• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK PERLUASAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA TERHADAP TINGKAT EMISI KARBON DUNIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAMPAK PERLUASAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA TERHADAP TINGKAT EMISI KARBON DUNIA"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

Pendahuluan

1.1Latar belakang

perkembangan politik global dalam disiplin ilmu Hubungan Internasional

mengalami perubahan seiring dengan peristiwa-peristiwa penting yang

melatarbelakangi perubahan tersebut. Pasca perang dingin tahun 1990-an

merupakan babak baru dalam perkembangan dunia Internasional. Pada era ini,

mencuat isu Keamanan Non-tradisional yang menyoroti permasalahan diluar tataran keamanan tradisional seperti masalah kerusakan lingkungan, bencana alam

dan terorisme1. Politik Internasional mengalami perubahan dan perkembangan

yang signifikan dengan munculnya berbagai isu global yang sifatnya non-militer

dan melintasi batas-batas negara serta mengganggu keamanan masyarakat

Internasional seperti isu lingkungan hidup. Kekhawatiran akan kerusakan

lingkungan hidup sebenarnya sudah berkembang pada saat perang dingin

berlangsung. Pada masa perang dingin, isu lingkungan hidup berkembang dan

memberi pengaruh kuat dalam masyarakat dan negara karena adanya peristiwa

lingkungan seperti tragedi mencairnya reaktor nuklir di Three Mile Island, Amerika Serikat pada tahun 1979 dan Chernnobyl, Ukraina tahun 1986 serta kebocoran gas pabrik Union Carbiede di Bhopal, India tahun 19842. Namun, isu

1

Rizal Sukma. 2003. Keamanan Internasional Pasca 11 September: Terorisme, Hegemoni AS dan Implikasi Regional. Makalah disampaikan pada: Seminar Pembangunan Hukum Nasional VIII dengan tema Penegakkan Hukum Dalam Era Pembangunan Berkelanjutan yang diselenggarakan oleh Badan Pembina Hukum Nasional Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI. 2

(2)

2

lingkungan tersebut tidak mendapat tanggapan dari dunia Internasional karena

pada saat itu negara lebih terfokus pada politik kekuasaan dan ekonomi

Internasional.

Seiring dengan krusialnya masalah-masalah lingkungan hidup, banyak negara,

baik itu negara maju maupun negara berkembang mulai merumuskan kembali

Kebijakan Luar Negeri dan strategi diplomasinya untuk dapat menempatkan

isu-isu lingkungan hidup dalam mainstream isu Internasional, sebagaimana isu keamanan, ekonomi dan politik3. Meningkatnya jumlah persentase emisi karbon

dunia, penipisan ozon, pemanasan global dan perubahan iklim sebagai isu

lingkungan global sangat mempengaruhi peta politik dan keamanan global serta

menekan negara-negara agar melaksanakan komitmen-komitmen terhadap

perlindungan lingkungan yang sudah disepakati secara nasional maupun global.

Masalah-masalah lingkungan tersebut kembali menjadi pembahasan utama dalam

setiap konferensi-konferensi lingkungan hidup.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat deforestasi4 hutan

tercepat di dunia. Meningkatnya degradasi hutan yang terjadi dalam kurun waktu

1990-2009 akibat pembukaan lahan perkebunan, dalam hal ini adalah perkebunan

kelapa sawit dengan cara dibakar dan pengusahaan hutan, menjadikan

permasalahan tersebut sebagai permasalahan lingkungan utama yang dihadapi

Indonesia. Kerusakan hutan tropis di Indonesia akibat pembukaan lahan

3

Nurul Isnaeni & Broto Wardoyo. Global. Jurnal Politik Internasional. Dinamika Fenomena HI Pasca Neo-Liberal. Departemen Hubungan Internasional. Universitas Indonesia. Hal. 229. 4

(3)

3

perkebunan kelapa sawit dalam tiap tahunnya mengalami peningkatan seiring

pesatnya industri perkebunan tersebut.

Semakin meningkatnya praktek pembukaan lahan yang dilakukan dengan

membakar hutan, menjadikan Indonesia sebagai penyumbang emisi karbon dunia

dalam jumlah yang signifikan. Indonesia menempati urutan ketiga sebagai negara

penyumbang emisi global setelah Amerika Serikat dan China5. Maraknya

pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit yang dilakukan dengan cara

pembakaran hutan secara massal, telah menghasilkan jumlah emisi karbon yang

berpotensi terhadap intensitas bencana alam yang disebabkan oleh pemanasan

global dan perubahan iklim.

Munculnya perkembangan industri perkebunan kelapa sawit diawali dengan

tingginya permintaan negara-negara industri yaitu negara kawasan Eropa dan

Amerika serikat terhadap bahan baku pembuatan bahan makanan, kosmetik dan

sumber energi alternatif pengganti minyak bumi. Dengan latar belakang kondisi

geografis dan keseriusan pemerintah dalam mengembangkan industri perkebunan

ini, Indonesia berhasil menjadi negara produsen minyak kelapa sawit terbesar

kedua setelah Malaysia. Arus perkembangan perkebunan kelapa sawit ini mampu

bersaing di tataran perekonomian Internasional.

Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia kemudian di

ikuti oleh Malaysia pada peringkat kedua. Produksi minyak kelapa sawit dunia di

5

Antara News. Green Peace Desak Menhut Hentikan Kontrak Sinar Mas. Dalam

(4)

4

dominasi oleh Indonesia bersama Malaysia6. Arus perluasan perkebunan kelapa

sawit mengakibatkan tingkat eksploitasi hutan tropis di Indonesia meningkat

setiap tahunnya. Proses pembukaan lahan kelapa sawit dilakukan dengan

pembakaran hutan yang menimbulkan polusi udara dan penyumbang emisi

terbesar serta penebangan pohon hingga ke akarnya mengakibatkan daya ikat

tanah mengalami kerenggangan dan tidak adanya daya serap air sehingga

menimbulkan bencana alam. Pencabutan akar pohon dilakukan karena sifat pohon

kelapa sawit yang tidak akan tumbuh jika terhalang akar pohon lain, dan juga

struktur akar serabut sehingga penyerapan air hujan tidak maksimal7.

