

orang biasa pada umumnya.

Tindak pidana berupa kejahatan dengan kekerasan yang dilakukan oleh massa,

apabila tidak dilakukan upaya penanggulangannya secara baik dan benar,

kejahatan ini akan terus meningkat dan menjadi mode/cara-cara yang dilakukan

oleh masyarakat untuk memaksakan kehendaknya. Hal tersebut sangat berdampak

negatif dalam proses penegakan hukum, seolah-olah hukum dan penegakannya

tidak berfungsi. Tidak berfungsinya hukum dan penegakannya menjadikan

masyarakat semakin tidak percaya terhadap, hukum dan lembaga atau pranata

(9)

Kepolisian Republik Indonesia (selanjutnya disingkat dengan POLRI) sebagai

aparat penegak hukum dan Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat

(Kamtibmas), mempunyai posisi kunci, karena dalam penegakan hukum dan

pembinaan Kamtibmas POLRI sebagai garda terdepan yang pertama kali dan

berhadapan langsung dengan masyarakat pelanggar hukum (pelaku kejahatan).

Menurut Satjipto Rahardjo, hukum akan mengalami perwujudannya, terutama

hubungannya dengan hukum pidana. Akan tetapi perlu disadari pula bahwa

POLRI dalam melakukan upaya penegakan hukum juga mempunyai keterbatasan.

tetapi bagaimanapun juga peranan POLRI sangat mengemuka dalam upaya

penanggulangan kejahatan, karena hal tersebut menyangkut tugas, fungsi dan

peranannya dalam menciptakan keamanan dan ketertiban dalam masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

mengenai kejahatan kekerasan yang dilakukan oleh massa yang kemudian

dituangkan dalam bentuk penelitian skripsi dengan judul "Analisis Penjatuhan

Pidana Terhadap Pelaku Kejahatan Kekerasan Yang Dilakukan Oleh Massa

(Studi pada Wilayah Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung Karang)"

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup Penelitian

1. Permasalahan Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka permasalahan yang diangkat

(10)

1. Bagaimanakah latar belakang terjadinya kejahatan dengan kekerasan yang

dilakukan oleh massa di wilayah hukum Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung

Karang?

2. Bagaimanakah pemberian sanksi pidana terhadap pelaku kejahatan dengan

kekerasan yang dilakukan oleh massa di wilayah hukum Pengadilan Negeri

Kelas IA Tanjung Karang?

2. Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut di atas, maka yang akan menjadi

ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah latar belakang terjadinya kejahatan dengan kekerasan yang

dilakukan oleh massa di wilayah hukum Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung

Karang?

2. Bagaimankah pemberian sanksi pidana terhadap pelaku kejahatan dengan

kekerasan yang dilakukan oleh massa di wilayah hukum Pengadilan Negeri

Kelas IA Tanjung Karang?

C. Tujuan dan Kcgunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui, memahami dan menganalisis latar belakang terjadinya

kejahatan dengan kekerasan yang dilakukan oleh massa di wilayah hukum

(11)

2. Untuk mengetahui, memahami dan menganalisis pemberian sanksi pidana

terhadap pelaku kejahatan dengan kekerasan yang dilakukan oleh massa di

wilayah hukum Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung Karang.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

a. Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan tentang teori-teori yang

berhubungan dengan tindakan yang dikategorikan pelanggaran kejahatan

kekerasan yang dilakukan oleh massa.

b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan kajian dalam rangka

pengembangan teori-teori ilmu hukum, khususnya hukum pidana

mengenai penanggulangan kejahatan kekerasan yang dilakukan oleh

massa.

2. Secara Praktis

a. Memberikan sumbangan (rekomendasi) kepada masyarakat dan

pemerintah khususnya Kepolisian dalam penanggulangan kejahatan

kekerasan yang dilakukan oleh massa serta memahami tugas-tugas

yang diemban oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia.

b. Memberikan kepastian kriteria kepada masyarakat dan kepolisian tentang

apa yang dimaksud dengan perbuatan yang dikategorikan pelanggaran

(12)

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual

1. Kerangka Teoritis

Menurut Soerjono Soekanto (1999: 73), kerangka teoritis adalah konsep-konsep

yang sebenar-benarnya merupakan abstraksi hasil pemikiran atau kerangka acuan

yang pada dasarnya bertujuan untuk mengadakan kesimpulan terhadap

dimensi-dimensi sosial yang dianggap relevan untuk penelitian.

Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang

faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tindak pidana adalah sebagai berikut :

a) Faktor Internal

1. Kejiwaan Pelaku Kejahatan Yang Tidak Sehat

Kejiwaan pelaku yang kurang sehat cenderung mereka berperilaku yang

yang tidak sehat pula dengan melakukan kejahatan kekerasan yang

melawan hukum. Kondisi ini disebabkan oleh konflik mental yang

berlebihan. Selain itu juga daya emosional pelaku kejahatan kekerasan

yang tidak stabil, sehingga mendorongnya untuk melakukan kejahatan

kekerasan.

