• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 1 KACA MARGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 1 KACA MARGA"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN

ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 1 KACA MARGA

Oleh TUMINEM

Penddidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan hidup aktif serta sikap sportif melalui kegiatan pendidikan jasmani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajaran gerak dasar Overhead Pass dengan metode memodifikasi bola basket pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kaca Marga Tahun Pelajaran 2011/2012.

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Class room Action Reserch), dengan Dua siklus, dimana pada setiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus pertama dengan penggunaan modifikasi bola plastik dalam melakukan gerak dasar Overhead Pass, dan siklus kedua dengan penggunaan modifikasi bola plastic dengan seutas tali yang dipancangkan dalam melakukan gerak dasar Overhead Pass .

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa V SD Negeri 1 Kaca Marga Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 29 siswa. Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan keterampilan gerak dasar Overhead Pass yang meliputi posisi awal, posisi persiapan, posisi akhir.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan gerak dasar Overhead Pass melalui penggunaan modifikasi bola basket pada setiap siklusnya, adapun peningkatan pada setiap siklus adalah sebagai berikut siklus pertama sebesar 51,72%, siklus kedua sebesar 89,65%.

(2)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN

ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 1 KACA MARGA

(Skripsi)

Oleh

TUMINEM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN

ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 1 KACA MARGA

Oleh TUMINEM

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

i

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani ... 8

B. Belajar Motorik ... 10

C.Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa ... 12

D.Overhead Pass ... 15

E. Modifikasi ... 16

F. Alat Yang Dimodifikasi Pada Bola Basket ... 18

G. Kerangka Pikir ... 20

H. Hipotesis ... 22

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 23

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 31

B. Pembahasan ... 35

(5)

ii V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 39

B. Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 41

(6)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 : Overhead Pass ... 15

Gambar 2 : Melempar Bola Berpasangan ... 20

Gambar 3 : Melempar Bola Dengan Tali ... 20

Gambar 4 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas ... 25

Gambar 5 : Diagram Batang Rata-rata Siswa Yang Mendapatkan Nilai ≥ RK dan < RK Gerak Dasar Overhead Pass Disetiap Siklus ... 34

(7)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Instrument Penelitian ... 29 2. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Overhead Pass

Pada Tes Awal ... 31 3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Overhead Pass

Siklus Ke satu ... 32 4. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Overhead Pass

Siklus Ke dua ... 33 5. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran

(8)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Heru Sulistianta, S.Pd. M.Or ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs.Wiyono M.Pd ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003

(9)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Tuminem

NPM : 1113126014

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Meningkatkan

Keterampilan Gerak Dasar Overhead Pass Pada Bola Basket Dengan Alat yang Dimodifikasi Siswa Kelas V SDN 1 Kaca Marga” adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 3 Mei sampai dengan 21 Mei 2012.

Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila

dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.

Kacamarga, September 2012

(10)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul ” Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Overhead Pass Pada Bola

Basket Dengan Alat yang Dimodifikasi Siswa Kelas V SDN 1 Kaca Marga” adalah dalam

rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or. Selaku Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis

4. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd. selaku Pembahas atau penguji utama.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

6. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan

kelancaran dalam urusan administrasi.

7. Kepala SD Negeri 1 Kacamrga Tanggamus yang telah memberikan izin untuk

melaksanakan penelitian pada siswa kelas V Tahun Pelajaran 2011/2012.

8. Siswa-siswi kelas V SD Negeri 1 Kacamrga Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.

9. Teman seperjuangan S1 penjaskes Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1

secepatnya. Semangat.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.

(11)

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Kacamarga, September 2012 Penulis

(12)

Judul Skripsi : MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG

DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 1 KACA MARGA

Nama Mahasiswa : Tuminem

Nomor Pokok Mahasiswa : 1113126014

Program Studi : Pendidikan Jasmani

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan IImu Pendidikan Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or

(13)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang

dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan indiVdu secara

menyeluruh. Melalui Pendidikan Jasmani, siswa diharapkan mampu

mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir

kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral

melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan. Pada sekolah dasar, ada

empat sasaran yang diharapkan dalam program Pendidikan Jasmani, sebagai

berikut : a) Meningkatkan keselarasan pertumbuhan dan perkembangan antara

jasmani, rohani, mental dan kehidupan bermasyarakat; b) mengembangkan

keterampilan bermasyarakat; c) Menanamkan nilai dan sikap yang positif; dan

d) Mengembangkan pengetahuan dan kebiasaan yang diperlukan untuk hidup

sehat.

