• Tidak ada hasil yang ditemukan

Impelementasi Pengembangan Kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak di Kabupaten Langkat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Impelementasi Pengembangan Kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak di Kabupaten Langkat"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Sofian Efendi dan Tukiran. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Burhan, Bungin, 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Dan Ilmu Sosial Lainnya, Edisi pertama, Cetakan ke-2, Jakarta: Kencana

Abidin, Said Zainal. 2012. Kebijakan Publik. Jakarta: Sakemba Humanika. Agustino, Leo. 2008. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: CV Alfabeta. Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisi Kebijakan Publik Edisi Kedua.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Irawan, Prasetya. 2005. Materi Pokok Metodologi Penelitian Administrasi. Jakarta: Universitas Terbuka

Nugroho D. Riant, 2003. Kebijakan Publik : Formulasi Implementasi dan Evaluasi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Nugroho D. Riant, 2011. Public Policy Edisi Kedua. Jakarta: PT Elex Media Parson, W. 2005. Public Policy : Pengantar teori dan Praktek Analisis Kebijakan.

Jakarta: Prenada Media.

Subarsono. 2006. Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Dn R&D. Bandung: CV Alfabeta. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Dn R&D. Bandung:

(2)

Wahab, Abdul Solichin. 2005. Analisis Kebijaksanaan: dari Formulasi ke Impelementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara

Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik, Teori dan Proses. Jakarta: Media Pressindo

A.G. Subarsono. 2008. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. 2012. Buku Saku

Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA).

Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat. 2016. Kabupaten Langkat Dalam Angka 2016,Medan : Rilis Grafika

Sumber Undang- Undang :

UUD Tahun 1945 Pasal 28 a ayat 2

UU No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak UU No. 3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak UU No. 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat UU No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika

UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional UU No. 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan

UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga UU No. 12 Tahun 2005 tentang Kewarganegaraan

UU No. 13 Tahun 2006 tantang Perlindungan Saksi dan Korban Anak UU No. 21 Tahun 2007 tantang PTPPO

(3)

Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP dan PA RI) Nomor 02 Tahun 2009 tentang kebijakan Kabupaten atau Kota Layak Anak

Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 12 tahun 2011 tentang indikator KLA

peraturan Daerah Kabupaten Langkat Nomor 3 tahun 2013 tentang penyelenggaraan perlindungan anak

Sumber Internet :

(4)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Deskripsi penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum Kabupaten Langkat dan gambaran umum Gugus Tugas Kota Layak Anak Kabupaten Langkat, gambaran umum Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Perempuan, Perlindungan Anak (PPKB dan PPA) Kabupaten Langkat sebagai leading sector (sektor pemimpin yang berperan sebagai penggerak bagi sektor-sektor lainnya) dalam Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) di Kabupaten Langkat. Hal tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.

3.1. Gambaran Umum Kabupaten Langkat 3.1.1. Letak Geografis

Geografi.Daerah Kabupaten Langkat terletak pada3o14’dan 4o13’ lintang utara, serta 93o51’ dan 98o45’ Bujur Timur dengan batas-batas sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatas dengan selat Malaka dan Prop. D.I.Aceh 2. Sebelah Selatan berbatas dengan Dati II Karo.

3. Sebelah Timur berbatas dengan Dati II Deli Serdang

4. Sebelah Barat berbatas dengan Dati D.I Aceh (Aceh Tengah)

Topografi. Daerah Tingkat II Langkat dibedakan atas 3 bagian:

(5)

- Dataran rendah dengan ketinggian 0 – 30 m diatas permukaan laut - Dataran Tinggi dengan ketinggian 30 – 1200 m diatas permukaan laut

Di daerah Kabupaten Langkat terdapat taman wisata Bukit Lawang sebagai obyek wisata, Taman Bukit Lawang ini terletak di kaki Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dengan udara sejuk oleh hujan trofis, dibukit Lawang ini terdapat lokasi rehabilitasi orang hutan (mawas) yang dikelola oleh WNF Taman Nasional gunung Leuser merupakan asset Nasional terdapat berbagai satwa yang dilindungi seperti: Badak Sumatera, Rusa, Kijang, Burung Kuau, siamiang juga terdapat tidak kurang dari 320 jenis burung, 176 binatang menyusui, 194 binatang melata, 52 jenis ampibi serta 3500 jenis species tumbuh-tumbuhan serta yang paling menarik adalah bunga raflesia yang terbesar di dunia.

Daerah Kabupaten Langkat adalah satu-satunya di Sumatera Utara yang mempunyai tambang minyak yang dikelola oleh Pertamina dan berada di kota PangkalanBerandanyangmenghasilkan:

a. Kapasitas CDU (MBCD) - Actual 0,51 (510Barrel/hari) - Discharged 0,50 (500 Barrel/hari).

b. Kapasitas CDU-II (MBCD) - Actual 4,69 (4690 Barrel/hari) - Discharged 4,50 (4500 Barrel/hari).

(6)

Disamping pertambangan minyak di Kabupaten Langkat juga terdapat Industri Gula yang dikelola oleh PTP IX Kwala madu serta banyak bahan-bahan tambang yang belum dikelola seperti Coal, Tras, Gamping Stone, Pasir Kwarsa dan lain-lain.

3.1.2 Penduduk

Berdasarkan angka hasil Sensus Penduduk tahun 2010, penduduk Kabupaten Langkat berjumlah 967.535 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar154,48 jiwa per Km2. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Langkat pada tahun 2010 dibandingkan tahu 2000 adalah sebesar 0,88 persen per tahun. Untuk tahun 2015 berdasarkan hasil proyeksi penduduk Kabupaten Langkat 1.013.385 jiwa.

Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Stabat yaitu sebanyak 86.217 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 792,07 jiwa per km2. Sedangkan penduduk paling sedikit berada di kecamatan Pematang Jaya sebesar 13.591 jiwa. Kecamatan Binjai merupakan kecamatan yang paling padat penduduknya dengan kepadatan 1.058,03 jiwa per Km2 dan Kecamatan Bahorok merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk terkecil yaitu sebesar 37,86 jiwa per Km2.

(7)

Berdasarkan hasil SP2000 penduduk Kabupaten Langkat mayoritas bersuku bangsa Jawa (56,87 persen), diikuti dengan suku Melayu (14,93 persen), Karo (10,22 persen), Tapanuli / Toba (4,50 persen), Madina (2,54 persen) dan lainnya (10,94 persen). Sedangkan agama yang dianut penduduk Kabupaten Langkat mayoritas agama Islam (90,00 persen), Kristen Protestan (7,56 persen), Kristen Katolik (1,06 persen), Budha (0,95 persen) dan lainnya (0,34 persen).

3.1.3 Sejarah singkat Kabupaten Langkat

Pada masa Pemerintahan Belanda, Kabupaten Langkat masih berstatus keresidenan dan kesultanan (kerajaan) dengan pimpinan pemerintahan yang disebut Residen dan berkedudukan di Binjai dengan Residennya Morry Agesten. Residen mempunyai wewenang mendampingi Sultan Langkat di bidang orang-orang asing saja sedangkan bagi orang-orang-orang-orang asli (pribumi) berada di tangan pemerintahan kesultanan Langkat. Kesultanan Langkat berturut-turut dijabat oleh :

1. Sultan Haji Musa Almahadamsyah 1865-1892

2. Sultan Tengku Abdul Aziz Abdul Jalik Rakhmatsyah 1893-1927 3. Sultan Mahmud 1927-1945/46

(8)

jabatan kepala kejuruan/Datuk harus dipegang oleh penduduk asli yang pernah menjadi raja di daerahnya.

Pemerintahan Kesultanan di Langkat dibagi atas 3 (tiga) kepala Luhak : 1. Luhak Langkat Hulu, yang berkedudukan di Binjai dipimpin oleh

T.Pangeran Adil. Wilayah ini terdiri dari 3 Kejuruan dan 2 Distrik yaitu: a. Kejuruan Selesai

b. Kejuruan Bahorok c. Kejuruan Sei Bingai d. Distrik Kwala e. Distrik Salapian

2. Luhak Langkat Hilir, yang berkedudukan di Tanjung Pura dipimpin oleh Pangeran Tengku Jambak/T.Pangeran Ahmad. Wilayah ini mempunyai 2 kejuruan dan 4 distrik yaitu :

a. Kejuruan Stabat b. Kejuruan Bingei c. Distrik Secanggang d. Distrik Padang Tualang e. Distrik Cempa

f. Distrik Pantai Cermin

3. Luhak Teluk Haru, berkedudukan di Pangkalan Berandan dipimpin oleh Pangeran Tumenggung (Tengku Djakfar). Wilayah ini terdiri dari satu kejuruan dan dua distrik.

(9)

c. Distrik Sei Lepan

Awal 1942, kekuasaan pemerintah Kolonial Belanda beralih ke Pemerintahan jepang, namun sistem pemerintahan tidak mengalami perubahan, hanya sebutan Keresidenan berubah menjadi SYU, yang dipimpin oleh Syucokan. Afdeling diganti dengan Bunsyu dipimpin oleh Bunsyuco Kekuasaan Jepang ini berakhir pada saat kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17-08- 1945.

Pada awal kemerdekaan Republik Indonesia, Sumatera dipimpin oleh seorang Gubernur yaitu Mr.T.M.Hasan, sedangkan Kabupaten Langkat tetap dengan status keresidenan dengan asisten residennya atau kepala pemerintahannya dijabat oleh Tengku Amir Hamzah, yang kemudian diganti oleh Adnan Nur Lubis dengan sebutan Bupati.

