• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Nilai Persahabatan Dalam Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata: Pendekatan Sosiosastra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Nilai Persahabatan Dalam Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata: Pendekatan Sosiosastra"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN I

Sinopsis Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata

Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata berisi cerita tentang kehidupan Ikal dan sahabat-sahabatnya di Belitong. Ikal adalah pencerita dalam novel tersebut, sedangkan Arai adalah saudara jauhnya yang menjadi yatim piatu ketika masih kecil. Ikal memanggil Arai dengan nama Simpai Keramat karena dalam keluarganya, Arai adalah orang terakhir yang masih hidup. Jimbron adalah sahabat Arai dan Ikal yang sangat terobsesi dengan kuda dan gagap bila sedang antusias terhadap sesuatu atau ketika gugup. Ketiganya melewati kisah persahabatan yang terjalin dari kecil hingga mereka bersekolah di SMA Negeri di Magai, SMA pertama yang berdiri di Belitong bagian timur.

Ikal, Arai, dan Jimbron harus bekerja sebagai kuli di pelabuhan ikan pada dini hari untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun, mereka tetap gigih belajar sehingga selalu berada dalam peringkat lima teratas dari 160 murid di sekolahnya, kecuali Jimbron. Sekolah mereka merupakan SMA negeri pertama yang bergengsi di Belitong, sebelumnya satu-satunya SMA yang terdekat berada di Tanjung Pandan. Sekolah tersebut berada 30 kilometer dari rumah Ikal dan Arai sehingga mereka harus menyewa rumah di sekitar daerah tersebut.

Selama masa SMA, banyak kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh Arai, Ikal, dan Jimbron. Mereka pernah mengejek Pak Mustar pada saat upacara bendera di pagi hari sehingga Pak Mustar marah dan mengejar mereka. Mereka juga pernah menyusup ke bioskop yang tidak mengizinkan anak sekolah masuk untuk menonton film dewasa. Pak Mustar mengetahui hal tersebut sehingga Arai, Ikal, dan Jimbron diberi hukuman keesokan harinya.

Ikal mulai bersikap pesimis. Dia sempat memarahi Jimbron saat mereka dihukum membersihkan kamar mandi sekolah. Ikal meluapkan emosinya terhadap Jimbron karena Jimbron selalu bercerita tentang kuda. Ikal ingin Jimbron membuka pikiran tentang hal-hal yang lain. Jimbron menangis saat Ikal memarahinya, melihat hal itu, Ikal pun akhirnya minta maaf dan Jimbron berjanji tidak akan bercerita tentang kuda lagi.

(2)

bersemangat seperti biasanya. Sering bolos sekolah sehingga prestasinya menurun. Saat penerimaan rapor, Ikal merasa kecewa dan malu kepada dirinya sendiri karena dia merasa telah mempermalukan ayahnya. Setelah penerimaan rapor, Arai memarahi Ikal karena Arai juga kecewa terhadapnya. Ikal akhirnya mengejar ayahnya dan meminta maaf atas kelakuannya. Mulai saat itu, Ikal bersikap optimis seperti semula.

Jimbron pernah menghadapi masa-masa yang buruk. Saat capo, orang kaya setempat, mendatangkan Kuda dari Australia. Jimbron ingin sekali mendekati kuda tersebut, tetapi kuda-kuda itu hanya dipertunjukkan sementara. Jimbron tidak semangat lagi bekerja dan sering diam. Tidak tega melihat sahabatnya seperti itu, Arai diam-diam bekerja pada capo, pemilik kuda tersebut, agar bisa meminjam kuda miliknya satu hari saja. Akhirnya, kuda yang paling bagus milik capo dapat ia pinjam dan Arai membawa kuda tersebut ke rumah sewa mereka. Arai mengizinkan Jimbron untuk menungganginya. Jimbron sangat senang dan menunggangi kuda tersebut keliling pasar dan berhenti di tempat kerja Laksmi.

Arai memang penuh dengan kejutan, ia bahagia jika sahabatnya bahagia. Di balik kebahagiaan itu, Arai menyimpan rasa cinta terhadap Zakiah Nurmala, wanita yang Arai sukai sejak masuk SMA. Zakiah Nurmala tidak pernah membalas cinta Arai. Padahal, Arai selalu melakukan berbagai hal agar Zakiah Nurmala menerima cintanya. Saat itu, giliran Ikal untuk memecahkan masalah Arai. Ikal mengajak Arai untuk mendatangi rumah Bang Zaitun, penyanyi sekaligus ahli percintaan. Arai menceritakan kisah cintanya kepada Bang Zaitun dan Bang Zaitun membantunya dengan mengajari Arai bermain gitar. Arai berusaha terus untuk memainkan lagu yang akan ia bawakan saat hari ulang tahun Nurmala. Walaupun gagal, Arai tetap mencobanya hingga kedua kalinya Arai mencoba dan berhasil membuat Zakiah Nurmala tersenyum.

(3)

Selama di Jakarta, mereka luntang-lantung mencari pekerjaan, namun akhirnya Ikal menjadi pegawai pos dan Arai pergi ke Kalimantan untuk bekerja sambil kuliah. Kadang-kadang, Ikal rindu kepada Arai dan Jimbron. Ikal berhasil membiayai kuliahnya di Universitas Indonesia hingga menjadi sarjana ekonomi, sedangkan Arai belajar biologi di Kalimantan.

(4)

LAMPIRAN II Biografi Pengarang

Andrea Hirata lahir dengan nama Aqil Barraq Badruddin Seman Said Harun. Beliau adalah lulusan S-1 Ekonomi Universitas Indonesia. Setelah menyelesaikan studi S-1 di Universitas Indonesia, ia bekerja di kantor pusat PT Telkom. Ia berasal dari Pulau Belitung, Provinsi Bangka Belitung. Hasil karya Andrea Hirata antara lain: Laskar Pelangi (2005), Sang Pemimpi (2006), Edensor (2007), Maryamah Karpov, Padang Bulan & Cinta di

Dalam Gelas (2010), Sebelas Patriot (2011), Laskar Pelangi Song Book (2012).

Andrea Hirata mendapat beasiswa program magister di Universitas Sheffield Hallam, Britania Raya. Tesis Hirata di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari universitas tersebut dan ia lulus cum loude. Tesis itu telah diadaptasikan ke dalam Bahasa Indonesia dan merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai referensi ilmiah.

Penghargaan yang telah ia dapatkan, antara lain: Winner of Buch Awards Germany 2013, Winner of New York Book Festival 2013 (general fiction category),

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2000. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Bakar, Muhammad Syahir Abu dkk. 2013. ”Perspektif Aristotle dan Al-Ghazali Terhadap Konsep Persahabatan”. Jurnal Hadhari (Online). www.ukm.my/jhadhari. Diakses pada Tanggal 04 Desember 2014.

Escarpit, Robert. 2005. Sosiologi Sastra. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Hirata, Andrea. 2013. Sang Pemimpi. Yogyakarta: Bentang.

Hufad, Achmad dan Sofyan Sauri. 2007. Ilmu dan Aplikasi Ilmu. Bandung: Imperial Bhakti Utama.

Kurth, Suzanne dkk. 1970. Friendship as a Social Institution. Chicago: Aldine Pub. Luxemburg, Jan van dkk. 1992. Pengantar Ilmu Sastra. (Diterjemahkan oleh Dick

Hartoko). Jakarta: Gramedia.

Parmini, Ni Kadek dkk. 2014. ”Analisis Nilai-Nilai Pendidikan pada Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata”. e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia (Online). www.portalgaruda.org. Diakses pada Tanggal 24

Maret 2015.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2002. Kritik Sastra Indonesia Modern. Yogyakarta: Gama Media.

Rangkuti, Listi M. 2009. ”Sang Pemimpi Novel Karya Andrea Hirata: Analisis

Sosiosastra”. (Skripsi). Medan: Fakultas Sastra USU.

Rasman. 2013. ”Analisis Nilai-Nilai Pendidikan pada Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata”. Jurnal (Online). www.portalgaruda.org. Diakses pada

(6)

Ratna, Nyoman K. 2003. Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo.

Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi (Diterjemahkan oleh Sugihastuti dan Irsyad). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugono, Dendy. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi ke-4). Jakarta: Pusat Bahasa.

Tantawi, Isma. 2014. Bahasa Indonesia Akademik. Bandung: Citapustaka Media. Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Varia, Anies K. 2011. ”Problem Sosial Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya

Ananta Toer (Tinjauan Sosiologi Sastra dan Nilai Pendidikan)”. Tesis (Online).

www. facebook.com/groups/sastrafibusu/?ref=browser. Diakses pada Tanggal

24 Maret 2015.

Waluyo, Herman J. dkk. 2012. ”Analisis Stilistika dan Nilai Pendidikan Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy”. Basastra Jurnal Penelitian Bahasa,

Sastra Indonesia dan Pengajarannya (Online).

www.facebook.com/groups/sastrafibusu/ ?ref=browser. Diakses pada Tanggal

24 Maret 2015.

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan (Diterjemahkan Melani Budianta). Jakarta: Gramedia.

Wicaksono, Andri. 2014. Pengkajian Prosa Fiksi. www.garudhawaca.web.id. Diakses pada Tanggal 24 Maret 2015.

(7)

Blog:

http://en.wikipedia.org/wiki/Friendship. Diakses pada Tanggal 24 April 2015.

http://en.wikipedia.org/wiki/Andrea_Hirata. Diakses pada Tanggal 24 April 2015.

