• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERPRETASI WARGA BANJAR TERHADAP KAIN SASIRANGAN SEBAGAI IDENTITAS KULTURAL (Studi pada Anggota Forum Komunikasi Mahasiswa Banjarmasin di Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "INTERPRETASI WARGA BANJAR TERHADAP KAIN SASIRANGAN SEBAGAI IDENTITAS KULTURAL (Studi pada Anggota Forum Komunikasi Mahasiswa Banjarmasin di Malang)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

INTERPRETASI WARGA BANJAR TERHADAP KAIN SASIRANGAN SEBAGAI IDENTITAS KULTURAL

(Studi pada Anggota Forum Komunikasi Mahasiswa Banjarmasin di Malang)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh :

ISMI YOLANDA

NIM : 201010040311076

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ismi Yolanda

Tempat, Tanggal Lahir : Pangkalan Bun, 20 Maret 1992 Nomor Induk Mahasiswa : 201010040311076

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:

Interpretasi Warga Banjar terhadap Kain Sasirangan sebagai Identitas Kultural (Studi pada Anggota Forum Komunikasi Mahasiswa Banjarmasin di Malang)

Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 14 April 2014 Yang Menyatakan,

(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbil’alamin, Segala Puja dan Puji hanya Milik Allah SWT,

dengan segenap rasa syukur akan ke-Esaan nya yang telah memberi nikmat dan anugerah yang sangat indah pada waktunya, akhirnya peneliti dapat merampungkan penulisan skripsi yang berjudul INTERPRETASI WARGA BANJAR TERHADAP KAIN SASIRANGAN SEBAGAI IDENTITAS KULTURAL (Studi pada Anggota Forum Komunikasi Mahasiswa Banjarmasin di Malang) ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Adapun dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Bapak Drs. H. Muhadjir Efendi, MAP dan seluruh pembantu rektor UMM.

2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

(7)

4. Bu Dra. Frida Kusumastuti, M.Si dan Bu Isnani Dzuhrina, M.Adv selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

5. Kedua orang tuaku yang senantiasa mengiringi dengan do’a, kasih sayang, dorongan, dukungan, nasehat, dan perhatian yang tidak pernah berhenti selama penulis menyelesaikan skripsi ini, serta abangkuRendy Eka Saputra dan Aan Dwi Saputra yang telah mendukungku dalam mengerjakan skripsi.

6. Untuk Gethana Mahanugraha terima kasih atas doa, semangat, pengertian, perhatian, dukungan, dan nasehatnya selama ini sampai akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

7. Sahabatku Shella, Ipul, Rani, Puspa, Anez, Panda, Agus, Kembud, Rama, Nugi, Inyong, Si’o, Bejet, Anam, Hamza,Lala, Ulan, Arin, Huda, Amah serta teman

ABEKOM yang telah memberikan dukungan dan semangat pada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini serta menemani penulis di saat senang maupun sedih. Terima kasih teman-teman untuk semua cerita, pengalaman, keseruan, dan hari indah yang sudah kita lewati bareng-bareng selama ini.

8. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Terimakasih atas semuanya yang telah mendukungku dan mendoakan ku. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 14 April 2014 Penyusun

(8)

DAFTAR ISI

COVER ...

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... v

ABSTRAKSI ... vi

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 5

1. Kegunaan Akademis ... 5

2. Kegunaan Praktis ... 6

BAB IITINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Antar Budaya ... 7

1. Karakteristik Komunikasi Antar Budaya ... 7

2. Komunikasi Non-Verbal dalam Komunikasi Antar Budaya ... 9

B. Konsep Interpretasi ... 9

C. Budaya Banjar ... 10

D. Identitas Kultural ... 13

1. Pembentukan Identitas Budaya ... 14

E. Landasan Teoritis ... 16

F. Definisi Konseptual ... 18

1. Interpretasi ... 19

2. Kain Sasirangan ... 19

3. Identitas Kultural ... 19

BAB IIIMETODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 20

B. Tipe Penelitian ... 21

(9)

