• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMK GAJAH MADA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMK GAJAH MADA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2014/2015"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP MOTIVASI

BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMK GAJAH MADA BANDAR LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh

INDRA FITRI YULIANA

Model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) merupakan salah satu model pembelajaran kontekstual yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan peran siswa dalam proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran, siswa dilibatkan langsung untuk dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengkorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, materi yang dipelajari akan tertanan erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh yang signifikan model pembelajaranContextual Teaching And Learning (CTLterhadap peningkatan motivasi belajar sejarah siswa dan sejauh mana taraf signifikansi pengaruh model pembelajaranContextual Teaching and Learning (CTL)terhadap peningkatan motivasi belajar sejarah siswa kelas X. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh yang signifikan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)dalam kegiatan pembelajaran terhadap peningkatan motivasi belajar siswa dan untuk mengetahui tingkat signifikan pengaruh model pembelajaranContextual Teaching and Learning (CTL) terhadap motivasi belajar sejarah siswa kelas X . Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif dengan dilakukan uji hipotesis normalitas dan uji analisis data menggunakan uji t paired samples test.

Berdasarkan hasil analisis data secara kuantitatif menggunakan uji t paired samples test dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) berpengaruh yang signifikan terhadap peningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran sejarah kelas X SMK Gajah Mada.

(2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING

TERHADAP MOTIVASI

BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMK

GAJAH MADA BANDAR LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh

INDRA FITRI YULIANA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan IPS

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada 26 Mei 1993, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara buah cinta kasih dari pasangan Bapak Suwardi dan Ibu Darmini

Selanjutnya Pendidikan formal yang ditempuh adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Bukit Kemiling Permai Bandar Lampung selesai pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 22 Bandar Lampung yang selesai pada tahun 2008, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Gajah Mada Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2011.

(7)

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah, atas rahmat dan segala nikmat yang tak

terhitung

Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah

Muhammad SAW

Dengan kerendahan Hati dan rasa syukur, kupersembahkan karya

sederhana ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:

Bapakku Suwardi dan Mamakku tercinta Darmini yang telah

membesarkanku dengan penuh kasih sayang, pengorbanan, dan

kesabaran, setiap tetes keringat dan air mata serta doa dari Bapak

dan Mamak untuk kebahagiaan dan keberhasilanku.

Adik-adik yang kusayangi Iin Agustina dan Diana Lisa Sekar

Kinasih yang selalu memberikan motivasi, semangat, doa dan

selalu menyayangiku.

Para pendidik yang senantiasa selalu memberikan saran,

masukan dan ilmu yang bermanfaat kepadaku.

(8)

MOTO

“Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan

sholat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”

(Q.S. Al Baqoroh : 153)

“ Sesungguhnya Allah SWT tidak merubah nasib sesuatu

kaum, sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada

diri mereka sendiri”

(9)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil ’aalamin,

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi yang berjudul

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING

AND LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMK GAJAH MADA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2014/2015” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M. Si., selaku Wakil Dekan I bidang Akademik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(10)

4. Bapak Drs. Muhammad Fuad, M. Hum., selaku Wakil Dekan III bidang Kemahasiswaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

6. Bapak Drs. Maskun, M.H., selaku ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, sekaligus sebagai Pembahas skripsi penulis, terima kasih Bapak atas saran dan bimbingannya selama penulis menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sejarah Unila.

7. Bapak Drs. Ali Imron M.Hum, selaku pembimbing I, terimakasih atas segala bimbingannya dalam memberikan saran, kritik yang membangun selama proses penyelesaian skripsi ini.

8. Ibu Yustina Sri Ekwandari, S.Pd, M. Hum., selaku pembimbing II, terima kasih ibu atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, masukan, dukungan, motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah, Bapak Drs. Maskun, M.H., Drs. Iskandar Syah, M.H., Drs. Ali Imron, M.Hum., Drs. Syaiful.M,M.Si., Drs. Wakidi, M.Hum., Dr. R.M. Sinaga, M.Hum., Drs. Tontowi, M.Si., Hendry Susanto, S.S, M.Hum., M.Basri, S.Pd, M.Pd., Suparman Arif, S.Pd., M.Pd., Y. Sri Ekwandari, S.Pd, M.Hum., Cheri Saputra, S.Pd, M.Pd., serta para pendidik yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman berharga kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Lampung.

(11)

11. Galih Saputra yang telah ,memberikan perhatian selalu menemani setiap langkah penulis, memberikan dukungan, saran dan motivasi selama ini, semoga apa yang kita cita-citakan bisa terwujud sesuai yang kita harapkan amin.

12. Sahabat- sahabat terbaikku “ Agung Aditya Utomo (siput), Resi Irmayati, Rika Rahmawati” terima kasih untuk dukungan, kebersamaan, persahabatan, dan hari-hari yang indah bersama kalian. Kebersamaan ini akan menjadi sebuah cerita

13. Teman-teman seperjuanganku angkatan 2011: Ika, Nova, Umi, Ikbal, Ucep, Sinta, Nita, Anita, Yoga, Lusia, Windri, Dona, Suhanda, Yuni, Hani, Yulita, Rianti, Pipin, Putri, Patrik dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga pertemanan ini tetap langgeng dan terimakasih untuk kekeluargaan dan kebersamaan selama ini.

14. Rekan-rekan KKN/PPL SMPN Satu Atap 3 Lumbok Seminung : Elisa, Dwi, Desy, Winarni, Aryo, Munir, Firma, Dita, Elfina. Terima kasih atas keceriaan, kesabaran, dan kebersamaan kita selama di sekolah yang melelahkan.