Pada saat ini, Pendidikan Jasmani di seluruh dunia adalah salah satu

kurikulum yang berkembang dengan sangat pesat dalam pendidikan di sekolah

dasar. Kebutuhan untuk melengkapi anak-anak dengan pengalaman belajar

(14)

2

perubahan secara meyakinkan dalam isi dan strategi mengajarnya. Pendidikan

Jasmani di sekolah dasar diharapkan akan membantu mewujudkan

tujuan-tujuan yang menyangkut perkembangan bidang masyarakat, kerjasama, kesan

tentang pribadi yang menyenangkan, pengambilan keputsan, ekspresi yang

kreatif, keterampilan motorik, kesegaran jasmani, dan pengetahuan serta

pemahaman tentang gerakan manusia. Oleh karena itu tingkat keberhasilan

para murid sekolah dasar akan dipengaruhi oleh kemampuannya untuk

melaksanakan pola-pola gerakan yang efektif dan efisien. Bagi anak, gerakan

adalah satu alat komunikasi non-verbal dan ungkapan atau ekspresi yang

paling sering digunakan. Melalui gerakan tersebut anak dapat membentuk

kesan-kesan tentang pribadinya dan lingkungannya.

Pada dasarnya, Pendidikan Jasmani adalah pendidikan untuk anak dalam dan

melalui gerakan. Definisi ini menunjukkan suatu pandangan tentang gerak

yang sedang berkembang dan peranannya yang potensial dalam keseluruhan

pendidikan bagi anak. Anak-anak adalah peneliti yang aktif dan anak adalah

pencoba aktif dan suka belajar sendiri sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan dirinya sendiri. Tingkat perkembangan dan cara belajar indiVdu

harus dihormati dalam meyakinkan bahwa kemampuan mereka belajar

berhubungan dengan kepercayaan terhadap diri mereka sendiri. Semua akan

berhak untuk berkembang dan berhasil menurut tingkat mereka

masing-masing. Jadi, dapat disimpulkan bahwa gerak atau aktifitas fisik merupakan

perhatian pokok dari guru pendidikan jasmani. Maka guru Pendidikan Jasmani

mempunyai suatu tugas yang sangat penting di sekolah dasar, karena gerakan

(15)

3

dengan program pendidikan secara keseluruhan. Guru bertugas untuk

membantu peserta didik bergerak secara optimal, meningkatkan kualitas unjuk

kerja (performance) dan kemampuan belajar dan kesehatannya.

Materi-materi yang terkandung dalam Pendidikan Jasmani meliputi:

pengalaman mempraktikkan keterampilan dasar permainan dan olahraga;

aktivitas pengembangan; uji diri/ senam; aktivitas rikmis; aquatic (aktivitas

air); dan pendidikan luar kelas (out door). Salah satu keterampilan gerak dasar

yang harus dipelajari dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani adalah

mempraktikkan keterampilan gerak dasar dalam permainan bola basket seperti

overhead pass serta nilai kedisiplinan, keberanian, kerjasama, menghargai

teman, dan juga tanggung jawab. Gerakan-gerakan dasar dalam bola basket

yang dipelajari pada semester pertama ini dan diharapkan dapat dilakukan

dengan gerakan yang benar sehingga pembelajaran tuntas.

Berdasarkan hasil observasi di SDN 1 Kaca Marga, pada saat pembelajaran

gerak dasar bola basket terutama gerak dasar overhead pass atau operan di atas

kepala sebagian besar siswa belum optimal dalam bergerak. Padahal salah satu

tujuan pembelajaran adalah meningkatkan kemampuan gerak dasar yang

kemampuan ini tidak terpisahkan untuk perkembangan koordinasi gerak dan

kemampuan mengatur keserasian gerak bagian tubuh sehingga mampu

mengendalikan gerak tubuhnya sesuai dengan kemauannya, dan pada

lanjutannya mencapai suatu keterampilan gerak spesialisasi. Siswa hanya

melakukan gerak pada saat giliran melakukan operan, dikarenakan hanya satu

bola yang digunakan. Selebihnya siswa hanya duduk atau berdiri menunggu

(16)

4

mendapatkan pengalaman gerak yang sedikit. Dan pada akhirnya tujuan

pembelajaran pun tidak tercapai karena sebagian besar siswa masih kesulitan

melakukan lemparan atas kepala dan hasil lemparan masih banyak yang belum

melambung.

Telah dikemukan oleh para ahli, bahwa usaha membelajarkan siswa harus

disesuaikan dengan sifat-sifat khas pada fase perkembangan siswa tersebut.

Jangan sampai terjadi pengalaman belajar yang disajikan tidak sesuai dengan

periode (usia) siswa tertentu. Pada usia 7-11 tahun anak-anak yang duduk di

sekolah dasar ( SD) berada pada fase operasional konkret. Jadi, proses

pembelajaran perlu dirancang dan dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga

memungkinkan bagi anak melihat (seeing), berbuat sesuatu (doing),

melibatkan diri dalam proses belajar (undergoing) dan mengalami secara

langsung apa yang dipelajari (experiencing).