Pada tahun 1947-1949, terjadi agresi militer Belanda I, dan II, dan Kabupaten Langkat terbagi dua, yaitu Pemerintahan Negara Sumatera Timur (NST) yang berkedudukan di Binjai dengan kepala Pemerintahannya Wan Umaruddin dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedudukan di Pangkalan Berandan, dipimpin oleh Tengku Ubaidulah.

Berdasarkan PP No.7 Tahun 1956 secara administratif Kabupaten Langkat menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri dengan kepala daerahnya (Bupati) Netap Bukit.

(10)

1. Kewedanan Langkat Hulu berkedudukan di Binjai

2. Kewedanan Langkat Hilir berkedudukan di Tanjung Pura 3. Kewedanan Teluk Haru berkedudukan di Pangkalan Berandan.

Pada tahun 1963 wilayah kewedanan dihapus sedangkan tugas-tugas administrasi pemerintahan langsung dibawah Bupati serta Assiten Wedana (Camat) sebagai perangkat akhir.

Pada tahun 1965-1966 jabatan Bupati Kdh. Tingkat II Langkat dipegang oleh seorang Care Taher (Pak Wongso) dan selanjutnya oleh Sutikno yang pada waktu itu sebagai Dan Dim 0202 Langkat. Dan secara berturut-turut jabatan Bupati Kdh. Tingkat II Langkat dijabat oleh:

1. T. Ismail Aswhin 1967 – 1974 2. HM. Iscad Idris 1974 – 1979 3. R. Mulyadi 1979 – 1984

4. H. Marzuki Erman 1984 – 1989 5. H. Zulfirman Siregar 1989 – 1994 6. Drs. H. Zulkifli Harahap 1994 – 1998

7. H. Abdul Wahab Dalimunthe, SH 3-9-1998 s/d 20-2-1999 8. H. Syamsul Arifin, SE 1999-2009

9. Ngogesa Sitepu : 2009 s/d sekarang

(11)

1. Wilayah Pembangunan I (Langkat Hulu) meliputi - Kecamatan Bahorok dengan 19 desa

- Kecamatan Salapian dengan 22 desa - Kecamatan Kuala dengan 16 desa - Kecamatan Selesai dengan 13 desa - Kecamatan Binjai dengan 7 desa - Kecamatan Sei Bingai 15 desa

2. Wilayah Pembangunan II (Langkat Hilir) meliput - Kecamatan Stabat dengan 18 desa dan 1 kelurahan - Kecamatan Secanggang dengan 14 Desa

- Kecamatan Hinai dengan 12 desa

- Kecamatan Padang Tualang dengan 18 desa

- Kecamatan Tanjung Pura dengan 15 desa dan 1 kelurahan 3. Wilayah pembangunan III (Teluk Haru) meliputi

- Kecamatan Gebang dengan 9 desa - Kecamatan Brandan Barat dengan 6 desa

- Kecamatan Sei Lepan dengan 5 desa dan 5 kelurahan - Kecamatan Babalan dengan 5 desa dan 3 kelurahan - Kecamatan Pangkalan Susu dengan 14 desa 2 kelurahan - Kecamatan Besitang dengan 8 desa dan 3 kelurahan

(12)

Departemen yang kesemuannya merupakan pembantu-pembantu Bupati.Dalam melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan dan pembangunan.

3.1.4 Makna dan Arti Logo Kabupaten Langkat

Makna dan arti Logo Kabupaten Langkat dalam bentuk gambar adalah sebagai berikut :

1. Sebuah bintang bewarna emas dan kuning gading melambangkan dasar falsafah bangsa indonesia yaitu pancasila.

2. Perisai bewarna kuning gading dan dua buah bambu kuning melambangkan perjuangan rakyat bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan berdasarkan pancasila.

3. Untaian padi dan kapas (17 dan 18) melambangkan tanggal 17 bulan 8 tahun 1945 dan keseluruhannya melambangkan kesejahteraan bangsa indonesia.

4. Tapak sirih warna coklat muda dan perhiasannya melambangkan kebudayaan dan adat istiadat rakyat Kabupaten Langkat.

5. Sampan nelayan dengan layar warna coklat muda dan badannya warna hitam melambangkan bahwa daerah langkat berpantai luas rakyat

(13)

6. Keris bewarna putih dan gagangnya bewarna coklat tua melambangkan semangat patriotisme rakyat Langkat.

7. Pita bewarna merah dan tulisan “Kabupaten Langkat” bewarna putih melambangkan daerah Kabupaten Langkat.

Makna dan arti Logo Kabupaten Langkat dalam Warna adalah sebagai berikut : 1. Warna hijau melambangkan kemakmuran (Dasar Lambang).

2. Warna kuning emas melambangkan kebesaran jiwa dan kemurnian adat.

3. Warna kuning gading melambangkan kejayaan .

4. Warna merah melambangkan semangat yang menyala-nyala. 5. Warna biru melambangkan kecintaan dan kesetiaan pada tanah air. 6. Warna putih melambangkan lambang kesucian dan kemakmuran.

7. Warna coklat melambangkan kepribadian dan kesuburan tanah Langkat.

8. Warna hijau melambangkan kejujuran dan keteguhan.

3.1.5 Visi dan Misi Kabupaten Langkat

Visi RPJMD Kabupaten Langkat tahun 2014 - 2019 ialah : Terwujudnya masyarakat Kabupaten Langkat yang lebih maju, dinamis, sejahtera dan mandiri, berlandaskan aspek hukum, religius, kultural dan berwawasan lingkungan.

Misi dalam rangka pencapaian Visi Kabupaten Lagkat tahun 2014 – 2019 sebagai berikut :

(14)

2. Meningkatkan kualitas SDM (pendidikan, kesehatan dan sosial) yang berlandaskan iman dan taqwa serta pelestarian budaya ;

3. Memantapkan pembangunan perdesaan ;

4. Meningkatkan keimanan dan ketertiban wilayah melalui penegakkan supermasi hukum dan HAM ;

5. Meningkatkan ketersedian infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah ;

6. Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing ;

7. Memulihkan keseimbangan lingkungan dan menerapkan pembangunan berkelanjutan ;

3.2 Gambaran Umum Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak Kabupaten Langkat

Berdasarkan surat keputusan Bupati Langkat nomor : 463 – 37/K/2016 tentang Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak (KLA) Kabupaten Langkat, berikut ini adalah susunan keanggoatan Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak (KLA) Kabupaten Langkat.

PENGARAH : Bupati Langkat

Wakil Bupati Langkat

Ketua DPRD Kabupaten Langkat

(15)

Asisten Adm.Ekbang dan Sosial Kabupaten Langkat

KETUA : Kepala BAPPEDA Kabupaten

Langkat

WAKIL KETUA : Kepala BPKAD Kabupaten Langkat

SEKRETARIS : Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Perempuan, Perlindungan Anak Kabupaten Langkat

WAKIL SEKRETARIS : Kepala Bidang Perlindungan

Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Langkat

SUB GUGUS TUGAS PENGUATAN KELEMBAGAAN

KOORDINATOR : Kepala Inspektorat Kabupaten Langkat ANGGOTA : 1. Kepala Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kabupaten Langkat

2. Kepala Dinas Koperasi, UKM dan PMD Kabupaten Langkat

3. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Langkat

(16)

5. Kepala BKD Kabupaten Langkat 6. Kepala Kantor Kesbang Kabupaten

Langkat

7. Kepala Bagian Hukum Setda Kabupaten Langkat

8. Kepala Bagian Umum Setda Kabupaten Langkat

9. Kepala Bagian Tata Pemerintah Setda Kabupaten Langkat

10. Kepala Bagian Organisasi Setda Kabupaten

Langkat

11. Manajer PTPN II Kw.Bingai

12. Ketua APINDO Kabupaten Langkat 13. Ketua Forum Peduli Autis Kabupaten

Langkat

14. Ketua Forum Anak Kabupaten

Langkat

SUB GUGUS TUGAS HAK SIPIL DAN KEBEBASAN

KOORDINATOR : Kepala Bagian Tata Pemerintah Kabupaten Langkat

(17)

2. Kepala Dinas Pendapatan Kabupaten Langkat

3. Kepala Badan PMDK Kabupaten Langkat 4. Kepala Kantor Perpustakaan, Arsip dan

Dokumentasi Kabupaten Langkat

5. Kepala Kantor Satpol PP Kabupaten Langkat

6. Kepala Bagian Humas dan Informasi Setda Kabupaten Langkat

7. Kepala Bagian PDE dan Santel Setda Kabupaten Langkat

8. Kepala Sub Bidang PKH dan PPA Badan KB dan PP Kabupaten Langkat

9. Ketua PWI Kabupaten Langkat

SUB GUGUS TUGAS LINGKUNGAN KELUARGA DAN PENGASUHAN

ALTERNATIF

KOORDINATOR : Kepala Dinas Sosial Kabupaten Langkat

ANGGOTA : 1. Ketua Pengadilan Agama Kabupaten Langkat

2. Kepala KEMENAG Kabupaten Langkat

(18)

KB dan PP Kabupaten Langkat

SUB GUGUS TUGAS KESEHATAN DASAR DAN KESEJAHTERAAN

KOORDINATOR : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat

ANGGOTA : 1. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Langkat

2. Kepala Dinas PU Kabupaten Langkat

3. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Kabupaten Langkat

4. Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Langkat

5. Kepala Bagian Kesejahteraan Sosial Setda Kabupaten Langkat

6. Direktur RSUD Tanjung Pura

7. Kepala Bidang KESGA Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat

8. Ketua IDI Kabupaten Langkat 9. Ketua IBI Kabupaten Langkat

SUB GUGUS TUGAS PENDIDIKAN,PEMANFAAT WAKTU LUANG DAN

KEGIATAN SENI BUDAYA

(19)

ANGGOTA : 1. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat

2. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Langkat

3. Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Kabupaten Langkat

4. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Langkat

5. Kepala Kantor Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Langkat

6. Kepala PGRI Kabupaten Langkat 7. Ketua HIMPAUDI Kabupaten

Langkat

8. Ketua Kwartir Cabang Pramuka Kabupaten

Langkat

SUB GUGUS TUGAS PERLINDUNGAN KHUSUS

KOORDINATOR : Koordinator P2TP2A Kabupaten Langkat

ANGGOTA : 1. KAPOLRES Langkat

(20)

4. Kanit PPA POLRES Langkat 5. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Langkat 6. Kepala Badan Penanggulangan

Bencana

Daerah Kabupaten Langkat

7. Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat

Sesuai dengan keputusan Bupati Langkat gugus tugas tersebut bertugas : 1. Mengkoordinasikan berbagai upaya pengembangan KLA.

