• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kawasan Desain dalam Teknologi Pembelaja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kawasan Desain dalam Teknologi Pembelaja"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Kawasan Desain dalam Teknologi Pembelajaran

A. PENDAHULUAN

Tujuan utama teknologi pembelajaran adalah untuk memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Teknologi pembelajaran sebagai perangkat lunak (sofware technology) yang berbentuk cara-cara yang sistematis dalam memecahkan masalah pembelajaran semakin canggih dan mendapat tempat secara luas dalam dunia pendidikan . Dengan demikian aplikasi praktis teknologi pembelajaran dalam pemecahan masalah belajar mempunyai bentuk kongkrit dengan adanya sumber belajar yang memfasilitasi pembelajar untuk belajar.

Teknologi Pembelajaran tumbuh dan berkembang dari praktek pendidikan dan gerakan komunikasi audio visual. Teknologi pembelajaran semula dilihat sebagai teknologi peralatan, yang berkaitan dengan penggunaan peralatan, media dan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan atau kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan alat bantu audio-visual. Teknologi pembelajaran merupakan gabungan dari tiga aliran yang saling berkepentingan, yaitu media pendidikan, psikologi pembelajaran dan pendekatan sistem untuk pendidikan.

Teknologi pembelajaran baik sebagai disiplin ilmu, program studi maupun profesi terus mengalami perkembangan yang pesat. Perkembangan teknologi pembelajaran yang pesat ini dengan mengambil empat ciri utama, yaitu:

1. menerapkan pendekatan sistem,

2. menggunakan sumber belajar seluas mungkin,

3. bertujuan meningkatkan kualitas belajar manusia, dan

4. berorientasi pada kegiatan instruksional individual.

Dengan indikator ini teknologi pembelajaran semakin memperhalus dan mempertajam kemampuannya dalam memecahkan masalah belajar dan pembelajaran. Sedangkan menurut Miarso (2004:201) perkembangan ini pada gilirannya merangsang dan memperkuat perkembangan profesi dalam bidang teknologi pembelajaran.

Rumusan tentang pengertian teknologi pembelajaran telah mengalami beberapa perubahan, sejalan dengan sejarah dan perkembangan dari teknologi pembelajaran itu sendiri. Pada makalah ini menggunakan Definisi AECT 1994 : “Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar.” (Seels & Richey, 2000:10)

Ada lima domain atau bidang garapan teknologi pembelajaran atau teknologi instruksional berlandaskan definisi AECT 1994, yaitu desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian. Setiap kawasan tidak berjalan sendiri-sendiri, tetapi memiliki hubungan yang sinergis dan saling melengkapi.

B. PEMBAHASAN

Kawasan pertama teknologi pembelajaran adalah desain atau perancangan yang mencakup penerapan berbagai teori, prinsip dan prosedur dalam melakukan perencanaan atau mendesain suatu program atau kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara sistemik dan sistematik. Yang dimaksud dengan desain disini adalah proses untuk menentukan kondisi belajar dengan tujuan untuk menciptakan strategi dan produk (Seels & Richey, 2000 dalam Bambang Warsito, 2008: 22). Strategi dan produk pada tingkat makro, seperti program dan kurikulum, dan pada tingkat mikro, seperti pelajaran dan modul

Kawasan desain mempunyai asal-usul dari gerakan psikologi pembelajaran. Beberapa faktor pemicunya adalah :

1. Artikel tahun 1954 dari B.F. Skinner “The Science of Learning and the Art of Teaching”

(2)

2. Buku tahun 1969 dari Herbert Simon ”The Science of Artificial” yang membahas karakteristik

umum dari pengetahuan preskriptif tentang desain; dan

3. Pendirian pusat-pusat desain bahan pembelajaran dan terprogram, seperti “Learning Resouce

and Development Center” di Universitas Pittsburgh pada tahun 1960an.

Aplikasi teori sistem dalam pembelajaran melengkapi dasar psikologi pembelajaran tersebut. Melalui James Finn dan Leonard Silvern, pendekatan sistem pembelajaran secara bertahap mulai berkembang menjadi suatu metodologi dan mulai memasukkan gagasan dari psikologi pembelajaran.

Perhatian terhadap desain pesan pun berkembang selama akhir 1960-an dan pada awal 1970-an. Kolaborasi Robert Gagne dengan Leslie Briggs telah menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain sistem yang membuat konsep desain pembelajaran menjadi semakin hidup.

Kawasan desain ini meliputi empat cakupan utama dari teori dan praktek, yaitu: (1) desain sistem pembelajaran; (2) desain pesan; (3) strategi pembelajaran; dan (4) karakteristik pembelajar.

