• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENENTUAN LIMA WAKTU SALAT DI PONDOK PESANTREN AL-BAYYINAH SIDAYU GRESIK JAWA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "METODE PENENTUAN LIMA WAKTU SALAT DI PONDOK PESANTREN AL-BAYYINAH SIDAYU GRESIK JAWA TIMUR"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dan

mulia yang mempunyai tugas utama yaitu bersujud atau melakukan ibadah

kepada Allah SWT Tuhan semesta alam. Allah SWT berfirman dalam

al-Qur'an surat al-Dzariat 56 :























artinya "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku"1(QS )

Ibadah merupakan bentuk pengabdian diri seorang hamba kepada Allah

SWT, Sang Pencipta. Dalam agama Islam, salah satu bentuk ibadah yang

berhubungan langsung dengan Allah SWT adalah salat.

Salat di dalam agama Islam mempunyai kedudukan yang amat

istimewah antara lain yaitu salat merupakan satu-satunya ajaran agama Islam

yang diperintahkan/disampaikan secara langsung oleh Allah SWT kepada

Nabi Muhammad SAW pada malam Isra’ dan Mi’raj, salat juga merupakan

tiang agama bagi umat Islam Karena salat merupakan ukuran kualitas Islam

seseorang. Bahkan salat merupakan pembeda antara orang mukmin dan orang

kafir.2 Demikian pentingnya posisi salat dalam Islam sehingga setiap muslim

yang sudah baligh dan berakal sehat diperintahkan agar selalu melaksanakan

(2)

Selain itu, salat merupakan ibadah yang paling utama diantara

ibadah-ibadah yang lain. Keutamaan itu didapatkan dari kewajiban salat yang

merupakan intruksi secara langsung dari Allah SWT kepada manusia (Nabi

Muhammad SAW) tanpa perantara Malaikat Jibril. Dan juga, salat itu

merefleksikan keimanan seorang hamba, karena dalam pelaksanaannya

meliputi ucapan dengan lisan, perbuatan dengan anggota badan dan keyakinan

dalam hati.3

Kewajiban salat dalam waktunya tertuang dalam Firman Allah SWT

QS an Nisa’ 103 sebagai berikut:











































































Artinya:Maka apabila kamu Telah menyelesaikan salat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka dirikanlah salat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS An Nisa’ 103)4

Ayat tersebut mengindikasikan bahwa salat itu harus dikerjakan

sesuai dengan waktu-waktunya. Hal ini berarti kita tidak boleh menunda

dalam menjalankanya, sebab waktu-waktunya telah ditentukan begitupula

apabila belum waktunya kita tidak boleh melaksanakan salat sampai tiba

waktunya kecuali apabila ada halangan yang sesuai dengan syara’.

Ketentuan tentang adanya pembagian-pembagian untuk waktu salat

sebenarnya sudah dijelaskan akan tetapi penjelasanya masih global. Seperti

3

(3)

dalam firman Allah SWT QS al-Isra’ 78 sebagai berikut:















































Artinya: “Dirikanlah salat dari sesudah Matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula salat) Subuh. Sesungguhnya salat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al-Isra’:78)5

Sedangkan untuk mengetahui waktu salat yang lebih spesifik biasa

melihat hadis dari Nabi Muhammad SAW diantaranya Hadist Nabi

Muhammad SAW yang berkaitan dengan waktu salat adalah sebagai berikut:

ﺎ ﮭْ ﮫ ا ﻲ ر وﺮْ ْ ﮫ ا ﺪْ ْ

;

لﺎ و ﮫ ﷲا ﻰ ﮫ ا ﻲ نأ

) :

ْو

از اذإ ﺮْﮭ ا

ْ ﺸ ا

ﮫ ﻮ ﻛ ﺮ ا نﺎﻛو

ﺮْ ْا ْﺮ ْﺤ ْ ﺎ

ﺮْ ْا ْوو

ْ ْ ﺎ

ْ ﺸ ا ﺮﻔ

ﻔﺸ ا ْ ﻐ ْ ﺎ بﺮْﻐ ْا ةﺎ ْوو

ﻰ إ ءﺎﺸ ْا ةﺎ ْوو

ْوﺄْا ْ ا ﻒْ

ْ ﺸ ا ْ ْ ْ ﺎ ﺮْ ﻔْا عﻮ ْ ﺢْ ا ةﺎ ْوو

(

هاور

ْ

Artinya : “Dari Abdullah bin ‘Amr r.a. bahwasannya Nabi saw. bersabda : “Waktu Zuhur itu ialah tatkala condong matahari (ke sebelah Barat) sampai bayang-bayang orang sama dengan tingginya sebelum datang waktu Asar, dan waktu Asar selama belum kuning matahari, dan waktu Magrib sebelum hilang awan merah (setelah terbenamnya matahari), dan waktu Isya hingga tengah malam, dan waktu salat Subuh dari terbit fajar hingga sebelum terbit matahari”(HR. Muslim)6