Proses belajar dikatakan berhasil apabila ada perubahan pada diri anak berupa

perubahan prilaku yang menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Dalam proses belajar mengajar peserta didik harus menunjukkan kegembiraan,

semangat yang besar dan percaya diri. Atas dasar tersebut, guru berperan

untuk menciptakan dan mempertahankan kelangsungan proses belajar

mengajar, guna tercapainya tujuan belajar yang sudah ditetapkan. Model

pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani

adalah model pembelajaran dengan penggunaan alat bantu maupun alat-alat

modifikasi sesuai yang dibutuhkan pada materi tersebut. Model ini sangat

(17)

5

pendidikannya melalui aktivitas jasmani yang berupa gerak jasmani atau

olahraga. Dengan penggunaan alat modifikasi diharapkan akan tercipta

pembelajaran yang menyenangkan, menarik dan dapat meningkatkan

motivasi/semangat anak untuk melakukan gerak sehingga pembelajaran efektif

dan efisien.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru dituntut agar

mampu menggunakan media ataupun alat-alat bantu yang dapat disediakan

oleh sekolah dan sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan alat yang

murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi dapat

membantu dalam pencapaian tujuan pengajaran yang diharapkan. Dari

bermacam-macam bantuan yang dapat diberikan, melakukan modifikasi atau

mengubah alat standar dengan alat buatan yang menyerupai diharapkan

mampu menciptakan pembelajaran PAIKEM.

Atas latar belakang inilah, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar

Overhead Pass Pada Bola Basket Dengan Alat yang Dimodifikasi Siswa Kelas

V SDN 1 Kaca Marga”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasikan

masalah sebagai berikut :

1. Sebagian besar siswa masih rendah kemampuan overhead pass bola

(18)

6

2. Sebagian besar hasil lemparan overhead pass siswa tidak melambung di

atas kepala dikarenakan ukuran bola standar yang berat.

C. Batasan Maasalah

Agar penelitian tidak terlalu luas maka penulis membatasi masalah pada

upaya meningkatkan keterampilan gerak dasar overhead pass dengan

penggunaan alat modifikasi berupa bola plastik dan tali dengan subjek

penelitian adalah siswa kelas V di SD Negeri 1 Kaca Marga tahun pelajaran

2011/2012.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka peneliti merumuskan

masalah sebagai berikut :

”Apakah penggunaan alat yang dimodifikasi pada bola basket dapat

meningkatkan keterampilan gerak dasar overhead pass pada siswa kelas V di

SD Negeri 1 Kaca Marga? ”

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah penelitian, maka tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Ingin memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran gerak dasar overhead

pass pada siswa kelas V di Kaca Marga sehingga tercapai keberhasilan

(19)

7

2. Ingin memperbaiki dan meningkatkan keterampilan gerak dasar overhead

pass dengan penggunaan alat modifikasi yang tepat pada siswa kelas V di

SD Negeri 1 Kaca Marga.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan kemampuan gerak dasar overhead pass

2. Bagi guru

Memberikan sumbangan pemikiran mengenai model pembelajran yang

dapat digunakan dalam pembelajaran Penjaskes, sehingga anak dapat

mengoptimalkan segenap kemampuannya dan tercapailah keberhasilan

pembelajaran.

3. Bagi siswa

Upaya mengoptimalkan kemampuan gerak dasar yang akan menunjang

dalam pencapaian kemampuan gerak spesialisasi (terampil) pada usia

dewasa.

G. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Tempat penelitian dilaksanakan di Lapangan SD Negeri 1 Kaca Marga.

2. Objek penelitian yang diamati adalah gerak dasar overhead pass dengan

menggunanakan alat yang dimodifikasi berupa bola plastic dan tali yang

(20)

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk

jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk

jasmani mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir

dari proses pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan

pendidikan melalui aktivitas jasmani mengandung pengertian bahwa

tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktivitas jasmani. Tujuan

pendidikan ini umumnya menyangkut aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor. Ketiga aspek tersebut dapat dibentuk melalui aktivitas jasmani

yang berupa gerak jasmani atau olahraga.

Muhajir (1007: 8) menjelaskan bahwa Pendidikan jasmani, olahraga, dan

kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik,

perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,

penghayatan nilai-nilai

(sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk

merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang

seimbang. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui

(21)

9

mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup

sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar

diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif, dan

afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa

untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara

melakukan gerakan secara aman, efisien, dan efektif. (Kurikulum Penjas,

1004)

Menurut Lutan dkk(1001:13) bahwa pendidikan jasmani adalah proses

pendidikan yang melibatkan interaksi antara peserta didik dengan

lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematik

menuju pembentukan manusia seutuhnya. Artinya dalam proses

pembelajaran pendidikan jasmani guru harus mempertimbangkan

keseluruhan kepribadian anak, sehingga pengukuran proses dan produk

memiliki kedudukan yang sama penting. Aktivitas jasmani diartikan

sebagai kegiatan peserta didik untuk meningkatkan keterampilan motorik

dan nilai-nilai fungsional yang mencakup kognitif, afektif dan sosial,

sehingga melalui kegiatan pendidikan jasmani diharapkan anak didik dapat

tumbuh dan berkembang sehat dan segar jasmaninya, serta perkembangan

pribadinya secara harmonis.

Lutan dkk (1001: 7) menjelaskan bahwa pentingnya Pendidikan Jasmani

dalah untuk menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan,

(22)

10

Melalui Pendidikan Jasmani anak-anak menemukan saluran yang tepat

untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak, menyalurkan energi yang

berlebihan agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan mental

anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna dan

merangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik,

mental, emosi, sosial, dan moral.