Kerusakan lingkungan hidup menimbulkan perkembangan perspektif

keamanan dalam kajian Hubungan Internasional. Ancaman terhadap keamanan

manusia dan lingkungan bersifat non-militer dan kemudian dimasukkan dalam

klasifikasi keamanan non-tradisional. Arus deforestasi hutan di Indonesia akibat

perluasan perkebunan kelapa sawit menjadi masalah tersendiri terhadap

kelestarian lingkungan. Tingkat kerusakan hutan akibat proses pembukaan lahan

perkebunan tiap tahunnya mencapai dua juta hektar atau sebanding dengan enam

kali luas lapangan sepak bola8.

Permasalahan terhadap dampak pembakaran lahan pada perluasan perkebunan

kelapa sawit menjadi kajian yang menarik bagi penulis. Sumbangan emisi karbon

dari industri perkebunan kelapa sawit yang menjadi pemicu masalah lingkungan

6

Iyung Pahan. 2008. Panduan Kelapa Sawit : Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir.

Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 1. 7

Ibid. Hal. 68. 8

Forest Watch Indonesia. Dibalik Rusaknya Hutan Indonesia. Dalam

(5)

5

global menjadi salah satu akibat dari eksploitasi alam berupa pembukaan hutan

alam yang dilakukan dengan cara pembakaran hutan sehingga mengakibatkan

jumlah emisi karbon meningkat dan menjadi pemicu bagi permasalahan

lingkungan itu sendiri. meningkatnya intensitas fenomena pemanasan global dan

perubahan iklim tidak lepas dari peran tingkat emisi karbon yang dilepaskan ke

atmosfer yang bersumber dari pembakaran bahan bakar fosil dan aktifitas industri.

Perkembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai tahap yang

optimal pada tahun 2006-2010, sehingga menjadikan Indonesia sebagai produsen

minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Perkebunan kelapa sawit merupakan

komoditas unggulan Indonesia yang mampu meningkatkan perkembangan

ekonomi secara signifikan. Dalam perjalanannya sebagai industri perkebunan

unggulan, muncul berbagai permasalahan yang melatarbelakangi proses

perkembangan perkebunan kelapa sawit tersebut seperti masalah kerusakan

lingkungan berupa kebakaran hutan.

Munculnya peristiwa pembakaran hutan akibat praktek industri perkebunan

kelapa sawit menjadikan permasalahan ini sebagai permasalahan utama yang

dialami Indonesia. semakin menyusutnya areal hutan akibat konversi hutan alam

menjadi perkebunan kelapa sawit, mendapat sorotan tajam dari dunia

Internasional. Perhatian tersebut didasari atas potensi hutan Indonesia yang

merupakan paru-paru dunia yang menyerap emisi karbon dalam jumlah yang

banyak, sehingga keseimbangan konsentrasi gas rumah kaca tetap terjaga. Gas

rumah kaca merupakan proses alami yang terjadi di muka bumi. Akan tetapi jika

(6)

6

perubahan iklim. Semakin pentingnya kelestarian hutan Indonesia di kancah

Internasional, maka permasalahan degradasi hutan Indonesia pun menjadi

permasalahan global.

1.2Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang mengenai dampak dari proses perluasan

perkebunan kelapa sawit yang merupakan salah satu penyumbang emisi karbon

dan berpotensi terhadap meningkatnya aktifitas perubahan iklim saat ini, maka

permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah: bagaimana dampak

perluasan perkebunan kelapa sawit di Indonesia terhadap tingkat emisi karbon

dunia?

1.3Tujuan penelitian

Karya ilmiah dalam bentuk skripsi ini bertujuan untuk mendapatkan

penjelasan dan memperoleh gambaran tentang dampak perluasan perkebunan

kelapa sawit Indonesia terhadap tingkat emisi karbon dunia. Proses perluasan

perkebunan kelapa sawit di Indonesia merupakan bagian dari aktifitas industri

perkebunan dalam memperluas areal perkebunan. konversi hutan alam menjadi

hutan produksi dari proses perluasan perkebunan tersebut berpotensi terhadap

meningkatnya tingkat emisi karbon yang memicu permasalahan lingkungan global

(7)

7

1.4Manfaat penelitian

manfaat penelitian adalah sesuatu yang dapat digunakan atau bermanfaat

terhadap pihak-pihak lain, baik untuk meningkatkan atau memperbaiki apa yang

telah ada dan untuk pemahaman atas gejala-gejala yang sama, baik secara teoritis

maupun praktis.

1.4.1 Manfaat teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah memberikan pemahaman dan

kontribusi terhadap perkembangan tingkat emisi karbon dunia yang salah satunya

dipicu oleh proses perluasan perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang dilakukan

dengan pembakaran hutan dan proses industri minyak kelapa sawit itu sendiri.

Hasil dari proses industri dan pembakaran hutan tersebut menghasilkan emisi

karbon yang memicu tingkat perubahan iklim dunia.

1.4.2 Manfaat praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan

masukan dan tambahan yang luas dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan

selanjutnya menjadi sumber informasi dan acuan serta masukan dan bahan

pertimbangan untuk penelitian-penelitian berikutnya dalam masalah yang sama.

1.5Kajian pustaka

Sebelum penulis melakukan penelitian mengenai dampak perluasan

perkebunan kelapa sawit Indonesia terhadap perubahan iklim dunia, telah ada

(8)

8

Penelitian pertama dilakukan oleh Tony Kristianto Juwono9. Beliau

melakukan penelitian mengenai Dampak Perubahan Iklim Global terhadap Indonesia10. Dalam penelitiannya beliau mengungkapkan bahwa perubahan iklim global memberikan dampak yang parah terhadap Indonesia karena posisi

geografis yang terletak di garis ekuator11 dan terletak antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia serta dua samudera yaitu samudera Pasifik dan

samudera Hindia. Dalam hasil penelitiannya, panjang garis pesisir pantai

Indonesia berkurang dengan naiknya permukaan laut. Daerah kawasan pesisir

pantai yang merupakan kumpulan-kumpulan desa terancam tenggelam akibat

reaksi kenaikan air laut serta adanya abrasi (pengikisan) pantai. Menipisnya lahan

hutan tropis dan hutan Mangrove di Indonesia akibat proses industrialisasi turut

memberikan potensi terhadap perubahan iklim.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang rentan terhadap dampak

perubahan iklim. Kenaikan permukaan air laut akibat dampak perubahan iklim

mempengaruhi ekosistem pesisir seperti kerusakan terumbu karang, rumput laut

dan hutan bakau. Kenaikan air laut juga menyebabkan tergenangnya sebagian

pulau-pulau kecil di Indonesia. Selain perubahan iklim, pemanasan global juga

mempengaruhi naiknya permukaan air laut sebesar 1 cm setiap tahun dan

berpotensi menenggelamkan sekitar 2.000 pulau di Indonesia. Penelitian

9

Tony Kristianto Juwono adalah Sekretaris Jenderal agri Bussines Club, wakil ketua Dewan Jagung Nasional dan wakil ketua Dewan Beras Nasional.