Awal atau akhir waktu salat ditentukan oleh posisi Matahari dilihat

dari tempat tertentu. Awal Zuhur dimulai sejak Matahari tergelincir, awal

‘Asar sejak Matahari membuat bayang-bayang sama dengan bendanya, awal

Magrib sejak Matahari terbenam, waktu Isya’ sejak hilangnya apabila mega

warna merah di ufuk barat sudah hilang, awal Subuh sejak terbit fajar sidik.7

dan akhir Subuh ketika Matahari terbit.

(4)

adalah gerak semu Matahari setiap harinya. Perjalanan Matahari menurut arah

dari timur ke barat yang menyebabkan pergantian siang dan malam bukanlah

perjalanan yang hakiki. Namun disebabkan adanya rotasi bumi dari arah barat

ke timur selama ± 24 jam untuk sehari semalam. Hal tersebut mengakibatkan

semua benda langit yang berada di sekitar Bumi tampak berjalan dari timur ke

barat tegak lurus dengan poros bumi. Keteraturan lintasan dan pergerakan

Matahari dapat dipelajari oleh manusia sehingga dapat dimanfaatkan untuk

keperluan manusia sehari-hari. Keteraturan ini menjadi suatu patokan dalam

menentukan waktu-waktu salat setiap hari dengan melihat bayang-bayang

Matahari.

Dari sini dapat dipahami bahwa waktu-waktu salat yang ditunjukkan

oleh al-Qur’an maupun hadis Nabi berupa fenomena alam yang masih bersifat

kualitatif. Hal inilah yang tentu akan menimbulkan polemik baru dimana

kalau tidak menggunakan ilmu falak dan astronomi pasti akan mengalami

kesulitan dalam menentukan awal waktu salat.

Untuk menentukan awal waktu Zuhur misalnya, kita harus keluar

rumah melihat Matahari tergelincir yaitu sesaat setelah seluruh bundaran

matahari meninggalkan titik kulminasi8. Demikian pula untuk menentukan

awal waktu Asar kita harus keluar rumah dengan membawa tongkat

kemudian mengukur dan membandingkan dengan panjang bayang-bayang

tongkat itu, dan seterusnya. Ini adalah metode yang digunakan oleh Mazhab

Rukyat dalam persoalan penentuan waktu-waktu salat, sehingga waktu salat

yang ditentukan itu disebut dengan al-auqat al-mar’iyah atau al-waqtu al

(5)

mar’iy.9

Penentuan waktu salat dengan pedoman tanda-tanda alam atau tekstual

dalam hadis-hadis nabi tersebut bisa menggunakan instrumen-instrumen falak

seperti Jam Bencet10, rubu’mujayyab11, dan tongkat istiwa’12. Dalam tataran

aplikatif cara seperti ini memang cukup mudah dan sangat sederhana, tetapi

hal ini akan menemukan kesulitan ketika langit mendung ataupun hujan.

Inilah salah satu kelemahan metode rukyat dalam menentukan waktu salat.

Pendapat kedua menyebutkan bahwa awal dan akhir waktu salat

ditentukan oleh posisi Matahari dilihat dari suatu tempat di Bumi, sehingga

metode yang dipakai ini adalah hisab. Di mana hakikat hisab waktu salat

adalah menghitung kapan Matahari menempati posisi seperti tersebut dalam

nash-nash waktu salat. Pemahaman inilah yang dipakai oleh Mazhab Hisab13.

Di antara metode hisab yang ada pada saat ini adalah metode ephemeris14 dan

kitab-kitab klasik. Dengan cara hisab inilah, nantinya lahir jadwal waktu salat

abadi atau jadwal salat sepanjang masa.

