• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATIHAN PULL UP DAN DUMBLE BICEPS CURL TERHADAP KEMAMPUAN KAYUHAN LENGAN RENANG GAYA DADA PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 KALIANDA LAMPUNG SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LATIHAN PULL UP DAN DUMBLE BICEPS CURL TERHADAP KEMAMPUAN KAYUHAN LENGAN RENANG GAYA DADA PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 KALIANDA LAMPUNG SELATAN"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LATIHAN PULL UP DAN DUMBLE BICEPS CURL TERHADAP KEMAMPUAN KAYUHAN LENGAN

RENANG GAYA DADA (Skripsi)

Oleh

YULISTIAN ARISMUNANDAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

PENGARUH LATIHAN PULL UP DAN DUMBLE BICEPS CURL TERHADAP KEMAMPUAN KAYUHAN LENGAN

RENANG GAYA DADA

Oleh

YULISTIAN ARISMUNANDAR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

ABSTRAK

PENGARUH LATIHAN PULL UP DAN DUMBLE BICEPS CURL TERHADAP KEMAMPUAN KAYUHAN LENGAN RENANG

GAYA DADA PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 KALIANDA

LAMPUNG SELATAN

Oleh

YULISTIAN ARISMUNANDAR

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan Pull Up dan Dumble Biceps Curl dalam meningkatkan kemampuan kayuhan lengan renang pada siswa kelas x SMK Negeri 2 Kalianda Lampung Selatan Tahun Pelajaraan 2012/2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan desain penelitian Pre test, Ordinal Pairing, Treatment, dan Post test. Sample sebanyak 42 siswa yang dibagi kedalam tiga kelompok yaitu, kelompok eksperimen Pull Up, kelompok eksperimen Dumble Biceps Curl dan, kelompok Kontrol. Frekuensi latihan sebanyak 3 kali dalam semingu, sebanyak 2-4 set dengan 8 kali tiap set dan waktu istirahat 2 menit tiap set. Program latihan diberikan selama 6 minggu. Teknik yang digunakan adalah Analisis Varians.

Hasil analisis data tes kemampuan kayuhan lengan renang gaya dada menunjukkan bahwa latihan Pull Up dapat meningkatkan kemampuan kayuhan lengan renang gaya dada secara signifikan (fhitung 13,437 > ftabel 3,23) begitu pula dengan latihan latihan Dumble Biceps Curl memberikan peningkatan kayuhan lengan renang gaya dada secara signifikan ( fhitung 10,017> ftabel 3,23). Perbedaan pengaruh menunjukkan bahwa .latihan Pull Up lebih baik dalam meningkatkan kayuhan lengan renang gaya dada dibandingkan latihan latihan Dumble Biceps Curl dan Kontrol (fhitung 3,420> ttabel 3,23).

Rekomendasi dari hasil penelitian ini sebaiknya dalam latihan kekuatan kayuhan lengan renang gaya dada menggunakan latihan Pull Up.

(4)

Judul : PENGARUH LATIHAN PULL UP DAN DUMBLE BICEPS CURL TERHADAP KEMAMPUAN KAYUHAN LENGAN RENANG GAYA DADA

Nama : YULISTIAN ARISMUNANDAR

Nomor Pokok Mahasiswa : 0813051051

Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing Pembimbing I

Drs. Sudirman Husin, M.Pd NIP 19581021 198503 1 003

Pembimbing II

Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes NIP 19580127 198503 1 003

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Sudirman Husin, M.Pd. ………..

Sekretaris : Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes ………..

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Herman Tarigan, M.Pd. ………..

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP 19600315 198503 1 003

(6)

PERNYATAAN

Bahwa yang bertandatangan dibawah ini : Nama : Yulistian Arismunandar

Npm : 0813051051

Tempat Tanggal Lahir: Pringsewu, 25 Juli 1990

Alamat : Jln. Sinar Laut No.25 Kecamatan Kalianda Lampung Selatan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Latihan Pull Up dan Dumbel Biceps Curl Terhadap Kemampuan Kayuhan Lengan Renang Gaya Dada” adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilakasanakan pada tanggal 5 Januari s.d 18 Februari 2013 . Skripsi ini bukan hasil menjiplak ataupun hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya, atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Bandar Lampung, 22 April 2013

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Pringsewu pada tanggal 25 Juli 1990, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara Bapak Paryoto, SE dan Ibu Romirah, S.Pd.

Pendiddikan Taman Kanak-kanak (TK) Pembina Kalianda selesai tahun 1996, Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Way Urang Kalianda selesai pada tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Kalianda selesai pada tahun 2005, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Kalianda selesai pada tahun 2008.

(8)

PERSEMBAHAN

Bissmillahirrahmanirrahim

Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati serta rasa syukur ku pada-MU ya Allah

kupersembahkan karya sederhana ini untuk yang kucintai, kuhormati, yang

kusayangi, dan kubanggakan:

Kedua orang tuaku tercinta, ayahanda Paryoto, SE dan ibunda

Romirah, S.Pd.

Adikku yang sangat kusayangi Nur Andriyani Pratiwi dan,

Yuni Kartika.

Surgaku dan sahabat-sahabatku yang kucintai karena Allah.

(9)

MOTTO

Berusaha dan berdo’alah

Karena keberhasilan sebanyak berusaha dan berdo’a

(Suparmanto)

Rahmat yang paling berharga bagi seseorang manusia adalah

Menyadari kesalahaanya, memepelajari,

Serta memperbaikinya

(10)

SANWACANA

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan ridho-Nya Skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi yang penulis susun ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Unila. Dengan Judul “Pengaruh Latihan Pull Up dan Dumble Biceps Curl terhadap Kemampuan Kayuhan Lengan Renang Gaya Dada”.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Sudirman Husin, M.Pd. selaku Pembimbing I yang dengan tekun dan sabar dalam membimbimg penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Bapak Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes. selaku Pembimbing II. Atas kesabaran dan pengertian dalam membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

(11)

ii

4. Bapak Dr. Hi.Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan, selaku Plt. Ketua Program Studi Penjaskes Universitas Lampung.

6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan semasa penulis menyelesiakan perkuliahan.

7. Teman-teman seperjuangan PPL dan KKN.

8. Sahabat- sahabat seperjuangan Penjaskes 2008, Aang, Candra, Rizki, Isa dan yang lainnya yang tidak bsa disebutkan satu persatu terima kasih atas perjuangan dan kebersamaannya selama ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, amin.

Wassalamua’alaikum warohmatullah Wabarokatuh

Bandar Lampung, 22 April 2013 Penulis

(12)
(13)

xiii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Struktur Otot Lengan Atas ... 19

2. Struktur Otot Lengan Bawah ... 20

3. Mekanisme Roda Pasak Pada Kontraksi Otot ... 23

4. Gerakan Pull Up ... 24

5. Gerakan Dumbel Biceps Curl ... 25

6. Perenang Bila Masuk Ke Dalam Air Ada Tiga Kemungkinan ... 29

7. Titik Berat dan Titik Apung ... 30

8. Gaya Angkat Pada Gerak Lengan Dalam Renang ... 30

9. Posisi Badan Renang Gaya Dada ... 33

10. Ayunan Kaki Gaya Dada ... 35

11. Kayuhan Gerakan Tangan ... 36

12. Gerakan Koordinasi ... 37

13. Tes Kemampuan Kayuhan Renang Gaya Dada ... 49

14. Hasil Tes Awal dan Akhir Pull Up ... 55

15. Hasil Tes Awal dan Akhir Dumbel Biceps Curl ... 55

16. Hasil Tes Awal dan Akhir Kelompok Kontrol ... 56

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nomor – Nomor yang diperlombakan ... 27

2. Persamaan Beban Latihan ... 46

3. Anava Tunggal ... 50

4. Hasil Pengukuran Kemampuan Kayuhan Renang Gaya Dada ... 57

(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

KTSP adalah kurikulum seperangkat operasional yang disusun oleh dan dilaksananakan dimasing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu atau kelompok mata pelajaraan/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetnsi dasar, materi pokok/pembelajaraan, kegiatan pembelajaraan, kegiatan pembelajaraan, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Pengembangan KTSP yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.

