• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ATRIBUT PRODUK DAN POTONGAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MEBEL MEREK MELODY DI MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH ATRIBUT PRODUK DAN POTONGAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MEBEL MEREK MELODY DI MALANG"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MEBEL MEREK MELODY DI MALANG

SKRIPSI

Disusun Oleh:

VIVIN NUR HIDAYAT NIM. 05610062

FAKULTAS EKONOMI

(2)

Nama : Vivin Nur Hidayat

NIM : 05.610.062

Tempat/ Tgl. Lahir : Jember, 19 Februari 1986

Fakultas/ Jurusan : Ekonomi dan Bisnis / Manajemen

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :

1. Tugas akhir dengan judul ” Pengaruh Atribut Produk Dan Potongan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Mebel Merek Melody Di Malang”

Adalah hasil karya saya dan dalam naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain baik sebagaian atau keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

2. Apabila ternyata di dalam tugas akhir ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur PLAGIASI saya bersedia diproses sesuai dengan ketentuan Akademik atau hukum yang berlaku

3. Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTY NON EKSQLUSIF

Demikian pernyataan dari saya buat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr . Wb.

Alhamdulillah, puji syukur sedalam – dalamnya penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Tauhid serta Hidayah-Nya sehingga

peneliti dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul ” Pengar uh Atr ibut Produk

dan Potongan Har ga Ter hadap Keputusan Pembelian Mebel Mer ek Melody

Di Malang ”.

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Malang.

Sehubungan dengan terselesainya skripsi ini peneliti ingin menyampaikan

ucapan terima kasih yang sebesar–besarnya kepada semua pihak yang telah

bersedia memberikan bantuan baik moril maupun materiil serta do’a dan

dorongan semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan laporan ini, sehingga

peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan sebaik – baiknya.

Penulis menyampaikan segenap ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya

kepada :

1. Dr. Muhajir Efendi, M.AP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Malang.

2. Dr. Nazarddin Malik, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

(4)

Ekonomi dan Binis Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Drs. Marsudi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing 1 di Fakultas Ekonomi dan

Binis Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Drs. Dedy Rahmawanto , MM selaku Dosen Pembimbing 2 di Fakultas

Ekonomi dan Binis Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Dra. Siti Nurhasanah, M.Si, selaku dosen wali kelas B angkatan 2005 Jurusan

Manajemen.

7. Bapak Zubaeri dan Ibu Nurul Laili yang telah menyayangi dan mendukung

saya.

8. Kepada kakak saya Anajib dan Mas Farid yang telah banyak membantu saya

dalam mengerjakan penelitian ini.

9. Kepada Geng Limboo yang telah menemani, mendukung dan membantu saya

dalam banyak hal.

10.Dan kepada semua pihak baik yang secara langsung maupun tidak langsung

telah membantu dan menolong segala keperluan dan kepentingan penulis

dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Akhir kata peneliti mengucapkan mudah–mudahan Allah SWT berkenan

untuk memberikan balasan kebaikan di dunia maupun di akhirat kepada semua

pihak yang telah berkenan membantu peneliti dalam menyelesaiakan Skripsi ini.

Dan peneliti juga sangat berharap semoga karya tulis dalam bentuk Skripsi ini

(5)

Kata Pengantar ...i 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Perumusan Masalah... 9

1.3Tujuan Penelitian ... 9

1.4Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 11

2.2 Tinjauan Teori ... 12

2.2.1 Pengertian Perilaku konsumen ... 12

2.2.2 Pengertian Model Perilaku Konsumen ... 14

2.2.3 Pengertan Atribut ... 15

2.2.4 Tingkatan Produk ... 15

2.2.5 Unsur-Unsur Atribut Produk ... 19

2.2.6 Harga ... 24

2.2.7 Pengambilan Keputusan Dalam Pembelian ... 32

2.2.8 Motif Konsumen Dalam Melakukan Pembelian ... 37

2.2.9 Hubungan Atribut dan Potongan Harga Terhadap Keputusan Pembelian ... 38

2.3 Kerangka Konseptual... 40

2.4 Hipotesis ... 41

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Lokasi dannWaktu Penelitian... 42

3.1.1 Jenis Penelitian ... 42

3.1.2 Lokasi Penelitian... 42

3.1.3 Waktu Penelitian ... 42

3.2 Populasi dan Sampel ... 43

3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 44

3.4 Data dan SumberData ... 44

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 45

(6)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ... 58

4.1.1 Gambaran Karakteristik Responden ... 58

4.1.2 Diskripsi Jawaban Responden ... 60

4.1.3 Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 65

4.2 Hasil Pengolahan Data ... 69

4.2.1 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 69

4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 71

4.4 Hasil Uji Hepotesis ... 75

4.5 Pembahasan ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 80

5.2 Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA

(7)

Kelima, Alfabeta, Bandung.

Chandra, 2002, Stra tegi dan program pema sa ran. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Kotler Philip. 2002. Mana jemen Pema saran. (Ahli Bahasa : Hendra Teguh dan Ronny A

Rusly). Edisi Millenium, PT. Prenhallindo, Jakarta

Kotler dan Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasa ran. Jilid 1 Edisi Kedelapan Jakarta:

Erlangga.

Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Ja sa. Jakarta. Salemba Empat.

Tjiptono, Fandy. 2002. Stra tegi Pema sa ran. Malang: Penerbit Bayu Media

Santoso, Singgih. 2002. SPSS Sta tistik Pa rametrik. Jakarta: Rineka

Singarimbun, Masri, Sofyan dan Effendi. 1995. Metode Penelitian Surva i. Jakarta: PT. Pustaka LP3S.

Stanton dan William, 2000. Fundamentals of Marketing, 9th ed. New York: McGraw-Hill. Diterjemahkan Swasta dan Irawan

Sudarmadi dan Palupi, 2001, Strategi Pemasaran, Edisi kedua Cetakan Kedua, Yogyakarta, Andi Offset (Penerbit Andi)

The New York Group Advertising Marketing Consulting (2001:7)

Tjiptono F, 2004, Strategi Pemsaran, Edisi kedua Cetakan Kedua, Yogyakarta, Andi Offset (Penerbit Andi)

Umar, Husein. 1999. Metodelogi Penelitian – Aplika si Dalam Pemasa ran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Maholtra, Naresh, 2007.Ma rketting Resea rch : an applied orientation, pearson educa tion, inc,fifh edition. New Jearsey : USA

Arikunto, Suharsimi, Suharjono dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Bumi Aksara.

(8)

Swastha dan Irawan. 1990. Mana jemen Pemasaran Modern. Liberty Yogyakarta.

Suryohardiprojo, Sayidman “Target PT. Gatra Mapan Awal Tahun.” Rada r Malang, No.

342/II, 3 maret 2012, h. 6-8.

Tajwini, Jahari. Ma jalah Ma rketing: Edisi Khusus 16 februari 2007, h 9-11.

Suarti, Mimi. ”Produk Mebel Gatra Mapan.” http://melody-id.com/home (diakses tanggal tanggal 10 maret 2012).

