• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN KONFLIK PADA DEWASA AWAL ANAK DARI KELUARGA POLIGAMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GAMBARAN KONFLIK PADA DEWASA AWAL ANAK DARI KELUARGA POLIGAMI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN KONFLIK PADA DEWASA AWAL

ANAK DARI KELUARGA POLIGAMI

SKRIPSI

Oleh:

ISNA ANISA

06810274

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)
(3)
(4)
(5)

v KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT serta salam sejahtera bagi junjungan kita Nabi Muhammad SAW, atas rahmat, kekuatan, karunia, taufik serta hidayahNYA sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.

Skripsi ini berjudul “GAMBARAN POLIGAMI PADA DEWASA AWAL ANAK DARI KELUARGA POLIGAMI”. Maksud penulisan skripsi ini adalah

sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi tingkat Strata 1 (S-1) di fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari dan mengakui, terwujudnya skripsi ini bukan semata-mata karena peneliti, namun banyak pihak yang ikut andil dan membantu penulis. Dengan penuh kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Tri Muji Ingarianti, M.Psi selaku dosen wali yang selalu memberi dukungan.

(6)

vi 4. Bapak M. Salis Yuniardi, M.Psi selaku dosen pembimbing II yang selalu

memberikan masukan, dan juga senantiasa sabar dalam membimbing serta selalu memberikan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Seluruh bapak dan ibu dosen yang selama ini memberikan bekal pada penulis serta para staf T.U yang banyak membantu kelancaran administrasi

6. Papa (Muhtarom), Mama (Aliyah), Nenek. Beribu-ribu terima kasih atas segala cinta, doa yang insyaAllah selalu mengalir, kesabaran, dorongan dan dukungan baik secara moril maupun finansial serta setiap kasih sayang yang dicurahkan kepada penulis selama ini sehingga penulis terus termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Kakakku tercinta Linda Romaliah & Mas Han, adik-adikku tercinta Indra Hasanah & Milla Nirwana yang selama ini menjadi inspirasi, terima kasih banyak atas segala do’a dan dukungannya serta perhatian yang diberikan kepada penulis selama ini.

8. Yang tersayang Amir Hamzah Abdillah yang juga begitu berarti dan insyaAllah tidak akan terganti. Terima kasih atas do’a, motivasi dan perhatian serta ikut membantu dan selalu ada untuk penulis.

9. Subyek penelitian IR, AB yang telah bersedia bekerja sama serta membantu peneliti memperlancar proses pelaksanaan penelitian.

(7)

vii 11. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis juga menyadari bahwa tiada satupun karya manusia yang sempurna sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk terwujudnya penyusunan skripsi yang lebih sempurna.

Akhir kata, besar harapan penulis semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Malang, 4 Februari 2011 Penulis

(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

SURAT PENYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

INTISARI ... viii

DAFTAR ISI ... x

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 7

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Konflik ... 8

1. Pengertian konflik ... 8

2. Jenis Konflik ... 9

3. Sumber Penyebab Konflik ... 11

4. Macam Situasi Konflik ... 11

5. Dampak dari Konflik ... 12

(9)

ix

7. Strategi Manajemen Konflik ... 14

B. Dewasa Awal ... 16

1. Pengertian Dewasa Awal ... 16

2. Ciri-ciri Dewasa Awal... 17

3. Tugas-tugas Perkembangan Dewasa Awal ... 18

C. Poligami ... 18

(10)

x

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Deskripsi Subyek ... 41

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 41

1. Subyek I ... 42

a. Hasil Wawancara ... 42

b. Hasil TAT ... 51

2. Subyek II a. Hasil Wawancara ... 53

b. Hasil TAT ... 61

C. Analisis Data ... 62

1 Subyek I ... 62

2 Subyek II ... 66

D. Pembahasan ... 73

BAB V. PENUTUP ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81

(11)

xi DAFTAR PUSTAKA

Abror, N. (2004). Dampak poligami bagi keluarga pada penduduk masyarakat

sasak kecamatan masbagik lombok NTB. Skripsi. Malang: Fakultas

Psikologi Universitas Muhammadiyah.