B. Belajar Motorik

Belajar adalah suatu perubahan yang relatif pemanen dalam suatu

kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktik atau latihan. (Nana

Sujana, 1991: 5) Menurut Thorndike dalam Arma Abdulllah dan Agus

manadji (1994: 161) belajar adalah asosiasi antara kesan yang diperoleh

alat indera (stimulus) dan impuls untuk berbuat (respons).

Dengan belajar maka akan dihasilkan perubahan tingkah laku yang

meliputi tiga ranah yakni, ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

psikomotor.

1. Ranah kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis, evaluasi. Ketiga kemampuan pertama, yaitu pengetahuan,

pemahaman dan aplikasi, digolongkan sebagai tingkat kognitif rendah,

selanjutnya ketiga ketiga kemampuan lainnya yaitu, analisis, sintesis

dan evaluasi disebut sebagai tingkat kognitif tinggi.

2. Ranah afektif meliputi: penerimaan, perhatian, penanggapan,

(23)

11

3. Ranah psikomotor meliputi: peniruan, penggunaan, ketelitian,

koordinasi, dan naturalisasi.

Belajar juga sebuah proses yang sering diartikan penambahan

pengetahuan. Gerak diartikan sebagai suatu proses perpindahan suatu

benda dari suatu posisi keposisi lain yang dapat diamati secara objektif

dalam suatu dimensi ruang dan waktu. Belajar gerak adalah belajara yang

diwujudkan melalui respon-respon moskular dan diekspresikan dalam

gerakan tubuh.

Menurut Lutan (1988: 101) belajar motorik dapat menghasilkan perubahan

yang relatif permanen, yaitu perubahan yang dapat bertahan dalam jangka

waktu yang relatif lama. Dalam menyempurnakan suatu keterampilan

motorik ada tiga tahapan yaitu:

a. Tahap Kognitif

Merupakan tahap awal dalam belajar motorik, dalam tahap ini

seseorang harus memahami mengenai hakikat kegiatan yang dilakukan

dan juga harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal

maupun Vsual mengenai tugas gerakan atau model teknik yang akan

dipelajari agar dapat membuat rencana pelaksanaan yang tepat.

b. Tahap Fiksasi

Pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan melalui adanya

praktek secara teratur agar perubahan prilaku gerak menjadi permanen.

Selama latihan harus adanya semangat dan umpan balik untuk

(24)

12

sudah sampai pada taraf merangkaikan urutan-urutan gerakan yang

didapatkan secara keseluruhan dan harus dilakukan secara

berulang-ulang sehingga penguasaan terhadap gerakan semakin meningkat.

c. Tahap Otomatis

Setelah melakukan latihan gerakan dalam jangka waktu yang relatif

lama, maka akan memasuki tahap otomatis. Secara fisiologi hal ini

dapat diartikan bahwa pada diri seseorang tersebut telah terjadi kondisi

reflek bersyarat, yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola

gerak reflek yang sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur

motor unit yang benar-benar diperlukan untuk gerakan yang

diinginkan. Pada tahap ini kontrol terhadap penampilan gerakan

semakin tepat dan konsisten.

C. Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa

Husdarta dan Yudha (1999/1000: 6-7) menyebutkan bahwa pertumbuhan

adalah perubahan yang dialami indiVdu menuju tingkat kedewasaaan yang

ditandai dengan indikator beertambahnya kuantitas fisiknya. Sedangkan

perkembangan adalah perubahan yang ditandai dengan adanya perubahan

fisik dan psikis baik secara kuantitas maupun kualitas. Perubahan fisik

dapat terlihat pada perubahan tinggi dan berat badan, tanggal dan

tumbuhnya gigi dsb. Perubahan psikis secara tidak langsung dapat terlihat

dalam bentuk atau wujud perilaku seperti:

a) Perkembangan perspektual (pengalaman ruang, pengamatan wujud

(25)

13

b) Perkembangan penguasaan dan control motorik (koordinasi

penginderaan dan gerak)

c) Perkembangan penguasaan pola-pola keterampilan mental-fisik

(cerdas, tangkas, cermat)

d) Perkembangan pengetahuan, bahasa dan berpikir.

Proses berkembang ini dibagi atas fase-fase tertentu. Dengan mengetahui

tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu, memberikan informasi dan

landasan dalam menentukan alternatif model pembelajaran yang cocok

sehingga proses belajar mengajar lebih efektif , agar kemampuan dasar

anak dapat dikembangkan seoptimal mungkin. Menurut Dimyati (1006: 5)

bila siswa belajar, maka akan terjadi perubahan mental pada diri siswa.

Perkembangan mental dapat terjadi bila pertumbuhan jasmani telah

matang (siap), selain itu faktor motivasi baik dari diri individu, atau

lingkungan bersifat mendorong akan sangat baik untuk perkembangan

mental siswa. Selain mengetahui perkembangan kognitif dan afektif anak, perlu

juga diketahui tahap perkembangan motorik anak. Sehingga dapat ditentukan

aktivitas yang diperlukan untuk menunjang dan menyesuaikan dengan tahap

perkembangan tersebut.