Listya, Diah.”Melody furniture.” http://melodylistyafurniture.blogspot.com/ (diakses tanggal tanggal 11 mei 2012).

Bakar, Abu.“Customer Satisfaction Top brands.” http://id.search.yahoo.com/search/artikel/

(diakses tanggal 19 maret 2012).

Ayudia, Helga.“Perkembangan Mebel Indonesia.”http://.kapanlagi.com/g/ (diakses tanggal

(9)

1.1

Data Penjualan Mebel... 4

1.2

Atribut Produk... 6

1.3

Rata-Rata Potongan ... 7

4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 58

4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan ... 59

4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 60

4.4

Diskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Atribut Produk (X

1

) ... 61

4.5

Diskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Potongan Harga (X

2

) ... 63

4.6

Diskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Keputusan Pembelian (Y)

... 64

4.7

Hasil Uji Validitas Variabel Atribut Produk... 66

4.8

Hasil Uji Validitas Variabel Potongan Harga ... 66

4.9

Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian ... 67

4.10

Hasil Uji Reabilitas ... 68

4.11

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 69

4.12

Hasil Pengujian Multikolinearitas ... 72

(10)

2.1

Gambar Model Perilaku Pembelian... 13

2.2

Tingkatan Produk ... 15

2.3

Uji Normalitas...67

(11)

1.

Angket Penelitian

2.

Skor Jawaban Responden

3.

Uji Validitas

4.

Uji Relibilitas

5.

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

(12)

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada era globalisasi saat ini pertumbuhan barang dan jasa yang

dibutuhkan oleh konsumen semakin pesat, dan dimbangi pula dengan semakin

bertambah banyak pula produksi yang dihasilkan baik dalam jumlah maupun

jenisnya. Hal ini yang mendorong perusahaan-perusahaan untuk saling

berpacu dalam memuaskan kebutuhan konsumen dengan cara menghasilkan

barang dan jasa sesuai dengan keinginan konsumen. Keadaan ini

mengakibatkan terciptanya persaingan antar sesama perusahaan yang

menghasilkan barang dan jasa yang sejenis.

Pada akhir-akhir ini konsumen pun lebih selektif, hal ini ditunjukkan

dalam memilih produk yang harus dibeli bukan hanya untuk memenuhi

kebutuhan saja, akan tetapi untuk dapat memenuhi keinginannya juga.

Persaingan yang semakin ketat mengakibatkan perusahaan mengalami banyak

kesulitan terutama dalam memposisikan produk mereka dimata konsumen.

Keunggulan bersaing antar produk sangatlah mutlak terjadi sehingga membuat

perusahaan berusaha untuk menciptakan produk yang unggul dari segi

karakteristik, bentuk, kualitas maupun harga. Persaingan ini terjadi hampir

(13)

Perkembangan industri permebelan tergolong cukup pesat di dalam

negeri, produk mebel merupakan produk rumah tangga yang memiliki banyak

fungsi dan kegunaan yang dimiliki hampir setiap warga masyarakat. Berbagai

kategori yang terdapat dalam produk mebel semisal mebel untuk ruang tidur

(bedroom set), ruang dapur (kitchen set), ruang tamu (living room set), ruang

kantor (office cet), ruang makan (dinning set), dan mebel untuk ruang anak

(children set). Karena tingkat kebutuhan yang sangat tinggi terhadap produk

mebel ini, maka permintaan konsumen semakin meningkat dari tahun ke

tahun, sehingga banyak perusahaan yang terjun ke dalam industri permebel

ini, menciptakan produk mebel untuk saling berkompetesi dalam

memenangkan persaingan dengan kompetitornya. (Ayudia, Helga.

“Perkembangan Mebel Indonesia.” http://.kapanlagi.com/g/ diakses tanggal 23

maret 2012).

Perusahaan Mebel “PT. GATRA MAPAN” Malang merupakan salah

satu perusahaan mebel Indonesia yang terdapat di Jl. Tegal Mapan 18

Pakisjajar Malang Jawa Timur yang tetap berdiri mulai tahun 1984 hingga

sekarang milik bapak Anton Wijaya. Perusahaan mebel ini bergerak di sektor

Eksportir dan Importir dengan jumlah kapasitas produksinya 160 unit/bulan

dengan jumlah tenaga kerja 315 dan saat ini kurang lebih sudah memproduksi

80.000 unit. Untuk pemasarannya sendiri PT.Gatra Mapan 75% penjualannya

di export ke 43 negara (asia dan uni eropa) sedangkan 25% melayani produk

domestik. (Suarti, Mimi. ”Produk Mebel Gatra Mapan.”

(14)

Produk PT. GATRA MAPAN antara lain : Napoli, Elena, Calista,

Valeria dan Melody. Diantara produk tersebut yang paling terkenal adalah

Melody. Produk mebel Melody antara lain Bedroom furniture : single-bed,

doubel-bed, tripleline-bed, Livingroom furniture : sofa satu set (meja+kursi),

Diningroom furniture; seperangkat meja dan kursi makan. Office and School

furniture: seperangkat meja tulis (berbagai type), meja komputer, bangku

(meja+kursi), lemari/rak buku dan home furniture : lemari pakaian, lemari TV,

meja dan kursi rias, box bayi dan lain-lain.

Mebel Melody ini mendapat Top brand pada tahun 2007 sebagai

nominasi produk mebel karena tingkat kepuasan konsumen dan kualitas yang

baik. Dari segi bahan pembuatan mebel Melody menggunakan kayu solid

sebagi rangka disetiap produknya. Hal ini membuat mebel melody memiliki

daya tahan yang lama. (Bakar, Abu.“Customer Satisfaction Top brands.”

http://id.search.yahoo.com/search/artikel/ diakses tanggal 19 maret 2012).

PT. Gatra Mapan berkerjasama dengan Showroom resmi, karena

showroom resmi menjadi salah satu organisasi diluar perusahaan yang

mempunyai tugas untuk mengetahui seberapa besar minat konsumen akan

produk, Hal ini disebabkan hanya produk yang dapat memenuhi keinginan dan

kebutuhan konsumen yang dapat bertahan dalam persaingan. PT.Gatra Mapan

(15)

Berikut data penjualan mebel berbahan Particle Board (serbuk kayu

yang dipadatkan) di showroom resmi Melody Siro Pager Abadi Malang Tahun

2009-2011 Per unit.

Tabel 1.1

Data penjualan mebel di Siro Pager Abady Malang dari tahun

2009-2011.

No Merek 2009 2010 2011

1 Olympic 198 129 287

2 Ligna 131 125 119

3 Elite 113 89 121

4 Melody 156 176 198

5 Siantono 89 67 56

6 Sigma 68 73 67

Sumber : Showroom Resmi Melody

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Olympic masih

merupakan market leader di pasar mebel dan masih memimpin dalam

penjualan mebel dimana tahun 2011 mampu menjual 287 unit jauh

meninggalkan para kompetitornya seperti Ligna, Elite, Melody, Siantono

furniture, dan Sigma. Sedangkan pada tabel 1.1 Melody menempati urutan

nomer dua dengan penjualan 198 unit pada tahun 2011.