Kedua Mahzab tersebut pada dasarnya berlaku di masyarakat, ini dapat

9

Ahmad Izzuddin, Fiqh Hisab Rukyah, Jakarta: Erlangga, 2007, hlm. 38.

10

Jam Bencet adalah alat sederhana yang terbuat dari kayu, semen, atau semacamnya yang diletakkan di tempat terbuka agar mendapat sinar Matahari. Alat ini berguna untuk mengetahui waktu Matahari hakiki, tanggal syamsiyah serta mengetahui pranotomongso. Jam Bencet dalam bahasaYunani disebut gnomon yang berati “penunjuk”. Lihat Muhyiddin Khazin, Kamus Ilmu Falak , Yogyakarta: Buana Pustaka, 2005, hlm.12.

11

Rubu’ Mujayyab yang dikenal pula dengan istilah kwadrant adalah suatu alat hitung yang berbentuk seperempat lingkaran untuk hitungan goneometris. Alat ini sangat berguna untuk memproyeksikan peredaran benda-benda langit pada bidang vertikal. Lihat Muhyiddin Khazin, op cit. hlm.69.

12

Tongkat Istiwa’ adalah alat sederhana yang terbuat dari sebuah tongkat yang ditancapkan tegak lurus pada bidang datar dan diletakkan di tempat terbuka agar mendapat sinar Matahari. Alat ini berguna untuk mengetahui waktu Matahari hakiki, menentukan titik arah mata angin, menentukan tinggi Matahari, dan melukis Qiblat. Lihat Muhyiddin Khazin, op cit. hlm.85.

13

Ahmad Izzuddin, op cit, hlm.39.

14

(6)

dilihat dari adanya tongkat istiwa’ disebagian masjid yang digunakan untuk

menentukan waktu salat. Adanya tongkat istiwa’ ini memberikan simbol

bahwa Mahzab Rukyat memang masih ada di masyarakat. Walaupun di

dalam masjid tersebut juga terdapat jadwal waktu salat abadi yang biasanya

dipakai sebagai pedoman disaat cuaca tidak mendukung (mendung) yang

memberikan simbol adanya Mazhab Hisab.

Sebagai contoh kecil di daerah Sidayu Gresik terdapat sebuah

pesantren yang bernama pesantren al-bayyinah berdiri pada tahun 1999 yang

melaksanakan salat dengan waktu yang berbeda dari masjid-masjid sekitar

yang mengikuti ketetapan waktu salat pada umumnya yaitu dari BHR (Badan

Hisab Rukyat) Kementrian Agama RI yang menggunakan metode hisab.

Mereka menggunakan metode atau cara yang digunakan oleh Mahzab Rukyat

yaitu melihat secara langsung tanda-tanda alam sebagaimana disebutkan

secara tekstual dalam hadis-hadis nabi, seperti menggunakan alat bantu

tongkat istiwa’. Pada dasarnya Mazhab Rukyat dan Mazhab Hisab dalam

persoalan penentuan waktu salat, tidak menampakkan adanya suatu persoalan

besar. Bahkan sekat pemisah kedua mazhab tersebut tampak tidak muncul

(tidak ada). Jika ada perbedaan mungkin karena posisi tempatnya, mungkin

perbedaanny 1-2 menit masih batas toleransi antara waktu adzan dan iqamah

akan tetapi perbedaan ini dianggap besar jika melebihi 5 menit.

Di pesantren al-Bayyainah perbedaan waktu dengan Departemen

Agama agama yaitu lebih dari 5 menit, sehingga banyak masyarakat sekitar

yang bingung, resah dan menghibah, terutama di waktu bulan ramadhan

(7)

masyarakat sekitar, seperti pada waktu Magrib mereka lebih dulu

mengumandangkan adzan dari masjid-masjid sekitarnya, sehingga membuat

masyarakat bingung, dan ketika waktu salat Subuh mereka

mengumandangkan adzan di akhir waktu masjid-masjid sekitar melaksanakan

salat. Dengan adanya hal seperti itu banyak masyarakat yang protes ke

pesantren al-Bayyinah sehingga pesantren tersebut menggumandangkan

adzan tidak lagi menggunakan pengeras suara. Fenomena ini menarik untuk

diteliti, mengingat pentingnya mengetahui masuknya waktu salat itu

merupakan salah satu dari syarat sah salat, maka peneliti mencoba untuk

mencari metode penentuan waktu salat di pesantren tersebut. Oleh karena itu,

untuk mempermudah arah pembahasan, maka penelitian ini diberi judul

“Metode penentuan lima waktu salat di pondok pesantren Al-Bayyinah

Sidayu Gresik Jawa Timur”

B. Rumusan Masalah

 Bagaimana metode penentuan lima waktu salat di pondok pesantren

al-Bayyinah Sidayu Gresik Jawa Timur?