(17)

: 2007 4). Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap, mental, emosional, sportivitas, spiritual, dan sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Melalui pendidikan jasmani dan kesehatan olahraga siswa dapat mengenal olahraga lebih dekat. Olahraga merupakan wadah atau ajang untuk mencari bakat dari setiap siswa. (Pedoman Penyusunan KTSP, 2007 : 163).

Perkembangan olahraga di Indonesia dari tahun ke tahun semakin menampakan kemajuannya, keadaan ini sejalan pula dengan apa yang telah diprogramkan oleh pemerintah untuk menggalakan kegiatan olahraga dengan semboyan “memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat”.

Olahraga merupakan salah satu cara untuk mengembangkan dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani . dengan berolahraga, system sirkulasi dan kerja jantung akan meningkat, peningkatan kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan dan kondisi fisiklainnya (Harsono, 2001), sedangkan dari bersemangat, dan optimis.

(18)

tubuh bergerak dan berkembang dengan mengkoordinasikan kekuatan setiap perenang. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang sedang berkembang di Indonesia saat ini, hal ini dapat dilihat dengan banyaknya perkumpulan renang yang berkembang di daerah-daerah . Selain itu juga dapat dilihat dari banyaknya kejuaraan renang, baik itu kejuaraan daerah (Kejurda), maupun kejuaraan nasional (Kejurnas), pekan olahraga wilayah (Porwil), kejuaraan renang antar pelajar nasional, pekan olahraga pelajar nasional (Popnas), pekan olahraga nasional (Pon), dll.

Untuk mencapai prestasi tinggi diperlukan suatu proses latihan,sistematis, yang berlanjut dan harus dimulai pada usia dini (8 tahun). Apabila pembinaan renang diawali pada usia dini, maka pada usia-usia emas (15 tahun) dapat menunjukan prestasi yang tinggi. Ini semua tergantung kepada para pembina dan orang tua sebagai pendukungnya. Banyak faktor untuk dapat mencapai prestasi yang diharapkan antara lain: (1) aspek fisik, meliputi kekuatan, kecepatan, fleksibilitas, dan koordinasi, (2) aspek teknis: pull, push, recovery, dan entry, (3) aspek taktik: strategi dalam berlomba atau bertanding, dan (4) aspek mental.

(19)

berbagai gaya yaitu, gaya bebas (free-style/crawl), gaya dada (brest-stroke), gaya punggung (back-stroke) gaya kupu-kupu (buterrfly-stroke).

Renang gaya dada merupakan jenis renang dengan gaya yang paling mudah dan santai diakukan dari pada renang gaya lainnya apalagi untuk berenang jarak jauh. Gaya dada merupakan gaya renang kuno yang sudah ada sejak Zaman dahulu. Gaya ini tidak punah dan pada saat ini merupakan satu dari empat gaya renang yang diperlombakan dalam pertandingan-pertandingan renang internasional.. Adapun untuk teknik dasar renang gaya dada yaitu, posisi badan, gerakan kaki, gerakan lengan, gerakan pengambilan nafas, dan kordinasi gerakan keseluruhan.

Untuk mendapatkan kemampuan gerak maju yang cepat dan maksimal dalam renang gaya dada perlu adanya kekuatan. Kekuatan otot adalah penentu penampilan yang penting pada banyak kegiatan olahraga (Pate, Rotella, Mc Clenaghan, 1993:300). Kekuatan otot dalam olahraga renang mempunyai peranan yang penting. Menurut Sukintoko dan Sukarno (1983:73), setiap kecepatan maju dalam berenang adalah hasil dari dua kekuatan. Satu kekuatan cenderung untuk menahan disebut hambatan yang disebabkan oleh air yang harus didesak maju, kekuatan yang kedua adalah kekuatan yang mendorong maju disebut dorongan yang diperoleh dari gerakan atau tarikan lengan dan dorongan tungkai.

(20)

renang khususnya renang gaya dada adalah kekuatan dorongan kaki dan, kekuatan kayuhan lengan. Kekuatan dalam kayuhan renang dapat dihasil dari kekuatan dalam menarik. Untuk itu guna mendapatkan kekuatan dalam gerak maju yang cepat dan maksimal pada kayuhan lengan perlu adanya latihan kekuatan yaitu latihan Pull Up dan Dumbel Biceps Curl.

(21)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka identifikasi masalah penelitian ini sebagai berikut yaitu:

1. Masih lemahnya kemampuan menarik dalam kayuhan lengan renang gaya dada pada siswa kelas x SMK Negeri 2 Kalianda.

2. Masih lemahnya kekuatan dalam kayuhan lengan renang gaya dada pada siswa kelas x SMK Negeri 2 Kalianda.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, untuk memudahkan penelitian perlu pembatasan yang berdasarkan tujuan dari penelitian ini, adapun pembatasan masalah tersebut adalah latihan kekuatan otot lengan dengan bentuk latihan kekuatan Pull Up dan Dumble Biceps Curl terhadap kemampuan kayuhan lengan pada siswa SMK Negeri 2 Kalianda Lampung Selatan

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah latihan Pull Up berpengaruh terhadap kemampuan kayuhan lengan renang gaya dada ?

(22)

3. Manakah yang lebih baik antara latihan Pull Up, latihan Dumbel Biceps Curl dan kontrol terhadap kemampuan kayuhan lengan renang gaya dada ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh latihan Pull Up terhadap kemampuan kayuhan lengan renang gaya dada.

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh latihan Dumble Biceps Curl terhadap kemampuan kayuhan lengan renang gaya dada. 3. Untuk mengetahui manakah yang lebih baik antara latihan Pull Up, latihan

Dumbel Bicep Curl, dan kontrol terhadap kemampuan kayuhan lengan renang gaya dada.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermaanfaat bagi : 1. Siswa

Bahwa latihan kekuatan otot lengan pada kayuhan lengan dapat meningkatkan kemampuan gerak maju bagi siswa dalam pembelajaran renang gaya dada.

2. Mahasiswa dan Guru Penjaskes

(23)

3. Program Studi Penjaskes

Bagi program studi penjaskes , penelitian ini berguna untuk menambah referensi perpustakaan dan sebagai bahan acuan untuk pengembangan bagi para mahasiswa dalam melaksanakan penelitian-penelitian selanjutnya.

4. Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti tentang karya ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.

G. Batasan Istilah

1. Pengaruh

Pengaruh artinya daya yang ada, yang timbul dari sesuatu (orang/benda) (WJS. Poerwoedarminto, 2002:664).

2. Latihan

Latihan adalah proses yang sistematis untuk meningkatkan kapasitas bahwa fungsional fisik bertujan untuk meningkatkan penampilan gerak.(Pate, 1984, Prionohadi dkk, 2001:102).