Konsumen didalam kegiatan pembelian produk mebel setidaknya

terbagi ke dalam tiga kelompok. Pertama, konsumen yang berorientasi pada

kualitas (quality oriented), yaitu konsumen yang rela untuk melakukan

(16)

memperoleh mebel yang berkualitas. Kedua, konsumen yang berorentasi pada

harga (price oriented), yaitu konsumen yang mencari produk mebel yang

sesuai dengan daya beli mereka, dan yang ketiga yaitu konsumen yang

berorientasi pada nilai (value oriented). (Tajwini, Jahari. Majalah Marketing:

Edisi Khusus 16 februari 2007, h 9-11).

Dalam hal ini atribut produk sedikit banyak mempunyai peran yang

sangat penting dalam mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan

pembelian mebel. Atribut produk adalah karakteristik yang membedakan

suatu produk dari produk yang lain seperti merek, performan, daya

tahan, keandalan, desain, gaya, reputasi (Bilson, 2002:79). Atribut dapat

dijadikan sebagai daya tarik tersendiri bagi konsumen dalam melakukan

pembelian karena atribut adalah jantung dari sebuah produk yang dapat

mencerminkan kegunaan sekaligus penampilan produk.

Berikut adalah atribut produk mebel merek Melody berbahan Particle

(17)

Tabel 1.2

Atribut Produk Mebel Merek Melody.

Kualitas Fitur Desain Jaminan Label

produknya selalu mengutamakan kualitas yang disesuai dengan permintaan

konsumen dalam memenuhi kebutuhan akan produk mebel agar konsumen

benar-benar yakin untuk membeli produk mebel merek Melody.

Hal lain yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian

adalah harga. Harga merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi

keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Perusahaan umumnya

akan memodifikasi harga dasar mereka untuk menghargai tindakan pelanggan

seperti diskon kuantitas, potongan tukar tambah (trade-in allowance),

potongan unit,dikon tunai dan lain-lain. Banyak perusahaan begitu siap

memberikan diskon dengan persyaratan khusus untuk para penyalur dan para

pelanggan sehingga mereka mungkin tidak menyadari betapa kecil laba yang

didapatkan. Perusahaan harus mengukur biaya pemberian tiap diskon atau

(18)

membuat kebijakan yang lebih baik dalam mewujudkan visi dan misi

perusahaan.

Berikut adalah data rata-rata potongan harga mebel berbahan Particle

Board (serbuk kayu yang dipadatkan) Di Showroom Resmi Melody Siro

Pager Abadi Malang.

Tabel 1.3

Data rata-rata potongan harga mebel di Siro Pager Abady Malang.

No Merek Mebel Persentase Diskon

1 Olympic 5%-20%

2 Ligna 5%-15%

3 Elite 10%-15%

4 Melody 10%-20%

5 Siantono 5%-10%

6 Sigma 5%-10%

Sumber : Showroom Resmi Melody

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Olympic sebagai

market leader di pasar mebel khususnya di Malang tetapi dalam hal

memberikan potongan harga mebel merek Melody berani memberikan

potongan sebesar 10%-20% untuk setiap produknya. Kebijakan lain yang

diberikan oleh mebel Melody jika konsumen membeli dalam jumlah banyak,

maka konsumen akan diberikan potongan per unit ditambah satu produk lagi

(19)

unit dan pada tahun 2010 sebanyak 176 unit, meningkat secara bertahap dari

tahun ke tahun dan pada tahun 2011 menjadi 198 unit, berdasarkan tabel 1.2

menunjukan bahwa dalam hal atribut produk mebel merek Melody memiliki

perbedaan dengan produk lain dan kemudian berdasarkan tabel 1.3 potongan

harga yang diberikan cukup besar dibanding para pesaingnya yaitu 10%-20%.

Tetapi jika dilihat dari angka penjualannya masih berada di bawah Olympic

yang masih menguasai pasar mebel saat ini khususnya di Malang. Mebel

Melody pada tahun 2012 menargetkan dapat menguasai pangsa pasar mebel

khususnya di Malang sebesar 35%-45% (Suryohardiprojo, Sayidman “Target

PT. Gatra Mapan Awal Tahun.” Radar Malang, No. 342/II, 3 maret 2012, h.

6-8).

Penelitian ini bermaksud untuk melihat lebih jauh mana atribut produk,

dan potongan harga dalam mempengaruhi pertimbangan konsumen dalam

membeli mebel Melody. Dari uraian di atas maka peneliti mengambil judul

skripsi : Pengaruh Atr ibut Produk Dan Potongan Harga Terhadap

(20)

1.2 Per umusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusah

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah variabel atribut produk dan potongan harga berpengaruh

signifikan terhadap keputusan pembelian mebel merek melody di

showroom resmi Melody MOG lantai 2 Malang?

2. Variabel apakah yang mempunyai pengaruh dominan terhadap

keputusan pembelian mebel merek melody di showroom resmi

Melody MOG lantai 2 Malang?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui variabel atribut produk dan potongan harga

berpengaruh terhadap keputusan pembelian mebel merek Melody di

showroom resmi Malang.

2. Untuk mengetahui variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap

keputusan pembelian mebel merek melody di showroom resmi Melody

MOG lantai 2 Malang.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan bagi

pihak-pihak berikut:

(21)

keputusan yang terkait dengan tujuan jangka pendek ataupun jangka

panjang perusahaan khususnya dalam hal pemasaran.

2. Bagi peneliti.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi maupun

(22)

2.1Hasil Penelitian Ter dahulu

J udul Var iabel Teknik

Analisis Hasil Analis

“Strategi pemasaran produk mebel kayu di

perkampungan industri kecil Pulo gadung Jakarta”, oleh Kuncoro (2002)

Starategi produk, strategi harga, strategi distribusi ,Strategi starategi produk dan Strategi promosi..

Perbandingan preferensi konsumen Terhadap produk furnitur Merek Olympic dengan Ligna oleh : Desi Susanti (2006) loyal dibandingkan dengan konsumen Ligna.

Penetrasi pasar dengan cara menjalin hubungan

Penetrasi pasar dengan cara menjalin hubungan dengan distributor, pelayanan serta mencari pemasok alternatif yang dapat memberikan bahan baku merek melody di malang oleh

(23)

2.2Tinjauan Teori

2.2.1 Penger tian Perilaku Konsumen

Pemasaran Analisis terhadap perilaku konsumen saat ini merupakan

salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh manajer perusahaan

karena mereka merupakan pihak yang mempengaruhi kelangsungan hidup

suatu perusahaan terutama dalam siklus daur hidup produk. Semakin

banyaknya pilihan akan jenis produk di pasar secara tidak langsung mendidik

konsumen untuk bersikap selektif terhadap barang dan jasa yang dikonsumsi.

