ABSTRAK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN
ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 1 KACA MARGA
Oleh TUMINEM
Penddidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan hidup aktif serta sikap sportif melalui kegiatan pendidikan jasmani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajaran gerak dasar Overhead Pass dengan metode memodifikasi bola basket pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kaca Marga Tahun Pelajaran 2011/2012.
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Class room Action Reserch), dengan Dua siklus, dimana pada setiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus pertama dengan penggunaan modifikasi bola plastik dalam melakukan gerak dasar Overhead Pass, dan siklus kedua dengan penggunaan modifikasi bola plastic dengan seutas tali yang dipancangkan dalam melakukan gerak dasar Overhead Pass .
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa V SD Negeri 1 Kaca Marga Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 29 siswa. Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan keterampilan gerak dasar Overhead Pass yang meliputi posisi awal, posisi persiapan, posisi akhir.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan gerak dasar Overhead Pass melalui penggunaan modifikasi bola basket pada setiap siklusnya, adapun peningkatan pada setiap siklus adalah sebagai berikut siklus pertama sebesar 51,72%, siklus kedua sebesar 89,65%.
MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN
ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 1 KACA MARGA
(Skripsi)
Oleh
TUMINEM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN
ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 1 KACA MARGA
Oleh TUMINEM
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
i
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani ... 8
B. Belajar Motorik ... 10
C.Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa ... 12
D.Overhead Pass ... 15
E. Modifikasi ... 16
F. Alat Yang Dimodifikasi Pada Bola Basket ... 18
G. Kerangka Pikir ... 20
H. Hipotesis ... 22
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 23
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 31
B. Pembahasan ... 35
ii V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 39
B. Saran ... 39
DAFTAR PUSTAKA ... 41
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1 : Overhead Pass ... 15
Gambar 2 : Melempar Bola Berpasangan ... 20
Gambar 3 : Melempar Bola Dengan Tali ... 20
Gambar 4 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas ... 25
Gambar 5 : Diagram Batang Rata-rata Siswa Yang Mendapatkan Nilai ≥ RK dan < RK Gerak Dasar Overhead Pass Disetiap Siklus ... 34
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Instrument Penelitian ... 29 2. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Overhead Pass
Pada Tes Awal ... 31 3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Overhead Pass
Siklus Ke satu ... 32 4. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Overhead Pass
Siklus Ke dua ... 33 5. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Heru Sulistianta, S.Pd. M.Or ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs.Wiyono M.Pd ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003
PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Tuminem
NPM : 1113126014
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Meningkatkan
Keterampilan Gerak Dasar Overhead Pass Pada Bola Basket Dengan Alat yang Dimodifikasi Siswa Kelas V SDN 1 Kaca Marga” adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 3 Mei sampai dengan 21 Mei 2012.
Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila
dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.
Kacamarga, September 2012
SANWACANA
Asalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.
Skripsi dengan judul ” Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Overhead Pass Pada Bola
Basket Dengan Alat yang Dimodifikasi Siswa Kelas V SDN 1 Kaca Marga” adalah dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.
3. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or. Selaku Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis
4. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd. selaku Pembahas atau penguji utama.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.
6. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan
kelancaran dalam urusan administrasi.
7. Kepala SD Negeri 1 Kacamrga Tanggamus yang telah memberikan izin untuk
melaksanakan penelitian pada siswa kelas V Tahun Pelajaran 2011/2012.
8. Siswa-siswi kelas V SD Negeri 1 Kacamrga Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.
9. Teman seperjuangan S1 penjaskes Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1
secepatnya. Semangat.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
Kacamarga, September 2012 Penulis
Judul Skripsi : MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG
DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 1 KACA MARGA
Nama Mahasiswa : Tuminem
Nomor Pokok Mahasiswa : 1113126014
Program Studi : Pendidikan Jasmani
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan IImu Pendidikan Pembimbing
Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang
dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan indiVdu secara
menyeluruh. Melalui Pendidikan Jasmani, siswa diharapkan mampu
mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir
kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral
melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan. Pada sekolah dasar, ada
empat sasaran yang diharapkan dalam program Pendidikan Jasmani, sebagai
berikut : a) Meningkatkan keselarasan pertumbuhan dan perkembangan antara
jasmani, rohani, mental dan kehidupan bermasyarakat; b) mengembangkan
keterampilan bermasyarakat; c) Menanamkan nilai dan sikap yang positif; dan
d) Mengembangkan pengetahuan dan kebiasaan yang diperlukan untuk hidup
sehat.