(8)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode ini berfungsi mendeskripsikan nilai persahabatan pada dalam novel secara sistematis dan akurat dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra, yakni pendekatan dalam menganalisis karya sastra dengan mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan dan berupaya untuk menemukan keterjalinan antara pengarang, pembaca serta kondisi sosial budaya dalam karya sastra.

Bahan Analisis

Judul : Sang Pemimpi Pengarang : Andrea Hirata Penerbit : Bentang Tahun : 2013

Tebal : vii+248 Halaman

Warna : Hijau, Abu-abu, Kuning, Putih, dan Hitam Ukuran : 20,5 cm

Desain Sampul : Budi Gugi dan Kuswanto

(9)

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi perpustakaan. Studi perpustakaan merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan buku sebagai objek penelitian. Menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis ataupun elektronik. Berikut ini adalah bagan studi perpustakaan yang digunakan oleh penulis/peneliti.

Skema Studi Pustaka

Setelah data dikumpulkan dengan studi pustaka maka dilanjutkan dengan metode heuristik dan metode hermeneuristik untuk meneliti novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Metode heuristik dan hermeneuristik merupakan metode yang bermanfaat karena dengan metode tersebut, data yang dikumpulkan lebih detil.

Metode heuristik sejalan dengan metode hermeneuristik. Metode heuristik merupakan metode dengan membaca karya sastra berdasarkan struktur bahasanya. Hal-hal yang perlu dipahami dalam novel adalah konvensi-konvensi bahasanya yang digunakan pengarang dalam menyampaikan pesan. Kemudian dilanjutkan dengan metode hermeneuristik. Metode hermeneuristik merupakan metode yang digunakan

(10)

dalam meneliti novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata yaitu dengan membaca novel tersebut kemudian memahami konvensi-konvensi yang berlaku, terutama konvensi sastra dan sosiologis yang terkandung dalam novel tersebut (Tantawi, 2014:61).

3.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif merupakan metode yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang ada terlebih dahulu kemudian disusun secara analisis. Analisis data dilakukan setelah data-data dikumpulkan dari novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Data yang dimaksud adalah data-data yang terkait

dengan nilai persahabatan dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Penelitian difokuskan pada data yang berupa kalimat dari pernyataan-pernyataan tokoh dan gambaran perwatakan tokoh dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata.

(11)

BAB IV

UNSUR-UNSUR INTRINSIK NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

4.1 Tokoh dan Perwatakan

Tokoh merupakan individu rekaan yang memerankan sebuah cerita dengan perwatakan yang berbeda-beda. Menurut Saad (dalam Pradopo 2002:79), perwatakan dapat dianalisis dari lukisan bentuk lahir atau jasmani tokoh dan analisis watak secara langsung, lukisan jalan pikiran atau apa yang melintas dalam pikiran tokoh, reaksi terhadap peristiwa, lukisan sekitar tokoh, dan reaksi-reaksi pelaku lain terhadap tokoh. Tokoh-tokoh yang berperan dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata antara lain:

1. Aku (Ikal)

Tokoh Aku (Ikal) adalah tokoh utama dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Watak yang dimiliki tokoh Ikal antara lain: suka menolong, dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, dan jujur terhadap diri sendiri. Selain itu, Ikal digambarkan memiliki semangat yang luar biasa untuk menggapai cita-citanya dengan mengorbankan kebebasan masa mudanya. Ikal harus bekerja untuk membiayai sekolahnya supaya tidak memberatkan beban orang tuanya. Berikut ini adalah kutipan yang menggambarkan watak yang dimiliki Ikal.

Pikirku kami akan menghibahkan tabungan kami untuk Mak Cik. Mengingat kesulitan Mak Cik, aku tak keberatan. (SP:34).

(12)

Ikal sebagai tokoh utama digambarkan memiliki sifat yang baik hati. Ia dapat merasakan apa yang orang lain rasakan. Ikal merasa sedih melihat sepupu jauhnya, Arai, yang telah yatim piatu. Bahkan, Arai adalah orang terakhir dari keturunannya sehingga Arai disebut sebagai Simpai Keramat. Sifat tersebut tergambar pada kutipan di bawah ini.

Di perjalanan, aku tak banyak bicara karena hatiku ngilu mengenang nasib malang yang menimpa sepupu jauhku itu. (SP:19).

Ikal dan sahabat-sahabatnya harus bekerja sambil sekolah untuk membiayai hidup mereka sendiri. Mereka bersemangat dan menikmati pekerjaan mereka demi menggapai cita-cita, terutama Ikal. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.

Aku, Arai, dan Jimbron, memilih sebuah pekerjaan yang sangat bergengsi sebagai tukang pikul ikan di dermaga. Profesi yang sangat elite itu disebut kuli ngambat. Kami dengan sengaja memilih profesi itu karena memungkinkan untuk dikerjakan sambil sekolah. (SP:56-57).

Jujur terhadap diri sendiri merupakan hal yang tidak mudah bagi semua individu, namun dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata, Ikal digambarkan sebagai seseorang yang berani jujur terhadap dirinya sendiri sehingga ia mampu menyadari perbuatannya yang dapat merugikan orang lain. Kejujuran tersebut dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.

Pagi-pagi sekali, aku dan Arai telah menunggu ayahku dengan harapan yang tipis dia akan datang. Kami maklum jika Ayah enggan bersusah payah, berangkat pagi buta dari Gantong menuju Magai, mengayuh sepeda sejauh 30 kilometer, melewati dua bukit dan padang sabana, hanya untuk meraup abu ke mukanya sendiri karena ulah anaknya. (SP:140).

(13)

dimiliki Ikal semakin melemahkan semangatnya. Tergambar dari kutipan di bawah ini.

Kini, aku telah menjadi pribadi yang pesimistis. Malas belajar. Berangkat dan pulang sekolah, lariku tak lagi deras. Hawa positif dalam tubuhku menguap dibawa hasutan-hasutan yang melemahkan diriku. (SP:134).

Pesimis merupakan sikap buruk yang mampu membuat manusia menjadi picik dan mengganggap segalanya tidak akan mampu berubah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tokoh Ikal sebagai tokoh utama digambarkan memiliki kepribadian yang baik terhadap sesamanya, namun ia dapat berubah menjadi pesimis terhadap dirinya sendiri.

2. Arai

Arai adalah tokoh yang dihadirkan pengarang sebagai sepupu jauh Ikal sekaligus sahabat terdekat Ikal. Tokoh Arai memiliki sifat setia kawan dan rela berkorban demi temannya. Berikut ini adalah kutipan yang menunjukkan sifat Arai.

Arai adalah saudara sekaligus sahabat terbaik buatku. (SP:25).

Selama aku mengenal Arai, sejak kami masih sangat kecil dulu, satu hal utama dalam kepribadiannya adalah dia sangat setia kawan dan rela berkorban apa pun selama dia mampu demi kawan. (SP:182).

Tokoh utama yang menceritakan perjalanan hidupnya bersama Arai, mengakui bahwa Arai merupakan pribadi yang suka memberi kejutan kepada sahabatnya atau orang yang ia sayangi, selalu ingin tahu, dan mencoba hal-hal baru. Berikut ini adalah kutipan yang menggambarkan sifat Arai.

Aku mengerti Arai sering merahasiakan sesuatu karena senang memberi kejutan, aku juga paham kalau dia terobsesi untuk hidup mandiri dengan caranya sendiri.... (SP:230).

(14)

Arai memiliki sifat nakal. Kenakalan yang dilakukan oleh Arai, dapat dilihat dari caranya yang suka mempermalukan Taikong Hamim dan Pak Mustar. Arai mempermalukan Taikong Hamim karena Taikong Hamim sering menyiksa anak-anak dengan cara yang keras, sedangkan Pak Mustar dipermalukan karena sifat Pak Mustar yang dibenci oleh para siswa. Hal tersebut tergambar dari kutipan di bawah ini.

Maka dengan segala cara, kami berusaha membalas Taikong. Otak pembalasan ini, tentu saja ide Arai. Cara yang paling aman sehingga paling sering dipraktikkan Arai adalah mengucapkan amin dengan sangat tidak tuma’ninah, tidak santun. (SP:52).

Celakanya, beberapa siswa yang terlambat justru mengejek Pak Mustar. Mereka meniru-nirukan pidatonya. Pemimpin para siswa yang berkelakukan seperti monyet sirkus itu tak lain Arai. (SP:5).

Dari kutipan di atas, tergambar sifat Arai yang suka mempermalukan orang yang tidak disukainya. Arai digambarkan bisa memimpin teman-temannya dan dia mampu memengaruhi orang-orang sekitarnya untuk melakukan hal-hal tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Arai memiliki karakteristik yang unik. Keunikan tersebut tergambar dari sifatnya yang rela berkorban demi temannya, setia kawan, suka memberi kejutan kepada orang yang dia sayangi, mampu memengaruhi orang lain, dan nakal atau suka mempermalukan orang yang tidak dia sukai.

3. Jimbron

Tokoh Jimbron dihadirkan sebagai sahabat Ikal dan Arai. Jimbron adalah seseorang yang gagap ketika dia sedang panik ataupun bersemangat. Hal yang membuat Jimbron bersemangat adalah segala hal yang berhubungan dengan kuda. Berikut ini adalah kutipan yang menggambarkan tokoh Jimbron.

(15)

kuda, dia langsung tahu jenis kelaminnya. Tak ada satu pun hal lain yang menarik di dunia ini bagi Jimbron selain kuda. (SP:50).