15. Ibu Enden Sopa Sopiyana, S. Sos, M.Pd sebagai kepala sekolah SMK Gajah Mada Bandar Lampung yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian dan memberi motivasi serta dukungan agar skripsi ini cepat selesai. 16. Ibu Nurlaili S. Pd, sebagai guru pamong yang telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian di kelas dan telah memberikan dukungan dan motivasi. 17. Bapak Akhmad Arkian Arief dan Bapak Dewa Kadek Artha, sebagai staf TU

(12)

administrasi selama peneliti melakukan penelitian dan memberikan dukungannya.

18. Segenap pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu penulis. Penulis ucapkan terima kasih, semoga Allah SWT membalas segala amal kebaikan kita semua amin.

Semoga penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Penulis mengucapkan terima kasih banyak atas segala bantuannya, semoga Allah SWT memberikan kebahagiaan atas semua yang telah kalian berikan.

Bandar lampung, Juni 2015

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN ... 1

a. LatarBelakang ... 1

b. IdentifikasiMasalah ... 6

c. PembatasanMasalah ... 7

d. RumusanMasalah... 7

e. TujuanPenelitian, KegunaandanRuangLingkup ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA 1. TinjauanPustaka a. KonsepPengaruh ... 11

b. Konsep ModelContextual Teaching and Learning... 12

c. KonsepMotivasiBelajar ... 14

2. KerangkaPemikiran... 17

3. Paradigma ... 19

4. Hipotesis ... 19

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 22

a. MetodePenelitian... 22

b. DesainPenelitian ... 22

c. PopulasidanSampelPenelitian... 23

1. Populasipenelitian ... 23

2. SampelPenelitian ... 24

(14)

e. Langkah-langkah penelitian ... 26

f. Langkah-langkahPembelajaran ... 27

g. MetodePengumpulan Data... 28

h. InstrumenPenelitian... 29

i. Validitas dan Reliabilitas... 31

j. Teknik Analisis Data... 33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 38

A. Hasil Penelitian... 38

1. GambaranUmumlokasiPenelitian ... 38

B. Deskripsi Data ... 47

1. Data HasilPenelitian ... 43

2. Penyajian Data ... 49

3. PengujianHipotesis... 58

3.1.HasilUjiHipotesisI... 58

3.2.HasilUjiHipotesis II ... 59

C. PEMBAHASAN ... 61

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

A.kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65 DAFTAR TABEL

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil rekapitulasi nilai ulangan harian siswa kelas X Ak 1 ... 3

2. Jumlah Populasi siswa kelas kelas X SMK Gajah Mada T.A. 2014/2015 23 3. Jumlah sampel siswa kelas X AK 1 sebagai kelas eksperimen. ... 24

4. Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa ... 29

5. kategori Skala Likert ... 32

6. Pedoman Untuk Memberikan Intepretasi Terhadap Koefisien Korelasi . 35 7. Daftar Nama Kepala Sekolah SMK Gajah Mada Bandar Lampung... 38

8. Jumlah Guru SMK Gajah Mada Bandar Lampung... 39

9. Jumlah siswa/I SMK Gajah Mada Bandar Lampung tahun 2014/2015.... 41

10. Daftar Sarana dan Prasarana di SMK Gajah Mada ... 42

11. Rekapitulasi Data Angket Motivasi Pretest- Posttest ... 45

12. Data Angket Motivasi Hasil Pretest dan Postest... 46

13. Hasil Uji Coba Instrumen Motivasi 1 ... 48

14. Hasil Uji Coba Instrumen Motivasi II... 50

15. Daftar distribusi frekuensi... 52

16. Uji Normalitas Data Pretest. ... 54

17. Daftar distribusi frekuensi data ... 55

18. Uji Normalitas Data Posttest... 57

19. Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Postest ... 58

(16)

DAFTAR LAMPIRAN 1. Angket motivasi I

2. Angket motivasi II

3. Daftar nilai Pretest Angket Motivasi I 4. Daftar Nilai Posttest Angket Motivasi I 5. Daftar Nilai Pretest Angket Motivasi II 6. Daftar Nilai Posttest Angket Motivasi II 7. Daftar Hasil Rekapitulasi Pretest- Posttest 8. Hasil Analisis Validitas Pretest

9. Hasil Analisis Reliabilitas Pretest 10.Hasil Analisis Validitas Posttest 11.Hasil Analisis Reliabilitas Posttest

12.Hasil Analisis Uji Normalitas Data Pretest 13.Hasil Analisis Uji Normalitas Data Posttest 14.Hasil Analisis Uji T Paired- t- Test

15.Tabel Distribusi t

16.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 17.Silabus

18.Rencana Usul Kaji tindak Skripsi 19.Surat Izin Penelitian

(17)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembangunan sebuah bangsa. Melalui pendidikan diharapkan akan lahir sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu membangun bangsa kearah yang lebih baik. Pemerintah telah melakukan berbagai macam usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan, baik yang berkaitan dengan kurikulum maupun dari segi sarana dan prasarana. Semua ini demi mencapai tujuan nasional bangsa yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003. pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mengembangkan potensi dirinya untuk mewakili kekuatan spiritual keagamaan. pengendalian diri. kepribadian. kecerdasan. akhlak mulia. serta keterampilan yang diperlukan dirinya. masyarakat. bangsa. dan Negara (UU Sisdiknas 2003).