3. Latihan Pull Up

Pull up merupakan salah satu latihan yang dilakukan dengan bergantungan

pada sebuah palang/bar besi dan menarik tubuh sampai dagu bisa sejajar

(atau sedikit di atas) dengan bar tersebut. Posisi kaki bisa lurus

(24)

(Dhimas Nanda), Http://dhimas-nanda.blogspot.com/2011/11/tentang-pull-up_04.html.

4. Latihan Dumbel Biceps Crul

Dumble Biceps Curl adalah gerakan angkat beban pada tangan dengan mengunakan dumble atau barbell, dengan gerakan angkat dumble ke arah bahu sambil memutar pergelangan tangan, lalu kembali ke posisi semula dan ulangi gerakan untuk repetisi berikutnya (Denny Santoso), Http://duniafitnes.com/training/dapatkan-otot-bicep-menawan-dengan-dumbbell-curl.html.

5. Kayuhan Lengan

Kayuhan lengan adalah Gerakan menarik dalam renang dengan menggunakan tangan yang menghasilkan gerak maju atau luncuran kedepan (David G.Thomas, 118).

6. Renang

(25)

7. Gaya Dada

(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengaruh

Pengaruh artinya daya yang ada, yang timbul dari sesuatu (orang/benda) (WJS. Poerwoedarminto, 2002:664). Sedangkan menurut ( Baddudu dan Zain, 1994:1031) pengaruh adalah daya yang menyebabkan sesuatu yang dapat mengubah atau membentuk sesuatu yang lain. Dalam Penelitian ini pengaruh adalah daya yang ada dari suatu kegiatan yaitu 2 bentuk latihan kekuatan otot lengan yaitu menggunakan latihan Pull Up dan Dumble Biceps Curl yang akan dicari perbedaan hasil ketepapatannya dalam melakukan kemampuan kayuhan lengan renang gaya dada.

B.Latihan

1. Pengertian Latihan

(27)

untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik bertujan untuk meningkatkan penampilan gerak. Secara fisiologis, latihan diartikan sebagai usaha memperbaiki sistem dan fungsi organisme agar dapat dipakai kinerja yang optimal. Bompa , 1983 (Priyonohadi. dkk, 2001:98).

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa latihan adalah aktivitas yang dilakukan secara berkelanjutan dan terorganisir dengan tujuan meningkatkan penampilan olahraga.

2. Tujuan Latihan

Tujuan umum latihan menurut Bompa dalam Suharjana (2004) adalah :

1. Untuk mencapai dan memperluas perkembangan fisik secara menyeluruh. Tujuan ini penting karena perkembangan fisik pada suatu tingkat yang tinggi merupakan dasar-dasar latihan.

2. Untuk menjamin dan memperbaiki perkembangan fisik khusus sebagai suatu kebutuhan yang telah ditentukan dalam aktivitas olahraga. Pemenuhan tujuan ini seperti pengembangan kekuatan, memperbaiki waktu reaksi, daya tahan otot dan fleksibilitas.

3. Untuk mengenal gerak olahraga yang telah dipilih sehingga bisa mengembangkan kapasitas penampilan lebih lanjut.

(28)

5. Untuk mempertahankan kesehatan yang dimiliki. Untuk melengkapi tujuan ini sebaiknya dilakukan pemeriksaan kesehatan secara periodik.

6. Untuk mencegah dan mengambil tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya Cidera.

7. Untuk memperkaya pengetahuan secara teori dengan memperhatikan

dasar secara fisilogi, psikologi latihan dan peranan gizi.

Selain tujuan umum, latihan juga memiliki tujuan khusus, yaitu sesuai dengan keinginan untuk mengembankan komponen kebugaran tiap-tiap individu. Sedangkan menurut Harre (1999:7), tujuan latihan adalah : 1. Mengembangkan keperibadian dan mental

2. Mempertahankan kondisi fisik

3. Meningkatkan teknik kordinasi gerak dan taktik

Berdasarkan pendapat tujuan para ahli diatas latihan yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan latihan adalah suatu proses yang dilakukan untuk meningkatkan, memperbaiki dan mempertahankan kondisi fisik seseorang melalui program latihan yang dilakukan secara berkelanjutan.

3. Prinsip dan Asas Latihan

a. Prinsip Latihan

(29)

a. Prinsip beban berlebih (overload)

Prinsip ini ,mengatakan bahwa beban latihan yang diberikan kepada atlet haruslah secara periodik dan progresif ditingkatkan. Beban latihan berfungsi sebagai suatu stimulus dan mendatangkan suatu respon dari tubuh atlet. Jika pembebanan dilakukan secara optimal (tidak terlalu ringan dan juga tidak terlalu berat) maka setelah pemulihan penuh, tingkat kebugaran akan meningkat lebih tinggi dari sebelumnya.

b. Prinsip Individualisasi

Tidak ada dua orang atlet yang rupa serta karakteristik fisilogis ada psiklogisnya persis sama. Selalu aka nada perbedaan kemampuan, potensi, adaptasi dan karakteristik dalam latihannya. Sehingga program latihan harus dirancang berdasarkan perbedaan individu atas kemauan (abilities), kebutuhan (needs) dan potensi (potensial).

c. Densitas Latihan

Densitas atau kekerapan latihan mengacu kepada hubungan yang ditanyakan antara kerja dan istirahat dalam latihan. Atau dapat pula diartikan sebagai kepadatan atau frekuensi atlet dalam melakukan suatu ragkaian (seri) rangsangan per satuan waktu. d. Prinsip kembali asal (reversibility)

(30)

teratur dan berkesinambungan dengan frekuesi yang cukup replikasi dari gerakan-gerakan yang dilakukan dalam olahraga tersebut.

f. Perkembangan Multilateral

(31)

h. Variasi Latihan

Kompleknya latihan dan tingginya tingkat pembebanan dalam latihan membutuhkan variasi bentuk latihan dan metode latihan untuk mencegah kejenuhan/kebosanan (boredom) berlatih. Kebosanan akan menjadi kritis apabila kurang bervariasi.

i. Intensitas Latihan

Intensitas latihan adalah kualitas atau kesulitas beban latihan. Untuk mengukur intensitas tergantung pada atribut khusus yang dikembangkan atau diteskan. Misalnya kecepatan berlari diukur dalam meter perdetik (m/dtk).

j. Volume Latihan

Volume latihan yaitu jumlah seluruh latihan dalam istilah waktu, jarak, akumulasi berat dan sebagainya ketika durasi beban adalah porsi beban yang disediakan untuk satu unit atau tipe latihan. Contoh : seorang pelari menyelesaikan program latihan untuk satu unit selama 60 menit, maka volume latihannya adalah 60 menit.

b. Asas Latihan

Sedangkan menurut Bompa dalam Harsono (2004) asas latihan yang harus difahami oleh pelatih ialah :

(32)

besar/berat maka kondisi akan kembali keseperti semula. Asas ini menganjurkan agar atlet pada waktu pertandingan berada pada tahap over kompensasi, karena pada tahap inilah atlet memiliki energi/kinerja yang paling tinggi.

C. Kekuatan Otot Lengan

1. Kekuatan

Kekuatan atau strength adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan (Harsono, 1988 : 176). Kekuatan otot adalah kemampuan kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam penggunaan otot untuk penerimaan beban sewaktu bekerja. Kekuatan adalah kondisi fisik seseorang tentang kemampuan dari suatu otot untuk bekerja menahan beban yang bertambah (Fredrick, 1996: 31). Kekuatan atau strength adalah komponen kondisi fisik yang menyangkut masalah kemampuan seseorang pada saat mempergunakan otot-ototnya, menerima beban dalam waktu kerja tertentu (M. Sajoto 1988 : 58). Yang dimaksud dengan kekuatan otot lengan dalam skripsi ini adalah kemampuan seeorang dalam mempergunakan otot lengan untuk menerima beban sewaktu bekerja.