Jimbron bukan hanya digambarkan sebagai pecinta kuda, tapi Jimbron juga menyukai seorang gadis yang bernama Laksmi. Laksmi seorang yang tidak mudah tersenyum sehingga Jimbron selalu berusaha untuk membuat Laksmi bahagia dan menunjukkan senyumannya kepada Jimbron. Berikut ini adalah kutipan novel yang menunjukkan perjuangan Jimbron untuk membuat Laksmi tersenyum.

Setiap Minggu pagi, Jimbron menghambur ke pabrik cincau. Dengan senang hati, dia relawan membantu Laksmi. Tanpa diminta, dia mencuci kaleng-kaleng mentega Palmboom, wadah cincau jika isinya telah kosong.... Jika pembeli sepi, Jimbron mulai beraksi. Bukan untuk merayu atau menyatakan menjadi cinta, bukan, sama sekali bukan, melainkan untuk menghibur Laksmi. (SP:69).

Tokoh Jimbron memiliki sifat yang lugu dan polos. Sifatnya yang lugu dan polos tergambar dari caranya menerima hukuman dari Taikong Hamim dan Pak Mustar. Jimbron selalu menikmati dan sedikit pun tidak merasa terbeban dengan hukuman apa pun yang diberikan padanya. Hal tersebut tergambar dari kutipan di bawah ini.

Suatu hari, Taikong Hamim marah besar sebab di meja Jimbron berserakan gambar kuda dan tak ada lembar kosong di buku agamanya selain lukisan kuda. Jimbron disuruh maju ke tengah madrasah.... Namun, bukannya malu, Jimbron malah senang bukan main dengan hukuman itu. (SP:52).

Maka menerima hukuman apa pun dari Pak Mustar, Jimbron ikhlas saja. Disuruh berakting, ya, dia berakting sebaik mungkin, tak ada alasan untuk main-main.... Semuanya dia jalani dengan sepenuh jiwa.... (SP:118).

(16)

juga dengan kecintaannya terhadap kuda. Jimbron tahu semua yang berhubungan dengan kuda dan sangat bersemangat jika bercerita tentang kuda.

4. Pak Mustar

Pak Mustar adalah salah satu tokoh antagonis yang digambarkan dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Pak Mustar atau Mustar M. Djai’din B.A. dihadirkan sebagai guru kejam atau keras dalam mendidik dan sangat disiplin di SMA Negeri di Magai. Berikut adalah kutipan novel yang menunjukkan sifat Pak Mustar.

Pak Mustar menyandang semua julukan seram yang berhubungan dengan tata cara lama yang keras untuk menegakkan disiplin. (SP:4). Orangtua murid dikumpulkan di aula dengan nomor kursi besar-besar, sesuai peringkat anaknya. Nomor itu juga dicantumkan dalam undangan. Bukan Pak Mustar namanya kalau tak keras seperti itu. Maka, pembagian rapor dapat menjadi ajang membanggakan bagi sebagian orangtua sekaligus memalukan bagi lainnya. (SP:80).

Kutipan di atas menunjukkan sikap keras Pak Mustar dengan mempermalukan sebagian murid yang mendapatkan peringkat bawah. Hal positif dari perlakuan Pak Mustar tersebut yaitu anak-anak yang prestasinya kurang, akan sadar bahwa yang dipertaruhkan adalah wajah orangtuanya sendiri.

Pak Mustar digambarkan sebagai tokoh yang kejam terhadap murid-muridnya, tapi sebenarnya dia sangat perhatian kepada murid-muridnya. Dia tidak ingin mereka menjadi patah semangat atau kehilangan cita-cita. Hal tersebut tergambar dalam kutipan di bawah ini.

Suara Pak Mustar berat penuh sesal. Dia memang garang, tapi semua orang tahu bahwa sesungguhnya dia penuh perhatian. (SP:137).

(17)

dia digambarkan memiliki sifat baik yaitu penuh perhatian. Seperti pendapat Siswanto (2008:144) yang mengatakan bahwa tidak semua tokoh antagonis berwatak buruk, ada juga tokoh-tokoh antagonis yang bercampur dengan sifat-sifat baik.

5. Taikong Hamim

Taikong Hamim adalah tokoh antagonis kedua yang digambarkan dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Taikong Hamim sebagai salah satu petinggi

masjid digambarkan dengan sifatnya yang sangat kejam dan tidak berperasaan. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.

Setelah pulang sekolah, jangan harap kami bisa berkeliaran. Mengaji dan mengaji Al-Quran sampai khatam berkali-kali. Kalau tamat SD belum hafal Juz‘Amma, siap-siap saja dimasukkan ke dalam beduk dan beduknya dipukul keras-keras sehingga ketika keluar berjalan zig-zag seperti ayam mabuk. (SP:47).

Kekejaman Taikong Hamim tergambar dari perlakuannya menghukum anak-anak yang tidak mematuhi peraturan. Hukuman yang diberikan, bukan hukuman yang biasa, melainkan hukuman keras yang membuat anak-anak malu dan tersiksa. Dengan kata lain, Taikong Hamim memiliki sifat yang keras dalam mendidik anak-anak supaya anak-anak-anak-anak tersebut menghargai betapa pentingnya pelajaran agama tersebut.

6. Pak Balia

(18)

tergambar dari cara Pak Balia mengajar. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.

Namun, sampai di sekolah, semua kelelahan kami serta-merta lenyap, sirna tak berbekas, menguap diisap oleh daya tarik lelaki tampan itu. Dialah kepala sekolah sekaligus guru sastra kami: Bapak Drs. Julian Ichsan Balia. (SP:59).

Ketika membicarakan syair-syair tentang laut, beliau memboyong kami ke kampung nelayan. Mengajari kami menggubah deburan ombak menjadi prosa, membimbing kami merangkai bait puisi dari setiap segi kehidupan para penangkap ikan. Indah menggetarkan. (SP:60).

Selain ramah, Pak Balia digambarkan sebagai pribadi yang mampu membawa murid-muridnya berimajinasi. Seperti yang ditunjukkan pada kutipan di atas, Pak Balia mengajar dengan menerapkan imajinasinya ketika bercerita tentang syair-syair laut. Dari syair-syair-syair-syair tersebut, Pak Balia mampu membimbing murid-muridnya untuk belajar tentang kehidupan.

7. Laksmi

Laksmi adalah tokoh yang dihadirkan dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata sebagai gadis yang disukai Jimbron. Ia sangat pendiam, tidak mau berbicara, bahkan tidak mampu tersenyum karena masa lalunya yang menyedihkan sehingga membuat Laksmi tidak pernah tersenyum. Berikut adalah kutipan novel yang menunjukkan sifat Laksmi.

Senyum Laksmi dirindukan semua orang yang mengenalnya. Senyuman itu manis sebab wajahnya lonjong dan ada lesung pipit yang dalam di pipi kirinya.... Tapi, kejamnya nasib hanya menyisakan sedikit untuk Laksmi: sebuah pabrik reyot, masa depan tak pasti, dan wajahnya selalu sembab. (SP:68).

(19)

sembab. Dengan kata lain, Laksmi memiliki sifat keras hati sehingga ia tidak mampu mensyukuri apa yang ada padanya.

8. Zakiah Nurmala

Zakiah Nurmala sebagai teman sekelas Ikal, Arai, dan Jimbron. Ia adalah gadis yang sangat dicintai oleh Arai mulai dari masuk SMA. Arai selalu berusaha untuk mendapat perhatian dari Nurmala, termasuk taktik Arai memamerkan kata-kata indah di depan kelas supaya dilirik oleh Nurmala. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.

Aku tahu taktik tengik Arai. Ia menggunakan kata-kata langit hanya untuk membuat Nurmala terkesan. Kembang SMA itu telah ditaksirnya habis-habisan sejak dia melihatnya pertama kali waktu pendaftaran. (SP:64).

9. Ayah Ikal

Ayah Ikal digambarkan sebagai seseorang yang sangat disayangi dan dikagumi oleh Ikal. Ayah Ikal memunyai sifat pendiam dan suka senyum. Senyuman dan tutur kata dari Ayah Ikal sangat dibanggakan oleh Ikal. Tergambar dari kutipan di bawah ini.

Dia menemui kami, tapi tetap diam. Ini momen yang paling kutunggu. Momen itu hanya sekilas, yaitu ketika dia bergantian menatapku dan Arai, dan dengan jelas menyiratkan bahwa kami adalah pahlawan baginya.... Kupandangi punggung ayahku sampai jauh.... Betapa aku mencintai laki-laki pendiam itu. Setiap dua minggu aku bertemu dengannya, tapi setiap hari aku merindukannya. (SP:83).

(20)

10. Ibu Ikal

Ibu Ikal digambarkan sebagai orangtua yang sangat mendukung pendidikan Ikal walaupun dia tidak pernah bersekolah. Dukungan yang ditunjukkan oleh Ibu Ikal yaitu doa dan waktu yang diluangkan untuk mengambil rapor Ikal. Dari hal tersebut, tergambar sifat Ibu Ikal baik dan selalu memberi yang terbaik untuk anaknya. Tergambar dari kutipan di bawah ini.

Di pekarangan rumah, Ibu menengadah wajah ke langit dan mengangkat kedua tangannya. Dia berdoa. Kedua orang tuaku adalah rakyat Indonesia yang tak tersentuh sistem pendidikan.... Tapi, apa yang mereka lakukan selama dua hari demi mengambil raporku, cukuplah bagiku untuk menunjukkan arti pendidikanku bagi mereka. (SP:78-79).

Ibu Ikal memunyai sifat yang sabar. Hal tersebut tergambar dari caranya meluangkan waktu untuk mempersiapkan baju safari milik ayah Ikal yang akan dipakai mengambil rapor Ikal walaupun prestasi Ikal memburuk. Berikut ini adalah kutipan novel yang menunjukkan sifat sabar dari Ibu Ikal.