10

Tony Kristianto Juwono. Dampak Perubahan Iklim Global Terhadap Indonesia.

Dalamhttp://gc21.inwent.org/ibt/alumni/ibt/docs/writoec-kristiauto-juwono.pdf.Diakses tgl 15

April 2010. 11

(9)

9

Departemen Kelautan dan Perikanan pada tahun 2007 mencatat sekitar 24 pulau

kecil di Indonesia sudah tergenang air laut12.

Penelitian kedua dilkukan oleh Poppy Irawan S.IP yang meneliti tentang

Kabut Asap: Sebagai Isu Ancaman non-tradisional Dalam Kajian Regional .

Dalam penelitiannya ia mengungkapkan adanya perluasan agenda keamanan,

seiring dengan perkembangan interaksi antar aktor-aktor dalam kancah dunia

Internasional, baik state actor maupun non-state actor. Interaksi yang dibangun tidak hanya pada tataran politik, militer, ideologi (isu-isu High Politics) akan tetapi mulai meluas isu-isu yang beragam baik politik, ekonomi, sosial,

pertahanan, lingkungan dan lain sebagainya13.

Kabut asap adalah salah satu bentuk ancaman nyata terhadap stabilitas

keamanan manusia, sosial dan politik dan mendatangkan kerugian yang cukup

besar di kawasan Asia Tenggara. Terjadinya kabut asap di Malaysia, Indonesia

dan Singapura merupakan dampak dari aktifitas pembakaran hutan yang

dilakukan oleh masyarakat dan pengusaha dengan tujuan untuk membuka lahan

baru. Teknik pembukaan lahan baru dengan membakar hutan bagi masyarakat

dinilai lebih hemat, praktis dan menyuburkan tanah. Malaysia dan Singapura

secara geografis berbatasan langsung dengan Indonesia, sehingga dalam masalah

ini Malaysia dan Singapura menerima secara langsung dan merasa dirugikan oleh

12

Bappenas. Peluncuran Indonesia Climate Change sectoral Roadmap (ICCSR). Dalam

http://www.bappenas.go.id/print/2560/peluncuran-indonesia-climate-change-sectoral-roadmap-iccsr/. Diakses tgl. 12 Juni 2010.

13

Poppy Irawan. 2007. Kabut Asap; Sebagai Isu Ancaman Non-tadisional Dalam Kajian Keamanan non-regional. Dalam:

(10)

10

bencana kabut asap yang berdampak terhadap terganggunya kegiatan ekonomi

serta kehidupan masyarakat.

Adanya penelitian terdahulu bermanfaat bagi penulis sebagai bahan

perbandingan terhadap penelitian yang akan dibahas oleh peneliti. Berbeda

dengan penelitian sebelumnya, penulis akan memfokuskan permasalahan pada

Dampak Perluasan Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia Terhadap

Tingkat Emisi Karbon Dunia. Dalam skripsi ini, penulis mengangkat

permasalahan perluasan perkebunan kelapa sawit yang dianggap menarik untuk

dijadikan kajian ilmiah karena beberapa faktor dan pertimbangan yang

melatarbelakangi permasalahan ini.

Perkebunan kelapa sawit merupakan sentra industri perkebunan unggulan di

Indonesia. Perkembangan industri perkebunan kelapa sawit dilatarbelakangi oleh

semakin meningkatnya permintaan bahan baku berupa minyak kelapa sawit dari

negara industri seperti negara kawasan Eropa dan Amerika Serikat. Akibat dari

permintaan tersebut, arus perkembangan dan perluasan perkebunan kelapa sawit

semakin meningkat. Perekonomian Indonesia mengalami peningkatan yang

signifikan dari hasil produksi perkebunan kelapa sawit sehingga menjadikan

Indonesia sebagai produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia.

Permasalahan lingkungan mencuat akibat adanya perluasan perkebunan kelapa

sawit di Indonesia. Potensi kerusakan lingkungan akibat industri ini dapat dikaji

melalui proses pembukaan lahan perkebunan yang dilakukan dengan membakar

(11)

11

proses pembakaran lahan tersebut turut menyumbang emisi karbon dengan jumlah

yang banyak, sehingga potensi pemanasan global dan perubahan iklim dunia

dapat dikaji melalui contoh kasus proses perluasan perkebunan kelapa sawit ini.

1.6Landasan Operasional

Dalam menentukan permasalahan yang dihadapi dalam suatu penelitian,

diperlukan suatu landasan konseptual yang membantu penulis dalam penyusunan

karya ilmiah ini sehingga memudahkan dalam menganalisis suatu fenomena14.

Adapun landasan operasional yang akan digunakan dalam skripsi ini adalah

sebagai berikut :

1.6.1 Perkebunan Kelapa Sawit

Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah

Belanda pada tahun 1848, saat itu ada 4 batang bibit kelapa sawit yang dibawa

dari Mamitius dan Amsterdam lalu ditanam di kebun Raya Bogor. Pada tahun

1911, kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial15.

Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet (orang

Belgia). Budidaya yang dilakukannya diikuti oleh K.Schadt yang menandai

lahirnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang. Perkebunan

kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas

areal perkebunan mencapai 5.123 Ha.

14

Ulber Silalahi. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung; PT. Refika Aditama. Hal. 459. 15

Iyung Pahan. 2008. Panduan Kelapa Sawit : Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir.

(12)

12

Pada masa pendudukan Belanda, perkebunan kelapa sawit maju pesat

sampai bisa menggeser dominasi ekspor Negara Afrika waktu itu. Memasuki

masa pendudukan Jepang, perkembangan kelapa sawit mengalami kemunduran.