(18)

2

Oleh karena tujuan tersebut tidak mungkin dicapai secara sekaligus, maka perlu dibuat secara bertahap.

Untuk penjabaran yang lebih terperinci mengenai tujuan pendidikan nasional dituangkan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No 20. Tahun 2003 Bab II pasal 3 dikemukakan bahwa:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (UU Sisdiknas 2003).

Secara umum pendidikan memiliki tujuan yaitu menginginkan agar siswa dapat mengerti, memahami, dan menguasai isi dari pengetahuan yang disampaikan oleh guru serta dapat menanamkan pengetahuannya dalam kehidupan nyata. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah ketelitian dan keterampilan guru dalam melakukan inovasi dan strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa merasa termotivasi dengan materi pelajaran.

(19)

3

Tabel 1. Hasil rekapitulasi nilai ulangan harian siswa kelas X AK 1 Semester Ganjil.

No Nilai Jumlah Siswa Persentase

1 7,5 - > 7,5 3 6,67%

2 6,5 - 7,4 3 6,67 %

3 < 6,0 39 86,7 %

Total 45 100 %

Sumber : Guru Bidang Studi Sejarah Tahun 2015.

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah siswa di kelas X Ak 1 yang memperoleh nilai sesuai dengan standar ketuntasan belajar yang telah ditentukan yaitu > 7,5 adalah 3 orang (6,67%) sedangkan siswa rentang nilai 6,5 – 7,4 adalah 3 orang (6,67%) yang belum mencapai nilai standar ketuntasan belajar yaitu < 6,0 berjumlah 39 orang (86,7%).

Selain faktor-faktor di atas, sebagai sekolah kejuruan SMK Gajah Mada Bandar Lampung memiliki jam-jam praktik yang lebih banyak dari pada jam-jam mata pelajaran umum. Hal ini menjadikan siswa semakin kurang termotivasi untuk mengikuti pelajaran-pelajaran umum, khususnya Mata Pelajaran Sejarah.

(20)

4

Pembelajaran Kontekstual merupakan suatu proses pendidikan secara heuristik untuk membantu siswa memahami materi ajar secara aktif materi dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari, sehingga siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan yang secara mudah dapat diterapkan pada suatu permasalahan ke konteks lain.

Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaat dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Namun dalam pelaksanaan pembelajaran Kontekstual tidak berjalan seperti yang diharapkan hal ini tercermin dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran di dalam kelas masih menggunakan pola-pola lama.

Kenyataan selama ini siswa cenderung hanya menerima apa yang diterangkan oleh guru, tidak dapat menemukan konsep sendiri, baik secara individu atau kelompok. Kemungkinan hanya 1-3 orang yang siswa dalam satu kelas yang berani dalam mengajukan pertanyaan terkait materi yang tidak dimengerti dan jarang anak yang ingin mengemukakan pendapat atau ide terkait materi yang sedang dipelajari.

Pembelajaran Kontekstual atau dikenal dengan Contextual Teaching and Learning memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting, yaitu mengaitkan (relating), mengalami (experiencing), menerapkan (applying), bekerja sama (cooperating) dan mentransfer (transferring) (Dharma Kesuma,2009;61).

(21)

5

ini jiwa Nasionalisme terhadap Negara sendiri sudah mulai hilang pada diri siswa/I, sehingga seharusnya Sejarah menjadi pelajaran ilmu yang unik dan menarik untuk dipelajari, karena bagaimanapun juga kajian dalam Ilmu Sejarah adalah tentang diri mereka sendiri yaitu manusia.

Akan tetapi dalam kenyataanya masih banyak siswa menganggap Pelajaran Sejarah adalah mata pelajaran yang membosankan dan kurang menarik. Rasa bosan serta kurang ketertarikan dalam diri siswa untuk mengikuti Pelajaran Sejarah inilah yang membuat siswa kurang termotivasi untuk mengikuti Pelajaran Sejarah, sehingga dapat mempengaruhi nilai yang diperoleh siswa.

Rendahnya motivasi belajar Sejarah siswa menuntut guru agar menciptakan suasana belajar yang tidak membosankan dan dapat melibatkan siswa sehingga pembelajaran berpusat pada siswa (student centered), Apabila guru mengajar hanya bersifat menyajikan, maka para siswa belajar hanya dengan menerima saja, sehingga kemampuan dalam diri siswa tidak terlihat, sehingga siswa kurang termotivasi dalam mengikuti Pelajaran Sejarah.

Sejarah merupakan pelajaran yang membutuhkan sumber-sumber yang beragam. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh guru untuk menciptakan suasana belajar yang menarik , dengan cara siswa ikut mencari sumber-sumber belajar yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dalam diri siswa sehingga lebih aktif dalam belajar.

(22)

6

cara mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi lingkungan sekitarnya didunia nyata.

Dalam konteks ini peran guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya guru hanya terfokus pada strategi pengelolaan kelas dari pada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama dengan siswa sebagai anggota tim untuk menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru itu adalah keterampilan dan pengetahuan mereka sendiri. Siswa dapat mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya dengan menggunakan berbagai jenis keterampilan yang datang dari menemukan sendiri dan bukan dari guru.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik menulis skripsi dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Sejarah Siswa Kelas X SMK Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalahnya adalah :

1. Motivasi belajar siswa kelas X SMK Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 pada Mata Pelajaran sejarah masih tergolong rendah. Hal ini tampak dari banyaknya siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar yang telah ditentukan.