Meskipun Ayah akan kupermalukan, rupanya Ibu tetap merendam daun pandan sehari semalam untuk menyetrika baju safari Ayah, dan Ayah dengan senang hati datang jauh-jauh mengambil raporku dengan bajunya yang terbaik. (SP:141).

Dari penjelasan di atas, tergambar sifat dari tokoh Ibu yang baik dan sabar. Kebaikannya tergambar dari caranya mendukung pendidikan anaknya walaupun tokoh Ibu tidak pernah bersekolah, sedangkan sifat sabar yang tergambar dari tokoh Ibu dapat dilihat dari cara menerima prestasi anaknya yang memburuk. Tokoh Ibu tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut dan tetap memberikan apa yang terbaik untuk pendidikan sang anak.

11. Bang Zaitun

(21)

Hirata. Bang Zaitun digambarkan sebagai seorang penyanyi yang humoris dan suka memakai baju yang menunjukkan bahwa dia adalah seorang pemusik. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan yang menggambarkan tokoh Bang Zaitun di bawah ini.

Bang Zaitun orangnya humoris dan senang sekali bicara, persis radio. Dandanannya nyentrik tipikal orang musik. Kepala ikat pinggangnya dari besi berbentuk gitar. Motif bajunya tuts-tuts piano. Celana cutbrai. Jari-jarinya bertaburan cincin batu akik besar-besar. (SP:172).

Dari kutipan di atas, tergambar watak Bang Zaitun yang ramah dan mencintai profesinya. Keramahan tokoh Bang Zaitun tergambar dari sifatnya yang humoris dan senang berbicara. Kecintaan terhadap profesinya tergambar dari dandanan dan pakaian yang digunakannya. Bang Zaitun selalu berdandan sebagaimana seorang penyanyi berikut dengan aksesoris-aksesoris yang digunakan.

12. Mak Cik Maryamah

Tokoh Mak Cik Maryamah adalah tokoh yang dihadirkan oleh pengarang sebagai seorang ibu rumah tangga yang tidak dipedulikan lagi oleh suaminya karena Mak Cik Maryamah hanya bisa melahirkan anak perempuan. Keadaan ekonomi mereka menjadi buruk sehingga Mak Cik Maryamah terpaksa meminjam beras kepada Ibu Ikal. Berikut ini adalah kutipan yang menunjukkan tokoh Mak Cik Maryamah.

Sudah tiga kali Minggu ini, Mak Cik datang meminjam beras. Keluarga kami memang miskin, tapi Mak Cik lebih tak beruntung ... Mak Cik Maryamah berasal dari sebuah kampung nelayan miskin dekat tanjong Kelumpang. Dia tak berdaya karena tak lagi dipedulikan suaminya, antara lain karena dia hanya bisa melahirkan anak-anak perempuan itu. (SP:31-32).

(22)

tergambar dari caranya menghadapi kenyataan. Dia tetap berusaha melakukan apa yang dapat dia lakukan walaupun suaminya tidak memperdulikannya lagi.

4.2Tema

Tema dari novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata termasuk unsur yang disampaikan secara tersirat bahwa semua yang kita inginkan dapat terwujud dengan pengorbanan dan dukungan dari sahabat atau orang-orang terdekat. Berikut ini kutipan novel yang menggambarkan isi keseluruhan novel tersebut.

Melihat kuli-kuli itu, aku melihat diriku sendiri, Arai, dan Jimbron, sempoyongan memikul puluhan kilogram ikan dari perahu menuju stanplat. Tiga tahun penuh kami menghambakan diri pada pekerjaan paling kasar di pelabuhan. Menahan kantuk, lelah, dingin. Bertahan karena meraupi seluruh tubuh dengan hangatnya mimpi-mimpi. Betapa kami adalah para pemberani, para patriot nasib. (SP:243-244).

Kutipan di atas menggambarkan sebagaimana perjuangan tokoh utama bersama sahabat-sahabatnya. Perjuangan ketiga tokoh tersebut tergambar dari usaha mereka saat bekerja sambil sekolah. Mereka harus bekerja untuk membiayai hidup mereka dan tetap sekolah untuk cita-cita yang ingin mereka raih.

4.3Alur

Alur terdiri dari tahapan-tahapan peristiwa, antara lain: tahap pengenalan, tahap konflik, tahap komplikasi, klimaks, peleraian, dan penyelesaian.

1. Tahap Pengenalan

(23)

Aku berjingkat-jingkat di balik tumpukan peti es, kedua kakiku tak teguh, gemetar.... Jimbron yang tambun dan invalid – kakinya panjang sebelah – sedang terengah-engah di belakangku. Wajahnya pias. Dahinya yang kukuh bersimbah keringat. Di sampingnya Arai, biang keladi kejadian ini. Sudah dua kali dia muntah karena kelelahan. Dalam situasi apapun, dia selalu menyedihkan. (SP:2).

Setengah jam sebelum jam masuk, Pak Mustar mengunci pagar sekolah. Dia berdiri di podium menjadi inspektur apel rutin. Banyak siswa yang terlambat, termasuk aku, Jimbron, dan Arai. Celakanya, beberapa siswa yang terlambat justru mengejek Pak Mustar. Mereka meniru-nirukan pidatonya.... Pak Mustar ngamuk. Dia meloncat dari Podium dan mengajak dua orang penjaga sekolah mengejar kami. (SP:5).

Dari kutipan di atas, dapat dilihat tahap pengenalan novel yang menggambarkan tokoh Aku (Ikal), Arai, dan Jimbron sedang bersembunyi dari kejaran Pak Mustar. Pengarang terlebih dulu mengenalkan tokoh-tokoh dari permasalahan yang sedang dihadapi kemudian dilanjutkan dengan latar belakang terjadinya permasalahan tersebut.

2. Konflik

Tahap konflik merupakan tahap peristiwa yang menunjukkan ketegangan dan pertentangan. Konflik yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata adalah ketika Ikal, Arai dan Jimbron ketahuan menonton di bioskop yang merupakan larangan dari Pak Mustar untuk semua siswa SMA tempat mereka sekolah. Berikut adalah kutipan novel yang menunjukkan konflik dalam cerita tersebut.

Seisi gedung bioskop terhenyak membisu. Jangankan kami, bahkan seluruh penonton tak berkutik dibuatnya.... Kami seperti maling tertangkap basah yang membongkar kandang ayam. Semua terhujam kepada kami. Kami menunduk karena takut dan malu tak tertanggungkan. (SP:103).

(24)

merupakan larangan keras Pak Mustar karena di bioskop tersebut sering memutar film dewasa. Larangan tersebut tidak dihiraukan oleh ketiga tokoh tersebut sehingga menjadi konflik ketika mereka ketahuan melanggar peraturan tersebut.

3. Komplikasi

Tahap ini merupakan tahap di mana konflik yang terjadi semakin tajam karena berbagai sebab dan kepentingan yang berbeda. Komplikasi dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata terjadi ketika Pak Mustar menghukum Ikal, Arai, dan

Jimbron dengan menyuruh mereka membersihkan kamar mandi sekolah. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.

Cerita kuda Jimbron adalah tetesan air yang terus-menerus menghujam batu karang kesabaranku. Rupanya, setelah berbelasan tahun, siang ini batu karang itu retak, beberapa tetes air lagi ia akan terbelah.... Akhirnya, batu karang kesabaranku terbelah. Aku meledak. (SP:122-123).

Komplikasi terjadi saat tokoh Ikal, Arai, dan Jimbron membersihkan kamar mandi. Jimbron dengan semangat menceritakan tentang kuda. Ikal yang sedang emosi, tiba-tiba memarahi Jimbron karena Ikal merasa muak dengan cerita kuda oleh Jimbron.

4. Klimaks

Klimaks dari sebuah cerita dapat dilihat dari puncak ketegangan yang diikuti oleh krisis. Tahap klimaks dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata terjadi ketika Ikal berubah menjadi seseorang yang pesimis. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.

(25)

Sifat pesimis yang dimiliki Ikal membuat prestasi Ikal menurun dan dia dimarahi oleh Pak Mustar. Pak Mustar tidak menginginkan Ikal untuk berhenti bercita-cita. Dia menunjukkan perhatiannya kepada prestasi Ikal yang semakin memburuk. Pak Mustar terlihat sangat menyayangkan hal tersebut karena dia kasihan melihat Ayah Ikal. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.

Dia menatapku geram. Dia memandang jauh keluar jendela. Lalu, dia berbalik. Suaranya tertahan.

”Tahukah kau, Bujang? Sepanjang waktu aku bermimpi anakku duduk di kursi garda depan itu!”

Aku terharu melihat mata Pak Mustar berkaca-kaca....

”Mengapa kau berhenti bercita-cita, Bujang? Pahamkah engkau, berhenti bercita-cita adalah tragedi terbesar dalam hidup manusia?” Aku menunduk. Kata-kata Pak Mustar menusuk-nusuk kalbuku.” (SP:137).

5. Krisis

Krisis merupakan bagian alur yang mengawali penyelesaian yang ditandai oleh perubahan alur menuju selesainya cerita. Tahap krisis dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata terjadi saat Ikal merasa menyesal ketika ia melihat ayahnya datang jauh-jauh untuk mengambil rapor Arai dan Ikal dan hanya untuk ’mendudukkan’ ayahnya di kursi tujuh puluh lima dari garda depan. Berikut ini

adalah kutipan yang menunjukkan tahap krisis cerita tersebut.