2. Menyusun RAD – KLA.

3. Melaksanakan Sosialisasi, Advokasi, dan Komunikasi pengembangan KLA.

4. Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan dalam RAD – KLA.

5. Melakukan evaluasi setiap akhir tahun terhadap pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan dalam RAD – KLA.

(21)

3.3 Gambaran Umum Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Perempuan, Perlindungan Anak (PPKB dan PPA) Kabupaten Langkat

Sebagai lembaga teknis, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Perempuan, Perlindungan Anak (PPKB dan PPA) Kabupaten Langkat merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menjadi unsur pendukung tugas Kepala Daerah. Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat yang dahulunya berbentuk Badan kini berubah bentuk menjadi dinas, sesuai dengan peraturan Bupati Langkat nomor 53 tahun 2016.

PPKB dan PPA Kabupaten Langkat mempunyai tugas yang bersifat spesifik dalam tiga urusan wajib yakni pengendalian jumlah penduduk, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan, keluarga berencana dan perlindungan anak .

3.3.1 Visi dan Misi Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat

Adapun visi dinas pengendalian penduduk, keluarga berencana dan perempuan, perlindungan anak (PPKB dan PPA) Kabupaten Langkat tahun 2014 – 2019 yaitu :

MEWUJUDKAN KELUARGA BERKUALITAS

(22)

Misi dinas pengendalian penduduk, keluarga berencana dan perempuan, perlindungan anak (PPKB dan PPA) Kabupaten Langkat tahun 2014 – 2019 yaitu :

1. Meningkatkan kualitas pelayanan keluarga berencana dan ketahanan keluarga

2. Meningkatkan ketersediaan data informasi keluarga

3. Meningkatkan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak Kedudukan Tugas dan Fungsi Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat

3.3.2 Kedudukan,Tugas dan Fungsi Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat Kedudukan Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat diatur dalam Peraturan Bupati Langkat nomor 03 tahun 2016 ialah sebagai berikut :

1. Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Perempuan, Perlindungan Anak merupakan unsur pelaksana urusan pemerintah yang menjadi Kewenangan daerah.

2. Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Perempuan , Perlindungan Anak di pimpin oleh Kepala Dinas Daerah yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

(23)

4. Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Perempuan, Perlindungan Anak menyelenggarakan fungsinya :

a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis dibidang Pengendalian Penduduk,Keluarga Berencana dan Perempuan,Perlindungan Anak ;

b. Pelaksana Kebijakan Bidang Pengendalian Penduduk,Keluarga Berencana dan Perempuan,Perlindungan Anak ;

c. Pelaksanaan evaluasi bidang Pengendalian Penduduk , Keluarga Berencana dan Perempuan, Perlindungan Anak ;

d. Pelaksana Administrasi Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Perempuan , Perlindungan Anak ; dan

e . Pelaksana fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas dan fungsinya.

Secara susunan organisasi Dinas Pengendalian Penduduk,keluargaBerencana dan Perempuan, Perlindungan Anak terdiri dari :

a. Kepala Dinas b. Sekretariat

c. Bidang Keluarga Berencana

e. Bidang Kualitas Hidup Perempuan,Ketahanan dan Kesejahteraan keluarga

(24)

h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Sekretaris sebagaimana dimaksud peraturan bupati langkat nomor 03 tahun 2016, membawahi :

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub Bagian Perencana dan Keuangan

Bidang Keluarga Berencana sebagaimana dimaksud pada peraturan bupati langkat nomor 03 tahun 2016 membawahi :

a. Seksi Fasilitas Pengelolaan Pelayaan KB

b. Seksi Pembinaan IMP dan Peningkatan Kesertaan KB

Bidang Pengendalian Pengendalian Penduduk, Advokasi dan Penggerakan sebagaimana dimaksud peraturan bupati langkat nomor 03 tahun 2016 membawahi :

a. Seksi Advokasi KIE dan penggerakan

b. Seksi Pengendalian Penduduk dan Informasi Keluarga

Bidang Kualitas Hidup Perempuan, Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga sebagaimana dimaksud peraturan bupati langkat nomor 03 tahun 2016 membawahi :

a. Seksi Kualitas Hidup Perempuan ,Data dan Informasi Gender b. Seksi Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga

Bidang Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak sebagaimana dimaksud peraturan bupati langkat nomor 03 tahun 2016, membawahi :

a. Seksi Perlindungan Hak Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak

(25)
(26)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang telah diperoleh melalui penelitian di lapangan dengan teknik wawancara dan observasi untuk dideskripsikan sebagai jawaban dari permasalahan yang sedang diteliti oleh peneliti. Data yang diperoleh tersebut terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan informan yang telah ditentukan sebelumnya, sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang memperkuat data primer. Adapun permasalahan utama yang akan disajikan dalam bab ini ialah implementasi pengembangan kebijakan kabupaten/kota layak anak (kla) di Kabupaten Langkat .

4.1 Pelaksanaan Wawancara

(27)

keterangan dari Stakeholder terkait termasuk masyarakat sebagai informan tambahan dalam penelitian ini.

Dalam melakukan wawancara ini ada beberapa tahap yang dilakukan oleh peniliti yaitu pertama membuat perjanjian dengan informan untuk melakukan wawancara. Pada tahapan wawancara ini membutuhkan waktu sekitar empat minggu, Hal ini disebabkan oleh kesibukan dari anggota tim gugus tugas KLA Kabupaten Langkat yang harus menyelesaikan serta menjalankan tugas mereka di masing-masing instansi yang mereka duduki. keinginan dari peneliti agar dapat melakukan observasi di lokasi penelitian agar dapat mendeskripsikan gambaran Implementasi Pengembangan Kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) Di Kabupaten Langkat. Kedua peneliti melakukan pengumpulan data sekunder berupa gambaran umum Kabupaten Langkat, demografi Kabupaten Langkat, Gugus Tugas KLA Kabupaten Langkat, gambaran umum dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat. yang didapatkan diawal wawancara berlangsung dan kelengkapan data pendukung terlaksananya program Implementasi Pengembangan Kabupaten Layak Anak diakhir penelitian berlangsung.

(28)

4.2 Karakteristik Informan

Karakteristik informan dalam penelitian tentang Implementasi Pengembangan Kabupaten Layak Anak di Kabupaten Langkat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dilapangan, maka jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak 10 orang yang dianggap memahami dan mengetahui secara jelas terkait tentang judul yang diangkat dalam penelitian ini, adapun karakteristik informan dalam penelitian ini berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat di tabel berikut:

Tabel 4.1. Karakteristik informan berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Presentase

1 Laki-Laki 4 40

2 Perempuan 6 60

Jumlah 10 100 %

Sumber data: Penelitian, 2017

(29)

Tabel 4.2. Karakteristik Informan Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Presentase

1 S2 3 30

2 S1 5 50

3 SMA 2 20

Jumlah 10 100

Sumber data: Penelitian, 2017

Berdasarkan data yang diperoleh diatas, dapat dilihat bahwa informan dalam penelitian ini baik informan kunci,informan utama maupun informan tambahan dalam penelitian ini tingkat pendidikan informan terdiri dari beragam tingkatan pendidikan diantaranya S2 sebanyak 30%, pendidikan S1 sebanyak 50%, dan tingkat pendidikan SMA sebanyak 20%.

Selanjutnya penulis akan menyajikan tabel terkait dengan pemahaman informan sesuai dengan klasifikasi golongan, dalam hal ini penulis menerima keterangan dari para informan sesuai dengan bidang atau jabatan mereka masing-masing. Adapun klasifikasi informan penelitian berdasarkan jabatan dapat dilihat di tabel dibawah ini:

Tabel 4.3. Karakteristik informan berdasakan jabatan

No Jabatan Jumlah Presentase

1 Kepala Dinas 1 10

2 Kepala Bidang 2 20

3 Kepala Subseksi 4 40

4 Ketua LSM/Organisasi Anak 2 20

(30)

Jumlah 10 100 % Sumber data: Penelitian, 2017

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa informan dalam penelitian ini berasal dari berbagai kalangan yang dianggap memahami secara jelas terkait dengan judul yang diangkat dalam penelitian ini. Berdasarkan klasifikasi informan dalam penelitian ini, maka informan dengan presentase terbanyak berasal dari kalangan kepala subseksi sebanyak 40 %, kemudian kepala bidang 20 %, Ketua LSM/Organisasi Anak 20%, masyarakat Kabupaten Langkat 20 % dan yang terakhir adalah kepala dinas 10 %. Kepala dinas hanya satu orang yang menjadi informan, dikarenakan kepala dinas tersebut merupakan leading sector dari pengembangan kebijakan kabupaten Layak Anak di Kabupaten Langkat.