1. Desain Sistem Pembelajaran

Desain sistem pembelajaran yaitu prosedur yang terorganisasi, meliputi : 1. Penganalisaan (proses perumusan apa yang akan dipelajari);

2. Perancangan (proses penjabaran bagaimana cara mempelajarinya);

3. Pengembangan (proses penulisan dan pembuatan atau produksi bahan-bahan pelajaran);

4. Pelaksanaan/aplikasi (pemanfaatan bahan dan strategi) dan

5. Penilaian (proses penentuan ketepatan pembelajaran).

Desain sistem pembelajaran biasanya merupakan prosedur linier dan interaktif yang menuntut kecermatan dan kemantapan. Agar dapat berfungsi sebagai alat untuk saling mengontrol, semua langkah-langkah tersebut harus tuntas. Dalam desain sistem pembelajaran, proses sama pentingnya dengan produk, sebab kepercayaan atas produk berlandaskan pada proses. Sedangkan menurut Twelker, Urbach, Buck (1972) pengembangan instruksional adalah suatu cara yang sistematis untuk mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi satu set bahan dan strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Wujud pengembangan instruksional adalah produksi dan penggunaan media instruksional, evaluasi instruksional dan pengelolaan instruksional. Jadi pengembangan instruksional merupakan salah satu teknologi perangkat lunak (sofware technology) yang canggih untuk membangun sistem instruksional yang berkualitas tinggi (Suparman, 2004 dalam Bambang Warsito, 2008:23).

Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi produk, model prosedural dan model melingkar. Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya adalah model assure.

Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkann suatu produk, biasanya media pembelajaran, misalnya video pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau modul. Contoh modelnya adalah model hannafin and peck.

(3)

Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya juga dapat menguntungkan, beberapa keuntungan itu antara lain adalah dapat memilih dan menerapkan salah satu model desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang dihadapi di lapangan, selain itu juga, dapat dikembangkan dan dibuat model turunan dari model-model yang telah ada, ataupun juga dapat diteliti dan dikembangkan desain yang telah ada untuk dicobakan dan diperbaiki. Beberapa contoh dari model-model diatas akan diuraikan secara lebih jelas berikut ini:

a. Model Dick and Carrey

Salah satu model desain pembelajaran adalah model Dick and Carey (1985). Model ini termasuk ke dalam model prosedural. Langkah-langkah Desain Pembelajaran menurut Dick and Carey adalah (Mohamad Hazairin, dkk. 2011: 5) :

1. Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.

2. Melaksanakan analisi pembelajaran

3. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa

4. Merumuskan tujuan performansi

5. Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan

6. Mengembangkan strategi pembelajaran

7. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran

8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif

9. Merevisi bahan pembelajaran

10. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.

Model Dick and Carey bagi perancang pemula sangat cocok sebagai dasar untuk mempelajari model desain yang lain. Kesepuluh langkah pada model Dick and Carey menunjukan hubungan yang sangat jelas, dan tidak terputus antara

langkah yang satu dengan yang lainya. Langkah awal pada model Dick and Carey adalah mengidentifikasi tujuan pembelajaran. Langkah ini sangat sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi maupun sekolah menengah dan sekolah dasar, khususnya dalam mata pelajaran tertentu di mana tujuan pembelajaran pada kurikulum agar dapat melahirkan suatu rancangan pembangunan.

Penggunaan model Dick and Carey dalam pengembangan suatu mata pelajaran dimaksudkan

agar (ibid.5-6) :

1. Pada awal proses pembelajaran anak didik atau siswa dapat mengetahui dan

mampumelakukan hal–hal yang berkaitan dengan materi pada akhir pembelajaran,

2. Adanya pertautan antara tiap kompone nkhususnya strategi pembelajaran dan hasil

pembelajaran yang dikehendaki,

3. Menerangkan langkah–langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan perencanaan desain

pembelajaran.

b. Model Kemp

Model Kemp termasuk ke dalam contoh model melingkar. Secara singkat, menurut model ini

terdapat beberapa langkah dalam penyusunan sebuah bahan ajar, yaitu (ibid. 6) :

1. Menentukan tujuan dan daftar topik, menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran tiap

topiknya;

2. Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut didesain;

3. Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat

dijadikan tolak ukur perilaku pelajar;

4. Menentukan isi materi pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan;

5. Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar belakang pelajar dan

pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik;

6. Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan atau

(4)

7. Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi personalia,

fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana pembelajaran; 8. Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan pembelajaran serta

melihat kesalahan-kesalahan dan peninjauan kembali beberapa fase dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan yang terus menerus, evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

c. Model ASSURE

Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas. Menurut Heinich et al

(2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu (ibid. 6-7) :

1. Analyze Learners (analisis pelajar)

Menurut Heinich et.al (2005) jika sebuah media pembelajaran akan digunakan secara baik dan disesuaikan dengan cirri-ciri belajar, isi dari pelajaran yang akan dibuatkan medianya, media dan bahan pelajaran itu sendiri. Lebih lanjut Heinich, 2005 menyatakan sukar untuk menganalisis semua cirri pelajar yang ada, namun ada tiga hal penting dapat dilakuan untuk mengenal pelajar sesuai .berdasarkan cirri-ciri umum, keterampilan awal khusus dan gaya belajar.