D. Subyek Penelitian ... 21

E. Fokus Penelitian ... 22

F. Metode Pengumpulan Data ... 22

G. Teknik Analisa Data ... 23

H. Teknik Keabsahan Data ... 24

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Forum Komunikasi Mahasiswa Banjarmasin ... 25

1. Sejarah Terbentuknya Forum Komunikasi Mahasiswa Banjamasin ... 25

2. Profil Forum Komunikasi Mahasiswa Banjarmasin ... 26

3. Visi dan Misi Forum Komunikasi Mahasiswa Banjarmasin ... 26

4. Struktur Pengurus Forum Komunikasi Mahasiswa Banjarmasin ... 27

B. Tinjauan Kain Sasirangan Kalimantan Selatan ... 29

1. Sejarah Kain Sasirangan ... 29

2. Kain Sasirangan dalam Konteks Mitos ... 30

3. Tata Warna Kain Sasirangan ... 31

4. Motif Tradisional Kain Sasirangan ... 32

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identitas Subyek ... 40

B. Sajian Data ... 41

1. Deskripsi Data Tentang Kain Sasirangan ... 41

a. Cara Pembentukan Identitas Budaya melalui Kain Sasirangan ... 45

b. Kain Sasirangan Sebagai Bentuk Identitas Budaya Banjar ... 51

2. Budaya Banjar pada Kain Sasirangan ... 54

C. Bahasan Interpretasi Warga Banjar terhadap kain sasirangan sebagai Identitas Kultural ... 59

D. Kesinambungan Teori ... 62

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Effendi, Sofian dan Tukiran. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Hamidi. 2010. Metode Penelitian Kualitatif, Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press.

______. 2010. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: UMM Press. Koentjaraningrat. 2000. PengantarIlmuAntropologi. Jakarta: PT.RienekaCipta.

Liliweri, Alo. 2001. Gatra Gatra Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. __________. 2003. Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: LKIS. Moleong, L. J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. 2000.IlmuKomunikasiSuatuPengantar. Bandung: RosdaKarya.

Mulyana, Deddy dan Jalaluddin Rakhmat. 2006. Komunikasi Antarbudaya Panduan Berkomunikasi dengan orang-orang Berbeda Budaya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Samovar, A. Larry; Richard E. Porter and Edwin R. McDaniel. 2010. Komunikasi Lintas Budaya, Communication Between Cultures. Edisi 7. Jakarta: Salemba Humanika. Setiadi, M. Elly. 2009. IlmuSosialdanBudayaDasar. Jakarta: Kencana.

Soekanto, Soejono. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Grafindo Persada Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung:Alfabeta.

Syamsiar, Seman. 2007. Sasirangan Kain Khas Banjar. Banjarmasin: Lembaga Pengkajian dan Pelesatarian Budaya Banjar Kalimantan Selatan.

Tilaar H.A.R. 2007.Mengindonesia Etnititas dan Identitas Bangsa Indonesia.Jakarta: PT. Rieneka Cipta

(11)

Non Buku:

Anonim. 2013. “Identitas”. http://sosiologibudaya.wordpress.com/2013/03/20/identitas/ (diakses pada tanggal 28 Oktober 2013 19.45 WIB)

Anonim. “Kain Sasirangan: Keindahan Motif Khas Kalimantan Selatan”. http://www. Indonesia.travel/id/destination/914/banjarmasin/article/278/kain-sasirangan-keindahan motif-khas-kalimantan-selatan (diakses pada tanggal 28 Oktober 2013 pukul 15.00 WIB).

Anonim. “Kain Sasirangan Kalimantan Selatan”. http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/530/ Jbptunikompp-gdl-mrisfikhus-26465-4-unikom_m-i.pdf (diakses pada tanggal 03 Maret 2014 Pukul 17.05 WIB).

Anonim. http://fkmbanjarmasin.blogspot.com/ (diakses pada tanggal 03 Maret 2014 pukul 18.35 WIB).

Arul. 2010. “Tiga Subyek Stuart Hall”. http://kangarul.com/tiga-subyek-stuart-hall/ (diakses pada tanggal 30 Oktober 2013 pukul 16.15 WIB).