2. Otot Lengan

(33)

1. Otot Lengan atas

Terdiri atas : otot-otot kentul (flekson) dan otot-otot kedang

(ekstensor)

1. Otot-otot kentul (flekson).

a. M. Biceps Brachi (otot lengan berkepala 2)

Otot ini mempunyai dua buah sendi dan mempunyai dua buah

kepala. Kepala yang panjang melekat didalam sendi bahu,

kepala yang pendek melekat disebelah luar da yang kedua

disebelah dalam. Otot itu kebawah menuju ketulang pengupil.

Dibawah uratnya terdapat lendir. Fungsi otot ini untuk

membengkokan lengan bawah siku, meratakan hasta dan

mengangkat tangan.

b. M. Brachialis (otot lengan dalam)

Otot ini berpangkal di bawah otot segitiga di tulang pangkal

lengan dan menuju taju dipangkal tulang hasta. Fungsinya untuk

membengkokan lengan dibawah siku.

a. M. Kurakobrachialis

b. Otot ini berpangkal di prosesuskorakoid dan menuju ketulang

pangkal lengan. Fungsinnya untuk mengangkat lengan.

2. Otot-otot kedang

a. M. Tricep Brachi

Otot lengan berkepala tiga. Kepala luar berpangkal disebut juga

(34)

menuju kebawah kemudian bersatu dengan yang lain.

Kepala dalam berawal dari tulang di bawah tulang

pangkal legan. Kepala panjang pada tulang dibawah sendi dan

ketiga-tiganya yang mempunyai sebuah urat yang melekat

diolekranon.

Gambar 1

struktur otot lengan atas ( Setiadi, 2007:267-268 )

2. Otot lengan bawah

Terdiri atas : otot-otot kedang yang memainkan perananya dalam pengetulan di atas sendi siku dan sebagian dalam silang hasta dan otot kentul yang mengendangkan siku dan tangan serta ibu jari dan meratakan hasta tangan. Otot-otot tersebut adalah :

(35)

c. M. Ekstensor Karpi Radialis Ulnalis. Ketiga otot ini fungsinya sebagai ekstensi lengan (menggerkkan lengan).

d. M. Digitorum Karpi Radialis : fungsinya untuk menggerakkan jari tangan kecuali ibu jari.

e. M. Ekstensor Policis Longus : fungsinya untuk menggerakkan ibu jari.

f. M. Pronator Teres, fungsinya yang mengerjakan tulang hasta dan membengkokkan lengan di bawah siku.

g. M.Palmaris Ulnaris, berfungsi mengetulkan lengan

h. M. Palmaris Longus, M. Fleksor Karpi Radialis, fungsinya menggerakkan jari kedua dan kelingking.

i. M. Digitirum Profundus, menggerakkan jari pertama, kedua, ketiga dan keempat.

j. M. Fleksor Policic Longus, fungsinya menggerakkan ibu jari. k. M.Pronator Teres Equadratus, fungsinya pronasi dari tangan.

l.M. Supinator Brevis, fungsinya supinasi dari tangan.

Gambar 2

(36)

3. Kontraksi Otot

Kontraksi otot berlangsung karena terjadi interaksi antara protein-protein kontraktil, yaitu aktin dan miosin, yang dikendalikan oleh interaksi antara ion kalsium dan komplek protein troponin tropomiosin. (Brooks, 1987 dalam Hermawan, 1995, Tesis).

Peluncuran filamen aktin ke arah tengah sabuk A merupakan awal terjadinya interaksi serabut. Setelah meluncur filamen aktin mengalami tumpang tindih dengan filamen miosin. Karena membran z ini ikut tertarik oleh filamen aktin sampai ke ujung-ujung filamen miosin, maka jarak antara membran z yang satu dengan yang lain semakin dekat. Begitu pula sabuk I mejadi lebih pendek dan daerah H menjadi agak gelap. Teori ini disebut “Sliding Filament Theory” (Harre,1982 ; Lamb, 1984 dan Fox et al., 1988 dalam Hermawan, 1995, Tesis).

Sedangkan awal terjadinya kontraksi, bermula setelah otot menerima pesan dari “ Sistem Syarat Pusat” (CNS) yaitu otak atau sumsum tulang belakang, melalui saraf eferent. Pesan dipindahkan dari sinap ke sinap, akhirnya mencapai neuromuscular junction (sambugan saraf otot) atau motor end palte (ujung lempeng motorik). Potensial aksi tersebut akan segera meyebar ke seluruh sarkolema (dinding sel otot) kemudian diteruskan ke T tubulus melalui sistem triad atau sarco tubular system, dan akhirya rangsang ini mencapai sisterna (sarcoplasmic reticulum).

(37)

Rahmat Hermawan, 1995, Tesis). Ion kalsium yang dilepaskan oleh reticulum sarkoplasma (sisterna) ini akan berkaitan dengan troponin yang mempuyai afinitas sangat besar terhadap ion kalsium. Apabila ion kalsium berkaitan dengan troponin, maka molekul tropomisio akan bergeser masuk kedalam helik celah untaian filament aktin (Guyton, 1991; Lamb, 1984 dalam Hermawan, 1995, Tesis). Dengan demikian tempat perikatan (binding site atau active site) pada aktin yang sebelumnya tertutup tropomiosin menjadi terbuka. Begitu active site terbuka, kepala jembatan menyeberang (head cross bridge) miosin segera melekat pada tempat ini. Pada waktu kepala jembatan penyeberangan mengadakan kontak dengan active site pada aktin, maka di dalam kepala jembatan penyeberang tersebut berlamgsung proses pembuatan energi (energy ini bukan dari ATP seketika, tetapi berasal dari energi yang sudah ada sebelumnya). Energi ini digunakan untuk menarik filament aktin ke arah sentral, baru sesudah ini kepala jembatan penyeberang mengikat ATP yang segera akan dipecah untuk menghasilkan energi. Enzim yang dipergunakan untuk memecah ATP menjadi ADP dan Pi ini disebut ATP ase miosin atau ase-aktomiosin (Lamb, 1984; Guyton, 1991 dalam Hermawan, 1995, Tesis).

ATP --- ADP + Pi + E ( untuk kontraksi ) ATP ase

(38)

penyeberangan melejit kea rah sentral filament miosin dan menarik filamen aktin bersamanya, peristiwa ini disebut “power stroke”. Segera setelah lejitan ini, kepala penyeberang akan kembali ke posisi semula dan mengadakan kontak lagi dengan “active site” berikutnya. Proses ini berlangsung berulang-ulang dan sampai akhirnya filamen aktin terdorong kea rah sentral filamen miosin. Teori ini disebut teori konduksi roda pasak (ratchet theory of contraction), untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut ini :

Gambar 3

Mekanisme roda pasak pada kontraksi otot (Guyton, 1991 dalam Hermawan, 1995, Tesis)

4. Bentuk Latihan Otot Lengan

1. Pull Up

Pull Up adalah gerakan gantung angkat tubuh yaitu dengan cara seperti bergantung pada tiang horizontal seperti gambar menarik badan keatas dampai dagu melewati tiang itu dan kembali turun sampai tangan lurus (dhimas nanda), Http://dhimas-nanda.blogspot.com/2011/11/tentang-pull-up_04.html.

Pull Up (gantung angkat tubuh).

