SKRIPSI
ANALISIS RISIKO SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
OLEH :
M RINALDI SANTOSO 090502050
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DAPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
ANALISIS RISIKO SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko sistematis dan risiko tidak sistematis yang ada pada setiap perusahaan-perusahaan subsektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan mulai dari 3 Januari 2012 hingga 28 Desember 2012.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dimana penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat analisis keterangan apa yang hendak kita ketahui. Penelitian ini menggunakan tekhnik analisis one way anova. Data yang digunakan merupakan data sekunder yaitu berasal dari publikasi Bursa Efek Indonesia tentang data emiten, laporan-laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia, berbagai hasil penelitian dan buku referensi, jurnal-jurnal, laporan harga saham yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan risiko sistematis dan risiko tidak sistematis diantara subsektor batubara, subsektro minyak dan gas alam, subsektro logam dan mineral lainnya dan subsektor batu-batuan pada alpha 0.05.
Implikasi dari penelitian ini, investor dapat menggunakan keempat subsektor pertambangan sebagai pilihan investasinya karena tidak memiliki perbedaan risiko sistematis dan risiko tidak sistematis.
ABSTRACT
RISK ANALYSIS OF MINING STOCKS LISTED COMPANIES IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
This research aims to analyze the systematic risk and non systematic risks that exist in each sub-sector mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange. This research was conducted from 3rd January 2012 to 28th December 2012.
This research is quantitative research, which aims to discover knowledge by using data such as the number of analysis tools about what information we want to know. This research using one way ANOVA analysis techniques. This research used secondary data such as derived from the publication of the Indonesia Stock Exchange on issuers of data, the reports published by Indonesia Stock Exchange, various studies and reference books, journals, reports stock prices of Indonesia Stock Exchange.
The results of this research showed that there were no differences in systematic risk and non-systematic risk among sub-sectors of coal, crude petroleum and natural gas, metals and minerals and land / stone quarrying subsector with the alpha 0.05.
The implications of this research are investor can use fourth of mining’s subsector as investment option because there were no differtences in systematic risk and non-systematic risk among mining’s subsector.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkat
dan karunia-Nya yang senantiasa melimpah, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul ”Analisis Risiko Saham Perusahaan
Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi ini merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas
Sumatera Utara.
Selama studi dan pengerjaan skripsi ini penulis telah banyak
mendapatkan bantuan berupa masukan, saran, motivasi dan doa dari berbagai
pihak khususnya pihak keluarga. Penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada orangtua saya, Ayahanda Sudarman dan Ibunda Aseh Sokowati atas semua kasih sayang, doa dan kepercayaan yang selama ini selalu diberikan
kepada penulis. Sampai kapan pun semua yang telah Ayahanda dan Ibunda beri
tidak akan pernah dapat dilupakan penulis. Kemudian pada kesempatan ini juga
penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof.Dr. Azhar Maksum, Mec, Ak sebagai Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, M.Si sebagai Ketua Dapartemen
Manajemen Fakultas Ekonomi Sumatera Utara
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si sebagai Ketua Program Studi
4. Ibu Marhayanie, SE, M.Si sebagai Sekretaris Dapartemen
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumater Utara.
5. Ibu Dr. Khaira Amalia F, SE, MBA, Ak sebagai Dosen Pembimbing
penulis. Penulis mengucapkan terimakasih kepada beliau yang telah
membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan pengertian
6. Bapak Dr. Muslich Lufti, MBA sebagai Dosen Pembaca Penilai
penulis. Penulis mengucapkan terima kasih atas saran dan masukan
dalam penyempurnaan isi penelitian ini.
7. Kepada dosen Universitas Sumatera Utara khususnya
dosen-dosen Fakultas Ekonomi yang telah mengajar dan memberikan
ilmunya kepada penulis dengan baik dan penuh kesabaran.
8. Kepada adikku Krisdiyanti Hanum yang telah menjadi motivator
hidup penulis
9. Kepada sahabat-sahabatku ”BOLANG” Adjie, Arief, Erfin, Fajar,
dan Tulus.
Medan, 9 April 2013
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 9
1.3 Tujuan Penelitian ... 10
1.4 Manfaat Penelitian ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11
2.1 Uraian Teoritis ... 11
2.1.1 Investasi ... 11
2.1.2 RisikoInvestasi ... 11
2.1.2.1Risiko Sistematis ... 12
2.1.2.2 Risiko Tidak Sistematis ... 14
2.1.3 Indeks Harga Saham ... 15
2.2 Penelitian Terdahulu ... 15
2.3 Kerangka Konseptual ... 16
2.4 Hipotesis ... 18
BABIII METODE PENELITIAN ... 19
3.1 Jenis Penelitian ... 19
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 19
3.3 Definisi Operasional ... 19
3.4 Populasi dan Sampel ... 21
3.5 Jenis dan Sumber Data ... 22
3.6 Teknik Analisis ... 22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 25
4.1 Gambaran Umun Perusahaan ... 25
4.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia ... 25
4.1.2 Profil Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia ... ... 26
4.2 Hasil Pembahasan ... 43
4.2.1 Analisis Data ... 43
4.2.1.1 Pengembalian Saham Individual 43
4.2.1.3 Pengukuran Resiko Sistematis 44
4.2.1.4 Pengukuran Risiko Tidak Sistematis 46
4.2.1.5 Pengukuran Risiko Total 47
4.2.2 Analasisi Deskriptif 49
4.2.3 Analisis One Way Anova ... 51
4.2.3.1 Analisis Test Of Homogeneity Of Variance 51 4.2.3.2 Analisis Uji Anova ... 52
4.2.3.3 Analisis Post Hoct Test ... 53
4.3 Pembahasan ... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60
5.1 Kesimpulan ... 60
5.2 Saran... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 62
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
3.1 Sampel ... 21
4.1 Pengembalian Saham Individual ... 43
4.2 Resiko Sistematis Perusahaan Pertambangan di Indonesia ... 45
4.3 Resiko Tidak Sistematis Perusahaan Pertambangan di Indonesia ... 46
4.4 Risiko Total Perusahaan Pertambangan di Indonesia ... 48
4.5 Analisis Deskriptif Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis SubSektor Batubara ... 49
4.6 Analisis Deskriptif Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis Subsektor Minyak dan Gas Alam ... 50
4.7 Analisis Deskriptif Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis Subsektor Logam dan Mineral Lainnya ... 50
4.8 Analisis Deskriptif Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis Subsektor Batu-batuan... 51
4.9 Hasil Uji Test of Homogeneity of Variance ... 51
4.10 Hasil Uji Test of Homogeneity of Variance Risiko Tidak Sistematis ... 52
4.11 Hasil Uji Anova Risiko Sistematis ... 52
4.12 Hasil Uji Anova Risiko Tidak Sistematis ... 53
4.13 Hasil Uji Multiple Comparisons Resiko Sistematis ... 54 4.14 Hasil Uji Multiple Comparisons Resiko Tidak Sistematis 56
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
Lampiran 1 Return Saham Perusahaan Pertambangan ... 64
Lampiran II Resiko Sistematis Perusahaan Pertambangan di Indonesia .. 65
Lampiran III Summary Penelitian... 66
Lampiran IV Risiko Tidak Sistematis Perusahan Pertambangan di Indonesia ... 67
Lampiran V Analisis Deskriptif ... 68
Lampiran VI Analisis Test Of Homogenity Of Variance ... 69
Lampiran VII Hasil Uji Anova ... 70
ABSTRAK
ANALISIS RISIKO SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko sistematis dan risiko tidak sistematis yang ada pada setiap perusahaan-perusahaan subsektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan mulai dari 3 Januari 2012 hingga 28 Desember 2012.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dimana penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat analisis keterangan apa yang hendak kita ketahui. Penelitian ini menggunakan tekhnik analisis one way anova. Data yang digunakan merupakan data sekunder yaitu berasal dari publikasi Bursa Efek Indonesia tentang data emiten, laporan-laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia, berbagai hasil penelitian dan buku referensi, jurnal-jurnal, laporan harga saham yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan risiko sistematis dan risiko tidak sistematis diantara subsektor batubara, subsektro minyak dan gas alam, subsektro logam dan mineral lainnya dan subsektor batu-batuan pada alpha 0.05.