Perilaku konsumen merupakan suatu aktivitas yang dilakukan

masing-masing individu dalam mengkonsumsi suatu produk atau jasa sesuai dengan

tingkat kebutuhan masing-masing konsumen. Sebelum mengetahui mengenai

perilaku konsumen maka akan dilakukan penjelasan terlebih dahulu mengapa

perilaku konsumen dipelajari. Sutisna (2003:4) menyatakan bahwa terdapat 2

alasan mengapa perilaku konsumen perlu dipelajari yaitu:

a. Memahami konsumen akan menuntun pemasar pada kebijakan

pemasaran yang tepat dan efisien.

b. Perkembangan perdagangan pada saat ini menunjukkan bahwa

lebih banyak produk yang ditawarkan dari pada permintaan. Kelebihan

penawaran ini menyebabkan banyak produk yang tidak terjual atau tidak

dikonsumsi oleh konsumen.

Swasta dan Handoko (2000:10) menyatakan bahwa: “Perilaku

konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan

(24)

mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya proses

pengambilan keputusan pada persiapan dan penentu kegiatan-kegiatan

tersebut”.

Untuk lebih mendalami sejauh mana teori yang telah dikembangkan

dalam teori perilaku konsumen ini maka akan diuraikan secara singkat tentang

perilaku konsumen. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Engel,

Blackwell, Miniard (1994:3) perilaku konsumen didefinisikan “Sebagai

tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan

menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan mendahului dan

menyusuli tindakan ini.”

Menurut Swasta dan Irawan (1997: 10) bahwa: “Perilaku konsumen

merupakan kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat di dalam

mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa termasuk

didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan

kegiatan tersebut.”

Sedangkan menurut Lamb, Hair dan Mc Daniel (2001:188) menyatakan

bahwa: “Merupakan proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan

membeli, juga untuk menggunakan dan membuang barang-barang dan jasa

yang dibeli, juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

pembelian dan penggunaan produk.”

(25)

untuk membeli dan juga membantu para manajer dalam mengambil

keputusannya. Mempelajari atau menganalisa perilaku konsumen adalah

sesuatu yang sangat komplek terutama karena banyaknya variabel yang

mempengaruhinya dan kecenderungannya untuk saling berinteraksi.

2.2.2 Penger tian Model Per ilaku Konsumen

Menurut Dengan mempelajari perilaku konsumen manajer pemasaran

akan dapat menyusun kebijaksanaan yang tepat dan akan mempengaruhi

kesempatan baru yang berasal dari belum terpenuhinya kebutuhan konsumen.

Banyak dimensi yang mempengaruhi konsumen, dimana dimensi-dimensi ini

digabungkan dalam suatu model mengenai bagaimana konsumen mengambil

keputusan. Model perilaku konsumen dapat menunjukkan bahwa variabel

psikologis, pengaruh sosial dan situasi pembeli dan kesemuanya

mempengaruhi perilaku seseorang.

Gambar 2.1 Model Per ilaku Pembeli

Sumber: Kotler (2002: 183)

Berdasarkan gambar tersebut memperlihatkan bahwa rangsangan

pemasaran dan rangsangan lainnya yang masuk dalam proses pilihan merk dan

akan menghasilkan jawaban tertentu. Rangsangan pemasaran terdiri dari

produk, harga, tempat dan promosi. Adapun rangsangan lain yang mencakup

(26)

kekuatan dan peristiwa yang lebih besar dalam lingkungan pembelian adalah:

ekonomi, teknologi, politik dan budaya.

2.2.3 Penger tian Produk.

Pengertian produk menurut Agus Ahyari dalam bukunya Manajemen

Produksi (1992;7) Produk adalah merupakan hasil dari kegiatan hasil

produksi yang berwujud.

Menurut Kotler dalam bukunya Manajemen Pemasaran (1997;52)

menyatakan bahwa Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke suatu

pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan.

Menurut (Alma,2004:139) Produk adalah seperangkat atribut baik

berwujud maupun tidak berwujud, termasuk didalamnya warna, harga, nama

baik pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik

serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan

keinginannya.

Menurut Angipora (2002:152), produk adalah sekumpulan atribut

yang nyata dan tidak nyata di dalamnya sudah tercakup warna, harga,

kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer dan pelayanan dari pabrik serta

pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa

memuaskan keinginannya.

2.2.4 Tingkatan Produk

(27)

Adapun tingkatan produk menurut Tjiptono (1997:97) dapat dilihat pada

gambar dibawah ini:

Gambar 2.2 Tingkatan Produk

Sumber: Tjiptono (1997:97)

Berdasarkan gambar 2 maka tingkatan produk dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Produk utama/ inti (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya

dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.

2. Produk generik, yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi

produk yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi).

3. Produk harapan (expected product), yaitu produk formal yang

ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak)

diharapkan dan disepakati untuk dibeli.

Produk Utama

Produk Generik

Produk Harapan

Produk Pelengkap

Produk Potensial

Manfaat

Fungsional

Kelayakan

(28)

4. Produk pelengkap (augmented product), yakni berbagai atribut

produk yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan,

sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan

produk pesaing.

5. Produk potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan

yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk dimasa mendatang.

Dalam melaksanakan pengembangan produk perusahaan, menurut

Tjiptono (1997:99) ada empat alternatif yang bisa digunakan oleh perusahaan

antara lain:

1. Modifikasi lini produk

Yaitu dengan cara memodifikasi dari produk lama, umumnya dipilih

dengan sasaran untuk meningkatkan penjualan dari lini produk yang telah ada.

Jenis pengembangan ini diperlukan untuk menerapkan atau memilih strategi

pemasaran, mempertahankan pelanggan dengan memenuhi keinginan

konsumen yang selalu berubah serta mengimbangi penawaran produk baru

dari para pesaing.

2. Perluasan lini produk

Yaitu dengan menambah lini produk atau menambah produk item dalam

lini produksi. Sedang sasarannya adalah untuk menjangkau suatu segmen baru

dipasar. Jenis pengembangan produk ini dapat diterapkan untuk menjaring

(29)

3. Produk Komplementer

Yaitu produk yang umumnya digunakan bersama-sama produk lain

yang sudah ada. Produk ini dapat dikembangkan untuk meningkatkan

penjualan produk ada atau memantapkan pertumbuhan penjualan.

4. Diversifikasi Produk

Yaitu suatu kebijakan penambahan produk-produk yang berguna untuk

melayani pasar baru. Jenis pengembangan produk ini umumnya dirancang

untuk mendirikan perusahaan baru gunamencapai sasaran-sasaran serta

peluang pertumbuhan baru.

Mengenai klasifikasi atau jenis produk menurut Tjiptono (1997:98)

produk dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu:

1. Barang

Barang merupakan produk berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba/

disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan dan perlakukan fisik

lainnya. Ditinjau dari aspek daya tahannya terdapat dua macam barang yaitu:

2. Barang tidak tahan lama (nondurable goods)

Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis

dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian.

3. Barang tahan lama (durable goods)

Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa

bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk

(30)

4. Jasa (service)

Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk

dijual. Contoh bengkel reparasi, salon kecantikan, kursus, hotel, lembaga

pendidikan, dan lain-lain.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkatan produk

merupakan pembagian produk yang didasarkan atas fungsi dasar dari

masing-masing kelompok produk yang terdapat di pasar.

