• Tidak ada hasil yang ditemukan

JAMINAN KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB PERS DALAM PERSPEKTIF HUKUM MEDIA MASSA Studi Komparatif UU No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran Dan UU No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "JAMINAN KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB PERS DALAM PERSPEKTIF HUKUM MEDIA MASSA Studi Komparatif UU No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran Dan UU No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

JAMINAN KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB PERS 

DALAMPEERSPEKTIF HUKUM MEDIA MASSAStudi Komparatif UU No. 

32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran Dan UU No. 40 Tahun1999 Tentang 

Pers

 

Oleh: Mohamad Hanif Wicaksono ( 01220038 ) 

Communication Science  Dibuat: 2008­01­29 , dengan 3 file(s). 

Keywords:Kebebasan dan tanggung jawab, Hukum media massa, Penelitian kepustakaan. 

ABSTRAKSI 

Kemampuan media untuk membentuk persepsi masyarakat sangatlah besar, oleh  karena itu media di tuntut mengemban tugas itu dengan baik. Kebebasan pers dianggap  penting karena kebebasan tersebut adalah kebebasan milik publik yang diperoleh dari  konsekuensi dari hak memperoleh informasi dan hak menyampaikan pendapat dimana  hak ini telah dijamin dalam dasar hukum tertinggi di Indonesia yaitu UndangUndang  Dasar 1945. Dalam arti luas pers adalah manifestasi dari freedom of speech yang tercakup  dalam pengertian freedom of expression sehingga bisa mencakup semua media 

komunikasi. Akan tetapi konsep kebebasan pers ini sering disalah artikan baik oleh pihak  media massa maupun pemerintah, media sering menganggap pemerintah terlalu 

membatasi ruang geraknya, sedangkan pemerintah juga menganggap media terlalu bebas  dan semaunya sendiri. 

Setiap kebebasan tidaklah absolut, dibutuhkan sebuah tanggung jawab agar 

kebebasan itu berjalan pada arah yang benar dan membawa kebaikan. Perlunya sistem  kebebasan dan tanggung jawab inilah yang mendorong pemerintah menyusun sebuah  hukum media massa yang tercantum dalam Undangundang 

Pers No. 40 Tahun 1999 dan  Undangundang 

Penyiaran No. 32 Tahun 2002. Prokontra  mewarnai perjalanan kedua 

Undangundang 

ini karena penyiaran dan pers dibedakan dalam regulasi yang berbeda 

sedangkan dalam pengertian secara umum pers dan penyiaran dianggap dalam satu  pengertian yang sama dalam kontek pers secara luas . 

Kemudian mengenai jaminan kebebasan pers yang diberikan pemerintah, jika  dalam Undangundang 

pers kebebasan di nilai sudah terjamin namun dalam Undangundang 

Penyiaran kebebasan pers kembali terpasung dengan adanya penyensoran dan 

pembredelan. Sementara itu pemerintah menuntut adanya sebuah tanggung jawab dari  media karena media dianggap mempunyai tanggung jawab sosial yang sangat rendah.  Belum lagi sistem regulasi yang membedakan antara pers dan penyiaran menimbulkan  beberapa masalah baru seperti penyelesaian delik pers. 

(2)

kebebasan yang diberikan UU pers dan UU penyiaran serta apa tanggung jawab media  sebagai balasan kebebasanya. 

Setelah dilakukan analisa maka jawaban yang dapat di temukan adalah Undangundang  No. 40 sudah menjamin kebebasan pers dengan sudah tidak adanya campur 

tangan pemerintah dan pers diwajibkan mengemban tanggung jawabnya sebaik mungkin.  Sedangkan UU No. 32 dianggap belum bisa memberikan jaminan kebebasan dikarenakan  masih adanya campur tangan pemerintah melalui DEPKOMINFO, sedangkan menurut S.  Tasrif untuk kondisi indonesia ada tiga syarat kebebasan pers. Pertama, tidak ada lagi  kewajiban untuk meminta surat izin terbit ( SIUPP ) bagi suatu penerbitan umum kepada  pemerintah. Kedua, tidak ada wewenang pemerintah untuk melakukan penyensoran  sebelumnya terhadap berita atau karangan yang akan dimuat pers. Ketiga, tidak ada lagi  wewenang pemerintah untuk memberangus suatu penerbitan di waktu tertentu atau  selamanya, kecuali melalui lembaga peradilan yang independen. 

Sebaliknya dilapangan setelah ada jaminan kebebasan dari UU Pers. Pers masih 

Referensi

Dokumen terkait

Apakah terdapat perbedaan pemeliharaan ternak kelinci secara individu dan koloni terhadap performa produksi (konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi

memberikan saran/ tanggapan yang fungsional, (e) penggunaan wacana tulis berupa pesan/ tulisan dalam bahasa Indonesia, (f) melakukan berbagai jenis kegiatan menulis

Berdasarkan tabel 7 di atas di dapat F hitung sebesar 48,610 dengan probabilitas 0,000 yang nilainya lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak, ini menunjukan

Hubungan Pemberian MPASI Dini dengan Status Gizi Bayi umur 0 – 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Rowotengah kabupaten Jember.. Widyawati, Febry F, Destriatania

PUSAT PENGAJIAN SAINS PERUBATAN 16 MOHAMAD ZIYADI B HJ GHAZALI PROFESOR DR. PUSAT PENGAJIAN SAINS PERUBATAN 17 MOHD IMRAN BIN YUSOF

 Siswa berdiskusi menganalis dan mengevaluasi hasil karya siswa yaitu kemasan dan embalase sejauhman dapat membantu siswa dalam menyukseskan kegiatan wirausaha sebagai

Bahwa Pemohon mengalami kerugian yang bersifat spesifik dan aktual karena terhadap pasal yang dimohonkan pengujian tersebut telah diberlakukan kepada diri pemohon yang saat

Hasil yang didapatkan bahwa kepemimpinan transformasional leadership dapat menjadi solusi meningkatkan perilaku edukatif perawat dalam pelayanan melalui kepemimpinan