Commbro. 2013. “Identitas Budaya”. http://commbro.wordpress.com/2013/03/10/identitas-Budaya/ (diakses pada tanggal 25 Oktober 2013 pukul 09.30 WIB).

Pemerintah Kota Banjarmasin. 2013. “Seni Budaya”. http://www.banjarmasinkota.go.id/ banjarmasin/profile/seni-budaya.html (diakses pada tanggal 25 Oktober 2013 pukul 10.05 WIB).

Ridho. 2012. “Komunikasi Lintas Budaya”. http://ridhorinaldy.wordpress.com/komunikasi-lintas-budaya/ (diakses pada tanggal 25 Oktober 2013 pukul 09.50 WIB).

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi sebagai proses pertukaran simbol verbal dan nonverbal antara

pengirim dan penerima untuk merubah tingkah laku kini melingkupi proses yang lebih

luas. Jumlah simbol-simbol yang dipertukarkan tentu tidak bisa dihitung dan

dikelompokkan secara spesifik kecuali bentuk simbol yang dikirim, verbal dan nonverbal.

Memahami komunikasi pun seolah tak ada habisnya. Mengingat komunikasi sebagai

suatu proses yang tiada henti melingkupi kehidupan manusia.

Dengan belajar memahami komunikasi lintas budaya berarti memahami realitas

budaya yang berpengaruh dan berperan dalam komunikasi. Adapun komunikasi lintas

budaya juga mempelajari mengenai komunikasi dan budaya non-verbal. Banyak klasifikasi

yang membagi pesan non-verbal ke dalam dua kategori komprehensif: yang dihasilkan oleh

tubuh (penampilan, gerakan, ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, dan parabahasa), dan

hal-hal seperti ruang lingkup (tempat, waktu, dan sikap diam) (Samovar, Porter, McDaniel,

2010: 299).

Menurut Ting Toomey, budaya sebagai komponen dari usaha manusia untuk

bertahan hidup (survive) dan berkembang dalam lingkungan partikular mereka, memiliki

beberapa fungsi, yaitu: Identity Meaning Function yaitu budaya memberikan kerangka

referensi untuk menjawab pertanyaan paling mendasar dari keberadaan manusia ‘siapa

saya’,Group Inclusion Functionyaitu budaya menyajikan fungsi inklusi dalam kelompok

yang bisa memuaskan kebutuhan seseorang terhadap afiliasi keanggotaan dan rasa ikut

memiliki, Intergroup Boundary Regulation Function yaitu fungsi budaya sebagai

(13)

2 secara kultural tidak sama, The Ecological Adaptation Function yaitu fungsi budaya

dalam memfasilitasi proses-proses adaptasi di antara diri, komunitas kultural dan

lingkungan yang lebih besar, The Cultural Communication Function yaitu koordinasi

antara budaya dengan komunikasi, budaya mempengaruhi komunikasi dan komunikasi

mempengaruhi budaya. Ringkasnya, budaya diciptakan, dibentuk, ditransmisikan dan

dipelajari melalui komunikasi; sebaliknya praktik-praktik komunikasi diciptakan,

dibentuk dan ditransmisikan melalui budaya (Rahardjo, 2005: 49-51).

Menurut Kim, asumsi yang mendasari batasan tentang komunikasi antarbudaya

adalah bahwa individu-individu yang memiliki budaya yang sama pada umumnya berbagi

kesamaan-kesamaan dalam keseluruhan latar belakang pengalaman mereka daripada

orang yang berasal dari budaya yang berbeda. Dengan memberikan penekanan baik

kepada perbedaan-perbedaan kultural yang sesungguhnya maupun perbedaan-perbedaan

kultural yang dipersepsikan antara pihak-pihak yang berkomunikasi, maka komunikasi

antarbudaya menjadi sebuah perluasan bagi studi komunikasi antarpribadi, komunikasi

organisasi dan kawasan-kawasan studi komunikasi antarmanusia lainnya. Ketika

komunikasi antarbudaya mempersyaratkan dan berkaitan dengan kesamaan dan

perbedaan kultural antara pihak-pihak yang terlibat maka karakteristik-karakteristik

kultural dari para partisipan bukan merupakan fokus studi. Titik perhatian dari

komunikasi antarbudaya adalah proses komunikasi antara individu dengan individu dan

kelompok dengan kelompok (Rahardjo, 2005: 53-54).