(23)

7

3. Pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dalam meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa kelas X SMK Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka masalah yang akan diangkat pada penelitian ini dibatasi pada:

Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Sejarah siswa kelas X SMK Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada Pengaruh yang signifikan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Sejarah siswa kelas X SMK Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015?”

(24)

8

E. Tujuan Penelitian, Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka peneliti ini mempunyai tujuan antara lain:

1. Untuk mengetahui ada atau tidak ada pengaruh yang signifikan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Sejarah Siswa Kelas X SMK Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.

2. Untuk mengetahui sejauh mana taraf signifikansi pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Sejarah Siswa Kelas X SMK Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.

3. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat berguna sebagai berikut:

1. Bagi guru, dapat dipakai sebagai salah satu alternatif pembelajaran oleh guru agar tercipta suasana pembelajaran yang efektif dan efisien serta berkualitas 2. Bagi siswa, dapat membantu motivasi belajar dan mendorong terjadinya

interaksi langsung antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, serta siswa dengan lingkungannya,

(25)

9

4. Ruang Lingkup Penelitian

Adapaun yang menjadi ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Ruang lingkup ilmu

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Ilmu Pendidikan, khususnya Pendidikan Sejarah.

2. Ruang lingkup subjek

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.

3. Ruang lingkup objek

Objek penelitian ini adalah Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Sejarah siswa kelas X SMK Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015

4. Ruang lingkup wilayah

Penelitian ini dilakukan di SMK Gajah Mada Bandar Lampung. 5. Ruang lingkup waktu

(26)

10

REFERENSI

Redaksi Sinar Grafika. 2005. Undang-undang Sisdiknas 2003. Jakarta :Sinar Grafika. 20

Ibid. 20

(27)

11

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA

1. Tinjauan Pustaka A. Konsep Pengaruh

Menurut Hugiono, 1987:47 pengaruh merupakan dorongan atau bujukan dan bersifat membentuk atau merupakan suatu efek.

Dorongan yang dimaksudkan Menurut (Sardiman, 2010: 77) adalah hal yang menunjukan bahwa seseorang melakukan aktivitas karena didorong oleh adanya factor-faktor, kebutuhan biologis, insting, dan mungkin unsur-unsur kejiwaan yang lain serta adanya pengaruh perkembangan budaya manusia. Rogers (dalam Sardiman, 2010:108) berpendapat bahwa Manusia memiliki dorongan untuk mengarahkan dirinya ketujuan yang positif.

(28)

12

B. Konsep ModelContextual Teaching and Learning (CTL)

Menurut Depdiknas,2003:5 (dalam Dharma Kesuma,2009:58) Contextual Teaching and Learning adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan perencanaan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Menurut Johnson (dalam Hosnan, 2014: 268) menyatakan bahwa CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwasanya model Contextual Teaching and Leraningmerupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar dengan cara membantu siswa memahami materi yang diajarkan dan mengaitkan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dari konsep di atas terdapat tiga hal yang harus dipahami:

1. CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung,

(29)

13

3. CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari ( Dharma Kesuma,2009;59).

Pembelajaran Kontekstual (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajar dengan situasi dunia nyata siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Menurut Trianto 2009:100 (dalam Hosnan, 2014:269) Karakteristik CTL yang membedakan dengan model pembelajaran lainnya adalah:

a. Kerja sama b. Saling menunjang

c. Menyenangkan dan mengasyikan d. Tidak membosankan

e. Belajar dengan bergairah f. Pembelajaran terintegrasi

g. Menggunakan berbagai sumber siswa aktif

Sedangkan menurut Priyatni,2002:2 (dalam Hosnan, 2014: 277) pembelajaran Kontekstual memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks yang autentik, artinya pembelajaran diarahkan agar siswa memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah dalam konteks nyata atau pembelajaran diupayakan dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah (learning in real life setting),

b. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna(meaningful learning),

c. Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa melalui proses mengalami(learning by doing),

d. Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mengoreksi(learning in a group),

e. Kebersamaan, kerja sama saling memahami dengan yang lain secara mendalam merupakan aspek penting untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan(learning to knot each other deeply),

(30)

14

g. Pembelajaran dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan(learning as an enjoy acticity).

Keunggulan yang dimiliki Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learningadalah:

1. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan rill, Artinya, siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengkorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.

2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran kontruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis kontruktivisme, siswa diharapkan belajar melalui “mengalami” bukan “menghafal” (Hosnan, 2014:279).

Langkah-langkah pembelajaran kontekstual di dalam kelas adalah sebagai berikut: a) kembangkan pemikiran anak, anak akan belajar bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkontruksikan sendiri pengalaman dan keterampilan barunya, b) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topic, c) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya, d) Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok), e) Hadirkan model sebagai contoh, f) Lakukan refleksi diakhir pertemuan, g) Lakukan penilaian dengan berbagai cara (Hosnan,2014:270).

C. Konsep Motivasi Belajar

(31)

15

diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa dorongan, atau rangsangan dalam bentuk tingkah laku tertentu.

Menurut Mc, Donald (dalam Sardiman, 1994; 73) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya felling dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian Mc, Donald ini mengandung tiga elemen yaitu

1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri tiap individu manusia, Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada

organisme manusia, karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakanya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

2. Motivasi di tandai dengan munculnya, rasa/felling, afeksi seseorang, Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan, Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang atau terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan, tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.