Implikasi dari penelitian ini, investor dapat menggunakan keempat subsektor pertambangan sebagai pilihan investasinya karena tidak memiliki perbedaan risiko sistematis dan risiko tidak sistematis.
ABSTRACT
RISK ANALYSIS OF MINING STOCKS LISTED COMPANIES IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
This research aims to analyze the systematic risk and non systematic risks that exist in each sub-sector mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange. This research was conducted from 3rd January 2012 to 28th December 2012.
This research is quantitative research, which aims to discover knowledge by using data such as the number of analysis tools about what information we want to know. This research using one way ANOVA analysis techniques. This research used secondary data such as derived from the publication of the Indonesia Stock Exchange on issuers of data, the reports published by Indonesia Stock Exchange, various studies and reference books, journals, reports stock prices of Indonesia Stock Exchange.
The results of this research showed that there were no differences in systematic risk and non-systematic risk among sub-sectors of coal, crude petroleum and natural gas, metals and minerals and land / stone quarrying subsector with the alpha 0.05.
The implications of this research are investor can use fourth of mining’s subsector as investment option because there were no differtences in systematic risk and non-systematic risk among mining’s subsector.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk
memperoleh dana untuk menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya.
Hadirnya pasar modal memperbanyak pilihan alternatif investasi bagi seorang
investor. Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana
lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan dimasa yang akan datang (Tandelilin, 2001:3)
Ada dua unsur yang melekat pada setiap investasi yang dilakukan, yaitu
hasil (return) dan risiko (risk). Kedua unsur ini memiliki hubungan yang positif,
dimana semakin tinggi hasil dari suatu investasi maka semakin tinggi risiko yang
dihadapi, sebaliknya semakin rendah hasil yang diharapkan dari suatu investasi
maka semakin rendah pula risiko yang dihadapi. Seorang investor yang membeli
saham dalam jumlah tertentu mengharapkan keuntungan dari perubahan harga
saham atau mengahapkan pembayaran deviden yang dilakukan oleh perusahaan.
Seorang investor harus memiliki analisis yang cermat dalam melakukan
investasi. Analisis ini berfungsi untuk mengurangi risiko yang dapat timbul dari
investasi. Secara umum banyak analisis yang digunakan dalam melakukan
investasi, , tetapi yang sering digunakan adalah analisis yang bersifat
fundamental, analisis teknikal, analisis ekonomi dan analisis rasio keuangan
Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang memberikan
kontribusi besar terhadap APBN, dan masih memiliki peluang besar untuk
berkembang di Indonesia yang kaya akan bahan mineral dan sumber daya alam.
Saat ini industri pertambangan di Indonesia memang belum menjadi alternatif
favorit investasi para investor lokal maupun investor asing. Tetapi bila melihat
tren yang sedang berkembang saat ini, sektor pertambangan di negara-negara
berkembang terus megalami peningkatan. Di mana arah dari perusahaan besar
sektor bertambangan kini mulai ke negara-negara berkembang, tidak lagi hanya
pada negara-negara maju sebelumnya seperti Australia, Kanada dan Amerika
Serikat. Data saat ini menunjukkan bahwa 40 % perusahaan besar di sektor
pertambangan kini berada di negara berkembang.
Dampak krisis keuangan dunia yang berawal dari Amerika Serikat dan
merembet ke negara lain termasuk kawasan Eropa, Asia, Amerika Latin dan
Australia, telah mengakibatkan lemahnya perutumbuhan ekonomi global.
Turunnya permintaan terhadap produk manufaktur, terumata di negara-negara
industri, berpengaruh pada pengurangan permintaan bahan baku industri seperti
logam dan energi. Kondisi ini menyebabkan turunnya permintaaan produk
pertambangan yang begitu besar kerena daya beli konsumen industri yang lemah
tanpa diikuti penguranagan produksi atau pasokan dari para produsen
pertambangan. Saat ini, harga produk pertambangan dan energi sedang mencari
titik keseimbangan baru antara permintaan rill konsumen dan ketersediaan
pertambangan mulai meningkat. Tentunya harga akan naik dan saham-saham
perusahaan pertambangan mulai diminatii kembali oleh para investor.
Harga saham perusahaan tambang saat ini relatif rendah dari rata-rata
industri pertambangan memberi gambaran bahwa harga saham perusahaan
tambang saat ini relatif masih rendah (undervalued) dibanding harga pasar
wajarnya (fair market Value), dan potensi pertumbuhan usaha dalam jangka
panjang. Ketika pertumbuhan ekonomi dunia pulih kembali, maka harga saham
perusahaan pertambangan diharapkan memberi imbal hasil yang sangat tinggi
bagi investor yang telah berinvestasi saham pada periode pelemahan harga
saham.
Sumber : www.bloomberg.com
Gambar 1.1
Grafik Pergerekan Indeks Pertambangan Pada Bursa Efek Indonesia
Sektor pertambangan di Indonesia mengalami flluktuasi dalam tiga
tahun terakhir, terlihat dari Gambar 1.1 diatas. Dari grafik terlihat bahwa harga
Indeks pertambangan mencapai level tertinggi 3545,363 pada tahun 2011 dan
terus mengalami penurunan hingga level terendah 1807,902 pada tahun 2012.
Rata-rata transaksi di kuartal pertama 2012 mencapai angka 1,3M transaksi, dan
terus meningkat pada kuartal ketiga yang mencapai nilai angka 13.3 M
transaksi.
Sumber : www.bloomberg.com Gambar 1..2
Pergerakan Harga Indeks Pertambangan Tahun 2012
Berdasarkan Gambar 1.2 terlihat bagaimana indeks pertambangan terus
mengalami penurunan pada tahun 2012. Pada tahun 2012 indeks pertambangan
mencapai level tertinggi 2848,207 pada bulan Februari dan mencapai level
terendah 1877,819 pada bulan Juni 2012.
Keputusan investasi lebih banyak mengacu pada pertimbangan aspek
fundamental perusahaan, yaitu berupa emiten yang memiliki kinerja baik atau
yang dapat memberikan return yang tinggi. Sejauh ini LQ 45 merupakan salah
yang baik di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2012 saham-saham perusahaan
sektor pertambangan yang masuk kedalam indeks LQ 45, yaitu PT. Aneka
Tambang (persero) Tbk, PT. Bumi Resources Tbk, PT. Borneo Lumbung Energi
dan Metal, PT Energi Meta Persada Tbk, PT Harum Energy, PT International
Nickel Indonesia Tbk, PT Indika Energy Tbk, PT Indo Tambangraya Megah Tbk,
PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk dan PT Timah Tbk. Kesuluruh
perusahaan tambang yang masuk kedalam indeks LQ45 tersebut berasal
subsektor-subsektor yang berbeda.
Subsektor batubara dalam lima tahun terakhir telah menjadi primadona
disektor pertambangan menggantikan subsektor minyak dan gas. Subsektor
batubara di Indonesia sendiri mengalami peningkatan produksi mulai dari 50 juta
ton pertahun pada tahun 1996 hingga diperkirakan menjadi 340-350 juta ton
pertahun pada tahun 2012. Namun seiring dengan perlambatan ekonomi China,
produsen sektor batu bara Indonesia harus memangkas produksinya. PT Adaro
Energy misalnya, yang merasakan pernurunan harga batu bara tahun ini yang
turun hingga 20%. Moody’s Investor mengatakan beban industri batu bara di 2012
akan naik 15% . Sedangkan Indonesia menyediakan sekitar separuh dari impor
cina. Selain itu kendala lain yang dihadapi oleh subsektor batu bara datang dari
kebijakan pemerintah yang mengenakan pajak ekspor sebesar 15-50% guna
mengendalikan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan (inilah.com,
2012). Selain resiko itu, sektor pertambangan batubara juga sering menghadapi
risiko finansial akibat dari kebijakan manajemen perusahaan, seperti yang dialami
finansial Bumi Resources pada level agresif, dimana rasio dana dari operasional
terhadap total utang mencapai level sekitar 10% dalam 12 bulan hingga 18 bulan
ke depan sehingga membatasi upaya pembayaran maupun pembiayaan kembali
utang. Kondisi infrastrutur yang tidak memadai juga menambah risiko kecelakaan
kerja, tercatat bahwa 25% kecelekaan pada sektor batu bara terjadi dijalan yang
disebabkan baik oleh kondisi kendaraan, maupun kurangnya kepedulian dari para
pekerja..