Siswa kelas V SD Negeri 1 Wayhuwi rata-rata berada dalam rentang usia

11-13 tahun. Menurut Iain Adam (1988: 140) bahwa pada usia ini anak

laki-laki dan perempuan lebih senang terpisah dalam kegiatan bermainnya.

Anak laki-laki cenderung lebih baik dalam keterampilan yang memerlukan

(26)

14

baik dalam keterampilan yang memerlukan kecermatan atau melibatkan

otot halus. Sebagian keterampilan yang menakjubkan telah diperoleh dan

banyak yang telah didapat. Tahun-tahun antara usia enam sampai dua

belas tahun adalah ideal untuk belajar keterampilan motorik. Rentangan

dan dalamnya perhatian anak terhadap keterampilan motorik akan sangat

ditentukan oleh kesempatan yang ada. Pengajaran yang sistematik dalam

keterampilan motorik pada usia ini akan lebih penting dari pada tingkat

usia yang lain. Susunan kegiatan secara luas akan meningkatkan keunikan

keterampilan secara mendasar dan progesif dalam penyajian harus

direncanakan, dan keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan

aspek-aspek kesegaran dan keterampilan khusus harus dikembangkan.

Anak-anak dapat memperoleh penguasaan dalam beberapa cabang

olahraga secara menakjubkan. Akan tetapi hanya dari spesialisasi ini

adalah bahwa mereka hanya menjiplak tanpa menerima sesuai dengan

kemampuan mereka. Oleh karena itu, perlu diciptakan berbagai

kesempatan yang perlu bagi mereka untuk mengembangkan keterampilan

mereka secara meluas.

Maka melalui program Pendidikan Jasmani yang teratur, terencana, terarah

dan terbimbing diharapkan dapat dicapai seperangkat tujuan yang meliputi

pembentukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan perkembangan

jasmani dan rohani, liputan tujuan ini terdiri atas pertumbuhan dan

perkembangan aspek jasmani, intelektual emosional, social dan moral

(27)

15

D. Overhead Pass

Bola basket termasuk jenis permainan yang kompleks. Untuk dapat

bekerjasama dengan baik, tentu ia harus menguasai teknik melempar,

menangkap, menggiring bola dengan baik. Passing atau operan merupakan

salah satu teknik dasar yang dipelajari dalam permainan bola basket.

Operan yang dilakukan harus taktis, tepat waktu dan akurat agar dapat

berpeluang untuk membuat angka. Mengetahui saatnya mengoper, tidak

hanya memberikan kesempatan untuk membuat skor tapi juga untuk

mencegah kehilangan bola dari penjagaan lawan.

Gambar 1. Gerak Dasar Overhead Pass.

Hal Wissel (1000: 76) menjelaskan bahwa operan di atas kepala (overhead

pass)sering dipakai dalam permainan bola basket terutama pada saat

pemain dijaga ketat dan bola harus melewati lawan, sehingga operan ini

digunakan untuk melepaskan diri dan melakukan terobosan mengelakkan

serangan lawan. Adapun pelaksanaan operan ini dimulai dengan posisi

baan yang seimbang, pegang bola di atas kepala dengan siku ke dalam dan

(28)

16

dalam posisi tersebut susah untuk melakukan operan dengan cepat, dan

mudah dicuri lawan. Kaki melangkah ke depan sasaran, kumpulkan

kekuatan maksimal dengan bertumpu pada kaki, kemudian dilanjutkan

dengan operan cepat. Pada saat melakukan gerakan lecutan, jari mengarah

pada target dan telapak tangan ke bawah.

E. Modifikasi

Belajar keterampilan adalah suatu proses aktif dan belajar selalu baik bila

diindividualisasikan. Anak yang sedang blajar, harus mendapat

kesempatan untuk belajar dan diberi peluang untuk melakukannya.

Perlengkapan dan materi untuk belajar motorik yang sesuai harus

disediakan. Anak-anak tidak boleh dipaksakan untuk menunggu dalam

barisan terlalu lama hanya sekedar untuk menunggu giliran. Kegiatan

harus cukup menantang dan menstimulasi usaha-usaha kearah belajar agar

proses belajar efisien dan efektif.

Beberapa aspek analisis modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan

guru tentang tujuan,karakteristik materi, kondisi lingkungan, dan

evaluasinya serta keadaan sarana, prasarana dan media pengajaran

pendidikan jasmani yang dimiliki oleh sekolah. Dalam melaksanakan

tugasnya sehari-hari guru Pendidikan Jasmani akan menemukan hal-hal

yang berkaitan dengan sarana serta prasarana dalam pembelajaran

Pendidikan Jasmani sangat diperlukan. Minimnya sarana dan prasarana

Pendidikan Jasmani yang dimiliki sekolah-sekolah, menuntut seorang guru

(29)

17

mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Seorang guru

Pendidikan Jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang

baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang

semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang mengikuti

pelajaran penjas yang diberikan.