4.3 Deskripsi Hasil Wawancara

Metode wawancara yang dipilih oleh penulis adalah tipe wawancara berstruktur, dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis menyusun daftar pertanyaan yang diajukan. Namun, di dalam prosesnya sendiri tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan.

(31)

Agustino dalam Dasar-Dasar Kebijakan Publik (2008:141) menjelaskan bahwa model pendekatan yang dirumuskan oleh Metter dan Horn disebut dengan a model of the policy implementation.

Proses implementasi ini merupakan sebuah abstraksi atau performansi suatu implementasi kebijakan yang pada dasarnya secara sengaja dilakukan untuk meraih kinerja implementasi kebijakan publik yang tinggi yang berlangsung dalam hubungan variabel. Model ini mengandaikan bahwa implementasi kebijakan berjalan secara linier dari keputusan politik yang tersedia, pelaksana, dan kinerja kebijakan publik.

Ada enam variabel menurut Metter dan Horn, yang mempengaruhi kinerja kebijakan publik tersebut adalah sebagai berikut (Agustino, 2008:142) ukuran dan tujuan kebijakan, sumberdaya, karakteristik agen pelaksana sikap atau kecenderungan komunikasi antarorganisasi, dan aktivitas pelaksana lingkungan ekonomi, sosial, dan politik.. Sudah sejauh mana penerapan kebijakan kabupaten layak anak di Kabupaten Langkat dapat ditinjau dari variabel-variabel tersebut yang akan dideskripsikan sesuai hasil wawancara dengan para informan. Adapun variabel implementasi kebijakan , yaitu :

4.3.1 Ukuran dan tujuan kebijakan

(32)

dilaksanakan di level warga, maka agak sulit memang merealisasikan kebijakan publik hingga titik yang dapat dikatakan berhasil.

Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) merupakan keikutsertaan Indonesia dalam komitmen dunia menciptakan Dunia Layak Anak. Seperti, seperti yang dipaparkan oleh Bapak Ir.Waluyo selaku divisi pelayanan anak P2TP2A Kabupaten Langkat bahwa :

Pada tahun 2002, Unicef melaksananakan kegiatan di New York dengan beberapa menteri waktu itu menghadiri suatu pertemuan para tokoh anak dan pejabat pemerintah dari seluruh dunia. Nah, disitu PBB melalui UNICEF mencanangkan suatu komitmen untuk membangun “A World Fit For Children”, dunia layak anak, pada tanggal 6-9 Mei 2002. Itu menjadi komitmen seluruh dunia. Artinya, mereka dianjurkan begitu pulang, agar

membangun negerinya itu menjadi negeri layak anak dimulai dari Kota/Kabupaten Layak Anak. Atas dasar itulah kemudian dikampanyekan, sehingga tentunya ini sangat positif. Kebijakan Kota Layak Anak ini secara nasional dimulai ketika PBB

melalui Komite Ad Hoc pada sesi khusus untuk anak membentuk dokumen “A World Fit For Children”, dunia yang layak anak. Semenjak itu, tahun 2006 Indonesia memulai komitmen mewujudkannya melalui kebijakan Kota Layak Anak.

(Hasil wawancara pada tanggal 07 Februari 2017)

Atas dasar tersebut kebijakan Kabupaten Layak anak mulai diterapkan di Indonesia melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia mengeluarkan peraturan menteri nomor 13 tahun 2011 tentang paduan pengembangan kabupaten/kota layak anak (KLA). Atas dasar peraturan tersebut seluruh Provinsi dan Kabupaten/Kota mulai menerapkan kebijakan Kabupaten/Kota layak anak.

(33)

H.Purnama Dewi Tarigan, SH selaku Kepala Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat yang menyatakan:

Pengembangan kebijakan KLA sudah berjalan sejak tahun 2012, ditahun tersebut dicanangkannya Kabupaten Langkat menjadiKabupaten menuju layak anak oleh Kementerian Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak RI. Jadi sejak itu gugus tugasnya sudah terbentuk, kemudian melakukan pembinaan dalam bentuk seminar KLA yang dihadiri oleh para petinggi SKPD se Kab.Langkat, penguatan tim fasilitatorKLA Kab.Langkat , sekaligus juga ada kegiatan pembinaan ditingkat desa/kelurahan layak anak dari tahun 2012 sampai sekarang.

(Hasil wawancara pada tanggal 09 Februari 2017)

Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Bapak Ir. Waluyo selaku Kepala Divisi Pelayanan Anak P2TP2A Kabupaten Langkat beliau mengatakan :

Jadi kebijakan KLA itu mulai dijalankan tahun 2010 di Indonesia , dan kemudian digerakkan tahun 2012 di Kabupaten Langkat, pada mulannya kabupaten langkat melalui instansinya yaitu badan kb dan pp kab. Langkat melakukan upaya untuk pelaksanaan kla, lalu didukung oleh SK bupati langkat,kemudian dilaksanakan oleh badan kb dan pp,

(Hasil wawancara pada tanggal 07 Februari 2017)

Sejak tahun 2012 hingga sekarang pengembangan kebijakan kabupaten layak anak sedang digalak-galakkan di kabupaten Langkat, melalui dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat sebagai leading sector beserta tim gugus tugas KLA yang diberi mandat oleh Bupati Langkat melalui surat keputusannya. Hal yang menjadi dasar dilaksanakaannya kebijakan KLA di Kabupaten Langkat selain adanya peraturan menteri no 13 tahun 2011 juga terdapat beberapa aturan lain sebagaimana yang disampaikan oleh Ibu Mimi Wardani Lubis, S.STP,M.AP selaku KABID Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak, beliau mengatakan :

(34)

peraturan menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI berkaitan dengan Juklak dan jukhnis tentang pengembangan KLA. Di Kabupaten Langkat sendiri belum ada Peraturan daerah yang fokus terhadap Kebijakan Kabupaten Layak Anak. Namun atas pedoman dan intruksi dari pusat dan pemerintah provinsi, Kabupaten Langkat sudah melakukan pembentukan terhadap instrumen-instrumen penting dalam mensukseskan program KLA yaitu antara lain dengan terbentuknya tim gugus tugas KLA Kabupaten Langkat, Forum Anak Kabupaten hingga ke tingkat desa , dan Penghunjukan dan Penetapan Desa/ Kelurahan Yang Mengembangkan Desa/ Kelurahan Layak Anak di Kabupaten Langkat.

(Hasil wawancara pada tanggal 09 Februari 2017)

Beliau juga menambahkan bahwa kebijakan Kabupaten Layak anak ini sangat baik bagi pembangunan berbasis manusia di Kabupaten Langkat, dalam keterangannya beliau menyampaikan :

Kebijakan ini sangat bagus, jika kebijakan ini berjalan sesuai dengan perencanaan dan dilaksanakan oleh seluruh SKPD terkait, karena pada dasarnya pengembangan kebijakan KLA ini tidah cukup hanya dilaksanakan oleh dinas PPKB dan PPA Kab, Langkat saja melainkan seluruh SKPD maupun lembaga yang berkaitan dengan pemenuhan hak-hak anak dan berkaitan dengan kluster hak-hak anak. Kalau semua ini dilaksanakan dengan baik, maka kedepannya pembangunan akan berjalan dengan baik.

(Hasil wawancara pada tanggal 09 Februari 2017)

Atas kerjasama yang dijalankan oleh Dinas PPKB dan PPA sebagai leading sector dan seluruh tim gugus tugas yang terdiri dari beberapa perwakilan SKPD pada tahun 2013 Kabupaten Langkat mendapatkan penghargaan sebagai Kabupaten Layak anak tingkat Pratama. Sesuai yang disampaikan oleh Ibu Dewi Purnama Tarigan, SH selaku Kepala dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat, beliau menyatakan :

(35)

Bupati, kemudian kita mempunyai Peraturan daerah Kab.Langkat nomor 03 tahun 2013 yang berkaitan dengan perlindungan anak kemudian fasilitas umum yang ramah terhadap anak, dari beberapa poin penilaian pada saat tim verifikasi dari pusat menilai kita, nilai kita tinggi di kluster kelembagaan. Sehingga di tahun 2013 kita mendapatkan penghargaan tersebut.

(Hasil wawancara pada tanggal 09 Februari 2017)

Kluster kelembagaan merupakan poin penting dalam keberhasilan Kabupaten Langkat mencapai penghargaan layak anak. Namun masih terdapat beberapa kluster yang juga merupakan poin penting dalam KLA salah satunya ialah kluster hak sipil dan kebebasan yang berkaitan dengan pengumpulan data anak di Kabupaten Langkat yang tercantum dalam peraturan menteri KPP dan PPA nomor 13 tahun 2010 tentang petunjuk tekhnis Kabupaten/Kota Layak Anak. Fakta di lapangan tiap SKPD mempunyai argumentasi dan dasar hukum sendiri terkait anak. Di Dinas PPKB dan PPA sendiri mempunyai sistem data anak melalui BPS, Data SKPD dan Kecamatan hingga Desa, seperti yang disampaikan Ibu Mimi Wardani Lubis, S.STP,M.AP selaku KABID Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak, beliau mengatakan :

Jadi kita menggunakan sistem pengumpulan data dua arah, yang pertama kita mengambil data yang telah tersedia di BPS kab.Langkat, dan juga kita mengambil data dari dinas-dinas terkait di Kab. langkat ,dan juga dari tingkat kelurahan/desa melalui kecamatan, hanya saja yang menjadi permasalahan saat ini ialah sulitnya mengkoordinasikan beberapa kecamatan yang sering tidak mengirimkan data yang sudah kita minta jauh-jauh hari. Kita lebih banyak menggunakan data dari BPS data yang dari bawah hanya sekedar data pembanding saja.