Subsektor Minyak dan Gas di Indonesia menyumbang hampir 20% dari
total pendapatan nasional. Perkembangan industri minyak dan gas Indonesia
tealah mengalami perubahaan dari dominasi minyak bumi ke gas bumi, namun
tahun 2012 ke depan akan menjadi titik balik produksi minyak dan gas Indonesia
(Investor.co.id). Potensi cadangan minyak dan gas bumi Indonesia masih cukup
besar untuk dikembangkan terutama didaerah-daerah terpencil, laut dalam,
sumur-sumur tua dan kawasan Indonesia timur yang relatif belum dieksplorasi secara
intensif. Peraturan pemerintah yang berlaku saat ini juga belum menjamin investor
asing untuk masuk akibat dari tingginya konsumsi minyak dan gas dalam negeri.
Ditambah lagi dengan ladang produksi minyak di Indonesia yang hampir 90%
telah berusia diatas 30 tahun. Resiko lain yang dihadapi oleh sektor ini adalah
ketidakpastian hukum, hal ini terlihat dari perubahan pemilik kuasa pengelola
minyak dan gas di Indonesia mulai dari Pertamina yang berubah menjadi BP
Migas dan kini menjadi SKK Migas.
Subsektor Logam dan mineral lainya merupakan sektor yang hampir tidak
ini cenderung stabil dan tidak mengalami pergerakan yang signifikan. Saat ini
salah satu industri yang menjadi pondasi sektor ini adalah industri baja.
Permintaan pada Industri baja pada semester I 2011 tercatat naik 12% dari
semester I 2010 dan diperkirakan naik pada 2012 hingga 5%. Hal ini didorong
dengan program pemerintah untuk mengembangkan Masteplan Percepatan dan
Perluasan Ekonomi Indonesia ( MP3EI ) yang akan mendongkrak permintaan baja
hingga berlipat dari predeksi yang telah ada. Selain baja, industri timah di
Indonesia juga mengalami peningkatan ekspor sebesar 12% pada Oktober 2012.
Hal ini didorong naiknya harga timah internasional di London Metal Exchange.
Komoditas disektor ini sangat sensitif dengan harga dimana ketika ada harga
bagus pasti akan dilepas. Salah masalah pada sektor ini adalah banyak
penambangan ilegal yang membuat pasokan menjadi tinggi dan akhirnya akan
berimbas pada penurunan harga komoditas yang ada.
Sedangkan untuk subsekor batu-batuan merupakan subsektor yang masih
kurang diminati para investor. Harga saham emiten yang ada dalam subsektor ini
tertinggal jauh dari harga Indeks Pertambangan, harga saham disubsektor ini
cenderung stabil dan tidak banyak mengalami perubahan yang signifikan.
Penjualan bersih pada subsektor ini ada yang menurun pada tahun 2011 seperti
yang dialami PT Citatah Tbk yang penjualan bersihnya menurun 2,7% pada
2011. Berbeda dengan PT Mitra Investindo yang mencatat pertumbuhan penjualan
sebesar 63,72% pada 2011. Resiko yang dihadapi oleh perusahaan disektor ini
Investor tentunya sangat tertarik untuk menanamkan dana yang dimiliki
pada industri atau perusahaan yang dapat memberikan pendapatan atau return
yang tinggi. Untuk memperoleh pendapatan yang tinggi tentunya ada
faktor-faktor yang harus diperhatikan atau dipertimbangkan oleh investor. Salah satunya
adalah risiko karena semakin tinggi pendapatan atau return yang diinginkan maka
semakin besar pula risiko yang dihadapi.
Risiko merupakan kemungkinan perbedaaan antara return aktual yang
diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinannya maka
semakin besar risiko investasi tersebut. Ada beberapa sumber risiko yang bisa
mempengaruhi besarnya risiko investasi seperti risiko suku bunga, risiko pasar,
risiko inflasi, risiko bisnis,risiko finansial, risiko likuiditas, risiko nilai tukar mata
uang, dan risiko negara. ( Tandelilin, 2001:48).
Disamping sumber risiko diatas, dalam manajemen investasi modern
dikenal pembagian risiko total investasi yang dibagi ke dalam dua jenis risiko,
yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis atau dikenal
dengan risiko pasar merupakan risiko yang diukur dari sudut pandang pemegang
saham yang melakukan diversifikasi dengan baik. Yakni risiko yang
memperhitungkan fakta bahwa investasi ini hanya salah satu dari bagian banyak
investasi yang ada didalam perusahaan dan saham perusahaan hanya salah satu
dari banyak saham dalam portofolia pemegang saham. Sedangkan risiko tidak
sistematis merupakan bagian dari variasi dalam pengembalian investasi yang
didiversifikasi ini merupakan hasil dari fakto-faktor yang unik dengan perusahaan
tertentu itu. (Arthur J. dkk, 2011:190).
Menurut teori CAPM (Capital Assets Pricing Models), risiko sistematis
yang diukur dengan Beta merupakan satu-satunya risiko yang patut
dipertimbangkan dalam mempengaruhi pendapatan saham. Beta (β) yaitu
koefisien risiko suatu saham terhadap pasar terhadap pasar. Sedangkan untuk
mengukur risiko tidak sistematis dapat dilakukan dengan menghitung varians dan
standar deviasi return investasi yang bersangkutan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Risiko Saham Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahn yang dikemukakan
sebelumnya, maka dirumuskan masalah sebagai berikut : “ Apakah terdapat
perbedaan risiko sistematis dan risiko tidak sistematis antara subsektor batu bara, subsektor minyak dan gas, subsektor logam dan mineral lainnya, serta subsektor batu-batuan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko sistematis dan risiko
tidak sistematis yang ada pada setiap perusahaan-perusahaan subsektor
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermafaat bagi :
1. Investor atau calon investor
Penelitian ini digunakan sebagai bahan referensi atau salah satu
sumber informasi dalam mempertimbangkan keputusan melakukan
investasi pada perusahaaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia
2. Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pola pikir
penulis tentang risiko saham.
3. Peneliti Lanjutan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Investasi
Menurut Tandelilin (2001), investasi adalah komitmen atas sejumlah
dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini,dengan tujuan
memperoleh keuntungan di masa datang. Proses keputusan investasi merupakan
suatu proses yang berkesinambungan (going process), yang meliputi lima tahap
keputusan yang berjalan terus menerus sampai tercapai keputusan investasi yang
terbaik, yang terdiri dari lima tahap keputusan, yaitu penentuan tujuan investasi,
penentuan kebijakan investasi ,pemilihan strategi portofolio, pemilihan asset,serta
pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio. Proses investasi ini memungkinkan
kita mengindentifikasi apakah suatu investasi yang dilakukan mampu memberikan
tingkat return yang relatif lebih tinggi dibandingkan return investasi lainya.
2.1.2 Risiko Investasi
Seorang investor pasti mengharapkan return yang maksimal dari dana
yang diinvestasikannya, namun tidak kalah penting untuk memperhatikan risiko
yang akan ditanggung dari sejumlah dana yang diinvestasikan tersebut. Return
dan risiko mempunyai hubungan yang positif dimana semakin tinggi return yang
Risiko diukur dengan mencari standar deviasi yang merupakan akar dari
koefisien varian yang mengukur penyimpangan suatu distribusi sekitar return
yang diharapkan.
Dalam manajemen investasi, risiko investasi total dibagi kedalam dua
jenis risiko, yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis.
2.1.2.1 Risiko Sistematis
Menurut Tandelilin (2001 : 104), risiko sistematis dapat didefinisikan
sebagai risiko yang berkaitan dengan perubahaan yang terjadi di pasar secara
keseluruhan. Perubahan pasar tersebut akan mempengaruhi variabilitas return
suatu investasi. Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat
didiversifikasi. Risiko sistematis dianggap risiko yang relevan yang dapat diukur
dengan Beta ( menunjukan sensitivitas return sekuritas terhadap perubahan return
pasar).
Menurut Jogiyanto (2003) Beta merupakan pengukut volatilitas return
sekuritas atau return portofolio terhadap pasar. Volatilitas adalah fluktuasi
darireturn suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu.