Lutan (1988) menyatakan : modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan

jasmani diperlukan, dengan tujuan agar : a) Siswa memperoleh kepuasan

dalam mengikuti pelajaran; b) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan

dalam berpartisipasi; dan c) Siswa dapat melakukan pola gerak secara

benar.

Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan

pembelajaran. Modifikasi lingkungan pembelajaran ini dapat

diklasifikasikan ke dalam beberapa klasifikasi seperti yang diuraikan di

bawah ini :

a. Peralatan

Peralatan ialah sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh

siswa untuk melakukan kegiatan/aktivitas di atasnya, di bawahnya,di

dalam/di antaranya, misalnya : bangku Swedia, gawang, start block,

mistar, peralatan lompat tinggi, bola, alat pemukul dsb. Peralatan yang

dimiliki sekolah-sekolah, biasanya kurang memadai dalam arti kata

kuantitas maupun kualitasnya. Peralatan yang adapun dan sangat

sedikit jumlahnya itu biasanya peralatan standar untuk orang dewasa.

(30)

18

tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk

aktivitas pendidikan jasmani. Misalnya memodifikasi berat ringannya,

besar kecilnya, panjang pendeknya. maupun menggantinya dengan

peralatan lain sehingga dapat digunakan untuk berbagai bentuk

kegiatan pendidikan Jasmani

.

b. Penataan ruang gerak

Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan

kesulitan tugas ajar dengan cara menata ruang gerak siswa dalam

kegiatannya. Misalnya : melakukan dribbling, passing atas kepala atau

lempar tangkap di tempat, atau bermain di ruang kecil atau besar.

c. Jumlah siswa yang terlibat

Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan

kesulitan tugas ajar dengan cara mengurangi atau menambah jumlah

siswa yang terlibat dalam melakukan tugas ajar tersebut. Misal: belajar

passing atas sendiri, berpasangan, bertiga, berempat dst.

F. Alat yang Dimodifikasi Pada Bola Basket

Dalam permainan bola basket digunakan bola yang terbuat dari bahan

sintesis yang ukuran untuk putra keliling lingkaran 749-780 mm dan berat

567-650 gram, untuk bola putri keliling lingkaran 714-737 dan berat

510-567 gram (Nuril Ahmadi 1007:9). Namun dalam pembelajaran di sekolah

khususnya yang di ajarkan pada anak SD maka perlu dilakukan modifikasi

(31)

19

memperkenalkan bola basket dengan lebih mudah dan tidak menyulitkan

siswa dalam belajar karena beratnya.

Untuk tahap pembelajaran sebaiknya alat tersebut terbuat dari bahan yang

aman dimana ukuran besar dan beratnya tidak usah standar. Bola

modifikasi dari bola basket standar dipilih yang lebih ringan. Alat yang

dimodifikasi adalah berupa bola basket dimodifikasi dengan bola plastik

dan tali yang dipancangkan pada tiang dengan ketinggian tertentu agar

lemparan anak benar di atas kepala.

Dengan alat yang dimodifikasi maka dapat dilakukan beberapa bentuk

pembelajaran gerak dasar overhead passdengan berbagai sikap. Tujuannya

adalah untuk mengoptimalkan kemampuan gerak dasar siswa sehingga

dapat melakukan lemparan overhead pass dan akhirnya hasil lemparan

melambung di atas kepala. Latihan dilakukan dengan jumlah ulangan yang

cukup banyak, diharapkan pula kemampuan serta fungsi motorik anak

akan menjadi lebih baik.

Latihan gerak dasar yang pertama adalah dengan melakukan passing

berpasangan menggunakan bola plastic. Tujuannya adalah untuk

memotivasi anak melakukan lemparan dengan bantuan temannya yang ada

di depan (seperti pada gambar 1). Jarak antara pasangan diatur atau

disesuaikan dengan kemampuan siswa. Dengan diawali dari sikap berdiri

(32)

20

Gambar 2. Melempar Bola Berpasangan.

Selanjutnya jika anak telah melakukan latihan berulang kali dengan

melempar temannya, maka pada pembelajaran berikutnya siswa hasil

lemparan siswa harus melewati tali yang dipasang oleh guru. Tujuan

merentangkan seutas tali sebagi sasaran untuk dilewati oleh bola seperti

terlihat pada gambar 1 adalah untuk memperbaiki lambungan bola siswa.

Hasil lemparan overhead harus di atas kepala. Tinggi tali berkisar 150-100

cm, diubah-ubah untuk memberikan variasi belajar gerak.