Al-Hamid, M.B. (2003). Persepsi tentang poligami (studi pada suami, istri

pertama dan istri ke dua). Skripsi. Malang: Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah.

Alwisol. (2004). Psikologi kepribadian. Malang: UMMPress.

Davison, G.C; Neale, J.M; Kring, A.M. (2006). Psikologi abnormal. Edisi ke-9. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Davito, J.A. (1995). The interpersonal comunication book. United States of America: Harper & Row.

Dayakisni, T & Hudaniah. (2009). Psikologi sosial. Malang: UMMPress. Desmita. (2008). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Detik News (09 Desember 2006).

Inilah-suara-hati-anak-korban-bapak-bepoligami. Jakarta.

El-Bedour, Salman. (2000). Scholastic achievement and family marital structure. Bedouin-Arab adolescent from monogamous and polygamous families in

Israel. The journal of social psychology 140 no4.

Ensiklopedia Wikipedia. (2005). Poligami. www.wikipediaindonesia.com.

Haber, A & Runyon, R.P., (1987). Psychology of adjustment. Homewood, IL: The Dorsey Press.

Haditono, S.R; Monks, F.J; Knoers, A.M.P. (2006). Psikologi perkembangan

pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: GMUPress.

Hall, C. S., Linzey, G., Campbell, J.B. (1996). Theories of Personality (Fourth Edition). John Willey & Sons Inc.

(12)

xii Hurlock, E.B. (1980). Psikologi perkembangan. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga Ihsan. (2006). Nikmatnya sunnah poligami. Malang: Cahaya Tauhid Press.

Krenawi, A., Graham, J. R., Krenawi. S., (1997). Social work practice with

polygamous families. Child and Adolescent Social Work Journal. Vol:14.

Lembaga Bantuan Hukum Apik Jakarta. (2009). Bila suami anda melakukan

Poligami.

Mappiare, A. (1983). Psikologi orang dewasa. Surabaya: Usaha Nasional.

Marsuq, M. I. (2009). Poligami selebritis, sunnah rasul atau nafsu?. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.

Moleong, L. J. (2008). Metode penelitian kualitatif. Bandung: REmaja Rosdakarya.

Mulia, S.M. (2004). Islam menggugat poligami. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Muthahari, M. (2007). Duduk perkara poligami. Jakarta: Serambi.

Pickering, P (2001). How to manage conflict. Kiat menangani konflik. Edisi

ketiga. Jakarta: Erlangga.

Poerwandari, E.K. (2001). Pendekatan kualitatif dalam penelitian psikologi. Jakarta: LPSPT UI.

Ramulyo, S. H., M.H. (1998). Hukum perkawinan islam. Jakarta: Bumi Aksara. Santrock. (1995). Life span development. Perkembangan masa hidup. Jakarta:

Erlangga.

Smet, B. (1999). Psikologi kesehatan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Suara Merdeka (05 September 2004). Gugatan cerai karena kekerasan psikologis.

www.suaramerdeka.com.

Suara Merdeka (Sabtu, 7 Februari 2004). Poligami sebabkan hak anak

terabaikan. www.suaramerdeka.com.

Sugiyono. (2009). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.

(13)

xiii Syam, Y.H. (2010). Ku selamatkan perempuan dengan poligami. Yogyakarta:

Lukita.

Zahrial, S. (2007). Penyesuaian diri pada istri yang dipoligami dengan istri

pertama yang tinggal serumah. Skripsi. Malang: Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah.

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Para teoritikus bersepakat bahwa keluarga merupakan unit terkecil dari sebuah masyarakat. Keluarga terbentuk dari sebuah perkawinan antara seorang laki-laki dan perempuan, dan memiliki keturunan. Sebuah perkawinan, bagaimanapun harmonisnya, pasti pernah mengalami suatu permasalahan. Permasalahan itu sendiri diklasifikasikan menjadi dua yaitu, permasalahan yang relatif ringan dan relatif berat. Permasalahan yang relatif ringan biasanya tidak sampai menimbulkan konflik panjang dan dampak yang luas. Sedangkan permasalahan yang relatif berat biasanya sampai mengganggu keharmonisan dalam keluarga. Masalah perkawinan yang relatif berat akan berdampak pada anak-anak bahkan menyebabkan disfungsi keluarga.