Dengandemikian Beta merupakan pengukur risiko sistematis dari sekuritas atau
portofoliorelatif terhadap pasar. Taksiran Beta diperoleh dari Simple Market
Model Rigresi Linear ( Jogiyanto, 2003 :233), sebagai berikut :
PS = α + β.PPS + e
Dimana :
α = intercept
β = koefisien regresi( taksiran Beta) saham i
PPS = Pendapatan pasar saham pada periode ke- t
Pendapatan saham individu (PS) dan pendapatan pasar saham (PPS)
dihitung sebagai berikut ( Jogiyanto, 2003 : 110) :
PS = � − �− �−
HSt = Harga saham pada periode t
HSt-1 = Harga saham pada periode t-1
PPS = �− �− �−
Faktor Beta dihitung dengan rumus :
Beta = ∑�� � � − ∑�� ∑�
∑�� − ∑��
Kemudian dihitung resiko sistematis dengan menggunakan rumus :
Resiko sistematis = �2 � �� �� � �
= �� �
Indeks beta mengukur sampai sejauh mana harga saham individual
berflluktuasi besamaan dengan berfluktuasinya harga pasar. Indeks beta dapat
bernilai positif dan dapat bernilai negatif. Indeks beta negatif berarti terjadi
kondisi yang berlawanan, jika secara umum harga saham mengalami kenaikan
maka harga saham individu mengalami penurunan. Indeks beta yang normal
adalah satu, terjadi jika rata-rata peningkatan harga seluruh saham yang tercatat
satu. Apabila indeks suatu saham nol, maka saham tersebut bebas dari risiko. Hal
ini berarti meskipun semua saham yang tercatat rata-rata mengalami perubahan
harga, saham yang mempunyai indeks beta nol tidak mengalami perubahan sama
sekali (Jogiyanto, 2003)
Pemilihan dari indeks suatu pasar tidak tergantung dari suatu teori tetapi
lebih tergantung dari hasil empirisnya. Indeks pasar dapat dipilih untuk pasar BEI,
misal indeks harga saham gabungan (IHSG), indeks LQ45 atau indeks saham
sektor seperti sektor pertambangan dan properti
.
2.1.2.2 Risiko Tidak Sistematis
Risiko tidak sistematis atau dikenal dengan risiko spesifik ( risiko
perusahaan ), adalah risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara
keseluruhan. Risiko perusahaan lebih terkait pada perubahan kondisi mikro
perusahaan penerbit sekuritas. Dalam manajemen protofolio disebutkan bahwa
risiko perusahaan bisa diminimalkan dengan melakukan diversifikasi investasi
pada sekian banyak jenis sekuritas. Diversifikasi dibentuk sedemikian rupa
sehingga dapat mengurangi risiko tampa mengorbankan pengembalian yang
dihasilkan.
Moskowitz dan Grinbalt (1999) dalam kajian menemukan bahwa risiko
sistematis akan relatif lebih kecil setelah sepuluh saham dimasukkan ke dalam
portofolio dan manfaat diversifikasi yang lebih baik dapat dicapai dengan
2.1.3 Indeks Harga Saham
Indeks harga saham merupakan perbandingan perubahan harga saham
dari waktu ke waktu, apakah harga suatu saham mengalami keianaikan atau
penuruna dengan suatu periode waktu tertentu. Penentuan indeks harga saham
dibedakan menjadi dua, yaitu indeks harga sahma individu dan indeks harga
saham gabungan (IHSG). Indeks individu merupakan indeks masing-masing
saham terhadap harga dasarnya ( Darmadji, 2006 :137). Indeks ini tidak dapat
mengukur harga saham dari suatu saham perusahaan terntentu apakah mengalami
perubahan kenaikan atau penurunan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
menunjukkan pergerakan harga saham secara umum yang tercatat di Bursa Efek.
Indeks harga saham merupakan pencerminan dari berbagai fenomena yang terjadi
di dunia ekonomi maupun sosial politik.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitan yang dilakukan oleh Uli (2008) dengan judul “Analisis
Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi di BEI” menemukan bahwa beta
saham memiliki pengaruh terhadap perubahan harga saham. Sedangkan Yesica
Yohantin (2008) dalam penelitiannya menemukan bahwa return dan risiko
memiliki hubungan korelasi yang nyata dan saham-saham JII di Bursa Efek
Indonesia yang memenuhi kriteria saham terbaik β > 1 adalah Aneka Tambang,
Bumi Resources, International Nickel Indonesia, Tambang Batubara Bukit Asam
Penelitian yang dilakukana oleh Suganda (2010) dengan judul “ Analisis
Resiko Saham Berdasarkan Beta Akuntansi Studi Pada Saham Sektor Industri
Retail Pedagang Eceran”, yang secara empiris menginvestigasi pergerakan
sekuritas-sekuritas terhadap pergerakan pasar melalui beta akuntansi. Hasil
penelitiannya menemukan dan mengklasifikasikan perusahaan-perusahaan retail
di Indonesia berdasarkan perhitungan beta ke dalam tiga kategori, yaitu kelompok
stabil, kelompok menengah-stabil, dan kelompok fluktuasi. Hasil ini memberikan
kontribusi kepada para investor dan perusahaan retail mengenai kinerja
sahamyang berkaitan dengan risiko saham.
Penelitian Jayaraman (2009) dengan judul “ Doing Business in China : A
Risk Analysis” menemukan bahwa risiko dalam bisnis bersumber dari
perubahan-perubahan mulai dari perubahan-perubahan politik, hukum, budaya, dan negoisiasi dengan
masyarkat China. Sedangkan Kusbiantono (2001) dalam penelitian “ Hubungan
Risiko Sistematis dengan Risiko Tidak Sistematis dan Pengaruhnya Terhadap
Pembentukan Portofolio Saham” menemukan bahwa risiko sistematis dan risiko
tidak sistematis memiliki kolerasi negative pada saham individual sedangkan pada
portofolio saham, risiko sistematis dan risiko tidak sistematis memiliki hubungan
positif.
2.3 Kerangka Konseptual
Risiko merupakan selisih dari return aktual dengan return yang
tersebut. Risiko Total dibagi kedalam dua jenis risiko, yaitu risiko sistematis dan
risiko tidak sistematis.
Risiko sistematis merupakan risiko pasar, dan dapat diukur dengna
koefisien Beta. Beta mengambarkan sensivitas keuntungan saham dalam
merespon perubahan harga di pasar sekuritas. Berdasarkan model CPAM
(Capital Assets Price Models), nilai Beta sangat mempengaruhi tingkat return
yang diharapkan suatu saham. Semakin tinggi nilai Beta maka akan semakin
tinggi return yang disyaratkan oleh investor (Tandelilin, 2001:102).
Sedangkan risiko tidak sistematis merupakan risiko yang unik dan dapat
dihilangkan melalaui divesfikasi. Risiko sistematis digambarkan dengan
kesalahan residual atau eror.
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan
sebelumnya, maka varibel yang digunakan di dalam penelitian ini adalah risiko
sistematis dan risiko tidak sistematis.
Kerangka konseptual dapat digambarkan seperti gambar 2.1
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Oleh karena itu, jawaban yang diberikan masih berdasarkan teori yang
relevan dan belum didasarkan pada faktor-faktro empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data (Sugiyono, 2008).
Berdasarkan perumusan masalah yang diuraikan pada perumusan
masalah sebelumnya, maka hipotesisnya adalah sebagai berikut :
1. Risiko Sistematis
H1 ≠ H2 ≠ H3≠ H4 : terdapat perbedaan risiko sistematis antara subsektor batu bara, subsektor minyak dan gas,
sub sektor logam dan mineral lainnya, serta
subsektor batu-batuan pada perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
2. Risiko Tidak Sistematis
H1 ≠ H2 ≠ H3≠ H4 : terdapat perbedaan risiko tidak sistematis antara subsektor batu bara, subsektor minyak dan gas,
sub sektor logam dan mineral lainnya, serta
subsektor batu-batuan pada perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dimana penelitian ini
bertujuan untuk menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka
sebagai alat analisis keterangan apa yang hendak kita ketahui.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengakses situs www.idx.co.id dan
www.yahoofinance.co.id, mulai dari 3 Januari 2012 sampai dengan 28 Desember
2012.