2. Rendahnya Pendidikan Formal dan Kurangnya Pengetahuan Pelaku

Kejahatan.

Rendahnya pendidikan formal pelaku kejahatan kekerasan membuatnya

tidak berpikir panjang dalam melakukan kejahatan kekerasan sehingga

(13)

3. Minimnya Pendidikan Agama

Seseorang yang kurang mendapatkan pendidikan agama secara baik dan

benar akan berpotensi untuk melakukan kejahatan kekerasan yang sifatnya

melanggar hukum. Karena pelaku kejahatan kekerasan tersebut tidak

memiliki landasan yang kokoh dalam membentengi perilakunya dalam

tindakan.

b) Faktor Eksternal

1. Faktor Orangtua

Salah satu faktor penyebab terjadinya kejahatan adalah kurangnya kontrol

orang tua yang berpotensi menjadi pelaku kejahatan kekerasan. Hal ini

dapat memberikan peluang kepada para pelaku kejahatan secara leluasa

berbuat jahat. Selain itu pada masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan

atau terbelakang, faktor pengetahuan yang rendah tentang penegakan

hukum juga menjadi pendukung terjadinya kejahatan kekerasan yang

dilakukan massa.

2. Faktor Masyarakat dan Lingkungan

Masyarakat menjadi faktor pendukung terjadinya kejahatan kekerasan

karena mengenai hal-hal rendahnya pengetahuan masyarakat tentang

bagaimana dan kepada siapa mencari perlindungan hukum, ajakan

teman-teman pelaku yang sifatnya merasa kebersamaan untuk melakukan

kejahatan kekerasan. Kehidupan yang keras dengan perekonomian yang

(14)

kejahatan kekerasan . Kurangnya sosialisasi khusus pada masyarakat

terpencil dan perekonomian yang rendah.

3. Faktor Penegak Hukum

Penegak hukum menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kejahatan

kekerasan, hal ini dapat dilihat kurang maksimalnya aparat penegak

hukum bekerja menjaga keamanan disetiap titik daerah yang kurang aman.

Penegak hukum juga kurang mensosialisasikan Pasal 170 KUHP (Barang

Siapa dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan

kekerasan terhadap orang atau barang diancam dengan pidana paling lama

lima tahun enam bulan). Penegak hukum pun sering terjadi pembelaan

yang tidak adil terhadap masyarakat kecil. Sehingga fungsi penegak

hukum/pengadilan bukan lagi tempat untuk mencari keadilan.

Dalam hal menjawab permasalahan ke-2 yang dijadikan teori pasal 170 KUHP

yang berbunyi :

(1) Barang siapa dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama

menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang diancam

dengan pidana paling lama lima tahun enam bulan.

Oleh karena kejahatan kekerasan yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini

adalah kejahatan kekerasan yang dilakukan oleh massa maka digunakan juga teori

(15)

1) Dipidana sebagai pembuat delik

a) Mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang

turut serta melakukan perbuatan

b) Mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu, dengan

menyalahgunakan kekuasaan atau martabat, dengan kekerasan,

ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi kesempatan,

sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya

melakukan perbuatan.

2) Terhadap penganjur, hanya perbuatan yang sengaja dianjurkan

sajalah yang diperhitungkan, beserta akibat-akibatnya.

2. Konseptual

Menurut Soerjono Soekanto (1999: 112), konseptual adalah susunan berbagai

konsep yang menjadi fokus pengamatan dalam melaksanakan penelitian.

Berdasarkan definisi tersebut maka peneliti akan melakukan analisis pokok-pokok

bahasan dalam penelitian ini dan memberikan batasan pengertian yang

berhubungan dengan penulisan skripsi. Adapun batasan istilah yang digunakan

sebagai berikut :

1. Analisis adalah proses penginterprestasian untuk mengungkapkan suatu

masalah agar menemukan titik pemecahan permasalahan tersebut ( Gunawan

Adi Saputa 152 : 2006)

2. Penjatuhan pidana adalah suatu tindakan yang dijatuhkan kepada orang yang

(16)

3. Pelaku adalah mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang

turut serta melakukan perbuatan ( Pasal 55 KUHP )

4. Kejahatan dan kekerasan adalah Barang Siapa dengan terang-terangan dan

dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang

diancam dengan pidana paling lama lima tahun enam bulan ( Pasal 170

KUHP).

5. Massa adalah sekelompok orang yang saling beraktivitas satu sama lain

(Awaloedin Djamin : 121 : 2004)

6. Pengadilan Tinggi Negeri adalah pengadilan tingkat pertama, selanjutnya

adalah pengadilan tinggi atau pengadilan tingkat banding, dan Mahkamah

Agung (Satjipto Rahardjo : 187 : 2008)

E. Sistematika Penulisan

Dalam upaya memudahkan maksud dari penelitian ini serta dapat dipahami, maka

penulis membagi sistematika penulisan ke dalam V (lima) Bab secara berurutan

dan saling berhubungan sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, permasalahan

penelitian dan ruang lingkup penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian,

(17)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini dikemukakan tentang pengertian pidana dan jenis-jenis pidana,

pengertian tindak pidana dan jenis-jenis tindak pidana, pengertian penegakan

hukum tentang kejahatan kekerasan dan kebijakan kriminal.

III. METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan langkah-langkah atau cara yang dilakukan dalam

penelitian yang meliputi pendekatan masalah, sumber dan jenis data,

prosedur pengumpulan dan pengolahan data serta analisa data

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan hasil penelitian

permasalahan latar belakang terjadinya kejahatan dengan kekerasan yang

dilakukan oleh massa, pemberian sanksi pidana terhadap pelaku kejahatan

dengan kekerasan yang dilakukan oleh massa dan upaya hukum yang

dilakukan oleh aparat penegak hukum terhadap pelaku kejahatan dengan

kekerasan yang dilakukan oleh massa.

V. PENUTUP

Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan disertai

saran-saran sebagai alternatif pemecahan masalah dan perbaikan yang

(18)

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada Bab terdahulu

maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Latar belakang terjadinya kejahatan dengan kekerasan yang dilakukan oleh

massa antara lain terdiri dari : faktor lingkungan, yakni lingkungan dimana

hukum tersebut berlaku atau diterapkan, faktor kebudayaan, dan faktor

ekonomi, serta fakor yang timbul dari dirinya sendiri yang mendorong kita

melakukan tindakan kejahatan kekerasan akibat ketidakpercayaan kepada

penegak hukum.

2. Pemberian sanksi pidana terhadap pelaku kejahatan dengan kekerasan yang

dilakukan oleh massa berdasarkan pada Pasal 170 dan Pasal 358 KUHP.

Pasal 170 KUHP berbunyi :

1) Barangsiapa dengan terang-terangan - dan dengan tenaga bersama

menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang diancam

(19)

2) Yang bersalah diancam :

a) Dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun, jika ia dengan

sengaja menghancurkan barang atau jika kekerasan yang

digunakan mengakibatkan luka-luka;

b) Dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun, jika

kekerasan mengakibatkan luka berat;

c) Dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun, jika

kekerasan mengakibatkan maut.

3. Pasal 89 tidak diterapkan.

Sedangkan Pasal 358 berbunyi :

Mereka yang sengaja turut serta dalam penyerangan atau perkelahian di mana

terlibat beberapa orang, selain bertanggung jawab masing-masing terhadap apa

yang khusus dilakukan olehnya diancam : Kesatu, dengan pidana penjara paling

lama dua tahun delapan bulan jika akibat penyerangan atau perkelahian itu ada

yang luka-luka. Kedua, dengan pidana penjara paling lama empat tahun, jika

akibatnya ada yang mati. Untuk memenuhi rumusan pasal ini, maka keikutsertaan

dalam penyerangan atau perkelahian yang dilakukan dengan sengaja. Pelaku

harus menghendaki untuk terlibat dalam penyerangan, dan bukan karena ia

(20)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran-saran yang dapat dikemukakan

sebagai alternatif penyelesaian permasalahan di masa yang akan datang adalah

sebagai berikut :

1. Mengharapkan kepada aparat penegak hukum agar dapat menerapkan

dan menegakkan peraturan dan menghukum para pelaku tindak pidana

kekerasan yang dilakukan oleh orang banyak yang seadil-adilnya dan

membuat para pelaku akan jera dan tindak pidana kekerasan yang dilakukan

secara bersama-sama dapat diminimalisir.

2. Hendaknya aparat penegak hukum dapat fneningkatkan upaya pencegahan

(preventif) terhadap terjadinya suatu tindak pittana dengan kekerasan misalnya

dengan melakukan patroli secara rutin terhadap daerah yang rawan terjadinya

suatu tindak pidana, memberikan upaya penyadaran hukum kepada

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Berdasarkan jadwal yang termuat pada Portal LPSE tersebut telah memasuki tahapan pembukaan dan Evaluasi Penawaran : Administrasi dan Teknis, dan telah

Jeder Wählerin und jeder Wähler hat eine Stimme, die sie oder er für eine Kandidatin oder einen Kandidaten einer Wahlliste ihrer oder seiner Mitgliedergruppe abgibt.. Die Sitze

Berdasarkan hasil analisa peramalan penjualan Apikator dan Epoxy pada PT Alphatec Engindo pada bulan Mei 2006 dengan menggunakan Moving Average pada preiode 3 bulan, maka hasil

Dari jumlah 203 individu yang terdata, total rata-rata kelimpahan ikan herbivora di seluruh stasiun berjumlah 1.450 individu/ha atau 5,01% dari total kelimpahan ikan karang,

Bahwa penerapan parliamentary threshold dalam sistem Pemilu Indonesia melanggar prinsip keterwakilan ( representativeness ) sehingga menimbulkan ketidakpastian hukum (

Dengan demikian, alat bukti yang dimaksud berdasarkan Pasal 23 dan 24 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, Pasal 75 dan 76 Peraturan Menteri Negeri Agraria/Kepala