Salah satu permasalahan dalam keluarga yang mungkin tergolong berat yaitu poligami. Pada umumnya, sebuah keluarga terbentuk dari perkawinan monogami, yaitu antara seorang pria (suami) dan seorang wanita (istri). Namun dalam beberapa fenomena, keluarga terbentuk dari perkawinan poligami, yaitu seorang pria (suami) memiliki beberapa istri dalam waktu yang sama.

(15)

2 dimadu atau ada yang sangat membenci poligami (Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia : 2005).

Poligami sebenarnya sudah dipraktikan oleh umat manusia sejak dulu. Akan tetapi fakta dari beberapa budaya dengan tegas menolak praktik poligami dengan berbagai alasan. Beberapa budaya yang ada di Indonesia juga memandang poligami sebagai suatu praktik yang sah tetapi dianggap tabu. Sehingga tidak jarang praktik ini menimbulkan berbagai permasalahan sosial di masyarakat. Citra laki-laki yang melakukan poligami maupun perempuan yang bersedia menikah dengan laki-laki yang sudah berkeluarga cenderung negatif di mata masyarakat. Apalagi ketika mereka banyak menyaksikan kondisi keluarga yang pada umumnya menghadapi konflik, baik antara satu anggota keluarga itu sendiri, antara dua keluarga maupun antara keluarga besar masing-masing.

Data yang diperoleh dari penelitian Al-Krenawi tentang dampak poligami terhadap istri dan anak-anak di suku Badui menemukan bahwa para isrti atau ibu tersebut mengalami gejala-gejala somatik, problem ekonomi, relasi yang kurang harmonis dengan suami dan adanya rasa kecemburuan antara istri-istri suaminya. Pada istri akan merasa terkhianati dan sakit hati, sehingga berdampak pada hubungan interaksi dengan suaminya. Dampak lain pada istri adalah menurunya self-esteem dan adanya gejala-gejala psikomatis (Al-Krenawi, 1997).

Sementara fakta yang disajikan LBH-APIK terkait dengan praktik poligami menunjukkan bahwa dari 58 kasus poligami yang didampingi LBH-APIK selama kurun 2001 sampai juli 2003 memperlihatkan bentuk-bentuk kekerasan terhadap istri-istri dan anak-anak mereka, mulai dari tekanan psikis, penganiayaan fisik, penelantaran istri dan anak-anak, ancaman dan teror serta pengabaian hak seksual istri. Selain itu, banyak poligami dilakukan tanpa alasan yang jelas (35 kasus) (Marsuq, 2009).

(16)

3 akhirnya melakukan poligami karena poligami dapat menghindarkan perselingkuhan dan perzinahan serta memperluas tali silaturakhim. Namun menurutnya poligami juga memberikan dampak negatif, yaitu saling cemburu antara istri pertama dan istri kedua. Dan masyarakat masih memandang poligami sebagai hal yang kurang baik terlebih di kalangan perempuan karena merugikan kaum perempuan. Sementara itu, istri pertama memberikan penuturan yang berbeda dari suaminya bahwa poligami merupakan simbol ketidak setiaan suami. Karena suami tidak dapat berlaku adil. Menurutnya, poligami juga tidak memiliki dampak positif yang nampak justru hanya dampak negatifnya. Misalnya dalam kehidupannya, perhatian suami mulai berkurang terhadap istri pertama dan anak-anak serta tidak dapat berbuat adil. Begitu juga dari penuturan kasus poligami pada keluarga yang lain, positifnya memang dapat menghindarkan perzinahan. Namun lebih banyak negatifnya. Menurut suami yang berpoligami, poligami dapat memicu pertengkaran dengan istri pertama dan anak-anaknya.