2.2.5 Penger tian Atr ibut Produk.

Kotler dan Armstrong (2004:347) menyatakan bahwa atribut produk

adalah pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan penentuan manfaat

yang akan diberikan.

Pengertian atribut produk menurut Fandy Tjiptono (2001:103) adalah

“unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan

sebagai dasar pengambilan keputusan”. Atribut produk meliputi merek,

kemasan, jaminan (garansi), pelayanan, dan sebagainya.

Menurut Kotler (2004:329) “Atribut produk adalah karakteristik yang

melengkapi fungsi dasar produk”.

Teguh Budiarto (1993:68), “Atribut-atribut produk adalah sesuatu yang

melengkapi manfaat utama produk sehingga mampu lebih memuaskan

konsumen”. Atribut produk meliputi merek (brand), pembungkusan

(31)

mendefinisikan bahwa “Atribut produk adalah segala sesuatu yang melekat

pada produk dan menjadi bagian dari produk itu sendiri”.

2.2.6 Unsur-Unsur Atr ibut Pr oduk

Menurut Kotler dan amstong (2004:347) mengelompokan atribut

produk kepada tiga unsur penting, yaitu kualitas produk (product quality),

fitur produk (product features), dan desain produk ( Product design).

1) Kualitas Pr oduk

Kotler dan Armstrong (2004:347) menyatakan bahwa “Kualitas produk

adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya”. Bila

suatu produk telah dapat menjalankan fungsi-fungsi-nya dapat dikatakan

sebagai produk yang memiliki kualitas yang baik.

Menurut Kotler (2004:330), kebanyakan produk disediakan pada satu

diantara empat tingkatan kualitas, yaitu : kualitas rendah, kualitas rata-rata

sedang, kualitas baik dan kualitas sangat baik. Beberapa dari atribut diatas

dapat diukur secara objektif. Namun demikian dari sudut pemasaran kualitas

harus diukur dari sisi persepsi pembeli tentang kualitas produk tersebut.

Stanton (1991:285-286) menyatakan bahwa perhatian pada kualitas

produk makin meningkat karena keluhan konsumen selama beberapa tahun

belakangan ini. Hal ini terjadi karena keluhan konsumen makin lama makin

terpusat pada kualitas yang buruk dari produk, baik bahannya maupun

pekerjaannya.

Kotler dan Armstrong (2004:347) menyatakan bahwa “Kualitas adalah

(32)

2) Fitur Pr oduk

Kotler dan Armstrong (2004:348) sebuah produk dapat ditawarkan

dengan beraneka macam fitur. Perusahaan dapat menciptakan model dengan

tingkat yang lebih tinggi dengan menambah beberapa fitur. Fitur adalah alat

bersaing untuk membedakan produk perusahaan dari produk pesaing.

Menurut Cravens (1998:14) fitur juga dapat digunakan sebagai sarana

untuk membedakan suatu merek dari pesaingnya.

3) Desain Pr oduk

Menurut Kotler dan Armstrong (2004:348) cara lain untuk menambah

nilai konsumen adalah melalui desain atau rancangan produk yang berbeda

dari yang lain.

Desain merupakan rancangan bentuk dari suatu produk yang dilakukan

atas dasar pandangan bahwa “bentuk ditentukan oleh fungsi” dimana desain

mempunyai kontribusi terhadap manfaat dan sekaligus menjadi daya tarik

produk karena selalu mempertimbangkan faktor-faktor estetika, ergonomis,

bahan dan lain-lain. Desain atau rancangan yang baik dapat menarik perhatian,

meningkatkan kinerja produk, mengurangi biaya produk dan memberi

keunggulan bersaing yang kuat di pasar sasaran. (Taufan Darussalam : 2007).

Kotler (2004:332) berpendapat bahwa “Desain merupakan totalitas

keistimewaan yang mempengaruhi penampilan dan fungsi suatu produk dari

(33)

Menurut Stanton (1991:285), “Desain merupakan salah satu aspek

pembentukan citra produk. Sebuah desain yang unik, lain dari yang lain, bisa

merupakan satu-satunya ciri pembeda produk”.

Menurut Stanton (1991:285), desain produk yang baik dapat

meningkatkan pemasaran produk dalam berbagai hal diantaranya:

1. Dapat mempermudah operasi pemasaran produk.

2. Meningkatkan nilai kualitas dan keawetan produk.

3. Menambah daya penampilan produk.

4) Merek

Merek merupakan merupakan bagian terpenting dari suatu produk,

Definisi menurut Alma (1998;101) merek merupakan suatu tanda atau

symbol yang memberikan identitas suatu barang atau jasa tertentu yang dapat

berupa kata-kata, gambar atau kombinasi keduanya. Pada dasarnya suatu

merek juga merupakan janji penjualan untuk secara konsisten menyampaikan

serangkaian cirri-ciri, manfaat dan jasa tertentu kepada para pembeli merek

yang juga menyampaikan jaminan tambahan berupa jaminan kualitas.

Menurut kotler (1998;63) merek memiliki tingkatan pengertian yaitu :

a) Atribut : Merek mengingatkan mengingatkan pada atribut-atribut

tertentu.

b) Manfaat : Suatu merek lebih dari serangkaian atribut.

c) Nilai : Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen.

d) Budaya : Merek juga dapat mewakili budaya tertentu.

(34)

f) Pemakaian : Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli

atau menggunakan produk tersebut.

Bagi pemasar merek merupakan suatu identitas atas produk yang

membedakan dengan produk lain dipasaran, dan tentu saja merek memberikan

beberapa kemanfaatan bagi pemasar.

Menurut Kotler (1998;86) manfaat tersebut adalah:

a) Merek memudahkan pemasar memproses pesanan dan menelusuri

masalah.

b) Merek memberikan pemasar kesempatan untuk menarik pelanggan

yang setia dan menguntungkan, kesetiaan merek memberikan penjualan

perlindungan dari pesaing serta mengendalikan yang lebih besar dalam

perencanaan program pemasarannya.

c) Merek membantu pemasar melakukan segmentasi pasar.

Melalui pemberian merek yang tepat, suatu perusahaan dapat

mengekspansi produk-produknya di pasaran. Hal ini sangat menguntungkan

perusahaan karena merek yang dapat diterima dengan baik dipasar akan

mempermudah konsumen akan produksi lini lainnya dari satu perusahaan

korporasi.

5) J aminan (garansi)

Jaminan adalah janji yng merupakan kewajiban atas produknya kepada

(35)

kembali atau produk ditukar), dan sebagainya. Dewasa ini jaminan seringkali

dimanfaatkan sebagai aspek promosi, terutama pada produk-produk yang

tahan lama.

6) Label

Label adalah segala sesuatu yang berfungsi deskriptif (untuk

memberikan informasi mengenai produk). Informasi dapat meliputi cara

penggunaan, pemeliharaan, dan penyiapan produk. Label juga memberikan

identitas, isi, maupun batas pemakaian. Descriptive label memberikan

penjelasan tentang karakter maupun manfaat produk.