Pada saat ini, Pendidikan Jasmani di seluruh dunia adalah salah satu
kurikulum yang berkembang dengan sangat pesat dalam pendidikan di sekolah
dasar. Kebutuhan untuk melengkapi anak-anak dengan pengalaman belajar
2
perubahan secara meyakinkan dalam isi dan strategi mengajarnya. Pendidikan
Jasmani di sekolah dasar diharapkan akan membantu mewujudkan
tujuan-tujuan yang menyangkut perkembangan bidang masyarakat, kerjasama, kesan
tentang pribadi yang menyenangkan, pengambilan keputsan, ekspresi yang
kreatif, keterampilan motorik, kesegaran jasmani, dan pengetahuan serta
pemahaman tentang gerakan manusia. Oleh karena itu tingkat keberhasilan
para murid sekolah dasar akan dipengaruhi oleh kemampuannya untuk
melaksanakan pola-pola gerakan yang efektif dan efisien. Bagi anak, gerakan
adalah satu alat komunikasi non-verbal dan ungkapan atau ekspresi yang
paling sering digunakan. Melalui gerakan tersebut anak dapat membentuk
kesan-kesan tentang pribadinya dan lingkungannya.
Pada dasarnya, Pendidikan Jasmani adalah pendidikan untuk anak dalam dan
melalui gerakan. Definisi ini menunjukkan suatu pandangan tentang gerak
yang sedang berkembang dan peranannya yang potensial dalam keseluruhan
pendidikan bagi anak. Anak-anak adalah peneliti yang aktif dan anak adalah
pencoba aktif dan suka belajar sendiri sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan dirinya sendiri. Tingkat perkembangan dan cara belajar indiVdu
harus dihormati dalam meyakinkan bahwa kemampuan mereka belajar
berhubungan dengan kepercayaan terhadap diri mereka sendiri. Semua akan
berhak untuk berkembang dan berhasil menurut tingkat mereka
masing-masing. Jadi, dapat disimpulkan bahwa gerak atau aktifitas fisik merupakan
perhatian pokok dari guru pendidikan jasmani. Maka guru Pendidikan Jasmani
mempunyai suatu tugas yang sangat penting di sekolah dasar, karena gerakan
3
dengan program pendidikan secara keseluruhan. Guru bertugas untuk
membantu peserta didik bergerak secara optimal, meningkatkan kualitas unjuk
kerja (performance) dan kemampuan belajar dan kesehatannya.
Materi-materi yang terkandung dalam Pendidikan Jasmani meliputi:
pengalaman mempraktikkan keterampilan dasar permainan dan olahraga;
aktivitas pengembangan; uji diri/ senam; aktivitas rikmis; aquatic (aktivitas
air); dan pendidikan luar kelas (out door). Salah satu keterampilan gerak dasar
yang harus dipelajari dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani adalah
mempraktikkan keterampilan gerak dasar dalam permainan bola basket seperti
overhead pass serta nilai kedisiplinan, keberanian, kerjasama, menghargai
teman, dan juga tanggung jawab. Gerakan-gerakan dasar dalam bola basket
yang dipelajari pada semester pertama ini dan diharapkan dapat dilakukan
dengan gerakan yang benar sehingga pembelajaran tuntas.
Berdasarkan hasil observasi di SDN 1 Kaca Marga, pada saat pembelajaran
gerak dasar bola basket terutama gerak dasar overhead pass atau operan di atas
kepala sebagian besar siswa belum optimal dalam bergerak. Padahal salah satu
tujuan pembelajaran adalah meningkatkan kemampuan gerak dasar yang
kemampuan ini tidak terpisahkan untuk perkembangan koordinasi gerak dan
kemampuan mengatur keserasian gerak bagian tubuh sehingga mampu
mengendalikan gerak tubuhnya sesuai dengan kemauannya, dan pada
lanjutannya mencapai suatu keterampilan gerak spesialisasi. Siswa hanya
melakukan gerak pada saat giliran melakukan operan, dikarenakan hanya satu
bola yang digunakan. Selebihnya siswa hanya duduk atau berdiri menunggu
4
mendapatkan pengalaman gerak yang sedikit. Dan pada akhirnya tujuan
pembelajaran pun tidak tercapai karena sebagian besar siswa masih kesulitan
melakukan lemparan atas kepala dan hasil lemparan masih banyak yang belum
melambung.
Telah dikemukan oleh para ahli, bahwa usaha membelajarkan siswa harus
disesuaikan dengan sifat-sifat khas pada fase perkembangan siswa tersebut.
Jangan sampai terjadi pengalaman belajar yang disajikan tidak sesuai dengan
periode (usia) siswa tertentu. Pada usia 7-11 tahun anak-anak yang duduk di
sekolah dasar ( SD) berada pada fase operasional konkret. Jadi, proses
pembelajaran perlu dirancang dan dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga
memungkinkan bagi anak melihat (seeing), berbuat sesuatu (doing),
melibatkan diri dalam proses belajar (undergoing) dan mengalami secara
langsung apa yang dipelajari (experiencing).