(Hasil wawancara pada tanggal 09 Februari 2017)

(36)

mencari informasi terkait pengumpulan sistem data anak di Kabupaten Langkat melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Langkat.

Bapak Ahmad Dian Fakhruzy S.STP,M.AP selaku KABID Pencatatan Sipil Disdukcapil Kabupaten Langkat mengatakan :

Pendataan di Dukcapil itu, anak didata berdasarkan permohonan, artinya ketika keluarga ingin memasukkan anaknya ke kartu keluarga harus terlebih dahulu melakukan permohonan sesuai administratif dan ketentuan dari Disdukcapil. Dan mengenai keterpilahan data anak dapat dilihat dari kartu keluarga, jadi data tanggal lahir anak itu tertera, jadi dapat dipilah mana yang masih usia anak dan sudah tidak lagi usia anak, yang namanya anak menurut definisi dukcapil dibawah 18 tahun itu dikatakan masih anak, kami kan database dan data itu bisa berubah-berubah perhari, dikarenakan setiap orang terutama yang berusia 17-18 tahun kan tiap hari ada yang berulang tahun. Kalau di dukcapil sendiri kevalidan data kami pun teruji dikarenakan langsung oleh masyarakat melaporakan terkait data anaknya.

(Hasil wawancara pada tanggal 13 Februari 2017)

Data anak Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Langkat memang selalu updatating dikarenakan anak yang baru lahir sudah harus mengurus akte kelahiran yang merupakan syarat administratif kependudukan. Beliau juga menambahkan bahwa :

Program akte kelahiran sudah gratis sesuai dengan undang-undang nomor 24 tahun 2013 sudah dinyatakan gratis jadi tidak ada pungutan baik dari perda bentuk resmi maupun tidak, jadi masyarakat dianjurkan untuk datang dan mengurus langsung ,jangan melalui orang lain yang mengurusinya dikhawatirkan orang lain tersebut memintah upah biaya transport dan biaya makannya sehingga terjadinya pembiayaan. Berikut prosedu dan syarat administratif pengurusan akte kelahiran :

Prosedur :

1. isi form folmulir

2, laporan dari pelapor, pelapor bisa dari keluraga atau orang tua langsung

Syarat administratif :

1, surat kelahiran dari bidan atau rumah sakit

2. fotokopi buku nikah atau akte perkawinan orang tua 3.fotokopi ktp orang tua suami istri

(37)

(Hasil wawancara pada tanggal 13 Februari 2017)

Semua kepengurusan akte dan administrasi kependudukan lainnya sudah di gratiskan, maka dari itu diharapkan kepada masyarakat untuk mengurusinya secara langsung. Saat ini juga akte kelahiran merupakan syarat wajib untuk seorang anak untuk bersekolah. Maka dari itu melalui KABID Pencatatan Sipil Disdukcapil mengatakan :

95 % anak-anak di Kabupaten Langkat sudah memiliki akte

kelahiran.

(Hasil wawancara pada tanggal 13 Februari 2017)

Berkaitan dengan hak dasar anak yaitu pemberian akte kelahiran pemerintah sudah mengupayakan agar anak-anak mendapatkan haknya secara gratis dan mudah. Namun problematika anak-anak di Kabupaten Langkat bukan hanya persoalan akte kelahiran saja melainkan persoalan yang berkaitan dengan anak terlantar dan anak berkebutuhan khusus, seperti yang disampaikan oleh Ibu Elida Fitri Khairuna Lbs, S.Psi selaku Kepala Seksi Pencegahan Dan Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial Kabupaten Langkat, beliau mengatakan :

Problematika yang berkaitan dengan anak terlantar dan anak difabel, anak korban kekerasan juga menjadi tugas dinas sosial jika sudah masuk ke ranah hukum dan polres membutuhkan pendampingan terhadap korban biasanya menggunakan jasa peksos (Pekerja Sosial).

(Hasil wawancara pada tanggal 17 Februari 2017)

(38)

Sebenarnya yang menjadi masalah yang fenomenal itu ialah keluarga, yaitu permasalahan pola asuh keluarga, keluarga yang tidak peduli,keluarga yang lemah ,keluarga yang tidak menjalankan tugas dan fungsinya sebagai orang tua sehingga lalai dalam pengawasan anak-anaknya makanya itu hal yang menjadi awal terjadinya kasus kekerasan. Kemudian tentang ketahanan keluarga yang berkaitan dengan ekonomi keluarga yang mengarah ke faktor kemiskinan. Karena atas dasar kemiskinan banyak orang tua yang meninggalkan anak-anaknya untuk bekerja keluar negeri, sehingga mereka menitipkan anak-anak nya dengan saudara terdekat, sehingga anak tersebut kurang pengawasan dari orang tuanyya dan rentan menjadi korban kekerasan .

(Hasil wawancara pada tanggal 09 Februari 2017)

Jadi memang problematika anak itu tidak ada habisnya, baik yang terjadi di dalam kelarga maupun dilingkungan masyarakat. Kabupaten yang layak anak tentunya harus fokus dan tanggap terhadap beberapa persoalan yang menyangkut tumbuh kembang dan perlindungan anak , Pemerintah Kabupaten Langkat terus berupaya agar selalu memberikan penanganan yang terbaik terhadap persoalan-persoalan yang menimpa anak, seperti yang disampaikan Ibu Lisa Helmina Sihaloh S.Psi selaku Kasi Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kabupaten Langkat, beliau mengatakan :

penanganan anak disabilitas tidak ada yang terlalu khusus , kita hanya kepada pemberian bantuan, seperti pemberian alat-alat sekolah . Kalau penangan untuk anak terlantar, jika ada laporan kita pantau dahulu ,kita disini juga ada peksos (Pekerja Sosial) perpanjangan tangan dari kemensos yang tugasnya memberikan pembinaan. Kalau penganan anak terlantar kita harus assesment awal, kita cari tahu dulu identitas si anak terlantar ini, jika masih terdapat orang tua nya kita akan kembalikan ke orang tuannya, jika tidak ada orang tua atau sanak keluarganya kita akan arahkan anak tersebut ke panti.

(39)

4.3.2 Sumberdaya

Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia. Manusia merupakan sumberdaya yang terpenting dalam menentukan suatu keberhasilan proses implementasi. Tahap- tahap tertentu dari keseluruhan proses implementasi menuntut adanya sumberdaya manusia yang berkualitas sesuai dengan pekerjaan yang diisyaratkan oleh kebijakan yang telah ditetapkan secara politik. Tetapi ketika kompetensi dan kapabilitas dari sumberdaya-sumberdaya itu nihil, maka kinerja kebijakan publik sangat sulit untuk diharapkan. Tetapi di luar sumberdaya manusia, sumberdaya-sumberdaya lain yang perlu diperhitungkan juga, ialah sumberdaya finansial dan sumberdaya waktu. Karena, mau tidak mau ketik sumberdaya manusia yang kompeten dan kapabel telah tersedia sedangkan kucuran dana melalui anggaran tidak tersesia, maka menjadi perosalan pelik untuk merealisasikan apa yang hendak dituju oleh kebijakan publik.

Demikian pula halnya dengan sumberdaya waktu, saat sumberdaya manusia giat bekerja dan kucuran dana berjalan dengan baik, tetapi terbentur dengan persoalan waktu yang terlalu ketat, maka hal ini pun dapat menjadi penyebagian ketidakberhasilan implementasi kebijakan.

Berkaitan dengan pemenuhan hak-hak anak di kabupaten Langkat masih ditemukan beberapa kelemahan-kelemahan yang berkaitan dengan pemahaman Sumberdaya manusia tersebut terhadap KLA sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Ir. Waluyo selaku Kepala Divisi Pelayanan Anak P2TP2A Kabupaten Langkat beliau mengatakan :

(40)

sehingga kebijakan ini kuat di kabupaten, namun menjadi lemah ketika diimplementasikan di tingkat kelurahan dan desa. Ditambah lagi sering sekali terjadi perpindahan dan pemutasian yang terjadi di lingkungan kepegawaian suatu instansi, sehingga itu menjadi persoalan bagi tim gugus tugas , dari hal tersebut menjadi dasar sulitnya terkadang komunikasi dan koordinasi dalam pemenuhan hak-hak anak.

(Hasil wawancara pada tanggal 07 Februari 2017)

Dari pernyataan diatas, artinya bahwa pemahaman konsep kebijakan KLA sendiri belum merata di tatanan pimpinan SKPD dan pimpinan wilayah dari kecamatan hingga desa. Namun terdapat pernyataan yang berbeda dari oleh Ibu H.Purnama Dewi Tarigan, SH selaku Kepala Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat yang menyatakan :

Saat ini sudah semakin membaik, kalau dahulu yang menjadi kendala adalah persoalan adalah ketika anggota tim gugus tugas KLA yang dimutasi ,sehingga harus megadvokasi orang baru lagi, tapi sekarang sudah banyak yang sudah paham, karena memang dalam mengembangkan program KLA ini , Impelementor dari SKPD yaitu manusiannya harus memahami dahulu baru programnya berjalan . saat ini sudah banyak pegawai dari SKPD yang menjadi Tim Gugus Tugas KLA memahami konsep pembangunan yang berkaitan dengan hak-hak anak.