Jadi melalui budaya kita bertukar dan belajar banyak hal, karena pada

kenyataannya siapa kita adalah realitas budaya yang kita terima dan pelajari. Untuk itu,

saat komunikasi menuntun kita untuk bertemu dan bertukar simbol dengan orang lain,

(14)

3 Memahami budaya yang berbeda dengan kita juga bukanlah hal yang mudah,

dimana kita dituntut untuk mau mengerti realitas budaya orang lain yang membuat ada

istilah ‘mereka’ dan ‘kita’ dalam situasi seperti itulah manusia dituntut untuk

mengungkap identitas orang lain. Dalam kegiatan komunikasi, identitas tidak hanya

memberikan makna tentang pribadi individu, lebih dari itu identitas menjadi ciri khas

sebuah kebudayaan yang melatarbelakanginya. Dari ciri khas itulah nantinya kita dapat

mengungkapkan keberadaan individu tersebut.

Dalam artian sederhana, yang dimaksud dengan identitas budaya adalah rincian

karakteristik atau ciri-ciri sebuah kebudayaan yang dimiliki oleh sekelompok orang yang

kita ketahui batas-batasnya tatkala dibandingkan dengan karakteristik atau ciri-ciri

kebudayaan orang lain (Liliweri, 2002: 72).

Indonesia sebagai negara kepulauan, dikenal luas sebagai bangsa yang terdiri dari

sekitar 300 suku bangsa yang memiliki identitas kebudayaan masing-masing. Penduduk

Indonesia tentunya terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki daerah asal dan

kebudayaannya sendiri dan telah berakar sejak berpuluh-puluh tahun yang silam.

Keberagaman suku dan budaya yang ada di Indonesia menjadi salah satu ciri khas

masyarakat Indonesia. Sehingga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita tidak

terlepas dari adanya perbedaan kebudayaan antara satu daerah dengan daerah lain, suatu

kelompok masyarakat yang satu dengan kelompok masyarakat lainnya, hingga benturan

kebudayaan antara masing-masing individu dengan latar belakang adat istiadat, budaya

dan nilai-nilai yang berbeda pula.

Masing-masing budaya yang ada di Indonesia tentu memiliki keunikan dan

kekhasan masing-masing, salah satunya adalah budaya Banjar. Salah satu hal yang

(15)

4 budaya non-verbal yang disampaikan melalui kain sasirangan. Dimana Kain sasirangan

merupakan salah satu identitas budaya Banjar, dengan kain Sasirangan masyarakat Banjar

dapat menunjukkan asal daerah mereka.

Kain Sasirangan merupakan produk budaya daerah Kalimantan Selatan yang telah

digunakan turun temurun di daerah Kalimantan Selatan. Kain sasirangan ini mempunyai

keunikan motif tradisional dan cara pembuatannya yang dipertahankan secara

turun-temurun. Terdapat lebih dari 15 motif tradisional yang dimiliki oleh kain sasirangan

contohnya gigi haruan, bintang, naga behambur, dan lainnya (Seman, 2007:14).

Dalam konteks penelitian ini, interpretasi warga Banjar terhadap kain sasirangan

sebagai identitas kultural menjadi penting untuk diketahui. Kita perlu tahu, saat kita

berkomunikasi khususnya komunikasi lintas budaya, apakah kita menyadari identitas

kultural pada kain sasirangan itu menunjukkan suatu identitas asal daerah Kalimantan

Selatan.

Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa yang

tergabung dalam Forum Komunikasi Mahasiswa Banjarmasin (FKMB) di Malang,

penelitian ini dilakukan karena terdapat banyak mahasiswa asal Banjarmasin yang

bergabung dalam forum tersebut. Pemilihan lokasi penelitian yaitu di asrama putra jl.