C. Batasan Masalah

Agar supaya permasalahan tidak melebar kemana-mana, maka

penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup pembahasa metode penentuan

(8)

D. Tujuan Penelitian

 Untuk mengetahui metode penentuan lima waktu salat di pondok

pesantren al-Bayyinah Sidayu Gresik Jawa Timur.

E. Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah:

1. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

hazanah keilmuan bagi penulis dan masyarakat luas.

2. Untuk dijadikan referensi bagi kaum intelektual dalam pembahasan

menentukan lima waktu salat.

3. Mampu menjawab kegelisahan masyarakat tentang cara penentuan

lima waktu salat yang dilaksanakan oleh podok pesantren al-Bayyinah

Sidayu Gresik Jawa Timur.

F. Tinjauan Pustaka

Sebagaimana telah diuraikan pada rumusan masalah di atas, skripsi ini

mengkaji tentang metode penentuan lima waktu salat menurut pondok

pesantren al-bayyinah sidayu gresik penyusun belum menemukan penelitian

atau kajian yang sama dengan judul di atas, namun ada penelitian yang mirip

atau berkaitan dengan judul skripsi di atas, yaitu:

Skripsi Moh. Afif Amrulloh (2010) mahasiswa Jurusan Ahwal

al-Syakhshiyyah Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana

Malik Ibrahim Malang yang berjudul “Penentuan Awal Waktu Salat Subuh

Menurut Departemen Agama Dan Aliran Salaf”, skripsi ini mengungkap fajar

(9)

Agama dan Aliran Salafi, BHR Depag menganggap astronomical twilight

sebagai fajar sidiq karena dipandang dari prespektif astronomi sedangkan

salafi menggangapnya sebagai fajar kadzib karena dipandang dari prespektif

syar’i.

Skripsi M. Arifudin (2013) mahasiswa Jurusan Ahwal

al-Syakhshiyyah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang

yang berjudul “Fajar dalam tinjauan hadits dan astronomi (Dalam Penentuan

Awal Awaktu Subuh Di Idndonesia)” skripsi ini menjelaskan fajar kadzib dan

fajar sidiq dari tinjauan syar’i dan ilmiah untuk mengetahui awal waktu salat

Subuh, dengan membandingkan dua variable yakni hadits dan astronomi.

skripsi Siti Mufarrohah (2011) S.1 Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo

Semarang, “Konsep Waktu Salat Asar Imam Syafi’i dan Hanafi (Uji Akurasi

Berdasarkan Ketinggian Bayang-bayang Matahari di Kabupaten

Semarang)”, yang menguraikan tentang posisiMatahari waktu Asar menurut

mazhab Syafi’i dan Hanafi.

Skripsi Maryani Abdul Muis (2011) S.1 Fakultas Syari’ah IAIN

Walisongo Semarang yang berjudul “Studi Analisis Metode Penetuan Waktu

Salat dalam Kitab Ad-Durusul Falakiyah Karya Ma’sum”. Skripsi ini

menguraikan metode penentuan waktu salat menggunakan rubu’ mujayyab

beserta uji akurasinya.

buku yang ditulis Drs. Moh. Murtadho, M.HI yang berjudul Ilmu Falak

Praktis Yang menyajikan tentang dasar-dasar falakiyah, pengertian dan

(10)

teknis mengadakan rukyah alhilal dan lain sebagainya.15

Rujukan skripsi yang utama yakni al-Quran dan Hadits serta buku-buku

tentang penentuan waktu salat. Bahkan skripsi dan karya ilmiah yang lain

mungkin akan dipergunakan oleh penulis. Hal itu dikarenakan bahwa judul

yang di angkat oleh penulis merupakan judul yang tidak asing untuk dikaji.

Sehingga memungkinkan munculnya penulisa-penulisan research ilmiah yang

telah ada sebelum atau sesudah ini. Dan tentunya dapat dijadikan rujukan

selanjutnya.