(Hasil wawancara pada tanggal 09 Februari 2017)

Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa saat ini leading sector KLA yaitu Dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat sedang mengupayakan agar seluruh SKPD dan pimpinan wilayah dari tingkat kecamatan hingga desa dapat memahami dan menerapkan kebijakan KLA di masing-masing institusi.

Berkaitan dengan penganggaran , tidak akan berjalan suatu program tanpa difasilititasi oleh kekuatan dari segi finansial, hal tersebut disampaikan Ibu Mimi Wardani Lubis, S.STP,M.AP selaku KABID Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak, beliau mengatakan :

(41)

juga sedikit. Kita juga memperjuangkan agar ditahun depan anggaran berkaitan dengan pengembangan KLA bisa naik, beberapa anggota dprd Kab.langkat juga sudah banyak yang paham tentang KLA Jadi untuk pengembangan KLA setiap tahunnya 300 juta jika dirincikan anggaran sebagai berikut : anak, dan pembinaan turun ke desa dan kelurahan)

57 Juta

Lain- lain 53 Juta

(Hasil wawancara pada tanggal 09 Februari 2017)

Dengan anggaran 300 juta dari APBD Kabupaten Langkat yang digunakan untuk menjalankan kebijakan KLA dalam satu tahun di Kabupaten Langkat dinilai masih sangat minim dikarena jarak antara 23 kecamatan yang sangat jauh. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Langkat melalui dinas PPKB dan PPA terus berkoordinasi dengan DPRD Kabupaten Langkat demi meningkatkan anggaran yang di arahakan kan untuk kebijakan KLA. Dalam melakukan advokasi dan sosialisasi terkait pengembangan KLA, Pemerintah Kabupaten Langkat mempunyai target agar Kabupaten Langkat menjadi Kabupaten Layak Anak sesuai dengan yang disampaikan Ibu Dewi Purnama Tarigan, SH selaku Kepala dinas PPKB dan PPA Kabupaten Langkat, beliau menyatakan :

(42)

kita dapat memberikan pemahaman terkait kepada masyarakat Intinya Kabupaten berhak menjadi layak anak jika, kecamatan nya sudah layak anak, sama juga halnya jika kecamatan berhak menjadi layak anak jika desa dan kelurahannya sudah layak anak.

(Hasil wawancara pada tanggal 09 Februari 2017) 4.3.3 Karakteristik agen pelaksanan

Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal dan organisasi informal yang akan terlibat pengimplementasian kebijakan publik. Hal ini sangat penting karena kinerja kebijakan (publik) akan sangat banyak dipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat serta cocok dengan para agen pelaksananya. Selain itu, cakupan atau luas wilayah implementasi kebijakan perlu juga diperhitungkan manakala hendak menentukan agen pelaksana. Semakin luas cakupan implementasi kebijakan, maka seharusnya semakin besar pula agen yang dilibatkan.

Berkaitan dengan agen pelaksana atau implementor kebijakan KLA di Kabupaten Langkat sudah dibentuk melalui SK Bupati Kabupaten Langkat mengenai Tim Gugus Tugas KLA seperti yang disampaikan Ibu Mimi Wardani Lubis, S.STP,M.AP selaku KABID Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak, beliau mengatakan :

Jadi memang di dalam gugus tugas itu seluruh dinas atau lembaga tergabung, namun jika ditanyakan dinas yang aktif dalam mengimplementasikan KLA itu hanya dinas-dinas yang berkaitan dengan pelayanan dasar , seperti dinas sosial,dinas kesehatan, dinas pendidikan, dinas catatan sipil,PPKB dan PPA , dinas PMD, BAPPEDA, Kemenag dan beberapa instansi lainnya.

(Hasil wawancara pada tanggal 09 Februari 2017)

(43)

ditanya tentang keaktifan, hanya instansi yang berkaitan dengan pelayanan dasar saja yang aktif dalam melaksanakan kebijakan KLA. Berikut susunan pengurus/tim gugus tugas KLA Kabupaten Langkat :

PENGARAH : Bupati Langkat

SUSUNAN TIM GUGUS TUGAS KLA KABUPATEN ANGKAT

Wakil Bupati Langkat

Ketua DPRD Kabupaten Langkat

PENANGGUNGJAWAB : Sekretaris Daerah Kabupaten Langkat

Asisten Adm.Ekbang dan Sosial Kabupaten Langkat

KETUA : Kepala BAPPEDA Kabupaten

Langkat

WAKIL KETUA : Kepala BPKAD Kabupaten Langkat

SEKRETARIS : Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Perempuan, Perlindungan Anak Kabupaten Langkat WAKIL SEKRETARIS : Kepala Bidang Perlindungan

Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Langkat

SUB GUGUS TUGAS PENGUATAN KELEMBAGAAN

KOORDINATOR : Kepala Inspektorat Kabupaten Langkat ANGGOTA : 1. Kepala Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kabupaten Langkat

2. Kepala Dinas Koperasi, UKM dan PMD Kabupaten Langkat

3. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Langkat

(44)

Langkat

5. Kepala BKD Kabupaten Langkat 6. Kepala Kantor Kesbang Kabupaten

Langkat

7. Kepala Bagian Hukum Setda Kabupaten Langkat

8. Kepala Bagian Umum Setda Kabupaten Langkat

9. Kepala Bagian Tata Pemerintah Setda Kabupaten Langkat

10. Kepala Bagian Organisasi Setda Kabupaten

Langkat

11. Manajer PTPN II Kw.Bingai

12. Ketua APINDO Kabupaten Langkat 13. Ketua Forum Peduli Autis Kabupaten

Langkat

14. Ketua Forum Anak Kabupaten

Langkat

SUB GUGUS TUGAS HAK SIPIL DAN KEBEBASAN

KOORDINATOR : Kepala Bagian Tata Pemerintah Kabupaten Langkat

ANGGOTA : 1. Kepala Dinas dan Catatan Sipil Kabupaten Langkat

2. Kepala Dinas Pendapatan Kabupaten Langkat

3. Kepala Badan PMDK Kabupaten Langkat 4. Kepala Kantor Perpustakaan, Arsip dan

Dokumentasi Kabupaten Langkat

5. Kepala Kantor Satpol PP Kabupaten Langkat

(45)

Kabupaten Langkat

7. Kepala Bagian PDE dan Santel Setda Kabupaten Langkat

8. Kepala Sub Bidang PKH dan PPA Badan KB dan PP Kabupaten Langkat

9. Ketua PWI Kabupaten Langkat

SUB GUGUS TUGAS LINGKUNGAN KELUARGA DAN PENGASUHAN

ALTERNATIF

KOORDINATOR : Kepala Dinas Sosial Kabupaten Langkat ANGGOTA : 1. Ketua Pengadilan Agama Kabupaten

Langkat

2. Kepala KEMENAG Kabupaten Langkat

3. Ketua TP-PKK Kabupaten Langkat 4. Kepala Sub Bidang PM dan KK Badan

KB dan PP Kabupaten Langkat

SUB GUGUS TUGAS KESEHATAN DASAR DAN KESEJAHTERAAN

KOORDINATOR : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat

ANGGOTA : 1. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Langkat

2. Kepala Dinas PU Kabupaten Langkat

3. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Kabupaten Langkat

4. Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Langkat

5. Kepala Bagian Kesejahteraan Sosial Setda Kabupaten Langkat

6. Direktur RSUD Tanjung Pura

(46)

Kabupaten Langkat

8. Ketua IDI Kabupaten Langkat 9. Ketua IBI Kabupaten Langkat

SUB GUGUS TUGAS PENDIDIKAN,PEMANFAAT WAKTU LUANG DAN

KEGIATAN SENI BUDAYA

KOORDINATOR : Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat

4. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Langkat

5. Kepala Kantor Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Langkat

6. Kepala PGRI Kabupaten Langkat 7. Ketua HIMPAUDI Kabupaten Langkat

8. Ketua Kwartir Cabang Pramuka Kabupaten

Langkat

SUB GUGUS TUGAS PERLINDUNGAN KHUSUS

KOORDINATOR : Koordinator P2TP2A Kabupaten Langkat

ANGGOTA : 1. KAPOLRES Langkat

(47)

5. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat 6. Kepala Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Kabupaten Langkat

7. Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat

Dari data susunan kepengurusan tersebut dapat dilihat bahwa seluruh SKPD dan Stakeholder yang berkaitan dengan anak sudah dilibatkan untuk mensukseskan penerapan kebijakan KLA di Kabupaten Langkat. Namun fakta dilapangan masih terdapat beberapa kendala dan hambatan, sesuai yang disampaikan Ibu Sri Mahyuni S.K.M, M.K.M selaku kepala seksi kesehatan keluarga, beliau mengatakan :

Hambatannya adalah mengenai mutasi pegawai, KLA ini kan kebijakan yang bisa dibilang baru, bisa juga tidak karena sejak tahun 2012 berlakunya, namun seiring berjalannya waktu, ketika salah satu tim gugus tugas di pindahkan ke instansi lain, menyebabkan intansi tersebut kehilangan orang yang paham terkait KLA, sehingga harus memulainya dari nol lagi. Tidak ada sistem kaderisasi maupun sosialisasi yang lebih mendalam untuk masing-masing SKPD agar memahami inti dan tujuan KLA.

(Hasil wawancara pada tanggal 28 Februari 2017)

(48)

S.STP,M.AP selaku KABID Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak, beliau mengatakan :

Kendalanya utamanya itu berkaitan dengan SDM, karena kan fokus kita saat ini adalah ke wilayah desa dan kelurahan, masih banyak kepala desa dan lurah yang belum paham. Ditambah lagi persoalan anggaran, kalau untuk wilayah administratif desa mungkin tidak ada kendala terkait anggaran dikarenakan adanya dana desa, akan tetapi kelurahan masih terdapat kendala dalam segi anggaran.