(32)

16

berbagai macam kebutuhan,seperti (1) keinginan yang hendak dipenuhinya; (2) tingkah laku; (3) tujuan; (3) umpan balik.

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal (berupa hasrat dan keinginan) dan eksternal (penghargaan lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik) pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan 4. Adanya pengharagaan dalam belajar 5. Adanya kegiatan yang menarik

6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik ( Hamzah, 2007;23).

Peranan lain motivasi dalam proses belajar adalah dapat menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan siswa. Belajar tanpa motivasi yang kuat akan sulit untuk berhasil. Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi akan mengikuti

pelajaran dengan baik dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan motivasi antara lain yaitu sebagai berikut:

1. Kematangan dalam penguasaan materi pelajaran 2. Usaha yang bertujuan

3. Pengetahuan mengenai hasil belajar 4. Partisipasi siswa

(33)

17

Motivasi dalam pengajaran merupakan tanggung jawab guru karena keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh usaha yang dilakukan oleh guru untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Nilai-nilai motivasi dalam pengajaran sebagai berikut:

1. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya perbuatan belajar siswa, Belajar tanpa adanya motivasi sulit untuk berhasil.

2. Pengajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada murid. Pengajaran yang demikian sesuai dengan tuntutan demokrasi dalam pendidikan.

3. Pengajaran yang bermotivasi menuntut kreatifitas dan imajinasi guru untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang relevan dan sesuai guna meningkatkan dan memelihara motivasi belajar siswa, Guru senantiasa berusaha agar murid-murid akhirnya memiliki motivasi dalam diri sendiri (self motivation) yang baik (Hamalik, 2004;161).

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa motivasi belajar adalah suatu keadaan yang ada di dalam diri peserta didik yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Motivasi juga dapat dijadikan sebagai pendorong siswa untuk selalu tumbuh dan berkembang. Pengaruh model pembelajaran Kontekstual dapat dijadikan acuan untuk memotivasi diri peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih aktif dan termotivasi untuk belajar yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Kerangka Pemikiran

(34)

18

`yang akan dilakukan meliputi 4 (empat) tahap yaitu: a), Merumuskan masalah hal ini dilakukan sebelum melakukan suatu kegiatan inquiry, b), melakukan kegitana inquiry, c), mengamati atau melakukan observasi dapat dilakukan dengan membaca buku atau menggunakan sumber lain lain untuk mendapatkan informasi pendukung, d) menganalisis atau menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, tabel dan karya lainnya.

(35)

19

3. Paradigma

Keterangan:

= Garis Kegiatan = Garis Pengaruh

4. Hipotesis

Menurut Riduwan (2013:163) hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya, menurut (Sugiyono, 2013;64) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Berdasarkan paparan teori dan kerangka pikir yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis atau pernyataan sementara yang dapat diajukan adalah :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING

AND LEARNING

(X)

MOTIVASI BELAJAR

(Y)

(36)

20

Uji Hipotesis pertama untuk kasus ini adalah :

Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan motivasi

belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).

H1 = Adanya pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan motivasi

belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).

Sedangkan Uji Hipotesis kedua adalah:

Ho =Pengaruh signifikansi model pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) terhadap peningkatan motivasi belajar siswa lemah. H1 = Pengaruh signifikansi model pembelajaran Contextual Teaching and

(37)

21

REFERENSI

Hugiono. 1987.Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Bina Aksara. Hal 47 Sardiman. 2010.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Grafindo Persada. Hal 77

Sardiman,Op. Cit. hal 108

Dharma Kesuma. 2009.Contextual Teaching and Learning. Yogyakarta: Rahayasa.hal 58

Hosnan, M. 2014.Pendekatan Seintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21.Bogor: Ghalia Indonesia.hal 268

Dharma Kesuma.Op. Cit. 59 Hosnan, M.Op. Cit. 269 Ibid. hal 277

Ibid. hal 279 Ibid. hal 32 Ibid. hal 34 Ibid. hal 36

Sardiman.Op. Cit. 73

Hamzah. 2007.Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 5 Ibid. hal 23

(38)

Hamalik. 2004.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 161 Riduwan. 2013.Dasar-dasar Statistika. Bandung. PT Alfabeta. hal 163.

(39)

22

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2013: 3) Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dimana peneliti akan bekerja dengan angka-angka sebagai perwujudan gejala yang diamati. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching And Learning terhadap peningkatan motivasi belajar siswa yang diketahui dari ada tidaknya perbedaan antara observasi kegiatan belajar mengajar, jawaban siswa pada angket motivasi dan hasil ujian harian sebelum dan sesudah siswa menggunakan model pembelajaran CTL di sekolah.

B. Desain Penelitian

(40)

23

tertentu, setelah itu pengukuran dilakukan lagi untuk yang kedua kalinya (Jonathan, 2006: 86).