3.3 Defenisi Operasional Variabel
Defenisi operasional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Risiko Sistematis
Risiko sistematis atau dikenal dengan risiko pasar merupakan risiko
yang berkaitan dengan perubahaan yang terjadi dipasar secara
keselurahan. Risiko ini diukur dengan koefisien Beta kuadrat.
Sebelum menghitung beta, terlebih dahulu dicari perhitungan return
saham (Ri) dan return market (Rm). Rumus untuk mencari kedua
Ri = �
− �− �−
HSt = Harga saham pada periode t
HSt-1 = Harga saham pada periode t-1
Rm = �− �−
�−
IHSGt : Indeks Harga Saham Gabungan periode t
IHSGt-1 : Indeks Harga Saham Gabungan periode t-1
Maka Beta dapat dihitung dengan :
Beta = ∑ � �− ∑ ∑ �
∑ − ∑
Kemudian dihitung resiko sistematis dengan menggunakan rumus :
Resiko sistematis = �2 � �� �� � �
= �� �
2. Risiko Tidak Sistematis
Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang unik yang terdapat
diperusahaan. Risiko tidak sistematis ini dapat dihilangkan melalui
proses diversifikasi investasi. Indikator yang digunakan untuk
menggambarkan risiko tidak sistematis adalah Varians Error.
Rumus untuk menghitung varians error adalah sebagai berikut :
σi² = βi σm² + σe²
dimana : σi² = varians atau devisai standar dikuadratkan dari return
βi = risiko sistematis aset i
σm² = varians atau deviasia standar dikuadratkan dari
return pasar
σm² = varians error atau risiko tidak sistematis dari aset i
Risiko tidak sistematis dihitung ( Kamaruddin, 2004 :119) :
= (Total variance) – (Resiko sistematis)
= � 2
3.4 Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah saham-saham perusahaan yang
terdaftar dalam sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia mulai dari bulan
Januari 2012 hingga Desember 2012. Penetapan jumlah sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode sampel jenuh, dimana keselurahan anggota
[image:33.595.158.466.502.633.2]dari populasi digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini.
Tabel 3.1 Sampel
No Subsektor Jumlah
Perusahaan
1 Batu bara 19
2 Minyak dan gas 6
3 Logam dan mineral lainya 6
4 Batu-batuan 2
Total 31
3.5 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
yang bersumber dari data sekunder. Data sekunder yaitu berasal dari publikasi
Bursa Efek Indonesia tentang data emiten, laporan-laporan yang dipublikasikan
oleh Bursa Efek Indonesia, berbagai hasil penelitian dan buku referensi,
jurnal-jurnal, laporan harga saham yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Data diakses
melalui situs www.yahoofinance.com dan www.idx.co.id .
3.6 Teknik Analisis
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
uji Anova. Uji Anova merupakan pengembangan dari uji-t 2 sampel.
Perbedaannya, uji t hanya mampu mengakomodasi pengujian kesamaan 2
rata-rata populasi, sedangkan Anova dipakai untuk menguji kesamaan rata-rata-rata-rata untuk 3
atau lebih populasi (Situmorang, 2011 : 59).
Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan perhitungan
terhadap resiko sistematis dan risiko tidak sistematis degan menggunakan rumus
sebagai berikut :
1. Return saham / pendapatan saham individu (PS)
PS = �� – ��−
��− ... (3.1)
2. Return pasar / pendapatan pasar saham (PPS)
PPS = �− �−
3. Beta Saham
Beta = ∑��� � ��− ∑��� ∑��
∑��� − ∑��� ... (3.3)
4. Varians Saham
σi² = βi σm² + σei² ... (3.4)
5. Risiko sistematis
Risiko sistematis = �� � ... (3.5)
6. Risiko tidak sistematis
Risiko tidak sistematis = (Total variance) – (Resiko sistematis)
= ℯ ... (3.6)
Setelah diperoleh hasil perthitungan risiko sistematis dan risiko tidak
sistematis, dilakukan uji anova dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Analisis deskriptif
Menerut Situmorang (2009:30) deskripsi atau analisis deskriptif yaitu
penggambaran tentang statistik data seperti mean, sum, standart
deviasi, variance, range dan lain-lain, serta untuk mengukur
distribusidata dengan skewness dan kurtosis.
b. Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah varian kelompok
data adalah sama atau homogen. Kriteria pengujiannya, yaitu jika
signifikansi < 0.05, maka varian kelompok adalah tidak sama,
c. Uji Anova
Sebelumnya,melakukan uji anova, peneliti merumuskan hipotesis
penelitian terlebih dahulu :
a. H0 = tidak terdapat perbedaan risiko sistematis antara subsektor
batubara, minyak dan gas, logam dan mineral lainnya serta
batu-batuan.
H1 = terdapat perbedaan risiko sistematis antara subsektor
batubara, minyak dan gas, logam dan mineral lainnya serta
batu-batuan.
b. H0 = tidak terdapat perbedaan risiko tidak sistematis antara
subsektor batubara, minyak dan gas, logam dan mineral lainnya
serta batu-batuan.
H1 = terdapat perbedaan risiko tidak sistematis antara subsektor
batubara, minyak dan gas, logam dan mineral lainnya serta
batu-batuan
Kriteria pengujian yanga akan digunakan dalam penerimaan
hipotersis adalah sebagai berikut :
1. Jika Fhitung≤ Ftabel, atau nilai sig > 0,05 maka H0 diterima
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia didirikan mulai abad ke- 19. Pada tahun 1912 dengan
bantuan pemerintah kolonial Belanda di Batavia ( Jakarta ) . Bursa Batavia pernah
ditutup selama periode perang dunia pertama dan dibuka kembali pada tahun
1925. Pemerintah kolonial juga megoperasikan Bursa parelel di Surabaya dan
Semarang, namun kegiatan bursa dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh
tentara Jepang di Batavia.
Pada tahun 1952, tujuh tahun setelah Indonesia merdeka, bursa saham dibuka
kembali di Jakarta dengan memperdagangkan saham dan obligasi yang diterbitkan
oleh perusahaan-perusahaan Belanda sebelum terjadinya perang dunia. Kegiatan
bursa saham kembali berhenti ketika pemerintah meluncurkan program
nasioanalisasi pada tahun 1956.
Pada tahun 1977, bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh Badan
Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM) yang merupakan sebuah institusi baru
dibawah Dapartemen Keuangan. Kegiatan perdagangan dann kapitalisasi pasar
saham mulai meningkat dan mencapai puncaknya pada tahun 1990 seiring dengan
Bursa saham di swastanisasi menjadi PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal
13 juli 1992. Swastanisasi Bursa Saham menjadi PT BEJ ini mengakibatkan
beralih fungsinya Bapepam menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.
Pada tanggal 22 Mei 1995, Bursa Efek Jakarta meluncurkan Jakarta Automated
Trading System (JATS), sebuah system perdagangan manual yang memfasilitasi
perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin
kegiatan pasar yang fair dan transparan disbanding sistem perdagangan manual
dan pada tahun 2007 Bursa Efek Surabaya melakukan merger dengan Bursa Efek
Jakarta dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)
.