(Hasil wawancara pada tanggal 09 Februari 2017)

Dari pernyataan diatas, dapat dismpulkan bahwa persoalan pengimplementasian KLA ini bukan hanya ditataran SKPD saja melainkan juga wilayah. Contohnya pelaksanaan kebijakan kecamatan layak anak, tentunya camat selaku pimpinan tertinggi di kecamatan mengintruksikan agar masing-masing kelurahan dan desa dapat menerapkan kebijakan tersebut di wilayah kelurahan dan desa. Kita tahu bahwa setelah adanya UU Desa nomor 6 tahun 2014 menjadikan desa otonom dan berdaya serta membuat desa mempunyai anggaran sendiri. Sehingga dalam penerapan KLA dinilai mudah untuk mensinergiskan program tersebut karena ketersedian anggaran. Namun yang menjadi persoalan adalah wilayah kelurahan yang mempunyai anggaran terbatas sehingga akan sulit untuk menerapkan kebijakan tersebut dengan maksimal.

4.3.4 Sikap atau Kecendrungan

(49)

hasil formulasi warga setempat yang mengenal betul persoalan dan permasalahan yang mereka rasakan.

Tetapi kebijakan yang akan implementor laksanakan adalah kebijakan ”dari atas” (top-down) yang sangat mungkin para pengambil keputusannya tidak pernah mengetahui (bahkan tidak mampu menyentuh) kebutuhan, keinginan, atau permasalahan yang warga ingin selesaikan.

Salah satu unsur pendukung dari KLA ialah tersedianya wadah partisipasi anak yang bernama Forum Anak. Forum anak sendiri merupakan wadah organisasi yang didalamnya terdapat seluruh elemen anak. Hadirnya forum anak menjadikan anak-anak mempunyai wadah penyalur aspirasinya. Sesuai yang disampaikan oleh adinda Juari selaku Ketua Forum Anak Kabupaten Langkat, beliau mengatakan :

Melalui forum Anak, kami telah dilibatkan dalam musrenbang kabupaten , melalui forum musrenbang kami menyampaikan aspirasi kami berkaitan dengan sarana prasarana penunjang anak, alhamdulillah ketika pada tahun 2013 kami mulai mengikuti musrenbang kami meminta agar dibuatkan taman bermain anak yang terletak di ibukota kabupaten dan terwujud di tahun 2014. Kami sangat apresiasi kepada Pemkab Langkat dan DPRD kabupaten Langkat yang peduli terhadap kebutuhan anak.

(Hasil wawancara pada tanggal 14 Februari 2017)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa peran musrenbang sendiri juga sangat optimal dalam mensukseskan kebijakan KLA. Pemerintah Kabupaten langkat juga sudah tanggap terkait partisipasi anak dalam pembangunan, dengan mengikut sertakan forum anak dalam musrenbang itu saja sudah menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam mensukseskan kebijakan KLA.

(50)

menyentuh tentang ibu dan anak. Hal tersebut disampaikan oleh Ibu Sumiati,S.Sos selaku Kepala Bidang Sosial Budaya BAPPEDA Kabupaten Langkat ,beliau mengatakan :

BAPPEDA sendiri selaku ketua tim gugus tugas bertugas untuk mengkoordinasikan SKPD agar dapat menerapkan kebijakan kabupaten layak anak. Dengan agenda pertemuan yang kami rancang 3 bulan sekali dan mengintruksikan kepada seluruh SKPD untuk membuat program maupun kegiatan yang menyentuh kesejahteraan ibu dan anak

(Hasil wawancara pada tanggal 14 Februari 2017)

(51)

RENCANA AKSI DAERAH KABUPATEN LANGKAT

UNTUK KABUPATEN LAYAK ANAK

PER INSTANSI/ DINAS/ KANTOR/ UNIT

NO INSTANSI/DINAS/KANTOR HAL YANG HARUS DILAKUKAN

1. DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATPIL - Membuat Perda Akte Kelahiran Gratis untuk anak

- Mempertimbangkan/ mengintegrasikan suara/pendapat anak dalam proses penyusunan Perda

- Menyediakan anggaran untuk pemenuhan hak-hak anak

- Memiliki data terpilah anak yang diperbaharui setiap tahun

- Memberlakukan pembebasan kutipan akta kelahiran bagi anak

- Mengurangi pernikahan usia anak, dengan melakukan upaya antara lain dalam bentuk: sosialisasi, advokasi, pemberian konsultasi pra-pernikahan, dan/atau sanksi terhadap pelaku pelanggaran (orang tua, pemuka agama dan pejabat publik yang menikahkan).

- Membuat MoU dengan IBI dan IDI dalam hal memberikan formulir data isian akte kelahiran kepada Bidan dan Dokter untuk mempermudah proses pembuatan akte kelahiran bagi anak.

2. DINAS KESEHATAN - Membuat Perda KIBLA

- Mempertimbangkan/ mengintegrasikan suara/pendapat anak dalam proses penyusunan Perda

- Menyediakan anggaran untuk pemenuhan hak-hak anak

- Mendukung Staf/ tenaga kesehatan untuk terlatih KHA (Konvensi Hak Anak)

- Mendata lembaga layanan tumbuh kembang dan perlindungan anak dan jumlah anak yang mengakses lembaga tersebut

- Membuat pojok ASI dan daerah bebas asap rokok di tempat atau layanan kesehatan

- Memiliki data terpilah anak yang diperbaharui setiap tahun

- Melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan angka kematian bayi - Melakukan upaya pencegahan dan

(52)

balita

- Mempromosikan pemberian asi eksklusif - Membuat pojok asi

- Menetapkan 10 Puskesmas untuk dijadikan Puskesmas Ramah Anak setiap tahunnya. - Membuat pelayanan 1 pintu khusus

pelayanan kesehatan bagi anak di Puskesmas-puskesmas dan Rumah Sakit Umum

3. DINAS P DAN P - Membuat Perda tentang pendidikan anak

- Mempertimbangkan/ mengintegrasikan suara/ pendapat anak dalam proses penyusunan Perda

- Menyediakan anggaran untuk pemenuhan hak-hak anak

- Memfasilitasi forum anak baik tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa

- Mendukung Staf/ tenaga pendidik untuk terlatih KHA (Konvensi Hak Anak)

- Mendata lembaga layanan tumbuh kembang dan perlindungan anak dan jumlah anak yang mengakses lembaga tersebut

- Membuat daerah bebas asap rokok di lingkungan sekolah atau tempat pendidikan lainnya

- Memiliki data terpilah anak yang diperbaharui setiap tahun

- Menetapkan 64 sekolah baik sekolah SD, SMP dan SMA untuk dijadikan sebagai Sekolah Ramah Anak setiap tahunnya. - Melakukan pembinaan kepada Forum

Anak Kabupaten dan Forum Anak Kecamatan Se-Kabupaten Langkat.

- Menginisiasi peraturan tentang larangan anak sekolah untuk merokok

- Menginisiasi peraturan tentang kawasan bebas rokok demi kepentingan anak

- Melakukan pendataan terhadap PAUD - Menyediakan data angka partisipasi

sekolah (APS) dan angka partisipasi kasar (APK) atau angka partisipasi murni (APM)

- Membuat Surat Keputusan (SK) sekolah ramah anak setiap tahunnya

- Mengupayakan adanya rute aman dan selamat ke sekolah

- Menetapkan 64 sekolah baik sekolah SD, SMP dan SMA untuk dijadikan sebagai Sekolah Ramah Anak setiap tahunnya. - Melakukan pembinaan kepada Forum

(53)

Kecamatan Se-Kabupaten Langkat.

4. BAPPEDA - Membuat Perda tentang pemenuhan hak

anak

- Mempertimbangkan/ mengintegrasikan suara/pendapat anak dalam proses penyusunan Perda

- Menyediakan anggaran untuk pemenuhan hak-hak anak

- Melibatkan forum anak dalam proses penyusunan, perencanaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan daerah

- Mendukung Staf/ Petugas untuk terlatih KHA (Konvensi Hak Anak)

- Mendata lembaga layanan tumbuh kembang dan perlindungan anak dan jumlah anak yang mengakses lembaga tersebut

- Mendukung membuat pojok ASI dan bebas asap rokok di tempat umum atau tempat layanan umum

- Memiliki data terpilah anak yang diperbaharui setiap tahun

5. BADAN KB DAN PP - Membuat Perda tentang perlindungan anak - Mempertimbangkan/ mengintegrasikan

suara/pendapat anak dalam proses penyusunan Perda

- Menyediakan anggaran untuk pemenuhan hak-hak anak

- Memfasilitasi forum anak baik tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa

- Mendukung Staf/ Petugas untuk terlatih KHA (Konvensi Hak Anak)

- Mendata lembaga layanan tumbuh kembang dan perlindungan anak dan jumlah anak yang mengakses lembaga tersebut

- Memiliki data terpilah anak yang diperbaharui setiap tahun.

- Menyediakan layananan konsultasi bagi orangtua/ keluarga dalam pengasuhan dan perawatan anak

- Mengupayakan tersedianya data jumlah anak korban kekerasan

- Membuat MoU dengan pihak radio yang ada di Kabupaten Langkat untuk mensosialisasikan Kabupaten Layak Anak kepada masyarakat dengan program acara rutin setiap minggunya dari masing-masing dinas.