Proses belajar dikatakan berhasil apabila ada perubahan pada diri anak berupa
perubahan prilaku yang menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Dalam proses belajar mengajar peserta didik harus menunjukkan kegembiraan,
semangat yang besar dan percaya diri. Atas dasar tersebut, guru berperan
untuk menciptakan dan mempertahankan kelangsungan proses belajar
mengajar, guna tercapainya tujuan belajar yang sudah ditetapkan. Model
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani
adalah model pembelajaran dengan penggunaan alat bantu maupun alat-alat
modifikasi sesuai yang dibutuhkan pada materi tersebut. Model ini sangat
5
pendidikannya melalui aktivitas jasmani yang berupa gerak jasmani atau
olahraga. Dengan penggunaan alat modifikasi diharapkan akan tercipta
pembelajaran yang menyenangkan, menarik dan dapat meningkatkan
motivasi/semangat anak untuk melakukan gerak sehingga pembelajaran efektif
dan efisien.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru dituntut agar
mampu menggunakan media ataupun alat-alat bantu yang dapat disediakan
oleh sekolah dan sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan alat yang
murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi dapat
membantu dalam pencapaian tujuan pengajaran yang diharapkan. Dari
bermacam-macam bantuan yang dapat diberikan, melakukan modifikasi atau
mengubah alat standar dengan alat buatan yang menyerupai diharapkan
mampu menciptakan pembelajaran PAIKEM.
Atas latar belakang inilah, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar
Overhead Pass Pada Bola Basket Dengan Alat yang Dimodifikasi Siswa Kelas
V SDN 1 Kaca Marga”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasikan
masalah sebagai berikut :
1. Sebagian besar siswa masih rendah kemampuan overhead pass bola
6
2. Sebagian besar hasil lemparan overhead pass siswa tidak melambung di
atas kepala dikarenakan ukuran bola standar yang berat.
C. Batasan Maasalah
Agar penelitian tidak terlalu luas maka penulis membatasi masalah pada
upaya meningkatkan keterampilan gerak dasar overhead pass dengan
penggunaan alat modifikasi berupa bola plastik dan tali dengan subjek
penelitian adalah siswa kelas V di SD Negeri 1 Kaca Marga tahun pelajaran
2011/2012.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut :
”Apakah penggunaan alat yang dimodifikasi pada bola basket dapat
meningkatkan keterampilan gerak dasar overhead pass pada siswa kelas V di
SD Negeri 1 Kaca Marga? ”
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah penelitian, maka tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Ingin memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran gerak dasar overhead
pass pada siswa kelas V di Kaca Marga sehingga tercapai keberhasilan
7
2. Ingin memperbaiki dan meningkatkan keterampilan gerak dasar overhead
pass dengan penggunaan alat modifikasi yang tepat pada siswa kelas V di
SD Negeri 1 Kaca Marga.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan gerak dasar overhead pass
2. Bagi guru
Memberikan sumbangan pemikiran mengenai model pembelajran yang
dapat digunakan dalam pembelajaran Penjaskes, sehingga anak dapat
mengoptimalkan segenap kemampuannya dan tercapailah keberhasilan
pembelajaran.
3. Bagi siswa
Upaya mengoptimalkan kemampuan gerak dasar yang akan menunjang
dalam pencapaian kemampuan gerak spesialisasi (terampil) pada usia
dewasa.
G. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :
1. Tempat penelitian dilaksanakan di Lapangan SD Negeri 1 Kaca Marga.
2. Objek penelitian yang diamati adalah gerak dasar overhead pass dengan
menggunanakan alat yang dimodifikasi berupa bola plastic dan tali yang
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk
jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk
jasmani mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir
dari proses pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan
pendidikan melalui aktivitas jasmani mengandung pengertian bahwa
tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktivitas jasmani. Tujuan
pendidikan ini umumnya menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor. Ketiga aspek tersebut dapat dibentuk melalui aktivitas jasmani
yang berupa gerak jasmani atau olahraga.
Muhajir (1007: 8) menjelaskan bahwa Pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik,
perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,
penghayatan nilai-nilai
(sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang
seimbang. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui
9
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup
sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar
diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif, dan
afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa
untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara
melakukan gerakan secara aman, efisien, dan efektif. (Kurikulum Penjas,
1004)
Menurut Lutan dkk(1001:13) bahwa pendidikan jasmani adalah proses
pendidikan yang melibatkan interaksi antara peserta didik dengan
lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematik
menuju pembentukan manusia seutuhnya. Artinya dalam proses
pembelajaran pendidikan jasmani guru harus mempertimbangkan
keseluruhan kepribadian anak, sehingga pengukuran proses dan produk
memiliki kedudukan yang sama penting. Aktivitas jasmani diartikan
sebagai kegiatan peserta didik untuk meningkatkan keterampilan motorik
dan nilai-nilai fungsional yang mencakup kognitif, afektif dan sosial,
sehingga melalui kegiatan pendidikan jasmani diharapkan anak didik dapat
tumbuh dan berkembang sehat dan segar jasmaninya, serta perkembangan
pribadinya secara harmonis.