G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) karena

peneliti melakukan pengamatan secara langsung di lapangan yaitu dengan

jalan interview dan observasi dengan narasumber secara langsung serta

kitab-kitab atau buku-buku untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan,

dan tidak menutup kemungkinan peneliti mengunakan studi pustaka

(library reserch) untuk menambah kelengkapan data. Hal itu dikarenakan

tidak cukupnya sumber data yang diperoleh dari penelitian studi lapangan.

2. Sumber Data

Dikarenakan penelitian ini bersifat penelitian lapangan (field research)

maka dalam penyusunan proposal penelitian ini, penulis memperoleh data

dari fakta-fakta lapangan, yaitu melakukan wawancara dan observasi

dengan informan yang berkompetensi dari dalam pesantren al-Bayyinah

(11)

Sidayu Gresik Jawa Timur. Adapun sumber data penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a) Sumber Primer:

 Al-Quran

 Hadits

 Interview dengan narasumber

 observasi

b) Sumber Skunder:

Yakni meliputi buku-buku, artikel, makalah,Koran oneline dan

lain sebagainya

3. Teknik Pengumpulan Data

Karena penelitian ini termasuk penelitian lapangan (Field Research),

yaitu penulis mengamati dan mengumpulkan data secara langsung dari

lapangan yang telah ditentukan sesuai judul penelitianya. Maka hal

tersebut ditempuh dengan cara sebagai berikut:

 Wawancara (interview) yaitu proses mengumpulkan data dengan cara

dialog dan Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara

dengan nara sumber yang dianggap mengetahui informasi dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu untuk

(12)

 Observasi/pengamatan yaitu pengumpulan data dengan pengamatan

oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian.17

 Dokumenter yaitu penulis mengumpulkan data dari informasi yang

disimpan atau didokumentasikan oleh lembaga tersebut.18

4. Metode Analisa

Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menganalisa dengan teknik

analisis deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan fenomena-fenomena

atau fakta-fakta yang ada,19 tentang metode penentuan lima waktu salat

podok pesantren al-Bayyinah Sidayu Gresik Jawa Timur. Dan dilakukan

oleh seseorang dengan sasaran penelitian yang terbatas, tetapi dengan

keterbatasan sasaran penelitian yang ada itu digali sebanyak mungkin data

mengenai sasaran penelitian. Dengan demikian walaupun sasaran

penelitian terbatas, tetapi kedalaman data sebut saja kualitas data tidak

terbatas. Semakin berkualitas data yang dikumpulkan, maka penelitian ini

semakin berkualitas.20 Yaitu dengan cara mewawancarai nara sumber dan

mengumpulkan dokumen-dokumen dari lembaga itu sehingga memperoleh

data yang dibutuhkan kemudian dikelompokkan berdasarkan kebutuhan

karya ilmiah sehingga mendapatkan kesimpulan dari hasil penelitian tanpa

menambai atau mengurangi data dari hasil wawancara tersebut sehingga

mudah untuk dipahami oleh pembaca.

17

Burhan Bungin, Metode Penelitian Social: Format-Format Kualitatif Dan Kuantitatif, (Surabaya: 2001), hlm. 142

18

Ibid, hlm. 153.

19

(13)

H. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam memahami dan mempelajari skripsi ini,

disini akan dijelaskan mengenai sistematika penulisan penelitian, dimana

penelitian ini terdiri dari empat bab yaitu sebagai berikut:

BAB I mengemukakan tentang pendahuluan, dalam bab ini meliputi

latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II mengemukakan tentang sebuah landasan teori mengenai

pengertian salat, dasar hukum salat dan waktu-waktu salat.

BAB III mengemukakan tentang hasil penelitian atau data penelitian

yang meliputi tentang biografi pesantren al-bayyinah dan metode penentuan

lima waktu salat di pondok pesantren al-Bayyinah Sidayu Gresik Jawa Timur.

BAB IV mengemukakan tentang penutup yang berisikan kesimpulan

(14)

METODE PENENTUAN LIMA WAKTU SALAT DI PONDOK

PESANTREN AL-BAYYINAH SIDAYU GRESIK

JAWA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S-1)

Oleh :

Farikhul Aziz

NIM. 09120028

JURUSAN SYARI’AH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(15)
(16)
(17)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Farikhul Aziz

Nim : 09120028

Tempat/Tgl Lahir : Gresik, 18 Oktober 1990

Fak/Jurusan : Agama Islam / Syari’ah

Menyatakan bahwa Tugas Akhir / Skripsi dengan judul :

“Metode Penentuan Lima Waktu Salat Di Pondok Pesantren Al-Bayyinah Sidayu Gresik Jawa Timur”

Adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah kami sebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan kami buat dengan sebenar-benarnya daan apabila pernyataan ini tidak benar, kami bersedia mendapat sanksi akademis.