(54)

Forum Anak Kecamatan Se-Kabupaten Langkat serta melakukan pembinaan. 6. DINAS PERINDUSTRIAN DAN

PERDAGANGAN

- Membuat Perda atau kebijakan tentang perlindungan anak, contoh pengawasan makanan bagi anak

- Mempertimbangkan/ mengintegrasikan suara/pendapat anak dalam proses penyusunan Perda

- Menyediakan anggaran untuk pemenuhan hak-hak anak

- Mengusahakan adanya keterlibatan dunia usaha dalam upaya tumbuh kembang dan perlindungan anak, dan mendata bentuk dukungan serta melihat apakah berkelanjutan atau tidak

7. DINAS KOPERASI, UKM DAN PMD - Mengusahakan adanya keterlibatan dunia usaha dalam upaya tumbuh kembang dan perlindungan anak, dan mendata bentuk dukungan serta melihat apakah berkelanjutan atau tidak

8. KANTOR SOSIAL - Mengusahakan adanya keterlibatan dunia

usaha dalam upaya tumbuh kembang dan perlindungan anak, dan mendata bentuk dukungan serta melihat apakah berkelanjutan atau tidak

- menyediakan layanan anak di luar asuhan keluarga

- Mengupayakan program pencegahan dan penanganan anak yg terlibat dalam bentuk-bentuk pekerjaan terburuk anak

9. DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

- Mengusahakan adanya keterlibatan dunia usaha dalam upaya tumbuh kembang dan perlindungan anak, dan mendata bentuk dukungan serta melihat apakah berkelanjutan atau tidak

- Membuat Perda atau kebijakan tentang perlindungan anak, seperti kebijakan pencegahan penggunaan tenaga kerja anak - Mengupayakan program pencegahan dan

penanganan anak yg terlibat dalam bentuk-bentuk pekerjaan terburuk anak

10. KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP, DAN DOKUMENTASI

- Memberikan Fasilitas berupa pojok baca, taman cerdas, perpustakaan, layanan informasi daerah, dan sebagainya, yang menyediakan informasi sesuai kebutuhan dan usia anak, termasuk informasi penanggulangan bencana pada anak.

(55)

tidak perlu mengeluarkan biaya/bebas bea untuk setiap pelayanan reguler seperti kartu

anggota atau langganan penggunaan/peminjaman; penyebaran lokasi merata menjangkau setiap pelosok; sudah memperhatikan kebutuhan anak, termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan anak dari kelompok rentan lainnya seperti kelompok miskin, minoritas, korban bencana, atau terasing.

- Memisahkan koleksi buku dewasa dengan dengan anak. Jumlah koleksi yang layak anak juga harus memadai sesuai kategorinya, dapat dikategorikan sesuai dengan usia anak/tingkat sekolah. Rasio kecukupan judul dan jumlah buku yang tinggi sangat diharapkan.

- Menjelaskan perkembangan judul buku dan jumlah buku yang ditampung

- Perpustakaan keliling harus bergerak secara rutin mengikuti jadual tertentu yang menjangkau pelosok-pelosok

- Melakukan kunjungan mobil pintar di 23 Kecamatan setiap bulannya.

- Pemberian bantuan rak buku dan buku-buku kepada desa-desa yang telah mengajukan proposal ke Kantor Perpustakaan, arsip dan dokumentasi setiap tahunnya.

- Pemberian bantuan rak buku dan buku di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat dan untuk Taman Bacaan di MABMI

11. BAGIAN HUMAS & INFORMASI - Turut Memberitahukan perkembangan informasi bagi anak

- Memberikan akses gratis publik dengan media tertentu (papan/dinding surat kabar reguler, pusat dokumentasi terbitan dan sejenisnya yang memang disediakan untuk publik).

- Layanan internet gratis

12. BAGIAN TATA PEMERINTAHAN - Menyediakan anggaran untuk pemenuhan hak-hak anak

13. BAGIAN HUKUM - Membantu proses pengesahan rancangan

peraturan daerah tentang perlindungan anak

14. DINAS PERTANIAN - Melakukan upaya pencegahan dan

penanggulangan kekurangan gizi pada balita

(56)

15. DINAS PERIKANAN - Melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan kekurangan gizi pada balita

16. DINAS PU - Membuat taman bermain anak di

Kompleks Lemtabah di Kabupaten Langkat.

- Membangun Perpustakaan dan tempat penitipan Anak di Kompleks Lemtabah Kabupaten Langkat

17. BADAN LINGKUNGAN HIDUP - Membuat program penghijauan untuk anak - Membuat lingkungan yang bersih di Desa/

Kelurahan yang ditetapkan sebagai Desa/ Kelurahan layak anak

18. DINAS PERHUBUNGAN - Membuat zona aman/ selamat sekolah di tiap-tiap sekolah yang berada dijalan protokol disetiap kecamatan di Kabupaten Langkat.

19. DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

- Mengupayakan tersedianya media ekspresi bagi anak yang berada diluar sekolah 20. DINAS PERTAMANAN - Mengupayakan tersedianya media ekspresi

bagi anak yang berada diluar sekolah

21. DINAS OLAHRAGA - Mengupayakan tersedianya media ekspresi

bagi anak yang berada diluar sekolah 22. BADAN PENANGGULANGAN

BENCANA DAERAH

- Melakukan mekanisme penanggulangan bencana pada anak yang memperhatikan kepentingan anak

23. BADAN PMDK - Mensosialisasikan Desa/Kelurahan Layak

Anak kepada seluruh Desa/ Kelurahan yang ada di Kabupaten Langkat

- Menyediakan anggaran untuk pemenuhan hak-hak anak

24. SELURUH CAMAT SE-KAB. LANGKAT - Menetapkan Desa/ Kelurahan di Kecamatan secara bertahap menjadi Desa/ Kelurahan layak anak

Sumber : BAPPEDA KAB.LANGKAT

(57)

Di Dinas PPKB dan PPA sendiri program kita yaitu Pelatihan Fasilitator KLA untuk anggota tim gugus tugas KLA, Penguatan Forum Anak Kabupaten Langkat ,Penilaian Kelurahan/Desa Layak Anak dan Seminar KLA untuk jajaran pemerintah Kabupaten Langkat dan masyarakat, kemudian agenda Rapat Tim Gugus Tugas KLA.

(Hasil wawancara pada tanggal 09 Februari 2017)

Berkaitan dengan program atau kegiata yang dilakukan Dinas,Badan, maupun Kantor yang berkaitan dengan KLA sudah dirumuskan melalui RAD- KLA. Adapun program yang mereka rumuskan atau rencanakan harus sesuai dengan kluster hak anak. Sama hal nya yang disampaikan oleh Ibu Sri Mahyuni S.K.M, M.K.M selaku kepala seksi kesehatan keluarga, beliau mengatakan :

Dinas Kesehatan kabupaten Langkat masuk ke bagian tim gugus tugas KLA sebagai koordinator di kluster kesehatan dasar dan kesejahteraan , tentunya kami fokus terhadap dunia kesehatan anak. Melalui keputusan kepala dinas kesehatan kabupaten Langkat Puskemas ramah anak sudah diterapkan di 3 desa yang ada di Kabupaten Langkat yaitu puskesmas karangrejo, sambirejo dan puskesmas stabat. Provinsi mensupport program ini dalam bentuk bantuan kita sendiri dalam bentuk pendampingan, pendamping-pendamping kitapun sudah dilatih oleh pihak provinsi. Puskesmas yang ramah anak adalah puskesmas yang dilengkapi dengan ruangan bermain anak, kawasan bebas rokok, ruang sanitasi. Kegiatan Lokakarya dan pertemuan bidan setiap 3 bulan sekali

Kegiatan perencaan persalinan pencegahan dan konsultasi kepada ibu-ibu hamil agar mereka siaga dan tanggap Motivator MKIA jadi kita memberdayakan kader , ibu pkk, posyandu dan PLKB program sinergitas untuk kesehatan ibu dan anak Program lanjutan kita juga ingin mengintegrasikan posyandu dengan PAUD kelas ibu dan balita sehingga terwujudnya puskesmas kategori mandiri.

(Hasil wawancara pada tanggal 28 Februari 2017)

Gambar

Tabel 4.1. Karakteristik informan berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.2. Karakteristik Informan Berdasarkan Pendidikan
Tabel. 1.1
Gambar 1.1 Kebijakan Publik Ideal Menurut Riant Nugroho
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ditunjukan bahwa pengembangan objek wisata di Kabupaten Langkat khususnya pada Masjid Azizi belum mengalami perkembangan yang maksimal, baik dari

BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri atas gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi hasil penelitian yaitu Pemanfaatan Lahan oleh Masyarakat

Hasil dan analisis penelitian dalam bab ini meliputi deskripsi objek penelitian, gambaran umum responden, analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh kualitas produk,

Dalam bab ini berisi tentang Penyajian Data yang terdiri dari Deskripsi umum objek penelitian, yang meliputi: deskripsi lokasi penelitian, deskripsi konselor, deskripsi

Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara dan juga sekaligus sebagai Dosen Penasehat Akademik Penulis yang telah banyak

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... Lokasi Penelitian ... Struktur Organisasi ... Tugas dan Kewajiban Balai Pemasyarakatan Klas II Madiun ... Jumlah Pegawai Balai

dari Deskripsi umum objek penelitian yang meliputi: deskripsi lokasi penelitian, deskripsi konselor, deskripsi siswa, deskripsi masalah, dan selanjutnya yaitu

Deskripsi umum objek penelitian membahas tentang setting penelitian yang meliputi deskripsi lokasi, konselor, konseli, dan masalah, Deskripsi proses pelaksanaan Bimbingan