2. States Objectives (menyatakan tujuan)

Menyatakan tujuan adalah tahapan ketika menentukan tujuan pembeljaran baik berdasarkan buku atau kurikulum. Tujuan pembelajaran akan menginformasikan apakah yang sudah dipelajari anak dari pengajaran yang dijalankan. Menyatakan tujuan harus difokuskan kepada pengetahuan, kemahiran, dan sikap yang baru untuk dipelajari.

3. Select Methods, Media, and Material (pemilihan metode, media dan bahan)

Heinich et.al. (2005) menyatakan ada tiga hal penting dalam pemilihan metode, bahan dan media yaitu menentukan metode yang sesuai dengan tugas pembelajaran, dilanjutkan dengan memilih media yang sesuai untuk melaksanakan media yang dipilih, dan langkah terakhir adalah memilih dan atau mendesain media yang telah ditentukan.

4. Utilize Media and materials (penggunaan media dan bahan)

Menurut Heinich et.al (2005) terdapat lima langkah bagi penggunaan media yang baik yaitu, preview bahan, sediakan bahan, sedikan persekitaran, pelajar dan pengalaman pembelajaran. 5. Require Learner Participation (partisipasi pelajar di dalam kelas)

Sebelum pelajar dinilai secara formal, pelajar perlu dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran seperti memecahkan masalah, simulasi, kuis atau presentasi.

6. Evaluate and Revise

Sebuah media pembelajaran yang telah siap perlu dinilai untuk menguji keberkesanan dan impak pembelajaran. Penilaian yang dimaksud melibatkan beberaoa aspek diantaranya menilai pencapaian pelajar, pembelajaran yang dihasilkan, memilih metode dan media, kualitas media, penggunaan guru dan penggunaan pelajar.

d. Model ADDIE

Ada satu model desain pembelajaran yang lebih sifatnya lebih generik yaitu model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda.Salah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.

Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :

1. Analysis (analisa)

2. Design (desain / perancangan)

3. Development (pengembangan)

4. Implementation (implementasi/eksekusi)

(5)

e. Model Hanafin and Peck

Model Hannafin dan Peck ialah model desain pengajaran yang terdiri daripada tiga fase yaitu fase Analisis keperluan, fase desain, dan fase pengembangan dan implementasi (Hannafin & Peck 1988). Dalam model ini, penilaian dan pengulangan perlu dijalankan dalam setiap fase. Model ini adalah model desain pembelajaran berorientasi produk.

2. Desain Pesan

Desain pesan yaitu perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima, dengan memperhatikan prinsip-prinsip perhatian, persepsi, dan daya tangkap. Fleming dan Levie membatasi pesan pada pola-pola isyarat, atau simbol yang dapat memodifikasi perilaku kognitif, afektif dan psikomotor.

Desain pesan berkaitan dengan hal-hal mikro, seperti : bahan visual, urutan, halaman dan layar secara terpisah. Desain harus bersifat spesifik, baik tentang media maupun tugas belajarnya. Hal ini mengandung makna bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda, bergantung pada jenis medianya, apakah bersifat statis, dinamis atau kombinasi keduanya (misalnya, suatu potret, film, atau grafik komputer). Juga apakah tugas belajarnya tentang pembentukan konsep, pengembangan sikap, pengembangan keterampilan, strategi belajar atau hafalan.

Ada tiga langkah pokok dalam mendesain pesan bila menggunakan pendekatan system, yaitu : menentukan masalah, mengembangkan alternative pemecahan masalah dan menilai pelaksanaan alternative yang dipilih untuk di revisi. Penyususnan rancangan pesan dihubungkan dengan pertemuan tatap muka untuk pencapaian tujuan belajar tertentu saja. Langkah-langkah desain pesan pembelajaran menurut Jerrord E. Kemp terdiri dari delapan langkah, yaitu :

a. Pertimbangkan dahulu tujuan program pendidikan diarahkan untuk mecapai tujuan tersebut.

Berdasarkan kurikulum, pilihlah topik-topik yang akan diberikan, untuk masing-masing topik perlu dirumuskan tujuan umum pengajarannya secara eksplisit.

b. Pelajari karakteristik siswa.

c. Rumusan tujuan belajar yang harus dicapai dengan menggunakan kriteria tingkah laku yang

dapat diamati dan diukur.

d. Membuat daftar perincian isi pembelajaran yang dapat mendukung tercapainya tujuan.

Beberapa kemungkinan untuk mengorganisasi isi pesan adalah sebagai berikut : 1. Dari fakta yang telah diketahui ke fakta-fakta baru.

2. Dari permulaan suatu proses sampai dengan penyimpulan.

3. Dari prosedur yang mudah sampai kepada pengertian yang komplek.

4. Dari hal yang kongkrit dan khusus menuju ke hal yang abstrak berupa pengertian, pemecahan

masalah dan penalaran.