Lutan dkk (1001: 7) menjelaskan bahwa pentingnya Pendidikan Jasmani
dalah untuk menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan,
10
Melalui Pendidikan Jasmani anak-anak menemukan saluran yang tepat
untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak, menyalurkan energi yang
berlebihan agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan mental
anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna dan
merangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik,
mental, emosi, sosial, dan moral.
B. Belajar Motorik
Belajar adalah suatu perubahan yang relatif pemanen dalam suatu
kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktik atau latihan. (Nana
Sujana, 1991: 5) Menurut Thorndike dalam Arma Abdulllah dan Agus
manadji (1994: 161) belajar adalah asosiasi antara kesan yang diperoleh
alat indera (stimulus) dan impuls untuk berbuat (respons).
Dengan belajar maka akan dihasilkan perubahan tingkah laku yang
meliputi tiga ranah yakni, ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotor.
1. Ranah kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, evaluasi. Ketiga kemampuan pertama, yaitu pengetahuan,
pemahaman dan aplikasi, digolongkan sebagai tingkat kognitif rendah,
selanjutnya ketiga ketiga kemampuan lainnya yaitu, analisis, sintesis
dan evaluasi disebut sebagai tingkat kognitif tinggi.
2. Ranah afektif meliputi: penerimaan, perhatian, penanggapan,
11
3. Ranah psikomotor meliputi: peniruan, penggunaan, ketelitian,
koordinasi, dan naturalisasi.
Belajar juga sebuah proses yang sering diartikan penambahan
pengetahuan. Gerak diartikan sebagai suatu proses perpindahan suatu
benda dari suatu posisi keposisi lain yang dapat diamati secara objektif
dalam suatu dimensi ruang dan waktu. Belajar gerak adalah belajara yang
diwujudkan melalui respon-respon moskular dan diekspresikan dalam
gerakan tubuh.
Menurut Lutan (1988: 101) belajar motorik dapat menghasilkan perubahan
yang relatif permanen, yaitu perubahan yang dapat bertahan dalam jangka
waktu yang relatif lama. Dalam menyempurnakan suatu keterampilan
motorik ada tiga tahapan yaitu:
a. Tahap Kognitif
Merupakan tahap awal dalam belajar motorik, dalam tahap ini
seseorang harus memahami mengenai hakikat kegiatan yang dilakukan
dan juga harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal
maupun Vsual mengenai tugas gerakan atau model teknik yang akan
dipelajari agar dapat membuat rencana pelaksanaan yang tepat.
b. Tahap Fiksasi
Pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan melalui adanya
praktek secara teratur agar perubahan prilaku gerak menjadi permanen.
Selama latihan harus adanya semangat dan umpan balik untuk
12
sudah sampai pada taraf merangkaikan urutan-urutan gerakan yang
didapatkan secara keseluruhan dan harus dilakukan secara
berulang-ulang sehingga penguasaan terhadap gerakan semakin meningkat.
c. Tahap Otomatis
Setelah melakukan latihan gerakan dalam jangka waktu yang relatif
lama, maka akan memasuki tahap otomatis. Secara fisiologi hal ini
dapat diartikan bahwa pada diri seseorang tersebut telah terjadi kondisi
reflek bersyarat, yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola
gerak reflek yang sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur
motor unit yang benar-benar diperlukan untuk gerakan yang
diinginkan. Pada tahap ini kontrol terhadap penampilan gerakan
semakin tepat dan konsisten.
C. Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa
Husdarta dan Yudha (1999/1000: 6-7) menyebutkan bahwa pertumbuhan
adalah perubahan yang dialami indiVdu menuju tingkat kedewasaaan yang
ditandai dengan indikator beertambahnya kuantitas fisiknya. Sedangkan
perkembangan adalah perubahan yang ditandai dengan adanya perubahan
fisik dan psikis baik secara kuantitas maupun kualitas. Perubahan fisik
dapat terlihat pada perubahan tinggi dan berat badan, tanggal dan
tumbuhnya gigi dsb. Perubahan psikis secara tidak langsung dapat terlihat
dalam bentuk atau wujud perilaku seperti:
a) Perkembangan perspektual (pengalaman ruang, pengamatan wujud
13
b) Perkembangan penguasaan dan control motorik (koordinasi
penginderaan dan gerak)
c) Perkembangan penguasaan pola-pola keterampilan mental-fisik
(cerdas, tangkas, cermat)
d) Perkembangan pengetahuan, bahasa dan berpikir.