Dari fakta tersebut dapat di ketahui bahwa mereka memandang poligami merupakan konflik internal di dalam keluarga baik sesama istri maupun konflik antara istri dan anak maupun sebaliknya dan tidak sedikit kaum perempuan yang merasakan sakitnya perasaan mereka jika suami menambah istri, karena pada hakikatnya perempuan tidak bersedia untuk di madu.

(17)

4 mengandung. Subyek berusaha untuk mempertahankan perkawinannya dengan suaminya dengan alasan karena subyek takut anaknya nanti tidak lahir tanpa seorang ayah dan faktor ekonomi keluarga yang cukup membuat subyek menerima keinginan suami untuk tinggal bersama dengannya dan istri pertama.

Penelitian dari Abror (2004) mengenai dampak poligami bagi keluarga di suku sasak, menunjukkan bahwa dampak poligami bagi istri dan anak-anak adalah terjadinya permusuhan, pemberian nafkah sehari-hari dan biaya pendidikan anak semakin berkurang, terjadinya kekerasan fisik, tekanan psikis, dan suami mengajak pisah ranjang. Bahkan tidak jarang setelah menikah suami menelantarkan istri lainnya dan anak-anaknya. Akibatnya istri yang tidak memiliki pekerjaan akan sangat kesulitan menutupi kebutuhan sehari-hari. Poligami juga menimbulkan efek yang lebih parah bagi istri dan anak-anaknya adalah merasa sakit hati, merasa terhina, kecewa, jengkel dan rasa perhatian dan kasih sayang yang semakin berkurang.

Dari penelitian di atas membuktikan bahwa poligami memberikan dampak yang cukup signifikan bagi para istri dan juga anak-anak mereka. Poligami menimbulkan dampak-dampak tertentu baik dampak secara ekonomi, secara psikis maupun secara fisik

Al-Krenawi (1997) menemukan bahwa anak yang memiliki ayah yang berpoligami akan cenderung mengalami problem tingkah laku serta prestasi akademik yang lebih rendah dibandingkan dengan anak dari keluarga monogami. Al-Krenawi juga menemukan bahwa anak dan istri pertama pada keluarga poligami terlihat memiliki berbagai macam problem tingkah laku dan mengalami disfungsi keluarga.

(18)

saudara-5 saudara saya sampai sekarang sulit menyampaikan ucapan maaf lahir batin saat Lebaran," ungkap dia. Saat itu, imbuh dia, kondisinya sangat tidak mengenakkan, karena ayahnya seorang tokoh agama di NTB. "Beberapa kali ibu ingin cerai, tapi tidak pernah dikabulkan karena bapak saya tokoh agama. Entah inspirasi dari mana, ibu saya memutuskan pindah agama kalau tidak bisa bercerai," ujar dia. Karena posisi ayahnya yang cukup terpandang itu, beberapa tokoh agama di daerah tersebut merespons dan merapatkannya. Akhirnya orangtuanya bercerai dan dia tinggal dengan ibunya.

Sementara Nurrohmah dari Pusat Pendidikan dan Informasi Iklan Hak-Hak Perempuan menuturkan, berdasarkan penelitiannya untuk tesis, poligami dapat menimbulkan kekerasan terhadap anak. "Bahkan ada salah satu anak yang memilih tidak menikah karena trauma terhadap kehidupan keluarganya," kata dia. Dalam penelitiannya, Lely mengambil beberapa sampel di Jawa Barat dan di pengadilan agama. Dari situ diketahui, suami-suami yang memilih berpoligami biasanya melakukan hal itu tanpa izin, dan strategi mereka biasanya berbohong kepada istri pertamanya.,. (Detik News, Sabtu 09 Desember 2006).

Fenomena tersebut sering terjadi pada keluarga poligami. Anak akan mengalami trauma untuk menikah dan marah terhadap figur ayah. Anak-anak yang hidup dalam lingkungan keluarga seperti ini sering mengalami lebih banyak konflik di dalam pernikahan orang tua mereka, kekerasan keluarga, dan gangguan-gangguan keluarga lain.