Malang, 2014 Mahasiswa Ybs,

(18)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Rabbil ‘Alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan hidayahnya kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir kuliah ini. Sesudah mengucapkan syukur tersebut, tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa pihak yang turut membantu dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.

Pertama, penulis mengucapkan terima kasih kepada ayah, ibu, adik-adikku dan segenap keluarga besar, yang telah member dukungan dan motivasi dalam hal materi dan non materi.

Kedua, penulis mengucapkan banyak terima kasih dengan tulus kepada bapak Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Dekan Fakultas Agama Islam bapak Drs. Faridi, M.Si., dosen pembimbing I: Drs. M. Sarif, M.Ag. dan pembimbing II: Drs. Syamsurizal Yazid, MA, serta seluruh civitas akademika yang telah memberi kesempatan belajar. Sehingga memperoleh kesempatan untuk menimba ilmu dan pengalaman. Baik di dunia pendidikan, organisasi maupun di dunia kerja.

Ketiga, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih juga kepada ustadz Agus Su’aidi yang telah bersedia berbagi informasi masalah seputar penentuan waktu salat di pondok pesantren al-Bayyinah. Sehingga penulis mendapatkan butiran-butiran baru ilmu pengetahuan.

(19)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

MOTO ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Tinjauan Pustaka ... 8

G. Metode Penelitian ... 10

H. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Salat ... 14

B. Dasar Hukum Penentuan Waktu Salat ... 16

a. Dasar Hukum dari al-Quran ... 16

b. Dasar Hukum dari Hadis ... 18

(20)

c. Waktu Salat Magrib ... 27

d. Waktu Salat Isya’ ... 29

e. Waktu Salat Subuh ... 31

f. Waktu Terbit ... 33

D. Data Perhitungan Waktu Salat ... 33

1. Lintang Tempat ... 33

2. Bujur Tempat ... 33

3. Deklinasi Matahari ... 34

4. Equation of Time ... 34

5. Meridian Pass ... 34

6. Sudut Waktu Matahari ... 34

7. Koreksi Waktu Daerah ... 35

8. Ketinggian Matahari ... 35

9. Tinggi Tempat dari Permukaan Air Laut ... 35

10. Ihtiyat ... 36

E. Peredaran Benda-Benda Langit ... 37

1. Peredaran Hakiki Benda-Benda Langit ... 37

a. Gerak Matahari ... 37

b. Gerak Bumi ... 37

2. Peredaran Semu Benda-Benda Langit ... 40

a. Matahari ... 40

F. Hisab dan Rukyat Waktu Salat ... 41

a. Hisab ... 41

b. Rukyat ... 42

BAB III: METODE PENENTUAN LIMA WAKTU SALAT DI PONDOK PESANTREN AL-BAYYINAH SIDAYU GRESIK JAWA TIMUR A. Biografi Singkat Pondok Pesantren Al-Bayyinah Sidayu Gresik ... 43

(21)

C. Teori-Teori Penentuan Lima Waktu Salat di Pondok Pesantren

al-Bayyinah Sidayu Gresik ... 48

1. Waktu Salat Zuhur ... 48

2. Waktu Salat Asar ... 51

3. Waktu Salat Magrib ... 52

4. Waktu Salat Isya’ ... 53

5. Waktu Salat Subuh ... 53

D. Metode Penentuan Lima Waktu Salat di Pondok Pesantren al-Bayyinah Sidayu Gresik ... 55

E. Analisis Hasil Pengamatan Lima Waktu Salat di Pondok Pesantren al-Bayyinah Sidayu Gresik ... 56

a. Waktu Zuhur ... 58

b. Waktu Asar ... 60

c. Waktu magrib dan isya’ ... 64

d. Waktu Isya’ ... 64

e. Waktu Subuh ... 65

BAB IV: PENUTUP A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(22)

DAFTAR PUSTAKA Buku

Afif Amrullah, Moh. (2010). Penentuan Awal Waktu Salat Subuh Menurut

Departemen Agama Dan Aliran Salafi. skripsi S1 Al-ahwal

al-syakhshiyyah fakultas syari’ah Universitas islam negeri maulana

malik ibrahim malang: 2010.