Langkah pertama yang dilakukan adalah mengadakan pengukuran motivasi yaitu dengan cara membagikan angket motivasi kepada siswa yang akan diisi oleh siswa sesuai dengan kondisi yang benar-benar dirasakan oleh mereka dan hasil belajar siswa yaitu dengan memberikan test yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan oleh guru sebelumnya, Selanjutnya digunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning dalam proses belajar mengajar bagi siswa di sekolah dalam jangka waktu tertentu yaitu selama tiga kali pertemuan, kemudian kembali dilakukan pengukuran motivasi dan hasil belajar siswa dan kemudian dilihat perbandingannya, Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Pretest Treatment Posttest

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Menurut Riduwan (2013:8) menyatakan bahwa populasi adalah objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, Sedangkan menurut Sugiyono (1997:57) (dalam Riduwan,2013:7) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

(41)

24

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X Program Keahlian SMK Gajah Mada Bandar Lampung yang terdiri dari 4 Program Keahlian yaitu:

Tabel 2. Jumlah populasi siswa kelas X SMK Gajah Mada Bandar Lampung

No Program Keahlian Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Administrasi Perkantoran AP 1 AP 2 8 7 40 41 48 48

2 Akuntansi AK 1 3 42 45

3 Marketing MK 1 10 37 47

4 Teknik Komputer dan Jaringan TKJ 1 TKJ 2 27 28 20 20 47 48

Jumlah 83 200 283

Sumber: Staff Tata Usaha SMK Gajah Mada Bandar Lampung Tahun 2014

2. Sampel Penelitian

(42)

25

Penarikan sampel dengan menggunakan teknik ini karena peneliti memiliki keterbatasan waktu, tenaga, dan dana, sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar, sehingga sampel pada penelitian ini adalah kelas X AK 1 sebagai kelas eksperimen.

Tabel 3. Jumlah Sampel Siswa Kelas X AK 1 Sebagai Kelas Eksperimen.

No KELAS

JUMLAH SISWA

JUMLAH

LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 AK 1 3 42 45

Sumber: Guru Bidang Studi Tahun 2014

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam pengertian lain menurut Kider, 1981 (dalam Sugiyono, 2013: 38) menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulannya sendiri. Variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi lima hubungan yaitu variabel penyebab, variabel bebas atau independt variabel (x) dan variabel akibat yang disebut variabel tak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau dependentvariabel (y).

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu:

(43)

26

2. Variabel terikat: motivasi belajar siswa yang merupakan variabel akibat dari pengaruh variabel bebas.

E. Langkah-langkah Penelitian

Tahap penelitian yang akan dilakukan terdiri dari 2 (dua) tahap yaitu : a, Penelitian Pendahuluan dan b, Penelitian Pelaksanaan.

a. Penelitian Pendahuluan

1. Membuat surat penelitian pendahuluan,

2. Observasi awal untuk melihat kondisi lapangan atau tempat penelitian seperti banyak kelas, jumlah siswa, dan cara guru mengajar,

3. Menentukan populasi dan sampel, 4. Membuat instrumen tes penelitian, 5. Melakukan validitas instrumen, b. Pelaksanaan Penelitian

1. Mengujicobakan instrumen,

2. Menentukan kelompok berdasarkan hasil pengamatan kelas, 3. Mengamati kegiatan belajar mengajar di kelas,

(44)

27

F. Langkah-langkah Pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan peneliti dapat digambarkan sebagai berikut:

Langkah-Langkah Model PembelajaranContextual and Learning

Indikator Model PembelajaranCTL

1. Mengamati 2. Kegiatan inquiry 3. Belajar kelompok 4. Kegiatan presentasi

5. Refleksi dan penilaian

1. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 8-9 orang.

2. Guru membagikan wacana untuk setiap kelompok

3. Setiap kelompok melakukan pengamatan, peserta didik melakukan pencarian masalah dan merumuskan masalah, dan melakukan analisis, dan membuat pertanyaan

4. Setelah membuat pertanyaan , peserta didik harus menjawab pertanyaan tersebut dengan bertanya dan mencari informasi untuk menjawab pertanyaan yang telah mereka buat.

5. Setiap kelompok bekerja sama mengidentifikasi, meneliti, serta menganalisis topik permasalahan dengan mencari data bisa melalui buku, internet, atau bertukar pendapat dengan anggota kelompok masing-masing.

6. Setelah topik permasalahan terpecahkan, setiap anggota kelompok menulis dan menyimpulkan atas permasalahan dalam bentuk laporan hasil yang telah disepakati oleh kelompok kolaboratif.

7. Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak untuk melakukan persentasi. Dan kelompok lain

mengamati,mencermati, dan membandingkan hasil persentasi. 8. Setelah melakukan presentasi, guru

(45)

28

G. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian, Pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan beberapa cara yaitu sebagai berikut:

1. Angket

Menurut Nasution ( 1996: 128) angket atau questionnaire adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab di bawah pengawasan peneliti, Sedangkan menurut Sugiyono (2013: 142) angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui tentang kondisi siswa dan dalam hal ini untuk dapat mengetahui tentang motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran sejarah baik sebelum maupun sesudah digunakannya Model Pembelajaran CTL, Jenis angket yang dipakai dalam penelitian ini adalah instrumen quesioner skalaLikertyang terdiri atas pertanyaan positif .

Masing-masing butir pertanyaan diikuti dengan lima alternatif jawaban yaitu:

- Selalu - Sering

- Kadang-kadang

(46)

29

2. Observasi

Nasution (1996:141) menyatakan observasi adalah dasar ilmu dan dasar untuk mengetahui kebenaran ilmu, Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2013:145) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat diartikan bahwa observasi merupakan suatu kegiatan dalam pengamatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi-informasi yang berkaitan dengan penelitian. Observasi ini dilakukan bertujuan untuk mengamati secara langsung mengenai kondisi pembelajaran yang terjadi di kelas baik sebelum maupun sesudah digunakannya Model PembelajaranCTL.

3. Kepustakaan

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penelitian ini seperti teori yang mendukung, konsep-konsep dalam penelitian dan data-data yang di ambil dari berbagai referensi.