Lahan perkebunan mengalami penyusutan sebesar 16% dari total luas lahan yang

ada sehingga produksi minyak sawit pun di Indonesia hanya mencapai 56.000 ton

pada tahun 1948 / 1949, pada hal pada tahun 1940 Indonesia mengekspor 250.000

ton minyak sawit16. Pada tahun 1957, setelah Belanda dan Jepang meninggalkan

Indonesia, pemerintah mengambil alih perkebunan (dengan alasan politik dan

keamanan).

1.6.2 Deforestasi Hutan

Penebangan tutupan hutan dan konversi lahan secara permanen untuk

berbagai manfaat lainnya. Menurut definisi tata guna lahan yang digunakan oleh

FAO dan diterima oleh pemerintah, lahan hutan yang telah ditebang, bahkan

ditebang habis, tidak dianggap sebagai kawasan yang dibalak karena pada

prinsipnya pohon-pohon mungkin akan tumbuh kembali atau ditanami kembali17.

Deforestasi dilaporkan hanya setelah lahan dikonversi secara permanen untuk

kepentingan lain yang bukan hutan. Namun, citra penginderaan jauh digunakan

dalam laporan ini untuk menentukan tutupan lahan (ada atau tidak adanya hutan)

selama ini tidak memberikan perbedaan seperti ini dan lahan yang ditebang habis

telah dilaporkan sebagai kawasan bukan hutan atau kawasan yang dibalak.

16

Op.cit. hal. 44

17

ESILO, Media Aspirasi Rakyat. Wajah Bumi di Indonesia. dalam

(13)

13

1.6.3 Efek rumah kaca

Efek rumah kaca atau dalam bahasa asingnya dikenal dengan istilah green house effect adalah suatu fenomena dimana gelombang pendek radiasi matahari

menembus atmosfer dan berubah menjadi gelombang panjang ketika mencapai

permukaan bumi. Setelah mencapai permukaan bumi, sebagian gelombang

tersebut dipantulkan kembali ke atmosfer. Namun tidak seluruh gelombang yang

dipantulkan itu dilepaskan ke angkasa luar. Sebagian gelombang panjang

dipantulkan kembali oleh lapisan gas rumah kaca di atmosfer ke permukaan

bumi18.

Gas rumah kaca adalah gas-gas di atmosfer yang memiliki kemampuan untuk

menyerap radiasi matahari yang dipantulkan oleh bumi sehingga bumi menjadi

semakin panas. Efek rumah kaca itu sendiri terjadi karena naiknya konsentrasi gas

CO2 (karbondioksida) dan gas-gas lainnya seperti sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), gas metan (CH4), kloroflourokarbon

(CFC) di atmosfir19. Kenaikan konsentrasi CO2 itu sendiri disebabkan oleh

kenaikan berbagai jenis pembakaran di permukaan bumi seperti pembakaran

bahan bakar minyak (BBM), batu bara, dan bahan-bahan organik lainnya yang

melampaui kemampuan permukaan bumi antuk mengabsorpsinya. Bahan-bahan

di permukaan bumi yang berperan aktif untuk mengabsorpsi hasil pembakaran

tadi ialah tumbuh-tumbuhan, hutan, dan laut.

18

Iklimkarbon.com. Efek rumah kaca. Dalam http://iklimkarbon.com/perubahan-iklim/efek-rumah-kaca/. Diakses tgl 20 Nopember 2010.

19

(14)

14

1.7Metode penelitian

1.7.1 Jenis penelitian

Adapun jenis penelitian yang akan diangkat dalam skripsi ini adalah

deskriptif atau library reseach. Metode penelitian deskriptif adalah tipe penelitian

yang bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual,

dan aktual mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang akan

diangkat.

1.7.2 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah studi pustaka (library

reseach) yang kemudian diperkaya dengan data yang berasal dari sumber-sumber

terpercaya seperti referensi buku, jurnal ilmiah, makalah, surat kabar, majalah dan

situs internet yang berhubungan dengan isu lingkungan global dalam Hubungan

Internasional.

1.7.3 Teknik analisa data

Secara garis besar, tahapan analisis data penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Setelah data terkumpul dari sumber-sumber yang disebutkan diatas, data

tersebut dipilih sesuai dengan kebutuhan penelitian, selanjutnya tahap pengolahan

data dan dilakukannya proses penelaahan data secara seksama guna memperdalam

teori atau konsep-konsep yang akan digunakan. Setelah data disaring dengan baik,

selanjutnya ditarik kesimpulan yang merupakan hasil akhir sebagai jawaban

terhadap judul. Analisis data yang dilakukan sepenuhnya menggunakan teknik

(15)

15

1.7.4 Ruang lingkup penelitian

Untuk lebih memfokuskan dan memperdalam kajian, perlu ditentukan ruang

lingkup penelitian. Ruang lingkup penelitian bertujuan untuk memberikan

batasan-batasan permasalahan dan kajian yang akan diangkat dalam penulisan

penelitian ini. Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Batasan materi : Kajian karya ilmiah ini difokuskan pada dampak

perluasan perkebunan kelapa sawit di Indonesia terhadap tingkat emisi

karbon dunia serta menjelaskan berbagai proses dan jenis-jenis eksploitasi

hutan tropis yang memberikan kontribusi terhadap pemicu permasalahan

lingkungan global.

2. Batasan waktu : Batasan waktu penelitian yang diangkat penulis adalah

dalam rentang waktu 2005-2010. Akan tetapi rentang waktu tersebut dapat

di dukung dengan data-data pada tahapan awal perkembangan perkebunan

kelapa sawit pada tahun 1967 dan berlangsung hingga tahun 2010.