(39)

1.Sikap awal, bergantung pada palang tunggal, jarak kedua tangan selebar bahu, posisi telapak tangan menghadap kearah kepala, kedua lengan lurus.

2.Mengangkat tubuh ketas hingga dagu berasa diatas palang. 3.Badan diturunkan kembali dengan cara meluruskan lengan,

sementara posisi kepala, badan, dan kaki tetap lurus.

Gambar 4 Gerakan Pull Up (Kunjung Ashadi, 2009 : 5)

2. Dumble Bicep Curl

Dumble Bicep Curl adalah gerakan angkat beban pada tangan dengan mengunakan dumble atau barbell, dengan gerakan angkat dumble ke arah bahu sambil memutar pergelangan tangan, lalu kembali ke posisi semula dengan repetisi yang sama (Denny Santoso), Http://duniafitnes.com/training/dapatkan-otot-bicep-menawan-dengan-dumbbell-curl.html.

Dumbel Bicep Curl

(40)

1. Posisi badan tegak, kedua kaki dibuka dan kedua tangan memegang Dumble atau Barbel.

2. Cara memegang dumble pada masing-masing tangan dengan telapak tangan menghadap kearah tubuh.

3. Angkat dumble ke arah bahu sambil memutar pergelangan tangan.

4. Lalu kembali ke posisi semula dan ulangi gerakan untuk repetisi berikutnya.

Gambar 5

Gerakan Dumble Biceps Curl

D.Renang

(41)

berenang sepuas-puasnya. Renang dapat dilakukan kapan saja tidak mengenal waktu, dapat dilakukan pada siang hari maupun sore hari. Selain itu dapat juga dilakukan perorangan.Olahraga ini telah dilakukan semenjak adanya manusia, untuk usaha memenuhi kebutuhan hidup maupaun mempertahankan hidup manusia.

Renang pada mulanya menirukan gaya anjing menyeberangi sungai. Abad 18 hanya ada satu gaya renang, yaitu gaya anjing (dog style) yang dilombakan. FINA ( Federation internationale de Nation Amateur ) berdiri pada tahun 1908, saat dilangsungkannya olimpiyade di London. Menurut Andreas Viklund berenang adalah gerakan yang dilakukan oleh manusia atau hewan sewaktu bergerak di air, dan biasanya tanpa perlengkapan buatan. Berenang bisa menjadi kegiatan rekreasi dan olahraga Pada zaman kerajaan kuno di Indonesia, renang telah diperhatikan. Pada jaman penjajahan Belanda renang dan kolam renang menjadi monopoli orang-orang Belanda, kemudian sedikit berkembang untuk para anggota tentara Belanda dan pelajar yang sifatnya masih sangat terbatas. Renang telah dilombakan pada PON ke I di Surakarta tahun 1948. Pada tanggal 24 maret 1951 berdirilah Perserikatan Berenang Seluruh Indonesia. ( PBSI ) dengan ketua dr. Poerwosoedarmo.

(42)

yang telah disahkan oleh PRSI atau FINA. Menurut Irwansyah (2004) syarat-syarat kolam renang adalah : panjang kolam 50 meter, lebar 21 meter, dinding harus vertikal, banyaknya lintasan adalah 8 lintasan, lebar lintasan 2,5 meter, suhu air berkisar antara 23-25 “C, kedalaman air minimum 1.80 meter untuk perlombaan, tempat start tidak boleh licin, kemiringannya tidak boleh lebih dari 10 derajat dan garis-garis tanda lintasan dapat dibuat di dasar kolam untuk memberi petunjuk kepada perenang. Pada olahraga renag ada 4 gaya yang diperlombakan, gaya-gaya tersebut adalah gaya bebas, gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu.

Menurut Irwansyah (2004) nomor-nomor renang yang diperlombakan adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Nomor-nomor renang yang diperlombakan

(43)

E. Olahraga Renang ditinjau dari Aspek Biomekanika

1. Pengertian dan Tujuan Biomekanika

a. Pengertian

Biomekanika ialah ilmu pengetahuan yang menerapkan hukum-hukum mekanika terhadap struktur hidup, terutama sistem lokomotor dari tubuh. Menurut Imam Hidayat (1996 : 5 ) Lokomotor yaitu kegiatan dimana seluruh tubuh bergerak karena tenaganya sendiri dan umumnya dibantu oleh gaya berat.

b. Tujuan

Menurut Imam Hidayat (1996 : 5) Tujuan biomekanika yaitu :

(1) Menambah penetahuan dasar sehingga kita mempunyai cakrawala yang lebih luas tentang gerakan tubuh,

(2) Kemampuan untuk mengetahui manfaat mekanis dari gerakan, (3) Mengetahui persyaratan-persyaratan teknis dari setiap tugas

gerak.

2. Hukum Archimedes

(44)

Gambar 6

Perenang bila masuk ke dalam air ada tiga kemungkinan Adaptasi dari Imam Hidayat (1996)

3. Berat jenis/grafitasi khusus

Berat jenis suatu benda ialah perbandingan antara gaya berat dan gaya apung dari benda tersebut. Imam Hidayat ( 1996: 167) bila seseorang ada dalam air, kecuali gaya beratnya, ia juga mendapatkan gaya yang disebut gaya apung. Gaya ini adalah gaya dorong yang bekerja tegak lurus ke atas.

4. Titik Berat dan Titik Apung

(45)

apung orang tersebut cenderung kakinya turun ke bawah. (Hidayat Imam,1996 : 170 ).

Gambar 7 Titik berat dan titik apung Adaptasi dari Imam Hidayat (1996)

5. Perkembangan Teknik Berenang ( Lift Porpulation ).

Perkembangan teknik berenang (Lift Porpulsion) berdasarkan prinsip Bernouille yang digunakan pada sayap pesawat terbang dan pada baling-baling pesawat dan kapal laut. (1996 : 173)

Gambar 8

(46)

6. Teori Daya Angkat

Menurut Imam Hidayat ( 1996 : 178) Pembaharuan pada teori daya angkat adalah :

(1) Pola gerakannya tidak lurus dari depan ke belakang, tetapi melengkung berbentuk ellips, (2) lengan tidak lurus, tetapi ditekuk dan memanfaatkan bagian-bagian anggota lengannya yang berputar (rotasi) longitudinal, (3) Kayuhan (stroke) tidak mendorong atau menepis ke belakang (Push), tetapi mengusap atau menyisir ke samping kiri, kanan, atas, bawah, sedikit sekali ke belakang. (4) Kayuhan tidak pada air yang bergerak ke belakang, tetapi pada air yang diam, (5) Daya angkat (lift) terjadi berdasarkan prinsip atau efek Bernouille

7. Efesiensi Gerak

Menurut Imam Hidayat (1996 : 180) Untuk memperoleh efesiensi gerak yang besar, sebaiknya mengayuh sejumlah air yang banyak dengan jarak yang pendek dari pada mengayuh sedikit air dengan jarak yang panjang, kalimat di atas dapat di artikan bahwa dalam efensi gerak dapat dirumuskan : V = F x S

V = Kecepatan Renangan F = Frekuensi Kayuhan S = Panjang Kayuhan

(47)

8. Hukum Newton III.

Bila sebuah benda melakukan gaya pada benda lain, benda yang dikenai gaya tersebut akan melakukan gaya balasan yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan, sedangkan keduanya berimpitan. Gaya ini disebut gaya aksi reaksi. Untuk setiap aksi selalu ada reaksi yang sama dan berlawanan arahnya.