Proses berkembang ini dibagi atas fase-fase tertentu. Dengan mengetahui
tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu, memberikan informasi dan
landasan dalam menentukan alternatif model pembelajaran yang cocok
sehingga proses belajar mengajar lebih efektif , agar kemampuan dasar
anak dapat dikembangkan seoptimal mungkin. Menurut Dimyati (1006: 5)
bila siswa belajar, maka akan terjadi perubahan mental pada diri siswa.
Perkembangan mental dapat terjadi bila pertumbuhan jasmani telah
matang (siap), selain itu faktor motivasi baik dari diri individu, atau
lingkungan bersifat mendorong akan sangat baik untuk perkembangan
mental siswa. Selain mengetahui perkembangan kognitif dan afektif anak, perlu
juga diketahui tahap perkembangan motorik anak. Sehingga dapat ditentukan
aktivitas yang diperlukan untuk menunjang dan menyesuaikan dengan tahap
perkembangan tersebut.
Siswa kelas V SD Negeri 1 Wayhuwi rata-rata berada dalam rentang usia
11-13 tahun. Menurut Iain Adam (1988: 140) bahwa pada usia ini anak
laki-laki dan perempuan lebih senang terpisah dalam kegiatan bermainnya.
Anak laki-laki cenderung lebih baik dalam keterampilan yang memerlukan
14
baik dalam keterampilan yang memerlukan kecermatan atau melibatkan
otot halus. Sebagian keterampilan yang menakjubkan telah diperoleh dan
banyak yang telah didapat. Tahun-tahun antara usia enam sampai dua
belas tahun adalah ideal untuk belajar keterampilan motorik. Rentangan
dan dalamnya perhatian anak terhadap keterampilan motorik akan sangat
ditentukan oleh kesempatan yang ada. Pengajaran yang sistematik dalam
keterampilan motorik pada usia ini akan lebih penting dari pada tingkat
usia yang lain. Susunan kegiatan secara luas akan meningkatkan keunikan
keterampilan secara mendasar dan progesif dalam penyajian harus
direncanakan, dan keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan
aspek-aspek kesegaran dan keterampilan khusus harus dikembangkan.
Anak-anak dapat memperoleh penguasaan dalam beberapa cabang
olahraga secara menakjubkan. Akan tetapi hanya dari spesialisasi ini
adalah bahwa mereka hanya menjiplak tanpa menerima sesuai dengan
kemampuan mereka. Oleh karena itu, perlu diciptakan berbagai
kesempatan yang perlu bagi mereka untuk mengembangkan keterampilan
mereka secara meluas.
Maka melalui program Pendidikan Jasmani yang teratur, terencana, terarah
dan terbimbing diharapkan dapat dicapai seperangkat tujuan yang meliputi
pembentukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani, liputan tujuan ini terdiri atas pertumbuhan dan
perkembangan aspek jasmani, intelektual emosional, social dan moral
15
D. Overhead Pass
Bola basket termasuk jenis permainan yang kompleks. Untuk dapat
bekerjasama dengan baik, tentu ia harus menguasai teknik melempar,
menangkap, menggiring bola dengan baik. Passing atau operan merupakan
salah satu teknik dasar yang dipelajari dalam permainan bola basket.
Operan yang dilakukan harus taktis, tepat waktu dan akurat agar dapat
berpeluang untuk membuat angka. Mengetahui saatnya mengoper, tidak
hanya memberikan kesempatan untuk membuat skor tapi juga untuk
mencegah kehilangan bola dari penjagaan lawan.
Gambar 1. Gerak Dasar Overhead Pass.
Hal Wissel (1000: 76) menjelaskan bahwa operan di atas kepala (overhead
pass)sering dipakai dalam permainan bola basket terutama pada saat
pemain dijaga ketat dan bola harus melewati lawan, sehingga operan ini
digunakan untuk melepaskan diri dan melakukan terobosan mengelakkan
serangan lawan. Adapun pelaksanaan operan ini dimulai dengan posisi
baan yang seimbang, pegang bola di atas kepala dengan siku ke dalam dan
16
dalam posisi tersebut susah untuk melakukan operan dengan cepat, dan
mudah dicuri lawan. Kaki melangkah ke depan sasaran, kumpulkan
kekuatan maksimal dengan bertumpu pada kaki, kemudian dilanjutkan
dengan operan cepat. Pada saat melakukan gerakan lecutan, jari mengarah
pada target dan telapak tangan ke bawah.
E. Modifikasi
Belajar keterampilan adalah suatu proses aktif dan belajar selalu baik bila
diindividualisasikan. Anak yang sedang blajar, harus mendapat
kesempatan untuk belajar dan diberi peluang untuk melakukannya.