5. Dari prinsip dan generalisasi yang bersifat umum ke fakta, observasi dan aplikasi.

e. Mengembangkan alat ukur pendahuluan untuk menentukan latar belakang siswa dan tingkatan

pengetahuan siswa untuk topik yang akan diajarkan.

f. Menentukan dan memilih kegiatan belajar mengajar dan sumber-sumber pembelajaran yang

(6)

3. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran yaitu spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam dalam suatu mata pelajaran (Seels & Richey). Teori tentang strategi pembelajaran meliputi situasi belajar dan komponen belajar/mengajar. Seorang desainer menggunakan teori atau komponen strategi pembelajaran sebagai prinsip teknologi pembelajaran. Dalam mengaplikasikan suatu strategi pembelajaran bergantung pada situasi belajar, sifat materi dan jenis belajar yang dikehendaki.

Dalam menerapkan strategi pembelajaran ada beberapa komponen yang harus diperhatikan agar dalam kegiatan pembelajaran tercapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Menurut Dick and Carey menyebutkan adanya 5 komponen strategi pembelajaran yakni :

a. Kegiatan pembelajaran pendahuluan.

b. Penyampaian informasi.

c. Partisipasi siswa

d. Tes, dan

e. Kegiatan lanjutan

Berbeda dengan yang dikemukakan oleh Gagne and Briggs, komponen dalam strategi pembelajaran adalah :

a. Memberikan motivasi atau menarik perhatian.

b. Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa.

c. Mengingatkan kompetensi prasyarat.

d. Memberi stimulus (masalah, topik, konsep).

e. Memberi petunjuk belajar (cara mempelajari).

f. Menimbulkan penampilan siswa.

g. Memberi umpan balik.

h. Menilai penampilan.

i. Menyimpulkan.

Berdasarkan rumusan komponen strategi pembelajaran yang dikemukakan para ahli secara garis besar dapat dikelompokkkan menjadi :

a. Komponen pertama yaitu urutan kegiatan pembelajaran

mengurutkan kegiatan pembelajaran dapat memudahkan guru dalam pelaksanaan kegiatan mengajarnya, guru dapat mengetahui bagaimana ia harus memulainya, menyajikannya dan menutup pelajaran.

1. Sub komponen pendahuluan, merupakan kegiatan awal dalam pembelajaran. Kegiatan ini

mempunyai tujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa, memusatkan perhatian siswa agar siswa bisa mempersiapkan dirinya untuk menerima pelajaran dan juga mengetahui kemampuan siswa atau apa yang telah dikuasai siwa sebelumnya dan berkaitan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah memberikan gambaran singkat tentang isi pelajaran, penjelasan relevansi isis pelajaran baru, dan penjelasan tentang tujuan pembelajaran.

2. Sub komponen penyajian, kegiatan ini merupakan inti dari kegiatan belajar mengajar. Dalam

kegiatan ini pembelajar akan ditanamkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang telah dimiliki dikembangkan pada tahap ini. Tahap-tahapnya adalah menguraikan materi pelajaran, memberikan contoh dan memberikan latihan yang disesuaikan dengan materi pelajaran. 3. Sub komponen penutup, merupakan kegiatan akhir dalam urutan kegiatan pembelajaran.

Dilaksanakan untuk memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan materi pelajaran yang telah diberikan.

(7)

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada pembelajar dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengajar atau guru harus dapat memilih metode yang tepat yang disesuaikan dengan materi pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Metode pembelajaran mungkin dapat dikatakan tepat untuk suatu pelajaran tetapi belum tentu tepat untuk pelajaran yang lainnya, untuk itu guru haruslah pandai dalam memilih dan menggunakan metode-metode pembelajaran mana yang akan digunakan dan disesuaikan dengan materi yang akan diberikan dan karakteristik siswa.

Macam-macam metode pembelajaran adalah :

Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media dapat berbentuk orang/guru, alat-alat elektronik, media cetak,dsb. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih media adalah :

1. Ketepatan dengan tujuan pembelajaran

2. Dukungan terhadap isi pelajaran

3. Kemudahan memperoleh media

4. Keterampilan guru dalam menggunakannya

5. Ketersediaan waktu menggunakannya

6. Sesuai dengan taraf berpikir siswa.

d. Komponen keempat adalah waktu tatap muka.

Pengajar harus tahu alokasi waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan pembelajaran dan waktu yang digunakan pengajar dalam menyampaikan informasi pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai.

e. Komponen kelima adalah pengelolaan kelas.

Kelas adalah ruangan belajar (lingkungan fisik) dan lingkungan sosio-emosional. Lingkungan fisik meliputi: ruangan kelas, keindahan kelas, pengaturan tempat duduk, pengaturan sarana atau alat-alat lain, dan ventilasi dan pengaturan cahaya. Sedangkan lingkungan sosio-emosional meliputi tipe kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru, pembinaan hubungan baik, dsb. Pengelolaan kelas menyiapkan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara lancar

4. Karakteristik Pembelajar

Karakteristik pembelajar yaitu aspek latar belakang pengalaman pembelajar yang mempengaruhi terhadap efektivitas proses belajarnya. Karaketeristik pembelajar mencakup keadaan sosio-psiko-fisik pembelajar. Secara psikologis, yang perlu mendapat perhatian dari karakteristik pembelajar yaitu berkaitan dengan kemampuannya (ability), baik yang bersifat potensial maupun kecakapan nyata dan kepribadiannya, seperti, sikap, emosi, motivasi serta aspek-aspek kepribadian lainnya.