F. Teknik Dasar Renang Gaya Dada.

Renang gaya dada adalah renang dengan gaya yang paling mudah dan santai untuk berenang jarak jauh. Gaya dada merupakan gaya renang kuno yang sudah ada sejak jaman dahulu. Gaya ini tidak punah dan pada saat ini merupakan satu dari 4 gaya renang yang diperlombakan dalam pertandingan-pertandingan renang internasional.

(48)

Adapun uraian-uraian mengenai teknik dasar renang gaya dada sebagai berikut :

a. Posisi badan b. Gerakan kaki c. Gerakan lengan

d. Gerakan Pengambilan nafas e. Kordinasi gerakan keseluruhan

a. Posisi Badan

Setiap gaya renang yang dilakukan perlu dijaga sikap lurus atau posisi horizontal yang sejajar dengan permukaan air. Yang merupakan kunci dalam olahraha renang gaya dada adalah posisi kepala pada waktu pengambilan nafas. Kepala naik di atas permukaan air dan untuk bernafas kepala harus diupayakan serenadah mungkin. Sehingga bibir bawah tepat pada permukaan air. Sedangkan ketika kepala masih diatas air, diusahakan sebagian kecil dari rambut kepala masih di atas permukaan air, sehingga dengan demikian posisi badan akan mulai strime line.

Gambar 9

(49)

b. Gerakan kaki

Gerakan kaki pada gaya dada terdiri dari dua bagian yaitu : 1) Gerakan rekaveri atau gerakan kontra

yaitu gerakan pada renang yang diawali dengan sikap meluncur kedua kaki kedalam lurus, dilanjutkan dengan gerakan menarik kaki dengan cara lutut ditarik ke bawah. Gerakan ini dilakukan dengan perlahan guna mengurangi tahanan telapak kaki selama tepat menghadap ke atas. Lebar antara kedua lutut berada pada posisi antara tumit dengan pantat, sehingga membentuk huruf “ V “ . Apabila lutut terlalu ditarik ke depan, sehingga lutut berada di

bawah perut maka pantat akan keluar dari permukaan air. Sebaliknya jika lutut terlalu terbelakang maka kaki akan keluar dari permukaan air, pada akhir dari rekaveri ini posisi telapak kaki dalam keadaan lurus dan lutut tertekuk.

2) Gerakan tendangan kaki

Di mulai setelah gerakan rekaveri yaitu dengan kedua kaki ditendang kearah luar dan dirapatkan kembali. Gerakan ini melingkar setengah lingkaran. Kecepatan gerakan tendangan kaki dimulai dari gerakan pelan kemudian cepat.

(50)

Gambar 10 Ayunan kaki gaya dada ( David G. Thomas, 2007 : 100)

c. Gerakan Lengan

Gerakan lengan pada gaya dada terdiri dari dua bagian yaitu : 1) Gerakan Mendayung

Yaitu gerakan yang menghasilkan gerakan maju. Dalam melakukan gerakan ini dimulai dengan meluncur, tangan lurus di depan lengan ditarik ke atas samping bawah sehingga tangan berada pada kedalaman 15 sampai 20 cm di bawah permukaan air.

(51)

kedalam. Lengan bagian atas digerakkan kebawah, sehingga bahu menjadi naik kepermukaan air.

2) Gerakan Rekaveri

Setelah melakukan gerakan mendayung dilanjutkan dengan gerakan mendorong, yaitu kedua tangan dibawah dada, maka mulailah gerakan rekaveri dengan menggerakkan kedua tangan kemuka dengan pelan guna menghindari tahanan depan yang besar, dan ibu jari menghadap kebawah (telapak tangan menghadap keluar)

Gambar 11

kayuhan gerakan tangan ( David Thomas, 2007 : 100)

d. Pernafasan

(52)

secukupnya untuk bernafas. Naik kepala sedikit mungkin ini akan mengakibatkan dapat dipertahankan posisi badan yang strime line.

Demikian juga waktu rekaveri lengan, kepala diturunkan sedikit sehingga hanya sebagian kecil dari rambut yang masih kelihatan diatas permukaan air pengambilan nafas dilakukan pada saat kepala naik ke atas permukaan air mulut dibuka lebar sehingga udara dapat masuk secara bebas. Pengeluaran udara dilakukan pada saat kepala akan keluar dari permukaan air hembusan dari mulut secara cepat (eksplosif).

e. Kordinasi Gerakan

Gerakan lengan dan gerakan kaki pada gaya dada tidak dilakukan secara bersamaan. Tetapi dilakukan secara beriringan antara gerakan lengan dan gerakan kaki . Gerakan lengan dari sikap meluncur dimana lengan dan kaki dalam keadaan lurus, mulailah kayuhan lengan sampai pada pertengahan, kemudian rekaveri dimulai, pada saat kaki melakukan tendangan maka lengan melakukan rekaveri, lengan dan kaki dalam keadaan lurus kembali untuk melakukan luncuran.

Gambar 12 Gerakan koordinasi

(53)

G. Kerangka pikir

Kecepatan gerakan maju dalam berenang , khusunya renang gaya dada adalah ditimbulkan oleh kekuatan otot lengan. Fase gerakan tangan adalah gerakan mendayung dan mendorong air kebelakang. Gerakan menarik harus dilakukan dengan kuat, dan arahnya dari muka kebelakang sampai tangan berada dibawah dada. Selanjutnya dengan tenaga kuat tangan didorongkan kesamping belakang hingga tangan lurus kedepan kembali. Perenang yang baik adalah perenang yang memiliki kekuatan otot lengan yang baik. Dengan kekuatan otot lengan yang baik perenang dapat mengayuh dengan kuat dan cepat tanpa kelelahan yang berarti sehingga dapat menghasilkan kecepatan yang maksimal.

H. Hipotesis

Menurut Arikunto (2006 : 71) hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul . Sedangkan menurut Sutrisno (1990) Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar mungkin salah yang dapat dibuktikan kebenarannya. Dari defenisi diatas dapatlah dikatakan bahwa hipotesis terdiri dari sesuatu yang ditolak atau sesuatu yang diterima. Menurut hasil penelitian dalam penulisan hipotesis haruslah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan bukan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

(54)

dada siswa kelas X SMK Negeri 2 Kalianda Lampung Selatan. Maka dapat dirumuskan hipotesa sebagai berikut :

Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan antara latihan Pull Up terhadap kemampuan kayuhan lengan renang gaya dada siswa kelas x SMK Negeri 2 Kalianda.

Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan antara latihan Dumble Biceps Curl terhadap kemampuan kayuhan lengan renang gaya dada siswa kelas x SMK Negeri 2 Kalianda.

(55)

III. METODOLOGI

A. Metode Penelitian

Metode penelitian ini merupakan cara, agar penelitian dapat dilakukan dengan efektif dan efisien sehingga suatu penelitian dapat mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan. Adapun yang dimaksud dari desain penelitian adalah jenis penelitian tertentu yang terpilih untuk dilaksanakan dalam rangka tujuan penelitian yang telah ditetapkan (Hussein, 2001).

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat (Riduwan, 2005:50).

Sedangkan menurut Arikunto (1998 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

(56)

menurut Suharsimin Arikunto (2006 : 130) populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian.”.Jadi yang dimaksud populasi adalah individu yang

memiliki sifat yang sama walaupun prosentase kesamaan itu sedikit, atau dengan kata lain seluruh individu yang akan dijadikan sebagai objek penelitian. Populasi yang penulis gunakan dalam penelitian adalah Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Kalianda seluruhnya berjumlah 168 orang siswa laki-laki.