1.7.5 Struktur penulisan

Struktur penulisan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

Bagian Bab Judul Pembahasan

Satu I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

1.2 Rumusan masalah

1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1.4.2 Manfaat Praktis

1.5 Kajian pustaka

(16)

16

1.6.1 Perkebunan Kelapa Sawit

1.6.2 Deforestasi Hutan

1.6.3 Efek Rumah Kaca

1.7 Metode penelitian

1.7.1Jenis penelitian

1.7.2 Metode pengumpulan data

1.7.3 Teknik analisa data

2.1.1 degradasi areal hutan dan luas perkebunan kelapa sawit Indonesia

2.1.2 Indonesia sebagai produsen minyak kelapa sawit dunia

2.2 Pembakaran lahan pada perluasan perkebunan kelapa sawit Indonesia dan tingkat emisi karbon global

2.2.1 Tingkat produksi emisi karbon Indonesia akibat perluasan

3.1 Dampak Pemanasan Global dan Fenomena Perubahan Iklim Global

3.1.1 Signifikansi keterkaitan industri perkebunan kelapa sawit dengan tingkat emisi karbon dunia

3.1.2 Sumber Emisi Karbon yang memicu Pemanasan Global

(17)

17

3.2 Agenda Politik Lingkungan Hidup Global

3.2.1 Konferensi Stockholm

3.2.2 KTT Bumi di Rio De Janeiro

3.2.3 Protokol Kyoto

3.3 Keamanan non-tradisional dan keterkaitannya dengan permasalahan lingkungan

3.3.1 keterkaitan proses industri di negara maju dan negara berkembang terhadap tingkat kerusakan

lingkungan

3.3.2 Laporan Bruntland

(18)

SKRIPSI

DAMPAK PERLUASAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA TERHADAP TINGKAT EMISI KARBON DUNIA

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik (S. IP) Strata1

Jurusan Hubungan Internasional

Oleh :

FITRIANUR

NIM : 06260003

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(19)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Fitrianur

NIM : 06260003

Jurusan : Hubungan Internasional

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Dampak Perluasan Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia Terhadap Tingkat Emisi Karbon Dunia

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Hubungan Internasional

Dan dinyatakan LULUS

Pada hari : Jum at Tanggal : 19 November 2010

Tempat : Laboratorium Jurusan Hubungan Internasional

Mengesahkan,

Dekan FISIP UMM

Dr. Wahyudi M, Si

Dewan Penguji :

1. M. Syaprin Zahidi S. IP Penguji 1 ( )

2. Amaria Qori Ula S. IP Penguji 2 ( )

3. Ruli I. Ramadhoan S. Sos Penguji 3 ( )

(20)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Azza Wa Jalla atas semua limpahan rahmad serta hidayah yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

DAMPAK PERLUASAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI

INDONESIA TERHADAP TINGKAT EMISI KARBON DUNIA.

Selesainya skripsi ini tidak lepas dari motivasi, saran, kritik serta bimbingan dari berbagai pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini dengan segenap rasa hormat penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesarbesarnya kepada pihak-pihak berikut ini :

1. Bapak Muhajir Effendi, MAP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ibu Dyah Estu Kurniawati, S.Sos, M.Si selaku Ketua Jurusan Hubungan Internasional.

4. Mas M. Syaprin Zahidi selaku Dosen Pembimbing I 5. Mbak Amaria Qori Ula selaku Dosen Pembimbing II

6. segenap jajaran staf dan dosen Jurusan Hubungan Internasional.

Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk mencapai sebuah kesempurnaan. Penulis harapkan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan dan dapat memberikan informasi bagi penyelesaian skripsi ini.

Malang, 06 Desember 2010

(21)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan Skripsi... i

Lembar Pengesahan... ii

Surat Pernyataan Orisinalitas... iii

Berita Acara Bimbingan Skripsi... iv

Abstraksi... v

Motto /Persembahan... ix

Kata Pengantar... x

Daftar Isi... xi

Daftar Tabel... xiii

Bab I Pendahuluan ... 1

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Kajian pustaka ... 7

1.6 Landasan Operasional ... 11

1.7 Metode penelitian ... 14

1.7.1 Jenis penelitian ... 14

1.7.2 Metode pengumpulan data ... 14

1.7.3 Teknik analisa data ... 14

1.7.4 Ruang lingkup penelitian ... 15

1.7.5 Struktur penulisan ... 15

Bab II Perluasan Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia Dan Keterkaitannya Dengan Tingkat Emisi Karbon Global ... 18

2.1 Eksploitasi Hutan Indonesia Sebagai Pemicu Tingkat Emisi Karbon Global ... 19

(22)

2.1.2 Indonesia sebagai produsen minyak kelapa sawit dunia ... 26

2.2 Pembakaran lahan pada perluasan perkebunan kelapa sawit Indonesia dan tingkat emisi karbon global ... 31

2.2.1 Tingkat produksi emisi karbon Indonesia akibat perluasan perkebunan kelapa sawit ... 38

2.2.2 Industrialisasi perkebunan kelapa sawit Indonesia ... 41

2.2.3 Dampak Negatif Industri Perkebunan Kelapa Sawit ... 45

Bab III Dampak Tingkat Emisi Karbon Dunia dan Pengaruhnya Terhadap Isu Lingkungan Hidup Global ... 47

3.1 Dampak Pemanasan Global dan Fenomena Perubahan Iklim Global ... 48

3.1.1 Signifikansi keterkaitan industri perkebunan kelapa sawit dengan tingkat emisi karbon dunia ... 51

3.1.2 Sumber Emisi Karbon yang memicu Pemanasan Global ... 55

3.1.3 Pengaruh Tingkat Emisi Karbon Dunia Terhadap Perubahan Iklim Global ... 61

3.2 Agenda Politik Lingkungan Hidup Global ... 66

3.2.1 Konferensi Stockholm ... 67

3.2.2 KTT Bumi di Rio De Janeiro ... 69

3.2.3 Protokol Kyoto ... 72

3.3 Keamanan non-tradisional dan keterkaitannya dengan permasalahan lingkungan ... 76

3.3.1 keterkaitan proses industri di negara maju dan negara berkembang terhadap tingkat kerusakan lingkungan ... 79

3.3.2 Laporan Bruntland ... 82

3.3.3 Pembangunan Berkelanjutan dan Masalah lingkungan Global ... 86

BabIVPenutup / Kesimpulan ... 91

(23)