Analisis karakteristik pembelajar merupakan suatu pendekatan psikologis dalam rangka menggambarkan keadaan pembelajar. Karakter yang dimiki dapat berupa usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pengalaman, pengalaman yang relevan, persepsi, kebutuhan yang dirasakan, dan berbagai kemugkinan yang lain terkait dengan pembelajar.

(8)

dikembangkan sama sekali tidak akan ada gunakanya bagi pelaksanaan pembelajaran (Degeng, 1991 dalam Bambang warsito 2008). Oleh karena itu, karakteristik pembelajar sebagai satu fariabel yang paling berpengaruh dalam pengembangan strategi pembelajaran (Reigeluth, 1983 dalam bambang Warsito 2008).

C. PENUTUP

1. Berdasarkan kajian tentang kawasan desain sampai dengan 1970-an telah memiliki kepastian

tentang cakupan utama dari teori dan praktek. Namun ke depan jumlah cakupan utama dari teori dan praktek beserta langkah-langkahnya akan semakin berkembang, sejalan dengan perkembangan dalam bidang teknologi dan pendidikan, serta disiplin ilmu lainnya yang relevan.

2. Pendekatan sistem pembelajaran secara bertahap mulai berkembang menjadi suatu metodologi

dan mulai memasukan gagasan dari psikologi pembelajaran.

3. Konsep desain pembelajaran menjadi semakin hidup, dengan adanya kolaborasi antara

keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain sistem.

4. Kawasan desain meliputi empat cakupan utama dari teori dan praktek, yaitu: (1) desain sistem

pembelajaran; (2) desain pesan; (3) strategi pembelajaran; dan (4) karakteristik pebelajar.

DAFTAR PUSTAKA

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

B. Seels, Barbara dan Richey, Rita C. 1994. Instructional Technology: The Definition and Domains

of the Field. Washington DC: Association for Educational Communications and Technology. Hazairin, Mohamad, dkk. 2011. Makalah kawasan desain, tidak diterbitkan.

(9)

yang baik bagi peningkatan kualitas pembelajaran ternyata perkembangan teknologi ini juga memberikan efek samping yang kurang baik bagi dunia pendidikan terutama jika

menyangkut tentang penyalahgunaan yang terjadi di lingkungan peserta didik. Karenanya dalam menyampaikan pelajaran dan menjawab tantangan perkembangan teknologi yang terjadi, seorang tenaga pendidik haruslah aktif dalam mengikuti perkembangan tersebut dan memikirkan strategi pembelajaran yang baik untuk para peserta didik yang dimilikinya. Strategi pembelajaran merupakan cara atau metode yang digunakan untuk melakukan pengajaran yang baik dan efektif yang diantaranya terbagi menjadi:

1. Yang pertama adalah strategi pembelajaran secara langsung. Dalam hal ini para guru merupakan pemeran utama dalam penyampaian materi ajaran

kepada para peserta didik. Yang dengannya para guru harus aktif memberikan materi secara langsung. untuk strategi pembelajaran seperti ini bersifat deduktif.

 Berbeda dengan strategi pembelajaran langsung maka yang selanjutnya adalah strategi pembelajaran tidak langsung. Dalam strategi pembelajaran seperti ini lebih dipusatkan pada para siswa yakni guru hanya berperan sebagai fasilitator yang bertugas mengelola lingkungan kondusif saat pembelajaran berlangsung.

 Selanjutnya ada strategi pembelajaran interaktif. Strategi ini menekankan komunikasi yang terjalin antara para peserta didik dengan peserta didik yang lainnya maupun antara peserta didik dengan guru melalui kegiatan diskusi dan sharing untuk memecahkan sebuah

permasalahan. Kelebihan dari strategi ini adalah mengajak peserta didik untuk lebih aktif dan peka terhadap setiap permasalahan yang dibahas dalam pembelajaran tersebut.

 Yang keempat adalah strategi pembelajaran empiric, ini merupakan sebuah strategi

pembelajaran yang lebih menekankan aktivitas yang dilakukan oleh para peserta didik selama masa pembelajaran.

 Terakhir untuk melengkapi terdapat strategi pembelajaran mandiri yang dengannya bertujuan untuk meningkatkan potensi masing-masing peserta didik serta mengakomodir inisiatif yang mereka miliki untuk mengembangkan dirinya sendiri.

Dan demikianlah beberapa ulasan yang dapat saya berikan tentang strategi pembelajaran yang baik untuk diterapkan pada peserta didik di atas, semoga memberi banyak manfaat bagi anda.