Jenis label :

1. Grade label (menunjukkan perbedaan kelas, ukuran, dsb)

2. Informative label (menjelaskan cara pemakaian, komposisi isi, cara

pemeliharaan, dsb)

2.2.5 Harga

1. Penger tian Har ga

Dalam melakukan pembelian suatu produk harga merupakan sejumlah

pengorbanan yang berupa uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen

dalam melakukan pembelian suatu produk. Definisi harga menurut Swasta

dan Irawan (2001:241) adalah: “Jumlah uang (ditambah beberapa produk

kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi

dari produk dan pelayanannya”.

Adapun menurut Tjiptono (1997:151) harga adalah: “Satuan

(36)

yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan

suatu barang atau jasa”.

Strategi penentuan harga sangat signifikan dalam pemberian

nilai kepada konsumen dan mempengaruhi image produk, serta

keputusan konsumen untuk membeli. Metode penentuan harga harus

dimulai dengan pertimbangan atas tujuan penentuan harga itu

sendiri. Adapaun tujuan-tujuan tersebut menurut Payne dalam

Lupiyoadi, (2001:88) antara lain:

1) Survival

Merupakan usaha untuk tidak melaksanakan

tindakan-tindakan untuk meningkatkan profit ketika perusahaan sedang

dalam kondisi pasar yang tidak menguntungkan.

2) Profit Maximization

Penentuan harga bertujuan untuk memaksimumkan profit

dalam periode tertentu.

3) Sales Maximization

Penentuan harga yang bertujuan untuk membangun pasar

(market share) dengan melakukan penjualan pada harga awal

yang merugikan.

4) Prestige

(37)

5) ROI

Tujuan penentuan harga didasarkan atas pencapaian return

on invesment (ROI) yang diinginkan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga merupakan

ukuran atau alat yang digunakan untuk melakukan pertukaran barang

atau jasa, atau merupakan nilai suatu barang atau jasa yang

dinyatakan dengan uang.

2. Potongan Harga (diskon)

Perusahaan umumnya akan memodifikasi harga dasar mereka

untuk menghargai tindakan pelanggan seperti pembayaran awal,

volume penjualan, dan pembelian diluar musim. Penjelasan atas

penyesuaian ini disebut diskon atau potongan ( Discount and

allowance ). Banyak perusahaan begitu siap memberikan diskon,

potongan, dan persyaratan khusus untuk para penyalur dan

pelanggan mereka sehingga mereka mungkin tidak menyadari betapa

kecil laba yang tersisa. Perusahaan harus mengukur biaya pemberian

tiap diskon atau potongan dibandingkan dampaknya pada penjulan.

Mereka kemudian harus membuat kebijakan yang lebih baik tentang

apa yang harus diberikan kepada pelangggan saat melakukan

penawaran.

Kebijakan potongan harga akan diberikan kepada pihak-pihak

tertentu dan dapat diberikan dalam bentuk persentase tertentu dari

(38)

2.1Penger tian Potongan Harga

Kebanyakan perusahaan menyesuaikan harga untuk

menghargai pelanggan karena memberikan reaksi tertentu, seperti

pembayaran tagihan yang lebih awal, pembelian dalam jumlah

besar, dan pembelian diluar musim.

Menurut Sutisna, dalam bukunya yang berjudul Perilaku

Konsumen dan Komunikasi Pemasaran (2001:303) pengertian

potongan harga adalah sebagai berikut :

“ Potongan harga adalah pengurangan harga produk dari

harga normal dalam periode tertentu “.

2.2Tujuan Pemberian Potongan Harga

Adapun tujuan pemberian potongan harga yang dilakukan

perusahaan terhadap produk yang dijualnya antara lain:

a) Untuk meningkatkan volume penjualan.

b) Untuk meningkatkan pangsa pasar yang menurun atau

mendominasi pasar melalui biaya yang lebih rendah.

2.3Macam-macam Potongan Harga

Menurut Kotler dalam buku Manajemen Pemasaran

( 1997 : 123 ) ada beberapa macam bentuk dari Diskon, yaitu:

2.3.1 Diskon Tunai

(39)

“2/10, net 30,” yang berarti bahwa pembayaran akan jatuh

tempo dalam 30 hari, tetapi pembeli dapat mengurangi 2%

jika membayar tagihan dalam 10 hari. Diskon tersebut harus

diberikan untuk semua pembeli yang memenuhi persyaratan

tersebut. Diskon seperti itu biasa digunakan dalam banyak

hal industri dan bertujuan meningkatkan likuiditas penjual

dan mengurangi biaya tagihan dan biaya hutang tak tertagih.

Bukan dalam hal ini saja diskon tunai juga bisa diberikan

apabila konsumen melakukan pembelian secara tunai dan

akan diberikan bonus tertentu oleh pihak penjual.

2.3.2 Diskon Kuantitas (Quantity Discount)

Merupakan pengurangn harga bagi pembeli yang

membeli dalam jumlah besar. Contohnya adalah, “$10 per

unit untuk kurang dari 100 unit; $9 per unit untuk 100 unit

atau lebih.” Menurut undang-undang di Amerika serikat,

diskon kuantitas harus ditawarkan sama untuk semua

pelanggan dan tidak melebihi penghematan biaya yang

diperoleh penjual karena menjual dalam jumlah besar.

Penghematan ini meliputi pengurangan biaya penjualan,

persediaan, dan pengangkutan. Diskon ini dapat diberikan

atas dasar tidak komulatif (berdasarkan tiap pesanan yang

dilakukan) atau atas dasar komulatif (berdasarkan jumlah

(40)

insentif bagi pelanggan untuk membeli lebih banyak dari

seorang penjual dan tidak membeli dari banyak sumber.

2.3.3 Diskon Fungsional (Functional Discount)

Diskon fungsional juga disebut Diskon Perdagangan

(Trade Discuont), ditawarkan oleh produsen pada para

anggota saluran perdagangan jika mereka melakukan

fungsi-fungsi tertentu., seperti menjual, menyimpan, dan

melakukan pencatatan. Produsen boleh memberikan diskon

fungsional yang berbeda bagi saluran perdagangan yang

berbeda karena fungsi-fungsi mereka yang berbeda, tetapi

produsen harus memberi diskon dalam tiap saluran

perdagangan.

2.3.4 Diskon Musiman (Seaseonal Discount)

Diskon musiman merupakan pengurangan harga

untuk pembeli yang membeli barang atau jasa di luar

musimnya. Diskon musiman memungkinkan penjual

mempertahankan produksi yang lebih stabil selama setahun.

Produsen ski akan menawarkan diskon musiman untuk

pengecer pada musim semi dan musim panas untuk

memdorong dilakukannya pemesanan lebih awal. Hotel,

(41)

2.3.5 Potongan (Allowance)

Potongan merupakan pengurangan dari daftar harga.

Misalnya :

1) Menurut Tjiptono (2002:168), ada bentuk lain dari

potongan harga, yaitu allowance yang merupakan

pengurangan dari harga menurut daftar (price list)

kepada pembeli karena adanya aktifitas-aktifitas

tertentu yang dilakukan oleh pembeli.