(26)

6. Tahap Peleraian

Tahap peleraian merupakan tahap peristiwa yang menunjukkan perkembangan ke arah tahap akhir atau penyelesaian suatu cerita. Peleraian dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata menceritakan perjalanan Ikal, Arai, dan Jimbron

setelah tamat SMA. Ikal dan Arai memutuskan untuk merantau ke pulalu Jawa dan Jimbron memutuskan untuk tetap tinggal di Magai dan bekerja di peternakan kuda. Berikut adalah kutipan yang menunjukkan tahap peleraian dalam cerita tersebut.

Aku, Arai, dan Jimbron telah menyelesaikan SMA. Hasil ujian akhirku amat baik sehingga aku berhasil mendudukkan kembali ayahku di deretan bangku garda depan. Sekarang kami dihadapkan pada keputusan yang paling menentukan untuk masa depan. (SP:201).

Setelah menyelesaikan SMA, Ikal dan Arai memutuskan untuk pergi ke Jawa. Saat Ikal dan Arai ingin berangkat, Jimbron memberikan dua celengan kuda miliknya yang selama ini telah dipersiapkan untuk mereka berdua. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.

Kami kembali ke kamar kontrakan di Pasar Magai. Ketika kami berkemas-kemas untuk berangkat, Jimbron menghampiriku dan Arai.... Aku terkejut. Jimbron menyerahkan tabungan kuda Sumbawanya untukku.

”Kuda Sandel untukmu, Rai.” Kami terpana dan tak sanggup menerimanya.

”Dari dulu, tabungan itu memang kusiapkan untuk kalian.”

Air muka Jimbron yang polos menjadi sembap. Dia terharu karena dapat berbuat sesuatu untuk membantu sahabatnya. (SP:204).

7. Tahap Penyelesaian

(27)

Prancis, bahkan akan melanjutkan pendidikan di universitas yang sama. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan-kutipan di bawah ini.

Aku dan Arai menergapnya ketika dia sedang memasukkan anaknya ke keranjang besi yang dibuat khusus agar dapat dicantolkan pada setang sepeda.... Dia terkejut bukan main. Kata-katanya tertelan.... Usianya bertambah, tapi wajahnya tetap anak-anak.... Jimbron serta-merta meraih anaknya dari keranjang besi. Dia mengangkat anak lelaki dua tahun itu tinggi-tinggi sambil berteriak girang. Jimbron pasti senang sebab tanpa dua celengan kuda yang dia berikan kepadaku dan Arai, waktu kami berangkat merantau dulu, mungkin kami tak kan pernah kuliah. (SP:243-242).

Hanya itu kalimat yang dapat menggambarkan betapa indahnya Tuhan telah memeluk mimpi-mimpi kami. Karena di kertas itu tertulis nama unversitas yang menerima Arai sama dengan unversitas yang menerimaku. Di sana, jelas tertulis: Université de Paris, Sorbonne,

Sungguh hebat SMA kami itu, sebuah SMA negeri! Namun, Pak Mustar berubah garang lantaran anak lelaki satu-satunya justru tidak diterima di SMA itu. (SP:5).

Pulau Belitong tumpah darahku, terapung-apung tegar, tak pernah lindap diganyang ombak dua samudra nan bergelora. Belitong yang kukuh tak terkalahkan, kapankah aku akan melihatmu lagi? (SP:207).

(28)

Setelah sampai di Jakarta, Ikal dan Arai ingin ke Ciputat, namun hal tersebut gagal dan ternyata mereka terdampar di Bogor dan menetap di daerah tersebut. Ikal pergi ke Cimahi untuk mengikuti tes fisik sebagai calon pegawai pos untuk sementara. Ternyata diam-diam, Arai pergi ke Kalimantan untuk melanjutkan kuliah sambil mencari pekerjaan di sana. Ikal menjadi pegawai pos tetap di Bogor dan melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia. Berikut ini adalah kutipannya.

Setelah sebulan, aku pulang ke Bogor ... tersekap di barak militer, tak dapat dihubungi atau menghubungi siapa pun. Tapi, di kamar kosku tak ada siapa-siapa. Aku melihat sepucuk surat di bawah pintu. Lututku gemetar dan hatiku hampa membaca pesan dalam surat itu. Dengan sahabatnya dari pabrik tali dulu, naik Kapal Lawit, Arai telah berangkat ke Kalimantan. (SP:228).

4.5Sudut Pandang

Sudut pandang dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata adalah sudut pandang ’orang pertama pelaku utama’. Sudut pandang ’orang pertama pelaku utama’ yaitu tokoh utama bercerita dengan kata-katanya sendiri (Stanton, 2007:53). Ikal menceritakan kehidupan pribadinya semasa SMA hingga lulus kuliah bersama sahabat-sahabatnya yakni Arai dan Jimbron dalam novel Sang Pemimpi. Berikut ini adalah kutipan novel yang menunjukkan bahwa novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata menggunakan sudut pandangan ’orang pertama pelaku utama’.

(29)

BAB V

GAMBARAN NILAI PERSAHABATAAN DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

5.1 Pengantar

Nilai dalam persahabatan dapat tergambar dari interaksi, tingkah laku, dan perbuatan dari masing-masing individu yang bersangkutan. Sama halnya dengan gambaran nilai persahabatan dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Nilai persahabatan tersebut tergambar dari watak dan tingkah laku tokoh-tokoh novel yang menjalin persahabatan, yakni Ikal, Arai, dan Jimbron.

Banyak nilai persahabatan yang tergambar dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Nilai persahabatan itu sendiri merupakan hal-hal baik atau buruk yang cenderung dihasilkan atau ditunjukkan dalam hubungan persahabatan. Adapun nilai persahabatan yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata antara lain: kebersamaan, kesetiaan, saling membantu dan berbagi, rasa percaya, empati, kejujuran, pengorbanan, saling memengaruhi, keegoisan, kerinduan, saling memahami dan menerima, saling mendukung, dan saling pengertian.

Nilai yang paling banyak tergambar dalam persahabatan Ikal, Arai, dan Jimbron adalah nilai kebersamaan. Kebersamaan yang ditunjukkan dalam persahabatan, bukan hanya kebersamaan dalam hal waktu, tetapi juga dalam hal ide dan pengalaman. Selanjutnya, nilai yang tergambar dalam persahabatan ketiga tokoh tersebut adalah kesetiaan, saling membantu dan berbagi, rasa percaya, empati, dan seterusnya.

5.2 Kebersamaan

(30)

tergambar dari tingkah lakunya, di mana Jimbron langsung mengerti maksud dan tujuan sahabatnya Ikal. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

Tak membuang tempo, segera kami keluarkan segenap daya pesona yang kami miliki secara habis-habisan untuk menarik perhatian putri-putri kecil semenanjung itu. Jimbron membunyikan klining sepedanya dan menyiul-nyiulkan lagu sumbang yang tak jelas. (SP:9).

Rasa kebersamaan yang dapat dilihat dari Jimbron yaitu ide dan pemikiran yang sama dengan Ikal. Tingkah laku mereka berdua yang sama-sama ingin mencari perhatian terhadap siswi-siswi di sekolah mereka. Kebersamaan dalam persahabatan mereka bukan hanya antara Jimbron dan Ikal, tapi ketiga-tiganya memiliki kebersamaan yang erat.

Kebersamaan yang erat antara Arai, Ikal, dan Jimbron digambarkan melalui status, pekerjaan, dan cita-cita yang sama, bahkan kebersamaan mereka bertiga tampak pada hal-hal buruk yang mereka lakukan. Berikut ini adalah kutipan yang menunjukkan nilai kebersamaan yang ada pada persahabatan Ikal, Arai, dan Jimbron.

Karena di kampung kami tak ada SMA, setelah tamat SMP, aku Arai, dan Jimbron merantau ke Magai untuk sekolah di SMA negeri. (SP:56).

Kutipan di atas menggambarkan kebersamaan tokoh dalam hal pendidikan. Tokoh Ikal, Arai, dan Jimbron memilih untuk melanjutkan sekolah yang sama di daerah Magai. Kebersamaan ketiga tokoh tersebut juga terlihat dalam hal memilih pekerjaan dan tempat tinggal. Kebersamaan tersebut merupakan nilai dalam persahabatan yang membuat hubungan mereka semakin akrab. Hal tersebut tergambar dari kutipan di bawah ini.

Sekarang, kami bahagia sebagai kuli ngambat. Karena pekerjaan itu, kami menyewa sebuah kamar sempit di dermaga dan pulang ke rumah orangtua setiap dua mnggu. (SP:58).

(31)

kaki di altar suci almamater Sorbonne, ingin menjelajah Eropa sampai ke Afrika. (SP:62).

Ketiga sahabat itu bersekolah di tempat yang sama, memiliki pekerjaan dan tempat tinggal yang sama, dan mengikrarkan harapan atau cita-cita yang sama, serta kenakalan-kenakalan mereka yang sama. Berikut ini adalah kutipan novel yang menunjukkan kebersamaan tiga bersahabat itu dalam kenakalannya.

Kami bertiga melotot waktu terpal dibuka melewati lutut wanita itu ... tubuh kami menceng-menceng mengikuti gerakan tangan petugas bioskop membuka gulungan terpal, lalu kami terpaku dengan mulut ternganga.... (SP:87).

Kuduga film di kepala Arai paling seru sebab dia sering menggeser-geser posisi duduknya. Film di kepala Jimbron pasti lucu sebab dia sering tersenyum sendiri. Kemudian kami menduga-duga: apa, ya, yang dikerjakan wanita itu kalau tidak sedang bermain film tolol?.... (SP:89). Arai menatapku dan Jimbron dengan kilatan bola mata yang mengandung niat sekongkol.