Agus Hasan Bashari, Mamduh Farhan, al- Buhairi. (2010). Koreksi Awal

Waktu Subuh. Malang: Pustaka Qiblati.

Azhari, Susiknan. (2004). ilmu falak teori dan praktek. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.

Bungin, Burhan. (2001). Metode Penelitian Social: Format-Format

Kualitatif Dan Kuantitatif. Surabaya: Airlangga university press.

Departemen Agama RI. (2008) Al-Qur‟an dan Terjemahnya. Bandung:

Diponegoro.

Hasbi Ash-Shiddiqi, Muhammad. (1994). Koleksi Hadis-Hadis hokum II.

(jilid II).Jakarta.

Izzuddin, Ahmad. (2007). Fiqih Hisab Rukyat. Jakarta: Erlangga.

Izzuddin, ahmad. et al. (2013). Buku Saku Hisab Rukyat, Tanggerang.

Jambek, Saadoe'ddin. (1974). Salat dan Puasa di daerah Kutub. Jakarta :

Bulan Bintang, cet. Ke-I.

Jamil, A. (2009). Ilmu Falak (Teori dan Praktek). Jakarta: Amzah.

Kadir, A. (2012). Formula Baru Ilmu Falak. Jakarta: AMZAH. cet: ke-1.

(23)

Khazin, Muhyiddin. (2005). Kamus Ilmu Falak. Yogyakarta: Buana

Pustaka.

Khazin, Muhyiddin. (2004). Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik.

Yogyakarta: Buana Pustaka.

Mudjab Mahalli, Ahmad.(2004) Hadis-hadis Mutafaq ’Alaih. Jakarta:

kencana.

Mulyana, Deddy. (2004). Metode Penelitian Kualitatif Paradigma Baru

Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja

Rosdakarya, Cet IV.

Murtadho, Moh. (2008). Ilmu Falak Praktis. Malang : UIN-Malang Press.

Rachim, abdul. (1983). Ilmu Falak. Yogyakarta: Liberti.

Rahman, Abdur. (1992). An Nasa’iy, Tarjamah Sunan An Nasa’iy. (terj.

Arifin). Semarang.

Farid ruskanda. (1996). 100 masalah hisab dan rukyat telaah syari’ah,

sains dan Teknologi. Jakarta: Gema Insani Press.

Sabiq, Sayyid. (1978). Fiqih Sunnah. (terj. Drs Moh Talib). bandung:

PT.al-Ma’arif.

Shadiq, Sriyatin. (1994). Ilmu Falak I. Surabaya.

Salam, Abd. (2001). Ilmu Falak (Hisab Shalat, Arah Kiblat dan Kalender

Hijriyah). Sidoharjo: Aqaba.

Su’aidi, Agus. (2004). Pedoman Waktu Salat Abadi Sesuai Petunjuk Nabi,

(24)

Syahminan, Zaini. (2001) Sudah Sempurnakah Salatku. Jakarta: Kalam

Mulia.

Sayyidul Imam Muhammad bin Isma’il Al Kahlaniy. terjemahan

subulussalam, (terj. Abubakar Muhammad) Surabaya: Al Ikhlas.

Internet

Djamaluddin, Tomas. (2004) Matahari dan penentuan jadwal salat, di

akses pada tanggal 20 Juni 2014 dari http://tdjamaluddin.

wordpress.com/2010/04/19/mataharidanpenentuan-jadwal

shalat.html.

Gerak dan Posisi Benda Langit, diakses pada tanggal Selasa, 11 maret

2014 dari http://momentumsudutdanrotasibendategar.blogspot.

com/2013 /12/gerak-dan-posisi-benda langit.html.

Gerak Semu Matahari, di akses pada tanggal 11 maret 2014 dari

http://dinamyusra.blogspot.com/2012/11/gerak-semu-harian-dan-tahunan-matahari_28.html.

Sidayu,Gresik, di akses pada tanggal 24 Maret 2014 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Sidayu,_Gresik.

Jadwal Waktu Salat, diakses pada tanggal 24 maret 2014 Data di ambil

Referensi

Dokumen terkait