Terusan Sigura-gura Blok D 167A dan asrama putri jl. MT Haryono gg.17. Pemilihan

lokasi dilakukan karena merupakan salah satu tempat berkumpulnya para mahasiswa asal

Banjarmasin yang ada di Malang dan tempat berkumpulnya para mahasiwa-mahasiswi

yang tergabung dalam Forum Komunikasi Mahasiswa Banjarmasin (FKMB) yang berada

di Malang.

Ketertarikan penelitian ini didasari pada kemungkinan adanya rasa untuk

(16)

5 menonjolkan identitas budaya tersebut karena adanya tekanan dari lingkungan dan

sebagainya. Jadi, nantinya akan bisa ditarik kesimpulan apakah mahasiswa asal

Kalimantan Selatan mampu mempertahankan identitas budaya mereka sebagai bagian

masyarakat Banjar yang berada di luar lingkungan asalnya atau tidak. Sehingga dari

penelitian ini nantinya kita dapat melihat sejauh mana interpretasi warga Banjar terhadap

kain sasirangan sebagai identitas kultural terhadap Anggota Forum Komunikasi

Mahasiswa Banjarmasin (FKMB) di Malang.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Interpretasi Warga Banjar terhadap Kain Sasirangan

sebagai Identitas Kultural (Studi pada Anggota Forum Komunikasi Mahasiswa

Banjarmasin di Malang).”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini

adalah bagaimana interpretasi warga Banjar terhadap kain sasirangan sebagai identitas

kultural?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang akan saya lakukan adalah untuk mengetahui dan

mendeskripsikan interpretasi warga Banjar terhadap kain sasirangan sebagai identitas

kultural bagi mahasiswa yang tergabung dalam Anggota Forum Komunikasi Mahasiswa

Banjarmasin di Malang.

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Akademis

Secara akademis, hasil penelitian ini dapat menambah dan melengkapi khasanah

(17)

6 terhadap kain sasirangan sebagai identitas kultural, yang natinya dapat berguna bagi

peneliti selanjutnya untuk mengembangkan dan menyempurnakan lebih jauh lagi

hasil temuan penelitian pada masalah yang sama. Diharapkan pula penelitian ini dapat

memberikan kontribusi yang positif serta dapat menambah wawasan pengetahuan

dalam mengembangkan disiplin ilmu komunikasi.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi,

gambaran, masukan dan bahan evaluasi tentang bagaimana interpretasi warga Banjar

terhadap kain sasirangan sebagai identitas kultural terhadap mahasiswa asal

Banjarmasin, Kalimantan Selatan itu sendiri. Sehingga nantinya hasil penelitian ini

akan dapat membantu lebih memperkenalkan budaya Banjar itu sendiri dan timbul

kesadaran di dalam diri mahasiswa Banjarmasin untuk lebih tetap melestarikan serta

menonjolkan kain sasirangan di masyarakat adapun untuk lebih menumbuhkan rasa

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi Sarjana pada Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta: tidak diterbitkan.. “Studi Etnobotani Dan Etnofarmakologi Umbi Binahong (Anredera Cordifolia (Ten)

Karena, selain untuk melakukan penindakan terhadap pelanggaran di bidang kepabeanan dan cukai, kegiatan patroli laut juga memiliki fungsi pencegahan terhadap terjadinya pelanggaran

Lanjutan Peningkatan Struktur Jalan Poros Desa Makroman (Makroman - Pampang) - (Tanah-Rigit) (DAK Fisik Penugasan Jalan Pendukung Konektivitas 2017)3. Peningkatan Struktur Jalan

HTML (Hyper Text Markup Language) adalah simbol-simbol atau tag-tag yang dituliskan dalam sebuah file yang dimaksudkan untuk menampilkan halaman pada web browser.. Tag-tag HTML

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kinerja bank yang diukur dengan CAR, BOPO, LDR, dan NPL Net terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROA pada bank

Variabel independen (prediktor) yang digunakan untuk memprediksi Pembelotan Konsumen terhadap software antivirus Perusahaan ‘X’ pada penelitian sebelumnya yaitu Jawaban

Prosesi pelaksanaan tradisi Mundut Bhatara Istri pada Upacara Melasti di Desa Pakraman Budeng dimulai dari waktu dan tempat pelaksanaan tradisi mundut Bhatara Istri