”Saudara-saudaraku tercinta, anak-anak Melayu bangsa pujangga, senasib sepenanggungan. Kita harus nonton film itu!” (SP:90).

Kutipan di atas menunjukkan kebersamaan pada ketiga tokoh tersebut ditunjukkan pada hal-hal buruk, yakni persengkongkolan mereka untuk memasuki bioskop yang merupakan larangan keras dari Pak Mustar. Mereka bertiga berusaha mencari cara agar dapat menonton film yang akan diputar dalam bioskop tersebut dan berusaha pula mencari cara supaya tidak diketahui oleh Pak Mustar. Tiga bersahabat itu sama-sama tidak dapat mengendalikan keinginan mereka yang akhirnya mendatangkan permasalahan.

... kami segera paham maksudnya. Kami melonjak-lonjak. ”Genius! Genius sekali, Bron!”

(32)

Dari penjelasan di atas, tergambar kebersamaan tokoh Ikal dan sahabat-sahabatnya bukan hanya pada kesamaan tempat tinggal dan cita-cita, tapi juga kebersamaan dalam ide, pemikiran, dan pengalaman yang mereka miliki. Banyak hal yang mereka lakukan bersama-sama sehingga mereka memiliki pengalaman dan pemikiran yang sama.

5.3 Kesetiaan

Gambaran kesetiaan dalam persahabatan Arai, Ikal dan Jimbron, dapat dilihat dari masing-masing tokoh yang tetap teguh akan ikatan persahabatan mereka, walaupun banyak masalah dan masa-masa sulit yang harus mereka hadapi. Mereka tetap setia satu dengan lainnya dan tidak ada pengkhianatan dalam persahabatan mereka. Berikut ini adalah kutipan yang menggambarkan kesetiaan dalam persahabatan Ikal, Arai, dan Jimbron.

Dari kejauhan, aku dan Arai sering terpingkal-pingkal melihat Jimbron bertingkah seperti kelinci berdiri. Tak diragukan, dia sedang meringkik, sedang menceritakan kehebatan seekor kuda. (SP:70).

Pada kutipan di atas, Arai dan Ikal menunjukkan kesetiaannya dengan menemani Jimbron yang berusaha untuk membuat Laksmi tersenyum. Karena sifat lugu yang dimiliki Jimbron sehingga ia tidak malu meringkik dan menceritakan kehebatan kuda kepada Laksmi. Akan tetapi, mereka menghargai usaha Jimbron tersebut dan menerima kepribadian sahabatnya itu.

(33)

yang akan dibawakannya. Ikal dan Jimbron selalu menunjukkan kesetiaan mereka. Hal tersebut ditunjukkan pada kutipan-kutipan di bawah ini.

Jari Arai melepuh karena tak biasa memencet senar gitar. Dua minggu pertama dia masih belum bisa memperdengarkan satu pun kunci nada dengan benar.... Dua minggu berikutnya. Arai mencoba bernyanyi.... Dua bulan telah berlalu, Arai tak juga menunjukkan kemajuan. (SP:195). Tibalah tanggal 14 September.... Arai melangkah.... Dia menyampirkan ban gitar di pundaknya dan siap beraksi. Dia memberi isyarat kepadaku dan Jimbron.... (SP:197).

Setelah sekian lama berusaha untuk memainkan gitar dengan benar, ternyata Arai gagal karena dia tetap tidak dipedulikan oleh Zakiha Nurmala. Namun, Ikal dan Jimbron tetap setia menemani Arai walaupun Arai gagal menyanyikan lagu yang telah dia pelajari selama berbulan-bulan itu. Ikal dan Jimbron mencoba untuk memahami dan menenangkan hati Arai. Hal tersebut tergambar dari kutian di bawah ini.

Aku terpana. Ini adalah pembunuhan karakter paling sadis yang pernah kusaksikan. Aku dan Jimbron tertawa geli sekaligus tak sampai hati melihat Arai.... Lalu suara Arai melemah ... kugenggam senar gitar Arai, senyap. Kusadarkan dia bahwa rencana manisnya telah gagal. Arai menunduk lesu, megap-megap. Kugandeng dia meninggalkan lapangan rumput. (SP:199).

Kesetiaan dalam persahabatan Arai, Ikal, dan Jimbron digambarkan pada kesetiaan akan cita-cita mereka yang sama. Ikal menceritakan perjuangan mereka bertiga selama ini. Ia membayangkan betapa kerasnya kehidupan yang mereka harus hadapi selama duduk di bangku SMA. Ikal juga menjelaskan bagaimana perjalanan hidupnya dengan Arai dan Jimbron selama ini.

(34)

Dari kutipan di atas, pengarang menggambarkan bahwa tiga bersahabat itu selalu bersama dalam suka dan duka. Demikian kesetiaan dalam persahabatan mereka hingga akhirnya mereka bertiga mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan berjuang bersama-sama.

Kesetiaan merupakan keteguhan hati yang dapat ditunjukkan dalam hubungan persahabatan. Sama halnya rasa setia Ikal terhadap Jimbron yang digambarkan senasib sepenanggungan dan selalu bersama. Berikut ini adalah kutipan novel yang menggambarkan kesetiaan antara Ikal dan Jimbron.

Pada momen ini, aku dan Jimbron memahami bahwa persahabatan kami yang lama dan lekat lebih dari saudara, berjuang senasib sepenanggungan, bekerja keras bahu-membahu sampai titik keringat terakhir untuk sekolah dan keluarga, tidur sebantal, makan sepiring, susah senang bersama, ternyata telah membuahkan ”maslahat” yang tak terhingga bagi kami. Persahabatan berlandaskan cinta kasih nan ikhlas itu telah merajut ikatan batin yang demikian kuat dalam kalbuku. (SP:128).

Setelah menyelesaikan kuliah, Arai dan Ikal tetap menunjukkan kesetiaan dalam persahabatan mereka. Hal tersebut tergambarkan pada kutipan di bawah ini yang mengatakan bahwa Arai dan Ikal tidak pernah melupakan pengorbanan Jimbron yang pernah memberikan kedua celengannya pada sahabat-sahabatnya itu hingga kedua sahabatnya bisa melanjutkan perkuliahan di perantauan.

Aku dan Arai menyergapnya ketika dia sedang memasukkan anaknya ke keranjang besi yang dibuatkan khusus agar dapat dicantolkan pada setang sepeda.... Dia terkejut bukan main. Kata-katanya tertelan.... Usianya bertambah, tapi wajahnya tetap anak-anak. Tubuhnya makin lebar. Aku tak dapat bernafas waktu dia memelukku.... Jimbron pasti senang sebab tanpa dua celengan kuda yang dia berikan kepadaku dan Arai, waktu kami berangkat merantau dulu, mungkin kami tak kan pernah kuliah. (SP:242).

(35)

berlangsung lama, mulai dari sekolah dasar hingga saat Ikal dan Arai menyelesaikan kuliah. Ketiga tokoh tersebut tidak pernah melupakan hubungan yang telah mereka jalin.

5.4 Saling Membantu

Sesama sahabat dituntut untuk saling membantu, termasuk saling berbagi pengalaman atau pengetahuan. Hal tersebut digambarkan dalam kutipan di bawah ini. Tokoh Arai dan Ikal tidak dapat menerima apabila Jimbron yang sifatnya lugu harus dihukum oleh Taikong Hamim. Oleh karena itu, Arai membalas Taikong Hamim dengan kenakalannya. Hal tersebut tergambar dari kutipan di bawah ini.

Meskipun Jimbron gembira dengan hukuman apa pun yang berhubungan dengan kuda, bagi kami, Taikong Hamim tetap seorang tua yang jahat. Beliau selalu menerjemahkan aturan Haji Satar, atasannya, secara kaku tanpa perasaan. Maka dengan segala cara, kami berusaha membalas Taikong. Otak pembalasan ini, tentu saja ide Arai.... Cara ini sebenarnya sangat keterlaluan, tapi maklum, waktu kami masih SD dan Arai memang punya bakat terpendam di bidang nakal. (SP:52).

Sikap saling membantu dalam persahabatan Ikal, Arai, dan Jimbron tergambar dari hal-hal kecil sekalipun. Seperti saat Jimbron yang tidak mampu menggerakkan tubuhnya karena Arai membawa kuda ke depan kontrakannya sehingga Ikal terpaksa memakaikan Jimbron baju, begitu juga saat Ikal dan Arai yang baru pertama kali melihat toko KFC di perantauan maka Arai membagikan pengetahuannya tentang hal tersebut walau sebenarnya pengetahuan yang dia paparkan belum tentu benar. Hal-hal tersebut digambarkan pada kutipan di bawah ini.

Kuambil lagi tangannya, tapi Jimbron tetap tak bisa bergerak.

”Pakai bajumu cepat, Bujang. Mari kita berkuda!” seru kesatria tonggos itu.

Kupakaikan Jimbron baju, lalu kami menghambur ke luar kamar. (SP:186).

(36)

”Tahukah kau, Ikal?” katanya pelan....

”Untuk dapat makan, di sini harus dengan perjanjian dulu, harus memesan nomor meja paling tidak, tiga hari sebelumnya!”

Masuk akal, jawabku dalam hati sambil menggeleng-geleng kagum pada toko itu.... (SP:221).

Tokoh Arai selalu berusaha untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Seperti halnya ia berusaha mendapatkan Nurmala, namun tidak pernah berhasil didapatkan sehingga Ikal membantu Arai dengan memberi solusi untuk membahagiakan hati Arai. Berikut ini adalah kutipan yang menggambarkan sikap saling membantu pada tokoh Ikal.