Daftar Tabel

Tabel 2.1 jumlah produksi minyak kelapa sawit dunia tahun 2005-2010 ... 29

Tabel 2.2 luas perkebunan kelapa sawit pada tiap provinsi tahun 2007 ... 33

Tabel 2.3 luas kebakaran hutan pada tiap daerah di Indonesia beserta

persentase jumlah emisi karbon ... 37

Tabel 3.1 Daftar enam negara penghasil emisi karbon terbesar di dunia ... 56

Tabel 3.2 Sumber emisi karbon pada beberapa sektor

ekonomi dan industri Indonesia ... 58

Tabel 3.3 persentase emisi karbon Indonesia pada sektor kehutanan ... 61

Daftar Gambar

Gambar 2.1 grafik produksi minyak kelapa sawit ... 41

Gambar 3.1 Proses terjadinya efek rumah kaca yang memicu

pemanasan global dan perubahan iklim ... 50

Daftar Diagram

Diagram 2.1. permintaan CPO (Minyak Kelapa Sawit) dunia

sampai prediksi tahun 2020 ... 43

(24)

Daftar pustaka

Buku

Akhadi, Mukhlis. 2009. Ekologi Lingkungan: Mengenali Dampak Lingkungan Dalam Pemanfaatan Sumber-sumber Energi. Graha Ilmu: Yogyakarta. Djajadiningrat, Surna T, Dkk. 1995. Ecolabelling dan Kecenderungan Lingkungan Hidup Global. PT. Bina Rena Pariwara: Jakarta.

Hermawan, Yulius P. 2007. Transformasi Dalam Hubungan Internasional: Aktor, Isu dan Metodologi. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Jackson, Robert & George Sorensen. 1999. Introduction To International Relations. Oxford University Press: New York.

Jemadu, Aleksius. 2008. Politik Global dalam Teori dan Praktik. Graha Ilmu: Yogyakarta

K, Rachmad, Dwi Susilo. 2008. Sosiologi Lingkungan. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Kristianto, Philip. 2002. Ekologi Industri. Penerbit Andi: Yogyakarta. Mulyanto. 2007. Ilmu Lingkungan. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Nandika, Dodi. 2005. Hutan Bagi Ketahanan Nasional. Universitas Muhammadiyah Surakarta, University Press: Surakarta.

Pahan, Iyung. 2008. Panduan Kelapa Sawit : Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Penebar Swadaya: Jakarta.

R. Brown, Lester, dkk. 1990. Dunia di Tepi Jurang Kebinasaan. Yayasan Obor Indonesia: Jakarta.

Salim, Emil. 1993. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Midas Surya Grafindo: Jakarta

Soemarwoto, Otto. 1992. Indonesia Dalam Kancah Isu Lingkungan Global. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Steans, Jill & Llyod Pettiford. 2009. Hubungan Internasional: Perspektif dan Tema. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

(25)

Tambunan, Tulus TH. 2004, Globalisasi dan perdagangan Internasional, Ghalia Indonesia: Bogor.

Jurnal / makalah

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian; Departemen Pertanian. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit. Departemen Pertanian Republik Indonesia: Jakarta.

Hairiyah, Kurniatun. 2007. Modul Perubahan Iklim Global; Pemicu Terjadinya Peningkatan GRK. Universitas Brawijaya Malang.

Isnaeni, Nurul & Broto Wardoyo. Global. Jurnal Politik Internasional. Dinamika Fenomena HI Pasca Neo-Liberal. Departemen Hubungan Internasional.

Universitas Indonesia.

Silalahi, Daud. Pembangunan Berkelanjutan Dalam Rangka Pengelolaan Sumberdaya Alam yang Berbasis Pembangunan Sosial dan Ekonomi. Makalah disampaikan pada seminar Pembangunan Hukum Nasional VIII. Denpasar 14-18 Juli 2003.

Sukma, Rizal. 2003. Keamanan Internasional Pasca 11 September: Terorisme, Hegemoni AS dan Implikasi Regional. Makalah disampaikan pada: Seminar Pembangunan Hukum Nasional VIII dengan tema Penegakkan Hukum Dalam Era Pembangunan Berkelanjutan yang diselenggarakan oleh Badan Pembina Hukum Nasional Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI.

Suryana, Achmad, Dkk. 2005. Prospek Dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa sawit. Laporan Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.

Internet

Abdul Hakim. Perpustakaan Universitas Indonesia, Tesis S-2. Dampak Penerapan Kebijakan Konversi Hutan Pada Kerusakan Lingkungan (Studi Kasus Pelepasan Kawasan Hutan untuk Perkebunan Kelapa Sawit). Dalam

http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/16/15cb03ade6bb79a61339ce703ea92fb cfaedabd2.pdf.

(26)

A.G. Ilahude dan A. Nontji. Oseanografi Indonesia dan Perubahan iklim global (El Nino dan La Nina). Dalam http://www.coremap.or.id/downloads/0737.pdf. Ai Nur Hayati, dkk. Kebakaran Hutan Indonesia dan Upaya Penaggulangannya. Dalam http://dishut.jabarprov.go.id/data/arsip/kebakaran%20hutan.doc.

Aldy. Indohijau.net. Indonesia Menyumbang 2,3 Giga ton Karbon per Tahun. Dalam http://indohijau.net/archives/indonesia-menyumbang-23-gigaton-karbon-pertahun/.

Alpen Steel. Kelapa sawit sebagai bahan baku biodiesel. Dalam

http://www.alpensteel.com/article/67-107-energi-bio-gas/1048--kelapa-sawit-sebagai-bahan-baku-biodiesel.html.

Andi Rinto. Portal Alumni Universitas Gadjah Mada. Aplikasi Silvikultur dalam rehabilitasi lahan kritis. Dalam

http://alumni.ugm.ac.id/simponi/?page=kart&ida=194.

Anggit Setiyadi. Warta Warga Universitas Gunadarma. Kerusakan Hutan Indonesia. dalam http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/kerusakan-hutan-indonesia/.

Arif Fiyanto. Indonesia dan Perubahan Iklim. Dalam

http://www.menlh.go.id/i/art/INDONESIA%PERUBAHAN%20IKLIM.pdf. Arul Arista. Majalah Kabarindo. Potret Hutan Indonesia yang Mengkhawatirkan. Dalam http://kabarindo.com/?act=dart&p=Arul%20Arista&no=48.

Chairil Anwar, dkk. Biodiesel Sebagai Bahan Bakar Alternatif Menghadapi Perubahan Iklim. Dalam

http://www.bsn.go.id/files/348256349/Litbang%202010/prosiding%202010%20U NLAM/BIODIESEL%20SEBAGAI%20BAHAN%20BAKAR%20ALTERNATI F%20MENGHADAPI%20PERUBAHAN%20IKLIM.pdf.