Perlengkapan dan materi untuk belajar motorik yang sesuai harus
disediakan. Anak-anak tidak boleh dipaksakan untuk menunggu dalam
barisan terlalu lama hanya sekedar untuk menunggu giliran. Kegiatan
harus cukup menantang dan menstimulasi usaha-usaha kearah belajar agar
proses belajar efisien dan efektif.
Beberapa aspek analisis modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan
guru tentang tujuan,karakteristik materi, kondisi lingkungan, dan
evaluasinya serta keadaan sarana, prasarana dan media pengajaran
pendidikan jasmani yang dimiliki oleh sekolah. Dalam melaksanakan
tugasnya sehari-hari guru Pendidikan Jasmani akan menemukan hal-hal
yang berkaitan dengan sarana serta prasarana dalam pembelajaran
Pendidikan Jasmani sangat diperlukan. Minimnya sarana dan prasarana
Pendidikan Jasmani yang dimiliki sekolah-sekolah, menuntut seorang guru
17
mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Seorang guru
Pendidikan Jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang
baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang
semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang mengikuti
pelajaran penjas yang diberikan.
Lutan (1988) menyatakan : modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan
jasmani diperlukan, dengan tujuan agar : a) Siswa memperoleh kepuasan
dalam mengikuti pelajaran; b) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan
dalam berpartisipasi; dan c) Siswa dapat melakukan pola gerak secara
benar.
Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan
pembelajaran. Modifikasi lingkungan pembelajaran ini dapat
diklasifikasikan ke dalam beberapa klasifikasi seperti yang diuraikan di
bawah ini :
a. Peralatan
Peralatan ialah sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh
siswa untuk melakukan kegiatan/aktivitas di atasnya, di bawahnya,di
dalam/di antaranya, misalnya : bangku Swedia, gawang, start block,
mistar, peralatan lompat tinggi, bola, alat pemukul dsb. Peralatan yang
dimiliki sekolah-sekolah, biasanya kurang memadai dalam arti kata
kuantitas maupun kualitasnya. Peralatan yang adapun dan sangat
sedikit jumlahnya itu biasanya peralatan standar untuk orang dewasa.
18
tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk
aktivitas pendidikan jasmani. Misalnya memodifikasi berat ringannya,
besar kecilnya, panjang pendeknya. maupun menggantinya dengan
peralatan lain sehingga dapat digunakan untuk berbagai bentuk
kegiatan pendidikan Jasmani
.
b. Penataan ruang gerak
Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan
kesulitan tugas ajar dengan cara menata ruang gerak siswa dalam
kegiatannya. Misalnya : melakukan dribbling, passing atas kepala atau
lempar tangkap di tempat, atau bermain di ruang kecil atau besar.
c. Jumlah siswa yang terlibat
Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan
kesulitan tugas ajar dengan cara mengurangi atau menambah jumlah
siswa yang terlibat dalam melakukan tugas ajar tersebut. Misal: belajar
passing atas sendiri, berpasangan, bertiga, berempat dst.
F. Alat yang Dimodifikasi Pada Bola Basket
Dalam permainan bola basket digunakan bola yang terbuat dari bahan
sintesis yang ukuran untuk putra keliling lingkaran 749-780 mm dan berat
567-650 gram, untuk bola putri keliling lingkaran 714-737 dan berat
510-567 gram (Nuril Ahmadi 1007:9). Namun dalam pembelajaran di sekolah
khususnya yang di ajarkan pada anak SD maka perlu dilakukan modifikasi
19
memperkenalkan bola basket dengan lebih mudah dan tidak menyulitkan
siswa dalam belajar karena beratnya.
Untuk tahap pembelajaran sebaiknya alat tersebut terbuat dari bahan yang
aman dimana ukuran besar dan beratnya tidak usah standar. Bola
modifikasi dari bola basket standar dipilih yang lebih ringan. Alat yang
dimodifikasi adalah berupa bola basket dimodifikasi dengan bola plastik
dan tali yang dipancangkan pada tiang dengan ketinggian tertentu agar
lemparan anak benar di atas kepala.
Dengan alat yang dimodifikasi maka dapat dilakukan beberapa bentuk
pembelajaran gerak dasar overhead passdengan berbagai sikap. Tujuannya
adalah untuk mengoptimalkan kemampuan gerak dasar siswa sehingga
dapat melakukan lemparan overhead pass dan akhirnya hasil lemparan
melambung di atas kepala. Latihan dilakukan dengan jumlah ulangan yang
cukup banyak, diharapkan pula kemampuan serta fungsi motorik anak
akan menjadi lebih baik.
Latihan gerak dasar yang pertama adalah dengan melakukan passing
berpasangan menggunakan bola plastic. Tujuannya adalah untuk
memotivasi anak melakukan lemparan dengan bantuan temannya yang ada
di depan (seperti pada gambar 1). Jarak antara pasangan diatur atau
disesuaikan dengan kemampuan siswa. Dengan diawali dari sikap berdiri
20
Gambar 2. Melempar Bola Berpasangan.