Aku senang karena aku tahu persis bagaimana cara membuat Arai gembira. Aku paham bahwa kebahagiaan Simpai Keramat itu sesungguhnya ... tak lain seorang wanita indah bernama Zakiah Nurmala.... (SP:160-161).

Tokoh Arai digambarkan memiliki jiwa positif, dia mencoba berbagi pengetahuan filsafatnya kepada Ikal. Arai menjelaskan bagaimana kisah cintanya dengan Nurmala dengan cara berfalsafah bahwa usaha yang dia lakukan selama ini ibarat lumpur yang dibuang ke tembok, walaupun tembok atau hati Nurmala tidak pernah luluh dengan usaha yang dia lakukan, namun usaha itu akan membekas di hati Nurmala.

Tapi, bukan Arai namanya kalau tak berjiwa positif.

”Nurmala adalah tembok yang kukuh,” kilahnya kepadaku diplomatis. ”Usahaku ibarat melempar lumpur ke tembok itu,” sambungnya optimis. ”... lumpur itu akan membekas di sana, apapun kulakukan, walaupun ditolak mentah-mentah akan membekas di hatinya,” kesimpulannya filosofis. (SP:163).

(37)

pengalaman bagaimana rasanya menuntun kuda. Hal tersebut tergambar dari kutipan novel di bawah ini.

Jimbron menyerahkan tali kekang itu kepadaku. Maksudnya, pasti dia ingin berbagi sensasi kehebatan menuntun seekor kuda putih Australia denganku. Jimbron berlari di belakang Pangerang sambil memegangi ekornya. (SP:187).

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap saling membantu dalam persahabatan tergambar dari hal-hal kecil. Saling berbagi bisa berupa pengalaman dan pendapat. Seperti yang tergambar dari kutipan-kutipan novel di atas yang menggambarkan adanya keterbukaan dan bersedia membantu sesama sahabat tanpa ada alasan terpaksa.

5.5 Rasa Percaya

Rasa percaya merupakan hal yang dibutuhkan dalam hubungan persahabatan. Sahabat harus percaya kepada sesamanya supaya tidak terjadi kesalahpahaman ataupun kegelisahan. Percaya akan keputusan dan tindakan sahabat merupakan hal yang baik dan menguntungkan, terutama perasaan. Sama halnya rasa percaya yang ditunjukkan oleh tokoh Jimbron terhadap Ikal dan Arai. Jimbron percaya pada Ikal dan Arai yang akan berhasil melanjutkan pendidikan setelah lulus SMA. Oleh karena itu, Jimbron telah menyiapkan dua celengan yang isinya dibagi rata hampir selama dua tahun.

Aku terkejut. Jimbron menyerahkan tabungan kuda Sumbawanya untukku.

”Kuda sandel untukmu, Rai.”

Kami terpana dan tak sanggup menerimanya.

”Dari dulu, tabungan itu memang kusiapkan untuk kalian....”

(38)

Merantaulah. Jika kalian sampai ke Prancis menjelajahi Eropa sampai ke Afrika, itu artinya aku juga sampai ke sana, pergi bersama-sama dengan kalian.” (SP:205).

Tokoh Jimbron digambarkan memiliki rasa percaya terhadap sahabat-sahabatnya dalam hal meraih cita-cita. Semangat sahabatnya, Ikal dan Arai, lebih besar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi daripada dirinya sendiri sehingga ia mempersiapkan sesuatu hal yang berguna untuk sahabat-sahabatnya itu dan Jimbron juga percaya bahwa Ikal dan Arai mampu meraih cita-cita mereka sehingga dia berkata bahwa jika Ikal dan Arai sampai ke Prancis menjelajahi Eropa sampai ke Afrika, itu artinya dia juga bersama mereka sampai ke sana.

Kurangnya rasa percaya terhadap sahabat justru membuat seseorang merasakan kegelisahan dalam dirinya sendiri. Seperti halnya Ikal yang khawatir akan keputusan dan tindakan sahabatnya Arai. Ikal kurang percaya atas tindakan yang akan dilakukan Arai sehingga Ikal merasa malu pada dirinya sendiri. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.

”Arai, kita memerlukan tabungan itu.” Dia menoleh kepadaku.

”Nanti kujelaskan. Ikuti saja rencanaku, percayalah....” Aku menatapnya dalam-dalam. (SP:42)

Setelah Arai menunjukkan rencananya yang tulus, yaitu dengan membelikan tabungan mereka bahan-bahan yang akan diberikan pada Mak Cik Maryamah untuk membuat kue, kemudian kue yang akan dibuat oleh Mak Cik tersebut akan dijual oleh mereka berdua, maka saat itu Ikal menunjukkan rasa malu pada dirinya sendiri sebab kurangnya rasa percaya terhadap sahabatnya Arai. Berikut ini adalah kutipan yang menunjukkan akibat dari kurangnya rasa percaya terhadap sahabat.

(39)

Tokoh Ikal dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata merasakan kegelisahan dalam hatinya ketika berpisah dengan Arai. Arai yang pada saat itu pergi ke Kalimantan dan sesekali memberi kabar kepada Ikal yang ada di Bogor, namun Arai tidak memberikan alamat pada setiap surat yang ia kirimkan untuk Ikal. Kutipan di bawah ini menggambarkan bahwa kurangnya rasa percaya terhadap sahabat akan merugikan diri sendiri, terutama waktu, pikiran, dan perasaan. Kegelisahan yang dirasakan Ikal cukup menyita waktu dan membebani pikirannya akan hal-hal yang buruk yang akan menimpa sahabatnya.

Aku mengerti Arai sering merahasiakan sesuatu karena senang memberi kejutan, aku juga paham kalau dia terobsesi untuk hidup mandiri dengan caranya sendiri, tapi setidaknya, dia memberitahu dia ada di mana. Aku sedih dan kehabisan cara menghubungi Arai. Aku tidak tahu ke mana rimbanya Arai. (SP:230).

Dari penjelasan di atas, tergambar rasa percaya yang dimiliki oleh masing-masing tokoh tidak sama. Jimbron menaruh rasa percaya kepada kedua sahabatnya sehingga dia telah mempersiapkan sesuatu yang berguna bagi sahabatnya. Tokoh Ikal digambarkan kurang mempercayai sahabatnya Arai dalam hal keputusan. Ikal tidak terlalu mengerti apa yang dipikirkan Arai. Tokoh Ikal terlihat takut jika keputusan yang dibuat Arai salah sehingga dia digambarkan tidak terlalu mempercayai sahabatnya tersebut.

5.6 Empati

(40)

sebatang kara dari garis keturunannya. Nilai empati tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

Aku mengamati Arai. Kelihatan jelas kesusahan telah menderanya sepanjang hidup. Ia seusia denganku tapi tampak lebih dewasa. Sinar matanya jernih, polos sekali. Lalu tak dapat kutahankan air mataku mengalir. (SP:20).

Empati pada tokoh Ikal ditunjukkan ketika Ikal dan ayahnya menjemput Arai yang sudah lama menunggu di gubuk tempat tinggal Arai. Rasa empatinya ditunjukkan dengan kesedihan atau menangis. Selain itu, empati yang ada pada tokoh Ikal yang ditunjukkan kepada Arai dapat dilihat dari cara Ikal merasakan cinta Arai yang ’bertepuk sebelah tangan’.

Ikal mampu merasakan penderitaan Arai mengenai perasaan cintanya kepada Zakiah Nurmala yang sekian lama didiamkan oleh Nurmala. Segala usaha sudah dilakukan Arai, tapi tidak dihiraukan oleh Nurmala. Oleh karena itu, Ikal menunjukkan rasa empatinya terhadap Arai dengan menyarankan Arai berguru ataupun belajar dari Bang Zaitun, Pemimpin Orkes Melayu saat itu.

Kenyataannya, sekarang Arai yang bingung menghadapi Nurmala yang indifferent, tak acuh. Kupikir, mungkin Nurmala ingin bersimpati kepada Arai, tapi dia benci pada teorinya itu. Meskipun kisah cintaku juga berantakan, aku punya solusi untuk situasi Arai.

”Kau kenal Bang Zaitun, kan, Rai?” tanyaku Arai menjawab dengan heran.

”Pemimpin Orkes Melayu Pasar Ikan Belok Kiri itu?” ”Ke sanalah.... Kau harus berguru soal cinta....” Arai tersenyum. (SP:163).

(41)

Ia ingin melanjutkan ceritanya tapi kelelahan oleh gagapnya ... aku prihatin melihat mukanya. Sebuah wajah yang menimbulkan perasaan ingin selalu melindunginya ... kuringankan beban hidupnya dengan mengakui bahwa kuda memang hebat. (SP:44).

Ikal menunjukkan rasa empatinya terhadap Jimbron dengan cara mengakui bahwa kuda memang hebat. Ikal mampu merasakan kesukaan Jimbron terhadap kuda. Ikal terlihat maklum kepada sahabatnya Jimbron yang sangat antusias terhadap kuda sehingga Ikal akan melakukan apa pun agar sahabatnya Jimbron senang.