Diyah Yulistira. Universitas Bangka Belitung. Kerusakan Hutan tak Dapat Dihindari. Dalam

http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Kerusakan%20Hutan%20Tak%20 Dapat%20Dihindari?&&nomorurut_artikel=366.

Dr. Armi Susandi MT. Dkk. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Ketinggian Muka Laut di Wilayah Banjarmasin. Dalam

http://armisusandi.com/articles/working_paper/8.pdf.

(27)

Sawit di Indonesia. dalam

http://www.ipard.com/art_perkebun/PROSPEK%20DAN%20ARAH%20PENGE MBANGAN%20KELAPA%20SAWIT%20FINAL.pdf.

Edy Suandi Hamid. Globalisasi Ekonomi, Tekanan Ideologi Kapitalis dan Perekonomian Indonesia. Dalam http://www.docstoc.com/docs/25969396/03-Globalisasi-Ekonomi.

Efendi Ariyanto. Pertumbuhan Minyak Sawit Indonesia. Dalam

http://www.bpphp17.web.id/database/modul/pertumbuhanminyak%sawit/Modul %202.pdf.

Ermina Miranti. Prospek pengembangan kelapa sawit 2010. Dalam

http://www.bni.co.id/Portals/0/Document/Kelapa%20sawit%202010%20ermina% 20maret%202010%20final.pdf.

Forest Watch Indonesia. Dibalik Rusaknya Hutan Indonesia. Dalam

http://fwi.or.id/publikasi/intip_hutan/Rusak.pdf.

Hariadi Kartodihardjo dan Agus Supriono.CIFOR. Dampak Pembangunan Sektoral Terhadap Konversi dan Degradasi Hutan Alam : Kasus Pembangunan HTI dan Perkebunan Indonesia. Dalam

http://www.cifor.cgiar.org/Knowledge/Publications/DocumentDownloader?a=d& p=%5Cpublications%5Cpdf_files%5COccPapers%5COP-26i.pdf.

Hermanus B. Rumajomi. Kebakaran Hutan di Indonesia dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. Makalah pengantar falsafah Sains. Dalam

http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/12167/hermanus_br.pdf.

Ian Singleton. Ph.D. Yayasan Ekosistem Lestari. Dampak Lingkungan Akibat Pembangunan Kelapa Sawit. Dalam

http://www.aceh-eye.org/data_files/bahasa_format/bhs_env/bhs_env_palm/env_palm_analysis/env _palm_analysis_2008_00_01.pdf.

Ika Akbarwati. Vibiznews, 16 Juni 2010. Kelapa Sawit dan Emisi Karbon : Pro Kontra dan Alternatif Solusi. Dalam

http://www.vibiznews.com/column/economy/2010/06/16/kelapa-sawit-dan-emisi-karbon-pro-kontra-dan-alternatif-solusi/.

Subhabbrata Bobby Banerjee. University of South Australia. Sustainability Development and the Reinvention of Nature. Dalam

http://www.mngt.waikato.ac.nz/ejrot/cmsconference/1999/documents/environmen t/environment.pdf.

(28)

Martin Hajer, The Globalization of Environmental Discourse. Dalam

http://www.easst.net/review/june1998/hajer.

Nanik Suryo Haryani et.al. kajian Potensi dan Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit. Dalam http://oc.its.ac.id/ambilfile.php?idp=450.

Petrus F.T.P Tampubolon, dkk. Agustus 2006. Makalah Prinsip-Prinsip dan Implementasi Pembangunan Berkelanjutan. Dalam

http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/12167/psl067_2.pdf.

Poppy Irawan. 2007. Kabut Asap; Sebagai Isu Ancaman Non-tadisional Dalam Kajian Keamanan non-regional. Dalam:

http//ccm.um.edu.my/umweb/fss/images/persidangan/kertas%20kerja/poppy%20I rawan.

Saifullah. September 2010. Paradigma Pembangunan Lingkungan Hidup di Indonesia. Dalam

http://www.uin- malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1629:paradigma-pembangunan-lingkungan-hidup&catid=36:kolom-pr2.

Salman Darajat. Konversi Lahan Gambut dan Perubahan Iklim. Dalam

http://nasih.staff.ugm.ac.id/a/tan/20060812%20kon.htm.

Sri Lestari. BBC Indonesia. Memotret Kondisi Hutan Indonesia. dalam

http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2010/06/100609_hutanindo.sht ml.

Tiene Rahma Prihatini. 2001. Pembangunan Berkelanjutan, Konsep Ekonomi atau Suatu Filosofi Kehidupan?. Dalam http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/02201/tiene_p_g.htm.

Tony Kristianto Juwono. Dampak Perubahan Iklim Global Terhadap Indonesia. Dalamhttp://gc21.inwent.org/ibt/alumni/ibt/docs/writoec-kristiauto-juwono.pdf. Tulus Tambunan, LP3E-Kadin Indonesia. Globalisasi Ekonomi dan Ekspor Usaha Kecil dan Menengah Indonesia. Dalam

http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2023/tulustambunan.5.htm. Forest Watch Indonesia. Hutan-hutan Indonesia : Apa yang dipertaruhkan?.

Dalam http://pdf.wri.org/indoforest_chap1_id.pdf.

Harian Kompas. 20 Oktober 2009. Ancaman Iklim Kian Nyata. Dalam

(29)

Antara News. Green Peace Desak Menhut Hentikan Kontrak Sinar Mas. Dalam

http://www.antaranews.com/berita/1260568860/greenpeace-desak-menhut-hentikan-kontrak-sinar-mas.

Antara News. Pembukaan lahan tambang dan sawit picu banjir. dalam

http://www.antaranews.com/berita/1272230565/pembukaan-lahan-tambang-dan-sawit-picu-banjir.

Antara News.16 Oktober 2010. Kerusakan Hutan Makin Parah. Dalam

http://www.antaranews.com/berita/1287228332/kerusakan-hutan-indonesia-semakin-parah.

Bappenas. Peluncuran Indonesia Climate Change sectoral Roadmap (ICCSR). Dalam http://www.bappenas.go.id/print/2560/peluncuran-indonesia-climate-change-sectoral-roadmap-iccsr/.