Selanjutnya jika anak telah melakukan latihan berulang kali dengan
melempar temannya, maka pada pembelajaran berikutnya siswa hasil
lemparan siswa harus melewati tali yang dipasang oleh guru. Tujuan
merentangkan seutas tali sebagi sasaran untuk dilewati oleh bola seperti
terlihat pada gambar 1 adalah untuk memperbaiki lambungan bola siswa.
Hasil lemparan overhead harus di atas kepala. Tinggi tali berkisar 150-100
cm, diubah-ubah untuk memberikan variasi belajar gerak.
21
G. Kerangka Berpikir
Hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh
guru sebagai pengajar dan murid yang melakukan proses belajar. Hasil
belajar yang dicapai oleh siswa iu sendiri tidak terlepas dari peranan guru
dalam memilih dan menerapkan teknik dan penggunaan alat bantu yang
tepat dalam materi tersebut. Pemilihan alat bantu atau pemodifikasian alat
pembelajaran yang tepat akan sangat membantu dalam tercapainya
efektivitas suatu pembelajaran. Dan untuk mengetahui apakah
pembelajaran telah efektif maka digunakanlah alat pengukuran, yaitu
berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan
maupun tes perbuatan. Hasil belajar terlihat dari perubahan yang
menyangkut ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Pada penelitian ini
peneliti menggunakan penilaian keterampilan gerak dasar overhead pass
untuk mengetahui apakah tindakan pada setiap siklus yang dilakukan
peneliti telah berhasil untuk meningkatkan pembelajaran atau belum.
Overhead pass merupakan teknik dasar dalam bermain bola basket.
Terknik dasar ini adalah salah satu indikator yang harus dicapai dalam
ketuntasan sub materi bola basket. Dengan tercapainya tujuan
pembelajaran Pendidikan Jasmani diharapkan siswa mampu
mempraktikkan gerak dasar overhead pass dengan baik dan benar.
Peneliti merasa tertarik untuk memberikan pendekatan baru dengan
menggunakan alat yang dimodifikasi seperti bola standar diganti dengan
22
secara efektif dengan lingkungan belajar yang khusus. Penggunaan bola
plastik ditujukan untuk memberikan kemudahan dalam hal berat bola
sehingga anak tidak merasa keberatan saat melakukan lemparan. Demikian
halnya dengan yang menerima lemparan tidak akan merasa takut untuk
melakukan lempar tangkap karena berat bola yang tidak akan sakit jika
mengenai tubuh. Selain bola plastik akan digunakan juga tali yang
dipasang lebih tinggi dari siwa, tujuannya adalah membuat lambungan
lemparan overhead pass yang benar yaitu di atas kepala.
Penggunaan alat modifikasi ini akan menarik karena siswa merasakan hal
yang baru. Sehingga pada akhirnya siswa akan melakukan tugas gerak
dengan konsep mendalam dan tercapailah efektivitas pembelajaran karena
siswa telah mencapai ketuntasan belajar.
H. Hipotesis Tindakan
Menurut Kunandar (1009: 89) bahwa hipotesis dalam penelitian tindakan
bukan hipotesis perbedaan atau hubungan melainkan hipotesis tindakan.
Rumusan hipotesis memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan
perbaikan yang diinginkan. Adapun rumusan hipotesis tindakan dalam
penelitian ini adalah :
“Dengan penggunaan alat modifikasi dapat meningkatkan keterampilan
23
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metodologi penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis
mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan
permasalahan yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi
peneliti sendiri.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action Research). Menurut Arikunto dkk (1007: 58)
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan
tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Dalam PTK
bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan
dilakukan pada responden maka responden dapat juga merasakan hasil
perlakuan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang
benar-benar nyata muncul dari dunia tanggungjawab peneliti/ pendidik yaitu
dalam pembelajaran. Masalah yang diteliti harus datang dari guru itu sendiri
dan kemudian dicari pemecahannya. Masih rendahnya hasil keterampilan
24
pembelajaran di kelas dan kemudian dicari pemecahannya oleh peneliti
dengan merencanakan tindakan, melakukan pengamatan selama proses
penelitian dan penilaian.
Menurut Arikunto dkk (1007: 61) menjelaskan bahwa tujuan PTK adalah
untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi
masalah pembelajaran, meningkatkan professionalisme dan menumbuhkan
budaya akademik. Tujuan PTK ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai
tindakan alternatif dalam menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran,
sehingga dihasilkan hal-hal sebagai berikut :
1.Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.
2.Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.
3.Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat
bantu, dan sumber belajar lainnya.
4.Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi
yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa
5.Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah
6.Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan
pengembangan kompetensi siswa di sekolah.