5.7 Kejujuran

Kejujuran dalam persahabatan berhubungan dengan bisa atau tidaknya sesama sahabat berbagi perasaan, termasuk pemikiran, opini, dan cita-cita. Harus ada suatu asumsi bahwa sesama sahabat dapat berbicara terbuka dan jujur tanpa ada rasa takut ditertawakan atau menerima akibat yang tidak diinginkan. Nilai kejujuran tokoh Ikal ditunjukkan terhadap Jimbron dengan berbagi perasaan dan opininya tentang sifat Jimbron. Ikal berharap supaya sahabatnya Jimbron mau membuka diri untuk hal-hal yang lain. Nilai kejujuran tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

”Tapi sudah saatnya kau berhenti memikirkan kuda.... Kisah kuda ini sudah keterlaluan, Kawan. Tidakkah kau ingat, sejak SD diajar mengaji oleh Taikong Hamim, sejak itu tak ada hal lain yang kau pedulikan selain kuda? Sekarang kita sudah tidak SD lagi, Bron. Sebentar lagi kita dewasa. Kau tahu kan, arti menjadi dewasa, Bron?”...

Jimbron mengangguk halus.... (SP:125).

Persahabatan membutuhkan kejujuran supaya sesama sahabat tahu keburukan dan dapat menilai sendiri bagaimana gambaran dirinya selama ini. Seperti halnya Ikal terhadap Jimbron. Ikal mengungkapkan penilaian tentang hal-hal buruk Jimbron supaya dia sadar akan hal buruknya dan tidak merugikan dirinya sendiri.

(42)

ulah ataupun kesalahan sahabat. Hal tersebut sama dengan Ikal yang memaki-maki Arai karena ulah Arai yang membuat tiga bersahabat itu harus berurusan dengan Pak Mustar. Berikut ini adalah kutipan yang menunjukkan kejujuran hati Ikal karena kesal terhadap perbuatan Arai.

Semua gara-gara Arai. Kureka perbendeharaan kata kasar orang Melayu untuk melabraknya. (SP:3).

”Biang keladi! Cukup sudah aku dengan tabiatmu, Rai. Lihat! Macan itu akan menerkammu!” (SP:9).

Kejujuran hati dapat diluapkan dengan amarah atau menasihati sesama. Dalam persahabatan, tidak perlu adanya rasa segan ataupun sungkan terhadap sahabat karena sahabat merupakan gambaran diri kita sendiri. Sama halnya dengan kejujuran Ikal terhadap Arai mengenai masalah yang sedang mereka hadapi dengan Pak Mustar.

Nilai kejujuran pada tokoh Arai ditunjukkan terhadap Ikal karena Arai kecewa dengan sikap Ikal yang tiba-tiba menjadi pesimis. Arai tidak tega melihat ayah Ikal sedih karena prestasi Ikal yang menurun sehingga ia meluapkan kemarahannnya kepada Ikal. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

Aku membelakangi Arai karena aku tak ingin dia melihat wajahku basah oleh air mata.

”Apa yang terjadi denganmu, Ikal? Mengapa jadi begini sekolahmu? Ke mana semangat itu? Mimpi-mimpi itu?” Arai geram.

”Biar kau tahu, Ikal, orang seperti kita tak punya apa-apa, kecuali semangat dan mimpi-mimpi, dan kita akan bertempur habis-habisan demi mimpi-mimpi itu!”

Aku tersentak ... bentakan-bentakan Arai berdesing ke dalam telingaku, membakar hatiku. (SP:143).

(43)

menyadarkan Ikal bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk menggapai cita-cita yang tinggi.

5.8 Pengorbanan

Rela berkorban dalam persahabatan sama halnya dengan berani menderita untuk kepentingan sahabat. Bagaimana caranya supaya sahabat kita bahagia dan terbebas dari permasalahan yang menimpanya. Seorang sahabat lebih mementingkan kepentingan sesamanya dibandingkan dengan kepentingannya sendiri, dia tidak akan meminta balasan untuk pengorbanan yang dilakukannya untuk sahabat-sahabatnya.

Pengorbanan merupakan nilai yang biasanya mendominasi dalam hal persahabatan. Seperti halnya pengorbanan antara tiga bersahabat, Arai, Ikal, dan Jimbron, yang saling berkorban satu sama lain. Kutipan di bawah ini menunjukkan pengorbanan masing-masing tokoh dalam persahabatannya.

Kami memeluk Jimbron bergantian. Jimbron berhati lunak dan putih ... ditabungnya upah bekerja keras, paling tidak, selama dua tahun. Diisinya kedua celengan itu dengan rata.... Itulah pengorbanan Jimbron untuk kami. Kami berjanji akan menuliskan namanya di tanah, gedung, pohon, jalan, ke mana pun kami sampai. (SP:205).

Kutipan di atas menunjukkan pengorbanan Jimbron pada kedua sahabatnya dengan memberikan hasil jerih payahnya selama ini dan membagi rata dalam celengan kuda miliknya. Pada saat Arai dan Ikal tamat SMA, Jimbron menyerahkan tabungan tersebut dan berharap tabungan tersebut dapat berguna kelak untuk biaya sahabat-sahabatnya di perantauan.

(44)

Aku sering melihat sepatuku menganga seperti buaya berjemur, tahu-tahu sudah rekat kembali, Arai diam-diam memakunya. Kancing bajuku yang lepas tiba-tiba lengkap lagi, tanpa banyak cincong, Arai menjahitnya ... saat dia menjulangku di pundaknya jika kami berlomba menangkap kapuk di lapangan kampung. Dia tak pernah mau kugantikan menjulangnya. (SP:160).

Hal yang dilakukan Arai terhadap Jimbron adalah dengan mengorbankan waktu dan tenaganya untuk dapat meminjam kuda milik capo. Ia rela bekerja keras di peternakan kuda tersebut selama dua bulan demi kebahagiaan Jimbron. Namun, usaha yang dia lakukan ternyata tidak sia-sia. Seperti yang diceritakan dalam novel tersebut bahwa Jimbron akhirnya bisa mengendarai kuda dan membuat Laksmi tersenyum. Berikut ini adalah kutipan novel yang menggambarkan perngorbanan Arai terhadap Jimbron.

Dua bulan, dia menyerahkan diri pada penindasan capo yang terkenal keras, semuanya demi Jimbron. Kerja di peternakan capo seperti kerja rodi. Karena itu, setiap pulang malam, dia langsung tertidur sebab dia remuk redam.... Belakangan, aku tahu, berminggu-minggu Arai membujuk capo agar memberi kesempatan kepada Jimbron untuk mengendarai kuda putih itu. (SP:193).

Dari penjelasan di atas, sifat rela berkorban lebih banyak tergambar pada tokoh Arai. Sebagaimana pengorbanan Arai terhadap tokoh Ikal mulai saat kecil mereka bersahabat dan pengorbanan Arai terhadap Jimbron yang membuat keadaan Jimbron dan Laksmi berubah.

5.9 Saling Memengaruhi

(45)

indah yang sedang dinikmati Arai ketika mereka terkurung dalam peti ikan ketika mereka bertiga sedang dikejar-kejar Pak Mustar.

Aku mengerti bahwa baginya apa yang kami alami adalah sebuah petualangan yang asyik. Dia melirikku yang terjepit tak berdaya, senyumnya semakin girang.... Aku takjub dengan kepribadian Arai ... dari celah-celah peti, kusaksikan pasar yang kumuh seakan menjadi memesona.... Demikian indahkah hidup dilihat dari mata Arai? (SP:14-15).

Dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata, tokoh Arai digambarkan paling sering memengaruhi kedua sahabatnya. Kutipan di bawah ini menunjukkan bahwa Arai dengan mudahnya memengaruhi kedua sahabatnya untuk melakukan hal-hal buruk, sebenarnya Ikal ingin sekali menghindari dan menolak rencana Arai, tapi Ikal tetap tidak mampu menolak hal tersebut.

Hanya dengan menatap, dia mampu menguasaiku. Atau, mungkin juga aku bertindak tolol karena persekongkolan kami sudah mendarah daging. (SP:34).

Aku tahu pada setiap rencana busuk Arai, aku harus selalu menjadi orang yang memberi pandangan logis. Aku seyogyanya menjadi wasit moral geng tengik ini. Adapun Jimbron, dia akan ikut saja apa pun rencana kami.... Tapi kali ini, aku secara naluriah dan setaniah, tentu saja, langsung sepakat. (SP:91).

Arai memiliki sifat bawaan yaitu mampu memengaruhi orang-orang di sekitarnya, terutama sahabatnya. Saling memengaruhi merupakan sikap yang berperan dalam persahabatan karena sikap tersebut membuat mereka memiliki pengalaman dan ide yang sama. Dengan kata lain, sikap saling memengaruhi berhubungan dengan nilai kebersamaan dalam persahabatan mereka.

5.10 Keegoisan

Gambar

GAMBARAN NILAI PERSAHABATAN DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA: PENDEKATAN SOSIOSASTRA

Referensi

Dokumen terkait

BAB IV Merupakan bab inti dari penelitian yang akan membahas aspek karakter tokoh utama Ikal dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. BAB V Berisi tentang penutup

Hasil penelitian ini berupa deskripsi gaya kepengarangan Andrea Hirata dalam novel Sang Pemimpi dari segi penggunaan diksi atau frase, penggunaan kalimat,

BENTUK-BENTUK PERJUANGAN TOKOH UTAMA UNTUK MERAIH IMPIAN DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA: ANALISIS.

Berdasarkan analisis nilai-nilai pendidikan dapat disimpulkan dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata memiliki nilai religius (tawakal, berdoa, dan bersyukur),

Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata dan Hubungannya dengan Pembelajaran Sastra di

Selain itu, disarankan juga diadakan penelitian lebih lanjut terhadap novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dengan sudut permasalahan yang berbeda, misalnya dari

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dengan novel Ranah 3 Warna karya A Fuadi terdapat intertekstualitas dari aspek:

Nilai budaya yang ditemukan pada novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata adalah nilai budaya dalam hubungan manusia dengan Tuhan, nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam, nilai