4.1.2 Profil Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia 1. PT Adaro Energy Tbk
Kode : ADRO
Alamat Perusahaan : Menara Karya, 23rd FI
Jln. H.R. Rasuna Said, Blok X-5, Kav 1-2,
Jakarta 12950
Alamat Email : corpse@ptadaro.com
Telepon : (021) 521-1265
Fax : (021) 5794-4687
Situs : www.adaro.com
Tanggal Listing : 16 Juli 2008
Subsektor : Batubara
2. Atlas Resources Tbk
Kode : ARII
Alamat Perusahaan : Sampoerna Strategic Square, South Tower,
Level 18
Alamat Email : corsec@atlas-co al.co.id
Telepon : (021) 719 - 3343
Fax : (021) 7179 - 2708
Situs : www.atlas-coal.co.id
Tanggal Listing : 8 November 2011
Subsektor : Batubara
Biro Adminstrasi Efek : PT Datindo Entrycom
3. ATPK Resources Tbk
Kode : ATPK
Alamat Perusahaan : Wisam GKBI 39th Floor, Suite 3901
Jln. Jend. Sudirman No 28, Jakarta 10210
Alamat Email : atpk_office@atpkresources.co.id
Telepon : (021) 5799 - 8155
Fax : (021) 5799 - 8156
Situs : www.atpkresources.com
Tanggal Listing : 17 April 2002
Subsektor : Batubara
4. Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk
Kode : BORN
Alamat Perusahaan : Menara Bank Danamon 15th FI. Mega Kuningan
Jln. Prof. Dr. Satrio Kav. E. IV No 6, Jakarta 12950
Alamat Email : corsecandir@borneo.co.id
Telepon : (021) 5799 - 1234
Fax : (021) 5799 - 1155
Situs : www.borneo.co.id
Tanggal Listing : 26 November 2010
Subsektor : Batubara
Biro Adminstrasi Efek : PT CIMB Securities Gunita
5. Berau Energy Tbk
Kode : BRAU
Alamat Perusahaan : Wisma GKBI 38th FI
Jln. Jend. Sudirman No 28, Jakarta 10210
Alamat Email : corsec@beraucoalenergy.co.id
Telepon : (021) 5785 - 3693
Fax : (021) 5785 - 3695
Situs : www.berauenergy.com
Tanggal Listing : 19 Agustus 2010
Subsektor : Batubara
Biro Adminstrasi Efek : PT Ficomindo Buana Regitrar
Kode : BUMI
Alamat Perusahaan : Bakrie Tower 12th FI. Complex Rasuna
Epicentrum
Jln. H.R.Rasuna Said Kav B2 Jakarta 12920
Alamat Email : dileep@bumiresources.com
Telepon : (021) 5794 - 2080
Fax : (021) 5794 - 2070
Situs : www.bumiresources.com
Tanggal Listing : 30 Juli 1990
Subsektor : Batubara
Biro Adminstrasi Efek : PT Ficomindo Buana Regitrar
7. PT Bayan Resources Tbk
Kode : BYAN
Alamat Perusahaan : Graha Irama Building, 12th Floor, Suite O
Jln.H. R. Rasuna Said, Blok X-1, Kav 1-2, Jakarta Selatan
Alamat Email : corpsec@bayan.com.sg
Telepon : (021) 5785 - 3693
Fax : (021) 5785 - 3695
Situs : www.berauenergy.com
Tanggal Listing : 19 Agustus 2010
Subsektor : Batubara
Biro Adminstrasi Efek : PT Ficomindo Buana Regitrar
Kode : DEWA
Alamat Perusahaan : Menara Anugra,Office Park E.3.3 11th FI
Jln. Mega Kuningan Lot 8.6 Kawasan Mega
Kunigan, Jakarta 19250
Alamat Email : corporate.secretary@ptdh.co.id
Telepon : (021) 5794 – 8830
Fax : (021) 5794 - 8829
Situs : www.ptdh.co.id
Tanggal Listing : 26 September 2007
Subsektor : Batubara
Biro Adminstrasi Efek : PT Ficomindo Buana Regitrar
9. PT Delta Dunia Makmur Tbk
Kode : DOID
Alamat Perusahaan : Graha Irama Building, 12th Floor, Suite O
Jln.H. R. Rasuna Said, Blok X-5, No.13 Jakarta
12950
Alamat Email : ir@deltadunia.com
Telepon : (021) 2902 - 1352
Fax : (021) 2902 - 1353
Situs : www.deltadunia.com
Tanggal Listing : 15 Juni 2001
Subsektor : Batubara
10. PT Golden Energy Mines Tbk
Kode : GEMS
Alamat Perusahaan : BII Plaza Tower II,27th Floor
Jln.M.H. Thamrin No 51, Jakarta 10350
Alamat Email : corpsec@goldenernergymines.com
Telepon : 0881 – 110 -9999
Fax : (021) 3199 - 0319
Situs : www.goldenernergymines.com
Tanggal Listing : 17 November 2011
Subsektor : Batubara
Biro Adminstrasi Efek : PT Sinamartama Gunita
11. PT Garda Tujuh Buana Tbk
Kode : GTBO
Alamat Perusahaan : Menara Hijau Building, 9th FI. Suite 501A
Jln.M. T. Haryono Kav.33, Jakarta 12770
Alamat Email : corporate.secretary@gtb-indonesia.com
Telepon : (021) 794 - 3947
Fax : (021) 794 -2650
Situs : -
Tanggal Listing : 9 Juli2 009
Subsektor : Batubara
Biro Adminstrasi Efek : PT Datindo Entycom
Kode : HRUM
Alamat Perusahaan : Jln. Alydrus No. 80
Alamat Email : corsec@harumenergy.com
Telepon : (021) 634-5222
Fax : (021) 634-5221
Situs : -
Tanggal Listing : 6 Oktober 2010
Subsektor : Batubara
Biro Adminstrasi Efek : PT Datindo Entycom
13. PT Indo Tambangaraya Megah Tbk
Kode : ITMG
Alamat Perusahaan : Ventura Building 8th FI
Jln. R. A. Kartini N. 26 Cilandak. Jakarta 12340
Alamat Email : roslini_o@banpuindo.co.id
Telepon : (021) 750-4390
Fax : (021) 750-4696
Situs : www.itmg.com
Tanggal Listing : 18 Desember 2007
Subsektor : Batubara
14. PT Resource Alam Indonesia Tbk
Kode : KKGI
Alamat Perusahaan : Bumi Raya Utama Group Building
Jln.Pembangunan I No. 3, Jakarta 10130
Alamat Email : corsec@raintbk.com
Telepon : (021) 633-3036
Fax : (021) 633-7006
Situs : -
Tanggal Listing : 1 Juli 1991
Subsektor : Batubara
Biro Adminstrasi Efek : PT EDI Indonesia
15. PT Perdana Karya Perkasa Tbk
Kode : PKPK
Alamat Perusahaan : Komplek Roxy Mas Blok C 4 No. 5
Jln.K. H. Hasyim Ashari
Alamat Email : corsec@pkpk-tbk.co.id
Telepon : (021) 633-3113
Fax : (021) 633-3118
Situs : -
Tanggal Listing : 11 Juli 2007
Subsektor : Batubara
16. PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
Kode PTBA
Alamat Perusahaan : Menara Kadin Indonesia 9th & 15th FI
Jln. H. R. Rasuna Said X-5, Kav 2 & 3, Jakarta
12950
Alamat Email : hblaksono@bukitasam.co.id
Telepon : (021) 525-4014
Fax : (021) 525-4014
Situs : www.ptba.co.id
Tanggal Listing : 23 Desember 2002
Subsektor : Batubara
Biro Adminstrasi Efek : PT Datindo Entycom
17. PT Petrosea Tbk
Kode : PTRO
Alamat Perusahaan : Wisma Anugraha
Jln.Taman Kemang No. 32B, Jakarta 12730
Alamat Email : listing@petrosea.com
Telepon : (021) 718-3255
Fax : (021) 718-3266
Situs : www.prtosea.com
Tanggal Listing : 21 Mei 1990
Subsektor : Batubara
18. PT Baramulti Suksessarana Tbk
Kode : BSSR
Alamat Perusahaan : Komp.Harmoni Blok 8A
Jln.Suryopranoto No.2 , Jakarta 10130
Alamat Email : listing@petrosea.com
Telepon : (021) 718-3255
Fax : (021) 718-3266
Situs : -
Tanggal Listing : 21 Mei 1990
Subsektor : Batubara
Biro Adminstrasi Efek : PT Sirca Datapro Perdana
19. PT Ratu Prabu Energi Tbk
Kode : ARTI
Alamat Perusahaan : Menara Hijau Building, 9th FI. Suite 501A
Jln.M. T. Haryono Kav.33, Jakarta 12770
Alamat Email : martini.suarsa@rpenergi.com