Bogor Science Park.Efek Gas Rumah Kaca. Dalam

http://bsp.biotrop.org/index.php?option=com_content&task=view&id=19&Itemid =28.

Dari Rio ke Bali Via Kyoto. Dalam

www.wisnu.or.id/v2/ID/pdf/Factsheet%20CCII.pdf. Departeman Penerangan RI. 1992. KTT Bumi. Dalam:

www.pustakabersama.net/buku.php?id=25346&cari.

Departemen Pertanian. Pengembangan Kelapa Sawit Nasional, MewujudkanVisi Indonesia 2020. Dalam

http://ditjenbun.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=8

5:pengembangan-kelapa-sawit-nasional-mewujudkan-visi-indonesia-2020&catid=36:news.

Economic globalization, definition. Dalam

http://wfnetwork.bc.edu/glossary_entry.php?term=Economic%20Globalization,% 20Definition%28s%29%20of&area=All

Forest Watch Indonesia. Perkembangan Tutupan Hutan Indonesia. dalam

http://oc.its.ac.id/ambilfile.php?idp=450.

Harian Riau pos. 07 Oktober 2010. Lemah, Pengawasan Kerusakan Hutan. Dalam http://www.riaupos.com/new/berita.php?act=full&id=5159&kat=1. Imapala Unibraw. 2007. Pengertian dan proses menuju Rio+10. Dalam: pin-imapala.brawijaya.ac.id/earthsummit,htm-.

(30)

Indoforest. Deforestasi dan Degradasi Hutan. Hal. 26. Dalam

http://pdf.wri.org/indoforest_chap3_id.pdf.

Kementerian Kehutanan Republik Indonesia .Luas kebakaran hutan menurut propinsi selama lima tahun terakhir.dalam

http://www.dephut.go.id/index.php?q=id/node/1084..

Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. Informasi Kebakaran Hutan dan Lahan. Dalam http://www.dephut.go.id/index.php?q=id/node/929.

Komunitas dan Perpustakaan Online Indonesia. Sistem Tata Ekonomi Kapitalisme, Sosialismedan Komunisme. Dalam

http://organisasi.org/sistem_tata_ekonomi_kapitalisme_sosialisme_dan_komunis me_definisi_pengertian_arti_penjelasan_sejarah_teori_ilmu_ekonomi.

Lembar fakta. Emisi karbon dan pembangunan. Dalam

http://www.dnpi.go.id/report/DNPI-Media-Kit/reports/fact_sheets/2010-09-02_DNPI_press_conference_fact%20sheet_bahasa.pdf.

Majalah Berita Indonesia, 20 Oktober 2006. Kabut asap membalut tetangga. Dalam http://www.beritaindonesia.co.id/nasional/kabut-asap-membalut-tetangga. Media Indonesia. gambut Indonesia Kandung 2.650 ton Karbon per Hektare. Dalam http://www.mediaindonesia.com/read/2010/06/01/146431/89/14/Gambut-Indonesia-Kandung-2.650-Ton-Karbon-per-Hektare-.

Paparan Duta Besar Makmur Widodo, Watapri PTRI New York dalam rangka sosialisasi persiapan Word Summit on Sustainable Development, Yogyakarta 8 September 2001. KTT dunia pembangunan berkelanjutan 2002; peluang dan tantangan bagi Indonesia baru. Dalam

http://www.indonesiamission-ny.org/NewStatements/PaperSept8_2001.pdf.

Pasadena Engineering Indonesia. Konferensi PBB Mengenai Perubahan Iklim, dalam

http://www.programdns.com/konten.php?nama=Berita&op=detail_berita&id=5

Peat Portal. Indonesia-Workshop & Seminar. Indonesia Telah Meratifikasi Protokol Kyoto What next?. Dalam

http://www.peat-portal.net/newsmaster.cfm?&menuid=38&action=view&retrieveid=577. Pusat Rencana, Badan Planologi Kehutanan dan Perkebunan, Departemen Kehutanan. CDM Sebagai Salah Satu Sumber Pendanaan Alternatif Bagi Pembangunan Kehutanan dan Perkebunan. Dalam

(31)

R. Nugroho Purwantoro. Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. sekilas Pandang Industri Sawit. Dalam

http://www.lmfeui.com/data/Sekilas%20Pandang%20Industri%20Sawit.pdf. United Nations. 1998. Kyoto Protocol to the United Nations Framework Convention on Climate Change. Dalam

http://unfccc.int/resource/docs/convkp/kpeng.pdf.

Walhi. Penggunaan biofuel mendorong ekspansi perkebunan tanpa ijin. Dalam

http://www.walhi.or.id/in/kampanye/iklim-dan-energi/176-siaran-pers/1178-penggunaan-biofuel-mendorong-ekspansi-perkebunan-tanpa-ijin.

World Bank. State and trends of the carbon market. Washington DC. 2009. Dalam

Referensi

Dokumen terkait

a. Sebagai acuan dalam proses kegiatan. Dengan demikian, semua aktivitas yang akan dilakukan oleh semua pihak yang terlibat dalam proses kerjasama, harus mengacu

Peubah yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah cabang, umur berbunga, jumlah polong per tanaman, jumlah polong per plot, bobot polong per tanaman, bobot polong

Angka kuman dan bahan kimia makanan jadi memenuhi persyaratan yang ditentukan.. Makanan jadi kemasan tidak ada tanda- tanda kerusakan dan terdaftar pada

Komitmen siswa dalam mengikuti pembelajaran sangatlah penting sehingga siswa fokus akan ketercapaian tujuan dari pada pembelajaran tersebut. Berdasarkan hasil

U Splitsko-dalmatinskoj županije pozitivan utjecaj na broj noćenja turista imaju varijable rast bruto domaćeg proizvoda emitivnih zemalja (BDPPC it ) i finalna potrošnja

[1] Karakteristik komunikasi berdasarkan hasil pemindaian spektrum oleh Cognitive Radio harus memiliki kemampuan merekonfigurasi parameter kerja antena, seperti

INDUSTRI RUMAH TANGGA PENGOLAHAM BANDENG ASAP D l KABUPATEN SIDOARJO, PROPlNSl JAWA

Lahan semak belukar mempunyai kapasitas infiltrasi dengan kategori sedang cepat, dan lahan hutan kota, pekarangan, dan tegalan mempunyai kapasitas infiltrasi dengan kategori