Pada mulanya istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk

(10)

keberhasilan dalam mencapai tujuan. Misalnya seorang manajer atau pimpinan perusahaan yang menginginkan keuntungan dan kesuksesan yang besar akan menerapkan suatu strategi dalam mencapai tujuannya itu, seorang pelatih akan tim basket akan menentukan strategi yang dianggap tepat untuk dapat

memenangkan suatu pertandingan. Begitu juga seorang guru yang

mengharapkan hasil baik dalam proses pembelajaran juga akan menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya mendapat prestasi yang terbaik. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus

dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kemp (1995). Dilain pihak Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaranyang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajarpada siswa. Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu di perhatikan oleh seorang instruktur, guru, widyaiswara dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada 3 jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni: (a) strategi

pengorganisasian pembelajaran, (b) strategi penyampaian pembelajaran, dan (c) strategi pengelolaan pembelajaran.

Ragam strategi pembelajaran tentunya harus dipahami dan dikuasai betul oleh guru dan desainer pembelajaran. Sehingga Ia dapat memilih dan menentukan stratgei apa yang paling tepat sesuai dengan karakteristik siswa, mata pelajaran maupun tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Secara lebih lengkap, Anda dapat mendownload startegi pembelajaran tersebut disini: Aneka Ragam Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya

PEMILIHAN DAN PENENTUAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih strategi kegiatan belajar yang akan digunakan sepanjang proses pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

1. Batasan Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang

penggunaan istilah tersebut.

(11)

approaches) menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.

Kemp mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree). Dalam strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Sebagaimana yang dikutip oleh Wina, Roy Killen menyebutnya dengan strategi pembelajaran langsung (direct instruction). Mengapa dikatakan strategi pembelajaran langsung? Sebab dalam strategi ini, materi pelajaran disajikan begitu saja kepada siswa; siswa tidak dituntut untuk mengolahnya. Kewajiban siswa adalah menguasainya secara penuh. Dengan demikian, dalam strategi ekspositori guru berfungsi sebagai penyampai

informasi. Berbeda dengan strategi discovery. Dalam strategi ini bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas, sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswanya. Karena sifatnya yang demikian strategi ini sering juga dinamakan strategi pembelajaran tidak langsung. Strategi belajar individual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan, kelambatan, dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan. Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri. Contoh dari strategi pembelajaran ini adalah belajar melalui modul, atau belajar bahasa melalui kaset audio.

Berbeda dengan strategi pembelajaran individual, belajar kelompok dilakukan secara beregu. Sekelompok siswa diajar oleh seorang guru atau beberapa orang guru. Bentuk belajar kelompok itu bisa dalam pembelajaran kelompok besar atau pembelajaran klasikal; atau bisa juga siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil semacam buzz group. Strategi kelompok tidak memperhatikan kecepatan belajar individual. Setiap individu dianggap sama. Oleh karena itu, belajar dalam kelompok dapat terjadi siswa yang memiliki kemampuan tinggi akan terhambat oleh siswa yang mempunyai kemampuan biasa-biasa saja; sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan kurang akan merasa tergusur oleh siswa yang mempunyai kemampuan tinggi.

Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran juga dapat dibedakan antara strategi pembelajaran deduktif dan strategi

pembelajaran induktif.

(12)

kerap dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum.

Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan

kemampuan baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efisien. Ini sangat penting untuk dipahami, sebab apa yang harus dicapai akan menentukan bagaimana cara mencapainya.

“Saat seseorang berhenti belajar, saat itulah dia berhenti bertumbuh”, Juni Anton

Sebagai manusia, kita perlu belajar seumur hidup. Saat seseorang berhenti belajar saat itulah dia berhenti ‘bertumbuh’. Belajar tidak hanya pada sekolah saja, tetapi belajar juga terjadi dalam kehidupan. Dalam mencapai kesuksesan hidup seseorang harus memiliki strategi efektif. Tak terkecuali saat belajar di sekolah, kita juga harus memiliki strategi pembelajaran yang efektif dan efisien.

Strategi pembelajaran akan sulit diterapkan apabila kita tidak membiasakan diri sejak dini. Saat paling tepat untuk menguasai dan menjadi strategi pembelajaran sebagai bagian dari kehidupan adalah sejak masa sekolah.

Dalam tulisan ini saya akan membagikan strategi pembelajaran efektif dan berguna bagi para siswa. Selain itu, saya juga akan membagikan strategi pembelajaran dari sisi guru. Harapannya siswa dan guru dapat saling memahami strategi pembelajaran sehingga akan menciptakan hasil pembelajaran terbaik.

Sebelum itu, kita akan mengetahui arti dari strategi pembelajaran. Strategi adalah serangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran adalah suatu proses memahami materi tertentu. Jadi strategi pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memahami suatu materi.

Hanya sedikit sekolah yang benar-benar menerapkan strategi pembelajaran efektif. Umumnya sekolah hanya menerapkan strategi pembelajaran satu arah, maksudnya dari guru ke murid. Strategi pembelajaran ini tidak jelek, namun masih kurang efektif dalam konteks pelajaran tertentu.