25
Gambar 3. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Hopkins dalam Arikunto dkk, 1007)
PTK terdiri dari rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus
berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a)
perencaaan tindakan (planning), (b) penerapan tindakan (action), (c)
observasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, (d) refleksi dan
seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai
(kriteria keberhasilan).
B. Setting Penelitian
A. Tempat penelitian : Penelitian dilakukan di Lapangan SD
Negeri 1 Kaca Marga
B. Pelaksanaan penelitian : Penelitian dilakukan dalam 2 siklus,
dengan lama penelitian adalah setengah bulan.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Kaca Marga yang
26
D. Proses Pembelajaran Penelitian Tindakan Kelas
1. Siklus Pertama (3xpertemuan)
a. Rencana
1. Merancang skenario pembelajaran yang berisi tentang
kegiatan-yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
2. Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator-indikator gerak
dasar overhead pass yang meliputi tahap awalan, tahap gerakan dan
tahap akhir.
3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).
4. Mempersiapkan alat modifikasi berupa bola basket berbahan
plastik yang ringan.
5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus
pertama.
b. Tindakan
1. Siswa dibariskan melakukan doa, absen dan pemberian persepsi
dan motivasi
2. Siswa melakukan pemanasan dengan bentuk permainan.
3. Siswa dibagi menjadi lima kelompok berhadapan sesuai dengan
banyaknya bola plastic.
4. Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan,
yaitu gerakan overhead pass.
5. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh
guru sebanyak 5 kali.
27
7. Siswa melakukan gerakan overhead pass yang telah diperbaiki.
c. Observasi
1. Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi
dilakukan untuk melihat sejauh mana siswa mampu melakukan
lemparan dari atas kepala.
2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan
waktu pengulangan dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus
pertama.
d. Refleksi
1. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan
2. Merumuskan rencana tindakan untuk siklus kedua
1. Siklus II (3xpertemuan)
a. Rencana
1. Merancang skenario pembelajaran yang berisi tentang
kegiatan-yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
2. Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator-indikator gerak
dasar overhead pass yang meliputi tahap awalan, tahap gerakan dan
tahap akhir.
3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).
4. Mempersiapkan alat modifikasi berupa bola basket berbahan
plastik yang ringan dan tali.
5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus
28
b.Tindakan
1. Siswa dibariskan melakukan doa, absen dan pemberian persepsi
dan motivasi.
2. Siswa melakukan pemanasan dengan bentuk permainan.
3. Siswa dibagi menjadi lima kelompok berhadapan sesuai dengan
banyaknya bola plastik dengan seutas tali yang dipancangkan pada
tiang untuk memperbaiki hasil lambungan lemparan
4. Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan,
yaitu gerakan overhead pass.
5. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh
guru sebanyak 5 kali.
6. Guru melakukan koreksi kesalahan gerakan overhead pass
7. Siswa melakukan gerakan overhead pass yang telah diperbaiki.
b. Observasi
1. Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi
dilakukan untuk melihat apakah pembelajaran telah mencapai
ketuntasan belajar yaitu siswa mampu melakukan gerak dasar
overhead passdengan baik.
2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan
waktu pengulangan.
c. Refleksi
29
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan
penelitian yang dilakukan pada tiap siklusnya. Alat ini berupa indikator dari
penilaian keterampilan gerak dasar yaitu: 1) sikap persiapan; 1) sikap
pelaksanaan ; 3) gerak akhir.
Instrumen untuk menganalisis keterampilan gerak dasar meroda yang
diadaptasi dari Hal Wissel (1000: 77) dimana penilaian dilakukan pada
setiap indikator gerakan dengan bobot nilai 1-3.
Tabel 1. Format Penilaian Gerak Dasar Overhead Pass.
No Indikator Deskriptor Nilai
1 2 3
1 Fase Persiapan - Lihat target
- Sikap berdiri yang seimbang - Tangan sedikit di belakang bola - Psoso pegangan tangan rileks - Bola di atas dahi
- Siku masuk ke dalam
1 Fase Pelaksanaan - Lihat target
- Pandangan mata jauh ke depan - Rentangkan lutut,
- punggung dan lengan direntangkan - Lenturkan pergelangan tangan dan
jari-jari
- Lepaskan bola dari tangan - Bola dilepas diatas kepala 3 Fase Follow Through - Lihat target
- Lengan direntangkan - Telapak tangan ke bawah - Jari-jari menunjuk pada target
30
F. Teknik Analisis Data
Setelah tindakan dilakukan, maka hasil penilaian dianalisis guna melihat
prosentase kualitas hasil tindakan pada setiap siklus. Untuk menghitung
prosentase keberhasilan siswa digunakan rumus :
100% n
f
Keterangan :
P : Prosentase keberhasilan
f : Jumlah yang melakukan benar