Bentuk allowance menurut Tjiptono (2002:169) yaitu:

a) Trade-in allowance, yaitu potongan yang diberikan

dalam sistem tukar tambah. Potongan tukar tambah

paling umum terjadi dalam industri mobil dan juga

terdapat pada jenis barang tahan lama lain. Potongan

promosi merupakan pengurangan pembayaran atau

harga untuk memberi imbalan pada penyalur karena

berperan serta dalam pengiklanan dan program

pendukung penjualan.

2) Potongan unit adalah potongan yang diberikan untuk

pembelian produk dengan jumlah unit tertentu.

Misalnya pembelian mebel dilakukan dalam 1 unit

lengkap ruang tamu mulai dari meja, kursi, lemari dan

(42)

2.4 Faktor Yang Menyebabkan dilaksakannya Potongan

Harga.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan

perusahaan memberikan potongan harga kepada produk

yang dijualnya. Menurut Alma dalam bukunya

Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa (2000 :

132) ada beberapa hal yang menyebabkan dilakukan

pemberain potongan harga kepada konsumen, yaitu:

a) Konsumen membayar lebih cepat dari waktu yang telah

ditentukan.

b) Pembelian dalam jumlah besar.

c) Adanya perbedaan timbangan.

Sedangkan menurut Saladin dalam buku

Manajemen Pemasaran “ Analisa, Perencanaan,

Pelaksanaan, dan Pengendalian” ( 2003 : 151 ) ada

beberapa alasan perusahaan memprakarsai

pemotongan harga, yaitu :

(43)

c) Untuk mengunggulkan pasar melalui biaya yang lebih

rendah.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa dalam tujuan penetapan harga perusahaan harus

secara konsisten dengan cara yang ditempuh perusahaan

dalam menempatkan posisi relatifnya dalam persaingan.

Misalnya pemilihan tujuan berorientasi pada laba

mengandung makna bahwa perusahaan akan mengabaikan

harga para pesaing.

2.2.6 Pengambilan Keputusan Dalam Pembelian

Pengambilan keputusan merupakan sebuah proses

kognitif yang mempersatukan emosi, pikiran, proses informasi

dan penilaian-penilaian secara evaluatif. Situasi dimana

keputusan diambil mendeserminasikan sifat exact dari proses

yang bersangkutan. Misalnya, pembelian suatu jenis produk

tertentu oleh seorang konsumen biasanya memerlukan

pemecahan masalah secara efektif. Proses tersebut mungkin

memerlukan waktu berhari-hari lamanya dengan suatu seri

keputusan yang dapat diidentifikasi, yang dibuat pada berbagai

tahapan proses pengambilan keputusan.

Keputusan untuk membeli suatu produk lebih-lebih yang

berdampak pada orang banyak akan memerlukan banyak orang

(44)

garis besar kita dapat membedakan beberapa peranan yang

mungkin dimainkan oleh orang dalam sebuah keputusan

membeli. Menurut Kotler (2000:256), pengambilan keputusan

dalam pembelian meliputi lima tahap:

1. Pengambilan Inisiatif

Merupakan orang yang pertama-tama menyarankan atau

memikirkan gagasan membeli produk atau jasa tertentu.

2. Orang Yang Mempengaruhi

Merupakan seseorang yang memberikan pengaruh, pandangan

atau nasehat yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan

terakhir terhadap produk yang dipilih.

3. Pembuat Keputusan

Pembuat keputusan adalah yang pada akhirnya menentukan

sebagian besar atau keseluruhan dalam keputusan membeli apakah

jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana cara membelinya, dan

dimana pembeli berada.

4. Pembeli

Pembeli adalah seseorang yang melakukan pembelian

sebenarnya terhadap produk atau jasa.

5. Pemakai

(45)

Setelah melakukan pembelian atau mengkonsumsi atas produk

atau jasa maka konsumen akan mengalami tingkat kepuasan dan

ketidakpuasan. Konsumen juga akan terlibat dalam perilaku purna

pembelian. Dengan demikian tugas pemasar tidak berakhir pada saat

produk sudah dibeli tetapi berkelanjutan sampai pada periode setelah

pembelian.

Menurut Kotler & Keller (2007:242) tahap-tahap dalam proses

keputusan pembelian terbagi menjadi lima tahap yaitu: pengenalan

masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan

pembelian dan perilaku setelah pembelian. Adapun model proses

keputusan pembelian dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.3

Pr oses Keputusan Pembelian

Sumber: Kotler & Keller (2007:242)

a. Pengenalan Kebutuhan

Proses pembelian diawali dengan pengenalan kebutuhan

(need recognition), pembeli mengenali masalah atau kebutuhan.

Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dengan

keadaan yang diinginkan.

b. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang tertarik terhadap suatu produk

tertentu maka yang akan dilakukannya adalah mencari informasi.

(46)

Jika dorongan konsumen begitu kuatnya dan produk yang

memuaskan berada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan

besar akan membelinya. Jika tidak, konsumen akan menyimpan

kebutuhannya dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi

yang berkaitan dengan kebutuhan tersebut. Konsumen dapat

memperoleh informasi dari beberapa sumber manapun.

Sumber-sumber ini meliputi:

1) Sumber pribadi: Keluarga, teman, tetangga dan kenalan.

2) Sumber komersil: Iklan, wiraniaga, dealer, kemasan dan

pajangan.

3) Sumber publik: Media massa, organisasi penilai pelanggan

4) Sumber pengalaman: Menangani, memeriksa dan

menggunakan produk.

Ketika lebih banyak informasi diperoleh, semakin bertambah

pula kesadaran dan pengetahuan konsumen mengenai merek yang

tersedia dan sifat-sifatnya.

c. Evaluasi Berbagai Alternatif

Konsep-konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses

evaluasi konsumen. Pertama, asumsi yang digunakan bahwa setiap

konsumen melihat suatu produk sebagai satu paket atribut produk.

(47)

atribut-berhubungan dengan kebutuhan mereka akan produk atau jasa

sebagai sarana pemuas kebutuhan.

Kedua, konsumen akan memberikan tingkat kepentingan

yang berbeda pada aribut-atribut yang berbeda menurut kebutuhan

dan keinginan yang unik. Ketiga, konsumen kemungkinan akan

mengembangkan satu susunan keyakinan merek mengenai posisi

setiap merek pada setiap atribut. Keempat, harapan kepuasan

produk total konsumen akan bervariasi terhadap tingkat-tingkat

atribut yang berbeda. Kelima, konsumen mencapai suatu sikap

terhadap merek yang berbeda lewat prosedur evaluasi.

Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif pembelian

tergantung pada konsumen individu dan situasi pembelian tertentu.

Konsumen menggunakan perhitungan yang cermat dan perhitungan

yang logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit

mengevaluasi bahkan mereka membeli hanya berdasarkan

dorongan sesaat dan tergantung intuisi.

d. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat atas

merek dan membentuk niat untuk membeli. Biasanya, keputusan

pembelian (purchase decision) konsumen adalah membeli merek

yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat

untuk membeli dan pilihan merek. Faktor pertama adalah sikap

(48)

diharapkan. Konsumen mungkin membentuk niat membeli

berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan yang diperkirakan,

harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diinginkan.

e. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli produk konsumen bisa puas, bisa juga tidak

puas dan akan terlibat dalam perilaku pasca pembelian (post

purcase behaviour) yang tetap menarik bagi orang pemasaran.