2. Sampel

Sampel adalah individu yang hendak diselediki (Sutrisno Hadi, 1987:70), Suharsimin Arikunto (2002:109) berpendapat bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dari kedua pendapat tersebut di atas, maka yang dimasksud sampel adalah wakil dari anggota populasi yang diteliti .

(57)

1. Seluruh anggota populasi diberi kode nomor kecil dan masukan ke dalam kaleng untuk diundi.

2. Setiap nomor yang keluar, dicatat dan dimasukan kembali ke dalam kaleng, bila nomor yang sudah pernah keluar (sudah dicatat) keluar lagi maka tidak dihitung (tidak dicatat lagi). Demikian seterusnya sampai diperoleh 42 orang yang terpilih sebagai data sampel yang akan yang diteliti.

Pengambilan sampel secara random tersebut dimaksudkan agar setiap orang (dalam populasi) mempunyai kesempatan (probabilitas) yang sama untuk menjadi sampel.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian Suharsimi, 1998: 99. Sedangkan menurut Ibnu 1996: 56 variabel penelitian dapat diartikan sebagai objek pengamatan yang menjadi titi k perbedaan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini ditetapkan dua macam variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Adapun Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu :

a. Latihan Pull Up

(58)

2. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan kayuhan lengan renang gaya dada.

D. Definisi Operasional Variabel

Moh. Nazir mengatakan bahwa: “Definisi operasional adalah suatu definisi

yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. Dengan kata lain definisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1989:46). Dapat disimpulkan bahwa definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel penelitian.” (Moh. Nazir, 1983:152).

Variabel dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (variabel yang mepengaruhi variabel lain ) terdiri dari :

1. Latihan Pull Up : Gerakan angkat badan dengan bergantung dengan palang sejajar.

2. Latihan Dumbel Bicep Curl : Gerakan angkat beban dengan menggunkan barbel atau dumbel dengan gerakan memutar pergelangan tangan.

(59)

Sedangkan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi variabel lain dalam penelitian ini adalah kemampuan kayuhan lengan renang gaya dada pada siswa SMK Negeri 2 Kalianda Lampung Selatan Tahun ajaran 2012/2013.

E. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara latihan Pull Up X 1 dan Dumble Biceps Curl X 2 terhadap kemampuan kayuahn lengan renang gaya dada Y. Desain penelitian dibuat agar peneliti mampu menjawab pertanyaan penelitian dengan objektif, tepat dan sehemat mungkin. Adapun desain dalam penelitian ini adalah :

K1 = Kelompok perlakuan latihan Pull Up

K2 = Kelompok perlakuan latihan Dumble Biceps Curls K0 = Kelompok kontrol

X1 = Perlakuan dengan latihan Pull Up

(60)

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 168 siswa, sample yang diambil dalam penelitaian ini adalah 25% dari jumlah populasi yaitu 42 siswa. Sample didapat melalui pengambilan sample secara acak (Random Sampling) dengan mengunakan sistem undian, setelah itu dilakukan pre tes kayuhan renang untuk dapat menentukan kelompok eksperimen 1 Pull Up, kelompok eksperimen 2 Dumble Biceps Curl dan, kelompok kontol yaitu didasarkan pada hasil rangking pada tes awal. Adapun pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan cara Ordinal Pairing.

F. Prosedur Penelitian

Sebelum melakukan penelitian dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Mengurus surat izin penelitian,

b. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan, c. Memepersiakan tenaga bantuan,

d. Membagi kelompok dengan menggunakan rangking dengan menggunakan teknik ordinal pairing berdasarkan hasil pre-test,

e. Menyusun dan mengkordinasikan jadwal latihan hari, tanggal, penelitian maupun ,

f. waktu dengan pihak sekolah.

(61)

latihan kekuatan yaitu latihan Pull Up dan Dumble Biceps Curl dan pada akhirna pertemuan diadakan Post Tes (tes akhir). Sesuai pernyataan Bowers dan Fox (1992) latihan kekuatan yang dilakukan 4-10 minggu dapat memberikan hasil yang optimal.

G. Beban Latihan

Persamaan beban latihan antara Pull Up dan Dumbel Biceps Curl adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Persamaan Beban Latihan

Pull Up Dumble Biceps Curl

Repetisi 8 x 8 x

Set 3x 3x

Interval istirahat 2 menit 2 menit

Intensitas Sedang Sedang

Frekuensi 3x per minggu 3x per minggu

Lama Latihan 6 minggu 6 minggu

Metode Latihan Kekuatan (Modifikasi Harre, 1982) 1. Repetisi

(62)

2. Set

Set adalah beberapa repetisi dan suatu bentuk latihan kemudian disususul dengan istirahat, kemudian mengulangi lagi repetisi seperti semula. Jumlah set dalam penelitian ini adalah 3set pernyataan Verhosansy (1996) yang menyaranan 3 sampai 6 set, terutama untuk latihan-latihan yang berat. 3. Interval istirahat

Interval istirahat adalah watu istirahat pada setiap set. Waktu istirahat pada setiap set dalam peneitian ini adalah 2 menit. Diambil dari pernyataan Brandon (2006:23), waktu istirahat 2-3 menit pada setiap set bagian penting dari perembangan kekuatan.

4. Intensitas

Intensitas adalah kualitas atau tingkat kesulitan beban latihan . Tingat intensitas dalam penelitian ini adalah ”sedang”.

5. Frekuensi

Frekuensi adalah jumlah latihan yang dilakukan per minggunya. Frekuensi dalam penelitian ini sebanyak 3 kali per minggu. ”latihan 2 – 3 kali perminggu dapat memberikan hasil optimal” (Radclief dan Farentinos dalam cayoto 2007)

6. Lama latihan

(63)

H. Teknik Pengambilan Data

Teknik yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan mengunakan tes. Menurut Suharsimin Arikunto (2010:193) Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemauan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok, sedangkan menurut S.Margono (2009:170) Tes adalah seperagkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat disajikan dasar bagi penetapan skor angka. Jadi tes adalah alat untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan untuk menetapkan skor angka. untuk mengetahui kemampuan kayuhan lengan renag gaya dada menggunakan tes kemampuan kayuhan lengan renang gaya dada.

I. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat ukur yang digunakan dlam mengumpulkan data (Suharsimin Arikunto, 2006:188). Sedangkan menurut ( Herry Koesyanto, 2006:65) Instrumen Penelitian adalah alat pengambilan data. Instrumen yang digunakan dalam penilitian ini adalah Tes Kemampuan kayuhan lengan renang gaya dada dengan melakukan 1 kali kayuhan lengan renang gaya dada dengan validitas sebesar 0,79 dan Reabilitas sebesar 0,88.

1. Tes Kemampuan Kayuhan Lengan Renang Gaya Dada

(64)

kayuhan lengan yang ditempuh yg diambil dari 2 kali kesempatan dimana dipilih satu hasil yang terbaik sebagi data penelitian. Satuan dalam instrumen ini adalah cm.

Tujuan : Mengukur kemampuan kayuhan lengan renang gaya dada

Alat / Fasilitas : Meteran, Peluit, Bendera, Pelampung pinggang dan Kolam renang

Petugas : Pemandu tes dan pencatat jarak

Pelaksanaan : Siswa melakukan renang gaya dada dengan mengunakan kayuhan lengan.

Penilaian : Skor didapat melalui pencatatan jarak yang ditempuh dalam melakukan kayuhan lengan renang gaya dada. Hasil Pengukuran Tes Kemampuan Renang :

Pengukuran dilakukan 2 kali dimana diambil satu dari hasil terbaik dalam melakukakan tes yang didapat melalui pencatatan jarak yang ditempuh dalam melakukah kayuhan lengan, hasil digunakan sebagai data penelitian.