Ketika saya masih sekolah, saya tidak pernah diajarkan strategi belajar. Sehingga saat belajar

saya hanya menghafal. Ya! saya menganggap BELAJAR = MENGHAFAL. Saya hanya

berusaha menghafal untuk melewati masa ujian. Ketika ujian selesai, saya tidak ingat materi pelajaran tesebut. Itulah akibatnya jika saya tidak memiliki strategi dalam pembelajaran.

Dari pengalaman itu, saya merasa PERLU ADA STRATEGI PEMBELAJARAN untuk

(13)

tidak sekedar belajar untuk melewati masa ujian, tetapi belajar untuk menambah pengetahuan mereka. Nah, bagaimana strategi pembelajaran efektif?

STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK SISWA

Ada berbagai metode strategi pembelajaran, contohnya Bacakilat, MindMapping atau Teknik Memori. Mari kita bahas metode strategi pembelajaran berikut satu per satu.

1. BACAKILAT. Bacakilat merupakan cara belajar. Ditemukan oleh Mr. Agus Setiawan

(Anda bisa mendapatkan bukunya di Gramedia terdekat, berjudul Bacakilat: Kiat

Membaca 1 Halaman/Detik). Metode Bacakilat merupakan sistem belajar, terdiri dari 3 langkah sederhana dalam belajar yaitu Tujuan Membaca, Bacakilat, dan Aktivasi Manual.Tujuan Membaca berguna untuk menentukan target yang ingin dicapai oleh siswa. Bacakilat adalah langkah (satu-satunya) memasukan informasi ke pikiran bawah sadar, yang mana pikiran bawah sadar berperan 88% dalam kehidupan kita. Aktivasi Manual adalah langkah membuat pikiran sadar memahami pelajaran. Ketiga langkah ini merupakan serangkaian strategi untuk memperkuat pemahaman kita dalam membaca.Strategi atau metode pembelajaran ini merupakan perpaduan dari berbagai teknik membaca dan teknik memory paling efektif di dunia. Pendekatan belajar Bacakilat sangat berbeda dengan cara belajar lainnya. Kamu bisa mengenal

metode ini lebih mendalam di sini.

2. MINDMAPPING. MindMapping adalah cara belajar dengan pendekatan optimasi otak kiri dan kanan secara bersamaan. Metode strategi pembelajaran ini pertama diciptakan oleh Tony Buzan karena terinspirasi oleh akar pohon.Prinsip kerja metode pembelajaran ini sangat sederhana yakni berdasarkan prinsip otak kiri dan otak kanan. Otak kiri merupakan bagian yang cenderung berhubungan dengan analisa, angka, logika, detail. Sedangkan otak kanan merupakan bagian yang berhubungan dengan kreativitas, imajinasi, gambaran besar, konseptual.Dalam proses belajar kita cenderung menggunakan ingatan kita, setelah memahami materi pelajaran. Memory sangat erat kaitannya dengan otak kanan sehingga belajar menggunakan dominan otak kanan akan terasa seru,menyenangkan dan mudah untuk di ingat.Bagaimana belajar dengan pendekatan otak kanan? Dalam mindmap, kita akan membuat atau meringkas materi pembelajaran dengan menggunakan kata kunci (otak kanan), warna (otak kanan), dan gambar (otak kanan). Semua itu adalah cara belajar dengan pendekatan otak kanan.Mindmapping tidak hanya berguna untuk pembelajaran saja, tetapi juga untuk mencatat, meringkas, hingga perencanaan.

3. TEKNIK MEMORY. Jika kita harus berhadapan dengan urusan menghafal, otak langsung merasa malas. Untuk membuat menghafal menjadi mudah dan menyenangkan, kamu bisa menggunakan strategi pembelajaran ini.Mirip dengan mindmapping, metode pembelajaran teknik memory menggunakan pendekatan dominan otak kanan. Ada beberapa model pembelajaran teknik memori antara lain teknik lokasi, teknik plesetan, teknik jembatan keledai, dan lain sebagainya.

(14)

Selain siswa, guru juga harus memiliki pendekatan pembelajaran atau mengajar efektif. Dengan kata lain, guru juga perlu memiliki strategi jitu. Kita tidak bisa bertepuk tangan jika hanya menggunakan satu tangan saja, kita perlu dua.

Begitu juga dalam pembelajaran, kita tidak bisa hanya mengandalkan siswa saja dalam menghasilkan pembelajaran sukses, guru juga harus berperan aktif.

Berikut pendekatan pembelajaran pilihan, Anda bisa menerapkannya untuk siswa Anda.

1. KONTEKSTUAL. Pendekatan Kontekstual yaitu pendekatan pembelajaran yang memposisikan siswa sebagai pelaku. Siswa mengalami kegiatan sendiri di lingkungannya.Pada pendekatan pembelajaran ini guru menuntut untuk membuat strategi pembelajaran variatif untuk mengajar siswa, tetapi membelajarkan atau memberdayakan siswa.Dalam kelas, peran guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Guru lebih fokus memberi informasi, mengelola kelas menjadi sebuah tim, dan menemukan hal baru bagi kelas. Murid dapat belajar menemukan pengetahuan secara sendiri, tidak hanya dari kata guru semata.