Mana yang menentukan apakah pembeli puas atau tidak puas,

jawabannya ada pada hubungan antara harapan konsumen dengan

kinerja yang dirasakan dari produk.

2.2.7 Motif-motif Konsumen Dalam Melakukan Pembelian

Proses Motif pembelian merupakan berbagai pertimbangan dan

pengaruh yang mendorong orang untuk melakukan pembelian akan

suatu produk, menurut Kotler dan Keller (2007:113) motif pembelian

dapat dibedakan menjadi:

a) Motif pembelian terhadap produknya (product motives),

yaitu meliputi semua pengaruh serta alasan yang menyebabkan seorang

konsumen membeli produk tertentu.

b) Motif pembelian terhadap tempat atau penyalur yang

menjual produk itu (patronage motives), yaitu merupakan pertimbangan

(49)

Sedangkan motif pembelian terhadap barang-barang konsumen

dapat dibedakan sebagai berikut:

a) Motif Pembelian Emosional (emotional buying motives),

yaitu motif pembelian yang dilakukan dengan pertimbangan

berdasarkan emosi seperti kebanggaan karena penampilan pribadinya,

pencapaian status sosial dan untuk terhindar dari keadaan bahaya.

b) Motif Pembelian Rasional (Rational Buying Motives), yaitu

pembelian yang dilakukan dengan pertimbangan yang rasional,

misalnya barang tersebut lebih murah dan tahan lama, bermutu baik dan

dapat dipercaya.

2.2.8 Hubungan antara Atr ibut Produk dan Potongan Harga

Ter hadap Keputusan Pembelian.

Fandy Tjiptono, ( 1997, hal. 103 ). Atribut produk adalah

unsur – unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan

dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Konsumen akan

melihat suatu produk berdasarkan pada karakteristik atau ciri atau

atribut dari produk tersebut. Atribut produk adalah cara untuk

menambah unsur yang membedakan sebuah produk dengan produk

lainnya. Setiap konsumen memiliki kemampuan yang berbeda–beda

dalam menyebutkan atribut dari suatu produk, hal ini disebabkan karena

konsumen memiliki pengetahuan yang berbeda mengenai produk.

Produsen perlu memahami apa yang diketahui oleh konsumen, atribut

(50)

paling penting oleh konsumen. Pengetahuan mengenai atribut tersebut

akan mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Pengetahuan

yang lebih banyak mengenai atribut suatu produk akan memudahkan

konsumen untuk memilih produk yang akan dibelinya. Atribut dapat

menjadi salah satu alat bersaing yang paling kuat dalam memenangkan

perhatian dan keputusan konsumen jika produk memiliki atribut yang

baik. Atribut produk yang baik dan menarik akan menghasilkan hasil

akhir yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen. Konsumen akan

merasa bahwa produk tersebut lebih memiliki kelebihan untuk

dibandingkan produk lain sejenis, sehingga produk akan memiliki nilai

tambah.

Bila konsumen ingin membeli barang konsumen pasti akan

memperhatikan harga, apalagi apabila ada potongan harga yang

ditawarkan oleh perusahaan Karena potongan harga sangat

mempengaruhi pada keputusan pembelian baik potongan itu besar

ataupun kecil. Konsumen tentunya akan tertarik untuk membeli produk

atau jasa yang jelas harganya lebih murah dengan produk atau jasa yang

ditawarkan oleh perusahaan lain.

Menurut Sofyan Assauri dalam bukunya manajemen

pemasaran (1996: 211) Potongan harga ( discount ) sering digunakan

(51)

persen sedangkan pedagang menengah atau subdistributor diberikan

potongan harga antara 5 – 10 persen yang umumnya dikaitkan dengan

rata-rata besarnya keputusan pembelian yang dilakukan masing-masing.

2.3 Ker angka Konseptual

Kerangka Berdasarkan tinjaun teoritis tentang Penelitian tentang atribut

produk dan potongan harga terhadap keputusan pembelian pada perusahaan

mebel merek melody di showroom resmi Melodi MOG Malang, maka dapat

dirumuskan model kerangka pemikiran sebagai dasar merumuskan hipotesis.

Sebagaimana di kemukakan oleh Singarimbun (1997:34) model konsep adalah

abtraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan/digeneralisasi dari

sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok, atau individu tertentu.

Adapun gambar dari kerangka pemikiran penelitian ini sebagaimana ditujukan

pada gambar di bawah ini:

(52)

Kerangka pikir di atas menggambarkan bahwa pembelian ulang terjadi

ketika konsumen merasa puas terhadap produk yang dibelinya berdasarkan

atribut dan potongan harga. Dengan kata lain atribut produk dan potongan

pembelian yang dilakukan oleh konsumen dan ternyata terbukti sehingga

konsumen merasa jika produk yang sudah dibeli bisa bermanfaat dan akan

memunculkan brand image yang baik bagi perusahaan dimata konsumen dan

konsumen akan melakukan pembelian lagi.

2.4 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diduga bahwa atribut produk dan potongan harga berpengaruh signifikan

terhadap keputusan pembelian produk mebel merek Melody di showroom

resmi Melody MOG Malang.

2. Diduga bahwa variabel atribut produk berpengaruh dominan terhadap

keputusan pembelian produk mebel merek Melody di showroom resmi

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2 Atribut Produk Mebel Merek Melody.
Tabel 1.3
Gambar 2.1 Model Perilaku Pembeli
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kelayakan Bengkel, Prestasi Belajar Mata Pelajaran Instalasi Rumah terhadap Kesiapan Kerja sebagai Instalatir Listrik

At a minimum the management plan shall include: a) the objectives of forest management. c) how the objectives will be met, harvesting methods and silviculture. d) harvest plans

Agresif :Suatu perilaku yang menyertai rasa marah sebagai usaha atau merupakan dorongan mental untuk bertindak,memperlihatkan permusuhan, keras dan menuntut, mendekati orang

Narkotika atau juga bisa disebut dengan Narkoba di Indonesia telah dikenal sejak masa Hindia Belanda yang dipergunakan untuk mengikat buruh-buruh yaitu orang cina yang dipekerjakan

Oleh karena itu dibuat aplikasi pengolahan data pada klinik agar dalam pengelolaan administrasi dapat berjalan dengan lebih baik dan data yang ada dapat anda simpan dengan baik

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode desriptif kuantitatif karena peneliti ingin menggambarkan tingkat pengetahuan pemilih pemula di Surabaya tentang

Dilihat dari permasalahan, Jurusan Manajemen Informatika membutuhkan sistem informasi akademik yang dapat menunjang proses belajar mengajar, mengelola data absen dosen,

yang bersangkutan dengan judul “ Persepsi Pemustaka Tentang Pemanfaatan Koleksi di Perpustakaan SMPN 3 Tengah Lembang Sinjai Barat ”.. Memandang bahwa skripsi ini