H. Instrumen Penelitian

Menurut (Johni Dimyati,2006:160) instrumen penelitian adalah alat atau sarana yang digunakan peneliti agar kegiatan penelitiannya dapat memperoleh data atau sarana yang digunakan peneliti agar kegiatan penelitiannya dapat memperoleh data secara efektif dan efisien.

(47)

30

1. Masalah atau variabel yang diteliti termasuk indikator variabel, harus jelas spesifik sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis instrumen yang akan digunakan.

2. Sumber data/ informasi baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui terlebih dahulu, sehingga bahan atau dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika item dalam instrumen penelitian.

3. Keterampilan dalam instrumen itu sendiri sebagai alat pengumpul data baik dari keajegan, kesahihan maupun objektivitasnya.

4. Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrumen harus jelas, sehingga peneliti dapat memperkirakan cara analisis data guna pemecahan masalah penelitian.

5. Mudah dan praktis digunakan akan tetapi dapat menghasilkan data yang diperlukan

(Margono,2004:155).

Instrumen dalam penelitian ini adalahkuesioner yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa. Untuk mengukur angket atau kuesioner yang telah dihasilkan. Hasil angket dianalisis dengan kriterian sebagai berikut:

Tabel 4. KategoriSkala Likert

Penilaian Nilai

Selalu 4

Sering 3

Kadang-kadang 2

Tidak pernah 1

Sumber: (Sugiyono,2013:94).

Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa

No Variabel Indicator No Instrumen Jumlah

1 Motivasi Belajar

(48)

31 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan 3,6 2 4. Adanya pengharagaan dalam belajar 7,9,15 3 5. Adanya kegiatan yang menarik 8,10 2 6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik

11, 12 2

Jumlah 15

Sumber: Hasil olahan data oleh peneliti tahun 2014

I. Validitas dan Reliabilitas

Instrumen penelitian yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu, valid danreliable, Menurut Sudarwan Danim (2000:195) sebuah instrumen dapat dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur menurut situasi dan tujuan tertentu. Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini akan menggunakan rumus korelasi product moment pearsonsebagai berikut :

=

(

)

(

,

)

[

(

) ][

(

) ]

Dimana :

(49)

32

∑ X2= jumlah skor item

∑ Y2= jumlah skor total (seluruh item) n = jumlah responden

Distribusi (tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n), Kriteria pengujian : jika rhitung> rtabelberartivalid, Sebaliknya jika hasil rhitung< rtabelberarti

tidakvalid(Riduwan,2004:128).

Sedangkan reliabilitas instrumen merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk-kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner (Sujarweni dkk, 2012:186). Instrumen yang reliable berarti instrumen yang cukup baik untuk mampu mengungkap data yang bisa dipercaya, Pengukuran reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha sebagai berikut:

r11 =

, 1

dimana :

r11 = Nilai reliabilitas

S

= Jumlah varians skor tiap-tiap item Si = Varians total

k = Jumlah item

(50)

33

Tabel 6. Interpretasi Koofisien Reliabilitas

Koefisien reliabilitas (r11) Kriteria

0,80 < r11≤ 1, 00 Sangat tinggi

0,60 < r11≤ 0,80 Tinggi

0,40 < r11≤ 0,60 Cukup

0,20 < r11≤ 0,40 Rendah

0,00 < r11≤ 0,20 Sangat rendah

Sumber : (Arikunto,2013: 89)

Kaidah keputusan: Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan tekhnik ini, bila koofisien reliabilitasnya (r11) > 0,6 jika r11> rtabel

berarti reliabel dan jika r11< rtabelberarti tidak reliabel (Syofian Siregar, 2013:90).

J. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh modelContextual Teaching And Learning terhadap peningkatan motivasi belajar dan untuk mengetahui tingkat signifikasi pengaruh model Contextual Teaching And Learning terhadap peningkatan motivasi belajar sejarah siswa. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(51)

34

Keterangan :

X1= rata-rata sampel 1

X2= rata-rata sampel 2

S1= deviasi standar sampel 1

S2= deviasi standar sampel 2

S12= varians sampel 1

S22= varians sampel 2

r = korelasi antara dua sampel ( Sujarweni dkk, 2012:121), Dengan kriteria uji:

1. Jika nilai sig, < 0,05 maka Hoditolak dan H1diterima

2. Jika nilai sig, > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak (Syofian Siregar,

2013:249).

2. Untuk mencari Taraf Signifikan dari Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning terhadap peningkatan motivasi Belajar Sejarah siswa digunakan rumusKorelasi Product Momentsebagai berikut:

=

(

)

(

,

)

[

(

) ][

(

) ]

Dimana :

rxy = koefisien korelasi ∑ X2= jumlah skor item

∑ Y2= jumlah skor total (seluruh item)

(52)

35

untuk memberikan tafsiran taraf signifikansi yang diperoleh dari perhitungan menggunakan rumus di atas, peneliti berpedoman pada tabel berikut ini:

Tabel 7. Pedoman Untuk Memberikan Intepretasi Terhadap Koefisien Korelasi(r)

No Nilai Korelasi (r) Tingkat Hubungan

1 0,00–0,199 Sangat Lemah

2 0,20–0,399 Lemah

3 0,40–0,599 Cukup

4 0,60–0,799 Kuat

5 0,80–0,100 Sangat Kuat

Sumber : (Sugiyono, 2013:184).

1. Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah data yang diambil dari sampel penelitian yang terpilih merepresentasikan populasinya, maka biasanya dilakukan uji normalitas terhadap data tersebut. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat, Langkah-langkah uji normalitasnya adalah sebagai berikut,

a) Hipotesis

H0 : kedua kelompok data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : kedua kelompok data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi

normal

b) Taraf Signifikansi

Taraf signifikansi yang digunakan = 5%

c) Statistik Uji

(53)

36

keterangan:

= frekuensi harapan

= frekuensi yang diharapkan k =banyaknya pengamatan d) Keputusan Uji

Kriteria:

Chi kuadran hitung > chi kuadran tabel maka data tidak berdistribusi normal, chi kuadran hitung < chi kuadran tabel maka data berdistribusi normal (Sujarweni dkk, 2012:49)

i

f

h

(54)

37

REFERENSI

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Hal 3

Nasution. 1996.Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 23

Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. hal 86

Riduwan. 2013.Dasar-dasar Statistika. Bandung: PT Alfabeta. hal 08. Ibid. hal 07

Arikunto Suharsimi, 1996.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta: Jakarta. Hal 107

Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta. Hal 183

Sugiyono.Op. Cit. 38 Nasution.Op. Cit. 141 Sugiyono.Op. Cit. 145

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 160

Margono S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 155

Sudarwan Danim. 2000. Metode Penelitian Untuk Ilmu-ilmu Prilaku. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 195

Riduwan. 2004.Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. hal 128 Sujarweni dkk. 2012.Statistika Untuk Penelitian.Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal.186

(55)

38

Sujarweni dkk. Op. Cit. 49 Ibid. Hal 121

(56)

64

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) terhadap Motivasi belajar sejarah siswa kelas X SMK Gajah Mada Bandar Lampung diperoleh beberapa simpulan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL), berpengaruh yang signifikan terhadap peningkatan motivasi belajar sejarah siswa kelas X Ak1 di SMK Gajah Mada Bandar Lampung. Hal ini dapat ditunjukan dengan hasil 0,00 yang artinya < 0,05, maka Ho ditolak H1 diterima.

2. Taraf signifikansi pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching And Learning terhadap peningkatan motivasi belajar sejarah siswa kelas X SMK Gajah Mada Bandar Lampung pada kelas X Ak1 adalah cukup kuat, ditunjukkan dalam hasil penelitian bahwa kadar determinasi sebanyak 0,48. Hal ini sesuai dengan tabel yang dijadikan pedoman untuk memberikan intepretasi terhadap koefiesien korelasi menurut pendapat Sugiyono.

(57)

65

B. Saran

Berdasarkan dari hasil kesimpulan dan penelitian, dikemukakan saran-saran untuk Para Pendidik sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan model pembelajaran Contextual Teaching And learning dapat diterapkan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran Sejarah untuk membantu dan melatih siswa dalam memahami materi pembelajaran dengan optimal, meningkatkan aktivitas dan memotivasi belajar siswa.

(58)

DAFTAR PUSTAKA

A., M., Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. PT Raja Grafindo.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta.

Denim, Sudarwan. 2000. Metode Penelitian Untuk Ilmu-ilmu Perilaku. Jakarta. Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara. Hamzah. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta. Bumi Aksara. Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor. Ghalia Indonesia.

Hugiono, Poerwantana. 1987. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta. Bina Aksara. Kesuma, Dharma. 2009. Contextual Teaching and Learning. Yogyakarta. Rahayasa.

Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta. Nasution. 1996. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.

Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung. Alfabeta. Sayuti, Husin. 1989. Pengantar Metodologi Riset. Jakarta. CV. Fajar Agung. Siregar, Syofian. 2013. Statistic Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta.PT. Bumi Aksara.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung. Alfabeta.

(59)

Gambar

Tabel 1. Hasil rekapitulasi nilai ulangan harian siswa kelas X AK 1 Semester  Ganjil.
Tabel  2. Jumlah populasi siswa kelas X SMK Gajah Mada Bandar Lampung
Tabel 3. Jumlah Sampel Siswa Kelas X AK 1 Sebagai Kelas Eksperimen.
Tabel 4. Kategori Skala Likert
+3

Referensi

Dokumen terkait

77 o C dan bakteri ini sangat resisten terhadap pemanasan (121 o C selama 60 menit). Bakteri termofilik tidak memproduksi toksin selama pertumbuhannya pada makanan. Contoh

Berdasarkan peubah peubah tinggi tanaman, lingkar batang, dan luas daun pelepah ke-9, dosis optimum pupuk nitrogen untuk tanaman kelapa sawit belum menghasilkan umur satu

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan langkah pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dengan strategi turnamen yang

îì îë îé îé îè îç îç íð íð íð íð íð íð íï íï íï íî íî íí íí íì íì íì íë íë íç ìï ìî ìî ìî ìí

bisa lebih baik. Strategi Keberlanjutan yang dilakukan oleh lembaga kampung Kaironi di mulai dengan prosesnya melibatkan masyarakat sebelum proses pembangunan. fasilitas

Berdasarkan Berita Acara Hasil Kualifikasi Nomor : 420/ 01/BAHK/PPBJ ‐ DISPEN/VIII/2013, dengan ini diumumkan kepada seluruh peserta seleksi sederhana paket Pekerjaan Belanja Jasa

Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran karena pikiran, yang di dalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk dari pengalaman hidupnya,

Sebagai alternatif, digunakan fuzzy use case points yang merupakan modifikasi dari use case points yaitu dengan menambahkan atau memodifikasi nilai pengali dari