Telepon : (021) 7883-6836
Fax : (021) 780-8037
Situs : www.repenergi.com
Tanggal Listing : 30 April 2003
Subsektor : Minyak dan Gas Alam
20. PT Benakat Petroleum Energy Tbk
Kode : BIPI
Alamat Perusahaan : Menara Anugrah 12th FI. Kantor Taman E.3.3
Jln.Mega Kuningan Lot. 8.6-8.7, Jakarta Selatan
Alamat Email : corsec@benakat.co.id
Telepon : (021) 576-4661
Fax : (021) 576-4664
Situs : www.benakat.com
Tanggal Listing : 11 Februari 2003
Subsektor : Minyak dan Gas Alam
Biro Adminstrasi Efek : PT Ficomindo Buana Registrar
21. PT Elnusa Tbk
Kode : ELSA
Alamat Perusahaan : Graha Elnusa
Jln.T.B. Simatupang Kav 1B, Jakarta 12560
Alamat Email : hsamodra@elnusa.co.id
Telepon : (021) 7883-0850
Fax : (021) 7883-0883
Situs : www.elnusa.co.id
Tanggal Listing : 6 Februari 2008
Subsektor : Minyak dan Gas Alam
22. PT Energi Mega Persada Tbk
Kode : ENRG
Alamat Perusahaan : Bakrie Tower 32nd FI. Rasuna Epicentrum
Jln.H. R. Rasuna Said, Jakarta 12960
Alamat Email : riri.harahap@energi-mp.com
Telepon : (021) 2994-1540
Fax : (021) 2994-1541
Situs : www.energi-mp.com
Tanggal Listing : 30 Juni 2004
Subsektor : Minyak dan Gas Alam
Biro Adminstrasi Efek : PT Ficomindo Buana Registrar
23. PT Surya Esa Perkasa Tbk
Kode : ESSA
Alamat Perusahaan : Menara Kadin Indonesia lt. 16
Jln.H. R. Rasuna Said blok X-5 Kav 2-3, Jakarta
Selatan 12950
Alamat Email : corporate.secretary@sep.co.id
Telepon : (021) 579-03701
Fax : (021) 579-03702
Situs : -
Tanggal Listing : 1 Februari 2012
Subsektor : Minyak dan Gas Alam
24. PT Medco Energi International Tbk
Kode : MEDC
Alamat Perusahaan : The Energy Building 52nd FI. SCBD Lot 11
Jln.Jend. Sudirman, Jakarta 12190
Alamat Email : corporate.secretary@medcoenergi.com
Telepon : (021) 2995-3000
Fax : (021) 2995-3001
Situs : www.medcoenergi.com
Tanggal Listing : 12 Oktober 1994
Subsektor : Minyak dan Gas Alam
Biro Adminstrasi Efek : PT Sinartama Gunita
25. PT Radiant Utama Interinsco Tbk
Kode : RUIS
Alamat Perusahaan : Radiant Utama Building, 3rd FI
Jln.Kapten Tandean No 24, Jakarta 12720
Alamat Email : ruinco@radianutama.com
Telepon : (021) 719-1020
Fax : (021) 719-1002
Situs : www.radiant.co.id
Tanggal Listing : 12 Juli 2008
Subsektor : Minyak dan Gas Alam
26. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
Kode : ANTM
Alamat Perusahaan : Aneka Tambang Building, Jln. L
Jln.M. T. Haryono Kav.33, Jakarta 12770
Alamat Email : corsec@antam.com
Telepon : (021) 780-5119
Fax : (021) 781-2822
Situs : www.antm.com
Tanggal Listing : 27 November 1997
Subsektor : Logam dan Mineral
Biro Adminstrasi Efek : PT Dantindo Entrycom
27. PT Cita Mineral Investindo Tbk
Kode : CITA
Alamat Perusahaan : Ratu Plaza Office Tower 22nd FI
Jln.Jend. Sudirman No 9, Jakarta 10270
Alamat Email : corsec@citamineral.com
Telepon : (021) 725-1344
Fax : (021) 7280-1978
Situs : www.ciptapanelutama.com
Tanggal Listing : 20 Maret 2002
Subsektor : Logam dan Mineral
28. PT Central Omega Resources Tbk
Kode : DKFT
Alamat Perusahaan : Plaza Asia 6th FI
Jln.Jend. Sudirman Kav 59 Jakarta 12190
Alamat Email : corsec@centralomega.com
Telepon : (021) 515-3533
Fax : (021) 515-3753
Situs : www.centralomega.com
Tanggal Listing : 21 November 1997
Subsektor : Logam dan Mineral
Biro Adminstrasi Efek : PT Sinartama Gunita
29. PT Vale Indonesia Tbk
Kode : INCO
Alamat Perusahaan : Plaza Bapindo, Citibank Tower 22nd FI
Jln.Jend. Sudirman Kav 54-55, Jakarta 12190
Alamat Email : pti_corsec@valeinco.com
Telepon : (021) 524-9000
Fax : (021) 524-9020
Situs : www.pt-inco.com
Tanggal Listing : 16 Mei 1990
Subsektor : Logam dan Mineral
Biro Adminstrasi Efek : PT Vale Indonesia Tbk
Kode : SMRU
Alamat Perusahaan : Wisma SMR, 5th Floor, Unit 01-02
Jln.Yos Sudarso Kav 89 , Jakarta Utara
Alamat Email : info@smrutama.com
Telepon : (021) 650-8133
Fax : (021) 650-8136
Situs : www.smrutama.com
Tanggal Listing : 21 Oktober 2011
Subsektor : Logam dan Mineral
Biro Adminstrasi Efek : PT Ficomindo Buana Registra
31. PT Timah (Persero) Tbk
Kode : TINS
Alamat Perusahaan : Jln.Jend. Sudirman No 51 Pangkal Pinang
Bangka 33121
Alamat Email : timah@pttimah.co.id
Telepon : (0717) 425-8000
Fax : (0717) 425-8080
Situs : www.timah.com
Tanggal Listing : 19 Oktober 1995
Subsektor : Logam dan Mineral
32. PT Citatah Industri MarmerTbk
Kode : CTTH
Alamat Perusahaan : Menara Prima Building,12th FI
Jln.Lingkar Mega Kuningan Kav.6.2, Jakarta
12950
Alamat Email : citatah@citatah.co.id
Telepon : (021) 5794-8098
Fax : (021) 5794-8096
Situs : www.citatah.co.id
Tanggal Listing : 3 Juli 1996
Subsektor : Batu-batuan
Biro Adminstrasi Efek : PT EDI Indonesia
33. PT Mitra Investindo Tbk
Kode : MITI
Alamat Perusahaan : Menara Karya 7th FI, Unit A
Jln.H.R. Rasuna Said Blok X-5. 1-2, Jakarta
12950
Alamat Email : corsec@mitra-investindo.com
Telepon : (021) 579-44438
Fax : (021) 579-44432
Situs : -
Tanggal Listing : 16 Juli 1997
Biro Adminstrasi Efek : PT Sinartama Gunita
4.2 Hasil Pembahasan 4.2.1 Analisis Data
[image:56.595.166.461.222.743.2]4.2.1.1Pengembalian Saham Individual (PS / Ri) Tabel 4.1
Pengembalian Saham Individual
Subsektor No Kode Ri
Batubara
1 ADRO -0.00031 2 ARII 0.00243 3 ATPK -0.00093 4 BORN -0.00155 5 BRAU -0.00215 6 BUMI -0.00485
7 BYAN 0.00
8 DEWA -0.00206 9 DOID -0.00561
10 GEMS 0
11 GTBO 0.008939
12 HRUM 0.00
13 ITMG 0.0004 14 KKGI -0.00357 15 PKPK 0.002816 16 PTBA -0.00057 17 PTRO -0.00308 18 BSSR 0.000617
Migas
19 ARTI -0.00015 20 BIPI -0.00011 21 ELSA -0.00111 22 ENRG -0.00294 23 ESSA 0.005721 24 MEDC -0.00139 25 RUIS -0.00058
Logam dan mineral lainnya
26 ANTM -0.00077
27 CITA 0
28 DKFT 0.001901 29 INCO -0.00099 30 SMRU -0.0012 31 TINS -0.00012
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas, dapat dilihat bahwa return saham tertinggi terdapat
pada subsektor batubara yang berasal dari saham PT Garda Tujuh Buana Tbk
(GTBO) sebesar 0.008939 dan return saham terendah terdapat pada subsektor
batubara yang berasal dari saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) sebesar
-0.00561.
4.2.1.2 Pengembalian Pasar (Rm)
Pengembalian pasar dapat diukur dengan menggunakan rumus:
Rm = �− �− �−
Berdasaarkan pengolahan data harga saham IHSG yang bersumber dari
www.yahoofinance.co.id diperoleh nilai return pasar sebesar 0.00049905.