(33)

21

G. Kerangka Berpikir

Hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh

guru sebagai pengajar dan murid yang melakukan proses belajar. Hasil

belajar yang dicapai oleh siswa iu sendiri tidak terlepas dari peranan guru

dalam memilih dan menerapkan teknik dan penggunaan alat bantu yang

tepat dalam materi tersebut. Pemilihan alat bantu atau pemodifikasian alat

pembelajaran yang tepat akan sangat membantu dalam tercapainya

efektivitas suatu pembelajaran. Dan untuk mengetahui apakah

pembelajaran telah efektif maka digunakanlah alat pengukuran, yaitu

berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan

maupun tes perbuatan. Hasil belajar terlihat dari perubahan yang

menyangkut ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Pada penelitian ini

peneliti menggunakan penilaian keterampilan gerak dasar overhead pass

untuk mengetahui apakah tindakan pada setiap siklus yang dilakukan

peneliti telah berhasil untuk meningkatkan pembelajaran atau belum.

Overhead pass merupakan teknik dasar dalam bermain bola basket.

Terknik dasar ini adalah salah satu indikator yang harus dicapai dalam

ketuntasan sub materi bola basket. Dengan tercapainya tujuan

pembelajaran Pendidikan Jasmani diharapkan siswa mampu

mempraktikkan gerak dasar overhead pass dengan baik dan benar.

Peneliti merasa tertarik untuk memberikan pendekatan baru dengan

menggunakan alat yang dimodifikasi seperti bola standar diganti dengan

(34)

22

secara efektif dengan lingkungan belajar yang khusus. Penggunaan bola

plastik ditujukan untuk memberikan kemudahan dalam hal berat bola

sehingga anak tidak merasa keberatan saat melakukan lemparan. Demikian

halnya dengan yang menerima lemparan tidak akan merasa takut untuk

melakukan lempar tangkap karena berat bola yang tidak akan sakit jika

mengenai tubuh. Selain bola plastik akan digunakan juga tali yang

dipasang lebih tinggi dari siwa, tujuannya adalah membuat lambungan

lemparan overhead pass yang benar yaitu di atas kepala.

Penggunaan alat modifikasi ini akan menarik karena siswa merasakan hal

yang baru. Sehingga pada akhirnya siswa akan melakukan tugas gerak

dengan konsep mendalam dan tercapailah efektivitas pembelajaran karena

siswa telah mencapai ketuntasan belajar.

H. Hipotesis Tindakan

Menurut Kunandar (1009: 89) bahwa hipotesis dalam penelitian tindakan

bukan hipotesis perbedaan atau hubungan melainkan hipotesis tindakan.

Rumusan hipotesis memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan

perbaikan yang diinginkan. Adapun rumusan hipotesis tindakan dalam

penelitian ini adalah :

“Dengan penggunaan alat modifikasi dapat meningkatkan keterampilan

(35)

23

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metodologi penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis

mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan

permasalahan yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi

peneliti sendiri.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

Kelas (Classroom Action Research). Menurut Arikunto dkk (1007: 58)

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan

tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Dalam PTK

bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan

dilakukan pada responden maka responden dapat juga merasakan hasil

perlakuan.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang

benar-benar nyata muncul dari dunia tanggungjawab peneliti/ pendidik yaitu

dalam pembelajaran. Masalah yang diteliti harus datang dari guru itu sendiri

dan kemudian dicari pemecahannya. Masih rendahnya hasil keterampilan

(36)

24

pembelajaran di kelas dan kemudian dicari pemecahannya oleh peneliti

dengan merencanakan tindakan, melakukan pengamatan selama proses

penelitian dan penilaian.

Menurut Arikunto dkk (1007: 61) menjelaskan bahwa tujuan PTK adalah

untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi

masalah pembelajaran, meningkatkan professionalisme dan menumbuhkan

budaya akademik. Tujuan PTK ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai

tindakan alternatif dalam menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran,

sehingga dihasilkan hal-hal sebagai berikut :

1.Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.

2.Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.

3.Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat

bantu, dan sumber belajar lainnya.

4.Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi

yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa

5.Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah

6.Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan

pengembangan kompetensi siswa di sekolah.

(37)

25

Gambar 3. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Hopkins dalam Arikunto dkk, 1007)

PTK terdiri dari rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus

berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a)

perencaaan tindakan (planning), (b) penerapan tindakan (action), (c)

observasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, (d) refleksi dan

seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai

(kriteria keberhasilan).

B. Setting Penelitian

A. Tempat penelitian : Penelitian dilakukan di Lapangan SD

Negeri 1 Kaca Marga

B. Pelaksanaan penelitian : Penelitian dilakukan dalam 2 siklus,

dengan lama penelitian adalah setengah bulan.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Kaca Marga yang

(38)

26

D. Proses Pembelajaran Penelitian Tindakan Kelas

1. Siklus Pertama (3xpertemuan)

a. Rencana

1. Merancang skenario pembelajaran yang berisi tentang

kegiatan-yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

2. Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator-indikator gerak

dasar overhead pass yang meliputi tahap awalan, tahap gerakan dan

tahap akhir.

3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).

4. Mempersiapkan alat modifikasi berupa bola basket berbahan

plastik yang ringan.

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus

pertama.

b. Tindakan

1. Siswa dibariskan melakukan doa, absen dan pemberian persepsi

dan motivasi

2. Siswa melakukan pemanasan dengan bentuk permainan.

3. Siswa dibagi menjadi lima kelompok berhadapan sesuai dengan

banyaknya bola plastic.

4. Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan,

yaitu gerakan overhead pass.

5. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh

guru sebanyak 5 kali.

(39)

27

7. Siswa melakukan gerakan overhead pass yang telah diperbaiki.

c. Observasi

1. Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi

dilakukan untuk melihat sejauh mana siswa mampu melakukan

lemparan dari atas kepala.

2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan

waktu pengulangan dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus

pertama.

d. Refleksi

1. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan

2. Merumuskan rencana tindakan untuk siklus kedua

1. Siklus II (3xpertemuan)

a. Rencana

1. Merancang skenario pembelajaran yang berisi tentang

kegiatan-yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

2. Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator-indikator gerak

dasar overhead pass yang meliputi tahap awalan, tahap gerakan dan

tahap akhir.

3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).

4. Mempersiapkan alat modifikasi berupa bola basket berbahan

plastik yang ringan dan tali.

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus

(40)

28

b.Tindakan

1. Siswa dibariskan melakukan doa, absen dan pemberian persepsi

dan motivasi.

2. Siswa melakukan pemanasan dengan bentuk permainan.

3. Siswa dibagi menjadi lima kelompok berhadapan sesuai dengan

banyaknya bola plastik dengan seutas tali yang dipancangkan pada

tiang untuk memperbaiki hasil lambungan lemparan

4. Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan,

yaitu gerakan overhead pass.

5. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh

guru sebanyak 5 kali.

6. Guru melakukan koreksi kesalahan gerakan overhead pass

7. Siswa melakukan gerakan overhead pass yang telah diperbaiki.

b. Observasi

1. Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi

dilakukan untuk melihat apakah pembelajaran telah mencapai

ketuntasan belajar yaitu siswa mampu melakukan gerak dasar

overhead passdengan baik.

2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan

waktu pengulangan.

c. Refleksi

(41)

29

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan

penelitian yang dilakukan pada tiap siklusnya. Alat ini berupa indikator dari

penilaian keterampilan gerak dasar yaitu: 1) sikap persiapan; 1) sikap

pelaksanaan ; 3) gerak akhir.

Instrumen untuk menganalisis keterampilan gerak dasar meroda yang

diadaptasi dari Hal Wissel (1000: 77) dimana penilaian dilakukan pada

setiap indikator gerakan dengan bobot nilai 1-3.

Tabel 1. Format Penilaian Gerak Dasar Overhead Pass.

No Indikator Deskriptor Nilai

1 2 3

1 Fase Persiapan - Lihat target

- Sikap berdiri yang seimbang - Tangan sedikit di belakang bola - Psoso pegangan tangan rileks - Bola di atas dahi

- Siku masuk ke dalam

1 Fase Pelaksanaan - Lihat target

- Pandangan mata jauh ke depan - Rentangkan lutut,

- punggung dan lengan direntangkan - Lenturkan pergelangan tangan dan

jari-jari

- Lepaskan bola dari tangan - Bola dilepas diatas kepala 3 Fase Follow Through - Lihat target

- Lengan direntangkan - Telapak tangan ke bawah - Jari-jari menunjuk pada target

(42)

30

F. Teknik Analisis Data

Setelah tindakan dilakukan, maka hasil penilaian dianalisis guna melihat

prosentase kualitas hasil tindakan pada setiap siklus. Untuk menghitung

prosentase keberhasilan siswa digunakan rumus :

100% n

f

Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan

f : Jumlah yang melakukan benar

Gambar

Gambar 1. Gerak Dasar Overhead Pass.
Gambar 2. Melempar Bola Berpasangan.
Gambar 3. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Hopkins dalam Arikunto dkk, 1007)
Tabel 1. Format Penilaian Gerak Dasar Overhead Pass.

Referensi

Dokumen terkait

Dan pada hakekatnya apabila seseorang sudah berniat menjadi seorang pelatih salah satu cabang olahraga, maka sebenarnya ia sudah harus mempersiapkan dirinya untuk menjadi contoh

Penjelasan di atas memiliki makna dengan diadakannya upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam mencegah penyalahgunaan narkoba yang dilakukan melalui pembelajaran

Alhamdulillahi robbil‘aalamiin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, karunia dan nikmat yang telah dilimpahkan sehingga penulis

Berdasarkan hasil matriks interaksi IFAS-EFAS SWOT dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang paling tepat digunakan untuk peningkatan daya saing industri

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan informasi gangguan pendengaran pada pekerja pabrik mebel yang erpapar bising secara langsung dan

Variabel-variabel yang diteliti dan diduga memengaruhi kesejahteraan keluarga terdiri dari karakteristik perbedaan wilayah, akses terhadap lingkungan, modal manusia,

Ketika menerapkan AHP, skema keputusan hirarki dibangun oleh permasalah yang ada menjadi elemen keputusan. Pentingnya atau preferensi dari elemen keputusan

Then we prove some regularity results, in the sense of Sobolev or H¨older spaces (see Theorems 5, 6), when the coefficients are more regular, as well as the generalization of all