2. KONSTRUKTIVISME. Pendekatan Konstuktivisme yaitu pendekatan pembelajaran ini memiliki dasar berpikir mirip dengan pendekatan pembelajaran kontekstual namun perbedaannya terletak pada siswa diberikan stimulus pengetahuan yang lebih sering.Pendekatan ini dapat membantu siswa menyerap pengetahuan secara aktif dari proses pembelajaran sebelumnya dan pembelajaran yang baru.

3. DEDUKTIF – INDUKTIF. Pendekatan Deduktif – Induktif yaitu pendekatan yang berbeda namun saling mendukung.Pendekatan deduktif ditandai dengan penjelasan konsep, definisi, dan istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran.Pendekatan deduktif didasari oleh pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik bila siswa mendapatkan gambaran besar terlebih dahulu. Lalu diikuti dengan pendekatan induktif yang menggunakan data atau informasi detail untuk membangun konsep atau memberikan pengertian pada siswa.Dengan pendekatan ini, siswa dapat memahami pelajaran dari gambaran besar hingga spesifik.

Ketiga pendekatan ini bisa digunakan oleh guru untuk menciptakan suasana pembelajaran

yang lebih efektif dan efisien. Saran saya silahkan PILIH PENDEKATAN YANG PALING

SESUAI untuk Anda.

Dengan pendekatan yang tepat, guru dapat menambahkan beberapa metode pembelajaran efektif untuk semakin mempermudah murid dalam belajar. Berikut beberapa metode yang efektif:

1. METODE DISKUSI. Metode diskusi adalah model (metode) pembelajaran yang erat hubungannya dengan pemecahan masalah (problem solving).Metode ini sangat bermanfaat untuk mendorong siswa berpikir kritis, mengekspresikan pendapatnya dengan bebas, melibatkan siswa dalam memecahkan masalah bersama, dan memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan bersama.Dengan metode ini siswa dapat berlatih berargumen dan membuat keputusan.

(15)

urutan dalam melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui media tertentu.Metode ini sangat bermanfaat karena menggunakan pendekatan siswa sebagai pusat perhatian, siswa lebih melihat pembelajaran secara konkrit, selain itu pembelajaran ini juga melibatkan pengalaman dan kesan bagi siswa.

3. METODE GABUNGAN. Metode pembelajaran ini merupakan perpaduan dari berbagai metode yaitu ceramah dan metode lainnya. Paling tidak ada tiga macam metode pembelajaran ini yaitu ceramah plus tanya jawab dan tugas, ceramah plus diskusi dan tugas, ceramah plus demonstrasi dan latihan.Metode ini sangat efektif karena melibat lebih dari satu cara. Siswa yang memiliki latar belakang berbeda-beda lebih mudah terjangkau dengan pendekatan atau metode pembelajaran secara variatif.

PILIHLAH METODE YANG PALING TEPAT untuk Anda mengajar, dengan harapan siswa dapat menerima hasil yang maksimal.

Jadi untuk menghasilkan pembelajaran yang maksimal, kita perlu menggunakan strategi yang tepat. Strategi pembelajaran yang efektif (menurut saya) adalah MELIBATKAN KEDUA PIHAK yaitu GURU dan SISWA dengan menggunakan strategi, metode, atau pendekatan paling tepat.

Semoga dengan mengimplementasikan strategi pembelajaran yang tepat, kita bisa membantu

Referensi

Dokumen terkait

Önerilen malzemelerden bazıları kıvrılmış Kevlar -49 içeren PMA veya PEA gibi esnek polimerler, PHEMA içerisine heliks yapıda PET fiberlerinden oluşan malzemelerin yeterli

Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta selama September sampai November 2006 (Guswita, 2007). Efektivitas Penggunaan Analgetik dan Antiemetik pada

Interaksi antara jenis dan dosis pupuk kandang yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kelimpahan populasi cacing sutera maka dilakukan uji beda

The experiment was designed to evaluate the silage quality of sorghum forage varieties of Citayam and BMR 3.6 strain at different harvesting times and the effectiveness

One of the byproduct is date fruit waste (DFW). Up to 56% of date fruit weights are left as DFW after date fruit processing to produce date oil. Our in vitro preliminary study

Diversifikasi pangan Berbasis Tepung Mocaf. KWT Kenyo berkeinginan untuk melakukan diversifikasi pangan berbasis tepung mocaf sebagai bidang usahanya, namun mereka

3 Desember 2014 Pada pelaksanaan terapi keempat subjek merasakan, bahwa kondisi tegang, cemas, gelisah, masalah kurang berselera untuk makan, sering mengeluh, kondisi

keel block tmtuk mendapatkan defleksi floating dock dan kapal yang mendekati sama. FLOW CHART PELAKSANAAN NEWTON RAPHSON. Pada pelaksanan Newton Raphson terdiri dari :. Data yang