4.2.1.3Pengukuran Resiko Sistematis
Resiko sistematis dapat diukur dengan menggunakan rumus :
Resiko sistematis = �2 � �� �� � �
Tabel 4.2
Resiko Sistematis Perusahaan Pertambangan di Indonesia
Subsektor No Kode Β β2 δm2 Resiko
sisttematis(%)
Batubara
1 ADRO 1.458269 2.126547 0.00854 0.01816129 2 ARII 0.120633 0.014552 0.00854 0.00012428 3 ATPK -0.45007 0.20256 0.00854 0.00172992 4 BORN 0.024824 0.000616 0.00854 0.00005238 5 BRAU 1.009927 1.019953 0.00854 0.00871067 6 BUMI 0.408124 0.166565 0.00854 0.00142251 7 BYAN 0.19 0.034422 0.00854 0.00029398 8 DEWA -0.07723 0.005965 0.00854 0.000050702 9 DOID -0.04252 0.001808 0.00854 0.0000153 10 GEMS -0.14788 0.021868 0.00854 0.00018676 11 GTBO 0.035611 0.001268 0.00854 0.000010779 12 HRUM -0.03 0.000729 0.00854 0.000006188 13 ITMG 0.421359 0.177543 0.00854 0.00151627 14 KKGI 0.212327 0.045083 0.00854 0.00038502 15 PKPK 0.318136 0.10121 0.00854 0.00086436 16 PTBA -0.15146 0.02294 0.00854 0.00019591 17 PTRO -0.1508 0.02274 0.00854 0.0001942 18 BSSR -0.223 0.049729 0.00854 0.0004247
Migas
19 ARTI -0.5064 0.256438 0.00854 0.00126203 20 BIPI -0.38441 0.147775 0.00854 0.00021366 21 ELSA 0.158169 0.025017 0.00854 0.00022027 22 ENRG -0.1606 0.025792 0.00854 0.00274194 23 ESSA 0.566621 0.32106 0.00854 0.00010591 24 MEDC 0.111363 0.012402 0.00854 0.00380953 25 RUIS 0.667882 0.446066 0.00854 0.00228974
Logam dan mineral lainnya
26 ANTM -0.51779 0.268111 0.00854 0.00078031
27 CITA 0 0 0.00854 0
28 DKFT -0.30227 0.091368 0.00854 0.000019487 29 INCO 0.047882 0.002293 0.00854 0.000037086 30 SMRU -0.06605 0.004363 0.00854 0.00044539 31 TINS 0.228368 0.052152 0.00854 0.0010727
Batu-batuan 32 CTTH -0.35441 0.125605 0.00854 0.00048208 33 MITI 0.237589 0.056448 0.00854 0.00126972
Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh risiko sistematis terbesar yang berasal dari saham
PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sebesar 0.01816129 % dan risiko sistematis
terkecil terdapat pada saham PT Cita Mineral Investindo Tbk sebesar (CITA) 0%.
Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa risiko sistematis setiap perusahaan
pertambangan sangat kecil, yang berarti kondisi eksternal perusahaan
berbeda-beda dalam mendukung investasi
4.2.1.4 Pengukuran Risiko Tidak Sistematis
Risiko tidak sistematis dapat diukur dengan menggunakan rumus :
[image:59.595.121.501.370.753.2]Risiko Tidak Sistematis = Standard devisiasi – Resiko sistematis
Tabel 4.3
Risiko Tidak Sistematis Perusahan Pertambangan di Indonesia Subsektor No Kode Risiko Tidak sistematis
Batubara
1 ADRO 0.005417561
2 ARII 0.069498752
3 ATPK 0.04911818
4 BORN 0.025362551
5 BRAU 0.037443532
6 BUMI 0.035118777
7 BYAN 0.022430732
8 DEWA 0.01827459
9 DOID 0.029989897
10 GEMS 0.027853605
11 GTBO 0.050032222
12 HRUM 0.022714636
13 ITMG 0.018058007
14 KKGI 0.027576548
15 PKPK 0.062349303
16 PTBA 0.021969233
17 PTRO 0.037749292
18 BSSR 0.005330622
Migas
19 ARTI 0.038999635
20 BIPI 0.020624131
21 ELSA 0.021669294
22 ENRG 0.034389556
25 RUIS 0.026248482
Logam dan mineral lainnya
26 ANTM 0.020428418
27 CITA 0
28 DKFT 0.040460499
29 INCO 0.029478494
30 SMRU 0.032394005
31 TINS 0.021866717
Batu-batuan 32 CTTH 0.036009456
33 MITI 0.042912858
Sumber : Data diolah
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa risiko tidak sistematis terbesar berasal
dari saham PT Atlas Resources Tbk (ARII) sebesar 0.069498752 % sedangkan
risiko tidak sistematis terkecil berasal dari saham PT Cita Mineral Investindo Tbk
sebesar (CITA) 0%.
Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa risiko tidak sistematis perusahaan
pertambangan di Indonesia sangat kecil, hal ini berarti kondisi internal perusahaan
pertambangan di Indonesia sangat baik sehingga menarik minat para investor
untuk menanamkan modalnya.
4.2.1.5Pengukuran Risiko Total
Tabel 4.4
Risiko Total Perusahaan Pertambangan di Indonesia Subsektor No Kode Resiko
Sistematis Risiko Tidak Sistematis Risiko Total Batubara
1 ADRO 0.01816129 0.005417561 0.023579 2 ARII 0.00012428 0.069498752 0.069623 3 ATPK 0.00172992 0.04911818 0.050848 4 BORN 0.000005238 0.025362551 0.025368 5 BRAU 0.00871067 0.037443532 0.046154 6 BUMI 0.00142251 0.035118777 0.036541 7 BYAN 0.00029398 0.022430732 0.022725 8 DEWA 0.000050702 0.01827459 0.018325 9 DOID 0.0000153 0.029989897 0.030005 10 GEMS 0.00018676 0.027853605 0.02804 11 GTBO 0.000010779 0.050032222 0.050043 12 HRUM 0.000006188 0.022714636 0.022721 13 ITMG 0.00151627 0.018058007 0.019574 14 KKGI 0.00038502 0.027576548 0.027962 15 PKPK 0.00086436 0.062349303 0.063214 16 PTBA 0.00019591 0.021969233 0.022165 17 PTRO 0.0001942 0.037749292 0.037943 18 BSSR 0.0004247 0.005330622 0.005755
Migas
19 ARTI 0.00126203 0.038999635 0.040262 20 BIPI 0.00021366 0.020624131 0.020838 21 ELSA 0.00022027 0.021669294 0.02189 22 ENRG 0.00274194 0.034389556 0.037131 23 ESSA 0.00010591 0.037514169 0.03762 24 MEDC 0.00380953 0.016489356 0.020299 25 RUIS 0.00228974 0.026248482 0.028538
Logam dan mineral lainnya
26 ANTM 0.00078031 0.020428418 0.021209
27 CITA 0 0 0
28 DKFT 0.000019487 0.040460499 0.04048 29 INCO 0.000037086 0.029478494 0.029516 30 SMRU 0.00044539 0.032394005 0.032839 31 TINS 0.0010727 0.021866717 0.022939
Batu-batuan
32 CTTH 0.00048208 0.036009456 0.036492 33 MITI 0.00126972 0.042912858 0.044183
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa risiko total terbesar berasal dari saham
PT Atlas Resources Tbk (ARII) sebesar 0.069498752 % sedangkan risiko tidak
sistematis terkecil berasal dari saham PT Cita Mineral Investindo Tbk sebesar
(CITA) 0%.
4.2.2 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif menggambarkan fenomena atau karakteristik dari data.
Karateristik data yang digambarkan adalah karakteristik distribusinya. Analisis ini
menyediakan nilai frekuensi, pengukur tendensi pusat, dispersi dan
pengukur-pengukur bentuk.
Tabel 4.5
Analisis Deskriptif Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis SubSektor Batubara
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
risiko_sistematis 19 .00 .02 .0019 .00441
risiko_tdk_sistematis 19 .01 .07 .0319 .01705 Valid N (listwise) 19
Sumber : Data Diolah
Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai risiko sistematis tertinggi sebesar 0.02%