(19)

6 menghadapi kelumpuhan pribadi pada separuh kehidupannya yang akan datang, mengalami hambatan usaha mencapai realisasi diri, tidak mampu menciptakan tujuan baru, dan tidak bisa mencari makna baru kehidupan. (Alwisol, 2004).

Pada keadaan krisis seperti ini, tentunya anak dewasa awal ini akan mengalami pertentangan antara need & press dalam dirinya. Menurut Murray, need atau kebutuhan merupakan akibat atau hasil akhir tingkah laku, pola atau cara khusus tingkah laku yang bersangkutan, perhatian dan respon selektif terhadap kelompok obyek stimulus tertentu, ungkapan emosi atau perasaan tertentu dan ungkapan kepuasan apabila akibat tertentu dicapai atau kekecewaan apabila akibat itu tidak tercapai. Sedangkan press atau tekanan adalah suatu atau atribut dari suatu obyek lingkungan atau orang yang memudahkan atau menghalangi usaha individu untuk mencapai tujuan tertentu (Hall dan Linzey, 1993). Hal ini akan menimbulkan konflik pada diri individu itu sendiri dan hal ini akan menimbulkan konflik juga terhadap keluarganya baik konflik dengan keluarga besarnya maupun keluarga tirinya. Anak yang hidup dalam keluarga poligami akan merasa terekan. Mereka mengalami kekecewaan, marah dan krisis kepercayaan kepada ayahnya. Hal inipun, secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi perkembangan psikologis anak, termasuk pada anak yang sudah mencapai usia dewasa awal, dimana pada usia tersebut seseorang sudah dituntut untuk menyelesaikan konflik yang dihadapinya sendiri dan mengambil keputusannya sendiri. Hal ini tentunya akan menimbulkan konflik tersendiri pada diri anak termasuk dalam persepsi untuk menjalin suatu hubungan, karena pada usia dewasa awal merupakan proses pencarian pasangan hidup. Pada dasarnya dewasa awal membutuhkan dan menginginkan adanya pasangan dalam hidupnya, namun di lain pihak mereka memiliki persepsi mengenai pernikahan seperti dalam keluarganya dan adanya perasaan tertekan, frustasi, serta trauma sehingga hal inipun akan menghambat hubungan interpersonalnya termasuk terhadap lawan jenis.

(20)

7

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah: Bagaimanakah gambaran konflik pada dewasa awal anak dari keluarga poligami ?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui gambaran konflik pada dewasa awal anak dari keluarga poligami.

D. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukan penelitian ini di harapkan akan di dapatkan beberapa manfaat sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

Peneliti berharap penelitian ini dapat menambah khasanah pengetahuan tentang kajian psikologi klinis dan psikologi sosial termasuk yang berhubungan dengan konflik, khususnya dalam kaitannya dengan perilaku poligami.

b. Manfaat Praktis

1. Peneliti berharap informasi dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk kegiatan konseling ataupun kegiatan intervensi psikologis lainnya termasuk pada lembaga-lembaga psikologi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) maupun Lembaga Agama.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka variabel kualitas pelayanan dan citra perusahaan apabila digabungkan akan memiliki pengaruh signifikan terhadap

[r]

Pada pemeriksaan darah yang diperiksa adalah golongan darah ibu, kadar haemoglobin dan HbsAg. Pemeriksaan haemoglobin untuk mendeteksi faktor resiko kehamilan yang

Jika grafik 1 hingga 5 diamati, maka dapat dilihat pengaruh variasi pengadukan, konsentrasi H 2 O 2 , dan temperatur lebih mudah dilihat saat analisa kadar glukosa

Sejumlah provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia telah membentuk P2TP2A yang salah satu tujuannya adalah untuk memberikan pelayanan terhadap perempuan dan anak yang menjadi

belajar siswa meningkat dari yang rata rata 61 menjadi 78 secara klasikan dan dapat merubah potensi kecerdasan multiple intelegence hal ini dikareknakan meodel pembelajaran

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat, dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Perencanaan Unit Pengolahan Pangan