Gambar 13

(65)

J. Alat dan Perlengkapan Pengambilan Data

- Kolam Renang - Peluit

- Meteran - Bendera

- Pelampung Pinggang

K. Tekhnik Analisis Data

Data yang dianalisis adalah data dari hasil tes awal dan akhir. Menghitung hasil tes awal dan tes akhir latihan Pull Up dan latihan Dumble Biceps Curl untuk meningkatkan kayuhan lengan renaang gaya dada menggunakan teknik analisa varian tunggal (analisis of variant/one ways anova). Tahap-tahap analisisnya menurut Arikunto (2010:364-367) .

ANAVA (ANALISIS VARIANS).

Untuk menguji perbedaan mean terhadap tiga kelompok atau lebih, yang dua memperoleh perlakuan, yang satu tidak. Dengan menggunakan f-test (uji-f), kita memeriksa efektivitas perlakuan. Dengan f-test hanya dapat dilihat perbedaan mean 3 kelompok atau lebih.

Tabel 3. Analisis Varian Tunggal

(66)

Apabila misalnya kita memeiliki tiga sampel, yaitu sampel X, Sampel X2, dan sampel Xo maka pengujian perbedaan mean tidak dapat dilakukan sekaligus, tetapi berpasangan dua-dua secara berpasangan.

a. Pertama, menguji perbedaan mean sampel X1 dengan X0 b. Kedua, menguji perbedaan mean sampel X2 dengan X0 c. Ketiga, menguji perbedaan mean sampel X1 dengan X2

Untuk dapat membandingkan ketiga mean sekaligus, harus digunakan teknik lain, yaitu F-tes, atau analisi varians, catatan :

a. t-tes diajukan oleh Gossett, diambil huruf paling belakang huruf t. b. F-tes diajukan oleh Fisher, diambil huruf paling depan huruf F.

Dengan mengunakan F-test, dapat diuji perbedaan mean dari tiga sampel secara serentak. Dengan demikian, maka ditinjau dari segi waktu penggunaan F-tes lebih efisien. Disamping itu, dengan F-test dapat diketahui gambaran menegani interaksi antara variabel-variabel yang menjadi pusat perhatian. Analisis Varians yang digunakan adalah Analisis Varians kalsifikasi tunggal karna tidak terdapat variabel baris hanya terdapat kolom, yg juga disebut anava satu jalan adapun rumus anava tunggal sebagai berikut :

1. Menghitung Jumlah Kuadrat Total dengan rumus : = ∑X2T

2. Menghitung Jumlah Kuadrat Kelompok ( ) dengan rumus :

(67)

4. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Total ( ) dengan rumus :

5. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Kelompok ( ) dengan rumus :

6. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Dalam (( ) dengan rumus :

7. Menghitung Jumlah Mean Kelompok ( ) dengan rumus :

8. Menghintung Jumlah Mean Kuadrat Dalam ( ) dengan rumus :

9. Mencari FHitung dengan rumus :

10. Mencari FTabel masing-masing kelompok dengan menggunakan α = 0,05 11. Menyusul Tabel Ringkasan Anava Satu Jalur untuk dasar penarikan

kesimpulan analisis.

12. Uji hipotesis dengan menggunakan rumus :

=

(68)
(69)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa :

1. Latihan Pull Up memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan kayuhan lengan renang gaya dada pada siswa SMK N 2 Kalianda.

2. Latihan Dumble Biceps Curl memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan kayuhan lengan renang gaya dada SMK N 2 Kalianda.

3. Latihan Pull Up lebih baik dari pada latihan Dumble Biceps Curl dan kontrol terhadap kemampuan kayuhan lengan renang gaya dada pada siswa kelas x SMK Negeri 2 Kalianda

B. Saran

Diharapkan hasil penelitian ini dapat :

(70)

dominan menggunakan kekuatan lengan, seperti lempar cakram dan lempar lembing.

2. Untuk Program Studi Penjaskes diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan dalam program dan pembelajaran dalam meningkatkan kekuatan otot lengan.

3. Bagi peniliti yang tertarik dengan permasalahan ini disarankan untuk meneliti kembali dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada.

(71)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimin. 2011. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Depdiknas. 2000. Pedoman dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga. Depdiknas. Jakarta

Harsono. Latihan Kondisi Fisik, diklat STO Bandung

Haller, David. 2010. Belajar Berenang. Bandung : Pionir Jaya

Hermawan, Rahmat. 1995. Perbandingan Pengaruh Latihan Push Up Biasa Dengan Latihan Push Up Tepuk Tangan Terhadap Kekuatan Serta Daya Ledak Dan Daya Tahan Otot Lengan. Tesis. Universitas Airlangga. Surabaya.

Hermawan, Rahmat. 2013. Ilmu Faal Dasar. Universitas Lampung : Bandar Lampung

Hidayat, Imam. 1999. Biomekanika. Bandung: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung

Kurniawan, Feri.2012. Buku Pintar Olahraga. Jakarta : Niaga Swadaya

Lampung Universitas. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung

(72)

Narrhyanto, Nar . Statistika Dasar. Universitas Terbuka : Jakarta

Putro Widoyoko, Eko 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Prastowo. Andi.2011. Memahami Metode- Metode Penelitian. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Setiadi. 2007. Anatomi Fisologi Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu

Sukadiyanto dan Muluk, Dangsina. 2010. Melatih Fisik. Bandung : Lubuk Agung Susanto, Ermawan. 2007. Diktat Pembelajaraan Metodik Renang. Universitas

Negeri Jakarta. Yogyakarta

Soeharno HP. 1983. Ilmu Kepelatihan. Yogyakarta.

Surisman. 2007. Penilaian Hasil Pembelajaran, (Bahan Ajar) Universitas Lampung.

Thomas, David G. 2002. Renang Tingkat Pemula. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Gambar

Gambar 3  Mekanisme roda pasak pada kontraksi otot
Tabel 1. Nomor-nomor renang yang diperlombakan
Gambar 9 Posisi badan renang gaya dada
Gambar 10 Ayunan kaki gaya dada
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan ketahanan pangan di negara-negara sub-Sahara yang terkenal tandus dan sangat tidak produktif akan sangat ditentukan oleh kemampuan negara-negara tersebut

Pada penelitian ini kelompok dengan treatment teknik pembelajaran learning centers adalah kelas X (sepuluh) Ruminansia A, sedangkan kelompok kedua dengan treatment

Menurut penelitian Jurnal Respirologi Indonesia, dari 57 sampel penelitian sitologi jaringan, didapati Kanker Paru Karsinoma Sel Kecil (KPKSK) sebanyak 2 kasus

Penentuan indeks rigor penyimpanan 6 jam, dilakukan untuk menentukan waktu yang diperlukan pada tiga kondisi ikan saat memasuki fase rigormortis, sesaat setelah ikan mati

3 Dari beberapa hasil penelitian dilaporkan bahwa angka kesembuhan setelah minum obat Artesunat-Amodiakuin (AAQ) pada hari ke-42 adalah 80% dengan gejala

Hasil pengujian yang diperoleh dari penekanan permukaan spesimen berbeda antara sisi tegak lurus serat ( Tabel 6 ) dengan sisi ujung kayu /searah serat (Tabel 7). Nilai

PENGUASAAN PENGETAHUAN LAUNDRY PADA PESERTA DIDIK AKOMODASI PERHDTELAN DI SMKN 9 BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu